disusun oleh: miftakhul alif -...

102
MAKNA TASBIH DALAM AL-QUR’AN (STUDI TAFSIR TEMATIK) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi persyaratan Gelar S.1 dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Disusun oleh: Miftakhul Alif NIM 4104035 FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO S E M A R A N G 2 0 10

Upload: trinhkien

Post on 18-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

MAKNA TASBIH DALAM AL-QUR’AN

(STUDI TAFSIR TEMATIK)

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi persyaratan Gelar S.1

dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis

Disusun oleh:

Miftakhul Alif NIM 4104035

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

S E M A R A N G

2 0 10

Page 2: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

ii

Page 3: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

iii

Page 4: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

iv

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 30 Mei 2010

Deklarator,

Miftakhul Alif

NIM. 4104035

Page 5: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

v

MOTTO

��� ا ا����� ا������

ôxÎm7 |¡sù ωôϑpt¿2 y7 În/u‘ çνö Ï�øótGó™$#uρ 4 …çµ ¯ΡÎ) tβ% Ÿ2 $ R/# §θ s?١

“bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu

dan mohonlah ampun kepada-Nya.

Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”

1 Al-qur’an Al-karim Surah Al-nashr (110) ayat 3

Page 6: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

vi

KATA PENGANTAR

������ ��� �� �� ��� ��������

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang maha

pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan segala batas kemampuan penulis.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah

Saw, karena bimbingannya kita semua dapat menemukan jalan lurus dan benar

skripsi yang berjudul "MAKNA TASBIH DALAM AL-QUR”AN" (Studi Tafsir

Tematik)

Penulis menyadari, bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak yang telah

membantu. Ucapan terimakasih yang tak terhingga ini penulis sampaikan

kepada yang terhormat.

1. Bapak DR. H. Abdul Muhaya, M.A. selaku dekan Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang beserta stafnya yang telah membantu dalam

penyelesaian pembuatan skripsi ini.

2. Bapak DR. A. Hasan Asy’ari Ulama’I, M.Ag. selaku Kajur TH Fakultas

Ushuluddin

3. Bapak Zainul Adzfar, M.Ag. selaku Sekjur TH Fakultas Ushuluddin

4. Bapak Moh. Nor Ichwan, M.Ag, selaku pembimbing pertama yang telah

tulus membimbing dan mengarahkan skripsi secara sabar.

5. Bapak Moh. Masrur M.Ag, selaku pembimbing kedua yang telah tulus

membimbing dan mengarahkan penulis secara sabar.

6. Bapak dan Ibu dosen serta segenap staf Fakultas Usuluddin yang telah ikhlas

mendidik dan membantu penulis.

7. Ayahanda, Ibunda, Kakak dan yang telah banyak membantu dan

memperjuangkan dengan segala pengorbanan dan do'a restunya demi

suksesnya penulisan skripsi dalam menyelesaikan studi.

Page 7: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

vii

8. Buat temen-temen yang telah banyak memberikan dorongan nasehat

semangat serta bantuan yang sangat tak terhingga demi keberhasilan

penulisan ini

Tiada kata indah yang pantas terucap dan tiada sesuatu yang pantas

penulis berikan untuk membalas budi baik kecuali hanya do'a. Semoga segala

bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan

balasan dari Allah SWT yang berlipat ganda. Penulis menyadari sepenuhnya,

skripsi ini masih perlu penyempurnaan semua ini karena keterbatasan

pengetahuan penulis, maka saran dan kritik konstruktif dari para pembaca

sangat penulis harapkan.

Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdullilahirrobil 'alamin semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Semarang, 28 April 2010

Penulis.

Page 8: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

viii

PERSEMBAHAN

Sebuah karya sederhana yang melekat dalam lubuk hati dalam menggapai cita

takkan berarti tanpa dukungan dan kehadiran mereka:

1. Ayah bunda (H. Selamet, Hj. Masiyah) tercinta perintis kebahagiaan dengan

do’a dan curahan kasih sayang yang tak pernah henti, tuk kesuksesan masa

depan.

2. Kakak-kakakku tercinta (Rakhis Mawati, Farida D) kalian adalah pelipur lara

dan pemberi semangat, yang selalu setia tuk menantikan kesuksesanku.

3. Kekaksihku tercinta (Maulida Nita Sari)yang telah memberikan do’a dan

warna keceriaan dalam hatiku.

4. Teman-teman senasib seperjuangan KKN 2008 Desa Kebumen Kab.

Temanggung (Suyoto, Sulaiman, Sholikhin, Aan, Fauzi, Ririn, Latifah, Nurun

aini, dan Nurul Im) perjuangan kita takkan padam, tali persaudaraan suci

terjalin dalam nuansa aroma surgawi.

5. Seseorang yang telah memotivasi (Ubaidillah Mubarrok.) semoga niat kita

dikabulkan oleh-Nya.

6. Teman-temanku semua (Agus Maemun Idris, Minanurrohman, Maria Ulfa,

Agung, Aris PK, Abe PK, dll.) yang telah mewarnai jalanku dalam menggapai

cita.

7. Teman-temanku satu jurusan (Irham, Budiyono, Rizqi, Kamal, Sujatno,)

canda tawa kalian kan tersimpan di lubuk hati terdalamku.

Semarang, 01 January 2007

Penulis

( MIFTAKHUL ALIF )

NIM : 4104035

Page 9: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

ix

ABSTRAKSI

Para ahli tafsir dalam menafsirkan tasbih itu Tanzih Ilallah akan tetapi

dalam memahami bagaimana bentuk tasbih makhluk yang Ghairu Mukallaf

mereka berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa tasbih makhluk Ghairu

Mukallaf itu dimaknai dengan makna Hakiki ada yang dimaknai dengan makna

Majazi. Akan tetapi pada dasarnya, Allah telah memberikan rambu-rambu untuk

manusia yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Isra ayat 44 yaitu bahwa semua

apa-apa yang ada di langit tujuh dan bumi semuanya bertasbih akan tetapi kalian

semua tidak akan mengetahui tasbih mereka.

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

pertama, bagaimana konsep tasbih dalam Al-Qur'an, kedua Bagaimana cara

bertasbih sesuai dengan penjelasan al-Qur’an dan yang ketiga Apa relevansi

anjuran bertasbih dalam kehidupan, sedangkan untuk penelitian skripsi ini bersifat

library murni. Mengumpulkan seluruh ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan,

sebagai data deskriptif,. Pendekatannya ilmu tafsir, karena yang menjadi kajian

adalah ayat-ayat Al-Qur'an.

