audit investigasi

Upload: abdul-shomad

Post on 11-Jul-2015

972 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL AUDIT INVESTIGASI

ATAS HASIL PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2003 PADA PEMKAB JENEPONTO DI BONTOSUNGGU

PERWAKILAN VII MAKASSAR

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL DAFTAR ISI BAB I KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......... A. Kesimpulan . 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan ( Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 .... 2. Pembebasan tanah untuk Pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 ......................... B. Rekomendasi .. BAB II URAIAN HASIL AUDIT INVESTIGASI A. Dasar Hukum . B. Tujuan Audit Investigasi ............ C. Informasi Awal .......... 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan ( Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 . 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 ........... D. Data Umum Entitan Yang Diaudit . E. Langkah Langkah Audit Investigasi ........... F. Penyimpangan Penyimpangan Yang Diidentifikasi ........... 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 .. a. Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi ....... b. Sdr. Aji Ahmad Yusuf c. Sdr. Makaraeng .......... d. Sdr. Hawemansyah, SE .......... 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 ......................... a. Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi ... b. Sdr. Drs. Haruna Rasyid . c. Sdr. HM Sanusi .......... d. Sdr. Hawemansyah, SE .......... G. Modus Operandi . 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan ( Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 . 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 ............. H. Indikasi Unsur Tindak Pidana ............ 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 . a. Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi b. Sdr. Aji Ahmad Yusuf

1 1 1 2 6 7 7 7 7 8 9 11 11 14 14 14 16 19 21 23 23 25 26 29 30 30 35 42 42 42 46

i

c. Sdr. Makaraeng .......... d. Sdr. Hawemansyah, SE .......... 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 ......................... a. Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi ... b. Sdr. Drs. Haruna Rasyid . c. Sdr. HM Sanusi .......... d. Sdr. Hawemansyah, SE .......... I. Pendapat Tim Konsulen Hukum ............. J. Hasil Pertemuan Konsultasi dengan Penyidik ... K. Langkah pencegahan di masa mendatang .. 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan ( Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 . a. Kelemahan Sistem Pengendalian Managemen . b. Kelemahan Evaluasi harga . 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 ......................... a. Kelemahan Sistem Pengendalian Managemen . b. Kelemahan proses pembebasan tanah ........... c. Pelaksana Tugas pembebasan tanah tidak melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik BAB III REKOMENDASI TINDAK LANJUT .......... 1. Kesimpulan Indikasi Terpenuhinya Unsur Tindak Pidana . a. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan ( Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 . b. Pembebasan tanah untuk Pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 ........... 2. Rekomendasi .. a. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan ( Mess) di Jakarta Sebesar Rp.1.500.000.000,00 . c. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe Sebesar Rp.5.000.000.000,00 .........................

51 54 56 56 60 62 66 68 68 68 68 68 70 71 71 72 72 74 74 74

76 78 78 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii

BAB I KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari audit investigatif Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2003 pada Pemerintah Kabupaten Jeneponto terhadap pelaksanaan Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dan pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk KelaraKareloe pada Pemerintah Kabupaten Jeneponto diidentifikasikan sejumlah penyimpangan yaitu : 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess) di Jakarta sebesar Rp1.500.000.000,00 a. Mantan Bupati Jeneponto (Sdr. Dr. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi) diindikasikan melakukan penyimpangan sebagai berikut : 1) Telah mengeluarkan kegiatan surat persetujuan rumah dan dinas menetapkan (mess) rekanan pemenang pengadaan Pemerintah

Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2003 dengan penunjukan langsung yaitu Sdr. Aji Ahmad Yusuf tanpa melalui mekanisme prosedur penunjukan langsung sehingga tidak ada klarifikasi dan negosiasi harga dalam rangka memperoleh harga penawaran yang wajar atas pengadaan mess pemda sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Tidak melimpahkan kewenangan kepada Pemimpin Kegiatan untuk menentukan/ membuat persetujuan atas harga dalam Surat Perintah Kerja (SPK), sehingga tidak ada evaluasi penawaran harga lebih dahulu atas harga tanah dan bangunan mess. 3) Telah menerima pembayaran pengadaan mess tersebut dari Bendaharawan Sekretariat Kabupaten Jeneponto dan melakukan sendiri pembayaran kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf. b. Sdr. Aji Ahmad Yusuf diindikasikan melakukan penyimpangan sebagai berikut :

2

1) Tidak melengkapi bukti-bukti biaya pembelian perabot, biaya renovasi dan biaya peresmian mess sesuai dengan harga yang ditawarkan kepada Pemimpin Kegiatan, sehingga tidak ada dukungan bukti yang lengkap dan sah atas pembelian rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto sebesar Rp1.500.000.000,00. 2) Hanya bertindak sebagai perantara dan belum sebagai pemilik rumah pada saat mengajukan penawaran kepada Pemimpin Kegiatan. 3) Harga rumah yang disepakati dengan Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi dalam Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi sebesar Rp288.186.000,00 adalah tidak wajar karena berdasarkan bukti pembayaran, pembelian rumah oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf dari pemilik sebelumnya sebesar Rp720.000.000,00. c. Pemimpin Kegiatan Pengadaan Mess Pemda Kabupaten Jeneponto (Sdr. Makkaraeng) diindikasikan melakukan penyimpangan yaitu tidak melaksanakan tugasnya sebagai Pemimpin Kegiatan untuk mengangkat/ menunjuk Panitia Pengadaan, menetapkan Harga Perkiraan Sendiri dan tidak melakukan pemeriksaan lapangan serta membuat Berita Acara keadaan lapangan sehingga tidak ada evaluasi atas harga penawaran dan harga pasar yang wajar dan mengakibatkan terjadinya kemahalan harga atas pembelian rumah dinas (mess) tersebut. d. Bendahawaran Sekretariat (Sdr. Hawemansyah) diindikasikan melakukan penyimpangan yaitu melakukan pembayaran pengadaan rumah dinas (mess) dengan menggunakan SPM-BS yang diterbitkan sebelum penandatanganan SPK dan pembayarannya tidak langsung kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf melainkan melalui Bupati Jeneponto.

2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe senilai Rp5.000.000.000,00 a. Mantan Bupati Jeneponto (Dr. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi) diindikasikan tidak membentuk Panitia Pengadaan Tanah untuk pembebasan tanah di lokasi Waduk Kelara-Kareloe dan bersama dengan Sdr. H.M. Sanusi

3

menetapkan kesepakatan harga tanah sebesar Rp4.500 per M2, serta melakukan pembayaran kepada Sdr. H.M. Sanusi sebesar Rp1.500.000.000,00. b. Asisten Bidang Administrasi Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto (Sdr. Drs. Haruna Rasyid) diindikasikan tidak melaksanakan isi dari penugasan yang telah diterimanya yaitu melakukan kegiatan pembayaran panjar harga tanah sebagai ikatan kepada kepada pemilik sambil menunggu terbentuknya Panitia Pembebasan Tanah dengan Surat Keputusan Bupati Jeneponto, dan melakukan pembayaran sebesar Rp.3.500.000.000,00 kepada Sdr. H.M. Sanusi. c. Direktur PT. Arafah Sanusi (Sdr. H. M. Sanusi), diindikasikan melakukan penyimpangan yaitu : 1) Telah mengaku sebagai pemilik tanah lokasi pembangunan Waduk Kelara-Kareloe dalam membuat nota kesepakatan jual beli Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi). 2) Telah menggunakan uang milik Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk melakukan pembayaran kepada masyarakat pemilik tanah dhi. Sdr. H.M. Sanusi hanya bertindak sebagai perantara pembelian tanah antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan pemilik tanah. 3) Dalam melaksanaan pengadaan tanah di lokasi Waduk Kelara-Kareloe tidak mengikuti mekanisme pelaksanaan pengadaan tanah yaitu perjanjian jual beli antara PT. Arafah Sanusi dengan pemilik tanah tidak melibatkan Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dhi. notaris dan camat setempat. 4) Berdasarkan dokumen perjanjian jual beli antara PT. Arafah Sanusi dengan pemilik tanah tersebut di atas, Sdr. H.M. Sanusi (PT. Arafah Sanusi) membuat Akta Pelepasan Hak Atas Tanah No. 06 tanggal 9 Desember 2003 dihadapan Notaris PPAT Syahrir Amri, SH yang berkedudukan di Kabupaten Bantaeng. d. Bendahawaran Sekretariat (Sdr. Hawemansyah) diindikasikan tidak melakukan pembayaran pengadaan tanah Waduk Kelara-Kareloe kepada Sdr. dengan

4

H.M. Sanusi melainkan melalui Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi) sebesar Rp1.500.000.000,00 dan Asisten Administrasi Sekretariat Kabupaten Jeneponto (Sdr. Drs. Haruna Rasyid) sebesar Rp3.500.000.000,00. Modus operandi secara singkat adalah sebagai berikut : 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess) di Jakarta senilai Rp1.500.000.000,00. Sdr. Aji Ahmad Yusuf melakukan penawaran mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dalam satu paket harga rumah termasuk diantaranya biaya pembelian perabot, biaya renovasi dan biaya peresmian seluruhnya senilai Rp1.500.000.000,00. Atas dasar penawaran tersebut, Pemimpin Kegiatan (Sdr. Makkaraeng) mengajukan usulan calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi) yang kemudian disetujui dengan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK). SPK dikeluarkan pada tanggal 21 Juli 2003 sedangkan berdasarkan bukti pengeluaran (SPM dan Nota Pembayaran dari BPD serta kuitansi pembayaran), pembayaran kepada sdr. Aji Ahmad Yusuf dilakukan pada tanggal 16 Juli 2003. Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran dilakukan terlebih dahulu sebelum SPK diterbitkan. Pembayaran pengadaan rumah dinas (mess) oleh Bendaharawan Sekretariat senilai Rp1.500.000.000,00 tidak menggunakan SPM Beban Tetap (SPM-BT) tetapi menggunakan Beban Sementara (SPM-BS/PK) dan dilakukan melalui Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi). Dalam transaksi jual beli tersebut, bahwa Sdr. Aji Ahmad Yusuf hanya bertindak sebagai perantara dan belum sebagai pemilik rumah pada saat mengajukan penawaran kepada Pemimpin Kegiatan. Berdasarkan Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi yang dibuat oleh Notaris Ny. Anne Meyanne Alwie, SH yang berkedudukan di Jakarta Barat tanggal 21 Nopember 2003, diketahui bahwa harga rumah yang disepakati sebesar Rp288.186.000,00, sedangkan berdasarkan kuitansi pembelian rumah oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf dari Ny. Ngui Lenawati, harga rumah yang dibayar oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf sebesar

5

Rp720.000.000,00,

sehingga

terjadi

pembayaran

berlebih

sebesar

Rp431.814.000 (Rp720.000.000,00 - Rp288.186.000,00). Menurut Sdr. Aji Ahmad Yusuf diakui bahwa harga tersebut dibuat untuk menghindari adanya pembayaran pajak yang cukup tinggi. 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe senilai Rp5.000.000.000,00. Pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Waduk Karoloe tidak melalui Panitia Pengadaan Tanah sesuai dengan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan Pemerintah Kabupaten Gowa. Dengan tidak adanya Panitia Pengadaan Tanah, harga tanah sebesar Rp4.500,00 per M2 yang disepakati dalam Nota Kesepakatan antara Bupati Jeneponto dengan Sdr. H.M. Sanusi (Direktur PT. Arafah sanusi) tidak berdasarkan hasil musyawarah dengan para pemilik tanah. Pelaksanaan pembayaran oleh Bendaharawan Sekretariat dengan menggunakan dana cadangan tidak dilakukan langsung kepada Sdr. H.M. Sanusi namun melalui Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi) sebesar Rp1.500.000.000,00 dan Asisten Administrasi (Sdr. Drs. Haruna Rasyid) sebesar Rp3.500.000.000,00. Berdasarkan bukti-bukti pembelian tanah dari Sdr. H.M. Sanusi kepada masyarakat diketahui bahwa harga tanah berkisar antara Rp2000,00 s.d. Rp3.500,00 atau total seluruhnya untuk tanah seluas 119,93 M2 sebesar Rp2.708.615.000,00. Dengan demikian terjadi kemahalan harga sebesar Rp2.291.385.000,00 (Rp5.000.000.000,00 Rp2.708.615.000,00) dan merugikan Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan keterangan dari Pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gowa dan BPN Kabupaten Jeneponto bahwa dokumen-dokumen pengadaan tanah di lokasi Waduk Kelara-Karoloe tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga apabila dokumen pengadaan tanah tersebut akan dijadikan sebagai dasar hukum untuk pengalihan status hak kepemilikan Sdr. H.M. Sanusi kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto, masih diperlukan penelitian oleh pihak BPN

