bab iv hasil dan pembahasan 4.1 deskripsi lokasi...

30
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Kota Gorontalo Kota Gorontalo adalah ibu kota Provinsi Gorontalo. Kota ini memiliki luas wilayah 64,79 km², 0,55% dari luas Provinsi Gorontalo. Secara geografis, Kota Gorontalo terletak antara 00° 28’ 17” – 00° 35’ 56” LU dan 122° 59’ 44” – 123° 05’ 59” BT. Daerah ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango di sebelah utara, kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango di sebelah timur, Teluk Tomini di sebelah selatan, serta kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo disebelah barat. Sejak terbentuknya Provinsi Gorontalo, pada tahun 2003 terjadi pemekaran wilayah kecamatan di Kota Gorontalo sehingga bertambah menjadi 6 kecamatan yang sebelumnya memiliki 3 kecamatan, yaitu : 1. Kecamatan Kota Selatan 2. Kecamatan Kota Utara 3. Kecamatan Kota Barat 4. Kecamatan Kota Timur 5. Kecamatan Kota Tengah 6. Kecamatan Dungingi Lalu terjadi pemekaran wilayah lagi pada Maret 2011 menjadi 9 kecamatan, antara lain:

Upload: dinhdang

Post on 11-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak Geografis Kota Gorontalo

Kota Gorontalo adalah ibu kota Provinsi Gorontalo. Kota ini memiliki luas

wilayah 64,79 km², 0,55% dari luas Provinsi Gorontalo. Secara geografis, Kota

Gorontalo terletak antara 00° 28’ 17” – 00° 35’ 56” LU dan 122° 59’ 44” – 123°

05’ 59” BT. Daerah ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tapa Kabupaten

Bone Bolango di sebelah utara, kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango di

sebelah timur, Teluk Tomini di sebelah selatan, serta kecamatan Telaga dan

Batudaa Kabupaten Gorontalo disebelah barat.

Sejak terbentuknya Provinsi Gorontalo, pada tahun 2003 terjadi pemekaran

wilayah kecamatan di Kota Gorontalo sehingga bertambah menjadi 6 kecamatan

yang sebelumnya memiliki 3 kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Kota Selatan

2. Kecamatan Kota Utara

3. Kecamatan Kota Barat

4. Kecamatan Kota Timur

5. Kecamatan Kota Tengah

6. Kecamatan Dungingi

Lalu terjadi pemekaran wilayah lagi pada Maret 2011 menjadi 9 kecamatan,

antara lain:

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

30

1. Kecamatan Kota Selatan

2. Kecamatan Kota Utara

3. Kecamatan Kota Barat

4. Kecamatan Kota Timur

5. Kecamatan Kota Tengah

6. Kecamatan Dungingi

7. Kecamatan Dumbo Raya

8. Kecamatan Hulonthalangi

9. Kecamatan Sipatana

Adapun tempat atau lokasi yang menjadi pusat perkumpulan Geng Motor

di Kota Gorontalo adalah di Jln. Raden Saleh, Jln. Jend. Sudirman, Jln. Nani

Wartabone, dan Jln By pass Kelurahan Tamalate Kecamatan Kota Timur dan

Taman Kota Damay. Inilah yang menjadi tempat-tempat strategis untuk menjadi

tempat nongkrong yang paling di dominasi oleh Geng Motor.

Lokasi penelitian yang difokuskan oleh peneliti adalah di Kecamatan

Kota Selatan Kota Gorontalo karena aktivitas-aktivitas balapan liar yang

dilakukan oleh geng motor paling marak dilakukan di jalan Jendral Sudirman dan

Jalan Raden Saleh kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Geng Motor

melakukan balapan liar di daerah sini alasannya pertama karena dekat dengan

pusat wisata publik anak muda sampai dengan yang tua atau bisa dikenal dengan

tempat nongkrong. Tempat nongkrong yang dimaksud adalah GBC (Gorontalo

Business Park), dan di dalamnya ada beberapa tempat orang berkunjung salah

satunya adalah tempat karaoke yang bernama Inul Vista Karaoke, Selain itu

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

31

daerah tersebut merupakan daerah kantor dinas dan swasta seperti Dinas

Pariwisata Kota Gorontalo, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Kantor BKKBN,

Dinas Tata Riang dan Taman Kota Gorontalo, Kantor Asuransi Bumi putra,

Kantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa Raharja, . Yang kedua

adalah tempat paling strategis bagi Geng Motor dalam melakukan aktivitasnya

adalah depan rumah adat dulohupa, tempat ini yang menjadi lokasi utama

penelitian karena balapan liar atau geng motor berkumpul paling dominan

didaerah sini.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sejarah Geng Motor

Sejarah awal geng motor di Indonesia bermula ketika ada empat geng

motor yang paling besar di Bandung yakni Moonraker, Grab on Road (GBR),

Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Keempat geng itu sama- sama

eksis dan memiliki anggota di atas 1000 orang. Kini mereka mulai menjalar ke

daerah- daerah pinggiran Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Garut, Sukabumi,

Ciamis, Cirebon dan Subang. Inilah konon ruh dari semua geng motor di

Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh

tujuhorang pemuda yang sama-sama hobi balap. Nama “Moonraker” diambil dari

salah satu judul film James Bond yang kondang ketika itu. Awalnya mereka

mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di

tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi

tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu

mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

32

kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari lambang “Hell Angel”, sebuah

kelompok motor di Amerika Serikat. Kelompok ini konsisten dengan sistem

keorganisasiannya. Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat

program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap,

Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat.

Berbicara tentang Geng Motor di Kota Gorontalo memang tidak sama

dengan Geng Motor yang berada di kota-kota besar lainnya. Karena berdasarkan

pengamatana awal oleh peneliti, Geng Motor di kota Gorontalo aktivitasnya hanya

melakukan balapan liar dan aksi coret-coret dinding. Awalnya di Kota Gorontalo

belum ada yang namanya Geng Motor, tapi yang ada hanya klub-klub sepeda

balap yang namanya FRT ( Fox Racing Team). Dan akhirnya klub sepeda balap

ini menjelma menjadi sebuah Geng Motor yang klasifikasi motor dan umur para

pengendara motor tersebut berbeda-beda jenis, sehingga muncullah Geng Motor

lainnya dari tahun ke tahun. Fenomena Geng Motor di Kota Gorontalo memang

sudah tidak asing lagi di mata masyarakat Kota Gorontalo, bahkan ada juga

kejadian perkelahian antara warga setempat dengan Geng Motor. Kejadian

perkelahian itu terjadi pada bulan puasa hari sabtu malam tahun 2010. Disitu

aktivitas balapan liar yang dilakukan oleh Geng Motor dibubarkan oleh

masyarakat setempat dengan cara menghadang mereka ketika mereka balapan liar.