Dalam usaha penafsiran makna kata tasbih dalam Al-Qur'an agar

mendapatkan sebuah pemahaman yang pas dan sesuai dengan kehendak sang

pencipta, maka penafsiran ini menggunakan metode tafsir maudhui atau tafsir

tematik, dengan metode tafsir tematik tersebut diharapkan mendapatkan informasi

tentang makna kata tasbih secara komprehensif dan lebih dipertanggung jawabkan

kebenarannya.

Dengan menggunakan penafsiran secara tematik, dapat diketahui bahwa

ternyata konsep tasbih dalam Al-Qur'an memiliki pemahasucian terhadap apa-apa

yang disekutukan kepada Allah. Maka dalam Pengungkapan ayat-ayat tasbih

digandengkan dengan kata Mustakbirun, Yasifuun, Musyrikun, dan juga banyak

yang terdapat kata yang meng-Esa-kan Allah Swt seperti kata wahidan, dan juga

banyak kata tasbih selalu diakhiri dengan Asmaul Husna yang menunjukkan

makna ketinggian dan kebesaran-Nya yaitu seperti kata ‘Uluwan, Kabiir, Qahhar,

Adapun dalam cara atau bentuk bertasbihnya disini ada dua pendapat akan

tetapi pada hakikatnya semuanya bertasbih tidak terkecuali apapun, adapun tasbih

mereka dengan menggunakan bahasa mereka sendiri dan bentuk fitrah mereka

yaitu yang selalu tunduk dan patuh atas perintah Allah Swt. Akan tetapi al-Qur’an

memberikan isyarat yang terdapat dalam QS. Ar-Rad: 13 yaitu Tusabbih Ar-

Ra’du Bi Hamdihi ini mengindikasikan bahwa alam bertasbih dengan bacaan

tahmid yaitu al-hamdulillah seperti halnya tasbih Malaikat.

Adapun relevansinya tasbih dalam kehidupan terutama pada manusia yaitu

supaya manusia itu menjadi manusia yang sabar, tawakkal dan taubat yaitu dalam

al-Qur’an kata tasbih di awali dengan kata sabar (Fasbir ’Ala Maa Taquuluun Wa

Sabbih Bi hamdi rabbika) dan Tawakkal (Watawakkal ’Ala Al-Hayyi Al-Ladzi La

Yamut Wasabbih Bi Hamdihi) dan taubat (Fasabbih Bi Hamdika Wastagfirh)

Page 10: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

x

Adapun dalam waktu pentasbihan kepada Allah Swt dalam al-Qur’an

disebutkan yaitu lail dan nahar (malam dan siang) dan buqrah dan ashil (pagi

dan petang) akan tetapi kebanyakan ahli tafsir menafsirkan Lail, Nahar, Bukrah,

Ashil ini waktu yang begitu panjang, terus menerus tidak ada habisnya.

Dalam al-Qur’an juga diperingatkan bagi makhluk yang tidak bertasbih

yaitu adab yang begitu pedih ’Adaba al-Jahiim. Karena tasbih tidak ada

batasannya maka jika salah satu alam tidak bertasbih maka kehancuran dan

kebinasaanlah yang akan terjadi. Karena alam semesta ini dibuat dengan tasbih

dan tahmid. Maka begitu pentingnya tasbih bagi kehidupan manusia dan alam

semesta. Wallahu A’alam Bi Muradih

Page 11: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

xi

TRANSLITERASI

A. TRANSLITE

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و� ء ي

Alif

ba

ta

tsa

jim

ha

kha

dal

ndal

ra

zai

sin

syin

sad

dad

ta

za

‘ain

gain

fa

qaf

kaf

lam

mim

nun

wau

ha

hamzah

ya

tidak dilambangkan

b

t

ts

j

h

kh

d

dz

r

z

s

sy

sh

dh

th

zh

gh

f

q

k

l

m

n

w

h

…’.

y

tidak dilambangkan

be

te

te dan es

je

ha

ka dan ha

de

de dan ze

er

zet

es

es dan ye

es dan ha

de dan ha

te dan ha

zet dan ha

koma terbalik (atas)

ge dan ha

ef

ki

ka

el

em

en

we

h (dg garis di bwh)

apostrof

ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap

Ditulis Muta`addidah ���� د ة

Ditulis Qaddara �ر

Page 12: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

xii

C. Ta` Marbutah diakhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis dengan h.

�� Ditulis Hikmah

�� Ditulis `illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam

bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat, dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafaz aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang “ al ” serta bacaan kedua terpisa, maka

ditulis dengan h.

`Ditulis Karamah al-Auliya آ�ا� ا� و���ء

Ditulis Zakah al-fitri زآ�ة ا����

Page 13: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

KATA PENGANTAR....................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii

HALAMAN ABTRAKSI.................................................................................. ix

HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA.................................. xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Pokok Permasalahan .......................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 4

D. Metode Penelitian ............................................................... 5

E. Sumber Data ...................................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka ................................................................ 7

G. Sistematika Penulisan ......................................................... 9

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA TASBIH

A. Pengertian Tasbih............................................................... 12

B. Makna Tasbih dalam al-Qur’an ......................................... 16

C. Pengelompokan ayat-ayat tasbih sesuai tema di dalam al-

Qur’an ............................................................................... 20

D. Pendapat Ulama Tentang Tasbih ..................................... 32

BAB III TERM-TERM DAN GAMBARAN TASBIH DALAM AL-

QUR’AN

A. Term-term yang semakna dengan tasbih ............................ 38

a. Quddus .......................................................................... 38

b. Tanzih ........................................................................... 40

Page 14: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

xiv

B. Antara Tasbih, Tahmid, dan Dzikir .................................... 42

C. Tamsil Tasbih dalam al-Qur’an ......................................... 44

a. Tasbih Makhluk yang Mukallaf .................................... 45

1. Tasbihnya Manusia ................................................ 46

2. Tasbihnya Jin ......................................................... 50

b. Tasbih Makhluk Yang Tidak Mukallaf……................ 51

• Tasbih Makhluk Yang Bernyawa .......................... 51

1. Malaikat ........................................................... 52

2. Binatang ........................................................... 54

• Tasbih Makhluk Yang Tidak Bernyawa ................ 58

1. Tasbih Gunung.............…………………….... 58

2. Tasbih Fenomena Dan Hukum Alam ……….. 63

BAB IV FAEDAH BERTASBIH DALAM KEHIDUPAN

A. Tujuan Bertasbih .................................................................. 67

B. Hikmah Bertasbih......................................................................... 71

C. Penyembunyian Tasbih Ghoiru Mukallaf Adalah Rahmat

Bagi Manusia ............................................................................... 74

D. Relevansi anjuran bertasbih Dalam Kehidupan.......................... 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 81

B. Saran-saran ........................................................................ 83

C. Penutup .............................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi ideal Al-qur’an dalam realitasnya tidak begitu saja dapat

diterapkan, akan tetapi membutuhkan pemikiran dan analisis yang mendalam.

