bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teorirepository.ump.ac.id/3809/3/bab ii_oki kurniawan...13 bab...
TRANSCRIPT
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Pilihan Rasional
Teori Pilihan Rasional adalah teori ekonomi noe klasik yang
diterapkan pada sektor publik yang mencoba menjembatani antara
ekonomi mikro dan politik dengan melihat pada tindakan warga,
politisi, dan pelayan publik sebagai analogi terhadap kepentingan
pribadi dan konsumen (Buchanan, 1962). Selain itu, pengarang buku
The Wealth of Nation (1776) yaitu Adam Smith, menyatakan bahwa
“orang bertindak untuk mengejar kepentingan pribadi mereka, melalui
mekanisme “the invisible hand” menghasilkan keuntungan kolektif
yang memberi manfaat pada seluruh masyarakat”. Ilustrasinya adalah,
misalkan ada seorang pemilik toko roti yang memiliki motivasi untuk
memperkaya diri dengan keuntungan sebesar-besarya. Namun demikian
keuntungan yang besar tersebut akan dipengaruhi oleh produk roti yang
harganya murah tetapi dengan kualitas yang lebih tinggi daripada
pengusaha roti yang lainnya. Roti dengan kualitas tinggi namun dengan
harga yang murah akan membuat orang tertarik dan merasa lebih
diuntungkan karena harganya yang begitu murah atau terjangkau.
Buchanan dan Tullock (1962) menyebutkan dua asumsi kunci
teori pilihan rasional : (1) Individu yang rata-rata lebih tertarik untuk
memaksimalkan utilitas (kegunaan). Hal ini berarti preferensi individu-
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
14
nya akan mengarah pada pilihan-pilihan yang dapat memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan biaya. (2) Hanya individu yang
membuat keputusan, bukan kolektif. Hal tersebut dikenal sebagai
metodologis individualisme dan menganggap bahwa keputusan kolektif
adalah sgregasi dari pilihan individu.
Heckathorn, dalam (Ritzer and Smart, 2001), memandang
bahwa memilih itu sebagai tindakan yang bersifat rasional yang bersifat
rasional, dimana pilihan tersebut sangat menekankan pada prinsip
efisiensi dalam mencapai tujuan dari sebuah tindakan. Asumsi pokok
dalam pilihan rasional tersebut adalah sebagai berikut : fenomena
sosial, ekonomi dan fenomena kemasyarakatan (societal) lainnya hanya
dapat dijalankan melalui pemahaman atas tindakan individu-individu,
atau suatu hubungan kasual penjelasan dan keberadannya hanya dapat
dicari pada tingkatan individu mikro. Tindakan serta institusi pada
dasarnya adalah tindakan sosial. Oleh sebab itu, teori pilihan rasional
menolak anggapan “atonisme sosial truistik” (truistic social atonisme)
yang memandang masyarakat sekedara merupakan gabungan individu-
individu dan institut yang berisikan penjumlahan orang-orang, aturan-
aturan, dan peran-peran sosial.
Pada bagian lain, Heckathorn juga menyataan bahwa, dilihat
dari struktur umum, teori pilihan rasional ternyata mencangkup
beberapa terminoligi teoritik sebagai berikut; (1) Sekumpulan aktor
yang berfungsi sebagai pemain dalam sistem, (2) Alternatif-alternatif
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
15
yang tersedia bagi masing-masing aktor, (3) Seperangkat hasil yang
mungkin diperoleh dari jumlah alternatif yang tersedia bagi aktor, (4)
Pemilihan kemungkinan hasil oleh aktor, dan (5) Harapan aktor
terhadap akibat parameter-parameter sistem.
Teori pilihan rasional memang berakar kuat pada pemahaman
ekonomi yang merasionalkan pilihan pada tingkatan efisiensi yang
dicapai dari sebuah proses tindakan seseorang maupun secara kolektif.
Namun demikian, dalam perkembangannya, teori ini dapat digunakan
untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada berbagai macam
disiplin ilmu, termasuk didalamnya bagaimana menjelaskan sebuah
pilihan tindakan yang dilakukan olah birokrasi dalam perumusan
kebijakan publik.
