bab ii tourism atau pleasure, excitement, istilah...

26
1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata di Indonesia di kenal mulai awal tahun 1960-an. Istilah pariwisata itu sendiri diperoleh dari ide dua budayawan intelektual, yakni Moh.Yamin dan Prijono sebagai upaya mencari pengganti istilah tourism atau travel, yang waktu itu konotasinya terkait dengan selera rasa pleasure, excitement, entertainment, adventure. Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta, yakni terdiri dari tiga kata: (1)pari artinya penuh, lengkap, berkeliling, (2) wis artinya rumah, proferti, kampung, komunitas, (3) ata, pergi terus menerus, mengembara. Jadi pariwisata berarti pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus-menerus. Pitana dan Gayatri, dua ahli yang meneliti lebih jauh hubungan pariwisata dan aspek sosial budayanya, memberikan definisi tentang pariwisata, yaitu suatu fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia, yaitu kegiatan yang disebut perjalanan (travel). 1 Keduanya lebih lanjut menyatakan bahwa pariwisata adalah sebuah perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan mendapatkan upah. Rumusan tersebut 1 I.G. Pitana dan I.G. Gayatri, op.cit, hal.3

Upload: hoangkiet

Post on 02-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

1

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata di Indonesia di kenal mulai awal tahun 1960-an. Istilah

pariwisata itu sendiri diperoleh dari ide dua budayawan intelektual, yakni

Moh.Yamin dan Prijono sebagai upaya mencari pengganti istilah tourism atau

travel, yang waktu itu konotasinya terkait dengan selera rasa pleasure, excitement,

entertainment, adventure. Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta, yakni

terdiri dari tiga kata: (1)pari artinya penuh, lengkap, berkeliling, (2) wis artinya

rumah, proferti, kampung, komunitas, (3) ata, pergi terus menerus, mengembara.

Jadi pariwisata berarti pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung)

berkeliling terus-menerus.

Pitana dan Gayatri, dua ahli yang meneliti lebih jauh hubungan pariwisata

dan aspek sosial budayanya, memberikan definisi tentang pariwisata, yaitu suatu

fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia, yaitu

kegiatan yang disebut perjalanan (travel).1 Keduanya lebih lanjut menyatakan

bahwa pariwisata adalah sebuah perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh

manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan

untuk tinggal menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan mendapatkan upah. Rumusan tersebut

1 I.G. Pitana dan I.G. Gayatri, op.cit, hal.3

Page 2: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

2

didasarkan atas definisi pariwisata yang di buat oleh dua pakar pariwisata

berkebangsaan Swiss, Hunziker dan Krapf, sebagai berikut:

Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya dengan maksud bukan untuk tinggal menetap (di tempat yang disinggahinya) dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.2

Ahli Ekonomi berkebangsaan Austria Norval yang juga melakukan

penelitian pariwisata, mendefinisikan pariwisata atau tourism adalah “ the sum

total of operations, mainly of an economic nature which directly relate to the

entry, stay and movement of foreigners inside and outside a certain country, city

or region.”3( Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan, yang berhubungan dengan

masuk, tinggal dan pergerakkan penduduk asing di dalam atau di luar suatu

negara, kota atau wilayah tertentu.)

Selain itu menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan,

yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang

didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,

pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.4

Sedangkan Salah Wahab (1975:55), salah satu ahli yang mengelaborasi

dampak positif pariwisata, dari aspek ekonomi dan aspek sosial mengatakan

bahwa pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu merubah

kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat, yaitu, mempercepat pertumbuhan

ekonomi, menstimulasi motivasi masyarakat dalam rangka menciptakan lapangan

2 Andi Blog’s, Pengertian Pariwisata. 2003 3 ibid 4 Ibid

Page 3: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

3

kerja, peningkatan penghasilan, serta menstimulasi sektor-sektor produktif

lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga mendorong

tumbuhnya industri-industri kerakyatan yang melibatkan masyarakat sebagai

pengrajin yang menghasilkan cinderamata, dan juga tumbuhnya home stay

dirumah penduduk daerah tujuan wisata.5

Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam

Yoeti adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,

bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik

dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.6

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwsata itu

sangat mendorong peningkatan ekonomi, khususnya ekonomi masyarakat sekitar

daerah tujuan wisata. Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada

perubahan sosial ekonomi masyarakat desa Botutonuo, sehingga membantu

masyarakat desa Botutonuo untuk mencapai kesejahteraan.

2.2 Dampak Kegiatan Pariwisata

Menurut Spillane (dalam Nasrul)7 belanja wisatawan di daerah tujuan

wisatanyajuga akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada masyarakat

setempatsecara langsung maupun tidak langsung melalui dampak berganda

(multipliereffect). Dimana di daerah pariwisata dapat menambah pendapatannya

denganmenjual barang dan jasa, seperti restoran, hotel, pramuwisata dan barang-

barangsouvenir. 5 Ibid 6 Ibid 7 Nasrul Qodarrochman, Opcit.

Page 4: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

4

Greg Kreag dalam tulisannya The Impacts of Tourism (Dampak-dampak

Pariwisata), mengklasifikasikan pengaruh pariwisata dalam dua aspek yaitu,

dampak pada sektor ekonomi dan dampak pada sosial budaya.8 Pitana dan Gayatri

lebih lanjut menguraikan dampak-dampak tersebut sebagai berikut dibawah ini:9

2.2.1 Dampak Ekonomi

Pariwisata disuatu daerah sangat berpengaruh pada pembangunan ekonomi

daerah wisata tersebut. Hal ini karena disebabkan oleh kegiatan pariwisata itu

yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa

dampak terhadap masyarakat setempat.

