laporan hematologi

16
PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN (CARA SAHLI) OLEH : NI MADE NIAGITA WIRATNI P07134014019 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Upload: kristianwisnusaputra

Post on 08-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan Hemoglobin

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Hematologi

PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN

(CARA SAHLI)

OLEH :

NI MADE NIAGITA WIRATNI

P07134014019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 2: Laporan Hematologi

PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN

(CARA SAHLI)

I. TUJUAN

a. Tujuan Umum

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan kadar Hemoglobin dengan metode

Sahli.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan kadar Hemoglobin dengan metode

Sahli.

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan kadar Hemoglobin darah probandus

dengan menggunakan metode Sahli.

2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Hemoglobin darah probandus.

3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penetapan kadar Hemoglobin darah

probandus.

II. METODE

Metode yang digunakan adalah metode Sahli

III. PRINSIP

Hemoglobin diubah menjadi hematin asam oleh HCl 0.1 N, kemudian warna yang terjadi

dibandingkan secara visuil dengan standard permanent dalam alat itu.

IV. DASAR TEORI

Hemoglobin adalah salah satu protein yang memiliki fungsi utama dalam proses

pengangkutan oksigen (O2) dari paru-paru ke jaringan perifer dan karbon dioksida (CO2)

dari jaringan ke paru-paru. (Christopher S. Thom, dkk. 2013). Hemoglobin ini tersusun atas

empat rantai polipeptida, yaitu dua subunit α dan dua subunit β. Subunit α dan β globin

homolog memiliki struktur tiga dimensi yang sama. Masing-masing terikat pada kelompok

prostetik heme. Heme inilah yang kemudian memberikan warna merah pada darah. (James

M. Manning,, dkk. 2011).

Page 3: Laporan Hematologi

Seseorang yang kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran

kadar Hb. Terjadinya penurunan kadar dapat menyebabkan anemia. Anemia adalah kondisi

yang ditandai adanya penurunan jumlah eritrosit atau penurunan jumlah hematokrit.( Ernest

Beutler, dkk. 2006). Keadaan anemia paling banyak disebabkan oleh defisiensi besi. Besi

merupakan utama hemoglobin, dimana hemoglobin ini berperan dalam mengikat oksigen.

Anemia defisiensi besi masih merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi. Data WHO

menyebutkan bahwa 2 miliar penduduk dunia mengidap penyakit ini. (Henri Wajcman, dkk.

2011). Anemia ditandai dengan kadar hemoglobin yang dibawah normal yaitu untuk pria

<13,5 g / dL dan untuk wanita <12,0 g / dL. Sedangkan kelebihan kadar Hb disebut

polisitemia. Polisitemia ini ditandai dengan kadar hemoglobin yang berada diatas normal

yaitu pada pria >18,5 g/ dL dan pada wanita >16,5 g / dL. (Ernest Beutler, dkk. 2006).

V. ALAT, BAHAN, DAN REAGEN

a.Alat :

• Haemometer Sahli

• Pipet Sahli yang berskala dari 0.02 ml

• Standart sumber cahaya

• Pipet pasteur dan bola karet

• Batang pengaduk

b. Bahan Pemeriksaan :

• Darah Kapiler, Darah Vena (EDTA atau Oxalat)

c. Reagent :

• Aquadest

• HCL 0.1N

VI. CARA KERJA

1. Larutan HCl 0,1 N dimasukkan kedalam tabung pengencer hemometer sampai tanda

2 gr%.

2. Sampel darah dihisap dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 0.02 ml.

3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.

4. Catatlah waktunya dan segeralah alirkan dari pipet kedalam dasar tabung

pengenceranyang berisi HCl itu. Hati – hati jangan sampai terjadi gelembung udara.

Page 4: Laporan Hematologi

5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HCl yang jernih itu kedalam pipet, 2 atau 3

kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.

6. Campurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa, warna campuran

menjadi coklat tua.

7. Tambahkan aquadest setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan batang pengaduk

yang tersedia. Persamaan warna campuran dan batang standart harus dicapai dalam

waktu 3 – 5 menit setelah saat darah dan HCl dicam dalam alat sahli. Pada usaha

mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis bagi tidak

terlihat.