Dalam upaya pemusatan pemikiran dan analisis dalam menetapkan sekaligus

ketentuan hukum yang dikandung dalam Al-qur’an itulah diperlukan

penafsiran terhadap ayat-ayat Al-qur’an.2

Kitab suci Al-qur’an senantiasa menjadi pengingat bagi manusia

tentang asal usul Ilahiah segala sesuatu dan juga memberinya sebuah latar

belakang yang akrab untuk refleksi, meditasi dan kontemplasi, yang dengan

demikian mempersiapkan akal (aql) untuk menjadi sangat reseptif terhadap

ide-ide dari ruh-ruh alam semesta dan manusia yang selalu bertasbih memuji

nama tuhan-Nya yang telah menciptakan mereka seperti firman Allah :

ßxÎm6 |¡è@ ã& s! ßN≡ uθ≈uΚ ¡¡9 $# ßìö7¡¡9 $# ÞÚö‘F{$#uρ tΒ uρ £Íκ� Ïù 4 βÎ)uρ ÏiΒ > ó x« �ωÎ) ßxÎm7 |¡ç„

Íνω÷Κ pt¿2 Å3≈ s9uρ �ω tβθßγs)ø�s? öΝßγys‹Î6 ó¡n@ 3 …çµ ¯ΡÎ) tβ% x. $ϑŠÎ=ym #Y‘θ à�xî ∩⊆⊆∪

Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih

kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,

tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah

Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.3

Bertasbih merupakan ungkapan meMahaSucikan Tuhan dengan Doa

Dzikir melalui Nama-nama-Nya yang paling baik menggunakan (Asmaa'ul

Husna). Seperti yang terdapat dalam firman Allah Swt

2 M. Alfatih Suryadilaga, dkk., Metodologi Ilmu Tafsir, Teras, Yogyakarta, 2005, hlm.

26. 3 Al-qur’an dan Terjemahnya yang telah ditahsis oleh departemen agama RI, Jakarta,

1990 , QS. Al-Isra’: 44. hlm 430

Page 16: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

2

¬!uρ â!$ oÿôœF{ $# 4o_ ó¡çtø: $# çνθãã÷Š $$ sù $ pκÍ5 ( (#ρâ‘sŒuρ tÏ%©!$# šχρ߉Åsù=ムþ’Îû ϵÍ× ¯≈yϑó™r& 4 tβ÷ρt“ôfã‹ y™ $ tΒ (#θçΡ% x. tβθ è=yϑ÷ètƒ ∩⊇∇⊃∪

Artinya:

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna4, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan

menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya5. nanti

mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.6

Bertasbih merupakan ungkapan meMahaSucikan tuhan dengan Do’a,

Dzikir melalui nama-namaNya yang paling baik (Asma’ul Husna). Bertasbih

itu sendiri adalah merupakan sarana terbaik untuk mengekspresikan rahasia-

rahasia Ilahi yang terhalus, sekaligus mengekspresikan rahasia perjanjian

primordial antara Tuhan dan manusia melalui tabir bahasa manusia dalam

bentuk selubung dunia spiritual, namun bersamaan dengan itu sekaligus juga

merupakan simbol dan tangga untuk dapat mencapai persatuan antara hati dan

pikiran seorang hamba dengan Tuhannya.

Kata tasbih (�����) adalah bentuk masdar dari sabbaha–

yusabbihu–tasbihan ( ��-� ��� -������ ), yang berasal dari kata sabh

(��). Menurut Ibnu Faris, asal makna kata sabh ada dua. Pertama,

sejenis ibadah. Kedua, sejenis perjalanan cepat. Pengertian kata tasbih

(�����) berasal dari pengertian pertama, yaitu menyucikan Allah Swt7

Ar-Ragib Al-Asfahani mengartikan kata as-sabh (��ا���) sebagai

“berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara (terbang)”. Kata itu dapat

4 Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah. Lihat Al-

qur’an dan terjemahnya 5 Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-

nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul

husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk

Nama-nama selain Allah. Lihat Al-qur’an dan terjemahnya. 6 Ibid. QS. Al-‘Araf : 180. hlm. 252

7 M. Ishom El-Saha, M.A., Saiful Hadi, S.Ag., Sketsa Al-qur’an Tempat, Tokoh, Nama,

dan Istilah dalam Al-qur’an, Lista Fariska Putra, 2005. hlm.726

Page 17: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

3

dipergunakan untuk perjalanan bintang di langit, atau lari kuda yang cepat,

atau kecepatan beramal. Dinamakan tasbih karena segera pergi untuk beramal

dalam rangka menyembah Allah. Kata ini berlaku untuk melakukan kebaikan

atau menjauhi kejahatan. Lebih lanjut Al-Asfahani menambahkan, tasbih bisa

dalam wujud perkataan, perbuatan ataupun niat. Pengertian tasbih terakhir itu

mengacu kepada pengertian isthilahi yang sudah berkembang sampai

sekarang.8 Seperti halnya Al-qur’an menggunakan kata “Tasbih” yang diambil

dari akar kata “Sabbaha” atau “Yusabbihu” seperti yang terdapat dalam QS.

Al-Hasyr: [I] dan QS. Al-Jumu’ah: I. yang berbunyi:

yy yyxxxx ¬¬ ¬¬7777 yy yy™™™™ ¬¬ ¬¬!!!! $$$$ tt ttΒΒΒΒ ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÏÏ ÏÏNNNN≡≡≡≡ uu uuθθθθ≈≈≈≈ yy yyϑϑϑϑ ¡¡ ¡¡¡¡¡¡9999 $$ $$#### $$$$ tt ttΒΒΒΒ uu uuρρρρ ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÇÇ ÇÇÚÚÚÚ öö öö‘‘‘‘ FF FF{{{{ $$ $$#### (( (( uu uuθθθθ èè èèδδδδ uu uuρρρρ ââ ââ““““ƒƒƒƒ ÍÍ ÍÍ““““ yy yyèèèè øø øø9999 $$ $$#### ÞÞ ÞÞΟΟΟΟŠŠŠŠ ÅÅ ÅÅ3333 pp pptttt øø øø:::: $$ $$#### ٩∩∩∩∩⊇⊇⊇⊇∪∪∪∪

