narasi semiotika

24
Boule de Suif Karya Guy de Maupassant NARASI SEMIOTIKA Riris Nur Aprilina 09/280839/SA/14660

Upload: sekolah-vokasi-ugm

Post on 26-Jun-2015

665 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Narasi semiotika cerpen Boule de suif

TRANSCRIPT

Page 1: Narasi semiotika

Boule de Suif

Karya Guy de Maupassant

NARASI SEMIOTIKA

Riris Nur Aprilina

09/280839/SA/14660

Page 2: Narasi semiotika

GUY DE MAUPASSANT(1850-1893)

• Seorang pengarang Prancis Abad ke 19 yang beraliran realisme.

• Karya-karya Maupassant yang terpenting, antara lain:

La Maison Tellier ‘Rumah Tellier’(1881)

Mademoiselle Fifi ‘Nona Fifi’ (1882)

Une Vie ‘Sebuah Kehidupan’ (1883)

Le Horla ‘Horla’ (1887)

Bel Ami ‘Sahabat yang Ganteng’ (1885)

Page 3: Narasi semiotika

• Boule de suif diterbitkan dalam kumpulan cerpen maupassant berjudul Les soirées de Médan pada 16 avril 1880 dalam edisi Charpentier.

• Melalui cerpen tersebut karirnya menanjak cepat dan ia diterima di kalangan sastrawan.

• Cerpen Boule de suif juga diterbitkan dalam kumpulan cerpen berjudul Boule de Suif et autres

contes de normnads tahun 1971 dalam edisi classiques garnier.

Page 4: Narasi semiotika

APAKAH CERPEN (CONTE)?Cerpen dalam bahasa Prancis disebut dengan Conte.

Conte atau cerpen adalah salah satu jenis genre prosa. Berbeda dari roman, cerpen biasanya muncul dalam bentuk yang lebih pendek. Cerpen menuntut teknik penceritaan yang serba ringkas dan tidak bertele-tele, namun tanpa mengurangi kualitas cerita. Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan secara lebih banyak. Jadi secara implisit cerpen mengemukakan lebih dari sekedar yang diceritakan (Nurgiyantoro, 2000:11).

Page 5: Narasi semiotika

Cerpen-cerpen Maupassant bersifat realis, objektif, alamiah, dengan gaya tutur yang sangat tertata rapi, dan terkadang mengandung unsur ironi dan komedi. Kisahnya dibangun di sekitar kehidupan sehari-hari masyarakat dari bermacam kelas di Prancis, cerita-cerita tentang perang Prancis-Prusia, dan seputar wanita. Meskipun sederhana, tapi ditulis dengan detail yang memukau, dengan akhir yang menghentak dan mampu menyingkap sisi-sisi tersembunyi jiwa manusia.

Page 6: Narasi semiotika

DESKRIPSI REALITAS DAN PESIMISME MENURUT MAUPASSANT

• Realitas menurut Maupassant berdasarkan apa yang terjadi dan dilihatnya. Ia menulis karena ia mengetahui banyak tentang penderitaan yang dilihatnya.

• “Pourquoi donc cette souffrance de vivre? C’est que je porte en moi? Cette seconde vue qui est en même temps la force et la misère des écrivains. J’ecris parce que je comprends et Je souffre de tout ce qui est, parce que je connais trop”.

• Mengapa ada penderitaan hidup? Masalahnya karena aku memiliki ‘penglihatan’ kedua, yang merupakan kekuatan sekaligus bencana bagi pengarang. Aku menulis karena aku mengerti dan aku menderita melihat semua yang terjadi karena aku terlalu banyak mengetahui.

Page 7: Narasi semiotika

Pesimisme menurut Maupassant ialah dunia penuh dengan kekuatan membabi buta serta sulit dipahami. Agama serta persahabatan hanyalah tipuan belaka. Manusia tidak lebih tinggi tingkatnya daripada makhluk-makhluk lain. Mereka adalah makhluk yang sulit dimengerti dan cenderung hidup dalam kesepian. Kebodohan manusia sangat mengecewakan dan menakutkannya. Perasaan-perasaan tersebut menghantui maupasaant selama hidupnya. Perasaan tersebutlah yang membuatnya selalu dihantui rasa pesimis.