8. Bacalah kadar hemoglobin dengan gram/100 ml darah (gr%).

VII. INTERPRETASI HASIL

Adapun nilai normal kadar hemoglobin adalah sebagai berikut:

1. Untuk Usia Dewasa

- Laki-laki : 13,0 - 16,0 gr%

- Perempuan : 12,0 - 14,0 gr%

Gambar Hasil Pengamatan Keterangan

Batang Pengaduk, Pipet Sahli, Tabung Haemometer, pipet tetes, Pembersih tabung

Pipa Lentur

Page 5: Laporan Hematologi

Tabung Spuite

Aquadest

HCl 0,1 N

Kesamaan warna tercapai dan kadar Hb yang didapat adalah 12, 4 gr %

VIII. PEMBAHASAN

Page 6: Laporan Hematologi

Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam

diagnosis suatu penyakit. Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan pemeriksaan

kadar hemoglobin dari sampel darah pasien dengan data sebagai berikut :

Nama : Widiana Putra

Usia : 21 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar hemoglobin

pasien berada di bawah nilai rujukan untuk laki-laki dewasa. Nilai rujukan untuk laki-laki

dewasa berada dalam kisaran 13,0-16,0 g%, sedangkan kadar hemoglobin pasien sebesar

12,4 g%.

Berikut ini adalah nilai rujukan kadar hemoglobin pada berbagai umur dan jenis

kelamin:

Sumber : Riswanto, 2013

Berdasarkan teori yang ada dapat dicurigai bahwa pasien menderita anemia.

Menurut pengakuan pasien, sebelum darah pasien diambil untuk pemeriksaan, pasien

mengalami keluhan merasa lelah karena pasien selesai melakukan olahraga. Sesuai dengan

teori yang ada bahwa berolahraga dengan beban yang cukup berat dapat mengalami

volume pernafasan yang maksimum permenit, dan penggunaan oksigen dari udara untuk

pernapasan meningkat, sehingga cadangan pemeliharaan oksigen bertambah dan kadar

hemoglobinnya menjadi menurun. Untuk mendukung diagnosis tersebut perlu diadakannya

pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab anemia tersebut.

Page 7: Laporan Hematologi

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan hemoglobin seperti diatas, dilakukan dengan

metode Sahli. Metode ini didasarkan atas pengamatan secara langsung pada warna darah

dan kemudian menyamakan dengan batang standar pada haemometer sahli. Penetapan Hb

metode Sahli ini didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah

dengan larutan HCl 0.1 N kemudian diencerkan dengan aquadest (Riswant, 2013).

Digunakannya HCl karena penambahan HCl ke dalam darah akan menghidrolisis

hemoglobin menjadi globin ferroheme. Ferroheme yang terbentuk oleh O2 yang ada di

udara dioksidasi menjadi ferriheme, yang akan segera bereaksi dengan ion Cl - membentuk

ferrihemechlorid yang juga disebut hematin maka dari itu metode sahli juga dikenal dengan

metode hematin asam.

Dalam pemeriksaan kali ini darah yang digunakan adalah darah EDTA, atau darah

yang telah ditambahkan antikoagulan EDTA, sehingga darah tidak mengalami pembekuan

selama proses pemeriksaan. Pengambilan darah dari tabung sampel dilakukan dengan

pipet Sahli yang berukuran 20 uL dibantu dengan alat penyedot, pada pengambilan darah

ini harus teliti agar tidak ada gelembung udara di dalam pipet yang dapat mempengaruhi

volume pemipetan.

Setelah dikeluarkan dari tabung darah dan ketika akan dimasukkan ke dalam tabung

sahli bagian luar pipet sahli yang masih berisi bekas darah dibersihkan dengan tissu.

Setelah 20 uL darah dicampurkan dengan HCl, sampel dihomogenkan dengan batang kaca

pengaduk yang telah tersedia dalam alat haemometer sahli sampai benar-benar homogen,

setelah itu larutan didiamkan selama 3-5 menit. Tujuan larutan didiamkan selama 3-5 menit

adalah agar pembentukan senyawa hematin asam terbentuk dengan sempurna, jika lebih

dari jangka waktu ini akan menyebabkan kerusakan senyawa hematin asam yang terbentuk,

sedangkan jika kurang dari batas waktu yang ditentukan maka pembentukan asam hematin

belum berjalan sempurna.

Setelah didiamkan 3-5 menit, untuk menyamakan warna larutan asam hematin

yang terbentuk dengan batang standar digunakan aquadest. Alasan digunakannya aquadest

karena aquadest bersifat netral, sehingga tidak akan bereaksi dengan HCl maupun

hemoglobin dan mengganggu pembentukan asam hematin melainkan sifatnya hanya

sebagai pengencer, selain itu aquadest juga tidak berwarna jadi tidak akan mengganggu

terbentuknya warna larutan asam hematin. Setiap penambahan aquadest hendaknya

Page 8: Laporan Hematologi

dilakukan penghomogenisasian menggunakan batang pengaduk agar warna yang terbentuk

merata dan tidak melewati batas standar, yang akan mengakibatkan kesalahan pembacaan

hasil. Setelah warna larutan asam hematin sama dengan warna batang kaca standar, maka

dapat dibaca kadar Hb yang dimiliki pasien. Pembacaan hasil harus dilakukan pada

lingkungan kerja yang terang agar pengamatan dapat terlihat jelas.