Oleh Cohen (dalam Pitana dan Gayatri), mengkategorikan delapan

kelompok besar dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi, yaitu :10

1. Dampak terhadap penerimaan devisa,

2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat,

3. Dampak terhadap kesempatan kerja,

4. Dampak terhadap harga-harga,

5. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan,

6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol,

7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya,

8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.

8 Kreag, Op.cit, hal. 21. 9 Pitana dan Gayatri, Op.cit, hal.109-151 10 Ibid, hal. 109

Page 5: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

5

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata bukan hanya delapan

kategori yang telah disebutkan diatas, terdapat pula dampak yang bersifat positif

dan negatif.

a. Dampak Positif Pariwisata Bagi Ekonomi

Ada banyak dampak positif pariwisata yang dikemukakan oleh Leiper

(dalam Pitana dan Diarta) bagi perekonomian, diantaranya adalah sebagai

berikut11:

1. Pendapatan dari penukaran valuta asing

Hal ini terjadi pada wisatawan asing. Walau di beberapa Negara

pendapatan dari penukaran valuta asing tidak begitu besar, namun beberapa

Negara misalnya New Zealand dan Australia, pendapatan dari penukaran valuta

asing ini sangat besar nilanya dan berperan secara sangat signifikan. Bahkan,

untuk new Zealand pada tahun 90-an menepati peringkat pertama

sumbangannnya, yaitu 2.277 milyar NZD dibandingkan sumbangan industri

daging (2.195 milyard NZD), wool (1.811 milyard NZD), susu dan turunannya

(1.793 milyard NZD), pertanian (1.256 milyard NZD) dan industri lainnya (1.733

milyard NZD).

2. Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri

Surplus dari pendapatan penukaran valuta asing akan menyebabkan neraca

menjadi semakin sehat. Hal ini akan mendorong suatu negara mampu mengimpor

beragam barang, pelayanan dan modal untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakatnya.

11 I.G.Pitana dan I.K.S Diarta, Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta:Andi,2009.hal 185

Page 6: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

6

3. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata

Pengeluaran wisatawan secara langsung ataupun tidak langsung

merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau

masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. jumlah

wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi produk lokal. Masyarakat secara

perorangan juga mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah

dari pekerjaan tersebut. Pekerjaan di sektor pariwisata sangat beragam, seperti

pengusaha pariwisata, karyawan hotel dan restoran, karyawan agen perjalanan,

menyediakan jasa transportasi, pemandu wisata, penyedia souvenir, atraksi wisata,

dan lain seterusnya.

Pendapatan dari hasil kerja di usaha pariwisata merupakan dampak

sekunder sedangkan dampak primernya berupa bisnis organisasi atau perusahaan

serta pendapatan devisa negara. Bagi perusahaan, pendapatan primer inilah yang

dipakai untuk membayar gaji pekerjanya, serta berupa deviden bagi pemilik

usaha.

4. Pendapatan pemerintah

Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dari beberapa

cara. Beberapa Negara di dunia, termasuk Indonesia telah membuktikan

sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan pemerintah. Oleh karena itu,

pemerintah Negara manapun akan menaruh perhatian besar untuk berusaha

menarik sebanyak-banyaknya wisatwan asing untuk berlibur ke negaranya.

Sumbangan pendapatan terbbesar dari pariwisata bersumber dari

pengenaan pajak. Sebagai contoh, pengenaan pajak hotel dan restoran yang

Page 7: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

7

merupakan bagian dari keuntungan usaha pariwisata hotel dan restoran tersebut.

Sumber lain bisa berupa usaha pariwisata yanga dimiliki oleh pemerintah sendiri.

Pemerintah juga mnengenakan pajak secara langsung kepada wisatawan jika

mereka melakukan transaksi yang tergolong kena pajak. Biasanya di banyak

negara dikenal sebagai service tax, yang umumnya sebesar 10% untuk transaksi

dihotel dan restoran. Pajak ini berbeda dari pajak sumbernya dari keuntungan

hotel ddan restoran yang diuraikan sebelumnya.

5. Penyerapan tenaga kerja

Banyak individu menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata.

pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri, tetapi memerlukan

dukungan dari sektor lain. Baik sektor pariwisata maupun sektor-sektor lain yang

berhubungan dengan sektor pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan

kerja yang menyerap begitu banyak tenaga kerja.

6. Multiplier effects

Efek multiplier merupaka efek ekonomi yang ditimbulkan kegiatan

ekonomi pariwisata terhadap ekonomi secara keseluruhan suatu wilayah (daerah,

negara) tertentu. Jika seorang wisatawan mengeluarkan 1 USD atau 1.000 USD,

uang tersebut akan menjadi pendapatan bagi penerimanya, misalnya pemiliki toko

souvenir. Pemilik toko souvenir tersebut memakai uang tersebut seluruhnya atau

sebagian untuk membeli bahan-bahan kerajinan souvenir-nya untuk dijual

kembali di tokonya, membayar gaji karyawan tokonya, membayar pajak, listrik,

air dan seterusnya.

