bab ii 1197099 -...

25
18 BAB II BIMBINGAN PERNIKAHAN KEPADA PASANGAN REMAJA PRA NIKAH 1) Pengertian Bimbingan Pernikahan Sebelum masuk pada uraian berbagai hal yang berkaitan dengan bimbingan pernikahan kepada pasangan remaja pra nikah, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian bimbingan. Bimbingan adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “Guidance”. Guidance berasal dari kata kerja “To Guide” yang berarti menunjukkan, membimbing atau menuntun orang lain menuju jalan yang benar. 1) Secara terminologis pengertian bimbingan banyak yang memberikan definisi. Adapun pendapat para ahli mendefinisikan antara lain : a. Pengertian Bimbingan 1. Menurut Priyanto dan Erman Anti Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau bebera orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memafaatkan kekuatan individu dan saran yang ada dan dapat dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 2) 1) Arifin. Pokok-pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan di Luar Sekolah. Jakarta. Bulan Bintang. 1976, hlm.18. 2) Priyatno dan Erman Anti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bersama. PT. Rineka Cipta. 1999, hlm.99.

Upload: lyxuyen

Post on 25-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

18

BAB II

BIMBINGAN PERNIKAHAN KEPADA PASANGAN

REMAJA PRA NIKAH

1) Pengertian Bimbingan Pernikahan

Sebelum masuk pada uraian berbagai hal yang berkaitan dengan

bimbingan pernikahan kepada pasangan remaja pra nikah, terlebih dahulu

penulis kemukakan tentang pengertian bimbingan.

Bimbingan adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “Guidance”.

Guidance berasal dari kata kerja “To Guide” yang berarti menunjukkan,

membimbing atau menuntun orang lain menuju jalan yang benar.1)

Secara terminologis pengertian bimbingan banyak yang memberikan

definisi. Adapun pendapat para ahli mendefinisikan antara lain :

a. Pengertian Bimbingan

1. Menurut Priyanto dan Erman Anti

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh orang yang ahli kepada seseorang atau bebera orang individu, baik

anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan

memafaatkan kekuatan individu dan saran yang ada dan dapat

dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 2)

1) Arifin. Pokok-pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan di

Luar Sekolah. Jakarta. Bulan Bintang. 1976, hlm.18. 2) Priyatno dan Erman Anti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Bersama. PT. Rineka Cipta. 1999, hlm.99.

Page 2: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

19

2. Menurut Stoops

Bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam

membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secara

maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya baik

bagi dirinya maupun masyarakat.3)

3. Menurut Bimo Walgito

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan

kepada individu / sekumpulan individu-individu dalam menghindari /

mengatasi / kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu /

sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan

hidupnya.4)

4. Manurut W.S. Winkel

Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang /

kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara

bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan

hidup bantuan itu bersifat psikologis dan tidak berupa pertolongan

finansial, medis dan sebagainya.5)

5. Menurut Failor yang dikutip H.M. Arifin M.ED.

Bimbingan adalah bantuan kepada aseseorang dalam bproses

3) Moh. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung. CV Ilmu. 1979, hlm.25. 4) Bimo Walgito. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta. Audi Offset, 1995,

hlm.4. 5) W.S. Winkel. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta, PT Grafindo

1991, hlm.17.

Page 3: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

20

pemahaman dan penerimaan terhadap kenyataan yang ada pada dirinya

sendiri serta perhitungan (penilaian) terhadap lingkungan sosial

ekonominya masa sekarang dan kemungkinan masa mendatang, dan

bagaimana mengintegrasikan dua hal tersebut melalui pilihan-pilihan

serta penyesuaian-penyesuaian diri yang membawa kepada kepuasan

hidup pribadi dan pendaya gunaan hidup ekomoni sosial.6)

Dengan melihat pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di

atas, maka dapat diambil kesimpulan bimbingan adalah : Proses

bantuan kepada individu atau kelompok yang bersifat psikis / kejiwaan

agar individu atau kelompok itu dapat mengatasi kesulitan-kesulitan

yang dihadapi, membuat pilihan yang bijaksana dalam menyesuaikan

diri dengan lingkungannya serta dapat menjadi pribadi yang mandiri.�

b. Pengertian Pernikahan

Kata nikah berasal dari bahasa Arab, nikaahun ( ���� ) yang

merupakan masdar dari kata kerja nakaha ( ����� ) yang berarti nikah.7)

Sedangkan menurut istilah, ada beberapa definisi tentang

pernikahan antara lain :

a) Menurut Abdul Aziz

Pernikahan ialah suatu akad yang menghalalkan pergaulan

antara seorang lak-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan

menimbulkan hak dan kewajiban keduanya.8)�

6) M. Arifin. Op cit, hlm.20-21. 7) Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir : Kamus Arab Indonesia. Yogyakarta, Unit

Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir, 1984, hlm. 1496. 8) Abdul Aziz, Rumah Tangga Bahagia Sejahtera, Semarang, CV. Wicaksana, 1990,

hlm.16.

