pembenaran bab iii -...

25
BAB III DISKRIPSI KIDUNG RUMEKSA ING WENGI Dalam pembahasan “Kidung Rumeksa Ing Wengi”, pasti tidak terlepas dari sebuah sejarah, dimana sejarah itu tentu berkaitan dengan proses Islamisasi di tanah Jawa, karena kidung tersebut sebagai salah satu media dakwah ketika itu dan juga sebagai doa mistis. Keberhasilan peng Islam an penduduk Jawa adalah berkat kerja keras para mubaligh yang tangguh. Mereka adalah para wali yang terhimpun dalam suatu lembaga dakwah yang terkenal yaitu Wali Sanga. Proses peng Islam an pada masa itu terjadi secara damai karena metode yang digunakan oleh para wali dalam berdakwah menggunakan metode yang akomodatif dan fleksibel, artinya dengan menggunakan unsur-unsur budaya lama (Hinduisme dan Buddhisme), namun secara tidak langsung memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam unsur-unsur lama tersebut. Mereka sangat tekun dan benar-benar memahami kondisi sosiokultural masyarakat Jawa. Sering metode ini disebut sebagi metode sinkretisasi. Sebagai contoh dari cara kerja metode ini antara lain dalam bidang ritual, pembakaran kemenyan yang semula menjadi sarana dalam penyembahan terhadap para dewa, namun metode ini tetap juga dipakai oleh Sunan Kalijaga (beliau adalah salah satu anggota Wali Sanga) dengan pemahaman sebatas sebagai pengharum ruangan ketika seorang muslim berdoa sehingga doa menjadi lebih khusyu’. Dalam bidang seni bangunan, pembangunan atap masjid yang terdiri atas tiga lapisan yang kemudian ditafsirkan sebagai simbolisme Iman, Islam, dan Ihsan adalah pengambil alihan makna dari tempat-tempat suci atau tempat ibadah agama Hindu. 1 Demikian pula untuk memahami nilai-nilai Islam. Para pendakwah Islam dahulu, memang lebih luwes dan halus dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat yang heterogen setting nilai budayanya. Seperti 1 Ridin Sofwan, “Dampak Metode Para Wali Mengislamkan Tanah Jawa”, dalam Ridin Sofwan dkk, Jurnal Jarlit Dewa Ruci, Nomor 3, 2000, hlm.2

Upload: tranliem

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

BAB III

DISKRIPSI KIDUNG RUMEKSA ING WENGI

Dalam pembahasan “Kidung Rumeksa Ing Wengi”, pasti tidak terlepas

dari sebuah sejarah, dimana sejarah itu tentu berkaitan dengan proses

Islamisasi di tanah Jawa, karena kidung tersebut sebagai salah satu media

dakwah ketika itu dan juga sebagai doa mistis. Keberhasilan peng Islam an

penduduk Jawa adalah berkat kerja keras para mubaligh yang tangguh.

Mereka adalah para wali yang terhimpun dalam suatu lembaga dakwah yang

terkenal yaitu Wali Sanga.

Proses peng Islam an pada masa itu terjadi secara damai karena metode

yang digunakan oleh para wali dalam berdakwah menggunakan metode yang

akomodatif dan fleksibel, artinya dengan menggunakan unsur-unsur budaya

lama (Hinduisme dan Buddhisme), namun secara tidak langsung memasukkan

nilai-nilai Islam ke dalam unsur-unsur lama tersebut. Mereka sangat tekun dan

benar-benar memahami kondisi sosiokultural masyarakat Jawa. Sering metode

ini disebut sebagi metode sinkretisasi. Sebagai contoh dari cara kerja metode

ini antara lain dalam bidang ritual, pembakaran kemenyan yang semula

menjadi sarana dalam penyembahan terhadap para dewa, namun metode ini

tetap juga dipakai oleh Sunan Kalijaga (beliau adalah salah satu anggota Wali

Sanga) dengan pemahaman sebatas sebagai pengharum ruangan ketika

seorang muslim berdoa sehingga doa menjadi lebih khusyu’. Dalam bidang

seni bangunan, pembangunan atap masjid yang terdiri atas tiga lapisan yang

kemudian ditafsirkan sebagai simbolisme Iman, Islam, dan Ihsan adalah

pengambil alihan makna dari tempat-tempat suci atau tempat ibadah agama

Hindu.1

Demikian pula untuk memahami nilai-nilai Islam. Para pendakwah

Islam dahulu, memang lebih luwes dan halus dalam menyampaikan ajaran

Islam kepada masyarakat yang heterogen setting nilai budayanya. Seperti

1Ridin Sofwan, “Dampak Metode Para Wali Mengislamkan Tanah Jawa”, dalam Ridin

Sofwan dkk, Jurnal Jarlit Dewa Ruci, Nomor 3, 2000, hlm.2

Page 2: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

33

halnya Wali Sanga, mereka dapat dengan lebih mudah memasukkan Islam

karena agama tersebut tidak dibawanya dalam bungkus Arab, namun dalam

racikan dan kemasan yang bercita rasa Jawa. Artinya masyarakat diberi

“bingkisan” yang dibungkus budaya Jawa namun isinya Islam.2 Dan masih

banyak lagi upaya mengambil unsur-unsur budaya lama dengan memasukkan

nilai-nilai Islam yang dalam hal ini nilai-nilai iman, misalnya seperti yang

dilakukan oleh Sunan Kalijaga dengan “Kidung Rumeksa Ing Wengi”.

Ridin Sofwan mengutip ungkapan Katsumiko Seino tentang cara-cara

yang digunakan oleh para wali dalam menghadapi budaya lama yaitu sebagai

berikut:

1. Menjaga, memelihara (keeping) upacara-upacara, tradisi-tradisi lama

contoh menerima upacara tingkeban, mitoni

2. Menambah (addition) upacara-upacara, tradisi-tradisi lama dengan tradisi

baru, contoh menambah perkawinan Jawa dengan akad nikah secara Islam.

3. Menginterpretasikan tradisi lama ke arah pengertian yang baru atau

menambah fungsi baru (modification) terhadap budaya lama, contoh

wayang di samping sebagai sarana hiburan juga sebagi sarana pendidikan.

4. Menurunkan tingkatan status atau kondisi sesuatu (devalution) dari budaya

lama ; contoh status dewa dalam wayang diturunkan derajatnya dan

diganti dengan Allah.

5. Mengganti (exchange) sebagian unsur lama dalam suatu tradisi dengan

unsur baru, contoh selamatan atau kenduren motifasinya diganti.

6. Mengganti secara keseluruhan (subtitution) tradisi lama dengan tradisi

baru, contoh sembahyang di kuil diganti sembahyang di masjid sehingga

tidak ada unsur pengaruh Hindu di masjid.

7. Menciptakan tradisi, upacara baru (creation of new ritual) dengan

menggunakan unsur lama, contoh menciptakan gamelan dan upacara

sekaten.

