contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di...

21
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 57 D O K U M E N I KURIKULUM SEKOLAH DASAR “A” KECAMATAN A KABUPATEN B TAHUN PELAJARAN 2017-2018 KTSP KURIKULUM 2013

Upload: dangtuyen

Post on 03-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 57

D O K U M E N I

KURIKULUM SEKOLAH DASAR “A”

KECAMATAN A KABUPATEN B

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

KTSP KURIKULUM 2013

Page 2: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 58

PEMERINTAH KABUPATEN B

DINAS PENDIDIKAN

KECAMATAN A

SEKOLAH DASAR “A”

Jalan …………………………

2017

LEMBAR PENETAPAN / PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini Kurikulum 2013 Sekolah Dasar A Kecamatan A Kabupaten B ditetapkan / disahkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2017-2018

Ditetapkan / disahkan Di : A Tanggal : .... Juli 2017

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah ................................. ................................. NIP.

Menyetujui Pengawas TK/SD, Kecamatan A ,

............................................... NIP.

Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten B,

………………………………… NIP

Page 3: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 59

KATA PENGANTAR Perubahan kurikulum merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan,

perubahan ini terjadi seiring dengan adanya tuntutan globalisasi bahwa pendidikan

Indonesia harus lebih mampu bersaing dengan negara-negara lain yang lebih maju.

Dengan bergulirnya kurikulum 2013 sekolah mempunyai kewenangan untuk menyusun

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat, kondisi dan

kemampuan sekolah, serta memanfaatkan potensi dan partisifasi masyarakat yang ada

di lingkungan sekolah.

Untuk merealisasikan hal tersebut kami susun Kurikulum Sekolah Dasar A berdasarkan

kondisi, potensi, dan kebutuhan.

Atas saran masukan dan arahannya, kami ucapkan terima kasih kepada :

2. Bapak/Ibu Pengawas TK/SD Kecamatan A

3. Bapak Pengurus Komite Sekolah SD A Kecamatan A

Semoga kurikulum ini dapat kami laksanakan dan mampu meningkatkan kualitas

pendidikan di Sekolah Dasar A dengan perlindungan dan ridho dari Allah SWT.

............................., Juli 2017 Kepala SD A ............................................ NIP.

Page 4: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia adalahantara lain dari

segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan saranadan prasarana, latar

belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagaikeragaman lainnya yang terdapat

di setiap daerah. Keragaman tersebutselanjutnya melahirkan pula tingkatan

kebutuhan dan tantanganpengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka

meningkatkanmutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah.

Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerahmemerlukan

pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah.Begitupula halnya dengan

kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perludikembangkan dan diimplementasikan

secara kontekstual untukmerespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan

peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor

20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

1. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

2. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang

pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia;

(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman

potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

(f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional

dan nilai-nilai kebangsaan.

3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah

dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi

dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa: Kurikulum dikembangkan

secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian program

pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada

di daerah serta peserta didik; dan Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di

tingkat satuan pendidikan. Kurikulum operasional yang dikembangkan dan

dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun

oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum

Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada

standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari

Badan Standar Nasional Pendidikan.

Page 5: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 61

Kurikulum Sekolah Dasar A dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum

pendidikan dasar. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas

unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Pengawas

Kecamatan A, serta dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan

pembelajaran.

Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi

kenyataan apabila dilaksanakan di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik.

Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara

efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak. Dalam hal ini para

pelaksana kurikulum (guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses

pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas

dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah dasar hendaknya bersifat

mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif,

demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.

Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi

penyeenggaraan pendidikan dan pengajaran di SD A Kecamatan A .

B. Tujuan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Tujuan pengembangan Kurikulum Sekolah untuk memberikan acuan kepada kepala

sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya serta stakeholder yang ada di

sekolah dalam mengembangkan program-program yang akan dilaksanakan.

Selain itu, Kurikulum Sekolah inipun disusun antara lain agar dapat memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk :

1. belajar untuk beriman dan bertatakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

2. belajar untuk memahami dan menghayati,

3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia

menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP

disusun agar semuamata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa,

dan akhlak mulia.

2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan

berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan

moral Pancasila agar menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung

jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global,

memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan

sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadaplingkungan. Kurikulum harus

mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-

kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

Page 6: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 62

3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses

sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang

memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara

optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,

tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual,

dan kinestetik peserta didik.

4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik

lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,

kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang

relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media

pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi

masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,

kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan

nasional.

6. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi

peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.

Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali

peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan

pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi.

7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat

berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak

utama perubahan.Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan

penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual

dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara

berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Agama

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta

akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.

Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung

peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

9. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang

sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan

antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu

bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku

dan bangsa lain.

10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan

peserta didik yang menjadi landasan penting bagiupaya memelihara persatuan

Page 7: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 63

dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan

sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa

dalam wilayah NKRI.

11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya

masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu

sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan Jender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang

berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

Page 8: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 64

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dirumuskan mengacu kepada

tujuan umum pendidikan berikut ini ;

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah Dasar A

Terwujudnya peserta didik yang akhlakul karimah, cerdas, sehat, berwawasan global

yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran Agama.

C. Misi Sekolah Dasar A

1. Menanamkan keyakinan/ akidah melalui pengamalan ajaran agama.

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.

3. Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni

budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.

4. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.

D. Tujuan Sekolah Dasar A

1. Dapat mengamalkan ajaran agama dari hasil proses pembelajaran dan kegiatan

pembiasaan;

2. Meraih prestasi akademik maupun nonakademik minimal tingkat Kabupaten/Kota.

3. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi;

4. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya;

5. Siswa aktif, kreatif, terampil dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara

terus menerus.

Page 9: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 65

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. KERANGKADASARKURIKULUM

I. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta

didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses

pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta

didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013

dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi

pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia

berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapatdigunakan

secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapatmenghasilkan

manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,Kurikulum 2013

dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangunkehidupan

bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang

beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk

membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi

kepedulian kurikulum,hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah

rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda

bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa

menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan

masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan

pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik

untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini

dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan

kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli

terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut

pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di

masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk

dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik

dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,

dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh

lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta

kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan

berpikirrasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013

memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan

Page 10: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 66

rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,

dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan

berbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan

kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.Filosofi ini

menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmudan pembelajaran

adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).Filosofi ini mewajibkan

kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin

ilmu, selalu bertujuan untukmengembangkan kemampuan intelektual dan

kecemerlangan akademik.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang

lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,

kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi

untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik

(experimentalism and social reconstructivism).

Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi

peserta didik menjadi kemampuan dalamberpikir reflektif bagi penyelesaian

masalah sosial di masyarakat,dan untuk membangun kehidupan masyarakat

demokratis yanglebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagai mana di atas

dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,

kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai

dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat

manusia.

II. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”

(standard-based education), dan teori kurikulum berbasiskompetensi

(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan

adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci

menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman

belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan

untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum

2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)

dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di

sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta

didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan

kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta

didik menjadihasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta

didik menjadi hasil kurikulum.

III. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

Page 11: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 67

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan

Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional; dan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

B. STRUKTURKURIKULUM

I. Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada

kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi

dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut. (lampiran)

II. Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan

kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasansatuan pendidikan.

1. Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional

Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah

sebagaimana yang diatur dalam ketentuan: untuk SD/MI mengacu pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;

2. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah

Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas

sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau matapelajaran muatan lokal

yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan.Penetapan muatan lokal

didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi

maupun kabupaten/kota.

Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan

peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang berlaku

untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan

bupati/walikota.

3. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan

Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran

dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang

ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

Page 12: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 68

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar dapat dilihat

Lampiran

C. Mata pelajaran

Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai

dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu

untuk Sekolah Dasar sebagaimana tabel berikut.

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU

I II III IV V VI

Kelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5

3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B

1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

4 4 4 4 4 4

3 Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2

4 Mulok Pilihan 2 2 2 2 2 2

5 Ekstrakurikuler 2 2 2 2 2 2

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 36 38 40 42 42 42

Keterangan:

a. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. b Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,

terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

c. Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah, Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli.

Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler adalah sebagai berikut.

1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan olehpeserta didik di

luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasandari kegiatan kurikulum dan

Page 13: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 69

dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan

kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di

luar minat yangdikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut,

maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas

belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh

seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang

tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti

oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotor peserta didik.

b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta

didik dalam upaya pembinaan pribadimenuju pembinaan manusia seutuhnya.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.

1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS),

Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka),

dan lainnya;

2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan

keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, danlainnya;

3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan

budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.

Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan berdasarkan kaitan

kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler

pilihan.

a. Ekstrakurikuler wajib

Merupakan program ekstrakurikuler yang harusdiikuti oleh seluruh peserta didik,

terkecuali peserta didik dengankondisi tertentu yang tidak memungkinkannya

untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan

ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas

(SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah

atas. Pelaksananannya dapat bekerja samadengan organisasi Kepramukaan

setempat/terdekat.

b. Ekstrakurikuler pilihan

merupakan kegiatan yang antara lain, Pramuka UKS, dan PMR. Selain itu,

kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang

kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu

mata pelajaran,misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola

voli.

Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah,guru, dan

tenaga kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat

peserta didik yang selanjutnya dikembangkanke dalam kegiatan ekstrakurikuler

Page 14: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 70

yang bermanfaat positif bagipeserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan

ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta didik atau sekelompok peserta

didik. Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan

di satuan pendidikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.

PROGRAM EKSTRAKURIKULER

1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah

2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi

3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat,

Karate, Yudo, Bela Diri lainnya.

4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika.

5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta

Astronomi, Kebersihan Lingkungan, Pertanian

6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah

Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan padakegiatan

ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.Nilai yang diperoleh pada kegiatan

ekstrakurikuler wajib. Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas

peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun

memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program

khusus yang diselenggarakan bagi mereka.

Jadwal pelajaran terlampir

D. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik

dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran

1. Beban belajar di Sekolah Dasar dinyatakandalam jam pembelajaran per minggu.

a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.

b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.

c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.

d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pembelajaran.

Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18

minggu dan paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan

paling banyak 20 minggu.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan

paling banyak 16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggudan paling

banyak 40 minggu.

E. Muatan Lokal

1. Muatan lokal wajib adalah :

a. Bahasa Sunda

Tujuan:

Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa dengan menggunakan bahasa Sunda.

Page 15: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 71

Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra

Sunda.

Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Sunda

sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional

b. Pendidikan Lingkungan Hidup

Tujuan :

Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan di

Provinsi Jawa Barat dengan segala karakteristiknya.

Menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di

daerah masing-masing khususnya dan Provinsi Jawa Barat pada

umumnya.

Menampilkan kreativitas melalui kegiatan nyata dalam rangka

meningkatkan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan

hidup

Menampilkan peran serta secara nyata dalam setiap upaya pemanfaatan

daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan untuk

menyukseskan visi Jawa Barat

Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan

pemanfaatan, penataan, pengembangan, pemeliharaan, dan pemulihan

lingkungan hidup di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang keterlibatan

kebersihan dan keindahan untuk menuju suatu kondisi daerah yang aman,

nyaman, dan bersih.

2. Muatan Lokal Pilihan

a. Bahasa Inggris

Tujuan:

Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional

Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong era

globalisasi.

Memiliki keterampilan mendengar / menyimak, berbicara, menulis dan

membaca dalam pola sederhana sesuai dengan tingkat usia dengan jumlah

penguasaan kosa kata lebih kurang 300 kata yang berkesinambungan.

b. Anyaman

c. Karawitan

d. Pencak Silat

E. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan

kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi

menjadi empat kelompoksesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai

berikut:

1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalamrangka menjabarkan

KI-1;

Page 16: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 72

2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangkamenjabarkan

KI-2;

3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalamrangka menjabarkan

KI-3; dan

4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalamrangka menjabarkan

KI-4.

Pengelompokkan kompetensi dasar seperti tersebut di atas ada pada lampiran

F. Muatan Pembelajaran

Pelaksanaan Kurikulum 2013 dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan

tematik-terpadudari Kelas I sampai Kelas VI.

Matapelajaran Pendidikan Agama danBudi Pekerti dikecualikan untuk tidak

menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik terpadu

merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi

dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam

lampiran

G. Pengaturan Beban Belajar

1. Beban belajar dalam KTSP diatur dalam bentuk sistem paket

Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum

setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap

mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun

ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,

penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.

2. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.

a. Sistem Paket

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan

pendidikan yang menggunakan Sistem Paket yaitu 0%-40% untuk SD/MI.

b. Sistem Kredit (SMP dsb)

3. Beban Belajar Tambahan

Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik.Konsekuensi penambahan beban belajar pada

satuan pendidikan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan yang

bersangkutan.

H. Ketuntasan Belajar / Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

KD pada KI 3 dan pada KI 4 nilai yang diperoleh siswa lebih kecil dari 2,66 dilakukan

remedial dan atau,

KD pada KI 3 dan pada KI 4 belum tuntas bila rata-rata nilai diperolah siswa di bawah

75 %

Remedial dilakukan oleh guru kelas dalam bentuk bimbingan secara kelompok atau

perorangan tergantung tingkat kesulitan siswa., dan atau remedial klasikal.

Dalam remedial diberikan perlakuan khusus bagi siswa tertentu dengan cara :

. Penyederhanaan isi materi pada kompetensi dasar tertentu

. Penyederhanaan cara penyajian

. Penyederhanaan soal atau tugas yang diberikan

Page 17: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 73

KD pada KI 3 dan pada KI 4 nilai yang diperoleh siswa lebih besar dan sama dengan

dari 2,66 dinyatakan tuntas, pembelajaran dilanjutkan.

