peningkatan keterampilan menulis narasi melalui … · seri dapat meningkatkan keterampilan menulis...

of 109 /109
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: KUS WIJAYANTI X7107038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Author: others

Post on 19-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • 1

    PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA

    GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR

    KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN AJARAN 2010/2011

    SKRIPSI

    Oleh:

    KUS WIJAYANTI

    X7107038

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • i

    PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA

    GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR

    KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN AJARAN 2010/2011

    SKRIPSI

    Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

    Gelar Sarjana Pendidikan

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    Oleh:

    KUS WIJAYANTI

    X7107038

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • ii

    PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui

    Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali

    Tahun Ajaran 2010/2011”.

    Nama : Kus Wijayanti

    NIM : X 7107038

    Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

    pada:

    Hari : Senin

    Tanggal : 06 Juni 2011

    Persetujuan Pembimbing

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dra. Siti Istiyati, M.Pd

    NIP 19610819 198603 2 001

    Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd

    NIP 19580620 198312 2 001

  • iii

  • iv

    ABSTRAK

    Kus Wijayanti. X 7107038. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

    NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD

    NEGERI I PENTUR KEC. SIMO KAB. BOYOLALI TAHUN AJARAN

    2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.

    Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi

    melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab.

    Boyolali tahun ajaran 2010/2011.

    Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kec.

    Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 17 siswa yang terdiri dari

    12 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang

    digunakan adalah observasi, tes, dan perekaman foto. Untuk menguji validitas

    data, peneliti menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode.

    Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif meliputi tiga buah

    komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

    Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

    tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi,

    dan (4) refleksi.

    Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa media gambar

    seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD

    Negeri I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat

    dibuktikan dengan meningkatnya persentase pada aspek keaktifan dan partisipasi

    pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan dan partisipasi siswa

    adalah 3,06 atau 76,5%. Pada siklus II persentase keaktifan dan partisipasi siswa

    meningkat menjadi: 3,38 atau 84,5%. Peningkatan hasil pembelajaran dibuktikan

    dengan diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan (prasiklus) yaitu

    52,47 dengan ketuntasan 29,41%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat

    mencapai 66,5 dengan ketuntasan 64,71%. Setelah tindakan pada siklus II nilai

    rata-rata kelas meningkat menjadi 73,26 dengan ketuntasan 82,35%.

  • v

    ABSTRACT

    Kus Wijayanti. X 7107038. IMPROVING OF SKILL WRITING

    NARRATION THROUGH THE SERIES PICTURE MEDIA AT IV SDN I

    PENTUR DISTRICT OF SIMO, SUB-PROVINCE OF BOYOLALI IN

    2010/2011 ACADEMIC YEAR. Research Paper. School of Teacher Training

    and Education. Sebelas Maret University of Surakarta. May, 2011.

    This research aim to improving quality skill writing narration through the

    series picture media at IV SDN I Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali

    in 2010 / 2011 academic year.

    This research in form of Classroom Action Research (CAR). Subject used in

    this research is IV SDN 1 Pentur student class District of Simo, Sub-province of

    Boyolali in 2010/2011 academic year amounting to 17 students consisted of 12

    men student and 5 woman student. The data collecting technique used

    observation, test, and photo recording. For testing the validity data, researcher

    uses the data triangulation (source) and triangulation method. The data analyze

    technique used interactive model include three component fruit that is data

    discount, data presentation, and withdrawal conclude or verification. Process the

    research executed in two cycles. Every cycle consisted of four phase, that is: (1)

    action planning, (2) action execution, (3) observation, and (4) reflection.

    Pursuant to the result research, can concluded that the series picture media

    can improve the quality skill write the narration at IV of student class at SDN I

    Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali in 2010 / 2011 academic year.

    This matter is provable at the height of percentage of student at aspect of

    liveliness and participation at cycle I and cycle lI. At cycle 1 percentage student

    liveliness and participation is 3,06 or 76,5%. At cycle II percentage student

    liveliness and participation mount to become: 3,38 or 84,5%. Quality of result

    proved obtained average value of result test early before action (pre- cycle) that is

    52,47 completely 29,41%. At cycle I average value of class mount to reach 66,5

    completely is 64,71%. After action at cycle II of average value class mount to

    become 73,26 completely 82,35%.

  • vi

    MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah

    urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya

    kepada Allah kamu berharap

    (QS. Al-Insyirah:6-8)

    Persoalan dalam hidup bukan membuat hidup manusia menjadi lebih mudah,

    tetapi membuat manusia menjadi lebih tegar.

    (David Starr Jordan)

    Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu

    akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada

    kemudahan.

    (HR. Tirmidzy)

    Seseorang, terutama wanita, jika secara tidak sengaja mengetahui sesuatu yang

    buruk, hendaknya menyembunyikannya sedapat mungkin.

    (Jane Austen)

    Persoalan hidup bukan alasan untuk kita menjadi lemah, tetapi

    alasan untuk kita kuat bertahan.

    (Penulis)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan skripsi ini untuk:

    1. Bapak Kusnan dan Ibu Paryumi yang memberikan pelajaran berharga tentang

    ketabahan hidup, semoga kalian selalu diberi kesehatan, kesuksesan dan

    kebahagiaan. Amiin.

    2. Kakakku (Mbak Tien), kedua adikku (Dik Tutut, dan Dik Andes) dan

    ponakanku tersayang (Dik Shani) yang telah banyak menghiburku.

    3. Keluarga besar Abbas dan keluarga di PWD.

    4. Seseorang yang menyayangiku, terima kasih sudah mendukung setiap

    langkahku.

    5. Teman-temanku SI PGSD angkatan 2007 terkhusus untuk kelas VIIIB, dan

    adik-adik tingkatku PGSD FKIP UNS yang telah banyak membantu dan

    mendoakanku.

    6. Sahabat-sahabatku, Iing, Asih, Anggun, Erlis, Twin, Denty, Meti, The G’, dan

    anak-anak kost Dewi, Chantel, bersama kalian aku nikmati persahabatan, kan

    ku kenang selalu masa-masa ceria kita.

    7. Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku

    tercinta tempatku menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan

    yang cerah.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

    memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula

    skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Media

    Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali Tahun

    Ajaran 2010/2011” ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk

    mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

    pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

    kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

    memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang

    terhormat :

    1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

    2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

    3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

    4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

    5. Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta dan

    pembimbing II skripsi penulis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

    dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    6. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan

    motivasi dan pengarahan kepada penulis.

    7. Ibu Elisabet Sri Rejeki, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN I Pentur yang telah

    memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

  • ix

    8. Ibu Sulami, Ama. Pd selaku guru kelas IV SDN I Pentur yang dengan senang

    hati membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

    9. Guru-guru SDN I Pentur yang telah memberikan motivasi dan sebagai

    informan terhadap penyusunan skripsi ini.

    Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan

    skripsi ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.

    Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan

    pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat

    diharapkan.

    Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut

    di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah.

