tugas keganasan pada tulang

20
1.Osteokondroma Definisi Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis, penonjolan tulang ini ditutupi(diliputi) oleh cartilago hialin. Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan (chondrosit). Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Patofisiologi Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit) dan sel-sel tulang rawan (kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini awalnya hanya akan menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar maka akan tampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol (cauliflower) dengan komponen osteosit sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Tumor akan tumbuh dari metafisis, tetapi adanya pertumbuhan tulang yang semakin memanjang maka makin lama tumor akan mengarah ke diafisis tulang. Lokasi osteokondroma biasanya pada metafisis tulang panjang khususnya femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal, dapat juga ditemukan pada tulang scapula dan illium. Gambaran Radiologis Ada 2 tipe osteokondroma yaitu bertangkai (pedunculated) / narrow base dan tidak bertangkai (sesile) / broad base. Pada tipe pedunculated, pada foto polos tampak penonjolan tulang yang menjauhi sendi dengan korteks dan spongiosa masih normal. Penonjolan ini berbentuk seperti bunga kol (cauliflower) dengan komponen osteosit sebagai tangkai dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Densitas 1

Upload: mutia-ainur-rahmah

Post on 29-Dec-2015

92 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

About cancer and tumor related with bone

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Keganasan Pada Tulang

1. Osteokondroma

Definisi

Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan tulang

yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis, penonjolan tulang ini

ditutupi(diliputi) oleh cartilago hialin. Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan

komponen tulang rawan (chondrosit). Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua

(32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya

aktif dan pada dewasa muda. 

Patofisiologi

Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit) dan sel-sel tulang

rawan (kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini awalnya hanya akan menimbulkan

gambaran pembesaran tulang dengan korteks dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin

membesar maka akan tampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol (cauliflower) dengan

komponen osteosit sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Tumor akan

tumbuh dari metafisis, tetapi adanya pertumbuhan tulang yang semakin memanjang maka makin lama

tumor akan mengarah ke diafisis tulang. Lokasi osteokondroma biasanya pada metafisis tulang

panjang khususnya femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal, dapat juga ditemukan pada

tulang scapula dan illium.

Gambaran Radiologis

Ada 2 tipe osteokondroma yaitu bertangkai (pedunculated) / narrow base dan tidak bertangkai

(sesile) / broad base. Pada tipe pedunculated, pada foto polos tampak penonjolan tulang yang

menjauhi sendi dengan korteks dan spongiosa masih normal. Penonjolan ini berbentuk seperti bunga

kol (cauliflower) dengan komponen osteosit sebagai tangkai dan komponen kondrosit sebagai

bunganya. Densitas penonjolan tulang inhomogen (opaq pada tangkai dan lusen pada bunga).

Terkadang tampak adanya kalsifikasi berupa bercak opaq akibat komponen kondral yang mengalami

kalsifikasi.

Gambar

Tumor osteokondroma jinak

pada tulang femur laki-laki usia

1

Gambar 1. Tumor osteokondroma jinak pada tulang femur laki-laki usia 22 tahun

Page 2: Tugas Keganasan Pada Tulang

2. Osteoma

Definisi

Osteoma adalah tumor jinak yang menyerang jaringan tulang, yang terbatas dengan

karesteristik dengan proliferasidari pada tulang kompak atau consellous dan umumnya pada endosteal

atau periosteal.

Patofisiologi

penyebab dari osteoma ini disebabkan oleh faktor trauma iritasi kronis, kelainan congenital

dimana terjadi pertumbuhan tulang pada garis tengah dari palatum, infeksi, kebiasaan-kebiasaan

makan yang aneh seperti halnya orang yang mengunyah tembakau bisa menyebabkan suatu keadaan

hyperostosis dan perkembangan yang tidak normal dari gigi. Tidak ada yang menunjukkan etiologi

yang pasti terjadinya osteoma.

Gejala dan Tanda

Umumnya osteoma jarang ditemukan dirongga mulut, dan apabila ditemukan dilaporkan

bahwa lebih banyak menyerang rahang bawah dari pada rahang atas. Ia mempunyai gejala klinik yang

sama seperti perjalanan tumor jinak pada umumnya, Osteoma dapat dapat di identifikasi pada usia 20

sampai dengan 50 tahun, tetapi bisa juga ditemukan pada usia yang lebih muda atau bahkan pada usia

yang lebih tua. .Multipel osteoma dirahang sama seperti osteoma yang terjadi di tulang-tulang panjang

dan tulang tengkorak.

