journal

Upload: elmy-zola-ginting

Post on 15-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sip

TRANSCRIPT

  • PENGARUH JUMLAH GORESAN PADA COATING BAJA API 5L

    TERHADAP LAJU KOROSI DENGAN VARIASI WAKTU PERENDAMAN

    Dimas Dwi Setyo W, Purnami, Femiana Gapsari M. F Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

    Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah goresan pada coating baja

    API 5L dengan variasi waktu perendaman. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode

    weight loss dan elektrokimia untuk menghitung laju korosi. Dengan jumlah goresan yaitu 1, 2, 3

    dan 4 goresan dan waktu perendaman dilakukan dalam waktu 24, 72 dan 144 jam . Hasil

    penelitian yang didapatkan yaitu semakin banyak jumlah scratch (goresan) maka semakin

    tinggi pula laju korosi, hal tersebut dikarenakan semakin banyak goresan maka semakin banyak

    pula luasan yang tidak terlindungi oleh coating dan terbentuk kutub-kutub muatan antara

    permukaan yang digores dan permukaan yang terlapisi cat sehingga membentuk anoda dan

    katoda yang mengakibatkan terjadinya korosi . Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa

    laju korosi dengan nilai tertinggi didapatkan pada jumlah 4 goresan dengan waktu perendaman

    144 jam. Hal tersebut juga dikarenakan semakin lama waktu perendaman maka semakin

    banyak perpindahan elektron antara anoda dan katoda yang menyebabkan terjadinya korosi.

    Kata kunci : laju korosi, goresan, waktu perendaman, NaCl, weight loss

    PENDAHULUAN

    Korosi pada saat ini tidaklah

    asing bagi dunia industri. Korosi

    menimbulkan kerugian yang relatif

    besar bagi dunia industri saat ini.

    Indonesia merupakan salah satu negara

    yang merasakan dampak dari korosi

    tersebut. Salah satu dampak yang terjadi

    di Indonesia yang sangat merugikan

    yaitu pada dunia industri, Seperti pada

    perusahaan yang menggunakan bahan

    kimia yang bersifat korosif sebagai

    bahan pembuatan produk. Kebanyakan

    bahan digunakan pada tempat atau

    lingkungan yang bersifat korosif.

    Seperti pada lingkungan laut yang

    sangat rentan terhadap korosi. Saat ini

    banyak perusahan perminyakan lepas

    pantai mendistribusikan minyak dengan

    media pipa bawah laut. Dengan kondisi

    tersebut memungkinkan pipa tersebut

    mengalami korosi yang di akibatkan

    kadar garam yang terkandung pada air

    laut.

    Korosi adalah proses terjadinya

    penurunan mutu atau kualitas material

    akibat reaksi kimia dengan lingkungan

    sekitarnya (Fontana,1987). Pada

    umumnya korosi ini tidak dapat

    dicegah, kita hanya dapat berupaya

    mengendalikannya sehingga struktur

    atau komponen mempunyai masa pakai

    lebih panjang. Pengendalian atau

    perawatan terhadap korosi sangatlah

    penting untuk mengurangi kerugian

    yang ditimbulkan. Ada beberapa cara

    untuk mencegah korosi pada baja, salah

    satunya dengan penggunaan coating

    (pelapisan). Pengendalian korosi yang

    banyak dilakukan pada pipa

    perminyakan adalah dengan pelapisan

    cat. Tiap cat memiliki ketahanan

    terhadapan goresan dan korosi. Cat

    adalah bahan pelapis yang digunakan

    sebagai lapisan yang mampu memberi

    fungsi perlindungan, serta menampilkan

    fungsi keindahan lainnya pada sebuah

    permukaan. Sifat cat pada umumnya

    yaitu memiliki daya rekat dan dapat

    menutupi permukaan dengan mudah.

