akuntansi forensik dan audit investigasi

23
Modul Seri 14: Auditing Lanjutan AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDITING INVESTIGASI Disusun Oleh : Drs. Bambang Mudjiono, MM, Ak, CPA Auditing Lanjutan Drs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1

Upload: herlina-samsi

Post on 09-Dec-2014

250 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

Modul Seri 14: Auditing Lanjutan

AKUNTANSI FORENSIK DAN

AUDITING INVESTIGASI

Disusun Oleh : Drs. Bambang Mudjiono, MM, Ak, CPA

PROGRAM KULIAH KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSIUNIVESITAS MERCUBUANA JAKARTA 2011

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

Page 2: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif

Praktik akuntansi forensic tumbuh dengan pesat tidak lama setelah krisis ekonomi melanda

Indonesia tahun 1997. Tingkat korupsi yang masih tinggi juga menjadi pendorong yang kuat

untuk berkembangannya praktik akuntansi forensik di Indonesia. Sementara itu, banyak orang

menunjuk Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOX) sebagai tonggak penting perkembangan akuntansi

forensik. SOX merupakan reaksi keras atas kegagalan perusahaan besar, seperti Enron, yang

menjual sahamnya di bursa saham akibat fraud. Kasus Enron ikut menyeret keterlibatan Kantor

Akuntan Publik yang gagal mendeteksi adanya fraud di perusahaan tersebut.

Buku Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif karangan Theodorus M. Tuanakota berusaha

menjawab berbagai pertanyaan seputar fraud, pencegahan, pendeteksian, sampai dengan

pengungkapan fraud melalui audit investigatif dan akuntansi forensik yang merupakan inti dari

buku ini. Buku dibagi dalam lima bagian dan terdiri dari tiga puluh bab. Theodorus menjelaskan

istilah akuntansi forensik lebih tepat digunakan jika sudah bersinggungan dengan bidang

hukum. Sementara hasil audit investigatif dapat, tetapi tidak harus, digunakan dalam proses

pengadilan atau bentuk penyelesaian hukum lainnya. Dalam penerapannya akuntansi forensik

memang banyak bersinggungan dengan hukum. Pengungkapan kasus Bank Bali adalah contoh

keberhasilan akuntansi forensik. Auditor PwC berhasil menunjukkan aliran dana yang ber-

sumber dari pencairan dana penjaminan Bank Bali.

Theodorus mencatat akuntansi forensik pada dasarnya sudah dipraktikkan di Indonesia jauh

sebelum krisis ekonomi. BPKP berperan besar dalam bidang ini pada masa pemerintahan orde

baru. Banyak audit khusus yang dilakukan BPKP dalam tiga dekade merupakan akuntansi

forensik.

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

Page 3: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

Mengingat akuntansi forensik selalu bersinggungan dengan hukum, dalam pengumpulan bukti

audit seorang akuntan forensik harus memahami masalah hukum pembuktian. Bukti yang di-

kumpulkan harus dapat diterima di pengadilan. Cara perolehan bukti pun tidak boleh melanggar

hukum, karena dapat berakibat ditolaknya alat bukti tersebut. Beban pembuktian dalam kasus

fraud haruslah beyond reasonable doubt atau melampaui keraguan yang layak.

Seorang auditor fraud harus memiliki kemampuan yang unik. Disamping keahlian teknis,

seorang auditor fraud yang sukses mempunyai kemampuan mengumpulkan fakta-fakta dari

berbagai saksi secara fair, tidak memihak, sahih, dan akurat, serta mampu melaporkan fakta-

fakta itu secara akurat dan lengkap. Auditor fraud adalah gabungan antara pengacara, akuntan,

kriminolog, dan investigator

Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud. Mengingat tingkat korupsi di Indonesia sangat

tinggi pembahasan masalah korupsi memperoleh perhatian yang cukup luas pada buku ini.