2

Gambar 3. Osteoma pada rongga mulut

Page 3: Tugas Keganasan Pada Tulang

3. Osteoklastoma ( tumor sel raksasa )

Definisi

Osteoklastoma merupakan tumor tulang yang mempunyai sifat dan kecenderungan untuk

berubah menjadi ganas dan agresif sehingga tumor ini dikategorikan sebagai tumor ganas. Tumor

giant cell (TGC) tulang merupakan sebuah lesi yang bersifat jinak tetapi secara local dapat bersifat

agresif dan destruktif yang ditandai dengan adanya vaskularisasi yang banyak pada jaringan

penyambung termasuk proliferasi sel-sel mononuklear pada stroma dan banyaknya sel datia yang

tersebar serupa osteoklas.

Tumor ini biasanya dijumpai pada usia dewasa, setelah terjadi fusi tulang. Kebanyakan dijumpai pada

usia 30-40 tahun, dan sangat jarang ditemukan sebelum usia 20 tahun. Tumor ini sering terjadi pada

wanita dibandingkan pria dengan usia 20-40 tahun, karena biasanya tumor ini terjadi tulang yang

sudah matur.

Patofisiologi

Tumor sel raksasa yang konvensional merupakan lesi soliter dan ditemukan sel raksasa yang

multinukleus menyerupai osteoklas serta sel-sel stroma pada daerah epifisis (98-99%) pada tulang

orang dewasa, bersifat agresif dengan sel-sel atipik dan gambaran mitosis. Ditemukan jaringan yang

kaya vaskularisasi tapi hanya sedikit jaringan kolagen. Sel tumor ini merupakan neoplasma yang

bersifat destruktif untuk daerah sekitarnya.

Klasifikasi

Enneking mengemukakan suatu sistem klasifikasi stadium TGC berdasarkan klinisradiologis-

histopatologis sebagai berikut:

1. Stage 1: Stage inaktif/laten: (i) klinis, tidak memberikan keluhan, jadi ditemukan secara

kebetulan, bersifat menetap/tidak ada proses pertumbuhan; (ii) radiologis, lesi berbatas tegas

tanpa kelainan korteks tulang: dan (iii) histopatologi, didapat gambaran sitologi yang jinak,

rasio sel terhadap matriks rendah.

2. Stage 2: stage aktif: (i) klinis: didapat keluhan, ada proses pertumbuhan; (ii) radiologis: lesi

berbatas tegas dengan tepi tidak teratur, ada gambaran septa di dalam tumor. Didapati adanya

bulging korteks tulang; dan (iii) histopatologis: gambaran sitologi jinak, rasio sel tehadap

matriks berimbang.

3. Stage 3: stage agresif: (i) klinis: ada keluhan, dengan tumor yang tumbuh cepat; (ii)

radiologis: didapatkan destruksi korteks tulang, sehingga tumor keluar dari tulang dan tumbuh

ke arah jaringan lunak secara cepat; didapati reaksi periosteal segitiga Codman, kemungkinan

ada fraktur patologis; dan (iii) histopatologis: gambaran sitologi jinak dengan rasio sel

3

Page 4: Tugas Keganasan Pada Tulang

terhadap matriks yang tinggi, bisa didapat nukleus yang hiperkromatik, kadang didapat proses

mitosis.

Tanda dan Gejala

Gejala utama yang ditemukan berupa nyeri serta pembengkakan terutama pada lutut dan

mungkin ditemukan efusi sendi serta gangguan gerakan pada sendi (karena lesi biasanya berada

mengenai kartilago artikular), keparahan nyeri bergantung pada derajat pertumbuhan dari neoplasma.

Mungkin juga penderita datang dengan gejala-gejala fraktur (10%).

Bila lesi tumor terletak di tulang-tulang vertebra dapat timbul gejala nerologis. Nyeri tekan

pada pemeriksaan palpasi juga didapatkan pada pasien. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan atrofi

otot dan menurunnya pergerakan sendi. TGC pada sakrum sering menimbulkan gejala low back pain

yang meluas di kedua ekstremitas bagian bawah dan dapat disertai gejala neurologis, gangguan

berkemih atau buang air besar. tulang di persendian Osteoklastoma terutama ditemukan pada daerah

yang sebelumnya merupakan epifisis tulang panjang (75%) setelah lempeng epifisis telah menutup,

khususnya pada daerah lutut yaitu pada daerah tibia proksimal, femur distal, humerus proksimal,

radius distal. Sisanya dapat ditemukan pada daerah pelvis dan sakrum.