Setelah insiden tersebut selama beberapa minggu aktivitas Geng Motor tersebut

berhenti, karena mereka takut dengan amarah warga sekitar.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

33

4.2.2 Pelaku dan Aktivitas Geng Motor di Kota Gorontalo

Para pelaku Geng Motor di Kota Gorontalo dari tahun ke tahun memang

sangat meningkat tajam. Karena peminat atau para pelaku geng motorbanyak di

dominasi oleh pelajar SMP sampai dengan pegawai negeri swasta. Berikut daftar

jumlah pelanggaran Balap Liar sejak bulan januari sampai dengan bulan oktober

2013 yang terjadi di jalan Raden Saleh, jalan Jendral Sudirman, jalan Nani

Wartabone jalan by pass dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah

Gorontalo Resor gorontalo Kota:

1.1 Tabel I

Pelaku Balapan Liar oleh Geng Motor

No Pelaku Instansi Jumlah

1 Pelajar Smp s/d SMA 17

2 Swasta - 15

Jumlah 32

Sumber: Data Kepolisian Republik Indonesia daerah Gorontalo kota Gorontalo.

Berdasarkan daftar diatas, kita bisa lihat bahwa para pelaku geng motor

yang selalu melakukan balapan liar meningkat. Karena balapan liar ini selalu

didominasi oleh pelajar, dan biasanya mereka hanya mengikuti ajakan teman-

teman yang sudah lama bergelut di dunia balapan liar, dan juga swasta yang

dimaksudkan dalam pelaku diatas adalah pekerja yang hanya bekerja di bengkel

dan dealer motor. Yang menjadi alasan utama bagi swasta mengikuti balapan liar

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

34

adalah, kebanyakan dari mereka adalah mantan pembalap liar sebelum mereka

bekerja di bengkel atau dealer motor tersebut dan mereka hanya ikut ambil andil

dalam hal ini.Swasta atau pengangguran mereka hanya mencari kesenangan saja

atau menyalurkan hobi mereka sejak lama. Bahkan balapan liar ini menjadi ladang

mata pencaharian mereka dengan cara taruhan. Taruhan dalam hal ini, mereka

bisa disebut hanya ingin mencari kesenangan saja mereka. Adapun istilah yang

sering digunakan dalam balapan liar seperti yang dikutip dalam wawancara

seorang pelaku balapan liar bernama Indra seperti berikut ini:

“Biasa torang kalau bataru paling sadiki itu 100ribu, itupun

kalu Cuma mocari doi mo minum akan. Paling tinggi bataru itu 1

ikat atau 1 juta rupiah, disini sow yang paling susah mo balapan

liar, karena harus mo ba tune up motor baru tes di jalan. Baru kalu

somo balap torang suit, disini siapa yang mo lapas lampu”.1

Artinya bahwa dalam taruhan ini paling rendah taruhan kami yaitu

berjumlah Rp 100.000, itu hanya untuk mencari uang buat minum minuman

keras. Dan yang paling tinggi itu berjumlah Rp 1.000.000, dan disini tingkat

paling susah dalam balapan, dimana motor harus di tune up dan di tes di jalan.

Setelah deal untuk taruhan, mereka suit untuk siapa yang lepas lampu.

Inilah yang menjadi alasan anak muda atau pelaku membentuk geng motor

karena selain bisa menyalurkan hobi balapan liar, mereka bisa update tentang

kejadian-kejadian balapan-balapan resmi, aksesoris-akseroris motor yang

membuat tampilan motor semakin mantap dijalanan ketika balapan liar. Adapun

1 Wawancara dengan Indra pada tanggal 17 bulan oktober 2013

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

35

juga yang menjadi salah satu alasan mereka adalah menjadi salah satu keasyikan

tersendiri dan sarana ajang cari teman. Dan juga bahwa kurangnya sarana

prasarana untuk mereka ada juga yang menjadi alasan mereka melakukan

balapan liar adalah untuk mencari teman-teman dari luar Kota Gorontalo. Bukan

hanya itu, tetapi geng motor juga menjadi ajang taruhan yang dapat menghasilkan

uang. Kita ketahui bersama bahwa taruhan juga merupakan “candu” yang mampu

membuat orang berangan-angan untuk menang, dan keasyikan dalam nikmat

taruhan tersebut. Taruhan juga menurut meraka ada ajang untuk berbagi, ketika

menang maka uang dipakai untuk berpesta dengan teman-teman sejawat, sehingga

potensi untuk mendapatkan teman sangat terbuka. Inilah realitas remaja urban

yang menurut beberapa masyarakat cukup memprihatinkan. Namun dibalik itu

semua mereka menemukan hal-hal baru yang mereka anggap sebagai ketenangan

yang tidak pernah ditemukan di dalam keluarga. Hal-hal demikian mereka

temukan di jalanan dengan cara balapan liar.

Kenapa harus dijalan raya dan menggangu aktivitas istirahat orang?

Karena mereka suka memacu motornya dengan kecepatan tinggi, apalagi balapan

liar dilakukan sampai pada pagi dini hari. Yang kedua adalah lomba legal seperti

kejurnas dan kejurda sangat jarang dilaksanakan, sehingga mereka melakukan

balapan liar dijalanan raya dan biasanya jalan lurus yang padat penduduk. Seperti

wawancara dengan salah satu pelaku geng motor yang yang sering melakukan

balapan liar bernama Taufik Yasin, salah satu remaja yang kehidupannya hampir

selalu melakukan balap liar di jalanan.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

36

“Torang balapan liar karena tidak ada tampa yang bias

torang mopake untuk latihan balap. Seharusnya pemerintah kota

boleh kase sadia tampa seperti itu macam di Sentul Bogor.dan

juga pemerintah tahu dengan torang pe hobi bagini, sapa tau

torang boleh bawa nama gorontalo”.2

Dari hasil wawancara yang penulis temukan dilapangan yakni, mereka

balapan liar kareana tidak ada sarana prasarana untuk mereka latihan balap.

Dalam hal ini, taruhan atau judi sudah tidak menjadi hal yang biasa bagi mereka,

bahkan biasanya bukan hanya dari kalangan pelajar atau swasta yang menjadi

pelaku pembalap liar yang mengikuti taruhan ini karena biasanya dari pengemudi

kendaraan lainnya seperti pengemudi bentor biasanya mengikuti taruhan ini tapi

hanya untuk mereka sendiri.

Faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya Geng Motor adalah

sebagai berikut:

A.Keluarga

Keluarga adalah faktor yang pertama dalam hal atau menyebabkan Geng

Motor karena orang tua terlalu mengekang aktivitas anak tersebut. Karena

biasanya anak tersebut tidak mau terlalu dikekang rasa keingin tahuannya atau

rasa ingin mencoba mereka. Berdasarkan wawancara dengan saudara Dion:

“ana balapan liar memang sering di larang oleh orang tua,

tapi kalau terlalu dikekang ana juga tidak mau karena ana juga hanya

ingin mencoba apa yang ana ingin tau. Jadi ana tidak mau dikekang

2 Wawancara Upik pada tanggal 19 oktober 2013

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

37

oleh orang tuadan juga orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan

mereka sehingga lupa akan anaknya sendiri.“ 3

Artinya saya tidak mau dikekang terus oleh orang tua, karena saya hanya

ingin mencoba apa yang menjadi rasa keingin tahu. Jadi saya tidak mau dikekang

oleh orang tua dan orang tuda terlalu sibuk dengan pekerjaan pribadi sehingga

lupa akan kebutuhan atau aktivitas anaknya sendiri. Jadi faktor ini yang menjadi

alasan utama anak mengikuti balapan liar, dan juga modernitas serta

perkembangan dunia industrialisasi membuat orang tua lebih menyibukkan diri

belomba-lomba mencari uang. keadaan ini mengakibatkan peranan keluarga

dalam mengontrol anak menjadi lemah

B. Pendidikan

Pendidikan adalah faktor kedua yang dalam hal ini menjadi salah satu

penyebab adanya Geng Motor karena dalam hal pergaulan disekolah yang

menjadi topik pembicaraan mereka hanya berbicara tentang balapan liar. Karena

dalam wawancara dengan saudara Ewin:

“ Biasanya torang disekolah pada waktu istirahat itu ba kumpul di

kantin dan hanya bicara tentang balapan liar, aksesoris motor, dan cara

membuat motor. Biasanya juga guru menegur dengan torang pe aktivitas karena

memang berpengaruh pada torang pe nilai di sekolah karena Cuma fokus

dibalapan liar. Kalau soal ajakan mereka biasanya hanya mendengar

pembicaraan, dan mereka mengikuti yang mereka dengar “4

3Wawancara dengan Dion pada tanggal 15 November 2013

4Wawancara dengan Ewin pada tanggal 15 november 2013

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

38

Artinya mereka kalau disekolah pada waktu istirahat mereka hanya

berkumpul dikantin dan berbicara tentang balapan, aksesoris motor yang baru,

atau cara membuat motor menjadi laju. Dan, soal ajakan mereka hanya bertanya

dan mereka hanya menyuruh silahkan mencoba daripada banyak tanya.

Jadi, disinilah ajakan-ajakan –atau doktrin-doktrin ajakan bagi mereka

yang ingin mencoba. Dan juga, aktvitas balapan liar ini sangat berpengaruh pada

pendidikan mereka yang membuat pendidikan mereka terpuruk drastis, sehingga

mereka banyak yang terlalu apatis dengan pendidikan mereka sehingga mereka

mencoba hal-hal yang ingin mereka luapkan dari sekolah ke jalanan tanpa aturan

yang bisa mengatur mereka. Dan juga, Dalam institusi sekolah telah terjadi

pergeseran nilai, dimana moralitas serta budi pekerti di sekolah-sekolah mulai

luntur, kurang ditanamkan lagi. Bahkan materi tentang pelajaran agama juga

semakin dikurangi waktu jam belajarnya.

C. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial ada faktor ketiga dalam hal penyebab Geng motor.

Karena lingkungan tempat anak bergaul dengan teman-teman terlalu banyak

dengan aktivitas-aktivitas yang mungkin bisa dibilang negatif misalnya menegak

minuman keras. Berangkat dari hal inilah mereka mencoba beberapa hal yang

baru yaitu balapan liar sehingga hal-hal seperti ini berulang-ulang secara terus

menerus sampai mereka masuk dalam keanggotan Geng Motor dan melakukan

kebiasaan mereka yaitu balapan liar. Ada pula yang disebabkan oleh lingkungan

sosial mereka adalah mendapat sebuah pengakuan dari sahabat-sahabat mereka

perilaku menyimpang harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

39

tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya. Ketika remaja

memperoleh pengakuan diri dari lingkungan sosialnya dengan berbagai aktivitas

dan dapat beraktualisasi diri pada aktivitasnya tersebut maka hal ini akan

membantu remaja menghindarkan diri dari komunitas geng motor

Fenomena sosial terjadi dikalangan anak muda atas tindakan anarkis geng

motor. Mereka sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan

bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya mereka merasa bangga jika

masyarakat takut. Adanya rasa bangga bagi anggota geng motor yang mampu

merobohkan lawan, merusak harta benda orang lain, merampok, merusak fasilitas

umum, merupakan musibah bagi masyarakat. Masyarakat sudah jenuh, bahkan

muak dengan perilaku destruktif yang dipertontonkan anggota geng motor. Sudah

banyak korban atas aksi kawanan geng motor yang mengakibatkan rasa takut

dikalangan masyarakat. Ketakutan atas geng motor sudah menghantui masyarakat,

tak ada lagi kedamaian di keheningan malam, karena selalu pecah oleh raungan

motor dan suara ribut tawuran. Tak pernah berani keluar malam hari karena di

lingkungan sekitar yang marak aktifitas geng motor.

Geng motor yang sudah terlanjur berbuat anarkis menjadi tidak takut

untuk mengulanginya lagi. Lama kelamaan gerombolan geng motor ini akan

tumbuh menjadi sebuah kelompok besar. Kelompok yang akan menjalani atau

mengisi kehidupannya berdasarkan peraturannya sendiri tanpa mengindahkan

peraturan yang dibuat pemerintah. Karena mereka ada bukan sebagai pendukung

pemerintahan. Dampak yang kian meluas akibat dari tindakan geng motor ini

telah mulai mengusik kenyamanan masyarakat dimana kepercayaan terhadap

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

40

pihak keamanan yang berwenang mulai diragukan dengan kenyataan belum

mampunya mengatasi yang namanya geng motor ini.

Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak

keberingasan anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari trend dan mode yang

sedang berlangsung saat itu. Maka dari itu aksi brutal itu perlu diredam. Mulanya

berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah, lama-lama mencuri,

merampok dan membunuh. Tindakan yang dilakukan geng motor belakangan ini

kian meresahkan warga. Geng motor kini memang menjadi salah satu perhatian

utama pihak berwenang karena tindakan mereka kian berani. Jika geng motor

tersebut tidak diantispasi sejak dini, dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut

bisa kian besar menjadi sebuah jaringan kriminal terorganisisasi. Indikasi itu

mulai muncul dengan tindak penganiayaan yang dilakukan oleh anggota geng

motor akir-akir ini. Kalau geng motor brutal itu tidak segera dibubarkan maka

akan sangat membahayakan karena terdapat solidaritas sempit yang telah

didoktrinkan kepada setiap anggota geng motor tersebut, sehingga mengarah pada

tindakan kriminal.

Aktivitas Geng Motor di Kota gorontalo setiap malam kamis dan malam

minggu, sering melakukan balapan liar di Kecamatan Kota Selatan Kota

Gorontalo. Berbeda dengan pada malam-malam biasanya, daerah seputaran lokasi

balapan liar sangat sunyi, karena kativitas anak muda khusunya gorontalo paling

banyak hanya pada malam kamis dan malam minggu. Ada pula yang sering

melakukan balapan liar di sore hari lokasinya di jalan by pass Kelurahan

Tamalate Kecamatan Kota Timur kota Gorontalo.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

41

Dan pada biasanya mereka hanya kumpul-kumpul bersama, dan ada pula

yangmenegak minuman keras. Pada aktivitas malam kamis hanya di dominasi

oleh pelajar SMP, SMA dan pengangguran. Mereka hanya melakukan balapan

yang biasa dikenal dengan drag race atau balapan lurus berjarak sekitar 201

meter. Dan biasanya mereka hanya mengetes laju dari motor pribadi dalam artian

bahwa sampai dimana skill mengendarai motor pribadi. Sedangkan pada malam

minggu mereka balapan liar sampai pada pagi hari atau sekitar pada pukul 4.00

wib, dan aktivitas balapan liar paling ramai ketika diadakan pada bulan puasa,

karena semua anak muda yang di dominasi oleh pelajar sampai dengan pegawai

negeri swasta berkumpul dilokasi tersebut, dan juga mereka balapan liar bahkan

sambil taruhan sampai pada waktunya sahur. Dan, biasanya hanya ada yang

menonton aksi balapan liar dan ada juga yang terpancing adrenalin mereka untuk

mengikuti balapan tersebut.

Adapun pada malam-malam biasanya mereka hanya duduk-duduk

nongkrong sambil minum minuman keras bersama teman-teman geng motor

lainnya, ada pula yang berpasang-pasangan. Ini yang menjadi aktivitas Geng

motor pada malam-malam biasa dan pada malam kamis atau malam minggu.

Bahkan pernah ada aktivitas Geng Motor tersebut bentrok dengan pengemudi

bentor yang sama-sama nongkrong di tempat yang sama hanya berjarak 200 meter

pada sabtu malam bulan juli tahun 2013. Pengemudi bentor di dominasi oleh

orang tua melakukan pemukulan pada Geng Motor tersebut karena menyambar

teman mereka yang berjoget karena sudah dipengaruhi oleh minuman keras dan

para pengemudi bentor tersebut memakai setengah badan jalan di depan

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

42

Gelanggang Remaja Kota Gorontalo. Kejadian tersebut di bubarkan oleh

kepolisian setempat dan langsung membubarkan kedua belah pihak dengan

menangkap pelaku dan korban dan menyita puluhan motor dan beberapa botol

minuman keras.

Kenakalan remaja berasal dari suku kata “nakal”, artinya bahwa mereka

sedang mencari identitas diri.Kehadiran geng motor melengkapi salah satu bentuk

kenakalan remaja yang cukup meresahkan, setelah selama ini masyarakat sudah

banyak dipusigngkan aksi dalam bentuk lain, seperti tawuran antar pelajar,

balapan liar,sampai hal-hal yang menjurus kriminal. Dari fenomena-fenomena

sosial tersebut banyak orang menyatakan bahwa perilaku destruktif remaja ini erat

kaitannya dengan model pendidikan saat ini, yang cenderung mengedepankan

nilai akademik,daripada penanaman budi pekerti.

Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak

menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,

psikis, maupun secara sosial. Pada masa transisi tersebutkemungkinan dapat

menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya

perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan

menjadi perilaku yang mengganggu.Melihat kondisi tersebut apabila didukung

oleh lingkungan yang kurang kondusifdan sifat keperibadian yang kurang baik

akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-

perbuatan negatif yang melanggar aturandan norma yang ada di masyarakat yang

biasanya disebut dengan kenakalanremaja.Kenakalan remaja dalam studi masalah

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

43

sosial dapat dikategorikan kedalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif

perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan

perilaku dari berbagai aturan-aturansosial ataupun dari nilai dan norma sosial

yang berlaku.

Perilaku menyimpangdapat dianggap sebagai sumber masalah karena

dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku

menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus

ditempuh. Perilaku yangtidak melalui jalur tersebut berarti telah

menyimpang.Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang

perlumembedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan

yangdisengaja, diantaranya karena pelaku kurang memahami aturan-aturan yang

ada,perilaku menyimpang yang disengaja, bukan karena pelaku tidak

mengetahuiaturan.Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut,

adalahmengapa seseorang.

Hal ini disebabkan karena padadasarnya setiap manusia pasti mengalami

dorongan untuk melanggar pada situasitertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan

orang tidak menjadi kenyataan yangberwujud penyimpangan, sebab orang

dianggap normal biasanya dapat menahandiri dari dorongan-dorongan untuk

menyimpang.Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17

tahunsangat beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti sosial tidak

dapatdikategorikan sebagai pelanggaran hukum. Bentuk kenakalan remaja

tersebut seperti: menegak minuman keras dan kebut-kebutan di jalan sampai pada

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

44

perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminallainnya yang sering

diberitakan media-media masa.

Tugas utama fenomenologi sosial adalah mendemonstrasikan interaksi-

interaksi resiprokal di antara proses-proses tindakan manusia, penstrukturan

situasional, dan konstruksi realitas. Tidak seperti kaum positivis yang melihat

setiap aspek sebagai suatu faktor kasual, fenomenolog melihat bahwa semua

dimensi sebagai pembentuk realitas. Biasanya, para fenomenolog menggunakan

istilah refleksivitas untuk menandai cara ketika dimensi-dimensi unsur pokok

berfungsi, baik sebagai fondasi maupun konsekuensi dari seluruh aspek kehidupan

manusia. Geng Motor merupakan sebuah bentuk perlawanan dari anak muda,

karena berdasarkan realitas yang ada, Geng Motor dibentuk untuk sebuah

kekuasaan tersendiri untuk mereka sendiri tanpa sebuah aturan dan terstruktur

dengan baik menurut mereka sendiri dan secara realita hal ini terjadi karena setiap

makhluk individu ingin melakukan sebuah percobaan menurut mereka sendiri itu

ingin dirasakan dan memiliki rasa keingin tahu yang tinggi.

