keganasan urogential

19

Click here to load reader

Upload: gunawan-efri-s

Post on 03-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keganasan urogential

Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis.

Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista (rongga berisi cairan) atau tumor biasanya jinak.

Klasifikasi Tumor Ginjal

1. Tumor Jinak

Tumor mulai pada sel-sel, blok-blok bangunan yang membentuk jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan membentuk organ-organ tubuh.

Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh memerlukan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk suatu massa dari jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor.

a. Hamartoma Ginjal

DefinisiHamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Lima puluh persen dari hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu kelainan bawaan yang ditandai dengan retardasi mental, epilepsi, adenoma seseum dan terdapat hamartoma di retina, hepar, tulang, pankreas dan ginjal. Tumor ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria dengan perbandingan 4 : 1 (Basuki, 2003).

Gambaran Klinis

Jika tidak bersamaan dengan penyakit Tuberous sklerosis, hamartoma ginjal sering tanpa menunjukkan gejala dan kadang-kadang didapatkan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin dengan ultrasonografi abdomen(Basuki, 2003).

Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan adalah : nyeri pinggang, hematuria, gejala obstruksi saluran kemih bagian atas dan kadang kala terdapat gejala perdarahan rongga retroperitonial(Basuki, 2003).

b. Fibroma Renalis

Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala klinis yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang

Page 2: Keganasan urogential

kenyal keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.

c. Adenoma Korteks Benigna

Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi didapat sekitar 20% dari seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis tidak jelas perbedaannya dengan karsinoma tubulus renalis ; keduanya tersusun atas sel besar jernih dengan inti kecil. Perbedaannya ditentukan hanya berdasarkan ukurannya ; tumor yang berdiameter kurang dari 30 mm ditentukan sebagai tumor jinak. Perbedaan ini sepenuhnya tidak dapat dipegang sebab karsinoma stadium awal juga mempunyai diameter kurang dari 30 mm. Proses ganas dapat terjadi pada adenoma korteks.

d. Onkositoma

Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.

e. Tumor Jinak Lainnya

Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi (Underwood, 2000). Jenis tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000)

2. Tumor Ganas (Kanker)

Tumor ginjal yang ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari urotelium, yaitu karsinoma sel transisional atau berasal dari sel epitel ginjal atau adenokarsinoma, yaitu tumor Grawitz atau dari sel nefroblas, yaitu tumor Wilms.

a. Adenokarsinoma Ginjal

Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur lebih dari 50 tahun.

Angka kejadian pada pria lebih banyak daripada wanita dengan perbandingan 2 : 1. Meskipun tumor ini biasanya banyak diderita pada usia lanjut (setelah usia 40 tahun), tetapi dapat pula menyerang usia yang lebih muda.

Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma, Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor (Basuki, 2003).

Page 3: Keganasan urogential

Etiologi

Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya.Hal ini akan menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang dikenal sebagai tumor.

Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di sekitarnya.Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini dikenal sebagai metastase tumor).

Tanpa penanganan proses lokal ini meluas dengan bertumbuh terus ke dalam jaringan sekelilingnya dan dengan bermetastasis menyebabkan kematian. Progesifitasnya berbeda-beda, karena itu periode sakit total bervariasi antara beberapa bulan dan beberapa tahun.

Yang diindikasikan sebagai faktor etiologi ialah predisposisi genetik yang diperlihatkan dengan adanya hubungan kuat dengan penyakit Hippel-Lindau (hemangioblastoma serebelum, angiomata retina dan tumor ginjal bilateral) suatu kelainan herediter yang jarang (Underwood, 2000).

Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal.

Faktor resiko lainnya antara lain :

Kegemukan Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)

Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko tinggi)

Penyinaran

Penyakit Von Hippel-Lindau.

Patologi

Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.

Cara penyebaran bisa secara langsung menembus simpai ginjal ke jaringan sekitarnya dan melalui pembuluh limfe atau v. Renalis. Metastasis tersering ialah ke kelenjar getah bening ipsilateral, paru, kadang ke hati, tulang , adrenal dan ginjal kontralateral (De Jong, 2000).

Page 4: Keganasan urogential

Gejala dan Tanda Klinis

Didapatkan ketiga tanda trias klasik berupa: nyeri pinggang, hematuria dan massa pada pinggang merupakan tanda tumor dalam stadium lanjut. Nyeri terjadi akibat invasi tumor ke dalam organ lain, sumbatan aliran urin atau massa tumor yang menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal.Secara klinis kelainan ini terpaparkan sebagai keluhan hematuria.Febris yang disebabkan karena nekrosis tumor atau terbebasnya pirogen endogen oleh tumor ginjal.