    Surakarta, Mei 2011

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    JUDUL ........................................................................................................... i

    PERSETUJUAN ............................................................................................ ii

    PENGESAHAN ............................................................................................. iii

    ABSTRAK ..................................................................................................... iv

    ABSTRACT ................................................................................................... v

    MOTTO .......................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 8

    A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8

    1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi ............................... 8

    a. Pengertian Keterampilan Menulis ................................ 11

    b. Pengertian Narasi ........................................................ 14

    c. Keterampilan Menulis Narasi di SD ........................... 17

    d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi....................... 18

    2. Hakikat Media Gambar Seri............................................... 20

    a. Pengertian Media Pembelajaran .................................. 20

    b. Jenis Media Pembelajaran ........................................... 21

    c. Manfaat Media Pembelajaran ...................................... 22

    d. Pemilihan Media ........................................................ 23

  • xi

    e. Pengertian Media Gambar Seri ................................... 24

    B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 26

    C. Kerangka Berpikir ................................................................... 27

    D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 29

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 30

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30

    B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………………. 31

    C. Subjek Penelitian ..................................................................... 33

    D. Sumber Data ............................................................................ 33

    E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 34

    F. Validitas Data .......................................................................... 35

    G. Teknik Analisis Data ............................................................... 36

    H. Indikator Ketercapaian………………………………………. 38

    I. Prosedur Penelitian .................................................................. 40

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 47

    B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 49

    1. Tindakan Pra Siklus ............................................................ 49

    2. Tindakan Siklus I ................................................................ 51

    a. Tahap Perencanaan ......................................................... 51

    b. Tahap Pelaksanaan .......................................................... 53

    c. Tahap Observasi .............................................................. 57

    d. Tahap Analisis dan Refleksi ........................................... 62

    3. Tindakan Siklus II ............................................................... 68

    a. Tahap Perencanaan ......................................................... 68

    b. Tahap Pelaksanaan .......................................................... 69

    c. Tahap Observasi ............................................................. 73

    d. Tahap Analisis dan Refleksi .......................................... 79

    C. Hasil Penelitian ...................................................................... 82

    D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 85

  • xii

    BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 89

    A. Simpulan ................................................................................. 89

    B. Implikasi .................................................................................. 90

    C. Saran ........................................................................................ 91

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92

    LAMPIRAN .................................................................................................. 94

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ……………. ... 15

    Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes

    Keterampilan Berbahasa ………………………………………… 18

    Tabel 3. Format Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Narasi ………. 19

    Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian ……………………...... 39

    Tabel 5. Frekuensi Data Tes Awal . .............................................................. 50

    Tabel 6. Hasil Tes Awal ............................................................................... 51

    Tabel 7. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I ............. 54

    Tabel 8. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ……….. .. 56

    Tabel 9. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II… 60

    Tabel 10. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II…… 62

    Tabel 11. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I ……………….. .. 63

    Tabel 12. Observasi Peningkatan Kinerja Guru siklus I………………….. 64

    Tabel 13. Frekuensi Data Nilai Siklus I Siswa Kelas IV SDN I

    Pentur ……………………………………………………………. 65

    Tabel 14. Perkembangan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari

    Tes Awal sampai Siklus I ……………………………………….. 66

    Tabel 15. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan I ............ 74

    Tabel 16. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I............ 76

    Tabel 17. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan II….. 77

    Tabel 18. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II … 78

    Tabel 19. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I......................... 80

    Tabel 20. Observasi Peningkatan Kinerja Guru pada Siklus I ………...... 81

    Tabel 21. Frekuensi Data Nilai Siklus II Siswa Kelas IV SDN I

    Pentur …………………………………………………………… 82

    Tabel 22. Frekuensi Penilaian Kegiatan Siswa Siklus I dan II Siswa Kelas

    IV SDN I Pentur ……………. ……………………………… 83

    Tabel 23. Frekuensi Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan II Siswa Kelas

    IV SDN I Pentur ……………. ………………………………… 84

  • xiv

    Tabel 24. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari

    Tes Awal sampai Siklus II ……………………………………….. 85

    Tabel 25. Persentase Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Siswa

    Kelas IV SDN I Pentur ………………………………………….. 86

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan dalam Kerangka Berpikir ..................... 28

    Gambar 2. Langkah-langkah dalam PTK ..................................................... 32

    Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data .......................................... 38

    Gambar 4. Nilai Tes Awal.. .......................................................................... 50

    Gambar 5. Grafik 1 Observasi Kegiatan Siswa Kelas pada Siklus I Kelas IV

    SDN I Pentur ………………………………………………….. 63

    Gambar 6. Grafik 2 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus I …… ....... 64

    Gambar 7. Grafik 3 Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN

    I Pentur……………….. ……………………………………… 66

    Gambar 8. Grafik 4 Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Kelas IV

    SDN I Pentur …………………………………………………. 80

    Gambar 9. Grafik 5 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus II …… ...... 81

    Gambar 10. Grafik Nilai Tes Siklus II Siswa Kelas IV SDN

    I Pentur……………….. ……………………………………… 82

    Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

    dan II Kelas IV SDN I Pentur ………………………………... 84

    Gambar 12 . Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kinerja Guru

    pada Siklus I dan II …………………………………………… 84

    Gambar 13. Grafik Nilai Tes Setiap Siklus Siswa Kelas IV SDN

    I Pentur……………….. ……………………………………… 85

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................. 95

    Lampiran 2. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum diterapkan

    Media Gambar Seri ........................................................... 96

    Lampiran 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD Kelas

    IV ...................................................................................... 98

    Lampiran 4. Soal Tes Awal ( Pre test) dan Hasil Pekerjaan Siswa ....... 99

    Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

    Pertemuan I ....................................................................... 102

    Lampiran 6. Soal Siklus I Pertemuan I .................................................. 108

    Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

    Pertemuan II ...................................................................... 109

    Lampiran 8. Soal Siklus I Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa ...... 114

    Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

    Pertemuan I ....................................................................... 115

    Lampiran 10. Soal Siklus II Pertemuan I ................................................. 120

    Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

    Pertemuan II ...................................................................... 121

    Lampiran 12. Soal Siklus II Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa ..... 127

    Lampiran 13. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur

    Sebelum tindakan .............................................................. 130

    Lampiran 14. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur

    Siklus I Pertemuan I .......................................................... 132

    Lampiran 15. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur

    Siklus I Pertemuan II ......................................................... 134

    Lampiran 16. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN

    I Pentur Siklus I ................................................................. 136

    Lampiran 17. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur

    Siklus II Pertemuan I ......................................................... 137

  • xvii

    Lampiran 18. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur

    Siklus II Pertemuan II ....................................................... 139

    Lampiran 19. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN

    I Pentur Siklus II ............................................................... 141

    Lampiran 20. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

    Pertemuan I ....................................................................... 142

    Lampiran 21. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

    Pertemuan II ...................................................................... 144

    Lampiran 22. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

    Pertemuan I ....................................................................... 146

    Lampiran 23. Instrumen Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

    Pertemuan II ..................................................................... 148

    Lampiran 24. Penjelasan Diskriptor Observasi Guru .............................. 150

    Lampiran 25. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan I ................... 158

    Lampiran 26. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan II ................ 161

    Lampiran 27. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan I ................ 164

    Lampiran 28. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan II ............... 167

    Lampiran 29. Lampiran Foto ................................................................... 170

    Lampiran 30. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN I Pentur ........... 177

    Lampiran 31. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS .................................. 178

    Lampiran 32. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...................................... 179

    Lampiran 33. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ........................ 180

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempergunakan bahasa sebagai

    alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Bahasa diartikan sebagai lambang dari

    manusia yang dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya, bahkan

    bahasa dapat menunjukkan jati diri atau identitas seseorang. Bahasa merupakan

    hal yang sangat penting bagi manusia, karena bahasa tidak hanya digunakan

    sebagai alat untuk menyampaikan informasi, mengutarakan pikiran serta gagasan

    saja, melainkan juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan hubungan dan

    pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi bahasa bisa punah karena

    kebanyakan bahasa di dunia ini yang tidak statis, bahasa itu berubah seiring

    dengan berjalannya waktu, mendapat kata tambahan dan mencuri kata-kata dari

    bahasa lain. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa maka

    bahasa tersebut akan mati atau punah. Seperti juga orang Indonesia kini boleh jadi

    tidak mengerti tentang seluk-beluk bahasa Indonesia, pengaruh globalisasi dan

    IPTEK menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahasa

    Indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal sehingga siswa cenderung terpengaruh

    oleh bahasa-bahasa gaul yang ada di masyarakat. Selain itu bahasa asing dan juga

    bahasa daerah sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa Indonesia.

    Mengingat hal tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan

    untuk melestarikan dan meningkatkan pengetahuan bahasa, khususnya agar siswa

    dapat berbahasa dengan baik dan benar.

    Pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan secara fungsional dan

    komunikatif. Siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan bahasa melainkan

    siswa juga belajar menggunakan bahasa untuk keperluan komunikasi. Komunikasi

    di sini dimaksudkan sebagai suatu proses pertukaran informasi antar individu

    melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,

    maupun perilaku atau tindakan. Komunikasi paling tidak melibatkan dua orang

    atau lebih yang berkomunikasi dengan berbagai macam cara, baik secara verbal

  • 2

    maupun non-verbal. Komunikasi secara verbal itu berupa penyampaian informasi

    secara tertulis atau pun lisan yang disampaikan dengan struktur atau organisasi

    dengan baik, sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa

    menggunakan kata-kata dalam penyampaian informasi melainkan menggunakan

    diantaranya bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi dan intonasi suara. Komunikasi

    non-verbal kadang tidak terencana dan tidak terstuktur.

    Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD, guru berusaha untuk

    mengajarkan pada anak didik tentang cara menyampaikan informasi secara verbal,

    di sini siswa diharapkan mampu menguasai empat macam keterampilan berbahasa

    dengan baik dan benar. Empat macam keterampilan berbahasa itu adalah

    keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

    keterampilan tersebut dipelajari kemudian dikembangkan oleh siswa melalui

    pendekatan proses yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara bertahap dan

    berkelanjutan. Keempat keterampilan ini tidak dapat dicapai secara cepat (instant)

    melainkan dengan pembelajaran yang terus menerus dan dengan didukung oleh

    penggunaan sarana prasarana, serta media yang menarik bagi siswa, agar siswa

    berminat terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru.

    Berdasarkan kenyataan dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SD

    Negeri 1 Pentur penilaian terhadap tugas menulis narasi, dalam pelajaran bahasa

    Indonesia kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 62,

    namun masih banyak anak yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM), siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM) kurang dari 50% dari jumlah keseluruhan siswa. Penilaian tugas

    tersebut didasarkan pada aspek isi ejaan, kohesi, koherensi, dan kelogisan.

    Kelemahan siswa paling banyak terletak pada kelogisan, siswa mengalami

    kesulitan dalam menyusun karangan yang logis. Pada aspek ejaan siswa juga

    kurang menguasai, kesalahan terletak pada penggunaan huruf kapital yang tidak

    sesuai dengan EYD. Selanjutnya pada aspek kohesi dan koherensi siswa juga

    mengalami kesulitan dalam hal menggabungkan kalimat menjadi kalimat yang

    baik. Rendahnya kemampuan menulis narasi tersebut merupakan masalah yang

    dihadapi guru.

  • 3

    Faktor-faktor yang mengakibatkan rendahnya keterampilan menulis

    narasi siswa adalah pengajaran guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

    masih menggunakan pengajaran yang berpusat pada guru (Teacher Center)

    dimana guru lebih aktif memberikan informasi kepada siswa. Hal ini dapat

    membuat anak menjadi pasif dalam pembelajaran karena anak terbiasa diberi

    materi pelajaran tanpa berusaha mencari sendiri ilmu yang ingin ia ketahui. Maka

    dari itu untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan penggunaan pendekatan

    dan media yang tepat oleh guru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran di SD

    Negeri 1 Pentur belum sepenuhnya optimal, hal ini dapat dilihat pada saat proses

    pembelajaran berlangsung, saat pembelajaran berlangsung siswa jarang

    mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan

    guru. Diskusi kelas jarang dilaksanakan secara interaktif dan alat peraga jarang

    digunakan. Siswa menjadi ramai sendiri, dan kurang termotivasi dalam

    pembelajaran. Keberadaan guru di kelas kurang diperhatikan siswa, media yang

    kurang bervariasi oleh guru membuat anak cepat bosan terhadap pembelajaran

    yang sedang berlangsung.

    Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas IV SD Negeri 1

    Pentur diperoleh hasil bahwa pembelajaran cenderung didominasi oleh guru yang

    mengakibatkan proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah, serta minimnya

    penggunaan media oleh guru membuat anak kurang termotivasi dalam

    pembelajaran. Hal itu yang membuat anak kurang aktif dalam pembelajaran

    Bahasa Indonesia khususnya pada saat guru mengajarkan keterampilan menulis

    pada anak. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja maka kemampuan anak dalam hal

    keterampilan menulis akan sangat kurang, ini sangat merugikan bagi anak karena

    keterampilan menulis sangat penting, misalnya : digunakan saat membuat lamaran

    pekerjaan, menyusun naskah pidato dan saat kita ingin menjadi sarjana kita harus

    dapat membuat sebuah karya ilmiah. Kalau siswa tidak dibiasakan mengasah

    keterampilan menulisnya dari sejak kecil maka nanti pada saat siswa dihadapkan

    dengan skripsi atau penyusunan karya ilmiah, ia akan mengalami kesulitan.

    Belajar menulis atau mengarang bagi anak terkadang dianggap sebagai

    suatu kegiatan yang tidak menarik, menjemukan, dan bahkan menfrustasikan.

  • 4

    Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah karena mungkin seorang siswa belum

    bisa memahami konsep dari menulis serta pengalaman menulis yang dialami

    siswa di sekolah mungkin kurang menyenangkan. Siswa terkadang sulit

    menemukan apa yang ingin ia tulis, mereka terkadang sulit untuk menulis kalimat

    utama dalam sebuah tulisan, bahkan mereka terkadang mengalami sindrom kertas

    kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang ingin mereka tulis. Guru

    terkadang hanya mengajarkan teori tentang menulis atau mengarang saja pada

    anak, sehingga pengetahuan anak akan lebih bersifat teoritis, padahal pada

    kenyataannya menulis atau mengarang bukan hanya sekedar teori, melainkan

    sebuah keterampilan yang mengandung unsur seni atau art di dalamnya. Siswa

    tidak akan mampu menulis dengan baik tanpa mencoba dan berlatih berkali-kali.

    Selama ini siswa jarang menulis dengan pikirannya sendiri, siswa terbiasa

    menyalin tulisan dari papan tulis yang seakan-akan tulisan tersebut seragam. Hal

    tersebut berakibat rendahnya kosakata anak dalam membuat sebuah karangan.

    Siswa terlalu sering dituntun oleh guru sehingga mereka menjadi pasif dan jarang

    bertanya. Dalam menulis siswa harus memiliki keterampilan mekanik seperti

    penggunaan ejaan, pembuatan kalimat, pemilihan kata, penggunaan alinea dan

    pelaksanaan wawancara. Namun kemampuan mekanik saja tidak cukup, tulisan

    harus mengandung sesuatu atau isi yang akan disampaikan. Keterampilan menulis

    dapat diperoleh melalui sebuah proses, proses itu melibatkan tahap prapenulisan,

    penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan. Tahap-tahap

    tersebut diawali dari pemilihan topik, pengumpulan informasi, penyusunan

    karangan, sampai pada tahap akhir yaitu perbaikan karangan. Untuk pembelajaran

    di SD terlalu sering membahas tentang teori-teori menulis tersebut tapi jarang

    dipraktekkan, hal itulah yang membuat anak menganggap bahwa keterampilan

    menulis itu membosankan.

    Penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi anak sangat penting

    agar anak tidak merasa bosan dalam pembelajaran, minimnya penggunaan media

    oleh guru selama ini dapat diubah sedikit demi sedikit. Menurut Hamalik dalam

    Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan pemakaian media pembelajaran dalam

    proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

    membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

  • 5

    pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal ini dimaksudkan agar media

    yang dipakai guru dapat memancing siswa menemukan ide-ide yang menarik

    dalam menulis karangan. Pengajaran guru yang masih konvensional tentu saja

    jarang atau bahkan tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat. Padahal

    penggunaan media pembelajaran sangatlah penting terhadap pencapaian kualitas

    pembelajaran yang optimal. Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar

    seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan

    secara berurutan. Penggunaan media pembelajaran dengan gambar seri diharapkan

    mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dengan adanya bantuan

    berupa gambar yang disusun secara seri diharapkan siswa dapat menguasai

    keterampilan menulis narasi. Dengan penggunaan media gambar seri diharapkan

    siswa mampu menghasilkan sebuah cerita yang runtut berdasarkan urutan atau

    rangkaian kejadian suatu peristiwa.