ßß ßßxxxx ÎÎ ÎÎ mm mm7777 || ||¡¡¡¡ çç çç„„„„ ¬¬ ¬¬!!!! $$$$ tt ttΒΒΒΒ ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÏÏ ÏÏNNNN≡≡≡≡ uu uuθθθθ≈≈≈≈ yy yyϑϑϑϑ ¡¡ ¡¡¡¡¡¡9999 $$ $$#### $$$$ tt ttΒΒΒΒ uu uuρρρρ ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÇÇ ÇÇÚÚÚÚ öö öö‘‘‘‘ FF FF{{{{ $$ $$#### ÅÅ ÅÅ7777 ÎÎ ÎÎ==== pp ppRRRR ùù ùùQQQQ $$ $$#### ÄÄ ÄĨρρρρ ‘‘ ‘‘‰‰‰‰ àà àà)))) øø øø9999 $$ $$#### ÍÍ ÍÍ““““ƒƒƒƒ ÍÍ ÍÍ•••• yy yyèèèè øø øø9999 $$ $$#### ÉÉ ÉÉΟΟΟΟ‹‹‹‹ ÅÅ ÅÅ3333 pp pptttt øø øø:::: $$ $$#### ١٠∩∩∩∩⊇⊇⊇⊇∪∪∪∪

Kata tasbih yang terdapat dalam Al-qur’an sangat banyak dan beraneka

ragam bentuknya. Kata “Tasbih” yang terdapat dalam ayat-ayat Al-qur’an

diulangi sebanyak 93 macam11

. yaitu Dalam bentuk fi’il madhi (verbal masa

lampua), dalam bentuk Fi’il Mudhari’ (verbal masa sekarang dan yang akan

dating) Fi’il Amar (verbal imperative), Mashdar dan bentuk lain-lainnya.

Semua variasi bentuk itu mengisyaratkan bahwa tasbih alam semesta

seluruhnya kepada Allah Swt. Termasuk makhluk hidup dan benda-benda

yang ada didalamnya.12

Dengan begitu untuk dapat mengetahui bagaimana gambaran tasbih

secara gamblang dari segala sesuatu yang bertasbih kepada Allah Swt, baik

manusia dan setiap tindakan yang dilakukannya serta alam semesta dan

seisinya, dengan apa yang mereka bertasbih dan apa relevansinya terhadap

kehidupan sehari-sehari. Dengan demikian, maka sangat dibutuhkan sebuah

8 Roghib Al-Asfiyani, Mu’jam Mufrodat Alfadzi Al-qur’an, Darul Al-Fikr. hlm.226

9 Al-qur’an dan Terjemahnya. Op.Cit QS. Al-Hasyr : 1. hlm. 915

10 Ibid. QS. Al-Jumu’ah: 1. hlm932

11 Roghib Al-Asfiyani. Op.Cit. 226-227

12 Zaglulu an-Najjar, Shu’arun Min Tasbih al-Kaa’inaat Lillah, diterj: Faisal Saleh,

Ketika Alam Bertasbih, Pustaka al-Kautsar, Jakarta.Hlm. 12-17

Page 18: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

4

pemahaman yang mampu mengungkap apa yang terkandung dari kalimat-

kalimat tasbih dalam berbagai ayat yang terdapat dalam Al-qur’an.

Dengan demikian adanya sebuah penelitian secara komprehensif

dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang mampu mengungkap

keluasan makna dan pengertian serta maksud dari kata-kata tasbih yang

tersebar dalam berbagai ayat dalam Al-qur’an, sangatlah dibutuhkan. Hal ini

dilakukan demi sebuah cita-cita yang mulia berupa pengamalan isi kandungan

Al-qur’an itu sendiri dalam hal ini adalah bertasbih baik dalam sikap prilaku

dan tindakan yang dilakukan oleh manusia sehari-hari maupun dalam bentuk

berdzikir secara lisan dengan menggunakan kalimat-kalimat tasbih

sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-qur’an itu sendiri.

B. Pokok Masalah

Wawasan berarti tinjauan, pandangan serta konsepsi cara pandang

terhadap suatu masalah13

. Permasalahan merupakan upaya untuk menyatakan

secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin dicarikan

jawabannya. Bertitik tolak pada keterangan itu, maka yang menjadi pokok

permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pengertian “Tasbih” dalam Al-qur’an?

2. Bagaimana cara bertasbih sesuai dengan penjelasan Al-qur’an?

3. Apa relevansi anjuran bertasbih dalam kehidupan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep tasbih dalam Al-qur’an.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara bertasbih sesuai dengan penjelasan Al-

qur’an

3. Untuk mengetahui relevansi anjuran bertasbih dalam kehidupan

13

Muhammad Gaib M. Ahl Kitab makna dan cakupannya, Paramadina, Jakarta, 1998.

hlm 9

Page 19: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

5

Manfaat dari penulisan skripsi sebagai berikut:

1. Secara teoritis, yaitu untuk menambah khazanah kepustakaan Fakultas

Ushuluddin jurusan Tafsir Hadis. Selain itu diharapkan tulisan ini dapat

dijadikan salah satu studi banding bagi penulis lainnya.

2. Secara praktis, agar dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat,

khususnya pada saat penulis berinteraksi dengan masyarakat terutama

ketika mendapat sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat library murni, yakni semua bahan yang

dibutuhkan bersumber dari bahan-bahan yang tertulis.

Untuk menggunakan metode yang tepat pada judul ini ialah dengan

menggunakan metode tematik (Maudhu’i)14

yaitu membahas satu judul

tertentu secara mendalam dan tuntas. Yang bertujuan untuk menyelesaikan

permasalahan yang diangkat secara tuntas sehingga diperoleh suatu

kesimpulan yang dapat dijadikan pegangan.15

Karena objek studi ini adalah ayat-ayat Al-qur’an, maka

pendekatan yang dipilih di dalamnya adalah pendekatan ilmu tafsir.

Dalam ilmu tafsir, dikenal beberapa corak atau metode penafsiran Al-

qur’an yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri.

