fakultas keguruan dan ilmu pendidikan … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...

121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI YOSODIPURO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : WIWIT DESI LESTARI X 1206050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: trankien

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI

DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

(GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

YOSODIPURO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh :

WIWIT DESI LESTARI

X 1206050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI

DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

(GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI YOSODIPURO

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

WIWIT DESI LESTARI

X 1206050

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Slamet Mulyono, M.Pd. Drs. Edy Suryanto, M.Pd.

NIP 19620728 199003 1 002 NIP 19600810 198601 1 001

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Raheni Suhita, M.Hum. .....................

Sekretaris : Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd. ....................

Anggota I : Drs. Slamet Mulyono, M.Pd. ……………..

Anggota II : Drs. Edy Suryanto, M.Pd. ……………..

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Wiwit Desi Lestari. X1206050. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI YOSODIPURO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2010.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kualitas; (1) proses pembelajaran menulis narasi dan (2) hasil pembelajaran menulis narasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SD Negeri Yosodipuro No. 104 dengan subjek siswa kelas V yang berjumlah 29 siswa. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah kemampuan menulis narasi yang termasuk dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis kritis. Proses pembelajaran menulis narasi dilaksanakan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi, dan (4) refleksi. Tahap perencanaan tindakan meliputi: (a) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrument penelitian, (b) merancang skenario pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan metode investigasi kelompok, dan (c) menyusun sistem penilaian yang meliputi penilaian proses dan hasil. Tahap pelaksanaan peneliti mengadakan pengamatan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada. Selain itu, pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Tahap observasi dilakukan peneliti dengan mengamati dan menginterpretasikan penerapan metode investigasi kelompok dalam pembelajaran menulis narasi serta mengolah data untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi siswa dengan metode investigasi kelompok tersebut, juga untuk mengetahui kelemahan yang mungkin muncul. Tahap analisis dan refleksi dilakukan peneliti dengan menganalisis atau mengelola data hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian yang perlu diperbaiki dan bagaimana yang sudah mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat: (1) peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan narasi tersebut ditandai dengan meningkatnya: (a) kerja sama siswa selama pembelajaran, (b) keaktifan siswa selama pembelajaran, dan (c) minat siswa dalam pembelajaran menulis narasi; (2) peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata menulis siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu: (a) pada siklus I sebanyak 11 siswa (56,61%), (b) pada siklus II sebanyak 21 siswa (66.41%), dan (c) pada siklus III sebanyak 27 siswa (75,34%) telah mencapai batas nilai ketuntasan yang ditetapkan, yaitu 63.

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO “Hapuslah air mata Anda dengan sikap berbaik sangka kepada Allah SWT, Tuhan

Anda. Usirlah semua kesusahan dan kesedihan Anda dengan mengingat nikmat-

nikmat Allah SWT yang telah dilimpahkan kepada Anda.”

(DR. ‘Aidh Bin ‘Abdullah Al-Qarni)

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur

dan terima kasihku kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Sukirno dan Ibu

Suwarni atas dukungan, kasih sayang, doa

yang tak akan pernah putus;

2. Adikku semata wayang Fakhri Zaki AL

Fadhil yang selalu memberiku keceriaan;

3. Mas Budy, terima kasih atas motivasi, kasih

sayang, dan perhatian yang telah diberikan

kepadaku;

4. Sahabatku (Fyna, Elen, Niken, Damay, Mbak

Nuning, Mami Rika) semoga persahabatan

kita tak terpisahkan karena jarak;

5. Kos Maduratna (Mamah Ely, Iphe, Laras,

Ijup, Siti, Harum, Andri) telah

mengajarkanku tentang kemandirian; dan

6. Almamater.

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan

nikmatnya dan karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi guna

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Sebelas

Maret. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Oleh karenanya, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin penulisan skripsi;

2. Drs. Suparno, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah

memberikan persetujuan untuk penulisan skripsi;

3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Pembimbing Akademik, dan selaku Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi selama menyusun

skripsi serta izin untuk menyusun skripsi ini;

4. Drs. Edy Suryanto, M. Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lancar;

5. Dra. Siti Iriani, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Yosodipuro Surakarta yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas;

6. Ibu Wartinah, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta

yang telah banyak membantu dan berperan aktif dalam proses penelitian;

7. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta yang telah berperan

aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian;

8. Mahasiswa BASTIND’06 yang telah memberikan semangat dalam proses

penelitian ini; dan

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

9. Berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dan

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surakarta,

Penulis

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL .................................................................................................. i

PENGAJUAN ....................................................................................... ii

PERSETUJUAN .................................................................................... iii

PENGESAHAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

MOTTO ................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS TINDAKAN .................................................... 7

A. Landasan Teori ............................................................................. 7

1. Hakikat Kemampuan Menulis Narasi ..................................... 7

a. Pengertian Menulis ………………………………………. 7

b. Tahap-tahap Penulisan ……………………………………. 8

c. Asas-asas Menulis ………………………………………… 11

d. Jenis-jenis Tulisan ………………………………………… 13

2. Hakikat Pembelajaran Menulis Narasi di SD .......................... 16

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ......................................... 16

b. Pembelajaran Menulis Narasi di Sekolah Dasar.......................... 18

c. Pengertian Menulis Narasi……………………………………... 20

d. Penilaian Kemampuan Menulis Narasi........................................ 23

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3. Hakikat Penilaian Proses Belajar-Mengajar ............................ 27

a. Pengertian Penilaian Proses Belajar- Mengajar ………….. 27

b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-Mengajar ………… 30

c. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Proses Pembelajaran…. 34

4. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ........................................... 37

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ……………………… 37

b. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif ………. 38

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ………………………… 40

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ………………………….. 40

e. Metode dalam Pembelajaran Kooperatif ………………….. 41

5. Hakikat Metode Investigasi Kelompok ................................... 43

a. Pengertian Investigasi Kelompok ........................................ 43

b. Manfaat Menggunakan Investigasi Kelompok .................... 46

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 46

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 47

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 49

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................... 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 50

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 50

C. Sumber Data Penelitian ................................................................ 52

D. Subjek Penelitian .......................................................................... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 53

F. Uji Validitas Data ......................................................................... 54

G. Teknik Analisis Data .................................................................... 55

H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 55

I. Indikator Keberhasilan Tindakan .................................................. 59

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 62

A. Kondisi Awal ............................................................................... 62

B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian .................................. 67

1. Deskripsi Siklus 1 ................................................................... 67

2. Deskripsi Siklus 2 ................................................................... 78

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Deskripsi Siklus 3 ................................................................... 88

4. Deskripsi Antarsiklus ............................................................. 95

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 96

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................... 102

A. Simpulan ...................................................................................... 102

B. Implikasi ...................................................................................... 103

C. Saran ............................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 107

LAMPIRAN............................................................................................... 110

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Keterampilan Menulis……………………………………… 26

2. Penilaian Proses Kegiatan Menulis……………………….………….. 32

3. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ……………..………… 50

4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian .......................................... 60

5. Daftar Nilai Menulis Narasi Survei Awal Kelas V SD Negeri

Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010 ................................................ 66

6. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siklus I

Kelas V SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010 ................. 74

7. Daftar Nilai Menulis Narasi Siklus I Kelas V SD Negeri

Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010 ................................................ 77

8. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siklus II

SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010 .............................. 83

9. Daftar Nilai Menulis Narasi Siklus II Kelas V SD Negeri

Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010 ................................................ 86

10. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siklus III

Kelas V SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010…………… 92

11. Daftar Nilai Menulis Menulis Narasi Siklus III Kelas V

SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010…………………….. 94

12. Hasil Tindakan Ditinjau dari Indikator Ketercapaian PTK…………… 95

13. Rekapitulasi Nilai Menulis Narasi dari Siklus ke Siklus……………… 101

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Kerangka Berpikir .............................................................................. 48

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………………………………….. 52

3. Alur Penelitian Tindakan Kelas……………………………………………. 56

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia dikatakan belum berhasil mencapai tujuannya

sebagai salah satu bukti nyata adanya krisis multidimensional yang berakar dari

krisis moral. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia, yaitu rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan

pendidikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya mutu

pendidikan, antara lain faktor: pendidik, sarana dan prasarana, pengelolaan,

penilaian. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

dan diharapkan membawa dampak positif terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Upaya-upaya tersebut di antaranya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan

prasarana pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah serta peningkatan

kualitas tenaga pengajar.

Terkait dengan permasalahan di atas, pembelajaran bahasa Indonesia

memiliki andil cukup besar dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Komunikasi tersebut tentunya

dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan

maupun tulis. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari standar

kompetensi yang meliputi empat aspek, yaitu: membaca, menulis, berbicara, dan

menyimak. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah

menulis. Pernyataan ini dikuatkan oleh Farris J. Pamela (2008: 1) bahwa menulis

merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari dan diajarkan.

Kemampuan menulis diajarkan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak (TK),

sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas

atau kejuruan (SMA/SMK) dengan tujuan agar siswa mampu menuangkan ide,

gagasan, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan baik. Pada umumnya,

1

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pelaksanaan pembelajaran menulis di sekolah masih banyak mengalami hambatan

dan belum dapat dilaksanakan secara efektif.

Terkait dengan hal ini, The Liang Gie (2002: 7) menyatakan bahwa

menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah

pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain.

Tujuan pembelajaran kemampuan menulis yang diharapkan adalah agar peserta

didik mampu mengungkapkan gagasan, ide, pendapat, dan pengetahuan secara

sistematis dan tertulis serta memiliki kegemaran menulis.

Sejalan dengan tujuan tersebut, peran budaya menulis makin menempati

kedudukan yang sentral di dalam kehidupan modern. Tanpa budaya menulis, arus

komunikasi dan informasi akan terputus serta mengakibatkan terputusnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga akan menjadikan

manusia berada dalam keterbelakangan dan kebodohan. Kemampuan menulis

dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan kreativitas peserta didik dan sarana

peningkatan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa, khususnya bahasa

tulis sebagai sarana komunikasi.

Secara umum tujuan pembelajaran kemampuan menulis, yaitu siswa

mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan/pendapat secara tertulis ataupun

sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, ide,

imajinasi, aspirasi dan lain-lain (Yant Mujiyanto, dkk., 2000:70). Dalam

realitasnya kemampuan menulis masih menemui banyak kendala, yaitu kesulitan

siswa melakukan aktivitas menulis di sekolah maupun kekurangtepatan guru

memilih strategi pembelajaran menulis menjadi faktor penyebab ketidakberhasilan

sekolah menjadikan menulis sebagai suatu budaya atau tradisi baik bagi siswa

ataupun guru tersebut. Merupakan hal sangat mungkin apabila pelajaran menulis

menjadi kegiatan yang membosankan bagi siswa.

Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan latihan, seperti dikatakan

oleh Enang Rokajat Asura (2005: 8) bahwa “kemampuan menulis didapat dari

sebuah latihan, bukan pemberian alam”. Alam memang telah memberi talenta,

tetapi talenta saja tidak akan menjadi apa-apa tanpa melalui proses latihan.

Sebagai sebuah konsekuensi dan kemampuan yang ingin disampaikan, tidak akan

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mungkin seseorang akan mampu menulis tanpa ia mempraktikkan kemampuan

itu. Perlu mendapatkan penekanan bahwasanya pembelajaran menulis bukan

hanya penyampaian teori tanpa mempraktikkannya. Hendaknya ada sinergi yang

nyata antara teori dan praktik sehingga ruh dalam pembelajaran menulis akan

tampak ketika dilaksanakan melalui latihan-latihan yang terstruktur. Syamsi

(dalam Pangesti Wiedarti, 2005: 134) menyatakan bahwa keprihatinan

pembelajaran menulis disebabkan pembelajaran bahasa Indonesia masih sering

diberikan secara teoretis yang mengakibatkan kemampuan bahasa siswa kurang.

Fenomena serupa terjadi dalam kemampuan menulis di SD Negeri

Yosodipuro Surakarta, khususnya pada pembelajaran menulis narasi. Berdasarkan

wawancara antara peneliti dan guru serta dilihat saat proses belajar-mengajar yang

telah guru lakukan pada survei awal tanggal 29 April 2010 di kelas V SD Negeri

Yosodipuro didapat gambaran mengenai kesulitan kegiatan menulis siswa, yaitu

salah satunya pembelajaran menulis narasi masih banyak dijejali berbagai teori

tentang narasi serta cara penulisannya dengan aplikasi yang sangat terbatas,

kosakata yang dimiliki siswa juga terbatas mengingat mereka masih menduduki

tingkat sekolah dasar. Menurut siswa, akibatnya pembelajaran menulis itu tidak

menyenangkan karena mereka merasa kesulitan merangkaikan kata. Di lain pihak,

guru mengatakan pelajaran menulis kemampuan berbahasa adalah pelajaran yang

paling tidak dikuasai siswa. Pembelajaran menulis menjadi momok dalam

pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa. Keterbatasan kosakata siswa cukup

mempengaruhi minat siswa dalam mengembangkan idenya untuk dituangkan

menjadi tulisan. Akibatnya, mereka jadi enggan untuk mengikuti pelajaran

menulis dan bersikap acuh tak acuh. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes kegiatan

menulis siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro yang dilaksanakan pada survei awal

berikut ini: rentangan nilai 4,0-5,0 diperoleh 6 siswa; rentangan nilai 5,0-6,0

diperoleh 15 siswa; dan rentangan nilai 6,0-7,0 diperoleh 8 siswa. Berdasarkan

nilai karangan siswa di atas, sebagian siswa belum mencapai batas kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 63.

Peneliti beserta guru kelas V (Wartinah, S.Pd.) mengidentifikasi penyebab

kegagalan siswa dalam kegiatan menulis narasi adalah siswa kurang bersemangat

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mengikuti pembelajaran karena selama ini pembelajaran berjalan secara monoton

dan konvensional. Pada umumnya, dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya menulis guru terlalu terpancang pada buku teks dan LKS sebagai

sumber belajar.

Seperti telah dipaparkan sebelumnya, pembelajaran menulis narasi yang

berlangsung di SD Negeri Yosodipuro hanya berkisar tentang pemberian materi

atau teori saja, perlu dihadirkan sebuah metode yang dapat membantu

meningkatkan kemampuan siswa menulis narasi. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis narasi di kelas

V SD Negeri Yosodipuro dibutuhkan perbaikan yang dapat mendorong siswa

secara keseluruhan agar aktif. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar adalah dengan menggunakan

metode investigasi kelompok.

Investigasi kelompok dijadikan sebagai solusi terhadap permasalahan yang

dihadapi dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi karena tiga konsep dasar

investigasi kelompok, yaitu: inquiry, knowledge, dan dinamika kelompok sesuai

dengan yang diperlukan dalam pembelajaran menulis narasi. Inquiry dalam

pembelajaran menulis narasi membantu siswa dalam menemukan dan menentukan

tema yang baik untuk ditulis siswa. Knowledge atau pengetahuan yang diperoleh

melalui pengalamannya secara langsung maupun tidak langsung juga akan

memberikan andil dalam mengungkapkan narasi yang ditulis siswa. Sementara

itu, dinamika kelompok mampu mengatasi kesulitan siswa dalam membuat tulisan

narasi karena adanya teman dalam kelompok yang bersifat heterogen sehingga

dapat saling membantu.

Metode investigasi kelompok merupakan salah satu metode dalam

pembelajaran kooperatif dan metode ini dijadikan solusi terhadap permasalahan

yang dihadapi dalam pembelajaran kemampuan menulis. Alasan pemilihan

metode tersebut karena memiliki kelebihan sebagai berikut : (1) meningkatkan

keteraturan pribadi siswa dan motivasi karena ada banyak ruang pembuatan

keputusan sendiri; (2) meningkatkan perkembangan kemampuan penelitian karena

proses itu dikendalikan setiap individu dan penelitian bersama; (3) meningkatkan

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

perkembangan penelitian secara kelompok karena murid harus menggembangkan

perencanaan tim ketika memecahkan masalah; dan (4) meningkatkan kreativitas

karena ada berkali lipat kemungkinan kreasi dari hasil akhir (Elaine Coughlin dan

Jack Huhtala).

Berdasarkan hasil penelitian Dwi Noor Haryanto (2004), penggunaan

metode investigasi kelompok juga dapat meningkatkan motivasi, keaktifan, dan

prestasi belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa metode

investigasi kelompok efektif dalam meningkatkan motivasi, keaktifan dan prestasi

belajar siswa.

Bertolak dari latar belakang di atas, peneliti berusaha mengkaji masalah

dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi

dengan Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) pada Siswa Kelas V

SD Negeri Yosodipuro No 104 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah metode investigasi kelompok mampu meningkatkan kualitas proses

pembelajaran kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri

Yosodipuro No. 104 tahun pelajaran 2009/2010?

2. Apakah metode investigasi kelompok mampu meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri

Yosodipuro No. 104 tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membuktikan:

1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis narasi pada

siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro dengan metode investigasi kelompok.

2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran kemampuan menulis narasi pada

siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro dengan metode investigasi kelompok.

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran Bahasa

Indonesia, khususnya pembelajaran kemampuan menulis narasi;

b. Sebagai acuan pembelajaran kemampuan menulis dengan dengan model

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAIKEM).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

1) Menawarkan inovasi terhadap pembelajaran menulis narasi;

2) Memberi solusi pada kesulitan pelaksanaan pembelajaran menulis

narasi;

3) Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif

kreatif;

4) Meningkatkan kualitas mata pelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi siswa

1) Melatih siswa untuk terampil menulis narasi;

2) Melatih siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif;

3) Siswa lebih aktif dan memiliki minat dalam mengikuti kegiatan dalam

kegiatan pembelajaran menulis.

c. Bagi sekolah

1) Mendorong guru lain untuk menerapkan proses pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa dengan metode investigasi kelompok;

2) Mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan metode investigasi

kelompok dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa.

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Menulis Narasi

a. Pengertian Menulis

Henry G. Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa menulis merupakan

suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis sendiri

pada dasarnya merupakan kegiatan yang baik dilakukan oleh anak.

Dengan menulis berarti seorang anak sedang bergumul dengan proses

kreatif sehingga kreativitas anak semakin meningkat.

Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan

berbahasa tulis yang bersifat produktif; artinya kemampuan menulis ini

merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan

tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang

bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan

berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau

gagasan secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan

kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik (Darmiyati

Zuchdi dan Budiasih, 2001: 71-72).

Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif,

produktif, dan kreatif. Oleh karena itu, menulis menyaratkan sesuatu yang

lebih kompleks daripada membaca (Yant Mujiyanto,dkk., 2000: 64).

Keterampilan berbahasa yang bersifat aktif-produktif lainnya adalah

keterampilan berbicara. Akan tetapi, menulis berbeda dengan berbicara.

Dalam berbicara, orang (pembicara) mengungkapkan pesan komunikasi

(gagasan, pikiran dan perasaan) dengan bahasa lisan sehingga berbicara

disebut keterampilan berbahasa aktif produktif lisan. Sementara itu, dalam

menulis, orang (penulis) mengungkapkan pesan komunikasi dengan

bahasa tulis. Dalam sebuah tulisan, terkandung ide penulis untuk

7

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

disampaikan kepada orang lain. Dalam menyampaikan ide, penulis harus

mampu mencari kata yang dapat dimengerti orang lain, baik dari sisi

urutan kata-kata maupun bentuk kalimat. Dengan begitu pengetahuan

penulis (dalam hal ini siswa) haruslah luas supaya ide yang akan

disampaikan dapat dipahami orang lain (pembaca).

The Liang Gie (2002: 3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan

mengarang, yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan

gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat

pembaca untuk dipahami. Hal ini sepadan dengan pendapat Nurudin

(2007: 4) bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang

dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui

bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Di lain pihak, Agus

Sumiharja, H. Akhlan Husein, dan Nunuy Nurjanah (1997: 2)

mengungkapkan bahwa menulis adalah sebuah aktivitas berkomunikasi

mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara

tertulis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung untuk

menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya

yang dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi antar

keduanya demi tercapainya suatu tujuan.

b. Tahap-tahap Penulisan

Menulis sebagai suatu aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan

lewat tulisan secara tertata sehingga dipahami oleh pembaca merupakan

suatu proses. Sebagai suatu proses, aktivitas menulis dilakukan dalam

beberapa tahap atau langkah. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan

Sakura H. Ridwan (1996: 2-5) mengemukakan tiga tahap dalam aktivitas

menulis, yaitu: tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.

Ketiga tahapan menulis tersebut menunjukkan kegiatan utama yang

berbeda meskipun pada praktiknya sering tumpang tindih. Pada tahap

prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yang akan mengarahkan penulis

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pada seluruh rangkaian kegiatan menulis. Dalam tahap penulisan

dilakukan apa yang telah direncanakan dalam tahap prapenulisan. Dalam

tahap inilah pikiran serta perasaan dituangkan dalam tulisan. Pada tahap

yang terakhir, kegiatan yang dilakukan adalah membaca dan memperbaiki

tulisan. Ketumpangtindihan dalam kegiatan menulis dapat terjadi misalnya

pada tahap penulisan, sering pula dilakukan revisi. Begitu pula pada tahap

perencanaan penulisan juga sering dilakukan pada saat kegiatan menulis

berlangsung.

Di lain pihak, Nurudin (2007: 92) mengungkapkan bahwa menulis

merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Di dalamnya terdapat

beberapa tahap - tahap penulisan, meliputi tahap prapenulisan, tahap

penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan

kegiatan utama yang berbeda, tahap-tahap yang harus dilalui dalam

menulis meliputi:

1) Tahap Prapenulisan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di

dalamnya mencakup langkah-langkah kegiatan menulis karangan meliputi:

a) Menentukan Topik

Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam

tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu,

pengalaman, dan pengamatan.

b) Membatasi Topik

Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan.

Untuk mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram,

atau cara visualisasi yang lainnya.

c) Menentukan Tujuan Penulisan

Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang

akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan

diberlakukan. Menentukan tujuan penulisan sangat penting sebelum

mulai menulis, karena tujuan itu sangat berpengaruh dalam menetapkan

bentuk, panjang, sifat dan cara penyajian tulisan. Apabila suatu tulisan

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tanpa dilandasi oleh tujuan yang jelas dan tegas dapat menyebabkan

tulisan itu tanpa arah yang jelas dan besar kemungkinan tidak dipahami

pembaca.

d) Menentukan Bahan Penulisan

Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk

mencapai data penulisan. Pengumpulan informasi dan data ini perlu

dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan

meyakinkan.

e) Membuat Kerangka Karangan

Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada

tahap persiapan penulisan. Kerangka karangan atau sering disebut

dengan outline merupakan rencana kerja yang digunakan penulis dalam

mengembangkan tulisannya. Kerangka ini dapat berupa kerangka topik

yang terdiri dari topik-topik serta kerangka kalimat yang terdiri dari

kalimat-kalimat.