Kenakalan remaja demikianlah yang tidak hanya mengkhawatirkan

masyarakat secara luas, akan tetapi mereka takut akan tindakan yang menjurus ke

hal-hal yang kriminal. hal ini merupakan salah satu fase dimana seseorang atau

setiap insan manusia paham akan sesuatu karena kejadian seperti ini pasti terjadi

dan pasti hilang begitu saja di masyarakat secara luas.Faktor lain yang juga ikut

berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng

motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan

dirinya secara positif. Remaja pada umumnya lebih suka memacu kendaraan

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

45

dengan kecepatan tinggi. Dalam hemat penulis, kejadian yang terjadi dalam dunia

remaja juga merupakan suatu masa transisi identitas jiwa remaja yang hampir

terjadi pada setiap manusia saat mereka berada pada masa tersebut, sehingga

bukanlah hal yang “tabu” lagi jika diperhadapkan pada realitas tersebut.

Masa muda merupakan masa dimana seseorang mempunyai tantangan

hidup. Tidak terkecuali bagi kalangan pelajar yang sedang menjalani masa

mudanya tersebut, mereka tentu ingin mencari media penyampaian hasrat masa

muda mereka untuk menunjukan jati diri mereka terhadap orang lain. Ada pelajar

yang menyalurkan hasratnya tersebut kedalam hal-hal atau kegiatan positif seperti

kegiatan olahraga, aktif dalam organisasi maupun mengasah kemampuan

akademik. Hal ini merupakan fenomena nyata yang terjadi di sekitar kita yang

harur kita teliti dan amati terhadap perkembangan para pelajar saat ini. Dilihat dari

dari sisi negatif penyaluran hasrat masa muda yang dilakukan oleh para pelajar,

terdapat kasus yang menarik yang selama ini sering terjadi menimpa kaum pelajar

yang ada di terjadi di perkotaan yakni maraknya perilaku menyimpang yang sapai

pada tindakan kriminal akibat memasuki dunia geng motor. Hal ini merupakan

potret buram dunia pendidikan di Indonesia karena generasi penerusnya lebih

tertarik kepada hal seperti itu dibandingkan dengan mengenyam pendidikan

dengan sungguh-sungguh.

Sebagian masyarakat lebih memandang hal-hal demikian sebagai

penyimpangan. Tetapi disatu sisi, ini juga dapat mengembangkan potensi-potensi

yang terdapat pada remaja terutama dalam dunia otomotif, sehingga hal tersebut

memiliki deskripsi negatif dan juga positif tergantung dari sisi apa mereka

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

46

memandang. Dalam hemat penulis, perlu juga ada perhatian yang lebih intens dari

pemerintah untuk mendiagnosa lebih kritis lagi hal-hal yang berkaitan dengan

remaja, terutama dalam hal ketersediaan fasilitas untuk mengembangkan bakat

mereka dalam dunia otomotif. Penyediaan fasilitas sangat perlu untuk

meminimalisir balap liar yang terjadi di beberapa titik yang menjadi sentrum

berkeliarannya remaja yang “ugal-ugalan” di jalanan.

Pola interaksi individu yang egonya tercerabut dari komunitasnya dan

informasi yang terbuka. Perkembangan dunia sosial dewasa ini menggambarkan

kemungkinan-kemungkinan terjadinya peniruan atas perilaku bisa dengan mudah

dilakukan. Terlebih lagi menyangkut motivasi dan rasionalisasi tindakan dari satu

ke orang lain. Dengan demikian halnya untuk sering, lama, dan intesifnya

pergaulan dalam kelompok yang mendukung nilai-nilai penyimpangan, maka

akan udah tercerap dalam dirinya. Kekosongan moral dan disorientasi nilai yang

dialami ego inilah yang dapat menjelaskan mengapa sebuah ideologi atau sistem

nilai tertutup bersifat etnosentris, fasitis, fundamentaslis menimbulkan pesona luar

biasa pada manusia-manusia yang terisolasi satu sama lain. Mereka mengisi

kekosongan moral dalam dirinya dengan suara kelompok atau otoritas di luar diri

mereka sebagai subtitusi kesadaran moralnya. Bergabung dengan massa dan

bersama-sama melakukan tindakan destruktif merupakan bentuk penegasan

kelompok.

Realitas seperti ini menjadi persoalan yang senantiasa terus berkembang

dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, kemajuan

teknologi yang jauh meninggalkan kemapuan kebanyakan orang untuk

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

47

mengecapnya, menjadi beberapa hal faktor pendorong terakumulasinya kejahatan

demi kejahatan. Disebabkan oleh energi ekonomi dan sumber daya ekonomi

terkonsentrasi di wilayah perkotaan, dengan jumlah penduduk yang berlebih,

sementara tidak semua penduduk mampu mengakses energi dan sumber daya

tersebut, pun mendorong lahirnya tindakan-tindakan kekerasan dengan derajat

agresivitas yang sangat tinggi. Ketika agregasi kepentingan masyarakat kota tidak

menemukan saluran yang legal, maka ditempuhlah jalan-jalan yang ilegal.

Praktik-praktik manipulasi, mewabahnya korupsi, kolusi, dan konspirasi. Dan

pada saluran yang lain akan menciptakan kekerasan, kejahatan yang tinggi

menjadi fenomena umum yang nyaris menjadi sebuah kewajiban. Kota terus

“berdiam” dari berbagai patologi yang menimbunnya.

Realitas remaja yang bergulat dalam dunia balap, jika diterawang cukup

meresahkan masyarakat luas. Tetapi inilah realitas masyarakat “urban” yang

kehidupan remaja cukup memprihatinkan, rekonstruksi lingkungan sosial sangat

berpengaruh dalam membentuk identitas remaja itu sendiri, perlu juga sebuah

desain progres untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan kenakalan remaja

tersebut minimal dapat diminimalisir, semua elemen yang berkaitan dengan

masalah tersebut harus lebih aktif dalam melihat hal-hal demikian, tak heran jika

memasuki masa-masa remaja hampir setiap orang yang pernah hidup di masa itu

akan mengalami kegalauan identitas.

