bab ii ok
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
PROFIL PT. INDONESIA POWER
II.1. Pendahuluan.
Salah satu kebutuhan energi yang mungkin hampir tidak dapat dipisahkan
lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik.
Seperti diketahui untuk memperoleh energi listrik ini melalui suatu proses yang
panjang dan rumit, namun mengingat sifat dari energi listrik ini yang mudah
disalurkan dan mudah untuk dikonversikan ke dalam bentuk energi lain seperti
menjadi energi cahaya, energi kalor, energi kimia, energi mekanik, suara, gambar,
dan sebagainya. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk
keperluan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri, dan sebagainya.
Karena kebutuhan manusia terhadap listrik tersebut, maka dibangunlah
pembangkit listrik. Pembangkit listrik dapat dibedakan menjadi :
1. Pembangkit listrik dengan sumber energi dapat diperbaharui, seperti
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PTLS (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya), PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), dan
sebagainya.
2. Pembangkit listrik dengan sumber daya tidak dapat diperbaharui, seperti
PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), PLTU (Pembangkit Listrik
Tenaga Uap), PLTGU/PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap),
PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit
tenaga listrik yang menggunakan uap sebagai media untuk memutar sudu sudu
![Page 2: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/2.jpg)
turbin, dimana uap yang digunakan memutar sudu-sudu tersebut adalah uap
kering. PLTU pada umumnya berbahan bakar minyak dan batubara. PLTU
beroperasi pada siklus Rankine yang dimodifikasi agar mencakup proses
pemanasan lanjut (super heating), pemanasan air pengisi ketel/boiler (feed water
heating) dan pemanasan kembali uap keluar turbin tekanan tinggi (steam
reheating). Untuk meningkatkan efisiensi panas (thermal efficiency) maka uap
yang dipakai harus dibuat bertekanan dan suhu setinggi mungkin. Demikian pula
turbin yang dipakai secara ekonomis dibuat dengan ukuran yang sebesar mungkin
agar dapat menekan biaya investasi (karena daya yang dihasilkan menjadi besar).
Karena pertimbangan-pertimbangan ini, sekarang ini banyak digunakan turbo
generator dengan kapasitas 500 MW. Dengan pemakaian turbin-turbin uap
berkapasitas 100 MW atau lebih, efisiensi ditingkatkan melalui pemanasan
kembali (reheating) uap setelah sebagian berekspansi melalui tingkat-tingkat suhu
akhir (turbin tekanan rendah).
PLTU merupakan salah satu dari jenis pembangkit tenaga listrik yang
digunakan di Indonesia. Khususnya, PLTU batubara merupakan jenis pembangkit
yang sangat cocok digunakan mengingat potensi kekayaan sumber daya alam di
Indonesia dalam hal ini batubara tersedia sangat banyak di beberapa pulau di
Indonesia seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Oleh karena itu
prospek PLTU batubara di Indonesia sangat cerah dan sangat strategis karena
bangsa ini dapat memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan batubara untuk
pembangkit tenaga listrik.
![Page 3: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/3.jpg)
II.2. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power
Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan
merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali
dengan dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber
dana swasta melalui pembangkit–pembangkit listrik swasta, serta disusunnya
kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector
ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993.
Sebagai tindak lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum
menjadi Persero. Tanggal 3 Oktober 1995 PT. PLN (Persero) membentuk dua
anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah
satunya adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I)
menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha
lainnya. Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT.
Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000.
Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di
Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP
Priuk, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak
Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau
Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002
keseluruhan unit-unit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hamper
41.000 GWh yang memasok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara
keseluruhan di Indonesia total kapasitas terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002
dan 9.047 untuk tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253 GWh.
![Page 4: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/4.jpg)
PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit
bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel II.1.
Tabel II.1. Kapasitas Terpasang Per–unit Bisnis Pembangkit
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan
bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada
Tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau
sekitar 46,51% dari produksi Sistem Jawa dan Bali.
Tabel II.2.Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit
Untuk produksi listrik pada unit-unit bisnis pembangkitan dari tahun 1999
sampai dengan Triwulan pertama tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel II.3.
![Page 5: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/5.jpg)
Tabel II.3. Produksi Listrik (GWh) per – Unit Bisnis Pembangkit
Sedangkan dalam menyuplai kebutuhan akan tenaga listrik dari Jawa Bali
dari tahun 1998 sampai 2004 tidak hanya PT. Indonesia Power yang menyuplai
tetapi juga pembangkit yang lain yaitu IPP dan PJB, seperti diperlihatkan pada
Tabel II.4.