Page 8: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

8

Penerima uang dari pemilik toko souvenir ini kembali menjadi sumber

pendapatan bagi pihak lain. Ini adalah perputaran uang yang ketiga setelah

wisatawan, pihak toko pemilik bahan kerajinan, karyawan dan lainnya. Semakin

panjang perjalanan uang tersebut, jumlahnya akan semakin mengecil, karena

mungkin sebagian dari pendapatan tersebut disimpan atau ditabung oleh masing-

masing pihak, atau bahkan keluar dari perputaran aktivitas ekonomi di wilayah

tersebut. Sebagai contoh, pemilik hotel dan restoran dengan jaringan internasional

seringkali tidak berasal dari warga negara tujuan wisata, tetapi berasal dari luar

negeri sehingga hal ini menimbulkan kebocoran ekonomi (economic leakage).

Rasio antara total pengeluaran dari setiap putaran ekonomi dibanding

dengan jumlah asli atau permulaan yang dikeluarkan oleh wisatawan dinamakan

multiplier. Dari contoh diatas, jika pengeluaran wisatawan yang 1.000 USD

mampu mendorong berputarnya mesin ekonomi sejauh tiga tahapan seperti di

atas, dengan total pengeluaran dari ketiga tahap tersebut 1.250 USD, maka

dikatakan memiliki efek multiplier sebesar 1.25 USD, terdapat beragam efek

multiplier yang dapat dihitung dari kegiatan pariwisata, yaitu expenditure,

employment, income, dan sebagainya.

7. Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal

Wisatawan dan masyarakat lokal sering berbagi fasilitas untuk berbagai

kepentingan. Dalam beberapa kasus, keberadaan pariwisata di suatu daerah atau

negara tujuan wisata menjadi kritis dari nilai ekonomi fasilitas pariwisata tersebut.

Banyaknya wisatawan mendatangkan keuntungan yang cukup besar, sehingga

suuatu fasilitas dapay digratiskan pemanfaatannya bagi masyarakat lokal.

Page 9: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

9

Contohnya adalah wisata bahari Hanauman Bay Hawaii, USA, dimana

Hanauman Bay tersebut menyediakan fasilitas konservasi kharang laut dengan

berbagai jenis ikan, penyu, fasilitas diving, dan rekreasi perairan yang sangat

indah. Hanauman Bay ini menjadi tujuan wisata yang sangat favorit bersama

pantai Waikiki. Tempat ini tiap tahunnya dikunjungi lebih dari lima juta orang.

Bagi wisatawan asing dikenai biaya 5 USD untuk tiket masuk, sedangkan

wisatawan lokal dan pemegang kartu residen Hawaii atau pemegang kartu pelajar

untuk sekolah dan universitas di Hawaii di gratiskan.

b. Dampak Negatif Pariwisata Bagi Ekonomi

Dampak negatif pariwisata menurut Mathieson dan wall (dalam Pitana dan

Diarta) adalah sebagai berikut12:

1. Ketergantungan terlalu besar pada pariwisata

Beberapa daerah tujuan wisata sangat menggantungkan pendapatan atau

kegiatan ekonominya pada sektor pariwisata. sebagaimana diketahui, pariwisata

sangat rentan terhadap fluktuasi karena berbagai isu. Ada kalanya isu tidak

menguntungkan (terror, wabah penyakit, konflik, dan lain sebagainya) akan

mempengaruhi minat wisatwan untuk pergi berwisata ke daerah tersebut.

Akibatnya, kegiatan ekonomi juga mengalami penurunan tajam akibat proporsi

terbesar disumbangkan dari kegiatan pariwisata. begitu pariwisata mengalami

penurunan, langsung atau tidak hal itu akan menyebabkan penurunan kegiatan

ekonomi secara berantai.

12 Ibid, hal 193.

Page 10: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

10

2. Meningkatnya angka inflasi dan meroketnya harga tanah

Perputaran uang dalam kegiatan ekonomi di daerah tujuan wisata sangat

besar. Permintaan barang konsumsi juga meningkat yang pada akhirnya akan

memicu laju inflasi. Di sisi lain, dibangunnya berbagai fasilitas pariwisata akan

segera memicu harga tanah di sekitar lokasi tersebut menjadi naik lebih tinggi.

3. Meningkatnya kecenderungan untuk mengimpor bahan-bahan yang

diperlukan dalam pariwisata sehingga produk lokal tidak terserap

Hal ini disebabkan karena wisatawan sebagai konsumen datang dari

berbagai Negara dengan pola makan dan menu yang jauh berbeda dengan

masyarakat lokal. Mereka juga memiliki gaya hidup dan kebiasaan yang sangat

berbeda, sehingga kebutuhannya sangat berbeda. Daerah tujuan wisata, walau

mampu memproduksi produk-produk tertentu dengan kualitas cukup baik, namun

bila tidak sesuai dengan selera kebutuhan wisatawan maka tdiak akan

mendapatkan manfaat dari keberadaan pariwisata. Hotel, restoran, toko, dan

sebagainya terpaksa mengimpor produk luar negeri dan kemudian memajang

produk tersebut untuk memenuhi permintaan wisatawan.

4. Sifat pariwisata yang musiman, tidak dapat diprediksi dengan tepat,

menyebabkan pengembalian modal investasi juga tidak pasti waktunya.

Tidak sepanjang tahun wistawan datang mengunjungi daerah tujuan

wisata. Selain mereka juga bekerja dinegaranya, pertimbangan geografis, cuaca,

waktu, uang, biaya, dan sebagainya mempengaruhi keputusan seseorang untuk

berwisata. Pariwisata hidup pada bulan-bulan tertentu, sehingga pendapatan dari

Page 11: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

11

kegiatan ekonomi pariwisata juga mengalami fluktuasi. Konsekuensinya,

pengembalian modal investasi juga tidak dapat dipastikan waktunya.

