insufisiensi adrenal

21
INSUFISIENSI ANDRENAL (PENYAKI ADDISON) 1. Definisi Pengakit Addison adalah: penykit yang terjadi aakibt fungsi korteks adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasienakan hormone hormone korteks adrenal (Soediman, 1996 ) Penyakit Addison adalah: lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau atrofik, biasanya autoimun atau tuberkulosa.(Baroon, 1994) 2. Etiologi a. Tuberculosis b. Histoplasmosis c. Koksidiodomikosis d. Kriptokokissis e. Pengangkatan kedua kelenjar adrenal f. Kanker metastatik (ca paru, lambung, payudara, melanoma, limfoma) g. Adrenalitis autoimun

Upload: syahridhah-sya-sy

Post on 03-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Insufisiensi Adrenal

INSUFISIENSI ANDRENAL (PENYAKI ADDISON)

1. Definisi

Pengakit Addison adalah: penykit yang terjadi aakibt fungsi korteks

adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasienakan hormone hormone

korteks adrenal (Soediman, 1996 )

Penyakit Addison adalah: lesi kelenjar primer karena penyakit

destruktif atau atrofik, biasanya autoimun atau tuberkulosa.(Baroon, 1994)

2. Etiologi

a. Tuberculosis

b. Histoplasmosis

c. Koksidiodomikosis

d. Kriptokokissis

e. Pengangkatan kedua kelenjar adrenal

f. Kanker metastatik (ca paru, lambung, payudara, melanoma, limfoma)

g. Adrenalitis autoimun

Page 2: Insufisiensi Adrenal

3. PATHWAY

Page 3: Insufisiensi Adrenal

4. Manifestasi klinik

a. Gejala awal: kelemahan, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB

menurun, hipotensi, dan hipoglikemi

b. Astenia (gejala cardinal): pasien kelemahan yang berlebih

c. Hiperpigmentasi (menghitam seperti: perunggu, coklat spt: seperti

terkena sinar matahari) biasanya pada kulit buku jari, lutut, siku

d. Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuan

e. Hipotensi arterial (TD: 80/50 mmHg / kurang)

f. Abnormalitas fungsi gastrointestinal

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemerisaan laboratorium

1. Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan

hiponatremia)

2. Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)

3. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)

Page 4: Insufisiensi Adrenal

4. Penurunan kadar kortisol serum

5. Kadar kortisol plasma rendah

b. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi

diadrenal

c. CT Scan

Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang

sensitive hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi,

jamur, penyakit infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik

adrenal

d. Gambaran EKG

Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non

spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit

6. Penatalaksanaan

a. Medik

1. Terapi dengan pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2 sampai

4 minggu dosis 12,5 sampai 50 mg/hari

2. Hidrokortison (solu- cortef) disuntikan secara IV

3. Prednison (7.5 mg/hari)dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi

pengganti kortisol

4. Pemberian infuse dekstrosa 5%dalam larutan saline

Page 5: Insufisiensi Adrenal

5. Fludrokortison: 0,05-0,1 mgper oral dipagi hari

b. Keperawatan

1. Pengukuran TTV

2. Memberikan rasa nyaman dengan mengatur atau menyediakan

waktu istirahat pasien

3. Menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan

kedua tungkai ditinggikan

4. Memberikan suplemen makanan dengan penambahan garam

5. Follow up: mempertahankan berat badan, tekanan darah dan

elektrolit yang normal disertai regresi gambaran klinis

6. Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan gejala

yang menunjukan adanya krisis Addison

7. Komplikasi

a. Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)

b. Kolaps sirkulasi

c. Dehidrasi

d. Hiperkalemia

e. Sepsis

Page 6: Insufisiensi Adrenal

Krisis Addison disebabkan karena hipotensiakut

(hiperkortisolisme) ditandai dengan sianosis, panas, pucat, cemas,

nadi cepat.

http://healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/kondas-kondas-disfungsi-

kelenjar.html

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INSUFISIENSI ANDRENAL

(PENYAKIT ADDISON)

1. Pengkajian

Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ;

nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.

Keluhan utama : klien mengeluh mual, muntah, anoreksia, dan mudah

lelah. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas :

a. Riwayat kesehatan masa lalu : meliputi penyakit yang pernah

diderita klien sebelumnya, termasuk tuberculosis, kanker, penyakit

autoimun, dsb.

Page 7: Insufisiensi Adrenal

b. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram

dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit

turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga

c. Riwayat psikosiospiritual : Meliputi kegiatan klien sehari-hari, serta

bagaimana kondisi lingkungan klien. Bagaimanakah peran serta

orang-orang terdekat klien. Merasa kehilangan kemampuan dan

harapan, cemas terhadap lingkungan baru, Depresi, mengingkari,

kecemasan, takut, cepat terangsang, perubahan mood, dan

tampak bingung. Apakah klien sering melakukan kegiatan-kegiatan

keagamaan.