Tabel II.4. Daya Terpasang (MW) Sistem Jawa Bali
II.3. Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. Indonesia Power
Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesar di Indonesia dan
dalam rangka menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power
mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan
bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini PT. Indonesia Power
telah melakukan langkah-langkah antara lain melakukan usaha dalam bidang
![Page 6: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/6.jpg)
ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan,
berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin keberadaan dan
pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam pengembangan usaha penunjang di dalam bidang pembangkit
tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan yaitu PT.
Cogindo Daya Bersama dan PT. Artha Daya Coalindo. PT. Cogindo Daya
Bersama bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan menejemen energi dengan
penerapan konsep cogeneration, energy outsourcing, energy efficiency assessment
package dan distributed generation. Sedangkan PT. Artha Daya Coalindo
bergerak dalam bidang perdagangan batubara sebagai bisnis utamanya dan bahan
bakar lainya yang diharapkan menjadi perusahaan trading batubara yang
menangani kegiatan terintegrasi di dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan
lainnya yang bernilai tambah, baik sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain
yang mempunyai potensi sinergis. Selain itu PT. Indonesia Power juga
menanamkan saham di PT. Artha Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha
perdagangan batubara sebesar 60%.
II. 3. 1. Visi
“Menjadi Perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat
dengan lingkungan”.
![Page 7: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/7.jpg)
II. 3. 2. Misi
“Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan
usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat
guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka
panjang”.
II. 3. 3. Motto
“ Bersama kita maju “.
II. 3. 4. Tujuan
A. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam
penggunaan sumber daya perusahaan.
B. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang
berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
C. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
D. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kehandalan, efisiensi,
maupun kelestarian lingkungan.
E. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai
antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas
pribadi dan profesionalisme.
II. 3. 5. Paradigma
“Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini”.
![Page 8: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/8.jpg)
II.4. Budaya perusahaan, Lima filosofi Perusahaan, dan Tujuh nilai
Perusahaan PT. INDONESIA POWER (IP-HaPPPI)
II. 4. 1. Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan
adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan :
A. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan
nilai-nilai atau filosofi.
B. Nilai adalah bagian daripada budaya/culture perusahaan yang dirumuskan
untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT.
Indonesia Power, nilai ini disebut dengan “Filosofi Perusahaan”.
C. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang
menilai sesuatu.
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang
didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan
dalam tujuh nilai perusahaan PT. Indonesia Power (IP-HaPPPI).
II. 4. 2. Lima Filosofi Perusahaan
A. Mengutamakan pasar dan pelanggan.
Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan
nilai tambah kepada pelanggan.
B. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.
Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi
finansial dan proses bisnis yang handal dengan semangat untuk
memenangkan persaingan.
![Page 9: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/9.jpg)
C. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara optimal.
D. Menjunjung tinggi etika bisnis.
Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional.
E. Memberi penghargaan atas prestasi.
Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan
yang maksimal.
II. 4.3. TUJUH NILAI PERUSAHAAN PT. INDONESIA POWER
(IPHaPPPI)
A. Integritas
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik
kepada perusahaan.
B. Profesional
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang.
C. Harmoni
serasi, selaras, seimbang, dalam :
- Pengembangan kualitas pribadi,
- Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)
- Hubungan dengan lingkungan hidup
D. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stakeholder.
![Page 10: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/10.jpg)
E. Peduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara
lingkungan sekitar.
F. Pembelajar
Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas
diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi
dengan orang lain.
G. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam
usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun
produk dengan tujuan peningkatan kinerja.
II.5. Sasaran dan Program Kerja Bidang Produksi
Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan
dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan pasokan.
Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut :
A. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit beban
dasar dengan biaya murah.
B. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun
biaya pemeliharaan.
C. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.
D. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit.
E. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan
gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.
![Page 11: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/11.jpg)
Adapun program kerja di bidang produksi adalah :
A. Mengoptimalkan kemampuan produksi.
B. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit :
- Efisiensi termal.
- Efisiensi pemeliharaan.
- Pengawasan volume dan mutu bahan bakar.
