peningkatan keterampilan menulis narasi melalui …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 02 PERENG MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: YAYUK KRISTIN SRIWIYANA K7108023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

Upload: trandang

Post on 13-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI

MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 02

PERENG MOJOGEDANG KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

YAYUK KRISTIN SRIWIYANA

K7108023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI

MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 02

PERENG MOJOGEDANG KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

YAYUK KRISTIN SRIWIYANA

K7108023

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Yayuk Kristin Sriwiyana. K7108023. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 02 PERENG MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui model quantum learning pada siswa kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa yang diteliti adalah 43 siswa, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Sedangkan objeknya adalah keterampilan menulis narasi oleh siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada tahap prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa yaitu 62,93 dengan prosentase klasikal sebesar 44,18% atau sebanyak 19 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan yaitu 73,42 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 74,42% atau sebanyak 32 siswa. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan kembali menjadi 81,80 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 93,02% atau sebanyak 40 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan ketuntasan klasikal dari tindakan pra siklus ke tindakan siklus I sebesar 30,24%, peningkatan ketuntasan klasikal dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II sebesar 18,60%, dan peningkatan ketuntasan klasikal dari tindakan pra siklus ke tindakan siklus II sebesar 48,84%.

Simpulan penelitian ini adalah melalui penerapan model quantum learning dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci : keterampilan, menulis narasi, quantum learning

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Yayuk Kristin Sriwiyana. K7108023. IMPROVING NARRATIVE WRITING SKILLS IN QUANTUM LEARNING MODEL OF 4th GRADE STUDENTS OF SDN PERENG MOJOGEDANG KARANGANYAR. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta 2012. This purpose of the research is to improve narrative skills in quantum learning model of 4th grade students of SDN Pereng Mojogedang Karanganyar in the academic year of 2011/2012. The research (PTK) that carried out in two cycle. Each cycle consist of 4 step, that is Planning, implementation/action, observation, and reflection. The subject of the study in this research is the 4th grade students of SDN Pereng Mojogedang Karanganyar in the academic year of 2011/2012. There were 43 students consisting 18 male students and 25 female students. While the object is narrative writing skill by students. The technique used for collecting data is interview, observation test and documentation. The validity of the data used for is triangulation of the data and triangulation methods. In this study, the technique used for collecting data is the interactive analysis technique.

Base on the result of the study, it is known that in the pre-cycle step the average value of narrative writing skill of the students is 62.93, with the classical percentage of 44,18% or as many as 19 students. In the 1st cycle the average value of narrative writing skill of the student was improved that is 73, 42 with the percentage which is the classical completeness of 74,42% or as many as 32 students. Whereas in the 2nd cycle the average value of narrative writing skill of the students improved become 81,80 with the percentage classical completeness of 93,02% or as many as 40 students. It is prove that there is a improve classical completeness by the action of pre-cycle to the action of 1st action cycle of 30,24%, the improving classical from the action 1st cycle to the 2nd cycle is 18,60%, and the improving classical completeness from the pre-cycle action to the 2nd action is 48,84%.

The result of the study is the application of quantum learning model can improve the narrative writing skill of 4th grade students of SDN Pereng Mojogedang Karanganyar of the academic year of 2011/2012.

Key Word : skill, narrative writing, quantum learning

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Rahasia kesuksesan adalah persiapan, kerja keras, dan belajar dari kegagalan

(Collin Powel)

karya itu dengan

kecemerlangan

(Anies Baswedan)

"Nilai prestasi terletak dalam mencapainya."

(Albert Einstein)

(Penulis)

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Dengan mengharap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ku persembahkan skripsi ini

kepada:

Bapak dan Ibuku (Bapak Supriyanto dan Ibu Sriatun)

Doa kalian yang tiada henti di setiap sujudmu, dukungan secara materiil dan

spiritual, serta kasih sayang yang tiada terbatas engkau berikan kepadaku.

Kakak dan adikku tercinta (Arik dan Dhita)

Terima kasih telah memberi bantuan, semangat, dan dukungan selama ini.

Sahabat-sahabatku (Okta dan Tia)

Terima kasih karena telah memberi semangat, motivasi, dan selalu ada di sampingku dalam suka maupun duka.

Rendra Wijaya

Terima kasih atas segala bantuan dan dukungan selama ini.

Teman-teman Kelas A S1 PGSD UNS angkatan 2008

Terimakasih atas segala bantuan, semangat, dan kerjasamanya.

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,

rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Keterampilan Menulis

Narasi Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Pereng

Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012

untuk memenuhi salah satu syarat melakukan penelitian dan guna memperoleh

gelar Sarjana pada program PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun skripsi ini, tentunya peneliti tidak lepas dari bantuan

maupun kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan

terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dra. Yulianti, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Noer Hidayah, M. Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis selama menjadi mahasiswi di Program Studi PGSD FKIP

UNS.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PGSD UNS yang secara tulus

memberikan ilmunya kepada penulis.

9. Kepala Sekolah SDN 02 Pereng yang telah memberikan izin penulis untuk

melaksanakan penelitian.

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

10. Sugeng Riyadi, A. Ma. Pd. selaku guru kelas IV SDN 02 Pereng yang

bersedia untuk berkolaborasi dengan penulis.

11. Para siswa SDN 02 Pereng yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam

pelaksanaan penelitian ini.

12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tugas

ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan,bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2012

Peneliti

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 7

1. Hakikat Keterampilan menulis narasi ................................. 7

a. Pengertian Keterampilan ................................................ 7

b. Pengertian Menulis Narasi .............................................. 8

c. Tahap- tahap Menulis ..................................................... 11

d. Tujuan Menulis ................................................................ 14

e. Manfaat Menulis .............................................................. 15

f. Jenis- jenis Karangan Narasi ........................................... 17

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

g. Ciri- ciri Karangan Narasi ............................................... 19

h. Langkah- langkah Menulis Narasi .................................. 19

i. Penilaian Menulis Narasi ................................................. 21

j. Keterampilan Menulis Narasi di SD ............................... 23

2. Hakikat Model Quantum Learning .................................... 25

a. Pengertian Model ........................................................... 25

b. Pengertian Model Quantum Learning ........................... 26

c. Karakteristik Model Quantum Learning ....................... 27

d. Asas Utama Model Quantum Learning ......................... 28

e. Prinsip- Prinsip Model Quantum Learning ................... 29

f. Kerangka Model Quantum Learning ............................ 30

g. Langkah- Langkah Model Quantum Learning .............. 31

h. Kelebihan dan Kelemahan Model Quantum Learning .. . 32

B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 34

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 37

D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 40

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 40

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 41

D. Sumber Data ........................................................................... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 44

F. Validitas Data .......................................................................... 46

G. Teknik Analisis Data ............................................................... 47

H. Indikator Kinerja ...................................................................... 48

I. Prosedur Penelitian .................................................................. 49

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................... 54

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................... 54

B. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................ 55

C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .................................. 57

1. Tindakan Siklus I ............................................................... 57

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Tindakan Siklus II ............................................................. 67 D. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ........................... 78

E. Pembahasan .......................................................................... 80

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................ 82 A. Simpulan .................................................................................. 82

B. Implikasi .................................................................................. 82

C. Saran ....................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 85

LAMPIRAN ................................................................................................... 89

`

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 perbedaan narasi ekspositoris dan narasi sugestif........................... 18

Tabel 2.2 Penilaian Keterampilan Menulis Narasi ........................................... 21

Tabel 4.1 Data Nilai Keterampilan Menulis Narasi Tahap Prasiklus .............. 56

Tabel 4.2 Data Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus I ............................ 65

Tabel 4.3 Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Narasi

Antara Tahap Prasiklus Dan Siklus I ............................................... 66

Tabel 4.4 Data Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus II .......................... 75

Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Narasi

Antara Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II .......................................... 77

Tabel 4.6 Peningkatan Rata-Rata Nilai Keterampilan Menulis Narasi dan

Prosentase Ketuntasan Klasikal pada Tahap Prasiklus, Siklus I,

dan Siklus II ................................................................................ 78

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ................................................................ 38

Gambar 3.1 Siklus Model Kurt Lewin ..................................................... 43

Gambar 3.2 Siklus Analisis Interaktif ...................................................... 48

Gambar 3.3 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .................. 53

Gambar 4.1 Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Tahap Prasiklus 55

Gambar 4.2 Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus I ............. 65

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan

Menulis Narasi Antara Prasiklus dan Siklus I ..................... 67

Gambar 4.4 Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus II ........... 76

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan

Menulis Narasi Antara Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .... 77

Gambar 4.6. Grafik Peningkatan Nilai Keterampilan Menulis Narasi

Pada Tahap Prasiklus, Siklus I, dan Siklus

II.......................................................................................... 79

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................ 89

Lampiran 2. Silabus Pembelajaran......................................................... 90

Lampiran 3. Kisi- Kisi Soal ................................................................... 94

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .......... 95

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ........ 126

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan

Model Quantum Learning ................................................. 154

Lampiran 7. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan

Model Quantum Learning ................................................. 156

Lampiran 8. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Narasi Tahap

Prasiklus ............................................................................ 158

Lampiran 9. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus I

Pertemuan1 ........................................................................ 160

Lampiran 10. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus I

Pertemuan 2 ....................................................................... 162

Lampiran 11. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus II

Pertemuan1 ........................................................................ 164

Lampiran 12. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siklus II

Pertemuan 2 ....................................................................... 166

Lampiran 13. Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Narasi Tahap

Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 168

Lampiran 14. Pedoman Penilaian Keteranpilan Menulis Narasi ............. 170

Lampiran 15. Pedoman Lembar Observasi Guru kepada Peneliti

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................... 172

Lampiran 16. Pedoman Lembar Penilaian Kemampuan Guru ................ 174

Lampiran 17. Penjelasan Deskriptor Observasi RPP .............................. 177

Lampiran 18. Penjelasan Deskriptor Penilaian Kemampuan Guru ......... 181

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 19. Lembar Observasi Guru kepada Peneliti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1 ... 189

Lampiran 20. Lembar Observasi Guru kepada Peneliti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2 .. 191

Lampiran 21. Lembar Observasi Guru kepada Peneliti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan ..... 193

Lampiran 22. Lembar Observasi Guru kepada Peneliti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2 .. 195

Lampiran 23. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus I Pertemuan

1 ......................................................................................... 197

Lampiran 24. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus I Pertemuan

2 ......................................................................................... 200

Lampiran 25. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus II Pertemuan

1 ......................................................................................... 203

Lampiran 26. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus II Pertemuan

2 ......................................................................................... 206

Lampiran 27. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ..... 209

Lampiran 28. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ..... 211

Lampiran 29. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1... 213

Lampiran 30. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 215

Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian ................................................... 217

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat atau sarana yang sangat penting dalam kehidupan

manusia karena bahasa digunakan untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada

orang lain, serta dapat digunakan untuk mengembangkan ekspresi dan

kemampuan intelektual yang dimiliki oleh seseorang. Menurut St. Y. Slamet

(2008 : 6) mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa yang utama ialah sebagai

alat komunikasi seseorang, anak belajar bahasa karena didesak oleh kebutuhan

dengan orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu sedini mungkin anak-anak

diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

untuk keperluan berkomunikasi dalam berbagai situasi. Komunikasi yang

dipergunakan antarmanusia tersebut tidak lain adalah bahasa. Pada hakikatnya,

belajar bahasa ialah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa

Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

Keterampilan berbahasa ada beberapa aspek, menurut Henry Guntur

Tarigan(2008: 1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mencakup empat

aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)

keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan ini

saling berkaitan satu sama lain, tidak terpisah pisah sehingga membentuk

kesatuan yang utuh dalam proses pemerolehan bahasa setiap orang. Menurut St.

Y. Slamet (2008 : 6) mengemukakan bahwa keterampilan menyimak dan

membaca merupakan keterampilan berbahasa yang reseptif sedangkan

keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

produktif. Keterampilan berbicara dan menulis digunakan untuk menyampaikan

informasi. Salah satu keterampilan bahasa Indonesia yang penting dalam

kehidupan sehari-hari ialah keterampilan menulis sebagai media komunikasi

tertulis yang efektif. Menurut Suparno dan M. Yunus (2003: 1.3) menulis dapat

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Sejalan dengan pendapat

tersebut menurut Sabarti Akhadiah (1997: 1.3) menulis didefinisiskan sebagai

suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai

mediumnya. Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan

juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup

seseorang dalam bahasa tulis. Dalam menulis seseorang dapat menyampaikan dan

menuangkan ide-ide serta gagasan yang dimilikinya kepada pembaca.

Dalam keterampilan menulis diperlukan beberapa keterampilan dasar

untuk menghasilkan suatu karya tulisan. Sejalan dengan hal tersebut M. Atar Semi

(1990: 10) mengungkapkan bahwa untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik

mengharuskan setiap penulis memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis

yaitu sebagai berikut:

(1) Keterampilan berbahasa, keterampilan berbahasa ini merupakan keterampilan yang paling penting. Pada hakekatnya menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, merupakan kegiatan perekaman bahasa lisan ke dalam bentuk bahasa tulis. Keterampilan berbahasa yang diperlukan seorang penulis mencakup keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, dan penggunaan kalimat efektif, (2) Keterampilan penyajian, yaitu keterampilan pembentukan dan pengembangan paragraf, keterampilan memerinci pokok bahasan menjadi subpokok bahasan, menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam susunan yang sistematis, dan (3) Keterampilan perwajahan, yaitu keterampilan tipografi dan pemanfaatan sarana tulis secara efektif dan efisien, seperti penyusunan format, pemilihan ukuran kertas, tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel, dan lain-lain.

Berdasar pada uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang

penulis jika akan menghasilkan suatu tulisan yang baik harus mempunyai

keterampilan dasar, ketiga keterampilan dasar tersebut diantaranya yaitu (1)

keterampilan berbahasa, (2) keterampilan penyajian, dan (3) keterampilan

perwajahan karena. Ketiga keterampilan tersebut sangat penting dan menunjang

dalam keberhasilan dalam menulis. Jika tidak memiliki ketiga keterampilan

tersebut seseorang akan mengalami kesukaran dalam menghasilkan tulisan yang

menarik.

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Saat ini pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar masih

didominasi oleh aspek-aspek pengetahuan. Para pelajar lebih banyak belajar

tentang bahasa, bukan belajar berbahasa sehingga kemampuan para siswa untuk

menyusun sebuah karya pikir baik dalam bentuk tulis ataupun lisan kurang

berkembang secara optimal. Karena selama ini pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya menulis hanya menfokuskan pada penyampaian materi atau teori

menulis. Kemudian siswa diminta menulis menurut imajinasi mereka masing-

masing. Pada kenyataannya banyak siswa yang belum mampu menulis dengan

baik dan benar dalam menulis narasi atau cerita,sehingga siswa banyak

menemukan kesulitan dan siswa cenderung pasif untuk mengembangkan ide

kreatifnya.

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal menulis narasi pada siswa kelas IV

SDN 02 Pereng (lampiran 8 halaman 158), diperoleh data sebagai berikut 44,18%

atau sebanyak 19 siswa mendapat nilai diatas KKM dan terdapat 55,82% atau 24

siswa mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui

bahwa masih banyak siswa kelas IV SDN 02 Pereng yang mendapat nilai dibawah

KKM dan ini berarti kemampuan siswa kelas IV SDN 02 Pereng dalam menulis

narasi masih rendah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan guru

kelas IV SDN 02 Pereng sebelum tindakan (lampiran 6 halaman 154) diketahui

beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis narasi antara

lain dikarenakan pertama siswa kurang berminat atau termotivasi dalam kegiatan

menulis, yang kedua siswa terlalu pasif karena pembelajaran banyak didominasi

oleh guru, faktor ketiga yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis

adalah kurangnya latihan keterampilan menulis yang diterapkan dalam

pembelajaran, dan faktor yang terakhir adalah faktor yang sangat berpengaruh

yaitu guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional sehingga

mengurangi minat dan antusiasme siswa, dan membuat pembelajaran bahasa

Indonesia dalam keterampilan menulis menjadi membosankan.