2. Pemeriksaan Fisik :

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : Lelah, nyeri/ kelemahan pada otot (terjadi perburukan

setiap hari. Tidak mampu beraktivitas atau bekerja

Tanda : Peningkatan denyut jantung atau denyut nadi pada

aktivitas yang minimal. Penurunan kekuatan dan rentang gerak

sendi. Depresi, gangguan konsentrasi. Letargi

b. Sirkulasi

Tanda : Hipotensi termasuk hipotensi postural, Takikardi, disritmia,

suara jantung melemah, Nadi perifer melemah, Pengisian kapiler

memanjang, Ekstremitas dingin, sianosis, dan pucat

c. Integritas ego

Gejala : adanya riwayat riwayat factor stress yang baru dialami,

termasuk sakit fisik atau pembedahan. Perubahan gaya hidup.

Page 8: Insufisiensi Adrenal

Ketidakmampuan mengatasi stress Tanda : Ansietas, peka

rangsang, depresi, emosi tidak stabil

d. Eliminasi

Gejala : diare, sampai adanya konstipasi, Kram abdomen,

Perubahan frekuensi dan karakteristik urin Tanda : Diuresis yang

diikuti oliguria

e. Makanan atau cairan

Gejala : Anoreksia berat, mual, muntah, kekurangan zat garam, BB

menurun dengan cepat. Tanda : Turgor kulit jelek, membrane

mukosa kering

f. Neurosensori

Gejala : Pusing, sinkope, gemetar kelemahan otot, kesemutan

Tanda : disorientasi terhadap waktu, tempat, ruang (karena kadar

natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka

rangsangan,cemas, koma (dalam keadaan krisis)

g. Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, Nyeri tulang belakang,

abdomen, ekstrimitas (pada keadaan krisis)

f. Pernapasan

Gejala : Dipsnea Tanda : Pernapasan meningkat, takipnea, suara

nafas: krekels, ronkhi pada keadaan infeksi

g. Keamanan

Gejala : tidak toleran terhadap panas, cuaca udara panas

Tanda : Hiperpigmentasi kulit (coklat kehitaman karena terkena

Page 9: Insufisiensi Adrenal

sinar matahari) menyeluruh atau berbintik bintik. Peningkatan

suhu, demam yang diikuti dengan hipotermi (keadaan krisis)

h. Seksualitas

Gejala : Adanya riwayat menopause dini, amenore. Hilangnya

tanda tanda seks sekunder (berkurangnya rambut rambut pada

tubuh terutama pada wanita). Hilangnya libido

Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium

Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan

hiponatremia)

Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)

Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)

Penurunan kadar kortisol serum

Kadar kortisol plasma rendah

ADH meningkat

Analisa gas darah: asidosis metabolic

Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat

(karena hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah,

eosinofil meningkat.

b. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi

diadrenal

Page 10: Insufisiensi Adrenal

c. CT Scan

Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive

hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur,

penyakit infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik adrenal

d. Gambaran EKG

Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik

abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit

e. Tes stimulasi dan supresi untuk fungsi adrenokortikoid

1. Tes tetrakosaktrin singkat

Prosedur standar cepat adalah mengukur respon kortisol

plasma trhdp ponpeptida kortikotrotin sintetik,tetrakosaktrin

(synacthen, Ciba).Interpretasi: pd org normal nilai dsr >

250nmol/l, dan terdapat penngkatan sekurang-kurangnya

300nmol/l di atas nilai dasar pada menit ke 30. pada sindroma

cushing (hyperplasia) mungkin ada respon berlebihan; tumor

adrenalis autonom tak berespon.

2. Tes tetrakosaktrin yang diperpanjang

Interpretasi: pada orang yang normal terdapat

peningkatan kortisol plasma pada hari pertama sampai di atas

1400 nmol/l. pada penyakit Addison tak ada peningkatan

walaupun sampai 3 hari, sedangkan pada hipofungsi

adrenokortikal sekunder terhadap difisiensi pituitaria nilai ini

bisa melebihi dari 700nmol/l setelah suntikan ke 3.

Page 11: Insufisiensi Adrenal

3. Tes supresi deksametason

Interperetasi: pada orang normal kortikostiroid dan

plasma tertekan pada dosis lebih rendah di bawah 50% nilai

dasar. Pada deksametashon dalam dosis lebih rendah, pasien

dengan sindroma cushing akan memperlihatkan tak adanya

supresi tanpa memandang sebabnya, pada dosis lebih tinggi

yang dengan hyperplasia mendapat supresi 50% atau lebih,

sedangkan yang dengan adenoma atau karsinoma ataupun

pembentukan ACTH ektopik tak dipengaruhi.

4. Tes metirapon

Interpretasi: orang normal memperlihatkan peningkatan

nilai kortikostiroid urina sekurang-kurangnya 35umol/24jam dan

peningkatan 2x lipat di atas kadar istirahat. Respon subnormal

dengan adanya fungsi adreno atau pituitaria anterior. Sebagai

tambahan, pasien dengan tumor korteks adrenalis autonom tak

berespon.