Page 4: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

21

b) Menurut Drs. H. Rahmat Hakim

Pernikahan adalah sutau akad yang menyebabkan kebolehan

bergaul antara seorang laki-laki dangan seorang perempuan dan

menolong keduanya serta menemukan batas hak dan kewajibannya.9)

c) Dalam kompilasi hukum Islam

Pernikahan adalah akad yang sangat kuat / mitsaqan

ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya

merupakan ibadah.10)

d) Definisi menurut slogan ulama

Pernikahan adalah akad yang mengandung ketentuan hukum

kebolehan hubungan kelamin dengan lafadh nikah / ziwaj yang

semakna kedunaya.11)

e) Sedang dalam UU No.I tahun 1974

Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan ketentuan Yang Maha Esa.12)

9) Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2000, hlm.13. 10) Abdur Rahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, Akademi Pressindo,

1992, hlm.114. 11) Marni Djamal, Ilmu Fiqh, jilid II, Jakarta, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana

Perguruan Tinggi Agama / IAIN, 1984, hlm. 48. 12) Muhammad Idris Ramulya, Hukum Pernikahan Islam, Suatu Analisis dari Undang-

undang No. I tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Ke-2, 1999, hlm. 2.

Page 5: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

22

Dari beberapa pengertian tersebut, secara umum dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan pernikahan adalah suatu akad / perikatan

untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan

dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga diliputi rasa

tentram, serta kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah dan

menggunakan lafadz / ziwaj tertentu.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan

pernikahan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam

menjalankan pernikahannya bisa selaras dengan ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat mencapai hidup di dunia dan akhirat.

Seperti telah diketahui bimbingan tekanan utamanya pada fungsi

preventif. Fungsi penengahan. Artinya mencegah terjadinya / munculnya

problem pada diri seseorang. Dengan demikian bimbingan pernikahan

merupakan proses membantu seseorang agar 1) memahami bagaimana

petunjuk Allah mengenai pernikahan. 2) menghayati ketentuan dan

petunjuk tersebut. 3) aman dan mampu menjalankan petunjuk tersebut.

2) Tujuan Bimbingan Pernikahan

a. Tujuan Bimbingan

Bimbingan dan konseling secara general mempunyai dua tujuan yakni

tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum bimbingan adalah untuk membantu individu

memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan taraf perkem-

Page 6: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

23

bangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan

bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang

keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan

positif lingkunganya.

Sedangkan tujuan khusus bimbingan merupakan penjabaran tujuan

umum tersebut diatas yang dikaitkan secara langsung dengan

permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai

dengan kompleksitas permasalahannya itu.13)

Menurut Aunur Rohim Fakih, tujuan bimbingan dan konseling

Islam itu ada dua :

1. Tujuan Umum

Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

2. Tujuan Khusus

a. Membnatu individu agar tidak menghadapi masaalah.

b. Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya.

c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik / yang telah baik agar tetap baik. Sehingga tidak

akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.14)

13) Priyatno dan Erman Anti, Opcit, hlm.115. 14) Aunur Rahim Faqih. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta, UII

Pers.1994, hlm. 36-37.

Page 7: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

24

b. Tujuan Pernikahan

1. Tujuan pokok perkawinan dalam Islam adalah sebagaimana

difirmankan Allah dalam Al Qur’an.

������������� ������� ������������������ �����������������

������ !�"#����$%&'�()����*�����+�, �-�+* ��('�.�/012�

Artinya : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya

kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan

dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Q.S. Ar Rum, 30 :

21).15)

Ayat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tujuan perkawinan dalam Islam adalah :

a. Untuk mencapai ketenangan hidup yang diliputi kasih sayang lahir

batin dari suami istri.

b. Untuk memperoleh keturunan yang sah, keturunan yang mengenal

kedua orang tua dan orang tua yang bertanggung jawab kepada

keturunannya.

c. Untuk menjaga diri seseorang agar tidak mudah jatuh ke lembah

kemaksiatan terutama perzinaan, karena orang yang telah menikah

15) Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, Yayasan

Penyelenggaraan Penterjemah Al Qur’an, hlm. 644.