TGC dapat terjadi di tulang-tulang vertebra, sebagian besar terjadi di sakrum. Tumor ini

kadang meluas sampai meliputi sendi sakroiliaka dan juga dapat mengenai diskus intervertebralis L5

– S1 bahkan sampai pada posterior dari L5. Kadang-kadang tumor ini terdapat di tulang rahang,

proksimal humerus, proksimal femur, proksimal fibula, distal tibia, patela, ujung tulang metakarpal,

dan juga tulang jari-jari. TGC dapat juga terjadi multisentrik/lebih dari satu dan biasanya bersifat

agresif secara klinis. Pada beberapa kasus TGC terjadi di metafisis skeletal tulang yang belum matur

dan sering meluas ke diafisis daripada ke epifisis karena adanya lempeng epifisis yang bertindak

sebagai barrier terhadap pertumbuhan tumor.

4

Gambar 4. Osteoklasoma

Page 5: Tugas Keganasan Pada Tulang

4. Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik)

Definisi

Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) atau kanker tulang adalah tumor tulang ganas primer,

dimana tumor ganas ini memproduksi tulang dan sel-selnya berasal dari sel mesenkimal primitif.

Berdasarkan penilaian klinis, radiologis dan histopatologis yang cermat dari masing-masing

tumor tulang, maka dapat ditentukan staging tumor tersebut. Staging berlaku untuk tumor jinak dan

tumor ganas tulang. Sistem staging yang dipakai untuk tumor tulang ialah Surgical Staging System

dari Enneking.

Untuk tumor ganas ada 3 tingkat stadium, yaitu:

1. Stadium I, bila derajat keganasannya rendah.

2. Stadium II, artinya tumor mempunyai derajat keganasan tinggi.

3. Stadium III, yang berarti tumor sudah menyebar.

Patofisiologi

Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung

atas) dan tulang kering (ujung atas).Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana

terjadi perubahan dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian, osteosarkoma juga

bisa tumbuh di tulang lainnya.

Osteosarkoma dibagi menjadi dua tipe :

1. Tipe sentral yaitu tumor yang tumbuhnya di dalam tulang.

2. Tipe perifer yaitu tumor yang tumbuhnya di permukaan tulang.

Tanda dan Gejala

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga

bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas. Tumor di tungkai menyebabkan

penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan

dipakai untuk mengangkat sesuatu benda. ronsen tulang Pembengkakan pada tumor mungkin teraba

hangat dan agak memerah. Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang karena tumor

bisa menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut fraktur

patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin. Berdasarkan Jess H. Lonner, tanda

osteosarkoma adalah : Paint and swelling, decreased range of motion, localized warmth and

pathological fracture. (Jess H. Lonner, 1999: 243).

5

Page 6: Tugas Keganasan Pada Tulang

5. Osteoid osteoma

Definisi

Merupakan tumor osteoblastik jinak terdiri dari inti osteoid dengan vaskularisasi tinggidan merupakan tumor

jinak tulang dengan potensi pertumbuhan yang terbatas.

Patologi

Didapat sebagai jaringan yang seluler, banyak vaskularisasinya. Jika nidus diangkat,terlihat gambaran lingkaran

merah tulang trabekular biasanya kurang dari 1 cm. Kelainan terdiriatas jaringan seluler dengan tingkat vaskularisasi yang

tinggi dari jaringan tulang yang belummatang serta jaringan osteoid.

Lokasi

Dapat mengenai semua tulang, tetapi biasanya pada tulang panjang seperti Femur danTibia. Caput femur

merupakan salah satu tempat yang paling sering didapat.

Gejala klinis

Nyeri bersifat menetap/putus-putus yang tidak hilang oleh istirahat

Nyeri biasanya di malam hari

Nyeri dapat bersifat ringan sampai hebat

Nyeri dapat berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah

Kadang otot di sekitar tumor akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah

tumor diangkat.

