peningkatan keterampilan menulis narasi melalui … · seri dapat meningkatkan keterampilan menulis...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

1
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA
GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR
KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
KUS WIJAYANTI
X7107038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA
GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR
KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Oleh:
KUS WIJAYANTI
X7107038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui
Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali
Tahun Ajaran 2010/2011”.
Nama : Kus Wijayanti
NIM : X 7107038
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada:
Hari : Senin
Tanggal : 06 Juni 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Siti Istiyati, M.Pd
NIP 19610819 198603 2 001
Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd
NIP 19580620 198312 2 001

iii

iv
ABSTRAK
Kus Wijayanti. X 7107038. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI I PENTUR KEC. SIMO KAB. BOYOLALI TAHUN AJARAN
2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi
melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab.
Boyolali tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kec.
Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 17 siswa yang terdiri dari
12 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, tes, dan perekaman foto. Untuk menguji validitas
data, peneliti menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif meliputi tiga buah
komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.
Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi,
dan (4) refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa media gambar
seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD
Negeri I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat
dibuktikan dengan meningkatnya persentase pada aspek keaktifan dan partisipasi
pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan dan partisipasi siswa
adalah 3,06 atau 76,5%. Pada siklus II persentase keaktifan dan partisipasi siswa
meningkat menjadi: 3,38 atau 84,5%. Peningkatan hasil pembelajaran dibuktikan
dengan diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan (prasiklus) yaitu
52,47 dengan ketuntasan 29,41%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat
mencapai 66,5 dengan ketuntasan 64,71%. Setelah tindakan pada siklus II nilai
rata-rata kelas meningkat menjadi 73,26 dengan ketuntasan 82,35%.

v
ABSTRACT
Kus Wijayanti. X 7107038. IMPROVING OF SKILL WRITING
NARRATION THROUGH THE SERIES PICTURE MEDIA AT IV SDN I
PENTUR DISTRICT OF SIMO, SUB-PROVINCE OF BOYOLALI IN
2010/2011 ACADEMIC YEAR. Research Paper. School of Teacher Training
and Education. Sebelas Maret University of Surakarta. May, 2011.
This research aim to improving quality skill writing narration through the
series picture media at IV SDN I Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali
in 2010 / 2011 academic year.
This research in form of Classroom Action Research (CAR). Subject used in
this research is IV SDN 1 Pentur student class District of Simo, Sub-province of
Boyolali in 2010/2011 academic year amounting to 17 students consisted of 12
men student and 5 woman student. The data collecting technique used
observation, test, and photo recording. For testing the validity data, researcher
uses the data triangulation (source) and triangulation method. The data analyze
technique used interactive model include three component fruit that is data
discount, data presentation, and withdrawal conclude or verification. Process the
research executed in two cycles. Every cycle consisted of four phase, that is: (1)
action planning, (2) action execution, (3) observation, and (4) reflection.
Pursuant to the result research, can concluded that the series picture media
can improve the quality skill write the narration at IV of student class at SDN I
Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali in 2010 / 2011 academic year.
This matter is provable at the height of percentage of student at aspect of
liveliness and participation at cycle I and cycle lI. At cycle 1 percentage student
liveliness and participation is 3,06 or 76,5%. At cycle II percentage student
liveliness and participation mount to become: 3,38 or 84,5%. Quality of result
proved obtained average value of result test early before action (pre- cycle) that is
52,47 completely 29,41%. At cycle I average value of class mount to reach 66,5
completely is 64,71%. After action at cycle II of average value class mount to
become 73,26 completely 82,35%.

vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah
urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya
kepada Allah kamu berharap
(QS. Al-Insyirah:6-8)
Persoalan dalam hidup bukan membuat hidup manusia menjadi lebih mudah,
tetapi membuat manusia menjadi lebih tegar.
(David Starr Jordan)
Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu
akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada
kemudahan.
(HR. Tirmidzy)
Seseorang, terutama wanita, jika secara tidak sengaja mengetahui sesuatu yang
buruk, hendaknya menyembunyikannya sedapat mungkin.
(Jane Austen)
Persoalan hidup bukan alasan untuk kita menjadi lemah, tetapi
alasan untuk kita kuat bertahan.
(Penulis)

vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Bapak Kusnan dan Ibu Paryumi yang memberikan pelajaran berharga tentang
ketabahan hidup, semoga kalian selalu diberi kesehatan, kesuksesan dan
kebahagiaan. Amiin.
2. Kakakku (Mbak Tien), kedua adikku (Dik Tutut, dan Dik Andes) dan
ponakanku tersayang (Dik Shani) yang telah banyak menghiburku.
3. Keluarga besar Abbas dan keluarga di PWD.
4. Seseorang yang menyayangiku, terima kasih sudah mendukung setiap
langkahku.
5. Teman-temanku SI PGSD angkatan 2007 terkhusus untuk kelas VIIIB, dan
adik-adik tingkatku PGSD FKIP UNS yang telah banyak membantu dan
mendoakanku.
6. Sahabat-sahabatku, Iing, Asih, Anggun, Erlis, Twin, Denty, Meti, The G’, dan
anak-anak kost Dewi, Chantel, bersama kalian aku nikmati persahabatan, kan
ku kenang selalu masa-masa ceria kita.
7. Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku
tercinta tempatku menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan
yang cerah.

viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula
skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Media
Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali Tahun
Ajaran 2010/2011” ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta dan
pembimbing II skripsi penulis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan
motivasi dan pengarahan kepada penulis.
7. Ibu Elisabet Sri Rejeki, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN I Pentur yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

ix
8. Ibu Sulami, Ama. Pd selaku guru kelas IV SDN I Pentur yang dengan senang
hati membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.
9. Guru-guru SDN I Pentur yang telah memberikan motivasi dan sebagai
informan terhadap penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan
skripsi ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.
Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat
diharapkan.
Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut
di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah.
Surakarta, Mei 2011
Penulis

x
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi ............................... 8
a. Pengertian Keterampilan Menulis ................................ 11
b. Pengertian Narasi ........................................................ 14
c. Keterampilan Menulis Narasi di SD ........................... 17
d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi....................... 18
2. Hakikat Media Gambar Seri............................................... 20
a. Pengertian Media Pembelajaran .................................. 20
b. Jenis Media Pembelajaran ........................................... 21
c. Manfaat Media Pembelajaran ...................................... 22
d. Pemilihan Media ........................................................ 23

xi
e. Pengertian Media Gambar Seri ................................... 24
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 26
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………………. 31
C. Subjek Penelitian ..................................................................... 33
D. Sumber Data ............................................................................ 33
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 34
F. Validitas Data .......................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 36
H. Indikator Ketercapaian………………………………………. 38
I. Prosedur Penelitian .................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 47
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 49
1. Tindakan Pra Siklus ............................................................ 49
2. Tindakan Siklus I ................................................................ 51
a. Tahap Perencanaan ......................................................... 51
b. Tahap Pelaksanaan .......................................................... 53
c. Tahap Observasi .............................................................. 57
d. Tahap Analisis dan Refleksi ........................................... 62
3. Tindakan Siklus II ............................................................... 68
a. Tahap Perencanaan ......................................................... 68
b. Tahap Pelaksanaan .......................................................... 69
c. Tahap Observasi ............................................................. 73
d. Tahap Analisis dan Refleksi .......................................... 79
C. Hasil Penelitian ...................................................................... 82
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 85

xii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 89
A. Simpulan ................................................................................. 89
B. Implikasi .................................................................................. 90
C. Saran ........................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN .................................................................................................. 94

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ……………. ... 15
Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes
Keterampilan Berbahasa ………………………………………… 18
Tabel 3. Format Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Narasi ………. 19
Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian ……………………...... 39
Tabel 5. Frekuensi Data Tes Awal . .............................................................. 50
Tabel 6. Hasil Tes Awal ............................................................................... 51
Tabel 7. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I ............. 54
Tabel 8. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ……….. .. 56
Tabel 9. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II… 60
Tabel 10. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II…… 62
Tabel 11. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I ……………….. .. 63
Tabel 12. Observasi Peningkatan Kinerja Guru siklus I………………….. 64
Tabel 13. Frekuensi Data Nilai Siklus I Siswa Kelas IV SDN I
Pentur ……………………………………………………………. 65
Tabel 14. Perkembangan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari
Tes Awal sampai Siklus I ……………………………………….. 66
Tabel 15. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan I ............ 74
Tabel 16. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I............ 76
Tabel 17. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan II….. 77
Tabel 18. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II … 78
Tabel 19. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I......................... 80
Tabel 20. Observasi Peningkatan Kinerja Guru pada Siklus I ………...... 81
Tabel 21. Frekuensi Data Nilai Siklus II Siswa Kelas IV SDN I
Pentur …………………………………………………………… 82
Tabel 22. Frekuensi Penilaian Kegiatan Siswa Siklus I dan II Siswa Kelas
IV SDN I Pentur ……………. ……………………………… 83
Tabel 23. Frekuensi Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan II Siswa Kelas
IV SDN I Pentur ……………. ………………………………… 84

xiv
Tabel 24. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari
Tes Awal sampai Siklus II ……………………………………….. 85
Tabel 25. Persentase Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Siswa
Kelas IV SDN I Pentur ………………………………………….. 86

xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan dalam Kerangka Berpikir ..................... 28
Gambar 2. Langkah-langkah dalam PTK ..................................................... 32
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data .......................................... 38
Gambar 4. Nilai Tes Awal.. .......................................................................... 50
Gambar 5. Grafik 1 Observasi Kegiatan Siswa Kelas pada Siklus I Kelas IV
SDN I Pentur ………………………………………………….. 63
Gambar 6. Grafik 2 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus I …… ....... 64
Gambar 7. Grafik 3 Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN
I Pentur……………….. ……………………………………… 66
Gambar 8. Grafik 4 Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Kelas IV
SDN I Pentur …………………………………………………. 80
Gambar 9. Grafik 5 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus II …… ...... 81
Gambar 10. Grafik Nilai Tes Siklus II Siswa Kelas IV SDN
I Pentur……………….. ……………………………………… 82
Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
dan II Kelas IV SDN I Pentur ………………………………... 84
Gambar 12 . Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kinerja Guru
pada Siklus I dan II …………………………………………… 84
Gambar 13. Grafik Nilai Tes Setiap Siklus Siswa Kelas IV SDN
I Pentur……………….. ……………………………………… 85

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................. 95
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum diterapkan
Media Gambar Seri ........................................................... 96
Lampiran 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD Kelas
IV ...................................................................................... 98
Lampiran 4. Soal Tes Awal ( Pre test) dan Hasil Pekerjaan Siswa ....... 99
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Pertemuan I ....................................................................... 102
Lampiran 6. Soal Siklus I Pertemuan I .................................................. 108
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Pertemuan II ...................................................................... 109
Lampiran 8. Soal Siklus I Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa ...... 114
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Pertemuan I ....................................................................... 115
Lampiran 10. Soal Siklus II Pertemuan I ................................................. 120
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Pertemuan II ...................................................................... 121
Lampiran 12. Soal Siklus II Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa ..... 127
Lampiran 13. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Sebelum tindakan .............................................................. 130
Lampiran 14. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus I Pertemuan I .......................................................... 132
Lampiran 15. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus I Pertemuan II ......................................................... 134
Lampiran 16. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN
I Pentur Siklus I ................................................................. 136
Lampiran 17. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus II Pertemuan I ......................................................... 137

xvii
Lampiran 18. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus II Pertemuan II ....................................................... 139
Lampiran 19. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN
I Pentur Siklus II ............................................................... 141
Lampiran 20. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Pertemuan I ....................................................................... 142
Lampiran 21. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Pertemuan II ...................................................................... 144
Lampiran 22. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Pertemuan I ....................................................................... 146
Lampiran 23. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Pertemuan II ..................................................................... 148
Lampiran 24. Penjelasan Diskriptor Observasi Guru .............................. 150
Lampiran 25. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan I ................... 158
Lampiran 26. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan II ................ 161
Lampiran 27. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan I ................ 164
Lampiran 28. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan II ............... 167
Lampiran 29. Lampiran Foto ................................................................... 170
Lampiran 30. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN I Pentur ........... 177
Lampiran 31. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS .................................. 178
Lampiran 32. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...................................... 179
Lampiran 33. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ........................ 180

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempergunakan bahasa sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Bahasa diartikan sebagai lambang dari
manusia yang dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya, bahkan
bahasa dapat menunjukkan jati diri atau identitas seseorang. Bahasa merupakan
hal yang sangat penting bagi manusia, karena bahasa tidak hanya digunakan
sebagai alat untuk menyampaikan informasi, mengutarakan pikiran serta gagasan
saja, melainkan juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan hubungan dan
pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi bahasa bisa punah karena
kebanyakan bahasa di dunia ini yang tidak statis, bahasa itu berubah seiring
dengan berjalannya waktu, mendapat kata tambahan dan mencuri kata-kata dari
bahasa lain. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa maka
bahasa tersebut akan mati atau punah. Seperti juga orang Indonesia kini boleh jadi
tidak mengerti tentang seluk-beluk bahasa Indonesia, pengaruh globalisasi dan
IPTEK menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahasa
Indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal sehingga siswa cenderung terpengaruh
oleh bahasa-bahasa gaul yang ada di masyarakat. Selain itu bahasa asing dan juga
bahasa daerah sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa Indonesia.
Mengingat hal tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan
untuk melestarikan dan meningkatkan pengetahuan bahasa, khususnya agar siswa
dapat berbahasa dengan baik dan benar.
Pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan secara fungsional dan
komunikatif. Siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan bahasa melainkan
siswa juga belajar menggunakan bahasa untuk keperluan komunikasi. Komunikasi
di sini dimaksudkan sebagai suatu proses pertukaran informasi antar individu
melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan. Komunikasi paling tidak melibatkan dua orang
atau lebih yang berkomunikasi dengan berbagai macam cara, baik secara verbal

2
maupun non-verbal. Komunikasi secara verbal itu berupa penyampaian informasi
secara tertulis atau pun lisan yang disampaikan dengan struktur atau organisasi
dengan baik, sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa
menggunakan kata-kata dalam penyampaian informasi melainkan menggunakan
diantaranya bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi dan intonasi suara. Komunikasi
non-verbal kadang tidak terencana dan tidak terstuktur.
Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD, guru berusaha untuk
mengajarkan pada anak didik tentang cara menyampaikan informasi secara verbal,
di sini siswa diharapkan mampu menguasai empat macam keterampilan berbahasa
dengan baik dan benar. Empat macam keterampilan berbahasa itu adalah
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut dipelajari kemudian dikembangkan oleh siswa melalui
pendekatan proses yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Keempat keterampilan ini tidak dapat dicapai secara cepat (instant)
melainkan dengan pembelajaran yang terus menerus dan dengan didukung oleh
penggunaan sarana prasarana, serta media yang menarik bagi siswa, agar siswa
berminat terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Berdasarkan kenyataan dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SD
Negeri 1 Pentur penilaian terhadap tugas menulis narasi, dalam pelajaran bahasa
Indonesia kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 62,
namun masih banyak anak yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) kurang dari 50% dari jumlah keseluruhan siswa. Penilaian tugas
tersebut didasarkan pada aspek isi ejaan, kohesi, koherensi, dan kelogisan.
Kelemahan siswa paling banyak terletak pada kelogisan, siswa mengalami
kesulitan dalam menyusun karangan yang logis. Pada aspek ejaan siswa juga
kurang menguasai, kesalahan terletak pada penggunaan huruf kapital yang tidak
sesuai dengan EYD. Selanjutnya pada aspek kohesi dan koherensi siswa juga
mengalami kesulitan dalam hal menggabungkan kalimat menjadi kalimat yang
baik. Rendahnya kemampuan menulis narasi tersebut merupakan masalah yang
dihadapi guru.