2Marwanto, Islam dan Demistifikasi Simbol Budaya, http://www.giocities.com/

Aegean/3922/opini.htm

Page 3: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

34

8. Menolak (negation) tradisi lama, contoh penghancuran patung-patung

Budha di candi-candi sebagai penolakan penyembahan patung.3

Menurut Siti Munawaroh Thowaf berkembangnya Islam di pulau Jawa

adalah berkat jasa para mubaligh dan para wali, dengan penampilan setrategis

mereka sebagai penguasa dan sekaligus sebagai tokoh agama, dan ada faktor yang

sangat mendukung dalam keberhasilannya diantaranya:

1. Berjiwa patriotisme, ikhlas dalam perjuangan dan pengorbanan

2. Kreatif, komunitif, menguasai sosial psikologis

3. Kharismatik / berwibawa

4. Memiliki etos kerja yang tinggi

5. Berdedikasi tinggi, memiliki kualitas ilmu, takwa dan amalnya

6. Pandangan sosiologis, umumnya mereka bangsawan yang dihormati pada

zamannya. Merupakan cikal bakal, perintis inti masyarakat baru di

zamannya.4

Salah satu wali yang sangat terkenal bagi orang Jawa adalah Sunan

Kalijaga. Ketenaran wali ini adalah karena ia seorang ulama’ yang sakti dan

cerdas. Ia juga seorang politikus yang “mengasuh” para raja beberapa

kerajaan Islam. Selain itu Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai budayawan

yang santun dan seniman wayang yang hebat. Di antara Dewan Wali, Sunan

Kalijaga merupakan wali yang populer di mata orang Jawa. Bahkan sebagian

orang Jawa menganggap guru agung dan suci di tanah Jawa.5

Beliau sangat pandai bergaul di segala lapisan masyarakat dan di

segala tingkatan, ujer-ujer dan toleransinya sangat tinggi. Maka beliau sangat

terkenal dan populer pada masa hidupnya, terkenal di kalangan kaum ningrat,

kaum priyayi, kaum sarjana dan dikalangan rakyat jelata sekalipun. Di dalam

peranannya sebagai seorang mubaligh pari purna tersebut, Sunan Kalijaga

3Op. Cit., hlm. 4 4Hj. Siti Munawaroh Thowaf, Aspek Theologi Islam Dalam Pewayangan, Siti

Munawaroh Thowaf, dkk., Jurnal Theologia, Nomor 15, 1992, hlm. 22-23 5Dr. Purwadi, Sejarah Sunan Kalijaga Sintesis Ajaran Wali Sanga Vs Syeh Siti Jenar,

Persada, Yogyakarta, 2003, hlm. 150

Page 4: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

35

sangat berjasa bagi perkembangan agama Islam dan perkembangan

kebudayaan bangsa Indonesia, terutama kebudayaan daerah.6

Kemampuan dalam melakukan asimilasi, adaptasi dan akulturasi budaya

Jawa dengan Islam, membawa eksis yang positif dalam tugasnya sebagai seorang

mubaligh yang tanpa menggunakan kekerasan sama sekali. Sehingga wajah Islam

yang ditempelkan tidak terkesan sangar dan galak sehingga memudahkan

masyarakat untuk hijrah dari agama terdahulu (dinamisme, animisme, Hindu dan

Budha) ke agama Islam karena peran Sunan Kalijaga yang telah dibantu oleh para

Wali Sanga di tanah Jawa.

Sunan Kalijaga adalah profil tokoh agama yang sekaligus budayawan yang

kreatif, hampir seluruh hidupnya dipenuhi perjuangan untuk kepentingan umat.

Salah satu usahanya dibidang kebudayaan adalah pelestarian wayang kulit,

kerawitan, sastra Jawa dan adat tradisi. Bahkan tanpa terasa dengan wayang kulit,

gending sekaten dan lagu Ilir-Ilir dapat dijadikan sebagai sarana dakwah

penyebaran agama Islam. Sebabnya tidak lain karena Sunan Kalijaga mampu

mengolah dan memberi bumbu penarik bagi masa yang dihadapinya.7

Di samping wayang kulit, gending sekaten dan lagu ilir-ilir, tokoh

legendaris tersebut sering memanfaatkan kesenian Jawa sebagai metode dakwah

Islam. Misalkan, jika umumnya kedatangan bulan Ramadhan disambut dengan

Marhaban Ya Ramadlan, beliau memanfaatkan lagu Dolanan Jawa yang telah

populer di masyarakat, judulnya yaitu “E, Dhayohe Teka”. Sunan Kalijaga juga

mengajarkan asal-usul kejadian manusia melalui syair Jawa berjudul Cublak –

Cublak Suweng.8 Dan beliau juga menciptakan kidung wingit yang berfungsi

sebagai tolak balak dari berbagai malapetaka dan makhluk halus. Kidung ini

diberi nama Kidung Rumeksa Ing Wengi, dan ini yang akan penulis bahas lebih

mendalam dalam penulisan skripsi ini.

6Umar Hasyim, Sunan Kalijaga, Menara Kudus, Kudus, tt, hlm. Pendahuluan 7Imam Anom, Suluk Linglung Sunan Kalijaga, Balai Pustaka, Jakarta, 1984, hlm. ix 8Suwardi Endraswara, Mistik Kejawen Sinkretisme, Simbolisme dan Sufisme Dalam Budaya

Spiritual Jawa, Narasi, Yogyakarta, 2003, hlm. 102-103

Page 5: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

36

A. Asal Usul Kidung Rumeksa Ing Wengi

1. Pengertian Kidung Rumeksa Ing Wengi

Sebelum membahas secara menyeluruh tentang Kidung

Rumeksa Ing Wengi secara khusus, maka perlu diuraikan terlebih

dahulu pengertian Kidung Rumeksa Ing Wengi itu sendiri, hal ini

dilakukan untuk mempermudah pembahasan tahap berikutnya.

Kidung dalam Ensiklopedi Indonesia diartikan sebagai karya

sastra rakyat atau puisi dalam bahasa Jawa tengahan, berupa cerita

romantikal seperti cerita pelipur lara. Berbentuk tembang yang dapat

dinyanyikan. Salah satu kidung yang terkenal adalah kidung Bali, yaitu

nyannyian berbahasa Bali tengahan (kawi Bali), kidung ini sering

dinyanyikan pada upacara Panca Yadnya. Antara lain dikenal sebagai

kidung Wargasari, Tantri, Nalat, Alis Alis Ijo, Bramara Sangupati.

Kidung-kidung tersebut biasanya digubah di Bali, menceritakan zaman

sesudah Majapahit.9

Sedangkan arti “rumeksa” adalah menjaga atau merawat,10

“ing” merupakan kata tunjuk yang berarti di dan kata “wengi” berarti

waktu mulai senja sampai terbit matahari atau malam hari.11

Jadi Kidung Rumeksa Ing Wengi apabila diartikan secara

terminologi adalah sebuah karya sastra atau puisi berbahasa Jawa

tengahan yang berbentuk tembang dan dapat dinyanyikan yang

berguna untuk menjaga atau merawat sesuatu di malam hari. Kidung

ini adalah kidung wingit (keramat), atau mantra / doa yang disusun

dengan berbahasa Jawa sebagai doa perlindungan, penyembuhan.