Berpijak dari ulasan diatas, maka perlu segera dilakukan tindakan

perbaikan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

SDN 02 Pereng agar tidak berkelanjutan. Sebagai salah satu solusinya, seorang

guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan model pembelajaran yang

tepat. Model dalam pembelajaran memang banyak dan baik tetapi tidak semua

model tepat digunakan dalam pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Di

jelaskan Sri Anitah (2009:45) bahwa model pembelajaran ialah suatu kerangka

berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas

diperlukan penggunaan model pembelajaran yang tepat agar tercipta kondisi

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan materi dapat tersampaikan

secara efektif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai

dengan optimal. Salah satu model yang dapat diterapkan secara tepat dan

melibatkan siswa aktif untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa sekolah

dasar adalah model Quantum Learning.

Quantum Learning adalah sebuah model pembelajaran yang

menyenangkan yang digagas oleh Bobbi DePorter. Model ini mempunyai

kerangka pembelajaran TANDUR yaitu (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) ( Sugiyanto, 2009:84) di dalam model ini

siswa akan diajak belajar dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan,

sehingga peserta didik akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman

baru dalam belajarnya. Pembelajaran kuantum atau Quantum Learning

mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung

lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.

Adapun alasan pemilihan model Quantum Learning adalah dengan

pertimbangan bahwa model ini dirasa lebih tepat yaitu lebih efektif dan lebih

efisien untuk diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi. Model

Quantum Learning ini diterapkan untuk menjawab permasalahan berbagai

penyebab rendahnya keterampilan menulis narasi siswa. Model Quantum

Learning ini dikatakan efektif dan efisien karena Quantum Learning memiliki

unsur demokrasi dalam setiap pengajarannya sehingga memberikan kesempatan

yang luas kepada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan berpartisipasi dalam

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelajaran. Selain itu, Quantum Learning

sehingga diharapkan dengan mengakui setiap kegiatan dan usaha yang dilakukan

oleh anak, anak akan merasa senang dan terus termotivasi untuk terus

meningkatkannya. Dan yang paling menonjol dari Quantum Learning adalah

penciptaan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan, jadi diharapkan

dalam pembelajaran menulis narasi jika dapat tercipta suasana yang sedemikian

rupa, ide-ide kreatif dan gagasan-gagasan yang ada dalam diri anak dapat tertuang

dalam tulisan-tulisan yang baik selain itu siswa akan merasa senang dan tertarik

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasar pada uraian diatas, peneliti terdorong untuk melakukan upaya

peningkatan keterampilan menulis narasi melalui penelitian tindakan kelas yang

berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Model

Quantum Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang

Karanganyar Tahun P

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

Quantum Learning dapat

meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 02 Pereng

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui

model Quantum Learning pada siswa kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang

menulis narasi.

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Dengan penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan dalam proses

pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menulis narasi.

c. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengajar (guru)

dalam memilih model pembelajaran yang tepat salah satunya yaitu model

Quantum Learning yang memberikan cara belajar dalam suasana nyaman dan

menyenangkan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1. Meningkatkan keaktifan siswa untuk belajar bahasa Indonesia khususnya

pelajaran menulis karangan narasi.

2. Bertambahnya kreatifitas siswa dalam menuangkan ide-ide atau gagasan-

gagasan serta pengalamannya secara tertulis dalam bentuk karangan.

b. Bagi Guru

1. Bertambahnya pengetahuan tentang pemanfaatan Quantum Learning

sebagai model pembelajaran

2. Meningkatnya motivasi guru dalam menerapkan model-model

pembelajaran yang lebih bervariasi dan inovatif sehingga pembelajaran

akan lebih menarik dan optimal.

3. Meningkatnya kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis

narasi dengan menggunakan model Quantum Learning.

4. Meningkatnya kinerja guru dalam mengajar yang profesional.

c. Bagi Sekolah

1. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan

proses pembelajaran, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif,

inovatif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kualitas

peserta didik dan sekolah.

2. Meningkatkan iklim pembelajaran yang kondusif.

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan seseorang di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau

bidang tertentu jelas berbeda-beda. Keterampilan itu hanya dapat diperoleh

melalui proses belajar dan latihan yang berkesinambungan. Dengan

keterampilan, seseorang akan mampu menghasilkan suatu pola pikir dan karya

inovatif dengan penyelesaian yang efektif dan efisien. Menurut Soemarjadi,

Muzni Ramanto, dan Wikdati Zahri (2001: 2) berpendapat bahwa kata

keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan

adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar.

Ruang lingkup keterampilan cukup luas meliputi kegiatan berupa perbuatan,

berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagainya.

Menurut Oemar (2010: 174) keterampilan meliputi beberapa

karakteristik. Karakteristik tersebut antara lain rangkaian respon, berupa

koherensi, kontinuitas dan kompleksitas.

Keterampilan menurut Muhibbin (2010: 117) diartikan sebagai suatu

kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang

lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,

olahraga, dsb. Meskipun sifatnya motorik, tetapi keterampilan itu memerlukan

koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.

Berpijak dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa keterampilan adalah kemampuan bertindak atau melakukan suatu

pekerjaan (tugas) dengan baik, cermat, cepat, dan tepat. Seseorang yang dapat

melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil.

Demikian pula, apabila seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar

tetapi lambat juga tidak dapat dikatakan terampil. Jadi, keterampilan itu

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

berlandaskan pada kecepatan dan ketepatan tertentu sehingga seseorang tidak

akan merasakan kesulitan-kesulitan yang berarti dalam pekerjaannya.

b. Pengertian Menulis Narasi

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam

kehidupan sehari-hari kitasering menggunakan bahasa tulis untuk

berkomunikasi.Menulis merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi yang

efektif dan efisien. Oleh karena itu, menulis memegang peranan penting dalam

kehidupan sehari-hari.Menurut Suparno dan M. Yunus (2003: 1.3) menulis

dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya.

J. D Parera (1986: 3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu

proses. Kegiatan menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan,

tahap revisi, dan tahap pengakhiran. Sedangkan Yant Mujiyanto, dkk (1992:

63) mengemukakan bahwa menulis adalah menyusun buah pikiran atau data

informasi yang diperoleh menurut organisasi penulisan sistematis sehingga

tema karangan/tulisan yang disampaikan mudah dipahami oleh pembaca.

H.G Tarigan (2008: 21) berpendapat bahwa menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang tersebut. Sedangkan menurut, Trudy Wallace (2004: 15)

writing is the final product of several separate acts

Artinya menulis

merupakan produk akhir dari beberapa tindakan yang terpisah, diantara

kegiatan yang terpisah antara lain memperhatikan, mengidentifikasi ide

pokok, membuat garis besar, membuat konsep, dan mengedit.

Sementara itu menurut Sabarti Akhadiah (1997: 1.3) menulis

didefinisiskan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan

menggunakan bahasa tulisan sebagai mediumnya.

Menurut pendapat Mulyono Abdurrahman (2003: 224) kegiatan

menulis adalah kegiatan yang menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis dan kegiatan menulis dilakukan

untuk keperluan mencatat dan komunikasi.

Pengertian menulis menurut Elina Syarif (2010: 5) merupakan suatu

komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan

dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan

menggunakan simbol-simbol. Sehingga dapat dibaca seperti yang diwakili oleh

simbol tersebut.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan yang

melahirkan pikiran-pikiran atau ide-ide dan menyampaikan maksudnya

kepada pihak lain secara tertulis.

Narasi merupakan salah satu jenis karangan yang biasanya

menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Menurut Gorys Keraf (2003: 135)

pengertian narasi adalah:

1) Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.

2) Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.

3) Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Pengertian narasi menurut Jazir Burhan dan Undang Misdan (1980:

47) ialah suatu bentuk karangan yang bersifat cerita, menyajikan suatu

kejadian atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya kejadian itu.

Menurut Lamuddin Finoza (2001:194) karangan narasi (berasal dari

narration = bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,

mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk, perbuatan manusia dalam sebuah

peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan

waktu.

Menurut Mudrajad Kuncoro (2009: 77) narasi berasal dari kata to

narrate yang berarti bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian

secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi.

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sementara itu menurut Suparno dan M. Yunus (2003:4.28)

mengungkapkan:

Narasi atau yang sering disebut dengan naratif berasal dari bahasa inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan) jadi karangan narasi adalah karangan yang berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

Pengertian narasi menurut Liang Gie (1992: 18) ialah suatu bentuk

pengungkapan yang menyampaikan pengalaman dalam kerangka urutan

waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang

perubahan atau gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir.

Menurut Marjorie Lylod dalam international journal (2009: 6)

mengemukakan bahwa : Narratives provide us with stories or accounts of

everyday events that are often taken for granted. Yang artinya narasi

merupakan suatu cerita yang menceritakan kebenaran dari peristiwa sehari-

hari.

Sedangkan menurut Sabarti Akhadiah (1997: 1.14) mengungkapkan

bahwa narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu

peristiwa. Sasarnnya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya

kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya

sesuatu hal.

Berdasar pada uraian pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa narasi adalah suatu karangan yang menceritakan suatu kejadian atau

peristiwa berdasarkan urutan waktu. Di Sekolah Dasar kegiatan menulis narasi

lebih mudah karena menulis narasi itu sendiri menulis yang menceritakan

suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu. Sehingga dalam kegiatannya anak

dapat menceritakan pengalamannya sendiri ataupun pengalaman orang-orang

disekitarnya yang dengan mudah untuk dituangkan dalam tulisan karena anak

menceritakannya berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c. Tahap- Tahap Menulis

Kegiatan keterampilan menulis ada beberapa tahap dalam kegiatannya

untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik. Menurut Suparno dan M. Yunus

(2003: 1.13) sebagai suatu proses menulis merupakan serangkaian aktivitas

yang terjadi dan melibatkan beberapa fase yaitu fase prapenulisan (persiapan),

penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi

atau penyempurnaan tulisan).

Sejalan dengan pendapat diatas tahap-tahap menulis menurut Sabarti

Akhadiah (1997: 1.21-1.31) antara lain :

a) Tahap Prapenulisan Pada tahap prapenulisan mencakup aktivitas-aktivitas sebagai berikut : (1) Menentukan topik (2) Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan (3) Memperhatikan sasaran karangan (pembaca) (4) Mengumpulkan informasi pendukung (5) Mengorganisasikan ide dan informasi

b) Tahap Penulisan Pada tahap ini adalah tahap mengembangkan ide-ide menjadi sebuah karangan. Pada tahap ini jika telah menyelesaikan buram (draft) pertama karangan. Tahap selanjutnya ialah memeriksa, menilai, dan memperbaiki buram itu sehingga benar-benar menjadi karangan yang baik.

c) Tahap Pascapenulisan Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang dihasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi).

Menurut Haryadi dan Zamzani (1996: 77-81) proses penulisan terdiri

atas lima tahap antara lain:

a) Pramenulis Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang

penulis melakukan berbagai kegiatan, seperti menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan.

b) Menulis Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk

tulisan. Pada tahap ini diperlukan pula berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan.

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c) Merevisi Tahap merevisi ini dilakukan koreksi terhadap keseluruhan

karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan.

d) Mengedit Tahap pengeditan ini diperlukan format baku yang akan menjadi

acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. e) Mempublikasikan

Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama publikasi berarti menyampaikan karangan dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk non cetakan. Penyampaian non cetakan dapat dilakukan dengan pementasan, penceritaan, peragaan, dan sebagainya. Agar hasil tulisan menjadi lebih baik, maka dalam kegiatannya akan

dibutuhkan beberapa tahap-tahap menulis. Menurut St.Y. Slamet (2008: 97)

bahwa menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan

melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan

(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau

penyempurnaan tulisan).

Sehubungan dengan hal itu DePorter dan Hernacki (2006: 194)

menyatakan ada tujuh tahapan dalam proses penulisan:

(1) persiapan, yaitu mengelompokkan dan memulai menulis; (2) draft-kasar, yaitu mencari dan mengembangkan gagasan; (3) berbagi, memberikan draft tulisan untuk di baca orang lain dan mendapatkan umpan balik; (4) perbaikan, yaitu memperbaiki tulisan; (5) penyuntingan, adalah memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan tanda baca; (6) penulisan kembali, memasukkan isi yang baru dan perubahan penyuntingan; dan (7) evaluasi, yaitu memeriksa apakah sudah selesai ataukah belum.

Menurut M. Atar Semi (1990: 11-merupakan mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Sebagai suatu proses, menulis itu dilaksanakan secara garis besar atas tujuh langkah antara lain: a) Pemilihan dan Penetapan Topik

Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang

penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dalam memilih dan menetapkan topik ini diperlukan pula danya

keterampilan dan kesungguhan.

b) Pengumpulan Informasi

Langkah kedua yang harus ditempuh adalah mengumpulkan informasi dan

data bagi kelengkapan serta pengayan topik yang telah dipilih. Hal ini

dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan

meyakinkan.

c) Penetapan Tujuan

Menerapkan tujuan tulisan adalah langkah ketiga yang merupakan langkah

penting sebelum mulai menulis, karena tujuan itu sangat berpengaruh

dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan.

d) Perancangan Tulisan

Langkah keempat yaitu merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu

dimuat, melakukan pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu

kelompok yang lebih besar dan memilih suatu sistem notasi dan sistem

penyajian yang dianggap paling baik.

e) Penulisan

Langkah kelima dari tahap menulis yaitu penulisan. Di dalam penulisan

perlu dipilih organisasi dan sistem penyajian yang tepat. Artinya, tepat

menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan tepat menurut tujuan atau

sasaran tulisan.

f) Penyuntingan atau Revisi

Langkah yang ketujuh ialah kegiatan menyunting, kegiatan ini amatlah

penting. Bahkan dapat dikatakan menyunting sama pentingnya dengan

menulis. Sebuah tulisan belum selesai ditulis sebelum selesai disunting.

Cara menyunting yang paling baik adalah dengan membiarkan tulisan itu

terendap beberapa waktu setelah penulisan dan kemudian melakukan

suntingan dengan membaca teliti serta menganggap bahwa tulisan yang

dihadapi sewaktu menyunting itu adalah tulisan orang lain.

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

g) Penulisan Naskah Jadi

langkah ketujuh setelah penyuntingan langkah terakhir tentu saja harus

ditulis kembali agar menjadi tulisan yang selesai, rapi dan bersih. Dalam

pengetikan terakhir ini perlu diperhatikan kembali masalah ejaan dan

tanda baca.

Menurut Ahmad dan Darmiyati (2001: 51) menuturkan bahwa menulis

dipandang sebagai rangkaian akvitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian

aktivitas yang dimaksud meliputi: (1) pramenulis, (2) penulisan draft, (3)

revisi, (4) penyuntingan, dan (5) publikasi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa tahap-tahap menulis narasi meliputi tiga tahap utama, yaitu: tahap

prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap merevisi. Dalam tiap tahap tersebut

ada proses yang lebih rinci yaitu persiapan, draft-kasar, berbagi, perbaikan,

penyuntingan, dan penulisan kembali. Evaluasi juga perlu dilakukan di akhir

kegiatan menulis, supaya menghasilkan tulisan yang baik dan bermutu.

d. Tujuan Menulis

Menulis pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat

atau gagasan dalam bentuk tulisan agar dapat dipahami dan diterima oleh

orang lain. Oleh karena itu, menulis mempunyai tujuan-tujuan dalam

penyampaiannya. Menurut M. Atar Semi (1990: 19) tujuan menulis antara

lain:

a) Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu.

b) Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain.

c) Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu.

d) Meringkaskan, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat.

e) Meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya.

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Tujuan menulis menurut Tarigan (2008 : 24) antara lain sebagai

berikut:

a) memberitahukan atau mengajar

b) meyakinkan atau mendesak

c) menghibur atau menyenangkan

d) mengutarakan atau mengespresikan perasaan dan emosi yang berapi-api

Sejalan dengan hal tersebut, ada beberapa tujuan menulis yang

diungkapkan oleh Elina Syarif (2009: 6), di antaranya:

1) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data maupun peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terjadi di muka bumi ini.

