bab ii 1197099 -...
TRANSCRIPT
18
BAB II
BIMBINGAN PERNIKAHAN KEPADA PASANGAN
REMAJA PRA NIKAH
1) Pengertian Bimbingan Pernikahan
Sebelum masuk pada uraian berbagai hal yang berkaitan dengan
bimbingan pernikahan kepada pasangan remaja pra nikah, terlebih dahulu
penulis kemukakan tentang pengertian bimbingan.
Bimbingan adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “Guidance”.
Guidance berasal dari kata kerja “To Guide” yang berarti menunjukkan,
membimbing atau menuntun orang lain menuju jalan yang benar.1)
Secara terminologis pengertian bimbingan banyak yang memberikan
definisi. Adapun pendapat para ahli mendefinisikan antara lain :
a. Pengertian Bimbingan
1. Menurut Priyanto dan Erman Anti
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau bebera orang individu, baik
anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memafaatkan kekuatan individu dan saran yang ada dan dapat
dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 2)
1) Arifin. Pokok-pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan di
Luar Sekolah. Jakarta. Bulan Bintang. 1976, hlm.18. 2) Priyatno dan Erman Anti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Bersama. PT. Rineka Cipta. 1999, hlm.99.
19
2. Menurut Stoops
Bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam
membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secara
maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya baik
bagi dirinya maupun masyarakat.3)
3. Menurut Bimo Walgito
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu / sekumpulan individu-individu dalam menghindari /
mengatasi / kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu /
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya.4)
4. Manurut W.S. Winkel
Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang /
kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara
bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan
hidup bantuan itu bersifat psikologis dan tidak berupa pertolongan
finansial, medis dan sebagainya.5)
5. Menurut Failor yang dikutip H.M. Arifin M.ED.
Bimbingan adalah bantuan kepada aseseorang dalam bproses
3) Moh. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung. CV Ilmu. 1979, hlm.25. 4) Bimo Walgito. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta. Audi Offset, 1995,
hlm.4. 5) W.S. Winkel. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta, PT Grafindo
1991, hlm.17.
20
pemahaman dan penerimaan terhadap kenyataan yang ada pada dirinya
sendiri serta perhitungan (penilaian) terhadap lingkungan sosial
ekonominya masa sekarang dan kemungkinan masa mendatang, dan
bagaimana mengintegrasikan dua hal tersebut melalui pilihan-pilihan
serta penyesuaian-penyesuaian diri yang membawa kepada kepuasan
hidup pribadi dan pendaya gunaan hidup ekomoni sosial.6)
Dengan melihat pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bimbingan adalah : Proses
bantuan kepada individu atau kelompok yang bersifat psikis / kejiwaan
agar individu atau kelompok itu dapat mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi, membuat pilihan yang bijaksana dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya serta dapat menjadi pribadi yang mandiri.�
b. Pengertian Pernikahan
Kata nikah berasal dari bahasa Arab, nikaahun ( ���� ) yang
merupakan masdar dari kata kerja nakaha ( ����� ) yang berarti nikah.7)
Sedangkan menurut istilah, ada beberapa definisi tentang
pernikahan antara lain :
a) Menurut Abdul Aziz
Pernikahan ialah suatu akad yang menghalalkan pergaulan
antara seorang lak-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan
menimbulkan hak dan kewajiban keduanya.8)�
6) M. Arifin. Op cit, hlm.20-21. 7) Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir : Kamus Arab Indonesia. Yogyakarta, Unit
Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir, 1984, hlm. 1496. 8) Abdul Aziz, Rumah Tangga Bahagia Sejahtera, Semarang, CV. Wicaksana, 1990,
hlm.16.
21
b) Menurut Drs. H. Rahmat Hakim
Pernikahan adalah sutau akad yang menyebabkan kebolehan
bergaul antara seorang laki-laki dangan seorang perempuan dan
menolong keduanya serta menemukan batas hak dan kewajibannya.9)
c) Dalam kompilasi hukum Islam
Pernikahan adalah akad yang sangat kuat / mitsaqan
ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah.10)
d) Definisi menurut slogan ulama
Pernikahan adalah akad yang mengandung ketentuan hukum
kebolehan hubungan kelamin dengan lafadh nikah / ziwaj yang
semakna kedunaya.11)
e) Sedang dalam UU No.I tahun 1974
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan ketentuan Yang Maha Esa.12)
9) Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2000, hlm.13. 10) Abdur Rahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, Akademi Pressindo,
1992, hlm.114. 11) Marni Djamal, Ilmu Fiqh, jilid II, Jakarta, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana
Perguruan Tinggi Agama / IAIN, 1984, hlm. 48. 12) Muhammad Idris Ramulya, Hukum Pernikahan Islam, Suatu Analisis dari Undang-
undang No. I tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Ke-2, 1999, hlm. 2.