    Bertolak dari paparan di atas agar siswa mempunyai keterampilan

    menulis narasi yang sesuai dengan harapan, maka harus digunakan media yang

    tepat dalam pembelajaran. Melalui media pembelajaran yang tepat dalam

    pembelajaran yaitu media pembelajaran gambar seri, maka pembelajaran akan

    lebih menarik dan efektif, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis

    narasi siswa. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh media ini tidak

    terlalu besar sehingga gambar-gambar yang diberikan kepada siswa dapat

    bervariasi. Dengan adanya variasi gambar dan perbesar ukuran gambar yang dapat

    dilakukan dengan penggunaan LCD atau gambar ukuran A3, siswa tidak akan

    jenuh. Alasan lain diambilnya media ini adalah dengan ditampilkannya gambar

    berseri dapat menuntun anak berfikir secara logis mengenai hubungan sebab-

    akibat, kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain serta memberikan

    penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai fase, langkah, dan urutan dalam

    menulis sebuah cerita. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan

    penelitian dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui

    Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan

    Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 ”.

  • 6

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

    sebagai berikut : “Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan

    keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan

    Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk

    meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa

    Kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran

    2010/2011”.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat

    praktis maupun teoritis.

    1. Manfaat Teoritis

    a. Secara umum hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam

    meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya

    peningkatan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri.

    b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi

    pembelajaran berupa perubahan dari paradigma mengajar menuju ke

    paradigma belajar yang mementingkan proses untuk mencapai hasil.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Siswa

    1) Meningkatnya Keterampilan menulis siswa sehingga dapat

    mengembangkan potensi diri secara optimal terutama dalam

    meningkatkan kemampuan menulis narasi selanjutnya.

    b. Bagi Guru

    Meningkatnya pengetahuan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia

    khususnya dalam menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri,

  • 7

    sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang kondusif dan

    menyenangkan untuk membantu perkembangan siswa yang optimal.

    c. Bagi Sekolah

    Meningkatnya kualitas pembelajaran untuk menjadi pendorong untuk

    selalu mengadakan pembaharuan proses pembelajaran ke arah yang lebih

    baik.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka

    1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi

    a. Pengertian Keterampilan Menulis

    1) Pengertian Keterampilan

    Menurut Soemarjadi, dkk (2003: 2) Keterampilan sama artinya dengan

    kecakapan. Terampil, atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu

    pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan pekerjaan

    dengan cepat tapi salah tidak dapat disebut dengan terampil. Demikian pula

    orang yang dapat melakukan pekerjaan dengan cepat tapi tidak benar, tidak

    dapat disebut dengan terampil.

    Menurut (http://nucleussmart.blogspot.com/diunduh tanggal 04

    Februari 2011) Istilah Keterampilan berasal dari kata dasar terampil yang

    berarti pandai melakukan sesuatu dalam bentuk tindakan . Keterampilan adalah

    kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun

    rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.

    Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan.

    Keterampilan merupakan pengetahuan eksperiensial yang dilakukan

    secara berulang dan terus menerus secara terstruktur sehingga membentuk

    kebiasaan baru seseorang (http://gozalionline.blogspot.com.html diunduh

    tanggal 04 Februari 2011). Berdasarkan uraian di atas keterampilan adalah

    kemampuan melakukan sesuatu melalui belajar yang berupa tindakan dengan

    cepat dan tepat, secara efektif untuk menempati isi tertentu.

    Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 1.9) keterampilan proses belajar

    bahasa dibagi menjadi berbagai tahap sebagai berikut:

    a) Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan mekanis berupa hafalan atau ingatan. Misalnya, anak mulai mengenal kosakata

    baru, membaca suku kata dan kelompok kalimat.

    b) Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi pengetahuan tentang fakta, kaidah tentang apa saja yang dipelajari.

    8

    http://nucleussmart.blogspot.com/diunduhhttp://gozalionline.blogspot.com.html/

  • 9

    misalnya, pada tahap ini murid mengingat kaidah kebahasaan yang ia

    pelajari.

    c) Keterampilan transfer, keterampilan ini merupakan kemampuan reseptif dimana siswa berusaha mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki.

    d) Tahap ke empat adalah komunikasi. Murid mampu memahami serta mengkomunikasikan ilmu yang ia dapat baik secara tertulis maupun

    secara lisan.

    Keterampilan berbahasa di SD dapat dibagi menjadi keterampilan

    berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Menurut Puji Santoso,dkk

    (2008: 6.3) Klasifikasi ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif.

    Keterampilan berbahasa tulis dapat dibagi menjadi membaca dan menulis,

    sedangkan keterampilan bahasa lisan dibagi menjadi menyimak dan berbicara.

    Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan sebagai

    mengajarkan memahami dan menggunakan bahasa, tetapi juga harus dipahami

    sebagai mengajak siswa berlatih memahami dan menggunakan bahasa di SD.

    Dengan pemahaman seperti itu, guru akan terdorong untuk merancang

    pembelajaran bahasa dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar

    siswa akan lebih bermakna.

    2) Pengertian Menulis

    Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 6.14) menulis dapat dianggap sebagai

    proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan

    seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Dilihat dari prosesnya, menulis

    mulai dari hal yang tidak tampak baru menjadi sebuah tulisan yang utuh. Hal

    ini dikarenakan apa yang hendak ditulis masih dalam bentuk pikiran, bersifat

    sangat pribadi. Menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap

    sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya.

    Menurut Mc Crimmon dalam St.Y Slamet (2008: 97), menulis merupakan

    kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-

    hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca

    dapat memahaminya dengan jelas.

    Robert Lado (dalam Agus Suriamiharja et al, 1996: 1) mengatakan

    bahwa:

  • 10

    “To Write is to put down the graphic symbols that represent a language one

    understands, so that other can read these graphic representation”(Robert

    Lado, 1971;143). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan

    simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti

    oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami

    bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.

    Menurut Suparno dan M. Yunus dalam St.Y Slamet (2003: 3) menulis

    dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)

    dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan adalah isi atau

    muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah

    simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dalam

    komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu penulis,

    isi tulisan, saluran, atau media berupa tulisan.

    Dalam pengambilan kesimpulan menulis, dapat dilakukan secara

    induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir yang

    bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Sementara itu,

    penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu

    yang umum pada peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.

    Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet (2008: 99) menyatakan Menulis di samping

    sebagai proses, juga merupakan suatu kegiatan yang komplek. Komplek di sini

    bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang melibatkan cara berpikir yang

    teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan,

    antara lain: a) adanya kesatuan gagasan, b) penggunaan kalimat yang jelas dan

    efektif, c) paragraf disusun dengan baik, d) penerapan kaidah ejaan yang benar,

    e) penguasaan kosakata yang memadai.

    Menulis dianggap sebagai proses, yaitu merupakan serangkaian

    aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu

    fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan

    pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan).

    Puji Santosa, dkk (2008: 6.15) memberikan kiat-kiat agar siswa mudah

    dalam menulis yang merupakan suatu proses, yaitu sebagai berikut:

    a) Langsung menulis teori belakangan. b) Mulai dari manapun boleh.

  • 11

    c) Belajar sambil bercanda. d) Pembelajaran menulis nonlinear, yaitu tidak harus berdasarkan urutan

    dari a sampai z.

    e) Berbicara meniru mendengarkan, menulis meniru membaca.

    Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas maka

    dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses maupun produk

    yang berupa hasil pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

    3) Pengertian Keterampilan Menulis

    Keterampilan menulis menurut Byrne dalam St. Y Slamet (2008: 106)

    adalah :

    Keterampilan menulis pada hakekatnya bukan sekedar kemampuan

    menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata

    disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan

    keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke

    dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,

    lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan

    kepada pembaca dengan berhasil.