3
Faktor-faktor yang mengakibatkan rendahnya keterampilan menulis
narasi siswa adalah pengajaran guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
masih menggunakan pengajaran yang berpusat pada guru (Teacher Center)
dimana guru lebih aktif memberikan informasi kepada siswa. Hal ini dapat
membuat anak menjadi pasif dalam pembelajaran karena anak terbiasa diberi
materi pelajaran tanpa berusaha mencari sendiri ilmu yang ingin ia ketahui. Maka
dari itu untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan penggunaan pendekatan
dan media yang tepat oleh guru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran di SD
Negeri 1 Pentur belum sepenuhnya optimal, hal ini dapat dilihat pada saat proses
pembelajaran berlangsung, saat pembelajaran berlangsung siswa jarang
mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan
guru. Diskusi kelas jarang dilaksanakan secara interaktif dan alat peraga jarang
digunakan. Siswa menjadi ramai sendiri, dan kurang termotivasi dalam
pembelajaran. Keberadaan guru di kelas kurang diperhatikan siswa, media yang
kurang bervariasi oleh guru membuat anak cepat bosan terhadap pembelajaran
yang sedang berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Pentur diperoleh hasil bahwa pembelajaran cenderung didominasi oleh guru yang
mengakibatkan proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah, serta minimnya
penggunaan media oleh guru membuat anak kurang termotivasi dalam
pembelajaran. Hal itu yang membuat anak kurang aktif dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya pada saat guru mengajarkan keterampilan menulis
pada anak. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja maka kemampuan anak dalam hal
keterampilan menulis akan sangat kurang, ini sangat merugikan bagi anak karena
keterampilan menulis sangat penting, misalnya : digunakan saat membuat lamaran
pekerjaan, menyusun naskah pidato dan saat kita ingin menjadi sarjana kita harus
dapat membuat sebuah karya ilmiah. Kalau siswa tidak dibiasakan mengasah
keterampilan menulisnya dari sejak kecil maka nanti pada saat siswa dihadapkan
dengan skripsi atau penyusunan karya ilmiah, ia akan mengalami kesulitan.
Belajar menulis atau mengarang bagi anak terkadang dianggap sebagai
suatu kegiatan yang tidak menarik, menjemukan, dan bahkan menfrustasikan.

4
Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah karena mungkin seorang siswa belum
bisa memahami konsep dari menulis serta pengalaman menulis yang dialami
siswa di sekolah mungkin kurang menyenangkan. Siswa terkadang sulit
menemukan apa yang ingin ia tulis, mereka terkadang sulit untuk menulis kalimat
utama dalam sebuah tulisan, bahkan mereka terkadang mengalami sindrom kertas
kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang ingin mereka tulis. Guru
terkadang hanya mengajarkan teori tentang menulis atau mengarang saja pada
anak, sehingga pengetahuan anak akan lebih bersifat teoritis, padahal pada
kenyataannya menulis atau mengarang bukan hanya sekedar teori, melainkan
sebuah keterampilan yang mengandung unsur seni atau art di dalamnya. Siswa
tidak akan mampu menulis dengan baik tanpa mencoba dan berlatih berkali-kali.
Selama ini siswa jarang menulis dengan pikirannya sendiri, siswa terbiasa
menyalin tulisan dari papan tulis yang seakan-akan tulisan tersebut seragam. Hal
tersebut berakibat rendahnya kosakata anak dalam membuat sebuah karangan.
Siswa terlalu sering dituntun oleh guru sehingga mereka menjadi pasif dan jarang
bertanya. Dalam menulis siswa harus memiliki keterampilan mekanik seperti
penggunaan ejaan, pembuatan kalimat, pemilihan kata, penggunaan alinea dan
pelaksanaan wawancara. Namun kemampuan mekanik saja tidak cukup, tulisan
harus mengandung sesuatu atau isi yang akan disampaikan. Keterampilan menulis
dapat diperoleh melalui sebuah proses, proses itu melibatkan tahap prapenulisan,
penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan. Tahap-tahap
tersebut diawali dari pemilihan topik, pengumpulan informasi, penyusunan
karangan, sampai pada tahap akhir yaitu perbaikan karangan. Untuk pembelajaran
di SD terlalu sering membahas tentang teori-teori menulis tersebut tapi jarang
dipraktekkan, hal itulah yang membuat anak menganggap bahwa keterampilan
menulis itu membosankan.
Penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi anak sangat penting
agar anak tidak merasa bosan dalam pembelajaran, minimnya penggunaan media
oleh guru selama ini dapat diubah sedikit demi sedikit. Menurut Hamalik dalam
Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

5
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal ini dimaksudkan agar media
yang dipakai guru dapat memancing siswa menemukan ide-ide yang menarik
dalam menulis karangan. Pengajaran guru yang masih konvensional tentu saja
jarang atau bahkan tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat. Padahal
penggunaan media pembelajaran sangatlah penting terhadap pencapaian kualitas
pembelajaran yang optimal. Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar
seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan
secara berurutan. Penggunaan media pembelajaran dengan gambar seri diharapkan
mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dengan adanya bantuan
berupa gambar yang disusun secara seri diharapkan siswa dapat menguasai
keterampilan menulis narasi. Dengan penggunaan media gambar seri diharapkan
siswa mampu menghasilkan sebuah cerita yang runtut berdasarkan urutan atau
rangkaian kejadian suatu peristiwa.
Bertolak dari paparan di atas agar siswa mempunyai keterampilan
menulis narasi yang sesuai dengan harapan, maka harus digunakan media yang
tepat dalam pembelajaran. Melalui media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran yaitu media pembelajaran gambar seri, maka pembelajaran akan
lebih menarik dan efektif, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis
narasi siswa. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh media ini tidak
terlalu besar sehingga gambar-gambar yang diberikan kepada siswa dapat
bervariasi. Dengan adanya variasi gambar dan perbesar ukuran gambar yang dapat
dilakukan dengan penggunaan LCD atau gambar ukuran A3, siswa tidak akan
jenuh. Alasan lain diambilnya media ini adalah dengan ditampilkannya gambar
berseri dapat menuntun anak berfikir secara logis mengenai hubungan sebab-
akibat, kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain serta memberikan
penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai fase, langkah, dan urutan dalam
menulis sebuah cerita. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui
Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan
Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 ”.

6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : “Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan
Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk
meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa
Kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran
2010/2011”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat
praktis maupun teoritis.
1. Manfaat Teoritis
a. Secara umum hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
peningkatan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri.
b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi
pembelajaran berupa perubahan dari paradigma mengajar menuju ke
paradigma belajar yang mementingkan proses untuk mencapai hasil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatnya Keterampilan menulis siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi diri secara optimal terutama dalam
meningkatkan kemampuan menulis narasi selanjutnya.
b. Bagi Guru
Meningkatnya pengetahuan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya dalam menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri,

7
sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan untuk membantu perkembangan siswa yang optimal.
c. Bagi Sekolah
Meningkatnya kualitas pembelajaran untuk menjadi pendorong untuk
selalu mengadakan pembaharuan proses pembelajaran ke arah yang lebih
baik.

8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi
a. Pengertian Keterampilan Menulis
1) Pengertian Keterampilan
Menurut Soemarjadi, dkk (2003: 2) Keterampilan sama artinya dengan
kecakapan. Terampil, atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu
pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan pekerjaan
dengan cepat tapi salah tidak dapat disebut dengan terampil. Demikian pula
orang yang dapat melakukan pekerjaan dengan cepat tapi tidak benar, tidak
dapat disebut dengan terampil.
Menurut (http://nucleussmart.blogspot.com/diunduh tanggal 04
Februari 2011) Istilah Keterampilan berasal dari kata dasar terampil yang
berarti pandai melakukan sesuatu dalam bentuk tindakan . Keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun
rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan.
Keterampilan merupakan pengetahuan eksperiensial yang dilakukan
secara berulang dan terus menerus secara terstruktur sehingga membentuk
kebiasaan baru seseorang (http://gozalionline.blogspot.com.html diunduh
tanggal 04 Februari 2011). Berdasarkan uraian di atas keterampilan adalah
kemampuan melakukan sesuatu melalui belajar yang berupa tindakan dengan
cepat dan tepat, secara efektif untuk menempati isi tertentu.
Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 1.9) keterampilan proses belajar
bahasa dibagi menjadi berbagai tahap sebagai berikut:
a) Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan mekanis
berupa hafalan atau ingatan. Misalnya, anak mulai mengenal kosakata
baru, membaca suku kata dan kelompok kalimat.
b) Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi
pengetahuan tentang fakta, kaidah tentang apa saja yang dipelajari.
8

9
misalnya, pada tahap ini murid mengingat kaidah kebahasaan yang ia
pelajari.
c) Keterampilan transfer, keterampilan ini merupakan kemampuan reseptif
dimana siswa berusaha mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki.
d) Tahap ke empat adalah komunikasi. Murid mampu memahami serta
mengkomunikasikan ilmu yang ia dapat baik secara tertulis maupun
secara lisan.
Keterampilan berbahasa di SD dapat dibagi menjadi keterampilan
berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Menurut Puji Santoso,dkk
(2008: 6.3) Klasifikasi ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif.
Keterampilan berbahasa tulis dapat dibagi menjadi membaca dan menulis,
sedangkan keterampilan bahasa lisan dibagi menjadi menyimak dan berbicara.
Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan sebagai
mengajarkan memahami dan menggunakan bahasa, tetapi juga harus dipahami
sebagai mengajak siswa berlatih memahami dan menggunakan bahasa di SD.
Dengan pemahaman seperti itu, guru akan terdorong untuk merancang
pembelajaran bahasa dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar
siswa akan lebih bermakna.
2) Pengertian Menulis
Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 6.14) menulis dapat dianggap sebagai
proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Dilihat dari prosesnya, menulis
mulai dari hal yang tidak tampak baru menjadi sebuah tulisan yang utuh. Hal
ini dikarenakan apa yang hendak ditulis masih dalam bentuk pikiran, bersifat
sangat pribadi. Menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap
sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya.
Menurut Mc Crimmon dalam St.Y Slamet (2008: 97), menulis merupakan
kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-
hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca
dapat memahaminya dengan jelas.
Robert Lado (dalam Agus Suriamiharja et al, 1996: 1) mengatakan
bahwa:

10
“To Write is to put down the graphic symbols that represent a language one
understands, so that other can read these graphic representation”(Robert
Lado, 1971;143). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan
simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti
oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami
bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
Menurut Suparno dan M. Yunus dalam St.Y Slamet (2003: 3) menulis
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan adalah isi atau
muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah
simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dalam
komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu penulis,
isi tulisan, saluran, atau media berupa tulisan.
Dalam pengambilan kesimpulan menulis, dapat dilakukan secara
induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir yang
bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Sementara itu,
penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu
yang umum pada peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.
Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet (2008: 99) menyatakan Menulis di samping
sebagai proses, juga merupakan suatu kegiatan yang komplek. Komplek di sini
bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang melibatkan cara berpikir yang
teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan,
antara lain: a) adanya kesatuan gagasan, b) penggunaan kalimat yang jelas dan
efektif, c) paragraf disusun dengan baik, d) penerapan kaidah ejaan yang benar,
e) penguasaan kosakata yang memadai.
Menulis dianggap sebagai proses, yaitu merupakan serangkaian
aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu
fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan
pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan).
Puji Santosa, dkk (2008: 6.15) memberikan kiat-kiat agar siswa mudah
dalam menulis yang merupakan suatu proses, yaitu sebagai berikut:
a) Langsung menulis teori belakangan.
b) Mulai dari manapun boleh.

11
c) Belajar sambil bercanda.
d) Pembelajaran menulis nonlinear, yaitu tidak harus berdasarkan urutan
dari a sampai z.
e) Berbicara meniru mendengarkan, menulis meniru membaca.
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses maupun produk
yang berupa hasil pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
3) Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis menurut Byrne dalam St. Y Slamet (2008: 106)
adalah :
Keterampilan menulis pada hakekatnya bukan sekedar kemampuan
menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata
disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan
keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut St. Y Slamet (2008: 120) keterampilan menulis adalah
kemampuan seseorang dalam menyusun suatu tulisan atau karangan
berdasarkan fakta (umum) yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
pembaca melalui medium bahasa tulis dan bertaat azas pada kaidah bahasa
Indonesia. Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-
pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Keterampilan
menulis mencakup berbagai kemampuan diantaranya: kemampuan
menggunakan unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan
wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang
tepat pemilihan kata serta yang lainnya. Keterampilan menulis tidaklah dapat
diperoleh secara cepat atau hanya dengan bakat yang dimiliki seseorang saja
melainkan keterampilan menulis hanya bisa diperoleh melalui proses belajar
dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena menulis
merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari. Keterampilan menulis
akan menghantarkan seseorang menjadi cendikiawan, tolak ukur kecerdasan
seseorang akan lebih banyak ditentukan oleh karya tulis yang dihasilkan.

12
Menurut Hairston dalam St. Y Slamet (2008: 109) menulis yang baik
adalah menyesuaikan tulisan dengan kebutuhan pembaca. Oleh karena itu
tulisan bisa formal, bisa sederhana, bisa resmi (penuh tata karma), bisa kasar
dan bisa halus. Menurut St. Y Slamet (2008: 109) tulisan yang baik adalah
yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pembaca. Karangan atau
tulisan yang tersusun dengan baik selalu mengandung tiga unsur atau bagian
utama, yaitu bagian pendahuluan (introduksi), isi tulisan (bodi), dan penutup
(konklusi). Setiap bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian
pendahuluan berfungsi untuk menarik minat pembaca dan menjelaskan ide
pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu sebagai jembatan yang
menghubungkan bagian pendahuluan dengan penutup, sedangkan bagian
penutup berfungsi sebagai kesimpulan.
St. Y Slamet (2008: 111) menyatakan bahwa komponen-komponen
dalam keterampilan menulis meliputi: isi, organisasi isi, gramatika, diksi, dan
ejaan. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana :
deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Kenyataannya, masing-
masing bentuk itu tidak selalu berdiri sendiri. Misalnya, dalam sebuah
karangan narasi mungkin saja terdapat bentuk deskripsi atau eksposisi. Dalam
karangan eksposisi bisa saja terkandung bentuk deskripsi dan narasi, dan begitu
seterusnya. Penamaan suatu ragam karangan lebih didasarkan atas corak yang
paling dominan dalam karangan tersebut.
Menurut Weaver dalam St.Y Slamet (2008: 111), secara padat di dalam
proses penulisan ada lima tahap, yaitu (a) persiapan penulisan (rehearsing), (b)
pembuatan draft (drafting), (c) perevisian (revising), (d) pengeditan (editing),
(e) pemublikasian (publishing). Berikut penjelasan dari tahap-tahap penulisan
di atas :
a) Persiapan penulisan (rehearsing)
Ini merupakan tahap penulisan. Pada tahap ini merupakan langkah
awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (1) menentukan dan
membatasi topik tulisan, (2) merumuskan tujuan, menentukan bentuk
tulisan, dan menentukan pembaca yang akan ditujunya, (3) memilih bahan,

13
serta (4) menentukan generalisasi dan cara-cara untuk mengorganisasikan
ide dan tulisannya. Oleh karena itu, pada tahap persiapan menulis kadang
diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa ide
atau gagasan.
b) Pembuatan draf (drafting)
Dalam orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, tahap
menulis ini dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam tulisan. Adapun
fokus pada tahap ini adalah penuangan ide-ide ke dalam tulisan.
c) Perevisian (revising)
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan
karangan. Koreksi dilakukan terhadap beberapa aspek, misalnya struktur
karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok
dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek
kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca.
Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila
judul yang telah ditentukan dirasa kurang tepat.
d) Pengeditan/Penyuntingan (editing)
Hasil tulisan/karangan perlu dilakukan pengeditan (penyuntingan).
Hal ini berarti tulisan sudah hampir jadi. Tujuan kegiatan penyuntingan
adalah membuat tulisan dapat dibaca secara optimal oleh pembacanya.
e) Pemublikasian (publishing/sharing)
Publikasi mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, publikasi
berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan,
sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk non-cetakan.
Akhirnya, berdasarkan beberapa pendapat yang sudah diuraikan di
atas, maka dapat dirumuskan pengertian keterampilan menulis adalah
kemampuan seseorang untuk membuat atau menyusun sebuah tulisan yang
sesuai dengan kebutuhan pembaca dan bertaat azas pada kaidah bahasa
Indonesia.

14
b. Pengertian Narasi
Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari bahasa
Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang
disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno dan Mohamad
Yunus, 2007: 4.55). Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian
kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti
pada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik
hikmah dari cerita itu.
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal
(St.Y. Slamet, 2008 : 103). Narasi juga merupakan jenis paparan yang biasa
digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian
atau peristiwa yang berkembang melalui waktu.
Ciri utama dari karangan narasi adalah gerak atau perubahan keadaan
suatu waktu menjadi keadaan lain pada waktu berikutnya melalui peristiwa-
peristiwa yang berangkai selain ciri utama tersebut, narasi juga memiliki suatu
karakteristik, yakni hampir semua isi di dalamnya menceritakan manusia.
Menurut Gorys Keraf (2003: 137) Narasi dibagi menjadi dua macam,
yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris dapat bersifat
khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang
bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan sesuatu secara umum,
yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-
ulang, sedangkan narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha
menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Narasi
sugestif merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga
merangsang daya khayal pembaca.

