skripsi -...

99
KEBIASAAN SUAMI SUKA BERGANTI WIL SEBAGAI LATAR BELAKANG PERCERAIAN (ANALISIS PUTUSAN PA No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. 1) dalam Ilmu Syariah Oleh: UMIYATI 72111007 AL-AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Upload: tranliem

Post on 30-May-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

KEBIASAAN SUAMI SUKA BERGANTI WIL SEBAGAI

LATAR BELAKANG PERCERAIAN

(ANALISIS PUTUSAN PA No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. 1)

dalam Ilmu Syariah

Oleh:

UMIYATI

72111007

AL-AHWAL AL-SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

ii

Dr.H.Ali Imron M.Ag

Mangkang Semarang.

Nur Hidayati Stiyani, S.H, MH

Jln.Merdeka Utara 1/B.9 Ngaliyan Semarang.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

An.Sdri. Umiyati

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Umiyati

NIM : 072111007

Jurusan : Ahwal Al-Syakhsiyah

Judul : “Kebiasaan Suami Suka berganti WIL sebagai Sebab Alasan

Perceraian( Analisis Putusan PA No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera

dimunaqasahkan. Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang, 25 Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H. Ali Imron, M.Ag Nur Hidayati Setyani, SH, MH

NIP.1973 0730 200312 1003 NIP. 19670320 199303 2 001

Page 3: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

iii

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANG Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Km.2 (Kampus III) Telp/Fax : 024-7614454 Semarang 50185

PENGESAHAN

Nama : Umiyati

NIM : 072111007

Jurusan : Akhwal As Syakhiyah

Judul Skripsi : Kebiasaan Suami Suka Berganti Wil sebagai Latar Belakang

Perceraian( Analisis Putusan PA No.1356/Pdt.G/2011/PA Sm)

Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat

cumlaude / baik / cukup, pada tanggal :

28 Juni 2012.

Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 tahun

akademik 2012 / 2013.

Semarang, 28 Juni 2012

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Anthin Latiah, M.Ag Dr. H. Ali Imron, M.Ag

NIP. 19751107 200112 2 002 NIP. 19730730 200312 1 003

Penguji I, Penguji II,

Drs.H.Eman Sulaeman,MH Dra. Hj. Ma’rifatul FadhilahM.Ed

NIP. 19650605 199203 1 003 NIP. 19620803 198903 2 003

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H.Ali Imron,M.Ag Nur Hidayati Setyani, SH, MH

NIP. 19730730 200312 1 003 NIP. 19670320 199303 2 001

Page 4: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

iv

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain

kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 25 Mei 2012

Deklarator

UMIYATI

NIM. 72111007

Page 5: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

v

ABSTRAK

Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah tujuan

sebuah pernikahan setiap manusia di muka bumi ini. Pernikahan adalah sebuah

manajemen perbedaan. Barang siapa yang mampu menerima dan memahami

perbedaan pasangannya, maka kebahagiaan dan keharmonisan adalah hasilnya.

Akan tetapi apabila tidak mampu menerima dan memahami perbedaan tersebut,

maka rumah tangga akan menjadi penderitaan yang berujung kepada perceraian.

Banyaknya sebab tertentu yang dapat mengakibatkan sebuah pernikahan tidak

dapat diteruskan, seperti halnya yang terjadi di daerah Kota Semarang yang

menurut laporan Pengadilan Agama Semarang tahun 2011 mencatat sebanyak

2.088 kasus perceraian yang 178 diantaranya disebabkan keterlibatan pihak ketiga

(termasuk adanya WIL)

Berdasarkan data tersebut, penelitian skripsi ini meneliti masalah tentang

bagaimana putusan PA No. 1356 / pdt.G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami

suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian dan bagaimana dasar

pertimbangan hakim dalam memutus perkara tentang kebiasaan suami suka

berganti WIL sebagai latar belakang perceraian.

Penelitian ini termasuk studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui dasar

pertimbangan hakim tentang keterlibatan WIL terhadap terjadinya perceraian dan

penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang fokus kajiannya

tertuju pada fenomena adanya WIL dalam memicu perceraian yang terjadi di

Pengadilan Agama Semarang. Sedangkan data yang diambil menggunakan

metode wawancara dengan hakim dan dokumentasi di Pengadilan Agama

Semarang. Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif analitis.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pada asasnya gugatan

diajukan ke Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal istri. Sedangkan

faktor yang melatarbelakangi adanya WIL tersebut adalah : rendahnya akhlak,

ekonomi (menengah ke atas), pergaulan, dan kemajuan teknologi. Adanya WIL

adalah faktor atau latar belakang, yang menyebabkan perselisihan yang terus

menerus sehingga menyebabkan terjadinya suatu perceraian. Oleh karena itu

hendaknya pasangan suami istri harus saling menjaga diri dalam menciptakan

keluarga yang harmonis untuk menjalani hidup bersama, sehingga membentuk

keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.

Page 6: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

vi

MOTTO

Dari Ibnu Umar ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Perbuatan halal yang sangat dibenci Allah ialah talak.

(HR. Abu Dawud dan Hakim dan disahihkan olehnya)

Page 7: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

vii

PERSEMBAHAN

Dalam perjuangan mengarungi samudra Illahi tanpa batas, dengan keringat dan air

mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu hadir

dan berharap keridhoan-Nya. Disamping itu selesainya penulisan skripsi ini tidak

lepas dari sumbangan dari berbagai pihak, baik sumbangan yang bersifat moril

maupun materiil. Oleh karena itu Penulis di sini mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Kepada bapak dan Ibu tercinta ( Bapak Mustofa dan Ibu Sa’diyah ) yang

membimbing dan mengarahkan hidupku, serta memberikan dorongan baik

moril maupun materiil dalam proses studi ini.

2. Kakek dan Nenekku (Kakek Kamsari-Nenek Khamsatun, Kakek

Sulaiman(Alm) – Nenek Suratmi) yang selalu member nasehat untuk

selalu tabah dalam menghadapi cobaan hidup ini.

3. Kakak,Kakak Ipar dan Adikku tercinta (Kak Murtadho-Kak Danisih dan

M. Zakaria) yang ku sayangi serta seluruh keluargaku tercinta semoga

kalian temukan kebahagiaan di dunia serta akhirat semoga semuanya

selalu berada dalam pelukan kasih sayang Allah SWT.

4. Kawan-kawan AS-A angkatan 2007 yang telah berjasa pada penulis

selama penulis belajar di IAIN Walisongo Semarang, khususnya dalam

proses pembuatan skripsi ini.

5. Teman-teman kosan Ibu Penny (Vina, Yanti, ulin, Dwik, Annisa, Milla,

Ittoh, Susan) yang selalu memberikan support dan do’a kepadaku sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 8: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, bahwa

atas ridho dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul: ‘’KEBIASAAN SUAMI SUKA BERGANTI WIL

SEBAGAI LATAR BELAKANG PERCERAIAN (ANALISIS PUTUSAN PA

NO.1356/Pdt.G/2011/PA. Sm) ” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Syari’ah Institut Agama

Islam Negri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H Muhibin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah.

3. Bapak Dr. H. Ali Imron, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I, dan Ibu Nur

Hidayati Setyani, SH,MH, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Para Dosen Pengajar beserta staff di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo yang telah membekali berbagai pengetahuan dan staff administrasi

serta staff Perpustakaan, baik Perpustakaan Fakultas maupun Institut yang

banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu yang senantiasa berdo’a serta memberikan restunya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah Penulis berserah diri, dan semoga apa yang

tertulis dalam skripsi ini bias bermanfaat khususnya bagi penulis dan para

pembaca pada umumnya. Amin

Semarang, 25 Mei 2012

Penulis

Page 9: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.... ........................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING… .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN… ............................................................. iii

HALAMAN DEKLARASI…. ................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK… ..................................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ....................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 8

C. Tujuan penelitian .............................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 9

E. Telaah Pustaka .................................................................. 10

F. Metode Penelitian ............................................................. 13

G. Sistematika Pembahasan .................................................. 16

BAB II: KETENTUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN DI

PERADILAN AGAMA…………............................................ 18

A. Pengertian Perceraian ....................................................... 18

B. Dasar Hukum Perceraian .................................................. 21

C. Macam-Macam Perceraian ............................................... 26

Page 10: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

x

1. Perceraian Dalam Hukum Islam ................................. 26

2. Perceraian dalam Hukum Positif ................................ 31

D. Hal-Hal Yang Menyebabkan Perceraian Dalam Islam..... 37

E. Rukun dan Syarat Perceraian ............................................ 41

F. Prosedur Perceraian di Peradilan Agama ......................... 42

BAB III: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA NO.

1356/Pdt. G/2011/PA. Sm TENTANG

KEBIASAAN SUAMI SUKA BERGANTI WIL

SEBAGAI LATAR BELAKANG PERCERAIAN ........... 52

A. Profil Pengadilan Agama Semarang ................................ 52

1. Sejarah pengadilan agama Semarang ......................... 52

2. Wewenang Agama Semarang ..................................... 56

B. Putusan Pengadilan Agama No. 1356/Pdt.

G/2011/PA. Sm Tentang Kebiasaan Suami Suka

Berganti WIL Sebagai Latar Belakang Perceraian ........... 62

C. Dasar Putusan Putusan Pengadilan Agama No.

1356/Pdt. G/2011/PA. Sm Tentang Kebiasaan

Suami Suka Berganti WIL Sebagai Latar

Belakang Perceraian ......................................................... 69

BAB IV: ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

NO. 1356/Pdt. G/2011/PA. Sm TENTANG

KEBIASAAN SUAMI SUKA BERGANTI WIL

SEBAGAI LATAR BELAKANG PERCERAIAN ........... 71

Page 11: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

xi

A. Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Agama

No. 1356/Pdt. G/2011/PA. Sm Tentang

Kebiasaan Suami Suka Berganti WIL Sebagai

Latar Belakang Perceraian ................................................ 71

B. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap

Putusan Pengadilan Agama No. 1356/Pdt.

G/2011/PA. Sm Tentang Kebiasaan Suami Suka

Berganti WIL Sebagai Latar Belakang

Perceraian ......................................................................... 77

BAB V: PENUTUP ............................................................................. 83

A. Kesimpulan ....................................................................... 83

B. Saran-saran ........................................................................ 84

C. Penutup ............................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

Page 12: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

0

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada prinsipnya, kehidupan rumah tangga harus didasari oleh

mawaddah, rahmah dan cinta kasih. Seperti yang termaktub dalam Undang-

Undang No. 1 tahun 1974 tujuan perkawinan adalah untuk membentuk

keluarga bahagia dan kekal.

Pasal I menegaskan: “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan kekal berdasarkan

ketuhanan yang maha Esa”.1 Suami istri harus memerankan peran masing-

masing, yang satu dengan yang lainnya harus bisa saling melengkapi. Di

samping itu juga harus diwujudkan keseragaman, keeratan, kelembutan dan

saling pengertian satu dengan yang lain sehingga rumah tangga menjadi hal

yang sangat menyenangkan, penuh kebahagiaan, kenikmatan dan melahirkan

generasi yang baik yang merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang

tua mereka.2

Pada dasarnya perkawinan itu dilakukan untuk waktu selamanya

sampai matinya salah seorang suami istri. Inilah sebenarnya yang

dikehendaki oleh agama Islam. Namun dalam keadaan tertentu terdapat hal-

hal yang menghendaki putusnya perkawinan itu dalam arti apabila hubungan

perkawinan tetap dilanjutkan, maka kemudaratan akan terjadi. Dalam hal ini

1 Undang-Undang Pokok Perkawinan. Jakarta: Sinar Grafika,2007, hlm. 1.

2 Syaikh Hasan, Fikih Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-Kaustar, 2001, hlm. 245.

1

Page 13: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

1

Islam membenarkan putusnya perkawinan sebagai langkah terakhir dari usaha

untuk melanjutkan rumah tangga. Putusnya perkawinan, dengan begitu adalah

suatu jalan keluar yang baik.

Putusnya perkawinan adalah istilah hukum yang digunakan dalam

undang-undang perkawinan untuk menjelaskan “perceraian” atau berakhirnya

hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dengan perempuan yang

selama ini hidup sebagai suami istri.3

Pada prinsipnya di dalam Islam perceraian itu dilarang. Hal ini dapat

dilihat dalam hadist Rasulullah SAW bahwa talak atau perceraian adalah

perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah.

ابغض احلال ل اىل اهللا : عن ابن عمر ان رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم قال

)رواه ابو داودواحلاكم وصححه(. الطالق

Artinya: Dari Ibnu Umar ra ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

perbuatan halal yang sangat dibenci Allah ialah talak. (HR. Abu

Dawud dan Hakim dan disahihkan olehnya).4

Oleh karena itu, isyarat tersebut menunjukkan bahwa talak atau

perceraian merupakan alternatif terakhir sebagai “pintu darurat” yang boleh

ditempuh apabila bahtera kehidupan rumah tangga tidak dapat dipertahankan

lagi.

Tentang hukum cerai, ulama fiqih berbeda pendapat. Pendapat yang

paling benar diantara semua itu yaitu mengatakan “terlarang’ kecuali karena

3 Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2009, hlm.

188. 4 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Jakarta: Akbar Media

Eka Sarana, hlm.487.

Page 14: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2

alasan yang benar. Mereka yang berpendapat begini adalah golongan Hanafi

dan Hambali. Alasannya adalah sabda Rasulullah.

. لعن اهللا كل ذوق مطالق: قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلمArtinya: “Allah melaknat setiap lelaki yang suka mencicipi perempuan

kemudian menceraikannya (maksudnya: suka kawin cerai).”

Ini disebabkan bercerai itu kufur terhadap nikmat Allah. Sedangkan

kawin adalah suatu nikmat dan kufur terhadap nikmat adalah haram. Jadi,

tidak halal bercerai kecuali karena darurat.5

Ada empat kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga,

yang dapat memicu timbulnya keinginan untuk memutuskan atau terputusnya

perkawinan.

1. Terjadinya nusyuz dari pihak istri.

2. Terjadinya nusyuz dari pihak suami.

3. Terjadinya perselisihan atau percekcokan antara suami dan istri.

4. Terjadinya salah satu pihak melakukan perbuatan zina atau fakhisyah yang

menimbulkan saling tuduh menuduh antara keduanya (li’an).6

Mengenai alasan-alasan terjadinya perceraian dijelaskan dalam pasal

19 PP No. 9 tahun 1975 Jo. Pasal 116 KHI yang berbunyi:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

5 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007, Jilid 3, hlm. 136.

6 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003, hlm. 269.

Page 15: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

3

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan-alasan yang sah atau karena hal

lain diluar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri.

f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

g. Suami melanggar taklik talak

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga7.

Alasan-alasan lain yang sering kita jumpai dalam kasus perceraian

adalah tentang kebiasaan buruk suami yang suka berganti wanita idaman lain

(selingkuh). Perselingkuhan adalah sesuatu yang tidak baik karena memiliki

dampak buruk yang mungkin tidak terpikir oleh seseorang. Selingkuh yang

dilakukan dengan pasangan yang tidak resmi di luar nikah baik dengan laki-

laki atau wanita nakal maupun yang baik tetap saja tidak baik.8 Keberadaan

pria idaman lain (PIL) dan wanita idaman lain (WIL) sekarang mulai

dibicarakan dalam forum terbuka. PIL dan WIL kadang-kadang terdengar

7 Kompilasi Hukum Islam , Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2000, hlm.56.

8http//organisasi,org/factor-alasan-penyebab-seseorang-selingkuh-dengan-wanita-pria-

idaman-lain.16 nov 11.34 WIB.

Page 16: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

4

juga dari gosip dan mulai lebih riuh sejak wanita mendapat kebebasan belajar

dan bekerja serta berkarya bersama para pria.9

Faktanya kasus perceraian di Kota Semarang meningkat pada tahun

2011. Penyebab utamanya sebagian besar adalah perselingkuhan. Peningkatan

tersebut terlihat mulai awal 2010. Pada tahun 2010 tersebut Pengadilan

Agama Semarang mencatat ada 2.556 perkara yang masuk. Dari jumlah

tersebut, kasus cerai gugat atau pengajuan cerai dari pihak istri adalah yang

paling mendominasi. Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Semarang,

Bapak Zaenal menyebutkan, dari Januari sampai akhir bulan Maret 2010,

perkara perceraian yang sudah masuk mencapai 719 perkara gugatan dan 43

permohonan sehingga jumlahnya menjadi 762 perkara yang sudah masuk.

Menurut beliau, yang lebih banyak adalah cerai gugatnya. Humas Pengadilan

Agama Semarang Bapak Wahyudi juga mengakui, bahwa dari jumlah perkara

yang sudah masuk hingga triwulan pertama ini, menunjukkan ada

peningkatan jumlah perkata perceraian di Kota Semarang.

