bab ii ok

54
BAB II PROFIL PT. INDONESIA POWER II.1. Pendahuluan. Salah satu kebutuhan energi yang mungkin hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Seperti diketahui untuk memperoleh energi listrik ini melalui suatu proses yang panjang dan rumit, namun mengingat sifat dari energi listrik ini yang mudah disalurkan dan mudah untuk dikonversikan ke dalam bentuk energi lain seperti menjadi energi cahaya, energi kalor, energi kimia, energi mekanik, suara, gambar, dan sebagainya. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk keperluan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri, dan sebagainya. Karena kebutuhan manusia terhadap listrik tersebut, maka dibangunlah pembangkit listrik. Pembangkit listrik dapat dibedakan menjadi :

Upload: rasta-farian

Post on 25-Jul-2015

117 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II OK

BAB II

PROFIL PT. INDONESIA POWER

II.1. Pendahuluan.

Salah satu kebutuhan energi yang mungkin hampir tidak dapat dipisahkan

lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik.

Seperti diketahui untuk memperoleh energi listrik ini melalui suatu proses yang

panjang dan rumit, namun mengingat sifat dari energi listrik ini yang mudah

disalurkan dan mudah untuk dikonversikan ke dalam bentuk energi lain seperti

menjadi energi cahaya, energi kalor, energi kimia, energi mekanik, suara, gambar,

dan sebagainya. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk

keperluan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri, dan sebagainya.

Karena kebutuhan manusia terhadap listrik tersebut, maka dibangunlah

pembangkit listrik. Pembangkit listrik dapat dibedakan menjadi :

1. Pembangkit listrik dengan sumber energi dapat diperbaharui, seperti

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PTLS (Pembangkit Listrik

Tenaga Surya), PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), dan

sebagainya.

2. Pembangkit listrik dengan sumber daya tidak dapat diperbaharui, seperti

PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), PLTU (Pembangkit Listrik

Tenaga Uap), PLTGU/PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap),

PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit

tenaga listrik yang menggunakan uap sebagai media untuk memutar sudu sudu

Page 2: BAB II OK

turbin, dimana uap yang digunakan memutar sudu-sudu tersebut adalah uap

kering. PLTU pada umumnya berbahan bakar minyak dan batubara. PLTU

beroperasi pada siklus Rankine yang dimodifikasi agar mencakup proses

pemanasan lanjut (super heating), pemanasan air pengisi ketel/boiler (feed water

heating) dan pemanasan kembali uap keluar turbin tekanan tinggi (steam

reheating). Untuk meningkatkan efisiensi panas (thermal efficiency) maka uap

yang dipakai harus dibuat bertekanan dan suhu setinggi mungkin. Demikian pula

turbin yang dipakai secara ekonomis dibuat dengan ukuran yang sebesar mungkin

agar dapat menekan biaya investasi (karena daya yang dihasilkan menjadi besar).

Karena pertimbangan-pertimbangan ini, sekarang ini banyak digunakan turbo

generator dengan kapasitas 500 MW. Dengan pemakaian turbin-turbin uap

berkapasitas 100 MW atau lebih, efisiensi ditingkatkan melalui pemanasan

kembali (reheating) uap setelah sebagian berekspansi melalui tingkat-tingkat suhu

akhir (turbin tekanan rendah).

PLTU merupakan salah satu dari jenis pembangkit tenaga listrik yang

digunakan di Indonesia. Khususnya, PLTU batubara merupakan jenis pembangkit

yang sangat cocok digunakan mengingat potensi kekayaan sumber daya alam di

Indonesia dalam hal ini batubara tersedia sangat banyak di beberapa pulau di

Indonesia seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Oleh karena itu

prospek PLTU batubara di Indonesia sangat cerah dan sangat strategis karena

bangsa ini dapat memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan batubara untuk

pembangkit tenaga listrik.

Page 3: BAB II OK

II.2. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power

Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan

merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali

dengan dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber

dana swasta melalui pembangkit–pembangkit listrik swasta, serta disusunnya

kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector

ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993.

Sebagai tindak lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum

menjadi Persero. Tanggal 3 Oktober 1995 PT. PLN (Persero) membentuk dua

anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah

satunya adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I)

menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha

lainnya. Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT.

Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000.

Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di

Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP

Priuk, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak

Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau

Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002

keseluruhan unit-unit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hamper

41.000 GWh yang memasok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara

keseluruhan di Indonesia total kapasitas terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002

dan 9.047 untuk tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253 GWh.