5. Timbulnya biaya-biaya tambahan lain bagi perekonomian setempat.

Hal ini berhubungan dengan degradasi alam, munculnya limbah besar,

populasi, transportasi, dan sebagainya yang memerlukan biaya untuk

memperbaikinya.

2.2.2 Dampak Sosial Budaya

Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi sudah tidak diragukan

lagi, tetapi pariwisata bukan hanya berdampak pada masalah ekonomi, melainkan

juga masalah sosial, budaya, politik dan seterusnya. Pariwisata merupakan suatu

sistem yang multikompleks, semuanya saling terkait dan saling mempengaruhi.

Dalam beberapa tahun terakhir pariwisata menjadi sumber penggerak dinamika

masyarakat, dan menjadi salah satu prime-mover dalam perubahan sosial-

budaya13.

Pizam and Milman (dalam Pitana dan Gayatri) mengklasifikasikan

dampak sosial-budaya pariwisata atas enam, yaitu14:

1. Dampak terhadap aspek demografis (jumlah penduduk, umur, perubahan

piramida kependudukan)

2. Dampak terhadap mata pencaharian (perubahan pekerjaan, distribusi

pekerjaan)

13 Pitana dan Gayatri, OpCit. hal 6. 14 Ibid, hal 118

Page 12: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

12

3. Dampak terhadap aspek budaya (tradisi, keagamaan, bahasa)

4. Dampak terhadap transformasi norma (nilai, moral, peranan seks)

5. Dampak terhadap modifikasi pola konsumsi (infrastruktur, komoditas)

6. Dampak terhadap lingkungan (polusi, kemacetan lalu lintas).

Selain Pizam dan Milman, menurut Richardson dan Fluker (dalam Pitana

dan Diarta)15, dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial budaya di daerah

tujuan wisata antara lain adalah:

1. Dampak terhadap struktur populasi

Meningkatnya aktivitas pariwisata disuaru daerah tujuan wisata

memerlukan tenaga kerja untuk menjalankan usaha pariwisata dan memberikan

pelayanan yang diperlukan wisatawan. Sebagian mereka mungkin berasal dari

penduduk lokal yang memutuskan untuk ganti pekerjaan dari sektor lain ke sektor

pariwisata.sebagaian dari penduduk lain mungkin saja memutuskan untuk tetap

bertahan tinggal di sekitar daerah tersebut walaupun tidak terserap menjadi tenaga

kerja sektor pariwisata dibanding harus pindah ditempat lain karena keterbatasan

peluang kerja. Kemungkinan lainnya penduduk yang berasal dari daerah lain yang

kebetulan bekerja di daerah tersebut karena pariwisata.

Hasilnya tidak hanya meningkatnya jumlah populasi di daerah tersebut,

tetapi juga mengubah komposisinya. Pekerja disektor pariwisata usianya berkisar

antara 20-40 tahun, sehingga komposisi penduduk di daerah tersebut juga

bergeser, yang terbesar adalah mereka yang ada pada usia tersebut. Kepadatan

penduduk perkilo meter persegi juga meningkat. Lambat laun hal ini akan

15 Pitana dan Diarta,OpCit. Hal 195

Page 13: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

13

menimbulkan masalah sosial yang beragam, mulai dari yang ringan seperti

meningkatnya stress, kemacetan, dan sebagainya, sampai maslaha kejahatan,

seperti perampokan dan tindakan kriminal lainnya.

2. Transformasi struktur mata pencaharian

Peluang kerja sektor pariwisata harus diakui memiliki beberapa kelebihan

jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal ini akan segera menarik minat orang

dari lain pekerjaan dan wilayah untuk merapat ke sektor pariwisata. beberapa

daerah yang umumnya sumber, mata pencaharian sebagian besar berasala dari

sektor pertanian segera mengalami tantangan. Terjadi tarnsformasi pekerjaan dan

tenaga kerja dari sektor pariwisata dan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor

pariwisata.

Beberapa jenis pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus di

sektor pariwisata, seperti tukang kebun, cleaning service, house keeping, dan

sejenisnya menarik minat ibu rumah tangga atau pekerja di sektor pertanian untuk

bergabung. Sifat pariwisata yang musiman kadang mempengaruhi secara sosial

terhadapa masyarakat lokal yang kebetulan bekerja di sektor pariwisata.

3. Transformasi tata nilai

Meningkatnya populasi dengan datangnya orang yang mempunyai attitude

berbeda-beda dapat menyebabkan pencampuran tata nilai di daerah tujuan wisata

tersebut. Dampak pariwisata pada tata nilai di daerah tujuan wisata lebih besar

disebabkan oleh pengaruh wisatawan dari pada disebakan oleh pekerja pariwisata

Page 14: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

14

yang datang dari daerah lain. Transformasi tata nilai ini dapat mengambil

beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut:

a. Efek peniruan

Hal ini merupakannama lain dari proses akaulturasi, sebuah teori yang

mengasumsikan bahwa ketika dua kebuadayaan berinteraksi, maka kebuadayaan

yang dominan akan mengalahkan kebudayaan yang lebih lemah sehingga

membawa perubahan pada kebudayaan yang lebih lemah tersebut. Beberapa aspek

dari suatu kebudayaan disdopsi oleh yang lain sehingga menghasilakn suatu

kebudayaan baru yang lebih berdasarkan pola kebudayaan yang lebih kuat dan

dominan. Hal ini adalah reaksi dari proses akulturasi sebagai dampak masuknya

pariwisata.