6

Kabupaten Jeneponto

Gowa. untuk

Hal

ini

berpotensi tanah

merugikan Waduk

Pemerintah

Kabupaten sebesar

Jeneponto sebesar pengeluaran yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten pembebasan Kelara-Kareloe Rp5.000.000.000,00. B. Rekomendasi Berdasarkan penyimpangan, modus operandi, pihak yang diindikasikan terlibat, serta indikasi unsur tindak pidana yang telah diidentifikasikan dan setelah didapatkan alat bukti, kemudian dapat disimpulkan adanya indikasi tindak pidana korupsi. Tim audit investigasi merekomendasikan agar hasil audit investigasi ini ditindaklanjuti dengan penyerahan laporan ini kepada Kejaksaan agar dapat segera diteruskan dengan proses penyidikan oleh Jaksa Penyidik.

BAB II URAIAN HASIL AUDIT INVESTIGASI

A. Dasar Hukum 1. Undang-undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara; 3. Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2005; 4. Surat Tugas Pemeriksaan No. 114/ST/XIV.7/08/2005 tanggal 22 Agustus 2005. B. Tujuan Audit Investigasi Tujuan audit investigasi ini adalah untuk mengetahui dan menentukan apakah temuan audit keuangan atas Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Bontosunggu Tahun Anggaran 2003 khususnya temuan tentang Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan di Jakarta sebesar Rp1.500.000.000,00 dan pelaksanaan pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe sebesar Rp5.000.000.000,00, memiliki cukup bukti dan memenuhi syarat untuk diidentifikasi sebagai Tindak Pidana Korupsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Informasi Awal Hasil pemeriksaan keuangan BPK-RI atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2003 Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Bontosunggu adalah sebagai berikut :

8

1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess Pemda) di Jakarta sebesar Rp1.500.000.000,00 Dalam Tahun Anggaran 2003 Pemda Kabupaten Jeneponto telah mengalokasikan belanja modal Gedung Perwakilan (mess) di Jakarta sebesar Rp1.500.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp1.500.000.000,00. Berdasarkan pemeriksaan dokumen pertanggungjawaban Pemegang Kas Sekretariat Kabupaten Jeneponto diketahui bahwa Pemda Kabupaten Jeneponto membeli sebuah bangunan berikut tanahnya seluas 186 M2 yang terletak di Komplek Perumahan Taman Palem Lestari Blok B.II No. 2 Kelurahan Cengkareng Barat Kecamatan Cengkareng Kota Jakarta Barat, Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dari Pemilik Tn. Aji Achmad Yusuf pada tanggal 21 Nopember 2003. Sesuai Akte Notaris Ny. Anne Meyanne Alwie, SH. yang berkedudukan di Jakarta Barat tentang pelepasan hak dengan ganti rugi antara Tn. Aji Achmad Yusuf karyawan bertempat tinggal di Jakarta disebut Pihak Pertama (Penjual) dengan Tn, Doktor Insinyur Haji Baharuddin Baso Tika, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jeneponto bertindak atas nama Pemda Kabupaten Jeneponto (Pembeli). Dalam Pasal 2 Akta Pelepasan dengan ganti rugi No. 24 mengatur bahwa kesediaan Pihak Pertama untuk melepaskan hak miliknya atas tanah dan bangunan, pihak kedua wajib mengikat diri untuk membayar kepada pihak pertama uang ganti rugi sebesar Rp288.186.000,00 (tidak termasuk harga perabot). Jumlah uang tersebut telah dibayar secara tunai oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama a.n. Pemda Kabupaten Jeneponto pada waktu penandatangan akte ini dan telah dibuatkan tanda penerimaannya (kuitansi) tertanggal bulan Juli 2003, sedangkan bukti pembayaran yang dipertanggungjawabkan ke Pemegang Kas Sekretariat Daerah sebesar Rp1.500.000.000,00 termasuk perabotnya, namun tidak dilengkapi buktibukti pembelian perabot yang termasuk dalam harga fisik bangunan. Disamping itu pula pelaksanaan pembelian Mess Pemda tersebut tidak melalui Panitia Pengadaan/Pekerjaan Daerah (P3D) sehingga harga pembelian tidak menguntungkan Pemda Kabupaten Jeneponto.

9

Dari data-data tersebut dapat disimpulkan terjadi kemahalan harga yang merugikan Pemerintah Kabupaten Jeneponto sebesar belum Rp1.211.811.400,00 (Rp1.500.000.000,00 Rp288.186.000,00)

termasuk harga perabot. Sampai berakhirnya pemeriksaan, Tim belum memperoleh bukti pembelian perabot dari Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto. Terjadinya penyimpangan tersebut karena pelaksanaan pembeliannya tidak melalui prosedur sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe sebesar Rp5.000.000.000,00. Pada Tahun Anggaran 2002 Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah mengalokasikan ditetapkan Dana Cadangan sebesar Rp11.500.000.000,00 2 Tahun 2002. yang Hasil dengan Peraturan Daerah Nomor

pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat penggunaan dana cadangan tersebut yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu pembebasan tanah Waduk Kareloe sebesar Rp5.000.000.000,00. Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah menganggarkan pembebasan tanah Waduk Kareloe dari Dana Cadangan sebesar Rp5.000.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp2.080.000.000,00 pada Tahun Anggaran 2002 dan pada Tahun Anggaran 2003 sebesar Rp2.920.000.000,00 dengan ganti rugi. Hasil pemeriksaan dokumen pertanggungjawaban pembebasan tanah tersebut yang dikelola oleh Pemegang Kas Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto dengan bukti-bukti pembayaran, diketahui bahwa pelaksanaan pembebasan tanah dengan ganti rugi sebesar Rp5.000.000.000,00 tersebut berdasarkan: a. Surat Tugas Bupati Jeneponto Nomor 843.3/472/VIII/2002 tanggal 26 April 2002 kepada Drs. H. Drs. Haruna Rasyid (mantan asisten administrasi) untuk melaksanakan koordinasi dan negosiasi serta kegiatan pembayaran kepada pemilik tanah.

10

b. Nota Kesepakatan Nomor 611.1/471/IX/2002 tanggal 1 September 2002 antara DR. Ir. H. Burhanuddin Baso, MS (mantan Bupati Jeneponto) bertindak untuk dan atas nama Pemda Jeneponto yang selanjutnya disebut Pihak Pertama (pembeli) dengan H.M. Sanusi, Direktur Utama PT. Arafah Sanusi yang selanjutnya disebut Pihak Kedua (penjual) sebagai pemilik lahan dilokasi Waduk Kelara-Kareloe. Kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan jual beli atas lahan milik Pihak Kedua seluas 118,88 ha dengan harga Rp4.500 per M2 yang sumber dananya berasal dari APBD Kabupaten Jeneponto. Kesepakatan tersebut dilaksanakan sehubungan dengan adanya rencana investor dari Nippon Jepang yang akan melakukan investasi pembuatan bendungan Waduk Kelara-Karoloe yang mengairi Waduk Kelara yang ada sekarang di Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan hal tersebut di atas, asisten administrasi melakukan pembayaran kepada Pihak Kedua dengan gambaran sebagai berikut :No. 1. 2. 3. 4. 5. Tanggal Uraian Pembayaran Pemegang Kas 03-09-2002 Ganti rugi tanah Tahap I 10-09-2002 13-09-2002 24-09-2002 08-10-2002 Ganti rugi tanah Tahap II Ganti rugi tanah Tahap III Ganti rugi tanah Tahap IV Ganti rugi tanah Tahap V Jumlah T.A. 2002 1. 2. 3. 4. 10-01-2003 10-04-2003 16-04-2003 17-12-2003 Ganti rugi tanah Tahap VI Ganti rugi tanah Tahap VII Ganti rugi tanah Tahap VIII Ganti rugi tanah Tahap IX Jumlah T.A. 2003 Total Nilai Pembayaran (Rp) Yang Menerima Kepada H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi

Dari 350.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 230.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R.

2.080.000.000,00 420.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 1.500.000.000,00 Mantan Bupati. 2.920.000.000,00 5.000.000.000,00 H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi

Bukti-bukti pembayaran dari tahap I s.d. IX hanya berupa kuitansi sebesar Rp5.000.000.000,00 tanpa dilampiri bukti kepemilikan tanah dari Pihak Kedua (H.M. Sanusi), akte jual beli antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua maupun Surat Pernyataan Pelepasan Hak atas tanah tersebut. Disamping itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto tidak membentuk

11

Panitia Pengadaan Tanah sehubungan dengan adanya pembebasan tanah tersebut. Penelitian lebih lanjut atas bukti-bukti pembayaran Pihak Kedua kepada pemilik tanah dilokasi Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa pada bulan September 2002 s.d. Januari 2003 sebesar Rp2.634.055.000,00 dengan harga bervariasi antara Rp2.000,00 s.d. Rp3.500,00 per M2, sehingga apabila Pemda yang langsung melaksanakan pembelian tanah kepada pemilik tanah yang sah, maka dapat menghemat sebesar Rp2.365.945.000,00 (Rp5.000.000.000,00 Rp2.634.055.000,00).