Dari jumlah perkara yang sudah masuk dan diputus pada tahun 2010

hingga Maret 2011, 80% adalah perkara yang diakibatkan perselingkuhan.

Beliau mengatakan, dari rata-rata perceraian yang diakibatkan oleh

perselingkuhan tersebut lebih banyak umur rumah tangga yang baru mencapai

lima hingga 10 tahun. Namun demikian, banyak juga kasus perceraian yang

usia pernikahannya sudah 17-19 tahun. Sejumlah kasus tersebut menyebutkan

bahwa meskipun pada awal permohonan perkara penyebabnya adalah

9 http//sabda.org/c.3i/pria-idaman-lain-dan-wanita-idaman-lain 16 Nov 11.37.WIB.

Page 17: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

5

ekonomi maupun ketidakcocokan. Namun pada akhirnya, banyak juga yang

setelah dilakukan mediasi ternyata permasalahannya disebabkan oleh

perselingkuhan. Dengan meningkatnya tingkat perceraian akibat

perselingkuhan ini Bapak Wahyudi berharap para pasangan yang telah

menikah untuk lebih menghargai arti suatu pernikahan dengan lebih

mendalami ilmu agama.

Ada saja alasan yang terucap pada saat pria melakukan

perselingkuhan. Beberapa pria mengaku terpaksa mengkhianati istrinya

karena khilaf, ada juga yang merasa dendam. Kebanyakan perselingkuhan

dilakukan dengan percaya diri, karena yakin bahwa perselingkuhan tersebut

tidak akan ketahuan. Misalnya: Al, warga Semarang salah seorang yang

digugat cerai oleh istrinya Dh, perceraiannya sebenarnya tidak diinginkan.

Akan tetapi karena sang istri dan mertuanya terus saja mendesak akhirnya

perbuatan yang dibenci oleh Tuhan tersebut diterimanya juga.

“Mertua yang memaksa untuk bercerai, padahal sebenarnya kami

masih ingin mempertahankan rumah tangga,” kata Al yang mengaku harus

merelakan berpisah dengan anak semata wayangnya yang baru berusia satu

tahun. Meskipun pada awalnya Al mengaku perceraiannya disebabkan

ketidakharmonisan hubungannya dengan mertua, namun ternyata dia

diketahui memiliki wanita idaman lain (WIL) yaitu seorang mahasiswi di

perguruan tinggi swasta di Semarang. Terbukti tidak lama setelah putusan

Page 18: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

6

cerai diputuskan oleh hakim, AL sudah menggandeng wanita idaman lain

yang secara fisik lebih cantik dan lebih muda dari mantan istrinya. 10

Dari sejumlah kasus perceraian, perselingkuhan tidak hanya dilakukan

oleh kaum Adam. Namun perselingkuhan juga banyak dilakukan oleh

kalangan perempuan.

Menurut Ahwan Fanani, salah satu mediator dari Walisongo

Mediation Center (WMC) Semarang, dia berkata: banyak kasus

perselingkuhan hingga berakhir pada perceraian membutuhkan peran tokoh

agama di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan bimbingan dan arahan

mengenai pernikahan, karena salah satu faktor mendasar yang menyebabkan

orang melakukan perselingkuhan adalah masih kurangnya keimanan. Selain

faktor di atas, menurut kepala bagian humas Pengadilan Agama Kota

Semarang, Bapak Wahyudi, beliau berkata: perkembangan internet dan

tayangan televisi yang banyak mengumbar perselingkuhan dan eksploitasi

tubuh perempuan, ikut menjadi faktor penyebab meningkatnya kasus

perceraian.11

Perselingkuhan selain banyak dilakukan oleh masyarakat umum

khususnya Kota Semarang, dikalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pun di

Jawa Tengah banyak juga yang melakukan perselingkuhan tersebut. Sebagian

para PNS melakukan tindakan asusila tersebut pada waktu jam kerja. Bahkan

tidak sedikit diantara mereka yang secara terang-terangan berselingkuh di

hotel dengan masih mengenakan seragam PNS.

10 http://www/seputar-indonesia.cak/content/viwe/392172/ tanggal 3 Januari 2012 10.14

WIB 11 http://pasemarang.net/index.php?option=com3jan2012 10.16 WIB

Page 19: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

7

Adanya penemuan fakta ini didapat dari laporan saat DPRD Jateng

melakukan reset. Laporan tersebut didapatkan oleh Fraksi Partai Amanat

Nasional (FPAN) DPRD Jateng. Juru bicara FPAN, Sri Maryuningsih

mengatakan sikap PNS-PNS nakal tersebut terjadi hampir di seluruh daerah

Jateng. Berdasarkan laporan terbanyak terjadi di Surakarta, Semarang dan

Kedu serta kota-kota besar lainnya di Jateng.

“Mereka sering menginap di hotel dengan orang yang bukan pasangan

resminya dan masih memakai seragam PNS”, kata Sri Maryuningsih setelah

sidang paripurna penyampaian hasil reses di Gedung Berlian, DPRD Jateng.12

Berangkat dari pokok pikiran di atas, maka penulis tertarik untuk

mengkaji skripsi ini dengan masalah : KEBIASAAN SUAMI SUKA

BERGANTI WIL SEBAGAI LATAR BELAKANG

PERCERAIAN (ANALISIS PUTUSAN PA No.1356/ Pdt. G/

2011/PA.Sm)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat

pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin dicari jawabannya atau pernyataan

yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti

berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.13 Berdasarkan pada

keterangan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahannya adalah:

12http:id.berita.yahoo.com.dewan-perselingkuhan-pns-JawaTengah-makin-berani-

103327029 .html 13 http://www.scribd.com/doc/33388389/contoh.proposal.penelitian.kualitatif. 19 Oktober

2011. 11.00 WIB.

Page 20: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

8

1 Bagaimana putusan Pengadilan Agama Semarang No.1356/Pdt.

G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami suka berganti WIL sebagai latar

belakang perceraian.

2 Bagaimana dasar pertimbangan hakim terhadap putusan Pengadilan

Agama Semarang No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami

suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui putusan Pengadilan Agama No.1356/Pdt.G/

2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami suka berganti WIL sebagai latar

belakang perceraian.

2. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim terhadap putusan Pengadilan

Agama No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami suka

berganti WIL sebagai latar belakang perceraian.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka

diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan antara lain:

1. Secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan khazanah pemikiran Islam tentang fenomena adanya WIL dan

keterlibatannya terhadap terjadinya perceraian di Pengadilan Agama, serta

dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang sejenis sehingga lebih

Page 21: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

9

mampu mengaktualisasikan fenomena tersebut dalam karya yang lebih

baik dimasa yang akan datang.

2. Secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat

bagi para praktisi hukum di lembaga Pengadilan Agama, masyarakat

umum dan penulis lain. Sekaligus sebagai informasi dalam

mengembangkan rangkaian penelitian lebih lanjut dalam karya keilmuan

yang lebih berbobot.

E. Telaah Pustaka

Untuk mengetahui validitas penelitian yang penulis lakukan, maka

dalam telaah pustaka ini, akan penulis uraikan beberapa skripsi karya para

sarjana syariah IAIN Walisongo Semarang yang mempunyai tema sama tetapi

perspektif bahasanya berbeda. Hal ini penting untuk bukti bahwa penelitian

merupakan penelitian murni, yang jauh dari upaya plagiat. Adapun skripsi

tersebut adalah:

Pertama, skripsi yang disusun oleh Ridwan lulusan tahun 2004

dengan judul “Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Semarang No.

750/pdt.G/2002/PA Semarang tentang Pelanggaran Taklik Talak”. Dalam

skripsi ini dijelaskan bahwa taklik talak merupakan hasil dari budaya

masyarakat pra Islam yang menjadi perlindungan pihak istri atas kesewenang-

wenangan suami. Menurut penulis, taklik talak dalam Undang-Undang

Perkawinan No. 1 tahun 1974 dan KHI kurang memberikan keterangan dan

penjelasan padahal kemaslahatan cerai gugat yang berkaitan dengan taklik

Page 22: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

10

talak sangat dominan disetiap acara persidangan. Dalam kasus tersebut

tergugat melanggar taklik talak karena pada saat akad nikah tergugat

mengucapkan janji taklik talak. Namun dalam gugatan penggugat hakim

pengadilan agama Semarang menetapkan talak satu dari tergugat dengan

iwadh Rp. 10.000.14

Kedua, skripsi yang disusun oleh Mudrik lulusan tahun 2001 dengan

judul “Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Purbalingga No.

283/pdt.G/PA Purbalingga tentang Cerai Gugat karena Suami Berjudi.”

Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa judi menjadi bagian yang dianggap bisa

dijadikan alasan putusnya suatu perkawinan. Artinya seorang istri boleh

melakukan gugatan perceraian karena suami berjudi, karena:

a. Dilarang oleh Allah

b. Berimbas pada anak dan keluarganya.

Putusan tersebut memutuskan talak bain antara tergugat dan penggugat

karena terjadinya syiqoq yang disebabkan karena judi.15

Ketiga, skripsi yang disusun oleh Jikronah lulusan tahun 2000 dengan

judul “Studi Analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama Demak No.

861/pdt.G/PA Demak tentang Cerai Gugat Istri karena Tidak Terpenuhinya

Nafkah Batin.” Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa suami istri wajib

memberikan bantuan lahir satu dengan yang lainnya demi menegakkan rumah

tangga, sehingga apabila salah satu pihak tidak melaksanakannya, maka salah

14 Ridwan, Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Semarang No. 750/pdt.G/2002/PA

Semarang tentang Pelanggaran Taklik Talak, Semarang: Perpustakaan Fakultas Syariah, 2004. 15 Mudrik, Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Purbalingga No.

283/pdt.G/PA Purbalingga tentang Cerai Gugat karena Suami Berjudi, Semarang: Perpustakaan

Fakultas Syariah, 2001.

Page 23: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

11

satu pihak dapat minta cerai melalui hakim pengadilan agama. Dalam

putusannya, majelis hakim memberikannya putusan cerai atau gugatan istri

dengan alasan tidak terpenuhinya nafkah batinnya karena dapat dikategorikan

sebagai pelanggaran taklil talak.16

Keempat, skripsi yang disusun oleh Siti Sangadah lulusan tahun 2006

dengan judul “Studi Analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama Rembang

No. 318/pdt.G/2003 tentang Cerai Gugat karena Suami Menderita Stroke.”

Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa seorang istri telah menggugat

cerai suaminya, karena suaminya mengalami cacat fisik dan mental serta

tidak dapat berbicara (stroke). Akhirnya Pengadilan Agama Rembang

memutuskan mengabulkan gugatan penggugat dengan jalan Fasakh, artinya

antara penggugat dan tergugat telah putus ikatan satu sama lainnya. Dalam

analisis ia menjelaskan bahwa penyakit stroke bisa dijadikan alasan

perceraian sesuai dengan pasal 19 huruf e PP No. 9 tahun 1975 yakni karena

mendapat cacat badan.17

Dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa penelitian

terdahulu hanya mengungkapkan perceraian dapat terjadi karena berbagai

alasan. Alasan-alasan tersebut terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam

terutama pasal 116 .

Dari penjelasan tersebut di atas tampak jelas penelitian terdahulu

belum mengungkapkan faktor yang melatarbelakangi perceraian yang sudah

disebutkan.

16 Jikronah, Studi Analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama Demak No.

861/pdt.G/PA Demak tentang Cerai Gugat Istri karena Tidak Terpenuhinya Nafkah Batin,

Semarang: Perpustakaan Fakultas Syariah, 2000. 17 Siti Sangadah, Studi Analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama Rembang No.

318/pdt.G/2003 tentang Cerai Gugat karena Suami Menderita Stroke, Semarang: Perpustakaan

Fakultas Syariah, 2006.

Page 24: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

12

Sedangkan skripsi yang disusun sekarang ini hendak berupaya

menjelaskan salah satu latar belakang perceraian tersebut. Maka di sini

penulis akan mengungkapkan lebih dalam tentang kebiasaan buruk suami

suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian.

F. Metode Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh metode yang

digunakan. Oleh karena itu metode penelitian perlu ditetapkan berdasarkan

sifat masalah, kegunaan dan hasil yang hendak dicapai berdasarkan masalah

yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif,

yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.18

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian literer / dokumen, yaitu

penelitian sesuatu yang memberikan bukti-bukti dipergunakan sebagai

alat bukti atau bahan untuk mendukung suatu informasi, penjelasan atau

argumen.19 Dalam hal ini penulis meneliti salinan putusan Pengadilan

Agama Semarang No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan buruk

suami yang suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian.

2. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud penulis adalah subyek dari mana data

yang diperoleh untuk memudahkan mengidentifikasi sumber data, maka

penulis mengaplikasikan sumber data tersebut menjadi dua yaitu:

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.20

Data primer dalam skripsi ini adalah salinan putusan Pengadilan

18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009, hlm. 13. 19 Komaruddin, Kamus Istilah Karya Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 62.

20 Sumardi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Jakarta :PT Raja Grafindo persada, cet.9,

1995, hlm.85.

Page 25: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

13

Agama Semarang No 1356/Pdt. G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan

suami suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian (foto copy

sudah terlampir).21

b. Data Sekunder

Yaitu tulisan ilmiah, penelitian atau buku – buku yang

mendukung tema penelitian. Dalam hal ini adalah :

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan, PP. No.

9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan undang-undang No. 1 Tahun

1974, Inpres RI No. 1 tahun 1971 tentang Kompilasi Hukum

Islam dan peraturan- peraturan yang Relevan.

2. Buku – buku yang relevan diantaranya Fiqih Munakahat, Hukum

Perdata Islam di Indonesia serta buku – buku lain yang memiliki

keterkaitan dengan kajian penelitian ini.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Yaitu kertas asli tertulis tangan atau tercetak yang bersifat

resmi yang melengkapi informasi atau digunakan sebagai bukti

tentang sesuatu22 Dokumentasi ini penulis dapatkan dengan cara pra

riset (Penelitian pendahuluan) sebagai upaya untuk mengumpulkan

data-data awal di Pengadilan Agama Semarang. Dalam hal ini berupa

salinan putusan perkara No.1356/Pdt.G/2011/PA Sm tentang

kebiasaan suami suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian.

21 Ibid

22 Komaruddin, Op cit, hlm.62.

Page 26: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

14

b. Wawancara

Yaitu proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi

orang, kejadian, organisasi, motivasi, perasaan sebagainya yang

dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai

(interviewee).23 Wawancara ini penulis lakukan dengan hakim yang

menangani perkara tersebut, guna mendapatkan pendapat mengenai

putusan No.1356/Pdt.G/2011/PA Sm. yang akurat. Dukungan lain

agar mendapatkan informasi ilmiah penulis juga mewawancarai para

ahli hukum Islam. Seperti Bpk. Ahmad Ghozali dan Bpk. Ky. Abdul

Majid.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian penulis melakukan analisis

dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu bahwa dalam

menganalisis penulis berkeinginan menggambarkan secara tepat sifat

suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk

menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya

hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan di Pengadilan Agama

Semarang.24

23 Ibid, hlm. 155

24 Amiriddin, Pengantar metode Penelitian hokum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2006, hlm. 25

Page 27: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

15

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang setiap bab

mempunyai kaitan antara yang satu dengan yang lain. Adapun gambaran

sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian,

dan sistematika penulisan, yang semuanya merupakan bab

pembuka sebagai gambaran pembahasan secara global.

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN DI

PERADILAN AGAMA

Dalam bab ini menerangkan pengertian perceraian, dasar hukum

perceraian, dan macam-macam perceraian, prosedur perceraian di

Peradilan Agama.

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

NO.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm TENTANG KEBIASAAN SUAMI

SUKA BERGANTI WIL SEBAGAI LATAR BELAKANG

PERCERAIAN.

Bab ini meliputi sekilas pandangan pengadilan agama Semarang,

sejarah pengadilan agama Semarang, tugas dan wewenang

Pengadilan Agama Semarang, kasus gugatan perceraian

No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm, terdiri atas gugatan perceraian,

proses penyelesaiannya dan hasil putusan serta dasar hukum

Page 28: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

16

pertimbangan hakim Pengadilan Agama No.1356/Pdt.G/

2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami suka berganti WIL sebagai

latar belakang perceraian

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

NO.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm TENTANG KEBIASAAN SUAMI

SUKA BERGANTI WIL SEBAGAI LATAR BELAKANG

PERCERAIAN

Dalam bab ini menerangkan analisis terhadap putusan Pengadilan

Agama No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami

suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian, analisis

pertimbangan hakim terhadap putusan Pengadilan Agama

No.1356/Pdt.G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami suka

berganti WIL sebagai latar belakang perceraian.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil

pembahasan putusan Pengadilan Agama No.