2) Membujuk kepada pembaca, melalui tulisannya, seorang penulis mengharapkan pembaca dapat menentukan sikap, akan menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna.

3) Mendidik merupakan salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan dan pengetahuan seseorang akan terus bertambah dan kecerdasan terus diasah yang pada akhirnya akan menetukan perilaku seseorang.

4) Menghibur khalayak pembaca. Melalui tulisan maupun bacaan ringan yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu dapat menjadi bacaan penglipur lara.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

menulis yaitu menyampaikan informasi kepada pembaca. Sehingga pembaca

memperoleh informasi dari tulisan yang telah dibacanya. Karena pembelajaran

menulis di sekolah dasar melatih anak untuk menghasilkan suatu karya tulisan

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang telah ditulis kepada guru

ataupun temannya.

e. Manfaat Menulis

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam

proses belajar yang dialami oleh siswa, terutama siswa Sekolah Dasar.

Menurut St. Y. Slamet (2008 : 104) dijelaskan manfaat menulis antara lain:

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a) Peningkatan kecerdasan

b) Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas

c) Penumbuhan keberanian

d) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi

Menurut Sabarti Akhadiah (1994: 1), manfaat menulis diantaranya:

1) Menulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dalam diri kita, terutama yang berkaitan dengan pengetahuan mengenai suatu topik.

2) Menulis akan mengembangkan berbagai gagasan maupun ide yang akan dikemukakan.

3) Kegiatan menulis dapat menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang akan kita tulis.

4) Kegiatan menulis akan memperluas wawasan baik secara teoritis maupun praktis.

5) Menulis dapat menjelaskan permasalahan yang masih samar dan tersurat, sehingga permasalahan yang ada menjadi konkret dan dapat menganalisisnya secara tersurat.

6) Melalui tulisan, akan dapat meninjau serta menilai suatu gagasan secara lebih obyektif.

7) Menulis akan memotivasi dan mendorong kita belajar lebih giat dan aktif dalam menanggapi suatu masalah.

8) Kegiatan menulis yang terencana dan terstruktur akan melatih kita berpikir dan berbahasa secara tertib dan sistematis.

Menurut Elina (2010: 15-16) adapun keuntungan dan manfaat dari

menulis antara lain:

1) Menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alambawah sadar serta mengembangkan daya nalar;

2) Memperluas wawasan, baik mengenai teori maupun mengenai fakta yangberhubungan;

3) Menjelaskan masalah yang semula masih samar bagi diri sendiri; 4) Dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara lebih objektif; 5) Lebih mudah memecahkan masalah, yaitu dengan menganalisisnya

secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret; 6) Mendorong kita belajar secara aktif, menjadi penemu sekaligus pemecah

masalah; 7) Menulis terencana membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara

tertib.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa manfaat menulis antara lain : (1) meningkatkan

kecerdasan, (2) mengembangkan daya kreatifitas, (3) menumbuhkan

keberanian, (4) mendorong kemauan mengumpulkan informasi, (5)

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

memotivasi diri untuk belajar lebih giat, (6) memperluas wawasan, dan (7)

mendorong siswa untuk belajar aktif.

f. Jenis- Jenis Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu karangan yang menceritakan suatu

peristiwa atau kejadian berdasarkan urutan waktu, karangan narasi terdiri atas

beberapa macam. Menurut Gorys Keraf (2003:135) karangan narasi terbagi

atas dua macam yaitu karangan narasi ekspositoris dan karangan narasi

sugestif.

(1) Narasi Ekspositoris

Pengertian narasi ekspositoris ialah narasi yang memiliki sasaran

penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan

memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi

ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang

sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku

diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam

kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka

ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositoris.

Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,

berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat

objektif.

Narasi ekspositoris mempunyai dua sifat yaitu khas atau khusus

dan generalasasi. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah

narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat

dilakukan siapa saja dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang.

Sedangkan narasi yang bersifat khusus ialah narasi yang berusaha

menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali.

Peristiwa yang khas ialah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali,

karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu

saja.

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(2) Narasi Sugestif

Menurut Gorys Keraf (2003: 138) pengertian narasi sugestif ialah

suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga

merangsang daya khayal para pembaca.

Menurut Lamuddin Finoza (2001:194-195) mengungkapkan

bahwa:

Karangan narasi memiliki dua macam sifat, yaitu narasi ekspositoris/ narasi faktual dan narasi sugestif/ narasi berplot. Narasi yang hanya bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang mampu menimbulkan daya khayal pembaca, mampu menyampaikan makna kepada para pembaca melalui daya khayal disebut narasi sugestif.

Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif (Gorys Keraf, 2001:

138-139)

Narasi Ekpositoris Narasi Sugestif 1. Memperluas pengetahuan.

2. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.

3. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan nasional.

4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan pengunaan kata-kata denotatif.

1. Menyampaikan suatu makna atau makna secara tersirat.

2. Menimbulkan daya khayal.

3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna.

4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan penggunaan kata-kata konotatif.

Tabel 2.1. Tabel Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif

Berdasar pada uraian-uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

jenis-jenis narasi ada dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi

ekspositoris adalah narasi yang isinya tentang pengetahuan sedangkan narasi

sugestif adalah narasi yang isinya menceritakan tentang dunia khayal.

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

g. Ciri-ciri Karangan Narasi

Karangan narasi mempunyai ciri-ciri tersendiri yang dapat

membedakan dengan jenis karangan yang lain. Menurut Gorys Keraf

(2003:136) ciri-ciri karangan narasi antara lain sebagai berikut :

(1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

(2) Dirangkai dalam urutan waktu.

(3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

(4) Ada konfliks.

Lebih lanjut menurut M. Atar Semi (2003: 31) mengungkapkan bahwa

narasi mempunyai ciri penanda sebagai berikut:

(1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia; (2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau

kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi, atau gabungan keduannya;

(3) Berdasarkan konflik. Karena, tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik; (4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainnya bersifat sastra,

khususnya narasi yang berbentuk fiksi; (5) Menekankan susunan kronologis (catatan: menekankan susunan ruang) (6) Biasanya memiliki dialog

Sementara itu menurut Elina (2010: 9) menyatakan bahwa karangan

narasi mempunyai suatu ciri khusus yaitu lebih menekankan pada dimensi

latar dan adanya alur atau konflik.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

karangan narasi mempunyai mempunyai ciri-ciri yang menonjol yaitu

menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu kejadian

dengan adanya alur dan konflik.

h. Langkah-langkah Menulis Narasi

Kegiatan menulis karangan narasi ada langkah-langkah yang harus

diterapkan dalam pelaksanaanya. Menurut Suparno dan M. Yunus (2003:

4.45-4.46) menjelaskan bahwa langkah-langkah menulis narasi yaitu :

(1) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan. (2) Tetapkan sasaran pembaca kita.

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(3) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.

(4) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.

(5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.

(6) Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang. Menurut Haryadi dan Zamzani (1996: 77-81) proses penulisan terdiri

atas lima tahap antara lain: (1) Pramenulis, (2) Menulis, (3) Merevisi, (4)

Mengedit, dan (5) Mempublikasikan. Dalam menulis narasi tahap-tahap

tersebut harus dilakukan dengan runtut dan urut mulai dari tahap pramenulis

hingga pembublikasian, karena menulis narasi itu sendiri menulis suatu

karangan yang berdasarkan pada urutan waktu kejadian atau peristiwa.

Sehingga keruntutan waktu dari kejadian itulah yang menjadi ciri menonjol

dari karangan narasi.

Sementara itu menurut Sabarti Akhadiah (1997:7.22) mengungkapkan

bahwa dalam merencanakan karangan narasi ada beberapa hal yang harus

dipersiapkan antara lain:

(1) Menentukan tema dan amanat (2) Menetapkan sasaran (3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam

bentuk skema alur (4) Membagi peristiwa-peristiwa utama ke dalam bagian pendahuluan,

perkembangan, dan penutup cerita (5) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam peristiwa-peristiwa

pendukung (6) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar dan pusat pengisahan atau sudut

pandang.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah dalam menulis karangan narasi antara lain : (1) menentukan

tema dan amanat, (2) menetapkan sasaran atau tujuan, (3) mengklasifikasikan

urutan peristiwa, dan (4) menyusun tokoh, perwatakan, latar, Dan sudut

pandang.

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

i. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi

Penilaian merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat

memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi, meraih tingkat

dan level yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi peserta didik. Potensi

peserta didik sangat beragam sehingga sulit untuk dapat secara tepat

mengakomodasi kebutuhan setiap individu peserta didik dalam proses

pendidikan. Dalam penilaian keterampilan menulis ada beberapa model-

model penilaian. Salah satu model yang memiliki kerincian dan ketelitian

dalam memberikan skor dan dapat dipertanggungjawabkan adalah model

penilaian yang dipergunakan pada program ESL (English as a Second

Language). Hal ini dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro (1995: 305-306).

Penilaian dengan model tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

PROFIL PENILAIAN KARANGAN NAMA SISWA : JUDUL :

ASPEK YANG

DINILAI

SKOR

KRITERIA

I

S I

27-30 22-26

17-21

13-16

SANGAT BAIK-SEMPURNA: padat informasi *substansif *pengembangan tesis tuntas *relevan dengan permasalahan dan tuntas CUKUP-BAIK: informasi cukup *substansi cukup *pengembangan tesis terbatas *relevan dengan masalah tetapi tak lengkap SEDANG-CUKUP: informasi terbatas *substansi cukup *pengembangan tesis tak cukup *permasalahan tak cukup SANGAT-KURANG: tak berisi *tak ada substansi *tak ada pengembangan tesis *tak ada permasalahan

O R G A N I S A S I

18-20

14-17 10-13

7-9

SANGAT BAIK-SEMPURNA: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, dan kohesif. CUKUP-BAIK: kurang lancar *kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat *bahan pendukung terbatas *urutan logis tetapi tak lengkap SEDANG-CUKUP: tak lancar *gagasan kacau, terpotong-potong *urutan dan pengembangan tak logis

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

SANGAT-KURANG: tak komunikatif *tak terorganisir *tak layak nilai

K

O

S

A

K

A

T

A

18-20 14-17

10-13

7-9

SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih *pilihan kata dan ungkapan tepat *menguasai pembentukan kata CUKUP-BAIK: pemanfaatan potensi kata agak canggih *pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tak mengganggu SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas *sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna SANGAT-KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan *pengetahuan tentang kosa kata rendah *tak layak nilai

P E N G

B A H A S A

22-25

18-21 11-17

5-10

SANGAT BAIK-SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif *hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan CUKUP-BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif *kesalahan kecil pada konstruksi kompeks *terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tak kabur SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat *makna membingugkan atau kabur SANGAT-KURANG: tak menguasai aturan sintaksis *terdapat banyak kesalahan *tak komunikatif *tak layak nilai

M E K A N I K

5

4

3

2

SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan *hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tak mengaburkan makna SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahaan ejaan *makna membingungkan atau kabur SANGAT-KURANG: tak menguasai aturan penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan *tulisan tak terbaca *tak layak nilai

JUMLAH: KOMENTAR:

PENILAI :

Tabel 2.2. Tabel Penilaian Keterampilan Menulis

Pembobotan yang dicontohkan oleh model di atas, tidak bersifat

mutlak. Setiap guru dapat membuat atau memilih model yag dianggap cocok

dan sesuai dengan kemampuan siswa. Akan tetapi, dalam menilai sebuah

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

karangan hendaknya seobjektif dan secermat mungkin agar hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kemampuan siswa.

j. Keterampilan Menulis Narasi di SD

Keterampilan menulis merupakan salah bentuk keterampilan berbahasa

yang sangat penting bagi siswa, disamping keterampilan menyimak, berbicara,

dan membaca, baik selama mereka masih sekolah maupun dalam

kehidupannya nanti di masyarakat. Keterampilan menulis siswa sangat

menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Oleh sebab itu, pembelajaran menulis mempunyai kedudukan yang sangat

strategis dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah. Keterampilan menulis

tidak terlepas dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.

Keterampilan-keterampilan itu saling berkaitan satu sama lain dan mendukung

dalam keberhasilan menghasilkan tulisan. Menurut Mulyono Abdurrahman

(2003: 224) proses belajar menulis melibatkan rentang waktu yang panjang,

yang dalam prosesnya tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan proses belajar

berbicara dan membaca.

Sejalan dengan pendapat di atas Darmiyati Zuchdi dan Budiasih

(2001:116-118) mengemukakan bahwa keterampilan menulis terkait dengan

keterampilan bahasa yang lain yaitu keterampilan berbicara dan keterampilan

membaca.Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan

simbol-simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam

menulis. Sementara itu membaca dan menulis merupakan keterampilan yang

saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang

membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis.

Menurut M. Atar Semi (1990: 10) mengungkapkan bahwa untuk

menghasilkan suatu tulisan yang baik mengharuskan setiap penulis memliki

tiga keterampilan dasar dalam menulis yaitu sebagai berikut:

1) Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa ini merupakan keterampilan yang paling

penting. Pada hakekatnya menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, merupakan kegiatan perekaman bahasa lisan ke dalam bentuk

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bahasa tulis. Keterampilan berbahasa yang diperlukan seorang penulis mencakup keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, dan penggunaan kalimat efektif.

2) Keterampilan Penyajian Yaitu keterampilan pembentukan dan pengembangan paragraf,

keterampilan memerinci pokok bahasan menjadi subpokok bahasan, menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam susunan yang sistematis.

3) Keterampilan Perwajahan Yaitu keterampilan tipografi dan pemanfaatan sarana tulis secara

efektif dan efisien, seperti penyusunan format, pemilihan ukuran kertas,

tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel, dan lain-lain.

Menurut Elina (2010: 6) mengemukakan bahwa keterampilan menulis

bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa penguasaan keterampilan menulis

tersebut harus melalui latihan atau praktik. Dengan perkataan lain semakin

banyak seseorang melakukan kegiatan menulis semakin terampil menulis

yang bersangkutan. Karakteristik keterampilan menulis seperti ini menuntut

pembelajaran menulis yang memungkinkan siswa banyak latihan, praktek,

atau mengalami berbagai pengalaman kegiatan menulis.

Berpijak pada pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam keterampilan menulis narasi perlu memperhatikan keterampilan-

keterampilan berbahasa yang lain seperti keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan mendengarkan. Begitu pula keterampilan menulis

narasi di SD di perlukan model, metode, ataupun media yang tepat agar siswa

lebih mudah untuk menghasilkan tulisan yang baik dan bermutu.

Pembelajaran keterampilan narasi terutama di kelas IV siswa sudah

dapat menceritakan pengalaman-pengalaman yang pernah dialami oleh anak

dalam bentuk karangan narasi. Keterampilan menulis narasi lebih mudah

untuk dikembangkan karena menceritakan suatu kejadian atau peristiwa

berdasarkan urutan waktu.

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Hakikat Model Quantum Learning

a. Pengertian Model

Model di dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting

karena merupakan tata cara dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran

untuk mencapai suatu tujuan. Melalui penggunakan model secara tepat dan

akurat, guru akan mampu mencapai tujuan dalam pembelajaran. Jadi, guru

sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan

belajar-mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang paling efektif

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sri Anitah (2009: 45)

mengemukakan bahwa model adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai

sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan

tertentu.

Sementara itu Anton Sukarno (2006: 144) mengemukakan bahwa model

ialah sebagai suatu kerangka konseptual, benda tiruan atau barang. Secara

umum model diartikan sebagai sebagai barang atau benda tiruan umpama

globe. Sedangkan secara khusus model diartikan sebagai kerangka konseptual

dipergunakan sebagai pedoman melakukan suatu kegiatan.