D. Data Umum Entitas Yang Diaudit Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 34 Telp. 0419-21022 E. Langkah-langkah Audit Investigasi 1. Langkah-langkah yang telah dilakukan Dalam melaksanakan audit investigasi ini, tim audit investigasi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menelaah informasi awal dari Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah APBD Tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Jeneponto. b. Melakukan analisa APBD, Perubahan APBD Tahun Anggaran 2002 dan 2003, Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2002 dan 2003, DIPDA/Revisi DIPDA Tahun Anggaran 2002 serta DASK Tahun Anggaran 2003 Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto; c. Melakukan analisa dokumen-dokumen pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dan pembebasan tanah untuk lokasi pembangunan Waduk Kelara-Kareloe; d. Melakukan konfirmasi kepada instansi/pihak-pihak terkait dengan pengadaan Mess Pemda Kabupaten Jeneponto di Jakarta yaitu : Kantor

12

Notaris Anne Meyanne Alwie, SH. yang berkedudukan di Cengkareng Barat, Jakarta dan Kantor Pemasaran Perumahan Permata Taman Palem di Jakarta. Sedangkan instansi/pihak-pihak yang terkait dengan masalah pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe, yaitu BPN Kabupaten Jeneponto, BPN Kabupaten Gowa, Kepala Dusun Parassangeng dan Kepala Dusun Tompona yang terletak di Desa Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. e. Melakukan pemeriksaan fisik Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dari tanggal 26 September 2005 samapai dengan 30 September 2005 dan lokasi pembebasan tanah Waduk Kelara-Kareloe pada tanggal 3 Oktober 2005; f. Melakukan perhitungan ulang atas kerugian daerah yang diindikasikan; DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi. (Mantan Bupati Jeneponto Periode 1999 2003); Drs. H. Drs. Haruna Rasyid (Anggota DPRD, Mantan Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto); Drs. H. Syamsul Bahri, Msi (Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten Jeneponto, Mantan Kabag. Keuangan); Makaraeng (Kepala Bidang Perpajakan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto, mantan Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto); Hawemansyah, SE. Kabupaten Jeneponto); H. Mappa (Bendaharawan Umum Daerah Kab. Jeneponto); Drs. Muh. Arifin Nur (Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto); Aji Ahmad Yusuf (wiraswasta, rekanan pengadaan Mess Pemda Kabupaten Jeneponto di Jakarta; (Staf Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto, mantan Pemegang Kas Sekretariat Daerah g. Melakukan wawancara kepada: -

13

-

Irwan, SH, MH. (Kepala Seksi Hak-hak Atas Tanah pada Kantor BPN Kabupaten Jeneponto); Drs. H. Rahman Abdullah (Kepala Kantor BPN Kabupaten Gowa); Budiman Langga, SH. (Kepala Seksi Hak-hak Atas Tanah pada Kantor BPN Kabupaten Gowa); H. Syamsuddin, Kepala Dusun Tompona, Desa Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa; Modding, Kepala Dusun Parrasangeng, Desa Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

-

-

-

2. Langkah-langkah yang masih perlu dilakukan Disamping langkah-langkah yang telah dilaksanakan, tim audit investigasi berpendapat bahwa masih perlu penyelidikan lebih lanjut kepada : a. H.M. Sanusi, Direktur PT. Arafah Sanusi; b. Abd. Rahman Abdullah, Kepala Desa Datara Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa; c. M. Sunusi, Kepala Dusun Datara, Desa Datara Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa; d. Drs. Syahrir Erang, Kepala Desa Garing Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa; e. Abd. Majid Sido, Kepala Dusun Tabbing, Desa Garing Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa; f. H. Nurdin Abdullah, Kepala Desa Taring Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa; g. Bakri Yalli, Kepala Dusun Rajaya, Desa Taring Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa; h. Drs. Yagus Lallo, Kepala Desa Tonrorita Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa. Khusus untuk Sdr. H.M. Sanusi, Direktur Utama PT. Arafah Sanusi, telah diupayakan kehadirannya untuk dilakukan konfimasi/wawancara dengan Tim Investigasi Audit baik melalui surat Wakil Bupati Jeneponto tanggal 14 dan 27 September 2005 maupun melalui bantuan Sdr. Drs. H. Haruna Rasyid dan

14

Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi, namun sampai saat pemeriksaan berakhir tanggal 15 Oktober 2005, Sdr. H.M. Sanusi tidak hadir menemui Tim. F. Penyimpangan-penyimpangan yang diidentifikasi 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess Pemda) di Jakarta sebesar Rp.1.500.000.000,00 a. Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi. (Bupati Jeneponto Periode 1998 - 2003) 1) Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi., dalam jabatannya sebagai Bupati Jeneponto telah mengeluarkan surat persetujuan calon pemenang untuk pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta sebesar Rp1.500.000.000,00 dengan surat No.024/108/VII/ 2003 tanggal 17 Juli 2003. Penetapan Sdr. Aji Ahmad Yusuf sebagai rekanan pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dilakukan dengan penunjukan langsung tanpa melalui mekanisme prosedur penunjukan langsung sehingga tidak ada klarifikasi dan negosiasi harga dalam rangka memperoleh harga penawaran yang wajar atas pengadaan mess pemda sesuai ketentuan yang berlaku. Menurut Keppres No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah Tahun 2000 Bab II Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Bagian Kedua paragraf pertama tentang Metode Pengadaan Barang/Jasa Pasal 12 ayat (2) pengadaan barang/jasa dilaksanakan melalui penunjukan langsung yaitu pengadaan barang/jasa untuk pengadaan barang/jasa yang berskala kecil atau pengadaan barang/jasa yang setelah dilakukan Pelelangan Ulang hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi syarat. 2) Sdr. Dr. Ir. Baharuddin Baso Tika, MSi telah mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta No. 017/018/VII/2003 tertanggal 21 Juli 2003.

15

Bupati Jeneponto tidak melimpahkan kepada Pemimpin Kegiatan untuk menentukan/membuat persetujuan atas harga dalam SPK serta menandatangani SPK sehingga tugas pokok pemimpin kegiatan yaitu mengangkat/menunjuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa tidak dilaksanakan, sehingga tidak ada sistem yang digunakan untuk mengevaluasi kewajaran penawaran harga tanah dan bangunan sesuai Keppres No. 18 Tahun 2000. Menurut Keppres No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah Tahun 2000 Bab II Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa : a) Bagian Pertama paragraf pertama tentang Kualifikasi dan Tugas Pokok Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pemimpin Proyek/Bagian Proyek pasal 7 ayat (3) huruf b menyatakan bahwa tugas pokok kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek dalam melakukan pengadaan barang/jasa antara lain adalah mengangkat/menunjuk panitia pengadaan barang/jasa; huruf f, menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa; huruf g, memantau, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan perjanjian/kontrak yang bersangkutan. b) Bagian Pertama paragraf kedua tentang Kualifikasi dan Tugas Pokok Panitia Pengadaan antara lain pada Pasal 8 ayat (2) huruf h, menilai penawaran yang masuk, mengadakan klarifikasi dan menetapkan urutan atau calon pemenang pelelangan, melakukan negosiasi dalam hal pemilihan langsung/penunjukan langsung dan membuat berita acara dari kegiatan tersebut. c) Paragraf Ketiga pasal 14 ayat (1), Panitia Pengadaan dalam melakukan evaluasi penawaran dapat memilih salah satu dari sistem evaluasi penawaran yang ditetapkan yaitu sistem gugur, sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis. 3) Sdr. Dr. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi juga telah menerima pembayaran pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto dari

16

Bendaharawan

Sekretariat

Kabupaten

Jeneponto

(Sdr.

Hawemansyah) sebesar Rp1.329.750.000,00 pada tanggal 31 Juli 2003 dan melakukan pembayaran kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf pada tanggal 3 September 2003. Sedangkan klausul dalam SPK menyatakan tentang syarat-syarat pembayaran yaitu pembayaran dilakukan kepada Pihak Kedua melalui Bendaharawan Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Bab IV pasal 27 antara lain menetapkan setiap pembebanan APBD harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih, sedangkan dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Pasal 27 ayat (1) mengatur bahwa bukti dimaksud antara lain kuitansi, faktur, surat penerimaan barang, perjanjian pengadaan barang dan jasa. b. Sdr. Aji Ahmad Yusuf 1) Sdr. Aji Ahmad Yusuf selaku rekanan yang ditunjuk langsung untuk melaksanakan pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta mengajukan surat penawaran harga rumah dinas (mess) kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto No.03/Prw/VII/2003 seharga Rp1.500.000.000,00 dengan melampirkan rincian surat penawaran sebagai berikut : a) Harga bangunan utama sebesar Rp1.000.000.000,00 b) Rehabilitasi Bangunan seluruhnya sebesar Rp97.250.000,00 c) Pembelian perabot seluruhnya sebesar Rp161.607.000,00 d) Kegiatan upacara peresmian Mess Pemda seluruhnya sebesar Rp70.893.000,00 e) Potongan PPN/PPh sebesar Rp170.250.000,00. Rincian surat penawaran dapat dilihat pada Lampiran 1.

17

Berdasarkan penjelasan lisan dari Sdr. Aji Ahmad Yusuf bahwa pengajuan penawaran sebesar Rp1.500.000.000,00 tersebut di atas merupakan satu paket harga tanah dan bangunan beserta biaya-biaya lainnya. Namun pertanggungjawaban atas pembelian Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta tersebut, Sdr. Aji Ahmad Yusuf tidak melengkapi bukti-bukti pembelian perabot, biaya renovasi dan biaya peresmian Mess sehingga tidak ada dukungan bukti yang kuat atas pembelian rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto sebesar Rp1.500.000.000,00. Berdasarkan bukti-bukti yang telah diperoleh (belum termasuk keuntungan yang diperoleh oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf), perhitungan nilai mess pemda dapat diuraikan sebagai berikut : a) Pembelian rumah oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf dari Ny. Ngui Lenawati sebesar Rp720.000.000,00 belum termasuk harga perabot; b) Potongan PPN dan PPh 21 sebesar Rp170.250.000,00; c) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp8.816.600,00; d) Biaya pensertifikatan Notaris Anne Meyanne, SH sebesar Rp14.500.000,00; e) Perabot dan meubelair (hasil pengecekan fisik di Jakarta) sebesar Rp133.300.000,00; f) Biaya g) Biaya peresmian renovasi (berdasarkan (berdasarkan Surat Surat Penawaran) Penawaran) sebesar sebesar Rp70.893.000,00; Rp97.250.000,00; sehingga diperoleh total sebesar Rp1.215.011.600,00, atau jika dibandingkan dengan surat penawaran terdapat selisih sebesar Rp284.988.400,00 (Rp1.500.000.000,00 - Rp1.215.011.600,00). Hasil perhitungan selengkapnya atas pengadaan Mess Pemda Kabupaten Jeneponto dapat dilihat dalam Lampiran 2. Sedangkan

18

perhitungan

nilai

perabot

dan

meubelair

berdasarkan

hasil

pengecekan fisik di Jakarta dapat dilihat dalam Lampiran 3. Menurut : a) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Bab IV pasal 27 antara lain menetapkan setiap pembebanan APBD harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih; b) Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Pasal 27 ayat (1) mengatur bahwa bukti dimaksud antara lain kuitansi, faktur, surat penerimaan barang, perjanjian pengadaan barang dan jasa; c) Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 32 ayat (1) setiap Pembebanan APBD harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. 2) Berdasarkan akta jual beli No.154/2003 yang dibuat oleh Bambang Sularso, SH selaku PPAT, Sdr. Aji Ahmad Yusuf melakukan pembelian rumah dari Ny. Ngui Lenawati (pemlilik sebelumnya) pada tanggal 24 Juli 2003, sedangkan surat penawaran kepada Pemimpin Kegiatan telah dibuat pada tanggal 5 Juli 2003. Hal ini menunjukkan bahwa Sdr. Aji Ahmad Yusuf hanya bertindak sebagai perantara dan belum sebagai pemilik rumah pada saat mengajukan penawaran kepada Pemimpin Kegiatan. 3) Berdasarkan Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi yang dibuat oleh Notaris Ny. Anne Meyanne Alwie, SH tanggal 21 Nopember 2003 antara Sdr. Aji Ahmad Yusuf dengan Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang diwakili oleh Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi), diketahui bahwa harga rumah yang disepakati adalah sebesar Rp288.186.000,00 yang telah dibayar tunai dan telah dibuatkan kuitansi. Sedangkan berdasarkan kuitansi

19

pembelian rumah oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf dari Ny. Ngui Lenawati, harga rumah yang dibayar oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf adalah sebesar Rp720.000.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa harga rumah yang disepakati dalam Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi sebesar Rp288.186.000,00 adalah tidak wajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Notaris Anne Meyanne Alwie, SH bahwa harga yang tercantum dalam Akta Pelepasan Hak adalah berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) pada tahun ybs (tahun 2003) yaitu sebesar Rp282.690.000,00 dan merupakan hasil kesepakatan antara pihak penjual dan pembeli dhi. Sdr. Aji Ahmad Yusuf dan Sdr. DR. IR. H. Baharuddin Baso Tika, MSi. Sedangkan menurut Sdr. Aji Ahmad Yusuf diakui bahwa harga tersebut dibuat untuk menghindari adanya pembayaran pajak yang cukup tinggi. Menurut Keppres No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah Tahun 2000 Bab II Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Bagian Kelima Etika Pengadaan Barang/Jasa pasal 5 ayat (3), penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus bekerja secara profesional, mandiri atas dasar kejujuran untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa. c. Sdr. Makkaraeng 1) Sdr. Makkaraeng selaku Pemimpin Kegiatan Pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto hanya melaksanakan tugasnya dalam mengajukan usulan calon pemenang kepada Bupati Jeneponto dengan surat No. 04/UM/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 dan membuat Surat Perintah Pembayaran (SPP) kepada Bendaharawan Sekretariat pada tanggal 8 Juli 2003, sedangkan tugas pokok lainnya sebagai Pemimpin Kegiatan tidak dilaksanakan namun diambil alih oleh Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. Baharuddin Baso Tika, MSi).