1356/Pdt.G/2011/PA.Sm tentang kebiasaan suami suka berganti

WIL sebagai latar belakang perceraian.

Page 29: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

BAB II

KETENTUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

DI PERADILAN AGAMA

A. Pengertian Perceraian

Perceraian adalah terlepasnya ikatan pernikahan atau bubarnya

hubungan pernikahan.1 Dalam istilah fiqih disebut dengan talak yang berasal

dari akar kata al-ithlaq yang artinya melepaskan atau meninggalkan.2 Dalam

mengemukakan arti thalak secara terminologi kelihatannya ulama

mengemukakan dalam rumusan yang berbeda namun esensinya sama. Al-

Mahalli dalam kitabnya Syarh Minhaj al-Thalibin merumuskan:

حل عقد النكاح بلفظا الطالق وحنوه

Artinya: Melepaskan hubungan pernikahan dengan menggunakan lafaz

thalaq dan sejenisnya.3

Sayyid Sabiq mendefinisikan talak dengan sebuah upaya untuk

melepaskan ikatan perkawinan dan selanjutnya mengakhiri hubungan

perkawinan itu sendiri.4 Definisi yang agak panjang dapat dilihat di dalam

kitab Kifayat al-Akhyar yang menjelaskan talak sebagai sebuah nama untuk

melepaskan ikatan nikah dan talak adalah lafaz jahiliyah yang setelah Islam

datang menetapkan lafaz itu sebagai kata untuk melepaskan nikah.

1 Abdul Rahman Ghozali,Fiqh Munakahat,Jakarta:Kencana,2008,hlm.192.

2 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 4, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009, hlm. 2.

3 Abdul Rahman Ghozali,Op.cit,hlm.192.

4 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz II, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983) hlm. 206.

18

Page 30: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Dari definisi talak di atas, tampak jelas bahwa talak merupakan

sebuah institusi yang digunakan untuk melepaskan sebuah ikatan perkawinan.

Dengan demikian ikatan perkawinan sebenarnya dapat putus dan tata caranya

telah diatur baik di dalam fiqih maupun UUP.5

Di dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 tentang

perceraian diatur dalam pasal 38 disebutkan bahwa perkawinan dapat putus

karena:

a. Kematian

b. Perceraian

c. Atas keputusan pengadilan

Pasal 39 UU Perkawinan

1. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah

pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak.

2. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami

istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri.

3. Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam peraturan

perundang-undangan tersendiri.

Sedangkan pasal 40 menjelaskan:

1. Gugatan perceraian diajukan kepada pengadilan

5 Amiur Nuruddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum

Islam dari Fikih, UU No. 1/74 sampai KHI, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 207.

Page 31: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2. Tata cara mengajukan gugatan tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur dalam

peraturan perundangan tersendiri.6

Terjadinya perceraian lebih banyak disebabkan ketidakmampuan

pasangan suami istri tersebut merealisasikan tujuan perkawinan itu sendiri.

Berbeda dengan putusnya perkawinan dengan sebab kematian yang

merupakan ketentuan Allah yang tidak ditolak oleh manusia.

Sedangkan ditinjau dari Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengenai

definisi perceraian dijelaskan pada bab XVI pasal 117 yang berbunyi: Talak

adalah ikrar suami dihadapan sidang pengadilan agama yang menjadi salah

satu sebab putusnya perkawinan dengan cara sebagaimana dimaksud dalam

pasal 129, 130 dan 131.

Pasal 129 berbunyi:

“Seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada istrinya mengajukan

permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama yang

memwilayahi tempat tinggal istri disertai dengan alasan serta meminta agar

diadakan sidang untuk keperluan itu”.

Pasal 130 berbunyi:

“Pengadilan Agama dapat mengabulkan atau menolak permohonan tersebut,

dan terhadap keputusan tersebut dapat diminta upaya hukum banding dan

kasasi”.

Pasal 131 berbunyi:

“Pengadilan Agama yang bersangkutan mempelajari permohonan dimaksud

pasal 129 dan dalam waktu selambat-lambatnya tiga puluh hari memanggil

pemohon dan istrinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan maksud menjatuhkan talak”.7

6 Undang-Undang Pokok Perkawinan, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hlm. 12-13.

7 Departemen Agama RI, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen

Agama, 2000, hlm. 60.

Page 32: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

KHI mensyaratkan bahwa ikrar suami untuk bercerai (talak) harus

disampaikan di hadapan sidang pengadilan agama. Di dalam UU No. 7/1989

jo.UU NO.3 2006 tentang Peradilan Agama juga menjelaskan hal yang sama

seperti yang terdapat pada pasal 66 ayat (1) yang berbunyi:

“Seseorang yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya

mengajukan permohonan kepada pengadilan agama untuk

mengadakan sidang guan penyaksian ikrar talak.” Dengan demikian

talak merupakan ikrar suami yang harus dilakukan di lembaga

pengadilan agama, dengan kata lain talak yang dilakukan di luar

sidang pengadilan agama dianggap tidak sah”.8

KHI juga menjelaskan tentang putusnya perkawinan yang diatur

secara rinci dalam Bab XVI pasal 113 yang berbunyi:

Perkawinan dapat putus karena

1. Kematian

2. Perceraian

3. Atas putusan pengadilan9

Dalam perkawinan dapat putus disebabkan perceraian yang dijelaskan dalam

pasal 114 yang berbunyi: “Putusnya perkawinan yang disebabkan karena

perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian.10

B. Dasar Hukum Perceraian

Stabilitas rumah tangga dan kontinuitas kehidupan suami istri adalah

tujuan utama adanya perkawinan dan hal ini sangat diperhatikan oleh syariat

Islam. Akad perkawinan dimaksudkan untuk selama hidup, agar dengan

8 Amandemen UU Peradilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika, 206, hlm. 57.

9 Kompilasi Hukum Islam, op. cit, hlm. 56

10 Ibid.

Page 33: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

demikian suami istri menjadikan rumah tangga sebagai tempat berteduh yang

nyaman dan permanen agar dalam perlindungan rumah tangga kedua suami

istri bisa menikmati kehidupannya serta agar keduanya dapat menciptakan

iklim rumah tangga yang memungkinkan terwujudnya dan terpeliharanya

anak keturunan dengan sebaik-baiknya. Meskipun suami oleh hukum Islam

diberi wewenang untuk menjatuhkan talak, namun tidak dibenarkan suami

menggunakan haknya dengan sesuka hati apalagi hanya menurutkan hawa

nafsunya saja.11

Menjatuhkan talak tanpa alasan dan sebab yang dibenarkan adalah

termasuk perbuatan tercela, terkutuk dan dibenci oleh Allah Rasulullah SAW

bersabda:

ابغض احلالل اىل اهللا الطالقArtinya: Perkara halal yang paling dibenci Allah ialah menjatuhkan talak.

12

Hadits ini menjadi dalil bahwa diantara jalan halal itu ada yang

dimurkai Allah jika tidak dipergunakan sebagaimana mestinya dan yang

paling dimurkai pelakunya tanpa alasan yang dibenarkan ialah perbuatan

menjatuhkan talak. Mak menjatuhkan talak itu sama sekali tidak ada

pahalanya dan tidak dapat dipandang sebagai perbuatan ibadah. Hadits ini

juga menjadi dalil bahwa suami wajib selalu menjauhkan diri dari

menjatuhkan talak selagi masih ada jalan untuk menghindarkannya. Suami

11

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 201. 12

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Jakarta: Akbar Media

Eka Sarana, hlm. 487.

Page 34: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

dibenarkan menjatuhkan talak jika hanya terpaksa, tidak ada jalan lain untuk

menghindarinya, dan talak itulah salah satu jalan terciptanya kemaslahatan.13

Istri yang meminta talak kepada suaminya tanpa sebab dan alasan

yang dibenarkan adalah perbuatan tercela, sebagaimana sabda Rasulullah

SAW:

.نةأس فحرام عليها رائحة اجلامرأة سألت زوجهاطالقامن غري ب امياArtinya: “Manakala istri menuntut cerai dari suaminya tanpa alasan, maka

haram baginya bau surga”.14

Syara’ menjadikan talak sebagai jalan yang sah untuk bercerainya

suami istri, namun syara’ membenci terjadinya perbuatan ini dan tidak

merestui dijatuhkannya talak tanpa sebab atau alasan.

Talak diperbolehkan (mubah) jika untuk menghindari bahaya yang

mengancam salah satu pihak, baik itu suami maupun istri.15

Para ulama sepakat membolehkan talak karena bisa saja sebuah rumah

tangga mengalami keretakan hubungan yang mengakibatkan runyamnya

keadaan sehingga pernikahan mereka berada dalam keadaan kritis, terancam

perpecahan serta pertengkaran yang tidak membawa keuntungan sama sekali.

Dan pada saat itu, dituntut adanya jalan untuk menghindari dan

menghilangkan berbagai hal negatif dengan cara talak.16

Dilihat dari kemaslahatan atau kemudaratannya, maka hukum talak

ada lima yaitu:

13

Abd. Rahman Ghazaly, op. cit., hlm. 212. 14

Ibid, hlm. 213 15

Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, Jakarta: Al-Kautsar, 2010, hlm. 455. 16

Syaikh Hasan Ayyub,Loc.cit, hlm. 260.

Page 35: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

1. Wajib

Yaitu apabila terjadi perselisihan antara suami istri lalu tidak ada

jalan yang dapat ditempuh kecuali dengan mendatangkan dua hakim yang

mengurus perkara keduanya. Jika kedua orang hakim tersebut

memandang bahwa perceraian lebih baik bagi mereka, maka pada saat

itulah talak menjadi wajib. Jadi jika sebuah rumah tangga tidak

mendatangkan apa-apa selain keburukan, perselisihan, pertengkaran dan

bahkan menjerumuskan keduanya dalam kemaksiatan, maka pada saat itu

talak adalah wajib baginya.

2. Makruh

Yaitu talak yang dilakukan tanpa adanya tuntutan dan kebutuhan.

Ada dua pendapat mengenai talak yang makruh ini.

Pertama, bahwa talak tersebut haram dilakukan, karena dapat

menimbulkan mudharat bagi dirinya dan istrinya, serta tidak

mendatangkan manfaat apapun. Talak ini haram sama seperti tindakan

merusak atau menghamburkan harta kekayaan tanpa guna. Hal itu

didasarkan pada sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

)رواه ابن ماجه(الضر روالضرار

Artinya: “Tidak boleh memberikan mudharat kepada orang lain dan tidak

boleh membalas kemudharatan dengan kemudharatan lagi.”

)رواه ابو داود(ما احل اهللا شيئا ابغض اليه من الطالق Artinya: “Allah tidak membolehkan sesuatu yang lebih Dia benci selain

talak” (HR. Abu Daud).

Page 36: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Kedua, bahwa talak itu dibenci karena dilakukan tanpa adanya tuntutan

dan sebab yang membolehkan. Dan karena talak semacam itu dapat

membatalkan pernikahan yang menghasilkan kebaikan yang memang

disunnahkan, sehingga talak itu menjadi makruh hukumnya.

3. Mubah

Yaitu talak yang dilakukan karena ada kebutuhan. Misalnya karena

buruknya akhlak istri dan kurang baiknya pergaulannya yang hanya

mendatangkan mudharat dan menjauhkan mereka dari tujuan pernikahan.

4. Sunnah

Yaitu talak yang dilakukan pada saat istri mengabaikan hak-hak

Allah yang telah diwajibkan kepadanya, misalnya shalat, puasa dan

kewajiban lainnya, sedangkan suami juga sudah tidak sanggup lagi

memaksanya. Atau istrinya sudah tidak lagi menjaga kehormatan dan

kesucian dirinya. Hal itu mungkin saja terjadi karena memang wanita itu

mempunyai kekurangan dalam hal agama, sehingga mungkin saja ia

berbuat selingkuh dan melahirkan anak hasil perselingkuhan dengan laki-

laki lain.

5. Mahzhur (terlarang)

Yaitu talak yang dilakukan ketika istri sedang haid. Para ulama di

Mesir telah sepakat untuk mengharamkannya. Talak ini disebut juga

dengan talak bid’ah.17

Disebut bid’ah karena suami yang menceraikan itu

menyalahi sunnah Rasul dan mengabaikan perintah Allah dan Rasulnya:.

17

Amir Syaifuddin, Loc.cit, hlm. 201.

Page 37: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Firman Allah yang berbunyi

$pκ š‰r' ‾≈ tƒ ÷ É<̈Ζ9$# # sŒ Î) ÞΟ çFø) ‾= sÛ u !$|¡ÏiΨ9 $# £èδθà) Ïk= sÜsù �∅Íκ ÌE£‰ ÏèÏ9 (#θÝÁômr&uρ nο £‰Ïèø9 $#

Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka

hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat

(menghadapi) iddahnya dengan wajar”. (Ath-Thalaq: 1)18

Walaupun talak itu dibenci yang terjadi dalam suatu rumah tangga

namun sebagai jalan terakhir bagi kehidupan rumah tangga dalam

keadaan tertentu boleh dilakukan. Hikmah dibolehkannya talak tersebut

adalah karena dinamika kehidupan rumah tangga kadang-kadang tertuju

pada sesuatu yang bertentangan dengan tujuan pembentukan rumah

tangga tersebut. Dalam keadaan seperti ini, apabila dilanjutkan juga

rumah tangga akan menimbulkan mudharat kepada dua belah pihak dan

orang disekitarnya. Dalam rangka menolak terjadinya mudharat yang

lebih jauh, lebih baik ditempuh perceraian dalam bentuk talak tersebut.

Dengan demikian, talak dalam Islam hanyalah untuk suatu tujuan

maslahat.19

C. Macam-Macam Perceraian

1. Perceraian dalam Hukum Islam

Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak, maka talak dibagi

menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

18

DEPAG RI, Alqur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf

Alqur”an,2005,hlm.558. 19

Amir Syaifuddin,Op.cit, hlm. 201.

Page 38: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

a. Talak Sunni

Yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntunan sunnah.

Talak ini dikatakan talak sunni apabila memenuhi sempat syarat,

yaitu:

1) Istri yang ditalak sudah pernah dikumpuli, dan apabila talak

tersebut dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah dikumpuli,

maka tidak termasuk talak sunni.

2) Istri dapat segera melakukan iddah suci setelah ditalak yaitu dalam

keadaan suci dari haid. Talak terhadap istri yang telah lepas haid

(menopause) atau belum pernah haid, atau sedang hamil, atau talak

karena suami meminta tebusan, yakni dalam hal khulu’, atau ketika

istri dalam haid, maka semuanya ini tidak termasuk talak sunni.

3) Tala tersebut dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci, baik di

permukaan suci di pertengahan maupun di akhir suci meskipun

beberapa waktu yang lalu datang haid.

4) Suami tidak pernah mengumpuli istri selama masa suci ketika talak

tersebut dijatuhkan.

b. Talak Bid’i

Yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau bertentangan

dengan tuntunan sunnah, tidak memenuhi syarat-syarat talak sunni.

Yang termasuk talak bid’i ialah:

Page 39: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

1) Talak yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu haid, baik di

permulaan haid maupun di pertengahan haid, juga termasuk istri

yang sedang nifas.

2) Talak yang dijatuhkan terhadap istri dalam keadaan suci tetapi

pernah dikumpuli oleh suaminya dalam suci tersebut.

c. Talak la Sunni Wala Bid’i

Yaitu talak yang tidak termasuk kategori talak sunni dan talak

bid’i yaitu:

1) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah dikumpuli.

2) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah haid atau

istri yang telah lepas haid.

3) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang hamil.20

Ditinjau dari segi boleh atau tidaknya rujuk kembali, talak dibagi

menjadi dua macam, yaitu:

1) Talak Raj’i

2) Talak Bain

1) Talak Raj’i yaitu talak dimana suami masih mempunyai hak untuk

merujuk kembali istrinya setelah talak itu dijatuhkan dengan lafal-

lafal tertentu dan istri benar-benar sudah digauli.21

Firman Allah

SWT:

20

Murni Djamal, Ilmu Fiqih, Jakarta: Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1985, hlm.