Fenomena geng motor merupakan realitas remaja yang melakukan

aktivitas di malam hari demi untuk menemukan sebuah suasana nyaman menurut

mereka, sehingga mereka lebih menemukan dunianya di jalan dibanding dengan

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

48

di tempat lain, walaupun resiko yang akan dialami cukup besar, tetapi itulah

sebuah keindahan menurut mereka. Interpretasi menganai kenakalan yang

dialamatkan kepada remaja yang melakukan aktivitas balap liar memang sudah

sering dilontarkan kepada mereka yang sering melakukan tak sedikitpun

dihiraukan karena mereka menemukan kenyamanan ketika berada di jalanan.

Dalam hemat penulis, jalanan bukan lagi merupakan sebuah areal atau tempat

bersemayamnya kendaran yang lalu lalang, tetapi lebih dari sebuah konstruksi

arena pencarian jati dan pembentukan identitas diri para remaja yang sering

menghabiskan malam-malamnya di jalanan.

Realitas generasi saat ini memang cukup memprihatinkan dalam sebuah

keberlanjutan estapet generasi penerus, tetapi inilah fenomena yang terjadi

dijalanan yang sering penulis temukan di lapangan. Jalanan sudah merupakan

ruang penyalur bakat bagi generasi yang punya keinginan untuk menjadi seorang

pembalap, sehingga balap sudah bukan sekedar olahraga ataupun keahlian tetapi

lebih dari itu, balap liar sudah meresap menjadi hobi dari sebagian remaja yang

menekuninya. Banyak hal-hal baru yang mereka temukan di jalanan, bahkan jalan

bagi mereka sudah menjadi rumah yang memberi banyak ketenangan dikala

mereka membutuhkan sesuatu. Masa remaja merupakan masa yang banyak

memiliki keinginan dan angan-angan besar untuk menjadi sesuatu, sehingga

meraka sangat cepat men-transfer hal-hal yang mereka anggap sesuai dengan

keinginannya, walaupun hal demikian dapat membahayakan hidup maupun masa

depan mereka sendiri, tetapi itulah realitas kehidupan remaja. gejala aksi brutal

geng motor hal ini dikarenakan pengaruh keadaan atau suasana yang hampir

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

49

disemua kota besar dan negara di dunia itu muncul. keadaan ini juga merupakan

gambaran atau semacam penegasan identitas dari kelompok tertentu. Penegasan

ini bisa saja berupa ketidakpuasan, atau bisa saja hanya mencari sesuatu untuk

melepaskan “unek-unek” dalam kelompok geng motor yang ujung-ujungnya

berbuat keonaran.

Masa-masa transisi dan kegalauan identitas yang mereka alami membuat

mereka nyaman, karena kehidupan remaja sangat identik dengan kehidupan hura-

hura. Mereka menikmati masa-masa remaja itu hanya sekali dan tak ingin

melewatkannya begitu saja. Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan

dimana tidak bisa disebut orang dewasa namun juga tidak bisa disebut sebagai

anak-anak. Pada masa remaja ini sering kali terjadi krisis identitas, pencarian

identitas diri remaja yaitu usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa

perannya dalam masyarakat. Dengan dorongan hasrat kesenangan membuat

mereka merasa nyaman tanpa memikirkan sedikitpun bahaya yang dihadapi,

walaupun harus kejar-kejaran dengan pihak kepolisian dan pihak yang berwenang

lainnya. Tetapi tak pernah mereka hiraukan, demi mendapatkan nikmatnya

kebersamaan dan bisa mereka bilang asyik di jalanan. Mereka menganggap tak

akan menemukan hal-hal demikian di tempat lain, karena hanya dengan teman-

teman yang ada di jalanan membuat mereka menemukan eksistensi diri sebagai

remaja yang menikmati hari-hari dengan senang-senang. Realitas generasi muda

telah dikonstruksi oleh gemerlapnya kota, sehingga menjadikan hari-hari mereka

penuh dengan keinginan untuk mencari kebebasan.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

50

Kota adalah imajinasi. Kota adalah mimpi yang yang ada dalam benak

setiap orang. Mungkin demikian satu ungkapan yang bisa menggambarkan betapa

“ruang” yang satu ini menjadi demikian menyihir. Tak aneh karenanya

berbondong-bondong manusia merangsek dan tersedot kedalamnya. Beragam

imajinasi yang tersuguhkan di kota menambah daya tariknya yang tak dijumpai di

kota, janji akan kesejahteraan ekonomi dan ruang yang menyediakan kesetaraan

bagi berbagai kalangan. Kota juga merupakan sebuah impian dari semua

pendatang, karena mereka menganggap kota bisa menjawab semua keluh kesah

mereka yang mereka bawa dari kampung. Tapi fenomena-fenomena inilah yang

kota janjikan kepada mereka berupa sebuah kemewahan itu tidaklah menjanjikan

lagi sebuah keistimewaan lagi bagi mereka, karena pendatang-pendatang baru

atau kaum urbanisasi dari desa ke kota tidak akan menyediakan sebuah lahan

kosong tersendiri lagi bagi mereka. Pembentukan geng motor oleh anak muda

terdorong dari pemikiran-pemikiran dari dunia barat, akan tetapi dari segi

kriminalitas geng motor yang ada di Indonesia dan di dunia barat tentu berbeda

jauh. Dengan adanya globalisasi, peranan kota-kota menjadi semakin penting di

dalam menyebarluaskan informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Makin majunya teknologi membawa dampak yang sangat sgnifikan pada sendi-

sendi kehidupan. Dalam makna yang lebih luas, globalisasi sendiri merupakan

transformasi sosial, kultural, ekonomi dalam lingkup global. Perubahan perilaku,

gaya hidup dan struktur masyarakat ke arah konvergensi global telah, sedang, dan

akan menembus batas-batas etnik, wilayah, dan bahkan negara.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

51

Kota sebagai pusat kegiatan sosial, politik, ekonomi dan kultural akan

mengalami dampak globalisasi paling nyata, karena di sana terdapat konsentrasi

tempat tinggal penduduk tersebsar dan intensitas komunikasi paling tinggi.

Akibatnya introduksi peradaban, gaya hidup yang telah berkembang di negara-

negara Barat sangat cepat ditiru oleh masyarakat kekotaan yang kemudian akan

dengan cepat pula menyebar ke daerah-daerah di sekitarnya. Sayangnya, tidak

semua gaya hidup barat cocok dengan kondisi lokal negara berkembang, sehingga

dampat negatif dari globalisasi akan lebih menonjol dari dampak positifnya.

