peningkatan keterampilan menulis narasi melalui … · seri dapat meningkatkan keterampilan menulis...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
1
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA
GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR
KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
KUS WIJAYANTI
X7107038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
-
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA
GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR
KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Oleh:
KUS WIJAYANTI
X7107038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
-
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui
Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali
Tahun Ajaran 2010/2011”.
Nama : Kus Wijayanti
NIM : X 7107038
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada:
Hari : Senin
Tanggal : 06 Juni 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Siti Istiyati, M.Pd
NIP 19610819 198603 2 001
Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd
NIP 19580620 198312 2 001
-
iii
-
iv
ABSTRAK
Kus Wijayanti. X 7107038. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI I PENTUR KEC. SIMO KAB. BOYOLALI TAHUN AJARAN
2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi
melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab.
Boyolali tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kec.
Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 17 siswa yang terdiri dari
12 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, tes, dan perekaman foto. Untuk menguji validitas
data, peneliti menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif meliputi tiga buah
komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.
Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi,
dan (4) refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa media gambar
seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD
Negeri I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat
dibuktikan dengan meningkatnya persentase pada aspek keaktifan dan partisipasi
pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan dan partisipasi siswa
adalah 3,06 atau 76,5%. Pada siklus II persentase keaktifan dan partisipasi siswa
meningkat menjadi: 3,38 atau 84,5%. Peningkatan hasil pembelajaran dibuktikan
dengan diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan (prasiklus) yaitu
52,47 dengan ketuntasan 29,41%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat
mencapai 66,5 dengan ketuntasan 64,71%. Setelah tindakan pada siklus II nilai
rata-rata kelas meningkat menjadi 73,26 dengan ketuntasan 82,35%.
-
v
ABSTRACT
Kus Wijayanti. X 7107038. IMPROVING OF SKILL WRITING
NARRATION THROUGH THE SERIES PICTURE MEDIA AT IV SDN I
PENTUR DISTRICT OF SIMO, SUB-PROVINCE OF BOYOLALI IN
2010/2011 ACADEMIC YEAR. Research Paper. School of Teacher Training
and Education. Sebelas Maret University of Surakarta. May, 2011.
This research aim to improving quality skill writing narration through the
series picture media at IV SDN I Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali
in 2010 / 2011 academic year.
This research in form of Classroom Action Research (CAR). Subject used in
this research is IV SDN 1 Pentur student class District of Simo, Sub-province of
Boyolali in 2010/2011 academic year amounting to 17 students consisted of 12
men student and 5 woman student. The data collecting technique used
observation, test, and photo recording. For testing the validity data, researcher
uses the data triangulation (source) and triangulation method. The data analyze
technique used interactive model include three component fruit that is data
discount, data presentation, and withdrawal conclude or verification. Process the
research executed in two cycles. Every cycle consisted of four phase, that is: (1)
action planning, (2) action execution, (3) observation, and (4) reflection.
Pursuant to the result research, can concluded that the series picture media
can improve the quality skill write the narration at IV of student class at SDN I
Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali in 2010 / 2011 academic year.
This matter is provable at the height of percentage of student at aspect of
liveliness and participation at cycle I and cycle lI. At cycle 1 percentage student
liveliness and participation is 3,06 or 76,5%. At cycle II percentage student
liveliness and participation mount to become: 3,38 or 84,5%. Quality of result
proved obtained average value of result test early before action (pre- cycle) that is
52,47 completely 29,41%. At cycle I average value of class mount to reach 66,5
completely is 64,71%. After action at cycle II of average value class mount to
become 73,26 completely 82,35%.
-
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah
urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya
kepada Allah kamu berharap
(QS. Al-Insyirah:6-8)
Persoalan dalam hidup bukan membuat hidup manusia menjadi lebih mudah,
tetapi membuat manusia menjadi lebih tegar.
(David Starr Jordan)
Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu
akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada
kemudahan.
(HR. Tirmidzy)
Seseorang, terutama wanita, jika secara tidak sengaja mengetahui sesuatu yang
buruk, hendaknya menyembunyikannya sedapat mungkin.
(Jane Austen)
Persoalan hidup bukan alasan untuk kita menjadi lemah, tetapi
alasan untuk kita kuat bertahan.
(Penulis)
-
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Bapak Kusnan dan Ibu Paryumi yang memberikan pelajaran berharga tentang
ketabahan hidup, semoga kalian selalu diberi kesehatan, kesuksesan dan
kebahagiaan. Amiin.
2. Kakakku (Mbak Tien), kedua adikku (Dik Tutut, dan Dik Andes) dan
ponakanku tersayang (Dik Shani) yang telah banyak menghiburku.
3. Keluarga besar Abbas dan keluarga di PWD.
4. Seseorang yang menyayangiku, terima kasih sudah mendukung setiap
langkahku.
5. Teman-temanku SI PGSD angkatan 2007 terkhusus untuk kelas VIIIB, dan
adik-adik tingkatku PGSD FKIP UNS yang telah banyak membantu dan
mendoakanku.
6. Sahabat-sahabatku, Iing, Asih, Anggun, Erlis, Twin, Denty, Meti, The G’, dan
anak-anak kost Dewi, Chantel, bersama kalian aku nikmati persahabatan, kan
ku kenang selalu masa-masa ceria kita.
7. Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku
tercinta tempatku menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan
yang cerah.
-
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula
skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Media
Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali Tahun
Ajaran 2010/2011” ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta dan
pembimbing II skripsi penulis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan
motivasi dan pengarahan kepada penulis.
7. Ibu Elisabet Sri Rejeki, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN I Pentur yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
-
ix
8. Ibu Sulami, Ama. Pd selaku guru kelas IV SDN I Pentur yang dengan senang
hati membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.
9. Guru-guru SDN I Pentur yang telah memberikan motivasi dan sebagai
informan terhadap penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan
skripsi ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.
Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat
diharapkan.
Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut
di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
-
x
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi ............................... 8
a. Pengertian Keterampilan Menulis ................................ 11
b. Pengertian Narasi ........................................................ 14
c. Keterampilan Menulis Narasi di SD ........................... 17
d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi....................... 18
2. Hakikat Media Gambar Seri............................................... 20
a. Pengertian Media Pembelajaran .................................. 20
b. Jenis Media Pembelajaran ........................................... 21
c. Manfaat Media Pembelajaran ...................................... 22
d. Pemilihan Media ........................................................ 23
-
xi
e. Pengertian Media Gambar Seri ................................... 24
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 26
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………………. 31
C. Subjek Penelitian ..................................................................... 33
D. Sumber Data ............................................................................ 33
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 34
F. Validitas Data .......................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 36
H. Indikator Ketercapaian………………………………………. 38
I. Prosedur Penelitian .................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 47
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 49
1. Tindakan Pra Siklus ............................................................ 49
2. Tindakan Siklus I ................................................................ 51
a. Tahap Perencanaan ......................................................... 51
b. Tahap Pelaksanaan .......................................................... 53
c. Tahap Observasi .............................................................. 57
d. Tahap Analisis dan Refleksi ........................................... 62
3. Tindakan Siklus II ............................................................... 68
a. Tahap Perencanaan ......................................................... 68
b. Tahap Pelaksanaan .......................................................... 69
c. Tahap Observasi ............................................................. 73
d. Tahap Analisis dan Refleksi .......................................... 79
C. Hasil Penelitian ...................................................................... 82
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 85
-
xii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 89
A. Simpulan ................................................................................. 89
B. Implikasi .................................................................................. 90
C. Saran ........................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN .................................................................................................. 94
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ……………. ... 15
Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes
Keterampilan Berbahasa ………………………………………… 18
Tabel 3. Format Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Narasi ………. 19
Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian ……………………...... 39
Tabel 5. Frekuensi Data Tes Awal . .............................................................. 50
Tabel 6. Hasil Tes Awal ............................................................................... 51
Tabel 7. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I ............. 54
Tabel 8. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ……….. .. 56
Tabel 9. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II… 60
Tabel 10. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II…… 62
Tabel 11. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I ……………….. .. 63
Tabel 12. Observasi Peningkatan Kinerja Guru siklus I………………….. 64
Tabel 13. Frekuensi Data Nilai Siklus I Siswa Kelas IV SDN I
Pentur ……………………………………………………………. 65
Tabel 14. Perkembangan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari
Tes Awal sampai Siklus I ……………………………………….. 66
Tabel 15. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan I ............ 74
Tabel 16. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I............ 76
Tabel 17. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan II….. 77
Tabel 18. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II … 78
Tabel 19. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I......................... 80
Tabel 20. Observasi Peningkatan Kinerja Guru pada Siklus I ………...... 81
Tabel 21. Frekuensi Data Nilai Siklus II Siswa Kelas IV SDN I
Pentur …………………………………………………………… 82
Tabel 22. Frekuensi Penilaian Kegiatan Siswa Siklus I dan II Siswa Kelas
IV SDN I Pentur ……………. ……………………………… 83
Tabel 23. Frekuensi Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan II Siswa Kelas
IV SDN I Pentur ……………. ………………………………… 84
-
xiv
Tabel 24. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari
Tes Awal sampai Siklus II ……………………………………….. 85
Tabel 25. Persentase Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Siswa
Kelas IV SDN I Pentur ………………………………………….. 86
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan dalam Kerangka Berpikir ..................... 28
Gambar 2. Langkah-langkah dalam PTK ..................................................... 32
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data .......................................... 38
Gambar 4. Nilai Tes Awal.. .......................................................................... 50
Gambar 5. Grafik 1 Observasi Kegiatan Siswa Kelas pada Siklus I Kelas IV
SDN I Pentur ………………………………………………….. 63
Gambar 6. Grafik 2 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus I …… ....... 64
Gambar 7. Grafik 3 Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN
I Pentur……………….. ……………………………………… 66
Gambar 8. Grafik 4 Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Kelas IV
SDN I Pentur …………………………………………………. 80
Gambar 9. Grafik 5 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus II …… ...... 81
Gambar 10. Grafik Nilai Tes Siklus II Siswa Kelas IV SDN
I Pentur……………….. ……………………………………… 82
Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
dan II Kelas IV SDN I Pentur ………………………………... 84
Gambar 12 . Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kinerja Guru
pada Siklus I dan II …………………………………………… 84
Gambar 13. Grafik Nilai Tes Setiap Siklus Siswa Kelas IV SDN
I Pentur……………….. ……………………………………… 85
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................. 95
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum diterapkan
Media Gambar Seri ........................................................... 96
Lampiran 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD Kelas
IV ...................................................................................... 98
Lampiran 4. Soal Tes Awal ( Pre test) dan Hasil Pekerjaan Siswa ....... 99
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Pertemuan I ....................................................................... 102
Lampiran 6. Soal Siklus I Pertemuan I .................................................. 108
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Pertemuan II ...................................................................... 109
Lampiran 8. Soal Siklus I Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa ...... 114
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Pertemuan I ....................................................................... 115
Lampiran 10. Soal Siklus II Pertemuan I ................................................. 120
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Pertemuan II ...................................................................... 121
Lampiran 12. Soal Siklus II Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa ..... 127
Lampiran 13. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Sebelum tindakan .............................................................. 130
Lampiran 14. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus I Pertemuan I .......................................................... 132
Lampiran 15. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus I Pertemuan II ......................................................... 134
Lampiran 16. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN
I Pentur Siklus I ................................................................. 136
Lampiran 17. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus II Pertemuan I ......................................................... 137
-
xvii
Lampiran 18. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur
Siklus II Pertemuan II ....................................................... 139
Lampiran 19. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN
I Pentur Siklus II ............................................................... 141
Lampiran 20. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Pertemuan I ....................................................................... 142
Lampiran 21. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Pertemuan II ...................................................................... 144
Lampiran 22. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Pertemuan I ....................................................................... 146
Lampiran 23. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Pertemuan II ..................................................................... 148
Lampiran 24. Penjelasan Diskriptor Observasi Guru .............................. 150
Lampiran 25. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan I ................... 158
Lampiran 26. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan II ................ 161
Lampiran 27. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan I ................ 164
Lampiran 28. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan II ............... 167
Lampiran 29. Lampiran Foto ................................................................... 170
Lampiran 30. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN I Pentur ........... 177
Lampiran 31. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS .................................. 178
Lampiran 32. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...................................... 179
Lampiran 33. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ........................ 180
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempergunakan bahasa sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Bahasa diartikan sebagai lambang dari
manusia yang dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya, bahkan
bahasa dapat menunjukkan jati diri atau identitas seseorang. Bahasa merupakan
hal yang sangat penting bagi manusia, karena bahasa tidak hanya digunakan
sebagai alat untuk menyampaikan informasi, mengutarakan pikiran serta gagasan
saja, melainkan juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan hubungan dan
pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi bahasa bisa punah karena
kebanyakan bahasa di dunia ini yang tidak statis, bahasa itu berubah seiring
dengan berjalannya waktu, mendapat kata tambahan dan mencuri kata-kata dari
bahasa lain. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa maka
bahasa tersebut akan mati atau punah. Seperti juga orang Indonesia kini boleh jadi
tidak mengerti tentang seluk-beluk bahasa Indonesia, pengaruh globalisasi dan
IPTEK menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahasa
Indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal sehingga siswa cenderung terpengaruh
oleh bahasa-bahasa gaul yang ada di masyarakat. Selain itu bahasa asing dan juga
bahasa daerah sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa Indonesia.
Mengingat hal tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan
untuk melestarikan dan meningkatkan pengetahuan bahasa, khususnya agar siswa
dapat berbahasa dengan baik dan benar.
Pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan secara fungsional dan
komunikatif. Siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan bahasa melainkan
siswa juga belajar menggunakan bahasa untuk keperluan komunikasi. Komunikasi
di sini dimaksudkan sebagai suatu proses pertukaran informasi antar individu
melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan. Komunikasi paling tidak melibatkan dua orang
atau lebih yang berkomunikasi dengan berbagai macam cara, baik secara verbal
-
2
maupun non-verbal. Komunikasi secara verbal itu berupa penyampaian informasi
secara tertulis atau pun lisan yang disampaikan dengan struktur atau organisasi
dengan baik, sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa
menggunakan kata-kata dalam penyampaian informasi melainkan menggunakan
diantaranya bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi dan intonasi suara. Komunikasi
non-verbal kadang tidak terencana dan tidak terstuktur.
Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD, guru berusaha untuk
mengajarkan pada anak didik tentang cara menyampaikan informasi secara verbal,
di sini siswa diharapkan mampu menguasai empat macam keterampilan berbahasa
dengan baik dan benar. Empat macam keterampilan berbahasa itu adalah
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut dipelajari kemudian dikembangkan oleh siswa melalui
pendekatan proses yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Keempat keterampilan ini tidak dapat dicapai secara cepat (instant)
melainkan dengan pembelajaran yang terus menerus dan dengan didukung oleh
penggunaan sarana prasarana, serta media yang menarik bagi siswa, agar siswa
berminat terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Berdasarkan kenyataan dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SD
Negeri 1 Pentur penilaian terhadap tugas menulis narasi, dalam pelajaran bahasa
Indonesia kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 62,
namun masih banyak anak yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) kurang dari 50% dari jumlah keseluruhan siswa. Penilaian tugas
tersebut didasarkan pada aspek isi ejaan, kohesi, koherensi, dan kelogisan.
Kelemahan siswa paling banyak terletak pada kelogisan, siswa mengalami
kesulitan dalam menyusun karangan yang logis. Pada aspek ejaan siswa juga
kurang menguasai, kesalahan terletak pada penggunaan huruf kapital yang tidak
sesuai dengan EYD. Selanjutnya pada aspek kohesi dan koherensi siswa juga
mengalami kesulitan dalam hal menggabungkan kalimat menjadi kalimat yang
baik. Rendahnya kemampuan menulis narasi tersebut merupakan masalah yang
dihadapi guru.
-
3
Faktor-faktor yang mengakibatkan rendahnya keterampilan menulis
narasi siswa adalah pengajaran guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
masih menggunakan pengajaran yang berpusat pada guru (Teacher Center)
dimana guru lebih aktif memberikan informasi kepada siswa. Hal ini dapat
membuat anak menjadi pasif dalam pembelajaran karena anak terbiasa diberi
materi pelajaran tanpa berusaha mencari sendiri ilmu yang ingin ia ketahui. Maka
dari itu untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan penggunaan pendekatan
dan media yang tepat oleh guru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran di SD
Negeri 1 Pentur belum sepenuhnya optimal, hal ini dapat dilihat pada saat proses
pembelajaran berlangsung, saat pembelajaran berlangsung siswa jarang
mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan
guru. Diskusi kelas jarang dilaksanakan secara interaktif dan alat peraga jarang
digunakan. Siswa menjadi ramai sendiri, dan kurang termotivasi dalam
pembelajaran. Keberadaan guru di kelas kurang diperhatikan siswa, media yang
kurang bervariasi oleh guru membuat anak cepat bosan terhadap pembelajaran
yang sedang berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Pentur diperoleh hasil bahwa pembelajaran cenderung didominasi oleh guru yang
mengakibatkan proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah, serta minimnya
penggunaan media oleh guru membuat anak kurang termotivasi dalam
pembelajaran. Hal itu yang membuat anak kurang aktif dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya pada saat guru mengajarkan keterampilan menulis
pada anak. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja maka kemampuan anak dalam hal
keterampilan menulis akan sangat kurang, ini sangat merugikan bagi anak karena
keterampilan menulis sangat penting, misalnya : digunakan saat membuat lamaran
pekerjaan, menyusun naskah pidato dan saat kita ingin menjadi sarjana kita harus
dapat membuat sebuah karya ilmiah. Kalau siswa tidak dibiasakan mengasah
keterampilan menulisnya dari sejak kecil maka nanti pada saat siswa dihadapkan
dengan skripsi atau penyusunan karya ilmiah, ia akan mengalami kesulitan.
Belajar menulis atau mengarang bagi anak terkadang dianggap sebagai
suatu kegiatan yang tidak menarik, menjemukan, dan bahkan menfrustasikan.
-
4
Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah karena mungkin seorang siswa belum
bisa memahami konsep dari menulis serta pengalaman menulis yang dialami
siswa di sekolah mungkin kurang menyenangkan. Siswa terkadang sulit
menemukan apa yang ingin ia tulis, mereka terkadang sulit untuk menulis kalimat
utama dalam sebuah tulisan, bahkan mereka terkadang mengalami sindrom kertas
kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang ingin mereka tulis. Guru
terkadang hanya mengajarkan teori tentang menulis atau mengarang saja pada
anak, sehingga pengetahuan anak akan lebih bersifat teoritis, padahal pada
kenyataannya menulis atau mengarang bukan hanya sekedar teori, melainkan
sebuah keterampilan yang mengandung unsur seni atau art di dalamnya. Siswa
tidak akan mampu menulis dengan baik tanpa mencoba dan berlatih berkali-kali.
Selama ini siswa jarang menulis dengan pikirannya sendiri, siswa terbiasa
menyalin tulisan dari papan tulis yang seakan-akan tulisan tersebut seragam. Hal
tersebut berakibat rendahnya kosakata anak dalam membuat sebuah karangan.
Siswa terlalu sering dituntun oleh guru sehingga mereka menjadi pasif dan jarang
bertanya. Dalam menulis siswa harus memiliki keterampilan mekanik seperti
penggunaan ejaan, pembuatan kalimat, pemilihan kata, penggunaan alinea dan
pelaksanaan wawancara. Namun kemampuan mekanik saja tidak cukup, tulisan
harus mengandung sesuatu atau isi yang akan disampaikan. Keterampilan menulis
dapat diperoleh melalui sebuah proses, proses itu melibatkan tahap prapenulisan,
penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan. Tahap-tahap
tersebut diawali dari pemilihan topik, pengumpulan informasi, penyusunan
karangan, sampai pada tahap akhir yaitu perbaikan karangan. Untuk pembelajaran
di SD terlalu sering membahas tentang teori-teori menulis tersebut tapi jarang
dipraktekkan, hal itulah yang membuat anak menganggap bahwa keterampilan
menulis itu membosankan.
Penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi anak sangat penting
agar anak tidak merasa bosan dalam pembelajaran, minimnya penggunaan media
oleh guru selama ini dapat diubah sedikit demi sedikit. Menurut Hamalik dalam
Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
-
5
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal ini dimaksudkan agar media
yang dipakai guru dapat memancing siswa menemukan ide-ide yang menarik
dalam menulis karangan. Pengajaran guru yang masih konvensional tentu saja
jarang atau bahkan tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat. Padahal
penggunaan media pembelajaran sangatlah penting terhadap pencapaian kualitas
pembelajaran yang optimal. Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar
seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan
secara berurutan. Penggunaan media pembelajaran dengan gambar seri diharapkan
mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dengan adanya bantuan
berupa gambar yang disusun secara seri diharapkan siswa dapat menguasai
keterampilan menulis narasi. Dengan penggunaan media gambar seri diharapkan
siswa mampu menghasilkan sebuah cerita yang runtut berdasarkan urutan atau
rangkaian kejadian suatu peristiwa.