227. 21

Slamet Abidin, Aminuddin, Fiqih Munakahat II, Bandung: Pustaka Setia, 1999. hlm. 17

Page 40: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

$pκ š‰r' ‾≈ tƒ ÷ É<̈Ζ9$# #sŒ Î) ÞΟ çFø)‾= sÛ u!$|¡ÏiΨ9 $# £èδθà) Ïk= sÜ sù �∅Íκ ÌE£‰ÏèÏ9 (#θÝÁômr&uρ nο £‰Ïèø9 $# ( (#θà)̈? $# uρ ©! $#

öΝ à6 −/u‘ ( Ÿω �∅èδθã_Ì� øƒ éB .ÏΒ £ÎγÏ?θã‹ ç/ Ÿωuρ š∅ô_ã� øƒs† HωÎ) βr& tÏ?ù' tƒ 7πt±Ås≈ x� Î/ 7πuΖ Éi� t7•Β

4 y7 ù= Ï?uρ ߊρ߉ ãn «! $# 4 tΒ uρ £‰ yètG tƒ yŠρ߉ ãn «! $# ô‰ s)sù zΝ n= sß …çµ|¡ø� tΡ 4 Ÿω “ Í‘ ô‰s? ¨≅yès9 ©! $#

ß^ ω øt ä† y‰÷èt/ y7 Ï9≡sŒ #\� øΒ r& ∩⊇∪

Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka

hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat

(menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu

iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu.

Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan

janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka

mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-

hukum Allah, Maka Sesungguhnya dia telah berbuat zalim

terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali

Allah Mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru”. (QS.

Ath-Thalaq: 1)22

Yang dimaksud dengan “menghadapi iddahnya yang wajar”

dalam ayat tersebut adalah istri-istri itu hendaknya ditalak ketika suci

sebelum dicampuri. Sedangkan yang dimaksud dengan “perbuatan

keji” adalah apabila istri melakukan perbuatan-perbuatan pidana,

berkelakuan tidak sopan terhadap mertua, ipar dan sebagainya.

Adapun yang dimaksud dengan “sesuatu hal yang baru” adalah

keinginan dari suami untuk rujuk kembali apabila talaknya baru

dijatuhkan sekali atau dua kali.

Dengan demikian jelas bahwa suami boleh merujuk istrinya

kembali yang telah ditolak sekali atau dua kali selama mantan istrinya

itu masih dalam masa iddahnya.23

22

DEPAG RI,loc.cit,hlm.558. 23

Ibid, hlm. 18.

Page 41: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2) Talak Bain yaitu tidak putus secara penuh dalam arti tidak

memungkinkan suami kembali kepada istrinya kecuali dengan nikah

baru.

Talak Bain ini terbagi atas dua macam:

a) Bain Sughra

Ialah talak yang suami tidak boleh rujuk kepada mantan

istrinya, tetapi ia dapat kawin lagi dengan nikah baru tanpa

melalui muhallil.

b) Bain Kubra

Ialah talak yang tidak memungkinkan suami ruju’ kepada

mantan istrinya. Dia hanya boleh kembali kepada istrinya setelah

istrinya itu kawin dengan laki-laki lain dan bercerai pula dengan

laki-laki itu dan habis masa iddahnya.24

Ditinjau dari segi ucapan talak terbagi menjadi dua yaitu:

1) Talak Tanjiz

Yaitu talak yang dijatuhkan suami dengan menggunakan

ucapan langsung tanpa dikaitkan kepada waktu, baik menggunakan

ucapan sharih atau kinayah.

2) Talak Ta’liq

Yaitu talak yang dijatuhkan suami dengan menggunakan

ucapan yang pelaksanaannya digantungkan kepada sesuatu yang

terjadi kemudian. Baik menggunakan lafaz sharih atau kinayah.

24

Amir Syarifuddin, Loc. cit., hlm. 221.

Page 42: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Seperti ucapan suami: “Bila ayahmu pulang dari luar negeri engkau

saya talak”. Talak dalam bentuk ini baru terlaksana secara efektif

setelah syarat yang digantungkan terjadi. Dalam contoh di atas talak

terjatuh segera setelah ayahnya pulang dari luar negeri, tidak pada saat

ucapan itu diucapkan.25

Ditinjau dari segi siapa yang secara langsung mengucapkan talak,

dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Talak Mubasyir

Yaitu talak yang langsung diucapkan sendiri oleh suami yang

menjatuhkan talak tanpa melalui perantara atau wakil.

2) Talak Tawkil

Yaitu talak yang pengucapannya tidak dilakukan sendiri oleh

suami, tetapi dilakukan oleh orang lain atas nama suami. Bila talak itu

diwakilkan pengucapannya oleh suami kepada istrinya seperti ucapan

suami: “Saya serahkan kepadamu untuk mentalak dirimu”, secara

khusus disebut juga talak tafwidh (talak yang mengandung arti

melimpahkan).26

2. Perceraian dalam Hukum Positif

Di dalam fiqh hanya mengatur hal-hal yang berkenaan dengan

perceraian dalam bentuk hukum materiil dan semua kitab fiqh tidak

melibatkan diri mengatur hukum acaranya. Adanya aturan yang mengatur

25

Ibid, hlm. 225. 26

Ibid, hlm. 226.

Page 43: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

acara di luar fiqh tidak menyalahi apa yang ditetapkan fiqh, tetapi

melengkapi aturan fiqh.27

Aturan-aturan fiqh di luar ketentuan acara diakomodir secara

lengkap dalam KHI dengan rumusan sebagai berikut:

Pasal 118

“Talak raj’i adalah talak kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujuk

selama istri dalam masa iddah.”

Pasal 119

1. Talak bain sughra adalah talak yang tidak boleh dirujuk tapi boleh

akad nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah.

2. Talak bain sughra sebagaimana tersebut pada ayat (1) adalah:

a. Talak yang terjadi qobla al-dukhul.

b. Talak dengan tebusan atau khuluk dan

c. Talak yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.

Pasal 120

“Talak Bain Kubra adalah talak yang terjadi untuk ketiga kalinya. Talak

jenis ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, kecuali

apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas istri menikah dengan orang

lain dan kemudian terjadi perceraian ba’da al dukhul dan habis masa

iddahnya.”

Pasal 121

“Talak Sunni adalah talak yang diperbolehkan yaitu talak yang dijatuhkan

terhadap istri yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu suci

tersebut.”

Pasal 122

Talak bid’i adalah talak yang dilarang yaitu talak yang dijatuhkan pada

waktu istri dalam keadaan haid, atau istri dalam keadaan suci tetapi sudah

dicampuri pada waktu suci tersebut.

Pasal 124

Perceraian itu terjadi terhitung saat perceraian itu dinyatakan di depan

sidang pengadilan.

27

Ibid, hlm. 229.

Page 44: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Ketentuan pasal ini memang tidak dimuat dalam kitab fiqh, karena

dalam pandangan fiqh perceraian itu terjadi terhitung mulai diucapkan

oleh suami, sedangkan suami yang mengucapkan talak tidak berada di

pengadilan.28

Menurut KHI, talak atau perceraian terhitung pada saat perceraian

itu dinyatakan di depan sidang pengadilan. Di samping mengatur tentang

talak, KHI juga memberi aturan yang berkenaan dengan khulu’29

dan

lian30

seperti yang terdapat dalam pasal 124, khulu’ harus berdasar atas

alasan perceraian sesuai ketentuan pasal 116, 125 yang berbunyi: “Lian

menyebabkan putusnya perkawinan antara suami istri untuk selama-

lamanya,” dan pasal 126 yang berbunyi: “Lian terjadi karena suami

menuduh istri berbuat zina atau mengingkari anak dalam kandungan atau

yang sudah lahir dari istrinya, sedangkan istrinya menolak tuduhan dan

atau pengingkaran tersebut”, serta pasal 128 yang berbunyi “Lian hanya

sah apabila dilakukan dihadapan sidang Pengadilan Agama.

Sebab-sebab lain yang menjadikan putusnya perkawinan adalah:

a. Putusnya perkawinan karena syiqaq

Syiqaq adalah krisis memuncak yang terjadi antara suami istri

sedemikian rupa, sehingga antara suami istri terjadi pertentangan

pendapat dan pertengkaran menjadi dua pihak yang tidak mungkin

28

Ibid, 230. 29

Khulu’ adalah perceraian yang terjadi atas permintaan istri dengan memberikan tebusan

(iwad) kepada dan atas persetujuan suaminya. Lihat Bab I KHI tentang ketentuan umum. 30

Lian adalah seorang suami menuduh istri berbuat zina dan atau mengingkari anak yang

dalam kandungan atau yang sudah lahir dari istrinya, sedangkan istri menolak tuduhan dan atau

pengingkaran tersebut. Lihat pasal 126 KHI.

Page 45: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

dipertemukan dan kedua belah pihak tidak bisa mengatasinya.31

Firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 35 menyatakan:

÷βÎ)uρ óΟ çFø�Åz s−$s)Ï© $uΚ ÍκÈ]÷�t/ (#θ èWyè ö/$$ sù $ Vϑs3ym ôÏiΒ Ï& Î#÷δ r& $ Vϑs3ym uρ ô ÏiΒ !$ yγ Î=÷δ r&

βÎ) !#y‰ƒ Ì� ム$ [s≈ n=ô¹Î) È, Ïjùuθ ムª!$# !$ yϑåκs]øŠt/ 3 ¨βÎ) ©!$# tβ% x. $ ¸ϑŠÎ=tã # Z��Î7 yz ∩⊂∈∪

Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara

keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-

laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika

kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan,

niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.32

Menurut firman Allah tersebut, jika terjadi kasus syiqaq antara

suami istri maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang

hakam dari pihak istri untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan

tentang sebab terjadinya syiqaq serta berusaha mendamaikannya, atau

mengambil kesimpulan putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan

inilah yang sebaik-baiknya.

b. Putusnya perkawinan karena pembatalan

Apabila suatu akad perkawinan telah dilaksanakan dan dalam

pelaksanaannya ternyata terdapat larangan perkawinan antara suami

istri, misalnya karena pertalian darah, pertalian susuan, pertalian

sementara, atau terdapat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan

hukum seperti tidak terpenuhinya hukum atau Syaratnya, maka

perkawinan menjadi batal demi hukum melalui proses pengadilan

31

Abdul Rahman Ghazali, Loc. cit., hlm. 241

32

Depag RI,Loc.Cit,hlm.84.

Page 46: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

hakim membatalkan perkawinan tersebut.33

Seperti yang dimuat dalam

pasal 8 UU No. 1 Tahun 1974 yang berbunyi:

Perkawinan dilarang antara dua orang yang:

1) Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah maupun

ke atas.

2) Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping, yaitu

antara saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan

antara seorang dengan saudara neneknya.

3) Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan

ibu/bapak tiri.

4) Berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara

susuan dan bibi/paman susuan.

5) Berhubungan saudara dengan istri atau sebagai bibi atau

kemenakan dari istri dalam hal seorang suami beristri lebih dari

seorang.

6) Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain

yang berlaku dilarang kawin.34

c. Putusnya perkawinan karena fasakh

Hukum Islam mewajibkan suami untuk menunaikan hak-hak

istri dan memelihara istri dengan sebaik-baiknya, tidak boleh

menganiaya istrinya dan menimbulkan kemadharatan terhadapnya.

33

Ibid, hlm. 243. 34

Amandemen UU Peradilan Agama, Loc. cit., hlm. 4.

Page 47: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Suami dilarang menyengsarakan kehidupan istri dan menyia-nyiakan

haknya.35

Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 231 berbunyi:

�∅èδθä3Å¡øΒ r' sù >∃ρá� ÷èoÿÏ3 ÷ρr& £èδθãmÎh� |� 7∃ρã� ÷èoÿÏ3 4 Ÿωuρ £èδθä3Å¡÷Ι äC #Y‘# u�ÅÑ (#ρ߉tF÷ètG Ïj9

Artinya: “Maka peliharalah (rujukilah) mereka dengan cara yang

ma'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf

(pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi

kemudharatan, karena dengan demikian kamu Menganiaya

mereka.”36

Hukum Islam tidak menghendaki adanya kemadharatan dan

melarang saling menimbulkan kemadharatan. Dalam suatu hadits

dinyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

.الضرا روال ضرار

Artinya: Tidak boleh ada kemdharatan dan tidak boleh saling

menimbulkan kemadharatan.

Menurut kaidah hukum Islam bahwa setiap kemadharatan itu

wajib dihilangkan, sebagaimana kaidah fiqhiyah di bawah ini:

الضرر يزال

Artinya: Kemadharatan itu wajib dihilangkan.

Dengan demikian, berdasarkan firman Allah, hadits dan kaidah

tersebut para fuqaha’ menetapkan bahwa jika dalam kehidupan suami

isteri terjadi keadaan, sifat atau sikap yang menimbulkan

kemadharatan pada salah satu pihak yang menderita mudharat dapat

35

Abdul Rahman Ghazali, op. cit., hlm. 244. 36

Depag RI,Loc.cit,hlm.37.

Page 48: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

mengambil kesimpulan untuk putusnya perkawinan, kemudian hakim

menfasakhkan perkawinan atas dasar pengaduan pihak yang menderita

tersebut.37

d. Putusnya karena meninggal dunia

Jika salah seorang dari suami atau istri meninggal dunia atau

kedua suami istri itu bersama-sama meninggal dunia, maka menjadi

putuslah perkawinan mereka. Dimaksudkan dengan mati yang menjadi

sebab putusnya perkawinan dalam hal ini meliputi baik mati secara

fisik, yakni memang dengan kematian itu diketahui jenazahnya,

sehingga kematian itu benar-benar secara biologis, maupun kematian

secara yuridis, yaitu dalam kasus suami yang mafqud (hilang tidak

diketahui apakah ia masih hidup atau sudah meninggal dunia), lalu

melalui proses pengadilan hakim dapat menetapkan kematian suami.38

Mengenai putusnya perkawinan, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Bab VIII

pasal 38 yang berbunyi: ada tiga macam cara putusnya perkawinan yaitu:

kematian, perceraian dan keputusan pengadilan.39

D. Hal-hal yang Menyebabkan Perceraian dalam Islam

1. Terjadinya Nusyuz dari Pihak Istri

Nusyuz adalah kata yang berasal dari bahasa arab yang secara

etimologi berarti ارتفاع yang berarti meninggi atau terangkat.

37

Abdul Rahman Ghazali,Op. cit., hlm. 245. 38

Ibid, hlm. 247. 39

Amandemen UU Peradilan Agama,Loc.. cit, hlm. 12

Page 49: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Istri dikatakan nusyuz terhadap suaminya berarti isteri merasa dirinya sudah

lebih tinggi kedudukannya dari suaminya, sehingga ia tidak lagi merasa

berkewajiban mematuhinya. Secara definitif nusyuz diartikan dengan

kedurhakaan istri terhadap suami dalam hal menjalankan apa saja, yang

diwajibkan Allah atasnya.40

Nusyuz haram hukumnya karena menyalahi sesuatu yang telah

ditetapkan oleh agama melalui Al-Qur'an dan hadits Nabi.

Langkah-langkah untuk mengetahui istri melakukan nusyuz terdapat

dalam surat An-Nisa’: 34 yang berbunyi:

… ÉL≈ ©9$# uρ tβθèù$sƒrB �∅èδ y—θà±èΣ �∅èδθÝà Ïèsù £èδρã� àf÷δ $# uρ ’Îû ÆìÅ_$ŸÒyϑ ø9 $# £èδθç/ Î�ôÑ $# uρ ( ÷βÎ* sù

öΝ à6 uΖ÷èsÛr& Ÿξsù (#θäóö7 s? £Íκ ö� n= tã ¸ξ‹ Î6y™ 3 ¨βÎ) ©!$# šχ% x. $wŠ Î= tã # Z��Î6Ÿ2 ∩⊂⊆∪

Artinya: Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah

mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan

pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka

janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.41

Langkah-langkah tersebut dapat diperinci sebagai berikut:

a. Istri diberi nasihat tentang berbagai kemungkinan negatif dan positifnya

dari tindakannya tersebut, terlebih apabila sampai terjadi perceraian dan

yang terutama agar kembali lagi berbaikan dengan suaminya.

b. Apabila usaha pertama berupa pemberian nasihat tidak berhasil, maka

langkah kedua adalah memisahkan tempat tidur istri dari tempat tidur

suami, meskipun masih dalam satu rumah. Cara ini agar dalam kesendirian

40

Amir Syarifuddin, Loc. Cit., hlm. 190. 41

DEPAG RI,Loc.cit,hlm.84.

Page 50: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

tidurnya itu ia memikirkan untung dan ruginya dengan segala akibat dari

tindakannya tersebut.

c. Apabila langkah kedua tersebut tidak juga dapat mengubah pendirian istri

untuk nusyuz, maka langkah ketiga adalah memberi pelajaran atau dalam

bahasa Al-Qur'an memukulnya.42

Pukulan dalam hal ini adalah bentuk

ta’dib atau edukatif, bukan atas dasar kebencian. Suami dilarang memukul

dengan pukulan yang menyakiti sebagaimana hadits Nabi dari Abdullah

bin Zar’ah menurut riwayat al-Bukhari yang berbunyi:

.قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم ال جيلد اجدكم امراته جلد العبد مثّ جيا معهاArtinya: Rasulullah SAW bersabda: Seseorang tidak boleh memukul

istrinya sebagaimana memukul budak kemudian ditidurinya.43

Apabila dengan pukulan ringan tersebut istri telah kembali kepada

keadaan semula masalah telah dapat diselesaikan. Namun apabila dengan

langkah ketiga ini masalah belum dapat diselesaikan, baru suami

diperbolehkan menempuh jalan lain yang lebih lanjut, termasuk perceraian.