2. Masa Penulisan Kidung Rumeksa Ing Wengi

Sunan Kalijaga mempunyai nama kecil Raden Sahid. Kapan

tepatnya kelahiran Raden Sahid menyimpan misteri. Ia diperkirakan

lahir pada tahun 1455-an, dihitung dari pernikahan Raden Sahid

9 Ajip Rosidi, Ensiklopedi Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta, tt, hlm. 1776 10S.A. Mangunsuwita, Kamus Bahasa Jawa, Yrama Widya, Bandung, 2002, hlm. 219 11Ibid, hlm. 300

Page 6: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

37

dengan Putri Sunan Ampel. Ketika itu Raden Sahid diperkirakan

berusia 20-an tahun. Sunan Ampel yang diyakini lahir pada tahun 1401

ketika menikahkan putrinya dengan Raden Sahid berusia 50-an

tahun.12

Begitu juga dengan penciptaan Kidung Rumeksa Ing Wengi

menyimpan misteri yang sangat dalam sekali, kapan sebenarnya

kidung ini ditulis. Usaha dalam penelusuran tentang karya sastra ini

ditulis sudah sejauh mencari dan meneliti buku-buku literer yang

membahas tentang Sunan Kalijaga sampai penulis datang dan

wawancara dengan bapak Raden Muhammad Sudiyoko (78 tahun)

yang merupakan sesepuh ahli waris Sunan Kalijaga itupun tidak

mengerti secara pasti kapan karya sastra itu ditulis. Yang jelas di sini

bahwa Kidung Rumeksa Ing Wengi diciptakan setelah Raden Sahid

menjadi seorang wali.

3. Penulis Kidung Rumeksa Ing Wengi

Ada banyak tokoh / tulisan13 yang mengatakan bahwa Kidung

tersebut diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang mempunyai nama asli

Raden Sahid, beliau adalah putra Adipati Tuban yaitu Tumenggung

Wilatikta / Raden Sahur. Raden Sahur adalah keturunan Ranggalawe

yang beragama Hindu. Sunan Kalijaga diperkenalkan Islam oleh guru

agama Kadipaten Tuban sejak kecil.

12Dr. Purwadi, op. cit., hlm. 150 13Achmad Chodjim, Mistik dan Ma’rifat Sunan Kalijaga, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta,

2003,hlm.32-52. Lihat,R.Wiryopanitra, Serat Kidungan Kawedar, DEPDIKBUD,Jakarta:1979,hlm.7. Hasil wawancara dengan Raden Muhammad Sudiyoko (79) tahun, ahli waris Sunan

Kalijaga, Kadilangu, Demak Kidung Sunan Kalijaga http://www.minggupagi.com/article.php?sid=1360. Kidung Dandang Gula, Tolak Balak, Jum’at,8 Agustus 2003 14:42.

http://www.astaga.com/komentar/index.p hp?act=view&id=71906&cat-403&start, M. Heriwijaya, Islam Kejawen: Sejarah, Anyaman Mistik dan Simbolisme Jawa,

(Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2004), hlm. 44, Kangdjeng Susuhunan Kalidjaga, Kidungan Pepak Djangkep, (Sala: S. Muliya t.th), hlm.

3-4

Page 7: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

38

Beliau dikenal sebagai mubaligh / da’i keliling, ulama besar,

seorang wali yang memiliki karisma tersendiri di antara wali yang lain,

paling terkenal di berbagai lapisan masyarakat apalagi kalangan

bawah. Ia di sebagian tempat juga dikenal bernama Syeh Malaya. Ia

dapat dikatakan ahli budaya, misalnya: pengenalan agama secara luwes

tanpa menghilangkan adat istiadat / kesenian daerah (adat lama yang

diberi warna Islami), menciptakan baju Taqwa (lalu disempurnakan

oleh Sultan Agung dengan destar nyamping dan keris serta rangkaian

lainnya), menciptakan Tembang Dandanggula dan Dandanggula

Semarangan.14

Kidung Rumeksa Ing Wengi ditulis oleh Sunan Kalijaga untuk

menjembatani hal-hal yang bersifat supranatural. Karena pada tahun-

tahun awal perkembangan Islam di Jawa bersifat sangat mistis yang

pada dasarnya kepercayaan pra Islam memandang tinggi animisme dan

dinamisme. Kenyataan yang terjadi pada penyebaran Islam pada waktu

itu banyak berbenturan pada orang-orang yang tidak kompromi dengan

diplomasi sehingga menyerang balik apa-apa yang telah diajarkan oleh

Sunan Kalijaga (ajaran Islam) yaitu dengan Black Magic. Sehingga

beliau menulis kidung wingit yang diberi nama Kidung Rumeksa Ing

Wengi yang di dalamnya memuat berbagai macam mantra untuk

menolak balak di malam hari, seperti teluh, tenung, santet dan lain

sebagainya.

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari

seratus tahun karena dalam buku sejarah dipaparkan bahwa beliau

mengalami masa keruntuhan Kerajaan Majapahit (berakhir 1478),

Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga

kerajaan Pajang yang lahir pada tahun 1546 serta awal kerajan

Mataram di bawah pimpinan panembahan senopati.15

14Sunan Kalijaga, http//:www.jawapalace.org/sunankalijogo.html 15Ibid.

Page 8: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

39

4. Tujuan Penulisan Kidung Rumeksa Ing Wengi

Sunan Kalijaga merupakan seorang ulama’ dan guru spiritual.

Salah satu ajaran Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa pada waktu itu

adalah Kidung Rumeksa Ing Wengi. Kidung ini merupakan sarana

dakwah dalam bentuk tembang yang populer dan menjadi “kidung

wingit” karena dipercaya membawa tuah seperti mantra sakti. Dakwah

itu dirangkai menjadi sebuah tembang bermetrum Dhandanggula berisi

sembilan bait dan seolah-olah sampai saat ini abadi. Orang-orang

pedesaan masih banyak yang hapal dan mengamalkan syair kidung ini.

Sebagai sarana dakwah kepada anak cucu, nasehat dalam bentuk

tembang lebih langgeng dan awet dalam ingatan. Sepeninggal Sunan

Kalijaga, kidung ini menjadi milik rakyat, siapapun yang membaca dan

mengamalkan sebagai doa.16

Karena kidung ini merupakan doa, dan dalam berdoa seseorang

harus yakin apa bahasa yang digunakan itu (paham yang diucapkan),

tentu saja disertai keyakinan yang tinggi, serta mengerti makna doa

yang digunakan. Maka di sinilah Sunan Kalijaga menciptakan doa

mantra yang berbahasa Jawa. Karena dengan doa berbahasa Jawa akan

mudah dihayati dan diyakini bila bahasanya dimengerti.17

Selain itu juga untuk mengantisipasi menghadapi jaman edan

yang begitu menyengsarakan sendi-sendi kehidupan rakyat, hidup serba

tidak menentu, semuanya serba sulit menentukan sikap, serta tidak ada

fundamen keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang benar dan

kokoh.18

B. Pokok Pokok Isi Kidung Rumeksa Ing Wengi

Kidung Rumeksa Ing Wengi mempunyai 45 bait tembang yang

bermetrum dandhanggula, tapi menurut Achmad Chodjim menerangkan

bahwa kidung yang sering dilantunkan oleh orang Jawa adalah bait

16Dr. Purwadi, loc, cit, hlm. 191-192 17Achmad Chodjim, Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 16 18http://www.jawapalace.org/kidungpurwajati.html