Dari definisi diatas, peneliti mencoba untuk mengaplikasikan
teori pilihan rasional terhadap anggaran belanja modal yang
dipengaruhi oleh tiga (3) variabel, yaitu Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bagaimana pemerintah memberikan keputusan atau menganggarkan
belanja modal untuk pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan dalam
bentuk sarana maupun prasarana, seperti perbaikan jalan yang
berlubang, pemaksimalan pelayanan dalam bidang pendidikan maupun
kesehatan, dan sebagainya. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 33
ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945, bahwa “bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
16
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, pemerintah
mengelola kekayaam alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
adalah salah satu pelayanan pemerintah untuk publik atau masyarakat.
2.1.2 Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah merupakan transfer yang
bersifat umum (block grant) yang diberikan kepada semua kabupaten
dan kota untuk tujuan mengisi kesenjangan antara kapasitas dan
kebutuhan fiskalnya dan didistribusikan dengan formula berdasarkan
prinsip-prinsip tertentu yang secara umum mendefinisikan bahwa
daerah miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak dari pada
daerah kaya. Dengan kata lain tujuan pengalokasi Dana Alokasi Umum
(DAU) adalah dalam rangka pemetaan kemampuan penyedia pelyanan
publik antara Pemerintah Daerah di Indonesia (Kuncoro, 2004).
Menurut Sembiring (2010:196) Dana Alokasi Umum (DAU)
adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antara daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Definisi ini sesuai dengan Undang-
Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dalam bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 47.
Menurut Sembiring (2010:231) Dana Alokasi Umum bertujuan
untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang
dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
17
antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan
kebutuhan dan potensi daerah. Dana Aloksi Umum suatu daerah yang
ditentukan oleh besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah,
yang merupkan selisih antar kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi
daerah (fiscal capacity).
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan salah satu alat bagi
pemerintah pusat sebagai pemetaan pembangunan di Indonesia yang
bertujuan untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan
pembiayaan dan penguasaan pajak antara pusat dan daerah telah diatasi
dengan adanya perimbangan keuangan antara pusat dan daerah (dengan
kebijakan bagi hasil Dana Alokasi Umum (DAU) minimal sebesar 25%
dari penerimaan dalam negeri). Dengan perimbangan bersebut,
khususnya dari Dana Alokasi Umum (DAU) akan memberikan
kepastian bagi daerah dalam memperoleh sumber-sumber pembiayaan
untuk membiayai kebutuhan pengeluaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan salah satu dana yang
berasal darai Pemerintah Pusat yang diambil dari anggaran pendapatan
dan belanja negara yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran
pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi atau
otonomi daerah. Dengan dana tersebut, pemerintah daerah
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
18
menggunakannya untuk pelayanan yang lebih baik kepada publik atau
masyrakat.
Dana Alokasi Umum (DAU) bertujuan untuk horizontal equity
dan sufficiency. Tujuan horizontal equity merupakan kepentingan
Pemerintah Pusat dalam rangka melakukan distribusi pendapatan secara
adil dan merata agar tidak terjadi kesenjangan yang lebar antar daerah.
Sementara itu yang menjadi kepentinga daerah adalah kecukupan
(sufficiency).
Dana Alokasi Umum (DAU) ini merupakan dana perimbangan
yang paling besar diberikan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Seperti hanya
menurut Undang-Undang nomor 33 Tahun 2014 Pasal 47 menggariskan
bahwa pemerintah pusat berkewajiban untuk menyalurkan paling
sedikit dua puluh enam persen (26%) dari penerimaan dalam Negerinya
dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) bagi pemerintah daerah
adalah output belanja modal.
2.1.3 Dana Alokasi Khusus
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun
2014 dalam bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 48, bahwa Dana
Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
19
daerah.Dana Alokasi Khusus ini penggunanya diatur oleh pemerintah
pusat dan hanya digunakan untuk kegiatan pendidikan, kesehatan,
keluarga berencana, infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur air
minum dan saniasi, infrastruktur irigasi, kehutanan, sarana dan
prasarana pedesaan, perdagangan, pertanian, serta perikanan dan
kelautan yang semuanya itu termasuk dalam komponen belanja modal,
dan pemerintah daerah diwajibkan untuk mengalokasikan dana
pendamping sebesar sepuluh persen (10%) dari nilai Dana Alokasi
Khusus (DAK) yang diterima untuk mendanai kegiatan fisik.