Page 8: Narasi semiotika

CERPEN BOULE DE SUIF

• Boule de suif bercerita tentang perjuangan seorang wanita penghibur kelas atas untuk menentang penguasa (tentara Prusia). Elisabeth rousset adalah nama asli boule de suif, ia adalah seorang wanita penghibur kelas atas dikenal karena ukuran buah dada yang tidak biasa untuk seuasianya, yang membuatnya dijuluki “Boule de suif” (bola lemak). Boule de suif ingin pergi ke Havre menumpang kereta kuda bersama sembilan penumpang lainnya. Namun dalam perjalanannya, ketika sampai di Totes bertemu dengan tentara Prusia yang menginginkannya menjadi wanita simpanan. Namun ia menolak sehingga mereka semua tidak dapat melanjutkan perjalanan. Akhirnya karena bujukan rekan-rekannya ia menerima permintaan tentara prusia, namun pada akhgirnya kepahlawanan Boule de suif menjadi sia-sia karena rekan-rekannya justru mengejek dan membiarkannya kelaparan sepanjang perjalanan.

Page 9: Narasi semiotika

1. PENDEKATAN INTERNAL

• Struktur Umum Teks

Struktur Narasi:

Situasi awal -----------<--------> situasi Akhir

Pokok pemicu ---> Tindakan ---> Reaksi --->

Penyelesaian.

(Dalam JM & Adam F. Revaz: "Analisis narasi"

Ambang-Memo, hal 67.)

Page 10: Narasi semiotika

SITUASI AWAL:

• Waktu: Dalam cerita tersebut ditulis menggunakan penanda waktu imparfait, plus que parfait, passé simple karena telah terjadi pada masa lalu. Berlatar belakang perang antara Jerman (Prusia) dengan Prancis sekitar tahun 1870.

• Tempat: Cerita ini terjadi di Rouen, Normandie, Totes (dalam perjalanan menuju Havre).

• Tokoh: Tokoh Utama dalam cerpen Boule de Suif adalah;

Elisabeth Rousset (Boule de Suif), Seorang wanita penghibur kelas atas, pendek, gemuk sehingga dijuluki ‘Boule de Suif’ atau ‘bola lemak’.

Cornudet. Seorang demokrat, terkenal, dan teror bagi semua orang terhormat.

Page 11: Narasi semiotika

SITUASI YANG MEMUNCULKAN TOKOH• Elisabeth de Rousset adalah seorang penghibur

kelas atas, dikenal karena ukuran buah dada yang

tidak biasa untuk anak seusianya, yang

membuatnya dijuluki “boule de suif” (Bola lemak).

Ia ingin membela diri terhadap perlakuan tentara

Prusia dan melakukan penolakan keras terhadap

permintaan pihak tentara Prusia.

• “La femme, une de celles appelées galantes, était célèbre par son embonpoint précoce qui lui avait valu le surnom de Boule de suif. Ell s’appelle Elisabeth Rousset” (Maupassant, 1971: 10).

Page 12: Narasi semiotika

POKOK PEMICU: APAKAH YANG MEMBUAT SITUASI AWAL BERUBAH?

• Dalam perjalanan menuju Havre, para penumpang kereta kuda termasuk Boule de Suif dihadang oleh tentara Prusia ketika berada di Totes.

Aksi:

• Tentara Prusia menginginkan Boule de Suif untuk dijadikan wanita simpanannya.

• Boule de suif dengan tegas menolaknya dan mencaci tentara-tentara itu.

• Rekan-rekan seperjalanannya tidak ingin dipersulit oleh tentara Prusia agar dapat melanjutkan perjalanan ke Totes.