KD pada KI 1 dan pada KI 2 dinyatakan tuntas bila nilainya Baik

No Mata Pelajaran Ketuntasan Belajar / KKM

Kelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran

3 Bahasa Indonesia

4 Matematika

5 Ilmu Pengetahuan Alam

6 Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelompok B

1 Seni Budaya dan Prakarya

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

3 Bahasa Sunda

4 Mulok Pilihan

5 Ekstrakurikuler

Remedial

Remedial dilakukan oleh guru kelas dalam bentuk bimbingan secara kelompok atau

perorangan tergantung tingkat kesulitan siswa.

Dalam remedial diberikan perlakuan khusus bagi siswa tertentu dengan cara :

Penyederhanaan isi materi pada kompetensi dasar tertentu

Penyederhanaan cara penyajian

Penyederhanaan soal atau tugas yang diberikan

Pengayaan

Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah melebihi nilai ketuntasan belajar dan

lebih cepat daripada yang lainnya. Pengayaan dilakukan sebagai berikut :

Pemberian bacaan tambahan

Pemberian tugas tambahan

Pemberian soal latihan tambahan

H. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kriteria Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh satuan pendidikan, dengan ketentuan

minimal:

Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun

pelajaran yang diikuti.

Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM.

Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik.

Page 18: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 74

Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada dua mata pelajaran.

Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari efektif.

Kriteria Kelulusan

Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran

Lulus ujian sekolah/madrasah.

Page 19: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 75

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN

A. Kalender Pendidikan

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan

mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk

kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup

permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan

hari libur.

1. Permulaan Waktu Pelajaran

Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai pada setiap awal

tahun pelajaran.

2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar

waktu libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu

yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran

termasuk muatan lokal (kurikulum tingkat daerah), ditambah jumlah jam

untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan.

3. Pengaturan Waktu Libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku

tentang hari libur, baik nasional maupun daerah.Waktu libur dapat berbentuk

jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur

keagamaan, harilibur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur

khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera

pada tabel berikut ini.

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

1 Minggu efektif Belajar

Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2 Jeda tengah Semester

Maksimum 2 Minggu

Satu minggu setiap semester

3 Jeda antar Semester

Maksimum 2 Minggu

Antara semester I dan II

4 Libur akhir tahun pelajaran

Maksimum 3 Minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5 Hari libur keagamaan

2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

Page 20: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 76

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

6 Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 Minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

7 Hari libur Khusus

Maksimum 1 Minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

8 Kegiatan khusus sekolah

Maksimum 3 Minggu

Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

B. Analisis Kalender Pendidikan

Bulan Semester Senin Selas

a Rabu Kamis Jum‟at Sabtu

Jml Hari

Juli S a t u

2 3 3 3 3 2 16

Agustus 4 4 4 4 3 3 22

September 2 2 2 2 2 2 12

Oktober 4 4 4 5 5 5 27

November 5 4 4 4 3 4 24

Desember 3 4 4 4 2 4 21

Jumlah Hari Efektif

122

Bulan Semester Seni

n Selasa Rabu

Kamis

Jum‟at Sabtu Jml Hari

Januari D u a

2 3 3 3 3 3 17

Februari 3 4 4 4 4 4 23

Maret 4 4 4 4 4 5 25

April 4 4 4 4 4 5 25

Mei 4 4 4 4 4 5 25

Juni 4 4 4 4 4 3 23

Jumlah Hari Efektif

138

Page 21: contoh dokumen ktsp kurikulum 2013 - sites.google.com · pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi ... akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 77

BAB V PENUTUP

Kurikulum Sekolah Dasar A ini merupakan langkah kerja yang dilaksanakan pada tahun

pelajaran 2017 - 2018, namun keberhasilan program ini sulit untuk diprediksi, karena yang

dihadapi adalah sumber daya yang selalu bergerak dan berkembang secara dinamis

seirama dengan lajunya perkembangan pendidikan. Walaupun demikian dengan tatanan

system kerja yang professional akan memudahkan untuk mengevaluasi hasil kerja,

memperbaiki kegagalan atau mengerjakan pekerjaan yang tertunda, sehingga secara

berkesinambungan Kurikulum Sekolah Dasar A akan selalu memprioritaskan program

unggulan, mengkaji dan mengevaluasi hasil kerja yang selalu dan meningkatkan kualitas

yang akan datang.

Jalin kerja yang harmonis antara guru, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan

masyarakat akan memperingan langkah untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan di

Sekolah Dasar A

Dengan mengharap ridlo dan perlindungan dari Alloh SWT, semoga dapat melaksanakan

kurikulum ini secara optimal.