C. Melakukan optimasi biaya bahan bakar.
D. Meningkatkan keandalan pembangkit.
E. Meningkatkan waktu operasi pemeliharaan.
II.6. Makna Bentuk dan Warna Logo
Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power
Utility Company terbesar di Indonesia.
Gambar 2.1. Logo PT. Indonesia Power
II. 6. 1. Bentuk
![Page 12: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/12.jpg)
A. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar
jenishuruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD
menandakan font yang kuat dan tegas.
B. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “TENAGA
LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
C. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan symbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi
komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
II. 6. 2. Warna
A. Merah
Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang
kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga
listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
B. Biru
Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri :
- Berteknologi tinggi.
- Efisien.
- Aman.
![Page 13: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/13.jpg)
- Ramah lingkungan.
II.7. Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Suralaya
II.7. 1. Sejarah UBP Suralaya
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik
khususnya di Pulau Jawa yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi
primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun
dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama. Beberapa alas an
mengapa Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik diantaranya adalah:
1. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah tersebut
dipandang tidak produktif untuk pertanian.
2. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal ini
baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasokan bahan baku, dan
ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin maupun air proses.
3. Karena faktor nomor dua di atas, maka akan membantu/memperlancar
pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam peralatan berat yang
masih di impor dari luar negeri.
4. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan
namun dengan kondisi yang belum begitu baik.
5. Karena jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit sehingga
tida perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk guna pemasangan
saluran transmisi kelistrikan.
![Page 14: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/14.jpg)
6. Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di Suralaya
memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat.
7. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa
penbakaran batubara.
8. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan
pembangunan.
9. Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara pelabuhan dan laut.
10. Menimbamg kebutuhan beban di Pulau Jawa merupakan yang terbesar,
maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik dengan daya yang
besar di Pulau Jawa.
UBP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki oleh
PT Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang lain, UBP Suralaya
memiliki kapasitas daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar di
Indonesia. PLTU Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu :
Tahap I : Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan
Mei 1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak
tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26
Maret 1985 untuk unit 2.
Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai paada bulan
Juni 1985 dan berakhir sampai dengan bulan desember 1989. dan
![Page 15: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/15.jpg)
telah beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk unit 3 dan 6 Nopember
1989 untuk unit 4.
Tahap III : Membangun tiga unit PLTU, yaitu unit 5,6, dan 7 yang masingmasing
berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan Januari
1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober 1996 untuk 5. untuk
unit 6 pada bulan April 1997 dan Oktober 1997 untuk unit 7.
Tabel II.5. Periode Pembangunan UBP Suralaya
Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek
Induk Pembangkit Thermal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing
dari Montreal Engineering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 s/d Unit 4
sedangkan untuk Unit 5 s/d Unit 7 dari Black & Veatch Iternational (BVI)
Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya
dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.
Saat ini telah terpasang dan siap beroperasi PLTG (Pembangkit listrik
Tenaga Gas) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown Engineering, England.
PLTG ini dimaksudkan untuk mempercepat suplai catu daya sebagai penggerak
peralatan Bantu PLTU, apabila terjadi ‘black out’ pada sistem kelistrikan Jawa-
Bali.
![Page 16: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/16.jpg)
Beroperasinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah kapasitas dan
keandalan tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam sistem
interkoneksi se-Jawa dan Bali. Mensukseskan program pemerintah dalam rangka
penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik
sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa
Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja,
peningkatan taraf hidup masayarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya
sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri.
II. 7. 2. Lokasi PLTU Suralaya
PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang,
Banten. 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry Merak, dan 7
km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut.
Gambar 2.2. Lokasi PLTU Suralaya
![Page 17: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/17.jpg)
Luas area PLTU Suralaya adalah ±254 ha, terdiri dari :
Tabel II.6. Luas Area PLTU Suralaya
![Page 18: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/18.jpg)
Gambar 2.3. Denah PLTU Suralaya
II. 7. 3. Struktur Organisasi.
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara
umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara
skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta
tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan semula.
![Page 19: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/19.jpg)
Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Suralaya
PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, secara structural
puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manajer yang dibantu oleh
Deputi General Manajer dan Manajer Bidang. Secara lengkap, struktur organisasi
PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya diperlihatkan pada
Gambar 2.4.
II. 7. 4. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTU
PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar
cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga
![Page 20: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/20.jpg)
menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau
pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara
diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis subbituminous
dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.
Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan
Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke
Jetty Suralaya.
Gambar 2.5. Rute Transportasi Batubara dari Tanjung Enim ke PLTU Suralaya
Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan menggunakan
Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri,
dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju
penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute (2)
atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer (1) atau langsung batubara tersebut
ditransfer malalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal
Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran
![Page 21: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/21.jpg)
ke Pulverizer (7) dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan
menjadi serbuk yang halus.
Gambar 2.6. Produksi Tenaga Listrik PLTU Suralaya
Keterangan :
1. Stacker Reclaimer
2. Telescopic Chute
3. Junction House
4. Scraper Conveyor
5. Coal Bunker
6. Coal Feeder
7. Pulverizer
8. Primary Air Fan
9. Coal Burner
10. Forced Draft Fan
11. Air heater
12. Induced Draft Fan
13. Electrostatic Precipitator
14. Stack
15. Superheater
16. High Pressure Turbine
17. Reheater
18. Intermediate Pressure Turbin
19. Low Pressure Turbine
20. Rotor Generator
![Page 22: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/22.jpg)
21. Stator Generator
22. Generator Transformer
23. Condenser
24. Condensate Excraction Pump
25. Low Pressure Heater
26. Sea Water
27. Deaerator
28. Boiller Feed Pump
29. High Pressure Heater
30. Economizer
31. Steam Drum
32. Circulating Water Pump
Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
(8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke
dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk
mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruanga bakar
dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran
melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan
limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah
boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil
pembakaran dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan
dilewatkan melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang
dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui
cerobong/Stak (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan
alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan,
semen dan bahan bangunan (conblok).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian
dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian
![Page 23: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/23.jpg)
uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine (16),
dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga
dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah
melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di
Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan
kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure (LP)
Turbine (19).
Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23)
dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump (32).
Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air
dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump
(24), pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke
Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air
tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High
Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk
kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31).
Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi.
Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros
memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000
rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System
dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik
dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke
Generator Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV.
![Page 24: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/24.jpg)
Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi)
se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian
lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara
melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV.
II.8. Dampak Lingkungan
Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dilakukan
pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai
Ambang Batas dan no. 13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi peralatan antara lain :
A. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran
dengan efisiensi 99,5%.
B. Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan gas
sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
C. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair
agar air buangan tidak mencemari lingkungan.
D. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi.
Kebisingan suara mencapai 85-90 dB.
E. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU
Suralaya.
F. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka.