20

Menurut Keppres No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah Tahun 2000 Bab II Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa, Bagian Pertama paragraf pertama tentang Kualifikasi dan Tugas Pokok Pemimpin Proyek pasal 7 ayat (3) : a) menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan; b) mengangkat/menunjuk panitia pengadaan barang/jasa; c) menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan jadwal tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun panitia pengadaan; d) menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa; e) melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada pimpinan instansinya. f) memantau, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan perjanjian/kontrak yang bersangkutan. g) menyerahkan aset proyek dengan berita acara kepada pejabat yang berwenang. 2) Sdr. Makkaraeng selaku Pemimpin Kegiatan mengajukan usul calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf tanggal 16 Juli 2003 dengan surat No. 04/UM/VII/2003 kepada Bupati Jeneponto (DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi) setelah menerima surat penawaran Sdr. Aji Ahmad Yusuf pada tanggal 5 Juli 2003. Setelah penandatangan SPK oleh Bupati Jeneponto Sdr. Aji Ahmad Yusuf, Sdr. Makkaraeng sebagai Pemimpin Kegiatan tidak melakukan pemeriksaan lapangan bersama-sama dengan Sdr. Aji Ahmad Yusuf dan membuat Berita Acara keadaan lapangan/serah terima lapangan, sehingga Sdr. Makkaraeng tidak mengetahui bahwa pada saat membuat surat penawaran dan penandatangan SPK, Sdr. Aji Ahmad Yusuf belum berstatus sebagai pemilik rumah yang akan dibeli oleh

21

Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk digunakan sebagai Mess Perwakilan Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta. Hal ini mengakibatkan Sdr. Makkaraeng tidak mengetahui harga pasar yang wajar atas rumah tersebut. Berdasarkan kuitansi pembayaran, pembelian rumah oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf dari Ny. Ngui Lenawati, sebesar Rp720.000.000,00, sedangkan dalam surat penawaran yang dibuat oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf, harga rumah (bangunan utama) adalah sebesar Rp1.000.000.000,00, sehingga terjadi kemahalan harga atas rumah tersebut atau jumlah keuntungan yang diperoleh oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf tidak wajar karena tidak adanya evaluasi harga yang dilakukan oleh Pemimpin Kegiatan. Menurut Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah : a) Bagian Pertama paragraf pertama tentang Kualifikasi dan Tugas Pokok Pemimpin Proyek pasal 7 ayat (3) antara lain adalah menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan jadwal tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun panitia pengadaan; b) Bagian Keempat Hak dan Tanggung Jawab Para Pihak dalam Pelaksanaan Kontrak, pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa setelah penandatanganan kontrak, pemimpin proyek segera melakukan pemeriksaan lapangan bersama-sama dengan penyedia barang/jasa dan membuat berita acara keadaan lapangan/serah terima lapangan. d. Sdr. Hawemansyah 1) Pengeluaran untuk pengadaan rumah dinas (mess) sebesar Rp1.500.000.000,00 yang dilakukan oleh Sdr. Hawemansyah selaku Bendaharawan Sekretariat tidak menggunakan SPM Beban Tetap (SPM-BT) tetapi menggunakan Beban Sementara (SPM-BS/PK). SPK

22

pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dikeluarkan pada tanggal 21 Juli 2003 sedangkan berdasarkan bukti pengeluaran (SPM dan Nota Pembayaran dari BPD serta kuitansi pembayaran), pembayaran kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf dilakukan pada tanggal 16 Juli 2003. Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran dilakukan terlebih dahulu sebelum SPK diterbitkan. Dalam SPK diatur dan mengenai Acara syarat pembayaran Barang yaitu oleh pembayaran dilakukan setelah melengkapi Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan/Barang Berita Penerimaan Bendaharawan Umum Barang Daerah serta kelengkapan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. Seharusnya pembayaran tersebut menggunakan Beban Tetap (BT) dan dilakukan setelah penyerahan pekerjaan selesai sesuai Berita Acara Serah Terima Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Nomor 01/PHO/IX/2003 tanggal 3 September 2003. 2) Sdr. Hawemansyah tidak melakukan pembayaran untuk pengadaan Mess Pemda, langsung kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf melainkan melalui Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi) sebesar Rp1.329.750.000,00, jumlah setelah dipotong PPN dan PPh 21 (Rp1.500.000.000 - Rp170.250.000,00), sedangkan dalam SPK diatur mengenai syarat-syarat pembayaran yaitu pembayaran dilakukan kepada Pihak Kedua (Sdr. Aji Ahmad Yusuf) melalui Bendaharawan Sekretariat Kabupaten Jeneponto. Menurut Kepmendagri No. 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan dan Perhitungan APBD : a) Pasal 49 ayat (5) Setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah yang diperoleh oleh pihak yang menagih; b) Pasal 52 ayat (1) menyatakan bahwa pembayaran dengan cara Beban Tetap (BT) dapat dilakukan antara lain untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan oleh pihak ketiga;

23

c) Pasal 52 ayat (2) huruf f atas SPP-BT dapat dilakukan setelah Bagian Perbendaharaan menyatakan lengkap dan sah terhadap dokumen yang dilampirkan antara lain SPK bagi penunjukan rekanan yang tidak melalui pelelangan. 2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe sebesar Rp5.000.000.000,00 a. Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi 1) Sdr. Dr. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi selaku Bupati Jeneponto tidak membentuk Panitia Pembebasan Tanah untuk pengadaan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe yang berlokasi di Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, seperti yang diamanatkan dalam Keppres No. 55 Tahun 1993 dan Kesepakatan Bersama (Memorandum Of Agreement) No.600/350/ VII/2002 dan No.600/037/Dinas PSDA Gowa antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan Pemerintah Kabupaten Gowa pada tanggal 5 Agustus 2002. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Bab III Bagian Pertama tentang Panitia Pengadaan Tanah Pasal 6 ayat (3) menyatakan bahwa pengadaan tanah yang berkenaan dengan tanah yang terletak di dua wilayah kabupaten/kotamadya atau lebih, dilakukan dengan bantuan Panitia Pengadaan tanah tingkat Propinsi yang diketuai atau dibentuk oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan, yang susunannya sejauh mungkin mewakili instansi-instansi yang terkait di Tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II yang bersangkutan. 2) Sdr. Dr. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi membuat Nota Kesepakatan Nomor 611.1/471/IX/2002 tanggal 1 September 2002 dengan H. M. Sanusi, Direktur Utama PT. Arafah Sanusi yang mengaku sebagai pemilik tanah lokasi Waduk Kelara-Kareloe dengan

24

menetapkan harga tanah sebesar Rp4.500 per M2, belum termasuk biaya administrasi dan operasional lainnya. Dengan tidak adanya Panitia Pengadaan Tanah, maka harga tanah yang disepakati dalam Nota Kesepakatan antara Bupati Jeneponto dan PT. Arafah Sanusi tidak berdasarkan hasil musyawarah dengan para pemilik tanah. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Bab III Bagian Pertama tentang Panitia Pengadaan Tanah Pasal 8, Panitia Pengadaan Tanah bertugas : a) Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan; b) Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya; c) Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan; d) Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut; e) Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian; f) Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian kepada para pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lainnya yang ada di atas tanah; g) Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

25

b. Sdr. Drs. Haruna Rasyid 1) Sdr. Drs. Haruna Rasyid tidak melaksanakan isi dari penugasan yang telah diterimanya melalui Surat Tugas Bupati Jeneponto Nomor 843.3/472/VIII/2002 tanggal 26 Agustus 2002, yaitu melaksanakan koordinasi dan negosiasi dengan para pemilik tanah di lokasi rencana Waduk Kelara-Kareloe, tetapi justru melakukan negosiasi dengan Sdr. H.M. Sanusi sebagai pihak yang mengaku sebagai pemilik tanah lokasi pembangunan Waduk Kelara-Kareloe. Dalam Kesepakatan Bersama (Memorandum

Of

Agreement)

No.600/350/VII/2002

dan

No.600/037/Dinas PSDA Gowa pada tanggal 5 Agustus 2002 yang menentukan bahwa untuk melaksanakan pembebasan tanah lokasi pembangunan Waduk kelara-kareloe akan dibentuk Panitia Pembebasan tanah. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Bab III Bagian Pertama tentang Panitia Pengadaan Tanah Pasal 8, Panitia Pengadaan Tanah antara lain bertugas : a) Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan; b) Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian; c) Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian kepada para pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lainnya yang ada di atas tanah; d) Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. 2) Sdr. Drs. Haruna Rasyid juga telah membayarkan biaya pembebasan Waduk Kelara Kareloe senilai Rp.3.500.000.000,00 kepada Sdr. H.M Sanusi, padahal dalam Surat Tugas Nomor 843.3/472/VIII/2002 tanggal 26 Agustus 2002 disebutkan bahwa Sdr. Drs. Haruna Rasyid

26

ditugaskan untuk melakukan kegiatan pembayaran panjar harga tanah sebagai ikatan langsung kepada para pemilik tanah sambil menunggu terbentuknya Panitia Pembebasan Tanah dengan SK. Bupati Jeneponto. Berdasarkan Kepmendagri Tahun 2002 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 49 Ayat (5) mengatur bahwa setiap pengeluaran harus didukung dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh atas pihak yang menagih. c. Sdr. H.M. Sanusi 1) Sdr. HM Sanusi (Direktur PT. Arafah Sanusi) telah mengaku sebagai pemilik tanah lokasi pembangunan Waduk Kelara-Kareloe dalam membuat Nota Kesepakatan No. 611.1/471/IX/2002 tanggal 1 September 2002 dengan Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi) dengan harga kesepakatan sebesar Rp4.500,00 per M2, padahal pada saat membuat nota kesepakatan tersebut Sdr. H.M. Sanusi belum berstatus sebagai pemegang hak atas tanah, karena sesuai dengan surat perjanjian jual beli antara HM Sanusi dengan para pemilik tanah, jual beli baru dilakukan pada tanggal 3 September 2002 sampai dengan 11 Januari 2003 (lihat

Lampiran 4). Dengan demikian pada saat nota kesepakatan dibuatantara Sdr. H.M. Sanusi dengan Sdr. Dr. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi, tanah lokasi pembanguan Waduk Kelara-Kareloe masih menjadi milik masyarakat sebagai pemegang hak atas tanah. Adapun harga kesepakatan sebesar Rp4.500,00 per M2 merupakan kesepakatan kedua belah pihak dan tidak mempunyai dasar perhitungan ganti kerugian sebagaimana diatur dalam Keppres No. 55 Tahun 1993. Seharusnya kesepakatan harga antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan pemilik tanah dimediasi oleh Panitia Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Republik

27

Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum : a) Pasal 8, tentang tugas Panitia Pengadaan Tanah antara lain adalah : (1) Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan; (2) Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian. b) Pasal 15 tentang ganti kerugian, dasar dan cara perhitungan kerugian ditetapkan atas dasar : (1) Harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya dengan memperhatikan nilai jual obyek Pajak Bumi dan Bangunan yang terakhir untuk tanah yang bersangkutan; (2) Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab di bidang bangunan; (3) Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab di bidang Pertanian. c) Pasal 16, bentuk dan besarnya ganti kerugian atas dasar cara perhitungan musyawarah. 2) PT. Arafah Sanusi hanya bertindak sebagai perantara pembelian tanah antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan masyarakat pemilik tanah. Hal ini terlihat berdasarkan bukti kuitansi pembayaran dimana PT. Arafah Sanusi baru melaksanakan pembayaran kepada masyarakat pemilik tanah setelah menerima dana dari Sdr. Drs. H. Haruna Rasyid dan Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : dimaksud dalam Pasal 15 ditetapkan dalam

28Pembayaran No Tanggal Penerimaan 2 Diterima Dari 3 Jumlah Diterima (Rp) 4 350.000.000,00 500.000.000,00 230.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 Tanggal 5 03-09-2002 11-09-2002 15-09-2002 09-10-2002 s.d. 15-12-2002 11-01-2003 Jumlah Pemilik Tanah 6 3 75 21 45 Luas Tanah (Ha) 7 1,22 48,40 11,07 39,90 Jumlah 8 30.900.000,00 1.283.890.000,00 215.385.000,00 0,00 798.000.000,00

1 1. 2. 3. 4. 5.