15
Dalam tabel 1 dijelaskan adanya beberapa perbedaan antara narasi
ekspositoris dan narasi sugestif diantaranya sebagai berikut :
No Narasi Ekspositoris Narasi sugestif
1) Memperluas pengetahuan. Menyampaikan suatu makna atau
suatu amanat yang tersirat.
2) Menyampaikan informasi
mengenai suatu kejadian.
Menimbulkan daya khayal.
3) Didasarkan pada penalaran
untuk mencapai kesepakatan
rasional.
Penalaran hanya berfungsi sebagai
alat untuk menyampaikan makna,
sehingga kalau perlu penalaran bisa
dilanggar
4) Bahasanya lebih condong ke
bahasa informatif dengan titik
berat pada penggunaan kata-
kata denotatif .
Bahasanya lebih condong ke bahasa
figuratif dengan menitik beratkan
penggunaan kata-kata komunitatif.
Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu (1) hendak
memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan
pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Tujuan
pertama menghasilkan jenis narasi informasional atau narasi ekspositoris dan
tujuan kedua menghasilkan jenis narasi artistik atau narasi sugestif.
Sebagai sebuah karangan, narasi dikembangkan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berfikir bagi terbentuknya
karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1) Alur/ plot
Alur sering juga disebut dengan jalan cerita. Keduanya memang tidak
dapat dipisahkan, tetapi terdapat perbedaan di dalamnya. Jalan cerita
memuat kejadian di dalamnya, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebab
dan ada alasannya. Yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur.
Suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau di dalamnya ada
perkembangan kejadian. Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen
berikut : a) pengenalan, b) timbulnya konflik, c) konflik memuncak, d)
klimaks, dan e) pemecahan masalah.

16
2) Penokohan
Untuk mendapatkan pemusatan kesan itu, perlu diadakan pemilihan
dan pembatasan tokoh yang akan bertindak atau yang akan mengalami
peristiwa dan kejadian dalam keseluruhan narasi.
3) Latar (setting)
Latar merupakan tempat atau waktu terjadinya pembuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh. Latar tempat misalnya : di tepi sungai, di
Jakarta. Latar waktu misalnya : pada suatu hari, pada zaman dahulu.
4) Sudut pandang ( point of view )
Sebelum mengarang narasi, sudut pandang yang paling efektif dalam
cerita harus kita tentukan terlebih dahulu. Pencerita narasi disebut dengan
narator, kedudukan narator dalam cerita secara pokok ada empat seperti
berikut ini.
a) Narator serba tahu (Omniscient point of view)
Dalam kedudukan ini narator bertindak sebagai pencipta segalanya.
Ia tahu segalanya, mengubah jalan pikiran tokoh, dan bisa berkomentar
dengan pembacanya. Cerita yang cocok dengan ini adalah cerita humoris,
sejarah, dan edukatif.
b) Narator bertindak objektif (Objective point of view)
Dalam teknik ini pengarang tahu tentang segalanya yang ada pada
cerita, hanya pengarang sama sekali tak memberi komentar apapun
terhadap pembaca, pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan
pengarang.
c) Narator (ikut) aktif (Narrator acting)
Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita. Kadang-kadang
fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara ini tampak dalam penggunaan kata
ganti orang pertama (aku, saya, kami).
d) Narator sebagai peninjau
Pelaku utama sudut peninjau ini sering disebut teknik orang ketiga,
yang pelakunya disebut pengarang dia. Dalam hal ini pengarang memilih
salah satu tokohnya untuk bercerita.

17
Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut :
1) menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan.
2) menetapkan sasaran pembaca.
3) merancang peristiwa-peristiwa utama ke dalam bagian awal.
4) membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir
cerita.
5) memerinci peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pendukung cerita.
6) menyusun tokoh dan perwatakan, serta latar dan sudut pandang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu
karangan yang menceritakan suatu kejadian/peristiwa dengan urutan waktu.
c. Keterampilan Menulis Narasi di SD
Puji Santosa, dkk (2008: 1.8) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi siswa dalam belajar ada dua macam yaitu faktor intern siswa
dan faktor ekstern dari siswa tersebut. Faktor intern adalah faktor yang berasal
dari diri siswa itu sendiri, seperti inteligensi anak sedangkan faktor ekstern
siswa adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan sekitar
siswa. Dalam pembelajaran menulis di SD harus selalu disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pokok bahasan, sarana dan prasarana
sekolah, kondisi siswa, dan lingkungan tempat siswa tinggal. Pembelajaran
bahasa di SD harus disesuaikan dengan umur dan tingkat perkembangan anak
dalam hal kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak didik, mengingat tiap-
tiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu dalam
mengajarkan menulis narasi pada siswa, guru harus berupaya untuk memahami
karakteristik anak SD dan menyesuaikan dengan kondisi dari masing-masing
siswa.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian dari
keterampilan, pengertian menulis, pengertian keterampilan menulis dan
pengertian narasi, maka dapat diambil kesimpulan dari urutan di atas bahwa
keterampilan menulis narasi di SD adalah keterampilan seseorang dalam

18
mengungkapkan gagasan atau pikirannya ke dalam bentuk karangan yang
menceritakan suatu kejadian berdasarkan dengan urutan waktu tertentu serta
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak.
d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi
Dalam menilai keterampilan menulis narasi Penilaian di SD lebih sulit
dilaksanakan dibanding dengan penilaian keterampilan menulis lainnya karena
persiapan, pelaksanaan, dan perskorannya memerlukan banyak waktu dan
tenaga. Memang banyak sekali aspek atau faktor yang harus diidentifikasi
dalam penilaian keterampilan menulis. Semua ini merupakan masalah
penilaian keterampilan menulis yang harus dihadapi guru. Namun demikian,
upaya melaksanakan penilaian keterampilan menulis harus dilaksanakan demi
pencapaian tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diharapkan.
Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan jalan praktik dan
banyak latihan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu diadakan tes
untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa. Menurut
Harris (dalam H. G. Tarigan, 2008:3), komponen-kompnen yang perlu
diperhatikan khusus dalam tes (penilaian) empat keterampilan berbahasa
adalah seperti tabel 1 berikut:
Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes
Keterampilan Berbahasa
No Komponen Keterampilan
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
1. Fonologi v v - -
2. Ortografi - - v v
3. Struktur v v v v
4. Kosa kata v v v v
5. Kecepatan
kelancaran
umum
v v v v
Berdasarkan tabel 2 di atas, untuk penilaian keterampilan berbicara
terdapat empat komponen, yaitu komponen otografi, struktur, kosa kata, dan
kecepatan kelancaran umum.

19
Model atau format lembar penilaian terhadap keterampilan menulis
siswa yang digunakan tertera pada tabel 3 sebagai berikut :
No
Aspek yang dinilai
Skor
Total Ket
Urutan
dan
penjelasan
gambar
Isi Ejaan Kohesi Koherensi Kelogisan
1
2
3
4
5
Rata-rata = total skor : jumlah siswa
Ketuntasan klasikal = siswa tuntas belajar : jumlah siswa x 100%
Keterangan :
Aspek yang dinilai:
I. Urutan dan Penjelasan Gambar
II. Isi
III. Ejaan
IV. Kohesi
V. Koherensi
VI. Kelogisan
Petunjuk penilaian :
1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskala 1 sampai 5.
2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Jumlah Skor
25
4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:
Jumlah nilai
Jumlah siswa = Nilai Rata-Rata
x 100 = Nilai Akhir

20
5) Persentase ketuntasan pembelajaran menulis dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 62
Jumlah siswa
2. Hakikat Media Gambar Seri
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, pengantar. Media sebagai pengantar disini berarti media
sebagai pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
(Azhar Arsyad, 2005: 5). Pada awalnya istilah media sering dikatakan dengan
teknologi, kemudian media mengalami perluasan, yang bukan hanya sekedar
benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,
organisasi dan menejemen di dalamnya.
Smaldino dalam Sri Anitah (2009: 4) mengatakan bahwa media adalah
suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Segala sesuatu dapat dikatakan
sebagai media pembelajaran apabila segala sesuatu tersebut membawakan
pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah setiap
orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. (Sri Anitah, 2009: 6). Dengan pengertian itu, maka guru atau dosen,
buku ajar, serta lingkungan merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan.
Media pembelajaran menurut Denny Setiawan, dkk (2008: 1.1) dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu media canggih (shopisticate media) dan media
sederhana (simple media). Media canggih adalah media yang hanya dapat
dibuat di pabrik karena terdiri dari komponen-komponen yang rumit dan
biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Sedangkan media sederhana
adalah media yang dapat dibuat sendiri oleh seorang guru atau ahli media dan
biasanya tidak memerlukan listrik dalam penyajiannya.
X 100% =
Persentase
Ketuntasan
Klasikal

21
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara dalam
pembelajaran. Media tidak harus selalu menggunakan alat-alat yang mahal
dalam penyajiannya, karena semua benda yang dapat digunakan sebagai
pengantar pembelajaran dapat disebut dengan media yang masuk dalam
kategori media sederhana.
b. Jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow (dalam Azhar Arsyad, 2008:
34) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media teknologi tradisional
dan pilihan media teknologi mutakhir.
1) Pilihan Media Tradisional
a) Visual yang diproyeksikan
(1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
(2) Proyeksi overhead
(3) Slides
(4) Filmstrip
b) Visual yang tak diproyeksikan
(1) Gambar, poster, foto
(2) Charts, grafik, diagram
(3) Pameran, papan info, papan bulu.
c) Audio
(1) Rekaman, piringan
(2) Pita kaset, reel, cartridge
d) Penyajian multimedia : slide plus suara,multi-image
e) Visual dinamis yang diproyeksikan : Film, televise, video
f) Cetak
(1) Buku teks, modul, teks terprogram.
(2) Majalah ilmiah, lembaran lepas.
g) Permainan : Teka-teki, simulasi
h) Realia : Model, manipulative

22
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a) Media berbasis telekomunikasi : Telekonferen, kuliah jarak jauh
b) Media berbasis mikroprosesor : System permainan komputer, interaktif.
Sri Anitah (2009: 2) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi :
3) Media visual yang terdiri dari :
a) Media visual yang tidak diproyeksikan
b) Media visual yang diproyeksikan
4) Media audio
5) Media audio-visual
c. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sri Anitah (2009: 3) manfaat dari mempelajari media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Mengenal berbagai jenis media pembelajaran.
2) Membedakan jenis-jenis media visual, baik non projected maupun
projected.
3) Mengenal karakteristik berbagai jenis media.
4) Mengenal pembuatan media sederhana.
5) Mengenal cara penggunaan media pembelajaran.
Soemarsono (2007: 71) menyatakan bahwa media pembelajaran
mempunyai nilai praktis sebagai berikut :
1) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi
siswa. Contoh siswa yang orang tuanya tidak mampu tidaklah sama
pengalamannya dengan siswa yang orang tuanya tidak mampu (misalnya
video, tape, TV, Film gambar dsb).
2) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi batas ruang C.
Contoh benda yang akan diajarkan terlalu besar yang tak dapat dibawa ke
kelas dapat diatasi dengan gambar atau film.
3) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu kecil.
Misalnya : molekul atau atom dengan mempergunakan modul, film, slide,
gambar, dan lain-lain.

23
4) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu lambat
gerakannya dan benda yang terlalu cepat, misalnya dengan film, filmstrip
dsb.
5) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks
untuk diamati. Sebagai contoh: isi tubuh binatang, sistem listrik dalam
pesawat.
6) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi suara guru yang kurang keras
atau terlalu halus untuk didengar secara biasa dengan menggunakan kaset,
radio, dsb.
7) Dengan media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung
dengan masyarakat atau dengan yang lainnya. Sebagai contoh meninjau ke
kebun binatang, museum, dsb.
8) Dengan penggunaan media pembelajaran akan memberikan kesamaan
dalam pengamatan yaitu dengan menggunakan media film, slide.
9) Dengan media pembelajaran akan membangkitkan minat belajar kepada
siswa. Dalam hal ini hampir semua media pembelajaran dapat
dipergunakan.
Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sangatlah penting dalam proses pembelajaran karena dapat
membantu guru dalam mempermudah komunikasi pada siswa.
d. Pemilihan Media
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian
integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh.
Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi
dengan media yang kita pilih.
Pemilihan media bukanlah merupakan suatu yang serba tepat.
Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha yang berdiri sendiri tetapi
merupakan suatu yang serba tepat. Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha
yang berdiri sendiri, yang dapat diselesaikan dalam suatu kurun waktu cepat.

24
Pemilihan media cukup rumit karena didasarkan pada banyak faktor yang
saling berhubungan.
Dalam pemilihan media, Gagne, dkk dalam Sri Anitah (2009: 79)
menyarankan perlunya mempertimbangkan :
1) Variabel tugas
2) Menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum memilih media.
3) Variabel pebelajar
4) Karakteristik tiap pebelajar yang berbeda-beda.
5) Lingkungan belajar
6) Misalnya, ukuran kelas, banyak siswa dan kondisi kelas.
7) Lingkungan pengembangan
8) Pengembangan sumber-sumber pendukung untuk tugas guru.
9) Ekonomi dan budaya
10) Disesuaikan dengan sumber dan peralatan yang tersedia.
11) Faktor-faktor praktis
12) Banyak kelompok, jarak pandang siswa, respon dari siswa terhadap media
yang digunakan.
e. Pengertian Media Gambar Seri
Menurut Sri Anitah (2009: 7) media gambar termasuk ke dalam media
Visual. Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Gambar dapat kita
temukan di mana pun kita berada, di buku, di pinggir jalan. Gambar merupakan
simbol komunikasi tertua manusia (Denny Setiawan, dkk, 2008: 1.1). gambar
banyak digunakan dalam pembelajaran karena mudah membuat atau
mendapatkannya dan biaya pembuatannya cukup terjangkau. Gambar dapat
memberikan ilustrasi visual yang menarik pada anak didik. Gambar dapat
menjelaskan apa yang tidak dapat dijelaskan secara verbal.
Guru dapat menggunakan media gambar sebagai pendukung dalam
pembelajaran. Penggunaan media dapat memusatkan perhatian siswa terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung. Media visual yang berupa gambar
dapat berupa gambar seri maupun gambar lepas. Gambar seri merupakan

25
sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan
menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan gambar
yang lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan
situasi atau pun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-
situasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan
kesinambungan (dalam//ellafaridatizen.wordpress.com//,diakses 15 Februari
2011).
Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu
percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat
pada gambar (dalam http://[email protected], diunduh tanggal 8 Februari
2011). Alasan digunakannya media gambar seri adalah agar media gambar
tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian atau peristiwa yang
kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan latar.
Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar seri adalah gambar
yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara
berurutan. Siswa berlatih mendiskripsikan setiap gambar, yang nanti hasil
deskripsi setiap gambar apabila dirangkaikan akan menjadi suatu karangan
yang utuh. Artinya, ketika menceritakan kejadian dalam gambar seri seseorang
harus memperhatikan urutan dan waktu kejadian dalam gambar tersebut, dan
cara menceritakannya harus runtut sesuai dengan gambar. Sesuai dengan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian media gambar seri
adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar
diam yang mengandung cerita dan urutan waktu di dalamnya, sehingga gambar
yang satu akan berkaitan dengan gambar yang lain dan membentuk suatu
kesatuan. Guru dapat mempertimbangkan penggunaan media gambar seri di
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis
karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa
supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya
diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema,
ide, pengalaman dan kejadiannya.