Tentu saja tidak semua daerah tujuan wisata mengalami proses ini. Ketika

terdapat suatu perbedaan yang signifikan antara status ekonomi anatara wisatawan

dan masyarakat lokal, baisanya anggota masyarakat tertarik atas budaya

wisatawan yang mereka anggap lebih bebas, menyenangkan, modern, menjarik,

dan sebagainya. Hasilnya orang akan mengadopsi cara berpakaian, makanan dan

minuman, bertingkah laku seperti wisatawan, menggunakan cara bergaul

wisatawan (bahasa, gaya, tata karma, dan sebagainya). Tdiak semua yang diadopsi

ini cocok dengan kebudayaan asli daerah tersebut, sehingga tidak jarang

menimbulkan masalah sosial. Namun dari wisatawan kepada masyarakat lokal,

tetapi ada kemungkinan wisatawan asing yang telah kembali ke negaranya akan

terobsesi dengan rasa makanan, minuman dan sebagainya yang meninggatkan

Page 15: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

15

kenangannnya akan etnik yang pernah dikunjungi, sehingga mereka pergi ke

restoran yang berbau etnik di negaranya.

b. Marginalisasi

Orang yang termaginalisasi (dalam konteks pariwisata) merupakan

individu yang menolak asimilasi secara penuh kebudayaan wisatawan ke dalam

kehidpan sehari-harinya. Namun, asimilasi secara penuh agar dapat mempunyai

kebudayaan yang sama dengan wisatawan tdiak akan pernah terjadi. Orang yang

termaginalisasi tidak mengadopsi seperangkat norma dan standar yang telah

diterima oleh kedua kebudayaan. Tingkah lakunya dianggap menyimpang oleh

kedua kebudayaan dan mengakibatkan terpisahnya individu tersebut dari kedua

kebudayaan tersebut.

c. Komodifikasi kebudayaan

Hal ini meruapakan proses dimana kebudayaan dibuat sedemikian rupa

menjadi suatu paket untuk dijual, mengelola agar sesuai dengan waktu dan

keinginan wisatawan dibandingkan dengan tujaun untuk kebudayaan itu sendiri.

Komodifikasi juga muncul ketika kerajinan tangan diproduksi unotuk kepada

wisatawan, tetapi produksinya tidak menggunakan cara tradisonal lagi dan bersifat

massal.

4. Dampak pada kehidupan sehari-hari

Pariwisata juga menyebabkan masalah untuk masyarakat lokal yang

mempengaruhi bagaimana masyarakat bertindak dalam kehidupan sehari-harinya

diantaranya sebagai berikut:

Page 16: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

16

a. Terlalu sesaknya orang

Sebuah komunitas kecil dapat seketika menjadi terlalu sesak dengan

kedatangan wisatawan dalam jumlah besar. Contohnya, kedatangan begitu besar

banyak wisatawan kapal pesiar pada suatu komunitas terpencil hanya dalam

beberapa jam kunjungan lebih berdampak negatif bagi kondisi sosial komunitas

tersebut. Gaya hidup dan kebudayaan yang berbeda jauh tiba-tiba hadir di dalam

komunitas dan kemudian menghilang dalam waktu yang singkat akan membuat

shock komunitas tersebut.

b. Kemacetan lalu lintas

Dampak yang lebih mudah diamati adalah terjadinya kemacetan dan

kesemerawutan lalu lintas. Hal ini akan menyebabkan beberapa macam konflik,

yaitu konflik antara pejalan kaki dengan pemakai kendaraan, ketidakmampuan

suatu kawasan tertentu (misalnya, obyek wisata) dalam menampung penumpukan

dan pemusatan kendaraan di daerah tersebut, dan kekurangan lahan parkir.

c. Penggunaan infrakstruktur berlebihan

Kekurangan system pengolahan limbah merupakan satu masalah umum

yang muncul di daerah tujuan wisata akibat keterlambatan otoritas pemerintah

dalam mengantisipasi perkembangan pariwisata diwilayahnya, infrakstruktur lain,

seperti energi dan air, mungkin tidak mampu mendukung perkembangan

pariwisata yang terlalu cepat, sehingga menimbulkan masalah populasi,

kesehatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan baik bagi wisatwan maupun

masyarakat lokal.

Page 17: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

17

d. Kehilangan kegunaan dan manfaat sosial tanah

Masuknya pariwisata di suatu kawasan akan memerlukan lahan untuk

membangun akomodasi dan fasilitas pariwisata lainnnya.pengambilan lahan ini

akan mengurangi manfaat sosial yang sebelumnya digunakan oleh masyarakat

setempat. Misalnya, hilangnya lapangan tempat olahraga, tertutupnya kawasan

pantai dan lahan-lahan lain yang biasa dipergunakan masyarakat setempat untuk

melakukan interaksi sosial dan berkreasi sebelum dimanfaatkan untuk

pariwisata.pengembangan kawasan wisata, apalagi yang bersifat eksklusif, akan

membatasi akses masyarakat lokal atas kawasan tersebut. Hal ini akan

menimbulkan masalah sosial antara pariwisata dengan kehidupan sosial

masyarakat setempat. Contohnya pengambilalihan kawasan pesisir pantai di Bali

oleh pariwisata akan menyebakan ketidakpuasan masyarakat adat yang secara

tradisoanl menggunakannya sebagai tempat melakukan upacara adat dan agama.