03-09-2002 H. Haruna R. 10-09-2002 H. Haruna R. 13-09-2002 H. Haruna R. 24-09-2002 H. Haruna R. 08-10-2002 H. Haruna R.

6. 7. 8. 9.

10-01-2003 H. Haruna R. 10-04-2003 H. Haruna R. 16-06-2003 H. Haruna R. 17-12-2003 Baharuddin Total

420.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 1.500.000.000,00 5.000.000.000,00

12 157

19,34 -

380.440.000,00 0,00 0,00 0,00

119,93 2.708.615.000,00

Menurut

Peraturan

Menteri

Agraria

tentang

Ketentuan

Pelaksanaan Keppres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Bagian Kelima tentang Pelaksanaan Pemberian Ganti Kerugian pasal 28 : a) Ayat (1), Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah membuat daftar nominatif pemberian ganti kerugian berdasarkan hasil inventarisasi dan keputusan Panitia; b) Ayat (2), pemberian ganti kerugian dalam bentuk uang dibayarkan secara langsung kepada yang berhak di lokasi yang ditentukan oleh Panitia dengan disaksikan oleh sekurangkurangnya 3 (tiga) orang anggota Panitia; c) Ayat (3), pemberian ganti kerugian dalam bentuk uang dibuktikan dengan tanda penerimaan. 3) Sdr. H.M. Sanusi dalam melaksanaan pengadaan tanah di lokasi Waduk Kelara-Kareloe tidak mengikuti mekanisme pelaksanaan pengadaan tanah yaitu pada saat pelepasan dan penyerahan hak Atas Tanah antara PT. Arafah Sanusi dengan pemilik tanah hanya melibatkan Kepala Desa dan Kepala Dusun tanpa melibatkan Pejabat Kantor Pertanahan dan Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dhi. Camat setempat. Berdasarkan dokumen perjanjian jual beli antara PT.

29

Arafah Sanusi dengan pemilik tanah tersebut di atas, Sdr. H.M. Sanusi (PT. Arafah Sanusi) membuat Akta Pelepasan Hak Atas Tanah No. 06 tanggal 9 Desember 2003 dihadapan Notaris PPAT Syahrir Amri, SH yang berkedudukan di Kabupaten Bantaeng. Menurut Peraturan Menteri Agrari a tentang Ketentuan Pelaksanaan Keppres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Bagian Keenam tentang Pelepasan, Penyerahan dan Permohonan Hak Atas Tanah pasal 30 : a) Ayat (1), bersamaan dengan pemberian ganti kerugian dibuat surat pernyataan pelepasan hak atau penyerahan tanah yang ditandatangani oleh pemegang hak atas tanah dan Kepala Kantor pertanahan Kabupaten/Kotamadya serta disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi; b) Ayat (2), apabila yang dilepaskan atau diserahkan adalah tanah Hak Milik yang belum bersertifikat, penyerahan tersebut harus disaksikan oleh Camat dan Lurah/Kepala Desa. d. Sdr. Hawemansyah Sdr. mengelola Hawemansyah dana selaku Bendaharawan Sekretariat yang cadangan termasuk diantaranya pembayaran

pembebasan tanah Waduk Kelara-Kareloe, tidak melakukan pembayaran kepada Sdr. H.M. Sanusi melainkan melalui Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi) sebesar Rp1.500.000.000,00 dan Asisten Administrasi Sekretariat Kabupaten Jeneponto (Sdr. Drs. Haruna Rasyid) sebesar Rp3.500.000.000,00. Menurut Kepmendagri No. 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan dan Perhitungan APBD Pasal 49 ayat (5) setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah yang diperoleh oleh pihak yang menagih.

30

G. Modus Operandi 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan (Mess Pemda) di Jakarta sebesar Rp1.500.000.000,00. Pengajuan penawaran harga rumah dinas (mess) perwakilan

Pemerintah Kabupaten Jeneponto kepada Pemimpin Kegiatan dilakukan oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf (wiraswasta) yang beralamat di jalan Merah Delima No. 5 Kapuk Cengkareng Jakarta pada tanggal 5 Juli 2003 berdasarkan surat penawaran No.03/Prw/VII/2003 dengan uraian antara lain sebagai berikut : a. Harga rumah yang ditawarkan senilai Rp1.500.000.000,00 b. Jangka waktu penyelesaian 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak tanggal penunjukan. c. Harga penawaran sudah termasuk biaya rehabilitasi bangunan yang disesuaikan spesifikasi untuk menjadi sebuah mess pemda, pengadaan moubiler dan kelengkapan lainnya termasuk pajak-pajak dan biaya-biaya yang dipersyaratkan dalam ketentuan jual beli. Perincian Harga Penawaran sebesar Rp1.500.000.000,00 yang dilampirkan dalam surat penawaran adalah sebagai berikut : a. Harga bangunan utama sebesar Rp1.000.000.000,00 b. Rehabilitasi Bangunan seluruhnya sebesar Rp97.250.000,00 c. Pembelian perabot seluruhnya sebesar Rp161.607.000,00 d. Kegiatan upacara peresmian Mess Pemda seluruhnya sebesar Rp70.893.000,00 e. Potongan PPN/PPh sebesar Rp170.250.000,00 Berdasarkan penjelasan lisan dari Sdr. Aji Ahmad Yusuf bahwa pengajuan penawaran sebesar Rp1.500.000.000,00 tersebut di atas merupakan satu paket harga tanah dan bangunan beserta biaya-biayanya. Pemimpin kegiatan pengadaan mess Pemda Kabupaten Jeneponto mengajukan usul calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf tanggal 16 Juli 2003 dengan surat No. 04/UM/VII/2003 kepada Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi).

31

Bupati Jeneponto mengeluarkan surat No.024/108/VII/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang persetujuan calon pemenang pemilihan langsung kegiatan pengadaan rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto, rehabilitasi dan kelengkapan moubiler Tahun Anggaran 2003 kepada Pemimpin Kegiatan dengan ketentuan : a. Tetap berpedoman pada Keppres No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa. b. Tetap mengacu pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan. c. Menunjuk pengawas lapangan untuk memantau pelaksanaan rehabilitasi secara berkala. Berdasarkan usulan dan persetujuan calon pemenang tersebut, selanjutnya diterbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan mess pada tanggal 21 Juli 2003 dengan SPK No. 017/018/VII/2003 oleh Bupati Jeneponto sebagai Pihak Pertama kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf sebagai Pihak Kedua untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan perincian : a. Pengadaan rumah dinas sebesar Rp1.500.000.000,00 terdiri dari harga rumah dinas sebesar Rp1.329.750.000,00 dan PPN + PPh sebesar Rp170.250.000,00. b. Pembayaran oleh Pihak Pertama dilakukan setelah Pihak Kedua melengkapi Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan/Barang dan Berita Acara Penerimaan Barang oleh Bendaharawan Umum Daerah serta kelengkapan lainnya. c. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan/penawaran barang 45 hari kalender. d. Apabila penyelesaian pekerjaan/pembayaran barang lewat dari jangka waktu tersebut maka Pihak Kedua dikenakan denda 1 0/00 (satu permil) untuk setiap hari kelambatan dan setinggi-tingginya 5% dari nilai perjanjian/nilai pekerjaan/barang yang belum diserahkan. Dalam Surat Perintah Kerja (SPK) oleh Bupati Jeneponto kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf, perincian jenis dan harga satuan hanya terdiri dari harga

32

rumah dinas (mess) perwakilan dan pajak PPN+PPh21, tidak ada rincian mengenai biaya rehabilitasi bangunan, pengadaan moubiler dan kelengkapan lainnya sesuai dengan surat penawaran. SPK dikeluarkan pada tanggal 21 Juli 2003 sedangkan berdasarkan bukti pengeluaran (SPM dan Nota Pembayaran dari BPD serta kuitansi pembayaran), pembayaran kepada sdr. Aji Ahmad Yusuf dilakukan pada tanggal 16 Juli 2003. Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran dilakukan terlebih dahulu sebelum SPK diterbitkan. Hasil wawancara dengan Pemimpin Kegiatan (Sdr. Makkaraeng) yang menyatakan bahwa dokumen-dokumen tersebut di atas, selain SPK, baru dibuat untuk melengkapi berkas pengadaan rumah dinas untuk kepentingan tindak lanjut hasil audit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengadaan rumah dinas (mess) tersebut tidak melalui suatu proses pengadaan sesuai ketentuan. Adapun proses pelaksanaan pekerjaan dan pembayarannya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Bagian Keuangan untuk pengeluaran belanja modal bangunan gedung perwakilan di Jakarta pada tanggal 8 Juli 2003. b. Pemerintah Kabupaten Jeneponto dhi. Kepala Bagian Keuangan mengeluarkan Surat Perintah Membayar (SPM-BS) No.56/M pada tanggal 16 Juli 2003 sebesar Rp1.500.000.000,00 untuk pembayaran belanja modal bangunan perwakilan di Jakarta Tahun Anggaran 2003 yang dibebankan pada pos Belanja Modal Bangunan Perwakilan di Jakarta (kode rekening No.2.01.03.1.3.6.01.01) dengan rincian harga rumah sebesar Rp1.329.750.000,00, PPN sebesar Rp150.000.000,00 dan PPh 21 sebesar Rp20.250.000,00. c. Berdasarkan SPM tersebut, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Selatan Cabang Jeneponto mengeluarkan Nota Pembayaran No.56/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 sebesar Rp1.500.000.000,00 dari