2) Tahap Penulisan

Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam

susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu

kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata

yang akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan

istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat

pula. Kata-kata harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya

kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis

dengan ejaan yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat.

3) Tahap Revisi

Tahap revisi dilakukan setelah buram seluruh tulisan telah selesai.

Pada tahap ini sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti secara

menyeluruh mengenai sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat,

paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang

memenuhi syarat maka selesailah sebuah tulisan.

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

S. Effendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk. 2000: 71) menjabarkan

tahap-tahap yang harus ditempuh dalam menulis, yaitu: (1)

mencatat pokok tulisan, (2) mengumpulkan bahan yang bertalian

dengan pokok tulisan, (3) memilih bahan yang paling berkaitan dan

menatanya dalam bentuk kerangka tulisan, (4) menguraikan

rumusan kerangka tulisan ke dalam bentuk karangan, dan (5)

menyunting karangan tersebut sebelum menerbitkannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

menulis terbagi menjadi tiga, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi.

Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan yang

disebut proses menulis. Penulis harus melampaui semua tahapan tersebut

untuk menghasilkan tulisan yang baik.

c. Asas-asas Menulis

Setiap kegiatan yang dilakukan memerlukan sejumlah asas yang

dapat dijadikan pedoman. Demikian pula halnya dengan aktivitas menulis.

The Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan enam asas menulis yang

disebutnya dengan asas mengarang di antaranya:

1) Kesatupaduan (unity)

Berdasarkan asas ini, segala hal yang disajikan dalam tulisan

tersebut memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan tema.

Tulisan yang tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang

menyimpang serta tidak ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut.

Asas yang sering disebut dengan syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku

untuk semua jenis tulisan baik fiksi maupun nonfiksi.

2) Pertautan (coherence)

Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan harus memuat satu

gagasan pokok maka berdasar pada asas pertautan ini tiap alinea dalam

satu tulisan hendaklah berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan

kalimat yang lain harus berkesinambungan. Asas ini sering disebut dengan

prinsip koherensi. Asas ini berlaku untuk semua tulisan baik jenis fiksi

maupun nonfiksi.

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3) Penegasan (emphasis)

Asas ini menegaskan bahwa dalam tulisan perlu ada penekanan

atau penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca mendapatkan

kesan yang kuat terhadap suatu tulisan. Asas ini sangat perlu untuk

diterapkan pada tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu

memperhatikan asas ini. Penegasan pada beberapa bagian fiksi menjadikan

tulisan lebih menarik.

4) Kejelasan (clarity)

Berdasarkan asas ini, setiap karangan haruslah jelas benar. Tulisan

harus mencerminkan gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh

pembacanya. Di samping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat

disalahtafsirkan oleh pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar,

tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh

pembaca. Untuk memenuhi asas ini, H.W. Fowler sebagaimana dikutip

oleh The Liang Gie (2002: 34) bahwa asas kejelasan dalam kegiatan

menulis sepanjang menyangkut kata-kata dapat dilaksanakan dengan

memilih: (1) kata yang umum dikenal ketimbang kata yang harus dicari-

cari artinya; (2) kata yang konkret ketimbang kata yang abstrak; (3) kata

tunggal ketimbang keterangan yang panjang lebar; (4) kata yang pendek

ketimbang kata yang panjang; (5) kata dalam bahasa sendiri ketimbang

kata asing. Yamada (2002: 143) menyatakan bahwa tugas-tugas menulis

yang meliputi teks-teks dengan topik sama yang telah dipilih akan

mengurangi beban leksikal pembacanya.

5) Keringkasan (conciseness)

Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukanlah

berarti bahwa setiap tulisan harus pendek. Keringkasan berarti bahwa

suatu tulisan tidak boleh ada penghamburan kata, tidak terdapat butir ide

yang dikemukakan berulang-ulang, gagasan tidak disampaikan dalam

kalimat yang terlalu panjang. Harry Shaw sebagaimana diungkapkan oleh

The Liang Gie (2002: 36) bahwa penulisan yang baik diperoleh dari ide-

ide yang kaya dan kata-kata yang hemat, bukan kebalikannya, ide yang

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

miskin dan kata yang boros. Jadi, sesuatu karangan adalah ringkas

bilamana karangan itu mengungkapkan banyak buah pikiran dalam kata-

kata yang sedikit.

6) Ketepatan (correctness)

Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan

harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada membaca dengan

kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya (The Liang

Gie, 2002: 36). Untuk menepati asas ini, penulis harus memperhatikan

berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca serta

kelaziman.

Seperti halnya dua asas sebelumnya, asas ketiga ini tidak berlaku

sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir.

Pemahaman pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan akan tetapi

tingkat apresiasi yang dimilikinya.

d. Jenis- jenis Tulisan

Secara umum tulisan dapat dikembangkan menjadi empat jenis,

yaitu: narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Friedman, (2009: 1)

”Provides model essays on a current controversial issue guiding students

in writing a five-paragraph essay, including persuasive, descriptive,

expository and cause-and-effect essays”. Artinya, ada lima pembelajaran

menulis yang dihadapi siswa, yaitu: persuasif, deskriptif, eksposisi, dan

sebab-akibat. Berbeda dengan Laminudin Finoza (2002: 188) membagi

karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan cara penyajian dan

tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu eksposisi,

argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi.

1) Eksposisi

Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau

memberikan informasi tentang sesuatu (Masnur Muslich, 2007: 1).

Eksposisi dipaparkan suatu kejadian atau masalah secara analitis, spasial,

dan kronologis supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

karangan ini berusaha menguraikan suatu objek yang mampu memperluas

pengetahuan pembaca.

Karangan eksposisi menguraikan suatu objek yang mampu

memperluas pengetahuan pembaca. Jenis tulisan ini hanya memberikan

informasi, tidak ada tujuan untuk mempengaruhi atau mengubah sikap dan

pendapat pembaca. Oleh karena itu, tulisan ini memiliki penanda: (a)

berupa tulisan yang memberikan pengertian dan pengetahuan; (b)

menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana; (c)

disampaikan secara lugas dengan bahasa baku; dan (d) bernada netral,

tidak memihak dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.

2) Argumentasi

Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat bahwa argumentasi merupakan

sebuah tulisan yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis

berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima suatu kebenaran dengan

mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen

penulis. Tulisan ini dikembangkan dengan pola pemberian contoh-contoh,

analogi, sebab-akibat atau dengan pola deduktif dan induktif. Pemaparan

tulisan berdasarkan cara berpikir yang logis sehingga pembaca dapat

menerima kebenaran yang disampaikan oleh penulis secara objektif.

3) Persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat

pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan

yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu

pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang (Laminudin Finoza, 2002:

199). Persuasi merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus

berusaha mempengaruhi orang lain atau pembaca. Pengaruh yang

diberikan tersebut agar para pendengar atau pembaca melakukan sesuatu

bagi orang yang mengadakan persuasi walaupun pembaca atau pendengar

sebenarnya tidak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan itu.

Persuasi dikatakan penyimpangan dari argumentasi karena dalam

argumentasi terdapat usaha untuk membujuk dan meyakinkan pembaca

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan.

Sementara itu, dalam persuasi usaha mempengaruhi tersebut

memanfaatkan aspek-aspek psikologis. Persuasi juga didasarkan pada

kemampuan penulis untuk mengendalikan emosi pembaca dan

mengarahkan mereka pada sasaran yang ingin dicapai penulis.

4) Deskripsi

Deskripsi adalah Wacana deskripsi bertujuan membentuk suatu

citra (imajinasi) tentang suatu hal pada penerima pesan. Deskripsi disebut

juga pelukisan atau gambaran. Hal itu disebabkan rincian tentang objek

tulisan dapat memberi pengaruh pada imajinasi pembaca serta menjadikan

pembaca seolah ikut mendengar, merasakan atau mengalami langsung

objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan pengalaman

pancaindera pembaca seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,

penciuman, dan perasaan.

5) Narasi

Jenis tulisan narasi dapat berbentuk cerita fiktif (khayal) dan cerita

nonfiktif (nyata). Narasi fiktif dapat dijumpai pada karya sastra, seperti

cerpen dan novel, sedangkan narasi nonfiktif seringkali terdapat pada

berita-berita di surat kabar. Menurut Nurudin (2007: 59), narasi

merupakan bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian

atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau

mengalami sendiri peristiwa itu. Tulisan jenis ini memiliki penanda, antara

lain:

(a) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia; (b)

kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian

yang benar-benar terjadi dapat pula berupa imajinasi semata; (c)

terdapat konflik yang dapat menarik pembaca; (d) memiliki nilai

estetika, khususnya narasi fiktif; (e) menekankan susunan

kronologis; dan (f) biasanya memuat dialog (Nurudin, 2007: 60).

Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang perbedaan

kelima jenis tulisan tersebut. Eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan

atau informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

hal secara logis, persuasi mempengaruhi pembaca secara psikologis.

Deskripsi memberikan gambaran tentang objek tulisan dan berusaha

menjadikan pembaca ikut merasakan penggambaran tersebut, sedangkan

narasi menekankan urutan peristiwa dari waktu ke waktu.

2. Hakikat Pembelajaran Menulis Narasi di SD

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan, bukan hanya mengingat melainkan juga mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan

perilaku. Dengan kata lain, bukti bahwa seseorang telah melakukan

kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut

ke arah yang lebih baik. Hasil belajar terlihat dari perubahan pada aspek-

aspek tingkah laku manusia seperti pengetahuan, pemahaman, kebiasaan,

keterampilan apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti

(etika), sikap, dan lain-lain.

Biggs dan Telfer (dalam Dimyati, 2002: 33) menyatakan bahwa

belajar sebagai sebuah proses yang kompleks dan berkesinambungan

memiliki unsur-unsur dinamis di dalamnya, antara lain:

1) Motivasi Siswa

Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan atau tindakan. Motivasi belajar dapat bersumber dari diri siswa

dan rangsangan dari luar siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri

siswa lebih baik daripada rangsangan dari luar. Akan tetapi, sering kali

untuk menumbuhkan motivasi dari dalam butuh rangsangan dari luar

sehingga muncul motivasi yang tinggi untuk belajar.

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan hal-hal yang diajarkan kepada siswa.

Dalam menentukan bahan belajar, guru harus memerhatikan dan

menyesuaikan dengan tujuan belajar. Tujuan tersebut meliputi

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diharapkan ada

pada diri siswa setelah mengalami proses belajar.

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar dapat disebut alat peraga atau media belajar.

Media belajar merupakan peralatan yang digunakan selama proses belajar

supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Pemakaian media

dimaksudkan agar proses belajar lebih menarik, materi menjadi konkret

dan mudah dipahami, menghemat waktu dan tenaga, serta menjadikan

hasil belajar lebih bermakna. Media yang dapat digunakan bisa berupa

media yang dilihat saja (visual), yang dapat didengar saja (audio), yang

dapat dilihat dan didengar (audiovisual), ataupun media yang bersumber

dari peristiwa yang terjadi di masyarakat.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar merupakan kondisi yang tercipta selama proses

belajar. Suasana sangat mendukung keberhasilan belajar siswa dan dapat

menimbulakan motivasi siswa. Suasana yang menyenangkan dapat

memunculkan kegairahan belajar dan menunjang kegiatan belajar yang

efektif. Begitu pula sebaliknya, suasana yang membosankan menjadikan

siswa jenuh dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, baik

guru maupun siswa perlu bekerja sama untuk menciptakan suasana belajar

yang baik dan menyenangkan.

5) Kondisi Subjek Belajar

Subjek belajar tidak lain adalah siswa itu sendiri. Kondisi siswa turut

membantu keberhasilan pembelajaran sebab dalam proses pembelajaran

terdapat tiga hal pokok yakni input, proses, output. Suatu pembelajaran

akan menghasilkan output yang baik manakala memiliki input dan proses

yang baik pula, termasuk di dalam lingkungan dan kelengkapan

pembelajaran yang lain. Kondisi subjek belajar di sini meliputi kondisi

jasmani dan rohani yang turut mempengaruhi kelancaran dan mendukung

keberhasilan proses belajar.

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pembelajaran merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari

belajar meskipun sebenarnya kedua hal tersebut adalah peristiwa yang

berbeda. sering kali orang menyamakan istilah pembelajaran dengan

istilah pengajaran karena tidak memahami hakikat kedua hal

itu,memberikan batasan yang berbeda tentang istilah pembelajaran dan

pengajaran. Dalam pengajaran, guru dan murid berada di kelas (ruang)

formal; sedangkan dalam pembelajaran, kegiatan belajarmengajar dapat

terjadi meski tanpa kehadiran guru. Secara lebih lengkap, Dewi Salma

Prawiradilaga (2008: 136) menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha-

usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar

terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam hal ini, proses belajar

menjadi hal yang lebih ditekankan daripada hasil.

Oemar Hamalik (2001: 57) mengemukakan bahwa pembelajaran

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batasan tersebut membawa

pengertian bahwa pembelajaran tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi

juga diselenggarakan di luar kelas bahkan luar sekolah. Pengertian

pembelajaran yang lain didasarkan teori-teori belajar yang telah ada.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat

siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya

guru didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan

penggunaan media yang tepat.

b. Pembelajaran Menulis Narasi di Sekolah Dasar

Pembelajaran menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa

selain menyimak, membaca dan berbicara. Pembelajaran menulis biasanya

memerlukan rentan waktu yang lebih lama, jadi masih memerlukan

pelatihan secara berkesinambungan. Hal ini dikarenakan keterampilan

menulis ini lebih sulit dibandingkan keterampilan bahasa lainnya.

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Nurhadi (1995: 342) menjelaskan bahwa menulis merupakan salah

satu aspek kemampuan menulis yang berfungsi untuk menyampaikan

informasi secara tertulis. Menulis narasi termasuk dalam kemampuan

untuk mengemukankan ide siswa dalam menceritakan pengalaman

masing-masing siswa secara runtut. Kemampuan menulis narasi ini perlu

dikuasai siswa selain kemampuan menulis lainnya. Kemampuan menulis

narasi ini dapat membantu siswa untuk menceritkan pengalamannya

kepada orang lain. Pelatihan menulis dapat dibantu oleh guru sehingga

siswa berminat terhadap pembelajaran menulis.

Pada jenjang SD, standar kompetensi mata pelajaran bahasa

Indonesia merupakan kualifikasi minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan

sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini

merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi

lokal, regional, nasional, dan global (Badan Standar Nasional Pendidikan,

2006: 260) .

Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menulis karangan

diberikan pada semester dua. Adapun kompetensi dasarnya adalah

Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara

tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.

Materi yang harus disampaikan guru dalam membelajarkan

keterampilan menulis karangan meliputi langkah-langkah menulis

karangan, topik-topik karangan, kerangka karangan dan penggunaan kata

penghubung antarklausa dalam karangan. Untuk memperjelas materi

tersebut, guru perlu memberikan contoh karangan.

Selama pembelajaran menulis karangan berlangsung, kegiatan yang

diharapkan antara lain: (1) membaca karangan, (2) mengidentifikasi

karakteristik karangan, (3) menulis karangan , dan (4) menyunting

karangan yang ditulis.

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Di akhir pembelajaran menulis karangan diharapkan siswa mampu:

(1) mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi karangan (2)

menyusun kerangka karangan, (3) mengembangkan kerangka yang telah

disusun menjadi karangan, dan (4) menyunting karangan.

Guru dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis

narasi apabila suasana pembelajaran berjalan kondusif. Pembelajaran yang

kondusif akan membuat siswa lebih mudah menerima materi dari guru,

siswa juga lebih mudah untuk menuangkan ide sehingga siswa tidak

menggangap bahwa kegiatan menulis itu tidak menyenangkan. Pada

akhirnya kegemaran menulis di kalangan siswa menjadi budaya.

Metode pembelajaran merupakan cara yang dipilih oleh guru untuk

menyampaikan materi pada siswa. Selama ini metode yang digunakan

oleh guru dalam mengajar adalah metode ceramah atau tanya jawab.

Dalam metode tersebut, guru yang aktif dalam kegiatan pembelajaran

yang berlangsung. Namun, metode tersebut sekarang ini dirasakan tidak

lagi sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan yang berlaku sekarang ini, siswa yang dituntut untuk

aktif dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Dalam pembelajaran menulis, guru harus bisa membuat siswa dapat

mengungkapkan gagasan dalam pikirannya melalui media tulis dengan

menggunakan tanda baca, struktur, ejaan yang benar, kalimat yang runtut

sehingga dapat membuat paragraf yang baik. Supaya mendapatkan hasil

pembelajaran yang maksimal, guru harus memberi pemahaman yang jelas

tentang karangan yang benar serta menggunakan metode mengajar yang

tepat.

c. Pengertian Menulis Narasi

Gorys Keraf (2000: 136) membatasi pengertian narasi sebagai suatu

bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk dan dijalin

serta dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu

kesatuan waktu. Jadi, narasi menceritakan serangkaian kegiatan yang

terjadi pada suatu kejadian secara berurutan dalam jalinan kesatuan waktu.

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Atar Semi (1990: 32) memberikan batasan narasi sebagai bentuk

percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan

rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan

dari waktu ke waktu.

Nurudin (2007: 71) mengatakan bahwa narasi adalah bentuk tulisan

yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkai tindak-tanduk

perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang

berlangsung dalam satu kesatuan waktu tertentu.

Di dalam penulisan sebuah cerita narasi, pengarang berusaha

mengisahkan kejadian atau peristiwa sehingga pembaca seolah-olah

melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh karena itu, selain unsur

waktu, unsur perbuatan atau tindakan menjadi landasan utama untuk

menciptakan sifat dinamis sebuah narasi, unsur tindakan membuat kisah

itu juga hidup. Jos Daniel Parera (1993:5) menyatakan bahwa tulisan

narasi pada dasarnya adalah karangan atau tulisan yang berbentuk cerita

sehingga bentuk karangan dan tulisannya bersifat menyejarahkan sesuatu

berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu.

Memperhatikan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa narasi

adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwa dan disusun menurut

urutan waktu. Adanya unsur waktu narasi dapat menggambarkan

perubahan-perubahan yang ada pada objeknya. Jadi, narasi

menggambarkan objek yang dinamis. Pengalaman-pengalaman yang

dijalani penulis merupakan sumber inspirasi sebuah tulisan bersifat naratif.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis dalam

mengisahkan tulisannya menjadi bentuk narasi, antara lain: nama

peristiwa, urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan dan pusat minat.

Apabila penulis telah memasukkan unsur-unsur tersebut, berarti ia telah

menulis sebuah karangan narasi. Bagus atau tidaknya tulisan itu

tergantung pada kecermatan mereka dalam mengingat peristiwa yang

dialami.

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berdasarkan uraian di atas narasi dibatasi sebagai bentuk tulisan

yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau

pengalaman yang dialami manusia berdasarkan perkembangan dari waktu

ke waktu. Atau dapat juga dirumuskan narasi adalah suatu bentuk wacana

yang berusaha dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa

yang telah terjadi. Narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan

narasi sugestif.

1) Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para

pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya

berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah

tersebut. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan

tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca

atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan untuk

menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian

pembaca, tidak perduli apakah disampaikan secara tertulis ataupun lisan.

Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula

bersifat generalisasi. Narasi yang bersifat generalisasi adalah narasi yang

menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja

dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan

tipe kejadian itu secara berulang-ulang, maka seseorang dapat memperoleh

kemahiran yang tinggi mengenai hal itu. Sedangkan narasi yang bersifat

khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang

khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa

yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau

kejadian pada suatu waktu tertentu saja.

2) Narasi Sugestif

Narasi sugestif berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian

itu sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna peristiwa

atau kejadian itu maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal

(imajinasi). Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca.

Pembaca dapat menarik suatu makna baru diluar apa yang diungkapkan

secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah suatu yang tersurat

mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sedangkan

makna yang baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua objek dipaparkan

sebagai suatu rangkaian gerak, kehidupan para tokoh dilukiskan dalam

satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu

ke waktu. Makna yang baru akan dijelaskan dipahami sesudah narasi itu

dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu.

Dengan demikian narasi tidak bercerita atau memberikan komentar

mengenai sebuah cerita, tetapi ia justru mengisahkan suatu cerita atau

kisah. Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu

perasaan tertentu untuk mengahadapi suatu peristiwa yang berada di depan

matanya. Narasi menyediakan suatu kematangan mental. Kesiapan mental

itulah yang melibatkan para pembaca bersama perasaannya, bahkan

melibatkan simpati atau antipati mereka pada kejadian itu sendiri. Inilah

makna yang tersirat dalam seluruh rangkaian kejadian itu.

d. Penilaian Kemampuan Menulis Narasi

Menulis merupakan kemampuan berbahasa paling akhir yang

dikuasai oleh setiap pelajar. Kemampuan menulis didapat setelah

kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Kegiatan menulis

merupakan salah satu pembelajaran bahasa, jadi tes kebahasaan

merupakan hal yang harus dilakukan. Melalui penilaian yang objektif,

maka hasil belajar siswa akan dapat diukur.

Burhan Nurgiyantoro (2001: 298) mengemukakan bahwa menulis

sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan

gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca

untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan pengarang. Dalam

aktivitas menulis tersebut, yang pertama menekankan unsur bahasa,

sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas

menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sama. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur

kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya

mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks

dan isi. Jadi, penilaian ditekankan pada kemampuan siswa

mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa

secara tepat.

Lebih lanjut, diungkapkan bahwa penilaian terhadap karangan bebas

mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas. Dalam

hal ini, unsur subjektivitas penilai pasti berpengaruh. Sebuah karangan

yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak akan sama skornya.

Bahkan, sebuah karangan dinilai oleh hanya seorang penilai pun

kondisinya berlainan. Ada kemungkinan skor yang diberikan berbeda.

Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara memilih model

penilaian yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar

subjektivitas dirinya.