Page 8: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

25

/ kawin akan merasa bahwa segala tindakan senantiasa mendapat

penguasaan langsung dari suami atau istri.

d. Untuk mewujudkan keluarga muslim yang sejahtera bahagia,

tentram dan damai serta menciptakan pendidikan menurut ajaran

agama Islam, sehingga mencerminkan kelaurga yang taat

menjalankan ibadah.

e. Untuk memelihara keluarga dari siksa neraka.

2. Untuk menenangkan pandangan mata dan menjaga kehormatan diri.

3. Untuk mendapatkan keturunan yang sah serta sehat jasmani, rohani,

dan sosial.16)

4. Dengan pernikahan dapat membuahkan diantaranya tali kekeluargaan.

Memperteguh kelanggengan, rasa cinta antar keluarga dan

memperkuat hubungan kemasyarakatan yang memang oleh Islam

direstui, didorong dan ditunjang karena masyarakat yang saling

menunjang lagi saling menyayangi akan menjadi masyarakat yang kuat

lagi bahagia.17)

c. Tujuan Bimbingan Pernikahan

Membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan

dengan pernikahan, antara lain dengan jalan :

a. Membantu individu memahami hakekat pernikahan menurut Islam.

b. Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam.

16) H. Mahsudi Sukarno, Buku Pintar Keluarga Muslim, Semarang. BP. 4 Propinsi Jawa

Tengah, 2001, hlm. 6. 17) Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 6. Bandung PT Al Ma’arif, 1980, hlm. 21.

Page 9: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

26

c. Membantu individu memahami persyaratan-persyaratan pernikahan

menurut Islam.

d. Membantu individu memahami kesiapan dirinya untuk menjalankan

pernikahan.

e. Membantu individu melaksanakan pernikahan sesuai dengan ketentuan

(syareat) Islam. 18)

3) Asas Bimbingan Pernikahan

Asas di sini adalah landasan yang dijadikan pegangan / pedoman dalam

melaksanakan bimbingan asas-asas tersebut antara lain adalah :

1. Asas kebahagiaan dunia dan akherat

Bimbingan pernikahan ditunjukkan pada upaya membantu individu dalam

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dalam hal ini

kebahagiaan di dunia harus dijadikan sebagai sarana mencapai

kebahagiaan akhirat.

2. Asas sakinah, mawadah dan warohmah

Pernikahan dimaksudkan untuk mencapai keadaan keluarga atau rumah

tangga yang “sakinah mawadah warohmah”. Keluarga yang tentram

penuh kasih dan sayang. Dengan demikian bimbingan pernikahan dan

rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah tersebut. �

18) Aunur Rohim Faqih. Opcit, hlm. 84.

Page 10: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

27

3. Asas kemunikasi dan musyawarah

Ketentuan keluarga yang didasari rasa kasih sayang akan tercapai

manakala dalam keluarga itu senantiasa ada komunikasi dan musyawarah.

4. Asas sabar dan tawakal

Setiap orang mengingikan kebahagiaan dengan apa yang dilakukannya,

termasuk dalam menjalankan pernikahan, namun hal itu belum tentu.

Dengan kata lain bimbingan disini membantu individu pertama-tama

untuk sikap sabar dan tawakal dalam menghadapi masalah yang dihadapi.

5. Asas manfaat

Didalam mengambil suatu putusan harus mengacu pada besar kecilnya

manfaat yang di timbulkan baik bagi seorang, maupun kelurga.19)�

4) Materi Bimbingan Pernikahan

Materi-materi bimbingan pernikahan

a. Memilih jodoh (pasangan hidup)

Mengingat perkawinan merupakan salah satu bagian terpenting

dalam menciptakan keluarga dan masyarakat yang di ridhoi Allah SWT

maka dalam memilih calon istri atau suami, Islam menganjurkan agar

berdasarkan segala sesuatunya atas norma agama, sehingga pendamping

hidup nantinya mempunyai akhlak / norma yang terpuji. 20)�

19) Ibid, hlm. 85-88 20) Dedi Junaedi. Bimbingan Perkawinan, Membina Keluarga Sakinah Menurut Al Qur’an

dan As Sunnah. Jakarta. Akademika Pressindo. 2001, hlm. 46.