2. Terjadinya Nusyuz dari Pihak Suami

Nusyuz suami mengandung arti pendurhakaan suami kepada Allah

karena meninggalkan kewajiban terhadap istrinya.

Nusyuz suami terjadi apabila ia tidak melaksanakan kewajibannya terhadap

istrinya, baik meninggalkan kewajiban yang bersifat materi atau nafkah atau

meninggalkan kewajiban yang bersifat non materi diantaranya menggauli

42

Ahmad Rofiq,Loc.cit, hlm. 270. 43

Amir Syarifuddin, Op. Cit, hlm. 193.

Page 51: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

dengan baik.44

Adapun tindakan istri apabila ia menemukan sifat nusyuz pada

suaminya, dijelaskan Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 128 yang berbunyi:

ÈβÎ) uρ îοr&z÷ ö∆$# ôM sù%s{ .ÏΒ $yγÎ= ÷èt/ #�—θà±çΡ ÷ρr& $ZÊ# {� ôã Î) Ÿξsù yy$oΨ ã_ !$yϑ Íκ ö�n= tæ βr& $ysÎ= óÁム$yϑ æη uΖ ÷� t/ $[sù= ß¹ 4 ßx ù= ÷Á9 $#uρ ×� ö� yz 3 ÏN u� ÅØômé&uρ Ú[ à�ΡF{ $# £x ’±9$# 4 βÎ) uρ (#θãΖ Å¡ósè? (#θà) −G s? uρ �χ Î* sù ©! $# šχ% x. $yϑ Î/

šχθè= yϑ ÷ès? # Z��Î6yz ∩⊇⊄∇∪

Artinya: Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh

dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan

perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik

(bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan

jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara

dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah

adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.45

3. Terjadinya Perselisihan atau Percekcokan antara Suami dan Istri (Syiqaq)

Syiqaq mengandung arti pertengkaran. Kata ini biasanya

dihubungkan kepada suami istri sehingga pertengkaran yang terjadi antara

suami istri yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh keduanya.46

Apabila terjadi konflik keluarga seperti ini Allah SWT memberi

petunjuk untuk menyelesaikannya. Hal ini terdapat dalam firman-Nya dalam

surat An-Nisa’ ayat 35 yang berbunyi:

÷βÎ) uρ óΟ çFø� Åz s−$s) Ï© $uΚ Íκ È] ÷�t/ (#θèWyèö/ $$sù $Vϑ s3ym ôÏiΒ Ï&Î# ÷δ r& $Vϑ s3ymuρ ôÏiΒ !$yγÎ= ÷δ r& βÎ) !# y‰ƒÌ�ム$[s≈ n= ô¹ Î)

È,Ïjùuθムª! $# !$yϑ åκ s] øŠt/ 3 ¨βÎ) ©! $# tβ% x. $̧ϑŠ Î= tã #Z��Î7 yz ∩⊂∈∪

Artinya: Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang

hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu

bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik

44Ibid, hlm. 193.

45DEPAG RI,Loc.cit,hlm.99.

46Amir Syarifuddin,Op. Cit, hlm. 194.

Page 52: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.47

E. Rukun dan Syarat Talak

Rukun talak adalah unsur pokok yang harus adu dalam talak dan

terwujudnya talak bergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur tersebut.

Rukun talak ada empat yaitu:

a. Suami, ialah yang memiliki hak talak dan yang berhak menjatuhkan talak.

Oleh karena itu talak bersifat menghilangkan ikatan perkawinan, maka

talak tidak mungkin terwujud kecuali setelah adanya akad perkawinan

yang sah.

b. Istri, yaitu orang yang berada di bawah perlindungan suami dan ia adalah

obyek yang akan mendapatkan talak.

c. Sighat talak, yaitu kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap istrinya

yang menunjukkan talak, baik itu sharih (jelas) maupun kinayah

(sindiran), baik berupa ucapan (lisan), tulisan, isyarat bagi suami tuna

wicara ataupun dengan suruhan orang lain.

d. Qashdu (sengaja) artinya bahwa dengan ucapan talak itu memang

dimaksudkan oleh yang mengucapkannya untuk talak bukan untuk maksud

lain. Oleh karena itu apabila salah ucap maka tidak dimaksud untuk talak

dan tidak jatuh talak.48

47 DEPAG RI,Opcit,hlm.84.

48Abdul Rahman Ghazali,Loc. cit., hlm. 465.

Page 53: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Sedangkan syarat sahnya talak ada 3 yaitu:

a. Berakal

b. Baligh

c. Atas kemauan sendiri49

F. Prosedur Perceraian di Peradilan Agama

Sejalan dengan prinsip atau asas undang-undang perkawinan untuk

mempersulit terjadinya perceraian, maka perceraian hanya dapat dilakukan di

depan sidang pengadilan, setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan

tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak (UUPA Pasal 65, jo. Pasal

115 KHI).50

Adapun tata cara dan prosedurnya dapat dibedakan ke dalam dua

macam:

1. Cerai Talak (Permohonan)

Cerai talak adalah apabila suami yang mengajukan permohonan

ke pengadilan untuk menceraikan istrinya, dan istri tersebut

menyetujuinya.51

Di dalam pasal 66 Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama (UUPA) menyatakan:

1. Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya

mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan

sidang guna menyaksikan ikrar talak.

49

Ibid, hlm. 202. 50

Ahmad Rofiq, Loc.cit, hlm. 296. 51

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hlm. 80.

Page 54: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2. Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan

kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman

termohon kecuali apabila termohon dengan sengaja meninggalkan

tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin pemohon.

3. Dalam hal termohon bertempat kediaman di luar negeri permohonan

diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat

kediaman pemohon.

4. Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar

negeri, maka permohonan diajukan kepada pengadilan yang daerah

hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau

kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

5. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan

harta bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan

permohonan cerai talak ataupun sesudah ikrar talak diucapkan.52

Mengenai muatan dari permohonan tersebut, pasal 67 UUPA

menyatakan: pemohon sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 di atas

memuat:

a. Nama, umur dan tempat kediaman pemohon, yaitu suami dan

termohon yaitu istri.

b. Alasan-alasan yang menjadi dasar cerai talak (pasal 19 PP No. 9/1975

Jo pasal 116 KHI)

52

Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 57.

Page 55: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Pasal 68 UUPA tentang pemeriksaan oleh pengadilan yang

menyebutkan:

1. Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan oleh majelis hakim

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat

permohonan cerai talak didaftarkan di Kepaniteraan.

2. Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan dalam sidang

tertutup.53

Selain itu diatur juga dalam pasal 80 ayat (2) yang bunyinya

sama dengan ketentuan pasal 33 PP No. 9 Tahun 1975 dan pasal 145

KHI. Disitu ditegaskan apabila tidak tercapai perdamaian, pemeriksaan

gugatan perceraian dilakukan perdamaian, pemeriksaan gugatan

perceraian dilakukan dalam sidang tertutup. Kemudian berpedoman

kepada penjelasan pasal 33 PP No. 9 Tahun 1975, pemeriksaan tertutup

dalam perkara perceraian meliputi segala pemeriksaan, termasuk

pemeriksaan saksi-saksi.54

Dalam rumusan pasal 15 PP No. 9 Tahun

1975 menyatakan: “Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi surat

yang dimaksud pasal 14 dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari memanggil pengirim surat dan juga istrinya untuk meminta

penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud

perceraian (bisa dilihat juga pasal 131 KHI ayat (1))”.55

53

Ibid, hlm. 58. 54

M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Jakarta: Sinar

Grafika, 2005, hlm. 222. 55

Ahmad Rofiq, Loc.cit., hlm. 298

Page 56: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Usaha untuk mendamaikan kedua belah pihak tidak hanya bisa

ditempuh sebelum persidangan dimulai, tetapi juga dilakukan pada setiap

kali persidangan, tidak tertutup kemungkinannya untuk mendamaikan

mereka.56

Langkah-langkah berikutnya diatur dalam pasal 70 UUPA yang

berbunyi:

1. Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak tidak

mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan perceraian maka

pengadilan menetapkan bahwa permohonan tersebut dikabulkan.

2. Terhadap penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap,

pengadilan menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak dengan

memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang

tersebut.

3. Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap,

pengadilan menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak dengan

memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang

tersebut.

4. Dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus

dalam suatu akta otentik untuk mengucapkan ikrar talak,

mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh istri atau kuasanya.

5. Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau patut, tetapi tidak

datang menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya maka suami

56

Ibid, hlm. 299

Page 57: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya istri atau

wakilnya.

6. Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan

hari sidang penyaksian ikrar talak, tidak datang menghadap sendiri

atau tidak mengirim wakilnya meskipun telah mendapat panggilan

secara sah atau patut maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan

perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.57

Langkah berikutnya terdapat dalam pasal 131 ayat (5) KHI yang

berbunyi: “Setelah sidang penyaksian ikrar talak, Pengadilan Agama

membuat penetapan tentang terjadinya talak rangkap empat yang

merupakan bukti perceraian bagi bekas suami dan istri.58

Helai pertama beserta surat ikrar talak, dikirimkan kepada

pegawai pencatat nikah yang memwilayahi tempat tinggal suami untuk

diadakan pencatatan, helai kedua dan ketiga masing-masing diberikan

kepada suami istri dan helai keempat disimpan oleh Pengadilan Agama.59

Langkah selanjutnya terdapat dalam pasal 71 UUPA yang berbunyi:

1) Panitera mencatat segala hal ihwal yang terjadi dalam sidang ikrar

talak.

2) Hakim membuat penetapan yang isinya menyatakan bahwa

perkawinan putus sejak ikrar talak diucapkan dan penetapan tersebut

tidak dapat dimintakan banding atau kasasi.60

57

Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama, op. cit, hlm. 58. 58

Ahmad Rofiq, op. cit, hlm. 300. 59

Ibid. 60

Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama, op. cit., hlm. 59.

Page 58: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2. Cerai Gugat

Cerai gugat adalah ikatan perkawinan yang putus sebagai akibat

gugatan diajukan oleh istri ke Pengadilan Agama, yang kemudian

tergugat (suami) menyetujuinya, sehingga Pengadilan Agama

mengabulkan gugatan yang dimaksud. Oleh karena itu, khulu’ seperti

yang telah diuraikan pada sebab-sebab putusnya ikatan perkawinan

termasuk cerai gugat. Khulu’ adalah perceraian yang terjadi atas

permintaan istri dengan memberikan tebusan atau uang iwad kepada b

atas persetujuan suaminya.61

Cerai gugat diatur dalam pasal 73 UUPA sebagai berikut:

a. Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada

pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat diaman

penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan

tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat.

b. Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan

perceraian diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya

meliputi tempat kediaman tergugat.

c. Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri,

maka gugatan diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya

meliputi perkawinan mereka dilangsungkan atau ke Pengadilan

Agama Jakarta Pusat.62

61

Zainuddin Ali, Loc. cit., hlm. 81. 62

Ibid, hlm. 82.

Page 59: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Mengenai dasar perceraian dan alat buktinya untuk mengajukan

gugatan diatur dalam pasal 74, 75 dan 76 UUPA dan pasal 133, 134 dan

135 KHI.

Pasal 74 UUPA berbunyi:

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan salah satu pihak

mendapat pidana penjara, maka untuk memperoleh putusan

perceraian sebagai bukti penggugat cukup menyampaikan salinan

putusan pengadilan yang berwenang yang memutuskan perkara

disertai keterangan yang menyatakan bahwa putusan itu telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 75 UUPA berbunyi:

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan bahwa tergugat

mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat

menjalankan kewajiban sebagai suami, maka hakim dapat

memerintahkan tergugat untuk memeriksakan diri kepada dokter.

Pasal 76 ayat (2) UUPA berbunyi:

Pengadilan setelah mendengar keterangan saksi tentang sifat

persengketaan antara suami istri dapat menyangkut seorang atau

lebih dari keluarga masing-masing pihak ataupun orang lain untuk

menjadi hakim.63

Di dalam pasal 76 ayat (2) UUPA tersebut, merupakan

penjabaran garis hukum dari firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 35

yang kemudian dalam konteks Indonesia diwujudkan dengan adanya

BP4. Selanjutnya fungsi lembaga tersebut diatur dalam pasal 30 ayat (2)

Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975 yang berbunyi: bahwa

Pengadilan Agama dalam setiap kesempatan berusaha mendamaikan

kedua belah pihak dan dapat diminta bantuan kepada Badan Penasihat

Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP4) setempat. Adapun

63

Amandemen Undang-Undang Pengadilan Agama, Loc.. cit., hal. 60

Page 60: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

tindakan hukum selama proses perkara di pengadilan berlangsung, untuk

menghindari berbagai kemungkinan hal-hal yang bersifat negatif di

antara suami istri. Hal ini diatur dalam pasal 77 UUPA yang berbunyi:

“Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas pemohonan penggugat

atau tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin

ditimbulkan, pengadilan dapat mengizinkan suami istri tersebut untuk

tidak tinggal dalam satu rumah”.64

Pasal 78 menambahkan:

Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan

penggugat, pengadilan dapat:

a. Menentukan nafkah yang ditanggung suami

b. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan

pendidikan anak

c. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya

barang-barang yang menjadi hak suami atau barang-barang yang

menjadi hak istri.65

Gugatan tersebut atau gugur apabila suami atau istri meninggal

sebelum adanya putusan pengadilan mengenai gugatan perceraian itu.

Namun, apabila terjadi perdamaian, tidak dapat diajukan gugatan

perceraian baru berdasarkan alasan yang ada dan telah diketahui oleh

penggugat ia tidak dibatasi pada sebelum pemeriksaan perkara, namun

dapat diupayakan setiap kali sidang. Lain halnya apabila tidak tercapai

64

Zainuddin Ali, Loc. cit., hlm. 82. 65

Amandemen Undang-Undang Pengadilan Agama, op. cit., hal. 61.

Page 61: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

perdamaian, maka pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam

sidang tertutup.66

Mengenai pelaksanaan sidang pemeriksaan gugatan penggugat di

mulai selambat-lambatnya 30 hari setelah berkas atau surat gugatan

perceraian didaftarkan di paniteraan. Hal ini diatur dalam pasal 80 ayat

(1) UUPA yang berbunyi:

1. Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Majelis Hakim

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat

gugatan perceraian didaftarkan di kepaniteraan.

Ayat (2) dan (3) menjelaskan soal teknis untuk menghindarkan

ketidakhadiran pihak-pihak yang berperkara baik penggugat maupun

tergugat. Pasal ini lebih merupakan penegasan pasal 29 PP Nomor 9

Tahun 1975 ayat (2) dan (3) sebagai berikut:

2. Dalam menetapkan waktu sidang gugatan perceraian perlu

diperhatikan tenggang waktu pemanggilan tersebut oleh penggugat

maupun tergugat atau kuasa mereka.

3. Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti dalam pasal 116 huruf

b, sedang pemeriksaan gugatan perceraian ditetapkan sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak dimasukkannya gugatan

perceraian pada kepaniteraan Pengadilan Agama.67

Apabila sidang pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan secara

tertutup, putusan pengadilan mengenai gugatan diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum. Perceraian dianggap terjadi, beserta segala akibat

66

Zainuddin Ali, Loc. cit., hlm. 83. 67

Ibid. hlm. 84

Page 62: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

hukumnya terhitung sejak putusan pengadilan memperoleh kekuatan

hukum tetap. Oleh karena itu, kehadiran pihak yang berperkara atau

wakil/kuasanya menjadi faktor penting demi kelancaran pemeriksaan di

persidangan.68

68

Ibid.

Page 63: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

BAB III

PUTUSAN PENGADILAN AGAMA NO. 1356/Pdt.G/2011/PA. Sm.

TENTANG KEBIASAAN SUAMI SUKA BERGANTI WIL SEBAGAI

LATAR BELAKANG PERCERAIAN

A. Profil Pengadilan Agama Semarang

1. Sejarah Pengadilan Agama Semarang

Kata “peradilan” berasal dari kata “adil”, dengan awalan “per” dan

imbuhan “an”. Kata “peradilan” sebagai terjemahan dari “qadha”., yang

berarti “memutuskan”, melaksanakan, menyelesaikan.1 Ada pula yang

menyatakan bahwa pada umum kamus tidak membedakan antara peradilan

dengan pengadilan.

Dalam fikih Islam, peradilan disebut qadha artinya menyelesaikan

seperti firman Allah:

$£ϑ n= sù 4|Ós% Ó‰÷ƒy— $pκ ÷] ÏiΒ # \�sÛuρ …

Artinya: “Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan dari Zainab.”