e. Kehilangan manfaat dan usaha lain

Pembnagunan fasilitas parwisata menyebabkan usaha lain menjadi

terancam dan bahkan hilang. Misalnya, kehilangan mata pencaharian nelayan

kecil di pantai yang telah dikuasai poariwisata, pembendungan atau reklamasi

suatu pulau yang juga merupakan habitat mangrove dan bersarangnta penyu dan

ikan menyebakan hilangnya usaha ekonomi rakyat di daerah tersebut secara

tradisional memnafaatkan untuk kegiatan pembudidayaan ikan dan penyu.

f. Polusi desain aristektur

Ketidaksinkronan desain arsitektur fasilitas pariwisata dan akomodasi

disuatu kawasan dapat mengganggu interitas sosial dan budaya setempat. Tidak

Page 18: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

18

jarang desain fasilitas pariwisata tidak mempertimbangkan karakteristik

lingkungan setempat. Hotel yang besar sering kelihatan sangat mencolok dan aneh

dengan lingkungan sekitarnya karena ber-arsitektur luar negeri. Padahal

wisatawan menginginkan sesuatu yang eksotik, yang mencerminkan sifat

kelokalan yangkahsa yang berbeda dari apa yang telah dilihatnya sehari-hari

dinegaranya. Masalah juga muncul jika bangunan parwisata, yang umumnya lebih

besar dari masyarakat sekitarnya, menghalangi pemandangan indah, seperti

hamaparan pegunungan, sawah, lebah, pantai dan sebagainya yang sudah menjadi

asset wilayah. Hal ini akan mengakibatkan masalah sosial antara investor dan

masyarakat lokal.

g. Kejahatan terhadap wisatawan

Kesuksesan suatu daerah dalam mengembangkan pariwisata berarti juga

berhasilnya dalam menyerap uang dari kegiatan wisatawan.hal ini tidak disadari

adalah kejahatan akan juga mengikuti dimana uang banyak dihasilkan.

Kejahatandi wilayah tujuan wisata cenderung meningkat, baik kejahatan terhadap

orang maupun property. Ada beberapa alasan mengapa wisatawan menjadi target

kejahatan, yaitu: (1) mereka orang yang memiliki ttingkat kesejahteraan yang

lebih baik dan mempunyai sesuatu seperti kamera, laptop, uang, dan sebagainya;

(2) mereka gampang diamati karena perbedaan yang mencolok baik pakaian, gaya

hidup, tempat yang dikunjungi dan sebagainya; (3) kurangnya kewaspadaan

wisatawan akan ancaman kejahatan karena biasanya telah mempunyai persepsi

positif tentang tujuan wisata yang dikunjunginya akibat imajinasi meraka daerah

Page 19: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

19

gtersebut aman dan nyaman seperti rasanya disurga, sesuai yang disediakan oleh

penyedia paket wisata melalui promosi, brosur dan sebagainya.

h. Kejahatan oleh wisatawan

Dalam kategori ini, kejahatan sebagai masalah sosial justru diakibatkan

oleh datangnya wisatawan dengan perilaku menyimpang, seperti penggunaan obat

terlarang dan sebagainya, menjadi racun bagi masyarakat lokal. Apalagi jika

mereka melakukan dengan atraktif seperti diiringi musik yang keras dan

mengganggu, serta arak-arakan kendaraan.

2.2.3 Dampak Terhadap Lingkungan

Pariwisata disuatu kawasan tidak dapat dipungkiriakan menimbulkan

dampak terhadap alam dalam derajat tertentu. Hal inilah menjadi perhatian yang

besar agar pembangunan pariwisata tidak berdampak negatif bagi lingkungan dan

alam, sebab walau bukan menjadi faktor utama yang menarik wisatawan yang

datang berkunjung, faktor lingkungan dan alam mempunyai pengaruh yang besar

bagi calon wisatawan mengapa memilih daerah tersebut sebagai daerah tujuan

wisata.

Menurut Richardson dan Fluker (dalam Pitana dan Diarta)16, dampak

pariwisata terhadap lingkungan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dampak dari penggunaan laat transportasi

Sektor transportasi di seluruh dunia diperkirakan bertanggungjawab

terhadap konsumsi 20-30 persen dari keseluruhan energy fosil dunia. Alat

16 Ibid, hal 205

Page 20: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

20

transportasi yang sangat vital bagi pariwisata adalah bus, kereta api, pesawat, dan

kapal laut menghasilkan gas CO2 yang mencemari udara dan menyebabkan

pemanasan global. Alat transportasi juga menjadi sumber utama polusi udara

(kebisingan) terutama dari mobil dan pesawat. Secara global, transportasi darat

memakai hampir 75 persen total bahan bakar fosil.

2. Dampak dari pembangunan fasilitas pariwisata

Pengembangan pariwisata dapat menimbulkan kerusakan besar pada

ekosistem. Kerusakan dan masalah ekosistem yang ditimbulkan dapat berupa

sedimentasi dan emisi gas buang. Untuk pembangunan di daerah perbukitan dan

pegunungan, selain perusakan hutan, juga menjadi penyebab erosi dan longsor.

Bangunan yang dibuat kadang-kadang menghalangi arus sungai dan drainase serta

pencemaran langsung yang disebabkan oleh limbah hotel dan restoran. Habitat

binatang liar terganggu selama pembangunan dan penggunaan fasilitas pariwisata.