Page 4: BAB II OK

PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit

bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel II.1.

Tabel II.1. Kapasitas Terpasang Per–unit Bisnis Pembangkit

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan

bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada

Tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau

sekitar 46,51% dari produksi Sistem Jawa dan Bali.

Tabel II.2.Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit

Untuk produksi listrik pada unit-unit bisnis pembangkitan dari tahun 1999

sampai dengan Triwulan pertama tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel II.3.

Page 5: BAB II OK

Tabel II.3. Produksi Listrik (GWh) per – Unit Bisnis Pembangkit

Sedangkan dalam menyuplai kebutuhan akan tenaga listrik dari Jawa Bali

dari tahun 1998 sampai 2004 tidak hanya PT. Indonesia Power yang menyuplai

tetapi juga pembangkit yang lain yaitu IPP dan PJB, seperti diperlihatkan pada

Tabel II.4.

Tabel II.4. Daya Terpasang (MW) Sistem Jawa Bali

II.3. Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. Indonesia Power

Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesar di Indonesia dan

dalam rangka menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power

mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan

bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini PT. Indonesia Power

telah melakukan langkah-langkah antara lain melakukan usaha dalam bidang

Page 6: BAB II OK

ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan,

berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin keberadaan dan

pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

Dalam pengembangan usaha penunjang di dalam bidang pembangkit

tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan yaitu PT.

Cogindo Daya Bersama dan PT. Artha Daya Coalindo. PT. Cogindo Daya

Bersama bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan menejemen energi dengan

penerapan konsep cogeneration, energy outsourcing, energy efficiency assessment

package dan distributed generation. Sedangkan PT. Artha Daya Coalindo

bergerak dalam bidang perdagangan batubara sebagai bisnis utamanya dan bahan

bakar lainya yang diharapkan menjadi perusahaan trading batubara yang

menangani kegiatan terintegrasi di dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan

lainnya yang bernilai tambah, baik sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain

yang mempunyai potensi sinergis. Selain itu PT. Indonesia Power juga

menanamkan saham di PT. Artha Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha

perdagangan batubara sebesar 60%.

II. 3. 1. Visi

“Menjadi Perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat

dengan lingkungan”.

Page 7: BAB II OK

II. 3. 2. Misi

“Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan

usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat

guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka

panjang”.

II. 3. 3. Motto

“ Bersama kita maju “.

II. 3. 4. Tujuan

A. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam

penggunaan sumber daya perusahaan.

B. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan

bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang

berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.

C. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari

berbagai sumber yang saling menguntungkan.

D. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta

mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kehandalan, efisiensi,

maupun kelestarian lingkungan.

E. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai

antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas

pribadi dan profesionalisme.

II. 3. 5. Paradigma

“Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini”.

Page 8: BAB II OK

II.4. Budaya perusahaan, Lima filosofi Perusahaan, dan Tujuh nilai

Perusahaan PT. INDONESIA POWER (IP-HaPPPI)

II. 4. 1. Budaya Perusahaan

Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan

adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan :

A. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan

nilai-nilai atau filosofi.

B. Nilai adalah bagian daripada budaya/culture perusahaan yang dirumuskan

untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT.

Indonesia Power, nilai ini disebut dengan “Filosofi Perusahaan”.

C. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang

menilai sesuatu.

Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang

didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan

dalam tujuh nilai perusahaan PT. Indonesia Power (IP-HaPPPI).

II. 4. 2. Lima Filosofi Perusahaan

A. Mengutamakan pasar dan pelanggan.

Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan

nilai tambah kepada pelanggan.

B. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.

Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi

finansial dan proses bisnis yang handal dengan semangat untuk

memenangkan persaingan.

Page 9: BAB II OK

C. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi

Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi secara optimal.

D. Menjunjung tinggi etika bisnis.

Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional.

E. Memberi penghargaan atas prestasi.

Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan

yang maksimal.

II. 4.3. TUJUH NILAI PERUSAHAAN PT. INDONESIA POWER

(IPHaPPPI)

A. Integritas

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik

kepada perusahaan.

B. Profesional

Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang.

C. Harmoni

serasi, selaras, seimbang, dalam :

- Pengembangan kualitas pribadi,

- Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)

- Hubungan dengan lingkungan hidup

D. Pelayanan Prima

Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan

stakeholder.

Page 10: BAB II OK

E. Peduli

Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara

lingkungan sekitar.

F. Pembelajar

Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas

diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi

dengan orang lain.