Pengertian model dalam pembelajaranseperti yang dikemukakan oleh

Soli Abimanyu (2008: 3-20) diartikan sebagaisuatu kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran.

Menurut Rusman (2011: 133) mengartikan model pembelajaran dapat

dijadikan pola pilihan artinya para guru boleh memilih model pembelajaran

yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas pengertian model dalam

suatu kegiatan pembelajaran atau yang sering disebut dengan model

pembelajaran menurut Trianto (2010: 51) mendefinisikan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran. Model pembelajaran merupakan pedoman baik dalam

merancang maupun melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Sementara itu menurut Hidayati (2008: 7-29) megungkapkan bahwa

model dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu. Ini berarti model dapat

dijadikan acuan untuk mengoperasikan sesuatu atau melakukan suatu hal.

Berpijak pada pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

model ialah suatu kerangka konseptual atau acuan dari sesuatu yang akan

dihasilkan atau dibuat dalam pembelajaran model digunakan sebagai pedoman

untuk melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran.

b. Pengertian Model Quantum Learning

Model Quantum Learning merupakan suatu model pembelajaran yang

digagas oleh dePorter. Menurut (DePorter dan Hernacki 2006: 16) Quantum

Learning didefinisikan sebagai :

adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah Massa kali

kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Rumus ini biasa dikenal

dengan 2mcE . Tubuh kita secara fisik adalah materi, sebagai pelajar tujuan

kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi

agar menghasilkan energi cahaya.

Quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Quantum learning merupakan seperangkat metode atau falsafah belajar yang

telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja untuk semuat tipe orang dan

segala usia. Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov,

seorang psikolog yang berupaya mengembangkan prinsip yang disebut

atau Menurutnya sugesti dapat dan pasti

mempengaruhi hasil belajar dan setiap kali keadaan apapun memberikan

sugesti positif atau negatif (Bobbi de Porter dan Hernacki, 2006:14).

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sementara itu menurut Made Wena (2009: 160) mengemukakan bahwa

pembelajaran kuantum merupakan cara baru yang memudahkan proses

belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah, untuk

segala macam pelajaran.

Lebih lanjut menurut Agus Nggermanto (2008: 24) dijelaskan bahwa

Quantum Learning mengungkapkan bahwa setiap orang sebenarnya memiliki

potensi otak yang sama besar dengan Einstein. Dalam Quantum Learning

terdapat tiga tipe modalitas belajar manusia yaitu tipe visual, auditorial, dan

kinestesial. Bila seseorang mampu mengenali tipe belajarnya dan melakukan

pembelajaran yang sesuai maka belajar akan terasa sangat menyenangkan dan

memberikan hasil yang optimal. Pembelajaran dapat dilakukan diberbagai

tempat dan tidak harus mengambil bentuk kelas sekolah. Quantum Learning

mengerahkan segenap usaha untuk menemukan cara belajar paling efektif dan

cepat. Jadi dengan Quantum Learning kita belajar cara belajar. Kita akan

mendapatkan cara membaca cepat, menghafal cepat, dan menjadi kreatif

sesuai dengan gaya kita masing-masing.

Berpijak pada pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

Quantum Learning adalah suatu model pembelajaran yang mengarahkan siswa

untuk belajar yang efektif dan menyenangkan sehingga pembelajaran dapat

berhasil dengan optimal.

c. Karakteristik Model Quantum Learning

Model Quantum Learning memiliki karakteristik yang dapat

memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik yang tampak

membentuk sosok pembelajaran kuantum menurut Sugiyanto (2009: 73-78)

meliouti 12 karakteristik, yaitu:

1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika

kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.

2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-

-

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3) Pembelajaran kuantum lebih konstruktivistis, bukan positivistis-empiris,

behavioristis.

4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.

5) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

6) Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.

7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran.

8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi

pembelajaran.

9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal

atau material.

10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

penting proses pembelajaran.

11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,

bukan keseragaman dan ketertiban.

12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik Quantum Learning adalah menekankan kebermaknaan proses

pembelajaran dengan menintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran untuk

menghasilkan suatu pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang tinggi.

d. Asas Utama Model Quantum Learning

Model Quantum Learning mempunyai asas utama dalam

pembelajarannya. Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie

(2005: 6-7) mengemukakan asas utama, alasan dibalik segala strategi, model,

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dan keyakinan Quantum Learning

dalam diri kita harus mampu membawa siswa untuk memahami dan mencoba

menerapkannya dalam kehidupan.

Cara agar memudahkan perjalanan siswa menuju ilmu pengetahuan yang

lebih luas, guru harus mengajarkannya dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau

perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, seni, atletik, rekreasi,

atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa

siswa ke dalam dunia guru dan memberikan pemahaman mengenai isi dunia

itu, maka kosa kata baru, model, mental, rumus, dan lain-lain dapat

dibeberkan. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih

mendalam, siswa dapat membawa apa yang dipelajari ke dalam dunia siswa

dan menerapkannya pada situasi baru.

e. Prinsip- Prinsip Model Quantum Learning

Pembelajaran kuantum memiliki prinsip-prinsip dalam dalam

pelaksanaannya. Menurut Sri Anitah (2009: 77) mengemukakan bahwa ada

lima prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran kuantum. Kelima

prinsip utama itu yaitu:

1) Segalanya berbicara

Segala sesuatu di lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas

yaang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim

pesan tentang belajar.

2) Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan.

3) Berangkat dari pengalaman

Proses belajar paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami

informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4) Hargai setiap usaha

Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari

kenyamanan. Pada saat peserta didik mengambil langkah ini, patut

mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.

5) Rayakan setiap keberhasilan

Perayaan memberikan tentang umpan balik tentang kemajuan belajar dan

mengingatkan asosiasi emosi positif.

Berpijak pada uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-

prinsip dari pembelajaran kuantum atau Quantum Learning adalah dalam

setiap pembelajarannya Quantum Learning menggunakan prinsip-prinsip yang

dapat membuat segala yang dipelajari mempunyai tujuan dan menghargai

setiap usaha dari peserta didik dengan memberikan penghargaan dari setiap

usaha yang dilakukan oleh peserta didik.

f. Kerangka Model Quantum Learning

Setiap model pembelajaran ada kerangka utama yang membangun,

begitu juga model Quantum Learning ada kerangka-kerangka utama yang

membangun dalam kegiatan pembelajarannya. Menurut Sri Anitah (2009: 79)

mengemukakan bahwa kerangka pembelajaran kuantum antara lain:

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan minat belajar siswa dengan mengatakan Apakah Manfaat

Bagiku (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan peserta didik.

2) Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua

peserta didik.

3) Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan.

4) Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan bahwa

mereka tahu.

5) Ulangi

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tunjukkan kepada peserta didik cara-cara mengulang materi dan

6) Rayakan

Pengakuan untuk suatu penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan

pengetahuan dan keterampilan. Perayaan adalah ekspresi kelompok atau

seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban

dengan baik. Jadi, jika siswa sudah mengerjakan tugas dan kewajibannya

dengan baik, layak untuk dirayakan lewat : Bertepuk tangan, bernyanyi

bersama-sama, atau secara bersama-

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kerangka

pembelajaran kuantum jika diterapkan dengan baik dalam kegiatan

pembelajaran, maka pembelajaran akan berlangsung lebih nyaman, menarik,

dan menyenangkan.

g. Langkah-langkah Model Quantum Learning

Model Quantum Learning dalam pelaksanaannya terdapat langkah-

langkah yang harus diterapkan. Menurut Sugiyanto (2009: 84-93)

mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam melaksanakan Quantum

Learning antara lain:

1) Tumbuhkan

Yaitu apersepsi menarik perhatian siswa, memfokuskan perhatian siswa,

caranya tidaklah harus dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari

materi sebelumnya, namun caranya dapat bermacam-macam, seperti:

penyajian gambar/ media yang menarik, penyajian peta konsep, puisi,

cerita menarik atau lucu, isu-isu mutakhir, dan sebagainya. Garis besar

Tumbuhkan adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah

dipahami siswa.

2) Alami

Dalam langkah ini gunakan jembatan keledai, permainan atau simulasi.

Gunakan pengalaman untuk menciptakan ikatan emosional, seperti yang

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kita ketahui bahwa pengalaman adalah menciptakan peluang untuk

pemberian makna (Penamaan).

3) Namai

Disinilah kita bisa memuaskan otak siswa, yaitu membuat mereka

penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka. Penamaan

merupakan informasi, fakta, rumus pemikiran, tempat dan sebagainya.

4) Demonstrasikan

Dalam langkah ini kita benar-benar mengaitkan pengalaman dan nama

dengan cara menunjukkan dan melakukannya. Kesempatan

mendemonstrasikan apa yang dipelajari akan mempatrikan pengetahuan

dan pengalaman dalam memori kita.

5) Ulangi

Dalam langkah ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk mengajarkan

pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok lain) menirukan orang-

orang terkenal seperti guru, ahli, tokoh.

6) Rayakan

Pada langkah ini hal yang dapat dilakukan ialah memberikan pujian,

bernyanyi bersama, pesta kelas, pemberian reward berupa tepukan, dan

lain-lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam

pembelajaran kuantum sangatlah membantu siswa menemukan suasana

belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga minat dan potensi siswa

dapat tergali secara maksimal dari setaip langkah yang dilakukan.

h. Kelebihan dan Kelemahan Model Quantum Learning

Model Quantum Learning terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.

Menurut Miftahul A la (2010: 41- 43) kelebihan Quantum Learning antara

lain sebagai berikut:

1) Kelebihan :

(1) Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran (2) Adanya kepuasan pada diri si anak

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(3) Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan.

(4) Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya.

Menurut Hidayat (2010: 70) dalam model Quantum Learning

mempunyai keunggulan yaitu adanya teknik permainan yang merupakan salah

satu strategi dari kerangka pembelajaran TANDUR yaitu Alami melalui

teknik permainan siswa akan merasa senang sehingga dapat dengan mudah

membawa siswa ke dalam dunia pembelajaran yang menyenangkan.

Sementara itu menurut Dadan Djuanda (2006: 88) mengungkapkan bahwa

permainan akan meningkatkan partisipasi aktif anak, sehingga pembelajaran

lebih efektif. Karena kesenangan anak-anak bermain dapat dipakai sebagai

kesempatan untuk belajar hal-hal yang konkrit, sehingga daya cipta, imajinasi,

dan kreativitas anak berkembang.

Menurut Budhi Setiawan (2010: 203) dalam international journal

mengemukakan bahwa Quantum Learning memiliki keunggulan dalam

pembelajaran yaitu:

It is a theory of learning which (tanamkan) the information in their mind, 2) to experience (alami sendiri) what they have read from the material in their learning process, 3) to name (nama) what they have acquired from the learning process so that what they have learned could become a long term memory, 4) to demonstrate (demonstrasikan) their competence obtained from their learning so that the competence is (ulangi) obtained from their learning so that it becomes more internalized, and 6) to celebrate (rayakan) that they have succeeded in their learning process new competence have been reached.

Yang artinya dalam pembelajaran kuantum memiliki keunggulan dalam

kegiatan pembelajarannya yaitu membuat pembelajaran yang mana

memungkinkan para siswa: 1) untuk menanamkan (tanamkan) informasi di

dalam mereka pikiran, 2) untuk mengalami (alami sendiri) apa yang mereka

sudah membaca dari material di dalam proses pelajaran mereka, 3) untuk

menamai apa yang mereka yang diperoleh dari pelajaran proses sedemikian

sehingga apa yang mereka sudah mempelajari bisa yang dijadikan suatu

memori jangka panjang, 4) untuk mempertunjukkan (demonstrasikan)

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kemampuan yang diperoleh dari pelajaran sehingga kemampuan dapat

ditempelkan di dalam pikiran para siswa, 5) untuk mengulangi kemampuan

mereka (ulangi) yang diperoleh dari pelajaran, dan 6) untuk merayakan

(rayakan) bahwa mereka sudah berhasil di dalam pelajaran.

Berdasarkan uraian-uraian pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan

bahwa dengan adanya kelebihan-kelebihan dalam model Quantum Learning

dan jika model ini diterapkan dengan baik maka dapat meningkatkan

pembelajaran keterampilan menulis narasi.

2) Kelemahan :

Menurut Hidayat (2010: 70) menyatakan bahwa pembelajaran

kuantum memiliki beberapa kelemahan diantaranya:

(1) Membutuhkan pengalaman yang nyata

(2) Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar

(3) Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa

Sementara itu menurut Dini Nurhadyani (2011: 4) menyatakan bahwa

pembelajaran kuantum memiliki kelemahan yaitu :

(1) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru dan siswa

(2) Siswa yang kurang aktif akan semakin tertinggal (3) Jika guru tidak dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman,

maka tujuan pembelajaran juga tidak akan tercapai secara maksimal (4) Siswa memerlukan ide dan kreativitas untuk mengaitkan dengan

kehidupan sendiri Berdasarkan uraian pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kelebihan quantum learning memiliki beberapa kelemahan namun dapat

ditutupi dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh model tersebut, yang

pada dasarnya model quantum learning adalah suatu model pembelajaran

yang menciptakan suasana belajar menjadi senyaman mungkin.

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian peningkatan keterampilan menulis narasi melalui model

Quantum Learning pada siswa kelas IV SDN 02 Pereng ini tidak terlepas atau

mengacu dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang relevan dalam penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh :

1.

Kemampuan Menulis Narasi Dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran

proses pembelajaran menulis narasi setelah diadakan tindakan kelas dengan

Metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Hal itu dapat ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I nilainya 2,56 dengan

kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,67 dengan

kriteria sangat baik. Nilai rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,67

dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,75

dengan kriteria sangat baik. Kedua ada peningkatan kemampuan menulis

narasi setelah diadakan tindakan kelas dengan Metode Peta Pikiran (Mind

Mapping). Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan

menulis narasi siswa sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I ada

peningkatan kemampuan menulis narasi dari rata-rata 61,2 menjadi 65,8

dengan ketuntasan klasikal 68% dan pada siklus II ada peningkatan

kemampuan menulis narasi dari rata-rata 65,8 menjadi 73,4 dengan ketuntasan

kalsikal 84%. Dengan demikian, dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas

V SD Negeri Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Sujiati (2011)

Memahami Sifat-sifat Cahaya Dalam Pembelajaran IPA Melalui Model

Quantum Learning Pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Karangpelem

kemampuan memahami sifat-sifat cahaya setelah diadakan tindakan kelas

dengan model quantum learning. Hal itu dapat ditunjukkan dengan

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

meningkatnya nilai kemampuan memahami sifat-sifat cahaya peserta didik

sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I ada peningkatan kemampuan

memahami sifat-sifat cahaya dari rata-rata 57,02 menjadi 66,61 dengan

ketuntasan klasikal 74% dan pada siklus II ada peningkatan kemampuan

memahami sifat-sifat cahaya dari rata-rata 66,61 menjadi 74,63 dengan

ketuntasan klasikal 85%. Dengan demikian model Quantum Learning dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami sifat-sifat cahaya

pada peserta didik kelas V SD Negeri 1 Karangpelem Tahun Ajaran

2010/2011.

3.

Pernapasan Manusia Dengan Model Pembelajaran Quantum Learning Pada

Siswa Kelas V SD Negeri Paten I Dukun Kabupaten Magelang Tahun

Pembelajaran 2010-

prosentase pemahaman alat pernapasan manusia pada siswa dari kondisi awal

sebesar 30% kemudian pada siklus pertama meningkat menjadi 68,14% dan

pada siklus kedua meningkat menjadi 75,74%. Dengan demikian model

Quantum Learning dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman alat

pernapasan manusia Siswa Kelas V SD Negeri Paten I Dukun Kabupaten

Magelang Tahun Pembelajaran 2010-2011

Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat

digunakan pada materi pembelajaran dapat meningkatkan keberhasilan

pembelajaran pada peserta didik. Perbedaan dari penelitian Eny Sulistyaningsih,

Sujiati, dan Haryanto dengan penelitian ini adalah variabel yang diteliti adalah

kemampuan menulis narasi, kemampuan memahami sifat-sifat cahaya, dan

pemahaman alat pernapasan manusia. Sementara itu persamaan dari penelitian ini

adalah sama-sama menggunakan model Quantum Learning dan hasil

penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari apa yang

diteliti.