5. Tes lainnya

Ini terutama digunakan dalam keadaan khusus dan

harus mengikuti prosdur setempat. Ia mengikuti penggunaan

hipoglikemia yang diinduksi insulin atau pirogen sebagai agen

stress bagi hipotalamus melalui pusat yang lebih tinggi atau

menggunakan lisin-vasopresin sebagai corticotrophin releasing

factor sintetic untuk merangsang pituitaria anterior.

Page 12: Insufisiensi Adrenal

Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan

cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena

kekurangan aldosteron)

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak

adekuat (mual, muntah, anoreksia),defisiensi glukokortikoid

c. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik.

Rencana Tindakan

a. Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan

cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena

kekurangan aldosteron)

Tujuan : dalam waktu 1 × 24 jam tidak terjadi kekurangan volume

cairan.

Kriteria : Klien tidak mengeluh pusing, membrane mukosa lembab,

turgor kulit normal, tanda – tanda vital dalam batas normal.

INTERVENSI RASIONAL

Pantau status cairan ( turgor kulit, membrane mukosa, dan

keluaran urine ).

Kaji sumber – sumber kehilangan cairan.

Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan

berbaring, duduk, atau, berdiri bila memungkinkan.

Page 13: Insufisiensi Adrenal

Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan dihaforesis

secara teratur.

Timbang berat badan setiap hari.

Pantau frekuensi jantung dan irama.

Pantau frekuensi jantung dan irama.

Kolaborasi :

Pertahankan pemberian cairan secara intravena.

Monitor hasil pemeriksaan diagnostic : platelet, Hb / Hct,

dan bekuan darah. Jumlah dan tipe cairan pengganti

ditentukan dari keadaan status cairan. Penurunan volume

cairan mengakibatkan menurunnya produksi urine.

Pemantauan yang ketat pada produksi urine < 600 ml / hari

merupakan tanda – tanda terjadinya syok kardiogenik.

Kehilangan cairan bisa berasal dari faktor ginjal dan diluar

ginjal.Penyakit yang mendasari terjadinya kekurangan

volume cairan ini juga harus diatasi Perdarahan harus

dikendalikan.Muntah dapat diatasi dengan obat – obat

antiemetic dan diare dengan antidiare.

Hipotensi bisa terjadi pada hipovolemi yang memberikan

manifestasi sudah terlibatnya system kardiovaskuler untuk

melakukan kompensasi mempertahankan tekanan darah.

Mengetahui adanya pengaruh peningkatan tahanan perifer.

Page 14: Insufisiensi Adrenal

Sebagai ukuran keadekuatan volume cairan, intake yang

lebih besar dari output dapat diindikasikan menjadi renal

obstruksi.

Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukkan

komplikasi disritmia.

Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan cepat dan

memudahkan perawat dalam melakukan control intake dan

output cairan.

Bila platelet < 20.000 / mm ( akibat pengaruh sekunder obat

neoplastik ), klien cenderung mengalami perdarahan.

Penurunan Hb / Hct berindikasi terhadap perdarahan.

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake

tidak adekuat (mual, muntah, anoreksia), defisiensi

glukokortikoid

Tujuan : dalam waktu 2 × 24 jam nutrisi klien terpenuhi

Kriteria : Klien tidak mengeluh mual dan muntah, nafsu

makan klien meningkat, BB meningkat.

NTERVENSI RASIONAL

a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan

catat masukan makanan klien.

b. Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat.

Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.

c. Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.

Page 15: Insufisiensi Adrenal

d. Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang

berhubunga

e. Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi. Mengawasi masukan

kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

f. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat

setelah periode anoreksia.

g. Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/

control

h. Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ

i. Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan

nutrisi.

b. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : aktivitas sehari – hari klien terpenuhi dan meningkatnya

kemampuan beraktivitas.

Kriteria : klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa

gejala – gejala yang berat, terutama mobilisasi di tempat tidur.

INTERVENSI RASIONAL

- Catat frekuensi dan irama jantung, serta perubahan tekanan darah

selama dan sesudah aktivitas.

- Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang

yang tidak berat. Jelaskan pada peningkatan bertahap dari tingkat

aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi, dan

Page 16: Insufisiensi Adrenal

istirahat selama 1 jam setelah makan. Pertahankan klien tirah baring

sementara sakit akut. Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit

kritis. Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.

Berikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas.

Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi nafas

serta keluhan subyektif. Respons klien terhadap aktivitas dapat

mengindikasikan penurunan oksigen miokardium.

Menurunkan kerja miokardium / konsumsi oksigen.

Aktivitas yang maju memberikan control jantung, meningkatkan

regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.

Untuk mengurangi beban jantung. Meningkatkan kontraksi otot

sehingga membantu aliran vena balik. Untuk mengetahui fungsi

jantung, bila dikaitkan dengan aktivitas. Untuk mendapatkan cukup

waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.

Melihat dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung.