bab ii 3100188 -...

28
19 BAB II PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu Ada beberapa pengertian pendidikan terpadu yang dikemukakan oleh para ahli, pengertian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menurut Ollin dan Dixon Sebagaimana yang dikutip oleh Muh. Faisal, Ollin dan Dixon menjelaskan bahwa “Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang terjadi ketika suatu peristiwa yang otentik atau pembahasan suatu topik merupakan penggerak utama dalam kurikulum. Melalui partisipasi secara aktif dalam pembahasan topik atau peristiwa, siswa dapat mempelajari baik proses maupun isi yang berkaitan dari berbagai bidang studi dalam waktu yang sama”. 1 2. Menurut Frazee dan Rose Dikutip pula oleh Muh. Faisal, Frazee dan Rose memberikan definisi bahwa “Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggabungkan sejumlah disiplin keilmuan melalui penentuan isi (content), kemampuan, dan tujuan afektif.” 2 3. Menurut Muhammad Numan Soemantri “Pendidikan terpadu adalah “keseluruhan mata pelajaran yang diharapkan dapat tumbuh secara simbiostik saling mempengaruhi dan memperkaya. 3 Dalam artian adanya keterkaitan satu sama lain, sehingga masing-masing konsep selalu akan memberi kemudahan dan berakses luas terhadap upaya memperkuat cara berpikir intelektual sejalan dengan proses internalisasi nilai agama dan kebudayaan”. 4 1 Muh. Faisal, Pembelajaran Terpadu, dalam Ekspose Penelitian Hukum dan Pendidikan, Jurnal STAIN Watampone, ISSN: 1412:2715, hlm.58. 2 Ibid 3 Muhammad Numan Soemantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hlm. 128. 4 Ibid, hlm. 122.

Upload: buidang

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

19

BAB II

PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu

Ada beberapa pengertian pendidikan terpadu yang dikemukakan oleh

para ahli, pengertian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menurut Ollin dan Dixon

Sebagaimana yang dikutip oleh Muh. Faisal, Ollin dan Dixon

menjelaskan bahwa “Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang

terjadi ketika suatu peristiwa yang otentik atau pembahasan suatu topik

merupakan penggerak utama dalam kurikulum. Melalui partisipasi secara

aktif dalam pembahasan topik atau peristiwa, siswa dapat mempelajari

baik proses maupun isi yang berkaitan dari berbagai bidang studi dalam

waktu yang sama”.1

2. Menurut Frazee dan Rose

Dikutip pula oleh Muh. Faisal, Frazee dan Rose memberikan

definisi bahwa “Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang

dilaksanakan dengan menggabungkan sejumlah disiplin keilmuan melalui

penentuan isi (content), kemampuan, dan tujuan afektif.”2

3. Menurut Muhammad Numan Soemantri

“Pendidikan terpadu adalah “keseluruhan mata pelajaran yang diharapkan dapat tumbuh secara simbiostik saling mempengaruhi dan memperkaya.3 Dalam artian adanya keterkaitan satu sama lain, sehingga masing-masing konsep selalu akan memberi kemudahan dan berakses luas terhadap upaya memperkuat cara berpikir intelektual sejalan dengan proses internalisasi nilai agama dan kebudayaan”.4

1 Muh. Faisal, Pembelajaran Terpadu, dalam Ekspose Penelitian Hukum dan Pendidikan,

Jurnal STAIN Watampone, ISSN: 1412:2715, hlm.58.

2 Ibid

3 Muhammad Numan Soemantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hlm. 128.

4 Ibid, hlm. 122.

Page 2: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

20

4. Menurut Oemar Hamalik

Pengajaran terpadu yaitu “pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin pelajaran yang berpusat pada suatu masalah atau topik proyek, baik teoritis maupun praktis dan memadukan kelembagaan sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan program terpadu berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat dan yang memadukan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan kepribadian siswa yang terintegrasi.”5

5. Menurut Moh. Kasiram

Pendidikan Terpadu adalah pendidikan yang utuh antara sains dan agama, keduanya diharapkan dapat berjalan secara berdampingan dan seimbang.6

Keterpaduan yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah

terpadu dalam pendidikan agama dan umum7 atau dapat disebut pula sebagai

perpaduan antara pendidikan tradisional dan pendidikan sekuler yang

merupakan salah satu sistem pendidikan alternatif untuk menghilangkan

dikotomi dalam sistem pendidikan yang dikemukakan para cendekiawan

Islam sejak abad delapan belas dan awal abad sembilan belasan dan

mengalami penyempurnaan-penyempurnaan sampai sekarang.

5 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Srategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA

op.cit., hlm. 145.

6 Moh. Kasiram, Pendidikan Sains Terpadu Sebagai Akselelator Kebangkitan Sains Islam, op.cit., hlm. 22.

7 Yang dimaksud ilmu-ilmu agama dalam penelitian ini adalah ilmu-ilmu yang telah tumbuh dan menjadi bagian tradisi kajian tentang agama Islam, Fazlur Rahman menyebut kelompok tersebut dengan terma sains agama (Ulum Syari’ah) atau sains tradisional (Ulum Naqliyah) sedangkan Nurcholis Madjid menyebutnya dengan “disiplin keilmuan tradisional Islam”. (lihat dalam Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina, 1992), hlm. 201.) Adapun yang dimaksud ilmu-ilmu nonagama adalah ilmu-ilmu yang tidak secara langsung menjadikan ajaran agama Islam baik sebagai objek formalnya maupun objek materialnya. Fazlur Rahman menyebut kelompok ilmu ini dengan terma sains-sains rasional (Ulum Aqliyah/Ulmu Syari’yah)(lihat Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas: Tantangan Transformasi Intelektual, (Terj. Ahsi Muhammad),(Bandung: Pustaka, 2000),, hlm.39). Yang termasuk dalam ilmu-ilmu nonagama ini antara lain adalah ilmu-ilmu rasional selain filsafat Islam dan ilmu kalam-ilmu-ilmu kealaman, ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lain yang tidak termasuk kategori ilmu-ilmu keagamaan. Objek material dari kelompok ilmu-ilmu bukan keagamaan ini terutama adalah fenomena empiris, sementara objek formalnya sebagaimana ilmu-ilmu keagamaan sangat beragam. (lihat Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam: Menuju Psikologi Islami, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar Bekerjasama dengan Yayasan Insan Kamil, 2003) cet.III, hlm. 19.

Page 3: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

21

Sistem ini dirumuskan dengan tujuan untuk menggabungkan

keutamaan-keutamaan yang ada pada kedua sistem pendidikan yang sudah

berlaku di kalangan kaum muslimin guna meningkatkan kualitas mereka di

segala aspek kehidupan, khususnya kualitas intelektualitas yang menjadi

sumber penggerak kemajuan.8

Penggabungan ini pada hakikatnya berangkat dari asumsi bahwa

sistem pendidikan tradisional telah terbukti melahirkan para cendekiawan

yang memahami Islam dengan baik dan konsisten dalam melaksanakannya,

namun kelemahan mereka tidak menguasai sains-sains modern dengan

metode ilmiahnya, sementara sistem sekuler terbukti telah melahirkan para

cendekiawan yang ulung dalam menguasai sains-sains modern dengan

metodologinya, namun tidak memahami Islam dengan baik, bahkan

cenderung tidak konsisten terhadap ajaran Islam akibat bias faham

sekulerisme yang netral dari melahirkan model cendekiawan Muslim yang

memahami ajaran Islam dengan baik serta konsisten dalam melaksanakannya

sekaligus menguasai pengetahuan modern dengan metodeloginya

sebagaimana cendekiawan Barat, dan mereka akan menjadi penggerak

kemajuan kaum Muslimin dengan penguasaan sains-teknologi modern dan

sekaligus mengembangkan sains-sains baru yang berlandaskan semangat

Islam.

Oleh karena itu, para sarjana muslim harus bersatu menciptakan

ajaran-ajaran mereka sendiri guna mengembangkan ilmu sosial dan ilmu

kemanusiaan lainnya. Di samping itu para pemikir muslim harus mampu

menantang ilmuan Barat yang pikiran-pikirannya dipenuhi hipotesis-hipotesis

materialistik, yang menolak berlakunya kehendak Allah di muka bumi ini.

Sebab bila tidak maka umat Islam akan sama permisifnya dengan masyarakat

Barat. Sebaliknya bila umat Islam berani melangkah, maka secara optimis

8 Hilmy Bakar Almascaty, Membangun Kembali Sistem Pendidikan Kaum Muslimin,

(Jakarta: Universitas Islam Azzahro Press, 2000), hlm. 34.

Page 4: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

22

dikatakan umat Islam akan kembali menemukan sistem pendidikan Islam

dalam bentuk utuhnya.9

Umumnya para cendekiawan muslim yang menyerukan pembaharuan

sistem pendidikan dengan menggabungkan kedua sistem ini memiliki

asumsi-asumsi dasar yang mereka jadikan sebagai landasan teorinya,

sebagaimana dikemukakan oleh Fazlur Rahman:10

1) Bahwa pemerolehan pengetahuan modern hanya dibatasi pada bidang teknologi praktis, karena pada bidang pemikiran murni kaum muslimin tidaklah memerlukan produk intelektual Barat, bahkan produk tersebut haruslah dihindari, karena mungkin sekali akan menimbulkan keraguan dan kekacauan dalam pikiran Muslim, di mana sistem kepercayaan Islam Tradisional telah memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan bagi pertanyaan-pertanyaan puncak mengenai pandangan dunia.

2) Bahwa kaum muslimin tanpa takut boleh dan harus memperoleh tidak hanya teknologi Barat saja, tapi juga intelektualnya, karena tidak ada satu jenis pengetahuan pun yang merugikan dan bahwa bagaimanapun juga sains dan pemikiran-pemikiran murni dulu telah dengan giat dikembangkan kaum Muslimin pada awal abad-abad pertengahan, yang kemudian diambil alih oleh Eropa Sendiri.

Fazlur Rahman membagi proses pembaharuan yang akan

menggabungkan kedua sistem pendidikan ini, yang diistilahkannya sebagai

modernisasi, menjadi dua fase, yaitu: 1). Modernisasi Klasik (Classical

modernism), 2). Modernisasi Kontemporer (Contemporary Modernism).11

Pada fase modernisasi klasik ditandai dengan munculnya cendekiawan

muslim yang ingin memperbaharui (memodernisasikan) sistem tradisional

yang diterapkan lembaga pendidikan tradisional sejak abad pertengahan lalu

dengan memasukkan sains-sains modern yang diadopsi dari Barat ke dalam

kurikulum yang sudah ada. Pada fase ini dinyatakan gagal karena tidak

9 Ikhrom, Dikhotomi Sistem Pendidikan Islam, dalam Ismail SM (eds), Paradigma

Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.

10 Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas; Tantangan Transformasi Intelektual, op.cit., hlm. 54.

11Baca Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas; Tantangan Transformasi Intelektual,op.cit.,hlm.54-60.

Page 5: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

23

adanya tenaga pengajar profesional yang memahami benar orientasi sistem

gabungan ini, namun masih tetap diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.

Fase modernisasi kontemporer sudah berada di alam kemedekaan, di

mana kaum Muslimin sudah memiliki kebebasan untuk menentukan

pilihannya sendiri, sistem apakah yang akan dipergunakan dalam

pendidikannya tanpa harus ditekan dan didekte penjajah yang memiliki

budaya yang berbeda.

Sistem pendidikan gabungan ini terus menerus diadakan

penyempurnaan. Demikian pula halnya dengan universitas-universitas

tradisional seperti Al-Azhar berlomba-lomba mengadakan pembaharuan

dalam metode dan sistem pendidikan agar tidak ketinggalan zaman.12

Namun sampai sejauh ini para cendekiawan muslim belum berhasil

merumuskan sistem pendidikan Islam secara terperinci dan sistematis dalam

pedoman pelaksanaan, kecuali masih dalam taraf pengujian teori-teori yang

lalu ataupun yang baru dikemukakan para cendekiawan muslim. Dan harus

diakui, penyempurnaan dan pengembangan sistem pendidikan memerlukan

waktu yang panjang, ia harus melalui tahap-tahap pengujian teori dan praktik

di lapangan sehingga menjadi sebuah sistem yang sempurna dan unggul yang

akan mengobati ummah dari keterbelakangannya yang sudah diwarisinya,

turun-temurun sejak beberapa abad silam.

Dalam pendidikan ini siswa tidak hanya diajarkan ilmu dunia tetapi

selalu dikaitkan dengan keagungan Ilahi. Dengan sistem ini siswa akan

mampu memadukan aktivitas sehari-hari dengan pengajaran di sekolah.

Siswa tidak hanya memiliki pengetahuan dengan prestasi yang baik tetapi

sekaligus mampu hidup bermasyarakat, dan yang utama mampu menjawab

tantangan zaman.

Oleh karena itu, manusia harus didekati dari perspektif persenyawaan

antara antroposentris dan teocentris. Artinya proses perkembangan manusia

itu didasari nilai islami yang dialogis terhadap tuntutan Tuhan, tuntutan

12 Hilmy Bakar Almascaty, Membangun Kembali Sistem Pendidikan Kaum Muslimin, op.cit., hlm. 38.

Page 6: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

24

dinamika sosial dan tuntutan pengembangan fitrah, lebih cenderung kepada

pola hidup yang harmonis antara kepentingan dunia dan ukhrawi serta

kemampuan belajarnya disemangati oleh misi kekhalifahan dan

penghambaan.13 Hal ini seirama dengan pendidikan agama Islam yang

bersifat teosentris dengan konsep antroposentris yang mempunyai bagian

esensial dari konsep teosentris.14

Perpaduan inilah yang hendak dicapai dengan pendidikan ini.

Keterpaduan di sini sesuai dengan prinsip pendidikan Islam yang tidak

mengenal pemisahan antara sains dan agama (prinsip integral dan terpadu).

Penyatuan antara kedua sistem pendidikan adalah tuntutan akidah Islam.15

Islam adalah religion of nature, segala bentuk dikotomi antara agama

dan sains harus dihindari. Alam penuh dengan tanda-tanda, pesan-pesan Ilahi

yang menunjukkan kehadiran kesatuan sistem global. Semakin jauh ilmuwan

mendalami sains, dia akan memperoleh wisdom berupa philosophic perennis

yang dalam filsafat Islam disebut transendence.16

Iman tidak bertentangan dengan sains karena iman dan sains

sesungguhnya hanya merupakan struggle antara dua kekuatan yang bertikai,

yakni konservatif dengan progresif. Kelompok pertama bersifat tertutup,

sedangkan yang kedua terbuka. Yang pertama sering memformalkan dan

mendogmakan, sedangkan yang kedua mendeformalkan dan

mendedogmakan.17

13 Maragustam, Revitalisasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menapaki

Abad Modern, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2. No. I, Juli 2001:108-119, hlm. 111.

14 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), cet II, hlm. 19.

15 Ramayulis, Ilmu Pendidkan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), cet.II, hlm.11.

16 Abdurrahman Mas’ud, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta: Gama Media, 2002), hlm. 44.

17 Ibid

Page 7: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

25

Dengan demikian semua cabang ilmu termasuk ilmu agama yang

merupakan studi kedua jenis ayat-ayat Allah itu sebenarnya adalah ilmu-ilmu

Islami, asalkan disadari dan dilakukan dalam rangka pengembangan

pemahaman ilmu pengetahuan, nantinya terdapat ayat-ayat Allah.

Pendidikan Islam tentu harus mengacu pada ajaran dasar Islam itu

sendiri yang tidak memilah-milah antara dunia dan akhirat. Addunya

limazra’atil akhirah’ dunia adalah ladang penanaman untuk persiapan

akhirat, siapa yang menanam akan mendapat, adalah ajaran populer Islam.

Doa sapu jagat yang intinya memohon kebahagiaan dunia akhirat juga

diucapkan setiap muslim di seluruh dunia.18

Wahyu dan akal tidak dibenarkan terdikotomi dalam pendidikan Islam,

dengan kata lain, wahyu dan akal atau reason and revelation tidak perlu

dipertentangkan dalam Islam, oleh karena itu pendidikan Islam tidak

dibenarkan adanya dikotomi pendidikan yaitu antara pendidikan agama dan

sains.

Peserta didik harus dapat memahami Islam sebagai a total way of life

yang dapat mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Kalau dikotomi itu

tidak dapat dihindari, minimal seorang pendidik harus dapat melakukan

perubahan orientasi mengenal konsep “ilmu” yang secara langsung dikaitkan

dengan dalil-dalil keagamaan, atau sebaliknya ajaran agama dikorelasikan

dengan ilmu pengetahuan sehingga wawasan anak didik menyatu dalam

agama dan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu kepada setiap muslim perlu diajarkan ilmu secara

utuh,19 baik mereka yang mengikuti jalur pendidikan formal `dalam madrasah

atau jalur nonformal dalam pondok pesantren. Intensitas dan ketinggian

tingkat ilmu usul dan kauniah yang diberikan sudah barang tentu bergantung

18 Abdurrahman Mas’ud, op.cit., hlm.44.

19 Pendidikan ilmu secara utuh di sini ialah pendidikan yang memadukan ilmu dan wahyu, pendidikan semacam ini kemudian dikenal dengan sebutan pendidikan sains terpadu yang diharapkan akan muncul SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus kuat imannya (lihat H. Moh. Kasiram, Pendidikan Sains Terpadu sebagai Akselerator Kebangkitan Sains Islam, Jurnal STAIN Malang, No.6, Tahun 1999 ISSN: 1410-0592, hlm. 22.)

Page 8: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

26

pada tingkat kemampuan siswa atau murid dan spesialisasi atau kekhususan

yang dikehendaki penunutut ilmu yang mempunyai sasaran hilangnya sikap

dikotomis pada umat dan terbinanya manusia yang utuh.

Tiap individu paling sedikit harus diajak untuk beribadah sebagai

orang Islam dan mengatasi hal-hal yang esensial dalam agamanya serta

dididik untuk berakhlak sebagai muslim yang baik, kecuali itu paling sedikit

ia harus mengetahui peranan umat dalam pengembangan ilmu kauniah dan

metodologinya seperti yang diperintahkan dalam al-Qur’an serta mempunyai

gambaran mengenai keadaan ilmu kauniah masa kini dan penerapannya

dalam berbagai bidang.20

Berbicara tentang keterpaduan wawasan agama dan ilmu kiranya akan

lebih tepat kalau meminjam konsep Islamisasi Ilmu dari Al-Faruqi yaitu

tentang teori kesatuan kebenaran yang melandasi semua pengetahuan Islam.

Menurut Al-Faruqi, teori ini terdiri dari tiga prinsip: Pertama berdasarkan

wahyu kita tidak boleh membuat klaim yang bertentangan dengan realita.

Kedua, tidak ada kontradiksi antara nalar dan wahyu. Ketiga, penelitian dan

pengamatan terhadap alam semesta tidak mengenal batas akhir. Dengan

ketiga prinsip itulah landasan epistemologi Islam dibangun.21

Dengan bertolak dari epistemologi Islam yang pada prinsipnya

menghargai kebenaran indrawi, akal dan wahyu, maka ilmu apa pun yang

dikembangkan dan diajarkan dalam pendidikan Islam, tidak hanya

pendidikan agama tetapi juga pendidikan sains dan teknologi, semuanya

diarahkan untuk menuju kepada penyadaran akan kebesaran Allah.

Dengan demikian tanggung jawab pembinaan Imtaq jangan hanya

diklaim oleh atau dibebankan pada pendidikan agama karena pada dasarnya

yang mengantar pada manusia pada kesadaran dan kebesaran Tuhan bukan

20 Achmad Baiquni, Al-Qur’an ilmu pengetahuan dan teknologi, (Yogyakarta :PT. Dana

Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm.152.

21 Achmadi, Reformasi Sistem Pendidikan Agama Islam Dalam Era Reformasi (Telaah filsafat Pendidikan), dalam Ismail SM (eds), Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), cet I, hlm. 161.

Page 9: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

27

hanya melalui pendidikan agama, tetapi juga melalui ilmu-ilmu yang lain.

Dengan asumsi ini wawasan agama perlu dilibatkan dalam pengajaran sains,

sebaliknya dalam pendidikan agama tidak boleh meninggalkan wawasan ilmu

yang sifatnya empirik obyektif dan logik.22

Melihat dampak dan ilmpilkasi negatif dari dikotomi ilmu agama dan

umum maka sudah saatnya bagi kaum Muslimn khususnya bagi lembaga-

lembaga pendidikan Islam untuk melakukan reintegrasi ilmu-ilmu. Dalam

kerangka ini, ilmu-ilmu dipandang sebagai suatu kesatuan, yang setara

hierarkinya, yang dari perspektif Islam sama-sama mendapat pahala jika

menuntut dan menekuninya.23

Sains (science) di sini diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam

cakupan yang luas. Bukan dalam batasan satu nilai atau satu bidang

kebutuhan manusia. Arti lebih luas akan mencakup struktur kehidupan dan

kebutuhan manusia. Baik dalam pola bermasyarakat maupun dalam

kehidupan individu.24

Apabila difahami secara mendasar, ilmu pengetahuan menempati

posisi yang sangat penting dalam tatanan Islam. Posisi utama tersebut

diberikan, karena ilmu adalah sarana yang paling penting dan tepat untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat. Dasar dan nilai-nilai science ini telah jelas digariskan oleh Allah dan

Rasul-Nya baik secara eksplisit maupun implisit.

Posisi ilmu pengetahuan dalam tatanan Islam menurut Sahal Mahfudh

memiliki dua standar pokok. Yaitu standar ketuhanan dan kemanusiaan.

Segala penilaian terhadap ilmu pengetahuan tertentu, berada dalam skema

dua standar pokok tersebut.25

22 Ibid

23Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi Dan Demokratisasi, (Jakarta:PT. Kompas Media Nusantara, 2002), hlm. 109.

24 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta: LkiS, 1994), cet I, hlm. 291.

25 Ibid, hlm. 292.

Page 10: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

28

Standar ketuhanan menyeleksi ilmu pengetahuan dengan ketentuan,

sejauh mana ia mampu secara mantap dan sempurna memenuhi kebutuhan

pemahaman hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan hubungannya

dengan sesama makhluk dalam kaitannya dengan nilai keagamaan, etika dan

tata hubungan bermasyarakat.

Standar kemanusiaan menelaah kualitas ilmu pengetahuan dalam tata

peradaban dan kemanusiaan, sehingga menyangkut pola komunikasi dan pola

manusiawi dalam kehidupan. Meskipun begitu, tidak berarti bahwa timbul

dikotomi dalam kedua standar tersebut. Hanya saja skala prioritas yang

berlaku, lebih menekankan pada pendalaman ilmu pengetahuan yang masuk

dalam standar yang pertama, misalnya.

Ilmu pengetahuan yang berkembang dalam tatanan Islam memiliki

dimensi bathiniyah (esoteris) yang mempunyai kaitan yang bersifat ukhrawi,

atau untuk mencapai kebahagiaan di alam akhirat nanti. Begitu juga harus

mempunyai kaitan manfaat dengan kehidupan duniawi yang banyak

memberikan kemudahan dan keadilan bagi kehidupan manusia. Agar dengan

demikian tidak timbul asumsi, Islam adalah agama keakhiratan belaka.26

Pendidikan terpadu yang sudah dirintis oleh cendekiawan Muslim

sejak dulu ini berusaha untuk memadukan antara pendidikan tradisional dan

pendidikan sekuler dengan harapan mampu memunculkan sesosok

cendekiawan yang menguasai sains-sains modern dan ahli serta konsisten

dalam bidang agama.

Yang menarik dari sejarah perkembangan ilmu dalam Islam adalah

hubungan yang harmonis dan dialogis antara ilmu agama dan nonagama.

Kedua disiplin ilmu itu ternyata saling melengkapi. Ilmu-ilmu agama

berkembang terlebih dahulu dan seolah-olah mengisyaratkan bahwa manusia

dan peradabannya harus dilandasi dengan bangunan keagamaan dan

keimanan yang kokoh sebelum ilmu-ilmu yang lain mewarnai dirinya. Itulah

26 Ibid, hlm. 294.

Page 11: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

29

yang menjadi kunci kehebatan dari perkembangan Islam di dunia Islam

zaman dulu.27

Disiplin lain yang tidak boleh dilupakan adalah filsafat yang

merupakan sumber ilmu. Filsafat inilah yang kemudian memicu ilmu-ilmu

lain semacam fisika, kimia, dan matematika dalam Islam. Di abad ke-3 Islam,

kita sudah diperkenalkan oleh filsuf sejati al-Kindi, al-Farabi dan Ibnu Sina.28

Dalam buku yang berjudul Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam

Terpadu dijelaskan bahwa ada tiga kategori terpadu yaitu: a) Terpadu dalam

proses, b) Terpadu dalam materi, dan 3) Terpadu dalam Penyelenggara.29

a. Terpadu dalam Proses

Keterpaduan dalam proses berarti dalam pelaksanaan pendidikan

meliputi tiga komponen yang saling melengkapi yaitu keluarga,

masyarakat dan sekolah.

1). Keluarga

Keluarga adalah bentuk terkecil dari masyarakat. Dengan

demikian cara suatu masyarakat tergambar pula dalam keluarga. Di

dalam keluarga ada aturan, norma yang tidak tertulis namun ditaati

melalui pembinaan, contoh, tauladan, pengalaman, kasih sayang,

pujian, larangan dan hukuman.29

Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan

pendidikan yang pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua.

Orang tua (bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati.30 Mereka pendidik

bagi anak-anaknya karena secara kodrat mereka diberikan anugrah

27 Abdurrahman Mas’ud, op.cit., hlm. 81.

28 Ibid

29 Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu, op.cit., hlm. 03.

29 Ibid, hlm. 05.

30 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001), cet. V, hlm. 218.

Page 12: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

30

oleh Tuhan pencipta berupa naluri orang tua. Karena naluri itu timbul

rasa kasih sayang para orang tua kepada anak-anak mereka, hingga

secara moral keduanya merasa terbeban tanggung jawab untuk

memelihara, mengawasi dan melindungi serta membimbing keturunan

mereka.31

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak ini

berlangsung terus sampai akhir hayat. Semakin matang usia anak,

peran orang tua semakin menyempit. Sebagai gambaran, tanggung

jawab orang tua dapat dilihat pada tabel berikut:32

TABEL I

Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa tanggung

jawab keluarga terhadap pendidikan anak berangsur-angsur mengecil

setelah anak mencapai kematangan dan kedewasaan, namun tanggung

jawab ini tidak akan lepas sama sekali.

2). Masyarakat

Dalam masyarakat pendidikan dapat dilakukan pada lembaga

luar sekolah yang biasa disebut dengan Pendidikan Luar Sekolah

(PALS).

31 Ibid

32 HM. Chabib Thoha, Kapita selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), cet I, hlm. 105.

keluarga

Page 13: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

31

Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar

yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.33 Pada jalur

pendidikan luar sekolah itulah masyarakat mendirikan lembaga

pendidikan agama yang khusus memberikan pengetahuan dan

ketrampilan agama. Pendidikan seperti ini dapat berupa pengajian di

rumah-rumah, masjid, madrasah diniyah, pesantren kilat dan lain-lain.

3). Lembaga Pendidikan (sekolah)

Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah pelanjut dari

pendidikan keluarga. Karena keterbatasan orang tua untuk mendidik

anak-anak mereka, maka mereka diserahkan kepada sekolah-sekolah.

Hubungan sekolah, orang tua dan masyarakat pada hakikatnya

merupakan sarana yang sangat berperan dalam membina dan

mengembangkan pertumbuhan peserta didik di sekolah. Dalam hal ini

sekolah sebagai system social merupakan bagian integral dari system

social yang besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat

memiliki hubangan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah

atau pendidikan secara efektif dan efisien.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut banyak cara yang bisa

dilaksanakan oleh sekolah dalam menarik simpati masyarakat

terhadap sekolah dan menjalin hubungan yang harmonis antara

sekolah, orang tua dan masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat

dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai program-

program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang

dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan, sehingga masyarakat

mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.

33 Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam

Terpadu, op.cit., hlm. 23.

Page 14: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

32

Dalam MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) pelibatan

masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memehami, membantu

dan mengontrol pengelolaan pendidikan.34

Melalui dewan sekolah (School Council) orang tua dan

mayarakat dapat berpartisipasi dalam pembuataan berbagai

keputusan. Dengan demikian masyarakat dapat lebih memahami serta

mengawasi dan membantu sekolah dalam pengeloaan termasuk

kegiatan belajar mengajar.

b. Terpadu dalam materi

Keterpaduan Pendidikan tidak hanya antara lingkungan pendidikan

keluarga, sekolah dan masyarakat tetapi juga keterpaduan dalam materi

yang mencakup aspek (ranah), ilmu pengetahuan serta lingkungan

hidup.35

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom bahwa

tujuan pendidikan harus mengandung tiga ranah yang saling melengkapi

yaitu:36

1. Kognitif atau penalaran ilmu

2. Afektif atau pembentukan sikap dan prilaku

3. Psikomotor atau ketrampilan dan pengalaman

Jika dilihat dari organisasi kurikulum, ada tiga tipe atau bentuk

kurikulum, yakni:37

34 Mulyasa, Manajemen Berbasisi Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003), cet.V, hlm.24.

35 Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu, op.cit., hlm. 49.

36 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001), cet.I, hlm. 36.

37 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan implementasi kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 34

Page 15: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

33

1. Separated Subject Curriculum

Pada bentuk ini, bahan dikelompokkan pada mata pelajaran

yang sempit, di mana antara mata pelajaran yang satu dengan yang

lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan

sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit

ruang lingkupnya.

2. Correlated Curriculum

Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang

menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran

dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap mempertahankan cirri atau

karakteristik tiap bidang studi tersebut.

3. Integrated Curriculum

Pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu.

Dari tipe atau bentuk kurikulum tersebut dapat dilihat bahwa

pendidikan terpadu yang merupakan perpaduan antara sains dan

agama adalah termasuk dalam kategori correlated curriculum karena

menghubungkan antara pendidikan agama dan sains.

Perpaduan tersebut bersifat induktifikasi yaitu asumsi-asumsi

dari teori ilmiah yang didukung dengan penemuan-penemuan empiris

dilanjutkan secara teoritik abstrak ke arah metafisik (gaib) kemudian

dihubungkan dengan prinsip-prinsip al-Qur’an.38

c. Terpadu dalam Penyelenggara

Terpadu di sini meliputi keserasian antara kegiatan pengajaran,

bimbingan dan latihan, serta keterpaduan di antara unsur ketenagaan

dalam sekolah yaitu, guru, agama, Kepala sekolah, guru bidang studi lain,

dan tenaga administrasi dalam pembinaan agama.39

38 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya,1993), hlm.100.

39 Muhaimin, op.cit, hlm. 109.

Page 16: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

34

Dualisme pengelolaan pendidikan juga terjadi pada pembinaan

yang dilakukan oleh departemen, yaitu departemen pendidikan nasional

(Depdiknas) dan departemen agama (Depag).40 Oleh karena itu

diusahakan adanya keterpaduan antar keduanya dalam kurikulum yang

dibuatnya, maka sistem pendidikan ini cocok diterapkan pada lembaga

pendidikan yang menyelenggarakan dua macam kurikulum yaitu

kurikulum Depag dan Depdikbud.

B. Dasar dan Tujuan Pendidikan Terpadu

1. Dasar-dasar Pendidikan Terpadu

a). Landasan Normatif-Teologis

Wahyu pertama yang dating dari Rasulullah Saw.

Memerintahkan untuk membaca (QS. Al-Alaq:1-5)

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu itu maha Pemurah yang telah mengajarkan dengan pena. Ia telah mengajarkan kepada menusia apa-apa yang belum diketahuinya.”(QS. Al-Alaq:1-5).41

Inspirasi pertama yang turun dari Allah ini menjadi sebuah

catatan yang sangat besar pada perjalanan hidup Muhammad.

Ternyata Beliau mendapatkan wahyu dari Allah yang pertama kali

dengan perintah membaca. Sehingga membaca adalah materi pertama

dalam dustur (undang-undang, system ajaran) Islam yang sarat

dengan makna, bimbingan dan pengarahan. Hanya saja bimbingan

dan pengarahannya tidak terwujud dalam redaksi kata-kata semata,

tetapi juga dari isi secara umum.

40 Darmu’in, Prospek Pendidikan Islam di Indonesia: Suatu Telaah Terhadap Pesantren

dan Madrasah dalam PBM – PAI di sekolah,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 74.

41 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, op.cit, hlm. 1079.

Page 17: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

35

Materi ini termuat dalam awal kata wahyu pertama “Bacalah”.

Ayat ini mengandung perintah untuk membaca, sebuah perbuatan

yang merupakan sarana terpenting untuk memperoleh ilmu

pengetahuan. Kehebatan Islam adalah karena singkat dan cepatnya

masa perkembangan serta kata pertama dari wahyu pertama yang

sarat mengandung ilmu pengetahuan. Kemudian turunlah ayat ayat al-

Qur’an menjelaskan dan memperkuat sehinnga menjadi cirri utama

kemuliaan Islam.42

Jika ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan di malam yang penuh

berkah itu memerintahkan untuk membaca sampai dua kali

menyebutkan permasalahan ilmu pengetahuan sebanyak tiga kali,

juga menyebutkan tentang “pena”.43 Jadi sejak awal diturunkannya

Islam telah memulai ajarannya dengan menyerukan proses pendidikan

sesuai dengan keperluan masyarakat waktu itu, jika pendidikan

diartikan sebagai proses pembangunan dan mengembangkan

sumberdaya manusia.

Dapat diartikan secara luas bahwa membaca adalah salah satu

proses terpenting dalam sistem pendidikan. Tidak ada umat yang

mencapai kemajuan dan kebesaran tanpa proses membaca. Membaca

pengetahuan teknologi, membaca diri, membaca lingkungan,

membaca alam raya dan membaca apapun yang dapat

membangkitkan peradaban manusia. Dengan perintah membaca itu,

sejak awal Islam telah menempatkan dirinya sebagai agama yang

hendak merangsang fitrah manusia, mendorong para pengikutnya agar

menjadi manusia yang berilmu.

42 M. Fetullah Gulen, Versi Teladan Kehidupan Rasul Allah: Muhammad Saw,(Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada,2000), hlm. 5.

43 Abdul Halim Mahmud, Tadarus Kehidupan di Bulan Al-Qur’an, (Yogyakarta, Madani Pustaka Hikmah, 2000), hlm. 11.

Page 18: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

36

Jika diamati objek membaca pada ayat-ayat yang menggunakan

kata qara’a ditemukan bahwa ia terkadang menyangkut suatu bacaan

yang bersumber dari Tuhan (al-Qur’an dan kitab sebelumnya), dan

terkandung juga obyeknya adalah suatu kitab yang merupakan

himpunana karya manusia atau dengan kata lain bukan bersumber dari

Allah.

Di lain segi dapat dikemukakan suatu kaidah bahwa suatu kata

dalam susunan redaksi yang tidak disebutkan obyeknya, maka obye

yang dimaksud bersifat umum, mencakup segala sesuatu yang dapat

dijangkau oleh kata tersebut.44 Dari sini dapat ditarik kesimpulan

bahwa karena kata qara’a digunakan dalam arti membaca, menelaah,

menyampaikan dan sebagainya. Dan karena obyeknya tidak disebut

sehingga bersifat umum, maka obyek kata ytersebut mencakup segala

yang dapat terjangkau baik bacaan suci yang bersumber dari Tuhan

maupun yang bukan, baik menyangkut ayat-ayat yang tertulis maupun

yang tidak tertulis, sehingga mencakup telaah terhadap alam raya,

masyarakat, diri sendiri, ayat suci al-Qur’an, majalah, Koran dan

sebagainya.

Perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan

sebagainya dikaitkan dengan Bi Ismi Rabbika (dengan nama

Tuhanmu) pengaitan ini merupakan syarat sehingga menuntut dari si

pembaca bukan sekedar melakukan bacaan dengan ikhlas, tetapi juga

antara lain memilih bahan-bahan bacaan yang tidak mengantarnya

kepada hal-hal yang bertentangan dengan “nama Allah” itu.45

Doktrin Islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk

memasuki Islam secara Kaffah (menyeluruh). Islam yang kaffah

menggaris bawahi terwadahinya berbagai aspek kehidupan dalam

44 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat (Bandung: Mizan, 1997), cet. XIV, hlm. 169

45 Ibid

Page 19: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

37

Islam.46 Hal ini dapat dilihat pada firman Allah surat al-Baqarah ayat

208:

���������������� ��������������������������������������

������ !��"��#$%�&'()���*+,-.�

“Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu”.47

Di samping itu, Islam juga mengajarkan agar umatnya mampu

menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, sebagai mana

firman Allah surat al-Qashas ayat 77:

�������$ ������/��0$�1�����'(��2� ���3��4�����5���6 7���

�&�8 0)��*99.�

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi.” (QS AL-Qashas: 77). 48

b). Landasan Filosofis

Secara filosofis, ada dua prinsip penting yang perlu diperhatikan

dalam penyelenggaraan pembelajaran, yaitu prinsip progresivisme

dan prinsip humanisme.49

Prinsip progresivisme berisi wawasan bahwa pwndekatan

pembelajaran harus berpusat pada siswa dan dihadapkan pada

46 Muhaimin, Wacana Pengemabangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pustaka Pelajar

bekerjasama dengan PSAPM, 2003), cet I,hlm. 247.

47 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, op.cit., hlm. 50.

48 Ibid, hlm. 633.

49 Muh. Faisal, Pembelajaran Terpadu,op.cit., hlm. 60.

Page 20: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

38

persoalan problem solving.50 Sedangkan prinsip humanisme adalah

prinsip yang memposisikan manusia sebagai manusia.51

Paradigma pendidikan Islam jika dipandang dari aspek filosofis

adalah sebagai upaya pengembangan pandangan hidup Islami yang

diwujudkan dalam sikap hidup dan dimanivestasikan dalam

kehidupan sehari-hari.52

Oleh karena itu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

akan bertolak dari konsep teosentris di mana konsep antroposentris

merupakan bagian esensial dari konsep teosentris. Maka proses dan

produk pencarian, penemuan iptek lewat studi, penelitian dan

eksperimen, serta pemanfaatannya dalam kehidupan merupakan

realisasi dari misi kekhalifahan dan pengabdianya kepada Allah.