Page 11: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

28

b. Peminangan (pelamaran)

Meminang ialah usaha seorang pria untuk meminta kepada seorang

wanita / walinya untuk bersedia sebagai istrinya, dengan cara-cara tertentu

yang berlaku dikalangan masyarakat bersangkutan. 21)

c. Maskawin (mahar)

Maskawin atau mahar dalam Islam adalah hak bagi wanita,

disamping itu mahar juga merupakan penghormatan hak-hak wanita,

khususnya dalam masalah harta, namun mahar tidak ada ketentuan besar

dan banyaknya yang pasti, tetapi diserahkan pada kerelaan masing-masing.

d. Syarat dan Rukun Nikah

Perkawinan adalah wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia

yang wajar dan dibenarkan. Oleh karena itu, perkawinan yang penuh

dengan nilai dan bertujuan kehidupan rumah tangga yang sakinah,

mawadah dan penuh rahmah, perlu diatur dengan syarat dan rukun

tertentu.

Rukun ialah unsur pokok (tiang) dalam setiap perbuatan hukum,

sedangkan syarat ialah unsur pelengkapnya, kedua unsur ini dalam

perkawinan adalah penting sekali karena bila tidak sah menurut hukum.22)

e. Wali dalam perkawinan

Masalah perwalian dalam arti ini, mayoritas para ulamak

berpendapat bahwa wanita itu tidak boleh menikahkan dirinya dan tidak

21) Abdul Azis. Rumah Tangga Bahagia Sejahtera. Loc.Cit, hlm. 42. 22) Dedi Junaedi, Ibid, hlm. 96.

Page 12: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

29

pula mengawinkan wanita karena akad perkawinan tidak dianggap terjadi

dengan perwalian mereka itu.23)

Wali adalam perkawinan ini dapat dibagi kepada tiga kategori,

yaitu wali nasab, wali hakim, dan wali muhakam.24)

f. Akad perkawinan

Akad perkawinan sering disebut dengan ijab kabul. Akad

perkawinan dilangsungkan antara calon mempelai laki-laki dan wali dari

mempelai wanita yang disaksikan oleh dua orang saksi.25)�

REMAJA

1. Pengertian Remaja

Orang Barat menyebut dengan istilah “puber”, sedangkan orang

Amerika menyebutnya dengan istilah “adolescence”. Keduanya merupakan

transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa.26) Sedangkan di negara kita ada

yang menggunakan istilah “akil baligh”, dan yang paling banyak

menyebutnya dengan sitilah “remaja”. Panggilan adolescence dapat diartikan

sebagai pemuda yang keadaanya sudah mengalami ketenangan. Pada remaja

puber atau remaja adolescence.

Remaja menurut Zakiah Daradjat adalah suatu masa dari umur

manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya

23) Ibid, hlm. 105. 24) Ibid, hlm.110. 25) Ibid, hlm. 114. 26) Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosda Karya, 1987, hlm. 63.

Page 13: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

30

pindah dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.27) Dalam pengertian

remaja ini Zakiah Daradjat menekankan orientasinya pada sosio psikologis.28)�

Karena remaja berada pada masa transisi dari anak-anak menuju desawa,

dapat dikatakan bahwa perilaku remaja tidak stabil, keadaan emosinya

goncang mudah condong kepada ekstrin sering terdorong besangkutan, peka

mudah tersinggung, perkataan dan pemikirannya terpusat pada dirinya.29)

Tidak mudah menyatukan pendapat orang dari berbagai lingkungan

keahlian dan profesi mengenai pengertian remaja, pendapat-pendapat tersebut

a. Aristoteles mendefinisikan masa remaja merupakan masa perkembangan

fisik (early adolescence), kemudian diikuti dengan masa kematangan

emosi (second adolescence), dan diakhiri oleh perkembangan intelek.30)

b. Salzman mengemukakan bahwa remaja merupakan perkembangan sikap

tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian

(independence), minat-minat seksual, renungan diri dan perhatian

terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.31)

c. G. Stanley Hall berpendapat bahwa remaja merupakan masa “storm and

drang”, yaitu sebagai periode yang berada dalam dua situasi antara

kepercayaan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan otoritas orang

dewasa.32)

27) Zakiah Daradjat, Problem Remaja di Indonesia. Jakarta Bintang, 1994, hlm. 35. 28) Syamsu Yusuf L.N, Psikologis Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, Remaja

Rosda Karya, 2000, hlm. 185. 29) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta, Ruhana, 1995, hlm. 35. 30) Melly Sri Sulastri Rifai, Psikologis Perkembangan Remaja, Jakarta, Bima Aksara,

1987, hlm. 17. 31) Syamsu Yusuf L.N, Opcit, hlm. 184. 32) Ibid, hlm. 185.

