internalisasi etika bisnis kelompok 1

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah organisasi yang terdiri dari bermacam-macam orang dengan latar belakang pendidikan, ekonomi, suku bangsa, maupun budaya perusahaan sebelumnya, membentuk sebuah keluarga besar yang sangat kompleks. Bagaimana mengefektifan orang- orang yang terdapat dalam sebuah organisasi atau perusahaan seperti ini diperlukan suatu perekat yakni nilai-nilai yang dapat diterima oleh semua orang, yang dapat memotivasi mereka untuk bekerja sama dengan efektif. Proses internalisasi, individu maupun kelompok, sangat penting karena mareka akan bertindak baik sebagai objek. Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan masyarakat, dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan membudayakan etika dan menjadi lebih baik jika mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaan. Suatu perusahaan akan berhasil bukan hanya berlandaskan moral dan manajemen yang baik saja, tetapi juga harus memiliki etika bisnis yang 1

Upload: niis-al-khoirotunn

Post on 18-Jan-2016

342 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Etika bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai sebuah organisasi yang terdiri dari bermacam-macam

orang dengan latar belakang pendidikan, ekonomi, suku bangsa, maupun budaya

perusahaan sebelumnya, membentuk sebuah keluarga besar yang sangat

kompleks. Bagaimana mengefektifan orang-orang yang terdapat dalam sebuah

organisasi atau perusahaan seperti ini diperlukan suatu perekat yakni nilai-nilai

yang dapat diterima oleh semua orang, yang dapat memotivasi mereka untuk

bekerja sama dengan efektif.

Proses internalisasi, individu maupun kelompok, sangat penting karena

mareka akan bertindak baik sebagai objek.

Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan

adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial

budaya, dan masyarakat, dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan

sumbangan yang sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan

membudayakan etika dan menjadi lebih baik jika mereka membudayakan etika

dalam lingkungan perusahaan. Suatu perusahaan akan berhasil bukan hanya

berlandaskan moral dan manajemen yang baik saja, tetapi juga harus memiliki

etika bisnis yang baik. Perusahaan harus mampu melayani kepentingan berbagai

pihak yang terkait.

Pebisnis yang menjunjung tinggi nilai etika akan mendapat point reward

terhadap apa yang telah dia lakukan. Kemajuan perusahaan, kepercayaan

pelanggan, profit yang terus meningkat, pangsa pasar terus meluas, merupakan

dambaan bagi setiap pebisnis dan ini akan diperoleh dengan menjungjung tinggi

nilai etika.

1

Page 2: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses yang dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

dalam melakukan internalisasi etika bisnis?

2. Indikator apa yang menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk telah mampu menginternalisasikan etika bisnis dalam perusahaannya?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mampu mengetahui dan memahami tentang proses yang dilakukan PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam melakukan internalisasi etika bisnis

2. Mampu mengetahui dan memahami tentang indikator apa yang

menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah mampu

menginternalisasi etika bisnis dalam perusahaannya

2

Page 3: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika Bisnis

Menurut Wikipedia (2013), Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan

kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,

perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat

membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam

membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,

pemegang saham, serta masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,

yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan

dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang

berlaku.

Etika Bisnis perusahaan penting bagi perusahaan karena untuk membentuk

suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi  serta

mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,

diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan

strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh

budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara

konsisten dan konsekwen.

2.2 Pengertian Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan merupakan cara berpikir dan melakukan sesuatu yang

mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi, dan para anggota

organisasi harus mempelajarinya atau paling sedikit menerimanya sebagian agar

diterima ke dalam perusahaan. Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem

nilai bersama yang dipegang dan dikembangkan oleh anggota organisasi yang

membedakannya dengan organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut merupakan

seperangkat karakteristik utama, dan secara keseluruhan sebagai budaya dari

organisasi yang merepresentasikan persepsi umum dari warga organisasi dan

3

Page 4: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

menjadi panduan bagi perilaku baik pada organisasi secara keseluruhan maupun

pada bagian-bagiannya.

Budaya yang kuat merupakan kunci kesuksesan sebuah organisasi. Budaya

organisasi mengandung nilai-nilai yang harus dipahami, dijiwai, dan dipraktikan

bersama oleh semua individu/ kelompok yang terlibat didalamnya.