Sehubungan dengan hal itu, peneliti merasa perlu untuk meningkatkan

keterampilan menulis narasi dan menjadikan pembelajaran lebih nyaman dan

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menyenangkan bagi peserta didik. Berpijak pada penelitian-penelitian yang

terdahulu maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul

peningkatan keterampilan menulis narasi melalui model quantum learning pada

siswa kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema

masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal

pembelajaran Bahasa Indonesia menulis narasi siswa masih rendah hal ini terbukti

dari 55,82% siswa mendapat nilai di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan karena

pembelajaran masih terpusat pada guru, guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah dalam penyampaian materi, guru belum menggunakan model

pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan yang dapat mengaktifkan siswa.

Siswa cenderung pasif hanya mendengar, mencatat, dan menghafal, akibatnya

motivasi siswa untuk mengikuti mengikuti pelajaran menjadi berkurang. Sehingga

siswa merasa bosan karena guru jarang melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan adanya upaya perbaikan

pada proses pembalajaran. Untuk itu peneliti menerapkan suatu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa.

Diantara berbagai model dalam pembelajaran, model Quantum Learning dengan

kerangka pembelajaran TANDUR adalah model pembelajaran yang diharapkan

dapat membantu meningkatkan keterampilan menulis narasi. Melalui kolaborasi

peneliti dan guru kelas, model Quantum Learning ini akan diterapkan dalam dua

siklus dengan indikator ketercapaian sebanyak 80% ke atas siswa mencapai

ketuntasan secara klasikal yaitu mendapatkan nilai di atas KKM (70).

Setelah dilakukan tindakan pada kondisi akhir dengan menerapkan model

Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa

kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

Secara skematis kerangka berfikir dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Gambar 2.1. Gambar Kerangka Berpikir

Kondisi

Awal

Kondisi

akhir

Tindaka

n

Guru belum menggunakan model Quantum Learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menulis narasi

Dengan menggunakan model Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi

Guru menggunakan model Quantum Learning dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi

Keterampilan menulis narasi siswa masih rendah

Siklus II 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi

Siklus I 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir

diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai

Melalui Model Quantum Learning Keterampilan Menulis Narasi Pada

Siswa Kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012 dapat meningkat .

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Pereng yang terletak di

Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Pemilihan SD Negeri 02

Pereng sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan beberapa pertimbangan

sebagai berikut :

1) Hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis narasi

khususnya pada siswa kelas IV masih rendah.

2) Sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga

terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.

3) Lokasi SDN 02 Pereng mudah dijangkau oleh peneliti karena letaknya dekat

dengan tempat tinggal peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung selama enam bulan, yang terdiri dari tahap

persiapan sampai dengan tahap pelaporan penelitian, yaitu mulai dari bulan

Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. Adapun rincian penelitian tersebut

sebagai berikut : penyusunan dan pengajuan proposal, seminar proposal,

mengurus ijin penelitian, persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis

data, penyusunan skripsi dan sidang skripsi. Adapun rencana waktu penelitian

selengkapnya terlampir (pada lampiran 1):

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 02 Pereng, Tahun

Pelajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 43 anak yang terdiri dari 18 siswa laki-

laki dan 25 siswa perempuan dengan Bapak Sugeng Riyadi, A.Ma.Pd bertindak

sebagai guru kelas IV.

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis

narasi dengan menerapkan model Quantum Learning. Dikategorikan sebagai

bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini berupa suatu

tindakan dengan menggunakan model Quantum Learning untuk mengatasi

rendahnya keterampilan menulis narasi siswa terkait kegiatan proses belajar

mengajar pada suatu kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Prinsip utama

PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan

sampai memperoleh hasil yang ditetapkan atau ditargetkan. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 98-101), bahwa PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahap utama

kegiatan, yaitu :

a. Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan

b. Pelaksanaan tindakan

c. Pengamatan

d. Refleksi atau pantulan

2. Strategi Penelitian

Strategi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah

tindakan siklus. Tindakan ini menggunakan cara putaran atau putaran berkali-kali,

artinya PTK bisa menggunakan beberapa siklus tindakan. Di dalam setiap siklus

tindakan terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia

materi menulis karangan dengan kerangka pembelajaran TANDUR.

2) Membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi

pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mempersiapkan media yang akan digunakan.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran

sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran

diamati dan direfleksikan.

c. Tahap Observasi

Observasi berupa pengamatan hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan dengan

mengamati penerapan tindakan yang sudah direncanakan pada pembelajaran

yang sesungguhnya.

d. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kekuatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi (Suharsimi Arikunto, 2006 : 99). Dalam refleksi ini kegiatan-kegiatan

yang dilakukan antara lain mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan pada tahap awal refleksi diawali dengan

menganalisis hasil pengamatan sehingga diperoleh simpulan tentang bagian

yang telah mencapai tujuan penelitian dan bagian yang masih perlu diperbaiki.

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah

siklus atau kegiatan berulang. Siklus inilah yang menjadi salah satu ciri utama

dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan

dalam bentuk siklus.

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewin

akan tergambar dalam lingkaran sebagai berikut:

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 3.1. Gambar Siklus Model Kurt Lewin

Suharsimi Arikunto (2006: 92)

D. Sumber Data

Sumber data adalah segala sumber informasi yang digunakan dalam

penelitian tindakan kelas tersebut. Sumber data dijadikan acuan dalam penelitian

sehingga sesuai dengan fakta di lapangan. Sumber data tersebut meliputi:

1. Data nilai pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan keterampilan menulis

narasi yang berlangsung di dalam kelas dengan model quantum learning.

2. Informan: informasi data yang diperoleh dari narasumber ketika wawancara,

sebagai informan yaitu guru kelas IV.

3. Hasil observasi: data yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru kelas

IV saat pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan menggunakan

model Quantum Learning.

4. Dokumen: Dokumen yang berupa catatan wawancara dengan guru mengenai

pembelajaran Bahasa Indonesia menulis narasi, hasil tes siswa, rancangan

pedoman pembelajaran yang dibuat guru, silabus yang ditetapkan oleh pihak

sekolah, dan daftar nilai proses keterampilan menulis yang akan digunakan

untuk mendapatkan data nilai siswa sebelum dilakukan tindakan.

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Perlakuan

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk dan sumber data maka teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:

1. Dokumentasi

Teknik mencatat dokumen ini oleh H. B. Sutopo (2006: 81) disebut

sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai

dengan kebutuhaan dan tujuan penelitiannya. Metode ini akan digunakan sebagai

perekam data-data penelitian baik data yang berupa foto maupun video yang

memuat semua kegiatan siswa kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar

saat penelitian berlangsung.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan di saat proses pembelajaran

keterampilan menulis narasi untuk mengumpulkan data perkembangan

pembelajaran menulis narasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan siswa

kelas IV SDN 02 Pereng. Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 38) menyatakan

bahwa obeservasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan

yang terjadi selama tindakan dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan

berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Sementara itu menurut Iskandar (2009:

68) menjelaskan bahwa observasi merupakan pengamatan (pengambilan data)

untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi

yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Observasi

langsung adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara (langsung) terhadap

objek yang diamati.

Observasi ini dilakukan oleh guru kelas IV terhadap peneliti sebagai

guru dan siswa kelas IV SDN 02 Pereng untuk mengetahui keterampilan menulis

narasi. Dalam pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model quantum

learning yaitu dalam masing-masing siklus yang dilaksanakan peneliti diharapkan

peserta didik berperan aktif dan merasa nyaman serta menyenangkan selama

kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan keterampilan menulis narasi dapat

meningkat.

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian.

Wawancara adalah suatu tanya jawab peneliti dengan orang-orang yang relevan

untuk dijadikan sumber data (Iskandar, 2009: 99). Wawancara dilakukan terhadap

guru kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar untuk menggali

informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek

pembelajaran, penentuan tindakan, dan respon yang timbul sebagai akibat dari

tindakan yang diberikan.

4. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar keterampilan

menulis narasi siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) mengemukakan

bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sementara itu menurut Sarwiji

Suwandi (2009: 59) menjelaskan bahwa tes mengarang diberikan pada awal

kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa

dalam mengarang dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu

hasil karangan siswa. Dengan perkataan lain, tes disusun dan dilakukan untuk

mengetahui tingkat perkembangan kemampuan menulis siswa sesuai dengan

siklus yang ada.

Penelitian ini menggunakan teknik tes, tes digunakan untuk mengetahui

peningkatan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 02 Pereng

Mojogedang Karanganyar setelah menggunakan model Quantum Learning. Tes

yang diberikan yaitu tes tertulis menulis narasi. Tes atau evaluasi dilaksanakan

pada akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pemberian tes dimaksudkan

untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis narasi setelah pemberian

tindakan.

F. Validitas Data

Untuk menjamin kepercayaan data yang diperoleh melalui penelitian

maka perlu dilakukan validitas data agar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 168) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Sementara itu menurut Iskandar (2009: 84) triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap suatu data. Dapat

diartikan bahwa untuk menarik simpulan yang mantap dan bisa diterima

kebenarannya, peneliti perlu mengkajinya dari berbagai sudut pandang. Dalam

penelitian ini untuk menguji validitas data dengan menggunakan triangulasi.

Teknik triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi

metode. Pengertian triangulasi sumber data dan triangulasi metode menurut

Iskandar (2009: 84) adalah:

1. Triangulasi sumber data

Triangulasi data adalah data yang diperoleh selalu dikomparasikan

dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi sumber yang sama

atau berbeda. Data yang sama atau sejenis, akan lebih valid kebenarannya bila

digali dan dikomparasikan dari beberapa sumber data yang berbeda. Pada

penelitian ini peneliti membandingkan data/informasi terkait pembelajaran

mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis karangan yaitu

sumber data yang diperoleh dari: data nilai nilai keterampilan menulis narasi

sebelum tindakan menggunakan model quantum learning, hasil observasi

pembelajaran keterampilan menulis narasi, data nilai keterampilan menulis

narasi. Hasil perbandingan data dari sumber data yang berbeda tersebut

kemudian disimpulkan.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi Metode yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti

menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan

pembelajaran guru dan partisipasi siswa kelas IV SDN 02 Pereng

Mojogedang Karanganyar, kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis

dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Bahasa Indonesia materi menulis karangan di kelas IV SDN 02 Pereng

Mojogedang Karanganyar. Dari beberapa data yang diperoleh lewat teknik

pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dapat dibandingkan,

kemudian ditarik simpulan sehingga data benar-benar mendekati kevalidan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model interaktif yang merupakan interaksi dari tiga komponen utama, yaitu: (1)

reduksi data, (2) penyajian data (display data), dan (3) penarikan simpulan.

Menurut Miles dan Huberman (2007: 16-19) teknik analisis interaktif terdiri dari:

(1) Reduksi data, merupakan proses pengumpulan data, seleksi, pemfokusan,

penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Selama proses reduksi data

peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data

berlangsung selama penelitian di lapangan sampai pelaporan penelitian selesai. (2)

Display data atau penyajian data, merupakan penyajian data ke dalam sejumlah

matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya

digunakan berbentuk teks naratif. Kemudian seluruh hasil analisis yang terdapat

dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan. (3) Penarikan

simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap.

Interaksi ketiga komponen utama tersebut dapat divisualisasikan pada

gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3.2. Siklus Analisis Interaktif

Analisis Model Miles dan Huberman

Iskandar (2009: 76)

Data Collection

Penyediaan Data

Reduksi Data

Display Data

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini peneliti gunakan sebagai acuan

dalam keberhasilan penelitiannya. Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 21) indikator

kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur

dalam menentukan keberhasilan/ keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang

ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya

keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 02 Pereng Mojogedang

Karanganyar dengan menerapkan model quantum learning. Indikator penelitian

ini berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70.

Menurut E. Mulyasa (2006: 209) kualitas pembelajaran dan

pembemtukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari

segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta

didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses

pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat

belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil

dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif pada diri peserta didik

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).

Berpijak pada pendapat di atas peneliti menentukan indikator

ketercapaian sendiri agar nantinya dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk

meningkatkan keterampilan menulis narasi. Indikator kinerja yang digunakan

yaitu 80% siswa mencapai ketuntasan secara klasikal. Penelitian dinyatakan

berhasil apabila 80% ke atas siswa telah mencapai ketuntasan secara klasikal

dengan mendapatkan nilai di atas KKM (70) pada keterampilan menulis karangan

narasi. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada penelitian ini berdasarkan KKM

yang telah ditentukan oleh SD Negeri 02 Pereng untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas IV yaitu 70.

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Menurut Iskandar ( 2009: 113) secara umum Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang, empat bagian

utama yang ada didalam setiap siklus adalah sebagai berikut: 1) perencanaan

(planning), 2) pelaksanaan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi

(reflecting). Dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan

tercapai. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang

bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus

yang dinamis dengan tindakan yang sama.

Apabila peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan dari

tindakan yang dilaksanakan pada siklus I peneliti menentukan rancangan

tindakan berikut pada siklus II. Jika hasil penelitian telah menemukan hasil yang

memuaskan dalam perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas,

maka peneliti dapat menghentikan dan mengambil kesimpulan, namun

disarankan sebaiknya prosedur PTK dilaksanakan paling kurang dua siklus.

Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai

berikut:

1. Prasiklus

Sebelum Siklus I dan Siklus II dilaksanakan, peneliti melakukan

kegiatan prasiklus terlebih dahulu meliputi survei ke obyek penelitian. Hal

ini, akan memudahkan peneliti untuk mengenal situasi awal di sekolah,

terutama pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Wawancara kepada guru

kelas dilakukan sebelum dilaksanakannya tindakan dengan menggunakan

pedoman wawancara yang telah disusun dan dikembangkan sesuai dengan

tujuannya. Tujuan wawancara untuk mengidentifikasi latar belakang masalah

yang ada pada sekolah tersebut khususnya siswa kelas IV dalam hal menulis

karangan narasi.

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Rancangan Siklus Pertama ( Siklus I )

a. Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata Bahasa

Indonesia dengan materi menulis karangan.

2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.

3) Mempersiapkan media yang akan digunakan yaitu gambar tempat-tempat

umum dan tempat-tempat wisata.

4) Menyiapkan peralatan dokumentasi, yaitu kamera.

b. Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu pada

langkah kegiatan mengajar. Pada tahap ini dilakukan dengan mengadakan

kegiatan menulis karangan narasi menggunakan model Quantum Learning

sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti. Pelaksanaan

tindakan pada siklus I sebanyak 2x pertemuan dan masing-masing pertemuan

selama 3 x 35 menit. Pertemuan ke-1 mempelajari mengenai langkah-langkah

menulis karangan narasi, pertemuan ke-2 mempelajari tentang penulisan

karangan narasi dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca yang tepat.

c. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa

ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis

karangan narasi. Peneliti sebagai guru pelaksana KBM, sedangkan guru kelas

IV sebagai kolabolator melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan

kinerja guru (peneliti).

d. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses

kegiatan belajar mengajar dan hasil tes keterampilan menulis narasi siswa.

Dari data rata-rata nilai tes keterampilan menulis narasi siswa pada siklus I

diketahui hanya 74,42% atau sebanyak 32 siswa dari 43 jumlah siswa yang

mencapai ketuntasan. Hal tersebut belum mencapai target penelitian yaitu

80%. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk tindakan

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

pada siklus II karena hasil pada siklus I yang diperoleh belum maksimal.

Maka perlu dilakukan tindakan siklus II.

3. Rancangan Siklus Kedua ( Siklus II )

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan penerapan

model Quantum Learning yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I.

Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil

yang lebih baik. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan materi menulis karangan narasi dengan menggunakan

gambar seri dan video.

3) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.

4) Mempersiapkan gambar seri dan video yang akan digunakan.

5) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya buku-

buku penunjang, dan alat tulis.

6) Menyiapkan peralatan dokumentasi, yaitu kamera.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan

pada siklus pertama sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau proses

peningkatan keterampilan menulis narasi.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sebanyak 2x pertemuan dan

masing-masing pertemuan selama 3 x 35 menit. Untuk memperbaiki

pembelajaran pada siklus II, peneliti sebagai guru kelas menggunakan media

dan kegiatan-kegiatan yang lebih menarik dalam pembelajaran.Pada

pertemuan ke-1, guru menggunakan LCD untuk menayangkan power point

materi dan rangkaian contoh-contoh gambar seri. Kemudian siswa maju

untuk mengurutkan gambar seri yang telah disediakan oleh guru. Pada

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

membacakan sebuah cerita narasi dan siswa menjawab pertanyaan dari isi

cerita yang dibacakan oleh guru dengan cara memetik soal cerita dari pohon

cerita tersebut. Pada pertemuan ke-2, guru menggunakan video cerita narasi

dalam pembelajaran menulis narasi, melalui video tersebut siswa

memperhatikan cerita dalam video kemudian menulis isi ceritanya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati aktivitas siswa

ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan

narasi. Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus pertama dan

memantau serta membantu siswa jika menemui kesulitan di dalam

pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan observasi ini juga dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan seperti pada siklus 1 baik observasi

terhadap aktivitas siswa maupun observasi terhadap kegiatan guru di dalam

pembelajaran. Aktivitas siswa selama pembelajaran menulis narasi juga tetap

dipantau oleh peneliti dan guru kelas IV.

d. Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran tentang

dampak dari tindakan yang dilakukan. Pada siklus II peningkatan

keterampilan menulis narasi sebesar 93,02% atau sebanyak 40 siswa dari 43

jumlah siswa, ini berarti sudah berhasil memenuhi target dari indikator yang

ingin dicapai yaitu lebih dari 80% dari keseluruhan siswa sudah mendapat

nilai di atas atau sama dengan KKM (70). Keterampilan menulis narasi siswa

meningkat dan memenuhi target yang dicapai, ini berarti bahwa pembelajaran

keterampilan menulis narasi melalui penerapan model Quantum Learning

tersebut telah berhasil dan penelitian dapat dihentikan.

Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah

ini:

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 3.3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Suharsimi Arikunto (2006: 73)

Refleksi

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Secara geografis SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar terletak di

Dukuh Sarirejo RT 01 RW 04, Kelurahan Pereng, Kecamatan Mojogedang,

Kabupaten Karanganyar. Sekolah ini berstatus negeri dengan Nomor Statistik

Sekolah (NSS) 101031315016 yang dikepalai oleh Bapak Withono, S.Pd.

Letak geografis SDN 02 Pereng Mojogedang Karanganyar memang tidak

tepat di jantung kota Karanganyar. Meskipun demikian, letak sekolah ini sangat

strategis, karena dekat dengan pemukiman penduduk. Sarana komunikasi dan

transportasi yang ada juga cukup menunjang untuk berkembangnya SD tersebut.

Keadaan lingkungan yang dapat mendukung siswa dalam kegiatan belajar

adalah lingkungan yang luas, sejuk, dan bersih. Keadaan demikian sudah

selayaknya tercipta dalam kondisi dan situasi belajar mengajar yang

membutuhkan adanya pemusatan perhatian. Keadaan lingkungan belajar yang

tercipta di SD Negeri 02 Pereng antara lain:

a. Kondisi gedung atau bangunan yang permanen serta dalam kondisi yang baik,

antara lain terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1

perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang lab. komputer, 1 mushola, 1 gudang, 4

kamar mandi, dan 1 tempat parkir.

b. Tersedianya kursi dan meja belajar dalam kondisi yang baik serta dalam

jumlah yang memadai.

c. Penataan ruang kelas yang baik, rapi, dan teratur yang meliputi meja, kursi,

gambar-gambar dan media belajar lainnya.

d. Penanaman pohon di halaman serta penataan taman yang baik dan teratur

juga menambah suasana menjadi nyaman, sejuk, serta asri.

e. Adanya pagar yang mengelilingi sekolah sehingga keamanan siswa terjamin

walaupun sekolah ini terletak di tepi jalan raya.

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

B. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan tindakan atau penelitian, terlebih dahulu peneliti

melaksanakan kegiatan prasiklus dengan mengadakan tes kemampuan awal dan

melakukan wawancara dengan guru kelas IV. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru kelas IV (lampiran 6 halaman 154), peneliti menemukan beberapa

kesulitan belajar yang dialami oleh sebagian besar siswa kelas IV pada

pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu pada kegiatan pembelajaran menulis.

Dalam pembelajaran yang dilaksanakan, ternyata guru belum menggunakan

model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis bagi

siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat pembelajaran dan hasil yang

diperoleh oleh siswa belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata

yang diperoleh pada pembelajaran menulis karangan narasi kelas IV sebesar

62,93 pada tahap prasiklus (lampiran 8 halaman 158). Siswa yang memperoleh

70 (KKM) hanya 19 siswa dari 43 siswa atau sebesar 44,18% dan siswa

yang tidak tuntas sebanyak 24 siswa dari jumlah siswa 43 siswa atau sebesar

55,82%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 44,18% siswa mendapatkan nilai yang

masih berada di bawah batas KKM (70) yang ditetapkan. Oleh sebab itu

pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi perlu dilakukan perbaikan

dengan pelaksanaan tindakan yang di dalamnya terdapat alternatif untuk

memecahkan permasalahan tersebut. Tindakan yang berupa alternatif sebagai

pemecahan masalah tersebut berupa suatu model pemblejaran inovatif yang akan

digunakan dalam pembelajaran yaitu model Quantum Learning. Penggunaan

model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi

siswa.

Agar lebih jelas, perolehan hasil penilaian pembelajaran keterampilan

menulis narasi siswa kelas IV pada tahap prasiklus dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.1. Data Nilai Keterampilan Menulis Narasi Tahap Prasiklus

No Interval Frekuensi

(fi) Nilai Tengah

(xi) fi.xi Prosentase

(%) 1 40 46 7 43 301 16,28 2 47 53 4 50 200 9,30 3 54 60 3 57 171 6,98 4 61 67 10 64 640 23,25 5 68 74 12 71 852 27,90 6 75 81 7 78 546 16,28

Jumlah 43 2710 100%

Nilai rata-rata = 2706 : 43 = 62,93

Ketuntasan klasikal = (19 : 43) x100% = 44,18 % Nilai Di bawah KKM = (24 : 43) x 100% = 55,82 %

Nilai Terendah = 40 Nilai Tertinggi = 81

Dari tabel di atas, dapat dibuat grafik yang dapat divisualisasikan pada gambar di

bawah ini:

Gambar 4.1. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Tahap Prasiklus

Berdasarkan tabel 4.1. dapat dinyatakan bahwa nilai keterampilan

menulis narasi pada tahap prasiklus diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 62,93.

Pada gambar 4.1 dapat dinyatakan bahwa nilai keterampilan menulis narasi

menunjukkan siswa yang mendapatkan nilai 40- 46 sebanyak 7 siswa atau sebesar

16,27%. Siswa yang mendapatkan nilai 47-53 sebanyak 4 siswa atau sebesar

9,30%. Siswa yang mendapatkan nilai 54-60 sebanyak 3 siswa atau sebesar

7

43

10

12

7

0

2

4

6

8

10

12

14

40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81

Fre

ku

ensi

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

6,97%. Siswa yang mendapatkan nilai 61-67 sebanyak 10 siswa atau sebesar

23,25 %. Siswa yang mendapatkan nilai 68-74 sebanyak 12 siswa atau sebesar

27,90%. Siswa yang mendapatkan nilai 75-81 sebanyak 7 siswa atau sebesar

16,27%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum

mencapai KKM dan perlu adanya tindakan guna meningkatkan keterampilan

menulis narasi siswa.

C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari dua kali

pertemuan pada setiap siklusnya. Dalam setiap pertemuan alokasi waktu yang

digunakan adalah 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Dalam setiap siklus yang

dilaksanakan, terdiri dari empat komponen/tahapan pokok yang dilakukan, di

antaranya: a) perencanaan atau planning; b) tindakan atau acting; c) pengamatan

atau observing; d) refleksi atau reflecting.

a. Deskripsi Siklus I

Tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan

jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti dengan kolaborator

yaitu guru kelas IV. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat,

20 April 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 April

2012. Adapun tahapan pelaksanaannya yaitu:

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 24 siswa dari 43 siswa

masih mendapatkan nilai menulis karangan dibawah 70. Selain itu, berdasarkan

hasil wawancara dengan guru kelas IV keterampilan menulis karangan siswa

masih rendah. Oleh karena itu, peneliti mengadakan koordinasi dengan guru

kelas untuk membahas tentang alternatif pemecahan yang dapat dilaksanakan

untuk meningkatkan keterampilan menulis, khususnya dalam menulis karangan

narasi siswa kelas IV SDN 02 Pereng. Alternatif yang akan digunakan adalah

penggunaan model Quantum Learning dengan kerangka pembelajaran

TANDUR.

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Pada tahap perencanaan siklus I peneliti mempersiapkan beberapa hal

sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam hal ini, peneliti bersama guru kelas sebagai kolaborator

menyusun rencana pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan

narasi yang akan digunakan dalam penelitian. Rencana pelaksanaan

pembelajaran yang disusun adalah rencana pembelajaran yang di dalamnya

terdapat kerangka pembelajaran TANDUR.

b) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang akan digunakan

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan,

pada siklus pertama peneliti menggunakan media gambar-gambar tempat-

tempat umum dan tempat wisata.

c) Mempersiapkan lembar penilaian

Lembar penilaian yang digunakan berupa lembar penilaian kognitif

yang akan digunakan dalam menilai keterampilan menulis karangan narasi

siswa dan lembar aktivitas siswa. Selain lembar penilaian aktivitas siswa, juga

ada lembar penialaian RPP dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran dan

dinilai oleh guru kelas sebagai observer.

2) Tahap Pelaksanaan/tindakan

Pada tahap pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Jumat, 20 April 2012 selama tiga jam pelajaran (3x35 menit). Kegiatan

pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB - 08.45 WIB. Pada pertemuan

pertama peneliti sudah mengunakan model pembelajaran Quantum Learning

yang sudah disusun dalam RPP (lampiran 4 halaman 95). Peneliti bertindak

sebagai pengajar dan guru kelas IV bertindak sebagai observer yang melakukan

pengamatan terhadap aktivitas siswa di dalam mengikuti pembelajaran. Urutan

pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis sebelum proses pembelajaran

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(2) Berdoa dan melaksanakan presensi kepada siswa.

(3) Memotivasi siswa sebelum pembelajaran dimulai.

(4) Apersepsi: Tanya jawab mengenai pernah berlibur kemana saja, setelah itu

Belajar Mengarang

(5) Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru yaitu

mengenai menulis karangan narasi

b) Kegiatan inti

(1) Eksplorasi

(a) Siswa secara aktif menyebutkan tempat-tempat wisata dan tempat-

tempat umum yang pernah dikunjunginya.

(b) Guru menjelaskan tentang pengertian karangan

(c) Guru menunjukkan gambar delman

(d) Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru

(e)

(f) Siswa bersahutan menjawab

(g) Guru menjelaskan langkah-langkah menyusun karangan narasi

(h) Guru bertanya jawab tentang langkah-langkah menyusun karangan

narasi

(i) Guru mencontohkan cara membuat kerangka karangan dengan

memperhatikan ejaan yang benar berdasarkan gambar yang telah

ditunjukkan

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 4-6 orang

(b) Guru menyuruh ketua dari masing-masing kelompok untuk

mengambil undian untuk nama masing-masing kelompok

(c) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

membuat kerangka karangan berdasarkan gambar yang telah dipilih

oleh masing-masing kelompok

(d) Tiap-tiap kelompok mengerjakan tugas dari guru

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

(e) Guru mengarahkan jalannya diskusi

(f) Guru memberikan tanggapan dari hasil diskusi siswa.

(g) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi

(3) Konfirmasi

(a) Guru memberikan penguatan kepada siswa

(b) Guru memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang jelas tentang

materi untuk bertanya

(c) Guru memberikan penghargaan kepada kepada siswa

(d) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

c) Kegiatan akhir

(1) Bersama dengan guru, siswa membuat kesimpulan tentang materi yang

dipelajari

(2) Guru merefleksi materi yang sudah dipelajari

(3) Guru memberikan soal evaluasi individu untuk membuat karangan narasi

berdasarkan panduan dari kerangka karangan yang telah didiskusikan

secara kelompok.

(4) Salam penutup

Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 21April 2012

yang dilaksanakan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pertemuan kedua,

dimulai jam pertama pada pukul 07.00 WIB 08.45 WIB. Pembelajaran

pertemuan kedua ini dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Ada

pun urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua adalah sebagai

berikut:

a) Kegiatan awal

(1) Berdoa

(2) Salam pembuka dan presensi

(3) Mengkondisikan kelas

(4) Apersepsi -sama

(5) Motivasi: guru memberikan semangat belajar kepada siswa

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b) Kegiatan inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru sedikit mengulas materi yang lalu

(b) Guru menjelaskan tentang penggunaan tanda baca dalam penulisan

karangan

(c) Siwa memperhatikan penjelasan guru

(d) Guru memberikan contoh cerita narasi dan membacakannya

(e) Siswa memperhatikan contoh yang dibacakan guru

(f)

(2) Elaborasi

(a) Guru menyuruh siswa untuk berkelompok seperti pertemuan yang lalu

(b) Guru menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk

memperbaiki sebuah cerita narasi sesuai dengan tanda baca yang benar

(c) Tiap-tiap kelompok mengerjakan tugas dari guru

(d) Guru mengarahkan jalannya diskusi

(e) Guru memberikan tanggapan dari hasil diskusi siswa.

(f) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi

(3) Konfirmasi

(a) Guru memberikan penguatan kepada siswa

(b) Guru memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang jelas tentang

materi untuk bertanya

(c) Guru memberikan penghargaan kepada kepada siswa

(d) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

c) Kegiatan akhir

(1) Bersama dengan guru, siswa membuat kesimpulan tentang materi yang

dipelajari

(2) Guru merefleksi materi yang sudah dipelajari

(3) Guru memberikan soal evaluasi individu untuk membuat karangan

dengan panduan gambar

(4) Salam penutup

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3) Tahap Observasi

Tahap observasi ini, dilakukan observasi/pengamatan terhadap

kegiatan siswa di dalam pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan pengamatan

oleh guru terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

Quantum Learning. Pengamatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian

untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 02

Pereng. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV yaitu Bapak Sugeng

Riyadi, A.Ma. Pd. Guru kelas IV bertindak sebagai observer. Guru kelas IV

diminta mengamati pelaksanaan pembelajaran, kesesuaian RPP yang disusun

peneliti, pengamatan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses belajar

serta kinerja peneliti dalam mengajar. Selain itu, peneliti juga meminta bantuan

teman sejawat untuk merekam proses pembelajaran serta dokumentasi foto

menggunakan kamera. Pengamatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan

penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas

IV SDN 02 Pereng. Dari data observasi pada siklus I selama dua kali

pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Hasil Observasi Terhadap Peneliti yang Berperan Sebagai Guru

a) Penilaian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Penilaian RPP dilakukan oleh guru kelas IV terhadap peneliti

dilihat pada (lampiran 19 dan 20 halaman 189 dan 191). RPP yang

disusun guru sudah sesuai dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan. Perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring

sudah jelas dan cukup baik. Ketepatan pemilihan materi ajarnya dengan

tujuan dan karakteristik sudah baik. Sistematika materi dan kesesuaian

dengan alokasi waktu sudah baik. Pemilihan sumber belajar yang sesuai

dengan tujuan, materi, dan alokasi waktu sudah baik. Langkah-langkah

dalam setiap skenario pembelajarannya sudah baik, sudah sesuai

dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Setiap langkah juga

telah diberi keterangan metode, alokasi waktu dan nilai karakter.