    Cat yang dijual dipasaran bermacam-

  • macam dan memiliki kelebihan masing-

    masing. Kelebihan dari cat tersebut

    tergantung dari bahan dan komposisi cat

    yang digunakan. Penggunaan komposisi

    dan bahan cat sangat berpengaruh

    terhadap daya tahan cat terhadap

    lingkungan luar.

    Cat berguna untuk mengisolasi

    material dari lingkungannya. Apabila

    pada material terjadi scratch (goresan)

    akan memicu terjadinya korosi pada

    logam yang telah dilindungi oleh cat.

    Ketebalan lapisan cat juga akan

    mempengaruhi laju korosi yang akan

    terjadi.

    Baja API 5L sering digunakan

    pada konstruksi pipa perminyakan

    bawah laut. Lingkungan laut merupakan

    media yang korosif bagi baja API 5L.

    Untuk itu penelitian ini dilakukan

    dengan mensitetis korosi baja pada

    lingkungan air laut. Maka dari itu perlu

    dilakukan penelitian tentang pengaruh

    banyaknya goresan dan waktu

    perendaman material terhadap laju

    korosi baja API 5L yang dilapisi cat.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Penelitian sebelumnya

    Ika Marcelina (2011) Studi Perbandingan Laju Korosi dengan

    Variasi Cacat Coating pada pipa API 5L

    X65 dengan Media Korosi NaCl untuk persentase coating sebesar 5.6% (2

    gores) adalah 0.001495 mmpy, sedang

    nilai laju korosi untuk sistem coating 4

    lapis dengan persentase cacat coating

    2.8% (1 gores) adalah 0.000565 mmpy,

    untuk persentase cacat coating sebesar

    5.6% adalah 0.000757 mmpy.

    FedriansyahPriyantoro(2012)Analisa Pengaruh Luasan Scratch Permukaan

    Terhadap Laju Korosi Pada Pelat Baja

    A36 dengan Variasi Sistem Pengelasan Semakin besar luasan yang dibuat maka

    laju korosi akan semakin besar. Nilai

    laju korosi yang paling besar pada

    daerah atau letak pengelasan terletak

    didaerah HAZ dibandingkan dengan

    yang lainnya yaitu weld metal dan base

    metal.

    Definisi korosi

    Korosi adalah proses terjadinya

    penurunan mutu atau kualitas material

    akibat reaksi kimia dengan lingkungan

    sekitarnya (Fontana, 1987). Korosi

    menurut menurut reaksinya dapat dibagi

    menjadi 2 yaitu korosi kimia (chemical

    corrosion) dan korosi elektrokimia

    (electrochemical corrosion). Ditinjau

    dari interaksi yang terjadi, korosi adalah

    proses transfer elektron dari logam ke

    lingkungannya. Logam bertindak

    sebagai sel yang memberikan elektron

    (anoda) dan lingkungan bertindak

    sebagai penerima elektron (katoda).

    Dalam bahasa sehari-hari, korosi

    disebut perkaratan. Contoh korosi yang

    paling umum adalah perkaratan pada

    besi.

    METODE PENELITIAN

    Metode Scratch (Penggoresan)

    Penggoresan pada spesimen dilakukan

    dengan menggunakan metode

    penyekrapan dengan menggunakan

    mesin Sekrap. Dengan panjang 10 mm,

    lebar 1 mm dan kedalaman 1 mm.

    Gambar 1 Dimensi spesimen

    Prosedur Pengambilan Data dan

    Pengolahan Data

    Langkah langkah yang dilakukan untuk mengetahui besar laju

    korosi dengan uji weight loss yaitu :

    Mencatat berat awal spesimen dan berat akhir setelah perendaman

    dengan larutan NaCl

    Menghitung berat yang hilang dengan cara berat awal dikurangi

  • dengan berat akhir setelah

    perendaman dengan larutan NaCl.