Page 9: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

40

pertama sampai ke bait kelima.19 Berbeda lagi dengan Dr. Purwadi yang

mengatakan bahwa bait kidung yang biasa dilantunkan oleh orang Jawa

adalah bait pertama sampai pada bait ke delapan.20 Sedangkan menurut

penelitian penulis sendiri bahwa yang di dalam makna Kidung Rumeksa

Ing Wengi itu tidak berhenti pada bait ke lima atau kedelapan saja

melainkan sampai pada bait ke sembilan karena pada bait kesepuluh

awalan baitnya dimulai dengan “Ana kidung reke Ki Hartati” yang berarti

bahwa “Ada lagu Pujian yang bernama Ki Hartati”. Adapun lirik kidung

tersebut adalah sebagai berikut:

Ono kidung rumeksa ing wengi teguh hayu luputa ing lara luputa bilahi kabeh jim setan datan purun paneluhan tan ana wani miwah panggawe ala gunaning wong luput geni atemahan tirta maling adoh tan ana ngarah mring mami guna duduk pan sirna Sekehing lara pan samya bali sekeh ngama pan sami miruda welas asih pandulune sekehing braja luput kadi kapuk tibaning wesi sekehing wisa tawa sato galak tutut kayu aeng lemah sangar songing landak guwaning mong lemah miring myang pakiponing merak Pagupakaning warak sakalir nadyan arca myang segara asat temahan rahayu kabeh apan sariro ayu ingideran kang widadari reneksa malaikat sekatahing rarasul

19Achmad Chodjim, op. cit., hlm. 32 - 34 20Dr. Purwadi, loc, cit, hlm. 250 - 253

Page 10: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

41

pan dadi sarira tunggal ati Adam utekku baginda Esis pangucapku ya Musa Napasku Nabi Isa linuwih Nabi Yakub pamyarsaningwang Yusuf ing rupaku mangke Nabi Daud swaraku Jeng Sulaiman kasekten mami Nabi Ibrahim nyawa Idris ing rambutku Baginda Ali kulitingwang Abu Bakar getih daging Umar singgih balung baginda Usman Sumsungingsun Fatimah linuwih Siti Aminah bajuning angga Ayub ing ususku mangke Nabi Nuh ing jejantung Nabi Yunus ing otot mami netraku ya Muhammad panduluku Rasul pinayungan Adam syara’ sampun pepak sekatahing para Nabi dadya sarira tunggal Wiji sawiji mulane dadi apan pencar saisining jagad kasamadan dening date kang maca kang angrungu kang anurat kang anyimpeni dadi ayuning badan kinarya sesembur yen winacakna ing toya kinarya dus rara tuwa gelis laki wong edan nuli waras Lamun ana wong kadendan kaki wong kabanda wong kabotan uatang yogya wacanen den age nalika tengah dalu ping sawelas macanen singgih luwar saking kabanda kang kadenda wurung aglis nuli sinahuran mring Hyang Sukma kang utang punika singgih

Page 11: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

42

kang angring nuli waras Lamun arsa tulus nandur pari puwasaa sawengi sadina iderana galengane wacanen kidung iki sekeh ngama sami abali yen sira lunga perang wateken ing sekul antuka tigang pukulan mungsuhira rep sarirep tan ana wani rahayu ing payudan Sing sapa reke bisa nglakoni amutiha lawan anawaa patang puluh dina bae lan tangi wektu subuh lan den sabar sukuring ati Insya Allah tinekan sukarsanireku tumrap sanak rakyatira saking sawabng ngelmu pangiket mami duk aneng Kalijaga21

Terjemahannya: Ada nyanyian yang menjaga di malam hari. Kukuh selamat

terbebas dari penyakit. Terbebas dari semua malapetaka. Jin setan jahat pun tidak ada yang berani. Juga berbuat jahat. Guna-guna pun tak ada yang berani. Api dan juga air. Pencuri pun jauh tak ada yang menuju padaku. Guna-guna sakti pun lenyap.

Semua penyakitpun bersama-sama kembali, Barbagai hama sama-sama habis, Dipandang dengan kasih sayang, Semua senjata lenyap, Seperti katuk jatuhnya besi, Semua racun menjadi hambar, Binatang buas jinak, Kayu ajaib dan tanah angker, Lubang landak rumah manusia tanah miring, Dan tempat merak berkipu.

Tempat tinggal semua badak, Walaupun arca dan lautan kering, Pada akhirnya semua selamat, Semuanya sejahtera, Dikelilingi bidadari, Dijaga oleh Malaikat, Semua rasul menyatu menjadi berbadan tunggal, Hati Adam, otakku Baginda Sis, Bibirku Musa

Napasku Nabi Isa as, Nabi Yakub mataku, Yusuf wajahku, Nabi Daud suaraku, Nabi Sulaiman kasaktianku, Nabi Ibrahim nyawaku, Idris di rambutku, Baginda Ali kulitku, Abu Bakar darah, daging Umar, balung baginda Usman.

21Kangdjeng Susuhunan Kalidjaga, Kidungan Pepak Djangkep, S. Muliya, Surakarta, t.th,

hlm. 3-4

Page 12: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

43

Sumsumku Fatimah yang mulia, Siti Aminah kekuatan badanku, Ayub dalam ususku, Nabi Nuh di jejantung, Nabi Yunusdi ototku, Mataku Nabi Muhammad, Wajahku Rasul, Dipayungi oleh syariat Adam, Sudah meliputi seluruh para Nabi, Menjadi satu dalam tubuhku.

Kejadian dari biji-biji yang satu, kemudian berpencar keseluruh dunia, terimbas oleh Dzat-Nya, yang membaca dan yang mendengarkan, yang menyalin dan yang menyimpannya, menjadi keselamatan badan, sebagai sarna pengusir, jika dibacakan dalam air, dipakai mandi perawan tua cepat bersuami. Orang gila cepat sembuh.

Jika ada orang didenda cucuku. Atau orang yang terbelenggu keberatan hutang. Maka bacalah dengan segera. Di malam hari. Bacalah dengan sungguh-sungguh sebelas kali. Maka tidak akan jadi didenda. Segera terbayarkan oleh Tuhan. Karena Tuhanlah yang menjadikannya berhutang. Yang sakit segera sembuh.

Jika ingin bagus menanam padi. Berpuasalah sehari semalam. Kelilingi pematangnya. Bacalah nyanyian itu. Semua hama kembali. Jika engkau pergi berperang. Bacakan kedalam nasi. Makanlah tiga suappan. Musuhmu tersihir tidak ada yang berani. Selamat di medan perang.