• Mereka membujuk Boule de suif agar menerima tawaran tersebut dengan cara bermanis-manis dihadapannya hingga menceritakan kisah-kisah yang membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pengorbanan.

Page 13: Narasi semiotika

PENYELSAIAN: APA YANG TERJADI PADA SITUASI AKHIR?

• Boule de suif akhirnya menyetujui tawaran tentara Prusia.

Situasi Akhir:

• Boule de suif menemui tentara Prusia dan keesokan harinya mereka semua diizinkan melanjutkan perjalanan. Di dalam kereta Boule de suif mendapat perlakuan tidak baik dari rekan-rekannya. Mereka mengejek dan menghina, dan tidak memperdulikan Boule de suif yang kelaparan. Kepahlawanan perempuan tersebut akhirnya disia-siakan begitu saja hanya karena ia seorang wanita kelas penghibur.

• Cornudet juga mendapat penghinaan dari rekan-rekan perjalanannya dan akhirnya ia membalas dengan menyindir mereka melalui lagu yang ia nyanyikan sepanjang perjalanan ‘Marseillaise’

Page 14: Narasi semiotika

SEGMENTASI TEKS

Sekuensi pertama:

Disjungsi Aktorial Page: 1-5

• des lambeaux d'armée en déroute (Page 1)

• La Garde nationale (page 2)

• quelques uhlans, sortis on ne sait d'où, (page 3)

• des officiers allemands (page 5)

• dix personnes s'étant fait..(page 5)

Page 15: Narasi semiotika

Sekuensi kedua:

Disjungsi Temporal:

• A quatre heures et demie du matin (page 5)

Disjungsi Aktorial:

• les voyageurs (page 5)

• ma femme (page 5)

• L'homme (page 6)

Disjungsi topologi:

• dans la cour de l'hôtel de Normandie (page 5)

Page 16: Narasi semiotika

• Sekuensi ketiga:

Disjungsi Aktorial: page 7-10

• M. et Mme Loiseau,

• M. Tournel

• Ses voisins, le comte et la comtesse Hubert de Bréville

• M. Carré-Lamadon, homme considérable

• Mme Carré-Lamadon,

• Cornudet le démoc

• La femme, une de celles appelées galantes

Page 17: Narasi semiotika

3. TINGKAT FIGURATIF A. OPOSISI UTAMA DALAM TEKS

• Dlam cerpen Boule de suif terdapat bebrapa oposisi: Wanita penghibur dan Wanita terhormat Kaum miskin dan Kaum bangsawan Tentara Prusia dan orang-orang Prancis Dominan dan mendominasi

Page 18: Narasi semiotika

OPOSISI WANITA PENGHIBUR & WANITA TERHORMAT• Aussitôt qu'elle fut reconnue, des chuchotements coururent parmi les

femmes honnêtes, et les mots de "prostituée", de "honte publique" furent chuchotés si haut qu'elle leva la tête. Alors elle promena sur ses voisins un regard tellement provocant et hardi qu'un grand silence aussitôt régna, et tout le monde baissa les yeux à l'exception de Loiseau, qui la guettait d'un air émoustillé (Maupassant, 1971: 10).

• Mais bientôt la conversation reprit entre les trois dames, que la présence de cette fille avait rendues subitement amies, presque intimes. Elles devaient faire, leur semblait-il, comme un faisceau de leurs dignités d'épouses en face de cette vendue sans vergogne; car l'amour légal le prend toujours de haut avec son libre confrère (Maupassant, 1971: 10-11).

Page 19: Narasi semiotika

ANALISIS:

• Oposisi terjadi antara dua kelas sosial yang berbeda. Dalam pandangan masyarakat, umunya wanita penghibur “pelacur” dianggap sebagai kelas yang rendah dan buruk. Wanita penghibur dikucilkan dan dijauhi oleh masyarakat. Pekerjaan menghibur dianggap hina dan terlarang karena sesuatu hal yang tidak biasa (normal) berada dalam kehidupan masyarakat. Bagi kelas atas yang terdiri dari wanita-wanita yang memiliki kedudukan tinggi dalam kelas sosial masyarakat, bagi mereka wanita penghibur berada dalam kelas paling rendah dan tidak cocok untuk hidup dalam lingkungan mereka.