Sementara itu, Zaini Machmoed (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001:

305) menyatakan bahwa penilaian yang bersifat holistik memang

diperlukan. Akan tetapi, guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat

memeroleh informasi yang lebih terinci tentang kemampuan siswa untuk

keperluan diagnostik-edukatif, penilaian hendaknya sekaligus disertai

dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan

analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori

tertentu, merinci karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara

karangan yang satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis

karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian itu bervariasi hendaknya

kategori tersebut meliputi 5 pokok, yaitu (1) kualitas dan ruang lingkup isi,

(2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik:

tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5)

respons afektif guru terhadap karya tulis. Toto Sutarto G. Utari (2006: 19)

menyatakan penilaian merupakan tindakan untuk menetapkan

keberhasilan suatu program pendidikan yang diikuti. Selain itu, beliau juga

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menyatakan penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan

nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Menulis merupakan kemampuan berbahasa paling akhir yang

dikuasai oleh setiap pelajar. Kemampuan menulis didapat setelah

kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Kegiatan menulis

merupakan salah satu pembelajaran bahasa, jadi tes kebahasaan

merupakan hal yang harus dilakukan. Melalui penilaian yang objektif,

maka hasil belajar siswa akan dapat diukur.

Harris dan Amran (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 306)

menyatakan bahwa berdasarkan model pendekatan analitis dalam menilai

tugas menulis, unsur utama yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang

dikemukakan). Gorys Keraf (2001: 81) mengatakan bahwa yang

dimaksud perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana pengembangan

sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan

bawahan yang menunjang gagasan utama tadi.

Implikasinya, tes menulis bukan hanya menghasilkan sebuah bahasa

saja melainkan juga bagaimana mengungkapkan gagasan dan perasaan

dengan menggunakan bahasa tulis secara tepat.

Hartfield (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307) mengemukakan

salah satu model yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu

dengan mengunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada

tiap aspek yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam

memberikan skor, Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval

kiranya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Model tersebut adalah model

penilaian yang banyak digunakan pada program ESL (English as a Second

Language), yaitu sebagai berikut.

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 1. Penilaian Keterampilan Menulis

Aspek yang

dinilai Skor Kriteria

I

S

I

27 – 30

22 – 26

17 – 21

13 – 16

SANGAT BAIK – SEMPURNA: tema/ide cerita kreatif/segar* pengembangan

tema kreatif* pengembangan ide tuntas* isi wacana dialog dikembangkan

dengan baik* substansif.

CUKUP – BAIK: tema/ide cerita cukup kreatif/segar* pengembangan tema

cukup* pengembangan ide terbatas* isi wacana dialog dikembangkan tetapi

tidak lengkap* substansi kurang.

SEDANG – CUKUP: tema/ide cerita terbatas* informasi terbatas*

pengembangan tema tidak cukup* pengembangan ide kurang* wacana dialog

tidak dikembangkan* substansi tidak cukup.

SANGAT KURANG: tema tidak jelas* tema tidak berkembang* ide mandeg*

tidak ada substansi. O

R

G

A

N

I

S

A

S

I

18 – 20

14 – 17

10 – 13

7 – 9

SANGAT BAIK – SEMPURNA: gagasan diungkapkan dengan jelas * padat*

tertata dengan baik* urutan logis* ada kohesif dan koheren.

CUKUP – BAIK: pengungkapan gagasan kurang lancar* gagasan kurang

terorganisasi tetapi ide utama terlihat* bahan pendukung terbatas* urutan logis

tetapi tidak lengkap* cukup kohesif dan koheren.

SEDANG – CUKUP: pengungkapan gagasan tidak lancar* gagasan kacau,

terpotong-potong atau melompat-lompat* urutan tidak logis tetapi lengkap*

kurang kohesif dan koheren.

SANGAT KURANG: pengungkapan gagasan tidak komunikatif* gagasan tidak

terorganisasi* tidak kohesif dan koheren serta tidak layak nilai.

K

O

S

A

K

A

T

A

18 – 20

14 – 17

10 – 13

7 – 9

SANGAT BAIK – SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata sangat baik*

pilihan kata dan ungkapan tepat* menguasai pembentukan kata.

CUKUP – BAIK: pemanfaatan potensi kata cukup baik* pilihan kata dan

ungkapan kadang-kadang kurang tepat* cukup menguasai pembentukan kata.

SEDANG – CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas* pilihan kata dan

ungkapan kadang-kadang kurang tepat* cukup menguasai pembentukan kata.

SANGAT KURANG: pemanfaatan potensi kata sangat terbatas* sering terjadi

kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna* tidak menguasai

pembentukan kata* pengetahuan tentang kosa kata rendah* tak layak nilai.

P

E

N

G

B

A

H

A

S

A

22 – 25

18 – 21

11 – 17

5 – 10

SANGAT BAIK – SEMPURNA: konstruksi kalimat lengkap dan efektif*

hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.

CUKUP – BAIK: konstruksi kalimat sederhana tetapi efektif* kesalahan kecil

pada konstruksi kalimat* terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.

SEDANG – CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam rangkaian kalimat* makna

membingungkan atau kabur.

SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan sintaksis* terdapat banyak

kesalahan* tidak komunikatif* tidak layak nilai.

M

E

K

A

N

I

K

5

4

3

2

SANGAT BAIK – SEMPURNA: menguasai aturan penulisan* hanya terdapat

beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca.

CUKUP – BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca tetapi

tidak mengaburkan makna.

SEDANG – CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca* makna

membingungkan atau kabur.

SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan penulisan* terdapat banyak

kesalahan ejaan* tulisan tidak terbaca* tak layak nilai.

(Sumber:Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307-308 dengan modifikasi)

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Skor Maksimum = 100

Cara menghitung hasil menulis narasi =

Keterangan:

N I = isi

N II = organisasi

N III = kosakata

N IV = pengembangan bahasa

N V = mekanik

Skor total dengan menjumlahkan hasil dari 5 aspek tersebut.

Standar Ketuntasan:

Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal 63.

3. Hakikat Penilaian Proses Belajar-Mengajar

a. Pengertian Penilaian Proses Belajar-Mengajar

Proses belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran.

Dari segi proses tersebut dapat diketahui proses siswa dalam memahami

materi yang diberikan oleh guru. Sikap, minat dan aktivitas siswa dalam

mengikuti penjelasan dari guru merupakan objek yang harus diamati

dalam melakukan penilaian dalam proses pembelajaran (Gino, dkk. ,2000:

36-39). Hal ini sangat penting, karena pembelajaran tidak semata-mata

ditentukan oleh hasilnya.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar

yang cenderung menunjukan hasil yang berciri, antara lain:

(1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat

juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri;

(2) hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan

tahan lama diingatanya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk

memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan

kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan

kreativitasnya; (3) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh

N I+N II+N III+N IV+N V

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

atau komprehensif, yaitu mencakup ranah kognitif,

pengetahuan,atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi;

serta ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku. Ranah

kognitif terutama hasil yang diperolehnya, sedangkan ranah efektif

dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik

efek intruksional maupun efek samping yang tidak direncanakan

dalam pengajaran (Nana Sudjana, 2006: 56).

Pelaksanaan proses belajar-mengajar harus sesuai dengan standar isi

dan standar proses yang disusun oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 (Depdiknas, 2005: 6) disebutkan

bahwa standar isi mencangkup lingkup materi dan tingkat kompetensi

untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa kurikulum dan silabus

SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan

pentingnya kemampuan membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta

kemampuan berkomunikasi.

Uraian di atas memberikan kesimpulan bahwa proses belajar-

mengajar menekankan pentingnya kemampuan (membaca dan menulis)

sebagai kemampuan dasar siswa SD/MI dan sekolah sederajat. Lain halnya

dengan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

(Depdiknas, 2007: 12-14) pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari: a)

persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran meliputi rombongan belajar,

beban kerja minimal guru, buku teks pelajaran dan pengelolaan kelas; b)

pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

(proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan kegiatan penutup.

Standar proses dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun

2005 (Depdiknas, 2005: 14) mengatur tentang proses pembelajaran yang

diselenggarakan pada satuan pendidikan. Proses pembelajaran

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreatif, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

belajar mengajar meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan

efisien. Standar proses tersebut tidak jauh berbeda dengan standar proses

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007

tentang Standar Proses (Depdiknas, 2007: 5) bahwa proses pembelajaran

untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi

standar. Proses belajar-mengajar dalam kegiatan menulis siswa harus

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Perencanaan menjadi sebuah hasil pemikiran berupa keputusan yang

selanjutnya dilaksaanaan dalam kegiatan pendidikan. Perencanaan

merupakan alat untuk pengelola pendidikan agar lebih berdaya guna

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

Depdiknas (2007: 7) yang di dalamnya memuat perencanaan, bahwa

perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,

standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar. Perencanaan dapat menolong pencapaian sasaran secara lebih

ekonomis, tepat waktu, dan memberi peluang agar lebih mudah dikontrol

dan dimonitor dalam pelaksanaannya (Harjanto, 1997: 22). Perencanaan

pengajaran dipandang sebagai hal yang perlu dilakukan agar mencapai

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-mengajar

Dalam melakukan penilaian seorang guru tidak semata-mata

memberikan penghakiman atas segala hal yang dilakukan oleh siswa

selama pembelajaran. Akan tetapi, guru harus memiliki kriteria atau

pedoman dalam memberikan penilaian dalam proses pembelajaran di kelas

(Klien dalam Conny R. Semiawan, 2008: 4).

Menurut Nana Sudjana (2006: 59), kriteria dalam menilai proses

belajar mengajar meliputi beberapa hal. Pertama, konsistensi kegiatan

belajar-mengajar dengan kurikulum. Keberhasilan proses tersebut dapat

dilihat terlaksananya secara nyata dalam bentuk dan aspek, di antaranya;

tujuan-tujuan pengajaran, jenis kegiatan yang dilaksanakan, cara

melaksanakan setiap jenis kegiatan, dan penilaian yang digunakan untuk

setiap tujuan.

Kriteria kedua adalah keterlaksanaannya oleh guru dan siswa.

Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal; mengkondisikan kegiatan

belajar siswa, menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar, waktu

yang disediakan untuk belajar mengajar, memberikan bantuan dan

bimbingan belajar kepada siswa, dan melakukan penilaian proses dan hasil

belajar siswa. Dalam segi keterlaksanaan oleh siswa, hal yang dinilai

adalah siswa memahami, mengikuti petunjuk yang diberikan guru, semua

siswa turut serta melakukan kegiatan belajar, dan menguasai tujuan-tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan guru (Nana Sudjana, 2006: 59).

Ketiga motivasi belajar siswa dan keaktifan para siswa dalam

kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini siswa menunjukan motivasi

belajar pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat

dilihat pada minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; semangat siswa

untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya; reaksi yang ditunjukan siswa

terhadap stimulus yang diberikan guru. Keaktifan para siswa dalam

kegiatan belajar-mengajar; melaksanakan diskusi kelompok sesuai

petunjuk guru (Nana Sudjana, 2006: 60).

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Kriteria terakhir adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam

mengajar dan interaksi antara guru dengan siswa. Berkenaan dengan

komunikasi yang terbangun pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini

dilihat dalam; tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa; bantuan

guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; terampil

menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; dan menguasai kelas

sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 2006: 60).

Penilaian proses pembelajaran dalam kegiatan menulis dapat

dilakukan dengan penilaian sikap. Sikap bermula dari perasaan (suka atau

tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseoarang dalam

merespon sesuatu atau objek. Sikap terdiri dari 3 komponen, yakni:

afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang

dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap suatu objek, sedangkan

komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang

mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk

berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan

kehadiran objek sikap.

Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 89-90), objek sikap yang perlu

dinilai dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan adanya sikap positif terhadap

materi pelajaran, dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang

minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah

menyerap materi pelajaran yang akan diajarkan.

2) Sikap terhadap guru atau pengajar. Peserta didik harus memiliki sikap

positif terhadap guru. Siswa yang bersikap negatif pada guru akan

mengabaikan hal-hal yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi

sukar menyerap materi pelajaran.

3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap

positif terhadap proses pembelajaran yang mencakup suasana

pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang

digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik

sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan

suatu materi pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif

terhadap kasus tertentu dalam materi pelajaran.

Dalam kegiatan observasi, perilaku siswa dalam kegiatan menulis

dapat diamati dengan menggunakan format Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Penilaian Proses Kegiatan Menulis

Indikator

No. Subjek

Minat terhadap

Memperhatikan penjelasan guru

Minat terhadap teks bacaan Bekerja Nilai Keterangan

kegiatan menulis

sungguh- sungguh

1 …. 2 …. 3 …. 4 …. (Adaptasi Format Penilaian Sikap dari Sarwiji Suwandi, 2008: 92-93)

Catatan:

a) Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai kriteria berikut

(diamati dari perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

menulis).

1 = sangat kurang (siswa tidak peduli dengan kegiatan belajar

mengajar yang sedang berlangsung, siswa melakukan aktivitas sendiri

dan sama sekali tidak memperhatikan guru, siswa melakukan aktifitas

lain, seperti mengerjakan PR mata pelajaran berikutnya saat

mengerjakan tugas, dan tidak selesai tepat waktu)

2 = kurang (siswa terlihat malas dan mengeluh tentang materi

pelajaran yang diberikan, siswa hanya memperhatikan penjelasan guru

jika ditegur guru, siswa melakukan aktivitas lain saat mengerjakan

tugas dan melihat hasil pekerjaan teman)

3 = sedang (siswa terlihat pasif dan diam dalam mengikuti kegiatan

belajar-mengajar, pandangan siswa tertuju pada guru namun jika

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

ditanya guru tidak bisa menjawab, siswa mengerjakan tugas tetapi

masih melakukan aktivitas lain, seperti meminjam alat tulis pada

temannya)

4 = baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihat aktif mengikuti

pelajaran, siswa memperhatikan dan mencatat materi pelajaran yang

disampaikan guru, siswa fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru dengan baik dan tepat waktu)

5 = amat baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihat antusias dan

bertanya pada guru, siswa memperhatikan penjelasan guru dan

bertanya jika kurang memahami, siswa fokus mengerjakan tugas,

bekerja dengan sungguh-sungguh dan selesai mengerjakan tepat

waktu)

b) Nilai merupakan jumlah skor-skor tiap indikator perilaku

c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut:

(1) Nilai 18-20 berarti amat baik

(2) Nilai 14-17 berarti baik

(3) Nilai 10-13 berarti sedang

(4) Nilai 6-9 berarti kurang

(5) Nilai 0-5 berarti sangat kurang

Selain kualitas proses dalam penilaian juga terdapat penilaian

kemampuan menulis yang diukur melalui kemampuan mengungkapkan isi

(materi atau gagasan yang dikemukakan), kemampuan menyusun organisasi

tulisan, kemampuan menggunakan gaya penulisan (pilihan struktur dan

kosakata), dan kemampuan menerapkan mekanisme tulisan ejaan. Di samping

itu, pengukuran terhadap kemampuan menulis dapat diperkuat melalui

penilaian terhadap kelengkapan cerita dan urutan pikiran. Berdasar pada

pendapat di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa penilaian proses tidak

dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Penilaian ini tidak hanya bermanfaat

bagi guru, tetapi juga bagi siswa yang pada saatnya akan berpengaruh

terhadap hasil belajar yang dicapainya. Dari beberapa kriteria tersebut penilai

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dapat melihat bagian-bagian yang telah dicapai dan bagian-bagian yang belum

dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan dan upaya memperbaikinya.

c. Faktor – faktor Penentu Keberhasilan Proses Pembelajaran

Gino, dkk. (2000: 36-39) menyatakan bahwa suatu proses

pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan yang telah ditentukan dalam

proses pembelajaran yang dilakukan telah dapat dicapai. Keberhasilan

pencapaian tujuan pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu: minat belajar, motivasi belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana

belajar, kondisi subjek yang belajar, kemampuan guru, dan metode

pembelajaran.

1) Minat Belajar

Minat, artinya kecenderungan yang agak menetap, di mana si subjek

merasa tertarik dan senang berkecimpung dalam kegiatan suatu bidang. Untuk

menarik minat siswa mengikuti pembelajaran, hendaknya guru memilih media

atau metode pembelajaran yang sekiranya menarik bagi siswa.

2) Motivasi Belajar

Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran,

guru dapat menempuh jalan sebagai berikut:

a) Siswa mengadakan penelitian, penyelidikan, percobaan, dan kegiatan lain

yang sekiranya dapat memotivasi siswa.

b) Membantu siswa yang kurang pandai dalam pembelajaran, mendorongnya

agar bisa lebih maju dan mau berusaha untuk bisa mengikuti

perkembangan teman-temannya yang lain yang memiliki pemahaman

lebih. Sementara itu, siswa yang sudah dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik, guru harus bisa memotivasinya agar mau berusaha untuk

lebih baik lagi dan mau membantu temannya yang kurang mampu dalam

pembelajaran.

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

yang digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang

akan dicapai oleh siswa, dan harus sesuai dengan karakteristik siswa agar

diminati oleh siswa.

Pemilihan materi pembelajaran yang dilakukan secara teliti dan

digunakan secara bijaksana, akan memunculkan sesuatu motivasi bagi siswa

untuk merespon pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

4) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media dalam belajar merupakan alat yang dapat

membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya media cetak (buku-

buku, surat kabar, majalah, leaflet atau brosur) dan media elektronik (radio,

televisi, komputer, tape recorder, dan lain-lain).

Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan

belajar-mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan pembelajaran

dari sumber belajar (guru) kepada penerima (siswa).

Media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai, sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, sesuai dengan

kurikulum yang berlaku serta dapat menarik minat, perhatian dan motivasi

siswa untuk ikut dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

5) Suasana Belajar

Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam

lingkungan tempat proses pembelajaran yang berlangsung. Suasana yang

dapat mendukung kegiatan pembelajaran adalah:

a) Suasana kekeluargaan yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang

lancar antara guru dan siswa, sehingga dapat memperlancar kegiatan

belajar-mengajar yang terjadi. Dengan hubungan yang akrab, maka siswa

akan berani untuk mengungkapkan pendapatnya dalam setiap kegiatan

pembelajaran terjadi.

b) Suasana sekolah yang nyaman, tenang, serta menyenangkan untuk

melaksanakan pembelajaran.

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c) Kelas diatur secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan siswa yang belajar,

sehingga suasana bebas tetapi tetap disertai dengan pengawasan dari guru.

d) Jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu banyak sehingga memungkinkan

bagi guru untuk memberi perhatian yang cukup merata pada seluruh siswa.

e) Siswa belajar secara bervariasi, misalnya dengan berdiskusi, discovery,

mengadakan eksperimen, atau dengan mengadakan study tour untuk

menghindari kejenuhan dalam belajar.

6) Kondisi Siswa yang Belajar

Kondisi siswa adalah keadaan siswa pada saat kegiatan belajar-

mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksud dalam hal ini tidak hanya

keadaan fisik siswa, melainkan juga keadaan psikis siswa. Apabila siswa

sedang sakit, maka secara otomatis siswa tidak akan dapat mengikuti

pembelajaran secara maksimal. Begitu juga apabila siswa dalam keadaan jiwa

yang tertekan atau sedang mempunyai masalah, siswa juga tidak dapat belajar

dengan baik. Selain itu, guru juga harus memperhatikan kondisi kemampuan

siswa dalam mengikuti dan menerima materi dalam kegiatan belajar-mengajar.

Apabila kemampuan siswa kurang, maka guru harus berusaha untuk

membantu siswa tersebut untuk memahami materi yang diberikan. Namun

apabila siswa memiliki kemampuan yang lebih, maka guru harus bisa

mengajar dengan yang tidak membosankan bagi siswa.

7) Kemampuan Guru

Kemampuan guru yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan

guru dalam menyampaikan materi, mengelola kelas, serta dalam mengatasi

berbagai masalah yang mungkin terjadi selama proses belajar-mengajar

berlangsung. Guru harus bisa menyampaikan materi dengan cara yang tepat

dan tidak membosankan, namun tidak terkesan mempengaruhi. Selain itu,

dalam menyampaikan materi guru harus bisa memilih metode dan cara yang

tepat agar dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Guru

harus bisa mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan memberikan

perhatian yang merata pada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut, baik

yang di depan maupun yang di belakang. Guru harus mampu memotivasi

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

siswa agar mau aktif dalam kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung. Guru

harus bisa membuat siswa menaruh perhatian penuh pada kegiatan belajar-

mengajar yang berlangsung.

Seorang guru harus bisa mengatasi masalah yang mungkin saja muncul

di kelas tempatnya mengajar. Misalnya saja ada anak yang tidak mau

memperhatikan pembelajaran yang diberikan. Ia justru membuat kekacauan

dalam kelas maka guru harus bisa mengambil tindakan yang dapat membuat

anak tersebut jera dan tidak mengulang perbuatan tersebut dengan cara

menegurnya.

8) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara yang dipilih oleh guru untuk

menyampaikan materi pada siswa. Selama ini metode yang bisa digunakan

oleh guru dalam mengajar adalah metode ceramah dan tanya jawab. Dalam

metode tersebut, guru yang aktif dalam kegiatan pembelajaran yang

berlangsung. Namun, metode tersebut sekarang ini dirasakan tidak lagi sesuai

dengan kurikulum yang berlaku.

4. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif atau sering disebut juga pembelajaran

gotong-royong. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk

pembelajaran berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok

kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas

kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan

saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Wina Sanjaya (2007: 240) menjabarkan pengertian pembelajaran

kooperatif sebagai model pembelajaran dengan menggunakan sistem

pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau

suku yang berbeda (heterogen).

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Model pembelajaran kooperatif berkembang dari kebiasaan pendidikan

yang menekankan pada pemikiran demokratis dan latihan atau praktik,

pembelajaran aktif, lingkungan pembelajaran yang kooperatif dan

menghormati adanya perbedaan budaya masyarakat yang bermacam-macam.

Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar terdapat pengaruh di luar

pembelajaran akademik, khususnya peningkatan penerimaan antarkelompok

serta keterampilan sosial dan keterampilan kelompok. Pembelajaran

kooperatif bertumpu pada kerja kelompok kecil, berlawanan dengan

pembelajaran klasikal (satu kelas penuh).

b. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif

Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas

disusun dalam kelompok yang terdiri dari empat atau enam orang siswa

dengan kemampuan yang heterogen. Kelompok heterogen yang dimaksud

adalah kelompok yang terdiri dari berbagai kemampuan siswa, jenis kelamin,

dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan

bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Untuk mencapai hasil maksimal, ada lima unsur dalam pembelajaran

kooperatif yang harus diterapkan (Anita Lie,2005: 31), di antaranya:

1) Saling Ketergantungan Positif

Di dalam pembelajaran kooperatif , guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan, hubungan inilah yang

dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan

positif menurut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama

siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang

optimal. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui: (a)

pencapaian tujuan, (b) menyelesaiakan tugas, (c) bahan atau sumber, (d)

peran, dan (e) hadiah.

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2) Interaksi Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi

ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan masing-masing. Interaksi tatap muka menuntut para siswa

dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat

melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan sesama

siswa.