Siapa saja yang dapat melakukan puasa. Mutih dan minum air putih. Selama 40 hari. Dan bangun waktu subuh. Bersabar dan bersyukur di hati. Insya Allah tercapai semua cita-citamu. Dan semua sanak keluargamu. Dari daya kekuatan seperti yang mengikatku ketika di kalijaga.22

Kidung ini terdiri atas sembilan bait yang disertai laku dan fungsi

pragmatisnya secara spesifik. Dan dibagi atas dua bagian, bagian pertama,

terdiri lima bait yang wajib diamalkan setiap malam, kedua, terdiri empat

bait berupa petunjuk yang menyertai laku dan wajib dilaksanakan oleh

setiap orang yang mengamalkannya.23

Adapun makna dari kidung atau sabda suci yang dimaksudkan

untuk menjaga diri di malam hari. Karena malam hari merupakan

“sumber” berbagai macam kejahatan. Walaupun siang hari tidak jauh

beda, namun malam hari lebih banyak lagi, karena malam hari kejahatan

tidak dilakukan secara tidak terang-terangan. Pada bait pertama, berisi

ajaran tentang perlindungan dari dari berbagai kejahatan yang bisa

dilakukan di malam hari. Bukan hanya kejahatan dari hasil perbuatan jahat

orang atau pencuri, tetapi juga kejahatan ghaib seperti sihir, teluh, tuju,

22M. Heriwijaya, Islam Kejawen : Sejarah, Anyaman Mistik dan Simbolisme Jawa, Gelombang Pasang, Yogyakarta, 2004, hlm. 48-50

23Ibid, hlm. 45

Page 13: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

44

santet dan sebagainya. Dengan melafalkan kidung ini, berbagai kejahatan

malam tersebut akan menyingkir. Bukan diperangi, tetapi ditolak. Bukan

disingkirkan, tetapi kejahatan itu sendiri yang menyingkir.24

Bait yang kedua, dari daya pujian itu, segala penyakit yang akan

menimpa lalu kembali tidak jadi mengena, segala hama yang menjadikan

kesulitan hidup pun akan menjauh, semuanya itu hanya memiliki belas

kasih. Seandainya ada yang hendak menyerang dengan senjata, dengan

sendirinya akan luput, bila pun kena, ya tidak terasakan apa-apa, ibarat

kapuk yang jatuh di atas besi. Bila terkena racun akan tawar, jika bertemu

dengan hewan buas juga tidak mau memangsa malah sebaliknya binatang

tersebut akan jinak, dan apa bila melewati pepohonan angker dan tanah

yang gawat, juga akan tawar.

Adapun yang dimaksud dari kata; sarang landak rumahnya orang

miring dan tempat merak mendekam, itu sekedar simbol, menurut

pedoman ilmu artinya, menunjukkan asal kejadian manusia, dari pria dan

wanita (ayah dan ibu). R. Wiryapanitra menerangkan bahwa ayah

menurunkan benih kepada rahim ibu kemudian larutlah benih tersebut

dalam seperma, mani, madi, wadi di situlah Tuhan Yang Maha Kuasa

menciptakan makhluknya, tetapi benih tadi masih berada di dalam nukan,

berupa cahaya bening.25

Chodjim pun menjelaskan bait kedua. Yang dimaksudkan Hayyu

dalam bahasa Arab namun dibaca dengan lidah Jawa menjadi kayu, yang

mempunyai arti hidup. Benih yang hidup disebut pohon ajaib. Sedangkan

tanah sebagai tempat tumbuhnya benih dinamakan tanah angker atau tanah

keramat. Karena tanah itu hanya layak ditanami bila dalam kedaan suci

dan halal.26

24Achmad Chodjim, lok. cit, hlm. 37 25R. Wiryapanitra, Serat Kidungan Kawedhar, Effhar dan Dahara Prize, Semarang, 1995,

cet. I, hlm.9 26Achmad Codjim, op. cit., hlm. 50

Page 14: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

45

Kemudian makna dari bait ketiga, kata pagupakaning warak sekalir

yang memiliki arti bibit manusia itu dapat berwujud, karena berasal dari

berbagai daya, seperti titipan bapak dan ibu, titipan Allah dan anasir

delapan macam yaitu, surya, candra, kartika, swasana, sedangkan empat

anasir lainnya menjadi badan kasar atau wujud badaniah yang berupa, api,

angin, air dan tanah. Yen winaca ing segara asat adalah sebuah pribahasa

yang mempunyai arti, semua anasir itu hanya diambil intisarinya, ialah

dari daya kekuasaan dari Sang Sabda Kun (Allah) atau hanya dengan

disabdakan saja telah jadi. Temahan rahayu kabeh apan sarira ayu berarti

tiap-tiap anasir dijadikan sebagai alat kebutuhan hidup manusia yang

sempurna, kemudian dapat berwujud manusia ini. Angideran kang

widadari, keterangannya adalah setelah berwujud tubuh manusia, lalu

dimasuki lima macam mudah (isian rohani) nur, perasaan, roh, nafsu, dan

budi. Rineksa malaikat maksudnya adalah manusia itu juga dijaga

malaikat, malaikat yang menjaga yang berada di dalam tubuh , menurut

pedoman Ilmu pengetahuan agama ada empat orang jumlahnya. adapun

kedudukan mereka demikian, malaikat jibril berkedudukan pada kulit,

malaikat Mikail berkedudukan pada tulang, Isrofil bertempat pada urat

atau otot-otot , dan Izroil berkedudukan pada daging manusia.27

Dalam perbendaharaan Islam Jawa ada seorang Nabi yang tidak

banyak dikenal dalam dunia Islam umumnya, yaitu Nabi Sis. Beliau

diyakini sebagai anak Nabi Adam, yaitu anak nomor enam. Kata “sis”

berasal dari kata “sit” yang artinya enam. Karena itu Nabi Sis juga dikenal

Nabi Sitta. Di dalam berbagai literatur disebutkan bahwa istri Nabi Adam,

yang disebut Siti Hawa, setiap kali melahirkan dua kembar. Tetapi, ketika

mengandung Sis, ternyata lahir tunggal, setelah itu setiap kali melahirkan

kembar dua lagi. Nabi Sis dikenal bapaknya orang-orang bijasana. Nabi

Sis adalah bapak dari orang-orang yang memiliki daya cipta yang kuat.

Menurut kitab Paramayoga karya Ranggawarsita yang dikutip oleh

27R. Wiryapanitra, T.W.K. Hadisoeprapto dan Siswoyo, Serat Kidungan Kawedhar,

Departemen P dan K, Jakarta, 1979, hlm. 12

Page 15: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

46

Chodjim, bahwa para dewa merupakan anak cucu dari Nabi Sis. Dan hasil

cipta hening dari para dewa itu berwujud kesurgaan, suatu tempat surgawi

yang ada di dalam metafisik, yang disebut swargaloka.28

Nabi Musa dinyatakan sebagai pangucapan dalam kidung. Dia

diyakini sebagai seorang Nabi yang bercakap-cakap secara langsung

dengan Allah. Nabi yang ucapannya dipercaya penuh oleh kaumnya.