2.3 Peranan Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan pun dapat berfungsi sebagai rantai pengikat dalam

proses menyamakan persepsi atau arah pandang anggota terhadap suatu

permasalahan, sehingga akan menjadi satu kekuatan dalam pencapaian tujuan

organisasi.

Menurut Pratikto (2010,67) terkait hubungan budaya perusahaan dengan

kinerja perusahaan, dinyatakan bahwa budaya perusahaan :

1. Membantu memberikan dampak yang bermakna pada kinerja ekonomis

jangka panjang

2. Menjadi factor yang semakin penting sebagai penentu keberhasilan dan

kegagalan perusahaan di masa-masa mendatang.

3. Budaya perusahaan dapat dibuat supaya lebih menunjang kinerja.

Budaya organisasi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja, tingkat

kenginan untuk tetap bertahan pada organisasi, dan kemauan untuk memberikan

rekomendasi kepada pihak lain. Budaya organisasi terkait erat dengan komitmen

pekerja dan berpengaruh signuifikan terhadap pencapaian kinerja. Budaya

organisasi merupakan sarana yang diperlukan untuk menciptakan suatu hubungan

kerja yang harmonis. Budaya organisasi yang memberikan rasa kenyamanan dan

kepercayaan yang tinggi akan mendorong peningkatan perilaku kerja antar

individu dan komitmen dari warga organisasi untuk melakukan segala sesuatunya

yang terbaik bagi kepentingan organisasi.

2.4 Hubungan Etika dengan Budaya Perusahaan

Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-

salah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang

etika perusahaan, etika kerja dan ketika perorangan, yang menyangkut hubungan-

4

Page 5: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

hubungan sosial antara perusahaan, karyawan, dan lingkungannya. Etika

perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu

kesatuan dengan lingkungannya, etika kerja terkait antara perusahaan dengan

karyawannyan dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.

Budaya perusahaan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat

nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong

terciptanya perilaku, dan sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku

yang tidak etis. Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada

etika perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku

etis dalam perusahaan. (Arijanto, 2011:47)

2.5 Pengaruh Etika Bisnis Terhadap Budaya Perusahaan

Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kesatuan yang terintegrasi

sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dan saling melengkapi dalam

memengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok yang kemudian menjadi

perilaku organisasi yang mana akan berpengaruh kepada budaya perusahaan itu.

Jika suatu etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya

perusahaan, maka hal tersebut akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan

yang pada akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatkan kinerja

karyawannya.(Arijanto, 2011:50)

Etika personal dan etika bisnis merupakan satuan yang tidak dapat

terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku

manajer yang terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya dalam

budaya perusahaan.

2.6 Good Corporate Governance (GCG)

Definisi Corporate governance (CG) dari Cadbury Committee of the

United Kingdom (1999) yakni: “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya

yang berkaitan dengan hak hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu

5

Page 6: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”. Definisi ini menjelaskan

bahwa CG adalah sistem yang bisa digunakan untuk mengatur dan mengendalikan

perusahaan. CG timbul dari kebutuhan usaha akan tata kelola perusahaan yang

baik (good corporate government /GCG) yang menegakkan prinsip-prinsip

transparan, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan berkeadilan. (Pratikto,

2010:77)

Kode etik dalam tingkah laku berbisnis di perusahaan (Code of Corporate

and Businnes Conduct)” merupakan implementasi salah satu prinsip Good

Corporate Governance (GCG). Kode etik tersebut menuntut karyawan dan

pimpinan perusahaan untuk melakukan praktek-praktek etik bisnis yang terbaik di

dalam semua hal yang dilaksanakan atas nama perusahaan.

Beberapa nilai-nilai etika perusahaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip

GCG yaitu kejujuran, tanggung jawab, saling percaya, keterbukaan dan

kerjasama. Kode etik tersebut hendaknya dapat dimengerti oleh seluruh karyawan

dan pimpinan perusahaan dan akhirnya dapat dilaksanakan dalam bentuk tindakan

(action).