Theodorus bahkan merasa perlu menempatkan pembahasan masalah korupsi dan investigasi

tindak pidana korupsi pada bab tersendiri, sekali pun di bab-bab yang lain juga banyak

menyinggung masalah korupsi. Dapat dikatakan pemberantasan korupsi menjadi topik utama

dalam buku Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif ini. Untuk dapat melaksanakan akuntansi

forensik yang memadai, seorang akuntan harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang

korupsi. Hal ini karena bagian terbesar kasus fraud di Indonesia yang melibatkan akuntansi

forensik terkait dengan masalah korupsi.

Upaya pemberantasan korupsi dan fraud pada umumnya akan terus berlanjut. Namun upaya itu

harus dibarengi dengan upaya pencegahannya. Seperti menangani penyakit, lebih baik

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Page 4: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

mencegah dari pada mengobati. Dari segi biaya, mencegah terjadinya fraud jauh lebih murah

dibanding dengan kerugian yang diakibatkan fraud. Untuk mencegah fraud harus dihilangkan

penyebabnya. Jika fraud disebabkan untuk memenuhi kebutuhan (by need) upaya

mencegahnya adalah dengan meningkatkan kesejahteraan pegawai. Maraknya korupsi di

kalangan pegawai negeri di Indonesia salah satunya disebabkan rendahnya gaji pegawai

negeri. Untuk itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri.

Terjadinya fraud juga tidak dapat dilepaskan dari kesempatan (by opportunity). Untuk itu tidak

ada cara lain kecuali menutup setiap peluang dan kesempatan untuk melakukan fraud. Melalui

pengendalian intern yang efektif diharapkan dapat mencegah dan mengurangi peluang dan

kesempatan terjadi fraud, meskipun tidak menjamin 100% bebas fraud. Sebaik-baiknya sistem

masih dapat ditembus jika terjadi kolusi antara dua atau lebih pelaku fraud.

Di samping pengendalian intern, dua konsep lainnya dalam pencegahan fraud adalah

menanamkan kesadaran tentang adanya fraud dan upaya menilai risiko terjadinya fraud. Tidak

kalah pentingnya adalah keteladanan dari pimpinan. Kasus-kasus fraud menunjukkan bahwa

contoh negatif yang diberikan pimpinan cepat ditiru oleh bawahannya. Banyak orang

berpendapat akhir-akhir ini Indonesia mengalami krisis pimpinan yang dapat dijadikan teladan

dan panutan. Tidak mengherankan apabila sampai dengan saat ini Indonesia masih masuk

dalam jajaran negara dengan tingkat korupsi paling tinggi.

Diyakini, meskipun belum pernah ada penelitian tentang besarnya fraud (termasuk korupsi) di

Indonesia, fraud yang terungkap relatif kecil dibandingkan dengan fraud yang sebenarnya.

Inilah gejala gunung es, hanya tampak kecil di permukaan. Upaya pendeteksian fraud masih

perlu ditingkatkan. Melalui profiling orang/kelompok/organisasi pelaku fraud dapat diketahui

secara dini potensi seseorang/kelompok/organisasi akan berbuat fraud. Barangkali aparat

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 4

Page 5: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

penegak hukum Indonesia juga perlu melakukan profiling terhadap organisasi atau instansi

pemerintah yang memiliki potensi fraud tinggi. Dengan demikian upaya pendeteksian fraud

dapat lebih fokus dan efektif.

Banyaknya kasus-kasus fraud (termasuk korupsi) telah memacu berbagai pihak untuk

mengungkapnya melalui audit investigasi. Audit investigasi tidak selalu bermuara ke

penyelesaian secara hukum. Ada banyak kemungkinan kegunaan melakukan audit

investigasi. Namun dalam konteks buku ini audit investigasi dimaksudkan untuk

mengumpulkan, menganalisis dan membuat ikhtisar bukti-bukti sebagai kelengkapan

pembuktian di pengadilan. Oleh karena itu audit investigasi diarahkan agar sejalan dengan

pembuktian menurut KUHAP.