3) Akuntabilitas Individual (Tanggung jawab Perorangan)

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Meskipun demikian, penilaian ditujukan untuk mengetahui

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Masing-

masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggungjawab sendiri

agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

4) Komunikasi Antaranggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi karena tidak setiap siswa mempunyai

keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga

tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan

dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

5) Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif.

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Tiga konsep sentral yang menjadi konsep karakteristik pembelajaran

kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (2009: 26-28), di antaranya:

1) Penghargaan Kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok

untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok

diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan.

Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai

anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antarpersonal yang

saling mendukung, saling membantu dan saling peduli.

2) Pertanggungjawaban Individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari

semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan

pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.

3) Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode penskoran yang

mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang

diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode

penskoran ini setiap siswa yang berprestasi rendah, sedang maupun tinggi

sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang

terbaik bagi kelompoknya.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi yang

mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil berupa

akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan

keterampilan sosial.

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) Hasil Belajar Akademik

Dalam belajar kooperatif, selain mencakup beragam tujuan sosial

juga bertujuan memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis

penting yang lain. Di samping mengubah norma yang berhubungan

dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif juga dapat memberi

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas

yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan dan latar belakangnya. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja

dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur

penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting ketiga dari pembelajaran koopertif adalah

mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama. Keterampilan-

keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak

muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

e. Metode dalam Pembelajaran Kooperatif

Arends, Abdurrahman dan Bintoro (dalam Nurhadi dan Agus G. S.,

2003: 63) menjabarkannya ada empat metode dalam pembelajaran kooperatif,

di antaranya:

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD dikembangkan oleh (Robert Slavin) dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dan model yang paling baik untuk

permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Guru

yang menggunakan STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa,

menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu

menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4 sampai 5 orang,

setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan,

berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan

rendah.

Masing-masing anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau

perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya

kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan

pelajaran melalui tutorial, kuis, dan diskusi.

2) Investigasi Kelompok

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif

yang paling kompleks. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, dalam model

ini siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun

bagaimana jalannya penyelidikan mereka.

Dalam penerapan investigasi kelompok ini, guru membagi kelas

menjadi kelompok-kelompok dengan anggota lima atau enam siswa yang

heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan

mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam

topik tertentu. Selanjutnya, siswa memilih topik untuk diselidiki lalu

melakukan penyelidikan yang mendalam tas topik yang dipilih itu.

Kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh

kelas.

3) Metode Struktural

Metode struktural ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional yakni guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas

dan siswa memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk.

Metode ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok

kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada

penghargaan individual.

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4) Jigsaw

Metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya

terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan

akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan tiap siswa

bertanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama

dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan

tersebut. Kumpulan siswa ini disebut kelompok pakar. Selanjutnya siswa

yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk

mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah

diadakan diskusi dalam kelompok awal, siswa dievaluasi secara individual

mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode jigsaw menurut

Slavin, penskoran dilakukan seperti dalam metode STAD. Individu atau

tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

5. Hakikat Metode Investigasi Kelompok

a. Pengertian Investigasi Kelompok

Sering kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan metode tertentu

yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya

hasil tidak memadai bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama siswa.

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan dapat mencapai

tujuan pembelajaran, guru sebaiknya menentukan pendekatan dan metode

yang akan digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan

suatu pendekatan dan metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

dan materi yang akan menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran dengan

menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan

pembelajaran yang lebih bermakna.

Suatu kehidupan sekolah seharusnya diorganisasikan sebagai bentuk

kecil atau kehidupan demokrasi. Maka dari itu, siswa sebaiknya memperoleh

kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan sistem sosial melalui

pengalaman dan belajar cara menerapkan metode yang berwawasan keilmuan

dalam memperbaiki kehidupan masyarakat. Siswa berusaha untuk memelihara

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

cara hidup yang berkembang di situ, yakni standar hidup dan pengharapan

yang tumbuh dalam suasana kelas. Berkenaan dengan hal itu, pengajar

hendaknya berusaha menciptakan suasana yang memungkinkan tumbuhnya

kehidupan kelas seperti itu.

Metode pembelajaran investigasi kelompok atau group investigation

mengambil model yang berlaku dalam masyarakat, terutama mengenai cara

anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian

kesepakatan sosial. Melalui kesepakatan-kesepakatan inilah siswa

mempelajari pengetahuan akademis dan mereka melibatkan diri dalam

pemecahan masalah sosial.

Metode investigasi kelompok merupakan salah satu metode dalam

pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dalam Etin Solihatin, 2007: 4)

pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang

heterogen. Di samping untuk mencapai tujuan belajar bersama, kebersamaan

dan kerjasama dalam pembelajaran ini juga mengarahkan siswa untuk

mengembangkan kemampuan kerjasama di antara para siswa.

Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi

kelompok. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Langkah-langkah pelaksanaan metode investigasi kelompok meliputi

enam fase, di antaranya:

1) Seleksi Topik

Guru mengangkat suatu topik yang luas /lebar, yang mana para siswa

lalu menguraikan ke dalam subtopik. Para siswa memilih berbagai

subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang telah digambarkan

lebih dahulu oleh guru. Selanjutnya, para siswa diorganisasikan menjadi

kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin,

etnik maupun kemampuan akademik.

2) Merencanakan Kerja Sama

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar

khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan

subtopik yang telah dipilih dari langkah pertama di atas. Anggota

kelompok merencanakan penyelidikan dengan cara kerja sama.

3) Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada

langkah ke dua. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan

keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk

menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di

luar sekolah. Sebagai bagian dari penyelidikan, para siswa mencari

informasi dari bermacam sumber di dalam dan di luar kelas. Sumber itu

dapat berasal dari buku, koran, majalah, wawancara maupun internet yang

memuat gagasan, pendapat-pendapat, data, solusi- solusi, atau posisi

mengenai masalah yang sedang dipelajari.

4) Analisis dan Sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah ketiga dan merencanakan agar dapat diringkaskan

dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5) Penyajian Hasil Akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari

berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling

terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

Presentasi kelompok dikoordinasi oleh guru. Pendengar mengevaluasi

kejelasan dari tiap presentasi, juga kualitas presentasi dan presentator.

6) Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi

dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Manfaat Menggunakan Metode Investigasi Kelompok

Dengan menggunakan metode investigasi kelompok manfaat yang

diperoleh adalah (1) meningkatkan keteraturan pribadi siswa dan motivasi

karena ada banyak ruang pembuatan keputusan sendiri; (2) meningkatkan

perkembangan kemampuan penelitian karena proses itu dikendalikan masing-

masing individu dan penelitian bersama; (3) meningkatkan perkembangan

penelitian secara kelompok karena murid harus mengembangkan perencanaan

tim ketika memecahkan masalah; dan (4) meningkatkan kreativitas karena ada

berkali lipat kemungkinan kreasi dari hasil akhir (Elaine Coughlin dan Jack

Huhtala).

Kelompok belajar dalam metode investigasi kelompok terdiri atas

anak-anak yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Pengelompokan

heterogen lebih memungkinkan siswa dapat saling menjadi sumber belajar

sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya. Siswa lebih terampil dalam

menjalin hubungan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti

kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain dan

mengelola konflik. Selain itu, siswa terlibat langsung sejak awal hingga akhir

pembelajaran.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini,

yaitu penelitian Nur Halimah (2002) yang berjudul “Kefektifan Model

Pembelajaran Investigasi Kelompok dalam Peningkatan Prestasi Belajar dan

Kreativitas Ditinjau dari Locus of Control siswa Kelas V SD Jaten III

Karanganyar”. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut

disimpulkan bahwa pembelajaran menulis menggunakan metode investigasi

kelompok dapat membantu siswa dalam menulis. Siswa lebih aktif dan

memberikan respons positif terhadap pembelajaran yang berlangsung.

Persamaan penelitian Nur Halimah dengan penelitian pada skripsi ini

terdapat pada subjek dan metode pembelajaran yang digunakan. Kedua

penelitian ini sama-sama menggunakan siswa SD sebagai subjek penelitian.

Selain itu, kedua penelitian ini juga sama-sama menggunakan metode

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

investigasi kelompok untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbedaan

pada kedua penelitian ini adalah pada objek penelitiannya. Objek penelitian

Nur Halimah adalah peningkatan prestasi belajar dan kreativitas, sedangkan

objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis narasi.

Penelitian lainnya, yaitu penelitian Dwi Noor Haryanto (2004) yang

berjudul ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Argumentasi dengan

Metode Investigasi Kelompok Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1

Surakarta”. Dari penelitian tersebut membuktikan penerapan pembelajaran

kooperatif dengan metode group investigation dapat meningkatkan motivasi,

keaktifan, dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini sejalan dengan apa yang

hendak dicapai oleh peneliti dalam pembelajaran menulis narasi di SD. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Dwi Noor Haryanto untuk meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi kelas X-3 SMA

Negeri 1 Surakarta; sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti dalam

skripsi ini untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis

narasi.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis yang dimiliki siswa selama ini ternyata belum

sesuai dengan apa yang diharapkan. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan

oleh sebagai berikut: kondisi awal sebelum tindakan dilaksanakan, diperoleh

gambaran (yang dilakukan pada kegiatan prasurvei dengan observasi,

wawancara) bahwa kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri

Yosodipuro Surakarta rendah apabila dibandingkan dengan nilai keterampilan

berbahasa dan bersastra Indonesia lainnya, media yang digunakan guru

terbatas, serta metode mengajar guru monoton. Agar kemampuan menulis

narasi siswa meningkat, peneliti memberikan solusi berupa metode investigasi

kelompok untuk diaplikasikan di dalam pembelajaran menulis narasi.

Penelitian ini menggunakan model pelatihan untuk mengukur kemampuan

menulis narasi siswa. Peneliti bekerjasama dengan guru merumuskan bentuk

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

pembelajaran yang menarik dan menimbulkan minat siswa untuk menulis

narasi.

Salah satu upaya menarik minat siswa adalah dengan pemberian

hadiah. Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis narasi

dengan metode investigasi kelompok ini nantinya siswa diajak berpikir dan

mengingat cerita yang telah dibacanya serta menuangkan pendapatnya dalam

bentuk tulisan secara runtut. Perwujudan pembelajaran menulis yang demikian

itu, cenderung membuat siswa akan lebih tertarik, senang, aktif, dan

termotivasi. Peneliti berpendapat bahwa pemberian suasana baru

menggunakan metode dapat menarik minat siswa mengikuti pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi menulis narasi. Untuk lebih

jelasnya tentang kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

TINDAKAN PTK

Kondisi awal sebelum tindakan

Keterampilan menulis narasi siswa rendah

Media yang digunakan guru terbatas

Guru kesulitan menentukan metode yang tepat

Kondisi akhir setelah tindakan

Keterampilan menulis narasi siswa meningkat

Metode mengajar guru yang bervariasi

Pembelajaran kooperatif dengan metode investigasi

kelompok

1. Perencanaan

Tindakan

3. Observasi dan

Interpretasi

2. Pelaksanaan

Tindakan

4. Analisis dan

Refleksi

PTK

Pembelajaran menulis narasi

dengan metode iinvestigasi

kelompok

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Hipotesis Tindakan

Berbagai tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan

membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas

pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro

Surakarta. Pendapat tersebut peneliti susun menjadi sebuah hipotesis tindakan,

yaitu: terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis

narasi menggunakan metode investigasi kelompok pada siswa kelas V SD

Negeri Yosodipuro Surakarta.

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Yosodipuro. Tindakan penelitian

ini dilaksanakan di kelas V. Siswa kelas V berjumlah 29 orang. Penelitian ini

dilaksanakan selama lima bulan, mulai bulan Mei 2010 sampai september

2010. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat

dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

N

o

Kegiatan

Rincian waktu

Bulan

Mei Juni Juli Agustus September

1 Persiapan survei awal sampai

penyusunan proposal

xx

2 Seleksi informan, penyiapan

instrumen dan alat/metode

xxxx

3 Pengumpulan data xxxx

4 Analisis data xxxx

5 Penyusunan laporan xxxx

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan

kelas, yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti, guru,

siswa, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang

lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan

yang dialami oleh guru dalam pembelajaran menulis narasi di sekolah dan

untuk memberikan alternatif usaha guna mengatasinya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan untuk menjelaskan, atau menggambarkan realita atau kenyataan

yang ada. Peneliti menjabarkan keadaan di lapangan dengan disertai data yang

diperoleh selama proses penelitian. Data yang diperoleh adalah data dalam

50

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

bentuk kata-kata tertulis maupun lisan, dan bukan data yang berupa angka-

angka.

PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berangkat dari

identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru, penyusunan rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian kegiatan

berurutan mulai dari rencana tindakan sampai dengan refleksi disebut satu

siklus penelitian. Jika dalam setiap refleksi ditemukan masalah yang dihadapi

guru, baik masalah baru maupun masalah lama yang dianggap menganggu

tercapainya PTK maka guru dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan

merumuskan masalah tersebut. Selanjutnya, guru dapat melakukan penelitian

lebih lanjut pada siklus berikutnya, yang dimulai dari penyusunan rencana

tindakan sampai dengan refleksi. Namun, jika dalam refleksi pada siklus

tertentu tidak terjadi kendala dan tujuan PTK telah terealisasi atau tercapai,

maka penelitian dihentikan, tidak perlu dilanjutkan.

Hal penting dalam PTK adalah tindak nyata (action) yang dilakukan

oleh guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi

dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik

dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut.

Jika program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada maka perlu

dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan

lain (alternatif pemecahan lain sampai permasalahan dapat diatasi).

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat

tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-

langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Page 66: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Kemmis & Taggart dalam Rochiati Wiriaatmaja, 2006: 66)

Keterangan:

1. Planning (perencanaan)

2. Acting (Tindakan)

3. Observing (pengamatan)

4. Reflecting (refleksi)

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian meliputi:

1. Tempat dan peristiwa penelitian ini, yakni berbagai kegiatan pembelajaran

menulis narasi yang berlangsung di dalam kelas yang dialami oleh siswa

dengan menggunakan metode investigasi kelompok.

2. Informan dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia, dan seluruh siswa

kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta.

3. Dokumen yang berupa foto kegiatan pembelajaran menulis narasi, hasil

tulisan siswa, buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, rencana

pembelajaran, dan daftar nilai.

Observing

Planning

Acting Reflecting

Siklus I

Observing

Planning

Acting Reflecting

Siklus II

dst

1

2 4

3

1

2 4

3

Page 67: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

D. Subjek Penelitian

Subjek kajian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri

Yosodipuro, Kec. Banjarsari, Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Jumlah siswa

kelas V adalah 29 siswa dan yang bertindak sebagai guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia adalah Wartinah, S.Pd. Adapun yang menjadi objek

penelitian adalah pembelajaran menulis narasi mata pelajaran bahasa

Indonesia. Guru dalam penelitian ini bertindak sebagai mitra peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan, metode dan jenis sumber data yang digunakan,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:

1. Observasi

Teknik ini untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung

di kelas. Observasi ini bertujuan untuk mengamati perkembangan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas.

Peran peneliti dalam kegiatan ini adalah sebagai partisipan pasif.

Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan cara peneliti mengamati

jalannya pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil

posisi di tempat duduk paling belakang, mengamati dan mencatat segala

sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil observasi peneliti didiskusikan dengan guru yang bersangkutan,

kemudian dianalisis untuk mengetahui berbagai kelemahan yang ada dan

untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan yang ada. Hasil diskusi

berupa solusi untuk berbagai kelemahan tersebut kemudian dilaksanakan

dalam siklus. Dalam penelitian ini terdapat tiga siklus yang saling terkait satu

dengan lainnya.

Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam

mengelola kelas, memancing keaktifan siswa dalam pembelajaran yang

sedang berlangsung. Observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran, minat siswa terhadap pembelajaran

yang berlangsung terutama pembelajaran menulis narasi dengan metode

Page 68: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

investigasi kelompok. Hasil dari kegiatan observasi ini dijadikan patokan

mengukur atau menilai kemampuan afektif siswa.

2. Wawancara Mendalam

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang

pelaksanaan pembelajaran menulis narasi, berbagai informasi mengenai

kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran menulis narasi, serta faktor-

faktor penyebabnya. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan

siswa untuk mengetahui metode pembelajaran menulis karangan narasi yang

diterapkan guru dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap

cara mengajar yang digunakan guru tersebut, serta untuk mengetahui tingkat

kemampuan menulis narasi.

3. Tes dan Dokumen

Teknik ini dilakukan guru untuk mengetahui hasil dari kegiatan

pembelajaran sesudah pelaksanaan penelitian. Guru melaksanakan tes dengan

cara memberikan tugas menulis karangan narasi. Hal itu bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis narasi

dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Penilaian menulis ada

berbagai jenis. Salah satunya adalah penilaian yang dipergunakan pada

program English a Second Language (ESL). Penilaian dengan model ini lebih

rinci dan teliti dalam memberikan skor sehingga dapat

dipertanggungjawabkan (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307 -308 ). Penilaian

model ESL menekankan pada aspek isi (30), organisasi (20), kosakata (20),

pengembangan bahasa (25), dan mekanik (5). Mengacu pada pendapat di atas,

guru dan peneliti menetapkan aspek-aspek penilaian menulis narasi siswa

berupa isi (40) berdasarkan pertimbangan isi; kohesi dan koherensi

antarparagraf (30) berdasarkan pertimbangan penilaian pengembangan bahasa

dan mekanik; serta tata tulis (30) perdasarkan pertimbangan penilaian

kosakata.

F. Uji Validitas Data

Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi

sumber data. Triangulasi data mengarahkan peneliti agar di dalam

Page 69: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia.

Misalnya, membandingkan nilai siswa dari survei awal sampai siklus terakhir

maupun dengan indikator. Selain itu, juga digunakan review informan

merupakan teknik yang digunakan untuk menanyakan kembali kepada

informan, apakah data yang diperoleh peneliti sudah valid atau belum. Review

informan dilakukan dengan cara yang tidak formal terstruktur untuk menggali

pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat untuk

menjadikan dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan

mendalam.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan

kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

mengajar yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Kriteria

dalam teknik ini berdasarkan kajian teoretis yang telah di paparkan di depan.

Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun

rencana tindakan kelas berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis ini

dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan guru. Analisis kritis terhadap

keterampilan menulis narasi mencakup ketepatan siswa dalam memilih topik

dan menentukan tema yang akan di angkat, dikembangkan dalam karangan,

kesesuaian judul dengan isi karangan, kesesuaian jenis karangan, aspek

pemilihan kata, ketepatan ejaan dan tanda baca, serta kerapian bentuk tulisan.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai akhir. Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas

yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Melakukan survei terhadap kegiatan belajarmengajar di kelas. Teknik yang

digunakan dapat berupa pengamatan (observasi) dan wawancara.

2. Mengidentifikasi berbagai masalah dari hasil observasi dan wawancara

untuk segera dipecahkan.

Page 70: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3. Merumuskan secara rinci dan jelas masalah-masalah yang telah

teridentifikasi.

4. Melakukan pengkajian teoretis tentang pendekatan investigasi kelompok

dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi.

5. Menyusun atau merumuskan metodelogi penelitian tindakan kelas.

6. Implementasi tindakan melalui langkah-langkah yang telah disusun.

7. Melihat hasil tindakan secara menyeluruh yang didahului oleh evaluasi

yang juga secara menyeluruh.

Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto,

dkk. (2006:74). Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut

saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. PTK merupakan

penelitian yang bersiklus. Artinya penelitian dilakukan secara berulang dan

berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Alur PTK dapat dilihat

pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi, Arikunto, dan Supardi, 2006:74)

Permasalahan

Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan data I Refleksi I

Permasalahan baru

hasil refleksi

Pengamatan/

pengumpulan data II

Perencanaan

tindakan II

Refleksi II

Pelaksanaan

tindakan II

Apabila

permasalahan belum

terselesaikan Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Page 71: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Penjelasan secara garis besar mengenai masing-masing langkah

tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti berkunjung ke SD Negeri Yosodipuro Banjarsari dan

menemui kepala sekolah. Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk

mengadakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. Peneliti meminta izin

dengan disertai surat izin penelitian dari Dekan FKIP UNS yang dilampiri

proposal penelitian. Pada tahap ini peneliti juga menemui guru pengampu

kelas V untuk mempersiapkan kegiatan survei awal.

2. Studi/Survei Awal

Pada tahap ini peneliti melakukan survei awal pada siswa kelas V untuk

mengenal kemampuan siswa dalam proses pembelajaran menulis narasi.

Survei ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran menulis narasi

dan memeriksa hasil pretes yang dilakukan guru.

3. Pelaksanaan Siklus

Pelaksanaan penelitian ini, diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan tiga

siklus), yang tiap siklus mencakup empat kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Adapun

secara rinci empat tahap pelaksanaan diuraikan sebagai berikut.

a. Rancangan siklus I

1) Tahap perencanaan tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti dan guru menyusun

rencana penerapan metode investigasi kelompok dalam pembelajaran

menulis narasi yang terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini:

a) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) bahasa indonesia sesuai dengan silabus yang telah disusun

oleh guru.

b) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis

narasi dengan menerapkan metode investigasi kelompok, yakni

dengan langkah-langkah: (1) guru membuka pelajaran dan

melakukan apersepsi kepada siswa dengan menanyakan hal-hal yang

Page 72: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

berhubungan dengan menulis karangan narasi; (2) guru kemudian

menjelaskan materi mengenai unsur-unsur yang ada dalam penulisan

narasi; (3) guru membagikan kutipan karangan narasi untuk

dianalisis bersama-sama; (4) guru menjelaskan sistem pembelajaran

menulis narasi dengan metode investigasi kelompok (group

investigation) kepada siswa; (5) guru membagi siswa menjadi lima

kelompok masing-masing terdiri dari 5 sampai 6 orang; (6) guru

membagikan karangan narasi kepada masing-masing siswa; (7) siswa

membacakan karangan narasi yang dibuat ke depan kelas secara

bergantian.

c) Peneliti bersama guru menyusun sistem penilaian yang meliputi

penilaian proses dan hasil. Penilaian proses dengan menggunakan

lembar penilaian sikap (afektif) yang terdiri dari aspek: (1)

kedisiplinan; (2) minat; (3) keaktifan; (4) kerja sama; dan (5)

kesungguhan. Penilaian hasil menggunakan bentuk tes yaitu tes

tertulis dan tes perbuatan. Tes tertulis berisi tentang soal yang

menguji kemampuan siswa memahami karangan narasi yang dibaca.