Hipertensi yang mungkin disebabkan karena: oklusi vaskuler akibat penekanan oleh tumor, terjadinya A-V (arteri-venous) shunting pada massa tumor atau hasil produksi subtansi pressor oleh tumor.Anemi karena terjadinya perdarahan intra tumoral

Varikokel akut yang tidak mengecil dengan posisi tidur. Varikokel ini terjadi akibat obstruksi vena spermatika interna karena terdesak oleh tumor ginjal atau tersumbat oleh trombus sel-sel tumor

Tanda-tanda metastasis ke paru atau hepar.

Kadang-kadang ditemukan sindroma paraneoplastik, yang terdiri atas:

(1) Sindroma Staufer (penurunan fungsi liver yang tidak ada hubungannya dengan metastasis pada hepar dengan disertai nekrosis pada berbagai area pada liver),

Page 5: Keganasan urogential

(2) hiperkalsemia (terdapat pada 10% kasus kanker ginjal), (3) polisitemia akibat peningkatan produksi eritropoietin oleh tumor, dan (4) hipertensi akibat meningkatnya kadar renin(Basuki, 2003)

Diagnosa

Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di perut.Jika dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan berikut:

Urografi intravena

USG

CT scan

MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan analisa.Aortografi dan angiografi arteri renalis bisa dilakukan sebagai persiapan pembedahan untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri renalis.

Terapi

Nefrektomi. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan nefrektomi radikal yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula gerota.

Hormonal. Penggunaan terapi hormonal belum banyak diketahui hasilnya.

Imunoterapi. Pemberian imunoterapi dengan memakai interferon atau dikombinasikan dengan interleukin saat ini sedang dicoba di negara-negara maju. Mahal biayanya.

Radiasi Eksterna. Radiasi eksterna tidak banyak memberi manfaat pada adenokarsinoma ginjal karena tumor ini adalah tumor yang radioresisten (Basuki, 2003).

Sitostatika. Demikian pula pemakaian sitostatika tidak banyak memberikan manfaat pada tumor ginjal (Basuki, 2003).

PrognosisJika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan kelenjar getah bening akan memberikan peluang untuk sembuh.Jika tumor telah menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava, tetapi belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar dengan cepat, terutama ke paru-paru.

Jika kanker telah menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.

B. Nefroblastoma atau Tumor Wilms

Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Paling banyak menyerang anak-anak. Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood,

Page 6: Keganasan urogential

2000). Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003)

Patologi

Tumor berasal dari blastema metanefrik dan terdiri atas blastema, stroma dan epitel. Kadang tidak tampak unsur epitel atau stroma (De Jong, 2000).Secara makroskopis tumor ini tampak sebagai massa yang besar dan sering meluas menembus kapsula dan menginfiltrasi jaringan lemak perinefrik dan bahkan sampai ke dasar mesenterium. Daerah perdarahan dan nekrosis sering ditemukan menyatu dengan jaringan tumor solid yang berwarna putih bersama dengan daerah kartilago dan musinosa. Secara histologis kedua jaringan epitel dan mesenkim dapat ditemukan dimana tumor berasal dari jaringan mesonefrik mesoderm.

Glomerolus dan tubulus terbentuk tidak sempurna yang terletak dalam stroma sel spindel.

PenyebaranSetelah keluar dari kapsul ginjal tumor akan mengadakan invasi ke organ di sekitarnya dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar limfe para aorta. Penyebaran secara hematogen melalui vena renalis ke vena kava kemudian mengadakan metastasis ke paru (85%), hati (10%) dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral (Basuki, 2003).

Gambaran Klinis

Page 7: Keganasan urogential

Perutnya membuncit, nyeri abdomen, ada benjolan di perut sebelah atas atau hematuria. kencing berdarah. Pada pemeriksaan kadang-kadang didapatkan hipertensi, massa padat pada perut sebelah atas yang kadang-kadang telah melewati garis tengah dan sulit digerakkan.

Pada pemeriksaan ultrasonografi abdomen terdapat massa padat pada perut (retroperitonial) sebelah atas.

Stadium , menurut NWTS ( National Wilm’s Tumor Study) ada 5 stadium.