Teknik audit yang biasa diterapkan dalam audit umum seperti pemeriksaan fisik, konfirmasi,

memeriksa dokumen, review analitikal, meminta penjelasan tertulias atau lisan kepada auditan,

menghitung kembali dan mengamati pada dasarnya dapat digunakan untuk audit investigatif.

Hanya dalam audit investigatif, teknik-teknik audit tersebut bersifat eksploratif, mencari “wilayah

garapan”, atau probing maupun pendalaman. Secara khusus Theodorus menekankan

pentingnya review analitikal. Ciri seorang auditor (investigator) yang tangguh adalah mampu

berpikir analitis. Kuasai gambaran besarnya lebih dulu. Review analitikal menekankan pada

penalaran, proses berpikirnya. Dengan penalaran yang baik akan membawa pada seorang

auditor atau investigator pada gambaran mengenai wajar, layak, atau pantasnya suatu data

individual disimpulkan dari gambaran yang diperoleh secara global, menyeluruh atau agregat.

Review analitikal didasarkan atas perbandingan antara apa yang dihadapi dengan apa yang

layaknya harus terjadi. Jika terjadi kesenjangan harus dicari jawabannya apakah karena

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Page 6: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

fraud, kesalahan, atau salah merumuskan standar.

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6

Page 7: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

Selain teknik audit yang biasa digunakan dalam audit umum, ada beberapa teknik audit

investigatif yang bisa diterapkan apabila tidak ditemukan bukti dokumen (audit trail). Net worth

method dan expenditure method adalah teknik audit untuk menelusuri ketidakwajaran

penghasilan dan atau pola konsumsi pelaku fraud. Teknik lain adalah dengan menelusuri aliran

uang (follow the money). PPATK mengidentifikasi aliran uang mencurigakan yang dilakukan

melalui sistem perbankan atau lembaga keuangan bukan bank. Pelaku fraud cenderung

mencuci uang hasil kejahatan melalui lembaga-lembaga keuangan dengan cara placement,

layering dan integration.

Apapun teknik audit yang digunakan, Theodorus menggarisbawahi empat kunci agar audit

investigatif berhasil, yaitu:

1. mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan diinvestigasi,

2. kuasai dengan baik teknik-teknik investigasi,

3. cermat dalam menerapkan teknik audit yang dipilih, dan.

4. cermat dalam menarik kesimpulan hasil audit.

Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia banyak terkendala oleh masalah pembuktian,

terutama apabila kejadiannya sudah cukup lama. Di samping itu asas praduga tak bersalah

menyulitkan aparat penegak hukum untuk membuktikan kasus-kasus korupsi. Berbeda dengan

di Hong Kong, misalnya, Independent Commision Against Corruption (semacam KPK di

Indonesia) menciptakan preseden hukum bahwa dalam kasus korupsi seseorang dianggap

bersalah sampai ia terbukti tidak bersalah (guilty until proven innocent). Belum adanya lembaga

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 7

Page 8: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

perlindungan saksi ikut berperan pada kurang optimalnya upaya pemberantasan korupsi dan

fraud pada umumnya. Saksi memegang peran penting dalam pengungkapan fraud.

Secara umum buku Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif karangan Theodorus M.

Tuanakota ini layak untuk dibaca terutama oleh mereka yang berkecimpung di bidang audit

investigatif dan banyak menangani kasus korupsi. Dari segi bahasa tentu lebih mudah dipahami

karena ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Dari segi materi memang tidak ada hal

yang baru bagi mereka yang pernah mengikuti diklat investigasi, penyelidikan dan penyidikan,

apalagi mereka yang sudah memperoleh CFE (certified fraud examiner). Namun biar

bagaimanapun buku ini tetap memperkaya kasanah perbukuan di bidang akuntansi forensik

dan audit investigatif yang didominasi oleh buku-buku berbahasa asing. Buku ini bisa juga

dijadikan ensiklopedia masalah korupsi di Indonesia mengingat banyaknya kasus-kasus korupsi

yang dijadikan referensi dalam penulisannya. Kita dapat mengikuti rekam jejak upaya

pemberantasan korupsi yang pernah dan sedang berlangsung di Indonesia.