26
Menurut Sri Anitah (2009: 8) Media gambar seri termasuk dalam jenis
media visual yang tak di proyeksikan yang memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih
nyata.
2) Mudah di dapat karena banyak tersedia di dalam buku-buku.
3) Sangat mudah dipakai karena dapat digunakan tanpa menggunakan
peralatan listrik.
4) Relatif tidak mahal, karena media gambar menggunakan bahan kertas
jadi harganya relatif lebih murah.
5) Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.
6) Lebih realistis, dan dapat memperjelas suatu masalah.
7) Mudah dilipatgandakan dengan cara fotokopi diperbesar.
Banyak kelebihan yang diperoleh dari media gambar seri, namun
demikian media gambar juga memiliki banyak kelemahan sebagai berikut :
1) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas besar.
2) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi
yang ketiga (kedalaman benda), harus digunakan seri gambar dari objek
yang sama tapi dari sisi yang berbeda.
3) Tidak dapat menunjukkan gerak.
4) Pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca
(menginterpretasi) gambar.
5) Memerlukan kreatifitas guru dalam membuat media gambar.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya :
1. Maryani T. Pernama (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media
Gambar Seri di Kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih
Kabupaten Majalengka” dalam penelitiannya terbukti bahwa penggunaaan
media gambar seri yang mampu meningkatkan kemampuan menulis narasi di
kelas V. Persamaan yang ada pada penelitian ini dengan penelitian penulis
adalah pada penggunaan media yaitu media gambar seri. Untuk perbedaannya

27
adalah penelitian ini meningkatkan keterampilan menulis karangan dan penulis
lebih spesifik lagi yaitu meningkatkan keterampilan menulis narasi.
2. Anton Purwanto (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar Seri
Siswa Kelas III SD Negeri Jajar I Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran bahasa, baik dari segi proses maupun hasil, dengan menerapkan
media gambar sebagai media pembelajarannya. Persamaan dari penelitian ini
dengan penelitian dari penulis adalah penggunaan media gambar seri dalam
pembelajaran, sedangkan perbedaannya adalah penulis mengkaji tentang
menulis narasi dan penelitian ini mengkaji tentang menulis deskripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti merasa perlu
mengembangkan keterampilan menulis narasi anak, agar keterampilan menulis
anak dapat dicapai secara maksimal. Dalam penelitian ini penulis lebih
menekankan pada peningkatan keterampilan menulis narasi dengan penggunaan
media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Simo Boyolali tahun
pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis di SD Negeri 1 Pentur, Simo, Boyolali selama ini
masih menggunakan metode yang konvensional yang masih berpusat pada guru,
yakni pembelajaran menulis tanpa menggunakan media, guru menggunakan
metode ceramah, dan keaktifan siswa dalam bertanya masih kurang. Hal ini
berdampak pada waktu pembelajaran yang kurang efektif karena siswa sulit
menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan yang logis. Keadaan ini ditandai
dengan keadaan siswa pada awal yang bingung terhadap pembelajaran menulis di
kelas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut di atas berakibat pada
rendahnya prestasi menulis siswa. Situasi inilah yang ingin diperbaiki oleh
penulis dengan cara menggunakan media gambar seri diharapkan siswa mampu
meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan maksimal. Pemilihan media

28
gambar seri karena beberapa alasan yang menjadi kelebihannya, yaitu umumnya
harganya murah, mudah didapat, mudah digunakan, lebih realistis, dapat
membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat mengatasi keterbatasan
ruang dan waktu.
Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk
dapat disampaikan pada penemuan untuk dapat disampaikan pada penemuan
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir didasarkan
pada teori-teori yang dikemukakan sehingga penelitian ke pokok permasalahan.
Maka kerangka pemikirannya dapat dibuat bagan skema agar peneliti mempunyai
gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.
Alur penelitian dalam kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
diperlihatkan pada gambar 1 :
Kondisi Akhir
Kondisi
Awal
Tindakan
Pembelajaran masih
berpusat pada guru,
konvensional tanpa
menggunakan media
pembelajaran.
Pembelajaran
menggunakan media
gambar seri
Kualitas pembelajaran
menulis narasi rendah
nilai masih di bawah
KKM
Siklus II
Perencanaan, Pelaksanaan,
Observasi, Refleksi
Tema: Tamasya
Siklus I
Perencanaan,
Pelaksanaan, Observasi,
Refleksi
Tema: Gotong royong
Dengan menggunakan
media gambar seri,
keterampilan menulis narasi
akan meningkat
Gambar 1. Kerangka Berpikir

29
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : “Jika menggunakan media gambar
seri dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka keterampilan menulis narasi
siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun
ajaran 2010/2011 akan meningkat”.

30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Kecamatan
Simo Kabupaten Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh Elisabet Sri Rejeki S.Pd
yang membawahi 6 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama di sekolah ini.
Sekolah ini memiliki sejumlah ruangan yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang
kepala sekolah dan ruang guru, 1 ruang dapur dan gudang, tempat parkir, serta 3
kamar mandi untuk siswa dan guru. Penentuan tempat penelitian ini karena
mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah, dan
objek yang diteliti serta penghematan waktu dan biaya karena lokasi penelitian
yang dekat dengan rumah peneliti pengajar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2010/2011. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama
enam bulan, yakni mulai bulan Januari 2011 sampai Juni 2011. Berikut rincian
waktu dan jenis kegiatan penelitian.
a. Persiapan survei awal sampai penyusunan proposal dilaksanakan dari bulan
Januari sampai Maret 2011.
b. Tes awal (pre test) dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2011, jam
pelajaran pertama dan kedua.
c. Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 April 2011.
d. Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 April 2011.
e. Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011.
f. Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2011.
g. Analisis data dilaksanakan dari bulan April sampai Mei 2011.
h. Penyusunan laporan dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juni 2011.
30

31
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action
research) IGAK Wardhani, dkk (2007: 13) Penelitian tindakan kelas merupakan
terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action research yang
dilakukan di kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk mengatasi
permasalahan terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu
kelas. Menurut Sawiji Suwardi (2008, : 15) penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian berangkat
dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar
mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan
ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terstruktur. Oleh karena
itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antar peneliti, guru, siswa
dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat
tahap, yaitu perencanaan (planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing),
dan refleksi (reflecting). Keempat aspek tersebut berjalan secara dinamis dan
saling terkait antara yang satu dengan lainnya. PTK merupakan penelitian yang
bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berkelanjutan dan berulang
sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai. Secara jelas langkah-langkah dalam
PTK dapat diperlihatkan pada gambar 2.

32
Gambar 2.
Siklus Penelitian Tindakan
(Suharsimi Arikunto & Sugiyanto, 2009, 12)
Keterangan :
a. Perencanaan : Berisi hal-hal yang diperlukan guru untuk mengajar serta segala
sesuatu yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis
melalui media gambar seri.
b. Tindakan : Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi melalui media gambar
seri.
c. Pengamatan (observasi) : Pengamatan terhadap proses penerapan media
gambar seri terhadap pembelajaran menulis narasi siswa.
d. Refleksi (analisis dan refleksi) : mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan
penerapan penggunaan media gambar seri yang telah dilakukan pada siklus I
ke siklus II.
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus I
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus II
Tindak Lanjut

33
lapangan melalui pengamatan guru kolaborator dan peneliti. Dalam hal ini objek
yang diamati adalah kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan media gambar seri.
C. Subjek Penelitian
Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 55) Subjek penelitian adalah siswa dan
guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Subjek penelitian ditetapkan pada siswa kelas IV SDN 1 Pentur
Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas
IV adalah 17 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 5 siswa putri, dan yang
bertindak sebagai guru kelas adalah Sulami A.Ma.Pd Dari 17 siswa ini
kesemuanya adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak
yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Akan tetapi ada 7 anak yang lamban
belajar, dan kurang bisa menangkap materi pelajaran dengan cepat. Guru kelas
berusaha mengatasi hal tersebut dengan mengadakan jam tambahan terhadap
anak-anak tersebut setiap pulang sekolah.
D. Sumber Data
Data atau informasi dalam penelitian ini sebagian besar berupa kualitatif.
Menurut St.Y Slamet, Suwarto WA (2007: 50) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan.
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang keterampilan
menulis narasi pada siswa serta kemampuan guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran dan mengobservasi ketika pembelajaran sedang
berlangsung. Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari :
1. Sumber data primer (pokok)
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu narasumber atau
informan meliputi siswa kelas IV, guru kelas IV, Kepala Sekolah, dan pihak
lain yang berhubungan.

34
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi arsip atau dokumen,
rencana pembelajaran dan tes hasil belajar. Sumber data yang digunakan oleh
penulis adalah daftar nilai menulis narasi dan daftar siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
perlu digunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 27) observasi adalah suatu teknik
yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
mencatat secara sistematis. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi partisipan, dimana peneliti berperan aktif mengamati dan
mengikuti semua kegiatan yang sedang dilakukan.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi yang berperan serta
secara pasif untuk mengamati pembelajaran menulis narasi yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Pengamatan terhadap kinerja guru diarahkan pada
kegiatan guru dalam menjelaskan, memotivasi siswa, menanggapi pertanyaan
dan menjawab pertanyaan siswa, memberikan latihan serta umpan balik, dan
melakukan penilaian terhadap siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap
siswa difokuskan pada tingkat keterampilan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Pengamatan dilakukan selama siklus penelitian berlangsung untuk mengetahui
proses belajar mengajar berlangsung serta untuk mengetahui kemampuan siswa
SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran
2010/2011.
2. Tes
Menurut Dr. H. Sarwiji Suwandi M.Pd (2009: 59) Tes merupakan alat
untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian
tindakan. Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan

35
pelaksanaan tindakan. Tes ini diberikan pada awal sebelum dilaksanakannya
siklus pembelajaran, dan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui
peningkatan keterampilan menulis siswa disetiap akhir pertemuan. Dengan
kata lain tes dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan keterampilan
siswa dalam menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Simo,
Boyolali tahun ajaran 2010/2011 yang ditandai dengan nilai tes yang diperoleh
siswa sesuai dengan siklus yang ada.
3. Perekaman foto
Perekaman dengan kamera foto dapat memperjelas berbagai diskripsi
dalam berbagai situasi dan perilaku terkait subjek yang diteliti. Analisis
dokumentasi dilakukan untuk mengetahui profil keterampilan siswa kelas IV
SD Negeri 1 Pentur dalam keterampilan menulis narasi, serta minat siswa
terhadap pembelajaran.
F. Validitas Data
Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya
adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur atau diteliti. Validitas data dapat diukur dengan teknik
triangulasi. Triangulasi berfungsi menekan subjektivitas peneliti. Dengan
triangulasi, kemungkinan kekurangan yang terdapat pada satu informan akan
mendapat pelengkap. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data
digunakan triangulasi data dan triangulasi metode.
Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi data (sumber), dengan cara : mengumpulkan data yang sejenis dari
sumber data yang berbeda. Melalui teknik triangulasi data diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa kelas IV SD
Negeri 1 Pentur, misalnya pada saat mengumpulkan data di SD pentur,
dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan langsung dari peneliti
dengan isi dokumen yang terkait (arsip nilai yang sesuai dengan KKM, absensi
harian siswa dan lainnya). Dalam triangulasi data (sumber) ini data yang diteliti

36
sama akan tetapi data yang diperoleh berasal dari sumber yang berbeda,
sumber dari penelitian ini adalah dari guru dan siswa.
2. Triangulasi metode, dengan cara : mengumpulkan data dengan metode
pengumpulan data dari informan yang berbeda tetapi mengarah pada sumber
informasi yang sama. Misalnya membandingkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh observer dan hasil pengamatan guru itu sendiri. Peneliti bisa
menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian
dilakukan wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya
diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik
dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh lewat beberapa
teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan
dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. Dalam penelitian
ini hasil yang diperoleh peneliti sama akan tetapi metode yang digunakan
berbeda, hasil dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan observasi.
G. Teknik Analisis Data
Yang dimaksud analisis data adalah cara mengelola data yang sudah
diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan
tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini
menggunakan teknik trianggulasi. Untuk menguji validitas data adalah cara
mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat
terwujud sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data
penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Milles dan Huberman.
Kegiatan pokok analisa model ini meliputi : reduksi data, penyajian data,
kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi (Milles dan Huberman, 2007: 20).
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Menurut Milles dan Huberman (2007 : 16) Reduksi data yaitu proses
pemilihan perhatian pada penyederhaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

37
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan
cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi. Data yang direduksi dalam penelitian ini disederhanakan dan
mengarah pada pengetahuan mengenai seberapa jauh keterampilan menulis
siswa saja, dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
2. Penyajian Data
Menurut Milles dan Hubberman (2007: 17) Penyajian data yaitu
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian
penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama
bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar
lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam
penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya,
gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya.
3. Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan / Verifikasi
Menurut Milles Huberman (2007:19) Setelah data-data direduksi,
disajikan langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan :
penarikan / verifikasi. Data-data yang telah didapatkan dari hasil penelitian
kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian
dari konvigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu : pemeriksaan tentang
benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah
tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji
kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya.
Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan / verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan
pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif.
Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan adanya
objektifitas, subjektivitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar

38
hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara
mendalam. Secara visual dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini :
Dari bagan tersebut d iatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian
ini adalah :
1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup data
dikumpulkan.
2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur.
4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang
menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan
menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur melalui media
pembelajaran gambar seri. Indikator kinerja dalam penelitian ini bersumber dari
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
Kesimpulan-Kesimpulan
Penarikan / Verifikasi
Gambar 3 : Komponen-Komponen Analisis Data : Model Interaktif
(Milles Huberman, 2007:19)

39
silabus KTSP bahasa Indonesia kelas IV dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
62 yaitu apabila 80% dari jumlah siswa dalam mengerjakan tugas menulis narasi
mendapat nilai lebih dari 62. Siswa dikatakan berhasil apabila siswa mendapat
nilai di atas 62. Indikator ketercapaian tujuan penelitian akan dijelaskan secara
lebih rinci pada tabel 4, sebagai berikut :
Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian
Indikator Pencapaian Siklus
Terakhir
Cara Mengukur
Keaktifan siswa dalam
pembelajaran menulis
Narasi
Keaktifan siswa yang
memiliki kriteria
istimewa, baik sekali, dan
baik dalam mengikuti
pembelajaran menulis
karangan narasi
meningkat
Diamati saat
pembelajaran dan
dihitung berdasarkan
siswa yang memiliki
sikap dengan kriteria
istimewa, baik sekali, dan
baik dari seluruh siswa
yang hadir dalam
mengikuti pembelajaran
menulis karangan narasi
Keterampilan siswa
dalam menulis narasi
siklus I
minimal 60% siswa telah
mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimum
(KKM)
Dihitung dari jumlah
siswa yang telah
mencapai nilai
batas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM)
menulis, yaitu 62.
Keterampilan siswa
dalam menulis narasi
siklus II
minimal 80% siswa telah
mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimum
(KKM)
Dihitung dari jumlah
siswa yang telah
mencapai nilai
batas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM)
menulis, yaitu 65.

40
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi classroom action research
metodologi penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart. Kemmis dan
Taggart dalam Zainal Aqib (2006: 31) menggemukakan bahwa penelitian
tindakan kelas menggunakan model spiral (the action research spiral). Penelitian
tindakan kelas ini dibagi menjadi empat tahapan yang saling terkait dan
berkesinambungan, yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Adapun
prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Rancangan Siklus Pertama ( Siklus I )
a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang berbagai topik
sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda
titik, tanda koma, dll).
2) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya buku-
buku penunjang, dan alat tulis
3) Menyiapkan peralatan dokumentasi, misalnya kamera
4) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
5) Membuat lembar observasi.
6) Menyiapkan soal tes berupa tugas menulis narasi berdasarkan gambar
setelah dilaksanakan pembelajaran.
7) Menyiapkan lembar penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang
berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf
besar, tanda titik, tanda koma, dll) dengan penggunaan media gambar seri.
Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa bersama, dan absensi siswa.
Untuk apersepsi guru mengajak siswa-siswi bernyanyi bangun tidur dan
mengulas materi yang telah lalu.