22
Dari beberapa pengertian tersebut, secara umum dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan pernikahan adalah suatu akad / perikatan
untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan
dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga diliputi rasa
tentram, serta kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah dan
menggunakan lafadz / ziwaj tertentu.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pernikahan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam
menjalankan pernikahannya bisa selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah, sehingga dapat mencapai hidup di dunia dan akhirat.
Seperti telah diketahui bimbingan tekanan utamanya pada fungsi
preventif. Fungsi penengahan. Artinya mencegah terjadinya / munculnya
problem pada diri seseorang. Dengan demikian bimbingan pernikahan
merupakan proses membantu seseorang agar 1) memahami bagaimana
petunjuk Allah mengenai pernikahan. 2) menghayati ketentuan dan
petunjuk tersebut. 3) aman dan mampu menjalankan petunjuk tersebut.
2) Tujuan Bimbingan Pernikahan
a. Tujuan Bimbingan
Bimbingan dan konseling secara general mempunyai dua tujuan yakni
tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan taraf perkem-
23
bangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan
bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang
keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan
positif lingkunganya.
Sedangkan tujuan khusus bimbingan merupakan penjabaran tujuan
umum tersebut diatas yang dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai
dengan kompleksitas permasalahannya itu.13)
Menurut Aunur Rohim Fakih, tujuan bimbingan dan konseling
Islam itu ada dua :
1. Tujuan Umum
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan Khusus
a. Membnatu individu agar tidak menghadapi masaalah.
b. Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya.
c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik / yang telah baik agar tetap baik. Sehingga tidak
akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.14)
�
�
13) Priyatno dan Erman Anti, Opcit, hlm.115. 14) Aunur Rahim Faqih. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta, UII
Pers.1994, hlm. 36-37.
24
b. Tujuan Pernikahan
1. Tujuan pokok perkawinan dalam Islam adalah sebagaimana
difirmankan Allah dalam Al Qur’an.
������������� ������� ������������������ �����������������
������ !�"#����$%&'�()����*�����+�, �-�+* ��('�.�/012�
Artinya : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Q.S. Ar Rum, 30 :
21).15)
Ayat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tujuan perkawinan dalam Islam adalah :
a. Untuk mencapai ketenangan hidup yang diliputi kasih sayang lahir
batin dari suami istri.
b. Untuk memperoleh keturunan yang sah, keturunan yang mengenal
kedua orang tua dan orang tua yang bertanggung jawab kepada
keturunannya.
c. Untuk menjaga diri seseorang agar tidak mudah jatuh ke lembah
kemaksiatan terutama perzinaan, karena orang yang telah menikah
15) Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, Yayasan
Penyelenggaraan Penterjemah Al Qur’an, hlm. 644.
25
/ kawin akan merasa bahwa segala tindakan senantiasa mendapat
penguasaan langsung dari suami atau istri.
d. Untuk mewujudkan keluarga muslim yang sejahtera bahagia,
tentram dan damai serta menciptakan pendidikan menurut ajaran
agama Islam, sehingga mencerminkan kelaurga yang taat
menjalankan ibadah.
e. Untuk memelihara keluarga dari siksa neraka.
2. Untuk menenangkan pandangan mata dan menjaga kehormatan diri.
3. Untuk mendapatkan keturunan yang sah serta sehat jasmani, rohani,
dan sosial.16)
4. Dengan pernikahan dapat membuahkan diantaranya tali kekeluargaan.
Memperteguh kelanggengan, rasa cinta antar keluarga dan
memperkuat hubungan kemasyarakatan yang memang oleh Islam
direstui, didorong dan ditunjang karena masyarakat yang saling
menunjang lagi saling menyayangi akan menjadi masyarakat yang kuat
lagi bahagia.17)
c. Tujuan Bimbingan Pernikahan
Membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan
dengan pernikahan, antara lain dengan jalan :
a. Membantu individu memahami hakekat pernikahan menurut Islam.
b. Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam.