33

Kas Daerah (Rekening No.8265-6) ke rekening Bendaharawan Rutin Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto (Rekening BPDSS No.6479-5) dan telah dikeluarkan pada tanggal 16 Juli 2003 oleh Bendaharawan Sekretariat. d. Berdasarkan rekening koran Kas Daerah pada BNI Cabang Pembantu Kabupaten Jeneponto (Rekening No. 301.006067709.001) yang dibuka berdasarkan Surat Bupati No. 121/Keu/XII/2002 tanggal 23 Desember 2002, diketahui bahwa dana tersebut dimasukkan dan dikeluarkan melalui rekening tersebut pada hari yang bersamaan yaitu pada tanggal 31 Juli 2003 sejumlah Rp1.329.750.000,00 (setelah dipotong PPN dan PPh). Pengeluaran melalui rekening Kas Daerah di BNI Capem Jeneponto tersebut tidak melalui mekanisme SPM namun hanya menggunakan cek. e. Berdasarkan kuitansi bulan Juli 2003 (tanggal tidak tertera), Sdr. Aji Ahmad Yusuf menerima dana Rp1.500.000.000,00 dari Pemda Kabupaten Jeneponto dengan uraian pembayaran pembelian sebuah rumah yang akan dijadikan Mess Pemda Jeneponto yang terletak (status hak milik/sertifikat), lengkap perabot-perabotnya. Kuitansi tersebut hanya ditandatangani oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf sebagai penerima. Dari proses pelaksanaan pekerjaan dan pembayaran yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pengeluaran untuk pengadaan rumah dinas (mess) senilai Rp1.500.000.000,00 tidak menggunakan SPM Beban Tetap (SPM-BT) tetapi menggunakan Beban Sementara (SPM-BS/PK) melalui Bendaharawan Sekretariat. Pembayaran kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf dilakukan oleh Bendaharawan Sekretariat melalui Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, Msi), sedangkan dalam SPK diatur mengenai syarat-syarat pembayaran yaitu pembayaran dilakukan kepada Pihak Kedua (Sdr. Aji Ahmad Yusuf) melalui Bendaharawan Sekretariat Kabupaten Jeneponto. Dana pengadaan mess tersebut dicairkan pada tanggal 16 Juli 2003 dari rekening Kas Daerah ditransfer ke rekening Bendaharawan Sekretariat dan disetor tunai oleh Bendaharawan Sekretariat ke rekening Kas Daerah

34

pada

BNI

Cabang

Pembantu

Kabupaten

Jeneponto

(Rekening

No.301.006067709.001) pada tanggal 31 Juli 2003 dan pada hari itu juga dana tersebut ditarik kembali kemudian diserahkan kepada Bupati Jeneponto. Pengeluaran melalui rekening Kas Daerah di BNI Capem Jeneponto tersebut tidak melalui mekanisme SPM namun hanya menggunakan cek. Berdasarkan akta jual beli No.154/2003 yang dibuat oleh Bambang Sularso, SH selaku PPAT, Sdr. Aji Ahmad Yusuf melakukan pembelian rumah dari Ny. Ngui Lenawati pada tanggal 24 Juli 2003, sedangkan surat penawaran kepada Pemimpin Kegiatan telah dibuat pada tanggal 5 Juli 2003. Demikian pula dengan pembayaran dari Pemda Kabupaten Jeneponto kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf dilakukan pada tanggal 16 Juli 2003 yaitu sebelum Sdr. Aji Ahmad Yusuf melakukan pembelian rumah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Sdr. Aji Ahmad Yusuf hanya bertindak sebagai perantara dan belum sebagai pemilik rumah pada saat mengajukan penawaran kepada Pemimpin Kegiatan. Berdasarkan Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi yang dibuat oleh Notaris Ny. Anne Meyanne Alwie, SH tanggal 21 Nopember 2003 antara Sdr. Aji Ahmad Yusuf dengan Pemerintah Kabupaten Jeneponto yang diwakili oleh Bupati Jeneponto (Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi), diketahui bahwa harga rumah yang disepakati sebesar Rp288.186.000,00 yang telah dibayar tunai dan telah dibuatkan kuitansi. Sedangkan berdasarkan kuitansi pembelian rumah oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf dari Ny. Ngui Lenawati, harga rumah yang dibayar oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf sebesar Rp720.000.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa harga rumah yang disepakati dalam Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi sebesar Rp288.186.000,00 adalah tidak wajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Notaris Anne Meyanne Alwie, SH bahwa harga yang tercantum dalam Akta Pelepasan Hak adalah berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) pada tahun ybs (tahun 2003) yaitu sebesar Rp282.690.000,00 dan merupakan hasil kesepakatan antara pihak penjual dan pembeli dhi. Sdr. Aji Ahmad Yusuf dan Sdr. DR. IR. H. Baharuddin Baso Tika, MSi. Sedangkan menurut Sdr. Aji Ahmad Yusuf diakui

35

bahwa harga tersebut dibuat untuk menghindari adanya pembayaran pajak yang cukup tinggi.

2. Pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe senilai Rp.5.000.000.000,00 Pelaksanaan pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk KelaraKareloe dilakukan dengan ganti rugi sebesar Rp5.000.000.000,00 dengan berdasarkan: a. Kesepakatan Bersama (Memorandum Of Agreement) No.600/350/VII /2002 dan No.600/037/Dinas PSDA Gowa antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan Pemerintah Kabupaten Gowa pada tanggal 5 Agustus 2002 bertempat di Bontosunggu Kabupaten Jeneponto yang ditandatangani oleh Bupati dan Ketua DRPD masing-masing kabupaten yang isinya antara lain : Pemerintah Kabupaten Jeneponto (Pihak Pertama) dan Pemerintah Kabupaten Gowa (Pihak Kedua) sepakat melakukan kerjasama sebagai berikut : 1) Biaya pembebasan lokasi genangan Bendungan Kelara-Kareloe dilakukan oleh Pihak Pertama dan dalam pelaksanaan pembebasan dibantu oleh Pihak Kedua. 2) Dalam pelaksanaan pembebasan akan dibentuk Panitia Pembebasan Tanah yang akan diatur kemudian oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua. 3) Dalam pemanfaatan Bendungan Kelara-Kareloe, Pihak Pertama akan menerima manfaat berupa air irigasi, pengendalian banjir, air baku dan lain-lain untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Jeneponto. 4) Dalam pemanfaatan Bendungan Kelara-Kareloe, Pihak Kedua akan menerima manfaat dari jasa pariwisata, perikanan dan lain-lain. b. Surat Tugas Bupati Jeneponto Nomor 843.3/472/VIII/2002 tanggal 26 April 2002 kepada Drs. H. Haruna Rasyid (Asisten Administrasi) untuk : 1) Melaksanakan koordinasi dan negosiasi dengan para pemilik tanah di lokasi rencana Waduk Kelara-Kareloe

36

2) Melaporkan

hasil

negosiasi

termasuk

penentuan

harga

yang

disepakati bersama untuk tindak lanjut seperlunya. 3) Melakukan kegiatan pembayaran panjar harga tanah sebagai ikatan kepada kepada pemilik sambil menunggu terbentuknya Panitia Pembebasan Tanah dengan SK. Bupati Jeneponto. Berdasarkan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan Pemerintah Kabupaten Gowa dan Surat Tugas Bupati Jeneponto, dibuat Nota Kesepakatan Nomor 611.1/471/IX/2002 tanggal 1 September 2002 antara DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MS yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Jeneponto (Pihak Pertama) dengan H. M. Sanusi, Direktur Utama PT. Arafah Sanusi sebagai pemilik lahan dilokasi Waduk Kelara-Kareloe (Pihak Kedua) menyatakan kesepakatan sebagai berikut : a. Tanah lahan Pihak Kedua dijual kepada Pihak Pertama untuk kebutuhan pembangunan Waduk Kelara-Kareloe yang sumber dananya dari APBD Kabupaten Jeneponto. b. Harga tanah yang disepakati bersama adalah Rp4.500 per M2, belum termasuk biaya administrasi dan operasional lainnya. Namun dalam pelaksanaan pembebasan tanah untuk pembangunan Waduk Kelara-Kareloe, Bupati Jeneponto tidak membentuk Panitia Pengadaan Tanah sesuai dengan Keppres No. 55 tahun 1993 dan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan Pemerintah Kabupaten Gowa. Dengan tidak adanya Panitia Pengadaan Tanah, harga tanah yang disepakati dalam Nota Kesepakatan antara Bupati Jeneponto dan PT. Arafah Sanusi tidak berdasarkan hasil musyawarah dengan masyarakat pemilik tanah. Selanjutnya berdasarkan Surat Tugas dan Nota Kesepakatan tersebut di atas, Bendaharawan Sekretariat Kabupaten Jeneponto (Sdr. Hawemansyah) melalui Asisten Administrasi (Sdr. Drs. H. Haruna Rasyid) melakukan pembayaran kepada Pihak Kedua (Sdr. H.M. Sanusi) dengan gambaran sebagai berikut :

37

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Tanggal Uraian Pembayaran Pemegang Kas 03-09-2002 Ganti rugi tanah Tahap I 10-09-2002 13-09-2002 24-09-2002 08-10-2002 Ganti rugi tanah Tahap II Ganti rugi tanah Tahap III Ganti rugi tanah Tahap IV Ganti rugi tanah Tahap V Jumlah T.A. 2002

Nilai Pembayaran (Rp)

Yang Menerima Kepada H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi

Dari 350.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 230.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R.

2.080.000.000,00 420.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 500.000.000,00 Drs. Haruna R. 1.500.000.000,00 Mantan Bupati. 2.920.000.000,00 5.000.000.000,00 H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi

1. 2. 3. 4.

10-01-2003 10-04-2003 16-04-2003 17-12-2003

Ganti rugi tanah Tahap VI Ganti rugi tanah Tahap VII Ganti rugi tanah Tahap VIII Ganti rugi tanah Tahap IX Jumlah T.A. 2003 Total

Hasil pemeriksaan atas bukti pencairan dana (SPMU) pos Dana Cadangan dari Bendaharawan Sekretariat menunjukkan bahwa realisasi pencairan Waduk dana cadangan sebesar Tahun Anggaran 2002 tidak sebesar seluruhnya Rp11.500.000.000,00, termasuk diantaranya untuk pembebasan tanah Kelara-Kareloe Rp5.000.000.000,00, digunakan pada Tahun Anggaran 2002 namun sebagian digunakan pada Tahun Anggaran 2003. Hal ini diketahui berdasarkan keterangan dari Bendaharawan Sekretariat dan berdasarkan dokumen berupa Rekening BNI Cabang Pembantu Jeneponto No. 301.006067709.001 a.n. Kas Daerah Kabupaten Jeneponto yang dibuka berdasarkan Surat Bupati No. 121/Keu/XII/2002 pada tanggal 23 Desember 2002. Pembukaan rekening tersebut dilakukan adalah untuk menyimpan/menitipkan dana yang belum dicairkan pada Tahun Anggaran 2002. Penggunaan dana dari Kas Daerah (Rekening BNI Capem Jeneponto) tersebut tidak melalui mekanisme penerbitan SPM. Penelusuran lebih lanjut mutasi debit dan kredit atas rekening tersebut diketahui bahwa terdapat penerimaan/penyetoran seluruhnya sebesar Rp26.157.229.157,00 dan perhitungan jasa giro sebesar Rp233.869.620,00. Sedangkan pengeluaran dari rekening kas daerah tersebut terdiri dari