Bertolak dari paparan di atas agar siswa mempunyai keterampilan
menulis narasi yang sesuai dengan harapan, maka harus digunakan media yang
tepat dalam pembelajaran. Melalui media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran yaitu media pembelajaran gambar seri, maka pembelajaran akan
lebih menarik dan efektif, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis
narasi siswa. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh media ini tidak
terlalu besar sehingga gambar-gambar yang diberikan kepada siswa dapat
bervariasi. Dengan adanya variasi gambar dan perbesar ukuran gambar yang dapat
dilakukan dengan penggunaan LCD atau gambar ukuran A3, siswa tidak akan
jenuh. Alasan lain diambilnya media ini adalah dengan ditampilkannya gambar
berseri dapat menuntun anak berfikir secara logis mengenai hubungan sebab-
akibat, kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain serta memberikan
penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai fase, langkah, dan urutan dalam
menulis sebuah cerita. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui
Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan
Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 ”.
-
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : “Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan
Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk
meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa
Kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran
2010/2011”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat
praktis maupun teoritis.
1. Manfaat Teoritis
a. Secara umum hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
peningkatan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri.
b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi
pembelajaran berupa perubahan dari paradigma mengajar menuju ke
paradigma belajar yang mementingkan proses untuk mencapai hasil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatnya Keterampilan menulis siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi diri secara optimal terutama dalam
meningkatkan kemampuan menulis narasi selanjutnya.
b. Bagi Guru
Meningkatnya pengetahuan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya dalam menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri,
-
7
sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan untuk membantu perkembangan siswa yang optimal.
c. Bagi Sekolah
Meningkatnya kualitas pembelajaran untuk menjadi pendorong untuk
selalu mengadakan pembaharuan proses pembelajaran ke arah yang lebih
baik.
-
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi
a. Pengertian Keterampilan Menulis
1) Pengertian Keterampilan
Menurut Soemarjadi, dkk (2003: 2) Keterampilan sama artinya dengan
kecakapan. Terampil, atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu
pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan pekerjaan
dengan cepat tapi salah tidak dapat disebut dengan terampil. Demikian pula
orang yang dapat melakukan pekerjaan dengan cepat tapi tidak benar, tidak
dapat disebut dengan terampil.
Menurut (http://nucleussmart.blogspot.com/diunduh tanggal 04
Februari 2011) Istilah Keterampilan berasal dari kata dasar terampil yang
berarti pandai melakukan sesuatu dalam bentuk tindakan . Keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun
rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan.
Keterampilan merupakan pengetahuan eksperiensial yang dilakukan
secara berulang dan terus menerus secara terstruktur sehingga membentuk
kebiasaan baru seseorang (http://gozalionline.blogspot.com.html diunduh
tanggal 04 Februari 2011). Berdasarkan uraian di atas keterampilan adalah
kemampuan melakukan sesuatu melalui belajar yang berupa tindakan dengan
cepat dan tepat, secara efektif untuk menempati isi tertentu.
Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 1.9) keterampilan proses belajar
bahasa dibagi menjadi berbagai tahap sebagai berikut:
a) Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan mekanis berupa hafalan atau ingatan. Misalnya, anak mulai mengenal kosakata
baru, membaca suku kata dan kelompok kalimat.
b) Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi pengetahuan tentang fakta, kaidah tentang apa saja yang dipelajari.
8
http://nucleussmart.blogspot.com/diunduhhttp://gozalionline.blogspot.com.html/
-
9
misalnya, pada tahap ini murid mengingat kaidah kebahasaan yang ia
pelajari.
c) Keterampilan transfer, keterampilan ini merupakan kemampuan reseptif dimana siswa berusaha mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki.
d) Tahap ke empat adalah komunikasi. Murid mampu memahami serta mengkomunikasikan ilmu yang ia dapat baik secara tertulis maupun
secara lisan.
Keterampilan berbahasa di SD dapat dibagi menjadi keterampilan
berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Menurut Puji Santoso,dkk
(2008: 6.3) Klasifikasi ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif.
Keterampilan berbahasa tulis dapat dibagi menjadi membaca dan menulis,
sedangkan keterampilan bahasa lisan dibagi menjadi menyimak dan berbicara.
Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan sebagai
mengajarkan memahami dan menggunakan bahasa, tetapi juga harus dipahami
sebagai mengajak siswa berlatih memahami dan menggunakan bahasa di SD.
Dengan pemahaman seperti itu, guru akan terdorong untuk merancang
pembelajaran bahasa dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar
siswa akan lebih bermakna.
2) Pengertian Menulis
Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 6.14) menulis dapat dianggap sebagai
proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Dilihat dari prosesnya, menulis
mulai dari hal yang tidak tampak baru menjadi sebuah tulisan yang utuh. Hal
ini dikarenakan apa yang hendak ditulis masih dalam bentuk pikiran, bersifat
sangat pribadi. Menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap
sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya.
Menurut Mc Crimmon dalam St.Y Slamet (2008: 97), menulis merupakan
kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-
hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca
dapat memahaminya dengan jelas.
Robert Lado (dalam Agus Suriamiharja et al, 1996: 1) mengatakan
bahwa:
-
10
“To Write is to put down the graphic symbols that represent a language one
understands, so that other can read these graphic representation”(Robert
Lado, 1971;143). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan
simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti
oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami
bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
Menurut Suparno dan M. Yunus dalam St.Y Slamet (2003: 3) menulis
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan adalah isi atau
muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah
simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dalam
komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu penulis,
isi tulisan, saluran, atau media berupa tulisan.
Dalam pengambilan kesimpulan menulis, dapat dilakukan secara
induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir yang
bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Sementara itu,
penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu
yang umum pada peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.
Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet (2008: 99) menyatakan Menulis di samping
sebagai proses, juga merupakan suatu kegiatan yang komplek. Komplek di sini
bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang melibatkan cara berpikir yang
teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan,
antara lain: a) adanya kesatuan gagasan, b) penggunaan kalimat yang jelas dan
efektif, c) paragraf disusun dengan baik, d) penerapan kaidah ejaan yang benar,
e) penguasaan kosakata yang memadai.
Menulis dianggap sebagai proses, yaitu merupakan serangkaian
aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu
fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan
pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan).
Puji Santosa, dkk (2008: 6.15) memberikan kiat-kiat agar siswa mudah
dalam menulis yang merupakan suatu proses, yaitu sebagai berikut:
a) Langsung menulis teori belakangan. b) Mulai dari manapun boleh.
-
11
c) Belajar sambil bercanda. d) Pembelajaran menulis nonlinear, yaitu tidak harus berdasarkan urutan
dari a sampai z.
e) Berbicara meniru mendengarkan, menulis meniru membaca.
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses maupun produk
yang berupa hasil pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
3) Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis menurut Byrne dalam St. Y Slamet (2008: 106)
adalah :
Keterampilan menulis pada hakekatnya bukan sekedar kemampuan
menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata
disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan
keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut St. Y Slamet (2008: 120) keterampilan menulis adalah
kemampuan seseorang dalam menyusun suatu tulisan atau karangan
berdasarkan fakta (umum) yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
pembaca melalui medium bahasa tulis dan bertaat azas pada kaidah bahasa
Indonesia. Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-
pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Keterampilan
menulis mencakup berbagai kemampuan diantaranya: kemampuan
menggunakan unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan
wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang
tepat pemilihan kata serta yang lainnya. Keterampilan menulis tidaklah dapat
diperoleh secara cepat atau hanya dengan bakat yang dimiliki seseorang saja
melainkan keterampilan menulis hanya bisa diperoleh melalui proses belajar
dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena menulis
merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari. Keterampilan menulis
akan menghantarkan seseorang menjadi cendikiawan, tolak ukur kecerdasan
seseorang akan lebih banyak ditentukan oleh karya tulis yang dihasilkan.