Pemeriksaan dengan metode sahli ini memiliki banyak memiliki kekurangann

karena metode Sahli ini memiliki risiko kesalahan yang besar mencapai 15%-30%

(Riswanto,2013). Pengerjaan masih manual sehingga prosedurnya kurang praktis dan

memakan waktu cukup lama. Selain itu haemometer Sahli sukar distandarisai. Pergenceran

volume yang terjadi dapat mengakibatkan hasil yang tidak valid. Warna kaca-standar dapat

berubah karena pengaruh waktu, suhu, dan sinar matahari sehingga harus di kalibrasi.

Kadar HCL yang kurang atau lebih dari standar yang ditetapkan yaitu 0,1 N dapat

mempengaruhi pembentukan asam hematin dari reaksi antara HCl dan hemoglobin,

sehingga hasil pemeriksaan tidak akan maksimal jika kadar HCl yang digunakan tidak

sesuai standar yaitu 0,1 N.

Selain itu kesalahan pemeriksaan juga bisa terjadi akibat kesalahan petugas seperti

pengambilan darah yang salah, tidak tepat mengambil 20 µl darah, darah dalam pipet tidak

sempurna dikeluarkan ke dalam HCl karena tidak dibilas, ada gelembung udara saat

pemipetan, tidak mengaduk dengan baik campuran darah dan asam pada waktu

mengecerkan sehingga larutan tidak homogen yang mengakibatkan reaksi pembentukan

asam hematin tidak sempurna, pengelihatan petugas yang terganggu akibat masalah mata,

bisa saja membuat kesalahan dalam pembacaan hasil pengamatan disamping juga bias

(intensitas warna) yang dapat ditangkap mata berbeda-beda, tidak memperhatikan waktu

yang seharusnya berlalu untuk mengadakan pembandingan warna, ada gelembung udara di

permukaan pada waktu membaca, membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang,

menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukan alat yang dipakai

IX. KESIMPULAN

1. Penetapan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode sahli yaitu dilakukan

dengan cara mencampurkan 2 gr% HCl dengan 0,02 ml darah pada tabung pengencer

hemometer, homogenkan, kemudian didiamkan 3-5 menit, ditambahkan setetes demi

Page 9: Laporan Hematologi

setetes aquadest lalu homogenkan kembali dengan batang pengaduk sampai warna

sama dengan warna pada batang standar.

2. Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode sahli

yang telah dilaksanakan hasil yang di dapat pada pasien Widiana Putra usia 21 tahun

memiliki kadar hemoglobin dibawah nilai rujukan untuk laki-laki dewasa. Karena

nilai rujukan untuk laki-laki dewasa yang normal berada dalam kisaran 13,0-16,0 g%,

sedangkan kadar hemoglobin pasien sebesar 12,4 g%. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa pasien tersebut mengalami anemia.

X. DAFTAR PUSTAKA

Christopher S. Thom, dkk. 2013. Hemoglobin Variants: Biochemical Properties and

Clinical Correlates.(online).tersedia:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/

PMC3579210/?report=classic[diakses 12 September 2015, 17 : 26 wita]

Ernest Beutler, dkk. 2006.The Definition Of Anemia: What Is The Lower Limit Of Normal

Of The Blood Hemoglobin Concentration?.

(online).tersedia:http://www.bloodjournal.org/content/107/5/1747[diakses 11

September 2015, 17 : 23 wita]

Henri Wajcman, dkk. 2011. Abnormal haemoglobins: detection & characterization.

(online).tersedia:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3237254/?

report=classic.[diakses 11 September 2015, 17 : 23 wita]

James M. Manning,, dkk. 2011. Intrinsic Regulation Of Hemoglobin Expression By

Variable Subunit Interface Strengths.

(online).tersedia:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3270300/

[diakses 11 September 2015, 17 : 23 wita]

Lois R. Manning, dkk. 2013. Energetic Differences at The Subunit Interfaces of Normal

Human Hemoglobins Correlate with Their Develop mental Profile.

(online).tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3640455/?

report=classic[diakses 11 September 2015, 17 : 23 wita]

Riswanto.2013.Pemeriksaan Laboratorium Hematologi.Yogyakarta : Alfa Medis Kanal

Medika

Page 10: Laporan Hematologi

Tim Penyusun.2016.Penuntun Praktikum Hematologi.Denpasar : Politeknik Kesehatan

Denpasar

Denpasar, 15 September 2015

Praktikan

Page 11: Laporan Hematologi

Ni Made Niagita Wiratni

P07134014019

Lembar Pengesahan

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Sianny Herawati, Sp.PK Rini Riowati, B.Sc

Pembimbing III Pembimbing IV

I Ketut Adi Santika, A.Md.AK Luh Putu Rinawati, A.Md.AK

Pembimbing V

Surya Bayu Kurniawan, S.Si

Page 12: Laporan Hematologi