6

Gambar 5. Osteosarkoma

Gambar 6. Gambaran patologis diman ditemukan lingkaran merah tulang trabekula

Page 7: Tugas Keganasan Pada Tulang

6. Enkondroma

Definisi

Enkondroma atau kondroma sentral adalah tumor jinak se-sel rawan displastik yang timbul

pada metafisis tulang tubular, terutama pada tangan dan kaki. Merupakan tumorjinak tulang dengan

frekuensi 9,8% dari seluruh tumor jinak tulang, biasanya ditemukan pada usia dewasa muda tetapi

dapat pula pada setiap umur. Gejalanya biasanya berupa benjolan yang tidak nyeri.

Patofisiologi

Gambaran radiologis memperlihatkan adanya daerah radiolusen yang bersifat sentral

(enkondroma) antara metafisis dan diafisis. Mungkin dapat ditemukan sedikit ekspansi dari tulang.

Pada tulang yang matur dapat ditemukan adanya bintik bintik kalsifikasi pada daerah lusen.

Terdapat pembentukan tulang rawan yang matur tanpa tanda tanda pleimof, mitosis, atau gejala-

gejala keganasan lainnya. Sering ditemukan adanya perubahan miksoid pada jaringan lunak, maka

kelainan ini disebut sindroma Maffuci.

Perubahan kearah keganasan pada enkondromatosis (enkondroma multiple) lebih sering dari

pada enkondroma soliter. Tanda tanda keganasan biasanya terjadi setelah umur 30 tahun dengan

gejala gejala berupa nyeri, pembesaran tumor yang tiba tiba dan erosi korteks tulang.

Tanda dan Gejala

Adanya erosi akan menimbulkan menimbulkan rasa nyeri, pembengkaka n, atau fraktur

patologis dari tulang yang terkena. Sebaliknya, lesi itu dapat tetap tenang. Seperti pada eksostosis,

juga dilaporkan adanya perubahan keganasan pada enkondroma, terutama adalah bentuk multiple.

Tumor ini paling sering mengenai tulang-tulang tubuler kecil (acral skeleton) pada tangan dan

kaki, kadang-kadang juga pada tulang yang lebih besar, seperti femur, hemerus, tibia, fibula, radius

dan ulna. Pada tulang panjang ditemukan pada metafisis dan distal atau proksimal dari diafisis

7

Gambar 7. gambaran radiologis dengan lesi yang radiolusen pada zona intramedular, gambaran patologis terdapat low celluarity, vague lobularity, dan focal calcified

Page 8: Tugas Keganasan Pada Tulang

7. Kondosarkoma

Definisi

Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang rawan oleh

sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua setelah osteosarkoma.

Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) anaplastik

yang berkembang menjadi ganas. Kondrosarkoma biasanya ditemukan pada daerah tulang femur,

humerus, kosta dan bagian permukaan pelvis. Tumor ini memiliki banyak ciri dan bentuk

perkembangan. Dari pertumbuhan yang lambat hingga pertumbuhan metastasis yang agresif.

Kondrosarkoma dapat dibagi menjadi kondrosarkoma primer dan sekunder. Untuk keganasan

yang berasal dari kartilago itu sendiri disebut kondrosarkoma primer. Sedangkan apabila merupakan

bentuk degenerasi keganasan dari penyakit lain seperti enkondroma, osteokondroma dan

kondroblastoma disebut kondrosarkoma sekunder. Kondrosarkoma sekunder kurang ganas

dibandingkan kondrosarkoma primer. Kondrosarkoma dapat diklasifikasi menjadi tumor sentral atau

perifer berdasarkan lokasinya di tulang.

Patofisiologi

Patofisiologi kondrosarkoma primer maupun sekunder adalah terbentuknya kartilago oleh sel-

sel tumor tanpa disertai osteogenesis. Sel tumor hanya memproduksi kartilago hialin yang

mengakibatkan abnormalitas pertumbuhan tulang dan kartilago. Secara fisiologis, kondrosit yang mati

dibersihkan oleh osteoklas kemudian dareah yang kosong itu, diinvasi oleh osteoblas-osteoblas yang

melakukan proses osifikasi. Proses osifikasi ini menyebabkan diafisis bertambah panjang dan

lempeng epifisis kembali ke ketebalan semula. Seharusnya kartilago yang diganti oleh tulang di ujung

diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara dengan pertumbuhan kartilago baru di ujung epifisis

lempeng. Namun pada kondrosarkoma proses osteogenesis tidak terjadi, sel-sel kartilago menjadi

ganas dan menyebabkan abnormalitas penonjolan tulang, dengan berbagai variasi ukuran dan lokasi.