Page 14: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

31

d. Erik H. Erikson menyatakan remaja sebagai periode konsolidasi

kepribadian, tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupan. Masa

remaja berkaitan dengan perkembangan “sense of identity Vs role

confusion”, yaitu kesadaran atau perasaan akan jati dirinya. 33)

2. Rentangan Usia Remaja

Zakiah Daradjat tidak membatasi usia remaja dengan jelas, dikarenakan

belum adanya kata sepakat diantara para ahli ilmu pengetahuan tentang batas

umur remaja. Karena hal itu tergantung kepada keadaan masyarakat, dimana

remaja itu hidup dan bergantung pula dari mana remaja itu ditinjau.34) Dari

segi pandangan masyarakat misalnya, akan terlihat bahwa semakin maju

suatu masyarakat semakin panjang masa remaja itu, karena untuk diterima

anggota masyarakat yang bertanggung jawab diperlukan kepandaian tertentu

dan kematangan sosial yang meyakinkan. Lain halnya dengan masyarakat

yang sederhana yang hidup dari hasil tani, menangkap ikan / berburu, masa

remaja itu sangat pendek bahkan mungkin tidak ada atau tidak jelas. Karena

anak dapat langsung berpindah menjadi dewasa apabila pertumbuhan jasmani

sudah matang, dia pun langsung dapat dihargai dan langsung dapat memikul

tanggung jawab sosial.

Andi Mappiare dengan mengutip pendapat dari Elizaberh B. Harlock

membagi rentangan usia remaja antara usia 13 – 21 tahun ; yang dibagi pula

dalam masa remaja awal usia. 13 – 17, dan remaja akhir 17 – 21 tahun.35)

33) Ibid, hlm, 188. 34) Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang,

1971, hlm. 108. 35) Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Surabaya, Usaha Nasional, 1892, hlm. 25.

Page 15: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

32

Susilowindardini menentukan masa pubertas antara 11 / 12-15 / tahun,

selanjutnya beliau mengurai tentang masa remaja awal �(�early adolescence�) �

13 – 17 tahun remaja akhir (late adelancence) 17 – 21 tahun.

Dalam menentukan batas usia ini beliau berpatokan pada literatur

Amerika. 36)

3. Karakteristik Perkembangan Remaja

Banyak pendangan masa remaja, ada yang mengatakan bahwa masa

remaja adalah masa yang paling menyenangkan, namun ada pula yang

mengatakan bahwa masa remaja adalah masa yang paling menyusahkan,

menggelisahkan dan menggoncangkan jiwa. Ada beberapa ciri yang harus

diketahui, diantaranya yaitu :

a) Perkembangan Fisik

Pada umunya pertumbuhan jasmani cepat terjadi pada umur 13 –

16 tahun yang dikenal dengan masa remaja awal (early adolescence). 37)�

Akibat dari pertumbuhan jasmaninya yang cepat dan tidak seimbang itu,

menurut Zakiah, remaja mengalami ketidak serasian diri kadang-kadang

merasa letih, lesu, sedih, tapi dilain waktu terlihat sangat gembira,

bersemangat dan kurang keharmonisan gerak apa yang dipegang

mungkin jatuh bukan karena kurang perhatian, akan tetapi karena

pertumbuhan otot-otot �tangan �tidak �serentak, �sehingga �kadang-kadang�

36) Susilowindardini, Psikologi Perkembangan II (remaja), Bandung, Fakultas Ilmu

Pendidikan IKIP, 1981, hlm. 1. 37) Melly Sri Sulastri Rifai, Loc. Cit.

Page 16: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

33

hilang keharmonisannya. Stanley hall menyebutkan masa ini sebagai

masa peka ; remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan

perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini disitilahkannya sebagai

masa “storm and drang”.38)

Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja

membutuhkan makan dan tidur lebih banyak. Dalam hal ini kadang-

kadang orang tua tidak mau mengerti dan marah-marah bila anaknya

terlalu banyak makan dan tidur. Pertumbuhan fisik mereka terlihat pada

tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembang

pesat, sehingga anak kelihatan lebih tinggi tetapi kepalanya masih mirip

dengan anak-anak. 39)

b) Perkembangan Seksual

Menurut Zakiah, pada remaja perkembangan kelenjar endokrin

mulai memproduksi hormon, sehingga menggalakkan pertumbuhan

organ seks yang bertumbuh menuju kesempurnaan. Organ seks menjadi

besar disertai dengan kemampuannya menjalankan fungsinya. Pada

remaja putri terjadi pembesaran payudara dan membesarnya pinggul. Di

samping itu meningkat pula dengan cepat berat dan tinggi badan.