-
12
Menurut Hairston dalam St. Y Slamet (2008: 109) menulis yang baik
adalah menyesuaikan tulisan dengan kebutuhan pembaca. Oleh karena itu
tulisan bisa formal, bisa sederhana, bisa resmi (penuh tata karma), bisa kasar
dan bisa halus. Menurut St. Y Slamet (2008: 109) tulisan yang baik adalah
yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pembaca. Karangan atau
tulisan yang tersusun dengan baik selalu mengandung tiga unsur atau bagian
utama, yaitu bagian pendahuluan (introduksi), isi tulisan (bodi), dan penutup
(konklusi). Setiap bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian
pendahuluan berfungsi untuk menarik minat pembaca dan menjelaskan ide
pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu sebagai jembatan yang
menghubungkan bagian pendahuluan dengan penutup, sedangkan bagian
penutup berfungsi sebagai kesimpulan.
St. Y Slamet (2008: 111) menyatakan bahwa komponen-komponen
dalam keterampilan menulis meliputi: isi, organisasi isi, gramatika, diksi, dan
ejaan. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana :
deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Kenyataannya, masing-
masing bentuk itu tidak selalu berdiri sendiri. Misalnya, dalam sebuah
karangan narasi mungkin saja terdapat bentuk deskripsi atau eksposisi. Dalam
karangan eksposisi bisa saja terkandung bentuk deskripsi dan narasi, dan begitu
seterusnya. Penamaan suatu ragam karangan lebih didasarkan atas corak yang
paling dominan dalam karangan tersebut.
Menurut Weaver dalam St.Y Slamet (2008: 111), secara padat di dalam
proses penulisan ada lima tahap, yaitu (a) persiapan penulisan (rehearsing), (b)
pembuatan draft (drafting), (c) perevisian (revising), (d) pengeditan (editing),
(e) pemublikasian (publishing). Berikut penjelasan dari tahap-tahap penulisan
di atas :
a) Persiapan penulisan (rehearsing)
Ini merupakan tahap penulisan. Pada tahap ini merupakan langkah
awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (1) menentukan dan
membatasi topik tulisan, (2) merumuskan tujuan, menentukan bentuk
tulisan, dan menentukan pembaca yang akan ditujunya, (3) memilih bahan,
-
13
serta (4) menentukan generalisasi dan cara-cara untuk mengorganisasikan
ide dan tulisannya. Oleh karena itu, pada tahap persiapan menulis kadang
diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa ide
atau gagasan.
b) Pembuatan draf (drafting)
Dalam orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, tahap
menulis ini dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam tulisan. Adapun
fokus pada tahap ini adalah penuangan ide-ide ke dalam tulisan.
c) Perevisian (revising)
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan
karangan. Koreksi dilakukan terhadap beberapa aspek, misalnya struktur
karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok
dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek
kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca.
Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila
judul yang telah ditentukan dirasa kurang tepat.
d) Pengeditan/Penyuntingan (editing)
Hasil tulisan/karangan perlu dilakukan pengeditan (penyuntingan).
Hal ini berarti tulisan sudah hampir jadi. Tujuan kegiatan penyuntingan
adalah membuat tulisan dapat dibaca secara optimal oleh pembacanya.
e) Pemublikasian (publishing/sharing)
Publikasi mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, publikasi
berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan,
sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk non-cetakan.
Akhirnya, berdasarkan beberapa pendapat yang sudah diuraikan di
atas, maka dapat dirumuskan pengertian keterampilan menulis adalah
kemampuan seseorang untuk membuat atau menyusun sebuah tulisan yang
sesuai dengan kebutuhan pembaca dan bertaat azas pada kaidah bahasa
Indonesia.
-
14
b. Pengertian Narasi
Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari bahasa
Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang
disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno dan Mohamad
Yunus, 2007: 4.55). Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian
kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti
pada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik
hikmah dari cerita itu.
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal
(St.Y. Slamet, 2008 : 103). Narasi juga merupakan jenis paparan yang biasa
digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian
atau peristiwa yang berkembang melalui waktu.
Ciri utama dari karangan narasi adalah gerak atau perubahan keadaan
suatu waktu menjadi keadaan lain pada waktu berikutnya melalui peristiwa-
peristiwa yang berangkai selain ciri utama tersebut, narasi juga memiliki suatu
karakteristik, yakni hampir semua isi di dalamnya menceritakan manusia.
Menurut Gorys Keraf (2003: 137) Narasi dibagi menjadi dua macam,
yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris dapat bersifat
khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang
bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan sesuatu secara umum,
yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-
ulang, sedangkan narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha
menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Narasi
sugestif merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga
merangsang daya khayal pembaca.
-
15
Dalam tabel 1 dijelaskan adanya beberapa perbedaan antara narasi
ekspositoris dan narasi sugestif diantaranya sebagai berikut :
No Narasi Ekspositoris Narasi sugestif
1) Memperluas pengetahuan. Menyampaikan suatu makna atau
suatu amanat yang tersirat.
2) Menyampaikan informasi
mengenai suatu kejadian.
Menimbulkan daya khayal.
3) Didasarkan pada penalaran
untuk mencapai kesepakatan
rasional.
Penalaran hanya berfungsi sebagai
alat untuk menyampaikan makna,
sehingga kalau perlu penalaran bisa
dilanggar
4) Bahasanya lebih condong ke
bahasa informatif dengan titik
berat pada penggunaan kata-
kata denotatif .
Bahasanya lebih condong ke bahasa
figuratif dengan menitik beratkan
penggunaan kata-kata komunitatif.
Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu (1) hendak
memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan
pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Tujuan
pertama menghasilkan jenis narasi informasional atau narasi ekspositoris dan
tujuan kedua menghasilkan jenis narasi artistik atau narasi sugestif.
Sebagai sebuah karangan, narasi dikembangkan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berfikir bagi terbentuknya
karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1) Alur/ plot
Alur sering juga disebut dengan jalan cerita. Keduanya memang tidak
dapat dipisahkan, tetapi terdapat perbedaan di dalamnya. Jalan cerita
memuat kejadian di dalamnya, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebab
dan ada alasannya. Yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur.
Suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau di dalamnya ada
perkembangan kejadian. Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen
berikut : a) pengenalan, b) timbulnya konflik, c) konflik memuncak, d)
klimaks, dan e) pemecahan masalah.
-
16
2) Penokohan
Untuk mendapatkan pemusatan kesan itu, perlu diadakan pemilihan
dan pembatasan tokoh yang akan bertindak atau yang akan mengalami
peristiwa dan kejadian dalam keseluruhan narasi.