16) H. Mahsudi Sukarno, Buku Pintar Keluarga Muslim, Semarang. BP. 4 Propinsi Jawa
Tengah, 2001, hlm. 6. 17) Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 6. Bandung PT Al Ma’arif, 1980, hlm. 21.
26
c. Membantu individu memahami persyaratan-persyaratan pernikahan
menurut Islam.
d. Membantu individu memahami kesiapan dirinya untuk menjalankan
pernikahan.
e. Membantu individu melaksanakan pernikahan sesuai dengan ketentuan
(syareat) Islam. 18)
3) Asas Bimbingan Pernikahan
Asas di sini adalah landasan yang dijadikan pegangan / pedoman dalam
melaksanakan bimbingan asas-asas tersebut antara lain adalah :
1. Asas kebahagiaan dunia dan akherat
Bimbingan pernikahan ditunjukkan pada upaya membantu individu dalam
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dalam hal ini
kebahagiaan di dunia harus dijadikan sebagai sarana mencapai
kebahagiaan akhirat.
2. Asas sakinah, mawadah dan warohmah
Pernikahan dimaksudkan untuk mencapai keadaan keluarga atau rumah
tangga yang “sakinah mawadah warohmah”. Keluarga yang tentram
penuh kasih dan sayang. Dengan demikian bimbingan pernikahan dan
rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah tersebut. �
�
18) Aunur Rohim Faqih. Opcit, hlm. 84.
27
3. Asas kemunikasi dan musyawarah
Ketentuan keluarga yang didasari rasa kasih sayang akan tercapai
manakala dalam keluarga itu senantiasa ada komunikasi dan musyawarah.
4. Asas sabar dan tawakal
Setiap orang mengingikan kebahagiaan dengan apa yang dilakukannya,
termasuk dalam menjalankan pernikahan, namun hal itu belum tentu.
Dengan kata lain bimbingan disini membantu individu pertama-tama
untuk sikap sabar dan tawakal dalam menghadapi masalah yang dihadapi.
5. Asas manfaat
Didalam mengambil suatu putusan harus mengacu pada besar kecilnya
manfaat yang di timbulkan baik bagi seorang, maupun kelurga.19)�
4) Materi Bimbingan Pernikahan
Materi-materi bimbingan pernikahan
a. Memilih jodoh (pasangan hidup)
Mengingat perkawinan merupakan salah satu bagian terpenting
dalam menciptakan keluarga dan masyarakat yang di ridhoi Allah SWT
maka dalam memilih calon istri atau suami, Islam menganjurkan agar
berdasarkan segala sesuatunya atas norma agama, sehingga pendamping
hidup nantinya mempunyai akhlak / norma yang terpuji. 20)�
�
19) Ibid, hlm. 85-88 20) Dedi Junaedi. Bimbingan Perkawinan, Membina Keluarga Sakinah Menurut Al Qur’an
dan As Sunnah. Jakarta. Akademika Pressindo. 2001, hlm. 46.
28
b. Peminangan (pelamaran)
Meminang ialah usaha seorang pria untuk meminta kepada seorang
wanita / walinya untuk bersedia sebagai istrinya, dengan cara-cara tertentu
yang berlaku dikalangan masyarakat bersangkutan. 21)
c. Maskawin (mahar)
Maskawin atau mahar dalam Islam adalah hak bagi wanita,
disamping itu mahar juga merupakan penghormatan hak-hak wanita,
khususnya dalam masalah harta, namun mahar tidak ada ketentuan besar
dan banyaknya yang pasti, tetapi diserahkan pada kerelaan masing-masing.
d. Syarat dan Rukun Nikah
Perkawinan adalah wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia
yang wajar dan dibenarkan. Oleh karena itu, perkawinan yang penuh
dengan nilai dan bertujuan kehidupan rumah tangga yang sakinah,
mawadah dan penuh rahmah, perlu diatur dengan syarat dan rukun
tertentu.
Rukun ialah unsur pokok (tiang) dalam setiap perbuatan hukum,
sedangkan syarat ialah unsur pelengkapnya, kedua unsur ini dalam
perkawinan adalah penting sekali karena bila tidak sah menurut hukum.22)
e. Wali dalam perkawinan
Masalah perwalian dalam arti ini, mayoritas para ulamak
berpendapat bahwa wanita itu tidak boleh menikahkan dirinya dan tidak
21) Abdul Azis. Rumah Tangga Bahagia Sejahtera. Loc.Cit, hlm. 42. 22) Dedi Junaedi, Ibid, hlm. 96.