Hal inilah yang menjadi daya tarik kalangan anak muda dalam geng

motor, karena tidak semua geng motor didominasi oleh anak-anak dalam kota,

bahkan didominasi oleh anak-anak dari luar kota misalnya dari kabupaten. Begitu

juga para pelaku geng motor, mereka mengetahui bahwa semua pergaulan atau

semua hal-hal yang mengenai motor, mereka bisa update di kota yang

modernisasinya menjadi luar biasa. Dalam hemat penulis, kota juga merupakan

sebuah sentrum untuk merekonstruksi kebebasan individual dari generasi muda

penikmat dunia motor. Geng motor di Gorontalo sering beroperasi pada malam

hari, karena gemerlapnya malam memberi inspirasi tersendiri bagi penikmat

motor. Dunia malam juga memiliki ciri khas tersendiri bagi masyarakat yang

menganggap bahwa malam sangat identik dengan kekerasan, sehingga terkadang

persepsi masayarakat yang general melihat bahwa dunia malam sangat identik

dengan maraknya kekerasan

Karena itu, orang-orang miskin datang dan menetap di kota-kota, dan

permukiman kumuh merupakan pilihan yang rasional karena kendala sosial. Tentu

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

52

saja, kenyamanan juga tak terjamin disana. Kedamaian akan dihadapkan pada

kekacauan. Antara keramahan dan kriminal hanya berjarak tipis. Membayangkan

kota tentu ada beragam motif tindak kriminal di sana. Tengok saja ragam acara di

televisi kita dewasa ini seperti buser, fakta, tikam, TKP adalah nama-nama

program televisi yang menayangkan beragam tindak kriminal kejahatan. Hampir

tiap hari kita disuguhi berita-berita kejahatan yang nyaris tiada henti. Ingatan kita

seperti keranjang yang siap menampung segala macam bentuk informasi

kejahatan. Dari sekian jenis kejahatan itu, yang paling menimbulkan ketakutan

masyarakat adalah kejahatan kekerasan. Kejahatan yang memberi ancaman

langsung terhadap kerusakan harta benda, fisik, dan nyawa manusia. Pencopetan,

pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, adalah sederet kecil tindak

kriminalitas di kota yang saban hari bisa kita temui. Dibumbui dengan segala

bentuk kekerasan, jumlah dan jenisnya pun semakin meningkat dari waktu ke

waktu.

Geng motor di dunia barat cenderung menjurus ke hal-hal yang negatif

seperti narkoba, pembunuhan, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya. Sedangkan

geng motor di Indonesia, terfokus pada balapan liar. Di dalam balapan liar juga

ada yang namanya taruhan atau judi, dan yang menjadi pendorong utama utama

anak muda atau pelaku geng motor itu hanya sebatas kesenangan. Akan tetapi

kondisi seperti inilah yang sering meresahkan masyarakat karena berimbas pada

faktor-faktor pendorong anak muda membentuk geng motor yaitu keluarga,

pendidikan, dan lingkungan sosial.Apabila kita pandang dari diferensiasi

(perkembangan) sosial, sudah jelas memang, kelompok geng motor adalah

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

53

“produk budaya barat” Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dan

heterogin, misalnya masyarakat urban, kota-kota besar dan metropolis, perangai

anti sosial dan kejahatan itu berkembang dengan cepatnya. Kondisi lingkungan

dengan perubahan-perubahan yang cepat, norma-norma dan sanksi sosial yang

semakin longgar serta macam-macam sub-kultur dan kebudayaan asing yang

saling berkonflik, semua faktor itu memberikan pengaruh yang mengacau, dan

memunculkan disorganisasi dalam masyarakatnya. Tak ayal, anggota kelompok

genk motor dengan tingkah laku yang abnormal (cenderung brutal) ini sebenarnya

merupakan dampak dari faktor-faktor diatas. Maraknya kejahatan menghiasi

setiap sudut kota, semakin menambah carut-marutnya raut kota di saat malam

hari, dibeberapa negara sudah menjadi sebuah hal yang bisa jika diperhadapkan

dengan kejahatan-kejahatan malam yang menghiasi kota-kota besar. Terutama

juga di Indonesia, lebih khususnya di Gorontalo banyak kejadian-kejadian yang

terjadi bukan hanya di siang hari tapi lebih marak jika disaat malam. Misteri

kejahatan di balik gemerlapnya malam sudah menjadi perbincangan hampir di

seluruh penjuru. Sehingga bukanlah sebuah asumsi lagi, melainkan telah menjadi

sebuah dinamika.

Menyikapi maraknya kejahatan kekerasan yang melanda, kota-kota besar

di Amerika Serikat (AS), misalnya direktur federal bureu of investigation (FBI),

Louis J Frech, dalam tulisannya berjudul Responding ti Violent Crime in America

i (Buletin FBI, Law Enforment, 1994) mempertengahkan suatu istilah yang

mungkin tepat untuk menggambarkan realitas kejahatan yang tengah berkembang.

Istilah itu: epidemic of violence (wabah kekerasan). Fenomena ini juga terjadi di

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

54

kota-kota dunia, termasuk Indonesia. Pun demikian dengan yang disampaikan

Ronny R Nitibaskara, Guru Besar kriminologi Universitas indonesia dengan

kejahatan kekerasan (violence crime). Kota Roma, Italia, adalah satu contoh

dimana tindak-tindak jahat adalah hal biasa. Seorang Andreotti, mantan Perdana

Menteri italia menyatakan demikian, “Tak sampai di situ penguasa yang terpilih

selama tujuh kali berturut-turut ini dengan berangnya berkata “Jangan mencari

malaikat di Italia (roma meski di sini banyak gereja, jangan pula mencari setan

disini. Patung malaikat bisa ditemukan dan dibeli di sembarang tempat, termasuk

di tepi jalan. Tetapi patung setan, tak usahlah dicari”. Cerita Andreotti seolah

membenarkan berbuat salah dan jahat adalah biasa bagi orang Italia. Karenanya

berkembang pula ungkapan jika ada enam ribu orang bersalah, akhirnya tak

seoranpun dinyatakan bersalah. Begitu muda kesalahan itu dihapus dan dilupakan.