(QS. Al-Ahzab: 37)2

Di samping arti menyelesaikan arti qadha yang dimaksud ada pula

yang berarti memutuskan hukum atau menetapkan sesuatu ketetapan.

Dimana makna hukum disini pada asalnya berarti menghalangi atau

mencegah, oleh karena itu qadhi dinamakan hakim, karena seorang hakim

1 KH. Adib Bisri, dan KH. Munawwin AF, Kamus Indonesia-Arab, Arab-Indonesia AL-

Bisri, Surabaya. Pustaka Progesif, Let Ke-1, 1999, hlm. 277

2 DEPAG RI,Loc.cit,hlm.423.

52

Page 64: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

berfungsi untuk menghalangi orang yang zalim dari penganiayaan. Oleh

karena itu apabila seseorang mengatakan hakim telah menghukum begini

artinya hakim telah meletakkan sesuatu hak atau mengembalikan sesuatu

kepada pemiliknya yang berhak.3

Sedangkan peradilan menurut Cik Hasan Bisri adalah badan atau

organisasi yang diadakan negara untuk mengurusi dan mengadili

perselisihan-perselisihan hukum.4

Peradilan Agama adalah sebutan resmi bagi salah satu lingkungan

peradilan yang menjalankan kekuasaan kehakiman di Indonesia,

sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat (I) Undang-undang nomor 14

Tahun 1970 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman

yang berbunyi:

Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh pengadilan dalam

lingkungan:

a. Peradilan Umum

b. Peradilan Agama

c. Peradilan Militer

d. Peradilan Tata Usaha Negara

Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini dilaksanakan oleh

Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan

3 A. Basiq Djalill, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana Media Group, Cet.

Ke-1, 2006, hlm: 2 4 Abdullah Tri Wahyudi, Peradilan Agama di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Offset,

Cet. Ke-1, hlm.1

Page 65: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

tingkat tinggi Agama sebagai pengadilan tingkat banding yang berpuncak

pada Mahkamah Agung sebagai pengadilan kasasi atau terakhir sesuai

dengan prinsip-prinsip yang telah ditentukan oleh Undang-Undang Nomor

14 tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan

Kehakiman.5

Pengadilan Agama dalam perkembangannya mengalami perubahan

yang menuju pada kemandirian dalam menjalankan kekuasaan kehakiman

sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya dengan diundangkannya

UU RI No. 35 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman yang sekarang

diubah menjadi UU RI No. 48 Tahun 2009.

Dengan demikian secara tegas administrasi umum yang selama ini

berada dibawah kekuasaan masing-masing departemen, maka seluruh

administrasi baik umum maupun yustisial berada dibawah kekuasaan

Mahkamah Agung RI. Kemudian lahirnya UU RI No.4 tahun 2004 yang

merupakan perubahan dari UU RI No. 35 Tahun 1999 dan sekarang diubah

dengan UU No.48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman antara lain

ditegaskan untuk pelaksanaan satu atap bagi Lingkungan Peradilan

Agama, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 21 ayat (I) UU No. 48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa “Organisasi” administrasi dan

finansial Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya

berada dibawah Kekuasaan Mahkamah Agung.6

5 Ibid, hlm. 21

6 Undang-undang Kekuasaan Kehakiman (UU RI No.48 Tahun 2009), Jakarta: Sinar

Grafika, Cet. Ke-1, 2010, hlm. 11

Page 66: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

UU No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama juga telah direvisi

menjadi UU No.3 Tahun 2006 dan sekarang diubah dengan UU No.50

Tahun 2009, dalam Pasal 5 ayat (I) yaitu Pembinaan teknis peradilan,

organisasi, administrasi dan finansial pengadilan dilakukan oleh

Mahkamah Agung, 7 namun hal ini tidak mengurangi kebebasan hakim

dalam memeriksa dan memutuskan perkara sebagaimana disebutkan dalam

ayat (2) pasal yang sama.

Sejarah Pengadilan Agama Semarang tidak lepas dari sejarah

berdirinya Kota Semarang. Sejarah Kota Semarang diawali dengan

kedatangan Pangeran Made Pandan beserta Putranya yang bernama Raden

Pandan arang dari Kesultanan Demak pulau Tirang. Mereka membuka

lahan dan mendirikan pesantren didaerah tersebut sebagai sarana

menyiarkan Agama Islam. Daerah tersebut tampaklah pohon asam yang

jarang. Dalam bahasa Jawa disebut Asam Arang.

Sehingga pada perkembangan selanjutnya disebut Semarang-Sultan

Pandan Arang II (wafat 1553) putra dari desa yang bergelar Kyai Ageng

Pandan Arang I adalah Bupati Semarang I yang meletakkan dasar-dasar

pemerintahan Kota, yang kemudian dinobatkan menjadi Bupati Semarang

pada tanggal 12 Robiul awal 954 H bertepatan pada tanggal 2 Mei 1547

M. tanggal penobatan tersebut dijadikan sebagai hari jadi Kota Semarang.

Dalam bentuknya yang sederhana, Pengadilan Agama Semarang dikenal

juga dengan Pengadilan Surambi, karena pada awal berdirinya pengadilan

7 Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama (UU RI No.50 Tahun 2009), Jakarta:

Sinar Grafika, Cet. ke-1, 2010, hlm 44

Page 67: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

tersebut berkantor di serambi Masjid Agung Semarang yang dikenal

dengan Masjid besar Kauman yang terletak di jalan Alun-alun Barat dekat

pasar Johar.

Setelah beberapa tahun berkantor di serambi Masjid, kemudian

menempati sebuah bangunan yang terletak di samping sebelah selatan

Masjid. Bangunan tersebut sekarang dijadikan perpustakaan Masjid Besar

Kauman. Selanjutnya pada masa wali kota Semarang dijabat oleh Bapak

Hadijanto, berdasarkan surat wali kota pada tanggal 28 Juli 1977

Pengadilan Agama Semarang untuk dibangun gedung Pengadilan Agama

Semarang diberikan sebidang tanah seluas ± 4000 m² yang terletak di jalan

Ronggolawe Semarang untuk dibangun gedung Pengadilan Agama

Semarang.

Gedung Pengadilan Agama tersebut terletak di jalan Ronggolawe

No. 6 Semarang dengan bangunan seluas 499 m² dan diresmikan pada

tanggal 19 September 1978. Sejak tanggal tersebut Pengadilan Agama

Semarang memiliki gedung sendiri dan sampai sekarang masih ditempati.8

2. Wewenang Pengadilan Agama Semarang

Kompetensi (wewenang) Peradilan Agama terdiri dari kompetensi

relatif dan kompetensi absolut.

a. Kompetensi Relatif

8 http://pasemarang.net/index.php?options=com, 17 Januari 2012, 13.53 WIB.

Page 68: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Kompetensi relatif adalah kekuasaan mengadili berdasarkan

wilayah atau daerah.9

Sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) UU No. 50

Tahun 2009 atas perubahan UU No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan

Agama yang menyatakan bahwa “Peradilan Agama berkedudukan di

Ibu Kota kabupaten / kota dan daerah hukumnya meliputi wilayah

Kabupaten / Kota”, namun tidak menutup kemungkinan adanya

pengecualian sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan UU tersebut.

Demikian juga wilayah hukum Peradilan Agama Semarang meliputi

Kota Semarang.

b. Kompetensi Absolut

Kompetensi absolut adalah kekuasaan pengadilan yang

berhubungan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan

pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis

pengadilan atau tingkat pengadilan lainnya.10

Dalam melaksanakan kekuasaan absolut, berdasarkan Pasal 2

UU RI No. 50 Tahun 2009 tentang perubahan UU No. 3 Tahun 2006,

bahwa Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam

mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang ini. Kekuasaan dan kewenangan mengadili Peradilan Agama

9 Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah, Jakarta:

Sinar Grafika, Cet. Ke-1, 2009, hlm. 53. 10 Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006, hlm. 27.

Page 69: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

adalah memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat

pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang

perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf dan shadaqah

berdasarkan Hukum Islam.11

c. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Pengadilan agama terdiri dari pimpinan,

hukum anggota, panitera, sekretaris dan juru sita.12

Semua pejabat

tersebut adalah:

Ketua : Drs. Jasiruddin, SH, M.Si.

Wakil Ketua : Drs. H. Mohammad Noor Hudrin, SH, MH.

Hakim : - Drs. H. Ali Imron, SH.

- Drs. H. M. Hamdani, MH.

- Drs. H. Hamid Anshori, SH.

- Dra. Hj. Ismiyati, SH.

- Drs. Nur Mansyah, SH.

- Drs. Wahyudi, SH, M.Si.

- Drs. Zaenal Arifin, SH.

- Drs. H. Zainal Khudhori Rouf.

Panitera / Sekretaris : Waris, SH, S.Ag, M.Si.

Wakil Panitera : Drs. A. Heryanta Budi Utama

Panitera Muda Hukum : Zainal Abidin, S.Ag.

Panitera Muda Permohonan : Drs. Setya Adi Winarko, SH.

11 Abdullah Tri Wahyudi, Peradilan Agama di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset Cet. Ke-1, 2004, hlm. 55. 12 Mustofa Sy, Kepaniteraan Peradilan Agama, Jakarta: Kencana, 2005, hlm. 21.

Page 70: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Panitera Muda Gugatan : Faizah, SH.

Panitera Pengganti : Hj. Agustini Khtiyarsih, BA.

Jurusita/Jurusita Pengganti : Bakri

Wakil Sekretaris : Dra. Mustiningsih, SH.

Kepala Urusan Kepegawaian : Tidak ada

Kepala Urusan Keuangan : Tidak ada

Kasubag Umum : Moh. Asfaroni, SHI.13

Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan bagi yang beragama Islam,

mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-undang.

Peradilan Agama terdiri dari:

a. Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat pertama yang

berkedudukan di kotamadya atau ibu kota kabupaten dengan

wilayah hukum meliputi wilayah kotamadya dan kabupaten.

b. Pengadilan Tinggi Agama sebagai pengadilan tingkat banding

yang berkedudukan di ibu kota propinsi, dan daerah hukum \nya

meliputi wilayah propinsi.14

Dengan adanya UU RI No. 50 tahun 2009 yang dikenal dengan

undang-undang tentang Peradilan Agama ini mempertegas kedudukan

lingkungan Pengadilan Agama sebagai salah satu bagian dari

Pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman atau Justical Power dalam

13 Struktur organisasi di Pengadilan Agama Kota Semarang, dikutip pada tanggal 26

Januari 2012. 14 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset.

Page 71: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Negara RI, sebagaimana tercantum dalam pasal 2 UU RI No. 4 tahun

2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu:

“Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah

Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam

lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama,

lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha

Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.”15

Undang-undang tersebut sekarang telah diubah dengan UU No. 48

tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam Pasal 1 ayat (2)

yaitu: “Mahkamah Agung adalah pelaku kekuasaan kehakiman

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945”.

d. Keadaan Gedung dan Prasarana

Di lingkungan Pengadilan Agama Semarang, keadaan gedung

dan prasarananya sangat menunjang dan keadaan baik, dengan tata

ruang yang teratur sehingga dapat menunjang kinerja personil. Namun

ada keadaan yang kurang baik yaitu keadaan ruang sidang yang

sebenarnya ada satu tetapi disekat menjadi dua ruang sidang. Akan

tetapi hal ini tidak mengganggu proses persidangan yang dilakukan

oleh pihak Pengadilan Agama Semarang. Sarana pendukung lainnya

adalah mushala, lapangan untuk upacara / olahraga, dan kantin.

e. Jumlah Perkara Cerai Gugat Tahun 2011

15 Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman (UU RI No. 4 tahun 2004), Jakarta: Sinar

Grafika, Cet. Ke-3, 2009, hlm. 2.

Page 72: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Jumlah perkara cerai gugat yang diterima di Pengadilan Agama

Semarang tahun 2011 adalah sebagai berikut:16

No Bulan Jumlah Perkara Cerai Gugat

1 Januari 167

2 Februari 144

3 Maret 170

4 April 148

5 Mei 147

6 Juni 158

7 Juli 147

8 Agustus 63

9 September 178

10 Oktober 174

11 November 174

12 Desember 136

Jumlah 1806

Sedangkan jumlah perkara cerai gugat yang diputus pada tahun

2011 adalah:17

No Bulan Jumlah Perkara Cerai Gugat

1 Januari 95

2 Februari 119

3 Maret 143

4 April 144

5 Mei 132

6 Juni 139

7 Juli 154

8 Agustus 115

9 September 110

10 Oktober 131

11 November 129

12 Desember 147

Jumlah 1558

Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian di

Pengadilan Agama Semarang tahun 2011 adalah:18

16 Data Perkara Cerai Gugat yang Diterima di Pengadilan Agama Semarang tahun 2011.

17 Data Perkara Cerai Gugat yang Diputus di Pengadilan Agama Semarang tahun 2011.

Page 73: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

No Faktor-Faktor Penyebab

Terjadinya Perceraian Jumlah

1 Poligami Tidak Sehat -

2 Krisis Akhlak 12

3 Cemburu 34

4 Kawin Paksa 1

5 Ekonomi 240

6 Tidak Ada Tanggung Jawab 735

7 Kawin di bawah Umur -

8 Kekejaman Jasmani 2

9 Kekejaman Mental -

10 Dihukum 2

11 Cacat Biologis -

12 Politik 2

13 Gangguan Pihak Ketiga 176

14 Tidak Ada Keharmonisan 882

Jumlah 2088

B. Putusan Pengadilan Agama No. 1356/Pdt.G/2011/PA. Sm. tentang

Kebiasaan Suami Suka Berganti WIL sebagai Latar Belakang

Perceraian

Pengadilan Agama Semarang yang memeriksa dan mengadili

perkara perdata pada tingkat pertama telah menjatuhkan dalam perkara Cerai

Gugat yang diajukan oleh:

IK. S. binti Wartono, umur 26 tahun, agama Islam, pendidikan SMP,

pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kelurahan

Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang, sebagai

PENGGUGAT.

MELAWAN

18 Data Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian di Pengadilan Agama Semarang

tahun 2011.

Page 74: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Dd. P. bin Suwarto, umur 26 tahun, agama Islam, pendidikan SMP,

pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Kelurahan Tambangan

Kecamatan Mijen Kota, Kota Semarang sebagai TERGUGAT.

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Penggugat dengan surat gugatannya pada tanggal 23 Juni 2011 yang

telah mengajukan permohonan cerai gugat, yang kemudian terdaftar di

Kepaniteraan Pengadilan Agama tersebut dalam register No.

1356/Pdt.G/2011/PA. SM, tanggal 23 Juni 2011 yang pada pokoknya adalah

sebagai berikut:

1. Pada tanggal 28 September 2004, Penggugat dan Tergugat melangsungkan

pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang, sesuai dengan

Kutipan Akta Nikah Nomor: 449/55/IV/2004 tertanggal 28 September

2004.

2. Setelah menikah Penggugat dan Tergugat menempati kediaman bersama

di rumah orangtua Penggugat di Jalan Wonodrijoho No. 1018 B, RT. 01

RW. 03 Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan Kota

Semarang, selama 3 tahun dan terakhir bertempat tinggal di rumah

orangtua Tergugat di Dusun Duet RT. 03 RW. 02 Kelurahan Tambangan

Kecamatan Mijen Kota, Kota Semarang, dan pernah hidup rukun

layaknya suami istri (ba’da dhukhul) dan sudah dikarunia keturunan 3

orang anak yang bernama:

1. Dika Rahmawati, Lahir 01 Maret 2005

Page 75: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2. Diana Tega Trisniati, Lahir 11 Maret 2011

3. Dian Tega Trisniati, Lahir 11 Maret 2011

yang pada saat ini anak-anak tersebut dalam asuhan Penggugat dan

Tergugat serta selama dalam perkawinan antara Penggugat dengan

Tergugat belum pernah bercerai.

3. Semula keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan

harmonis, namun sejak bukan Januari 2011 keadaan rumah tangga

Penggugat dan Tergugat mulai goyah, sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran disebabkan karena:

a. Tergugat sebagai suami atau kepala rumah tangga sering pulang larut

malam dan apabila Penggugat bertanya Tergugat selalu menjawab

lembur kerja.

b. Tergugat yang jarang pulang ke rumah dan selalu lembur kerja tidak

pernah menghasilkan uang karena Penggugat jarang diberi uang

belanja maupun nafkah oleh Tergugat.

c. Tergugat mempunyai kebiasaan buruk yaitu suka berganti-ganti

wanita idaman lain dan ada dua WIL yaitu Eva dan Hani.

d. Penggugat sudah berusaha bersabar dan menasehati Tergugat, akan

tetapi Tergugat malah marah-marah.

e. Pada bulan April 2011 Penggugat pulang ke rumah orang tua

Penggugat karena sudah tidak kuat dengan sikap Tergugat.

f. Akibatnya Penggugat dan Tergugat terjadi pisah rumah dan sudah

tidak pernah hubungan layaknya suami istri selama 2 bulan.