29
pula mengawinkan wanita karena akad perkawinan tidak dianggap terjadi
dengan perwalian mereka itu.23)
Wali adalam perkawinan ini dapat dibagi kepada tiga kategori,
yaitu wali nasab, wali hakim, dan wali muhakam.24)
f. Akad perkawinan
Akad perkawinan sering disebut dengan ijab kabul. Akad
perkawinan dilangsungkan antara calon mempelai laki-laki dan wali dari
mempelai wanita yang disaksikan oleh dua orang saksi.25)�
REMAJA
1. Pengertian Remaja
Orang Barat menyebut dengan istilah “puber”, sedangkan orang
Amerika menyebutnya dengan istilah “adolescence”. Keduanya merupakan
transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa.26) Sedangkan di negara kita ada
yang menggunakan istilah “akil baligh”, dan yang paling banyak
menyebutnya dengan sitilah “remaja”. Panggilan adolescence dapat diartikan
sebagai pemuda yang keadaanya sudah mengalami ketenangan. Pada remaja
puber atau remaja adolescence.
Remaja menurut Zakiah Daradjat adalah suatu masa dari umur
manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya
23) Ibid, hlm. 105. 24) Ibid, hlm.110. 25) Ibid, hlm. 114. 26) Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosda Karya, 1987, hlm. 63.
30
pindah dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.27) Dalam pengertian
remaja ini Zakiah Daradjat menekankan orientasinya pada sosio psikologis.28)�
Karena remaja berada pada masa transisi dari anak-anak menuju desawa,
dapat dikatakan bahwa perilaku remaja tidak stabil, keadaan emosinya
goncang mudah condong kepada ekstrin sering terdorong besangkutan, peka
mudah tersinggung, perkataan dan pemikirannya terpusat pada dirinya.29)
Tidak mudah menyatukan pendapat orang dari berbagai lingkungan
keahlian dan profesi mengenai pengertian remaja, pendapat-pendapat tersebut
a. Aristoteles mendefinisikan masa remaja merupakan masa perkembangan
fisik (early adolescence), kemudian diikuti dengan masa kematangan
emosi (second adolescence), dan diakhiri oleh perkembangan intelek.30)
b. Salzman mengemukakan bahwa remaja merupakan perkembangan sikap
tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian
(independence), minat-minat seksual, renungan diri dan perhatian
terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.31)
c. G. Stanley Hall berpendapat bahwa remaja merupakan masa “storm and
drang”, yaitu sebagai periode yang berada dalam dua situasi antara
kepercayaan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan otoritas orang
dewasa.32)
27) Zakiah Daradjat, Problem Remaja di Indonesia. Jakarta Bintang, 1994, hlm. 35. 28) Syamsu Yusuf L.N, Psikologis Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, Remaja
Rosda Karya, 2000, hlm. 185. 29) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta, Ruhana, 1995, hlm. 35. 30) Melly Sri Sulastri Rifai, Psikologis Perkembangan Remaja, Jakarta, Bima Aksara,
1987, hlm. 17. 31) Syamsu Yusuf L.N, Opcit, hlm. 184. 32) Ibid, hlm. 185.
31
d. Erik H. Erikson menyatakan remaja sebagai periode konsolidasi
kepribadian, tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupan. Masa
remaja berkaitan dengan perkembangan “sense of identity Vs role
confusion”, yaitu kesadaran atau perasaan akan jati dirinya. 33)
2. Rentangan Usia Remaja
Zakiah Daradjat tidak membatasi usia remaja dengan jelas, dikarenakan
belum adanya kata sepakat diantara para ahli ilmu pengetahuan tentang batas
umur remaja. Karena hal itu tergantung kepada keadaan masyarakat, dimana
remaja itu hidup dan bergantung pula dari mana remaja itu ditinjau.34) Dari
segi pandangan masyarakat misalnya, akan terlihat bahwa semakin maju
suatu masyarakat semakin panjang masa remaja itu, karena untuk diterima
anggota masyarakat yang bertanggung jawab diperlukan kepandaian tertentu
dan kematangan sosial yang meyakinkan. Lain halnya dengan masyarakat
yang sederhana yang hidup dari hasil tani, menangkap ikan / berburu, masa
remaja itu sangat pendek bahkan mungkin tidak ada atau tidak jelas. Karena
anak dapat langsung berpindah menjadi dewasa apabila pertumbuhan jasmani
sudah matang, dia pun langsung dapat dihargai dan langsung dapat memikul
tanggung jawab sosial.