Dengan demikian prinsip progresivisme dan humanisme akan

terwujud bila dikembangkan sistem pendidikan yang terpadu.

c). Landasan Historis

Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu: periode

klasik, periode pertengahan dan periode modern. Pada periode klasik

umat Islam mengalami kejayaan, maka pemikiran Islam begitu

berkembang sehingga melahirkan kemajuan dunia Islam baik di

bidang ekonomi, pertanian, sains maupun ilmu-ilmu agama.53

Sedangkan pada masa pertengahan dan modern umat Islam

mengalami masa kemunduran. Bertolak dari situ untuk mengejar

ketertinggalannya dari Barat, ulama dan para pemikir Islam berusaha

untuk mencapai kemajuan Islam kembali melalui ide-ide

cemerlangnya. Sebagai implikasinya sistem pendidikan Islam yang

50 Ibid

51 Abdurrahman Mas’ud, Menggagas Format Pendidikan nondikotomik, Op cit, hlm. 93.

52 Muhaimin, op.cit., hlm. 147.

53 Ibid, hlm. 250.

Page 21: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

39

dibangun lewat lembaga pendidikan menggunakan system terpadu

antara materi agama dan umum.

d). Landasan Teoritis

(1). Teori kontruktivitas

Konstruktivis adalah sebuah teori pembelajaran yang

beranggapan bahwa setiap orang harus membangun atau

menyusun pengetahuan sendiri. Pengalaman langsung siswa

adalah merupaka kunci pembelajaran yang bermakna.54

Berdasarkan teori konstruktivis tersebut, maka proses belajar

harus disikapi sebagai kreatifitas dalam menata serta

menghubungkan pengalaman dan pengetahuan hingga

membentuk keutuhan.55

(2). Teori Perkembangan Kognitif

Dalam perkembangan teori kognitif dikemukakan bahwa

perubahan tingkah laku yang terjadi dalam proses perkembangan

adalah hasil dari perubahan dalam kemampuan perpikir

seseorang dalam hubungannya dengan dunia sekitarnya.54

(3). Teori Pembelajaran

Dalam teori belajar, kita akan ingat pada teori Gestalt yang

menekankan pada pentingnya keseluruhan.55 Dari sini dapat

diketahui letak pentingnya mempelajari sesuatu secara

menyeluruh (holistic) sehingga pemahaman siswa menjadi utuh.

e). Landasan Edukatif

Pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia, dalam

arti upaya untuk mengembangkan kemampuan atau potensi individu

54 Muh. Faisal, Pembelajaran Terpadu,op. cit., hlm. 59.

55 Ibid, hlm. 60.

54 Ibid

55 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), cet. VIII, hlm. 274.

Page 22: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

40

sehingga bisa hidup optimal baik sebagai anggota masyarakat serta

memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya.56

Untuk itulah perlu dikembangkan pendidikan yang berwawasan

iptek dan imtaq agar pribadi yang sempurna dapat diwujudkan.

f). Landasan Praktis

Memadukan sesuatu yang terdiri atas beberapa bagian yang

saling terpisah, selain menghemat waktu tentu juga akan menghemat

tenaga. Begitu pula halnya dengan pemaduan beberapa mata pelajaran

dalam satu kegiatan pembelajaran tentu akan lebih afektif dan lebih

afesien dari pada mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara

terpisah-pisah.57

2. Tujuan Pendidikan Terpadu

Menurut Hasan Langgulung dalam salah satu bab pada buku yang

berjudul Manusia dan Pendidikan suatu Analisis Psikologi dan

Pendidikan, beliau memaparkan tentang pemaduan kandungan kurikulum

di mana tujuan dari pemaduan kandungan kurikulum tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Secara falsafah tujuan dari pemaduan tersebut ialah akan keluar

manusia-manusia yang mempunyai pengamatan yang terpadu

mengenai realitas.58 Sebab inti pengetahuan adalah kebenaran atau

realitas, bagaimanapun perbedaan pendapat ahli-ahli tentang sifat-sifat

kebenaran yang menjelma dalam pengetahuan itu.

Dengan kata lain kalau kebenaran itu hanya satu tentulah pengetahuan

sebagai penjelmanya juga satu, walaupun muncul dalam berbagai

bentuk. Jadi adalah wajar, bahwa pengetahuan dalam bentuk disiplin

dan subjek itu harus dipadukan dalam kurikulum, dengan tujuan

56 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di sekolah, (Bandung: Sinar

baru Algensindo, 1996), cet. III, hlm. 02.

57 Muh. Faisal, Pembelajaran Terpadu,op.cit., hlm. 61

58 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1986), hlm. 193.

Page 23: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

41

menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai pengamatan terpadu

mengenai realitas.

b. Pandangan psikologi. Ahli-ahli berpendapat bahwa pemaduan

kandungan kurikulum menghasilkan manusia yang memiliki

personaliti yang terpadu (Integrated Personality).

Maksud dari Integrated Personality adalah orang yang perkembangan

personalitynya dari segi spiritual, Intelektual, emosional, dan fisikal,

seimbang.59

Integrated Personality tersebut sesuai dengan pendapat Mohammad

Ali yang menjelaskan bahwa dengan pendidikan terpadu pembinaan

Imtaq dan Iptek diharapkan bisa dilakukan, supaya tujuan

pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup lahiriah dan

batiniah dapat tercapai.60

c. Ketiga dilihat dari segi kebudayaan, menurut kacamata sosiologi. Bila

sosiologi berbicara tentang perpaduan, yang dimaksudkan adalah

penyatuan sekelompok atau beberapa kelompok manusia dalam suatu

kawasan yang berdasarkan atas ikatan-ikatan budaya, agama, adat

istiadat dan lain-lain, menuju sesuatu atau berbagai tujuan tertentu.61

Hal ini senada dengan dasar pendidikan Islam tentang nilai-nilai sosial

kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-

Qur’an dan sunnah atas prinsip mendatangkan kemanfaatan dan

menjauhkan kemudharatan bagi manusia. Dengan dasar ini, maka

pendidikan Islam dapat diletakkan dalam kerangka sosiologis, selain

59 Hasan Laggulung, Integrated personalityadn Integrated Education: A Psycho-Socio-

Spiritual Approach,at Ghazali (ed), An Integrated education System in a Multi faith-Cultural Country,(Kuala Lumpur: Syarikat Alat Tulis Soorama, 1991), hlm. 56.

60 Mohammad Ali, Reorientasi Makna Pendidikan: Urgensi Pendidikan Terpadu, dalam Said Aqiel Siradj, Pesanren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Trasformasi Pesantren,( Bandung: Pustaka Hidayah, !999), cet. I, hlm.180.