6

Page 7: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

BAB III

PAPARAN DATA/KASUS

3.1 Deskripsi Objek

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (“TELKOM”, “Perseroan”, atau

“Perusahaan”) adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di

Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak

kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless),

layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik

secara lansung maupun melalui anak perusahaan.

Pada awalnya di kenal sebagai sebuah badan usaha swasta penyedia

layanan pos dan telegram atau dengan nama “JAWATAN”. Pada tahun 1961

Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN

Postel),PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos &

Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Dan pada

tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum

Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional

maupun internasional. Pada tanggal 14 November 1995 di resmikan PT.

Telekomunikasi Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi terbesar di

Indonesia.

3.2 Paparan Data

Budaya Perusahaan

Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya Perusahaan yang

terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk

mencapai keunggulan kinerja Perusahaan, menjalankan kepatuhan, menjalankan

bisnis yang beretika dan dimilikinya kesadaran perusahaan dan karyawan yang

peka akan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sebagai wujud warga negara

yang baik. Lebih dari itu sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan

tuntutan dan perubahan bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar Telkom terus

maju, dicintai pelanggannya, kompetitif di industrinya dan dapat

7

Page 8: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan transformasi budaya

baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.

Nilai-Nilai Perusahaan

Budaya Perusahaan The Telkom Way memiliki lima nilai Perusahaan

yaitu:Commitment to long-term, Customer first, Caring meritocracy, Co-creation

of win-win partnership, dan Collaborative innovation yang selanjutnya kami sebut

dengan istilah 5C.

C yang pertama adalah Commitment to Long Term, yaitu melakukan

sesuatu tidak hanya untuk masa kini, namun juga untuk masa mendatang. Tiga

perilaku kunci dari Commitment to Long Term adalah:

Target yang stretch (tidak hanya dirasakan pada jangka pendek tetapi juga

jangka panjang)

Hasil yang berkelanjutan

Terus bertransformasi   

C yang kedua adalah Customer First, yang berarti selalu mengutamakan

pelanggan terlebih dahulu, baik untuk pelanggan internal maupun eksternal.

Perilaku kuncinya:

membangun hubungan baik

proaktif memenuhi kebutuhan pelanggan

pelayanan lebih baik dari ekspektasi 

C yang ketiga, Caring Meritocracy, yakni memberikan rewards dan

consequences yang sesuai dengan kinerja dan perilaku yang bersangkutan. Tiga

perilaku kuncinya adalah

Mencari feedback individual

Mengembangkan orang lain

Rewards/consequences sesuai kinerja 

C yang keempat adalah Co-Creation of Win-win Partnership, yaitu

memperlakukan mitra bisnis sebagai rekanan yang setara. Perilaku kuncinya

adalah 

Proaktif menangkap peluang kemitraan 

Kreatif bernegosiasi 

8

Page 9: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

Aktif mencari feedback dan mengelola kinerja mitra 

C yang terakhir, yaitu Collaborative Innovation  yang berarti 

menghilangkan internal silos  dan terbuka terhadap ide-ide dari luar. Perilaku

kunci:

Membagi sumber daya 

Mencari sumber daya dari pihak lain 

Mempengaruhi lingkungan eksternal

Telkom juga mengembangkan kebijakan etika bisnis yang komprehensif

yang mendorong karyawan untuk memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip

transparansi, kemandirian, akuntabilitas, tanggung jawab dan

kewajaran dalam aktivitas rutinnya.

Penguatan Budaya The Telkom Way dan Etika Bisnis untuk Ruang Lingkup

Telkom Group

Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting

bagi Telkom untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai Perusahaan

(corporate value), mendorong pengelolaan Perusahaan yang profesional,

transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga dapat

memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris,

mitra bisnis, serta pemangku kepentingan.

Kode Etik

Perusahaan meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang

beretika, yaitu bisnis yang berkinerja unggul dan berkesinambungan yang

dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan

peraturan yang berlaku. Sesuai dengan Keputusan Direksi No.KD.05/2005,

Telkom telah memiliki perangkat Etika Bisnis Telkom, yang merupakan standar

perilaku Perusahaan maupun perilaku karyawannya dalam berhubungan dengan

pelanggan, pemasok, kontraktor, sesama karyawan dan pihak-pihak lain yang

mempunyai hubungan dengan Perusahaan.