41
Pada tahap inti (pelaksanaan pembelajaran) siswa diberi penjelasan
mengenai keterampilan menulis narasi, kemudian siswa disuruh
mengurutkan media gambar seri yang dibawa guru, sampai menjadi gambar
yang mempunyai urutan yang tepat, setelah gambar menjadi urutan gambar
seri yang tepat siswa diberi tugas membuat cerita berdasarkan gambar seri
tersebut. Setelah siswa selesai menulis cerita narasi berdasarkan gambar,
beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membacakan cerita yang sudah
dibuat. Selanjutnya, guru menilai pekerjaan siswa.
c. Tahap Observasi dan Interpretasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan media gambar seri. Peneliti sebagai guru pelaksana KBM,
sedangkan guru kelas IV sebagai kolabolator melakukan observasi terhadap
aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti). Dilaksanakan juga tes menulis
karangan narasi sebagai evaluasi.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator :
1) Indikator keberhasilan guru yang sudah dicapai adalah : guru berhasil
menyampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia pada siklus I namun
masih perlu ditingkatkan lagi pada pelaksanaan siklus berikutnya.
Ketepatan penggunaan media pembelajaran gambar seri oleh guru yang
sudah sesuai dengan isi cerita, akan tetapi media berukuran kecil
sehingga tidak efektif bagi pembelajaran yang bersifat klasikal, media
diharapkan lebih besar dan lebih banyak pada pertemuan berikutnya agar
semua siswa dapat mengerti cara mengurutkan gambar seri menjadi
gambar yang tepat, dengan media gambar yang ada pada setiap
kelompok, maka seluruh siswa bisa mengerti maksud dari gambar seri
tersebut, bukan hanya siswa yang aktif saja. Guru sudah memberikan
variasi dalam pembelajaran namun perlu ditingkatkan lagi, agar
pembelajaran pada siklus berikutnya lebih menarik dan tidak

42
membosankan. Kesesuaian dalam menyampaikan bimbingan kelas yang
dibutuhkan sudah dilaksanakan oleh guru, namun guru harus lebih
meningkatkan bimbingan bagi siswa yang kurang jelas pada siklus
berikutnya.
2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang sudah dicapai adalah : Minat
dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia
meningkat namun masih belum maksimal. Siswa aktif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia namun siswa belum berani menyatakan
pendapat atau menjawab pertanyaan. Peningkatan kemampuan siswa
merangkai kalimat dengan baik namun masih ada siswa yang belum bisa
cara merangkai kalimat dengan tepat. Keterampilan siswa dalam menulis
narasi meningkat namun harus lebih ditingkatkan lagi pada pelaksanaan
siklus berikutnya. Siswa mampu memahami ketepatan dan kelogisan
kalimat dalam tiap paragraf. Siswa mampu melisankan tulisan di depan
kelas.
Pelaksanaan siklus pertama sudah memenuhi target, siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM sudah lebih dari 60%. Akan tetapi untuk
memenuhi target pada siklus kedua maka harus dilakukan perbaikan dalam
pembelajaran. Hal yang dirasa kurang dalam pembelajaran pada
pelaksanaan siklus I adalah : 1) Keaktifan siswa selama pembelajaran masih
belum maksimal, 2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa,
sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi selama pembelajaran,
3) Media pembelajaran yang kurang besar, 4) Media pembelajaran yang
digunakan hanya satu, jadi hanya sebagian siswa saja yang mengerti
terhadap materi yang diajarkan guru, 5) Pengkondisian kelas kurang. Suara
guru kurang keras.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Guru dan kepala sekolah secara bersama-sama membahas hasil
pembelajaran. Hasil menentukan perlu ada pelaksanaan siklus berikutnya.
Dalam siklus pertama peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan

43
siklus kedua. Dalam siklus kedua membahas yang harus diperbaiki oleh
peneliti adalah :
1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center).
2) Memberikan reward pada siswa. Hal tersebut bertujuan agar minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran meningkat.
3) Media pembelajaran yang digunakan guru harus lebih besar.
4) Memperbanyak media pembelajaran serta membagi siswa dalam
beberapa kelompok.
5) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan
siswanya.
6) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk
menegur anak yang ramai sendiri.
2. Rancangan Siklus Kedua ( Siklus II )
a. Tahap Persiapan Tindakan pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I diketahui bahwa perlu
adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran, maka dari itu peneliti
mempersiapkan rancangan pembelajaran pada siklus II. Adapun rancangan
tindakan pada siklus II, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang berbagai topik
sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda
titik, tanda koma, dll).
2) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya buku-
buku penunjang, dan alat tulis
3) Menyiapkan peralatan dokumentasi, misalnya kamera.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan dengan ukuran yang
lebih besar, media yang digunakan adalah media gambar seri.
5) Menyiapkan media pembelajaran yang lebih banyak untuk pelaksanaan
pembelajaran.

44
6) Menyiapkan soal tes berupa tugas menulis narasi sesuai dengan gambar
seri setelah dilaksanakan pembelajaran.
7) Menyiapkan lembar penilaian.
8) Membuat lembar observasi untuk menilai keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
9) Mempersiapkan penampilan guru di kelas agar suasana kelas menjadi
kondusif.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang
berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf
besar, tanda titik, tanda koma, dll) dengan penggunaan media pembelajaran
gambar seri. Sebelum mengajar guru mengawalinya dengan membuka
pelajaran dengan salam, berdoa bersama, absensi siswa dan pengkondisian
kelas. Untuk memusatkan perhatian siswa sebelum masuk pada inti
pelajaran guru menyampaikan apersepsi yaitu menanyakan materi yang
telah dipelajari sebelumnya dan menyanyikan lagu “libur telah tiba”.
Pada kegiatan inti siswa diberi penjelasan mengenai keterampilan
menulis narasi dengan penggunaan huruf, tanda baca, dan ejaan yang tepat.
Siswa juga diberi contoh teks narasi agar siswa lebih paham terhadap
pembelajaran menulis narasi. Siswa kemudian dibagi menjadi empat
kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, tiap kelompok diberi
gambar seri kemudian tiap kelompok ditugasi untuk mengurutkan gambar
seri tersebut menjadi urutan gambar yang paling tepat. Setelah semua
kelompok selesai mengerjakan tugas dari guru, perwakilan tiap kelompok
maju ke depan untuk membacakan hasil diskusi dari kelompoknya masing-
masing. Urutan gambar seri yang sudah tepat dipakai siswa sebagai
petunjuk untuk mengerjakan tugas membuat cerita narasi berdasarkan
gambar tersebut. Setelah siswa selesai menulis cerita narasi berdasarkan
gambar, beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membacakan cerita yang
sudah dibuat. Kemudian pekerjaan siswa dikumpulkan dan dinilai oleh guru.

45
c. Tahap Observasi dan Interpretasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan media gambar seri. Peneliti bertugas sebagai guru pelaksana
KBM, sedangkan guru kelas IV sebagai kolabolator melakukan observasi
terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti). Dilaksanakan juga tes
menulis karangan narasi sebagai evaluasi.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator :
1) Indikator keberhasilan yang sudah dicapai adalah : Keberhasilan
penyampaian materi pelajaran bahasa Indonesia, ketepatan penggunaan
media pembelajaran gambar seri, kesesuaian penggunaan media
pembelajaran dengan jumlah kelompok, variasi dalam pembelajaran yang
membuat siswa lebih aktif dan kondusif, kesesuaian dalam
menyampaikan bimbingan kelas yang dibutuhkan oleh setiap siswa.
2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang sudah dicapai adalah : Minat
dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia
meningkat, keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
meningkat, peningkatan kemampuan siswa dalam merangkai kalimat
dengan baik, keterampilan menulis narasi siswa meningkat dibandingkan
pada siklus sebelumnya, siswa mampu memahami ketepatan dan
kelogisan kalimat dalam tiap paragraf, siswa mampu melisankan
(membacakan) tulisan ke depan kelas dan siswa telah berhasil
mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Pada siklus kedua pertemuan satu siswa sebagian besar sudah
memenuhi target, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM lebih dari
70%. Siswa aktif dalam pembelajaran, berani maju ke depan kelas, berani
menjawab pertanyaan dari guru dan keterampilan dalam menulis narasi
meningkat. Selanjutnya, pada siklus kedua pertemuan kedua 100% atau
seluruh siswa siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM. Kedua nilai

46
tersebut kemudian dirata-rata, dan siswa pada siklus II yang mendapat nilai
di atas KKM sudah lebih dari 80%.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Guru dan kepala sekolah secara bersama-sama membahas hasil
pembelajaran. Hasil yang diperoleh menentukan tidak perlu melaksanakan
siklus berikutnya, karena dalam siklus kedua peneliti sudah berhasil. Pada
siklus kedua peneliti sudah berhasil memenuhi target dari indikator yang
ingin dicapai yaitu lebih dari 80% dari keseluruhan siswa sudah mendapat
nilai di atas KKM. Keterampilan menulis narasi meningkat dan memenuhi
target yang ingin dicapai. Untuk selanjutnya guru dan Kepala Sekolah
sepakat untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai saat
melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia.

47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Tinjauan Historis SDN I Pentur
Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Simo Boyolali adalah salah satu sekolah
yang berada di daerah Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Sekolah ini
bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berstatus
Diakui Kep Dep Dik dan Bud direktorat jendral Kepala Tingkat I Jawa Tengah,
Kepala Dinas P dan K propinsi Jawa Tengah.
Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Simo Boyolali didirikan pada tahun 1950.
Pada saat pendirian Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur ini memerlukan perjuangan
yang cukup keras, karena pada saat pendirian sekolah ini belum mempunyai
gedung sendiri. Pelaksanaan proses belajar mengajar pada awalnya dilaksanakan
di rumah para penduduk setempat. Pada tahun 1960 barulah mulai didirikan
gedung dari bantuan masyarakat. Selanjutnya pada tahun 1976 turun inpres berupa
bantuan berupa gedung sebanyak 3 lokal, sehubungan dengan itu masih terdapat 3
kekurangan lokasi gedung kemudian ditempatkan ke kantor balai desa. Selang
satu tahun SD ini mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah berupa gedung tiga
lokal lagi sehingga proses belajar mengajar dapat dilaksanakan pada satu lokasi
tepatnya di dukuh Ringinanom, desa Pentur.
Sejak berdiri Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Simo Boyolali sampai
sekarang ini telah mengalami pergantian Kepala Sekolah 6 kali yaitu : Bp.
Sartono, Bp. Widoyo, Bp. Kusban, Bp. Sumarno (Kedunglengkong), Bp.
Sumarno (Manglen), Ibu E. Sri Rejeki, S.Pd sebagai Kepala Sekolah yang masih
menjabat sampai sekarang.
Demikian uraian singkat mengenai sejarah berdirinya Sekolah Dasar
Negeri 1 Pentur yang sampai sekarang masih aktif dalam mengembangkan
generasi penerus bangsa.
47

48
2. Letak Geografis SDN I Pentur
Sekolah Dasar Negeri I Pentur terletak di Dukuh Ringinanom, Desa
Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Letak SDN I Pentur cukup
strategis karena terletak di tengah dukuh Ringinanom, tepatnya di perempatan
Dukuh Ringinanom. Selain itu sarana komunikasi dan transportasi mudah karena
letaknya di pinggir jalan. Jarak antara SD dengan Kantor Kecamatan kurang lebih
4 km, dan dari Kantor Unit Pelaksanaan Teknik Dinas Pendidikan Dasar dan Luar
Sekolah Kecamatan Simo kurang lebih 5 km, Karena jaraknya yang tidak terlalu
jauh dengan Kantor Kecamatan dapat memudahkan apabila ada urusan dinas.
Dukuh ini mempunyai penduduk yang banyak, sehingga meskipun letak
SD di desa muridnya cukup banyak. Masyarakatnya pun aktif dalam mendukung
program-program yang diadakan oleh pihak sekolah, hal itu membuat kegiatan di
Sekolah dan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan lancar.
3. Sarana dan Prasarana SDN I Pentur
Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan nasional, maka
Sekolah Dasar Negeri I Pentur memerlukan berbagai sarana dan prasarana untuk
menunjang proses belajar dan mengajar, serta pemanfaatan sarana dan prasarana
tersebut secara maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
Sekolah Dasar Negeri I Pentur yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
keterampilan menulis narasi antara lain : Ruang perpustakaan yang dapat
dimanfaatkan anak dalam kegiatan membaca dan menulis.
Selain ruang perpustakaan yang dimiliki oleh Sekolah Dasar Negeri I
Pentur, masih ada sarana lain yang dimiliki oleh SD tersebut, diantaranya adalah :
Ketik manual, Komputer, Alat peraga dan media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.
4. Keadaan Siswa SDN I Pentur
Kondisi siswa di Sekolah Dasar Negeri I Pentur Kecamatan Simo
Kabupaten Boyolali pada tahun ajaran 2010/2011 semester genap adalah sebagai
berikut: jumlah keseluruhan 94 siswa yang terdiri dari kelas I sebanyak 9 siswa,
kelas II sebanyak 17 siswa, kelas III sebanyak 13 siswa, kelas IV sebanyak 17
siswa, kelas V sebanyak 17 siswa dan kelas VI sebanyak 19 siswa.

49
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tindakan Pra Siklus
Sebelum melaksanakan proses penelitian terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan observasi dan tes awal pada siswa SD Negeri I Pentur,
Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tentang menulis narasi.
Kondisi awal pembelajaran menulis karangan narasi di kelas IV
diperoleh dari keterangan yang disampaikan oleh guru dan tabel tes menulis
karangan narasi siswa kelas IV.
Dari keterangan yang diperoleh dari guru diketahui rendahnya
keterampilan menulis karangan narasi siswa disebabkan antara lain, kemampuan
siswa yang kurang akibat penguasaan bahasa tulis siswa yang kurang, karena guru
kurang memberi kesempatan siswa dalam kegiatan menulis karangan narasi.
Kurangnya jam pembelajaran untuk menulis karangan narasi membuat siswa
jarang untuk berlatih dan tugas untuk menulis karangan narasi juga jarang
diberikan. Selain itu media dalam pembelajaran menulis karangan narasi juga
belum tersedia, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan
metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi kurang
tepat.
Dari hasil tabel tes menulis karangan narasi diketahui bahwa masih
banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), yaitu 62. Rata-rata nilai tes menulis karangan narasi siswa hanya 52,64
dari 17 siswa, yang mendapatkan nilai yang memenuhi KKM hanya 5 siswa
(29,41%), sedangkan 12 siswa (70,59%) mendapat nilai dibawah KKM.
Rendahnya nilai menulis narasi menunjukkan kurangnya pemahaman
siswa mengenai tata cara dalam menulis sebuah karangan, terbukti dengan
perolehan nilai pada tes awal siswa yang masih rendah. Berdasarkan nilai tes
menulis narasi yang diperoleh dari lampiran 13, maka dapat dibuat tabel 5,
distribusi frekuensi sebagai berikut :

50
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Tes Awal Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur
Sebelum Tindakan
No Interval Nilai
Nilai
Tengah
(X)
Frekuensi
(f) fX
Prosentase
(%)
1 28-36 32 2 64 11,76%
2 37-45 41 2 82 11,76%
3 46-54 50 7 350 41,18%
4 55-63 59 1 59 5,88%
5 64-72 68 5 340 29,41%
Jumlah 17 895 99,99%
Nilai rata-rata 895 : 17 = 52,65
Ketuntasan klasikal 5 : 17 x 100% = 29,41 %
Dari tabel 5, distribusi frekuensi nilai tes menulis narasi siswa kelas IV
SDN 1 Pentur sebelum diadakan tindakan melalui penggunaan media gambar seri,
dapat disajikan dalam bentuk grafik 1 pada gambar 4 sebagai berikut :
Gambar 4. Grafik 1 Nilai Tes Awal Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur
Berdasarkan grafik 1 nilai yang sudah disajikan dapat dilihat bahwa
sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur sebanyak 17
siswa hanya 5 siswa yang berhasil mendapatkan nilai di atas KKM atau hanya
0
2
4
6
8
28-36 37,45 46-54 55-63 64-72
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai Siswa

51
29,41% siswa yang tuntas mengerjakan soal pada tes awal. Sedangkan 12 siswa
atau 70,59% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM, nilai ketuntasan yang harus
di peroleh siswa adalah lebih dari 62. Maka dari itu peneliti mengadakan
konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis narasi. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam
tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Tes Awal
Keterangan Tes Awal
Nilai terendah 28
Nilai tertinggi 72
Rata-rata nilai 52,65
Siswa tuntas belajar 29,41%
Siswa tidak tuntas belajar 70,59%
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa dari tabel 6 di atas, diperoleh
nilai rata-rata siswa dalam menulis narasi sebesar 52,65 dimana hasil tersebut
masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan oleh pihak guru dan peneliti yaitu
sebesar 62. Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa
keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur masih
kurang dan perlu diperbaiki.
2. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan
terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) dan dua jam pelajaran (2 x 35 menit)
yang dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal 11 April 2011 dan 12
April 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari empat
tahapan. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

52
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 9
April 2011 di ruang guru SD Negeri 1 Pentur. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari data awal siswa sebagai subyek penelitian sebanyak 12 siswa dari
17 siswa mendapatkan nilai menulis karangan di bawah 62, sehingga belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan guru yaitu 62.
Selain itu berdasarkan hasil observasi saat guru mengajar keterampilan
menulis karangan siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti mengadakan
koordinasi dengan guru kelas untuk membahas tentang alternatif yang dapat
dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV
SDN 1 Pentur. Kemudian disepakati bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus I
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Senin, tanggal 11 April 2011 dengan alokasi waktu (3 x 35 menit) dan
pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 April 2011 dengan alokasi waktu
(2 x 35 menit). Karena kesepakatan peneliti dan guru kelas maka pelaksanaan
siklus penelitian dilaksanakan setiap jam pertama. Dalam pembahasan juga di
peroleh kesepakatan untuk menggunakan media gambar seri.
Dalam perencanaan tindakan peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
yang ada. Peneliti juga menentukan tujuan pembelajaran serta dampak pengiring
siswa.
Selain mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, peneliti juga
menyiapkan, menyiapkan perangkat data pada instrumen yang akan digunakan
untuk penilaian siswa, serta mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran diantaranya:
1) Media gambar seri yang akan digunakan.
Media gambar seri yang digunakan oleh penulis adalah media gambar yang
berupa urutan suatu kejadian/ peristiwa yang dapat digunakan siswa untuk
menuntunnya membuat suatu cerita. Media gambar seri disiapkan dalam
ukuran yang besar agar semua siswa dapat melihat gambar tersebut meskipun
ia bertempat duduk di belakang.