1. Tumor terbatas pada ginjal, dapat dieksisi sempurna.

2. Tumor meluas kejaringan sekitar, masih dapat dieksisi sempurna.

3. Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi atau ruptur yang

terjadi sebelum / selama operasi.

4. Metastase hematogen

5. Tumor bilateral.

Terapi:

• Radikal nefrektomi.

• Sitostatika, kombinasi antara Actinomisin D dengan Vincristine hasilnya cukup baik.

• Radiasi eksterna, bersifat radiosensitif.

C. Tumor Pelvis Renalis

Sesuai dengan jenis histopatologinya tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu (1) karsinoma sel transitional dan (2) karsinoma sel skuamosa. Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal, pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).

EtiologiDitemukan hubungan antara tumor ini dengan penyalahgunaan pemakaian obat analgesik, dan terkena zat warna anilin yang digunakan pada pewarnaan, karet, plastik dan industri gas.

Gambaran Klinis

Yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah kencing darah (80%), kadang-kadang disertai dengan nyeri pinggang dan teraba massa pada pinggang. Keadaan tersebut disebabkan oleh massa tumor atau akibat obstruksi oleh tumor yang menimbulkan hidronefrosis (Basuki, 2003).

Page 8: Keganasan urogential

Terapi

Tumor ini kurang sensitive terhadapt sitostsatika maupun radio terapi, jadi sebaiknya pada satium awal di lakukan nefrouretrektomi dengan pengambilan cuff dari buli-buli

TUMOR URETER

• Tumor ureter sangat jarang, angka kejadian kurang 1 % dari tumor urogenital, 75 %

maligna.

• Gejala klinis: Nyeri pinggang,Hematuri kambuhan, Gejala obstruksi oleh tumor.

Page 9: Keganasan urogential

• Diagnosis: IVP (ditemukan filling defek didalam lumen ureter, hidronefrosis, atau

nonvisualized ginjal), Uretroskopi (untuk melihat tumor sekaligus biopsy).

• Terapi: Nefroureterektomi, mengangkat ginjal, ureter beserta cuff buli-buli sebanyak

2 cm disekeliling muara ureter.

TUMOR BULI-BULI / KANDUNG KEMIH

Merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Dua kali lebih banyak pada

laki-laki dari wanita.

Etiologi / faktor resiko:

• Pekerjaan, pekerja dipabrik kimia, laboratorium ( senyawa amin aromatik )

• Perokok, rokok mengandung amin aromatik dan nitrosamin.

• Infeksi saluran kemih, E.Coli dan proteus Spp menghasilkan karsinogen.

• Kopi, pemanis buatan dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka panjang dapat

meningkatkan resiko karsinoma buli-buli.

Page 10: Keganasan urogential

Patofisiologi terjadinya hidronefrosis dan hiroureter diawali dengan adanya hambatan aliran urin secara anatomik

ataupun fisiologik. Hambatan ini dapat terjadi dimana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan

tekanan ureter menyebabkan perubahan dalam filtrasi glomerulus (GFR), fungsi tubulus, dan aliran darah ginjal. GFR

menurun dalam beberapa jam setelah terjadinya hambatan. Kondisi ini dapat bertahan selama beberpa minggu.

Fungsi tubulus juga terganggu. Berat dan durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran.

Hambatan aliran yang singkat menyebabkan kelainan yang reversibel sedangkan sumbatan kronis menyebabkan

atrofi tubulus dan hilangnya nefron secara permanen. Peningkatan tekanan ureter juga aliran balik pielovena dan

pielolimfatik. Dalam duktus kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim ginjal. Namun komponen diluar ginjal dapat

berdilatasi maksimal.2

Pada urogram, hidronefrosis dini memberikan gambaran kalik – kalik yang mendatar (flattening). Sementara pada

keadaan lanjut, memperlihatkan kalik – kalik berupa tongkat (clubbing). Pada tingkat yang lebih parah terjadi

destruksi parenkim dan pembesaran traktus urinarius, kompresi papila, penipisan parenkim di sekitar kalises, dan

dapat terjadi atrofi korteks yang berjalan progresif dan akhirnya terbentuk kantung hidronefrotik (balloning).

Sementara pada USG, derajat hidronefrosis terbagi menjadi tiga. Hidronefrosis ringan memberikan gambaran

hipoekoik di bagian tengah ginjal. Pada hidronefrosis sedang terlihat pelebaran peilokalikises yang sama baiknya

seperti pada urografi. Sedangkan pada hidronefrosis berat tampak kalises berupa suatu zona bebas eko yang

lobulated, parenkim ginjal tidak jelas lagi.1

• Histopatologi :

• 90 % merupakan karsinoma sel transisional, selebihnya merupakan karsinoma sel

squamosa dan adenokarsinoma.