38

penarikan

baik

dengan

cek

maupun

tunai

seluruhnya

sebesar

Rp26.343.052.057,00, biaya rekening sebesar Rp640.000,00, biaya buku cek sebesar Rp27.500,00 dan pajak jasa giro sebesar Rp46.773.980,00. Sampai dengan tanggal 31 Agustus 2005, rekening Kas Daerah tersebut masih bersaldo sebesar Rp605.240,00. Rekapitulasi penggunaannya lebih terinci dapat dilihat dalam Lampiran 5. Selanjutnya, berdasarkan Surat Wakil Bupati Jeneponto (Sdr. Drs. H. Sjamsuddin) No. 74/HKM. ORG/1X/2005 tanggal 14 September 2005, diinstruksikan kepada Pemegang Kas Daerah Kabupaten Jeneponto dan Pimpinan BNI Capem Jeneponto untuk menarik kembali saldo kas sebesar Rp605.240,00 tersebut untuk disetor ke Kas Daerah dan menutup rekening Kas Daerah pada BNI Cabang Pembantu Jeneponto No. 301.006067709.001. Adapun pencairan dana cadangan oleh Bendaharawan Sekretariat untuk pembayaran pembebasan tanah sebesar Rp5.000.000.000,00 seluruhnya dilakukan pada Tahun Anggaran 2002, namun pelaksanaan pembayarannya dilakukan selama dua Tahun Anggaran dengan rincian Tahun Anggaran 2002 sebesar Rp2.080.000.000,00 dan Tahun Anggaran 2003 sebesar Rp2.920.000.000,00. Dana sebesar Rp2.920.000.000,00 juga termasuk dana yang dititipkan dalam rekening BNI Capem Jeneponto seperti yang diuraikan di atas. Pembayaran pembebasan tanah sebesar Rp5.000.000.000,00 dilakukan oleh Bendaharawan Sekretariat sebanyak 9 (sembilan tahap) masing-masing kepada Sdr. Drs. Haruna Rasyid yang pada saat itu sebagai Asisten III Bidang Administrasi (tahap I s.d. VIII) sebesar Rp3.500.000.000,00 dan Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Jeneponto (Tahap IX) sebesar Rp1.500.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut :No. 1. 2. 3. 4. 5. Tanggal Kuitansi 3 September 2002 10 September 2002 13 September 2002 24 September 2002 8 Oktober 2002 Uraian Pembebasan tanah Tahap I Pembebasan tanah Tahap II Pembebasan tanah Tahap III Pembebasan tanah Tahap IV Pembebasan tanah Tahap V Yang Menerima Drs.H.Haruna Rasyid Drs.H.Haruna Rasyid Drs.H.Haruna Rasyid Drs.H.Haruna Rasyid Drs.H.Haruna Rasyid Jumlah 350.000.000,00 500.000.000,00 230.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00

39No. 6. 7. 8. 9. Tanggal Kuitansi 10 Januari 2003 10 April 2003 16 Juli 2003 17 Desember 2003 Jumlah Uraian Pembebasan tanah Tahap VI Pembebasan tanah Tahap VII Pembebasan tanah Tahap VIII Pembebasan tanah Tahap IX Yang Menerima Drs.H.Haruna Rasyid Drs.H.Haruna Rasyid Drs.H.Haruna Rasyid DR.Ir.Baharuddin Baso Tika Jumlah 420.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 1.500.000.000,00 5.000.000.000,00

Setelah pencairan dana tersebut dilakukan, Sdr. Drs. H. Haruna Rasyid dan Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi kemudian melakukan pembayaran ganti rugi pengadaan tanah kepada PT. Arafah Sanusi dengan rincian sebagai berikut :No. 1. 2. 3. 4. 5. Tanggal Pembayaran 3 September 2002 10 September 2002 13 September 2002 24 September 2002 8 Oktober 2002 Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Jumlah T.A. 2002 1. 2. 3. 4. 10 Januari 2003 10 April 2003 16 Juli 2003 17 Desember 2003 Tahap VI Tahap VII Tahap VIII Tahap IX Jumlah T.A. 2003 Total Uraian Nilai Pembayaran (Rp) 350.000.000,00 500.000.000,00 230.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 2.080.000.000,00 420.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 1.500.000.000,00 2.920.000.000,00 5.000.000.000,00 H. Haruna R. H. Haruna R. H. Haruna R. Baharuddin BT. H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi Yang Menerima Dari Kepada H. Haruna R. H. Haruna R. H. Haruna R. H. Haruna R. H. Haruna R. H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi H.M. Sanusi

Selanjutnya PT. Arafah Sanusi melaksanakan pembelian tanah kepada masyarakat pemilik tanah dengan bukti-bukti pembayaran berupa kuitansi dan surat perjanjian jual beli yang telah diserahkan kepada Bupati Jeneponto pada tanggal 2 Desember 2002 sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Bukti-bukti Kepemilikan Tanah Di Lokasi Rencana Proyek Dam Kelara-Kareloe yang ditandatangani oleh Direktur PT. Arafah Sanusi dan Bupati Jeneponto (DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika). Pelaksanaan pembayaran pembebasan tanah yang dilakukan oleh PT. Arafah Sanusi kepada pemilik tanah seluruhnya sebesar Rp2.708.615.000,00 dengan rincian sebagai berikut : a. Tahun Anggaran 2002 sebesar Rp2.328.175.000,00 untuk pembelian tanah seluas 100,59 Ha kepada 145 orang pemilik tanah.

40

b. Tahun Anggaran 2003 sebesar Rp380.440.000,00 untuk pembelian tanah seluas 19,34 Ha kepada 12 orang pemilik tanah. Uraian lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembayaran oleh PT. Arafah Sanusi kepada pemilik tanah baru dilakukan setelah menerima pembayaran dari Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto dhi. Sdr. Drs. Haruna Rasyid dan Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi kepada PT. Arafah Sanusi. Hal ini terlihat dari tanggal pembayaran yang tertera pada kuitansi pembayaran PT. Arafah Sanusi kepada pemilik tanah dan Nota Kesepakatan antara pihak Bupati Jeneponto dengan Sdr. H.M. Sanusi (PT. Arafah Sanusi) yang ditandatangani pada tanggal 1 September 2002. Namun sebaliknya pada saat Nota Kesepakatan antara Bupati Jeneponto dengan Sdr. H.M. Sanusi (PT. Arafah Sanusi) ditandatangani tanggal 1 September 2003, Sdr. H.M. Sanusi telah menyatakan diri sebagai pemilik tanah/lahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat ditandatanganinya Nota Kesepakatan tersebut, Sdr. H.M. Sanusi (PT. Arafah Sanusi) belum berstatus sebagai pemilik tanah/lahan tersebut. Selain itu, harga tanah yang disepakati antara Sdr. H.M. sanusi dengan Bupati Jeneponto sebesar Rp4.500 per M2, sedangkan harga tanah yang dibeli oleh PT. Arafah Sanusi dari masyarakat pemilik tanah bervariasi antara Rp2.000,00 s.d. Rp3.500,00 per M2 atau seluruhnya untuk tanah seluas 119,93 ha seharga Rp. Rp2.708.615.000,00. Dengan demikian terjadi kemahalan harga pengadaan tanah oleh Pemerintah Kabupaten Jeneponto kepada PT. Arafah Sanusi senilai Rp2.291.385.000,00 (Rp5.000.000.000,00 Rp2.708.615.000,00) dan merugikan Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan keterangan dari Pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gowa dan BPN Kabupaten Jeneponto serta pernyataan Kepala Dusun Tompona dan Kepala Dusun Parasangngeng bahwa Desa Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, dokumen-dokumen

pengadaan tanah di lokasi Waduk Kelara-Karoloe tidak sesuai dengan ketentuan khususnya surat keterangan tanah dari pemilik tanah (penjual)

41

yang diketahui oleh Kepala Dusun ternyata berstatus tanah negara yang digarap oleh masyarakat yang tidak boleh diperjualbelikan, sehingga apabila dokumen pengadaan tanah tersebut akan dijadikan sebagai dasar hukum untuk pengalihan status hak kepemilikan, masih diperlukan penelitian oleh pihak BPN Kabupaten Gowa. Hal ini berpotensi merugikan Pemerintah Kabupaten Jeneponto sebesar Rp5.000.000.000,00. Sedangkan pengukuran luas tanah yang dilakukan sendiri oleh pemilik tanah dalam menentukan jumlah ganti rugi, menurut pihak BPN, tidak mempunyai kekuatan hukum sehingga akan dilakukan pengukuran ulang kadasteral tanah oleh pihak BPN atau pihak swasta yang berlisensi yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah. Adapun mekanisme pelaksanaan pengadaan tanah di lokasi Waduk Kelara-Kareloe tidak dilaksanakan sesuai ketentuan yakni tidak melakukan surat perjanjian jual beli antara PT. Arafah Sanusi dengan pemilik tanah tidak melibatkan Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dhi. notaris dan camat setempat.

42

H. Indikasi Unsur Tindak Pidana 1. Belanja Modal Bangunan Gedung Perwakilan di Jakarta sebesar Rp1.500.000.000,00; a. Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi (Bupati Jeneponto Periode 1998 - 2003) Indikasi unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi Diindikasikan bahwa : 1) Persetujuan pemenang penawaran dengan penunjukan langsung yang dilakukan tanpa melalui mekanisme penunjukan langsung sehingga tidak ada klarifikasi dan negosiasi harga dalam rangka memperoleh harga penawaran yang wajar atas pengadaan mess pemda Yusuf); 2) Penentuan/persetujuan atas harga dalam SPK serta penandatanganan SPK yang tidak melibatkan Pemimpin Kegiatan sehingga tidak dibentuk Panitia Pengadaan untuk melakukan evaluasi kewajaran penawaran Yusuf). Alat bukti yang didapatkan untuk mendukung indikasi tersebut adalah: 1) SK. Sdr. DR. Ir. Baharuddin Baso Tika, MSi sebagai Bupati Jeneponto; 2) Surat Pemimpin Kegiatan No. 04/UM/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 kepada Bupati Jeneponto tentang usulan calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 3) Surat Keputusan No.024/108/VII/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang persetujuan calon pemenang pemilihan langsung kegiatan pengadaan rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto; harga tanah dan bangunan, diindikasikan dapat menguntungkan pihak yang menawarkan barang (Sdr. Aji Ahmad sesuai ketentuan yang berlaku, diindikasikan dapat menguntungkan pihak yang menawarkan barang (Sdr. Aji Ahmad

43

4) Surat Penawaran No.03/Prw/VII/2003 tanggal 5 Juli 2003 yang dibuat oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Pemimpin Kegiatan; 5) Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan mess No. 017/018/VII/2003 tanggal 21 Juli 2003; 6) Berita Acara Wawancara dengan Sdr.Dr.Ir.Baharuddin Baso Tika, Msi; 7) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Makkaraeng. Indikasi penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan Diindikasikan bahwa: 1) Sdr. DR. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi dalam jabatannya sebagai Bupati telah mengeluarkan surat persetujuan calon pemenang pengadaan mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dengan surat No.024/108/VII/2003 tanggal 17 Juli 2003 yang dilakukan dengan penunjukan langsung tanpa melalui mekanisme penunjukan langsung sesuai ketentuan yang berlaku; 2) Sdr. Dr. Ir. Baharuddin Baso Tika, MSi selaku Bupati Jeneponto telah menandatangani SPK pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta dan tidak melimpahkan kepada Pemimpin Kegiatan untuk mengangkat/menunjuk Panitia Pengadaan dalam menentukan/membuat persetujuan atas harga dalam SPK; 3) Sdr. Dr. Ir. H. Baharuddin Baso Tika, MSi dalam kapasitasnya sebagai Bupati Jeneponto telah menerima pembayaran pengadaan Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto dari Bendaharawan Sekretariat Kabupaten Jeneponto (Sdr. Hawemansyah) sebesar Rp1.329.750.000,00 pada tanggal 31 Juli 2003 dan melakukan sendiri pembayaran kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf pada tanggal 3 September 2003.