Sedangkan para remaja putra mulai kelihatan (membesar) jakun

dilehernya dan suara menjadi sungai / besar. Di samping itu bahunya

38) Sudartosono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta, Rineka Cipta, 1991,

hlm. 15. 39) Zulkifli, Opcit, hlm. 65

Page 17: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

34

bertambah lebar, dan mulai bulu ketiak, dan diatas bibir atasnya

(kumis).40)

Suatu tanda kematangan seksual yang jelas pada remaja putri,

tetapi hanya diketahui oleh yang bersangkutan saja, yaitu terjadinya

datang bulam atau haid pertama atau “monarche” dan pada remaja putra

ditandai dengan mengalami mimpi basah atau “noctural emmission”.41)

Akibat dari kematangan seks tersebut, muncul dorongan (hasrat) untuk

melakukan hubungan seksual. Dan dorongan ini mempunyai ciri

kenikmatan bila dilakukan dan karena itu, dorongan tersebut

berkecenderungan untuk dilakukan (pleasure principle).42)

c) Perkembangan Intelektual (kognitif)

Menurut Zakiah, perkembangan kognitif anak mulai mengerti dan

lebih mampu memahami hal yang abstrak, mahnawi, sehingga mampu

mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta atau keadaan yang

ditemukannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, maupun lewat alat

indera yang lain terjadi pada usia kurang lebih 12 tahun.43) Remaja sudah

mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, pendidik,

lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Bila guru dan

orang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya timbullah

kenakalan remaja. 44)

40) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm, 15. 41) Andi Mappiare, OpCit, hlm. 29. 42) Ny. Singgih dan Singgih D. Genarsa Psikologi Praktis ; Anak, Remaja dan Keluarga,

Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2000, hlm. 91. 43) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 30. 44) Zulkifli L, Opcit, hlm. 66.

Page 18: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

35

d) Perkembangan Emosi

Menurut Zakiah, keadaan emosi remaja yang masih labil bukan

hanya karena disebabkan oleh perubahan jasmaninya, terutama

perubahan hormon seks pada masa remaja itu, akan tetapi akibat dari

suasana masyarakat dan keadaan ekonomi lingkungan remaja.45)

Kesenjangan antara pendidikan agama yang didapatkan semenjak

kecil dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat, tuntutan orang tua

dan masyarakat terhadap remaja yang mungkin dirasakannya sebagai

“beban” oleh sebagian remaja menjadikan mereka tampak arogan dan

kurang sopan. Hal ini dikarenakan emosi remaja lebih kuat dan lebih

menguasai diri mereka dari pada pikiran yang realitas. 46)

e) Perkembangan Sosial

Menurut Zakiah, perkembangan sosial semakin meningkat, bahkan

kebutuhan akan pengakuan teman lebih diutamakannya dari pada

perhatian orang tuanya, remaja yang sedang mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan cepat yang sering kali tidak

diketahuinya. Hal ini mendorong remaja menjalin hubungan yang lebih

akrab dengan teman sebaya (peer group) dalam rangka penyesuaian diri

dan persiapan bagi kehidupan di masa mendatang.47) Hubungan remaja

dengan orang tuanya kadang-kadang renggang apabila orang tua tidak

45) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 33. 46) Zulkifli L, Opcit, hlm. 66. 47) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 27.

Page 19: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

36

memahami proses pertumbuhan jasmaninya yang cepat dan

perkembangan kecerdasan yang menyebabkan berubah dari suka

menerima menjadi menentang apabila tidak masuk akalnya. Namun

demikian remaja memerlukan orang tua sebagai tempat mengeluh,

bercerita tentang diri, dan pengalaman yang tidak dapat dipahaminya.48)

f) Perkembangan Agama

Penghayatan remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan

yang tampak pada diri remaja banyak terkait dengan perkembangan

jasmani dan rohaninya. 49) Pada saat diri remaja yang sedang goncang

kurang jelas dan tidak menentu, menurut Zakiah, remaja sangat

membutuhkan Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha

Penolong, yang selalu hadir dihatinya, kapan saja ia membutuhkannya.

Disinilah pendidikan agama Islam yang tepat sangat membantunya.50)

Dalam suasana yang demikian itulah peranan ibu-bapak untuk

membimbing dan membawa remaja ke jalan yang diridhoi Allah, terjauh

dari perbuatan dan kelakukan yang tidak diridhoi-Nya.51)

4. Kebutuhan Remaja

Zakiah membagi kebutuhan remaja atas dua bagian yaitu, pertama,

kebutuhan jasmaniahnya, kedua, kebutuhan mental rohaniahnya. 52)

Kebutuhan fisik remaja pada umumnya tidak banyak beda dengan kebutuhan

48) Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung Ruhana,

1998, hlm. 91. 49) Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001, hlm. 74. 50) Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Loc. Cit. 51) Ibid, hlm. 92. 52) Ibid, hlm. 21

Page 20: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

37

anak-anak. Mereka juga membutuhkan semua yang dibutuhkan oleh makhluk

hidup pada umumnya, seperti makan, minum, istirahat, kegiatan, tidur,

oksigen dan sebagainya.