![Page 25: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/25.jpg)
G. Pemasangan Stack Emmision.
H. Penggunaan Low NOx Burners.
II.9. Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya.
A. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 1 – 4
1. Ketel (Boiler)
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada
Tipe : Natural Circulation
Single Drum Radiant Wall
Outdoor
Kapasitas : 1168 ton uap/jam
Tekanan uap keluar superheater : 174 kg/cm²
Suhu uap keluar superheater : 540˚C
Tekanan uap keluar reheater : 39,9 kg/cm²
Bahan bakar utama : Batubara
Bahan bakar cadangan : Minyak residu
Bahan bakar untuk penyalaan awal : Minyak solar
2. Turbin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy
Industries, Japan
Tipe : Tandem Compound Double
Exhaust
Kapasitas : 400 MW
Tekanan uap masuk : 169 kg/cm²
![Page 26: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/26.jpg)
Temperatur uap masuk : 538˚C
Tekanan uap keluar : 56 mmHg
Kecepatan putaran : 3000 rpm
Jumlah tingkat : 3 tingkat
- Turbin tekanan tinggi : 12 sudu
- Turbin tekanan menengah : 10 sudu
- Turbin tekanan rendah 1 : 2 x 8 sudu
- Turbin tekanan rendah 2 : 2 x 8 sudu
3. Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Kecepatan putaran : 3000 rpm
Jumlah fasa : 3
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan : 23 kV
KVA keluaran : 471 MVA
kW : 400.350 kW
Arus : 11.823 A
Faktor daya : 0,85
Rasio hubung singkat : 0,5
Media pendingin : Gas Hidrogen
Tekanan gas H2 : 4 kg/cm²
Volume gas : 80 m³
![Page 27: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/27.jpg)
Tegangan penguat medan : 500 V
Kumparan : Y
4. Sistem Eksitasi
a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Totally enclosed
kW keluaran : 2400 kW
Tegangan : 500 V
Arus : 4800 A
Kecepatan putaran : 3000 rpm
b. Penyearah (Rotating rectifier)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Penyearah silicon (silicon
rectifier)
kW keluaran : 2400 kW
Tegangan : 500 V
Arus : 400 A
c. Penguat Medan AC (AC Exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Rotating Armature
![Page 28: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/28.jpg)
kVA keluaran : 2700 kVA
Tegangan : 410 V
Jumlah fasa : 3
Frekuensi : 250 Hz
d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Permanet Magnetic Field
kVA keluaran : 30 kVA
Tegangan : 170 V
Arus : 102 A
Frekuensi : 400 Hz
Jumlah fasa : 3
Faktor daya : 0,95
e. Lain-lain
Dioda silicon : SR 200 DM
Sekering : 1200 A, 1 detik
Kondenser : 0,6 μF
5. Pulverizer (Penggiling Batubara)
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada
Tipe : MPS-89
Kapasitas : 63.000 kg/jam, kelembaban
batubara 23,6%
![Page 29: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/29.jpg)
Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh
Kecepatan putaran : 23,5 rpm
Motor penggerak : 522 kW/6 kV/706 A/ 50 Hz
6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)
Pabrik pembuat : Ingersollrand, Canada
Tipe : 65 CHTA – 5 stage
Kapasitas : 725 ton/jam
N.P.S.H : 22,2 m
Tekanan : 216 kg/cm2
Motor penggerak : 6339 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa
7. Pompa Air Pendingin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy
Industries, Japan
Tipe : Vertical Mixed Flow
Kapasitas : 31.500 m3/jam
Discharge head : 12,5 m
Tekanan : 0,8 kg/cm2
Motor penggerak : 1300 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa
8. Transformator Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Oil Immersed Two Winding
Out door
![Page 30: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/30.jpg)
Daya semu : 282.000/376.000/470.000 kVA
Tegangan primer : 23 kV
Arus primer : 7080/9440/11.800 A
Tegangan skunder : 500 kV
Arus skunder : 326/434/543 A
Frekuensi : 50 Hz
Jumlah fasa : 3
Uji tegangan tinggi saluran : 1550 kV
Uji tegangan rendah : 125 kV
Uji tegangan netral : 125 kV
Prosentasi impedansi : 11,66 – 11,69 %
9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)
Pabrik pembuat : Wheelabarator, Canada
Jumlah aliran gas : 1.347.823 Nm3/jam
Temperatur gas : 195˚C
Kecepatan aliran gas : 1,47 m/detik
Tipe elektroda : Isodyne & Star Type Unit
1&2, Coil Unit 3&4
Tegangan elektroda : 55 kV DC
Arus elektroda : 1250 – 1700 mA
Efisiensi : 99,5 %
Jumlah abu hasil penangkapan : 11,2 ton/jam
![Page 31: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/31.jpg)
10. Cerobong (Stack)
Jumlah : 2 buah (4 unit)
Tinggi : 200 m
Diameter luar bagian bawah : 22,3 m
Diameter luar bagian atas : 14 m
Diameter pipa saluran gas buang : 5,5 m
Suhu gas masuk cerobong : ± 140˚C
Kecepatan aliran gas : ± 2 m/detik
Material cerobong : Beton dan di bagian
dalamnya terdapat 2 pipa
aluran gas berdiameter 5,5m
B. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 5 – 7
1. Ketel (Boiler)
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada
Tipe : Radian Boiler, Balance
Draft Natural Circulation
Single Reheat. Top
Supported with Single Drum.
Kapasitas : 1.953.866 kg uap/jam
Tekanan uap keluar superheate : 174 kg/cm²
Suhu uap keluar superheate : 540˚C
Tekanan uap keluar reheater : 59 kg/cm² design.