Sehingga mampu melepaskan Bani Israel dari kekuasaan Fir’aun. Maka

dalam Kidung Rumeksa Ing Wengi ini, daya Nabi Musa diyakini sebagai

ucapan pembaca kidung. Yaitu ucapan yang mengandung daya dan

kekuatan yang sangat luar biasa.29

Maksud dari penempatan Nabi Musa sebagai pengucapan adalah

pengharapan terhadap apa yang dirapalkan. Ketika sang pembaca doa

menyebut semua penyakit, hama dan petaka tidak mengena, maka apa

yang diucapkan itu benar-benar menjadi kenyataan. Dalam agama hal ini

disebut wasilah, perantaraan. Jembatan yang dilakui pembaca dalam

berhubungan dengan Tuhan. Dalam kidung ini termuat dengan tegas

bahwa semua Nabi itu merupakan Nabinya orang Islam.30

Bait yang keempat, napasku Nabi Isa linuwih artinya napas itu

menjadi ikatan badan dan apa bila mampu memusatkan gerak napas yang

berasal dari dalam atau luar, sesungguhnya dapat menimbulkan kenyataan

kehendak yang sungguh terhormat. Yang demikian itu diumpamakan

seperti halnya Nabi Isa yang juga menjadi pengikat agama. Nabi Yakub

pamiyar saningwang, Nabi Yakub adalah seorang Nabi yang tetap

pengabdiannya kepada Allah, serta selalu suka mendengarkan firasat

perintah Allah, maka diibaratkan pendengaran , agar paling tidak juga

mau mendengar-dengarkan (mendakwahkan) ajaran yang baik, atau firasat

dari Tuhan. Dawud swaraku mangke, Nabi Dawud dihadirkan karena

beliau telah deberi karunia oleh Allah yaitu Allah mengutusnya sebagai

Nabi dan rasul mengurniainya nikmah, kesempurnaan ilmu, ketelitian

28Achmad Chodjim, op. cit, hlm. 51 29Ibid, hlm. 52 30Ibid,. hlm. 52

Page 16: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

47

amal perbuatan serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan,

kepadanya diturunkan kitab "Zabur", kitab suci yang menghimpunkan

qasidah-qasidah dan sajak-sajak serta lagu-lagu yang mengandungi tasbih

dan pujian-pujian kepada Allah, kisah umat-umat yang dahulu dan berita

Nabi-Nabi yang akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi

Muhammad s.a.w., Allah menjadikan gunung-gunung dan

memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan

senja. Burung-burung pun turut bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud

berulang-ulang, beliau diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa

burung-burung. Allah telah memberinya kekuatan melunakkan besi,

sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-lingkaran besi dengan

tangannya tanpa pertolongan api, Nabi Daud telah diberikannya

kesempatan menjadi raja memimpin kerajaan yang kuat yang tidak dapat

dikalahkan oleh musuh, bahkan sebaliknya ia selalu memperoleh

kemenangan di atas semua musuhnya, Nabi Daud dikurniakan suara yang

merdu oleh Allah yang enak didengar sehingga kini ia menjadi kiasan bila

seseorang bersuara merdu dikatakan bahwa ia memperoleh suara Nabi

Daud.31

Nabi Ibrahim Nyawaku, orang Jawa menyebut Nabi Ibrahim

sebagai orang yang nyawanya rangkap. Karena meski dibakar, bukan

sekedar di atas bara api beliu tetap hidup dan utuh. Daya yang dapat

membuat panasnya api terasa dingin dan akhirnya tidak dapat membakar

Nabi Ibrahim.

Yusuf ing rupaku mangke, maksudnya Nabi Yusuf adalah seorang

yang menderita sejak kecil, karena dianiaya, tetapi penderitaannya itu

hanya menjadi pembuka ke arah kebenaran, sehingga dapat menduduki

jabatan Adipati di negei Mesir. Maka diibaratkan sebagai wajah , karena

wajah itu menjadi pembuka warna, sedangkan wajah itu menjadi pintu

31Kisah Para Nabi, http://www.dzikir.org/b_ceri16.htm

Page 17: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

48

pembuka kegaiban. Jadi wajah ini menjadi tirai gaib yang hebat atau

titipan Tuhan.32

Nabi Sulaiman kasekten mami, Nabi Sulaiman yang telah berkuasa

penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah

telah menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, yaitu Jin Angin dan

burung-burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan

apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya. Di

samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya

cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya

pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air,

periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh

pasukan Jin-Nya. Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah

kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang

terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-

binatang 33 dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan.

Idris ing rambutku, Karena rambut sebagai pelindung kepala dan

sekaligus sebagai mahkota. Dalam Al-Qur’an nama Idris hanya disebut

dua kali, yaitu Q.S. Maryam: 56 dan al-Anbiya’ :85. Dalam ayat-ayat

tersebut, Idris digolongkan sebagai Nabi yang shiddiq, dan sabar. Shiddiq

ialah orang yang senantiasa berbuat kebenaran dan ucapannya setulus

hatinya. Orang yang shiddiq merupakan orang yang mampu dalam praktik,

dan bukan hanya ngomong atau pandai dalam hal teori. Sedangkan orang

yang sabar dapat dipahami sebagai orang yang mampu mengendalikan

hawa nafsunya, menahan diri dari berbaga godaan, dan mengikuti prosedur

yang benar dalam meniti hidupnya. Daya Nabi Idris dihadirkan pada

rambut agar daya shiddiq dan kesabarannya bisa menjadi peneduh dan

juga pelindung dari berbagai terpaan godaan dan bencana dalam

kehidupan.34

32R Wiryapanitra, loc cit, hlm.19 33Kisah Nabi Sulaiman, http://www.dzikir.org/b_ceri17.htm 34Achmad Chodjim, op, cit., hlm.60

Page 18: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

49

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera dari

Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan

adalah keturunan pertama yang dikurniai keNabian menjadi Nabi setelah

Adam dan Syith. Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di

Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah s.w.t. mengajarkan tauhid

dan beribadat menyembah Allah s.w.t. serta memberi beberapa pendoman

hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri dari seksaan

diakhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia

82 tahun.

Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :

1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah s.w.t. membawa

kemenangan

2. Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan

syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.

3. Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah s.w.t. dan berdoa maka

ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan sholatmu

4. Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah

menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak

menyekutui mereka dalam dosa.

5. Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-

pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan

syukur dan puji kepada Allah s.w.t.

6. Anganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, kerana

mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.

7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan

memuaskannya.

8. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak

dapat bersyukur kepada Allah s.w.t. atas nikmat-nikmat yang

diperolehinya itu.35

35Peradaban Masa Ali bin Abi Thalib, http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/himpunankisah

paraNabi1.htm

Page 19: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

50

Kemudian keempat sahabat Nabi Muhamad disebut juga, yaitu

dimulai dari Ali dan dilanjutkan dengan sahabat Abu Bakar, Umar, dan

yang terakhir Umar. Ini memang tidak sesuai dengan urutan

kekahalifahannya. Ali adalah sepupu dan menantu Rasul. Suami Fatimah,

putri bungsu Nabi s.a.w. Ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin

Hisyam Abu Abdu Manaf al Quraisyi al Hasyimi. Dilahirkan sepuluh

tahun sebelum Nabi diutus sebagai Rasul. Sepupu Nabi ini adalah orang

pertama masuk Islam dari kalangan anak-anak. Ibunya bernama Fatimah

binti As’ad bin Hasyim bin Abd Manaf. Sewaktu kecil ia diberi nama

Haidarah oleh ibunya. Kemudian diganti oleh ayahnya menjadi Ali.