9

Page 10: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

Sesuai ketentuan Sarbanes Oxley Act (“SOA”) 2002 seksi 406, Telkom

menjalankan kode etik yang berlaku bagi seluruh level organisasi, yaitu Dewan

Komisaris, Direksi dan pejabat kunci lainnya serta seluruh karyawan yang dapat

dilihat pada website Telkom  http://www.telkom.co.id/investor-relations/tata-

kelola-perusahaan/kode-etik  dan setiap perubahan dan pengesampingan terhadap

kode etik diinformasikan melalui website tersebut.

Telkom menyadari bahwa keberhasilan Perseroan sangat didukung oleh

terbentuknya nilai-nilai inti dan budaya Perusahaan serta mampu menerapkan

GCG, untuk mewujudkan praktek bisnis yang beretika di Telkom dan anak

perusahaan, maka ditetapkan kebijakan penerapan GCG Telkom Group

(PD.602.00/r.00/HK000/COP- D0030000/2011) yang di dalamnya memuat upaya

penguatan budaya dan etika bisnis di dalam Telkom Group. Berikut ini

merupakan komitmen kode etik PT.Telkom dalam mengelola Telkom Group :

1. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group berusaha untuk menjadi

perusahaan yang jujur dan menjadi panutan dengan cara menjalankan

bisnis yang sehat, kuat dan adil yang digerakkan oleh tata nilai yang

terpuji serta taat kepada hukum dan menghormati semua pemangku

kepentingan.

2. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group wajib menjalankan atau

mengelola bisnis perusahaan dengan memperhatikan prinsip etika bisnis

dan perundang-undangan yang berlaku.

3. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group melaksanakan prinsip-

prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan peduli kepada masyarakat,

budaya dan lingkungan hidup.

4. Tindakan melawan hukum dan melanggar etika adalah tindakan yang

dilarang, meskipun untuk alasan bisnis atau karena tekanan dari pihak

manapun.

5. Perusahaan melindungi setiap pelapor yang memberikan informasi terkait

dengan pelanggaran legal, kejadian tidak etis atau tindakan lain yang

melangar prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

10

Page 11: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

PT.Telkom telah menetapkan kode etik karyawan Telkom Group bahwa

setiap karyawan Telkom Group senantiasa :

1. Menjunjung tinggi kejujuran dan kewajaran dalam bertindak dan

menjalankan tugas.

2. Mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi,

kelompok atau golongan.

3. Menghormati hak individual dan keragaman sebagai sumber kekuatan

Telkom Group.

4. Menjunjung tinggi budaya perusahaan.

5. Menjaga keamanan aset dan melindungi kerahasiaan informasi

perusahaan.

6. Memberikan kualitas produk dan layanan terbaik kepada pelanggan.

7. Senantiasa mengejar laba dan pertumbuhan usaha dengan tetap

mematuhi ketentuan hukum dan etika bisnis.

8. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dijalankan.

9. Menjaga dan meningkatkan reputasi Telkom Group.

10. Peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.

Sosialisasi merupakan tahapan penting dalam penerapan etika bisnis, oleh

sebab itu etika bisnis Telkom diterapkan mengacu pada kebijakan perusahaan

KD.05/2005 dan KD.43/2006. Dalam sosialisasi dan penerapannya, PT.Telkom

selalu mengingatkan karyawan mengenai tata nilai dan etika bisnis melalui survei

kepada seluruh karyawan yang di dalamnya memuat kuesioner dan studi kasus

terkait pemahaman GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko,

pengendalian internal (SOA), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola

TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan

praktek tata kelola perusahaan. Survei dilakukan secara online melalui media

portal atau intranet perusahaan dan diakhiri dengan pernyataan kesediaan

karyawan menjalankan etika bisnis perusahaan.