Page 76: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

4. Menurut Penggugat, gugatan perceraian Penggugat telah memenuhi alasan

perceraian sebagaimana tercantum dalam PP. 9/1975 Pasal 19 Jo

Kompilasi Hukum Islam Pasal 116 yang berbunyi: “Perceraian dapat

terjadi karena alasan atau alasan-alasan: (f) antara suami istri terus

menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan lagi

hidup rukun dalam rumah tangga.”

5. Atas sikap dan/atau perlakuan Tergugat tersebut Penggugat sangat

menderita lahir batin.

6. Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar kedua

Pengadilan Agama Semarang segera memeriksa dan mengadili perkara

ini, selanjutnya menjatuhkan putusan sesuai dengan perundang-undangan

yang berlaku yang amarnya berbunyi:

PRIMER:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat

2. Menyatakan putus perkawinan antara Penggugat dan Tergugat

3. Menetapkan biaya perkara menurut hukum

SUBSIDER:

Mohon biaya perkara menurut hukum.

Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat telah

hadir mandiri di persidangan, sedangkan Tergugat tidak hadir dan tidak

menyuruh orang lain untuk datang sebagai wakil/kuasanya meskipun telah

dipanggil secara resmi dan patut sedangkan bahwa tidak datangnya

Page 77: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

disebabkan suatu halangan yang sah. Oleh karena itu, pemeriksaan perkara ini

dilanjutkan tanpa hadirnya Tergugat.

Selanjutnya dibacakan gugatan Penggugat yang isinya tetap

dipertahankan oleh Penggugat.

Untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah

mengajukan alat-alat bukti berupa:

1. Surat:

- Foto copy kutipan Akta Nikah Nomor: 449/55/IV/2004 tertanggal 28

September 2004 dari KUA Kecamatan Semarang Selatan Kota

Semarang, bermeterai cukup dan setelah dicocokkan dengan aslinya

lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.

2. Keterangan saksi-saksi yang keterangannya didengar di bawah sumpah.

a. Pudji L.

Pada pokoknya saksi tersebut menerangkan sebagai berikut:

- Saksi kenal Penggugat dan Tergugat karena tetangga Penggugat.

Bahwa saksi kenal Penggugat dan Tergugat karena tetangga

Penggugat.

- Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah tahun

2004 dan dikarunia 3 orang anak.

- Rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis sejak bulan

Januari 2011 karena antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi

pertengkaran dan perselisihan yang disebabkan Tergugat

mempunyai wanita idaman lain.

Page 78: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

- Penggugat dan Tergugat telah hidup berpisah sejak bulan April

2011, Penggugat pulang ke rumah orang tuanya dan hingga

sekarang sudah tidak ada komunikasi lagi.

- Sudah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat namun

tidak berhasil.

b. Sulistro

Pada pokoknya kedua saksi tersebut menerangkan sebagai berikut.

- Saksi kenal Penggugat dan Tergugat karena tetangga Penggugat.

- Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah tahun

2004 dan dikarunia 3 orang anak.

- Rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis sejak bulan

Januari 2011 karena antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi

pertengkaran dan perselisihan yang disebabkan Tergugat mempunyai

wanita idaman lain.

- Penggugat dan Tergugat telah hidup berpisah sejak bulan April

2011, Penggugat pulang ke rumah orang tuanya dan hingga sekarang

sudah tidak ada komunikasi lagi.

- Sudah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat namun tidak

berhasil.

Menimbang, bahwa keterangan saksi tersebut dibenarkan oleh

Penggugat selanjutnya Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan suatu

apapun dan mohon putusan. Dalam hal ini hakim memberikan putusan

sebagai berikut:

Page 79: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Memperhatikan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini, maka hakim mengadili:

1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk

menghadap persidangan, tidak hadir.

2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek.

3. Menjatuhkan talak satu bain / sughro dari Tergugat kepada Penggugat.

4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara

sebesar Rp. 331.000.

Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Rabu, tanggal 3 Agustus 2011 M,

bertepatan dengan tanggal 3 Ramadhan 1432 H, oleh Drs. Ali Imron, SH.,

sebagai Hakim Ketua, Drs. H. Nurmansyah SH., MH., dan Drs. Hamdani,

MH., sebagai Hakim Anggota dan dibantu Dra. Siti Nurjanah sebagai

Panitera Pengganti.19

Perincian biaya:

Pendaftaran : Rp. 30.000,-

Biaya proses : Rp. 50.000,-

Panggilan : Rp. 240.000,-

Redaksi : Rp. 5.000,-

Materai : Rp. 6.000,-

Jumlah : Rp. 331.000,-

19 Salinan Putusan Nomor: 1356/Pdt.G/2011/PA. SM.

Page 80: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

C. Dasar Pertimbangan Hakim terhadap Putusan Pengadilan Agama No.

1356/Pdt.G/2011/PA. Sm. tentang Kebiasaan Suami Suka Berganti WIL

sebagai Latar Belakang Perceraian

Di dalam salinan putusan Pengadilan Agama No.

1356/Pdt.G/2011/PA. SM. tentang kebiasaan suami suka berganti WIL

tersebut terdapat beberapa pertimbangan Hakim di antaranya:

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagai telah diuraikan di atas.

Menimbang, bahwa bukti-bukti yang telah digunakan oleh

Penggugat setelah diteliti dan didengar keterangannya, Majelis

Hakim menilai bahwa bukti-bukti tersebut telah memenuhi syarat

formil dan materiil sehingga dapat diterima sebagai alat bukti.

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti tersebut di atas, Majelis

Hakim telah menemukan fakta di persidangan yang pada pokoknya sebagai

berikut:

a. Bahwa, Penggugat dan Tergugat telah terikat dalam perkawinan yang sah

dan telah dikaruniai 3 orang anak.

b. Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis karena

sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus disebabkan

Tergugat mempunyai WIL (Wanita Idaman Lain).

c. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah hidup berpisah sejak bulan April

2011 Penggugat pulang ke rumah orang tuanya dan sampai sekarang tidak

ada komunikasi lagi.

Page 81: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

d. Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah didamaikan pihak keluarga, namun

tidak berhasil.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, terbukti

antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus

menerus sehingga Majelis Hakim menilai rumah tangga Penggugat dan Tergugat

telah Pecah dan sudah tidak ada harapan akan dapat rukun lagi sehingga Majelis

Hukum berpendapat bahwa menceraikan Penggugat dan Tergugat akan lebih baik

dan bermanfaat bagi keduanya.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim

berpendapat bahwa Penggugat dan Tergugat tidak ada harapan lagi untuk rukun

dalam rumah tangganya, keduanya tidak dapat mewujudkan tujuan perkawinan

sebagaimana dikehendaki oleh Undang-Undang sehingga gugatan Penggugat telah

cukup beralasan serta memenuhi ketentuan pasal 39 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 Jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun

1975 dan pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam.

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat beralasan hukum dan

tidak melawan hak sedangkan Tergugat tidak pernah hadir di persidangan maka

sesuai pasal 125 ayat (1) HIR gugatan Penggugat dapat dikabulkan dengan

verstek.

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan maka

berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka semua

biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat.

Page 82: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

1

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG

NO. 1356/Pdt.G/2011/PA. Sm. TENTANG KEBIASAAN SUAMI SUKA

BERGANTI WIL SEBAGAI LATAR BELAKANG PERCERAIAN

A. Analisis terhadap Putusan Pengadilan Agama Semarang No.

1356/Pdt.G/2011/PA. Sm. tentang Kebiasaan Suami Suka Berganti WIL

sebagai Latar Belakang Perceraian

Dalam perkara nomor 1356/Pdt.G/2011/PA. Sm. tersebut, istri sebagai

Penggugat mempunyai kewenangan untuk mengajukan gugatan perceraian

karena Penggugat adalah istri yang sah dari Tergugat. Penggugat dan

Tergugat menikah pada tanggal 28 September 2004 yang dicatat oleh

Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Semarang Selatan

Kota Semarang, dengan Kutipan Akta Nikah Nomor: 449/55/IV/2004.

Penggugat bertempat tinggal di jalan Wonodrijoho No. 1018 B, RT.

01 RW. 03 Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan Kota

Semarang, sehingga berdasarkan kompetensi relatifnya Penggugat telah

sesuai mendaftarkan perkaranya ke Pengadilan Agama Semarang, karena

merupakan wilayah hukum Penggugat. Selain itu Pengadilan Agama

Semarang juga berhak menyelesaikan perkara tersebut, karena berdasarkan

ketentuan tentang kewenangan relatif diatur secara umum dalam Pasal 118

HIR/142 Rbg, dan secara khusus diatur dalam perundang-undangan. Pada

asasnya gugatan diajukan ke Pengadilan Agama di tempat tinggal Tergugat

71

Page 83: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2

oleh pihak yang berkepentingan dan mempunyai ikatan hukum, sedangkan

permohonan diajukan ke Pengadilan Agama di tempat tinggal pemohon

kecuali undang-undang menentukan lain.1

Pengecualian ini ditemukan dalam Pasal 66 dan 73 UU No. 3 tahun

2006 tentang Peradilan Agama yang menetapkan bahwa perkara perceraian

diajukan ke Pengadilan Agama yang memwilayahi tempat tinggal istri. Hal

ini dimaksudkan untuk melindungi kaum wanita dan anak-anak, kecuali jika

perlindungan tersebut tidak dapat diberikan karena alasan-alasan tertentu

yang telah diatur dalam undang-udang, atau pihak istri yang bersangkutan

tidak menghendaki.2

Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dilaksanakan

berdasarkan hukum Islam, sehingga Penggugat telah sesuai mengajukan

gugatannya ke Pengadilan Agama Semarang bukan ke pengadilan lain.

Berdasarkan kompetensi absolut dalam bidang perkawinan,

Pengadilan Agama Semarang juga mempunyai hak untuk memeriksa,

memutuskan, dan menyelesaikan perkara nomor: 1356/Pdt.G/2011/PA. Sm.

Dalam Pasal 49 sampai dengan Pasal 53 Undang-Undang No. 3

tahun 2006 dijelaskan tentang kewenangan dan kekuasaan mengadili yang

menjadi beban tugas Peradilan Agama. Di dalam Pasal 49 ditentukan bahwa

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

1 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar 2003, hlm. 45. 2 Ibid.

Page 84: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

3

beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang

dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta wakaf dan shadaqah.

Di dalam bidang perkawinan yang menjadi kewenangan dan

kekuasaan Pengadilan Agama adalah hal-hal yang diatur dalam UU No. 1

tahun 1974 yaitu:

1. Izin beristri lebih dari seorang.

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun,

dalam hal orang tua atau wali keluarga dalam garis lurus ada perbedaan

pendapat.

3. Dispensasi kawin.

4. Pencegahan perkawinan.

5. Penolakan perkawinan oleh PPN.

6. Pembatalan perkawinan.

7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri.

8. Perceraian karena talak.

9. Gugatan perceraian.

10. Penyelesaian harta bersama.

11. Penguasaan anak-anak.

12. Ibu dapat memikul biaya penghidupan anak bila bapak yang seharusnya

bertanggungjawab tidak memenuhinya.

13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada

bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri.

14. Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak.

Page 85: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

4

15. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua.

16. Penunjukan kekuasaan wali.

17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh Pengadilan Agama dalam hal

kekuasaan seorang wali dicabut.

18. Menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur

18 tahun yang ditinggal kedua orang tuanya, padahal tidak ada

penunjukan wali dari orang tuanya.

19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali yang telah

menyebabkan kerugian atas anak yang ada di bawah kekuasaannya.

20. Penetapan asal usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan hukum Islam.

21. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan campur.

22. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum UU No. 1

tahun 1974 tentang perkawinan dan dijalankan menuntut peraturan yang

lain.3

Mengenai bentuk dan isi putusan Pengadilan Agama No.

1356/Pdt.G/2011/PA. Sm. sudah sesuai karena telah memenuhi beberapa bagian

yang harus ada dalam putusan. Bagian-bagian tersebut adalah:

a. Kepala Surat

Susunan pertama dalam bagian ini adalah putusan kemudian diikuti

di bawahnya dengan nomor putusan yang diambil dari nomor perkara, lalu

3 Chatib Rasyid dan Syaifuddin, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek pada

Peradilan Agama, Yogyakarta: UII Press 2009, hlm. 15.

Page 86: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

5

dilanjutkan dengan kalimat “BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM”

dengan diikuti kalimat “DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA”.

b. Identitas Para Pihak

Identitas para pihak harus jelas ditulis dalam putusan, yaitu: nama,

umur, alamat, pekerjaan, tempat kediaman, dan kedudukan sebagai pihak,

serta kuasanya apabila yang bersangkutan menguasakan kepada orang lain.

c. Duduk Perkara

Setiap putusan pengadilan dalam perkara perdata harus memuat

secara ringkas tentang gugatan atau jawaban Tergugat secara ringkas dan

jelas. Di samping itu, dalam surat putusan juga harus memuat secara jelas

tentang alasan dasar dari putusan, pasal-pasal dari peraturan perundang-

undangan yang berlaku, biaya perkara, serta hadir dan tidaknya para pihak

yang berperkara pada waktu putusan diucapkan.

d. Tentang Pertimbangan Hukum

Putusan hakim juga harus memberikan pertimbangan hukum

terhadap perkara yang disidangkannya. Pertimbangan hukum biasanya

dimulai dari kata-kata “Menimbang …. dan seterusnya”. Dalam

pertimbangan hukum ini, hakim harus mempertimbangkan dalil gugatan,

bantahan atau ekspresi dari Tergugat serta dihubungkannya dengan alat-

alat bukti yang ada. Dari pertimbangan hukum, hakim menarik kesimpulan

tentang terbukti atau tidak gugatannya.

Page 87: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

6

e. Tentang Amar Putusan

Amar putusan adalah isi dari putusan itu sendiri yang merupakan

jawaban petitum dalam surat gugatan yang diajukan oleh Penggugat. Amar

putusan dimulai dengan kata-kata “mengadili”. Dalam amar itu hakim

harus menyatakan tentang hal-hal yang dikabulkan, ditolak, atau tidak

diterima berdasarkan pertimbangan hukum yang telah dilakukannya.

f. Bagian Penutup

Dalam bagian ini disebutkan kapan putusan tersebut diputuskan

(hari dan tanggal) dan dicantumkan pula nama Hakim Ketua, dan Hakim

Anggota yang memeriksa perkara itu sesuai dengan penetapan Majelis

Hakim yang ditunjuk oleh ketua Pengadilan Agama. Putusan itu juga harus

ditandatangani oleh Panitera Pengganti yang ikut sidang. Di samping itu

perlu dicantumkan pula tentang hadir tidaknya Penggugat dan Tergugat

pada persidangan pada waktu putusan diucapkan.

Dari analisis di atas, ditinjau dari hukum acara (hukum formal)

Pengadilan Agama Semarang dalam memutuskan perkara tentang cerai

gugat tentang kebiasaan suami suka berganti WIL sebagai latar belakang d

perceraian sudah sesuai sejak prosedur pengajuan perkara sampai perkara

tersebut diputuskan.

Sedangkan analisis dari amar putusannya, disini penulis setuju

apabila gugatan penggugat dikabulkan dengan verstek, karena pihak

tergugat disini telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap

persidangan tergugat tidak hadir.

Page 88: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

7

Sedangkan dijatuhkannya talak bain sughro dari tergugat kepada

penggugat ,penulis juga setuju karena di dalam talak bain sughro disini,

suami tidak boleh rujuk kepada mantan istrinya, tetapi ia dapat kawin lagi

dengan nikah baru tanpa melalui muhallil.’

B. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim terhadap Putusan Pengadilan

Agama Semarang No. 1356/Pdt.G/2011/PA. Sm. tentang Kebiasaan

Suami Suka Berganti WIL sebagai Latar Belakang Perceraian

Menurut hukum positif, Penggugat telah mempunyai cukup alasan

untuk melakukan gugatan perceraian, karena kebiasaan suami suka berganti

WIL sebagai latar belakang perceraian. Sebagaimana Pasal 116 KHI huruf

(f).

Menurut Drs. H. Nurmansyah, SH. MH. selaku hakim yang

menangani perkara tersebut. Menurut beliau dasar pertimbangan hakim

terhadap putusan Pengadilan Agama Semarang No. 1356/Pdt.G/2011/PA.