G. Inovatif

Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam

usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun

produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

II.5. Sasaran dan Program Kerja Bidang Produksi

Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan

dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan pasokan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut :

A. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit beban

dasar dengan biaya murah.

B. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun

biaya pemeliharaan.

C. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.

D. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit.

E. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan

gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.

Page 11: BAB II OK

Adapun program kerja di bidang produksi adalah :

A. Mengoptimalkan kemampuan produksi.

B. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit :

- Efisiensi termal.

- Efisiensi pemeliharaan.

- Pengawasan volume dan mutu bahan bakar.

C. Melakukan optimasi biaya bahan bakar.

D. Meningkatkan keandalan pembangkit.

E. Meningkatkan waktu operasi pemeliharaan.

II.6. Makna Bentuk dan Warna Logo

Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power

Utility Company terbesar di Indonesia.

Gambar 2.1. Logo PT. Indonesia Power

II. 6. 1. Bentuk

Page 12: BAB II OK

A. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar

jenishuruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD

menandakan font yang kuat dan tegas.

B. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “TENAGA

LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

C. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan symbol

perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.

Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi

komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan

identitas perusahaan dapat langsung terwakili.

II. 6. 2. Warna

A. Merah

Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang

kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga

listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.

B. Biru

Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru

menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata

POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang

dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri :

- Berteknologi tinggi.

- Efisien.

- Aman.

Page 13: BAB II OK

- Ramah lingkungan.

II.7. Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Suralaya

II.7. 1. Sejarah UBP Suralaya

Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik

khususnya di Pulau Jawa yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk

meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi

primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun

dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama. Beberapa alas an

mengapa Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik diantaranya adalah:

1. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah tersebut

dipandang tidak produktif untuk pertanian.

2. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal ini

baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasokan bahan baku, dan

ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin maupun air proses.

3. Karena faktor nomor dua di atas, maka akan membantu/memperlancar

pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam peralatan berat yang

masih di impor dari luar negeri.

4. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan

namun dengan kondisi yang belum begitu baik.

5. Karena jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit sehingga

tida perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk guna pemasangan

saluran transmisi kelistrikan.

Page 14: BAB II OK

6. Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di Suralaya

memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat.

7. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa

penbakaran batubara.

8. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan

pembangunan.

9. Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara pelabuhan dan laut.

10. Menimbamg kebutuhan beban di Pulau Jawa merupakan yang terbesar,

maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik dengan daya yang

besar di Pulau Jawa.

UBP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki oleh

PT Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang lain, UBP Suralaya

memiliki kapasitas daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar di

Indonesia. PLTU Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu :

Tahap I : Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing

berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan

Mei 1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak

tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26

Maret 1985 untuk unit 2.

Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-masing

berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai paada bulan

Juni 1985 dan berakhir sampai dengan bulan desember 1989. dan

Page 15: BAB II OK

telah beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk unit 3 dan 6 Nopember

1989 untuk unit 4.

Tahap III : Membangun tiga unit PLTU, yaitu unit 5,6, dan 7 yang masingmasing

berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan Januari

1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober 1996 untuk 5. untuk

unit 6 pada bulan April 1997 dan Oktober 1997 untuk unit 7.

Tabel II.5. Periode Pembangunan UBP Suralaya

Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek

Induk Pembangkit Thermal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing

dari Montreal Engineering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 s/d Unit 4

sedangkan untuk Unit 5 s/d Unit 7 dari Black & Veatch Iternational (BVI)

Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya

dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.

Saat ini telah terpasang dan siap beroperasi PLTG (Pembangkit listrik

Tenaga Gas) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown Engineering, England.

PLTG ini dimaksudkan untuk mempercepat suplai catu daya sebagai penggerak

peralatan Bantu PLTU, apabila terjadi ‘black out’ pada sistem kelistrikan Jawa-

Bali.

Page 16: BAB II OK

Beroperasinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah kapasitas dan

keandalan tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam sistem

interkoneksi se-Jawa dan Bali. Mensukseskan program pemerintah dalam rangka

penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik

sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa

Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja,

peningkatan taraf hidup masayarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya

sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri.

II. 7. 2. Lokasi PLTU Suralaya

PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang,

Banten. 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry Merak, dan 7

km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut.