Berdasarkan Dana Alokasi Khusus ditetapkan setiap tahun
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara. Dalam hal ini tujuan
dari Dana Alokasi Khusus itu sendiri untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urutan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus diprioritaskan untuk
membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan dibawah rata-
rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan
prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan
urusan daerah. Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang berasal dari
APBN dan dialokasikan ke daerah kebupaten/Kota untuk membiayai
kebutuhan tertentu yang sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana
dalam Anggaran Pendatapan dan Belanja Negara.
Dana Alokasi Khusus memiliki karakter yang paling spesifik di
antara dana transfer lainnya di mana Dana Alokasi Khusus hanya dapat
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
20
digunakan sesuai dengan menu kegiatan yang ditetapkan oleh
Departemen Teknis yang terkait dengan bidang alokasi Dana Alokasi
Khusus. Dana Alokasi Khusus dapat dikategorikan sebagai matching
grant karena adanya kewajiban penyediaan dana pendamping dan
sekaligus restricted grant karena karakternya sebagai categorical grant-
in-aid. (Mardiasmo, 2006).
2.1.4 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan tulang punggung
pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan melaksanakan
ekonomi pada suatu daerah diukur dari besarnya kontribusi yang dapat
diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah terhadap anggaran pendapatan
dan belanja modal, semakin besar kontribusi yang dapatdiberikan oleh
Pendapatan Asli Daerah teradap anggaran pendapatan dan belanja
modal berarti semakin kecil ketergantunganpemerintah daerah
terhadapbantuan pemerintah pusat.
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu komponen
sumber penerimaan keuangan negara disamping penerimaaan lainnya
berupa dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain,
penerimaanyang sah juga sisa anggaran tahun sebelumnya yang dapat
ditambahkan sebagai sumber pendanaan penyelanggaraan pemerintah di
daerah. Keseluruhan bagian penerimaan tersebut setiap tahun tercermin
dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah, meski Pendapatan Asli
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
21
Daerahtidak seluruhnya dapat membiayai anggaran pendapatan dan
belanja daerah.
Menurut Mardismo (2002:132), Pendapatan Asli daerah (PAD)
adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi
daerah hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah.
Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah disebut
bahwa sumber-sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan pajak.
Klasifikasi Penapatan Asli Daerah, terdiri dari:
a. Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksa berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
b. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orag atau badan.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
22
c. Hasil Pengelolaan Daerah yang Sah
Selain pajak daerah dan retribusi daerah, bagian laba
perusahaan milik daerah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
merupakan salah satu sumber yang cukup potensial untuk
dikembangkan.
Perusahaan milik daerah adalah badan usaha yang dimiliki oleh
pemerintah daerah, dimana pembentukan, penggabungan, pelepasan
kepemilikan, dan atau ditetapkan dengan peraturan daerah yang
berpedoman pada peraturan perundang-undangan, hasil pengelolaan
peraturan daerah yang sah merupakan pendapatan daerah dari
keuntungan/laba bersih daerah yang modalnya sebagian terdiri dari
kekayaan daerah yang dipisahkan. Perusahaan daerah seperti air minum
besih (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), hotel, bioskop,
percetakan perusahaan bis kota dan pasar adalah jenis-jenis Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memiliki potensi sabagai sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2.1.5 Belanja Modal
Belanja Daerah atau belanja modal menurut Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP), yaitu pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau inventaris
yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk
di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang bersifat
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
23
mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta meningkatkan
kapasitas dan kualitas aset (e-akuntansi, 2015).
Dalam SAP, belanja modal terdiri atar 5 kategori utama,
diantaranya:
1. Belanja Modal Tanah
Adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan
/ pembelian / pembebasan, penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,
pengosongan, pengurungan, perataan, pematangan tanah, pembuatan
sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan
hak atas tanah dan sampai tanah yang dimaksud dalam kondisi siap
pakai.
2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan
/ penambahan / penggantian dan peningkatan kapasitas peralatan dan
mesin, serta iventasir kantor yang memberi manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan, dan sampai peralatan dan mesin yang dimaksud
dalam kondisi siap pakai.
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan
/ penambahan / penggantian / peningkatan, dan termasuk
pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan
pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
24
sampai gedung dan bangunan yang dimaksud dalam kondisi siap
pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan
/ penambahan / penggantian / peningkatan pembangungan /
pembuatan serta perawatan dan termasuk pengeluaran untuk
perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan, irigasi, dan
jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan, irigasi, dan
jaringan yang dimaksud dalam kondisi siap pakai.