Menginjak usia enam tahun, ia diasuh oleh Nabi Muhammad saw.

Ia adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam setelah Khadijah

binti Khuwailid. Sebagai anak asuh Rasul, ia menguasai banyak masalah

keagamaan secara mendalam. Ia juga dikenal cerdas, sebagaimana sabda

Nabi saw, “Aku kota ilmu pengetahuan sedang Ali adalah pintu

gerbangnya.” 36

Dalam khazanah Jawa, dia dilambangkan sebagai kulit manusia.

Dalam kidung daya sahabat Ali dihadirkan sebagai kulit sang pembaca

kidung, yang diharapkan adalah sebagai perlindungan. Sebagaimana kulit

untuk melindungi tubuh manusia. Dan juga sebagai pintu rasa manusia

apabila tingkat rasa seseorang itu tinggi, maka kulitnya bagaikan radar.

Karena bila dilihat dari sejarah, dalam hal peperangan, Ali dikenal sebagai

panglima yang gagah perkasa. Keberaniannya menggetarkan hati lawan-

lawannya. Zul fiqar sebagai pedang yang selalu menemaninya dalam

setiap peperangan, ia tebas semua musuh dalam medan perang. Hampir di

semua peperangan yang terjadi di masa Nabi s.a.w, ia selalu menjadi

andalan barisan terdepan.37

Abu Bakar, Umar, dan Usman dihadirkan sebagai daya yang

mendukung eksistensi darah, daging dan tulang. Secara keseluruhan

36Ibid., hlm. 61 37Peradaban Masa Ali bin Abi Thalib, op. cit.

Page 20: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

51

sahabat empat adalah merupakan kulit, darah, daging dan tulang bagi

kebangn umat yang baru pada masa itu. Yaitu umat Islam. Maka daya ke

empat sahabat itu dihadirkan dalam kekuatan doa untuk keselamatan lahir

dan batin bagi pembacanya.

Abu Bakar getih, mengapa ini dihadirkan dalam kidung tersebut,

karena jika lihat sejarah dari sayidina Abu Abu Bakar As-Siddiq adalah

sifat rendah dirinya. Semasa beliau diangkat menjadi khalifah, beliau telah

memberi ucapan kepada umat Islam. Dengan segala rendah hati beliau

mengatakan bahwa beliau bukanlah yang terbaik di kalangan umat Islam.

Beliau juga memiliki sifat tawadhuk dan ini yang seharusnya dimiliki oleh

setiap manusia, dan kepribadian Abu Bakar sebelum menjadi khalifah ia

selalu membantu seorang wanita tua yang menjadi tetangganya, yaitu

membantu memberi makan unta-unta serata memerah susunya.38

Balung Baginda Utsman, karena beliau sebagai tulang penggung

Islam pada masa itu. Adapun tanda kebesaran beliau adalah beliau telah

menumpas pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah

masuk di bawah kekuasaan Islam pada zaman Kholifah Umar, seperti

mengamankan Azerbaijan dan Armenia, kemudian melanjutkan perluasan

ke daerah-daerah yang sempat terhenti pada masa pemerintahan Umar.

Pembentukan Armada Laut yang kuat. Panglima Muawiyah bin

Abi Sofyan berulangkali mengajukan permohonan kepada Khalifah Umar

untuk menggerakkan pasukan Islam di laut. Akan tetapi, Umar selalu

menolak. Hingga Muawiyah menjadi Gubernur Syam pun jawabannya

tetap sama. Salah satu alasan Umar menolak adalah untuk memperkuat

basis pertahanan pada daerah taklukan. Dan negeri-negeri tersebut hanya

berada di daratan. Akhirnya niat baik Muawiyah, dapat terealisasikan pada

masa Utsman bin Affan. Mengingat kuatnya sektor pertahanan Roma

terutama di lautan. Melalui lautan inilah, imperium Roma banyak

menaklukkan negeri-negeri sekitar.

38Abu Bakar Assyidiq, http://www.muis.gov.sg/websites/khutbah/ser-m-250820.html

Page 21: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

52

Pembentukan Komite Pembukuan Al Qur’an. Adanya keragaman

bacaan dan tulisan pada masa Utsman mendatangkan perpecahan yang

tidak kecil. Hal inilah yang membuat Huzaifah bin Yaman merasa perlu

meminta penyelesaian kepada khalifah Utsman. Maka segera dibentuklah

komite pembukuan Al Qur’an, dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dan

beranggotakan Abdullah bin Zubeir dan Abdurrahman bin Harits. Langkah

awal adalah meminta kumpulan naskah Al Qur’an yang disimpan Hafsah

binti Umar. Naskah ini merupakan kumpulan tulisan Al Qur’an yang

berserakan pada masa Abu Bakar r.a. Kemudian dari kumpulan naskah itu,

dibentuklah sebuah mushaf, dengan cara menyalin ulang. Dialek yang

dipakai Al Qur’an adalah bahasa suku Quraisy.39

Sungsumingsun Patimah linuwih, Fatimah dihadirkan sebagai

sumsum, darah diproduksi oleh sumsum. Dan darah ibarat nyawa, sebab

jika kekurangan darah atau darah berhenti mengalir di dalam tubuh

menyebabkan kematian, jadi menghadirkan Fatimah dimaksudkan untuk

menghadirkan kekuatan kehidupan yang selalu mengalir di dalam tubuh .

Dalam tulisan Syed Hasan Alatas, Fatimah adalah putri Nabi s.a.w. yang

mendapat gelar Assidiqah (wanita terpercaya), Athahirah (wanita suci), al-

Mubarakah (yang diberkahi Allah) dan yang paling disebutkan adalah

Fatimah Azzahra (bunga yang mekar semerbak.40 Kemudian daya dari

ibunda Nabi, yaitu Aminah juga dihadirkan sebagai kekuatan jasmani.

Kekuatan wadahnya zat hidup. Kekuatan yang dikandung oleh Aminah

yang menyebabkan kehadiran Nabi, kehadiran daya ini kepada pembaca

kidung untuk membangun kekuatan tubuh. Kuat untuk menolak petaka

serta menerima amanat atau ajaran yang luhur.41

Ayub Ing Ususku Mangke, Nabi Ayub di hadirkan dalam kidung

tersebut untuk menjadi kekuatan. Dalam kisah Nabi Ayub beliau adalah

orang yang sangat sabar walau diuji oleh Allah, ini terbukti ketika beliau

39Sofyan Wijananto, Peradaban Masa Utsman bin Affan, http://kitamuslimfren.tripod.com/

artikel.htm 40Ustaz Syed Hasan Alatas, Siti Fatimah Azzahra, http://www.shiar-islam.com/doc32.htm 41Achmad Chodjim, loc. cit., hlm. 62

Page 22: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

53

diuji dengan penyakit dan kehilangan ahli keluarganya, namun keimanan

dan ketakwaannya tetap utuh.42 Daya Nabi Nuh dihadirkan untuk menjadi

kekuatan jantung. Karena beliau selalu sabar dan kuat dalam mengemban

tugas sebagai Nabi Allah. Nabi Nuh yang dikurniakan Allah s.w.t. dengan

sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang Nabi, fasih dan tegas dalam

kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan

tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan

kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani

mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar

bila menghadapi para pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan

menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang

tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.43 Kemudian

daya Nabi Yunus juga dihadirkan sebagai kekuatan otot. Jika dilihat dari

sejarah beliau tidak mati ketika ikan menelannya. Beliau ibarat otot yang

mampu menahan kekuatan negatif yang menelannya.