53
2) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas yang biasa digunakan setiap
hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu atau bisa dibuat
kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman, ventilasi udara, serta
pencahayaan kelas.
3) Buku sumber belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu buku BSE Bahasa
Indonesia Kelas IV Umri Nur’aini dan Indriyani, halaman 104-105. Buku BSE,
Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas IV Edi Warsidi dan Farika,
halaman 79-81. Silabi Bahasa Indonesia BSNP, dan KTSP 2006.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini peneliti menerapkan pembelajaran menulis dengan
media gambar seri sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama ini, materi yang diajarkan adalah menulis narasi
yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan
siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri
yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan
kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi
(keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita.
Media pembelajaran dalam penelitian ini adalah media gambar seri yang
merupakan gambar urutan dari rangkaian peristiwa yang dapat membentuk
suatu cerita. Dalam pertemuan pertama ini gambar seri yang digunakan oleh
peneliti adalah kegiatan seorang siswa dari pagi hari saat bangun tidur, mandi,
makan pagi, bersiap-siap ke sekolah sampai saat siswa tersebut berhasil
menggambar sebuah pemandangan yang indah..
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama,
pengkondisian kelas dan absensi siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa,
memotivasi dan mengarahkan minat siswa, guru memberikan apersepsi kepada
siswa dengan mengajak siswa bernyanyi lagu “Bangun Tidur” sambil bertepuk

54
tangan, serta menanyakan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya
dengan guru kelas. Berikut teks lagu bangun tidur yang dinyanyikan guru
dengan para siswa :
Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi ku tolong ibu
Membersihkan tempat tidurku
Guru kemudian menjelaskan secara singkat kepada siswa mengenai
materi yang akan dibahas, sambil melakukan tanya jawab dengan siswa terkait
materi yang diajarkan. Kemudian guru membagikan teks bacaan yang berjudul
“Sesudah Suatu Kegagalan” untuk dibaca dan dipelajari oleh para siswa
sebagai contoh saat membuat cerita. Guru membacakan teks karangan satu kali
dengan intonasi dan ejaan yang tepat, kemudian siswa-siswa ditugasi untuk
membaca teks karangan tersebut dalam hati satu kali. Selanjutnya beberapa
siswa membacakan teks tersebut secara bergantian dengan suara yang lantang
agar dapat didengar oleh semua siswa.
Guru membawakan media berupa gambar seri kepada siswa. Gambar seri
tersebut berupa rangkaian cerita suatu aktivitas yang dilakukan oleh seorang
guru sejak bangun tidur sampai saat mengajar di sekolah. Siswa mengamati
gambar seri tersebut dengan seksama, kemudian siswa ditugasi oleh guru untuk
mengurutkan gambar tersebut menjadi urutan gambar yang tepat. Setelah
gambar menjadi suatu urutan cerita yang tepat, siswa diberi tugas oleh guru
untuk membuat cerita narasi berdasarkan gambar seri tersebut. Selama
mengerjakan tugas dari guru, guru membimbing siswa yang kurang bisa dan
mengoreksi pekerjaan siswa yang sudah cukup baik. Selain itu siswa yang
masih mengalami kesulitan juga bertanya kepada guru.
Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Sebagian siswa
maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, guru memberikan
bimbingan pada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam membaca. Siswa
yang berani maju ke depan diberi penguatan oleh guru berupa tepuk tangan dan
pujian, untuk siswa yang belum berani maju ke depan kelas untuk membacakan

55
hasil pekerjaannya, diberi motivasi dan dukungan dari guru agar lebih percaya
diri untuk tampil di depan kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang
diajarkan.
Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya
jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk
menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum
dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri.
Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa
untuk berhati-hati saat jajan, jangan sembarangan membeli makanan yang
kurang sehat, dan menasehati anak untuk belajar dengan tekun. Kemudian guru
menutup pelajaran dengan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua ini masih menjelaskan mengenai menulis narasi
yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan
siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri
yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan
kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi
(keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita.
. Gambar seri yang digunakan merupakan rangkaian peristiwa yang
dilakukan oleh seorang keluarga setelah bangun tidur, ayah bersiap-siap untuk
mencuci motor dan ibu membersihkan rumah, anak-anaknya membantu
pekerjaan ayah dan ibunya. sehingga pekerjaan ayah dan ibunya cepat selesai,
dan pekerjaan keluarga cepat selesai lalu mereka beristirahat. Setelah itu
tibalah saat makan siang bersama, kemudian mereka bersantai di ruang
keluarga.
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, mengabsen
siswa serta mengkondisikan kelas. Kemudian untuk memusatkan perhatian
siswa, guru memberikan apersepsi pada siswa, guru menanyakan tentang
materi yang telah lalu yaitu “apakah pengertian dari menulis narasi?”.

56
Kegiatan inti yang dilakukan guru adalah menjelaskan pada siswa
tentang menulis narasi dengan benar. Guru membawa gambar seri yang
ditunjukkan pada siswa, kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru
tentang maksud dari gambar yang dibawa oleh guru. Sebagian besar siswa
masih belum berani untuk menjawab, tetapi setelah guru menunjuk beberapa
siswa dengan menyebutkan namanya mereka berani menjawab. Setelah selesai,
guru dan siswa mendiskusikan secara bersama. Siswa mengurutkan gambar
seri tersebut menjadi urutan gambar yang benar, salah satu siswa menempelkan
urutan gambar seri yang benar di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan
dan meneliti apakah urutan gambar di papan tulis sudah tepat atau belum.
Setelah gambar menjadi suatu urutan cerita yang tepat, siswa diberi tugas oleh
guru untuk membuat cerita narasi berdasarkan gambar seri tersebut. Setelah itu,
guru membagikan gambar seri kepada setiap siswa dan meminta mereka
mendeskripsikan gambar tersebut dengan menuliskan satu kalimat untuk satu
gambar ke dalam lembar kerja (Siswa terlihat antusias memperhatikan gambar
seri tersebut). Selama mengerjakan tugas dari guru, guru membimbing siswa
yang kurang bisa dan mengoreksi pekerjaan siswa yang sudah cukup baik.
Selain itu siswa yang masih mengalami kesulitan juga bertanya kepada guru.
Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Sebagian siswa
maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, guru memberikan
bimbingan pada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam membaca. Siswa
yang berani maju ke depan diberi penguatan oleh guru berupa tepuk tangan dan
pujian, untuk siswa yang belum berani maju ke depan kelas untuk membacakan
hasil pekerjaannya, diberi motivasi dan dukungan dari guru agar lebih percaya
diri untuk tampil di depan kelas. Setelah semua siswa mengumpulkan tugas,
siswa menyimak guru saat guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang ada
dalam penulisan karangan narasi yang dibuat siswa. Kemudian guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas terkait dengan materi yang diajarkan.
Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya
jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana

57
penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk
menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum
dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri.
Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa
kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Tahap Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu peningkatan keterampilan menulis narasi dengan
menggunakan media gambar seri siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kecamatan
Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Dalam tahap ini peneliti
mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar
observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas
siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran untuk dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa. Observasi tidak hanya berfokus pada siswa
namun juga pada guru. Maka dari itu, pengamatan dilakukan secara keseluruhan
aspek, baik aspek siswa, guru dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan proses belajar mengajar menulis narasi siklus I selama dua kali
pertemuan, diperoleh gambaran tentang keaktifan dan keterampilan menulis siswa
selama pembelajaran berlangsung, serta peran guru dalam proses pembelajaran,
yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan I
a) Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 20, sebagai berikut :
(1) Sebanyak 1 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika
mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri.
(2) Sebanyak 6 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat mengikuti
pembelajaran.
(3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru.
(4) Sebanyak 14 siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama
pembelajaran berlangsung.

58
(5) Sebanyak 9 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran yang
sedang berlangsung.
(6) Sebanyak 11 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I
pertemuan I ditunjukkan pada tabel 7.
Tabel 7. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa 51
Rata-rata hasil pengamatan pada siswa 3,00
Berdasarkan pada tabel 7, jumlah seluruh nilai siswa adalah 51,
kemudian dicari rata-rata dengan cara membagi seluruh nilai dengan
banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I
pertemuan I adalah 3,00. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut diketahui bahwa
secara klasikal keaktifan dan partisipasi siswa sudah baik saat pembelajaran
pada siklus I pertemuan I berlangsung. Tabel hasil observasi kegiatan siswa
dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 142-143.
b) Hasil Observasi pada Guru
Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat oleh guru pada lampiran 25, maka dapat diperoleh
keterangan sebagai berikut :
(1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring
cukup baik.
(2) Ketepatan pemilihan materi ajar baik.
(3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar baik.
(4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran sangat baik.
(5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik.
(6) Kerincian skenario pembelajaran cukup baik.
(7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP cukup baik.
(8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat baik.

59
(9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran baik.
(10) Kelengkapan instrument asesmen baik.
(11) RPP yang dibuat oleh guru sudah masuk dalam kategori cukup baik.
Hasil pengamatan terhadap guru mengajar dalam lampiran 25,
memperoleh keterangan sebagai berikut :
(1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat
peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik.
(2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan
tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan baik.
(3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran cukup
baik, pendekatan dan strategi pembelajaran baik, pemanfaatan sumber
pembelajaran/media pembelajaran baik, pembelajaran yang memicu
dan memelihara keterlibatan siswa baik, penilaian proses dan hasil
pembelajaran baik, serta penggunaan bahasa yang sesuai dalam
pembelajaran.
(4) Penutup yang dilakukan oleh guru sudah baik, guru sudah
memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa.
(5) Kegiatan guru dalam pembelajaran masuk dalam kategori baik.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada
siklus I pertemuan I ditunjukkan pada tabel 8.
Tabel 8. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru 5,9
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 2,95
Berdasarkan tabel 8, total nilai kinerja guru diperoleh melalui rekapan
nilai dari APKG guru. Rata-rata hasil observasi pada guru adalah 2,95.
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa kinerja guru saat
mengajar termasuk dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 25 halaman 158-160.

60
2) Pertemuan II
a) Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 21, sebagai berikut :
(1) Sebanyak 2 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru
ketika mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media
gambar seri.
(2) Sebanyak 6 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat
mengikuti pembelajaran.
(3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru.
(4) Sebanyak 14 siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama
pembelajaran berlangsung.
(5) Sebanyak 11 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran
yang sedang berlangsung.
(6) Sebanyak 13 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I
pertemuan II ditunjukkan pada tabel 9.
Tabel 9. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa 53
Rata-rata hasil pengamatan pada siswa 3,12
Berdasarkan pada tabel 9, jumlah nilai pengamatan keseluruhan siswa
adalah 53, kemudian dicari rata-rata dengan cara membagi jumlah keseluruhan
dengan banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I
pertemuan II adalah 3,12. Berdasarkan nilai rata-rata yang telah diperoleh
dapat diketahui bahwa keaktifan dan partisipasi siswa sudah baik saat
pembelajaran pada siklus I pertemuan II berlangsung. Tabel hasil observasi
kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 144-145.
b) Hasil Observasi Guru pada Lampiran 26, sebagai berikut :

61
Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru maka dapat diperoleh
keterangan sebagai berikut :
(1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring
baik.
(2) Ketepatan pemilihan materi ajar baik.
(3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar baik.
(4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran baik.
(5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik.
(6) Kerincian skenario pembelajaran baik.
(7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP baik.
(8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran baik.
(9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran baik.
(10) Kelengkapan instrument assesmen baik.
(11) RPP yang guru buat sudah masuk pada kategori baik.
Hasil pengamatan terhadap guru mengajar memperoleh
keterangan sebagai berikut :
(1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat
peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik.
(2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan
tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan cukup baik.
(3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran
cukup baik, pendekatan dan strategi pembelajaran baik,
pemanfaatan sumber pembelajaran/media pembelajaran baik,
pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
baik, penilaian proses dan hasil pembelajaran baik, serta
penggunaan bahasa yang sesuai dalam pembelajaran.
(4) Penutup yang dilakukan oleh guru sudah baik, guru sudah
memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa.

62
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan dengan menggunakan
media gambar seri pada siklus I pertemuan II ditunjukkan pada tabel 10.
Tabel 10. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Jumlah skor hasil pengamatan pada guru 6,11
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 3,05
Berdasarkan pada tabel 10 skor pengamatan kinerja guru diperoleh
dengan APKG. Rata-rata hasil observasi pada guru adalah 3,05. Berdasarkan
nilai rata-rata yang diperoleh guru, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan
kinerja guru pada pembelajaran siklus I pertemuan I, kinerja guru pada
pertemuan ini masuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 26 halaman 161-163.
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan pada keaktifan dan perhatian siswa. Itu berarti peran dan
keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat. Dengan
meningkatnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran diharapkan siswa lebih
memahami materi dan dapat menulis narasi dengan baik sehingga dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran
Bahasa Indonesia yang dilaksanakan melalui penggunaan media gambar seri
pada siklus I dapat ditarik simpulan keaktifan siswa sudah ada peningkatan namun
belum maksimal, meskipun sudah ada perubahan dari pertemuan I ke pertemuan
II dan hasil yang diharapkan sudah tercapai namun harus ditingkatkan lagi pada
siklus berikutnya.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui
observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk
mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan

63
tindakan pada pertemuan I belum menunjukkan perubahan yang berarti, baik pada
keaktifan siswa selama belajar maupun pada pencapaian hasil belajar. Sedangkan
untuk pertemuan II telah menunjukkan perubahan yang cukup baik.
Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I:
Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilaksanakan selama
proses pelaksanaan tindakan pada pertemuan I, II rata-rata hasil observasi
kegiatan siswa dan rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan I
dan II dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut :
Tabel 11. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I
Pertemuan I, dan II.
Keterangan Pertemuan I Pertemuan II
Hasil observasi kegiatan siswa 3,00 3,12
Berdasarkan Tabel 11, tabel observasi terhadap kegiatan siswa pada siklus
I pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik 2 sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik 2 Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Pada siklus I
Pertemuan I, dan II.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa yang telah dilakukan, terdapat
peningkatan keaktifan dan partisipasi siswa dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu
dari 3,00 meningkat menjadi 3,12. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan selama
proses pembelajaran diperoleh data bahwa Siswa memiliki keaktifan dan

64
perhatian dengan kriteria istimewa, baik, dan cukup selama proses pembelajaran
dengan indikator penilaian: siswa mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat,
mengerjakan tugas dari guru dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan
sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran, dan tidak ramai.
Sebagian siswa sudah berkriteria cukup, dan tidak ada siswa kurang, dan kurang
sekali. Akan tetapi perlu ada peningkatan lagi pada siswa agar keseluruhan siswa
dapat memenuhi indikator penilaian yang ada pada aspek keaktifan dan perhatian
siswa.
Tabel 12. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I
Pertemuan I, dan II.
Keterangan Pertemuan I Pertemuan II
Hasil observasi kinerja guru 2,95 3,0
Berdasarkan Tabel 12, tabel observasi terhadap kinerja guru pada siklus I
pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 6. Grafik 3 Observasi Terhadap Kinerja Guru Pada siklus I
Pertemuan I, dan II.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan, terdapat
peningkatan kinerja guru dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 2,95

65
meningkat menjadi 3,00. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan oleh observer saat
guru sedang mengajar. Tugas sebagai observer dilakukan oleh guru kelas. Guru
kelas mengamati dan menilai kinerja guru saat peneliti mengajar di kelas. Dari
pengamatan tersebut diperoleh data bahwa kinerja guru pada pertemuan I hanya
ada pada kriteria cukup, kemudian pada pertemuan II kinerja guru meningkat dan
termasuk pada kriteria baik.
Keaktifan dan perhatian, serta kinerja guru siswa sangat berpengaruh
terhadap nilai keterampilan menulis narasi, dimana KKM pada Siklus I siswa
harus mendapatkan nilai ≥ 62 dan target pencapaian pada siklus I, siswa yang
tuntas dengan nilai di atas KKM harus lebih dari 60 %. Adapun hasil keterampilan
menulis narasi yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel 13 dan grafik
di bawah ini:
Tabel 13. Frekuensi Data Nilai Siklus I Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur.
No Interval Nilai
Nilai
Tengah
(X)
Frekuensi
(f) fX
Prosentase
(%)
1 41-49 45 1 45 5,88%
2 50-58 54 4 216 23,53%
3 59-67 63 4 252 23,53%
4 68-76 72 5 360 29,41%
5 77-85 81 3 243 17,65%
Jumlah 17 1116 100%
Nilai rata-rata 1116 : 17 = 65,65
Ketuntasan klasikal 11 : 17 x 100% = 64,71 %
Dari tabel 13 frekuensi nilai tes menulis narasi siswa kelas IV SDN 1
Pentur pada siklus I melalui penggunaan media gambar seri, dapat disajikan
dalam bentuk grafik 4 pada gambar 7 sebagai berikut :