Kebutuhan mental rohaniah inilah yang membedakan manusia dengan

makhkluk Allah lainnya. Yang terpenting dari kebutuhan yang bersifat mental

rohaniah itu adalah :

a. Kebutuhan Akan Pengendalian Diri

Remaja membutuhkan pengendalian diri, karena dia belum

mempunyai pengalaman yang memadai untuk itu. Dia sangat peka,

karena pertumbuhan fisik dan seksual yang berlangsung dengan cepat itu,

terjadi kegoncangan dan kebimbangan dalam dirinya, khususnya dalam

pergaulan dengan lawan jenis.

Boleh jadi dorongan seks yang sangat dirasakan membuatnya

berperilaku kurang pantas menurut penilaian masyarakat. Mungkin juga

ia hilang kendali terhadap kelakuan dan tindakannya, atau mungkin juga

ia condong kepada penyendiri dan menutup diri. Di samping itu remaja

merasa bahwa fisiknya sudah seperti orang dewasa, sehinga dia merasa

harus betingkah laku seperti orang dewasa, agar dapat merasa aman.

Oleh karena itu ia perlu memperkuat kembali terhadap kelakuan yang

dituntut oleh masyarakat. 53)

53) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 17-20.

Page 21: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

38

b. Kebutuhan Akan Kebebasan

Kematangan fisik mendorong remaja untuk berusaha mandiri dan

bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya, sehingga ia dapat

mencapai kematangan emosional yang terlepas dari emosi otang tua dan

keluarganya. Kadang-kadang orang tua menghalangi hal tersebut, dengan

alasan kasihan kepadanya. Banyak orang tua sangat memperhatikan dan

membatasi sikap, perilaku dan tindakan-tindakan remaja. Remaja merasa

tidak dipercayai oleh orang tuanya dan mereka tidak dapat menarima hal

itu, sehingga mereka berontak. Memang disatu sisi remaja butuh

kebebasan akan tetapi di sisi lain masih memerlukan orang tua dalam hal

materi dan emosi.54)

c. Kebutuhan Akan Remaja Kekeluargaan

Kewajiban remaja yang goyah dan penuh dengan kebimbangan

mengakibatkan hilangnya rasa aman dalam diri remaja. Karena itu timbul

dorongan baru, yaitu kebutuhan akan rasa kekeluargaan, artinya dia

adalah bagian dari keluarganya dan bangga dengan keluarganya. Kasih

sayang orang tua yang terpantul dalam sikap, tindakan, pelayanan dan

kata-kata yang lembut, akan membawa ketentraman batin bagi remaja.55)

Kebutuhan akan rasa kekeluargaan ini berkembang dan tidak terbatas

pada keluarganya saja, tim olah raga dan sebagainya. Hal ini dikarenakan

adanya kesamaan bakat, keinginan serta tujuan nilai-nilai tertentu. 56)

54) Ibid, hlm. 18. 55) Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Opcit, hlm. 25. 56) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 19.

Page 22: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

39

d. Kebutuhan Akan Penerimaan Sosial

Remaja membutuhkan rasa diterima oleh orang-orang dalam

lingkungan, di rumah, di sekolah atau dalam masyarakat dimana ia

tinggal. Pemerintahaan sosial mempunyai peranan yang besar dalam

menciptakan kemantapan emosi pada semua umur. Kebutuhan

penerimaan itu merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai

penyesuaian sosial. Kebutuhan sosial ini dapat membantu remaja dalam

mencapai kematangan dan kemandirian emosi dari orang tua dan

keluarga. 57)

e. Kebutuhan Akan Penyesuaian Diri

Apabila remaja dapat memperoleh pemahaman yang baik tetang

aspek-aspek pokok identitas dirinya, seperti fisik, kemampuan

intelektual, emosi, sikap, dan nilai-nilai, maka ia akan siap untuk

berfungsi dalam pergaulannya yang sehat baik dengan teman sebaya,

keluarga, masyarakat dewasa tanpa dibebani oleh perasaan cemas atau

frustasi.58)

Menurut Zakiah Daradjat, kepribadian yang memiliki penyesuaian

sosial adalah antara lain : suka bekerja sama, adanya keakraban, empati,

disiplin diri terutama dalam situasi sulit dan berhasil dalam sesuatu hal

diantara kawan-kawannya. Dan sebaliknya ciri-ciri yang tidak bisa

57) Zakiah Daradjat, Loc. Cit. 58) Syamsu Yusuf L. N. Opcit, hlm. 203.