Menurut al-Farmawi, hingga kini setidak-tidaknya terdapat empat

macam metode utama dalam penafsiran Al-qur’an, yaitu: metode tahlili,

ijmali, muqarin, dan metode maudhu’i, yang terakhir ini adalah suatu

metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-qur’an tentang suatu

masalah tertentu dengan jalan menghimpun seluruh ayat-ayat yang

dimaksud, lalu menganalisisnya lewat ilmu-ilmu bantu yang relevan

14

Ada dua cara dalam dalam tata kerja metode tematik ini: pertama, dengan cara

menghimpun seluruh ayat-ayat Al-qur’an yang berbicara tentang satu masalah tertentu serta

mengarah kepada satu tujuan yang sama, sekalipun turunnya berbeda dan tersebar dalam pelbagai

surah Al-qur’an. Kedua, penafsiran yang berdasarkan pada surah Al-qur’an. Lihat Abd Muin Salim

metodologi ilmu tafsir. Hlm. 47 15

Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, Cet

I, hlm. 383

Page 20: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

6

dengan masalah yang dibahas, untuk kemudian melahirkan konsep yang

utuh dari Al-qur’an tentang masalah tersebut.16

Metode yang dipilih untuk studi ini adalah metode Tematik karena

menurut hemat penulis, metode inilah yang paling tepat, setidak-tidaknya

hingga saat ini untuk digunakan mengkaji konsep-konsep Al-qur’an

tentang suatu masalah bila diharapkan suatu hasil yang utuh dan

komprehenshif.

Adapun langkah-langkah dalam metode tafsir maudlu’i adalah:

a. Menetapkan masalah yang akan dibahas (topik).

b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.

c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya.

d. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing-masing

e. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna.

f. Melengkapi pembahasan dengan hadits yang relevan dengan pokok

bahasan.

g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan

menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian sama.17

Meskipun metode tafsir Maudhu’i yang menjadi dasar pendekatan

dalam studi ini, namun dalam menganalisis masalah, pendekatan lainpun

tentu turut berperan, seperti disebut di atas. Semua ilmu Bantu yang dapat

lebih memperjelas masalah dapat saya digunakan dalam metode tafsir

Tematik sepanjang pendekatan itu relevan dengan masalah yang dibahas.

E. Sumber Data

a. Primer

Penelitian ini bercorak library murni, dalam arti semua sumber

datanya berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik

16

Dr. Harifudin Cawidu, Konsep Kufr dalam Al-qur’an suatu Kajian Teologis dengan

Pendekatan Tematik, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hlm. 21. 17

Muhamad Nur Ichwan, Memasuki Dunia Al-qur’an, (Semarang: Lubuk Raya, 2001),

hlm. 267-268.

Page 21: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

7

yang dibahas. Karena studi ini menyangkut Al-qur’an secara langsung,

maka sumber pertama dan utamanya adalah :

1. Kitab suci Al-qur’an. Mushaf yang digunakan sebagai pegangan

adalah Al-qur’an dan Terjemahnya yang telah ditashih oleh

Departemen Agama RI. Jakarta, Tanggal 28 Februari 1990.

2. Sebagai dasar rujukan untuk analisis makna kata-kata dan term-term

tertentu dari ayat-ayat Al-qur’an, digunakan al-Mufradat fi Gharib Al-

qur’an karangan Abu al-Qasim al-Husayn ibn Muhammad al-Raghib

al-Ashfihani. Kitab ini pada umumnya menjadi rujukan para mufasir

Al-qur’an ketika membahas makna kata-kata dalam ayat-ayat bahasa

Al-qur’an.

3. Guna memudahkan pelacakan ayat-ayat Al-qur’an yang diperlukan

dalam membahas topik-topik tertentu, maka buku al-Mu'jam al-

Mufahras Alfaz Al-qur’an al-Karim, susunan Muhammad Fu'ad Abd

al-Baqi dijadikan sebagai pegangan.

b. Sekunder

Adapun sebagai data sekunder dalam penelitian ini ialah data-data

yang berkaitan dengan penafsiran para ulama baik klasik, modern maupun

kontemporer yang berkaitan dengan pembahasan pada penelitian kali ini.

Sumber rujukan pertama penulis yaitu: penafsiran mereka tentang ayat-

ayat tasbihyaitu:

1. kitab-kitab tafsir yang dibatasi pada beberapa kitab yang dianggap

representatif yaitu al-Misbah, karangan M. Quraish Shihab, al-Azhar

karya hamka, an-Nur karya Tengkeu Muhammad Hasby as-Shiddiqy,

Ibn ‘Arabi, Tafsir Al-qur’an al-Karim, Fakhr al-Din al-Razi, Tafsir al-

Kabir wa Mafatih al-Ghaib.

Demikian beberapa kitab tafsir yang menjadi sumber utama

dalam penulisan ini. Adapun beberapa kitab tafsir yang menjadi

sumber utama tulisan ini. Dengan menyebut kitab-kitab tersebut,

tidaklah berarti bahwa kitab-kitab tafsir lainnya diabaikan sama sekali.

Page 22: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

8

Kitab-kitab itu tetap digunakan sebagai sumber rujukan, khususnya

dalam melengkapi dan lebih mempertajam analisis dan bahasan.

F. Tinjauan Pustaka

Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam bahasan “konsep tasbih

dalam Al-qur’an” sedikit banyak sudah pernah dibahas oleh peneliti ilmiah

yang lain, akan tetapi dalam penelitian itu belum sampai komprehensif.

Seperti halnya beberapa literatur yang diterbitkan. Literatur yang dimaksud

hanya secara umum atau parsial saja. Literatur tersebut di antaranya:

1. Zaglul an-Najjar, Shu’arun Min Tasbih al-Kaa’inaat Lillah, diterj: Faisal

Saleh, Ketika Alam Bertasbih, Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 2003. buku ini

memang membahas masalah tasbih, akan tetapi dalam membahas tasbih

Zaglul hanya memandang secara parikular, tidak memandang secara

komprehensif. Zaglul memandang tasbih dari sundut pandang sains, akan

tetapi masalah yang penulis tulis ialah masalah yang komprehensif yaitu

bagaimana pandangan Al-qur’an tentang tasbih secara utuh tidak secara

partikular saja.

2. Begitu juga Ustadzah Nisywah al-Ulwani, dalam bukunya Ath-Thariq Ila

al- Jannah Al-Istigfar wa At-Tasbih, diterj: Saiful Hadi el-Sutha, Pustaka

al-Mawardi, Jakarta, 2002, cet I. dia hanya memandang dari satu sudut

pandang saja seperti halnya zaglul an-Nazar yaitu memandang tasbih

selain mukallaf hanya sebagai bukti kosmologis saja. Akan tetapi banyak

ulama yang memperdebatkan tentang makna tasbih.