Tes perbuatan berisi tentang kemampuan siswa untuk menceritakan

kembali isi narasi di depan kelas, meliputi aspek (1) kelengkapan isi;

(2) keruntutan alur; (3) kemampuan kebahasaan; dan (4) sikap saat

bercerita.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan

pembelajaran bahasa sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama

peneliti dengan menerapkan metode investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan menulis narasi.

3) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Kegiatan ini diarahkan pada pokok-pokok

penting yang telah ditetapkan pada pedoman observasi. Selain itu,

Page 73: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa agar data

lebih lengkap dan akurat.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru dengan cara

menganalisis hasil observasi, hasil pekerjaan siswa, serta hasil

wawancara. Dengan demikian, analisis dilakukan terhadap proses dan

hasil pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis tersebut

akan didapatkan kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran

menulis narasi. Hasil analisis ini digunakan sebagai dasar penerapan

siklus berikutnya agar mengalami perbaikan. Dengan analisis ini,

peneliti juga tahu apakah tindakan yang diberikan berhasil atau tidak.

b. Rancangan siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dilakukan dengan bercermin pada

hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari

upaya siklus tersebut.

c. Rancangan siklus III

Pada siklus III perencanaan tindakan dilakukan dengan bercermin

pada hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus II sebagai upaya

perbaikan dari upaya siklus tersebut.

4. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada proses

pembelajaran di setiap siklus yang diterapkan oleh guru. Peneliti mengamati

perilaku guru dan siswa saat pembelajaran menulis narasi berlangsung.

5. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang

telah dilakukan selama penelitian.

I. Indikator Keberhasilan Tindakan

Secara garis besar, indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah meningkatnya kualitas proses pembelajaran serta hasil pembelajaran

keterampilan menulis narasi. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi

Page 74: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

proses dan segi hasil (Mulyasa 2006: 101-102). Proses pembelajaran

dikatakan berhasil jika seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (70%)

peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental selama proses

pembelajaran. Dilihat dari segi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil jika

sebagian besar (70%) siswa mengalami perubahan positif dan output yang

bermutu tinggi serta mendapatkan ketuntasan sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Indikator keberhasilan tindakan penelitian ini, juga di tentukan

berdasarkan diskusi guru dan peneliti. Keputusan diskusi diputuskan dengan

mempertimbangkan keadaan awal siswa sebelum tindakan.

Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi kedisiplinan,

minat, keaktifan, kerja sama dan kesungguhan siswa. Kualitas hasil penilaian

dari kemampuan siswa dalam membuat karangan narasi dan mengembangkan

narasi. Siswa dikatakan berhasil jika mendapatkan nilai ≥ 63 dan siswa yang

mendapatkan nilai di bawah 63 dinyatakan belum lulus (KKM yang

ditetapkan adalah ≥ 63).

Untuk mengukur ketercapaian tujuan dapat rumuskan indikator-

indikator yang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian

No. Indikator Persentase Keterangan

1 Minat siswa 70% Diamati ketika proses belajar

mengajar sedang berlangsung

dengan lembar observasi dari

jumlah siswa yang tertarik dan

antusias mengikuti

pembelajaran

2 Keaktifan

siswa

70% Diamati ketika proses belajar

mengajar sedang berlangsung

dengan lembar observasi dari

jumlah siswa aktif dalam proses

pembelajaran

Page 75: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3 Kerja sama

siswa dalam

kelompok

70% Diamati ketika proses belajar

mengajar sedang berlangsung

dengan lembar observasi dari

jumlah siswa aktif diskusi

kelompok

4 Kemampuan

menulis

narasi siswa

70% Dihitung dari jumlah siswa

yang mampu mendapatkan nilai

63 ke atas

Page 76: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah

dari Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian dipaparkan,

pada bab ini diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal (pratindakan)

pembelajaran menulis karangan narasi serta kemampuan menulis karangan narasi

siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro. Dengan demikian, pada bab ini akan

dikemukakan tentang: (1) kondisi awal proses pembelajaran serta kemampuan

menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro, (2) pelaksanaan tindakan

dan hasil penelitian, dan (3) pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan

dilakukan dalam 3 siklus dengan 4 tahap dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut

meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta evaluasi dan

refleksi.

A. Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal.

Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran

menulis karangan narasi serta kemampuan awal siswa dalam menulis karangan

narasi . Kondisi awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja yang

akan dilakukan pada pembelajaran dalam siklus selanjutnya. Survei awal

dilakukan pada hari kamis, 29 April 2010 pukul 07.30 sampai 09.00 WIB.

Pada kegiatan pratindakan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam kemudian menanyakan siswa yang tidak masuk. Beberapa siswa menjawab

“nihil”. Apersepsi dimulai dengan sebuah pertanyaan yang diajukan oleh guru di

depan kelas, yaitu, “Sudah pernahkan kalian mengarang?” Kemudian siswa pun

menjawab dengan serempak, “Sudah, Bu”. Pertanyaan selajutnya yang bertujuan

memancing siswa, “Kalian pernah mengarang tentang apa saja ?”. Beberapa

siswa menjawab dengan antusias, dengan suara keras. Ada yang menjawab

pengalaman pribadi, obyek wisata bu, dst. Guru kemudian menjelaskan tentang

pembahasan materi pada pertemuan saat itu, yaitu narasi. Guru kemudian

Page 77: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

menerangkan mengenai pengertian karangan narasi dan meminta siswa untuk

membuka buku panduan mereka. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan tema

apa saja yang cocok untuk karangan narasi dengan teman sebelahnya.

Berdasarkan hasil pengamatan pratindakan tersebut dapat dikatakan bahwa

hasil karangan siswa SD Negeri Yosodipuro Surakarta dikategorikan masih

rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain : (1) siswa belum

mampu menuangkan ide; (2) perbendaharaan kosakata (diksi) siswa masih

terbatas, sehingga banyak siswa yang masih menulang kata-kata dalam satu

alenia; (3) belum mampu menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat. Hal ini

dapat dilihat dari hasil menulis yang diberikan guru pada saat survai awal

sebagian besar siswa tidak mendapatkan nilai yang memuaskan.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa secara keseluruhan belum memenuhi

aspek-aspek yang terdapat dalam karangan. Dalam hal ini, karangan siswa belum

sesuai dengan aspek-aspek yang dinilai, yakni aspek isi, organisasi, kosakata,

penggunaan bahasa, dan mekanik (tata bahasa, ejaan, kerapian tulisan). Jumlah

siswa yang bisa mengorganisasikan gagasan secara baik dan lancar, serta memilih

kata dan penggunaan ejaan secara tepat masih dikategorikan rendah.

Sehubungan dengan metode yang dipilih guru dalam pembelajaran,

diakui oleh guru bahwa beliau belum menemukan metode yang tepat dan mudah

untuk mengajarkan materi menulis karangan narasi. Kesulitan ini diperparah

dengan rendahnya kemampuan menulis siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro .

Di lain pihak, kesulitan yang dialami oleh guru sedikit banyak

dipengaruhi oleh ketiadaan media serta sumber pembelajaran yang tidak

bervariatif. Adapun sumber belajar lain yang digunakan sekaligus sebagai bahan

evaluasi adalah LKS Bahasa Indonesia. Melihat kenyataan tersebut, tidak

mengherankan jika siswa tampak tidak aktif selama proses pembelajaran. Metode

yang konvensional, ketiadaan media, sumber pembelajaran yang tidak bervariatif

membuat siswa jenuh dan enggan mengikuti pembelajaran menulis narasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa diketahui

bahwa pembelajaran menulis karangan narasi memang membosankan. Guru selalu

menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Di akhir

Page 78: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pembelajaran, guru selalu memberikan tugas sebagai evaluasi. Selain

menyebabkan kejenuhan, metode tersebut tidak memudahkan siswa untuk

memahami materi sebuah karangan meskipun materi tersebut diajarkan berulang-

ulang oleh guru. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara pratindakan yang

dilakukan pada siswa. Dari 29 siswa, 14 siswa (48%) menyatakan tidak menyukai

cara mengajar yang digunakan guru. Di samping itu, materi yang diajarkan guru

kurang mengena. Siswa membutuhkan materi yang bisa menjawab pertanyaan

“bagaimana cara menulis sebuah cerita yang baik?” bukan sekadar “apa yang

disebut dengan karangan narasi atau cerita yang baik?”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa kesulitan

terbesar siswa dalam menulis karangan narasi disebabkan oleh tidak adanya ide.

Siswa tidak tahu apa yang mesti mereka tulis meskipun tema telah ditentukan.

Ada juga beberapa siswa yang sudah memiliki ide tetapi tidak tahu cara

menuangkannya dalam sebuah karangan. Siswa kesulitan mengembangkan

gagasannya dalam beberapa paragraf utuh. Sering kali di tengah kegiatan menulis,

siswa mandeg seakan kehabisan ide. Di samping itu, siswa merasa tidak bebas

untuk menulis karena terbatasnya alokasi waktu yang diberikan. Dalam benak

siswa, siswa hanya ingin menyelesaikan cerita tanpa mempedulikan bagus atau

tidaknya cerita.

Berdasarkan pretes yang dilakukan pada survei awal diketahui bahwa

kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro masih tergolong

rendah. Rendahnya kemampuan menulis narasi tersebut tampak dalam indikator

berikut ini:

1. Ide Cerita Tidak Digarap Secara Kreatif

Pada dasarnya, ide cerita yang dimiliki siswa tergolong segar. Akan

tetapi pada praktiknya, siswa tidak dapat mengembangkan ide ceritanya secara

kreatif. Kebanyakan karangan yang dihasilkan siswa bertema cinta dan

persahabatan dengan alur cerita yang hampir sama. Banyak pula ditemui

karangan narasi siswa yang memiliki alur hampir mirip dengan alur cerita

dalam sinetron. Ide cerita yang tidak terkembangkan dengan baik berpengaruh

pada panjang cerita yang dihasilkan. Cerita yang ditulis siswa rata-rata tidak

Page 79: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

lebih dari 400 kata. Padahal sebuah karangan fiksi minimal terdiri atas 500

kata.

2. Siswa Kurang Bisa Mengembangkan Bahasa

Berdasarkan karangan narasi yang ditulis siswa diketahui pula bahwa

siswa kurang bisa mengembangkan bahasa. Sejumlah kesalahan masih banyak

ditemui dalam penggunaan bentuk bahasa. Kata tidak disusun menurut aturan

sintaksis yang tepat. Konstruksi kalimat yang disusun mengaburkan makna.

Hasilnya, bahasa menjadi tidak komunikatif sehingga maksud yang terkandung

dalam sebuah cerita tidak tersampaikan dengan baik.

3. Pemanfaatan Potensi Kata Kurang

Berdasarkan beberapa cerita yang ditulis siswa, tampak bahwa potensi

kata tidak dimanfaatkan secara maksimal. Siswa belum mampu memanfaatkan

kata dalam bentuk ungkapan-ungkapan yang indah. Akibatnya, bahasa terasa

“garing” dan membosankan untuk dibaca.

4. Siswa Belum Mampu Mengorganisasikan Gagasan dengan Baik

Hal ini terlihat pada ekspresi tulisan yang kurang lancar. Gagasan

dalam paragraf terpotong-potong sehingga kurang runtut. Hal ini menyebabkan

maksud yang terkandung tidak tersampaikan dengan baik. Di samping itu,

gagasan yang tidak diorganisasikan dengan baik berpengaruh pada kelogisan

cerita.

5. Siswa Masih Banyak Melakukan Kesalahan Mekanik

Kesalahan yang ditemui dalam beberapa karangan siswa adalah

penggunaan ejaan seperti penulisan huruf kapital serta penggunaan tanda baca.

Siswa juga sering menyingkat kata, misalnya “yg, pd, q, mk dan lain-lain”.

Berdasar hasil tes survei awal pada siswa kelas V SD Negeri

Yosodipuro rendahnya kemampuan menulis narasi teridentifikasi dari nilai

rata-rata menulis narasi yakni 55,13 (sumber dari nilai menulis siswa kelas V

SD Negeri Yosodipuro) hanya 7 siswa (24,13%) yang tuntas, sedangkan 22

siswa (75,86%) belum mencapai ketuntasan belajar dari 29 siswa (standar

ketuntasan belajar minimal mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah

63) Data tersebut dapat dirinci pada Tabel 5 berikut.

Page 80: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 5. Daftar Nilai Menulis Narasi Survei Awal Kelas V SD Negeri

Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010

No. Nama Pre test

Jumlah

keterangan I II III IV V

1 Ifan Rizki Sunarto 17 7 9 6 3 42 Tidak Tuntas

2 Trisya Dinda A. 18 12 13 11 2 56 Tidak Tuntas

3 Wahyu Erianto 16 13 12 11 4 56 Tidak Tuntas

4 Alaina Gurnika 19 10 14 15 3 61 Tidak Tuntas

5 Anisa Purnamasari 19 14 14 13 4 64 Tuntas

6 Adi Cahyo Nugroho 16 10 8 6 3 43 Tidak Tuntas

7 Ahmad Gusali 18 14 14 14 3 63 Tuntas

8 Aditya Yudistira 16 11 10 13 3 53 Tidak Tuntas

9 Fitri Rusyana 18 13 12 12 3 58 Tidak Tuntas

10 Fery Dwi O. 16 12 10 12 3 53 Tidak Tuntas

11 Guntur Lenata D. 18 13 12 11 2 56 Tidak Tuntas

12 Ilham Soleil B. 17 13 10 11 4 55 Tidak Tuntas

13 Kristiyani S. 17 15 14 13 4 63 Tuntas

14 Lely Widyasari 16 14 14 15 4 63 Tuntas

15 Muhammad Daffa R. 17 15 14 14 3 63 Tuntas

16 Nur’aini Fitria 15 11 8 6 3 43 Tidak Tuntas

17 Nicko Pradwimas S. 16 11 10 10 3 50 Tidak Tuntas

18 Novia Desta S. 17 12 10 9 3 51 Tidak Tuntas

19 Pradipta Barly P. 15 10 10 11 3 49 Tidak Tuntas

20 Putriana W. 16 12 10 10 3 51 Tidak Tuntas

21 Puspa Dwiyanti 18 14 14 15 4 65 Tuntas

22 Yuaninda Ajeng P. 16 13 13 12 3 57 Tidak Tuntas

23 Yustizia Kusuma R. 18 13 11 12 2 56 Tidak Tuntas

24 Andi Abdullah 15 11 10 12 2 50 Tidak Tuntas

25 Diki Hardinata 15 11 13 12 3 54 Tidak Tuntas

26 Nehemia Koes Januar 15 12 11 12 3 53 Tidak Tuntas

27 Intan 15 12 12 14 2 55 Tidak Tuntas

28 Ferdian R. 16 15 16 16 3 66 Tuntas

29 Aviandra Nazarika 17 10 9 12 2 50 Tidak Tuntas

TOTAL 1599 ≤63 = 22

siswa

≥63 = 7

siswa

RATA-RATA

55,13

Ket

I : Isi V : Mekanik

II : Organisasi

III : Kosakata

IV : Pengembangan Bahasa

Page 81: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasar pada analisis di atas, dapat dikemukakan dua hal pokok yang

perlu diatasi, yaitu pembelajaran menulis narasi yang konvensional serta

kemampuan menulis narasi siswa yang rendah. Implikasinya, tindakan perlu

dilakukan untuk mengatasi dua hal tersebut. Untuk itulah peneliti berdiskusi

dengan guru untuk merencanakan langkah selanjutnya pada Jum’at, 30 April

2010.

B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian

Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam

pembelajaran menulis narasi sekaligus untuk meningkatkan kualitas proses dan

hasil dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dan empat kegiatan, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil menulis narasi pada survei awal yang dilakukan

pada kegiatan pratindakan, diketahui bahwa ada dua permasalahan utama

yang menyebabkan siswa tidak mencapai batas minimal ketuntasan belajar.

Permasalahan pertama adalah proses pembelajaran yang konvensional.

Pembelajaran ini menyebabkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran.

Permasalahan kedua adalah kemampuan menulis narasi yang rendah.

Bertolak dari hasil analisis itulah, peneliti berasumsi bahwa tindakan

perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tahap pertama dari

siklus I adalah perencanaan tindakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari

senin, 3 Mei 2010 di ruang guru. Pada kesempatan tersebut peneliti

berdiskusi dengan guru. Hal-hal yang didiskusikan antara lain: (1) peneliti

menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang dilakukan, (2)

peneliti mengusulkan diterapkannya metode investigasi kelompok (group

investigation) dalam pembelajaran menulis narasi serta menjelaskan cara

penerapannya, (3) peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk

Page 82: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

siklus I, (4) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan indikator

pencapaian tujuan, (5) guru dan peneliti bersama-sama membuat lembar

penilaian siswa yaitu instrumen penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen

tes digunakan untuk menilai karangan narasi yang ditulis siswa. Instrumen

nontes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam pembelajaran menulis

narasi. Instrumen nontes ini berbentuk pedoman observasi, dan (6)

menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1) Peneliti dan guru bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) untuk siklus pertama sesuai dengan kompetensi dasar

yang akan dicapai.

2) Peneliti dan guru bersama-sama merumuskan indikator pencapaian tujuan.

3) Guru menyiapkan lembar penilaian didasarkan aspek-aspek penilaian

karangan, yakni aspek isi karangan, organisasi gagasan, kosakata,

penggunaan bahasa dan mekanik (tata bahasa ejaan dan kerapian tulisan).

4) Guru dan peneliti menyusun pedoman untuk mengamati keaktifan, kerja

sama, kekompakan, dan minat siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

5) Guru dan peneliti melakukan pembentukan kelompok Group Investigation

dengan memperhatikan nilai hasil menulis karangan narasi pada prasiklus.

6) Guru dan peneliti menentukan waktu dan jadwal pelaksanaan siklus

pertama.

Sebelum melaksanakan tindakan maka siswa dibagi ke dalam 5

kelompok dengan anggota masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6

orang, struktur kelompok secara heterogen.

Adapaun urutan pembelajaran yang telah dirancang peneliti dan guru

pada pertemuan pertama (Senin, 3 Mei 2010) sebagai berikut:

1) Guru mengkondisikan kelas;

Page 83: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan stimulus kepada siswa

mengenai pengalaman mereka dalam menulis narasi melalui kegiatan

tanya jawab;

3) Guru menerangkan materi tentang paragraf narasi dan langkah-langkah

dalam pembelajaran menulis narasi dengan metode investigasi kelompok;

4) Guru membagi siswa dalam 5 kelompok masing-masing kelompok

beranggotakan 5-6 siswa;

5) Guru menugaskan kepada tiap kelompok untuk menentukan tema dari

topik yang dipilih, kemudian membuat kerangka karangan;

6) Guru meminta siswa mengevaluasi dan menyimpulkan hasil pembelajaran

yang telah berlangsung.

Skenario pembelajaran untuk pertemuan kedua dilaksankan pada hari

Rabu, 5 Mei 2010 adalah sebagai berikut:

1) Guru mengkondisikan kelas dengan melakukan presensi dan menyuruh

siswa untuk mempersiapkan pekerjaannya yang telah dibuat pada

pertemuan sebelumnya;

2) Guru melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab;

3) Guru menugaskan siswa secara individu untuk menulis narasi berdasarkan

kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya;

4) Guru menugaskan perwakilan kelompok untuk membacakan hasil

pekerjaan di depan kelas;

5) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa;

6) Guru menyimpulkan pembelajaran dan siswa boleh bertanya;

7) Guru menutup pelajaran.

Berdasarkan pertimbangan jadwal pelajaran bahasa Indonesia.

Akhirnya disepakati penelitian hanya akan dilakukan 2 jam pelajaran setiap

pertemuan. Pertemuan tersebut menyepakati bahwa pelaksanaan pada siklus I

akan dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pada hari Senin, 3 Mei 2010 dan

Rabu, 5 Mei 2010.

Page 84: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

b. Pelaksanaan Tindakan I

Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan yaitu Senin, 3 Mei 2010 dan Rabu, 5 Mei 2010 di ruang

kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta. Masing–masing pertemuan

berlangsung 2 x 35 menit.

Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama ini, guru bertindak

sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar-mengajar, sedangkan peneliti

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk

mengamati jalannya pembelajaran.

Uraian yang dilaksankana guru dan siswa dalam pembelajaran

dimulai tepat ketika bel menunjukkan pukul 07.35 WIB. Guru membuka

pelajaran dengan mengucap salam. Guru mengondisikan kelas dengan

melakukan presensi. Guru bertanya mengenai pengalaman siswa dalam

menulis narasi. Guru menerangkan materi tentang paragraf narasi dan

langkah-langkah dalam pembelajaran menulis narasi dengan metode

investigasi kelompok. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok masing-

masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Tiap kelompok menjalankan

tugasnya sesuai dengan langkah-langkah dalam metode investigasi kelompok

yang telah dijelaskan guru.

Langkah-langkah yang harus dijalankan siswa, yaitu bersama dengan

guru menentukan topik yang akan dibahas. Tiap-tiap kelompok menentukan

tema dari topik yang telah dipilih. Kemudian tema tersebut didalami dan

siswa merumuskan apa yang harus dilakukan. Langkah-langkah investigasi

kelompok tersebut kemudian dilanjutkan dengan membuat kerangka

karangan narasi yang akan ditulis siswa. Dari kerangka karangan yang dibuat

akan didiskusikan dengan kelompok untuk dipilih mana saja kerangka

karangan yang akan digunakan. Kerangka karangan tersebut nantinya akan

digunakan siswa untuk mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi.

Guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada masing-masing kelompok.

Selesai menyusun kerangka karangan, guru meminta perwakilan dari setiap

Page 85: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kelompok untuk maju. Akan tetapi, siswa hanya diam saja dan untuk

mengatasi hal tersebut kemudian guru mengatakan akan menunjuk salah satu

kelompok jika tidak ada yang maju. Setelah selang beberapa saat ada dua

kelompok yang mengajukan diri. Sampai pada langkah ini bel berbunyi yang

menandakan usainya pelajaran.