Earning Management

Fraud di tempat kerja (occupational fraud) dapat dikelompokan dalam fraud tree, yang

mempunyai tiga cabang utama yaitu: Corruption, Asset Misappropriation dan Fraudulent

Statements. Selama ini hampir semua artikel saya hanya membahas soal korupsi. Kali ini artikel

saya ingin menyampaikan salah satu yang merupakan fraudulent statements yaitu abusive

earning management.

Definisi Earnings Management

Banyak definisi yang diberikan para ahli/akademisi, antara lain Schipper (1989, p. 92)

mengatakan earnings management as "a purposeful intervention in the external financial

reporting process, with the intent of obtaining some private gain." Kemudian, Healy and Wahlen

Page 9: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

(1999) menjelaskan bahwa "earnings management occurs when managers use judgments in

financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some

stakeholders about the underlying economic performance of the company, or to influence

contractual outcomes that depend on reported accounting numbers."

Pengertian yang lebih halus diberikan oleh Scott (2000) : Earnings management is the choice

by managers of accounting policies so as to achieve some spesific objectives.

Audit Investigasi

Bagian ini menjelaskan standar dalam pelaksanaan investigasi. Termasuk didalamnya kriteria

penentuan apakah suatu kesepakatan masuk dalam suatu investigasi dan karenanya menjadi

subyek dari standar investigasi tersebut.

1. Pendahuluan

1.1. Tujuan

Investigasi yang dilakukan oleh audit internal diharapkan sesuai dengan standar yang

ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Investigasi juga dilakukan

untuk mematuhi standar yang ditetapkan oleh universitas.

1.2. Penerapan standar investigasi

Standar investigasi bertujuan untuk mengumpulkan, mengembangkan, menguji dan

mengevaluasi bukti dan untuk menentukan jika ada tindakan yang tidak patut yang dilakukan

oleh auditee dan dugaan tindakan tidak patut tersebut mengarah pada tindakan pelanggaran

hukum.

Dengan adanya investigasi diharapkan akan diketahui apakah suatu tindakan yang dilakukan

oleh unit atau orang dalam satu bagian benar-benar melanggar ketentuan hukum. Ada hal-hal

yang berkaitan dengan kecurangan yang tidak dicakup dalam standar investigasi ini, yaitu:

← Pengujian tujuan perbaikan pengendalian yang terlihat dalam dugaan tindakan yang

tidak patut.

← Pengauditan fraud dalam hal tidak ada penipuan atau dugaan yang masuk akal.

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 9

Page 10: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

← Pengembangan pencegahan fraud atau program pendeteksian.

← Kesepakatan ini diatur oleh standar audit atau jasa konsultasi yang disesuaikan

dengan keadaan.

1.3. Definisi tindakan yang tidak patut

Tindakan yang tidak patut adalah pelanggaran secara serius terhadap kebijakan Universitas

berdasarkan laporan dan penyelidikan yang dilakukan. Auditee utama dari investigasi adalah

pihak Badan Pemeriksa Keuangan dan dewan audit universitas.

1.4. Peran dan pertanggungjawaban

Berikut ini peran dan tanggungjawab dalam melakukan jasa investigasi

Ketua SAI. Ketua SAI bertanggungjawab dalam melakukan investigasi audit seperti halnya

komunikasi dengan pihak luar. Selain itu, ketua SAI juga bertanggungjawab dalam

melaporkan informasi ringkasan semua investigasi audit pada pihak eksternal.

Ketua investigasi. Ketua investigasi bertanggungjawab dalam membantu ketua SAI dalam

melihat peran seperti pelacakan investigasi yang dilaporkan pada kantor audit universitas.