Gambar 2.2. Lokasi PLTU Suralaya

Page 17: BAB II OK

Luas area PLTU Suralaya adalah ±254 ha, terdiri dari :

Tabel II.6. Luas Area PLTU Suralaya

Page 18: BAB II OK

Gambar 2.3. Denah PLTU Suralaya

II. 7. 3. Struktur Organisasi.

Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,

semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara

umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara

skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta

tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan semula.

Page 19: BAB II OK

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Suralaya

PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, secara structural

puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manajer yang dibantu oleh

Deputi General Manajer dan Manajer Bidang. Secara lengkap, struktur organisasi

PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya diperlihatkan pada

Gambar 2.4.

II. 7. 4. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTU

PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan

batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar

cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga

Page 20: BAB II OK

menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau

pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara

diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis subbituminous

dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.

Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan

Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke

Jetty Suralaya.

Gambar 2.5. Rute Transportasi Batubara dari Tanjung Enim ke PLTU Suralaya

Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan menggunakan

Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri,

dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju

penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute (2)

atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer (1) atau langsung batubara tersebut

ditransfer malalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal

Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran

Page 21: BAB II OK

ke Pulverizer (7) dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan

menjadi serbuk yang halus.

Gambar 2.6. Produksi Tenaga Listrik PLTU Suralaya

Keterangan :

1. Stacker Reclaimer

2. Telescopic Chute

3. Junction House

4. Scraper Conveyor

5. Coal Bunker

6. Coal Feeder

7. Pulverizer

8. Primary Air Fan

9. Coal Burner

10. Forced Draft Fan

11. Air heater

12. Induced Draft Fan

13. Electrostatic Precipitator

14. Stack

15. Superheater

16. High Pressure Turbine

17. Reheater

18. Intermediate Pressure Turbin

19. Low Pressure Turbine

20. Rotor Generator

Page 22: BAB II OK

21. Stator Generator

22. Generator Transformer

23. Condenser

24. Condensate Excraction Pump

25. Low Pressure Heater

26. Sea Water

27. Deaerator

28. Boiller Feed Pump

29. High Pressure Heater

30. Economizer

31. Steam Drum

32. Circulating Water Pump

Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan

(8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke

dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk

mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruanga bakar

dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran

melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan

limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah

boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil

pembakaran dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan

dilewatkan melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang

dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui

cerobong/Stak (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan

alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan,

semen dan bahan bangunan (conblok).

Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa

pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian

dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian

Page 23: BAB II OK

uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine (16),

dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga

dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah

melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di

Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan

kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure (LP)

Turbine (19).

Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23)

dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump (32).

Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air

dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump

(24), pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke

Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air

tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High

Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk

kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31).

Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi.

Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros

memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000

rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System

dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik

dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke

Generator Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV.

Page 24: BAB II OK

Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi)

se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian

lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara

melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV.

II.8. Dampak Lingkungan

Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dilakukan

pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan

yang ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai

Ambang Batas dan no. 13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku

Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi peralatan antara lain :

A. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran

dengan efisiensi 99,5%.

B. Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan gas

sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.

C. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair

agar air buangan tidak mencemari lingkungan.

D. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi.

Kebisingan suara mencapai 85-90 dB.

E. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU

Suralaya.

F. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka.

Page 25: BAB II OK

G. Pemasangan Stack Emmision.

H. Penggunaan Low NOx Burners.

II.9. Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya.

A. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 1 – 4

1. Ketel (Boiler)

Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

Tipe : Natural Circulation

Single Drum Radiant Wall

Outdoor

Kapasitas : 1168 ton uap/jam

Tekanan uap keluar superheater : 174 kg/cm²

Suhu uap keluar superheater : 540˚C

Tekanan uap keluar reheater : 39,9 kg/cm²

Bahan bakar utama : Batubara

Bahan bakar cadangan : Minyak residu

Bahan bakar untuk penyalaan awal : Minyak solar

2. Turbin

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy

Industries, Japan

Tipe : Tandem Compound Double

Exhaust

Kapasitas : 400 MW

Tekanan uap masuk : 169 kg/cm²

Page 26: BAB II OK

Temperatur uap masuk : 538˚C

Tekanan uap keluar : 56 mmHg

Kecepatan putaran : 3000 rpm

Jumlah tingkat : 3 tingkat

- Turbin tekanan tinggi : 12 sudu

- Turbin tekanan menengah : 10 sudu

- Turbin tekanan rendah 1 : 2 x 8 sudu

- Turbin tekanan rendah 2 : 2 x 8 sudu

3. Generator

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Kecepatan putaran : 3000 rpm