Untuk pertemuan kedua tanggal, 5 Mei 2010 proses pembelajaran

yang berlangsung adalah sebagai berikut: Pertama guru masuk ke dalam

kelas dan membuka pelajaran dengan mengucap salam. Guru mengondisikan

kelas dengan melakukan presensi dan menyuruh siswa untuk mempersiapkan

pekerjaannya yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Guru

melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab. Guru menugaskan siswa

untuk menulis karangan narasi secara individu berdasarkan kerangka

karangan yang telah dibuat. Guru meminta dari perwakilan kelompok untuk

membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Guru mengumpulkan

pekerjaan siswa. Guru menyimpulkan pembelajaran dan siswa boleh

bertanya. Guru menutup pelajaran dengan ucapan salam. Guru juga tetap

memberikan bimbingan pada kelompok yang belum mengerti dan motivasi

saat kegiatan menulis narasi agar berlangsung dengan baik.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan

materi kemampuan menulis narasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari

Senin, 3 Mei 2010 dan Rabu, 5 Mei 2010. Dalam kesempatan tersebut guru

mengajarkan materi kemampuan menulis narasi menggunakan metode

mengajar yang biasa digunakan oleh guru yang bersangkutan, yaitu

menjelaskan materi dengan metode ceramah, namun dengan sedikit inovasi

yakni dengan penggunaan metode yang berupa investigasi kelompok yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian siswa langsung diberi tugas untuk

membuat tulisan narasi melalui cerita tersebut. Sementara itu, peneliti

mengadakan observasi sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan

pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di kursi

paling belakang agar bisa mengamati jalannya pembelajaran.

Page 86: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya kegiatan belajar-mengajar (KBM) bahasa dan sastra

Indonesia sebagai berikut. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam setelah seluruh siswa tenang. Selanjutnya guru

menanyakan siswa yang tidak masuk dan mengisi buku presensi siswa. Kelas

sedikit ramai, beberapa siswa masih asyik mengobrol.

Guru bertanya pada siswa mengenai tulisan narasi. Pada

pembelajaran kali ini, siswa terlihat cukup partisipastif. Kemudian guru

melanjutkan dengan menyampaikan materi narasi. Guru menyampaikan

kembali materi tentang cara menulis karangan narasi dilanjutkan dengan

menyampaikan langkah-langkah pembelajaran menulis narasi dengan metode

investigasi kelompok.

Seusai menyampaikan materi dan langkah-langkah kerja siswa, guru

memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Beberapa siswa

mengajukan pertanyaan mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa

berkaitan dengan pembelajaran menulis narasi dengan metode investigasi

kelompok. Guru menjelaskan kembali kegiatan yang harus dilakukan oleh

siswa selama proses pembelajaran. Setelah siswa memahami penjelasan dari

guru, siswa dibagi menjadi lima kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5-

6 siswa.

Guru memerintahkan pada siswa untuk menempatkan diri sesuai

dengan kelompoknya masing-masing. Suasana kelas gaduh dengan suara

bangku yang dipindahkan namun dapat diatasi dengan baik oleh guru dengan

memberikan teguran. Selanjutnya, guru bersama-sama siswa menentukan

topik yang akan dibahas. Dari hasil diskusi dengan siswa, mereka memilih

topik tentang dongeng.

Secara berkelompok siswa membuat kerangka karangan berdasarkan

tema yang dipilih. Kerangka karangan yang sudah diperoleh akan

didiskusikan dengan kelompok untuk dipilih mana saja yang akan digunakan

agar sesuai dengan karangan narasi yang dibuat siswa nantinya. Siswa

Page 87: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tampak aktif berdiskusi. Guru mengecek perkembangan tiap kelompok dan

memberi bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan.

Pada pertemuan kedua, guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian mengecek kehadiran siswa. Langkah

selanjutnya, guru menanyakan tugas siswa dan hal-hal yang belum dipahami

dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya.

Guru mengulas kembali materi pada pembelajaran yang lalu dengan

melakukan tanya jawab pada siswa. Saat kegiatan berlangsung siswa tampak

kurang aktif dan tidak semua siswa menjawab pertanyaan.

Selanjutnya, guru meminta kepada siswa secara individu menulis

karangan narasi berdasarkan kerangka karangan yang telah mereka buat.

Selama siswa membuat karangan narasi, guru berkeliling untuk mengamati

serta memberi arahan dalam penulisan narasi siswa. Hasil tulisan siswa

dikumpulkan sebelum bel berbunyi. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru

menyampaikan simpulan dan guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

ucapan salam.

Pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran kurang begitu

antusias banyak siswa yang bermalasan dan tidak semangat. Selama proses

observasi ini, perhatian peneliti juga terfokus pada kerja sama antar

kelompok, keaktifan siswa, dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis

narasi. Berikut disajikan Tabel 6 pengamatan sikap siswa selama proses

pembelajaran.

Page 88: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 6. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siklus I

Kelas V SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama Indikator

Jumlah Keterangan I II III IV

1 Ifan Rizki Sunarto 3 2 3 2 10 Sedang

2 Trisya Dinda A. 2 3 3 1 9 Kurang

3 Wahyu Erianto 2 3 2 1 8 Kurang

4 Alaina Gurnika 2 3 3 1 9 Kurang

5 Anisa Purnamasari 4 3 4 4 15 Baik

6 Adi Cahyo Nugroho 3 3 4 2 12 Sedang

7 Ahmad Gusali 4 4 3 4 15 Baik

8 Aditya Yudistira 4 4 4 4 16 Baik

9 Fitri Rusyana 3 2 4 3 12 Sedang

10 Fery Dwi O. 4 4 4 4 16 Baik

11 Guntur Lenata D. 4 4 3 4 15 Baik

12 Ilham Soleil B. 3 3 4 2 11 Sedang

13 Kristiyani S. 3 3 4 2 12 Sedang

14 Lely Widyasari 3 4 4 3 14 Baik

15 Muhammad Daffa R. 4 4 4 4 16 Baik

16 Nur’aini Fitria 3 3 3 2 11 Sedang

17 Nicko Pradwimas S. 4 4 4 4 16 Baik

18 Novia Desta S. 4 4 4 4 16 Baik

19 Pradipta Barly P. 3 3 3 2 11 Sedang

20 Putriana W. 3 3 3 2 11 Sedang

21 Puspa Dwiyanti 4 4 4 4 16 Baik

22 Yuaninda Ajeng P. 4 3 4 4 15 Baik

23 Yustizia Kusuma R. 4 4 4 4 16 Baik

24 Andi Abdullah 3 2 3 2 10 Sedang

25 Diki Hardinata 4 3 4 4 15 Baik

26 Nehemia Koes Januar 3 3 3 2 11 Sedang

27 Intan 4 4 4 4 16 Baik

28 Ferdian R. 4 4 4 4 16 Baik

29 Aviandra Nazarika 3 3 3 1 10 Sedang

Total 380

Jumlah siswa 14 12 17 14

Persentase siswa

dengan kriteria

Baik/Amat Baik

48% 41% 59% 48% 51,72% 15 Siswa

Page 89: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Keterangan:

I. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 14 siswa

atau sekitar (48%), sedangkan 15 siswa atau sekitar (52%) lainnya

tampak diam, berbicara dengan temannya, melamun,

menelungkupkan kepalanya di atas meja, dan memainkan benda-

benda tertentu (pulpen, penggaris, buku, dan sebagainya),

membaca koran, mengerjakan pekerjaan rumah.

II. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar (KBM)

berlangsung sebanyak 12 siswa atau sekitar (41%), sedangkan 17

siswa atau sekitar (59%) lainnya kurang memperhatikan penjelasan

dari guru. Siswa tersebut kebanyakan berada pada posisi tengah

hingga belakang, sedangkan posisi guru lebih banyak berada di

depan.

III. Siswa yang aktif bekerja sama dengan kelompok masing-masing

sebanyak 17 siswa (59%), sedangkan 12 siswa (41%) tidak mau

ambil bagian dalam kegiatan bekerja sama dan diskusi.

IV. Siswa yang aktif menulis karangan narasi sebanyak 14 siswa

(48%), sedangkan 15 siswa (52%) lainnya kurang serius dalam

melakukan pengamatan.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan pengamatan peneliti pada tindakan siklus I, dapat

dikemukakan bahwa kualitas pembelajaran menulis narasi belum mengalami

peningkatan yang cukup berarti. Hal ini ditandai oleh:

1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal. Situasi

pembelajaran masih terlihat pasif. Guru menerangkan dan murid

mendengarkan. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga

siswa mendapatkan kesempatan yang terbatas untuk turut aktif dalam

pembelajaran.

2) Siswa kurang memperhatikan pembelajaran. Beberapa siswa sibuk

melakukan aktivitasnya sendiri saat guru menjelaskan dan saat perwakilan

kelompok membacakan hasilnya didepan kelas.

Page 90: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3) Siswa kurang berminat dan kurang termotivasi mengikuti pembelajaran.

Hal ini diindikasikan dari sikap siswa yang tampak bosan, dan mengantuk

saat guru menyampaikan materi.

4) Guru belum mampu mengelola kelas dengan baik. Guru belum mampu

menciptakan situasi pembelajaran yang mendukung siswa untuk aktif,

berkonsentrasi, serta termotivasi untuk belajar. Guru masih menggunakan

metode ceramah yang monoton. Metode yang bersifat satu arah ini

menyebabkan interaksi antara guru dan siswa kurang.

Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari

kekurangan yang ditemukan:

a) Guru diharapkan untuk lebih banyak berinteraksi dengan siswa. Salah

satunya dengan berkeliling kelas untuk memantau siswa saat mengerjakan

tugas. Dengan interaksi ini, siswa merasa lebih diperhatikan oleh guru

sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.

b) Guru perlu memperbaiki teknik mengajar yang diterapkan. Ceramah dapat

dibuat dengan lebih bervariasi baik dengan selingan humor atau kegiatan

tanya jawab.

c) Guru diharapkan lebih banyak memberikan balikan dan penguatan pada

karangan narasi siswa. Balikan serta penguatan yang diberikan guru akan

membangkitkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Nilai rata-rata kelas dalam menulis narasi pada siklus I mengalami

peningkatan yang cukup baik dibandingkan nilai rata-rata pada saat survei

awal. Hal ini ditandai dengan meningkatnya sejumlah indikator dalam aspek

penulisan narasi yang meliputi isi, organisasi, pengembangan bahasa,

kosakata dan mekanik meskipun masih ditemui beberapa kekurangan, yaitu:

(1) Siswa masih kesulitan untuk membuat karangan narasi. (2) Karangan yang

ditulis siswa sebagian besar sama. Dibandingkan dengan nilai pretes, nilai

rata-rata menulis narasi kelas pada siklus I meningkat sebesar 1,48 poin dari

55,13 menjadi 56,61. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 72 dan nilai

terendah siswa adalah 43. Adapun perolehan nilai menulis narasi siswa pada

siklus I dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Page 91: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 7. Daftar Nilai Menulis Narasi Siklus I Kelas V SD Negeri

Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama Pre test Jumlah

keterangan I II III IV V

1 Ifan Rizki Sunarto 15 9 9 18 2 43 Tidak Tuntas

2 Trisya Dinda A. 20 13 14 15 3 65 Tuntas

3 Wahyu Erianto 16 13 10 11 2 52 Tidak Tuntas

4 Alaina Gurnika 17 10 10 14 3 54 Tidak Tuntas

5 Anisa Purnamasari 17 10 10 11 3 51 Tidak Tuntas

6 Adi Cahyo Nugroho 16 10 8 6 3 43 Tidak Tuntas

7 Ahmad Gusali 17 11 10 16 3 57 Tidak Tuntas

8 Aditya Yudistira 15 12 14 13 3 57 Tidak Tuntas

9 Fitri Rusyana 20 16 13 11 3 63 Tuntas

10 Fery Dwi O. 17 10 10 11 3 51 Tidak Tuntas

11 Guntur Lenata D. 20 12 13 15 3 63 Tuntas

12 Ilham Soleil B. 16 13 10 11 3 53 Tidak Tuntas

13 Kristiyani S. 18 14 14 10 2 58 Tidak Tuntas

14 Lely Widyasari 19 16 10 15 4 64 Tuntas

15 Muhammad Daffa R. 17 15 14 14 3 63 Tuntas

16 Nur’aini Fitria 16 15 14 15 3 63 Tuntas

17 Nicko Pradwimas S. 16 10 10 13 2 51 Tidak Tuntas

18 Novia Desta S. 19 16 16 18 3 72 Tuntas

19 Pradipta Barly P. 17 9 8 7 2 43 Tidak Tuntas

20 Putriana W. 21 13 13 14 2 63 Tuntas

21 Puspa Dwiyanti 17 12 13 15 2 59 Tidak Tuntas

22 Yuaninda Ajeng P. 21 15 14 18 2 70 Tuntas

23 Yustizia Kusuma R. 17 13 16 18 3 67 Tuntas

24 Andi Abdullah 15 8 8 10 2 43 Tidak Tuntas

25 Diki Hardinata 13 9 9 10 2 43 Tidak Tuntas

26 Nehemia Koes Januar 17 10 10 11 3 51 Tidak Tuntas

27 Intan 17 14 10 12 3 56 Tidak Tuntas

28 Ferdian R. 17 13 16 15 3 64 Tuntas

29 Aviandra Nazarika 17 12 11 14 3 57 Tidak Tuntas

TOTAL 1639 ≤63= 18

siswa

≥63= 11

siswa

RATA-RATA

56,61

Ket I : Isi

II : Organisasi

III : Kosakata

IV : Pengemb.Bahsa

V : Mekanik

Page 92: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Berdasarkan analisis dan refleksi yang telah dilakukan oleh peneliti

dan guru, ditemukan beberapa kekurangan sebagaimana yang telah

dikemukakan di atas. Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator

yang telah ditentukan pada survey awal. Akan tetapi, nilai rata-rata menulis

narasi masih dari batas minimal ketuntasan hasil belajar yang telah ditetapkan.

Oleh karena itulah siklus II sebagai perbaikan proses pembelajaran pada

siklus I perlu dilaksanakan.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, disepakati bahwa Siklus II

perlu dilakukan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari

Sabtu, 8 Mei 2010 di ruang guru SD Negeri Yosodipuro. Dalam kesempatan

ini, peneliti menyampaikan kembali hasil observasi dan refleksi terhadap

pembelajaran menulis narasi yang dilakukan pada siklus I. Pada guru yang

bersangkutan disampaikan segala kelebihan dan kekurangan proses

pembelajaran menulis narasi yang telah dilakukan.

Untuk mengatasi hal tersebut, akhirnya disepakati hal–hal yang

sebaiknya dilakukan guru dalam mengajarkan menulis narasi pada siswa.

Hal–hal yang disepakati antara lain: (1) guru lebih banyak berinteraksi

dengan siswa; posisi guru tidak hanya di depan kelas, (2) guru kembali

memberikan penjelasan langkah–langkah menulis narasi dengan metode

investigasi kelompok yang divariasikan dengan tanya jawab, (3) siswa

menulis narasi dengan tema bebas sesuai dengan minat siswa, (4) siswa

membuat karangan narasi secara mandiri agar lebih bebas berkreasi dan

menghindari “plagiat” seperti yang terjadi pada siklus sebelumnya.

Untuk mengurangi kekurangan dari sisi siswa, terutama keengganan

siswa untuk mengemukakan respons atas stimulus dari guru, serta

mengemukakan pendapat, komentar, dan tanggapan disepakati adanya

pemberian hadiah kepada siswa yang aktif di kelas. Hadiah yang

direncanakan berupa: nilai tambahan, ungkapan-ungkapan pujian seperti;

Page 93: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

bagus sekali, baik sekali, baik, tepat sekali, pemberian alat tulis dan meminta

siswa dengan karya terbaik untuk maju ke depan kelas. Hal ini dilakukan

untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam penulisan karangan narasi,

serta agar siswa menunjukkan eksistensinya selama pembelajaran

berlangsung. Jadi, ada hubungan timbal-balik antara guru dan siswa dan

pembelajaran tidak berlangsung searah.

Selain itu, guru juga akan menambah pengetahuan siswa tentang

bagaimana menyusun kalimat dan paragraf dengan ejaan yang benar. Siswa

akan ditunjukkan hasil tulisan mereka pada siklus sebelumnya dan bersama

guru akan menganalisis salah satu tulisan untuk diperbaiki dan dijadikan

contoh.

Sebagai upaya mengatasi kelemahan dari segi metode telah disepakati

penggunaan metode investigasi kelompok dalam pembelajarannya.

Teratasinya satu masalah metode tersebut diharapkan mampu menutupi

kekurangan dari masalah yang lainnya. Peneliti dan guru kemudian

menyusun rencana pembelajaran menulis narasi dengan metode investigasi

kelompok untuk pertemuan selanjutnya.

Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis narasi

untuk pertemuan pertama (Senin, 10 Mei 2010), yakni dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a) Guru mengondisikan kelas;

b) Guru membuka pelajaran dengan salam;

c) Guru menjelaskan hasil refleksi tulisan narasi pada siklus I;

d) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis narasi

pada siklus sebelumnya;

e) Guru menyampaikan materi tentang menulis narasi dan langkah-

langkah dalam pembelajaran menulis narasi dengan metode investigasi

kelompok;

f) Guru meminta siswa mendiskusikan topik untuk karangan narasi;

g) Guru meminta perwakilan dari kelompok mengungkapan hasil diskusi;

Page 94: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

h) Guru melakukan refleksi dan menutup pertemuan.

Pada pembelajaran untuk pertemuan kedua (Selasa, 11 Mei 2010)

sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dengan salam;

b) Guru sedikit membahas materi sebelumnya;

c) Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat kerangka karangan

secara berkelompok sesuai dengan tema yang didiskusikan pada

pertemuan sebelumnya;

d) Guru menugaskan siswa untuk mengembangkan kerangka karangan

menjadi beberapa alenia.

e) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

membacakan hasil karangan di depan kelas;

f) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa;

g) Guru melakukan refleksi dan menutup pertemuan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan tindakan siklus II dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan yaitu Senin, 10 Mei 2010 dan Selasa, 11 Mei 2010 di

ruang kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta. Masing-masing pertemuan

berlangsung 2 x 35 menit. Pada pertemuan pertama, tindakan dilaksanakan

pada pukul 08.10 – 09.20 (jam 3 – 4). Langkah-langkah yang dilakukan guru

dalam pembelajaran menulis narasi pada tindakan siklus II ini adalah sebagai

berikut: (1) guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, (2) guru

mengondisikan kelas dengan melakukan presensi, (3) guru merefleksi

beberapa narasi siswa di depan kelas, (4) guru menanyakan kesulitan yang

dihadapi siswa dalam menulis narasi pada siklus I, (5) guru menerangkan

langkah-langkah menulis narasi dengan metode investigasi kelompok, (6)

guru bersama siswa menentukan topik yang akan dijadikan dasar tulisan

narasi, (7) siswa melaksanakan langkah-langkah dalam pembelajaran menulis

narasi dengan investigasi kelompok. Sampai pada langkah ketujuh ini, bel

usai pelajaran berbunyi. Pembelajaran dilanjutkan keesokan harinya Selasa,

11 Mei 2010 pukul 09.20 – 10.30 WIB (jam ke 5 - 6).

Page 95: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus II adalah: (1) guru membuka

pelajaran dengan mengucap salam, (2) guru mengondisikan kelas dengan

melakukan presensi dan menyuruh siswa untuk mempersiapkan yang telah

dibuat pada pertemuan sebelumnya, (3) guru mengulang materi langkah-

langkah menulis narasi dengan metode investigasi kelompok seperti yang

telah diterangkan pada pertemuan sebelumnya, (4) guru menugaskan siswa

secara individu untuk menulis karangan narasi berdasarkan kerangka

karangan yang dibuat, (5) guru mengumpulkan narasi siswa, (6) guru

menyimpulkan pembelajaran, siswa boleh bertanya, (7) guru menutup

pelajaran dengan ucapan salam. Pada tahap ini, guru bertindak sebagai

pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis narasi di dalam kelas,

sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis karangan narasi

dengan metode investigasi kelompok berlangsung yaitu pada Senin, 10 Mei

2010 pukul 08.10 – 09.20 WIB (jam ke 3 - 4) dan Selasa, 11 Mei 2010 pukul

09.20 - 10.30 WIB (jam ke 5 - 6). Seperti pada siklus I, observasi difokuskan

pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru

serta aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi dengan

menggunakan pedoman observasi. Pada saat observasi, peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku paling belakang. Sesekali,

peneliti berada di samping kelas untuk mengambil gambar.

Pada awal pembelajaran (Senin, 10 Mei 2010) guru mengucapkan

salam kemudian menanyakan siswa yang tidak masuk. Pada hari itu, semua

siswa masuk. Pada kegiatan awal ini siswa terlihat bersemangat. Langkah

selanjutnya, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai tulisan narasi.

Beberapa siswa tampak tertarik dengan apersepsi yang disampaikan guru.

Selanjutnya, guru membagikan karangan narasi yang ditulis siswa pada siklus

I. Kemudian, siswa menyimak refleksi yang dilakukan guru pada narasi

siswa. Kegiatan ini bertujuan agar siswa memperoleh gambaran karangan

Page 96: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

narasi yang baik. Refleksi ini dilanjutkan kegiatan tanya jawab dengan siswa

mengenai kesulitan siswa dalam menulis narasi.

Sampai pada tahap ini, siswa masih terlihat bersemangat bahkan

terlihat semakin aktif. Siswa merespon pertanyaan yang diberikan guru.

Siswa pun banyak yang mengajukan pertanyaan seputar kesulitan mereka

dalam menulis narasi. Kebanyakan siswa mengungkapkan bahwa kesulitan

mereka adalah menemukan ide yang kreatif dan mengembangkannya. Dalam

langkah ini, sesekali guru berkeliling kelas saat mengajukan atau menjawab

pertanyaan. Setelah itu, guru menerangkan langkah–langkah menulis

karangan narasi dengan metode investigasi kelompok yang divariasikan

dengan metode tanya jawab. Pada kegiatan ini, siswa terlihat serius. Ada

beberapa siswa masih asyik bercakap-cakap dengan teman sekelompoknya

namun hal ini dapat diatasi dengan baik oleh guru melalui teguran. Setelah

itu, guru menugaskan kembali pada siswa untuk menentukan topik yang akan

dibahas. Secara berkelompok siswa berdiskusi membuat kerangka karangan

berdasarkan topik. Sebelumnya, guru membagikan kertas kuarto polos untuk

membuat kerangka karangan. Sementara siswa membuat kerangka karangan

narasi, guru berkeliling kelas dan bertanya jawab dengan siswa. Sampai pada

langkah ini, bel berbunyi. Tindakan II dilanjutkan keesokan harinya Selasa,

11 Mei 2010.

Pada pertemuan kedua, guru mengondisikan kelas dengan

menanyakan hal–hal yang belum dipahami siswa pada pertemuan

sebelumnya. Dengan tanya jawab, guru dan siswa mengulang materi langkah-

langkah menulis karangan narasi. Selanjutnya, siswa ditugaskan kembali

untuk menulis narasi berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat siswa.