Bahan bakar utama : Batubara
![Page 32: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/32.jpg)
Bahan bakar untuk penyalaan awal : Minyak solar
2. Turbin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy
Industries, Japan
Tipe : Tandem Compound
Quadruple Exhaust
Condensing Reheat
Kapasitas : 600 MW
Tekanan uap masuk : 169 kg/cm²
Temperatur uap masuk : 538˚C
Tekanan uap keluar : 68 mmHg. Abs
Kecepatan putaran : 3000 rpm
Jumlah tingkat : 3 tingkat
Turbin tekanan tinggi : 10 sudu
Turbin tekanan menengah : 7 sudu
Turbin tekanan rendah 1 : 2 x 7 sudu
Turbin tekanan rendah 2 : 2 x 7 sudu
![Page 33: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/33.jpg)
3. Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Kecepatan putaran : 3000 rpm
Jumlah fasa : 3
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan : 23 kV
KVA keluaran : 767 MVA
kW : 651.950 kW
Arus : 19.253 A
Faktor daya : 0,85
Rasio hubung singkat : 0,58 pada 706 MVA
Media pendingin : Gas Hidrogen
Tekanan gas H2 : 5 kg/cm²
Volume gas : 125 m³
Tegangan penguat medan : 590 V
Kumparan : Y
4. Sistem Eksitasi
a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Totally enclosed
![Page 34: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/34.jpg)
kW keluaran : 3300 kW
Tegangan : 590 V
Arus : 5593 A
Kecepatan putaran : 3000 rpm
b. Penyearah (Rotating rectifier)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Penyearah silicon (silicon
rectifier)
kW keluaran : 330 kW
Tegangan : 590 V
Arus : 550 A
c. Penguat Medan AC (AC Exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Rotating Armature
kVA keluaran : 3680 kVA
Tegangan : 480 V
Jumlah fasa : 3
Frekuensi : 200 Hz
![Page 35: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/35.jpg)
d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
Tipe : Permanet Magnetic Field
kVA keluaran : 20 kVA
Tegangan : 125 V
Arus : 160 A
Frekuensi : 400 Hz
Jumlah fasa : 3
Faktor daya : 0,95
e. Lain-lain
Dioda silicon : FD 500 DH 60
Sekering : 800 A, 1 detik
Kondenser : 0,6 μF
5. Pulverizer (Penggiling Batubara)
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada
Tipe : MPS-89N
Kapasitas : 67.495 kg/jam, kelembaban
Batubara 28,3%
Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh
Kecepatan putaran : 23,5 rpm
Motor penggerak : 522 kW/3,3 kV/158 A/ 50 Hz
![Page 36: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/36.jpg)
6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy
Industries, Japan.
Tipe : Horizontal, Centrifugal
Doble Cage, Four Stage
Kapasitas : 1410 m3/jam
Head Total : 2670 m
Tekanan : 14,2 kg/m²
Motor penggerak
Turbin BFP : 5720 rpm
Motor Listrik : 5960 kW/10 kV/50 Hz/
3fasa/1480 rpm
7. Pompa Air Pendingin
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada
Tipe : -
Kapasitas : 180 m3/jam
Discharge head : 45,2 m
Tekanan : 2,0 kg/cm²
Motor penggerak : 1300 kW/10,5 kV/50 Hz/3 fasa
8. Transformator Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation, Japan
![Page 37: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/37.jpg)
Tipe : Oil Immersed Two Winding
Out door
Daya semu : 411.000/548.000/685.000 kVA
Tegangan primer : 23 kV
Arus primer : 17.195 A
Tegangan skunder : 500 kV
Arus skunder : 791 A
Frekuensi : 50 Hz
Jumlah fasa : 3
Uji tegangan tinggi saluran : 1550 kV
Uji tegangan rendah : 125 kV
Uji tegangan netral : 125 kV
Prosentasi impedansi : 11,9 % pada 685 MVA
9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)
Pabrik pembuat : Lodge Cotrell, USA
Jumlah aliran gas : 1.347.823 Nm³/jam
Temperatur gas : 195˚C
Kecepatan aliran gas : 1,47 m/detik
Tipe elektrodaq : Square Twisted Element
Tegangan elektroda : 65 kV DC
Arus elektroda : 1400 mA
Efisiensi : 99,5 %
Jumlah abu hasil penangkapan : 25 ton/jam
![Page 38: BAB II OK](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022052218/557202674979599169a372c6/html5/thumbnails/38.jpg)
10. Cerobong (Stack)
Jumlah : 3 buah (3 unit)
Tinggi : 275 m
Diameter luar bagian bawah : 25 m
Diameter luar bagian atas : 14 m
Diameter pipa saluran gas buang : 6,5 m
Suhu gas masuk cerobong : ± 140˚C
Kecepatan aliran gas : ± 2 m/detik
Material cerobong : Beton dan di bagian
dalamnya terdapat 2 pipa
gas berdiameter6,5m