Andi Mappiare dengan mengutip pendapat dari Elizaberh B. Harlock
membagi rentangan usia remaja antara usia 13 – 21 tahun ; yang dibagi pula
dalam masa remaja awal usia. 13 – 17, dan remaja akhir 17 – 21 tahun.35)
33) Ibid, hlm, 188. 34) Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang,
1971, hlm. 108. 35) Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Surabaya, Usaha Nasional, 1892, hlm. 25.
32
Susilowindardini menentukan masa pubertas antara 11 / 12-15 / tahun,
selanjutnya beliau mengurai tentang masa remaja awal �(�early adolescence�) �
13 – 17 tahun remaja akhir (late adelancence) 17 – 21 tahun.
Dalam menentukan batas usia ini beliau berpatokan pada literatur
Amerika. 36)
3. Karakteristik Perkembangan Remaja
Banyak pendangan masa remaja, ada yang mengatakan bahwa masa
remaja adalah masa yang paling menyenangkan, namun ada pula yang
mengatakan bahwa masa remaja adalah masa yang paling menyusahkan,
menggelisahkan dan menggoncangkan jiwa. Ada beberapa ciri yang harus
diketahui, diantaranya yaitu :
a) Perkembangan Fisik
Pada umunya pertumbuhan jasmani cepat terjadi pada umur 13 –
16 tahun yang dikenal dengan masa remaja awal (early adolescence). 37)�
Akibat dari pertumbuhan jasmaninya yang cepat dan tidak seimbang itu,
menurut Zakiah, remaja mengalami ketidak serasian diri kadang-kadang
merasa letih, lesu, sedih, tapi dilain waktu terlihat sangat gembira,
bersemangat dan kurang keharmonisan gerak apa yang dipegang
mungkin jatuh bukan karena kurang perhatian, akan tetapi karena
pertumbuhan otot-otot �tangan �tidak �serentak, �sehingga �kadang-kadang�
�
�
�
36) Susilowindardini, Psikologi Perkembangan II (remaja), Bandung, Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP, 1981, hlm. 1. 37) Melly Sri Sulastri Rifai, Loc. Cit.
33
hilang keharmonisannya. Stanley hall menyebutkan masa ini sebagai
masa peka ; remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan
perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini disitilahkannya sebagai
masa “storm and drang”.38)
Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja
membutuhkan makan dan tidur lebih banyak. Dalam hal ini kadang-
kadang orang tua tidak mau mengerti dan marah-marah bila anaknya
terlalu banyak makan dan tidur. Pertumbuhan fisik mereka terlihat pada
tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembang
pesat, sehingga anak kelihatan lebih tinggi tetapi kepalanya masih mirip
dengan anak-anak. 39)
b) Perkembangan Seksual
Menurut Zakiah, pada remaja perkembangan kelenjar endokrin
mulai memproduksi hormon, sehingga menggalakkan pertumbuhan
organ seks yang bertumbuh menuju kesempurnaan. Organ seks menjadi
besar disertai dengan kemampuannya menjalankan fungsinya. Pada
remaja putri terjadi pembesaran payudara dan membesarnya pinggul. Di
samping itu meningkat pula dengan cepat berat dan tinggi badan.
