farmakologi untuk keganasan atau gangguan sel dan system hematologi-celine

Upload: celine-rosalia

Post on 13-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obat kanker

TRANSCRIPT

Farmakologi Untuk Keganasan Atau Gangguan Sel Dan System Hematologi1. Obat KankerKanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri untuk mengganti sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker mengalami pembelahan secara terus menerus meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas (Yayasan Kanker Indonesia,2006). Secara umum ada 2 jenis metode/pendekatan dalam memerangi kanker, yaitu metode pengobatanKanker secara medis dan tradisional. Pengobatan secara tradisional bertujuan untuk meningkatkan kekebalan/ketahanan tubuh sehingga dapat melawan sel-sel kanker. Sedangkan pengobatan kanker secara medis memiliki prinsip utama membunuh/merusak sel-sel kanker. Bila dianalogikan dengan perang dimana kanker adalah pasukan musuh yang menyerang teritori pertahanan tubuh, maka pengobatan tradisional menitikberatkan pada pasukan perangnya sedangkan pengobatan secara medis pada amunisinya.Pengobatan kanker secara medis antara lain kemoterapi, radiasi, pembedahan, terapi antibodi monoclonal, dan terapi hormon. Kemoterapi adalah metode terapi sistemik terhadap kanker dengan metastase klinis ataupun subklinis. Pada kanker stadium lanjut, kemoterapi sering menjadi satu-satunya pilihan metode terapi efektif. Hingga saat ini kanker yang dapat disembuhkan dengan kemoterapi semakin meningkat. Kemoterapi dapat mencederai jaringan normal dan menimbulkan berbagai efek samping yang bersifat sementara maupun permanen. Beberapa efek toksik yang sering dijumpai seperti mual, muntah, stomatitis, diare, depresi sumsum tulang dan lain-lain. Efek toksik jangka panjang dapat berupa infertilitas, karsinogenik yang dapat membentuk malignansi sekunder, hingga efek toksik spesifik terhadap organ termasuk ginjal, hati, jantung, paru dan saraf. Organ pendengaran juga tidak terlepas dari efek toksik ini. Ototoksisitas yang timbul menurunkan kemampuan pendengaran anak sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya.Segolongan obat-obatan dapat menghambat pertumbuhan kanker bahkan ada yang dapat membunuh sel kanker disebut sitostatika atau obat anti kanker. Klasifikasi obat anti kanker umumnya didasarkan atas kerja obat dalam fase siklus pertumbuhan sel. Kerja obat anti kanker sebagai berikut:1. Alkilator (alkylating agent) : Merupakan kelompok anti kanker yang paling penting karena mempunyai aktivitas luas. Cara kerja alkylator ini adalah membentuk ion karbonium (alkil) yang sangat reaktif, gugus alkil ini akan berikatan kovalen silang pada konstituen sel yang nukleofilik sehingga terjadi miscoding. Alkilasi juga menyebabkan labilnya cincin imidazo sehingga cincin tersebut dapat terbuka ketika masih merupakan bagian DNA. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan dan pemecahan DNA. Pada akhirnya akan terjadi ikatan silang (cross link), misalnya dapat terjadi ikatan antara dua guanin dan replikasi DNA tidak terjadi, sehingga sintesis RNA dan protein tidak terjadi sehingga dapat mengakibatkan matinya sel kanker. Obat-obatan yang tergolong alkylator ini antara lain siklofosfamid, ifofosfamid, melphalan, cisplatin, carboplatin dan lain-lain. 2. Antimetabolik : Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis RNA dan DNA melalui penghambatan pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA lebih tinggi. Yang termasuk obat-obatan ini adalah metotreksat, tioguanin, sitarubin dan fluorouracil.3. Antibiotik : Obat ini bekerja dengan cara mengikat rantai DNA sehingga DNA tidak berfungsi sebagai template pada sintesis RNA dan protein. Yang termasuk golongan ini adalah vinkristin, etoposide, tenisoposide dan lain-lain.4. Lain-lain : Obat-obatan ini tidak digolongkan dengan klasifikasi diatas. Yang termasuk golongan ini adalah prednison, prednisolon, deksametason, aspargin dan lain-lain.Sedangkan pengobatan kanker secara tradisional meliputi pengobatan dengan herbal anti Kanker, akupunktur, akupresur, homeopati, aromaterapi, dll. Pengobatan tradisional ini dimanfaatkan sebagai pelengkap/komplementer dari pengobatan kanker secara medis.Pengobatan Kanker dengan HerbalPengobatan kanker dengan ramuan herbal adalah suatu pengobatan dengan menggunakan berbagai macam ekstrak dari tumbuh-tumbuhan. Contohnya, Keladi Tikus, Tapak dara, Sirsak, Pegagan, Kunyit putih, Sambiloto, Ceplukan, Manggis, sarang semut yang dikombinasikan dengan bahan alami lainnya yang diolah secara modern, yang dapat membantu detoxifikasi jaringan darah dan menstimulasi system kekebalan tubuh untuk bersama-sama memberantas sel kanker.Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.)Dari hasil Uji Praklinik: Fitol dalam keladi tikus merangsang proses bunuh diri sel kanker. Keladitikus menghambat perkembangan sel kanker dengan cara memotong DNA sel kanker. Kandungan beberapa jenis asam lemak seperti asam laurat dan asam kaprat menyebabkan Keladi tikus juga bersifat antibakteri. Efek farmakologi inilah yang menjadi obat utama untuk mengatasi kanker stadium lanjut. Bagian yang digunakan untuk pengobatan adalah keseluruhan dari tanaman tersebut. Tapak Dara (Vinca rosea )Bagian yang digunakan: herba. Hasil uji praklinik tapak dara diketahui bahwa fraksi alkaloid herba dosis 10mg/kg dan 75 mg/kg oral efektif untuk leukimia pada tikus. Ekstrak metanol dapat menghambat proliferasi sel kanker mammae (MCF-7) dengan dosis 82 q/100 ml menginhibis MCF-7 setara 10 q tamoxifen yang digunakan sebagai antiestrogen pada kanker mammae. Asam asiatik 10 q menginduksi 95% kematian sel dalam 48 jam. Sedangkan dari hasil uji klinik, ekstrak daun dosis 6 mg/m2 luas permukaan tubuh secara intravena efektif sebagai antineoplastik. Sirsak (Annona muricata L)Yang dimanfaatkan adalah daun dan buahnya. Dari hasil uji praklinik daun sirsak diketahui mengandung zat annonaceous acetogenins yang mampu 10.000 kali lebih kuat membunuh sel-sel kanker daripada zat adriamycin, yang biasa dipakai dalam pengobatan kemoterapi. Zat acetogenins dapat membunuh aneka jenis kanker, seperti kanker usus, tiroid, prostat, paru-paru, payudara, dan pankreas bahkan penyakit ambeien tanpa merusak atau mengganggu sel-sel tubuh yang sehat.Pegagan (Centella asiatica (L) Urban)Bagian yang digunakan: herba. Hasil uji praklinik: Jus segar pegagan 24 dan 32 g/kgBB dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan detak jantung, dan melancarkan aliran darah pada tikus hipertens. Sedangkan dari hasil uji klinik pada uji fraksi triterpenoid Centellae Asiaticae Herba (centellase) secara double blind randomized controlled placebo terhadap 89 orang dengan kasus hipertensi mikroangiopati, menunjukkan aktivitas antihipertensi secara bermakna. Tidak ditemukan efek samping pada uji ini.Kunyit Putih (Kaempferiae rotunda (L)Bagian yang digunakan: rimpang. Penggunaan : 7 gram serbuk rimpang diseduh dengan 1 gelas air matang, disaring, untuk diminum 2 kali/hari.Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.) F, Nees)Bagian yang digunakan: Herba. Dari hasil uji praklinik efektif untuk infeksi dan merangsang fagositosis. Fraksi diklorometan menghambat perkembangbiakan sel HT-29 (kanker colon). Tiga senyawa diterpen dari fraksi diklorometan yaitu andrografolid, 14-deoksiandrografolid (DA), 14-deoksi-11,-2-didehidroandrografolid (DDA), dilaporkan dapat menghambat perkembangbiakan sel kanker invitro dengan menghambat siklus sel fase G0/G1 melalui induksi penghambatan siklus sel protein p27, dan mengurangi aktivitas cyclin-dependent kinase 4 (CDK4). Andrografolid juga meningkatkan produksi TNF- sehingga meningkatkan aktivitas sitotoksis limfosit terhadap sel kanker yang secara tidak langsung berefek antikanker. Ceplukan (Physalis minima L)Bagian yang digunakan: daun. Hasil Uji Praklinik: Ekstrak daun kadar 20% dan 40 % memiliki efek menurunkan kadar gula darah tikus yang dibebani glukosa pada jam ke 4 dan ke 5. Infusa buah menurunkan kadar gula darah hewan uji.Manggis (Garcinia mangostana (L)Bagian yang digunakan: Kulit buah. Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan, produk Manggis terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat (in vitro dan in vivo yaitu xanthone, melebihi beberapa kali lipat dari kekuatan vitamin C dan E. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi yang menghambat pertumbuhan sel kanker. Ekstrak tersebut juga bersifat apoptosis (mendorong penghancuran sel kanker). DR.Ir. Raffi Paramawati,MSi dalam Journal of Pharmacology, mempublikasikan bahwa xanthone memilik efek anti kanker seperti kanker payudara , kanker darah (leukeumia) dan kanker hati . Selain itu juga xanthone memiliki banyak manfaat kesehatan terutama kesehatan kardiovaskuler seperti mengatasi sakit jantung, aterosklerosis, hipertensi dan trombosit. Xanthone juga memperlebar pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah. Manggis juga kaya akan mineral kalium yang membantu metabolisme energi.Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia peden)Diyakini mampu mengatasi berbagai penyakit berat seperti kanker, diabetes, hipertensi, lever, asam urat, dan jantung. Sarang semut diketahui mengandung flavanoid dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Selain itu, tanaman ini juga mengandung tokoferol dan alfa-tokoferol, zat dengan aktivitas anti-oksidan tinggi yang mampu menghambat radikal bebas. Bahan yang digunakan batang dari sarang semut yang bentuknya menggelembung, untuk diekstrasi. Berdasarkan hasil penelitian Myrmecodia Peden: Alternatif Kemoterapi Kanker Payudara dengan Efek Samping Minimalyang dilakukan Arius Suwondo, Prenali Satmika, Felicia Widya Putri, dan Marika Suwondo mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) saat mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke XIV di Universitas Hasanuddin, Makassar, 19-21 Juli 2011, membuktikan bahwa tanaman sarang semut bisa menghambat bahkan membunuh sel kanker terutama kanker payudara. Penelitian yang dilakukan Arius dan kawan-kawan masih secara in vitro (skala laboratorium) belum diujikan pada hewan maupun manusia. Menurut Arius, hasil risetnya ini masih perlu dipertajam dengan penelitian lanjutan untuk diujicobakan pada hewan sebelum dicobakan ke manusia. Tetapi sejauh ini sudah banyak produk dalam bentuk serbuk sarang semut yang biasa dikonsumsi.AkupunkturMasalah utama yang dihadapi pasien kanker saat menjalani pengobatan kanker secara medis adalah ketidaknyamanan berupa rasa panas, nafsu seks menurun, nyeri kaki/betis dan perasaan gelisah. Obat anti depresi menjadi solusi untuk mengatasinya, namun tetap saja membawa masalah yaitumulut kering, nafsu makan berkurang, mual dan muntah serta konstipasi. Riset yang diterbikan Journal of Clinical Oncology, 28 Desember lalu menyimpulkan, permasalahan tersebut bisa diatasi dengan akupuntur. Akupuntur bekerja sebagai regulator sistem endokrin yang akan menyeimbangkan aktivitas hormon, neurotransmiter dan semua reaksi biokimia dalam tubuh tanpa memasukkan unsur apapun dari luar. Riset lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa sering akupuntur dibutuhkan untuk menghilangkan gejala-gejala tersebut.AromaterapiRasa mual yang disebabkan kemoterapi pengobatan kanker bisa diredakan dengan menghirup aroma minyak esensial peppermint, ginger, lavender atau mandarin yang dikenal sebagai aromaterapi. Aromaterapi merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang.HomeopathyPada saat ini berkembang juga pengobatan kanker dengan homeopathy. Homeopathy adalah metode penyembuhan menggunakan bahan alami yang dikemas dalam bentuk obat farmasi. Obat Homeopathy dapat meningkatkan resistensi tubuh terhadap infeksi, mempercepat waktu penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi. Pengobatan ini mempunyai efek samping yang sangat minimal, bahkan cenderung tidak ada. Homeopathy dapat mengobati seseorang secara keseluruhan, baik fisik, emosi dan mental. Selain itu Homeopathy menggunakan bahan alami dari tumbuhan, hewan, mineral serta bahan biologi. Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungsi kuratif (menyembuhkan), paliatif (mengurangi rasa sakit) dan preventif (mencegah timbulnya kembali). Kesuksesan pengobatan-kanker amat bergantung kepada kesabaran, konsistensi, & semangat hidup pasien. Yang tidak kalah penting adalah keyakinan bahwa kanker bukanlah akhir dari segalanya.