5. Belanja Modal fisik lainnya
Adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan pembangungan /
pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya, agar tidak dapat
dikategorikan kedalam kriteria Belanja Modal Tanah, Peraltan dan
Mesin, Gedung dan Bangunan, dan Jalan Irigasi dan Jaringan.
Termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli,
pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala, dan barang
untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal
ilmiah.
Menurut Mahsun (et al. 2013:99), belanja modal merupakan
pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu
anggaran dan akan menambah aset/kekayaan daerah dan selanjutnya
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
25
akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya operasional
dan pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum.
Belanja modal dibagi atas dua, yaitu sebagai berikut:
1. Belanja Publik, yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati
secara langsung oleh masyarakat umum. Contohnya adalah
pembangunan, perbaikan sektor pendidikan, kesehatan dan
transportasi.
2. Belanja Aparatur, yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati
secara tidak langsung oleh masyarakat, akan tetapi dirasakan secara
langsung oleh aparatur. Contohnya adalah pembelian kendaran
dinas, pembangunan gedung pemerintahan dan pembangunan
rumah dinas.
Menurut Halim (2004:72), Belanja Operasi dan pemeliharaan
merupakan semua belanja pemerintah daerah yang berhubungan dengan
aktifitas atau pelayanan publik. Belanja pemeliharaan juga digunakan
untuk pemeliharaan aset yang mana aset ini diperoleh dari belanja
modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Menurut Halim (2004:73), Belanja Modal merupakan belanja
yang manfaatnya melebihi satu tahun periode anggaran dan akan
menambah aset atau kekayaan daerah, serta akan menimbulkan
konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya
pemeliharaan. Pemerolehan aset tetap juga memiliki konsekuensi pada
beban operasional dan pemeliharaan pada masa yang akan datang.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
26
Belanja pemeliharaan adalah belanja yang dialokasikan untuk menjaga
agar aset tetap senantiasa dalam kondisi siap digunakann sesuai dengan
estimasi dan umur ekonomisnya selain itu juga belanja modal adalah
termasuk dalam belanja aset dan pemerolehan aset tetap juga memiliki
konsekuensi pada beban operasional dan pemeliharaan pada masa yang
akan datang.
Menurut Syaiful (2007:2-3), belanja modal dapat dikategorikan
dalam 5 kategori utama, antara lain: belanja modal tanah, belanja modal
peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja
modal jalan, irigasi, dan jaringan serta belanja fisik lainnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian sebelumnya, Heliyanto (2016) yang meneliti tentang
“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus, dan BDH terhadap pengalokasian anggaran belanja modal” ini
mendapatkan hasil bahwa (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap anggaran belanja modal Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur, (2) Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap anggaran belanja modal Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa timur, (3) Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap anggaran belanja modal Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Timur, (4) Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap anggaran belanja modal Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
27
Suhendra (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Belanja
Pemeliharaan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada
Kabupaten/Kota di Bali periode 2009-2013” dan memperoleh hasil sebagai
berikut : (1) Dana Alokasi Umum (DAU) secara parsial berpengaruh tidak
searah terhadap pengalokasian anggaran belanja modal, (2) Dana Alokasi
Khusus (DAK) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
anggaran belanja modal, (3) Belanja Pemeliharaan secara parsial berpengaruh
terhadal pengalokasian anggaran belanja modal, (4) Dana Alokasi Umum
(DAU), Dana Alokai Khusus (DAK), dan Belanja Pemeliharaan secara
simultan berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal.
Hermawan (2016), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pengalokasian Belanja Modal”,
memperoleh hasil sebagai berikut : (1) Secara parsial Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadar Belanja Modal, (2)
Secara parsial, Dana Alokasi Umum (DAU) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Belanja Modal, (3) Secara parsial, Dana Alokasi Khusus (DAK)
tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal, (4) Secara simultan,
Pendapatn Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK) secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Belanja Modal.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
28
Tabel 2.1 hasil penelitian terdahulu :
Peneliti dan
Tahun
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Achmad
David
Hermawan
(2016)
Pengaruh
Pendapatan Asli
Daerah (PAD),
Dana Alokasi
Umum (DAU),
dan Dana Alokasi
Khusus (DAK)
terhadap
Pengalokasian
Anggaran
Belanja Modal
Variabel
Independen :
Pendapatan
Asli Daerah,
Dana Alokasi
Umum, dan
Dana Alokasi
Khusus.