11

Page 12: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Proses Penanaman Etika Bisnis Pada Budaya PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk

Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya perusahaan yang

terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk

mencapai keunggulan kinerja perusahaan (be profitable), menjalankan kepatuhan

(obey the law), menjalankan bisnis yang beretika (be ethical) dan dimilikinya

kesadaran perusahaan dan karyawan yang peka akan tanggung jawab sosial

kepada masyarakat sebagai wujud menjadi warga negara yang baik. Lebih dari itu,

sistem dan budaya dibangun untuk mewujudkan cita-cita agar Telkom terus maju,

dicintai pelanggannya, kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model

perusahaan sejenis.

Sistem dan budaya seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan,

budaya perusahaan akan terbentuk karena adanya sistem yang dijalankan secara

konsisten atau sebaliknya, sistem tersebut tidak akan memiliki makna tanpa

disertai nilai-nilai moral yang yang mendasari perilaku karyawan dalam bekerja.

Tradisi membangun sistem dan budaya dapat kita temukan di setiap era

kepemimpinan Telkom. Dalam penerapannya, budaya perusahaan terus

dikembangkan agar sesuai dengan tuntutan dan perubahan lingkungan bisnis yang

terjadi, di mana sejak tahun 2009 telah dilakukan transformasi menuju budaya

baru perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.

Nilai-nilai perusahaan (atau kadang disebut juga budaya) dapat menjadi

salah satu ukuran penilaian bagi karyawan dalam berperilaku di perusahaan. Oleh

karenanya, menjadi penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa para

karyawannya memahami dan mengamalkan nilai-nilai/budaya perusahaan.

Budaya perusahaan the telkom way memiliki lima nilai-nilai perusahaan

yaitu, commitment to long term, customer first, caring-meritocracy, co-

creation of win-win partnership, dan collaborative innovation yang selanjutnya

disebut dengan istilah 5C.

12

Page 13: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. secara konsisten menerapkan tata

kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).  Hal ini dibuktikan

dengan berbagai bentuk pengelolaan yang telah disesuaikan dengan standar dan

prosedur yang diatur di dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance

(GCG).  Selain itu, PT. Telkom secara konsisten mempublikasikan segenap

infomasi secara terbuka pada website : http://www.telkom.co.id.

Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering diwujudkan dalam

bentuk “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini

barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasikan 

nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis  bersama-sama corporate-culture 

atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan

untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam

melakukan kegiatan bisnis.

Etika Bisnis TELKOM terdiri dari beberapa ketentuan yang menetapkan

setiap karyawan untuk menjaga sikap professional, jujur, adil dan konsisten sesuai

praktik bisnis dengan seluruh stakeholder (pelanggan, mitra bisnis, pemegang

saham, kompetitor serta masyarakat). Etika Bisnis TELKOM juga menekankan

komitmen untuk mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Sebagai badan

usaha milik negara dalam bisnis informasi dan komunikasi di Indonesia,

TELKOM harus menjaga hubungan yang transparan dan konstruktif dengan

pemerintah sebagai pengatur dan pemegang saham mayoritas Perusahaan. Hal ini

penting dalam upaya menghindari konflik kepentingan dan untuk melindungi

pemegang saham minoritas.

Sejak Budaya Kerja pertama kali diperkenalkan pada tahun 2002 lalu, PT.

Telkom telah mengalami perubahan nilai-nilai strategis. Hingga kini PT Telkom

Tbk menggunakan 1-3-5 sebagai Budaya Kerja yang harus disepakati semua

karyawannya.

Pola 1-3-5 itu sendiri berarti; 1 (satu) asumsi dasar, 3 (tiga) nilai inti yang

mencakup Customer Value, Excellent Service, Competent People. Sedangkan 5

(lima) merupakan langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang terdiri

atas Stretch The Goals, Simplify, Involve Everyone, Quality is My Job, Reward

the Winners.

13

Page 14: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

The Telkom Way 135 merupakan hasil penggalian dari perjalanan PT

Telkom Tbk dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah, dikristalisasi serta

dirumuskan oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan

dari luar. PT Telkom berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135,

maka akan tercipta pengendalian kultural yang efektif terhadap cara rasa, cara

memandang, cara berpikir, dan cara berperilaku.