3) Latar (setting)
Latar merupakan tempat atau waktu terjadinya pembuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh. Latar tempat misalnya : di tepi sungai, di
Jakarta. Latar waktu misalnya : pada suatu hari, pada zaman dahulu.
4) Sudut pandang ( point of view )
Sebelum mengarang narasi, sudut pandang yang paling efektif dalam
cerita harus kita tentukan terlebih dahulu. Pencerita narasi disebut dengan
narator, kedudukan narator dalam cerita secara pokok ada empat seperti
berikut ini.
a) Narator serba tahu (Omniscient point of view)
Dalam kedudukan ini narator bertindak sebagai pencipta segalanya.
Ia tahu segalanya, mengubah jalan pikiran tokoh, dan bisa berkomentar
dengan pembacanya. Cerita yang cocok dengan ini adalah cerita humoris,
sejarah, dan edukatif.
b) Narator bertindak objektif (Objective point of view)
Dalam teknik ini pengarang tahu tentang segalanya yang ada pada
cerita, hanya pengarang sama sekali tak memberi komentar apapun
terhadap pembaca, pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan
pengarang.
c) Narator (ikut) aktif (Narrator acting)
Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita. Kadang-kadang
fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara ini tampak dalam penggunaan kata
ganti orang pertama (aku, saya, kami).
d) Narator sebagai peninjau
Pelaku utama sudut peninjau ini sering disebut teknik orang ketiga,
yang pelakunya disebut pengarang dia. Dalam hal ini pengarang memilih
salah satu tokohnya untuk bercerita.
-
17
Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut :
1) menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan.
2) menetapkan sasaran pembaca.
3) merancang peristiwa-peristiwa utama ke dalam bagian awal.
4) membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir
cerita.
5) memerinci peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pendukung cerita.
6) menyusun tokoh dan perwatakan, serta latar dan sudut pandang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu
karangan yang menceritakan suatu kejadian/peristiwa dengan urutan waktu.
c. Keterampilan Menulis Narasi di SD
Puji Santosa, dkk (2008: 1.8) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi siswa dalam belajar ada dua macam yaitu faktor intern siswa
dan faktor ekstern dari siswa tersebut. Faktor intern adalah faktor yang berasal
dari diri siswa itu sendiri, seperti inteligensi anak sedangkan faktor ekstern
siswa adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan sekitar
siswa. Dalam pembelajaran menulis di SD harus selalu disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pokok bahasan, sarana dan prasarana
sekolah, kondisi siswa, dan lingkungan tempat siswa tinggal. Pembelajaran
bahasa di SD harus disesuaikan dengan umur dan tingkat perkembangan anak
dalam hal kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak didik, mengingat tiap-
tiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu dalam
mengajarkan menulis narasi pada siswa, guru harus berupaya untuk memahami
karakteristik anak SD dan menyesuaikan dengan kondisi dari masing-masing
siswa.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian dari
keterampilan, pengertian menulis, pengertian keterampilan menulis dan
pengertian narasi, maka dapat diambil kesimpulan dari urutan di atas bahwa
keterampilan menulis narasi di SD adalah keterampilan seseorang dalam
-
18
mengungkapkan gagasan atau pikirannya ke dalam bentuk karangan yang
menceritakan suatu kejadian berdasarkan dengan urutan waktu tertentu serta
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak.
d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi
Dalam menilai keterampilan menulis narasi Penilaian di SD lebih sulit
dilaksanakan dibanding dengan penilaian keterampilan menulis lainnya karena
persiapan, pelaksanaan, dan perskorannya memerlukan banyak waktu dan
tenaga. Memang banyak sekali aspek atau faktor yang harus diidentifikasi
dalam penilaian keterampilan menulis. Semua ini merupakan masalah
penilaian keterampilan menulis yang harus dihadapi guru. Namun demikian,
upaya melaksanakan penilaian keterampilan menulis harus dilaksanakan demi
pencapaian tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diharapkan.
Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan jalan praktik dan
banyak latihan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu diadakan tes
untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa. Menurut
Harris (dalam H. G. Tarigan, 2008:3), komponen-kompnen yang perlu
diperhatikan khusus dalam tes (penilaian) empat keterampilan berbahasa
adalah seperti tabel 1 berikut:
Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes
Keterampilan Berbahasa
No Komponen Keterampilan
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
1. Fonologi v v - -
2. Ortografi - - v v
3. Struktur v v v v
4. Kosa kata v v v v
5. Kecepatan
kelancaran
umum
v v v v
Berdasarkan tabel 2 di atas, untuk penilaian keterampilan berbicara
terdapat empat komponen, yaitu komponen otografi, struktur, kosa kata, dan
kecepatan kelancaran umum.
-
19
Model atau format lembar penilaian terhadap keterampilan menulis
siswa yang digunakan tertera pada tabel 3 sebagai berikut :
No
Aspek yang dinilai
Skor
Total Ket
Urutan
dan
penjelasan
gambar
Isi Ejaan Kohesi Koherensi Kelogisan
1
2
3
4
5
Rata-rata = total skor : jumlah siswa
Ketuntasan klasikal = siswa tuntas belajar : jumlah siswa x 100%
Keterangan :
Aspek yang dinilai:
I. Urutan dan Penjelasan Gambar
II. Isi
III. Ejaan
IV. Kohesi
V. Koherensi
VI. Kelogisan
Petunjuk penilaian :
1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskala 1 sampai 5.
2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Jumlah Skor
25
4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:
Jumlah nilai
Jumlah siswa = Nilai Rata-Rata
x 100 = Nilai Akhir
-
20
5) Persentase ketuntasan pembelajaran menulis dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 62
Jumlah siswa
2. Hakikat Media Gambar Seri
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, pengantar. Media sebagai pengantar disini berarti media
sebagai pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
(Azhar Arsyad, 2005: 5). Pada awalnya istilah media sering dikatakan dengan
teknologi, kemudian media mengalami perluasan, yang bukan hanya sekedar
benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,
organisasi dan menejemen di dalamnya.
Smaldino dalam Sri Anitah (2009: 4) mengatakan bahwa media adalah
suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Segala sesuatu dapat dikatakan
sebagai media pembelajaran apabila segala sesuatu tersebut membawakan
pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah setiap
orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. (Sri Anitah, 2009: 6). Dengan pengertian itu, maka guru atau dosen,
buku ajar, serta lingkungan merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan.
Media pembelajaran menurut Denny Setiawan, dkk (2008: 1.1) dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu media canggih (shopisticate media) dan media
sederhana (simple media). Media canggih adalah media yang hanya dapat
dibuat di pabrik karena terdiri dari komponen-komponen yang rumit dan
biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Sedangkan media sederhana
adalah media yang dapat dibuat sendiri oleh seorang guru atau ahli media dan
biasanya tidak memerlukan listrik dalam penyajiannya.
X 100% =
Persentase
Ketuntasan
Klasikal
-
21
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara dalam
pembelajaran. Media tidak harus selalu menggunakan alat-alat yang mahal
dalam penyajiannya, karena semua benda yang dapat digunakan sebagai
pengantar pembelajaran dapat disebut dengan media yang masuk dalam
kategori media sederhana.
b. Jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow (dalam Azhar Arsyad, 2008:
34) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media teknologi tradisional
dan pilihan media teknologi mutakhir.