Proses keganasan kondrosit dapat berasal dari perifer atau sentral. Apabila lesi awal dari kanalis

intramedular, di dalam tulang itu sendiri dinamakan kondrosarkoma sentral sedangkan

kondrosarkoma perifer apabila lesi dari permukaan tulang seperti kortikal dan periosteal. Tumor

kemudian tumbuh membesar dan mengikis korteks sehingga menimbulkan reaksi periosteal pada

formasi tulang baru dan soft tissue.

Tanda dan Gejala

1. Nyeri

Nyeri merupakan gejala yang paling banyak ditemukan. Sekitar 75% pasien

kondrosarkoma merasakan nyeri. Gejala nyeri yang ditimbulkan tergantung pada predileksi

serta ukuran tumor. Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat pembesaran

8

Page 9: Tugas Keganasan Pada Tulang

tumor yang perlahan-lahan. Nyeri berlangsung lama dan memburuk pada malam hari. Saat

istirahat nyeri tidak menghilang. Nyeri diperberat oleh adanya fraktur patologis.

2. Pembengkakan

Pembengkakan lokal biasa ditemukan.

3. Massa yang teraba

Teraba massa yang diakibatkan penonjolan tulang.

4. Frekuensi miksi meningkat

Manifestasi klinis ini ditemukan pada kondrosarkoma di pelvis. Namun semua

manifestasi klinis ini tidak selalu ada di setiap kondrosarkoma. Gejala yang ditimbulkan

tergantung dari gradenya. Pada grade tinggi, selain pertumbuhan tumor cepat juga disertai

nyeri yang hebat. Sedangkan pada grade rendah, pertumbuhan tumor lambat dan biasanya

disertai keluhan orang tua seperti nyeri pinggul dan pembengkakan.

   

 

 

8. Osteoklastoma

Definisi

Osteoklastoma merupakan tumor tulang yang mempunyai sifat dan kecenderungan untuk

berubah menjadi ganas dan agresif sehingga tumor ini dikategorikan sebagai tumor ganas.1 Tumor

giant cell (TGC) tulang merupakan sebuah lesi yang bersifat jinak tetapi secara local dapat bersifat

agresif dan destruktif yang ditandai dengan adanya vaskularisasi yang banyak pada jaringan

penyambung termasuk proliferasi sel-sel mononuklear pada stroma dan banyaknya sel datia yang

tersebar serupa osteoklas.

Tumor ini biasanya dijumpai pada usia dewasa, setelah terjadi fusi tulang. Kebanyakan

dijumpai pada usia 30-40 tahun, dan sangat jarang ditemukan sebelum usia 20 tahun.3, 4, 5 Tumor ini

sering terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan usia 20-40 tahun, karena biasanya tumor ini

terjadi tulang yang sudah matur.

  Asal dari osteoklas ini tidak diketahui; bahkan tidak ada kesepahaman yang jelas mengenai

asal sel prinsipal dari osteoklastoma merupakan sel osteoklas (giant cell).

9

Gambar 8. Kondorsarkoma

Page 10: Tugas Keganasan Pada Tulang

Patofisiologi

Tumor sel raksasa yang konvensional merupakan lesi soliter dan ditemukan sel raksasa yang

multinukleus menyerupai osteoklas serta sel-sel stroma pada daerah epifisis (98-99%) pada tulang

orang dewasa, bersifat agresif dengan sel-sel atipik dan gambaran mitosis. Ditemukan jaringan yang

kaya vaskularisasi tapi hanya sedikit jaringan kolagen.1 Sel tumor ini merupakan neoplasma yang

bersifat destruktif untuk daerah sekitarnya. 

Tanda dan Gejala

Gejala utama yang ditemukan berupa nyeri serta pembengkakan terutama pada lutut dan

mungkin ditemukan efusi sendi serta gangguan gerakan pada sendi (karena lesi biasanya berada

mengenai kartilago artikular), keparahan nyeri bergantung pada derajat pertumbuhan dari neoplasma.

Mungkin juga penderita datang dengan gejala-gejala fraktur (10%).1,2

Bila lesi tumor terletak di tulang-tulang vertebra dapat timbul gejala nerologis. Nyeri tekan

pada pemeriksaan palpasi juga didapatkan pada pasien. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan atrofi

otot dan menurunnya pergerakan sendi. TGC pada sakrum sering menimbulkan gejala low back pain

yang meluas di kedua ekstremitas bagian bawah dan dapat disertai gejala neurologis, gangguan

berkemih atau buang air besar.