    Menurut St. Y Slamet (2008: 120) keterampilan menulis adalah

    kemampuan seseorang dalam menyusun suatu tulisan atau karangan

    berdasarkan fakta (umum) yang dapat dipertanggungjawabkan kepada

    pembaca melalui medium bahasa tulis dan bertaat azas pada kaidah bahasa

    Indonesia. Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-

    pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Keterampilan

    menulis mencakup berbagai kemampuan diantaranya: kemampuan

    menggunakan unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan

    wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang

    tepat pemilihan kata serta yang lainnya. Keterampilan menulis tidaklah dapat

    diperoleh secara cepat atau hanya dengan bakat yang dimiliki seseorang saja

    melainkan keterampilan menulis hanya bisa diperoleh melalui proses belajar

    dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena menulis

    merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari. Keterampilan menulis

    akan menghantarkan seseorang menjadi cendikiawan, tolak ukur kecerdasan

    seseorang akan lebih banyak ditentukan oleh karya tulis yang dihasilkan.

  • 12

    Menurut Hairston dalam St. Y Slamet (2008: 109) menulis yang baik

    adalah menyesuaikan tulisan dengan kebutuhan pembaca. Oleh karena itu

    tulisan bisa formal, bisa sederhana, bisa resmi (penuh tata karma), bisa kasar

    dan bisa halus. Menurut St. Y Slamet (2008: 109) tulisan yang baik adalah

    yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pembaca. Karangan atau

    tulisan yang tersusun dengan baik selalu mengandung tiga unsur atau bagian

    utama, yaitu bagian pendahuluan (introduksi), isi tulisan (bodi), dan penutup

    (konklusi). Setiap bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian

    pendahuluan berfungsi untuk menarik minat pembaca dan menjelaskan ide

    pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu sebagai jembatan yang

    menghubungkan bagian pendahuluan dengan penutup, sedangkan bagian

    penutup berfungsi sebagai kesimpulan.

    St. Y Slamet (2008: 111) menyatakan bahwa komponen-komponen

    dalam keterampilan menulis meliputi: isi, organisasi isi, gramatika, diksi, dan

    ejaan. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana :

    deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Kenyataannya, masing-

    masing bentuk itu tidak selalu berdiri sendiri. Misalnya, dalam sebuah

    karangan narasi mungkin saja terdapat bentuk deskripsi atau eksposisi. Dalam

    karangan eksposisi bisa saja terkandung bentuk deskripsi dan narasi, dan begitu

    seterusnya. Penamaan suatu ragam karangan lebih didasarkan atas corak yang

    paling dominan dalam karangan tersebut.

    Menurut Weaver dalam St.Y Slamet (2008: 111), secara padat di dalam

    proses penulisan ada lima tahap, yaitu (a) persiapan penulisan (rehearsing), (b)

    pembuatan draft (drafting), (c) perevisian (revising), (d) pengeditan (editing),

    (e) pemublikasian (publishing). Berikut penjelasan dari tahap-tahap penulisan

    di atas :

    a) Persiapan penulisan (rehearsing)

    Ini merupakan tahap penulisan. Pada tahap ini merupakan langkah

    awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (1) menentukan dan

    membatasi topik tulisan, (2) merumuskan tujuan, menentukan bentuk

    tulisan, dan menentukan pembaca yang akan ditujunya, (3) memilih bahan,

  • 13

    serta (4) menentukan generalisasi dan cara-cara untuk mengorganisasikan

    ide dan tulisannya. Oleh karena itu, pada tahap persiapan menulis kadang

    diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa ide

    atau gagasan.

    b) Pembuatan draf (drafting)

    Dalam orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, tahap

    menulis ini dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam tulisan. Adapun

    fokus pada tahap ini adalah penuangan ide-ide ke dalam tulisan.

    c) Perevisian (revising)

    Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan

    karangan. Koreksi dilakukan terhadap beberapa aspek, misalnya struktur

    karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok

    dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek

    kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca.

    Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila

    judul yang telah ditentukan dirasa kurang tepat.

    d) Pengeditan/Penyuntingan (editing)

    Hasil tulisan/karangan perlu dilakukan pengeditan (penyuntingan).

    Hal ini berarti tulisan sudah hampir jadi. Tujuan kegiatan penyuntingan

    adalah membuat tulisan dapat dibaca secara optimal oleh pembacanya.

    e) Pemublikasian (publishing/sharing)

    Publikasi mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, publikasi

    berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan,

    sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk non-cetakan.

    Akhirnya, berdasarkan beberapa pendapat yang sudah diuraikan di

    atas, maka dapat dirumuskan pengertian keterampilan menulis adalah

    kemampuan seseorang untuk membuat atau menyusun sebuah tulisan yang

    sesuai dengan kebutuhan pembaca dan bertaat azas pada kaidah bahasa

    Indonesia.

  • 14

    b. Pengertian Narasi

    Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari bahasa

    Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang

    disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno dan Mohamad

    Yunus, 2007: 4.55). Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian

    kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti

    pada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik

    hikmah dari cerita itu.

    Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu

    peristiwa. Sasarannya memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada

    pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal

    (St.Y. Slamet, 2008 : 103). Narasi juga merupakan jenis paparan yang biasa

    digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian

    atau peristiwa yang berkembang melalui waktu.

    Ciri utama dari karangan narasi adalah gerak atau perubahan keadaan

    suatu waktu menjadi keadaan lain pada waktu berikutnya melalui peristiwa-

    peristiwa yang berangkai selain ciri utama tersebut, narasi juga memiliki suatu

    karakteristik, yakni hampir semua isi di dalamnya menceritakan manusia.

    Menurut Gorys Keraf (2003: 137) Narasi dibagi menjadi dua macam,

    yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris dapat bersifat

    khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang

    bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan sesuatu secara umum,

    yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-

    ulang, sedangkan narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha

    menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Narasi

    sugestif merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga

    merangsang daya khayal pembaca.

  • 15

    Dalam tabel 1 dijelaskan adanya beberapa perbedaan antara narasi

    ekspositoris dan narasi sugestif diantaranya sebagai berikut :

    No Narasi Ekspositoris Narasi sugestif

    1) Memperluas pengetahuan. Menyampaikan suatu makna atau

    suatu amanat yang tersirat.

    2) Menyampaikan informasi

    mengenai suatu kejadian.

    Menimbulkan daya khayal.

    3) Didasarkan pada penalaran

    untuk mencapai kesepakatan

    rasional.

    Penalaran hanya berfungsi sebagai

    alat untuk menyampaikan makna,

    sehingga kalau perlu penalaran bisa

    dilanggar

    4) Bahasanya lebih condong ke

    bahasa informatif dengan titik

    berat pada penggunaan kata-

    kata denotatif .

    Bahasanya lebih condong ke bahasa

    figuratif dengan menitik beratkan

    penggunaan kata-kata komunitatif.

    Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu (1) hendak

    memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan

    pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Tujuan

    pertama menghasilkan jenis narasi informasional atau narasi ekspositoris dan

    tujuan kedua menghasilkan jenis narasi artistik atau narasi sugestif.

    Sebagai sebuah karangan, narasi dikembangkan dengan memperhatikan

    prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berfikir bagi terbentuknya

    karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :

    1) Alur/ plot

    Alur sering juga disebut dengan jalan cerita. Keduanya memang tidak

    dapat dipisahkan, tetapi terdapat perbedaan di dalamnya. Jalan cerita

    memuat kejadian di dalamnya, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebab

    dan ada alasannya. Yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur.

    Suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau di dalamnya ada

    perkembangan kejadian. Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen

    berikut : a) pengenalan, b) timbulnya konflik, c) konflik memuncak, d)

    klimaks, dan e) pemecahan masalah.

  • 16

    2) Penokohan

    Untuk mendapatkan pemusatan kesan itu, perlu diadakan pemilihan

    dan pembatasan tokoh yang akan bertindak atau yang akan mengalami

    peristiwa dan kejadian dalam keseluruhan narasi.

    3) Latar (setting)

    Latar merupakan tempat atau waktu terjadinya pembuatan tokoh atau

    peristiwa yang dialami tokoh. Latar tempat misalnya : di tepi sungai, di

    Jakarta. Latar waktu misalnya : pada suatu hari, pada zaman dahulu.