Seperti sebelumnya, aktivitas guru berkeliling kelas. Sebelum siswa mulai

menulis, guru memberikan motivasi pada siswa. Karangan narasi siswa

dikumpulkan sepuluh menit sebelum bel berbunyi. Pelajaran ditutup dengan

simpulan yang disampaikan oleh guru. Pengamatan terhadap keaktifan siswa

selama proses pembelajaran sebesar 72% dengan rincian aktivitas siswa

selama kegiatan belajar mengajar pada Tabel 8 berikut ini.

Page 97: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 8. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siklus II

SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama Indikator

Jumlah Keterangan I II III IV

1 Ifan Rizki Sunarto 3 3 3 3 12 Sedang

2 Trisya Dinda A. 4 4 4 4 16 Baik

3 Wahyu Erianto 4 3 3 4 14 Baik

4 Alaina Gurnika 3 4 4 3 14 Baik

5 Anisa Purnamasari 4 4 4 4 16 Baik

6 Adi Cahyo Nugroho 3 3 4 5 15 Baik

7 Ahmad Gusali 4 4 4 4 16 Baik

8 Aditya Yudistira 3 4 3 3 13 Sedang

9 Fitri Rusyana 3 3 4 3 13 Sedang

10 Fery Dwi O. 4 3 3 4 14 Baik

11 Guntur Lenata D. 4 4 4 5 17 Baik

12 Ilham Soleil B. 3 3 3 4 13 Sedang

13 Kristiyani S. 4 3 4 3 14 Baik

14 Lely Widyasari 3 3 4 4 14 Baik

15 Muhammad Daffa R. 3 4 4 3 14 Baik

16 Nur’aini Fitria 3 4 4 5 16 Baik

17 Nicko Pradwimas S. 4 4 3 4 15 Baik

18 Novia Desta S. 4 4 4 4 16 Baik

19 Pradipta Barly P. 3 3 4 3 13 Sedang

20 Putriana W. 3 3 4 4 14 Baik

21 Puspa Dwiyanti 4 4 4 4 16 Baik

22 Yuaninda Ajeng P. 4 4 4 4 16 Baik

23 Yustizia Kusuma R. 3 3 4 3 13 Sedang

24 Andi Abdullah 4 3 3 3 13 Sedang

25 Diki Hardinata 4 4 4 4 16 Baik

26 Nehemia Koes Januar 4 4 4 4 16 Baik

27 Intan 4 4 4 4 16 Baik

28 Ferdian R. 3 3 4 3 13 Sedang

29 Aviandra Nazarika 4 4 4 4 16 Baik

TOTAL 424

Jumlah siswa 16 16 22 19

Persentase siswa

dengan kriteria

Baik/Amat Baik

55% 55% 75% 65% 72,41% 21 Siswa

Page 98: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Keterangan:

I. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 16 siswa

(55%), sedangkan 13 siswa (44%) lainnya sibuk dengan aktivitas

mereka sendiri.

II. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar (KBM) sebanyak

16 siswa (55%), sedangkan 13 siswa (44%) kurang memerhatikan

penjelasan guru. Guru sesekali berjalan mengelilingi kelas dan

menunjuk siswa yang ramai dan memberi pertanyaan kepadanya.

Oleh karena itu, banyak siswa yang sudah merasa diperhatikan oleh

guru.

III. Siswa yang aktif bekerja sama dengan kelompok masing-masing

sebanyak 22 siswa (75%), sedangkan 7 siswa (24%) lainnya tidak

mau ambil bagian dalam kegiatan diskusi.

IV. Siswa yang aktif menulis karangan narasi sebanyak 19 siswa (65%),

sedangkan 10 siswa (34%) lainnya kurang serius dalam melakukan

pengamatan.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan pengamatan peneliti pada tindakan siklus II, peneliti

menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran menulis narasi mengalami

peningkatan yang berarti. Hal ini ditandai oleh:

1) Keaktifan siswa mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu sebesar

21%. Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, siswa yang aktif pada

siklus II ini mencapai 21 orang atau sebesar 72% dari jumlah siswa. Siswa

sudah berani bertanya serta merespon pertanyaan yang diajukan guru.

2) Keterampilan guru dalam mengelola kelas meningkat. Guru telah

menerapkan metode investigasi kelompok dalam pembelajaran. Guru

menerapkan metode ceramah yang divariasikan dengan metode tanya

jawab agar siswa tidak merasa bosan. Di samping itu, untuk meningkatkan

keaktifan serta perhatian siswa, guru berjalan mengelilingi kelas. Guru

memberi motivasi pada siswa untuk bekerja sama lebih baik lagi. Guru

banyak memberikan balikan atau penguatan baik secara tertulis maupun

Page 99: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

lisan agar siswa mengetahui kekurangan-kekurangan dalam karangan

narasi yang dibuatnya.

3) Guru telah memberi waktu yang cukup bagi siswa dalam kegiatan menulis.

Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, siswa lebih banyak memiliki

waktu untuk mengembangkan idenya. Selain itu, siswa juga dapat

memperbaiki tulisannya daripada tulisan mereka pada siklus I sebab

mereka lebih leluasa untuk berfikir.

Berdasarkan analisis serta refleksi di atas, dapat diungkapkan bahwa

kualitas proses pembelajaran sudah baik. Kekurangan hanya ditemui pada

sikap siswa yang terkadang beraktivitas (bercakap-cakap) dengan siswa yang

lain. Untuk itu, interaksi yang baik antara guru dan siswa perlu ditingkatkan.

Di samping itu, untuk lebih menarik motivasi serta perhatian siswa, guru

perlu menambah hadiah tidak hanya pada aspek nilai tetapi juga hadiah

berupa barang.

Selain peningkatan dari segi proses pembelajaran seperti yang telah

diungkapkan di atas, peningkatan juga terjadi pada kemampuan menulis

siswa. Skor dalam setiap aspek menulis mengalami peningkatan. Dalam

siklus II ini, peningkatan yang terjadi sebesar 9 poin dari 55,61 menjadi

66,41. Nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 85, sedangkan nilai terendah

53. Selain itu, kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam

tulisan narasi juga mengalami peningkatan. Perolehan nilai siswa dalam

menulis narasi pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada rincian Tabel 9

berikut ini.

Page 100: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 9. Daftar Nilai Menulis Narasi Siklus II Kelas V SD Negeri

Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama Siklus II

Keterangan I II III IV V Jumlah

1 Ifan Rizki Sunarto 21 13 14 13 3 64 Tuntas

2 Trisya Dinda A. 21 17 16 18 3 75 Tuntas

3 Wahyu Erianto 16 13 13 16 3 61 Tidak Tuntas

4 Alaina Gurnika 17 12 13 15 3 60 Tidak Tuntas

5 Anisa Purnamasari 18 13 15 16 3 65 Tuntas

6 Adi Cahyo Nugroho 17 13 12 13 3 58 Tidak Tuntas

7 Ahmad Gusali 17 14 12 18 3 64 Tuntas

8 Aditya Yudistira 17 17 15 16 3 68 Tuntas

9 Fitri Rusyana 20 17 14 18 3 72 Tuntas

10 Fery Dwi O. 19 13 11 11 2 56 Tidak Tuntas

11 Guntur Lenata D. 18 16 15 19 3 71 Tuntas

12 Ilham Soleil B. 17 12 12 12 2 55 Tidak Tuntas

13 Kristiyani S. 17 14 13 17 4 65 Tuntas

14 Lely Widyasari 19 16 15 16 3 69 Tuntas

15 Muhammad Daffa R. 20 14 12 15 3 65 Tuntas

16 Nur’aini Fitria 24 15 16 18 4 77 Tuntas

17 Nicko Pradwimas S. 16 13 15 10 2 56 Tidak Tuntas

18 Novia Desta S. 27 17 17 20 4 85 Tuntas

19 Pradipta Barly P. 18 13 13 16 3 63 Tuntas

20 Putriana W. 24 16 15 12 4 71 Tuntas

21 Puspa Dwiyanti 21 14 13 18 3 69 Tuntas

22 Yuaninda Ajeng P. 21 17 16 16 3 73 Tuntas

23 Yustizia Kusuma R. 17 17 17 20 3 74 Tuntas

24 Andi Abdullah 18 13 14 17 3 65 Tuntas

25 Diki Hardinata 18 13 9 11 3 53 Tidak Tuntas

26 Nehemia Koes Januar 21 17 16 17 3 74 Tuntas

27 Intan 19 16 17 20 4 76 Tuntas

28 Ferdian R. 17 13 11 15 3 59 Tidak Tuntas

29 Aviandra Nazarika 20 13 12 15 3 63 Tuntas

TOTAL 1926 ≤63= 8 siswa

RATA-RATA 66,41 ≥63= 21 siswa

Keterangan I : Isi

II : Organisasi

III : Kosakata

IV : Pengemb.Bahasa

V : Mekanik

Page 101: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II

dikatakan berhasil meskipun hasil yang dicapai belum maksimal. Peningkatan

terjadi bukan hanya pada proses pembelajaran melainkan juga pada hasil

(kemampuan menulis siswa). Kekurangan dalam proses pembelajaran ditemui

pada sikap siswa yang terkadang masih suka beraktivitas sendiri dengan siswa

lain. Oleh karena itu, interaksi yang baik antara guru dan siswa perlu

ditingkatkan. Dalam segi kemampuan siswa, masih ada 8 siswa yang belum

mencapai nilai batas minimal ketuntasan hasil belajar disebabkan masih

mengalami kesalahan dalam menulis narasi. Oleh karena itu, guru perlu

memberi balikan atas hasil kerja siswa supaya siswa mengetahui kekurangan

dan kesalahan yang ada dalam tulisan mereka. Dengan melihat kondisi yang

demikian, siklus III perlu dilaksanakan sebagai perbaikan dari pembelajaran

menulis narasi pada siklus II.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, disepakati bahwa Siklus III

perlu dilaksanakan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari

Sabtu, 15 Mei 2010 di ruang guru SD Negeri Yosodipuro. Dalam kesempatan

ini, peneliti kembali menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap

pembelajaran menulis narasi yang dilakukan pada siklus II. Pada guru yang

bersangkutan disampaikan segala kelebihan dan kekurangan proses

pembelajaran menulis karangan narasi yang telah dilakukan.

Untuk mengatasi hal tersebut, akhirnya disepakati hal–hal yang

sebaiknya dilakukan guru dalam pembelajaran menulis narasi. Guru

memaksimalkan tindakan yang telah dilakukan dalam siklus II, yaitu lebih

berinteraksi dengan siswa, memberikan motivasi, memberikan balikan pada

karangan narasi siswa serta memberikan hadiah bagi siswa. Untuk

meningkatkan kualitas menulis narasi siswa, guru menyampaikan kembali

materi langkah-langkah menulis karangan narasi dengan metode investigasi

kelompok. Peneliti dan guru kemudian menyusun RPP menulis narasi dengan

Page 102: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

menerapkan metode investigasi kelompok. Pembelajaran menulis narasi di

siklus III ini rencananya akan dilaksanakan dan disepakati pula bahwa

tindakan pada siklus III dilaksanakan pada Senin, 17 Mei 2010 dan Selasa, 18

Mei 2010 dengan urutan sebagai berikut:

Adapun skenario pembelajaran yang telah dirancangan oleh peneliti

dan guru dalam siklus III (Senin, 17 Mei 2010) adalah sebagai berikut:

a) Guru mengondisikan kelas;

b) Guru menjelaskan hasil refleksi tulisan narasi siswa pada siklus II;

c) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis narasi

pada siklus II;

d) Guru mengulas materi menulis narasi;

e) Guru meminta siswa berdiskusi mengenai topik yang akan dibahas dan

membuat kerangka karangan;

f) Guru meminta masing-masing kelompok siswa mewakilkan satu orang

untuk maju menyampaikan hasil diskusi;

g) Guru menyimpulkan pembelajaran, siswa boleh bertanya;

h) Guru menutup pelajaran.

Pada pembelajaran untuk pertemuan kedua (Selasa, 18 Mei 2010)

sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dengan salam;

b) Guru meminta siswa secara individu membuat karangan narasi

berdasarkan kerangka karangan yang didiskusikan sebelumnya;

c) Guru memotivasi siswa untuk berlomba-lomba menjadi kelompok terbaik

dan akan memberikan penghargaan;

d) Guru megumumkan pekerjaan siswa dengan hasil terbaik;

e) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa;

f) Guru melakukan refleksi dan menutup pertemuan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan tindakan siklus III dilaksanakan

dalam dua kali pertemuan yaitu Senin, 17 Mei 2010 dan Selasa, 18 Mei 2010

Page 103: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

di ruang kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta. Pada pertemuan pertama,

tindakan dilaksanakan pada pukul 8.20 – 9.20 (jam ke 3 – 4).

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis

karangan narasi pada tindakan siklus III ini adalah sebagai berikut: (1) guru

membuka pelajaran dengan mengucap salam, (2) guru mengondisikan kelas

dengan melakukan presensi, (3) guru menanyakan kesulitan yang dihadapi

siswa dalam menulis narasi pada siklus II, (4) guru mengulas materi dan

langkah-langkah menulis narasi dengan metode investigasi kelompok, (5)

guru bersama siswa menentukan topik yang akan dijadikan dasar tulisan

narasi siswa. Pembelajaran dilanjutkan keesokan harinya Selasa, 18 Mei 2010

pukul 10.00 – 10.40 WIB (jam ke 5).

Pada pertemuan yang kedua ini, guru tidak lagi memberikan materi

menulis narasi karena evaluasi telah dilakukan pada pertemuan pertama. Pada

pertemuan kedua, sebelumnya guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam seperti biasanya kemudian guru mengondisikan kelas

dengan melakukan presensi. Selanjutnya, guru menugaskan siswa secara

individu untuk menulis karangan narasi berdasarkan kerangka karangan yang

telah dibuat. Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan karangan dengan

baik dan yang mendapat hasil terbaik akan diberi hadiah. Kemudian, guru

mengumumkan narasi terbaik karangan siswa. Karangan narasi tersebut

dibacakan di depan kelas.

Dalam tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan

pembelajaran menulis narasi di dalam kelas, sedangkan peneliti hanya

bertindak sebagai partisipan pasif yang memantau serta mendokumentasikan

kegiatan pembelajaran. Pada kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan

terima kasih pada siswa serta guru yang telah membantu penelitian.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis narasi dengan

metode investigasi kelompok berlangsung yaitu pada Senin, 17 Mei 2010

pukul 8.20 – 9.20 WIB (jam ke 3 - 4) dan Selasa, 18 Mei 2010 pukul 10.00 -

10.40 WIB (jam ke 5). Seperti pada siklus II kemarin, kali ini tampak lebih

Page 104: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

teratur. Minat, keaktifan dan kerja sama kelompok mulai baik, terutama saat

diminta berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. Peneliti mengambil

posisi dibelakang seperti sebelumnya.

Tindakan dalam siklus III dilaksanakan selama dua kali pertemuan

yaitu pada Senin, 17 Mei 2010 dan Selasa, 18 Mei 2010 di ruang kelas V SD

Negeri Yosodipuro Surakarta. Dalam kegiatan ini, guru mengaplikasikan

solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan

pada proses pembelajaran menulis narasi pada siklus II. Pada awal

pembelajaran (Senin, 17 Mei 2010) guru mengucapkan salam setelah semua

siswa tenang kemudian menanyakan siswa yang tidak masuk. Pada hari itu,

semua siswa masuk. Pada kegiatan awal ini siswa terlihat bersemangat.

Selanjutnya, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai tulisan

narasi, siswa menjawab pertanyaan dari guru secara serentak. Kegiatan tanya

jawab dilanjutkan guru dengan penyampaian beberapa kesalahan yang

dilakukan siswa dalam tulisan narasinya pada pertemuan yang lalu. Guru

memberi ulasan terhadap kesalahan-kesalahan tersebut. Setelah itu guru

menyampaikan kembali langkah-langkah pembelajaran menulis narasi

dengan metode investigasi kelompok. Guru memberi kesempatan pada siswa

untuk bertanya setelah selesai menyampaikan materi dan langkah-langkah

kerja siswa. Setelah siswa memahami penjelasan dari guru, guru

memerintahkan siswa pada siswa untuk menempatkan diri sesuai dengan

kelompok masing-masing. Kemudian, guru bersama-sama siswa menentukan

topik yang akan dibahas. Berdasarkan kegiatan tersebut, disepakati bahwa

topic yang dipilih adalah tentang pengalaman siswa.

Pada tahap ini, posisi guru tidak hanya berada di depan kelas tetapi

berkeliling kelas. Pada tahap ini, siswa tampak aktif. Tindakan III

dilanjutkan keesokan harinya pada hari Selasa, 18 Mei 2010 pukul 10.00-

10.40 WIB.

Seperti biasanya pada pertemuan kedua (Selasa, 18 Mei 2010), guru

membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan

mengecek kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir pada hari itu. Pada pertemuan

Page 105: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tersebut guru tidak lagi memberikan materi tentang menulis narasi karena

evaluasi telah dilakukan pada pertemuan pertama. Siswa ditugaskan untuk

menulis karangan narasi sesuai dengan kerangka karangan yang telah mereka

buat. Selama siswa menulis narasi guru memotivasi siswa untuk menulis

karangan narasi dengan baik dan akan mendapatkan penghargaan. Langkah

selanjutnya, pada pertemuan kedua ini guru mengumumkan karangan narasi

terbaik siswa. Kepada tiga peraih nilai tertinggi, guru memberikan reward.

Pada kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan terima kasih pada siswa

serta guru yang telah membantu penelitian. Berdasarkan pengamatan terhadap

proses belajar mengajar menulis narasi, diperoleh gambaran tentang aktivitas

siswa selama kegiatan belajar mengajar dapat dirinci pada Tabel 10 berikut.

Page 106: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 10. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siklus III

Kelas V SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama Indikator

Jumlah Keterangan I II III IV

1 Ifan Rizki Sunarto 3 3 3 4 13 Sedang

2 Trisya Dinda A. 4 4 5 4 17 Baik

3 Wahyu Erianto 5 4 4 4 17 Baik

4 Alaina Gurnika 3 3 4 3 13 Sedang

5 Anisa Purnamasari 4 4 5 4 17 Baik

6 Adi Cahyo Nugroho 4 4 4 4 16 Baik

7 Ahmad Gusali 3 3 3 4 13 Sedang

8 Aditya Yudistira 5 4 4 4 17 Baik

9 Fitri Rusyana 5 4 4 5 17 Baik

10 Fery Dwi O. 5 4 4 4 17 Baik

11 Guntur Lenata D. 5 4 4 4 17 Baik

12 Ilham Soleil B. 5 4 4 4 17 Baik

13 Kristiyani S. 5 4 4 5 18 A.B

14 Lely Widyasari 5 4 4 4 17 Baik

15 Muhammad Daffa R. 5 4 5 3 17 Baik

16 Nur’aini Fitria 3 3 3 4 13 Sedang

17 Nicko Pradwimas S. 3 3 3 3 12 Sedang

18 Novia Desta S. 3 4 4 3 14 Baik

19 Pradipta Barly P. 5 5 4 5 19 A.B

20 Putriana W. 4 5 5 4 18 A.B

21 Puspa Dwiyanti 3 4 3 3 13 Sedang

22 Yuaninda Ajeng P. 5 5 4 5 19 A.B

23 Yustizia Kusuma R. 4 4 4 4 16 Baik

24 Andi Abdullah 5 4 5 4 18 A.B

25 Diki Hardinata 5 4 5 4 18 A.B

26 Nehemia Koes Januar 5 4 5 4 18 A.B

27 Intan 5 4 3 4 16 Baik

28 Ferdian R. 4 4 4 4 16 Baik

29 Aviandra Nazarika 5 5 4 4 18 A.B

TOTAL 471

23 Siswa Jumlah siswa 22 24 23 24

Persentase siswa

dengan kriteria

Baik/Amat Baik

76% 83% 79% 83% 79,31%

Page 107: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Keterangan:

I. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 22 siswa

(76%), sedangkan 7 siswa (24%) lainnya sibuk dengan aktivitas

mereka sendiri.

II. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar (KBM)

sebanyak 24 siswa (83%), sedangkan 5 siswa (17%) kurang

memerhatikan penjelasan guru. Guru sesekali berjalan mengelilingi

kelas dan menunjuk siswa yang ramai dan memberi pertanyaan

kepadanya.

III. Siswa yang aktif bekerja sama dengan kelompok masing-masing

sebanyak 23 siswa (79%), sedangkan 6 siswa (21%) lainnya tidak

mau ambil bagian dalam kegiatan diskusi.

IV. Siswa yang aktif menulis karangan narasi sebanyak 24 siswa (83%),

sedangkan 5 siswa (17%) lainnya kurang serius dalam melakukan

pengamatan.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan pengamatan peneliti pada tindakan siklus III dapat

dikemukakan bahwa kualitas pembelajaran menulis narasi mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah

ditetapkan, seperti meningkatnya keaktifan, perhatian serta konsentrasi siswa

dalam pembelajaran. Di samping itu, kekurangan-kekurangan yang ditemui

dalam siklus II telah dapat diatasi dengan baik oleh guru pada siklus III.

Keterampilan guru dalam mengelola kelas meningkat. Guru telah

menerapkan metode investigasi kelompok dalam pembelajaran. Guru

menerapkan metode ceramah yang divariasikan dengan metode tanya jawab

agar siswa tidak merasa bosan. Di samping itu, untuk meningkatkan

keaktifan serta perhatian siswa, guru berjalan mengelilingi kelas. Guru

memberi motivasi pada siswa untuk bekerja sama lebih baik lagi. Guru

banyak memberikan balikan atau penguatan baik secara tertulis maupun lisan

agar siswa mengetahui kekurangan-kekurangan dalam karangan narasi yang

dibuatnya. Guru telah memberi waktu yang cukup bagi siswa dalam kegiatan

Page 108: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

menulis. Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, siswa lebih banyak

memiliki waktu untuk mengembangkan idenya. Selain itu, siswa juga dapat

memerbaiki tulisannya daripada tulisan mereka pada siklus II sebab mereka

lebih leluasa untuk berfikir.

Pada siklus ini, terdapat dua orang siswa yang belum mencapai batas

minimal (63). Dari wawancara yang dilakukan pada dua siswa tersebut,

diketahui bahwa sebenarnya mereka kurang pandai dalam pembelajaran

menulis karangan narasi. Meskipun begitu, siswa tersebut memiliki sikap

yang positif terhadap pembelajaran, terbukti dari perhatian mereka pada

pembelajaran menulis narasi yang berlangsung. Peningkatan kemampuan

menulis narasi siswa ini dapat dilihat pada Tabel 11 pencapaian skor menulis

narasi berikut ini.