Sedangkan para remaja putra mulai kelihatan (membesar) jakun
dilehernya dan suara menjadi sungai / besar. Di samping itu bahunya
38) Sudartosono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta, Rineka Cipta, 1991,
hlm. 15. 39) Zulkifli, Opcit, hlm. 65
34
bertambah lebar, dan mulai bulu ketiak, dan diatas bibir atasnya
(kumis).40)
Suatu tanda kematangan seksual yang jelas pada remaja putri,
tetapi hanya diketahui oleh yang bersangkutan saja, yaitu terjadinya
datang bulam atau haid pertama atau “monarche” dan pada remaja putra
ditandai dengan mengalami mimpi basah atau “noctural emmission”.41)
Akibat dari kematangan seks tersebut, muncul dorongan (hasrat) untuk
melakukan hubungan seksual. Dan dorongan ini mempunyai ciri
kenikmatan bila dilakukan dan karena itu, dorongan tersebut
berkecenderungan untuk dilakukan (pleasure principle).42)
c) Perkembangan Intelektual (kognitif)
Menurut Zakiah, perkembangan kognitif anak mulai mengerti dan
lebih mampu memahami hal yang abstrak, mahnawi, sehingga mampu
mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta atau keadaan yang
ditemukannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, maupun lewat alat
indera yang lain terjadi pada usia kurang lebih 12 tahun.43) Remaja sudah
mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, pendidik,
lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Bila guru dan
orang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya timbullah
kenakalan remaja. 44)
40) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm, 15. 41) Andi Mappiare, OpCit, hlm. 29. 42) Ny. Singgih dan Singgih D. Genarsa Psikologi Praktis ; Anak, Remaja dan Keluarga,
Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2000, hlm. 91. 43) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 30. 44) Zulkifli L, Opcit, hlm. 66.
35
d) Perkembangan Emosi
Menurut Zakiah, keadaan emosi remaja yang masih labil bukan
hanya karena disebabkan oleh perubahan jasmaninya, terutama
perubahan hormon seks pada masa remaja itu, akan tetapi akibat dari
suasana masyarakat dan keadaan ekonomi lingkungan remaja.45)
Kesenjangan antara pendidikan agama yang didapatkan semenjak
kecil dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat, tuntutan orang tua
dan masyarakat terhadap remaja yang mungkin dirasakannya sebagai
“beban” oleh sebagian remaja menjadikan mereka tampak arogan dan
kurang sopan. Hal ini dikarenakan emosi remaja lebih kuat dan lebih
menguasai diri mereka dari pada pikiran yang realitas. 46)
e) Perkembangan Sosial
Menurut Zakiah, perkembangan sosial semakin meningkat, bahkan
kebutuhan akan pengakuan teman lebih diutamakannya dari pada
perhatian orang tuanya, remaja yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan cepat yang sering kali tidak
diketahuinya. Hal ini mendorong remaja menjalin hubungan yang lebih
akrab dengan teman sebaya (peer group) dalam rangka penyesuaian diri
dan persiapan bagi kehidupan di masa mendatang.47) Hubungan remaja
dengan orang tuanya kadang-kadang renggang apabila orang tua tidak
45) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 33. 46) Zulkifli L, Opcit, hlm. 66. 47) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 27.
36
memahami proses pertumbuhan jasmaninya yang cepat dan
perkembangan kecerdasan yang menyebabkan berubah dari suka
menerima menjadi menentang apabila tidak masuk akalnya. Namun
demikian remaja memerlukan orang tua sebagai tempat mengeluh,
bercerita tentang diri, dan pengalaman yang tidak dapat dipahaminya.48)
f) Perkembangan Agama
Penghayatan remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan
yang tampak pada diri remaja banyak terkait dengan perkembangan
jasmani dan rohaninya. 49) Pada saat diri remaja yang sedang goncang
kurang jelas dan tidak menentu, menurut Zakiah, remaja sangat
membutuhkan Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha
Penolong, yang selalu hadir dihatinya, kapan saja ia membutuhkannya.
Disinilah pendidikan agama Islam yang tepat sangat membantunya.50)
Dalam suasana yang demikian itulah peranan ibu-bapak untuk
membimbing dan membawa remaja ke jalan yang diridhoi Allah, terjauh
dari perbuatan dan kelakukan yang tidak diridhoi-Nya.51)
4. Kebutuhan Remaja
Zakiah membagi kebutuhan remaja atas dua bagian yaitu, pertama,
kebutuhan jasmaniahnya, kedua, kebutuhan mental rohaniahnya. 52)
Kebutuhan fisik remaja pada umumnya tidak banyak beda dengan kebutuhan
48) Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung Ruhana,
1998, hlm. 91. 49) Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001, hlm. 74. 50) Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Loc. Cit. 51) Ibid, hlm. 92. 52) Ibid, hlm. 21
37
anak-anak. Mereka juga membutuhkan semua yang dibutuhkan oleh makhluk
hidup pada umumnya, seperti makan, minum, istirahat, kegiatan, tidur,
oksigen dan sebagainya.