Sm. tentang kebiasaan suami suka berganti WIL sebagai latar belakang

perceraian adalah setelah adanya WIL tersebut, maka rumah tangga antara

Penggugat dan Tergugat mulai goyah dan akan sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran. Kemudian, karena terjadi perselisihan tersebut maka hakim

menimbang bahwa gugatan perceraian Penggugat telah memenuhi alasan

perceraian sebagaimana tercantum dalam Ketentuan Pasal 39 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 Jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah nomor 9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum

Islam yang berbunyi: “Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-

Page 89: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

8

alasan: (f) antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan lagi hidup rukun dalam rumah tangga.

Oleh karena itu sudah sepatutnya Pengadilan Agama Semarang dapat

menerima pengaduan Penggugat dan mengabulkan gugatan perceraian

Penggugat. Dan meskipun suami berganti WIL hanya satu kali pun bisa juga

dijadikan sebagai latar belakang perceraian.4

Menurut Drs. Wahyudi, SH. MHI., selaku hakim di Pengadilan

Agama Semarang. Menurut beliau adanya WIL merupakan sebab terjadinya

alasan perselisihan. Berdasarkan PP No. 9 tahun 1975 Pasal 19 dan KHI Pasal

116 bahwa WIL tersebut, bukan merupakan alasan perceraian, tetapi

merupakan sebab terjadinya perselisihan.

Sebab terjadinya alasan perselisihan tersebut biasanya karena adanya

WIL, PIL, ekonomi, pengangguran dan lain sebagainya yang kesemuanya itu

menjadikan cekcok (pertengkaran). Alasan perceraian dan sebab perselisihan

dilihat dari sisi hukum itu berbeda. Seperti antara gugatan yang ditolak dan

tidak diterima itu juga berbeda.

Pertimbangan titik beratnya dua orang ini (Penggugat dan Tergugat)

adalah sudah tidak bisa disatukan lagi apa tidak dan apabila sudah terbukti

atau apabila tidak terbukti, beliau mempertimbangkan bahwa sebab-sebab

pertengkaran tersebut menurut Penggugat adalah adanya WIL, tetapi dibantah

oleh Tergugat dan tidak ada bukti. Oleh karena itu sebab-sebab tersebut

belum terbukti, maka majelis bisa mengambil kesimpulan bahwa adanyar

4 Wawancara Drs. H. Nurmansyah, SH. MH., pada tanggal 17 Januari 2012.

Page 90: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

9

pertengkaran tersebut menyangka pihak lain punya WIL. Jadi belum tentu

terbukti adanya WIL.

Menurut beliau untuk membuktikan WIL tersebut sangat susah.

Contoh : Pihak istri menyangka ada WIL, tetapi suami menolak dan

berkata cuma ada mahasiswi konsultasi, tetapi istri

menemukan di dalam tasnya ditemukan obat kuat.

Contoh lain : Semua orang yang membawa alat zina apakah pasti zina?

Belum pasti kan?

Maka hal seperti di atas, tidak membuktikan dan gugatannya tetap dapat

dikabulkan. Walaupun adanya WIL tidak terbukti, salah satu pihak menduga

pihak lain ada WIL sehingga mengurangi kepercayaan, merasa dikhianati dan

lain-lain, dalam hal ini cekcoknya yang harus terbukti.

Sebaliknya apabila tidak terjadi percekcokan maka gugatannya

ditolak karena tidak sesuai dengan alasan perceraian khususnya Pasal 116

KHI meskipun WIL-nya terbukti.5

Menurut Bapak A. Ghozali, H. Drs. MSI., mengenai kebiasaan

suami suka berganti WIL adalah sah-sah saja di Pengadilan Agama bisa

dijadikan sebagai latar belakang perceraian. Tetapi menurut beliau, mengenai

WIL tersebut lebih tertuju pada WTS (Wanita Tuna Susila). Walaupun di

dalam WIL yang dimaksud belum pasti tertuju pada WTS, ada WIL tersebut

5 Wawancara Drs. Wahyudi, SH. MSI, pada tanggal 27 Januari 2012.

Page 91: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

10

bisa dijadikan sebab alasan perceraian apabila istri tidak menerima dengan

keadaan WIL tersebut.6

Di dalam kitab Rowaiul Bayan Juz 1 Karangan Ali Ashobuni ada

tiga kriteria wanita yaitu:

a. Wanita yang kenal laki-laki yang berumah tangga.

b. Wanita yang kenal laki-laki yang tidak mau berumah tangga.

c. Wanita yang tidak kenal laki-laki dan tidak kenal rumah tangga.7

Menurut Bapak A. Ghozali, H. Drs. MSI., seorang wanita yang

melihat wanita seperti di atas, kebanyakan merasa kasihan, sehingga dari rasa

kasihan itulah sebaiknya seorang wanita memberikan kesempatan kepada

wanita yang lain untuk berumah tangga, karena di dunia ini jumlah laki-laki

dan perempuan adalah 1:2. Bisa dilihat juga pada QS. An-Nisa’: 3 yang

berbunyi:

… (#θßsÅ3Ρ $$sù $tΒ z>$sÛ Ν ä3s9 zÏiΒ Ï !$|¡ÏiΨ9 $# 4 o_÷W tΒ y]≈ n= èOuρ yì≈ t/ â‘ uρ ( ÷βÎ* sù óΟ çFø�Åz āωr& (#θä9ω ÷ès? ¸οy‰ Ïn≡uθsù

÷ρr& $tΒ ôM s3n= tΒ öΝ ä3ãΨ≈ yϑ ÷ƒr& 4 y7 Ï9≡ sŒ #’ oΤ ÷Šr& āωr& (#θä9θãès? ∩⊂∪

Artinya: Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga

atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku

adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu

miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat

aniaya.

Menurut Bapak Ky. Abdul Majid mengenai kebiasaan suami suka

berganti beliau tidak setuju, karena kalau sampai orang tersebut berganti WIL

berarti orang tersebut tidak memikirkan langkah ke depan pada siklus

6 Wawancara A. Ghozali, H. Drs. MSI, pada tanggal 11 Januari 2012.

7 Muhammad Ali Asa-Shobuni, Rowa’ul Bayan Tafsir Ayat Ahkam Minal Qur’an, Juz 1,

hlm. 431.

Page 92: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

11

kekeluargaan. Sehingga pembinaan dalam rumah tangga menjadikan kurang

harmonis dan menjadikan dampak perceraian dalam sistem kekeluargaan itu

sendiri.

Selain itu, menurut beliau yang namanya WIL, dimana saja pasti ada

cuman di dalam kebiasaan berganti WIL tersebut yang begitu jelas karena

orang-orang yang berbuat seperti itu kebanyakan dari kalangan ekonomi

menengah ke atas dan dilakukan dengan penuh rahasia.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi kebiasaan suami suka

berganti WIL tersebut adalah:

a. Memiliki keimanan dan ketakwaan yang rendah pada agamanya.

b. Rasa ingin coba-coba bagaimana rasanya selingkuh.

c. Pertengkaran dalam rumah tangga.

d. Pasangan resmi tidak jujur ketika belum menikah sehingga kecewa.

e. Memiliki nafsu birahi yang tinggi dan tidak terkontrol.

f. Tingkat ekonomi (menengah ke atas)

g. Dorongan dan pengaruh buruk dari lingkungan sekitar yang sesat.

h. Kemajuan teknologi

Oleh karena itu melihat dari berbagai penjelasan dan ketentuan

hukum di atas, maka penulis dapat mengambil suatu alternatif hukum

mengenai kasus di atas. Bahwa adanya WIL adalah bukan merupakan alasan

perceraian, tetapi merupakan latar belakang perceraian (perselisihan /

cekcok).

Page 93: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

12

Setelah terjadinya perselisihan / cekcok tersebut, baru hukum bisa

memutuskan berdasarkan PP No. 9 tahun 1975 dan KHI Pasal 116 huruf (f) yang

berbunyi: “Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan: (f) antara

suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada

harapan lagi hidup rukun dalam rumah tangga”. Oleh karena itu Pengadilan

Agama Semarang mengabulkan gugatan cerai.

Sedangkan mengenai WIL dalam kasus ini menurut penulis adalah tidak

hanya tertuju pada WTS. Untuk mengantisipasi kebiasaan suami suka berganti

WIL tersebut adalah:

- Tingkatkan keimanan dan komunikasi

- Saling memahami kewajiban masing-masing

- Memahami tujuan perkawinan.

Dalam kasus di atas, dikabulkanya gugatan penggugat menurut hukum

Islam adalah dibolehkan, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

. أبغض احلالل اىل اهللا الطالقعن ابن عمر ان رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم قال

)رواه ابو داودواحلاكم وصححه(Artinya : Dari Ibnu Umar ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Perbuatan halal yang sangat dibenci Allah ialah talak.

(HR. Abu Dawud dan Hakim dan disahihkan olehnya)

Hadist ini menjadi dalil bahwa menjatuhkan talak itu sama sekali tidak ada

pahalanya dan tidak dapat dipandang sebagai perbuatan ibadah. Akan tetapi ini

juga menjadi dalil bahwa talak tersebut diperbolehkan jika untuk menghindari

bahaya yang mengancam salah satu pihak. Baik suami maupun isteri (termasuk

dalam hal cekcok yang tidak bisa di damaikan lagi).

Page 94: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

1

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan mengenai putusan Pengadilan Agama

Semarang No. No. 1356/Pdt.G/2011/PA. Sm., tentang kebiasaan suami suka

berganti WIL sebagai latar belakang perceraian, maka pada bab ini penulis

berusaha untuk memberikan suatu kesimpulan yang akan penulis paparkan di

bawah ini yang merupakan intisari dari pembahasan materi-materi dalam

skripsi ini. Adapun kesimpulan yang dapat penulis paparkan adalah sebagai

berikut:

1. Bahwa dalam memberikan pertimbangan dan alasan terhadap gugatan

perceraian tentang kebiasaan suami suka berganti WIL tersebut, majelis

hakim berdasarkan pada beberapa alasan.

a. Bahwa Penggugat dengan gugatannya dan disertai bukti-bukti serta

saksi yang mendukung maka sudah selayaknya Penggugat diterima

dalam gugatannya.

b. Bahwa adanya WIL disini adalah merupakan latar belakang

perceraian (perselisihan / cekcok). Dari kasus ini, yang harus

dibuktikan adalah perselisihannya (cekcok) bukan WIL-nya. Apabila

WIL-nya tidak terbukti dan terjadi perselisihan, maka gugatannya bisa

dikabulkan. Sebaliknya, apabila WIL-nya terbukti dan tidak terjadi

perselisihan maka gugatannya ditolak, karena tidak sesuai dengan

pasal, khususnya Pasal 116 KHI huruf f.

83

Page 95: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

2

2. Bahwa dengan melihat beberapa bukti di atas mengenai kasus kebiasaan

suami suka berganti WIL sebagai latar belakang perceraian, dasar hukum

yang digunakan Majelis Hakim adalah dengan berpijak pada Pasal 39 ayat

(2) Undang-Undang No. 1 tahun 1974 Jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah No. 9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum

Islam Pasal 116 yang berbunyi: “Perceraian dapat terjadi karena alasan

atau alasan-alasan: (f) antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan

dan pertengkaran dan tidak ada harapan lagi hidup rukun dalam rumah

tangga.”

B. Saran-saran

Meskipun WIL bisa dijadikan sebagai latar belakang perceraian, kita

sebagai manusia baik kaum laki-laki maupun kaum wanita janganlah

mengganggu rumah tangga orang lain. Pilihlah calon pendamping hidup yang

belum beristri.

C. Penutup

Tiada puji yang patut dipersembahkan kecuali kepada Allah SWT

dengan karunia dan rahmat-Nya telah mendorong penulis sehingga dapat

menyelesaikan tulisan yang sederhana ini. Dengan demikian, penulis sangat

berterima kasih dan sangat mengharapkan kritik dan saran-sarannya dari para

pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan di masa-masa yang akan datang

untuk melengkapi dari kekurangan-kekurangan yang ada pada penulis.

Page 96: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet dan Aminudin, Fiqh Munakahat II, Bandung : Pustaka Setia,

1999.

Al-Asqilani, Ibnu Hajar, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Jakarta, Akbar

Media Eka Sarana. 2009

Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika, 2006

Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006.

Arto Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Peradilan Agama, Yogyakarta:

Pusatak Pelajar, 2005.

Ayyub, Syaikh Hasan, Fikih Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001

Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama, (UU RI No. 50 Th 2009) Jakarta:

Sinar Grafika, 2010.

Departemen Agama RI,Alqur’an dan Terjahannya,Jakarta:Lajnah Pentashih

Mushaf Alqur’an ,2005.

Djamal Murni, Ilmu Fiqh, Jakarta :Sarana Perguruan Tinggi, Jakarta/IAIN,

1985.

Dajlil A, Basiq, Peradilan Agama Di Indonesia, Jakarta : Media Kencana Group,

Cet Ke-1, 2006.

Ghozali Abdul Rahman, Fiqh Munakahat, Jakarta : Kencana, 2008

Harahab, Yahya, Kedudukan Dan Kewenangan Dan Acara Acara Peradilan

Agama, Jakarta : Sinar Grafika, 2005.

J. Maleong, lexy, Methodology Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 2009.

Jikronah, Studi Analisis Tentang Putusan Pengadilan Agama Demak No. 861/pdt.

G/PA. tentang Cerai Gugat Istri Karena Tidak Terpenuhinya Nafkah

Batin, semarang: Perpus Fakultas Syari’ah, 2000.

Kompilasi Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2000.

Komarudin, Kamus Istilah Karya Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Page 97: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

Mudrik, Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Purbalingga No.

283/ pdt.G/PA Purbalingga Tentang Cerai Gugat Karena Suami Berjudi,

Semarang, Perpus Fakultas Syari’ah, 2001.

Munawir AF, Adib Al-Bisri, Kamus Indonesia-Arab, Arab-Indonesia Al-Bisri,

Surabaya: Pustaka Progresif Cet Ke-1, 1999.

Muhammad Uwaidah, Syaikh Kamil, Fiqh Wanita, Jakarta: Al-Kautsar, 2010.

Nasrudin, Amin, Hukum Perdata Islam Di Indonesia Studi Kritis Perkembangan

Hukum Dari Fikih, UU No.1/74 Sampai KHI, Jakarta: Kencana, 2006.

Ridawan, Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Semarang No. 750/pdt.G/PA

Semarang Tentang Pelanggaran Taklik Talak, Semarang: Perpus Fakultas

Syari’ah, 2004.

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Perdata,

2003.

Rasyid Khotib, Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek Pada Peradilan

Agama, Yogyakarta UII Press, 2009.

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah Juz Ii, Bairut: Dar Al-Fikr, 1983.

_________, Fiqh Sunnah Jilid 3, Jakarta : Penda Pundi Aksara, 2007.

_________, Fiqh Sunnah 4, Jakarta : Cakrawala Publishing, 2009.

Sangadah, Siti, Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Rembang

No.318/pdt.G/2003 Tentang Cerai Gugat Karena Suami Menderita Stroke,

Semarang : Perpus Fakultas Syari’ah, 2006.

Sy, Mustafa, Kepaniteraan Pengadilan Agama, Jakarta: Kencana, 2005.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh

Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta : Kencana, 2009.

Surya Barata Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara 2007.

Tri Wahyudi Abdullah, Peradilan Agama Di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar Offset, 2004, Cet Ke-1

Undang-Undang Pokok Perkawinan, Jakarta: Sinar Grafika 2007.

http//organisasi.org/c.3i/factor-alasan-penyebab-seseorang-seseorang-selingkuh-

dengan-wanita-idaman-lain.16 November 2011,11.3. WIB.

Page 98: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

http//sabda.orgc.3i/pri-idaman-lain-dan-wanita-idaman-lain-16 November

20011,11.37.WIB.

http//www./seputar-indonesia:cak/content/view/39 2172/tgl 3 Januari 2012. 10.14

WIB.

http//pasemarang.net/index php?option:com, 3 Januari 2012, 10.16 WIB.

http//id.berita yahoo.com. dewan-perselingkuha-pns-jawatengah-makin berani-

103327-29 htm.

http//www-scribd.com/doc/333389/contoh proposal penelitian kualitatif, 19

Oktober 20011. 11.00 WIB.

Page 99: SKRIPSI - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/.../jtptiain--umiyati721-6733-1-skripsi-i.pdf · mata ku persembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang selalu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Umiyati

Tempat tanggal lahir : Batang,27 juli 1987

Bangsa : Indonesia(WNI)

Agama : Islam

Alamat : Ds.Lebo Rt 02 Rw.5 Kec.Gringsing Kab. Batang

Riwayat Pendidikan :

1. MI Lebo 01 lulus tahun 1997

2. Mts Nur Anom Gringsing lulus tahun 2003

3. MA NU 02 Muallimin Weleri lulus tahun 2007

4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Syariah

5. Jurusan Al-Akhwal As-Syakhsiyah masuk tahun 2007

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, 3 Juli 2012

Hormat Saya

Umiyati