66
Gambar 7. Grafik 4 Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur
Dari data tabel 5 dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus I,
siswa yang memperoleh nilai 41-49 sebanyak 1 siswa atau 5,88%, siswa yang
mendapat nilai 50-58 adalah sebanyak 4 siswa atau 23,53%, yang mendapat nilai
59-67 adalah 4 siswa atau sebanyak 23,53%, yang mendapat nilai 68-76 sebanyak
5 siswa atau 29,41%, dan yang mendapat nilai 77-85% sebanyak 3 siswa atau
17,75%. Berikut perkembangan siswa dari tes awal ke siklus I akan dijelaskan
pada tabel 14.
Tabel 14. Perkembangan Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa dari Tes
Awal dan Siklus I Siswa Kelas IV SDN I Pentur.
Keterangan Tes Awal Siklus I
Nilai terendah 28 40
Nilai tertinggi 72 85
Rata-rata nilai 52,47 65,65
Siswa tuntas belajar 29,41% 64,71%
Siswa tidak tuntas belajar 70,59% 35,29%
Dari hasil analisa data perkembangan nilai keterampilan menulis narasi
siswa dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I tabel 14 dapat
disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang belajar tuntas naik 35,30%
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum sebesar 62 ke atas. Siswa yang belajar
0
1
2
3
4
5
41-49 50-58 59-67 68-76 77-85
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai Siswa

67
tuntas pada siklus I sebesar 64,71 % atau 11 siswa, semula pada tes awal hanya
29,41% atau 5 siswa yang mencapai batas ketuntasan. Besarnya nilai terendah
pada tes awal adalah 28, dan pada siklus I naik menjadi 43,5. Untuk nilai tertinggi
siswa pada tes awal sebesar 72 naik pada siklus I menjadi 85, dan nilai rata-rata
kelas yang semula hanya 52,47 naik menjadi 65,65 pada siklus I. Perolehan nilai
dan tingkat ketuntasan yang diperoleh pada siklus I sudah memenuhi target
ketercapaian yang disepakati oleh pihak guru dan peneliti yaitu pada pelaksanaan
siklus I siswa yang tuntas belajar harus lebih dari 60% yaitu sebesar 64,71% siswa
yang tuntas dari jumlah seluruh siswa.
Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan
penilaian hasil karangan narasi siswa, kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai
langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya adalah:
1) Pembelajaran belum mengarah pada student center, guru masih lebih aktif
dalam pembelajaran.
2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, sehingga masih banyak siswa
yang kurang termotivasi selama pembelajaran.
3) Media pembelajaran yang kurang besar, kurang efektif untuk pembelajaran
yang bersifat klasikal.
4) Media pembelajaran hanya satu, jadi perlu diperbanyak lagi agar seluruh siswa
dapat memahami gambar seri yang dibawa guru, dan bukan hanya siswa yang
aktif saja yang bisa paham.
5) Pengkondisian kelas kurang, masih banyak siswa yang ramai sendiri.
6) Suara guru kurang keras.
Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, peneliti dan guru
kolaborator kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut,
berikut solusi yang telah didiskusikan:
1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center), pembelajaran harus
lebih menyenangkan lagi agar siswa semangat terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti.

68
2) Memberikan reward pada siswa. Baik berupa pujian, penghargaan atau pun
teguran bagi siswa yang aktif maupun kurang aktif dalam pembelajaran. Hal
tersebut bertujuan agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
meningkat.
3) Media pembelajaran yang digunakan guru harus lebih besar agar dapat terlihat
oleh semua siswa.
4) Media pembelajaran diperbanyak lagi sesuai dengan jumlah kelompok yang
direncanakan pada siklus II.
5) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan
siswanya.
6) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk menegur
anak yang ramai sendiri.
3. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) yang dilaksanakan selama
satu minggu yaitu pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011 dan Senin 18 Mei 2011.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Adapun
tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan pada refleksi dan evalusi pelaksanaan tindakan pada siklus I
diketahui bahwa pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media
gambar seri belum menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis narasi
secara signifikan, oleh karena itu peneliti menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran kembali melalui media pembelajaran yang sama, dan memutuskan
untuk melaksanakan siklus II untuk mencapai target yang diinginkan.
Kegiatan perencanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 14 April 2011 di ruang guru SDN I Pentur. Peneliti dan Kepala
Sekolah mendiskusikan rancangan kegiatan yang harus dilaksanakan pada siklus
II. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan siklus II adalah hari Sabtu tanggal 16

69
April 2011 (dengan alokasi waktu 3 x 35 menit) dan Senin tanggal 18 April 2011
( dengan alokasi waktu 3 x 35 menit).
Selain itu berdasarkan hasil observasi saat guru mengajar keterampilan
menulis narasi melalui media gambar seri pada siklus I, maka guru memberikan
tindak lanjut kepada peneliti untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran menulis narasi dengan cara memberikan umpan balik kepada siswa
saat pembelajaran berlangsung, meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran, menggunakan media yang lebih besar, media pembelajaran yang
dipakai lebih dari satu yaitu disesuaikan dengan jumlah dari tiap kelompok, dan
suara guru diharapkan lebih keras, lantang dan tegas. Selain itu peneliti juga
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II. Dalam
perencanaan tindakan siklus II peneliti merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Selain mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, peneliti juga
menyiapkan perangkat data pada instrumen yang akan digunakan untuk penilaian
siswa, serta mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan
untuk pelaksanaan pembelajaran diantaranya:
1) Media gambar seri yang akan digunakan.
Media gambar seri yang digunakan oleh penulis adalah media gambar yang
berupa urutan suatu kejadian/ peristiwa yang dapat digunakan siswa untuk
menuntunnya membuat suatu cerita. Media gambar seri disiapkan dalam
ukuran yang besar agar semua siswa dapat melihat gambar tersebut meskipun
ia bertempat duduk di belakang. Guru juga menyiapkan media pembelajaran
untuk tiap-tiap kelompok.
2) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas yang biasa digunakan
setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu atau bisa dibuat
kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
3) Buku sumber belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu buku BSE Bahasa
Indonesia Kelas IV Umri Nur’aini dan Indriyani, halaman 104-105. Buku

70
BSE, Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas IV Edi Warsidi dan Farika,
halaman 79-81. Silabi Bahasa Indonesia BSNP, dan KTSP 2006.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini peneliti menerapkan pembelajaran menulis dengan
media gambar seri sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama ini, materi yang diajarkan adalah menulis narasi
yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan
siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri
yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan
kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi
(keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita.
Media pembelajaran dalam penelitian ini adalah media gambar seri yang
merupakan gambar urutan dari rangkaian peristiwa yang dapat membentuk
suatu cerita. Dalam pertemuan pertama ini gambar seri yang digunakan oleh
peneliti adalah rangkaian peristiwa yang dilakukan di sekolah saat kerja bakti
membersihkan lingkungan, kerja bakti itu dilaksanakan pada hari sabtu
sebelum hari kemerdekaan dan anak-anak, orang tua bekerja secara gotong-
royong membersihkan seluruh lingkungan.
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama,
pengkondisian kelas dan absensi siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa,
memotivasi dan mengarahkan minat siswa, guru memberikan apersepsi kepada
siswa dengan menanyakan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya
dengan guru kelas. Guru bertanya pada siswa tentang cara menulis pada awal
paragraf.
Kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru adalah mengajarkan siswa
cara menulis huruf kapital, cara menggunakan tanda baca, dan cara penulisan
suatu paragraf dalam karangan. Kemudian siswa dibagi menjadi empat
kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru membawa gambar

71
seri yang ditunjukkan dan dibagikan pada setiap kelompok, siswa ditugasi
untuk mengurutkan gambar seri tersebut menjadi urutan gambar yang paling
tepat, kemudian tiap-tiap kelompok menjawab Guru membawakan media
berupa gambar seri kepada siswa. Setelah gambar menjadi suatu urutan cerita
yang tepat, siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita narasi
berdasarkan gambar seri tersebut. Selama mengerjakan tugas dari guru, guru
membimbing siswa yang kurang bisa dan mengoreksi pekerjaan siswa yang
sudah cukup baik. Selain itu siswa yang masih mengalami kesulitan juga
bertanya kepada guru.
Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Sebagian siswa
maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, guru memberikan
bimbingan pada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam membaca. Siswa
yang berani maju ke depan diberi penguatan oleh guru berupa tepuk tangan dan
pujian, untuk siswa yang belum berani maju ke depan kelas untuk membacakan
hasil pekerjaannya, diberi motivasi dan dukungan dari guru agar lebih percaya
diri untuk tampil di depan kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang
diajarkan.
Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya
jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk
menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum
dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri.
Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa
kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua ini masih menjelaskan mengenai menulis narasi
yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan
siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri
yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan

72
kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi
(keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita.
Media gambar seri yang digunakan adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh keluarga yang sedang bertamasya ke pantai pada hari Minggu,
yang terdiri dari ayah, ibu dan kedua anaknya. Mereka sangat senang karena di
pantai mereka dapat melihat pemandangn dan bersantai bersama.
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, mengabsen
siswa serta mengkondisikan kelas. Kemudian untuk memusatkan perhatian
siswa, guru mengajak siswa bernyanyi lagu yang berjudul “Libur Telah Tiba”
berikut lirik dari lagu tersebut:
Libur telah tiba, libur telah tiba.
Hore, hore, hore
Libur telah tiba, libur telah tiba.
Hatiku gembira!
Guru juga menanyakan tentang materi yang telah lalu pada siswa, yaitu
pengertian dari menulis narasi.
Kegiatan inti yang dilakukan guru adalah menjelaskan pada siswa
tentang menulis narasi dengan benar. Guru mengajarkan siswa cara menulis
huruf kapital, cara menggunakan tanda baca, dan cara penulisan suatu paragraf
dalam karangan. Kemudian guru membagikan sebuah cerita kepada siswa yang
berjudul “Lomba Adu Bakat”. Teks bacaan ini merupakan contoh cerita narasi
yang merupakan pengalaman yang berkesan dari seorang anak saat mengikuti
sebuah lomba bakat. Siswa disuruh untuk membaca dan memahami teks
bacaan tersebut. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa terkait dengan teks
bacaan. Setelah siswa selesai membaca dan bertanya jawab dengan guru, siswa
dibagi menjadi empat kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
Guru membawa gambar seri yang ditunjukkan dan dibagikan pada setiap
kelompok, siswa ditugasi untuk mengurutkan gambar seri tersebut menjadi
urutan gambar yang paling tepat, kemudian tiap-tiap kelompok menjawab
pertanyaan dari guru tentang maksud dari gambar yang dibawa oleh guru.
Setelah selesai, guru dan siswa mendiskusikan secara bersama gambar yang

73
telah dipelajari. Siswa mengurutkan gambar seri tersebut menjadi urutan
gambar yang benar, salah satu siswa menempelkan urutan gambar seri yang
benar di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan dan meneliti apakah
urutan gambar di papan tulis sudah tepat atau belum. Setelah gambar menjadi
suatu urutan cerita yang tepat, siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat
cerita narasi berdasarkan gambar seri tersebut. Setelah itu, guru membagikan
lembar soal yang berisi gambar seri, siswa ditugasi untuk membuat cerita
sesuai dengan gambar tersebut. Selama mengerjakan tugas dari guru, guru
membimbing siswa yang kurang bisa dan mengoreksi pekerjaan siswa yang
sudah cukup baik. Selain itu siswa yang masih mengalami kesulitan juga
bertanya kepada guru.
Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Setelah semua
siswa mengumpulkan tugas, siswa menyimak guru saat guru menjelaskan
kesalahan-kesalahan yang ada dalam penulisan karangan narasi yang dibuat
siswa. Seperti kesalahan dalam penggunaan ejaan, tanda baca dan keterkaitan
antar kalimat. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang diajarkan.
Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya
jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk
menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum
dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri.
Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa
kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Tahap Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu peningkatkan keterampilan menulis narasi dengan
menggunakan media gambar seri siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kecamatan
Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Dalam tahap ini peneliti
mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

74
observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas
siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran untuk dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa. Observasi tidak hanya berfokus pada siswa
namun juga pada guru. Maka dari itu, pengamatan dilakukan secara keseluruhan
aspek, baik aspek siswa, guru dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan proses belajar mengajar menulis narasi siklus II selama dua kali
pertemuan, diperoleh gambaran tentang keaktifan, partisipasi dan keterampilan
menulis siswa selama pembelajaran berlangsung, serta peran guru dalam proses
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan I
a) Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 22, sebagai berikut :
(1) Sebanyak 3 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika
mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri.
(2) Sebanyak 7 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat mengikuti
pembelajaran.
(3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru.
(4) Sebanyak 15 siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama
pembelajaran berlangsung.
(5) Sebanyak 11 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran
yang sedang berlangsung.
(6) Sebanyak 13 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus II
pertemuan I ditunjukkan pada tabel 15.
Tabel 15. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa 56
Rata-rata hasil pengamatan pada siswa 3,29
Keseluruhan nilai siswa adalah 56, kemudian dicari rata-ratanya dengan
membagi nilai keseluruhan dengan banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi

75
kegiatan siswa pada siklus II pertemuan I adalah 3,29. Hal ini menunjukkan
bahwa keaktifan dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung
termasuk pada kriteria baik. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat
pada lampiran 22 halaman 146-147.
b) Hasil Observasi Guru pada Lampiran 27, sebagai berikut :
Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat oleh guru maka dapat diperoleh keterangan
sebagai berikut :
(1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring
baik.
(2) Ketepatan pemilihan materi ajar sangat baik.
(3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar sangat baik.
(4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran sangat baik.
(5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik.
(6) Kerincian skenario pembelajaran baik.
(7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP baik.
(8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat baik.
(9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran baik.
(10) Kelengkapan instrument asesmen baik.
(11) RPP yang dibuat oleh guru termasuk dalam kategori baik.
Hasil pengamatan terhadap guru mengajar memperoleh keterangan
sebagai berikut :
(1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat
peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik.
(2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan
tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan sangat baik.
(3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran cukup
baik, pendekatan dan strategi pembelajaran baik, pemanfaatan sumber
pembelajaran/media pembelajaran baik, pembelajaran yang memicu
dan memelihara keterlibatan siswa baik, penilaian proses dan hasil

76
pembelajaran baik, serta penggunaan bahasa yang sesuai dalam
pembelajaran.
(4) Penutup yang dilakukan oleh guru sudah baik, guru sudah
memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa.
(5) Kegiatan guru dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada
siklus II pertemuan I ditunjukkan pada tabel 16.
Tabel 16. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru 6,82
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 3,41
Berdasarkan pada tabel 16, jumlah skor hasil pengamatan pada guru
adalah 6,82. Rata-rata hasil observasi pada guru adalah 3,41. Berdasarkan hasil
yang diperoleh dapat diketahui bahwa kinerja guru meningkat dan termasuk
dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 27
halaman 164-166.
2) Pertemuan II
a) Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 23, sebagai berikut :
(1) Sebanyak 3 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika
mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri.
(2) Sebanyak 7 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat mengikuti
pembelajaran.
(3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru.
(4) Seluruh siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama
pembelajaran berlangsung.
(5) Sebanyak 11 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran
yang sedang berlangsung.
(6) Sebanyak 14 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung.

77
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus II
pertemuan II ditunjukkan pada tabel 17.
Tabel 17. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa 59
Rata-rata hasil pengamatan pada siswa 3,47
Berdasarkan pada tabel 17, jumlah nilai keseluruhan siswa adalah 59,
kemudian dicari rata-ratanya dengan cara membagi jumlah keseluruhan nilai
dengan banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus
II pertemuan II adalah 3,47. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui
bahwa keaktifan dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran termasuk pada
kriteria baik. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran
23 halaman 148-149.
b) Hasil Observasi Guru pada Lampiran 28, sebagai berikut :
Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat oleh guru maka dapat diperoleh keterangan
sebagai berikut :
(1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring
baik.
(2) Ketepatan pemilihan materi ajar sangat baik.
(3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar sangat baik.
(4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran sangat baik.
(5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik.
(6) Kerincian skenario pembelajaran baik.
(7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP baik.
(8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat baik.
(9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran sangat baik.
(10) Kelengkapan instrument assesmen sangat baik.