Perubahan-perubahan itu memang memberikan hasil yang signifikan

terhadap produktivitas dan kinerja. Banyak dampaknya terhadap perusahaan. Jika

kinerja terus meningkat, maka produktivitas pegawai juga meningkat dan

semangat kerja mereka meningkat dengan adanya budaya itu. Faktanya, sejak

diberlakukan pola 1-3-5 ini, produktivitas pegawai juga terus meningkat,

berbuntut pada meningkatnya performansi  perusahaan.

Menjadi tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat luas

untuk terlibat dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui

program-program sosial yang bermanfaat bagi karyawan internal maupun

lingkungan eksternal.

4.2 Indikator Kesuksesan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam

melakukan internalisasi etika bisnis pada budaya perusahaan

Sesuai dengan apa yang tertera pada visi dan misi PT Telekomunikasi

Indonesia :

Visi

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication,

Information, Media, Edutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional.

Misi

Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang

kompetitif.

Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

Disini kita dapat melihat bahwa tujuan utama PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk adalah mampu menjadi perusahaan yang mampu dipercaya konsumen

sebagai perusahaan yang profesional di bidang teknologi komunikasi.

14

Page 15: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

Di ajang Asia Pacific ICT Award 2013 yang digelar Frost & Sullivan, PT

Telkom meraih salah satu dari empat kategori paling bergengsi Best of The Best,

yakni The Best Service Provider of The Year, sementara PT Telekomunikasi

Seluler (Telkomsel) memperoleh penghargaan The Best Company in Wireless

Service. Prestasi ini bukan hal yang aneh sebab selama ini PT Telkom telah

berupaya keras mewujudkan visi perusahaan yang ingin menjadi korporasi unggul

dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment

dan Services (TIMES) di kawasan regional.

Penghargaan ini merupakan bukti pencapaian kinerja dan terobosan Telkom

Group yang luar biasa dalam industri dan layanan ICT (information and

communications technology) ,” ujar Direktur Innovation and Strategic Portfolio

Telkom Indra Utoyo, seusai menerima penghargaan tersebut di Singapura, Rabu,

(17/7). Indra menambahkan, pencapaian ini juga menunjukkan pengakuan

internasional terhadap komitmen Telkom Group dalam memberikan layanan yang

terpercaya bagi masyarakat Indonesia.

Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga mengatakan, keberhasilan

Telkomsel meraih penghargaan The Best Company in Wireless Service

merupakan hadiah istimewa bagi Telkomsel yang tahun ini genap berusia 18

tahun. ”Hal ini juga adalah buah kerja keras dari seluruh karyawan Telkomsel,

serta dukungan dari para mitra dan 125 juta pelanggan Telkomsel,” tambah Alex.

Ke depan, PT Telkom akan tetap membaktikan diri untuk melayani keinginan

masyarakat dalam negeri

Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mengembangkan inovasi

produk-produk yang diciptakannya. Hal ini juga mutlak dilakukan guna

menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Jika pengembangan

inovasi tidak dilakukan maka PT Telkom akan tertinggal menghadapi persaingan

global. ”PT Telkom menyadari hanya melalui inovasi, perusahaan dapat

berkembang.

Meminjam ungkapan ‘Innovate or Die’, perusahaan harus menjawab

tantangan dan hambatan tersebut dengan inovasi,” kata Direktur Utama PT

Telkom Arief Yahya, 27/6. Arief menambahkan, upaya untuk terus berinovasi

dalam hal produk, program, maupun aktivitas lainnya harus menjadi budaya

15

Page 16: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

semua perusahaan. Apabila hal itu tidak dilakukan maka sebuah korporasi akan

berjalan stagnan. ”Budaya untuk terus-menerus melakukan inovasi haruslah

masuk dan menjadi ‘aliran darah dalam setiap aktivitas PT Telkom,” ungkap

Arief.

Dari prestasi yang telah dicapai dapat terlihat bahwa proses internalisasi

etika bisnis pada budaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah terinjeksikan

dengan baik. Salah satu tolak ukurnya adalah dengan banyaknya prestasi yang

mampu dicapai oleh perusahaan, sehingga disini kita dapat mengetahui bahwa

setiap karyawan yang ada mampu mengemban amanah dan melaksnakannya

dengan total demi tercapainya sebuah prestasi yang maksimal dan selain itu

karyawan yang ada memiliki sifat loyalitas yang tinggi sehingga apapun yang

akan dikerjakan seutuhnya semata-mata hanya untuk kebaikan perusahaan yang

dirasa merupakan bagian dari dirinya.