3. Berupa skripsi karya Inna Ratul ‘Ain dengan judul Tasbih Alam. Dia

menulis skripsi tasbih menggunakan pendekatan metode Muqarran yaitu

dia hanya membandingkan pendapat dua ulama yang berbeda dalam

memeberikan makna tasbih yaitu Ibnu ‘Arabi dan Fakhruddin ar-Razi.

Yang mana kedua ahli tafsir ini sangat berbeda dalam menafsirkannya

Fakhruddin ar-Razi menafsirkan tasbih dengan makna yang majazi, dan

ibnu Arabi menafsirkan tasbih dengan makna yang hakiki.

Page 23: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

9

Dari tinjauan pustaka diatas dapat dilihat bahwa dalam mengkaji

tentang tasbih belum komprehensif. Yaitu mereka memandang tasbih

hanya parsial belum sampai yang membahas tasbih secara utuh dan

gamblang.

Sampai dengan disusunnya proposal penelitan dan atas

sepengatahuan penulis dalam bentuk skripsi kali ini, penulis tidak melihat

adanya kesamaan dengan apa yang akan menjadi konsen penelitian kali

ini, baik dalam bentuk skripsi maupun dalam bentuk buku atau berupa

tulisan dalam bentuk lainnya.

Penelitian ini akan berupaya menyajikan uraian mengenai tasbih

dengan menjadikan Al-qur’an sebagai acuan dasarnya. Karena

pembahasan mengenai tasbih akan dilakukan secara menyeluruh dari ayat-

ayat yang berbicara mengenai masalah tersebut, maka pembahasan tidak

hanya dibatasi pada ayat-ayat yang secara eksplisit menggunakan term

tasbih saja, tetapi juga term-term yang terdapat dalam Al-qur’an yang

mengandung makna tasbih. dengan begitu, diharapkan dapat diperoleh

informasinya yang utuh dan menyeluruh mengenai wawasan Al-qur’an

tentang tasbih.

Dengan demikian skripsi ini memiliki perbedaan dengan kajian

yang telah dibahas dalam penelitian-penelitian yang lain.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan menganalisis terhadap penelitian

ini penulis akan menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama, adalah merupakan pendahuluan yang berfungsi untuk

menyatakan keseluruhan isi skripsi dengan sepintas, kemudian dirinci kedalam

sub bab yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penulisan skripsi, tinjauan pustaka, metode penulisan skripsi, dan sistematika

penulisan skripsi.

Bab kedua, tinjauan umum tentang makna tasbih. Bab ini terurai dalam

sub-sub bab antara lain: pengertian tasbih: secara etimologi dan terminologi,

Page 24: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

10

makna tasbih dalam Al-qur’an, pengelompokan ayat-ayat tasbih sesuai dengan

tema didalam Al-qur’an, pendapat ulama tentang tasbih.

Bab ketiga, term-term dan gambaran Tasbih dalam Al-qur’an. Bab ini

terdiri dari sub-sub bab antara lain: term-term yang semakna dengan tasbih,

antara tasbih, tahmid, dan dzikir, Tamsil Tasbih dalam Al-qur’an.

Bab keempat, Faedah Bertasbih dalam Kehidupan menurut Al-

qur’an. Ini berisi antara lain: Tujuan Bertasbih dalam Al-qur’an, Hikmah

bertasbih dalam Al-qur’an, penyembunyian gahiru mukallaf adalah rahmat

bagi manusia, relevansi anjuran bertasbih dalam kehidupan.

Bab kelima, bab ini merupakan penutup yang berisi tentang

kesimpulan dari hasil pembahasan yang merupakan jawaban pembahasan,

saran-saran, dan penutup.

Page 25: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

11

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA TASBIH

Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

katanya yang suci, yakni Al-qur’an. Pemilihan ini dari satu segi, tentu saja

menempatkan bahasa Arab pada kedudukan yang istimewa, terutama di mata

umat Islam.

Salah satu keistimewaan bahasa Arab yang dipilih oleh Tuhan menjadi

bahasa Al-qur’an adalah ungkapan-ungkapannya yang singkat, padat, serta kaya

dengan isi dan makna yang dalam. Variasi bentukan kata-katanya itu sangat

berpola. Setiap bentukan mempunyai makna dan pesan khas yang berbeda dengan

bentukan lainnya meskipun berasal dari kosa-kata yang satu dan kendatipun

terjemah harfiahnya sama.

Harus diakui bahwa peranan kaidah-kaidah bahasa Arab sangat besar

dalam upaya pemahaman ayat-ayat Al-qur’an. Akan tetapi dalam kenyataannya,

banyak ayat-ayat Al-qur’an yang sulit dipahami secara utuh bila hanya

mengandalkan kaidah-kaidah bahasa tersebut. Untuk itulah diperlukan kaidah-

kaidah lain yang khusus menyangkut Al-qur’an, yang dimaksud adalah kaidah-

kaidah yang berhasil disusun dan diformulasikan oleh para ulama dan ahli tafsir

sebagai hasil kajian dan telaah terhadap ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh

Al-qur’an. Kaidah-kaidah seperti ini dikenal dengan istilah qawa’id al-Tafsir yang

dapat ditemui secara berserakan dalam kitab-kitab tafsir ataupun dalam kitab-kitab

ulum Al-qur’an. Kaidah-kaidah tafsir ini masih tetap berkembang secara

komulatif, seiring dengan kajian terhadap Al-qur’an yang tetap berlanjut tanpa

akhir.18

Dalam mengungkapkan masalah Tasbih, Al-qur’an menggunakan

beberapa macam istilah. Term-term disebutkan dengan berbagai macam term, ada

yang disebutkan dengan bentuk madhi, mudhari' masdar, maf'ul yang semuanya

18

Harifuddin Cawidu, Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis dengan

Pendekatan Tafsir Tematik, (Jakarta : Bulan Bintang, 1991), hlm. 26-30.

Page 26: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

12

terulang sebanyak 93 kali.19

Selain term Tasbih, Al-qur’an juga menggunakan

beberapa term lain untuk menunjuk Tasbih seperti yang akan diuraikan dibawah

ini:

A. Pengertian Tasbih

Kata tasbih ( "$%') adalah bentuk masdar dari sabbaha–yusabbihu–

tasbihan ( ($)- ,$%- -.0"$%' ), yang berasal dari kata sabh ( $)). Menurut

Ibnu Faris, asal makna kata sabh ada dua. Pertama, sejenis ibadah. Kedua,

sejenis perjalanan cepat. Pengertian kata tasbih ( "$%') berasal dari pengertian

pertama, yaitu menyucikan Allah Swt20

dari setiap yang jelek (tanzihullahi

min kulli su’in (1ء) ,89-7 ا6 45 آ2' ), sedangkan kata tanzih (7-89') berarti

tab‘id (:";$' = menjauhkan). Jadi, secara terminologi makna tasbih adalah

mensucikan Allah SWT dari segala keburukan dan dari segala perbuatan

ataupun sifat yang tidak sesuai dengan keagungan, kemuliaan, kasih sayang,

dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu.21

Sementara itu, kata subbuhun

( 1ح($> ) adalah suatu sifat bagi Allah, yang berarti Allah Maha Suci dari segala

sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.