Variabel
Dependen :
Belanja Modal.
Memperoleh hasil sebagai
berikut : (1) Secara parsial
Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap Belanja Modal,
(2) Secara parsial, Dana
Alokasi Umum (DAU)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Belanja Modal, (3) Secara
parsial, Dana Alokasi
Khusus (DAK) tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Belanja Modal,
(4) Secara simultan,
Pendapatn Asli Daerah
(PAD), Dana Alokasi
Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK)
secara bersama-sama
berpengaruh signifikan
terhadap Belanja Modal.
Heliyanto
Firnandi
(2016)
Pengaruh
Pendapatan Asli
Daerah, Dana
Alokasi Umum,
Dana Alokasi
Khusus dan BDH
terhadap
Pengalokasian
anggaran Belanja
Modal.
Variabel
Independen :
PAD, DAU,
Dana Alokasi
Khusus, dan
DBH,
Variabel
Dependen :
Belanja Modal.
Mendapatkan hasil bahwa
(1) Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
anggaran belanja modal
Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur, (2)
Dana Alokasi Umum
(DAU) berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap anggaran belanja
modal Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa timur, (3)
Dana Alokasi Khusus
(DAK) tidak berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap anggaran belanja
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
29
modal Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur, (4)
Dana Bagi Hasil (DBH)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
anggaran belanja modal
Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur.
I Made Dwi
S.S (2015)
Pengaruh Dana
Alokai Umum,
Dana Alokasi
Khusus, dan
Biaya
Pemeliharaan
terhadap
Pengalokasian
anggaran Belanja
Modal pada
Kabupaten/Kota
di Bali periode
2009-2013.
Variabel
Independen :
DAU, Dana
Alokasi
Khusus, dan
Biaya
Pemelihaan.
Variabel
Dependen :
Belanja Modal
Memperoleh hasil sebagai
berikut : (1) Dana Alokasi
Umum (DAU) secara
parsial berpengaruh tidak
searah terhadap
pengalokasian anggaran
belanja modal, (2) Dana
Alokasi Khusus (DAK)
secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap
anggaran belanja modal,
(3) Belanja Pemeliharaan
secara parsial berpengaruh
terhadal pengalokasian
anggaran belanja modal,
(4) Dana Alokasi Umum
(DAU), Dana Alokai
Khusus (DAK), dan
Belanja Pemeliharaan
secara simultan
berpengaruh terhadap
pengalokasian anggaran
belanja modal.
Sheila
Ardhian
Nuarisa
(2013)
Pengaruh
Pendapatan Asli
Daerah, Dana
Alokasi Umum,
dan Dana Alokasi
Khusus terhadap
Pengalokasian
Belanja Modal.
Variabel
Independen :
Pendapatan
Asli Daerah,
Dana Alokasi
Umum, dan
Dana Alokasi
Khusus.
Variabel
Dependen :
Belanja Modal
Memperoleh hasil
penelitian sebagai berikut :
(1) Pendapatan Asli
Daerah berpengaruh
terhadap Pengalokasian
Belanja Modal, (2) Dana
Alokasi Umum
berpengaruh terhadap
Pengalokasian Belanja
Modal, dan (3) Dana
Alokasi Khusus
berpengaruh terhadap
Pengalokasian Belanja
Modal.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
30
2.3 Kerangka Pemikiran
2.3.1Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang berasal dari
Pemerintah Pusat yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(APBN) yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan
antara daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran pemerintah
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dengan dana tersebut,
pemerintah daerah menggunakannya untuk memberi pelayanan yang
lebih baik kepada publik.
Pemerintah mengalokasikan dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi. Salah satu dana
perimbangan dari pemerintah ini adalah Dana Alokasi Umum (DAU)
yang pengalokasiannya menekankan aspekpemerataan dan keadilan
yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan (Undang-
Undang nomor 32 tahun 2004).
Dana Alokasi Umam (DAU) ini merupakan dana perimbangan
yang paling besar diberikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Seperti hanya
menurut Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 Pasal 27 menggariskan
bahwa pemerintah pusat berkewajiban untuk menyalurkan paling
sedikit dua puluh enam persen (26%) dari penerimaan dalam Negerinya
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
31
dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) bagi pemerintah daerah
adalah output belanja modal.