Page 20: Narasi semiotika

OPOSISI KAUM MISKIN & BANGSAWAN

• Les trois hommes aussi, rapprochés par un instinct de conservateurs à l'aspect de Cornudet, parlaient argent d'un certain ton dédaigneux pour les pauvres. Le comte Hubert disait les dégâts que lui avaient fait subir les Prussiens, les pertes qui résulteraient du bétail volé et des récoltes perdues, avec une assurance de grand seigneur dix fois millionnaire que ces ravages gêneraient à peine une année. M. Carré-Lamadon, fort éprouvé dans l'industrie cotonnière, avait eu soin d'envoyer six cent mille francs en Angleterre, une poire pour la soif qu'il se ménageait à toute occasion. Quant à Loiseau, il s'était arrangé pour vendre à l'Intendance française tous les vins communs qui lui restaient en cave, de sorte que l'Etat lui devait une somme formidable qu'il comptait bien toucher au Havre (maupassant, 1971: 11).

Page 21: Narasi semiotika

ANALISIS:

• Dalam kedudukan kelas sosial kaum miskin (golongan bawah) menduduki kelas bawah.

• Strata sosial terjadi karena ukuran kekayaan (harta).

• Kondisi tersebut membuat kesenjangan sosial diantara kedua golongan dan membuat orang-orangyang duduk di strata atas melakukan tindakan sewenang-wenag terhadap kaum bawahan.

Page 22: Narasi semiotika

OPOSISI ANTARA TENTARA PRUSIA DAN ORANG-ORANG PRANCIS

• La ville même reprenait peu à peu de son aspect ordinaire. Les Français ne sortaient guère encore, mais les soldats prussiens grouillaient dans les rues. Du reste, les officiers de hussards bleus, qui traînaient avec arrogance leurs grands outils de mort sur le pavé, ne semblaient pas avoir pour les simples citoyens énormément plus de mépris que les officiers de chasseurs, qui, l'année d'avant, buvaient aux mêmes cafés (maupassant, 1971: 4).

• Analisis: Tentara Prusia bertindak sebagai pihak penguasa dan beroposisi dengan penduduk asal wilayah jajahannya yaitu orang-orang Prancis. Kondisi tersebut mengakibatkan penguasa bertindak sewenang-wenang terhadap terhadap penduduk asal.

Page 23: Narasi semiotika

OPOSISI PIHAK DOMINAN DAN YANG MENDOMINASI

• "Vous avez tort, Madame, car votre refus peut amener des difficultés considérables, non seulement pour vous, mais même pour tous vos compagnons. Il ne faut jamais résister aux gens qui sont les plus forts. Cette démarche assurément ne peut présenter aucun danger: c'est sans doute pour quelque formalité oubliée“ (maupassant, 1971: 19-20).

• Analisis:

Pihak yang dominan dalam cerpen tersebut adalah Boule de suif,

namun di dominasi oleh kaum penguasa atau tentara Prusia.

Boule de suif harus menuruti perintah penguasa dan tidak bisa

melawan.

Page 24: Narasi semiotika

Kode Topologi:

• dans la cour de l'hôtel de Normandie (page 5)

Kode Aktorial:

• des officiers allemands (page 5) vs Mademoiselle Elisabeth Rousset (Page 19).

Kode Kronologi:

• Disjungsi temporal menunjukkan bahwa keseluruhan cerita ini didasarkan pada peristiwa singkat namun beruntun mulai dari Rouen-Totes-sampai Havre.

• Seringkali diikuti penanda waktu berupa penunjuk waktu (jam), besok, keesokan hari, dll.

• A quatre heures et demie du matin (page 5)

• Vers une heure de l'après-midi (page 12).