Ketua investigasi menyediakan sumberdaya investigasi dan konsultasi yang diperlukan.

Auditor Senior. SAI bertanggungjawab dalam pelaksanaan investigasi. Ketika investigasi

menemukan tindakan yang tidak patut, SAI juga bertanggungjawab dalam

merekomendasikan penguatan pengendalian yang berkaitan, kebijakan atau prosedur untuk

mengurangi pengulangan kejadian di masa depan.

Jika terjadi hal-hal yang sudah masuk pada hukum pidana atau perdata, maka Universitas

bisa meminta pihak berwajib untuk menyelidiki dan melakukan tuntutan hukum.

Alasan-alasan yang menjadi dasar untuk menduga adanya kemungkinan pelanggaran

adalah:

← Tuduhan atau dugaan jika benar.

← Menghasilkan kegiatan yang tidak benar di mata hukum dan pelanggaran berat

terhadap kebijakan Universitas.

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 10

Page 11: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

← Jika tidak (seperti yang disebutkan kedua point sebelumnya), maka tidak menjadi

masalah bagaimana perilaku tersebut muncul, dan ia tidak akan menyediakan dasar

penyelidikan dibawah standar ini.

Tuduhan harus disertai dengan informasi spesifik yang cukup untuk dilakukan penyelidikan.

Misalnya “informasi terjadi korupsi di fakultas” belumlah cukup menjadi bukti awal

penyelidikan. Dugaan harus langsung pada bukti yang memberikan kredibilitas dugaan. Bukti

itu harus ada saksi atau dokumennya.

Jika bukti untuk melakukan investigasi tidak mencukupi, maka harus didokumentasikan.

2. PELAKSANAAN INVESTIGASI

2.1. Perencanaan Investigasi

Perencanaan investigasi termasuk dalam penentuan:

← Apa sifat dari pelanggaran?

← Unit organisasi apa saja yang terlibat?

← Bukti apa saja yang diperlukan untuk menduga adanya dugaan kecurangan?

← Catatan atau bukti apa yang perlu diamankan?

← Bantuan apa yang diperlukan?

← Sumberdaya apa yang diperlukan?

← Pemberitahuan apa saja yang diperlukan?

← Metodologi apa yang perlu digunakan untuk mengumpulkan, mengamankan dan

menganalisis bukti? Metodologi termasuk koordinasi dengan pihak-pihak lain.

2.2. Dokumentasi

Dalam investigasi audit ada dua jenis dokumentasi: administratif dan bukti. Dua jenis

dokumentasi ini harus dijaga kerahasiaannya.

Dokumentasi administratif

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 11

Page 12: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

Dokumentasi administrasi menyangkut manajemen kasus dalam universitas yang tidak

mempunyai hubungan langsung dengan bukti audit. Dokumentasi administratif mencakup

(tapi tidak terbatas) pada hal-hal berikut:

← Kronologis peristiwa penting

← Perencanaan yang tidak berkaitan dengan pelanggaran

← Kapan dan bagaimana dugaan sampai menjadi perhatian SAI

← Definisi peran dalam investigasi, termasuk peran yang ditetapkan dalam proses

praduga tersebut

← Pemberitahuan audit internal

← Pertimbangan personel

← Pertimbangan operasional

← Administrasi pelaksanaan

Dokumentasi bukti

Pengumpulan bukti. Perhatian harus diberikan untuk mengumpulkan bukti sehingga tidak

ada kompromi. Pada kasus yang hasilnya berupa pemberhentian atau praduga, orang yang

mengumpulkan bukti harus diuji sebagai alat dan otoritas untuk mengumpulkan bukti.

Perhatian terhadap bukti. Pada semua kasus yang memiliki kemungkinan pelanggaran atau

menyangkut pidana, perhatian harus diberikan untuk menjaga integritas dari bukti. Penyelidik

harus menjamin bahwa langkah-langkah telah dilakukan untuk mengamankan dan melindungi

semua bukti awal. Ini termasuk:

← Langkah-langkah untuk menjamin bahwa bukti tidak dihilangkan baik oleh tersangka

maupun orang lain.