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 50 Hz

Tegangan : 23 kV

KVA keluaran : 471 MVA

kW : 400.350 kW

Arus : 11.823 A

Faktor daya : 0,85

Rasio hubung singkat : 0,5

Media pendingin : Gas Hidrogen

Tekanan gas H2 : 4 kg/cm²

Volume gas : 80 m³

Page 27: BAB II OK

Tegangan penguat medan : 500 V

Kumparan : Y

4. Sistem Eksitasi

a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Totally enclosed

kW keluaran : 2400 kW

Tegangan : 500 V

Arus : 4800 A

Kecepatan putaran : 3000 rpm

b. Penyearah (Rotating rectifier)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Penyearah silicon (silicon

rectifier)

kW keluaran : 2400 kW

Tegangan : 500 V

Arus : 400 A

c. Penguat Medan AC (AC Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Rotating Armature

Page 28: BAB II OK

kVA keluaran : 2700 kVA

Tegangan : 410 V

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 250 Hz

d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Permanet Magnetic Field

kVA keluaran : 30 kVA

Tegangan : 170 V

Arus : 102 A

Frekuensi : 400 Hz

Jumlah fasa : 3

Faktor daya : 0,95

e. Lain-lain

Dioda silicon : SR 200 DM

Sekering : 1200 A, 1 detik

Kondenser : 0,6 μF

5. Pulverizer (Penggiling Batubara)

Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

Tipe : MPS-89

Kapasitas : 63.000 kg/jam, kelembaban

batubara 23,6%

Page 29: BAB II OK

Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh

Kecepatan putaran : 23,5 rpm

Motor penggerak : 522 kW/6 kV/706 A/ 50 Hz

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)

Pabrik pembuat : Ingersollrand, Canada

Tipe : 65 CHTA – 5 stage

Kapasitas : 725 ton/jam

N.P.S.H : 22,2 m

Tekanan : 216 kg/cm2

Motor penggerak : 6339 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa

7. Pompa Air Pendingin

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy

Industries, Japan

Tipe : Vertical Mixed Flow

Kapasitas : 31.500 m3/jam

Discharge head : 12,5 m

Tekanan : 0,8 kg/cm2

Motor penggerak : 1300 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa

8. Transformator Generator

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Oil Immersed Two Winding

Out door

Page 30: BAB II OK

Daya semu : 282.000/376.000/470.000 kVA

Tegangan primer : 23 kV

Arus primer : 7080/9440/11.800 A

Tegangan skunder : 500 kV

Arus skunder : 326/434/543 A

Frekuensi : 50 Hz

Jumlah fasa : 3

Uji tegangan tinggi saluran : 1550 kV

Uji tegangan rendah : 125 kV

Uji tegangan netral : 125 kV

Prosentasi impedansi : 11,66 – 11,69 %

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)

Pabrik pembuat : Wheelabarator, Canada

Jumlah aliran gas : 1.347.823 Nm3/jam

Temperatur gas : 195˚C

Kecepatan aliran gas : 1,47 m/detik

Tipe elektroda : Isodyne & Star Type Unit

1&2, Coil Unit 3&4

Tegangan elektroda : 55 kV DC

Arus elektroda : 1250 – 1700 mA

Efisiensi : 99,5 %

Jumlah abu hasil penangkapan : 11,2 ton/jam

Page 31: BAB II OK

10. Cerobong (Stack)

Jumlah : 2 buah (4 unit)

Tinggi : 200 m

Diameter luar bagian bawah : 22,3 m

Diameter luar bagian atas : 14 m

Diameter pipa saluran gas buang : 5,5 m

Suhu gas masuk cerobong : ± 140˚C

Kecepatan aliran gas : ± 2 m/detik

Material cerobong : Beton dan di bagian

dalamnya terdapat 2 pipa

aluran gas berdiameter 5,5m

B. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 5 – 7

1. Ketel (Boiler)

Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

Tipe : Radian Boiler, Balance

Draft Natural Circulation

Single Reheat. Top

Supported with Single Drum.

Kapasitas : 1.953.866 kg uap/jam

Tekanan uap keluar superheate : 174 kg/cm²

Suhu uap keluar superheate : 540˚C

Tekanan uap keluar reheater : 59 kg/cm² design.