44

Alat bukti yang didapatkan untuk mendukung indikasi tersebut adalah: 1) Surat Penawaran No. 03/Prw/VII/2003 tanggal 5 Juli 2003 yang dibuat oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Pemimpin Kegiatan; 2) Surat Pemimpin Kegiatan No. 04/UM/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 kepada Bupati Jeneponto tentang usulan calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 3) Surat Keputusan Bupati No.024/108/VII/2003 tanggal 17 Juli 2003 kepada Pemimpin Kegiatan tentang persetujuan calon pemenang pemilihan langsung kegiatan pengadaan rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto; 4) Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan mess No. 017/018/VII/2003 tanggal 21 Juli 2003; 5) SPM No.56/M tanggal 16 Juli 2003 sebesar Rp1.500.000.000,00; 6) Nota Pembayaran No.56/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 sebesar Rp1.500.000.000,00 dari Kas Daerah ke rekening Bendaharawan Rutin Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto; 7) Rekening koran Kas Daerah pada BNI Cabang Pembantu Kabupaten Jeneponto (Rekening No. 301.006067709.001); 8) Kuitansi Pembayaran Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 9) Berita Acara Wawancara dengan Sdr.Dr.Ir.Baharuddin Baso Tika, Msi; 10) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 11) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Makkaraeng; 12) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Hawemansyah. Indikasi unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara Dengan tidak dibentuknya Panitia Pengadaan rumah dinas (mess) oleh Bupati Jeneponto, maka harga penawaran yang diajukan oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf tidak memiliki harga pembanding atau harga pasar yang

45

wajar karena tidak ada evaluasi harga yang seharusnya merupakan tugas pokok Panitia Pengadaan. Dengan demikian, penawaran harga yang diajukan oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf sebesar Rp1.500.000.000,00 berindikasi terjadinya kemahalan harga dan berpotensi merugikan Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Alat bukti yang didapatkan untuk mendukung indikasi tersebut adalah: 1) Surat Penawaran No. 03/Prw/VII/2003 tanggal 5 Juli 2003 yang dibuat oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Pemimpin Kegiatan; 2) Surat Pemimpin Kegiatan No. 04/UM/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 kepada Bupati Jeneponto tentang usulan calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 3) Surat Keputusan No.024/108/VII/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang persetujuan calon pemenang pemilihan langsung kegiatan pengadaan rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto; 4) Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan mess No. 017/018/VII/2003 tanggal 21 Juli 2003; 5) Hasil pemeriksaan fisik terhadap perabot Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta beserta hasil penilaiannya yang dilakukan oleh Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto; 6) Hasil Pemeriksaan Fisik Tim Audit Investigasi terhadap Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta; 7) Konfirmasi dengan Instasi terkait yaitu Notaris Anne Meyanne, SH dan Kantor Pemasaran Taman Permata Palem, Cengkareng, Jakarta; 8) Berita Acara Wawancara dengan Sdr.Dr.Ir.Baharuddin Baso Tika, Msi; 9) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 10) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Makkaraeng; 11) Berita Acara Wawancara dengan Notaris Anne Meyanne Alwie, SH.

46

b. Sdr. Aji Ahmad Yusuf Indikasi unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi Diindikasikan bahwa : 1) Sdr. Aji Ahmad Yusuf menawarkan harga rumah dengan nilai yang tidak wajar, dimana harga bangunan utama yang ditawarkan sebesar Rp1.000.000.000,00 kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto jauh di atas harga menurut NJOP sebesar Rp282.960.000,00, harga pasar setempat dan harga perolehan/pembelian sebesar Rp720.000.000,00; 2) Sdr. Aji Ahmad Yusuf hanya bertindak sebagai perantara dan belum sebagai pemilik rumah pada saat mengajukan penawaran kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Hal ini ditunjukkkan dari akta jual beli No.154/2003 yang dibuat oleh Bambang Sularso, SH selaku PPAT, Sdr. Aji Ahmad Yusuf melakukan pembelian rumah dari Ny. Ngui Lenawati pada tanggal 24 Juli 2003, sedangkan surat penawaran kepada Pemimpin Kegiatan telah dibuat pada tanggal 5 Juli 2003. Demikian pula dengan pembayaran dari Pemda Kabupaten Jeneponto kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf dilakukan pada tanggal 16 Juli 2003 yaitu sebelum Sdr. Aji Ahmad Yusuf melakukan pembelian rumah tersebut. Alat bukti yang didapat untuk mendukung indikasi tersebut adalah : 1) Surat Penawaran No. 03/Prw/VII/2003 tanggal 5 Juli 2003 yang dibuat oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Pemimpin Kegiatan; 2) Surat Pemimpin Kegiatan No. 04/UM/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 kepada Bupati Jeneponto tentang usulan calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 3) Surat Keputusan Bupati No.024/108/VII/2003 tanggal 17 Juli 2003 kepada Pemimpin Kegiatan tentang persetujuan calon pemenang pemilihan langsung kegiatan pengadaan rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto;

47

4) Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan mess No. 017/018/VII/2003 tanggal 21 Juli 2003; 5) SPM No.56/M tanggal 16 Juli 2003 sebesar Rp1.500.000.000,00; 6) Nota Pembayaran No.56/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 sebesar Rp1.500.000.000,00 dari Kas Daerah ke rekening Bendaharawan Rutin Sekretariat Daerah Kabupaten Jeneponto; 7) Kuitansi Pembayaran Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto kepada Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 8) SPPT Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2002 dan 2003 Mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto di Jakarta; 9) Sertipikat Hak Milik No. 2741 yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Nasional Jakarta Barat pada tanggal 16 Maret 1998; 10) Kesepakatan Jual Beli antara Ny. Ngui Lenawati dengan Sdr. Aji Ahmad Yusuf pada tanggal 10 Juli 2003; 11) Kuitansi pembayaran panjar pembelian rumah dari Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Sonny P (Pihak agen Real Estate Ray White yang berkedudukan di Jakarta) pada tanggal 10 Juli 2003 sebesar Rp10.000.000,00 dari total harga rumah sebesar Rp720.000.000,00; 12) Kuitansi pembayaran pelunasan harga rumah dari Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Ny. Ngui Lenawati pada tanggal 23 Juli 2003 sebesar Rp710.000.000,00; 13) Akta jual beli No.154/2003 yang dibuat oleh Bambang Sularso, SH selaku PPAT antara Sdr. Aji Ahmad Yusuf dengan Ny. Ngui Lenawati pada tanggal 24 Juli 2003 senilai Rp290.000.000,00; 14) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 15) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Makkaraeng; 16) Berita Acara Wawancara dengan Sdr. Hawemansyah.

48

Indikasi penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan Diindikasikan bahwa: 1) Sdr. Aji Ahmad Yusuf sebagai rekanan yang ditunjuk langsung memanfaatkan ketidaktahuan Pemimpin kegiatan pengadaan rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneoponto mengenai harga pasar tanah dan bangunan di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat dimana rumah tersebut berlokasi, sehingga Pemimpin kegiatan menggunakan harga penawaran sebagai harga yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai harga yang disepakati; 2) Sdr. Aji Ahmad Yusuf telah menawarkan rumah yang beralamat di Komplek Perumahan Taman Palem Lestari Blok B.II No. 2 Kelurahan Cengkareng Barat Kecamatan Cengkareng Kota Jakarta Barat sebagai mess Pemerintah Kabupaten Jeneponto, padahal Sdr. Aji Ahmad Yusuf pada saat itu belum sebagai pemilik atas rumah tersebut. Alat bukti yang didapatkan untuk mendukung indikasi tersebut adalah: 1) Surat Penawaran No. 03/Prw/VII/2003 tanggal 5 Juli 2003 yang dibuat oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Pemimpin Kegiatan; 2) Surat Pemimpin Kegiatan No. 04/UM/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003 kepada Bupati Jeneponto tentang usulan calon pemenang dengan penunjukan langsung Sdr. Aji Ahmad Yusuf; 3) Surat Keputusan Bupati No.024/108/VII/2003 tanggal 17 Juli 2003 kepada Pemimpin Kegiatan tentang persetujuan calon pemenang pemilihan langsung kegiatan pengadaan rumah dinas (mess) Pemerintah Kabupaten Jeneponto; 4) Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan mess No. 017/018/VII/2003 tanggal 21 Juli 2003; 5) Sertipikat Hak Milik No. 2741 yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Nasional Jakarta Barat pada tanggal 16 Maret 1998;

49

6) Kesepakatan Jual Beli antara Ny. Ngui Lenawati dengan Sdr. Aji Ahmad Yusuf pada tanggal 10 Juli 2003 sebesar Rp720.000.000,00. 7) Kuitansi pembayaran panjar pembelian rumah dari Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Sonny P (Pihak agen Real Estate Ray White yang berkedudukan di Jakarta) pada tanggal 10 Juli 2003 sebesar Rp10.000.000,00 dari total harga rumah sebesar Rp720.000.000,00; 8) Kuitansi pembayaran pelunasan harga rumah dari Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Ny. Ngui Lenawati pada tanggal 23 Juli 2003 sebesar Rp710.000.000,00; 9) Akta jual beli No.154/2003 yang dibuat oleh Bambang Sularso, SH selaku PPAT yaitu transaksi jual beli antara Sdr. Aji Ahmad Yusuf dengan Ny. Ngui Lenawati pada tanggal 24 Juli 2003 senilai Rp290.000.000,00. Indikasi unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara Berdasarkan perbandingan antara harga yang ditawarkan dalam surat penawaran Sdr. Aji Ahmad Yusuf dengan bukti-bukti yang telah diperoleh dalam pengadaan rumah dinas (Mess) Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto dapat diindikasikan terjadi kemahalan harga sebesar Rp284.988.400,00 dengan rincian sebagai berikut : 1) Harga rumah (1 paket) berdasarkan surat penawaran sebesar Rp1.500.000.000,00, terdiri dari : a) Harga bangunan utama sebesar Rp1.000.000.000,00 b) Rehabilitasi bangunan seluruhnya sebesar Rp97.250.000,00 c) Pembelian perabot seluruhnya sebesar Rp161.607.000,00 d) Kegiatan upacara peresmian Mess Pemda seluruhnya sebesar Rp70.893.000,00 e) Potongan PPN/PPh sebesar Rp170.250.000,00.

50

2) Berdasarkan bukti-bukti yang telah diperoleh (belum termasuk keuntungan yang diperoleh oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf), perhitungan nilai mess pemda dapat diuraikan sebagai berikut : a) Pembelian rumah oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf dari Ny. Ngui Lenawati sebesar Rp720.000.000,00 sudah termasuk harga perabot; b) Potongan PPN dan PPh 21 sebesar Rp170.250.000,00; c) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp8.816.600,00; d) Biaya pensertifikatan Notaris Anne Meyanne, SH sebesar Rp14.500.000,00; e) Perabot dan meubelair (hasil pengecekan fisik di Jakarta) sebesar Rp133.300.000,00; f) Biaya g) Biaya sehingga merugikan peresmian renovasi (berdasarkan (berdasarkan sebesar daerah Surat Surat Penawaran) Penawaran) sebesar sebesar atau jika Rp70.893.000,00; Rp97.250.000,00; diperoleh total Rp1.215.011.600,00, sebesar dibandingkan dengan surat penawaran terdapat kemahalan harga yang keuangan Rp284.988.400,00 (Rp1.500.000.000,00 - Rp1.215.011.600,00). Alat bukti yang didapatkan untuk mendukung indikasi tersebut adalah: 1) Surat Penawaran No.03/Prw/VII/2003 tanggal 5 Juli 2003 yang dibuat oleh Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Pemimpin Kegiatan; 2) Kesepakatan Jual Beli antara Ny. Ngui Lenawati dengan Sdr. Aji Ahmad Yusuf pada tanggal 10 Juli 2003, disepakati bahwa harga tanah dan bangunan yang terletak di Taman Palem Lestari Blok B.11 No. 2 beserta perabotnya sebesar Rp720.000.000,00. Kesepakatan tersebut disaksikan oleh Sdri. Nathalia Y, Marketing Ray White Cengkareng (Agen Real Estate yang berkedudukan di Jakarta).

51

3)

Kuitansi pembayaran panjar pembelian rumah dari Sdr. Aji Ahmad Yusuf kepada Sonny P (Pihak agen Real Estate Ray Wh