    4) Sudut pandang ( point of view )

    Sebelum mengarang narasi, sudut pandang yang paling efektif dalam

    cerita harus kita tentukan terlebih dahulu. Pencerita narasi disebut dengan

    narator, kedudukan narator dalam cerita secara pokok ada empat seperti

    berikut ini.

    a) Narator serba tahu (Omniscient point of view)

    Dalam kedudukan ini narator bertindak sebagai pencipta segalanya.

    Ia tahu segalanya, mengubah jalan pikiran tokoh, dan bisa berkomentar

    dengan pembacanya. Cerita yang cocok dengan ini adalah cerita humoris,

    sejarah, dan edukatif.

    b) Narator bertindak objektif (Objective point of view)

    Dalam teknik ini pengarang tahu tentang segalanya yang ada pada

    cerita, hanya pengarang sama sekali tak memberi komentar apapun

    terhadap pembaca, pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan

    pengarang.

    c) Narator (ikut) aktif (Narrator acting)

    Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita. Kadang-kadang

    fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara ini tampak dalam penggunaan kata

    ganti orang pertama (aku, saya, kami).

    d) Narator sebagai peninjau

    Pelaku utama sudut peninjau ini sering disebut teknik orang ketiga,

    yang pelakunya disebut pengarang dia. Dalam hal ini pengarang memilih

    salah satu tokohnya untuk bercerita.

  • 17

    Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkah-

    langkah berikut :

    1) menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan.

    2) menetapkan sasaran pembaca.

    3) merancang peristiwa-peristiwa utama ke dalam bagian awal.

    4) membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir

    cerita.

    5) memerinci peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai

    pendukung cerita.

    6) menyusun tokoh dan perwatakan, serta latar dan sudut pandang.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu

    karangan yang menceritakan suatu kejadian/peristiwa dengan urutan waktu.

    c. Keterampilan Menulis Narasi di SD

    Puji Santosa, dkk (2008: 1.8) menyatakan bahwa faktor yang

    mempengaruhi siswa dalam belajar ada dua macam yaitu faktor intern siswa

    dan faktor ekstern dari siswa tersebut. Faktor intern adalah faktor yang berasal

    dari diri siswa itu sendiri, seperti inteligensi anak sedangkan faktor ekstern

    siswa adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan sekitar

    siswa. Dalam pembelajaran menulis di SD harus selalu disesuaikan dengan

    tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pokok bahasan, sarana dan prasarana

    sekolah, kondisi siswa, dan lingkungan tempat siswa tinggal. Pembelajaran

    bahasa di SD harus disesuaikan dengan umur dan tingkat perkembangan anak

    dalam hal kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak didik, mengingat tiap-

    tiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu dalam

    mengajarkan menulis narasi pada siswa, guru harus berupaya untuk memahami

    karakteristik anak SD dan menyesuaikan dengan kondisi dari masing-masing

    siswa.

    Seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian dari

    keterampilan, pengertian menulis, pengertian keterampilan menulis dan

    pengertian narasi, maka dapat diambil kesimpulan dari urutan di atas bahwa

    keterampilan menulis narasi di SD adalah keterampilan seseorang dalam

  • 18

    mengungkapkan gagasan atau pikirannya ke dalam bentuk karangan yang

    menceritakan suatu kejadian berdasarkan dengan urutan waktu tertentu serta

    disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak.

    d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi

    Dalam menilai keterampilan menulis narasi Penilaian di SD lebih sulit

    dilaksanakan dibanding dengan penilaian keterampilan menulis lainnya karena

    persiapan, pelaksanaan, dan perskorannya memerlukan banyak waktu dan

    tenaga. Memang banyak sekali aspek atau faktor yang harus diidentifikasi

    dalam penilaian keterampilan menulis. Semua ini merupakan masalah

    penilaian keterampilan menulis yang harus dihadapi guru. Namun demikian,

    upaya melaksanakan penilaian keterampilan menulis harus dilaksanakan demi

    pencapaian tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diharapkan.

    Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan jalan praktik dan

    banyak latihan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu diadakan tes

    untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa. Menurut

    Harris (dalam H. G. Tarigan, 2008:3), komponen-kompnen yang perlu

    diperhatikan khusus dalam tes (penilaian) empat keterampilan berbahasa

    adalah seperti tabel 1 berikut:

    Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes

    Keterampilan Berbahasa

    No Komponen Keterampilan

    Menyimak Berbicara Membaca Menulis

    1. Fonologi v v - -

    2. Ortografi - - v v

    3. Struktur v v v v

    4. Kosa kata v v v v

    5. Kecepatan

    kelancaran

    umum

    v v v v

    Berdasarkan tabel 2 di atas, untuk penilaian keterampilan berbicara

    terdapat empat komponen, yaitu komponen otografi, struktur, kosa kata, dan

    kecepatan kelancaran umum.

  • 19

    Model atau format lembar penilaian terhadap keterampilan menulis

    siswa yang digunakan tertera pada tabel 3 sebagai berikut :

    No

    Aspek yang dinilai

    Skor

    Total Ket

    Urutan

    dan

    penjelasan

    gambar

    Isi Ejaan Kohesi Koherensi Kelogisan

    1

    2

    3

    4

    5

    Rata-rata = total skor : jumlah siswa

    Ketuntasan klasikal = siswa tuntas belajar : jumlah siswa x 100%

    Keterangan :

    Aspek yang dinilai:

    I. Urutan dan Penjelasan Gambar

    II. Isi

    III. Ejaan

    IV. Kohesi

    V. Koherensi

    VI. Kelogisan

    Petunjuk penilaian :

    1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskala 1 sampai 5.

    2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap

    aspek penilaian yang diperoleh siswa.

    3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

    Jumlah Skor

    25

    4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

    Jumlah nilai

    Jumlah siswa = Nilai Rata-Rata

    x 100 = Nilai Akhir

  • 20

    5) Persentase ketuntasan pembelajaran menulis dapat dihitung dengan

    menggunakan rumus:

    Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 62

    Jumlah siswa

    2. Hakikat Media Gambar Seri

    a. Pengertian Media Pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

    tengah, perantara, pengantar. Media sebagai pengantar disini berarti media

    sebagai pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media adalah

    komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

    instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar

    (Azhar Arsyad, 2005: 5). Pada awalnya istilah media sering dikatakan dengan

    teknologi, kemudian media mengalami perluasan, yang bukan hanya sekedar

    benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,

    organisasi dan menejemen di dalamnya.

    Smaldino dalam Sri Anitah (2009: 4) mengatakan bahwa media adalah

    suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Segala sesuatu dapat dikatakan

    sebagai media pembelajaran apabila segala sesuatu tersebut membawakan

    pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah setiap

    orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang

    memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan

    sikap. (Sri Anitah, 2009: 6). Dengan pengertian itu, maka guru atau dosen,

    buku ajar, serta lingkungan merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan.

    Media pembelajaran menurut Denny Setiawan, dkk (2008: 1.1) dapat dibagi

    menjadi dua macam, yaitu media canggih (shopisticate media) dan media

    sederhana (simple media). Media canggih adalah media yang hanya dapat

    dibuat di pabrik karena terdiri dari komponen-komponen yang rumit dan

    biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Sedangkan media sederhana

    adalah media yang dapat dibuat sendiri oleh seorang guru atau ahli media dan

    biasanya tidak memerlukan listrik dalam penyajiannya.

    X 100% =

    Persentase

    Ketuntasan

    Klasikal

  • 21

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media

    pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara dalam

    pembelajaran. Media tidak harus selalu menggunakan alat-alat yang mahal

    dalam penyajiannya, karena semua benda yang dapat digunakan sebagai

    pengantar pembelajaran dapat disebut dengan media yang masuk dalam

    kategori media sederhana.

    b. Jenis Media Pembelajaran

    Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi

    perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow (dalam Azhar Arsyad, 2008:

    34) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media teknologi tradisional

    dan pilihan media teknologi mutakhir.