Begitu juga menurut Ar-Ragib Al-Asfihani dalam mengartikan kata

as-sabh ( $(%>ا) sebagai “berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara

(terbang)”. Kata itu dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang di langit,

atau lari kuda yang cepat, atau kecepatan beramal. Dinamakan tasbih karena

segera pergi untuk beramal dalam rangka menyembah Allah. Kata ini berlaku

untuk melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan.

Tasbih secara Etimologi yaitu Ar-Ragib Al-Asfahani mengartikan kata

as-Sabh ( $(%>ا) sebagai “berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara

(terbang)”. Kata itu dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang di langit,

19

M. Fuad Abdul Al-Baqi, Mu'jam Al-Mufahras li Al-Fad Al-qur’an Alkarim, (Beirut :

Daral Fikr, 1981), hlm. 340. 20

M. Ishom El-Saha, M.A., Saiful Hadi, S.Ag., Sketsa Al-qur’an Tempat, Tokoh, Nama,

dan Istilah dalam Al-qur’an. Lista Fariska Putra, 2005. hlm.726 21

Nisywah Al-Ulwani, Rahasia Istighfar dan Tasbih (Jakarta: Pustaka Al-Mawardi,

2008) hlm. 127

Page 27: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

13

atau lari kuda yang cepat, atau kecepatan beramal. Akan tetapi kata tasbih

( ) "$%' yaitu segera pergi untuk beramal dalam rangka menyembah Allah.

Kata ini berlaku untuk melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan. Lebih

lanjut Al-Asfahani menambahkan, tasbih bisa dalam wujud perkataan,

perbuatan ataupun niat. Makna inilah yang sudah berkembang sampai

sekarang. Dan menjadi makna istilah tasbih.22

Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa fenomena gerak di alam ini

merupakan petunjuk nyata untuk memahami pengertian tasbih secara lebih

mendalam. Dari adanya fenomena gerak dapat diketahui bahwa alam semesta

ini senantiasa berubah. Serta dengan mengetahui adanya waktu yang

senantiasa mengalir, dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang ada di alam

ini adalah bertasbih dan senantiasa bertasbih karena semuanya bergerak dan

menempel dalam aliran waktu sehingga setiap saat selalu berubah dan

menjauh dari posisinya semula.

Adapun Kata ”Tasbih” diambil dari Madhi ”sabbaha” dengan seluruh

turunannya dan sabaha yasbahu. dalam Kamus Mu’jamul Fahras Li alfadhil

Qur’an disebutkan di dalam Al-qur’an Al-Karim sebanyak 93 kali;23

Yaitu:

Kata Tasbih Madhi

4 kali

Mudhari’

22 kali

Masdar

45 kali

Sabbaha

Yusabbihu

Tasbiihan

QS. Al-Hadid

[57]: 1, QS. Al-

Hasyr [59]: 1,

QS. Ash-Shaff

[61]: 1, QS. As-

Sajadah [32]: 15.

QS. Al-Baqarah

[2]: 30, QS. Ar-

Ra‘d [13]: 13,QS.

Al-Isra’ [17]: 44

(dua kali), QS.

Al-Anbiya’ [21]:

20 dan 79,QS.

An-Nur [24]: 36

dan 41, QS. Al-

Qolam [68]: 28,

QS. Al-Fath [48]:

9, QS.

Thaha[20]: 33,

QS. Al-Isra’ [17]: 44

QS. An-Nur [24]: 41,

QS. Al-Mujammil

[73]: 7,

QS. An-Naji’at [79]:

3.

QS. Yusuf [12]: 108,

QS. Al-Isra’ [17]: 1,

93, dan 108, QS. Al-

Anbiya’ [21]: 22, QS.

Al-Mu’minun [23]:

91, QS. An-Naml

[27]: 8, QS. Al-

22

Roghib Al-Ashfihani, Mu’jam Mufrodat Alfadzi Al-qur’an, Darul Al-Fikr. hlm.226 23

Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi. Op.Cit. hlm. 339-340

Page 28: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

14

QS. Al-Hasr[59]:

24, QS. Al-

Jum’at[62]: 1,

QS. At-

Taghabun[64]: 1,

QS. al-

Anbiya’[21]: 79,

QS. Shad[38]:

18, QS. az-

Zumar[39]: 75,

QS. Ghafiir[40]:

7, QS.

Fushilat[14]: 38,

QS. an-Nur[42]:

5, QS. al-

’Araf[7]:206.

Qashash [28]: 68,

QS. Ar-Rum[30]:17,

QS. Yasiin [36]:32,

QS. Nun[32]:83, QS.

As-Shafat[37]:159

dan 130, QS. Az-

Zuhraf [43]:13 dan

82, QS.at-Thur

[52]:43, QS. Al-

Hashr[56]:23, QS.

Al-Qalm[68]:22, QS.

Al-Baqarah[2]:32,

QS.Ali Imran[3]:161,

QS. Al-

Maidah[5]:116,

QS. Al-A’raf[7]:143,

QS. Yusuf[10]:10,

QS. an-Nisa’[21]:87,

QS.an-Nur [24]:16,

QS. Al-

Furqan[25]:17, QS.

As-Saba’ [34]:14,

QS. Al-

Baqarah[2]:116, QS.

Al-Anbiya’ [4]:171,

QS.al-An’am

[6]:100, QS.An-

Nabawiyah[9]:31,QS.

Yunus[10]:18 dan 68,

QS.an-Nahl [16]:1

dan 57, QS.al-Isra’

[17]:43, QS.Mariam

[19]:35, QS.Al-

Anbiya’[21]:126

QS.ar-Rum [30]:40,

QS.Az-Zumar[39]:40

dan 67.

Kata tasbih dalam bentuk mashdar hanya disebutkan empat kali di

dalam Al-qur’an, yaitu di dalam S. Al-Isra’ [17]: 44 S. An-Nur [24]: 41, S. Al-

Mujammil [73]: 7, dan S. An-Naji’at [79]: 3.