Masalah lingkungan terbesar bagi bangunandan fasilitas pariwisata

terutama hotel dan restoran adalah penggunaan energy dan pembuangan limbah.

Sampah padat yang dihasilkan dari pembangunan dan kontruksi sarana akomodasi

menjadi limbah beracun yang mencemari air, udara dan tanah.

3. Dampak dari pengoperasian industri pariwisata

Pengoperasian industri pariwisata dapat memberi tekanan pada lingkungan

melalui berbagai cara, yaitu:

a. Tekanan terhadap sumber daya alam

Misalnya wisatawan dan alat transfortasi dapat merusak dan

menghancurkan vegetasi tumbuhan dan perusakangaris pantai. Rekreasi pantai

Page 21: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

21

(scuba diving,snorkeling,sport fishing) dapat mengahancurkan terumbu karang

dengan dampak lanjutannya berupa hancurnya kawasan lindung pantai dan daerah

penangkapan ikan.

b. Perusakan habitat kehidupan air

Masalah yang timbul dapat berupa penghancuran habitat, akibat hilangnya

habitat untuk keperluan pembangunan pariwisata, penyediaan tempat camping,

pencarian kayu bakar, dan sebagainya. Perusakan keseimbangan habitat dapat

muncul saat wisatawan jalan-jalan sambil member makan burung dan hewan yang

ditemui. Perusakan juga terjadi jika mereka melakukan perburuan binatang liar

sebagai atraksi wisata. Di Maladewa, menurut WTO (dalam Richardson dan

Fluker)17, terdapat program perlindungan terhadap hiu yang terbukti lebih

menguntungkan dari pada pengeksploitasiannya. Di tahun 1990-an atraksi wisata

dengan memotret koloni 20 ekor hiu menghasilkan pendapatan US$ 670.000.00

pertahun atau US$ 33.500.00 perekor, sementara kalau diburu dan dieksploitasi

seekor hiu hanya laku seharga US$32.

c. Polusi pencemaran limbah lainnya

Limbah merupakan bahaya utama bagi sumber air untuk keprluan sehari-

hari dan juga menjadi ancaman bagi perairan laut dan wilayah pantai. Ancaman

berikunya berupa pengendapan bahan limbah, polusi limbah hotel dan restoran,

bahan bakar kapal laut dan boat, erosi sepanjang aliran sungai yang membawa

sampah, limbah rumah tangga, limbah sisa pencucian dan sebagainya.

17 Ibid, hal 205

Page 22: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

22

2.3 Pengertian Perubahan Sosial Masyarakat

Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses

pergeseran atau berubahan struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola

pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatakan

kehidupan yang lebih bermanfaat18.Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat

sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain perubahan akan

terus terjadi dalam masyarakat dan tidak secara linear.

Farley mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan pola perilaku,

hubungan sosial, lembaga , dan struktur sosial pada waktu tertentu. Perubahan

sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi didalam atau mencakup

sistem sosial. Oleh sebab itu, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu

dalam jangka waktu berlainan19. Hal yang serupa pula dikemukakan Moore20,

perubahan sebagai perubahan penting dari struktur sosial, yaitu pola-pola perilaku

dan interaksi sosial yang tejadi di dalam suatu masyarakat. Selain itu konsep

perubahan sosial menurut Macionis21, perubahan ,merupakan transformasi dalam

organisasi masyarakat dalam pola berpikir dan dalam perilaku pada waktu

tertentu. Didukung pula oleh Parsonyang mengasumsikan bahwa ketika

masyarakat berubah, umumnya masyarakat itu tumbuh dengan kemampuan yang

lebih baik untuk menanggulangi masalah yang dihadapinya.

18Lihat: (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18273/4/Chapter%20II.pdf)

19 Ibid 20 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta:RajawaliPers.2011. hal 5 21 Ibid

Page 23: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

23

Menurut Himes dan Moore (dalam Soelaiman)22, perubahan sosial

mempunyai tiga dimensi, yaitu:

1. Dimennsi struktural mengacu pada perubahan-perubahan dalam bentuk

struktur masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya

peranan baru, perubahan dalam struktur krlas sosial, dan perubahan dalam

lembaga sosial. Perubahan tersebut meliputi: bertambah dan berkurangnya

kadar peranan; menyangkut aspek perilaku dan kekuasaan; adanya

peningkatan atau penurunan sejumlah peranan atau pengategorian peranan;

terjadinya pergeseran dari wadah atau kategori peranan; terjadinya modifikasi

saluran komunikasi di antara peranan-peranan atau kategori peranan; dan

terjadinya perubahan dari sejumlah tipe dan daya guna fungsi sebagai akibat

dari struktur.

2. Dimensi kultural, mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat.

Perubahan ini meliputi: pertama, inovasi kebudayaan. Inovasi kebudayaan

merupakan komponen internal yang memunculkan perubahan sosial dalam

masyarakat. Inovasi kebudayaan yang paling mudah ditemukan adalah

munculnya teknologi baru. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks

memaksa individu untuk berpikir kreatif dalam upaya untuk memnuhi

kebutuhan tersebut. Kedua, difusi. Difusi merupakan komponen eksternal

yang mampu menggerakkan terjadinya perubahan sosial. Sebuah kebudayaan

mendapatkan pengaruh dari budaya lain, yang hal tersebut kemudian memicu

perubahan kebudayaan dalam masyarakat yang “menerima” unsur-unsur

22 Ibid

Page 24: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

24

budaya tersebut. Ketiga, integrasi. Integrasi merupakan wujud perubahan

budaya yang “relatif lebih halus”. Hal ini disebabkan dalam proses ini terjadi

penyatuan unsur-unsur kebudayaan yang saling bertemu untuk kemudian

memunculkan kebudayaan baru sebagai hasil penyatuan berbagai unsur-unsur

kebudayaan tersebut.