Page 109: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 11. Daftar Nilai Menulis Menulis Narasi Siklus III Kelas V SD

Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 2009/2010

No. Nama Pre test Jumlah

Keterangan I II III IV V

1 Ifan Rizki Sunarto 18 15 11 18 4 66 Tuntas

2 Trisya Dinda A. 23 17 15 18 4 77 Tuntas

3 Wahyu Erianto 17 14 14 14 3 62 Tidak Tuntas

4 Alaina Gurnika 17 10 10 14 4 65 Tuntas

5 Anisa Purnamasari 19 14 15 17 4 69 Tuntas

6 Adi Cahyo Nugroho 17 12 14 15 3 61 Tidak Tuntas

7 Ahmad Gusali 21 16 16 18 4 75 Tuntas

8 Aditya Yudistira 20 17 15 19 4 75 Tuntas

9 Fitri Rusyana 19 17 17 18 4 75 Tuntas

10 Fery Dwi O. 17 14 15 17 4 67 Tuntas

11 Guntur Lenata D. 22 17 13 21 4 77 Tuntas

12 Ilham Soleil B. 22 17 14 20 4 77 Tuntas

13 Kristiyani S. 21 17 16 21 4 79 Tuntas

14 Lely Widyasari 26 18 17 18 4 83 Tuntas

15 Muhammad Daffa R. 18 15 14 14 4 65 Tuntas

16 Nur’aini Fitria 27 17 17 20 4 85 Tuntas

17 Nicko Pradwimas S. 18 15 17 21 4 75 Tuntas

18 Novia Desta S. 28 18 17 22 4 89 Tuntas

19 Pradipta Barly P. 17 17 15 14 4 67 Tuntas

20 Putriana W. 27 19 17 18 4 85 Tuntas

21 Puspa Dwiyanti 17 17 15 18 4 71 Tuntas

22 Yuaninda Ajeng P. 19 17 17 20 4 77 Tuntas

23 Yustizia Kusuma R. 28 17 18 21 4 88 Tuntas

24 Andi Abdullah 26 17 16 21 4 84 Tuntas

25 Diki Hardinata 18 17 16 20 4 75 Tuntas

26 Nehemia Koes Januar 22 18 17 20 4 81 Tuntas

27 Intan 28 17 17 21 4 87 Tuntas

28 Ferdian R. 24 16 17 19 4 80 Tuntas

29 Aviandra Nazarika 19 15 14 17 4 68 Tuntas

TOTAL 2185 ≤65= 2 siswa

RATA-RATA 75,34 ≥65=27 siswa

Keterangan

I : Isi

II : Organisasi

III : Kosakata

IV : Pengemb. Bahasa

V : Mekanik

Page 110: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Pada siklus III, terdapat 27 siswa yang mencapi batas ketuntasan

belajar, yaitu lebih atau sama dengan 63. Ini sudah mencapai target yang

ditentukan sebelumnya, bahwa 70% dari jumlah siswa 29, yaitu 22 siswa

harus mencapai batas ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil analisis dan

refleksi di atas, tindakan pada siklus III dikatakan berhasil dan sudah

mencapai target. Secara keseluruhan, proses pembelajaran berlangsung

dengan lancar. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan

siklus sebelumnya.

4. Deskripsi Antarsiklus

Secara ringkas, hasil pelaksanaan ketiga siklus tindakan di atas dapat

dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Hasil tindakan Ditinjau dari Indikator Ketercapaian PTK

No Kegiatan Siswa Persentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Minat terhadap

kegiatan menulis

narasi

48% 55% 76%

2. Keaktifan

memperhatiakn

pembelajaran

41% 55% 83%

3. Bekerja sama dengan

kelompok

59% 75% 79%

Berdasarkan data rekapitulasi di atas, dapat dinyatakan bahwa terjadi

peningkatan pada indikator yang ditetapkan guru dari hasil pelaksanaan

tindakan siklus I, siklus II, siklus III. Berdasarkan data tersebut, dapat

dinyatakan bahwa terjadi peningkatan pada setiap indikator yang telah

ditetapkan dari hasil pelaksanaan siklus, I, II, dan III. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif investigasi

Page 111: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

kelompok dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi

siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III guru dikatakan

telah berhasil melaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif investigasi kelompok.

Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam

mengelola kelas karena metode ini dapat digunakan untuk memotivasi siswa

agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis narasi.

Keberhasilan metode investigasi kelompok dalam meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi dapat dilihat dari

indikator-indikator sebagai berikut.

1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Narasi

Tindakan-tindakan berupa penerapan metode investigasi kelompok

yang dilaksanakan dalam tiap siklus mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro. Hal ini

dapat dilihat pada indikator-indikator berikut:

a. Kerja Sama dengan Anggota Kelompok Selama Proses

Pembelajaran

Bekerja sama yang dimaksud adalah sejauh mana siswa dapat

bekerja sama dengan anggota dalam satu kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 5 sampai 6 anggota. Di sini diharapkan siswa yang

mempunyai kemampuan menulis yang tinggi dapat membantu siswa

lain yang mengalami kesulitan. Adapun indikator bekerja sama

meliputi: membantu menjelaskan pada teman apabila belum jelas materi

yang disampaikan guru, menciptakan interaksi saling memberi bantuan

secara terus-menerus.

Rincian peningkatan bekerja sama dengan anggota kelompok

pada pra siklus sampai siklus III sebagai berikut: pada pra siklus

tercatat 3 siswa mendapat nilai 4 (baik); dan 17 siswa mendapat nilai 3

Page 112: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

(sedang); siklus I: 17 siswa mendapat nilai 4 (baik); dan 11 siswa

mendapat nilai 3 (sedang); siklus II: 22 siswa mendapat nilai 4 (baik),

dan 7 siswa mendapat nilai 3 (sedang); siklus III: 7 siswa mendapat

nilai 5 (sangat baik), 16 siswa mendapat nilai 4 (baik); dan 6 siswa

mendapat nilai 3 (sedang). Secara umum rata-rata kerja sama kelompok

siswa pun mengalami peningkatan.

b. Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan di dalam proses

pembelajaran menulis karangan narasi. Dalam hal ini peneliti

menentukan indikator keaktifan siswa. Indikator ini meliputi: siswa

mengajukan pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan, menanggapi

pertanyaan, memperhatikan pertanyaan teman.

Adapun rincian peningkatan kualiatas keaktifan mulai dari

prasiklus hingga siklus III adalah sebagai berikut: pada prasiklus

terdapat 2 siswa mendapat nilai 4 (baik); 5 siswa mendapat nilai 3

(sedang); dan 11 siswa mendapat nilai 2 (kurang); siklus I tercatat 12

siswa mendapat nilai 4 (baik); 14 siswa mendapat nilai 3 (sedang); dan

3 siswa mendapat nilai 2 (kurang); siklus II tercatat 16 siswa mendapat

nilai 4 (baik); 13 siswa mendapat nilai 3 (sedang); siklus III 4 siswa

mendapat nilai 5 (sangat baik), 20 siswa mendapat nilai 4 (baik); 5

siswa mendapat nilai 3 (sedang). Peningkatan ini dilihat dari pergeseran

nilai rata-rata. Rata-rata peningkatan keaktifan siswa dari prasiklus

sampai siklus III terus mengalami peningakatan.

c. Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Minat yang dimaksud adalah semangat serta kemauan siswa

kearah positif dalam hal ini adalah proses pembelajaran menulis

karangan narasi. Adapun indikatornya fokus peneliti dalam menilai

minat meliputi: siswa dengan segera melakukan pembentukan

kelompok, siswa dengan segera mengerjakan tugas yang diberikan,

siswa menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, siswa tidak

melakukan aktivitas sendiri di kelas (seperti: mengobrol dengan teman

Page 113: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

satu kelompok, memainkan benda, melamun saat proses pembelajaran

berlangsung).

Dari prasiklus sampai dengan siklus III, minat siswa di setiap

siklus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa ada

perkembangan positif siswa mendapat nilai 4 (baik); 14 siswa mendapat

nilai 3 (sedang), 2 siswa mendapat nilai 2 (kurang); siklus I tercatat 14

siswa mendapat nilai 4 (baik); 12 siswa mendapat nilai 3 (sedang), dan

3 siswa mendapat nilai 2 (kurang); siklus II 16 siswa mendapat nilai 4

(baik); 13 siswa mendapat nilai 3 (sedang); siklus III tercatat 16 siswa

mendapat nilai 5 (sangat baik), 6 siswa mendapat nilai 4 (baik); 6 siswa

mendapat nilai 3 (sedang).

2. Kualiatas Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Penerapann metode pembelajaran investigasi kelompok juga mampu

meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan narasi pada

siswa kelas V SD. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator berikut:

a. Isi (gagasan yang dikemukankan)

Siswa mampu menentukan ide tulisan, gagasan dan

mengembangkannya dengan cara bekerja sama dengan kelompok. Hal

ini menjadikan isi tulisan siswa lebih berbobot. Gagasan atau ide

tersebut dapat digali atau diperoleh dari berbagai sumber, antara lain

pengalaman, pengamatan, imajinasi, serta pendapat dan keyakinan.

Topik siap dijadikan bahan tulisan manakala rancangan topik tersebut

dipusatkan pada hal-hal yang memang diketahui serta telah terbatas

pada segi yang spesifik. Hal ini menjadi dasar bagi guru dalam

menentukan metode investigasi kelompok untuk diterapkan pada siswa

dalam pembelajaran menulis narasi.

Pada setiap siklus, aspek ini mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I, skor terendah siswa

dalam aspek ini adalah 15; sedangkan skor terendah siswa pada siklus

III adalah 17.

105

Page 114: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

b. Pengorganisasian Tulisan

Hasil kerja siswa berupa tulisan narasi pada setiap siklus

menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mengorganisasikan tulisan

dengan baik. Hal itu menjadikan tulisan siswa mudah dipahami oleh

pembaca meskipun masih ada beberapa siswa yang memiliki tulisan

dengan gagasan yang meloncat-loncat tidak sistematis.

Peningkatan kemampuan pada aspek ini tampak dalam skor

capaian siswa. Pada saat pretes, kemampuan siswa dalam

mengorganisasikan tulisan masih tergolong rendah, dengan kisaran skor

7-18. Masih banyak diantara mereka yang kurang lancar dalam

menuangkan ide, terpotong-potong dalam menyusunnya sehingga

pembaca sulit memahami maknanya. Pada saat postes, kisaran skor

tersebut mengalami peningkatan hingga mencapai skor maksimal 19

dan skor minimal 13.

c. Pemanfaatan Kosakata

Dalam tulisan narasi yang dibuat, siswa sudah mampu

memanfaatkan potensi kata. Siswa sudah mampu menggunakan

ungkapan-ungkapan yang memperindah karangan narasi. Hal ini

menjadikan karangan narasi siswa tidak lagi membosankan untuk

dibaca.

d. Penggunaan Kaidah Bahasa Tulis

Siswa telah mampu menggunakan kaidah bahasa tulis dengan baik

dibandingkan pada saat survei awal. Hal ini diindikatori oleh sedikitnya

kesalahan yang dilakukan siswa dalam penerapan bentuk bahasa.

Struktur kalimat telah disusun menurut aturan sintaksis yang benar

sehingga maksud yang terkandung dalam tulisan dapat dipahami

dengan baik oleh pembaca.

Penyingkatan kata dalam tulisan siswa juga sudah dapat

diminimalkan. Pemakaian huruf kapital dan tanda baca juga sudah

cukup tepat. Hanya sebagian kecil siswa yang masih melakukan

kesalahan dalam aspek ini. Peningkatan pada aspek ini disebabkan oleh

Page 115: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

tindakan guru yang telah memaparkan kesalahan yang dialami siswa

dan menerangkan cara memerbaikinya.

e. Karakteristik Tulisan

Pada saat survei awal, banyak diantara tulisan siswa yang bukan

karangan narasi. Meskipun guru telah memerintahkan siswa untuk

menulis narasi, sebagian besar siswa justru menulis jenis karangan

deskripsi, eksposisi. Hal ini disebabkan oleh ketidakpahaman siswa

terhadap karakteristik tulisan narasi. Setelah diberi penjelasan dan

disajikan contoh-contoh tulisan narasi, nilai siswa pada aspek ini terus

mengalami peningkatan.

Peningkatan dari setiap aspek penulisan tersebut menjadikan nilai

siswa dalam menulis narasi juga mengalami peningkatan. Pada saat

pretes, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi masih

tergolong rendah. Hal ini tampak pada capaian nilai menulis narasi

siswa yang masih jauh dari batas nilai ketuntasan hasil belajar (63)

hanya 7 siswa yang mencapai nilai tersebut pada saat pretes. Kisaran

nilai yang dicapai siswa saat itu berkisar 42-66. Peningkatan yang

cukup signifikan terjadi pada siklus I, dari 29 siswa yang hadir, 11

siswa yang sudah mampu menulis narasi dengan benar meskipun nilai

mereka hanya berkisar 43-72. Pada siklus II, persentase kemampuan

siswa dalam menulis narasi mengalami peningkatan, yaitu 66%. Hal itu

berarti jumlah siswa yang mampu mencapai nilai ketuntasan hasil

belajar rneningkat, yaitu sebanyak 21 siswa. Kisaran nilai yang dicapai

siswa pada siklus II antara 53-77. Peningkatan cukup signifikan terjadi

pada siklus III, pada siklus ini, 72% siswa telah mampu mencapai nilai

ketuntasan hasil belajar meskipun ada 2 siswa mendapat nilai kurang

dari batas minimal ketuntasan belajar yang telah ditentukan (63).

Kisaran nilai pada siklus ini antara 61-89. Nilai siswa dari siklus ke

siklus mengalami peningkatan sebagai tolok ukur kemampuan siswa

dalam menulis narasi.

Page 116: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 13. Rekapitulasi Nilai Menulis Narasi dari Siklus ke Siklus

No Nama Siswa Survei

Awal

Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III Keterangan

1 Ifan Rizki Sunarto 42 43 64 66 Meningkat

2 Trisya Dinda A. 56 65 75 77 Meningkat

3 Wahyu Erianto 56 52 61 62 Meningkat

4 Alaina Gurnika 61 54 60 65 Meningkat

5 Anisa Purnamasari 64 51 65 69 Meningkat

6 Adi Cahyo Nugroho 43 43 58 61 Meningkat

7 Ahmad Gusali 63 57 64 75 Meningkat

8 Aditya Yudistira 53 57 68 75 Meningkat

9 Fitri Rusyana 58 63 72 75 Meningkat

10 Fery Dwi O. 53 51 56 67 Meningkat

11 Guntur Lenata D. 56 63 71 77 Meningkat

12 Ilham Soleil B. 55 53 55 77 Meningkat

13 Kristiyani S. 63 58 65 79 Meningkat

14 Lely Widyasari 63 64 69 83 Meningkat

15 Muhammad Daffa R. 63 63 65 65 Tetap

16 Nur’aini Fitria 43 63 77 85 Meningkat

17 Nicko Pradwimas S. 50 51 56 75 Meningkat

18 Novia Desta S. 51 72 85 89 Meningkat

19 Pradipta Barly P. 49 43 63 67 Meningkat

20 Putriana W. 51 63 71 85 Meningkat

21 Puspa Dwiyanti 65 59 69 71 Meningkat

22 Yuaninda Ajeng P. 57 70 73 77 Meningkat

23 Yustizia Kusuma R. 56 67 74 88 Meningkat

24 Andi Abdullah 50 43 65 84 Meningkat

25 Diki Hardinata 54 43 53 75 Meningkat

26 Nehemia Koes Januar 53 51 74 81 Meningkat

27 Intan 55 56 76 87 Meningkat

28 Ferdian R. 66 64 59 80 Meningkat

29 Aviandra Nazarika 50 57 63 68 Meningkat

RATA-RATA 55,13 56,61 66,41 75,34 Meningkat

Page 117: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri

Yosodipuro Surakarta ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus meliputi:

(1) tahap persiapan dan perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3)

tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.

Simpulan hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas

pembelajaran menulis narasi, baik proses maupun hasil, pada siswa kelas V SD

Negeri Yosodipuro Surakarta berikut ini.

1. Ada peningkatan kualiatas proses pembelajaran menulis karangan narasi pada

siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro Surakarta.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

a. Adanya peningkatan kerja sama selama pembelajaran. Pada indikator ini

terjadi peningkatan pada tiap siklus. Pada siklus I menunjukkan sebesar

48%, pada siklus II sebesar 55%, pada siklus III sebesar 76%.

b. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada siklus I

menunjukkan sebesar 41%, pada siklus II sebesar 55%, pada siklus III

sebesar 83%.

c. Adanya peningkatan minat siswa selama pembelajaran. Pada indikator ini

terjadi peningkatan nilai bekerja sama pada tiap siklus. Hal ini menunjukkan

bahwa ada perkembangan positif siswa mendapat 59% pada siklus I, 75%

pada siklus II dan 79% pada siklus III.

d. jumlah siswa aktif dalam memerhatikan contoh karangan narasi mengalami

peningkatan di setiap siklus, yaitu 48% pada siklus I, 65% di siklus II, dan

83% di siklus III;

2. Ada peningkatan hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas V SD SD

Negeri Yosodipuro Surakarta.

Pada siklus I, nilai yang paling rendah adalah 43 dan nilai yang paling

tinggi adalah 72 dan terdapat 11 siswa atau 38% nilai di atas KKM. Pada

Page 118: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

siklus II, siswa yang mendapat nilai di atas KKM mengalami peningkatan

sebesar menjadi 66.41% atau sebanyak 21 siswa. Nilai terendah pada siklus II

adalah 53 sedangkan nilai paling tinggi sebesar 85. Pada siklus III, 72,06%

siswa telah berhasil mencapai nilai di atas KKM. Pada siklus ini nilai

terendahnya adalah 61, sedangkan nilai tertinggi adalah 89 sehingga hasil

pembelajaran sudah dikatakan berkualitas karena persentase hasil pembelajaran

siswa lebih dari 75%.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa

keberhasilan proses dan hasil pembelajaran tergantung pada beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru

yaitu kemampuan dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam

menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih

metode yang digunakan dalam pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru

sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian faktor dari siswa, yaitu

minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh

guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila

guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam

mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana yang memadai, maka

guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Selain kemampuan

menyampaikan materi dengan baik, pemilihan metode pembelajaran yang tepat

akan sanagat mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan

penggunaan metode yang tepat tersebut akan dapat diterima siswa apabila

siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar,

kondusif, efektif, dan efesien.

Secara lebih rinci, dapat dijelaskan masing-masing aspek di atas,

diantaranya adalah peneliti dapat membuka pengalaman baru bahwa

Page 119: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

pembelajaran menulis narasi dapat dilakukankan dengan metode pembelajaran

investigasi kelompok. Pelaksanaan pembelajaran ini melibatkan guru dalam

membimbing dan siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini

memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan menerapkan metode

investigasi kelompok dalam pembelajaran menulis dapat meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi. Oleh karena itu,

penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang

ingin menerapkan metode investigasi kelompok sebagai metode dalam

pembelajaran menulis. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam melaksanakan

pembelajaran menulis yang efektif dan menarik minat siswa untuk menulis.

Dengan metode ini, rasa takut, malu, dan grogi yang ada pada diri siswa saat

tampil bercerita di depan kelas dapat teratasi.

Penerapan metode pembelajaran investigasi kelompok menuntut siswa

untuk bekerja dalam kelompok dan saling membantu memahami materi serta

mengumpulkan poin kemajuan terbanyak sehingga bisa menjadi kelompok

terbaik. Hal tersebut membantu siswa lebih aktif selama pembelajaran

berlangsung. Meskipun dilaksanakan secara berkelompok, akan tetapi

tanggungjawab individu tetap menjadi prioritas mereka. Hal ini menumbuhkan

kemandirian siswa dalam belajar.

Dengan diterapkannya metode investigasi kelompok dalam pembelajaran

menulis, kemampuan menulis narasi siswa dapat terkembangkan. Semula,

sebagian siswa tidak dapat menulis dengan baik karena keterbatasan waktu

pembelajaran yang kuatang efektif. Sekarang, dengan metode ini mereka

semua dapat menulis narasi lebih baik karena ide yang dituangkan lebih banyak

dan mengefektifkan waktu pembelajaran.

Penerapan metode investigasi kelompok terbukti dapat meningkatkan

keterampilan menulis narasi siswa, dalam hal ini (1) kemampuan

penggorganisasian gagasasan, (2) pemilihan kata sudah tepat, (3) penggunaan

kosa kata yang bervariatif, (4) mekanika tulisan yang berkaitan dengan Ejaan

Page 120: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Yang Disempurnakan (EYD), sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi

guru sebagai motode pembelajaran yang inovatif.

Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap

proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas

pembelajaran menulis narasi baik proses maupun hasilnya. Dari segi proses,

pembelajaran menulis narasi dengan metode investigasi kelompok dapat

mengefektifkan waktu, memupuk kerja sama siswa, dan memotivasi siswa

untuk menulis narasi dengan baik sehingga mereka tidak lagi takut, bingung

saat diminta menulis narasi karena sulit mengungkapkan ide.

C. Saran

Berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini,

peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh tulisan narasi;

b. Siswa diharapkan memperbanyak kegiatan menulis agar dapat melatih

menuangkan ide secara sistematis dan memperkaya kosakata;

c. Hendaknya lebih akif dalam bertanya dan berdiskusi supaya memeroleh

informasi penjelas yang cukup berkaitan dengan pembelajatan menulis

narasi dengan investigasi kelompok.

2. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan metode investigasi kelompok sebagai alternatif

metode dalam pembelajaran;

b. Guru hendaknya selalu menasehati dan memotivasi siswa supaya rajin

menulis;

c. Guru dapat mengenalkan metode investigasi kelompok kepada guru lain

sebagai metode yang digunakan dalam pembelajaran;

d. Guru hendaknya menyajikan pembelajaran menulis narasi semenarik

mungkin agar dapat menumbuhkan minat siswa dalam menulis.

Page 121: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya memberi kesempatan bagi guru untuk melakukan penelitian

dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah, seperti seminar

pendidikan, diklat, dan sebagainya;

b. Sebaiknya menyediakan sarana yang dapat mendukung kegiatan

pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Penelitian ini diharapkan mampu memicu berkembangnya penelitian-

penelitian lain yang lebih kreatif dan inovatif, khususnya terhadap

pembelajaran menulis narasi;

b. Diharapkan bagi peneliti lain untuk menjalin hubungan yang harmonis

dengan pihak guru dan sekolah yang diajak bekerja sama agar penelitian

yang dilakukan mampu mengkritisi permasalahan-permasalahan dalam

pembelajaran secara lebih mendalam.