Page 23: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

40

menyesuaikan diri diantaranya : suka menonjolkan diri, menipu, egois,

suka bermusuhan dan sebagainya.59)

f. Kebutuhan Akan Agama dan Nilai-Nilai

Remaja membutuhkan pemahaman akan ajaran agama, nilai-nilai

akhlak, serta nilai-nilai sosial untuk membantunya dalam melawan

pengaruh dan dorongan buruk akibat pertumbuhan dan kematangan

organ-organ seks serta situasi sosial yang sedang dihadapi remaja, yang

mungkin saja bertentangan dengan nilai-nilai agama, akhlak maupun

nilai-nilai sosial.60)

5. Tantangan dan Masalah

Ada sebagian pendapat yang mengatakan, bahwa masa remaja adalah

masa yang penuh persoalan dan kesukaran, tantangan dan masalah. Menurut

Zakiah Daradjat tantangan dan masalah yang dihadapi oleh remaja terdiri dari

dua faktor : yaitu faktor intern dan faktor ekstern.61)

1. Faktor Intern

Faktor Intern ini bersifat psiko fisik. Pergantian kelenjar yang

mengalir dalam tubuh remaja membawa berbagai perubahan sikap,

perilaku dan perubahan organ tubuh serta fungsinya. Perubahan itu

menyebabkan kegoncangan perasaan, bahkan juga menyebabkan

perubahan perlakuan dan tanggapan orang tua dan orang dewasa lainnya

59) Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Opcit, hlm. 20. 60) Ibid, hlm. 20. 61) Ibid, hlm. 205.

Page 24: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

41

terhadap. Pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan, menyebabkan

terjadinya perubahan berfikir, perubahan menanggapi keadaan, serta

sikap terhadap dirinya, orang lain, dan lingkungannya, yang tak jarang

membawa hal-hal yang negatif terhadap dirinya.

Remaja sangat memerlukan didikan dan bimbingan orang tua dan

orang dewasa lainnya dalam menghadapi tantangan dan masalah yang

sedang dihadapinya. Terutama pengertian dan pemahaman mereka

terhadap pertumbuhan dan masalah yang sedang dihadapinya yang

ternyata masih kurang.62)

2. Faktor Ekstern

Menurut Zakiah Daradjat berbagai informasi yang disajikan lewat

media elektronik dan media cetak, yang mudah ditangkap oleh remaja

sangat berbahaya dan mengancam terhadap kehidupan beragama remaja

yang sedang mulai mekar, yang sedang menatap hari depan yang

diharapkan dan dicita-citakannya. Apalagi bila kemajuan IPTEK yang

pada dasarnya baik dan berguna bagi kemajuan bangsa dan ditumpangi

dan disalah gunakan oleh sebagian manusia yang serakah yang tidak

beragam, atau yang kehidupannya ditentukan oleh hawa nafsu dan

bujukan setan. Arus globalisasi dan informasi yang serba transparan

benar-benar memakau dan membuat manusia terseret untuk ikut

tenggelam dan berkecimpung di dunia transparan tanpa rahasia.

Kebudayaan asing yang masuk tanpa seleksi yang teliti, remaja merasa

62) Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, Opcit, hlm. 11.

Page 25: BAB II 1197099 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam. 16)H .M

42

bimbang ketika mereka ingin mengikuti arus mudanya, yaitu ikut arus

globalisasi, tetapi agama dan nilai-nilai sosial melarangnya, namun di sisi

lain, jika tidak mengikuti arus globalisasi, mereka takut dibilang “kuper”.

Kebimbangan ini sangat terasa terutama bagi mereka yang kurang

mendapat didikan agama sejak kecil. 63)

C. Pra – Nikah

a. Pengertian Pra Nikah

Pra mengandung arti sebelum, di depan dan sebagai berikut.64) Sedangkan

nikah artinya : suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang

laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim dan menimbulkan hak dan

kewajiban bagi keduanya.65)

Akad artinya : ikatan atau perjanjian untuk membolehkan keduanya

bergaul sebagai suami istri.

Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian bahwa pra nikah adalah

masa sebelum nikah atau melangsungkan pernikahan.

63) Zakiah Daradjat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, Opcit, hlm. 56. 64) Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. 1994, hlm. 789. 65) Moh. Rifai, Rumah Tangga Bahagia Sejahtera, Semarang. CV. Wicaksana. Cet I,

1990.