Kaitannya Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap belanja modal
jika menggunakan teori pilihan rasional adalah bagaimana pemerintah
daerah merealisasikan belanja modal dengan rancangan penganggaran
menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) yang telah diberikan oleh
pemerintah pusat. Selain itu, Dana Alokasi Umum (DAU) yang
digunakan dalam rangka desentralisasi dan untuk pelayanan publik. Hal
ini bisa dalam bentuk belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, maupun belanja modal fisik lainnya yang tertera dalam
jenis-jenis belanja modal menurut SAP.
2.3.2 Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah
dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan tertentu berdasarkan kriteria
khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan proioritas
nasional. Dana Alokasi Khusus (DAK) ini penggunaanya diatur oleh
Pemerintah Pusat dan hanya digunakan untuk kegiatan pendidikan,
kesehatan, keluarga berencana, infrastruktur jalan dan jembatan,
infrastruktur air minum dan saniasi, infrastruktur irigasi, kehutanan,
sarana dan prasarana pedesaan, perdagangan, pertanian, serta perikanan
dan kelautan yang semuanya itu termasuk dalam komponen belanja
modal, dan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk mengalokasikan dana
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
32
pendamping sebesar sepuluh persen (10%) dari nilai Dana Alokasi
Khusus yang diterima untuk mendanai kegiatan fisik.
Dana Alokasi Khusus merupakan salah satu dari dana
perimbangan yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah dalam rangka pelaksanaa otonomi daerah. Selain itu, Dana
Alokasi Khusus menurut Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2005
tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, Dana
Alokasi Khusus merupakan dana yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara(APBN), yang dialokasikan kepada
daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus. Dengan kata
lain, Dana Alokasi Khusus (DAK) ini juga digunakan untuk belanja
modal, seperti misalnya untuk pembangunan sarana dan prasarana
daerah.
Dana Alokasi Khusus (DAK) diberikan oleh pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah dengan melihat keadaan atau kebutuhan dari
daerah tersebut. Pengaplikasian teori pilihan raional disini adalah
bagaimana pemerintah daerah dalam menggunakan Dana Alokasi
Khusus (DAK) terkait dengan Belanja modal dalam pemaksimalan
pelayanan publik. Selain itu berpengaruh dengan belanja modal
menurut SAP, yang mana tertulis pada salah satu kategori yaitu Belanja
Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
33
2.3.3 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan
pemerintah daerah yang berasal dari daerah itu sendiri berdasarkan
kemampuan yang dimiliki. Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertujuan
untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mengoptimalkan
potensi pendanaan daerah sendiri dalam pelaksanaan otonomi daerah
sebagai perwujudan asas desentralisasi. Pemerintah daerah dalam
mengalokasikan belanja modal harus benar-benar disesuaikan dengan
kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang diterima.
Daries (2009:48) menyatakan bahwa, Pendapatan Asli daerah
yang selanjutnya disingkat menjadi PAD adalah pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah yang
merupakan sumber penerimaan daerah perlu terus ditingkatkan agar
dapat menanggung sebagai beban belanja yang diperlukan untuk
penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap
tahun meningkat sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas,
nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan. Sebagaimana diatur
dalam pasal 6 Undang-Undang nomor 33 tahun 2004, sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:
a. Pajak Daerah.
b. Retribusi Daerah.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
34
c. Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan.
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Dihubungkan dengan teori pilihan rasional, bahwa setiap daerah
yang memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin banyak,
maka akan semakin banyak pula anggaran belanja modal daerah
tersebut, jika semakin banyak anggaran belanja modal maka akan
semakin maksimal pula pelayanan pemerintah terhadap publik. Seperti
yang telah disebutkan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar
1945, bahwa “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”, pemerintah mengelola kekayaam alam
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat adalah salah satu pelayanan
pemerintah untuk publik atau masyarakat.
2.4 Model Penelitian
Berdasarkan hipotesis penelitian diatas, maka model penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:
(+)
(+)
(+)
Gambar 2.1. Model Penelitian
DAK (X2)
DAU (X1)
PAD (X3)
Belanja
Modal (Y)
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
35
2.5 Hipotesis Penelitian
H1: Dana Alokasi Umum berpengaruh positif signifikan terhadap belanja
modal.
H2: Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif signifikan terhadap belanja
modal.
H3: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif signifikan terhadap belanja
modal.
Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017