Page 11: Keganasan urogential

Gejala klinis :

• Hematuri tanpa keluhan nyeri ( painless), kambuhan dan seluruh proses miksi.

• Retensi urine akibat, bekuan darah.

• Udema tungkai, akibat penekanan saluran limfe atau pembesaran kelenjar limfe di

pelvis.

Diagnosis ;

• IVP, ditemukan filling defect, hidronefrosis bila terjadi infiltrasi tumor ke muara

ureter.

• CT scan, MRI.

Stadium :

Page 12: Keganasan urogential

Terapi :

• Reseksi buli-buli,

• Sistektomi radikal.

• Instilasi intra vesika dengan obat-obat : Mitomisin C, 5 FU, Siklofospamide.

• Radiasi eksterna.

PROSTAT

• Merupakan keganasan yang terbanyak.

• Insiden meningkat karena, meningkatnya umur harapan hidup, penegakan diagnosis

yang lebih baik dan kewaspadaan yang tinggi.

Etiologi :

• Predisposisi genetik

• Pengaruh hormonal, hormon androgen dari sel leydic testis dan adrenal

• Diet dan lingkungan

• Infeksi.

Gejala klinis :

• Gejala obstruksi saluran kencing, retensi urine, hematuri, hidronefrosis dan gagal

ginjal.

• Keluhan akibat metastasis, nyeri pada tulang, paraplegi, fraktur patologi dan edema

tungkai.

Page 13: Keganasan urogential

Diagnosis :

• PSA ( prostat spesifik antigen)

• USG trans rektal

• CT scan, MRI dan bone scanning.

Terapi :

• Observasi, stad awal dengan harapan hidup kurang dari 10 tahun.

• Prostatektomi radikal.

• Radiasi.

• Hormonal, menghilangkan sumber androgen dengan operasi atau medikamentosa.

T E S T I S

Biasa ditemukan pada usia 15 – 35 tahun.:

Etiologi :

• Maldescendus testis.

• Tauma testis

• Atropi /infeksi testis

• Hormonal : pemberian estrogen selama kehamilan akan meingkatkan kemungkinan

terjadinya tumor testis pada anak laki yang dikandungnya.

Gejala klinis :

• Pembesaran testis, tidak nyeri, padat dan tidak menunjukkan tanda illuminasi.

• Petanda tumor:

• Alfa Feto protein suatu glikoprotein yang diproduksi oleh sel tumor.

• Human Chorionik Gonadotropin, suatu protein yang diproduksi oleh jaringan

trofoblas.

Terapi :

• Tidak diperbolehkan biopsi tumor.

• Orkiektomi, Diskesi kelenjar retroperitoneal dan para aorta.

• Radiasi : jenis seminoma respon terhadap terhadap terapi, nonseminoma tidak

respon

• Sitostatika : Sisplatinum, vinblastin dan Bleomisin.

TUMOR PENIS

• Tumor penis terdiri dari :

• Karsinoma sel basal.

• Melanoma

• Tumor parenkim

• Karsinoma sel squamous, yang paling banyak ditemukan. Berasal dari kulit

preputium, glans dan shaft penis.

Page 14: Keganasan urogential

Etiologi :

• Hygiene penis yang kurang bersih.

• Sirkumsisi mengurangi kejadian karsinoma penis

Gejala klinis :

• Tumor yang kotor, berbau dan sering mengalami infeksi, ulserasi serta perdarahan.

• Pembesaran kelenjar limfe inguinal yang nyeri karena infeksi

• Diagnosis: Biopsi lesi primer, pencitraan dibutuhkan untuk menentukan penyebaran

tumor.

Terapi :

• Menghilangkan lesi primer :

• Sirkumsisi, yang masih terbatas pada preputium

• Penektomi parsial, angkat tumor beserta jaringan sehat sepanjang kurang lebih 2 cm

dari proksimal tumor.

• Penektomi total dan ureterotomi perineal.

• Radieasi eksterna, hasilnya tidak memuaskan.

• Topikal dengan kemoterapi

• Terapi kelenjar limfe regional, beberapa ahli menganjurkan pemberian antibiotik 4 -6

minggu, bila menghilang tidak dilakukan diseksi, tetapi bila tetap membesar dilakukan

diseksi kelenjar limfe inguinal bilateral.