← Penggunaan kopi kerja daripada aslinya dalam menganalisis

← Penggunaan kopi gambar untuk mengamankan informasi yang tersimpan dalam

komputer

Jika kasus tersebut memiliki kemungkinan kuat mengandung tindakan perdata atau pidana,

dokumentasi yang perlu diperhatikan adalah:

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 12

Page 13: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

← Kapan bukti tersebut dikumpulkan

← Bagaimana bukti tersebut dikumpulkan

← Bagaimana jalur tersangka diamankan

← Bagaimana bukti dijaga dengan baik

Dokumentasi bukti dapat pula dilakukan dengan teknik-teknik berikut ini:

1. Wawancara

2. Interogasi terencana

3. Kesaksian

3. KOMUNIKASI DAN PELAPORAN

3.1. Pemberitahuan Awal

SAI harus memberikan investigasi audit secara tertulis yang menyangkut:

← Penyelewengan yang jumlahnya melebihi nilai rupiah tertentu (akan ditentukan oleh

rektor)

← Masalah korupsi

← Hasil kurangnya pengendalian

← Mungkin menerima perhatian media atau publik lainnya

← Kemungkinan signifikan untuk alasan lain dalam pertimbangan SAI

Pemberitahuan pada kantor dewan audit harus secara tertulis dan mencakup hal-hal

termasuk:

← Deskripsi yang cukup dari tuduhan yang memungkinkan pertimbangan signifikansi

potensial seperti halnya jenis kegiatan yang diduga

← Identifikasi departemen atau unit operasional yang terlibat.

← Nilai kegiatan yang dituduhkan

← Sumber dana yang terlibat

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 13

Page 14: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

← Jenis sumber tuduhan (apakah pembisik, manajemen atau pihak ketiga)

← Ikhtisar rencana kerja investigatif

Standar yang diambil harus digunakan untuk pemberitahuan awal oleh SAI pada dewan

audit. Bentuk yang sama harus disusun oleh SAI untuk penyelidikan yang dilaporkan pada

rektor.

3.2. Komunikasi Sementara

Setiap kemajuan penyelidikan harus dikomunikasikan dan dilaporkan. Laporan tersebut harus

dilakukan kapan saja ada perkembangan dalam penyelidikan yang secara material

mempengaruhi informasi yang disediakan terlebih dahulu atas dugaan yang dituduhkan tapi

tidak terbatas pada tuduhan, tuduhan yang belum tentu benar, masuknya badan investigatif

resmi dalam kasus, media atau kepentingan publik lainnya dan estimasi uang yang terlibat.

Pada kasus yang tidak aktif atau tidak ada perubahan maka hendaknya ada komunikasi fakta

ini secara bulanan.

3.3. Komunikasi Hasil

Ada beragam laporan yang dapat dikeluarkan. Umumnya perbedaannya tergantung pada

pemakai akhir laporan. Untuk hasil investigasi yang tidak terdapat temuan pelanggaran, dapat

dilaporkan pada Rektor dalam bentuk memo atau format surat. Namun ada kemungkinan

kasus di mana bukti ditemukan bahwa jelas subyek tertentu diduga melakukan pelanggaran,

maka diperlukan laporan lengkap.

Jika laporan investigasi yang dimaksud digunakan juga oleh Jaksa dan aparat penegak

hukum, maka perlu mempertimbangkan laporan terinci yang memasukkan referensi tentang

bukti-bukti. Bukti-bukti tersebut tidak hanya terbatas pada kopi dokumen asli, pernyataan

saksi tertulis, transkrip wawancara. Laporan tersebut hendaknya memasukkan semua

informasi yang relevan pada kasus yang sedang diselidiki.