Bahan bakar utama : Batubara

Page 32: BAB II OK

Bahan bakar untuk penyalaan awal : Minyak solar

2. Turbin

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy

Industries, Japan

Tipe : Tandem Compound

Quadruple Exhaust

Condensing Reheat

Kapasitas : 600 MW

Tekanan uap masuk : 169 kg/cm²

Temperatur uap masuk : 538˚C

Tekanan uap keluar : 68 mmHg. Abs

Kecepatan putaran : 3000 rpm

Jumlah tingkat : 3 tingkat

Turbin tekanan tinggi : 10 sudu

Turbin tekanan menengah : 7 sudu

Turbin tekanan rendah 1 : 2 x 7 sudu

Turbin tekanan rendah 2 : 2 x 7 sudu

Page 33: BAB II OK

3. Generator

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Kecepatan putaran : 3000 rpm

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 50 Hz

Tegangan : 23 kV

KVA keluaran : 767 MVA

kW : 651.950 kW

Arus : 19.253 A

Faktor daya : 0,85

Rasio hubung singkat : 0,58 pada 706 MVA

Media pendingin : Gas Hidrogen

Tekanan gas H2 : 5 kg/cm²

Volume gas : 125 m³

Tegangan penguat medan : 590 V

Kumparan : Y

4. Sistem Eksitasi

a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Totally enclosed

Page 34: BAB II OK

kW keluaran : 3300 kW

Tegangan : 590 V

Arus : 5593 A

Kecepatan putaran : 3000 rpm

b. Penyearah (Rotating rectifier)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Penyearah silicon (silicon

rectifier)

kW keluaran : 330 kW

Tegangan : 590 V

Arus : 550 A

c. Penguat Medan AC (AC Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Rotating Armature

kVA keluaran : 3680 kVA

Tegangan : 480 V

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 200 Hz

Page 35: BAB II OK

d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Tipe : Permanet Magnetic Field

kVA keluaran : 20 kVA

Tegangan : 125 V

Arus : 160 A

Frekuensi : 400 Hz

Jumlah fasa : 3

Faktor daya : 0,95

e. Lain-lain

Dioda silicon : FD 500 DH 60

Sekering : 800 A, 1 detik

Kondenser : 0,6 μF

5. Pulverizer (Penggiling Batubara)

Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

Tipe : MPS-89N

Kapasitas : 67.495 kg/jam, kelembaban

Batubara 28,3%

Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh

Kecepatan putaran : 23,5 rpm

Motor penggerak : 522 kW/3,3 kV/158 A/ 50 Hz

Page 36: BAB II OK

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy

Industries, Japan.

Tipe : Horizontal, Centrifugal

Doble Cage, Four Stage

Kapasitas : 1410 m3/jam

Head Total : 2670 m

Tekanan : 14,2 kg/m²

Motor penggerak

Turbin BFP : 5720 rpm

Motor Listrik : 5960 kW/10 kV/50 Hz/

3fasa/1480 rpm

7. Pompa Air Pendingin

Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

Tipe : -

Kapasitas : 180 m3/jam

Discharge head : 45,2 m

Tekanan : 2,0 kg/cm²

Motor penggerak : 1300 kW/10,5 kV/50 Hz/3 fasa

8. Transformator Generator

Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric

Corporation, Japan

Page 37: BAB II OK

Tipe : Oil Immersed Two Winding

Out door

Daya semu : 411.000/548.000/685.000 kVA

Tegangan primer : 23 kV

Arus primer : 17.195 A

Tegangan skunder : 500 kV

Arus skunder : 791 A

Frekuensi : 50 Hz

Jumlah fasa : 3

Uji tegangan tinggi saluran : 1550 kV

Uji tegangan rendah : 125 kV

Uji tegangan netral : 125 kV

Prosentasi impedansi : 11,9 % pada 685 MVA

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)

Pabrik pembuat : Lodge Cotrell, USA

Jumlah aliran gas : 1.347.823 Nm³/jam

Temperatur gas : 195˚C

Kecepatan aliran gas : 1,47 m/detik

Tipe elektrodaq : Square Twisted Element

Tegangan elektroda : 65 kV DC

Arus elektroda : 1400 mA

Efisiensi : 99,5 %

Jumlah abu hasil penangkapan : 25 ton/jam

Page 38: BAB II OK

10. Cerobong (Stack)

Jumlah : 3 buah (3 unit)

Tinggi : 275 m

Diameter luar bagian bawah : 25 m

Diameter luar bagian atas : 14 m

Diameter pipa saluran gas buang : 6,5 m

Suhu gas masuk cerobong : ± 140˚C

Kecepatan aliran gas : ± 2 m/detik

Material cerobong : Beton dan di bagian

dalamnya terdapat 2 pipa

gas berdiameter6,5m