78
(11) RPP yang dibuat guru termasuk dalam kategori baik.
Hasil pengamatan terhadap guru mengajar memperoleh keterangan
sebagai berikut :
(1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat
peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik.
(2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan
tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan baik.
(3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran cukup
baik, pendekatan dan strategi pembelajaran baik, pemanfaatan sumber
pembelajaran/media pembelajaran baik, pembelajaran yang memicu
dan memelihara keterlibatan siswa baik, penilaian proses dan hasil
pembelajaran baik, serta penggunaan bahasa yang sesuai dalam
pembelajaran.
(4) Penutup yang dilakukan oleh guru sangat baik, guru sudah
memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa.
(5) Kinerja guru saat pembelajaran berlangsung masuk pada kategori
baik.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan dengan menggunakan
media gambar seri pada siklus II pertemuan II ditunjukkan pada tabel 18.
Tabel 18. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri.
KETERANGAN NILAI
Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru 7,1
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 3,55
Jumlah skor guru yang diperoleh dari APKG adalah 7,1. Rata-rata hasil
observasi pada guru adalah 3,55. Berdasarkan pada nilai rata-rata tersebut dapat
diketahui bahwa kinerja guru pada saat pembelajaran termasuk dalam kriteria
baik, kinerja guru sudah lebih meningkat dibanding pertemuan sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 167-169. Hal ini

79
dilihat dari hasil pengamatan oleh observer saat guru sedang mengajar. Tugas
sebagai observer dilakukan oleh guru kelas. Guru kelas mengamati dan menilai
kinerja guru saat peneliti mengajar di kelas. Dari pengamatan tersebut diperoleh
data bahwa kinerja guru pada pertemuan I sudah ada pada kriteria baik, kemudian
pada pertemuan II kinerja guru meningkat menjadi lebih baik lagi.
Hasil pengamatan terhadap siswa dan guru pada siklus II menunjukkan
adanya peningkatan pada keaktifan dan perhatian siswa serta kinerja guru. Itu
berarti peran dan keikutsertaan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
semakin meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami materi dan dapat menulis narasi
dengan baik sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Dari pengamatan yang dilakukan, diketahui pembelajaran Bahasa
Indonesia yang dilaksanakan melalui penggunaan media gambar seri pada siklus
II dapat ditarik simpulan bahwa keaktifan siswa sudah ada peningkatan yang
signifikan, yaitu seluruh siswa sudah mendapatkan nilai dengan kriteria baik dan
istimewa.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui
observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk
mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan
tindakan pada pertemuan I sudah menunjukkan perubahan yang berarti, baik pada
keaktifan siswa selama belajar maupun pada pencapaian hasil belajar. Sedangkan
untuk pertemuan II telah menunjukkan perubahan yang sangat baik.
Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus II:
Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilaksanakan selama
proses pelaksanaan tindakan pada pertemuan I, II rata-rata hasil observasi
kegiatan siswa dan rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan
I dan II adalah sebagai berikut :

80
Tabel 19. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I
Pertemuan I, dan II.
Keterangan Pertemuan I Pertemuan II
Hasil observasi kegiatan siswa 3,29 3,47
Berdasarkan Tabel 19, tabel observasi terhadap kegiatan siswa pada
siklus II pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik 5 Tabel Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa yang telah dilakukan, terdapat
peningkatan keaktifan dan partisipasi siswa dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu
dari 3,29 meningkat menjadi 3,47. Hal itu diperoleh dari hasil pengamatan selama
proses pembelajaran dapat diperoleh data bahwa Siswa memiliki keaktifan dan
perhatian dengan kriteria istimewa, baik, dan cukup selama proses pembelajaran
dengan indikator penilaian: siswa mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat,
mengerjakan tugas dari guru dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan
sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran, dan tidak ramai.
Sebagian besar siswa sudah berkriteria baik dan istimewa, dan tidak ada siswa
kurang, dan kurang sekali. Siswa pada siklus II dapat memenuhi indikator
penilaian yang ada pada aspek keaktifan dan perhatian siswa.

81
Tabel 20. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I
Pertemuan I, dan II.
Keterangan Pertemuan I Pertemuan II
Hasil observasi kinerja guru 3,41 3,55
Berdasarkan Tabel 20, tabel observasi terhadap kinerja guru pada siklus
II pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik 6 Tabel Observasi Kinerja Guru Siklus II
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan, terdapat
peningkatan kinerja guru dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 3,41
meningkat menjadi 3,55.
Keaktifan dan perhatian siswa, serta kinerja guru sangat berpengaruh
terhadap nilai keterampilan menulis narasi, dimana indikator keberhasilan siswa
pada Siklus II harus mendapatkan nilai ≥ 65 dan target pencapaian pada siklus II,
siswa yang tuntas dengan nilai di atas KKM harus lebih dari 80 %. Adapun hasil
keterampilan menulis narasi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel
21 dan grafik di bawah ini:

82
Tabel 21. Frekuensi Data Siklus II Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur
No Interval Nilai
Nilai
Tengah
(X)
Frekuensi
(f) fX
Prosentase
(%)
1 60-64 62 3 186 17,65%
2 65-69 67 2 134 11,76%
3 70-74 72 5 360 29,41%
4 75-79 77 3 231 17,65%
5 80-84 82 4 328 23,53%
Jumlah 17 1239 100%
Nilai rata-rata 1239 : 17 = 72,88
Ketuntasan klasikal 14 : 17 x 100% = 82,35 %
Berdasarkan tabel 21, maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut :
Gambar 10. Grafik 7 Nilai Siklus II Kelas IV SDN I Pentur
Dari frekuensi data nilai pada siklus II pada tabel 17, dapat dilihat bahwa
siswa yang mendapatkan nilai 60-64 sebanyak 3 siswa atau 17,65%, yang
mendapat nilai 65-69 sebanyak 11,76% atau 2 siswa, yang mendapat nilai 70-74%
sebanyak 29,41% atau 5 siswa, yang mendapat nilai 75-79 adalah 3 siswa atau
17,65%, dan yang mendapat nilai 80-84 sebanyak 23,53% atau 4 siswa.
Berdasarkan tabel 17, pembelajaran pada Siklus II menunjukkan peningkatan rata-
0
1
2
3
4
5
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai Siswa

83
rata kelas dan peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sehingga
pembelajaran pada siklus II sudah berhasil.
Dari fakta tersebut di atas dan dari hasil diskusi antara peneliti dan guru
kelas, maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan diakhiri pada siklus
II. Namun, guru harus terus melaksanakan bimbingan belajar untuk
mempertahankan keaktifan dan partisipasi serta suasana kelas yang kondusif
sebagai tindak lanjut.
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari
hubungan antar siklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap
observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari
analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil
siswa kelas V SDN I Pentur dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek
keterampilan menulis dengan media gambar seri.
Peningkatan kualitas proses ditunjukkan dari sebaran frekuensi sikap
siswa mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, menyimak penjelasan guru,
dan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai yang semakin besar (meningkat)
seperti pada tabel 22 berikut ini :
Tabel 22. Data Frekuensi Penilaian Proses (Sikap Siswa) Pembelajaran
Keterampilan Menulis Kelas V SDN I Pentur pada Siklus I dan II
Tindakan Nilai rata-rata
Siklus I 3,06
Siklus II 3,38
Berdasarkan tabel 22 maka akan dibuat grafik 8 pada gambar 11 sebagai
berikut :

84
Gambar 11. Grafik 8 Frekuensi Penilaian Kegiatan siswa
Keaktifan dan partisipasi siswa meningkat pada setiap siklus, hal ini
dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa yang semula pada
siklus I hanya 3,06 meningkat menjadi 3,38 pada siklus II.
Selanjutnya peningkatan kualitas proses pembelajaran oleh guru akan
dijelaskan pada tabel 23.
Tabel 23. Data Frekuensi Penilaian Proses (kinerja guru) Pembelajaran
Keterampilan Menulis Kelas V SDN I Pentur pada Siklus I dan II
Tindakan Nilai rata-rata
Siklus I 2,98
Siklus II 3,48
Berdasarkan tabel 23 maka akan dibuat grafik 9 pada gambar 12 sebagai
berikut :
Gambar 12. Grafik 9 Frekuensi Penilaian Kinerja Guru

85
Kinerja guru meningkat pada setiap siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil
pengamatan terhadap kinerja guru yang semula pada siklus I hanya 2,98
meningkat menjadi 3,48 pada siklus II.
Setelah kinerja guru di uraikan di atas, perbandingan nilai keterampilan
menulis narasi melalui media gambar seri dapat dilihat pada tabel 24 sebagai
berikut :
Tabel 24. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Tes Awal
sampai Pelaksanaan Siklus II Siswa Kelas IV SDN I Pentur.
Keterangan Tes Awal Siklus I Siklus II
Nilai terendah 28 43,5 61,5
Nilai tertinggi 72 85 85
Rata-rata nilai 52,47 65,65 72,88
Siswa tuntas belajar 29,41% 64,71% 82,35%
Berdasarkan tabel 24 akan dibuat gambar 13 grafik 10 sebagai berikut :
Gambar 13. Grafik 10 Data Nilai Setiap Siklus Kelas IV SDN I Pentur.
Penjelasan dari data di atas adalah :
1) Nilai rata-rata siswa naik dari 52,47 pada tes awal menjadi 65,65 pada siklus
pertama dan naik lagi pada siklus kedua sebesar 72,88. Rata-rata tertinggi ada
pada siklus kedua yaitu 72,88.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Rata-rata Prosentase Ketuntasan

86
2) Siswa yang tuntas belajar pada tes awal sebanyak 29,41% atau 5 siswa,
kemudian pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar naik menjadi sebesar
64,71% atau 11 siswa dan pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar sebesar
82,35% atau 14 siswa. Siswa yang tuntas belajar paling banyak adalah pada
siklus kedua.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa
terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media
gambar seri. Hal tersebut dapat dilihat pada rekapitulasi data di bawah ini:
Tabel 25. Prosentase keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN I
Pentur menggunakan media gambar seri.
No Kegiatan Siswa Prosentase
Target Ketuntasan Prosentase
1 Keaktifan siswa dalam
pembelajaran menulis narasi
a. Siklus I
b. Siklus II
Siswa aktif dan antusias
saat pembelajaran.
3,06
3,38
76,5%
84,5%
2 Kinerja guru dalam
pembelajaran menulis narasi
a. Siklus I
b. Siklus II
2,98
3,48
74,5%
87%
3 Keterampilan siswa dalam
menulis narasi siklus I 60% 64,71%
4 Keterampilan siswa dalam
menulis narasi siklus II 80% 82,35%
Berdasarkan data rekapitulasi pada tabel 25 di atas, dapat dinyatakan
bahwa terjadi peningkatan pada indikator yang ditetapkan dari hasil pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II.
1) Peningkatan Keaktifan dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Narasi.
Pada siklus I keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi nilai
rata-rata siswa hanya sebanyak 3,06 atau 76,5% dari keseluruhan siswa,

87
kemudian meningkat menjadi 3,38 atau 84,5% pada siklus II, hal ini
membuktikan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis narasi.
2) Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis narasi
Pada siklus I kinerja guru dalam pembelajaran menulis narasi setelah
dirata-rata hanya sebesar 2,98 atau 74,5%, kemudian pada siklus II kinerja guru
meningkat menjadi 3,48 atau 87%. Hal ini menunjukkan bahwa penampilan
dan penyampaian guru dalam pembelajaran menulis narasi mengalami
peningkatan yang baik.
3) Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Narasi pada Siklus I.
Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi
64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar
29,41%, target pada siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik yaitu lebih dari
60% siswa sudah mencapai KKM.
4) Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa pada Siklus II.
Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi
64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar
29,41%, pada siklus II meningkat lagi sebesar 17,64% menjadi 82,35%. Pada
siklus II sudah memenuhi target yang ingin dicapai yaitu 80% siswa sudah
mencapai nilai di atas indikator keberhasilan yang ingin dicapai.
Hambatan-hambatan yang ditemui pada siklus I antara lain: 1) Keaktifan
siswa selama pembelajaran sudah baik namun masih belum maksimal, jarang ada
siswa yang nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran menulis narasi
khususnya dalam hal mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat.
Persentase keaktifan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki keaktifan dengan
kriteria istimewa, baik sekali, dan baik selama proses pembelajaran dengan
indikator penilaian: siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan,
mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-
sungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran, dan tidak ramai. Sebagian
siswa masih berkriteria cukup, kurang, kurang sekali, dan buruk. 2) Guru kurang

88
memberikan motivasi kepada siswa, sehingga masih banyak siswa yang kurang
termotivasi selama pembelajaran. 3) Media pembelajaran yang kurang besar.
4) media pembelajaran hanya satu jadi hanya siswa yang aktif saja yang dapat
paham terhadap media gambar seri. 5) Pengkondisian kelas kurang. 6) Suara guru
kurang keras.
Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang
dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah 1) Untuk meningkatkan
keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student center). 2) Memberikan reward pada siswa. Hal tersebut bertujuan
agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran meningkat. 3) Media
pembelajaran yang digunakan guru harus lebih besar. 4) Media pembelajaran yang
digunakan lebih banyak disesuaikan dengan banyaknya kelompok. 5)
Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan siswanya.
6) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk menegur
anak yang ramai sendiri. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga
tidak ada hambatan yang berarti.
Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada
setiap siklus, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, hal ini
dapat dilihat dari perbandingan nilai terendah siswa, nilai tertinggi siswa, rata-rata
kelas dan siswa yang tuntas belajar dari tes awal sampai pelaksanaan siklus II.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis
narasi kelas IV SDN I Pentur ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang
tuntas belajar pada tiap siklus.

88
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti
kebenarannya. Melalui media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan
menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur tahun ajaran 2010/2011. Hal ini
dibuktikan dengan:
1. Peningkatan Keaktifan dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Narasi.
Pada siklus I keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi nilai
rata-rata siswa hanya sebanyak 3,06 atau 76,5% dari keseluruhan siswa,
kemudian meningkat menjadi 3,38 atau 84,5% pada siklus II, hal ini
membuktikan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis narasi.
2. Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis narasi
Pada siklus I kinerja guru dalam pembelajaran menulis narasi setelah
dirata-rata hanya sebesar 2,98 atau 74,5%, kemudian pada siklus II kinerja guru
meningkat menjadi 3,48 atau 87%. Hal ini menunjukkan bahwa penampilan
dan penyampaian guru dalam pembelajaran menulis narasi mengalami
peningkatan yang baik.
3. Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Narasi pada Siklus I.
Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi
64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar
29,41%. Target pada siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik yaitu lebih
dari 60% siswa sudah mencapai indikator keberhasilan.
4. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa pada Siklus II.
Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi
64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar
29,41%, pada siklus II meningkat lagi sebesar 17,64% menjadi 82,35%. Pada
89

90
siklus II sudah memenuhi target yang ingin dicapai yaitu 80% siswa sudah
mencapai nilai di atas indikator keberhasilan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti media gambar seri dapat
meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Sehubungan dengan penelitian
ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khazanah ilmu
pengetahuan tentang manfaat media dalam pembelajaran. Berdasarkan temuan
membuktikan keberhasilan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan
menulis narasi siswa baik dari segi proses maupun hasil. Penelitian ini
menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran meningkat setelah media
gambar seri digunakan. Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain
yang ingin menggunakan media sejenis sebagai media pembelajaran.
Kelebihan media gambar seri umumnya harganya murah, mudah didapat,
mudah dipergunakan, dapat memperjelas suatu masalah, lebih realistis, dapat
mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu.
2. Implikasi Praktis
Setelah penelitian dilaksanakan, terlihat dengan jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan mengelola kelas,
kemampuan guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan
siswa terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media yang digunakan
guru dalam proses belajar mengajar. Pedoman penilaian yang tepat juga harus
diterapkan guru disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai. Sementara itu,
dari sisi siswa, minat, motivasi dan lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil pembelajaran.

91
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat
mengajukan saran sebagai berikut.
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan penggunaan media pembelajaran
dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
2. Bagi Guru mata pelajaran bahasa Indonesia
a. Guru hendaknya mempersiapkan RPP dan melaksanakannya agar
pembelajaran berjalan dengan baik.
b. Guru sebaiknya menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran
menulis narasi.
c. Guru hendaknya memberikan reward agar siswa menjadi lebih termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran.
d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan media gambar seri pada materi
menulis narasi.
3. Bagi Siswa
a. Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif belajar dan mengembangkan
keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan prestasi belajar.
b. Siswa dapat mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki ke dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih
memiliki kekurangan, untuk itu bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh
tentang permasalahan yang sama dengan penelitian ini hendaknya lebih cermat
dan mengupayakan pengkajian teori-teori lebih dalam yang berkaitan dengan
penggunaan media gambar seri guna melengkapi kekurangan yang ada, serta
sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan siswa yang
belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.