Penggunaan media dalam pembelajaran sudah baik. Penggunaan model

pembelajaran yaitu Quantum Learning yang sudah sesuai dengan model

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

yang digunakan dalam penelitian. Kesesuaian media dengan tujuan

pembelajaran sudah baik. Kelengkapan instrumen asesmen sudah baik.

b) Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

aktivitas peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang

disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari data

observasi aktivitas guru dalam siklus I selama dua kali pertemuan

diperoleh hasil sebagai berikut (dilihat pada lampiran 21 dan lampiran

22 halaman 193 dan 195) :

Penilaian pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan dengan

mengisi lembar observasi kinerja guru berdasarkan pedoman

pengamatan kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan narasi menggunakan model Quantum Learning. Hasil

pengamatan kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan narasi menggunakan model Quantum Learning pada siklus I

sebagai berikut:

1) Pada saat pra pembelajaran guru sudah mempersiapkan ruang,

alat, dan media pembelajaran dengan baik. Serta guru sudah

mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk siswa.

2) Pada kegiatan awal, guru sudah membuka pembelajaran dengan

baik. Guru sudah melakukan kegiatan absensi.

3) Pada kegiatan inti pembelajaran guru sudah menguasai materi

pembelajaran serta guru sudah menerapkan model Quantum

Learning dalam kegiatan pembelajaran menulis narasi. Guru juga

kurang mampu menguasai kelas.

4) Guru sudah melibatkan siswa untuk membuat rangkuman pada

kegiatan penutup. Serta guru sudah memberikan tes akhir sebagai

tindak lanjut pembelajaran.

Penelitian pada siklus I, diperoleh rata-rata penilaian RPP dan

penilaian pelakanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan

narasi sebesar 3,22. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran yang

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dilakukan oleh guru dapat dikategorikan baik, meskipun masih ada

beberapa kekurangan yang dilakukan guru. Oleh karena itu perlu

ditingkatkan lagi guna tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

2) Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang

dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV

SDN 02 Pereng. Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus I

selama dua kali pertemuan (dilihat pada lampiran 27 dan lampiran 28

halaman 209 dan 211) diperoleh hasil observasi sebagai berikut:

a) Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran. Siswa

sudah terlibat dalam penggunaan media namun belum sepenuhnya.

b) Dalam melaksanakan tugas dari guru, siswa sudah tertib. Tetapi

masih ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas.

c) Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya

masih kurang, hanya ada beberapa siswa yang berani untuk

bertanya.

d) Dalam mengerjakan soal evaluasi ada beberapa siswa yang tidak

mandiri, ada yang masih mencontek maupun menjiplak.

3) Penilaian keterampilan menulis narasi siswa

Penilaian keterampilan menulis narasi yang dinilai adalah

aspek kognitif, dalam hal ini yang diukur adalah kompetensi produk

yang tercermin di dalam hasil tes tertulis yang ada pada karangan

narasi. Nilai keterampilan menulis karangan narasi yang dilaksanakan

pada siklus I dapat diketahui bahwa masih ada 11 siswa yang

mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu

70. Rata-rata nilai keterampilan menulis karangan narasi yang

didapatkan siswa sebesar 73,42. Dari 43 siswa, yang mendapatkan nilai

di atas KKM sebanyak 32 siswa (74,42%), sedangkan 11 siswa

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(25,58%) masih mendapat nilai dibawah KKM (lampiran 13 halaman

168). Berikut ini data nilai yang dapat disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan grafik nilai keterampilan menulis karangan

narasi, sebagai berikut:

Tabel 4.2. Data Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Siklus I

D

a

r

i

t

a

Dari tabel 4.2. dapat dibuat grafik yang divisualisasikan pada gambar

di bawah ini:

Gambar 4.2. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui nilai keterampilan menulis

narasi siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I dapat diketahui nilai rata-rata

kelas dari aspek kognitif siswa pada keterampilan menulis karangan narasi

adalah 73,42 (lampiran 13 halaman 168). Pada gambar 4.2 menunjukan

35

8

18

7

202468

101214161820

55-60 61-66 67-72 73-78 79-84 85-90

Fre

ku

ensi

Interval Nilai

Banyak Siswa

No Interval Frekuensi Nilai tengah FiXi Prosentase 1 55-60 3 57.5 172.5 6.98% 2 61-66 5 63.5 317.5 11.63% 3 67-72 8 69.5 556 18.60% 4 73-78 18 75.5 1359 41.86% 5 79-80 7 79.5 556.5 16.28% 6 85-90 2 87.5 175 4.65%

Jumlah 43 3136,5 100,00% Rata-rata Nilai = 3157 : 43 = 73,42

Ketuntasan Klasikal = (32 : 43) x 100 % = 74,42% Nilai Di bawah KKM = (11 : 43) x 100 % = 25,58%

Nilai Terendah = 55 Nilai Tertingi = 90

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

bahwa siswa yang mendapatkan nilai 55-60 sebanyak 3 siswa atau sebesar

6,98%. Siswa yang mendapatkan nilai 61-66 sebanyak 5 siswa atau sebesar

11,63%. Siswa yang mendapatkan nilai 67-72 sebanyak 8 siswa atau sebesar

18,60%. Siswa yang mendapatkan nilai 73-78 sebanyak 18 siswa atau sebesar

41,86%. Siswa yang mendapatkan nilai 78-84 sebanyak 7 siswa atau sebesar

16,28%. Siswa yang mendapatkan nilai 85-90 sebanyak 2 siswa atau sebesar

4,65%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebanyak 32 siswa

atau sebasar 74,42% dari dan siswa yang mendapat nilai <70 sebanyak 11

siswa atau sebesar 25,58% dari 43 siswa dan ini berarti belum mencapai

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80

70 (KKM). Sehingga perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.

4) Tahap Analisis dan Refleksi

Data yang telah didapatkan saat dilakukan observasi siklus I pada

pertemuan pertama dan kedua dianalisis kemudian direfleksi kembali. Peneliti

bersama kolaborator (guru kelas) melakukan analisis dan refleksi terhadap nilai

keterampilan menulis karangan narasi pada saat tahap prasiklus dan nilai

keterampilan menulis karangan narasi setelah dilaksanakan tindakan pada

siklus I. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah

direncanakan. Indikator kinerja yang telah direncanakan adalah penelitian

dinyatakan berhasil apabila 80% ke atas siswa mendapatkan nilai di atas KKM

(70). Perbandingan ketuntasan nilai keterampilan menulis karangan narasi

antara prasiklus dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dapat dilihat

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Karangan

Narasi antara Prasiklus dan Siklus I

Keterangan Prasiklus Siklus I

Jumlah siswa yang tuntas 19 32

Prosentase 44,18% 74,42%

Dari tabel 4.3. dapat dibuat grafik yang divisualisasikan pada gambar 4.3. di

bawah ini:

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis

Narasi antara Prasiklus dan Siklus I

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa pada

saat prasiklus ada 19 siswa yang sudah mendapatkan nilai diatas KKM (70)

atau ketuntasan klasikal sebesar 44,18%. Setelah dilaksanakan tindakan pada

siklus I ternyata ketuntasan klasikal pada keterampilan menulis karangan narasi

meningkat sebesar 74,42% atau 32 siswa sudah mendapatkan nilai diatas KKM

pembelajaran. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus

I. Indikator kinerja dalam siklus I masih belum tercapai dari target yang

ditentukan. Ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa pada keterampilan

menulis karangan narasi masih kurang dari 80% sehingga perlu diadakan

kembali tindakan selanjutnya pada siklus II.

b. Deskripsi Siklus II

Tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan

jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti dengan kolaborator

yaitu guru kelas IV. Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Senin, 23 April 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 24

April 2012. Adapun tahapan pelaksanaannya yaitu:

1) Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan yang dilakukan untuk siklus II mengacu pada

hasil refleksi pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada

siklus I dapat diketahui bahwa indikator kinerja untuk keterampilan

menulis karangan narasi siswa masih belum tercapai. Peneliti

19

32

0

10

20

30

40Ju

mla

h Si

swa

Yan

g T

un

tas

Prasiklus

Prasiklus Siklus I

Siklus I

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus

II ini untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan bahwa target

yang dicapai adalah 80% siswa tuntas.

Adapun tahap-tahap perencanaan pada siklus II antara lain:

a) Merencanakan tindakan selanjutnya sebagai alternatif pemecahan

masalah yang berasal dari refleksi pada siklus I.

Setelah mengetahui masalah pada siklus I yang mengakibatkan

tidak dapat tercapainya target 80% siswa tuntas dari KKM (70) maka

peneliti dapat melakukan perbaikan pada siklus II. Dengan

memperbaiki media yang digunakan maupun proses pembelajaran yang

dilakukan.

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tahap ini penyusunan RPP ini, peneliti bersama guru kelas

sebagai kolaborator menyusun rencana pembelajaran Bahasa Indonesia

materi menulis karangan narasi yang akan digunakan dalam penelitian.

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun adalah rencana

pembelajaran yang di dalamnya terdapat kerangka pembelajaran

TANDUR. Dengan alokasi waktu 3x35 menit tiap pertemuan sehingga

dalam siklus II ini terdapat alokasi waktu 6x35 menit. Skenario

kegiatan pembelajaran pada siklus II disusun hampir sama dengan

kegiatan pada siklus I yaitu dengan menggunakan model Quantum

Learning. Hanya saja terdapat beberapa perbedaan di dalamnya yaitu

media yang digunakan lebih bervariasi seperti penggunaan gambar seri

pada pertemuan I dan pada pertemuan kedua menggunakan media audio

visual berupa video cerita.

c) Mempersiapkan kembali sarana dan fasilitas yang akan digunakan

Sarana dan media yang digunakan pada siklus II harus lebih

baik daripada siklus I. Ada beberapa sarana dan fasilitas yang

dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, di

antaranya:

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

1) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang

digunakan pada siklus II berupa gambar seri dan menggunakan

laptop serta LCD untuk menayangkan video cerita narasi.

2) Mempersiapkan alat dokumentasi, alat dokumentasi yang akan

digunakan pada siklus II untuk dokumentasi di lapangan yaitu

kamera digital agar setiap peristiwa yang dilakukan dapat terekam

dengan baik.

d) Mempersiapkan lembar penilaian

Lembar penilaian yang digunakan sama dengan lembar

penilaian pada siklus I yaitu berupa lembar penilaian kognitif yang akan

digunakan dalam menilai keterampilan menulis karangan narasi siswa

dan lembar aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran di kelas.

Selain lembar penilaian aktivitas siswa, juga ada lembar penialaian RPP

dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran dan dinilai oleh guru

kelas sebagai observer.

2) Tahap Pelaksanaan/Tindakan

Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Senin, 23 April 2012 selama tiga jam pelajaran (3x35 menit). Kegiatan

pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB- 08.45 WIB. Peneliti

bertindak sebagai pengajar dan guru kelas IV bertindak sebagai observer

yang melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa di dalam mengikuti

pembelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 1

adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis sebelum proses

pembelajaran

(2) Berdoa dan melakukan presensi

(3) Ayo Belajar -sama

(4) Motivasi : guru memberikan semangat belajar kepada siswa

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(5) Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru yaitu

mengenai menulis karangan narasi

b) Kegiatan inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru sedikit mengulas materi yang lalu

(b) Guru menjelaskan tentang penggunaan tanda baca dalam penulisan

karangan

(c) Siwa memperhatikan penjelasan guru

(d) Guru me

(e) Siswa mengikuti permainan yang diadakan oleh guru.

(2) Elaborasi

(a) Guru menyuruh siswa untuk kembali berkelompok seperti

pertemuan yang lalu

(b) Guru menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk

membuat kerangka karangan dengan panduan gambar seri

(c) Tiap-tiap kelompok mengerjakan tugas dari guru

(d) Guru mengarahkan jalannya diskusi

(e) Setelah selesai, melalui perwakilan dari kelompok, salah satu siswa

mempresentasikan hasil diskusinya

(f) Guru memberikan tanggapan dari hasil diskusi siswa.

(g) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi

(3) Konfirmasi

(a) Guru memberikan penguatan kepada siswa

(b) Guru memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang jelas

tentang materi untuk bertanya

(c) Guru memberikan penghargaan kepada kepada siswa

(d) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

c) Kegiatan akhir

(1) Bersama dengan guru, siswa membuat kesimpulan tentang materi yang

dipelajari

(2) Guru merefleksi materi yang sudah dipelajari

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(3) Guru memberikan soal evaluasi individu untuk membuat karangan

narasi dengan panduan gambar seri.

(4) Salam penutup

Pelaksanaan penelitian siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Selasa, 24 April 2012 yang dilaksanakan dengan alokasi waktu 3 x 35

menit. Pertemuan kedua, dimulai jam pertama pada pukul 07.00 WIB 08.45

WIB. Pembelajaran pertemuan kedua ini dilaksanakan sesuai dengan RPP yang

telah dibuat. Ada pun urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua

adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis sebelum proses pembelajaran

(2) Berdoa dan melakukan presensi

(3) Ayo Belajar -sama

(4) Motivasi : guru memberikan semangat belajar kepada siswa

(5) Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru yaitu

mengenai menulis karangan narasi

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru sedikit mengulas materi yang peretemuan yang lalu

(b) Guru menjelaskan tentang penggunaan tanda baca dalam penulisan

karangan

(c) Guru menayangkan contoh video cerita narasi

(2) Elaborasi

(a) Guru menyuruh siswa untuk kembali berkelompok seperti pertemuan

yang lalu

(b) Guru menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk mengisi

teka-teki silang yang berkaitan tentang karangan narasi

(c) Tiap-tiap kelompok mengerjakan tugas dari guru

(d) Guru mengarahkan jalannya diskusi

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

(e) Setelah selesai, melalui perwakilan dari kelompok, salah satu siswa

mempresentasikan hasil diskusinya

(f) Guru memberikan tanggapan dari hasil diskusi siswa.

(g) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi

(3) Konfirmasi

(a) Guru memberikan penguatan kepada siswa

(b) Guru memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang jelas tentang

materi untuk bertanya

(c) Guru memberikan penghargaan kepada kepada siswa

(d) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa agar semakin giat

untuk belajar

c) Kegiatan Akhir

(1) Bersama dengan guru, siswa membuat kesimpulan tentang materi yang

dipelajari

(2) Guru merefleksi materi yang sudah dipelajari

(3) Guru memberikan soal evaluasi individu untuk membuat karangan

narasi dengan panduan dari video cerita narasi yang ditayangkan oleh

guru.

(4) Salam penutup

3) Tahap Observasi

Tahap observasi untuk siklus II dilakukan sama seperti pada siklus

I yaitu dan observasi terhadap aktivitas siswa, penilain terhadap RPP serta

pelaksanaan pembelajaran dan penilaian keterampilan menulis narasi

siswa. Selain itu, peneliti juga meminta bantuan teman sejawat untuk

merekam proses pembelajaran serta dokumentasi foto menggunakan

kamera. Pengamatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian untuk

meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 02

Pereng.

Berikut data hasil obervasi yang dilakukan pada siklus II selama dua

kali pertemuan yaitu:

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

1) Hasil Observasi Terhadap Peneliti yang Berperan Sebagai Guru

a) Penilaian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Aspek-aspek penilaian yang dilakukan pada siklus II sama

dengan aspek-aspek yang dinilai sama pada siklus I. Penilaian RPP

dilakukan oleh guru kelas IV terhadap peneliti (dilihat pada lampiran

23 dan 24 halaman 197 dan 200). RPP yang disusun guru sudah sesuai

dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Perumusan

tujuan pembelajaran dan dampak pengiring sudah jelas dan baik.