Kebutuhan mental rohaniah inilah yang membedakan manusia dengan
makhkluk Allah lainnya. Yang terpenting dari kebutuhan yang bersifat mental
rohaniah itu adalah :
a. Kebutuhan Akan Pengendalian Diri
Remaja membutuhkan pengendalian diri, karena dia belum
mempunyai pengalaman yang memadai untuk itu. Dia sangat peka,
karena pertumbuhan fisik dan seksual yang berlangsung dengan cepat itu,
terjadi kegoncangan dan kebimbangan dalam dirinya, khususnya dalam
pergaulan dengan lawan jenis.
Boleh jadi dorongan seks yang sangat dirasakan membuatnya
berperilaku kurang pantas menurut penilaian masyarakat. Mungkin juga
ia hilang kendali terhadap kelakuan dan tindakannya, atau mungkin juga
ia condong kepada penyendiri dan menutup diri. Di samping itu remaja
merasa bahwa fisiknya sudah seperti orang dewasa, sehinga dia merasa
harus betingkah laku seperti orang dewasa, agar dapat merasa aman.
Oleh karena itu ia perlu memperkuat kembali terhadap kelakuan yang
dituntut oleh masyarakat. 53)
53) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 17-20.
38
b. Kebutuhan Akan Kebebasan
Kematangan fisik mendorong remaja untuk berusaha mandiri dan
bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya, sehingga ia dapat
mencapai kematangan emosional yang terlepas dari emosi otang tua dan
keluarganya. Kadang-kadang orang tua menghalangi hal tersebut, dengan
alasan kasihan kepadanya. Banyak orang tua sangat memperhatikan dan
membatasi sikap, perilaku dan tindakan-tindakan remaja. Remaja merasa
tidak dipercayai oleh orang tuanya dan mereka tidak dapat menarima hal
itu, sehingga mereka berontak. Memang disatu sisi remaja butuh
kebebasan akan tetapi di sisi lain masih memerlukan orang tua dalam hal
materi dan emosi.54)
c. Kebutuhan Akan Remaja Kekeluargaan
Kewajiban remaja yang goyah dan penuh dengan kebimbangan
mengakibatkan hilangnya rasa aman dalam diri remaja. Karena itu timbul
dorongan baru, yaitu kebutuhan akan rasa kekeluargaan, artinya dia
adalah bagian dari keluarganya dan bangga dengan keluarganya. Kasih
sayang orang tua yang terpantul dalam sikap, tindakan, pelayanan dan
kata-kata yang lembut, akan membawa ketentraman batin bagi remaja.55)
Kebutuhan akan rasa kekeluargaan ini berkembang dan tidak terbatas
pada keluarganya saja, tim olah raga dan sebagainya. Hal ini dikarenakan
adanya kesamaan bakat, keinginan serta tujuan nilai-nilai tertentu. 56)
54) Ibid, hlm. 18. 55) Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Opcit, hlm. 25. 56) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 19.
39
d. Kebutuhan Akan Penerimaan Sosial
Remaja membutuhkan rasa diterima oleh orang-orang dalam
lingkungan, di rumah, di sekolah atau dalam masyarakat dimana ia
tinggal. Pemerintahaan sosial mempunyai peranan yang besar dalam
menciptakan kemantapan emosi pada semua umur. Kebutuhan
penerimaan itu merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai
penyesuaian sosial. Kebutuhan sosial ini dapat membantu remaja dalam
mencapai kematangan dan kemandirian emosi dari orang tua dan
keluarga. 57)
e. Kebutuhan Akan Penyesuaian Diri
Apabila remaja dapat memperoleh pemahaman yang baik tetang
aspek-aspek pokok identitas dirinya, seperti fisik, kemampuan
intelektual, emosi, sikap, dan nilai-nilai, maka ia akan siap untuk
berfungsi dalam pergaulannya yang sehat baik dengan teman sebaya,
keluarga, masyarakat dewasa tanpa dibebani oleh perasaan cemas atau
frustasi.58)
Menurut Zakiah Daradjat, kepribadian yang memiliki penyesuaian
sosial adalah antara lain : suka bekerja sama, adanya keakraban, empati,
disiplin diri terutama dalam situasi sulit dan berhasil dalam sesuatu hal
diantara kawan-kawannya. Dan sebaliknya ciri-ciri yang tidak bisa
57) Zakiah Daradjat, Loc. Cit. 58) Syamsu Yusuf L. N. Opcit, hlm. 203.