16

Page 17: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya perusahaan yang

terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk

mencapai keunggulan kinerja perusahaan (be profitable), menjalankan

kepatuhan (obey the law), menjalankan bisnis yang beretika (be ethical) dan

dimilikinya kesadaran perusahaan dan karyawan yang peka akan tanggung

jawab sosial kepada masyarakat. Artinya dengan menerap kan ini, Telkom

mampu mencitrakan diri sebagai perusahaan yang di memiliki etika bisnis

yang mampu menuntun jalannya organisasi yang diembannya dengan baik

tanpa melenceng dari norma yang ada serta mampu total dalam melayani

publik. Selain itu etika bisnis TELKOM terdiri dari beberapa ketentuan yang

menetapkan setiap karyawan untuk menjaga sikap professional, jujur, adil dan

konsisten sesuai praktik bisnis dengan seluruh stakeholder (pelanggan, mitra

bisnis, pemegang saham, kompetitor serta masyarakat). Ini merupakan cara

Telkom menginjeksikan etika dalam berbisnis sehingga karyawan yang ada

melakukan pekerjaannya tanpa melenceng dari moral bisnis yang ada.

Budaya perusahaan the telkom way memiliki lima nilai-nilai perusahaan

yaitu, commitment to long term, customer first, caring-meritocracy, co-

creation of win-win partnership, dan collaborative innovation yang

selanjutnya disebut dengan istilah 5C.

Dari prestasi yang telah dicapai dapat terlihat bahwa proses internalisasi etika

bisnis pada budaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah terinjeksikan

dengan baik. Salah satu tolak ukurnya adalah dengan banyaknya prestasi yang

mampu dicapai oleh perusahaan

5.2 Saran

Menurut kelompok kami apa yang di terapkan oleh pihak telkom sudah

sangat bagus, namun yang perlu di perhatikan adalah kontrol penerapan dan

17

Page 18: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

evaluasi terhadap penerapan aturan ini karena seperti yang kita tahu atau bahkan

biasa dialami sebagian dari kita jika peraturan hanya akan menjadi buah manis

atau pelengkap saja, jika sudah masuk orang-orang baru atau jika ketegasan dari

aturan itu sudah melemah.

18

Page 19: Internalisasi Etika Bisnis Kelompok 1

DAFTAR RUJUKAN

Arijanto, A. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada

Novan. 2012. Telkom 5C Value. (online),

(http://masnovanjogja.blogspot.com/2012/01/telkom-5c-value.html),

diakses 18 Oktober 2013

Pratikto, H. 2010. Etika Bisnis dan Profesi. Malang

Saputro, P. 2010. Sejarah PT.Telekomunikasi, Indonesia, Tbk. (PT.Telkom).

(online), (http://putrajatim.blogspot.com/2010/07/sejarah-pt-

telekomunikasi-indonesia-tbk.html), diakses 18 Oktober 2013

TelkomIndonesia. 2011. Evaluasi GCG. (online),

(http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0920_evaluasi.html), diakses

18 Oktober 2013)

TelkomIndonesia. 2013. Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan. (online),

(http://www.telkom.co.id/investor-relations/tata-kelola-perusahaan/etika-

bisnis-dan-budaya-perusahaan), diakses 18 oktober 2013

TelkomIndonesia. 2013. Struktur Tata Kelola Perusahaan. (online),

(http://www.telkom.co.id/investor-relations/tata-kelola-perusahaan/

struktur-tata-kelola-perusahaan), diakses 18 Oktober 2013

Wikipedia. 2013. Etika Bisnis. (online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis),

diakses 18 oktober 2013.

KoranSindo. 2013. PT. Telekomunikasi-Indonesia (Persero) Tbk.-Terus Torehkan

Prestasi. (online),(http://www.koran-sindo.com/node/318530), diakses 1

November 2013

19