3. Dimensi interaksional, mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial

dalam masyarakat. Dimensi ini meliputi: pertama, perubahan dalam

frekuensi. Perkembangan teknologi telah menyebabkan berkurangnya

frekuensi individu untuk saling bertatap muka. Semua kebutuhan untuk

berinteraksi dapat dipenuhi dengan memanfaatkan teknologi. Kedua,

perubahan dalam jarak sosial. Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi telah menggesar fungsi “tatap muka” dalam proses interaksi.

Individu tidak harus bertatap muka untuk dapat melakukan komunikasi

interaksi secara langsung. Bahkan, ketika dua individu berada ditempat yang

sangat jauh, mereka bisa tetap berkomunikasi meskipun dalam jarak ribuan

berkilometer. Ketiga, perubahan perantara. Mekanisme kerja individu dalam

masyarakat modern banyak bersifat “serba online”, menyebabkan individu

tidak banyak membutuhkan “orang lain” dalam proses pengiriman informasi.

Keempat, perubahan dari aturan pola-pola. Banyak aturan serta pola-pola

hubungan yang mengalami perubahan seiring perkembangan masyarakat.

Emansipasi perempuan dalam dunia kerja misalnya, telah mengubah cara

pandang masyarakat dalam menyikapi “perempuan yang pulang malam”. Bila

sebelumnya perempuan yang sering keluar atau pulang malam sering

Page 25: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

25

dikonotasikan sebagai “perempuan nakal”, namun sekarang masyarakat telah

memandang hal tersebut sebagai hal yang biasa karena pada saat sekarang

banyak perempuan bekerja sampai larut malam atau bahkan bekerja pada

malam hari.Kelima, perubahan dalam bentuk interaksi. Interaksi antarindividu

tidak sekaku pada masa lalu ketika interaksi harus dilakukan secara tatap

muka. Di era sekarang, interaksi dapat dilakukan kapan saja, melalui telepon,

handphone, email, chatting, facebook,Yahoo! Messenger, Twitter, dan

berbagai teknologi canggih lainnya.

Kasnawi mengemukakan perubahan tersebut meliputi perubahan-

perubahan cara berpikir masyarakat dalam upaya mereka untuk memenuhi

berbagai macam kebutuhan hidupnya, perubahan dalam sikap, serta perubahan

yang berhubungan dengan perkembangan tata cara kehidupannya, yaitu yang

menyangkut pemakaian alat-alat yang lebih modern.23

2.4 Dampak Perubahan Sosial

Perubahan senantiasa mengandung dampak postif maupun dampak

negatif. Untuk itu, perlu ada pemahaman dan kearifan dalam merespons

perubahan mengenai nilai, arah program, dan strategi yang sesuai dengan sifat

dasar perubahan itu sendiri.

Teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk memudahkan aktivitas

manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Namun kenyataannya, teknologi banyak

disalahgunakan oleh manusia itu sendiri. Di lain pihak dengan semakin

canggihnya teknologi, manusia menjadi tidak bebas dan menjadi tergantung

23 M. Tahir Kasnawi, Perubahan Sosial dan Pembangunan. 2005

Page 26: BAB II tourism atau pleasure, excitement, Istilah ...eprints.ung.ac.id/3809/6/2013-1-69201-281409060-bab2... · Peningkatan ekonomi ini nantinya akan berdampak pada ... bahan kerajinan

26

dengan teknologi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa teknologi banyak

membawa dampak bagi manusia sebagai pembuatnya. Dampak perubahan sering

dihadapkan pada sistem nilai, norma, dan sejumlah gagasan yang didukung oleh

media-media komunikasi yang dapat mengubah sistem sosial, politik, ekonomi,

pendidikan maupun sistem budaya24.

2.4.1 Perubahan Sosial (aspek ekonomi)

Perubahan sosial dari aspek ekonomi, merupakan proses berubahnya

sistem di masyarakat yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian

masyarakat tersebut. Hal tersebut meliputi perubahan mata pencaharian,

perubahan penghasilan, bahkan sampai peningkatan taraf kehidupan yang lebih

baik lagi25.

Para ahli sosiologi mempercayai bahwa, masyarakat manapun pasti

mengalami perubahan berlangsung puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu.

Perbedaannya dengan yang terjadi di masa yang lalu adalah dalam hal

kecepatannya, intensitasnya, dan sumber-sumbernya. Perubahan sosial sekarang

ini berlangsung lebih cepat dan lebih intensif, sementara itu sumber-sumber

perubahan dan unsur-unsur yang mengalami perubahan juga lebih banyak.

Pembangunan ekonomi akan berjalan mulus jika mau mempelajari sikap

bekerjasama, mengkehendaki kemajuan, menghargai pekerjaan, dan sebagainya.

Maka perubahan menjanjikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pemeliharaan

kesehatan sekalipun, mungkin menghadapi rintangan karena sikap tradisional.

24 Ibid, hal 23 25 Lihat: (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18273/4/Chapter%20II.pdf)