40
menyesuaikan diri diantaranya : suka menonjolkan diri, menipu, egois,
suka bermusuhan dan sebagainya.59)
f. Kebutuhan Akan Agama dan Nilai-Nilai
Remaja membutuhkan pemahaman akan ajaran agama, nilai-nilai
akhlak, serta nilai-nilai sosial untuk membantunya dalam melawan
pengaruh dan dorongan buruk akibat pertumbuhan dan kematangan
organ-organ seks serta situasi sosial yang sedang dihadapi remaja, yang
mungkin saja bertentangan dengan nilai-nilai agama, akhlak maupun
nilai-nilai sosial.60)
5. Tantangan dan Masalah
Ada sebagian pendapat yang mengatakan, bahwa masa remaja adalah
masa yang penuh persoalan dan kesukaran, tantangan dan masalah. Menurut
Zakiah Daradjat tantangan dan masalah yang dihadapi oleh remaja terdiri dari
dua faktor : yaitu faktor intern dan faktor ekstern.61)
1. Faktor Intern
Faktor Intern ini bersifat psiko fisik. Pergantian kelenjar yang
mengalir dalam tubuh remaja membawa berbagai perubahan sikap,
perilaku dan perubahan organ tubuh serta fungsinya. Perubahan itu
menyebabkan kegoncangan perasaan, bahkan juga menyebabkan
perubahan perlakuan dan tanggapan orang tua dan orang dewasa lainnya
59) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 20. 60) Ibid, hlm. 20. 61) Ibid, hlm. 205.
41
terhadap. Pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan, menyebabkan
terjadinya perubahan berfikir, perubahan menanggapi keadaan, serta
sikap terhadap dirinya, orang lain, dan lingkungannya, yang tak jarang
membawa hal-hal yang negatif terhadap dirinya.
Remaja sangat memerlukan didikan dan bimbingan orang tua dan
orang dewasa lainnya dalam menghadapi tantangan dan masalah yang
sedang dihadapinya. Terutama pengertian dan pemahaman mereka
terhadap pertumbuhan dan masalah yang sedang dihadapinya yang
ternyata masih kurang.62)
2. Faktor Ekstern
Menurut Zakiah Daradjat berbagai informasi yang disajikan lewat
media elektronik dan media cetak, yang mudah ditangkap oleh remaja
sangat berbahaya dan mengancam terhadap kehidupan beragama remaja
yang sedang mulai mekar, yang sedang menatap hari depan yang
diharapkan dan dicita-citakannya. Apalagi bila kemajuan IPTEK yang
pada dasarnya baik dan berguna bagi kemajuan bangsa dan ditumpangi
dan disalah gunakan oleh sebagian manusia yang serakah yang tidak
beragam, atau yang kehidupannya ditentukan oleh hawa nafsu dan
bujukan setan. Arus globalisasi dan informasi yang serba transparan
benar-benar memakau dan membuat manusia terseret untuk ikut
tenggelam dan berkecimpung di dunia transparan tanpa rahasia.
Kebudayaan asing yang masuk tanpa seleksi yang teliti, remaja merasa
62) Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, Opcit, hlm. 11.
42
bimbang ketika mereka ingin mengikuti arus mudanya, yaitu ikut arus
globalisasi, tetapi agama dan nilai-nilai sosial melarangnya, namun di sisi
lain, jika tidak mengikuti arus globalisasi, mereka takut dibilang “kuper”.
Kebimbangan ini sangat terasa terutama bagi mereka yang kurang
mendapat didikan agama sejak kecil. 63)
C. Pra – Nikah
a. Pengertian Pra Nikah
Pra mengandung arti sebelum, di depan dan sebagai berikut.64) Sedangkan
nikah artinya : suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang
laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim dan menimbulkan hak dan
kewajiban bagi keduanya.65)
Akad artinya : ikatan atau perjanjian untuk membolehkan keduanya
bergaul sebagai suami istri.
Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian bahwa pra nikah adalah
masa sebelum nikah atau melangsungkan pernikahan.
63) Zakiah Daradjat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, Opcit, hlm. 56. 64) Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. 1994, hlm. 789. 65) Moh. Rifai, Rumah Tangga Bahagia Sejahtera, Semarang. CV. Wicaksana. Cet I,
1990.