Untuk penyelidikan yang memerlukan nota dari Rektor, draft laporan investigasi harus dikirim

ke Dewan Audit untuk dimintakan komentar sebelum dikeluarkannya laporan final. Draft harus

disiapkan sebelum temuan, simpulan dan rekomendasi dikomunikasikan pada manajemen

atau pihak yang lain.

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 14

Page 15: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

3.4. Format Laporan

Untuk tujuan pelaporan formal, hendaknya ada ikhtisar normal dan rincian laporan kecuali

kasusnya sederhana yang tidak memerlukan rincian.

3.5. Elemen Laporan

Setiap laporan harus berisikan elemen laporan. Elemen laporan adalah:

1. Alasan untuk melakukan investigasi.

2. Tuduhan -apa yang dituduhkan oleh investigasi atau evaluasi awal.

3. Metodologi- metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti.

4. Analisis-alasan yang menghubungkan metodologi dan bukti untuk mendukung

simpulan. Dalam memo dan laporan ikhtisar bagian ini dapat disingkat, tapi harus

memungkinkan pihak ketiga untuk memperoleh simpulan yang sama dengan

penyelidik.

5. Simpulan-ada dua jenis simpulan yakni tuduhan pelanggaran tersebut benar atau

tidak benar.

Jika pelanggaran terbukti, simpulan harus menyatakan sesuai faktanya:

1. Dalam hal kebijakan hendaknya menyajikan pelanggaran kebijakan yang terjadi.

2. Dalam hal pelanggaran kriminal, harus dihindari pembuatan simpulan hukum sebelum

dibuktikan di pengadilan.

3. Pelanggaran tidak terbukti ketika memang penyelidik tidak memiliki bukti yang cukup

untuk membuktikan tuduhan, walaupun ada dugaan.

4. Laporan investigasi adalah jenis laporan audit berdasar tujuan investigasi sehingga

semua draft normal dan kebijakan distribusi laporan final dan praktiknya, dapat

diterapkan. Perhatian diberikan untuk menjamin bahwa auditee adalah level manajemen

yang tepat.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) dalam Standard Auditing Seksi 110, mengatur tentang “Tanggung Jawab dan Fungsi

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 15

Page 16: Akuntansi Forensik Dan Audit Investigasi

Auditor Independen”. Pada paragraf 2 standar tersebut antara lain dinyatakan bahwa auditor

bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh

keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik

yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

Oleh karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, maka auditor dapat memperoleh

keyakinan memadai, namun bukan mutlak bahwa salah saji material terdeteksi. Auditor tidak

bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh

keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau

kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan.

Salah satu cara untuk mencegah timbulnya fraud adalah dengan merancang sebuah sistem

yang dilengkapi dengan internal control yang cukup memadai sehingga fraud sulit dilakukan

oleh pihak luar maupun orang dalam perusahaan. The National Commission on Fraudulent

Financial Reporting (The Treadway Commission) merekomendasikan 4 (empat) tindakan

untuk mengurangi kemungkinan terjadinya fraudulent financial reporting adalah sebagai

berikut:

Membentuk lingkungan organisasi yang memberikan kontribusi terhadap integritas proses

laporan pelaporan keuangan (financial reporting).

Mengidentifikasi dan memahami factor-faktor yang mengarah kepada fraudulent financial

reporting.

Menilai risiko fraudulent financial reporting di dalam perusahaan.

Mendesain dan mengimplementasikan internal control yang memadai untuk financial

reporting.

Transparansi laporan keuangan perusahaan merupakan kebutuhan yang semakin mendesak

dalam rangka akuntabilitas publik dan merupakan implementasi salah satu prinsip GCG.

Semoga dengan pemberlakuan transparansi dalam laporan keuangan perusahaan tersebut

diharapkan dapat dihindarkan adanya praktik kecurangan (fraud) yang sangat merugikan

semua pihak.

Auditing LanjutanDrs. Bambang Mudjiono, MM, AK, CPA.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 16