1) Pilihan Media Tradisional
a) Visual yang diproyeksikan
(1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
(2) Proyeksi overhead
(3) Slides
(4) Filmstrip
b) Visual yang tak diproyeksikan
(1) Gambar, poster, foto
(2) Charts, grafik, diagram
(3) Pameran, papan info, papan bulu.
c) Audio
(1) Rekaman, piringan
(2) Pita kaset, reel, cartridge
d) Penyajian multimedia : slide plus suara,multi-image
e) Visual dinamis yang diproyeksikan : Film, televise, video
f) Cetak
(1) Buku teks, modul, teks terprogram.
(2) Majalah ilmiah, lembaran lepas.
g) Permainan : Teka-teki, simulasi
h) Realia : Model, manipulative
-
22
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a) Media berbasis telekomunikasi : Telekonferen, kuliah jarak jauh
b) Media berbasis mikroprosesor : System permainan komputer, interaktif.
Sri Anitah (2009: 2) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi :
3) Media visual yang terdiri dari :
a) Media visual yang tidak diproyeksikan
b) Media visual yang diproyeksikan
4) Media audio
5) Media audio-visual
c. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sri Anitah (2009: 3) manfaat dari mempelajari media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Mengenal berbagai jenis media pembelajaran.
2) Membedakan jenis-jenis media visual, baik non projected maupun
projected.
3) Mengenal karakteristik berbagai jenis media.
4) Mengenal pembuatan media sederhana.
5) Mengenal cara penggunaan media pembelajaran.
Soemarsono (2007: 71) menyatakan bahwa media pembelajaran
mempunyai nilai praktis sebagai berikut :
1) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi
siswa. Contoh siswa yang orang tuanya tidak mampu tidaklah sama
pengalamannya dengan siswa yang orang tuanya tidak mampu (misalnya
video, tape, TV, Film gambar dsb).
2) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi batas ruang C.
Contoh benda yang akan diajarkan terlalu besar yang tak dapat dibawa ke
kelas dapat diatasi dengan gambar atau film.
3) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu kecil.
Misalnya : molekul atau atom dengan mempergunakan modul, film, slide,
gambar, dan lain-lain.
-
23
4) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu lambat
gerakannya dan benda yang terlalu cepat, misalnya dengan film, filmstrip
dsb.
5) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks
untuk diamati. Sebagai contoh: isi tubuh binatang, sistem listrik dalam
pesawat.
6) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi suara guru yang kurang keras
atau terlalu halus untuk didengar secara biasa dengan menggunakan kaset,
radio, dsb.
7) Dengan media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung
dengan masyarakat atau dengan yang lainnya. Sebagai contoh meninjau ke
kebun binatang, museum, dsb.
8) Dengan penggunaan media pembelajaran akan memberikan kesamaan
dalam pengamatan yaitu dengan menggunakan media film, slide.
9) Dengan media pembelajaran akan membangkitkan minat belajar kepada
siswa. Dalam hal ini hampir semua media pembelajaran dapat
dipergunakan.
Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sangatlah penting dalam proses pembelajaran karena dapat
membantu guru dalam mempermudah komunikasi pada siswa.
d. Pemilihan Media
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian
integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh.
Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi
dengan media yang kita pilih.
Pemilihan media bukanlah merupakan suatu yang serba tepat.
Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha yang berdiri sendiri tetapi
merupakan suatu yang serba tepat. Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha
yang berdiri sendiri, yang dapat diselesaikan dalam suatu kurun waktu cepat.
-
24
Pemilihan media cukup rumit karena didasarkan pada banyak faktor yang
saling berhubungan.
Dalam pemilihan media, Gagne, dkk dalam Sri Anitah (2009: 79)
menyarankan perlunya mempertimbangkan :
1) Variabel tugas
2) Menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum memilih media.
3) Variabel pebelajar
4) Karakteristik tiap pebelajar yang berbeda-beda.
5) Lingkungan belajar
6) Misalnya, ukuran kelas, banyak siswa dan kondisi kelas.
7) Lingkungan pengembangan
8) Pengembangan sumber-sumber pendukung untuk tugas guru.
9) Ekonomi dan budaya
10) Disesuaikan dengan sumber dan peralatan yang tersedia.
11) Faktor-faktor praktis
12) Banyak kelompok, jarak pandang siswa, respon dari siswa terhadap media
yang digunakan.
e. Pengertian Media Gambar Seri
Menurut Sri Anitah (2009: 7) media gambar termasuk ke dalam media
Visual. Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Gambar dapat kita
temukan di mana pun kita berada, di buku, di pinggir jalan. Gambar merupakan
simbol komunikasi tertua manusia (Denny Setiawan, dkk, 2008: 1.1). gambar
banyak digunakan dalam pembelajaran karena mudah membuat atau
mendapatkannya dan biaya pembuatannya cukup terjangkau. Gambar dapat
memberikan ilustrasi visual yang menarik pada anak didik. Gambar dapat
menjelaskan apa yang tidak dapat dijelaskan secara verbal.
Guru dapat menggunakan media gambar sebagai pendukung dalam
pembelajaran. Penggunaan media dapat memusatkan perhatian siswa terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung. Media visual yang berupa gambar
dapat berupa gambar seri maupun gambar lepas. Gambar seri merupakan
-
25
sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan
menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan gambar
yang lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan
situasi atau pun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-
situasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan
kesinambungan (dalam//ellafaridatizen.wordpress.com//,diakses 15 Februari
2011).
Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu
percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat
pada gambar (dalam http://[email protected], diunduh tanggal 8 Februari
2011). Alasan digunakannya media gambar seri adalah agar media gambar
tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian atau peristiwa yang
kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan latar.
Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar seri adalah gambar
yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara
berurutan. Siswa berlatih mendiskripsikan setiap gambar, yang nanti hasil
deskripsi setiap gambar apabila dirangkaikan akan menjadi suatu karangan
yang utuh. Artinya, ketika menceritakan kejadian dalam gambar seri seseorang
harus memperhatikan urutan dan waktu kejadian dalam gambar tersebut, dan
cara menceritakannya harus runtut sesuai dengan gambar. Sesuai dengan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian media gambar seri
adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar
diam yang mengandung cerita dan urutan waktu di dalamnya, sehingga gambar
yang satu akan berkaitan dengan gambar yang lain dan membentuk suatu
kesatuan. Guru dapat mempertimbangkan penggunaan media gambar seri di
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis
karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa
supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya
diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema,
ide, pengalaman dan kejadiannya.
http://[email protected]/
-
26
Menurut Sri Anitah (2009: 8) Media gambar seri termasuk dalam jenis
media visual yang tak di proyeksikan yang memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata.
2) Mudah di dapat karena banyak tersedia di dalam buku-buku. 3) Sangat mudah dipakai karena dapat digunakan tanpa menggunakan
peralatan listrik.
4) Relatif tidak mahal, karena media gambar menggunakan bahan kertas jadi harganya relatif lebih murah.
5) Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. 6) Lebih realistis, dan dapat memperjelas suatu masalah. 7) Mudah dilipatgandakan dengan cara fotokopi diperbesar.