    Berat yang hilang digunakan untuk menghitung besar laju korosi

    Data laju korosi diperoleh dari perhitungan rumus metode kehilangan

    berat dengan standart ASTM G1 sebagai

    berikut :

    Keterangan :

    CR = laju korosi (mpy)

    K = konstanta laju korosi = 3,45 106

    (mpy / mmpy)

    W = massa yang hilang (g)

    A = luas permukaan spesimen (cm2)

    T = waktu perendaman (jam)

    D = densitas spesimen (g / cm3)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Analisa Grafik dan Pembahasan a. Laju Korosi Baja API 5L dalam

    larutan NaCl dengan variasi

    goresan menggunakan metode

    weight loss.

    Grafik 1 Pengaruh jumlah goresan

    terhadap laju korosi baja

    API 5L variasi waktu

    perendaman menggunakan

    metode weight loss.

    Grafik 1 menjelaskan hubungan antara

    pengaruh jumlah goresan terhadap laju

    korosi material baja API 5L dengan

    waktu perendaman dilakukan selama

    24, 72, dan 144 jam. Terlihat pada

    waktu perendaman 24 jam material

    dengan 1 goresan, laju korosi sebesar

    0,5052 mpy. Pada material dengan 2

    goresan laju korosi naik menjadi 0,7577

    mpy, begitu pun material dengan 3 dan

    4 goresan naik sebesar 1,1366 mpy dan

    1,5155 mpy. Pada material dengan

    goresan 1 dan 2 cenderung mengalami

    kenaikan yang cukup lambat dengan

    nilai kurang dari 1 mpy, dengan 1 dan 2

    goresan material yang sudah di coating

    menjadikan material ini masih memiliki

    tingkat resistensi korosi dengan kategori

    outstanding (berdasarkan Tabel Fontana (1987: 172)). Pada material

    dengan 3 dan 4 goresan cenderung

    memiliki kenaikan laju korosi yang

    signifikan, yaitu sebesar 1,1366 mpy

    dan 1,5155 mpy. Hal ini menunjukan

    bahwa material dengan goresan 3 dan 4

    cenderung memiliki tingkat korosi yang

    lebih tinggi. Meskipun begitu laju

    korosi dari material dengan 1 sampai 4

    goresan yang direndam dengan waktu

    perendaman 24 jam ini tergolong cukup

    rendah dengan tingkat resistensinya

    masih tergolong kategori excellent (1 5 mpy).

    Untuk hubungan antara jumlah goresan

    dengan laju korosi baja API 5L dengan

    waktu perendaman 72 jam terlihat pada

    material dengan jumlah 1 goresan laju

    korosinya sebesar 0,6735 mpy. Pada

    material dengan jumlah 2 goresan

    mengalami kenaikan laju korosi sebesar

    1,1787 mpy. Material dengan 3 goresan

    juga mengalami kenaikan sebesar 1,305

    mpy, dan pada material dengan 4

    goresan tinggi laju korosi sebesar

    1,5997 mpy. Kecenderungan laju korosi

    yang rendah terlihat pada goresan 1

    yaitu sebesar 0,6735 mpy. Dengan laju

    korosi kurang dari 1 mpy material

    dengan kondisi ini termasuk dengan

    kategori outstanding (

  • kenaikan yang signifikan dibanding

    dengan 1 goresan, hal tersebut dapat

    dilihat material tersebut memiliki besar

    laju korosi lebih dari 1 mpy dan nilai

    tersebut termasuk dalam kategori

    excellent (1-5 mpy), dengan kategori tersebut material dengan kondisi ini

    termasuk material dengan resistensi

    korosi yang cukup tinggi. Dengan

    waktu perendaman 72 jam material(API

    5L) dengan variasi jumlah goresan ini

    tergolong cukup rendah dengan tingkat

    resistensinya masih tergolong kategori

    outstanding (

  • material dari sifat korosif.

    b. Laju Korosi Baja API 5L dalam larutan NaCl dengan variasi

    waktu perendaman.