    1) Pilihan Media Tradisional

    a) Visual yang diproyeksikan

    (1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang)

    (2) Proyeksi overhead

    (3) Slides

    (4) Filmstrip

    b) Visual yang tak diproyeksikan

    (1) Gambar, poster, foto

    (2) Charts, grafik, diagram

    (3) Pameran, papan info, papan bulu.

    c) Audio

    (1) Rekaman, piringan

    (2) Pita kaset, reel, cartridge

    d) Penyajian multimedia : slide plus suara,multi-image

    e) Visual dinamis yang diproyeksikan : Film, televise, video

    f) Cetak

    (1) Buku teks, modul, teks terprogram.

    (2) Majalah ilmiah, lembaran lepas.

    g) Permainan : Teka-teki, simulasi

    h) Realia : Model, manipulative

  • 22

    2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir

    a) Media berbasis telekomunikasi : Telekonferen, kuliah jarak jauh

    b) Media berbasis mikroprosesor : System permainan komputer, interaktif.

    Sri Anitah (2009: 2) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi :

    3) Media visual yang terdiri dari :

    a) Media visual yang tidak diproyeksikan

    b) Media visual yang diproyeksikan

    4) Media audio

    5) Media audio-visual

    c. Manfaat Media Pembelajaran

    Menurut Sri Anitah (2009: 3) manfaat dari mempelajari media

    pembelajaran adalah sebagai berikut :

    1) Mengenal berbagai jenis media pembelajaran.

    2) Membedakan jenis-jenis media visual, baik non projected maupun

    projected.

    3) Mengenal karakteristik berbagai jenis media.

    4) Mengenal pembuatan media sederhana.

    5) Mengenal cara penggunaan media pembelajaran.

    Soemarsono (2007: 71) menyatakan bahwa media pembelajaran

    mempunyai nilai praktis sebagai berikut :

    1) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi

    siswa. Contoh siswa yang orang tuanya tidak mampu tidaklah sama

    pengalamannya dengan siswa yang orang tuanya tidak mampu (misalnya

    video, tape, TV, Film gambar dsb).

    2) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi batas ruang C.

    Contoh benda yang akan diajarkan terlalu besar yang tak dapat dibawa ke

    kelas dapat diatasi dengan gambar atau film.

    3) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu kecil.

    Misalnya : molekul atau atom dengan mempergunakan modul, film, slide,

    gambar, dan lain-lain.

  • 23

    4) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu lambat

    gerakannya dan benda yang terlalu cepat, misalnya dengan film, filmstrip

    dsb.

    5) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks

    untuk diamati. Sebagai contoh: isi tubuh binatang, sistem listrik dalam

    pesawat.

    6) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi suara guru yang kurang keras

    atau terlalu halus untuk didengar secara biasa dengan menggunakan kaset,

    radio, dsb.

    7) Dengan media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung

    dengan masyarakat atau dengan yang lainnya. Sebagai contoh meninjau ke

    kebun binatang, museum, dsb.

    8) Dengan penggunaan media pembelajaran akan memberikan kesamaan

    dalam pengamatan yaitu dengan menggunakan media film, slide.

    9) Dengan media pembelajaran akan membangkitkan minat belajar kepada

    siswa. Dalam hal ini hampir semua media pembelajaran dapat

    dipergunakan.

    Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media

    pembelajaran sangatlah penting dalam proses pembelajaran karena dapat

    membantu guru dalam mempermudah komunikasi pada siswa.

    d. Pemilihan Media

    Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem

    pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian

    integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh.

    Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam

    kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi

    dengan media yang kita pilih.

    Pemilihan media bukanlah merupakan suatu yang serba tepat.

    Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha yang berdiri sendiri tetapi

    merupakan suatu yang serba tepat. Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha

    yang berdiri sendiri, yang dapat diselesaikan dalam suatu kurun waktu cepat.

  • 24

    Pemilihan media cukup rumit karena didasarkan pada banyak faktor yang

    saling berhubungan.

    Dalam pemilihan media, Gagne, dkk dalam Sri Anitah (2009: 79)

    menyarankan perlunya mempertimbangkan :

    1) Variabel tugas

    2) Menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum memilih media.

    3) Variabel pebelajar

    4) Karakteristik tiap pebelajar yang berbeda-beda.

    5) Lingkungan belajar

    6) Misalnya, ukuran kelas, banyak siswa dan kondisi kelas.

    7) Lingkungan pengembangan

    8) Pengembangan sumber-sumber pendukung untuk tugas guru.

    9) Ekonomi dan budaya

    10) Disesuaikan dengan sumber dan peralatan yang tersedia.

    11) Faktor-faktor praktis

    12) Banyak kelompok, jarak pandang siswa, respon dari siswa terhadap media

    yang digunakan.

    e. Pengertian Media Gambar Seri

    Menurut Sri Anitah (2009: 7) media gambar termasuk ke dalam media

    Visual. Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat

    menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Gambar dapat kita

    temukan di mana pun kita berada, di buku, di pinggir jalan. Gambar merupakan

    simbol komunikasi tertua manusia (Denny Setiawan, dkk, 2008: 1.1). gambar

    banyak digunakan dalam pembelajaran karena mudah membuat atau

    mendapatkannya dan biaya pembuatannya cukup terjangkau. Gambar dapat

    memberikan ilustrasi visual yang menarik pada anak didik. Gambar dapat

    menjelaskan apa yang tidak dapat dijelaskan secara verbal.

    Guru dapat menggunakan media gambar sebagai pendukung dalam

    pembelajaran. Penggunaan media dapat memusatkan perhatian siswa terhadap

    pembelajaran yang sedang berlangsung. Media visual yang berupa gambar

    dapat berupa gambar seri maupun gambar lepas. Gambar seri merupakan

  • 25

    sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan

    menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan gambar

    yang lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan

    situasi atau pun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-

    situasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan

    kesinambungan (dalam//ellafaridatizen.wordpress.com//,diakses 15 Februari

    2011).

    Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu

    percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat

    pada gambar (dalam http://[email protected], diunduh tanggal 8 Februari

    2011). Alasan digunakannya media gambar seri adalah agar media gambar

    tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian atau peristiwa yang

    kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan latar.

    Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar seri adalah gambar

    yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara

    berurutan. Siswa berlatih mendiskripsikan setiap gambar, yang nanti hasil

    deskripsi setiap gambar apabila dirangkaikan akan menjadi suatu karangan

    yang utuh. Artinya, ketika menceritakan kejadian dalam gambar seri seseorang

    harus memperhatikan urutan dan waktu kejadian dalam gambar tersebut, dan

    cara menceritakannya harus runtut sesuai dengan gambar. Sesuai dengan

    penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian media gambar seri

    adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar

    diam yang mengandung cerita dan urutan waktu di dalamnya, sehingga gambar

    yang satu akan berkaitan dengan gambar yang lain dan membentuk suatu

    kesatuan. Guru dapat mempertimbangkan penggunaan media gambar seri di

    dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis

    karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa

    supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya

    diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema,

    ide, pengalaman dan kejadiannya.

    http://[email protected]/

  • 26

    Menurut Sri Anitah (2009: 8) Media gambar seri termasuk dalam jenis

    media visual yang tak di proyeksikan yang memiliki kelebihan sebagai berikut:

    1) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata.

    2) Mudah di dapat karena banyak tersedia di dalam buku-buku. 3) Sangat mudah dipakai karena dapat digunakan tanpa menggunakan

    peralatan listrik.

    4) Relatif tidak mahal, karena media gambar menggunakan bahan kertas jadi harganya relatif lebih murah.

    5) Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. 6) Lebih realistis, dan dapat memperjelas suatu masalah. 7) Mudah dilipatgandakan dengan cara fotokopi diperbesar.

    Banyak kelebihan yang diperoleh dari media gambar seri, namun

    demikian media gambar juga memiliki banyak kelemahan sebagai berikut :

    1) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas besar. 2) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi

    yang ketiga (kedalaman benda), harus digunakan seri gambar dari objek

    yang sama tapi dari sisi yang berbeda.