TESTIS MALDESENSUS

Pada masa janin testis berada di rongga abdomen dan beberapa saat sebelum bayi

lahir, testis mengalami desensus testikulorum ke kantung scrotum.

• Apabila proses tidak bejalan normal maka terjadi maldesensus.

Etiologi:

• Kelainan pada gubernakulum testis.

• Kelainan intrinsik testis

• Defisisnesi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis.

Patofisiologi:

• Suhu rongga abdomen lebih kurang 1 0 C lebih tinggi dari suhu di dalam rongga

scrotum, sehingga testis abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih tinggi dari

testis normal. Hal ini mengakibatkan kerusakan sel-sel epitel germinal testis.

Gejal klinis :

• Tidak ditemukan testis di rongga scrotum.

• Kulit scrotum mengalami hipoplasi karena tidak pernah ditempati scrotum.

Diagnosis :

• Secara klinis,

Page 15: Keganasan urogential

• USG untuk mencari lokasi testis kadang sulit.

• Flebografi untuk mencari plexus pampiniformis.

• CT scan dan MRI

Terapi: Testis diturunkan dengan pembedahan maupun medikamentosa.

HIDROKEL

Penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika

vaginalis testis.

Etiologi :

• Belum sempurnya penutupan prosessus vaginalis

• Belum sempurnanya sistem limfatik di scrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan

hidrokel.

Gejala klinik:

• Benjolan di scrotum tidak nyeri.

• Pemeriksaan transilluminasi positif

Diagnosis:

• Klinis dan dapat dibantu dengan USG.

• Dikenal ada 3 jenis hidrokel :

• Hidrokel testis

• Hidrokel funikuli

• Hidrokel komunikans.

Terapi :

Ditunggu sampai usia anak mencapai 1 tahun

Operasi ligasi pada anak, hidrokelektomi pada orang dewasa.

VARIKOKEL

Dilatasi abnormal dari vena plexus pampiniformis akibat gangguan aliran balik vena

spermatika interna.

Kelainan 15 % pada pria.

Merupakan salah satu penyebab infetilitas pada pria ( 21 – 41 %).

Etiologi :

Penyebab secara pasti belum diketahui.

Varikokel kiri lebih sering dari verikokel kanan (70-93 %), hal ini disebabkan oleh

karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah

tegak lurus, sedangkan bermuara vena cava yang agak miring . Vena spermatika

interna kiri lebih panjang dari yang kanan.

Page 16: Keganasan urogential

Gejala klinis dan diagnosis :

• Benjolan diatas testis yang agak nyeri.

• Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, kemudian palpasi scrotum, jika

diperlukan pasien diminta melakukan manuver valsava, teraba bentukan seperti

kumpulan cacing di dalam kantung sebelah cranial testis.

Dibedakan menjadi 3 derajat :

Kecil : varikokel dapat dipalpasi setelah manuver valsava.

Sedang : Varikokel dapat dipalpasi tanpa manuver valsava.

Besar : Varikokel dapat di lihat tanpa manuver valsava.

Terapi :

• Dilakukan bila ada indikasi terjadi gangguan spermatogenesis.

• Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo.

• Varikokelektomi cara Ivanisevich

• Perkutan dengan memasukkan sklerosing kedalam vena spermatika interna.

TORSIO TESTIS

Adalah terpuntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran

darah pada testis.

Patogenesis:

• Secara fisiologis m. cremaster berfungsi menggerakkan testis mendekati dan

menjauhi rongga abdomen untuk mempertahankan suhu ideal untuk testis.

• Adanya kelainan penyanggah testis menyebabkan testis dapat mengalami torsi jika

bergerak secara berlebihan seperti : perubahan suhu yang mendadak, ketakutan,

latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat atau trauma yang mengenai

scrotum.

Gejala klinis dan diagnosis :

• Nyeri hebat dan mendadak di scrotum disertai pembengkakan testis.

• Pemeriksaan fisik, testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal dari

testis kontra lateral., pada torsi yang baru terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau

penebalan funikulus spermatikus. Biasanya disertai demam.

Terapi :

• Detorsi manual, mengembalikan testis keposisi awalnya dengan memutar kearah

beralawanan dengan arah torsi.

• Operasi, dilakukan orchidopeksi bila testis masih viable dan orchiectomi bila testis

sudah nekrosis.