Maksud yang terkandung dalam bait ke enam, adalah sebagai

berikut; manusia itu adalah berasal dari setitik bibit, ialah hidup yang

berdiri sendiri serta berharga diri, kemudian dapat tersebar dan

berkembang biak menjadi beribu-ribu memenuhi dunia ini, itu semua

asalnya hanya berasal yang satu itu, ialah bibit kehidupan hamba Allah

semua itu dijaga atau dilestarikan dan diberkahi oleh Zat Allah. Baik yang

membaca lagu pujian itu, maupun yang mendengarkan, ataupun yang

menuliskannya, bahkan yang hanya memelihara lagu pujian itu atau

menyimaknya, semua akan mendapat berkah keselamatan dalam segala

tingkah lakunya. Lagu pujian ini jika dibacakan dekat air, lalu

disemburkan ludahnya, air semburan itu mempunyai keberkahan; jika

dipakai mandi oleh gadis terlambat berjodoh, akan segera mendapatkan

jodoh, jika digunakan untuk mandi oleh orang yang berpenyakit gila, tentu

akan segera sembuh gilanya. Artinya bagi orang yang berilmu yang

42Iktibar: Nabi Ayub Diuji Sakit, http://www.hmetro.com.my/Current_News/HM/ Friday?Ad%20Din/20050506113557/Article/indexs_html

43http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/himpunankisahparaNabi1.htm,. loc. cit.

Page 23: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

54

dinamkan lagu pujian itu merupakan kiasan dari Sang Guru Sejati, karena

itu daya kewibawaannya juga diambilkan dari kekuasaan Sang Guru Sejati

juga, sehingga yang diperlukan adalah keselarasan dan penyesuaian

dengan Sang Guru Sejati, supaya dapat meminjam daya kewibawaan-Nya

itu.44

Sedangkan maksud dari bait ke tujuh, adalah memberikan

pengetahuan pada anak muda, jika ada yang didenda oleh negara / orang

yang dihukum denda. Serta orang yang tersangkut urusan polisi dan orang

yang terlalu banyak mempunyai pinjaman tetapi kesulitan untuk

membayar, hendaknya segeralah membaca kitab lagu pujian itu, artinya

yang dibacakan hanyalah lagu pujian yang terdapat pada lagu nomor satu,

tapi jika orang yang berilmu, lebih diutamakan memuji kebesaran Sang

Guru Sejati (Allah). Sedang waktu membacanya di malam hari dengan

nada yang lirih sebanyak dua puluh lima kali, dapat terbebas itu tentunya

dengan daya upaya juga dan telah dianugrahi berkah oleh Allah. Gusti

Allah membayar hutangnya itu tetapi dengan perantara orang lain, dan jika

seseorang terkena sakit maka akan sembuh yang jelas kesembuhannya itu,

sebenarnya harus dengan cara pengobatan, tetapi obatnya itu telah

mendapatkan berkah.45

Bait yang ke delapan, Sunan kalijaga menganjurkan orang-orang

yang hendak berdoa untuk melakukan puasa mutih. Yaitu, mengurangi

makan, dan yang dimakan hanya nasi putih atau ubi-ubian yang tawar

rasanya. Dan minumnya pun cukup air tawar. Tidak ada asin dan manis

dalam makanan dan minuman, puasa ini dilakukan setahun sekali selama

40 hari sudah cukup untuk menurunkan emosi dan dorongan hawa nafsu.

Jika pada waktu puasa usahakan bangun pada dini hari, setiap perbuatan

tampakkan dengan sikap sabar dan pasrah, apa bila ini dilakukan dengan

sungguh-sunguh dapat dikabulkan oleh Allah, dapat tercapai apa yang

dicita-citakan, serta dapat digunakan untuk menolong kepada segala

44R.Wiryapanitra, loc.cit., hlm. 19-20 45Ibid, hlm.20-21

Page 24: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

55

kesulitan sanak kerabat, anak cucu, dan sebagainya. Yang demikian itu

karena mendapat berkat dari puasa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga.46

Bait ke sembilan, artinya adalah bila ingin selamat dalam menanam

padi, maka berpuasalah satu hari satu malam, kemudian kitarilah pematang

sawah yang akan ditanam padi sambil membacakan doa Kidung Rumeksa

Ing Wengi ini terutama pada bait pertama. Semua hama akan menjadi

takut dan tidak akan menyerang tanaman padi. Apa bila kamu akan

berangkat perang melaksanakan tugas negara, lafalkanlah doa ini saat

memegang nasi, lalu kunyah dan telan sampai tiga kali puluan (suapan).

Musuh akan merasa ngeri, pergi tidak ada yang akan melawan dan

akhirnya tidak menjadi perang dan akhirnya semua selamat.47

Dari berbagai penjelasan tentang arti atau maksud dari Kidung

Rumeksa Ing Wengi di atas sangatlah jelas dan lugas, sebenarnya inti laku

pembacaan kidung tersebut adalah agar senantiasa mendekatkan diri

kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga terhindar dari kutukan dan

malapetaka yang lebih dahsyat. Dengan demikian dituntut untuk

senantiasa berbakti, beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Adapun fungsi dari kidung secara eksplisit tersurat dalam kalimat kidung

itu, diantaranya yaitu: penyembuh segala macam penyakit, pembebas

pageblug, mempercepat jodoh bagi perawan tua, penolak bala’ yang

datang di malam hari, sepeti teluh, santet, hama dan pencuri, menang

dalam perang, memperlancar cita-cita luhur dan mulia.48

Semuanya itu harus didasari dengan keimanan, karena orang yang

teguh kepercayaannya, kokoh itikatnya, matang tauhidnya, tidak akan

terkena sihir atau tenung atau modhong. Dia ikhlas karena Allah,

menyerahkan diri sepenuh hati akan segala nasibnya kepada Tuhan, di

samping berusaha keras memenuhi segala syarat-syaratnya. Kecuali itu dia

percaya dan yakin bahwa segalanya akan kembali kepada-Nya. Maka

segala puja dan puji hanya teruntuk kepada-Nya. Berlindung diri kepada-

46Achmad Chodjim, loc. cit., hlm.29 47R.Wiryapanitra, op. cit., hlm. 39-41 48M. Heriwijaya, loc. cit., hlm.45, dan http://www.jawapalace.org/kidungpurwajati.html

Page 25: Pembenaran Bab III - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · romantikal seperti cerita pelipur lara. ... menyimpan misteri yang

56

Nya, beriman hanya kepada-Nya, berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada

sesuatu yang menyekutui-Nya.49

49Umar Hasyim, Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Sihir, Tahayul, Pedukunan dan

Azimat, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1991, hlm.182