Ketepatan pemilihan materi ajarnya dengan tujuan dan karakteristik

sudah baik. Sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu

sudah baik. Pemilihan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan,

materi, dan alokasi waktu sudah baik. Langkah-langkah dalam setiap

skenario pembelajarannya sudah baik, sudah sesuai dengan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan.Setiap langkah juga telah diberi

keterangan metode, alokasi waktu dan nilai karakter. Penggunaan

media dalam pembelajaran sudah baik. Penggunaan model

pembelajaran yaitu Quantum Learning yang sudah sesuai dengan

model yang digunakan dalam penelitian. Kesesuaian media dengan

tujuan pembelajaran sudah baik. Kelengkapan instrumen asesmen

sudah baik.

b) Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Penialain pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan dengan

mengisi lembar observasi kinerja guru berdasarkan pedoman

pengamatan kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan narasi menggunakan model Quantum Learning. Hasil

pengamatan kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan narasi menggunakan model Quantum Learning pada siklus

II sebagai berikut:

1) Pada saat pra pembelajaran guru sudah mempersiapkan ruang,

alat, dan media pembelajaran dengan baik. Serta guru sudah

mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk siswa.

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2) Pada kegiatan awal, guru sudah membuka pembelajaran dengan

baik. Guru sudah melakukan kegiatan absensi.

3) Pada kegiatan inti pembelajaran guru sudah menguasai materi

pembelajaran serta guru sudah menerapkan model Quantum

Learning dalam kegiatan pembelajaran menulis narasi. Guru juga

sudah menguasai kelas dengan baik.

4) Guru sudah melibatkan siswa untuk membuat rangkuman pada

kegiatan penutup. Serta guru sudah memberikan tes akhir sebagai

tindak lanjut pembelajaran.

Pada siklus II, diperoleh rata-rata penilaian RPP dan

penilaian pelakanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan

narasi sebesar 3,71. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dapat dikategorikan baik, dalam pelaksanaannya

walaupun masih ada sedikit kekurangan yang dilakukan guru. Namun

peningkatan yang signifikan dari kinerja guru sudah tampak dalam

proses pembelajarannya.

2) Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang

dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV

SDN 02 Pereng. Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus II

selama dua kali pertemuan (dilihat pada lampiran 29 dan lampiran 30

halaman 213 dan 215) diperoleh hasil observasi sebagai berikut:

1) Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran. Siswa

telah terlibat dan mau menggunakan media pembelajaran.

2) Dalam melaksanakan tugas dari guru, siswa sudah tertib. Dan

sudah tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

3) Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya

sudah baik, dan banyak siswa yang telah berani untuk bertanya.

4) Dalam mengerjakan soal evaluasi ada siswa sudah mandiri, hanya

sedikit yang masih menyontek ataupun menjiplak.

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3) Penilaian keterampilan menulis narasi siswa

Penilaian keterampilan menulis narasi yang dinilai adalah

aspek kognitif, dalam hal ini yang diukur adalah kompetensi produk

yang tercermin di dalam hasil tes tertulis yang ada pada karangan

narasi. Nilai keterampilan menulis karangan narasi yang dilaksanakan

pada siklus II selama dua kali pertemuan rata-rata nilai pada siklus II

adalah 81,80 dengan ketuntasan klasikal 93,02% atau sebanyak 40

siswa mendapat nilai (KKM) dan siswa yang belum tuntas

sebanyak 3 siswa atau sebesar 6,98% mendapat nilai dibawah KKM

(70). Berikut ini data nilai yang dapat disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan grafik nilai keterampilan menulis karangan

narasi, sebagai berikut:

Tabel 4.4. Data Nilai Keterampilan Menuli Narasi Siswa Siklus II

Dari tabel 4.4. dapat dibuat grafik yang divisualisasikan pada gambar

di bawah ini:

No Interval Frekuensi

(Fi) Nilai

Tengah (Xi) Fi.Xi Presentase 1 60-65 1 62,5 62,5 2,33% 2 66-71 6 71,5 286 9,30% 3 72-77 5 74,5 372,5 11,63% 4 78-83 13 80,5 1046,5 30,23% 5 84-89 16 86,5 1384 37,21% 6 90-95 4 92,5 370 9,30%

Jumlah 43 3521,5 100,00% Nilai Rata-rata Kelas = 3517,5 : 43 = 81,80

Ketuntasan Klasikal = 40 : 43 x 100% = 93,02% Nilai di bawah KKM = 3 : 43 x 10% = 6,98%

Nilai Terendah = 60 Nilai Tertinggi = 95

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar 4.4. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Siklus

II

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan nilai keterampilan

menulis narasi siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II dapat

diketahui nilai rata-rata kelas dari aspek kognitif siswa pada

keterampilan menulis karangan narasi adalah 81,80 (lampiran 13

halaman 168). Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa siswa yang

mendapatkan nilai 60-65 sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,33%. Siswa

yang mendapatkan nilai 66-71 sebanyak 4 siswa atau sebesar 9,30%.

Siswa yang mendapatkan nilai 72-77 sebanyak 5 siswa atau sebesar

11,63%. Siswa yang mendapatkan nilai 78-83 sebanyak 13 siswa atau

sebesar 30,23%. Siswa yang mendapatkan nilai 84-89 sebanyak 16

siswa atau sebesar 37,21%. Siswa yang mendapatkan nilai 90-95

sebanyak 4 siswa atau sebesar 9,30%. Hal ini dapat diartikan bahwa

sebanyak 40 siswa atau sebasar 93,02% sudah mencapai KKM (70)

dan 3 siswa atau sebesar 6,98% belum tuntas. Dan ini berarti sudah

mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%

Dan pada siklus II terbukti adanya

peningkatan yang signifikan dalam aspek kognitif dari keterampilan

menulis narasi siswa.

14 5

1316

402468

1012141618

60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95

Fre

ku

ensi

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

4) Tahap Analisis dan Refleksi

Data yang telah didapatkan saat dilakukan observasi siklus II pada

pertemuan pertama dan kedua dianalisis kemudian direfleksi kembali.

Peneliti bersama kolaborator (guru kelas) melakukan analisis dan refleksi

terhadap nilai keterampilan menulis karangan narasi pada saat tahap

prasiklus dan nilai keterampilan menulis karangan narasi setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus II. Kemudian hasilnya dibandingkan

dengan indikator kinerja yang telah direncanakan. Indikator kinerja yang

telah direncanakan adalah penelitian dinyatakan berhasil apabila 80% ke

atas siswa mendapatkan nilai di atas KKM (70). Perbandingan ketuntasan

nilai keterampilan menulis karangan narasi antara prasiklus dan siklus I dan

setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Karangan

Narasi antara, Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah siswa yang tuntas 19 32 40

Prosentase 44,18% 74,42% 93,02%

Dari tabel 4.5 dapat dibuat grafik yang divisualisasikan pada gambar 4.5 di

bawah ini:

Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis

Narasi antara Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

19

3240

0

10

20

30

40

50

Pes

erta

Did

ik Y

ang

Tu

nta

s Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Banyak Siswa

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Pada tabel 4.5 dan gambar 4.5 dapat disimpulkan bahwa pada saat

prasiklus ada 19 siswa yang sudah mendapatkan nilai diatas KKM (70) atau

ketuntasan klasikal sebesar 44,18%. Setelah dilaksanakan tindakan pada

siklus I ternyata ketuntasan klasikal pada keterampilan menulis karangan

narasi meningkat sebesar 74,42% atau 32 siswa sudah mendapatkan nilai

diatas 70 (KKM) pembelajaran dan pada siklus II keterampilan menulis

narasi siswa meningkat sangat signifikan yaitu sebanyak 40 siswa atau

sebesar 93,02% mendapat nilai 70 KKM. Hal ini menunjukan adanya

peningkatan dari prasiklus ke siklus I dan ke siklus II. Indikator kinerja

dalam siklus I masih belum tercapai dari target yang ditentukan dan pada

siklus II inilah indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% sudah

dapat tercapai.

Dalam penelitian ini terdapat siswa yang tidak tuntas sebanyak 3

siswa. Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut

adalah dengan melakukan pendekatan untuk memberikan bimbingan yang

sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa. Untuk langkah dan

tindakan selanjutnya akan diarahkan dan diberikan bimbingan secara khusus

oleh guru kelas.

D. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat

disimpulkan bahwa ada peningkatan yang cukup signifikan dari tindakan yang

dilakukan pada siklus I yang dilanjutkan dengan tindakan siklus II yang dilihat

pada aspek kognitif yaitu hasil tes tertulis keterampilan menulis narasi, pada saat

pembelajaran keterampilan menulis narasi. Selain itu ketuntasan klasikal yang

terjadi pada tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan

yang baik. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6. Peningkatan Rata-Rata Nilai Keterampilan Menulis Narasi dan

Prosentase Ketuntasan Klasikal pada Tahap Prasiklus, Siklus I, dan

Siklus II

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 40 55 60

Nilai Tertinggi 81 90 95

Jumlah Siswa 43 43 43

Siswa Tidak Tuntas 24 11 3

Siswa Sudah Tuntas 19 32 40

Nilai Rata-Rata Kelas 62,93 73,42 81,80

Ketuntasan Klasikal 44,18% 74,42% 93,02%

Dari tabel 4.6 di atas, dapat dibuat grafik yang divisualisasikan pada gambar 4.6.

di bawah ini, sebagai berikut:

Gambar 4.6. Grafik Peningkatan Nilai Keterampilan Menulis Narasi pada

Tahap Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.6, maka dapat disimpulkan bahwa

peningkatan terjadi pada nilai rata-rata kelas pembelajaran keterampilan menulis

narasi. Dari gambar 4.6 tersebut terlihat bahwa prasiklus lebih mendominasi pada

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

interval nilai rendah, siklus I mendominasi interval nilai sedang, dan siklus II

dominasi pada interval nilai tinggi.

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.6 diatas, dapat diketahui adanya

peningkatan dari kondisi awal, siklus I sampai siklus II sebagai berikut:

a. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 40 mengalami

peningkatan menjadi 55 pada siklus I, dari siklus I mengalami peningkatan

menjadi 60 pada siklus II.

b. Nilai tertinggi siswa pada kondisi awal adalah 81 mengalami peningkatan

menjadi 90 pada siklus I, dan dari siklus II ke siklus mengalami peningkatan

yaitu menjadi 95.

c. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 62,93 mengalami peningkatan

pada siklus I menjadi 73,42 dari siklus I mengalami peningkatan menjadi 81,80

pada siklus II.

d. Prosentase ketuntasan klasikal pada kondisi awal adalah 44,18% mengalami

peningkatan menjadi 74,42% pada siklus I, dan dari siklus I sampai siklus I

mengalami peningkatan menjadi 93,02% pada siklus II.

Berdasarkan tabel tabel 4.6 dan gambar 4.6 di atas dapat diketahui

adanya peningkatan nilai keterampilan menulis narasi pada tiap siklusnya. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis narasi yang berlangsung

selama dua siklus. Dan ini berarti pembelajaran Bahasa Indonesia dalam

keterampilan menulis narasi melalui model Quantum Learning dapat meningkat.

E. Pembahasan Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dalam penelitian dengan

menerapkan model Quantum Learning dalam pembelajaran menulis narasi.

Setelah dilakukan analisis, dapat ditemukan peningkatan yaitu peningkatan nilai

keterampilan menulis narasi, peningkatan aktivitas siswa saat pembelajaran serta

peningkatan kinerja guru. Hal ini menandakan bahwa kelebihan yang ada dalam

model Quantum Learning terbukti kebenarannya. Perincian selengkapnya sebagai

berikut :

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Menurut St. Y. Slamet (2008 : 104) dijelaskan manfaat menulis antara

lain:

e) Peningkatan kecerdasan

f) Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas

g) Penumbuhan keberanian

h) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi

Kelebihan Model Quantum Learning teknik menurut Miftahul A la

(2010: 41- 43) kelebihan antara lain sebagai berikut:

(5) Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Dengan adanya unsur demokrasi

tersebut siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam

menulis narasi siswa dapat bebas untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya

dengan mudah.

(6) Adanya kepuasan pada diri si anak. Melalui penerapan model Quantum

Learning anak merasa puas atas hasil usahanya karena model Quantum

Learning memiliki prinsip

dilakukan oleh anak akan mendapat pengakuan sehingga siswa termotivasi

untuk meningkatkan.

(7) Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan

yang diajarkan.

Quantum Learning ini materi yang diajarkan akan diulangi hingga anak

benar-benar merasa mantap dan yakin telah menguasainya

(8) Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan

yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya.

Dari hasil penelitian pada keterampilan menulis narasi dengan

menerapkan model Quantum Learning yang telah dilakukan sebanyak dua siklus

yang tiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dapat diketahui bahwa pada

siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah sebanyak 32 atau sebesar 74,42% dan

yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 11 siswa atau sebesar 25,58%. Dan

pada siklus II jumlah kektuntasan klasikal sebesar 93,02% atau sebanyak 40 siswa

dan yang mendapat nilai dibawah KKM sebesar 6,98% atau sebanyak 3 siswa.

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada

siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Quantum

Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN

02 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya keterampilan menulis narasi

siswa pada setiap siklusnya. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata keterampilan

menulis narasi siswa yaitu 62,93 dengan prosentase klasikal sebesar 44,18% atau

sebanyak 19 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa

mengalami peningkatan yaitu 73,42 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar

74,42% atau sebanyak 32 siswa. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata

keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan kembali menjadi 81,80

dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 93,02% atau sebanyak 40 siswa.

Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan ketuntasan klasikal dari tindakan

pra siklus ke tindakan siklus I sebesar 30,24%, peningkatan ketuntasan klasikal

dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II sebesar 18,60%, dan peningkatan

ketuntasan klasikal dari tindakan pra siklus ke tindakan siklus II sebesar 48,84%.

Dengan demikian penerapan model Quantum Learning dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IV SDN 02 Pereng, khususnya

pada pembelajaran keterampilan menulis narasi.

B. Implikasi

Penerapan model Quantum Learning pada pembelajaran keterampilan

menulis narasi terdiri dari 2 siklus yang pada setiap siklusnya dilaksanakan

sebanyak dua pertemuan. Dalam pelaksanaan siklus tersebut terdapat empat

tahapan yang dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,

tahap observasi, dan tahap analisis dan refleksi. Keberhasilan yang didapatkan,

Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

berasal dari refleksi pada siklus yang telah dilaksanakan dan perencanaan yang

matang untuk tindakan pada siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, terbukti bahwa keterampilan menulis

narasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan model Quantum Learning.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka implikasi yang didapatkan dari penelitian

yang telah dilaksanakan, antara lain:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan model

Quantum Learning untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi dapat

dipertimbangkan untuk digunakan sebagai model pembelajaran dalam

memberikan materi pelajaran bagi siswa. Penerapan model Quantum

Learning digunakan agar proses pembelajaran lebih menarik dan lebih

menyenangkan, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan dapat

menciptakan suasan pembelajaran yang nyaman. Dari hasil penelitian ini,

maka penggunaan model Quantum Learning dapat dioptimalkan untuk

meningkatkan keterampilan menulis narasi.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru dalam peningkatan nilai keterampilan menulis narasi siswa dan

kualitas pembelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pembelajaran yaitu: penggunaan metode, model dan media

pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa seharusnya lebih aktif, kreatif, dan

bisa mengembangkan ide maupun gagasannya sehingga keterampilan

menulis narasi siswa dapat berkembang secara optimal.

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya menggunakan model Quantum Learning dalam kegiatan

belajar mengajar khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam

menulis narasi, karena model Quantum Learning lebih efektif dan efisien.

Dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan membantu

siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi.

b. Guru hendaknya tidak membiasakan siswa untuk sekedar mendengarkan

ceramah dengan menghafal saja, tetapi siswa diharapkan dapat

meningkatkan materi yang dipelajari.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pembelajaran

bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan

menerapkan model Quantum Learning agar pada nantinya tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik dan maksimal.