    Grafik 2 Pengaruh waktu perendaman

    terhadap laju korosi baja API

    5L dengan variasi jumlah

    goresan

    Pada grafik 2 menjelaskan hubungan

    antara pengaruh waktu perendaman

    terhadap laju korosi material baja API

    5L dengan jumlah goresan dilakukan

    sebanyak 1, 2, 3, dan 4 kali goresan.

    Terlihat pada 1 goresan dengan waktu

    perendaman 24 jam mempunyai laju

    korosi sebesar 0,5052 mpy, pada 72 jam

    naik menjadi 0,6735 mpy, begitu juga

    dengan waktu perendaman 144 juga

    mengalami kenaikan sebesar 0,8209

    mpy. Material dengan 1 goresan ini

    mempunyai laju korosi yang cukup

    rendah karena besar laju korosinya

  • baja API 5L dengan variasi waktu

    perendaman dan jumlah goresan

    mempunyai laju korosi berkisar 0,5052

    1,8312 mpy. Dengan besar laju korosi tersebut membuktikan bahwa waktu

    perendaman berpengaruh terhadap laju

    korosi baja API 5L. Semakin lama

    waktu perendaman maka laju korosi

    juga semakin besar, hal tersebut

    dikarenakan semakin lama waktu

    perendaman maka semakin banyak

    perpindahan elektron yang terjadi antara

    anoda dan katoda yang mengakibatkan

    terjadinya korosi. Namun demikian laju

    korosi baja API 5L termasuk dalam

    kategori outstanding (

  • Grafik 6 Kurva polarisasi menggunakan

    metode elektrokimia dengan

    jumlah goresan 4

    Pengujian elektrokimia digunakan

    sebagai pembanding metode weight loss.

    Hasil pengujian elektrokimia dihitung dan

    di analisis dengan sofware NOVA. Jika ditarik garis sejajar dengan garis daerah

    katodik dan anodik sampai kedua garis

    tersebut berpotongan, akan didapat nilai

    potensial Ecorr dan Icorr. Nilai Ecorr didapat

    dari titik perpotongan dua garis linier

    hasil ekstrapolasi, jika titik ini ditarik ke

    sumbu X. Sedangkan nilai Icorr didapat

    dari penarikan titik perpotongan ke arah

    sumbu Y. Laju korosi diperoleh dengan

    cara nilai Icorr dikali dengan equivalent

    weight dan dibagi densitasnya. Hasil dari pengujian laju korosi dengan metode

    elektrokimia berupa laju korosi (CR).

    KESIMPULAN

    Berdasarkan dari hasil

    penelitian dan perhitungan data

    diperoleh beberapa kesimpulan, antara

    lain:

    1. Dari hasil pengujian laju korosi baja API 5L yang telah di

    coating diperoleh kesimpulan

    bahwa jumlah goresan dan

    waktu perendaman berpengaruh

    terhadap laju korosi baja API 5L

    yang telah di coating dalam

    larutan NaCl.

    2. hasil pengujian laju korosi baja API 5L yang telah di coating

    menunjukkan bahwa laju korosi

    terendah terdapat pada jumlah

    goresan 1 dengan waktu

    perendaman 24 jam dengan laju

    korosi sebesar 0,5052 mpy.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Ika marcelina, 2011. Studi

    perbandingan laju korosi dengan

    variasi cacat coating pada pipa api

    5l grade x65 dengan media korosi

    NaCl.

    [2] Fedriansyah Priyantoro

    (2012)Analisa Pengaruh Luasan Scratch Permukaan Terhadap

    Laju Korosi Pada Pelat Baja A36

    dengan Variasi Sistem

    Pengelasan. [3] Fontana, Mars G., 1987.

    Corrosion Engineering (Third

    Edition). Singapore: McGraw-Hill

    Book Company.

    [5] ASTM G1. Standard practice for

    preparing, cleaning, and

    evaluation corrosion test

    speciments. ASTM international.

    1999.