Banyak kelebihan yang diperoleh dari media gambar seri, namun
demikian media gambar juga memiliki banyak kelemahan sebagai berikut :
1) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas besar. 2) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi
yang ketiga (kedalaman benda), harus digunakan seri gambar dari objek
yang sama tapi dari sisi yang berbeda.
3) Tidak dapat menunjukkan gerak. 4) Pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca
(menginterpretasi) gambar.
5) Memerlukan kreatifitas guru dalam membuat media gambar.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya :
1. Maryani T. Pernama (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media
Gambar Seri di Kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih
Kabupaten Majalengka” dalam penelitiannya terbukti bahwa penggunaaan
media gambar seri yang mampu meningkatkan kemampuan menulis narasi di
kelas V. Persamaan yang ada pada penelitian ini dengan penelitian penulis
adalah pada penggunaan media yaitu media gambar seri. Untuk perbedaannya
-
27
adalah penelitian ini meningkatkan keterampilan menulis karangan dan penulis
lebih spesifik lagi yaitu meningkatkan keterampilan menulis narasi.
2. Anton Purwanto (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar Seri
Siswa Kelas III SD Negeri Jajar I Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran bahasa, baik dari segi proses maupun hasil, dengan menerapkan
media gambar sebagai media pembelajarannya. Persamaan dari penelitian ini
dengan penelitian dari penulis adalah penggunaan media gambar seri dalam
pembelajaran, sedangkan perbedaannya adalah penulis mengkaji tentang
menulis narasi dan penelitian ini mengkaji tentang menulis deskripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti merasa perlu
mengembangkan keterampilan menulis narasi anak, agar keterampilan menulis
anak dapat dicapai secara maksimal. Dalam penelitian ini penulis lebih
menekankan pada peningkatan keterampilan menulis narasi dengan penggunaan
media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Simo Boyolali tahun
pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis di SD Negeri 1 Pentur, Simo, Boyolali selama ini
masih menggunakan metode yang konvensional yang masih berpusat pada guru,
yakni pembelajaran menulis tanpa menggunakan media, guru menggunakan
metode ceramah, dan keaktifan siswa dalam bertanya masih kurang. Hal ini
berdampak pada waktu pembelajaran yang kurang efektif karena siswa sulit
menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan yang logis. Keadaan ini ditandai
dengan keadaan siswa pada awal yang bingung terhadap pembelajaran menulis di
kelas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut di atas berakibat pada
rendahnya prestasi menulis siswa. Situasi inilah yang ingin diperbaiki oleh
penulis dengan cara menggunakan media gambar seri diharapkan siswa mampu
meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan maksimal. Pemilihan media
-
28
gambar seri karena beberapa alasan yang menjadi kelebihannya, yaitu umumnya
harganya murah, mudah didapat, mudah digunakan, lebih realistis, dapat
membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat mengatasi keterbatasan
ruang dan waktu.
Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk
dapat disampaikan pada penemuan untuk dapat disampaikan pada penemuan
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir didasarkan
pada teori-teori yang dikemukakan sehingga penelitian ke pokok permasalahan.
Maka kerangka pemikirannya dapat dibuat bagan skema agar peneliti mempunyai
gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.
Alur penelitian dalam kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
diperlihatkan pada gambar 1 :
Kondisi Akhir
Kondisi
Awal
Tindakan
Pembelajaran masih
berpusat pada guru,
konvensional tanpa
menggunakan media
pembelajaran.
Pembelajaran
menggunakan media
gambar seri
Kualitas pembelajaran
menulis narasi rendah
nilai masih di bawah
KKM
Siklus II
Perencanaan, Pelaksanaan,
Observasi, Refleksi
Tema: Tamasya
Siklus I
Perencanaan,
Pelaksanaan, Observasi,
Refleksi
Tema: Gotong royong
Dengan menggunakan
media gambar seri,
keterampilan menulis narasi
akan meningkat
Gambar 1. Kerangka Berpikir
-
29
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : “Jika menggunakan media gambar
seri dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka keterampilan menulis narasi
siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun
ajaran 2010/2011 akan meningkat”.
-
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Kecamatan
Simo Kabupaten Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh Elisabet Sri Rejeki S.Pd
yang membawahi 6 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama di sekolah ini.
Sekolah ini memiliki sejumlah ruangan yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang
kepala sekolah dan ruang guru, 1 ruang dapur dan gudang, tempat parkir, serta 3
kamar mandi untuk siswa dan guru. Penentuan tempat penelitian ini karena
mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah, dan
objek yang diteliti serta penghematan waktu dan biaya karena lokasi penelitian
yang dekat dengan rumah peneliti pengajar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2010/2011. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama
enam bulan, yakni mulai bulan Januari 2011 sampai Juni 2011. Berikut rincian
waktu dan jenis kegiatan penelitian.
a. Persiapan survei awal sampai penyusunan proposal dilaksanakan dari bulan
Januari sampai Maret 2011.
b. Tes awal (pre test) dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2011, jam
pelajaran pertama dan kedua.
c. Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 April 2011.
d. Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 April 2011.
e. Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011.
f. Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2011.
g. Analisis data dilaksanakan dari bulan April sampai Mei 2011.
h. Penyusunan laporan dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juni 2011.
30
-
31
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action
research) IGAK Wardhani, dkk (2007: 13) Penelitian tindakan kelas merupakan
terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action research yang
dilakukan di kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk mengatasi
permasalahan terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu
kelas. Menurut Sawiji Suwardi (2008, : 15) penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian berangkat
dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar
mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan
ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terstruktur. Oleh karena
itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antar peneliti, guru, siswa
dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat
tahap, yaitu perencanaan (planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing),
dan refleksi (reflecting). Keempat aspek tersebut berjalan secara dinamis dan
saling terkait antara yang satu dengan lainnya. PTK merupakan penelitian yang
bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berkelanjutan dan berulang
sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai. Secara jelas langkah-langkah dalam
PTK dapat diperlihatkan pada gambar 2.
-
32
Gambar 2.
Siklus Penelitian Tindakan
(Suharsimi Arikunto & Sugiyanto, 2009, 12)
Keterangan :
a. Perencanaan : Berisi hal-hal yang diperlukan guru untuk mengajar serta segala
sesuatu yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis
melalui media gambar seri.
b. Tindakan : Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi melalui media gambar
seri.
c. Pengamatan (observasi) : Pengamatan terhadap proses penerapan media
gambar seri terhadap pembelajaran menulis narasi siswa.
d. Refleksi (analisis dan refleksi) : mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan
penerapan penggunaan media gambar seri yang telah dilakukan pada siklus I
ke siklus II.
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus I
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus II
Tindak Lanjut
-
33
lapangan melalui pengamatan guru kolaborator dan peneliti. Dalam hal ini objek
yang diamati adalah kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan media gambar seri.
C. Subjek Penelitian
Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 55) Subjek penelitian adalah siswa dan
guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Subjek penelitian ditetapkan pada siswa kelas IV SDN 1 Pentur
Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas
IV adalah 17 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 5 siswa putri, dan yang
bertindak sebagai guru kelas adalah Sulami A.Ma.Pd Dari 17 siswa ini
kesemuanya adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak
yang ABK (Anak Berkebutuha