2. Obat Neutropenia Neutropenia "Neutropenia" adalah kondisi dimana jumlah dari neutrophils dalam aliran darah berkurang. Masalah infeksi sangat penting dan berbahaya untuk pasien keganasan terutama keadaan neutropenia pada 72 jam pertama, pada saat kuman penyebab infeksi belum dapat ditentukan. Pada umumnya 60-70% pasien neutropenia dengan demam tidak diketahui penyebabnya. Oleh karena itu, sejak tahun 1971 dianjurkan memberikan pengobatan antibiotik secara empiris segera setelah dicurigai adanya infeksi, misalnya segera setelah timbul gejala demam. Tanda dan gejala klinis pada umumnya sangat minimal, sehingga sebelum pemberian antibiotik perlu ditanyakan dengan rinci riwayat penyakit, pemeriksaan fisis yang seksama, pemeriksaan penunjang seperti foto dada dan sinus, biakan kuman, dan lain-lain. Pengobatan empirik adalah pemberian antibiotik pada 72 jam pertama neutropenia dengan obat terpilih berdasarkan perkiraan kuman penyebab yang tersering.Terapi empirik terbukti dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi; harus selalu diperhitungkan kemungkinan terjadinya perubahan pola spektrum kuman, kerentanan pejamu serta antibiotik yang tersedia. Sejak beberapa tahun yang lalu, pemilihan antibiotik empirik inisial terdiri dari (1) kombinasi -laktam berspektrum luas dengan aminoglikosida, (2) kombinasi dua macam -laktam, dan (3) monoterapi antibiotik berspektrum luas. Kombinasi -laktam berspektrum luas dengan aminoglikosidaKombinasi tradisional -laktam anti-pseudomonas (tikarsilin, azlosilin, piperasilin, dan akhir-akhir ini diproduksi sefoperazon dan seftazidim) dengan aminoglikosida, mempunyai keuntungan yaitu cakupan spektrum luas, aktifitas bakterisid lebih cepat, mempunyai efek sinergistis, memberi hasil pengobatan terhadap pseudomonas secara optimal, dan membatasitimbulnya resistensi serta mengurangi superinfeksi. Kombinasi dua jenis laktamKombinasi sefalosporin generasi ketiga, misalnya sefoperazon atau seftazidim, terbukti sama efektif dengan kombinasi tradisional. Kelemahan kombinasi ini mempermudah terjadinya resistensi kuman, kemungkinan antagonisme, memperpanjang masa neutropenia, dan potensial menimbulkan perdarahan.MonoterapiPada masa awal tahun 70-an, terapi tunggal dengan aminoglikosida tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tetapi, pada masa tahun 80-an pemakaian antibiotik baru berspektrum luas dengan aktivitas bakterisid tinggi telah memberi hasil yang lebih baik dan membuka kesempatan luas untuk pengobatan monoterapi. Pada dasarnya obat tunggal ini terdiri dari (1) -laktam anti-pseudomonas dengan spektrum diperluas (sefalosporin generasi ketiga, monobaktam, karbapenem) dan (2) kuinolon baru.