Jika menengok kembali pada realitas kehidupan geng motor bisa dikatakan

kehidupan “menyimpang”, karena sistem sosial yang ada dimasyarakat ada yang

namanya re-generasi. Kekosongan moral dan disorientasi nilai yang dimiliki oleh

anak muda inilah yang dapat menjelaskan mengapa sebuah ideologi atau sistem

nila anak muda bersifat luar biasa terhadap makhluk individu lainnya. Anak muda

kemiduain hanya mengisi kekosongan moralitas dalam dirinya sendiri diluar

kesadaran mereka sendiri dan mereka bersama melakukan sebuah tindakan

dimana merupakan sebuah bentuk dari penegasan diri sendiri. Peran teknologi dan

ekonomi yang sudah mendunia yang terfokus pada wilayah perkotaan memberi

imbas pada pola hidup individu yang dari perkembangan dunia sosial dewasa

memberi kemungkinan-kemungkinan terjadinya peniruan atas perilaku yang bisa

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

55

dengan mudah dilakukan seperti Geng motor Indonesia mengikuti perkembangan

geng motor dari dunia barat. Lahan atau sarana prasarana yang tidak terpenuhi

inilah yang mendorong tingkat perilaku menyimpang di daerah perkotaan, dan

kondisi subyektif yang menimbulkan keterbatasan ruang. Namun berbeda dengan

kaca mata sosiologis dalam memandang kenapa aksi brutal geng motor ini

muncul. Pertama: ada perubahan sosial (social change), artinya seluruh aspek

kultur maupun struktur masyarakat sudah mulai berubah. Baik keluarga dan

masyarakat secara keseluruhan terjadi perubahan sosial.

Menilik kekerasan, kejahatan, atau tindak kriminal tidak lepas dari

pembacaannya melalui realitas tatanan sosial masyarakat.. oleh karena sebab itu,

tentu kita sepakat manusia mempunyai kemampuan luar biasa dalam bidang daya

cipta dan daya khayal. Begitu juga bahwa kehidupan manusia bisa bersifat

spontan, berpetualang dan bebas berkreasi apapun. Tetapi kita perlu bertanya dari

manakah asal kemampuan dan daya yang luar biasa pada manusia itu. Tradisi

pemikiran barat mendorong kita untuk menanggap naluri-naluri yang lebih halus

dalam manusia sedikit banyak dipengaruhi dan dikondisikan oleh kerumitan-

kerumitan organisasi sosial yang ada di dalam masyarakat. Seolah-olah sifat

masyarakat ialah menghancurkan segala sesuatu yang segar dan asli dalam

semangat manusia. Masyarakat kita hanyalah menindas kecendrungan-

kecendrungan alamiah dari orang-orang yang hidup didalamnya, sekaligus

membatasi tindakan potensial manusia.

Salah satu prestasi manusia yang paling mengesankan dalam masyarakat

adalah masyarakat memungkinkan sejumlah besar manusia dan tinggal bersama-

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

56

sama dalam satu ruang yang relatif sempit tanpa saling berhimpitan. Namun

begitu, jika manusia hidup dalam ruang, ia menjadi manusia yang mementingkan

kepentingannya sendiri dan hanya dituntut oleh rasa keterdesakan batinnya, maka

kita akan diadapkan pada gambaran desak-mendesak dan kekacauan yang

mungkin tak bisa terbayangkan oleh kita. Tetapi kita mempunyai aturan-aturan

kehidupan sosial yang sesederhana seperti seorang manusia menginginkan

kehidupan pribadinya. Dalam konteks inilah keberadaan aturan kadang membatasi

orang, namun ia tetap berperan menjaga keselarasan dalam pola hubungan antar

manusia. Dengan begitu jika kita menyepakati adanya aturan dan ia mempunyai

peran yang signifikan dalam kehidupan manusia, dengan sendirinya akan ada

yang lebih ditegakkan. Perilaku yang mana pula yang dianggap menyimpang oleh

masyarakat. Pertanyaanya yang timbul kemudian seperti apa perilaku

menyimpang itu?. Dalam hemat penulis, hal Ini sebenarnya perlu adanya kerja

sama antar pihak, baik penegak hukum maupun pihak-pihak terkait dengan

fenomena tersebut.

Selanjutnya dalam institusi kepolisian, lemahnya penegakan hukum serta

faktor tidak berjalannya sistem menjadi faktor penting dalam proses penegakan

hukum. Dengan lemahnya penegakan hukum dan tidak maksimalnya proses

keberlanjutan sistem yang sehingga menyebabkan polisi “gagap” dalam

membaca perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat dan terlalu

apatis dengan fenomena seperti ini. Dalam hal inisebenarnya perubahan anak

remaja dengan prilaku yang di timbulkan secara sadar maupun tidak sadar

mungkin ingin menunjukkan identitas diri (menunjukkan keberadaan dia sebagai

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

57

anak muda yang ingin diperhatikan dan ingin menonjol). Namun jalan yang

mereka tempuh lain, justru mengarah pada penyimpangan sosial. Awalnya

mereka membentuk perkumpulan berawal dari kegiatan seperti trek-trekan atau

pacu motor. Ada juga karena kebiasaan mengompas dalam lingkungan sekolah

hingga akhirnya perilaku menyimpang ini di internalisasikan dalam kelompok

geng motor. Akhirnya, kelompok geng motor ini merasa bebas dan lupa akan

tanggung jawab dari kebebasan itu. Pada awal peristiwa seperti ini, polisi tidak

ada bertindak dan kurang antisipatif. Sehingga gerombolan geng motor makin

menjadi-jadi melakukan tindakan aksi-aksi yang sering terjadi di kota-kota besar

lainnya seperti balapan liar, taruhan dan lain sebagainya.Ketika para remaja

tersebut beraktualisasi dan sudah berada di dalam kelompok geng motor maka

secara perlahan mereka akan menerima nilai-nilai yang ada dalam kelompok geng

motor tersebut. Nilai-nilai ini antara lain adalah solidaritas dan juga rasa senasib

sepenanggungan, serta rasa tanggung jawab bersama meskipun dalam hal-hal

yang salah. Nilai-nilai di dalam kelompok geng motor ini awalnya

disosialisasikan kemudian diterima oleh seluruh anggota geng motor dan

dijadikan sebagai acuan atau pedoman serta akan menjadi nilai kolektif yang

harus dipatuhi setiap anggotanya. Karena telah terpengaruh nilai-nilai kolektif

tersebut serta keinginan remaja untuk membuktikan bahwa mereka bisa berperan

dan beraktualisasi diri di dalam kelompoknya maka remaja sering kali kehilangan

kepribadian diri, keyakinan diri, serta kesadaran diri. Dikhawatirkan fenomena

geng motor akan menjadi ritual baru para remaja kota yang akan berimbas pada

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.ung.ac.id/745/9/2013-2-69201-281409020-bab4-06012014071339.pdfKantor PLN cabang Gorontalo, dan Kantor Asuransi Jasa

58

krisis generasi, minimal ini akan menjadi sebuah evaluasi kritis dalam fenomena-

fenomena yang terjadi sekarang.