61 Ibid, hlm. 194.

Page 24: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

42

menjadi sarana transmisi pewarisan kekayaan sosial budaya yang

positif bagi kehidupan manusia.62

Menurut Drs. Mansur Isna, MA, pengintegrasian ini bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia dan mengatasi kesenjangan yang telah

terjadi antara Islam dan ilmu pengetahuan.63

C. Fungsi Pendidikan Terpadu

Dilihat dari pengertian, dasar dan tujuan prndidikan terpadu

sebagaimana tersebut di atas maka dapat dikemukakan beberapa fungsi

pendidikan terpadu, di antara fungsi pendidikan terpadu dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Menghindari pemisahan-pemisahan (fragmentasi) pengetahuan, sehingga

apa yang diperoleh siswa dalam pembelajaran terpadu lebih relevan

dengan kehidupan mereka.64

2. Memberikan kemungkinan bagi guru dan siswa untuk memanfaatkan

waktu secara efisien dan efektif karena siswa dan guru bekerjasama penuh

dan bermakna.65

3. Memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran

pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah tersebut adalah kognitif,

afektif dan psikomotorik.66

4. Memudahkan siswa untuk menghubungkan dan mengorganisasikan ide-

ide, konsep-konsep dan kemampuan-kemampuan yang sedang diajarkan

sehingga akan terjadi transfer pemahaman dari suatu konteks ke konteks

63 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Transisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 09.

64 M. Faisal, Pembelajaran Terpadu,op.cit., hlm. 62.

65 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Srategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, op.cit., hlm. 147.

66 Ujang Sukandi, Belajar Aktif dan Terpadu, Apa, Mengapa dan bagaimana, (Surabaya: Duta Graha Pustaka, 2003), hlm. 111.

Page 25: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

43

yang lainnya.67 Hal ini berhubungan dengan pengetahuan yang sudah

dimiliki oleh siswa. Siswa baru dapat membangun gagasan/pengetahuan

baru kalau pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan

pengetahuan yang sudah dimilikinya. Oleh karena itu pengajaran terpadu

akan mempermudah siswa ketika membangun gagasan/pengetahuan baru

karena materi yang disajikan selalu kait mengait satu sama lain.68

Pengetahuan yang dimiliki siswa bukan hanya untuk diketahui,

dikembangkan melainkan sekaligus dipraktekkan dalam kehidupan nyata.

Dengan demikian terdapat konsistensi antara apa-apa yang diketahui

dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam

mengetahui sesuatu ilmu pengetahuan sama pentingnya dengan

pengalamannya secara kongkrit.69

D. Langkah-langkah Pendidikan Terpadu

Yang dimaksud langkah-langkah pembelajaran adalah tahap

pelaksanaan pengajaran yang membuat perencanaan pengajaran dan

menetapkan metode dan teknik belajar mengajar yang paling tepat.70

Dalam hal perencanaan ada empat hal penting yang harus diperhatikan

yaitu: tujuan pembelajaran, bahan atau materi yang biasa mengacu pada buku

pelajaran yang sudah ditentukan, metode dan evaluasi.71

Menurut Ujang Sukandi, langkah-langkah pendidikan terpadu adalah

sebagi berikut: 72

1. Menentukan jenis mata pelajaran yang akan dipadu, misalnya

Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia. Anda dapat pula

67 Muh. Faisal, Pembelajran Terpadu, op.cit., hlm. 62.

68 Ujang Sukandi, op.cit., hlm.111.

69 Azyumardi Azra, op.cit., hlm.10.

70 Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar, dalam PBM – PAI di sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm.50.

71 Ibid, hlm. 51.

72 Ujang Sukandi, op.cit., hlm. 115.

Page 26: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

44

memadukan beberapa mata pelajaran yang lain diluar keempat mata

pelajaran ini. Sewaktu anda menetapkan beberapa mata pelajaran yang

yang akan dipadukan, anda sebaiknya sudah memiliki alasan/rasional

yang berkaitan dengan keberhasilan dan kebermaknaan siswa belajar.

2. Menyusun daftar konsep/pokok bahasan/sub pokok

bahasan/pembelajaran masing-masing mata pelajaran yang diambil dari

kuikulum (Garis-garis Besar Program Pengajaran/GBPP) yang berlaku.

Perumusan pokok bahasan dapat disingkat dengan satu atau dua kata atau

beberapa kata.

3. Membaca sambil mengkaji uraian BP/SPB/Konsep/pembelajaran

masing-masing mata pelajaran untuk mempertimbangkan PB/SPB mana

yang dapat dikaitkan/dipadu.

4. Memberi tanda pada PB/SPB yang dianggap dapat dikaitkan dan

kemudian menghubungkannya. Misalnya dengan cara menggaris bawahi

PB/SPB tersebut dan menghubungkannya dengan garis.

5. Menentukan team pemersatu mata pelajaran yang dipadukan. Tema dapat

diambil dari salah satu PB/SPB GBPP Bahasa Indonesia, atau dari luar

GBPP asalkan bersifat mutakhir dan dekat/dikenal.

6. Mengurai lebih lanjut PB/SPB yang dikaitkan menjadi kegiatan nyata

yang akan dilakukan siswa. Rumusan kegiatan harus mengandung

kemampuan yang dipelajari dan berkaitan dengan tema yang dipilih.

Uraian harus mengacu pada uraian masing-masing PB/SPB dalam GBPP.

7. Membuat satuan pelajaran atau rencana masing-masing pelajaran.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 27: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

45

TABEL II

LANGKAH-LANGKAH PENDIDIKAN TERPADU

Menurut Muh. Faisal tahap-tahap pembelajaran Terpadu berlangsung

sebagai berikut:73

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan pembelajaran terpadu ada empat kegiatan

penting yang perlu dilakukan, yaitu:

a. Pemilihan tema dan unit-unit tema/topik.

b. Pemilihan sumber belajar.

c. Pemilihan kegiatan atau aktivitas, dan

d. Perencanaan evaluasi.

73 Muh. Faisal, op.cit., hlm. 65.

Menentukan jenis mata pelajaran yang akan dipadukan

Memberi tanda PB/SPB yang dipadukan dan menghubungkannya

Menentukan tema pemersatu

Mengurai lebih lanjut PB/SPB yang dipadukan

Membaca dan mengkaji uraian PB/SPB

Menyusun daftar PB/SPB mata pelajaran yang dipadukan

Membuat satuan pelajaran/rencana masing-masing mata pelajaran

Page 28: BAB II 3100188 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · PENDIDIKAN TERPADU A. Pengertian Pendidikan Terpadu ... proses internalisasi

46

Kegiatan-kegiatan tersebut bukan merupakan langkah yang terpisah-

pisah, tetapi merupakan sebuah proses yang dinamis. Perubahan dalam

satu aspek dalam perencanaan itu akan berakibat berubahnya pula aspek-

aspek yang lain.

2. Pelaksanaan.

3. Evaluasi (Assesmen).

Demikian gambaran sekilas tentang langkah-langkah pengajaran terpadu.