3. Obat TrombocytopeniaSecara umum penatalaksanaan pada kasus trombositopenia adalah sebagai berikut ;A. Menghindari faktor penyebabB. Terapi kausatifKeadaan trombositopenia dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya :Gangguan produksi trombosit Depresi selektif megakariosit karena obat, bahan kimia, atau infeksi virus Sebagai bagian dari kegagalan fungsi sum-sum tulang seperti pada anemia aplastik, leukemia akut, dan mielosklerosis.Peningkatan destruksi trombosit Immune thrombocytopenic purpura (ITP) Immune thrombocytopenic purpura sekunder seperti pada systemic lupus erythematous, limfoma Alloimune thrombocytopenic purpura, misalnya pada neonatal thrombocytopenic Drug-induced immune thrombocytopenia Disseminated intravascular coagulationDistribusi trombosit yang abnormal Sindrom hipersplenism dapat menyebabkan kerusakan trombosit dimana terjadi pooling trombosit ke dalam limpaTerjadinya dilution loss Umumnya disebabkan oleh transfusi masifBerdasarkan etiologi di atas, tatalaksana kausatif yang dapat diberikan diantaranyaa. Jika terjadi gangguan pada produksi trombosit, maka terapi yang diberikan dapat berupa thrombopietin receptor agonist yang akan merangsang trombopoiesis.b. Peningkatan destruksi trombosit dapat terjadi karena faktor imun maupun faktor eksogen seperti obat-obatan. Terapi yang dapat diberikan pada kasus trombositopenia akibat imunologis adalah pemberian obat yang dapat menurunkan respon imun tubuh diantaranya kortikosteroid dan imunosupresan, sedangkan pada kasus trombositopenia akibat obat-obatan dapat diterapi dengan menghentikan penggunaan obat penyebab, ataupun memberikan antidotum obat penginduksi trombositopenia.c. Pada kejadian ditribusi trombosit yang abnormal dengan predominasi di lien, maka terapi yang dapat diberikan adalah kortikosteroid karena umumnya sindrom hipersplenism diakibatkan oleh inflamasi dan faktor imunologi sehingga dapat ditekan dengan pemberikan kortikosteroid. Namun jika pemberian kortikosteroid tidak memberikan respon, maka dapat dilakukan tindakan splenektomi.C. Pemberian imunoglobulin intravena dapat menurunkan respon imun sehingga dapat menmperbaiki jumlah trombosit. Imunoglobulin intravena (IVIG) pada dosis 0,8-1,0 g/kgBB/hari selama 1-2 hari dapat meningkatkan jumlah trombosit pada 95% pasien dalam 48 jam. IVIG diberikan untuk memicu respon berupa downregulation pada fagositosis yang dimediasi fragmen Fc pada trombosit yang terikat antibodi. IVIG harus diberikan pada pasien dengan indikasi jelas karena IVIG termasuk terapi yang cukup mahal dan dapat memberikan efek samping berupa sakit kepala, mual, dan meningitis aseptik.D. Imunoglobulin anti D dapat diberikan pada pasien dengan rhesus positif. Terapi anti D intravena diberikan dengan dosis 50-75 g/kgBB dapat meningkatkan jumlah trombosit pada 80-90% pasien dengan rhesus positif dalam 48-72 jam. Ketika diberikan, anti D IV dapat menyebabkan anemia hemolitik ringan. Kelemahan terapi ini adalah bersifat tidak efektif pada pasien dengan Rhesus negatif dan terkadang dapat menyebabkan hemolisis.E. Splenektomi dapat dilakukan untuk menghindari penghancuran trombosit oleh lien. Splenektomi diindikasikan jika terapi kortikosteroid tidak memberikan respon membaik. Splenektomi dapat dilakukan setelah terapi kortikosteroid diberikan dengan indikator diantaranya (1) jumlah trombosit kurang dari 50000/l setelah 4 minggu terapi, (2) jumlah trombosit tetap dibawah rata-rata selama 6-8 minggu, (3) jumlah trombosit normal, namun menurun jika dosis kortikosteroid diturunkan, (4) pasien dengan perdarahan intrakranial akibat ITP, dan (5) pada pasien yang tidak menunjukkan perbaikan jumlah trombosit setelah diterapi dengan transfusi trombosit dan pemberian kortikosteroid dan IVIG.F. Transfusi trombosit, umumnya kurang dianjurkan, namun dapat diberikan pada pasien dengan keadaan perdarahan yang mengancam jiwa dan jumlah trombosit