    3) Tidak dapat menunjukkan gerak. 4) Pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca

    (menginterpretasi) gambar.

    5) Memerlukan kreatifitas guru dalam membuat media gambar.

    B. Penelitian yang Relevan

    Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-

    hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan

    substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada

    dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa

    penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya :

    1. Maryani T. Pernama (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan

    Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media

    Gambar Seri di Kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih

    Kabupaten Majalengka” dalam penelitiannya terbukti bahwa penggunaaan

    media gambar seri yang mampu meningkatkan kemampuan menulis narasi di

    kelas V. Persamaan yang ada pada penelitian ini dengan penelitian penulis

    adalah pada penggunaan media yaitu media gambar seri. Untuk perbedaannya

  • 27

    adalah penelitian ini meningkatkan keterampilan menulis karangan dan penulis

    lebih spesifik lagi yaitu meningkatkan keterampilan menulis narasi.

    2. Anton Purwanto (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan

    Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar Seri

    Siswa Kelas III SD Negeri Jajar I Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas

    pembelajaran bahasa, baik dari segi proses maupun hasil, dengan menerapkan

    media gambar sebagai media pembelajarannya. Persamaan dari penelitian ini

    dengan penelitian dari penulis adalah penggunaan media gambar seri dalam

    pembelajaran, sedangkan perbedaannya adalah penulis mengkaji tentang

    menulis narasi dan penelitian ini mengkaji tentang menulis deskripsi.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti merasa perlu

    mengembangkan keterampilan menulis narasi anak, agar keterampilan menulis

    anak dapat dicapai secara maksimal. Dalam penelitian ini penulis lebih

    menekankan pada peningkatan keterampilan menulis narasi dengan penggunaan

    media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Simo Boyolali tahun

    pelajaran 2010/2011.

    C. Kerangka Berpikir

    Pembelajaran menulis di SD Negeri 1 Pentur, Simo, Boyolali selama ini

    masih menggunakan metode yang konvensional yang masih berpusat pada guru,

    yakni pembelajaran menulis tanpa menggunakan media, guru menggunakan

    metode ceramah, dan keaktifan siswa dalam bertanya masih kurang. Hal ini

    berdampak pada waktu pembelajaran yang kurang efektif karena siswa sulit

    menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan yang logis. Keadaan ini ditandai

    dengan keadaan siswa pada awal yang bingung terhadap pembelajaran menulis di

    kelas.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut di atas berakibat pada

    rendahnya prestasi menulis siswa. Situasi inilah yang ingin diperbaiki oleh

    penulis dengan cara menggunakan media gambar seri diharapkan siswa mampu

    meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan maksimal. Pemilihan media

  • 28

    gambar seri karena beberapa alasan yang menjadi kelebihannya, yaitu umumnya

    harganya murah, mudah didapat, mudah digunakan, lebih realistis, dapat

    membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat mengatasi keterbatasan

    ruang dan waktu.

    Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk

    dapat disampaikan pada penemuan untuk dapat disampaikan pada penemuan

    jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir didasarkan

    pada teori-teori yang dikemukakan sehingga penelitian ke pokok permasalahan.

    Maka kerangka pemikirannya dapat dibuat bagan skema agar peneliti mempunyai

    gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.

    Alur penelitian dalam kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

    diperlihatkan pada gambar 1 :

    Kondisi Akhir

    Kondisi

    Awal

    Tindakan

    Pembelajaran masih

    berpusat pada guru,

    konvensional tanpa

    menggunakan media

    pembelajaran.

    Pembelajaran

    menggunakan media

    gambar seri

    Kualitas pembelajaran

    menulis narasi rendah

    nilai masih di bawah

    KKM

    Siklus II

    Perencanaan, Pelaksanaan,

    Observasi, Refleksi

    Tema: Tamasya

    Siklus I

    Perencanaan,

    Pelaksanaan, Observasi,

    Refleksi

    Tema: Gotong royong

    Dengan menggunakan

    media gambar seri,

    keterampilan menulis narasi

    akan meningkat

    Gambar 1. Kerangka Berpikir

  • 29

    D. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan

    yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : “Jika menggunakan media gambar

    seri dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka keterampilan menulis narasi

    siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun

    ajaran 2010/2011 akan meningkat”.

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Kecamatan

    Simo Kabupaten Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh Elisabet Sri Rejeki S.Pd

    yang membawahi 6 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama di sekolah ini.

    Sekolah ini memiliki sejumlah ruangan yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang

    kepala sekolah dan ruang guru, 1 ruang dapur dan gudang, tempat parkir, serta 3

    kamar mandi untuk siswa dan guru. Penentuan tempat penelitian ini karena

    mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah, dan

    objek yang diteliti serta penghematan waktu dan biaya karena lokasi penelitian

    yang dekat dengan rumah peneliti pengajar.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

    2010/2011. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama

    enam bulan, yakni mulai bulan Januari 2011 sampai Juni 2011. Berikut rincian

    waktu dan jenis kegiatan penelitian.

    a. Persiapan survei awal sampai penyusunan proposal dilaksanakan dari bulan

    Januari sampai Maret 2011.

    b. Tes awal (pre test) dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2011, jam

    pelajaran pertama dan kedua.

    c. Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 April 2011.

    d. Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 April 2011.

    e. Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011.

    f. Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2011.

    g. Analisis data dilaksanakan dari bulan April sampai Mei 2011.

    h. Penyusunan laporan dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juni 2011.

    30

  • 31

    B. Bentuk dan Strategi Penelitian

    1. Bentuk Penelitian

    Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action

    research) IGAK Wardhani, dkk (2007: 13) Penelitian tindakan kelas merupakan

    terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action research yang

    dilakukan di kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

    kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

    Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk mengatasi

    permasalahan terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu

    kelas. Menurut Sawiji Suwardi (2008, : 15) penelitian tindakan kelas merupakan

    suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

    dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian

    tindakan kelas merupakan penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian berangkat

    dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar

    mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan

    ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terstruktur. Oleh karena

    itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antar peneliti, guru, siswa

    dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

    Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat

    tahap, yaitu perencanaan (planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing),

    dan refleksi (reflecting). Keempat aspek tersebut berjalan secara dinamis dan

    saling terkait antara yang satu dengan lainnya. PTK merupakan penelitian yang

    bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berkelanjutan dan berulang

    sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai. Secara jelas langkah-langkah dalam

    PTK dapat diperlihatkan pada gambar 2.

  • 32

    Gambar 2.

    Siklus Penelitian Tindakan

    (Suharsimi Arikunto & Sugiyanto, 2009, 12)

    Keterangan :

    a. Perencanaan : Berisi hal-hal yang diperlukan guru untuk mengajar serta segala

    sesuatu yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis

    melalui media gambar seri.

    b. Tindakan : Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi melalui media gambar

    seri.

    c. Pengamatan (observasi) : Pengamatan terhadap proses penerapan media

    gambar seri terhadap pembelajaran menulis narasi siswa.

    d. Refleksi (analisis dan refleksi) : mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan

    penerapan penggunaan media gambar seri yang telah dilakukan pada siklus I

    ke siklus II.

    2. Strategi Penelitian

    Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

    Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di

    Perencanaan

    Refleksi Pelaksanaan

    Pengamatan

    Siklus I

    Perencanaan

    Refleksi Pelaksanaan

    Pengamatan

    Siklus II

    Tindak Lanjut

  • 33

    lapangan melalui pengamatan guru kolaborator dan peneliti. Dalam hal ini objek

    yang diamati adalah kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi dengan

    menggunakan media gambar seri.

    C. Subjek Penelitian

    Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 55) Subjek penelitian adalah siswa dan

    guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.

    Subjek penelitian ditetapkan pada siswa kelas IV SDN 1 Pentur

    Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas

    IV adalah 17 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 5 siswa putri, dan yang

    bertindak sebagai guru kelas adalah Sulami A.Ma.Pd Dari 17 siswa ini

    kesemuanya adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak

    yang ABK (Anak Berkebutuha