 

 

 

9. Sarcoma Ewing

Definisi

Sarcoma Ewing adalah suatu tumor ganas yang jarang terjadi dimana sel kanker dapat

ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak. Ewing’s sarcoma dijelaskan pertama kali pada tahun

1921 oleh Dr. James Ewing (1866 – 1943), dimana penyakit ini berbeda dengan limfoma dan jenis

penyakit kanker lainnya pada masa itu. Biasanya penyakit ini menyerang tulang panjang seperti

pelvis, femur, humerus dan tulang rusuk. Ewing’s sarcoma juga dapat bermetastasis ke tempat lain

10

Gambar 9.. Giant cell tumor pada tulang (osteoklastoma) pada bagian ujung bawah dari radius seorang pria

usia 32 tahun. Perhatikan bahwa neoplasma destruktif (osteolitik) melibatkan daerah dari bekas epifisis

sebelumnya meluas ke arah tulang subkondral. Pada kondisi stadium awal ini, lesi radius hanya mulai meluas

hingga ke bagian medial ulnar (Salter, 2008).

Page 11: Tugas Keganasan Pada Tulang

seperti sumsum tulang, paru-paru, ginjal, hati, kelenjar adrenal, dan jaringan lunak lainnya. Walaupun

Ewing’s sarcoma termasuk salah satu kanker tulang, namun dapat juga terjadi pada jaringan lunak

yang lebih dikenal dengan nama ekstraosseus Ewing’s sarcoma.

Patofisiologi

Menurut Ackerman’s : tipe dari system gradasi yang biasa dipergunakan tampaknya kurang

begitu penting dari pada protocol peta regional dan evaluasi histologis. Dengan mikroskop cahaya,

sarcoma Ewing tampak sebagai massa difuse dari sel tumor yang homogen. Seringkali terdapat

populasi bifasik dengan sel yang besar, terang dan kecil, gelap. Tanda vaskularisasi dan nekrosis

koagulasi yang luas merupakan gambaran yang khas. Tumor akan menginfiltrasi tulang dan membuat

destruksi kecil. Tepi tumor biasanya infiltratif dengan pola fili dan prosesus seperti jari yang kompak

disertai adanya sel basofil yang biasanya berhubungan erat dengan survival penderita yang buruk.

Tanda dan Gejala

Gejala dari Ewing’s sarcoma yang terjadi dapat ditemukan adanya pembengkakan, rasa sakit,

kehilangan gigi, paresthesia, exophthalmos, ptosis, epistaxis, ulceration, gigi yang bergeser, trismus,

dan sinusitis.

Pada Ewing’s sarcoma yang biasanya terjadi di rahang bawah itu merupakan tumor yang

sangat cepat tumbuh secara invasive dengan metastasis dini. Awalnya ada rasa sakit sebentar-sebentar

di absesnya yang dapat diraba, kemudian menjadi rasa sakit terus-menerus, terkait dengan

pertumbuhan cepat pada tumor dan pembesaran tulang.

 

11

Page 12: Tugas Keganasan Pada Tulang

(i) (ii) (iii)

12

Gambar 10. (i) Gambaran lesi permeatif (a) dan onion skin (b) pada pasien-pasien dengan sarkoma Ewing. (ii)

Gambaran massa tumor sarkoma Ewing intra operasi pada pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

Jakarta. (iii) Gambaran histopatologis pasien dengan sarkoma Ewing di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

Jakarta

Page 13: Tugas Keganasan Pada Tulang

Daftar Pustaka

Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Jakarta: EGC

________________.2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC

________________.2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta: EGC

Kiranti Nurendah.(2001). Diagnosis dan Treatment Sarcoma Ewing. [Online] Tersedia:

http://cuk-ing.blogspot.com/2013/06/sarcoma-ewing.html [April 2014]

Muhammad Naufal N (2007). Kondorsarkoma. [Online] Tersedia :

http://dokmud.wordpress.com/2010/02/16/kondrosarkoma [April 2014]

Intan Gita Mustika (2010). Neoplasma Tulang [Online] Tersedia :

http://tentangkedokteran.wordpress.com/2009/03/11/neoplasma-tulang-2 [April 2014]

13