Kata Tasbih Fi’il Amar Isim Fa’il

Page 29: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

15

18 kali 2 kali

Sabbaha

yusabbihu

tasbiihan

QS. Ali ‘Imran

[3]: 41, QS. Al-

Hijr [15]: 98, QS.

Maryam [19]: 11,

QS. Thaha [20]:

130 (dua kali), QS.

Al-Furqan [25]:

58, QS. Al-Ahzab

[33]: 42,

QS.Ghafir[40]: 55.

QS. Nun[50]:32.

QS. At-Thur [52]:

48, QS. Al-

Waqi’ah [56]: 74

dan 96, QS.al-

Haqqah [69]: 52,

QS. Al-’Ala

[87]:1, QS. an-

Nashr [110]:3, QS.

Qaaf[50]:40,

QS.AtThur[52]:49,

QS.Al-

Insan[76]:26

QS. Ash-Shaffat

[37]: 143 dan

166.

Sabaha yasbahu

2 kali

QS.al-Anbiya’ [21]:33,

QS. yasin[36]:40,

Page 30: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

16

Semua kata tasbih yang di atas ditemukan secara bervariasi. Bentuk itu

mengisyaratkan bahwa tasbih alam semesta seluruhnya kepada Allah Swt ini

termasuk makhluk hidup. Semua makhluk itu bertasbih pada masa dulu, masa

sekarang dan masa yang akan datang, semuanya tak henti-henti mensucikan

Allah swt di setiap waktu dan saat.

B. Makna Tasbih Dalam Al-qur’an

Kata ”subhana” berbentuk Isim Mashdar, yang di dalam Al-qur’an ia

disebut secara mufrad ataupun juga mudhaf (disandarkan dengan kata lain).

Tasbih (pensucian), jadi makna SubhanAllah at-Tanzih IlAllah

(Memahasucikan Allah), berstatus nashb berposisi Mashdar. Seolah-olah

orang yang mengucapkannya berkata, ”aku memahasucikan Allah Swt

dengan pemahasucian yang pasti; menafikan setiap apa yang tidak layak bagi

ketinggian dan keagungan-Nya dengan tanpa menyerupakan, tanpa pemisalan,

tanpa perbandingan, tanpa pengalihan, tanpa penakwilan dan tanpa

pengabaian; dan aku menetapkan pada keagungan-Nya apa saja yang dia

jelaskan tentang Dzat-Nya sendiri dan apa saja yang telah ditetapkan

Rasulullah Saw dari berbagai sifat kesempurnaan yang mutlak. 24

Kata Sabhan Thawilan di sini bermakna waktu panjang; atau

Mutafarraghan Thawiilan (yakni waktu luang yang panjang); atau

mutaqallaban thawila (selalu berbolak balik) waktu luang untuk pulang pergi

mengurusi pekerjaan. Dalam bentuk derivasi yang lain adalah as-Subhah yatiu

untaian biji-bijian yang digunakan sebagai alat ”tasbih” untuk menghitung

tasbih (Dzikir kepada Allah/bertasbih). Dan kata ini juga berarti ibadah sunnah

berupa dzikir dan shalat. Misalanya mengatakan Qadhaitu Subhati, (yakni aku

telah melakukan ibadah sunnahku). Demikian juga bersujud,25

oleh karena itu

Allah Swt berfirman:

24

Zaglul an-Najjar, Shuarun Min Tasbih al-Kauniaat Lillah , diterj: Faisal Saleh, Ketika

Alam Bertasbih, Jakarta, 2008, cet I. hlm 2 25

Ibid. hlm 4-5

Page 31: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

17

óΟ s9r& ts? (χ r& ©!$# ߉àfó¡o„ … çµs9 tΒ ’ Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# tΒuρ ’Îû ÇÚö‘F{$# ߧôϑ¤±9 $#uρ

ã yϑs)ø9 $#uρ ãΠθ àf‘Ζ9$#uρ ãΑ$ t7Åg ø:$#uρ ã yf¤±9$#uρ *>!#uρ¤$!$#uρ ×.5 ÏVŸ2uρ z ÏiΒ Ä¨$Ζ9$# ( î.5ÏW x.uρ ¨, ym

ϵø‹ n=tã Ü>#x‹yèø9 $# 3 tΒ uρ Ç Íκç‰ ª!$# $ yϑsù … çµs9 ÏΒ BΘ Ìõ3•Β 4 ¨βÎ) ©!$# ã≅yèø�tƒ $ tΒ â !$ t±o„ ∩⊇∇∪

Artinya: ”apakah kamu tidak melihat bahwa kepada Allah bersujud segala

apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi, matahari, bulan, bintang-

bintang, gunung-gunung, pepohonan, binatang-binatang yang melata dan

sebagian besar kepada manusia, dan kebanyakan mereka (manusia) telah

ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak

seorangpun dapat memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia

kehendaki”.26

Berdasarkan itu semua, maka menuturkan dua kalimat syahadat

disertai dengan pemahaman yang benar terhadap kandungannya, mendirikan

shalat dengan khusu’, menunaikan zakat dengan sikap wara’ dan ketundukan,

berpuasa dengan ikhlas dan pengabdian, melaksanakan haji tanpa dibarengi

ucapan kotor dan perbuatan fasik, dan menghadap allah untuk berdoa dengan

memelas dan penuh pengharapan, mengagungkan, mengesakan dengan tunduk

hanya kepada-Nya, menghambakan diri, taat, dan mengikhlaskan agama

hanya untuk-Nya dengan tanpa menyekutukan, atau dengan istilah Tauhid

Uluhiyyah, ini semua adalah termasuk tasbih kepada Allah. Mengesakan Allah

dengan mengagungkan perbuatan-perbuatannya mulai dari penciptaan

makhluk, memberikan rizqi, mematikan dan menghidupkan, atau yang dikenal

denga istilah Tauhid Rububiyyah, ini semua termasuk tasbih kepada Allah

Swt.

Dan tasbih juga bisa diartikan sebagai do’a ”sholawat” kepada Allah.

Allah Swt berfirman tentang nabi Yunus As ketika ia ditelan oleh ikan besar

dengan menyatakan: ”

26

Al-qur’an dan Terjemahnya yang telah ditahsis oleh departemen agama RI, Jakarta,

1990 QS. Al-Hajj. hlm. 514

Page 32: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

18

çµ yϑs)tGø9 $$ sù ßNθçtø: $# uθ èδuρ ×Λ Î=ãΒ ∩⊇⊆⊄∪ Iωöθ n=sù …çµ ¯Ρr& tβ% x. z ÏΒ tÅsÎm7 |¡ßϑø9 $# ∩⊇⊆⊂∪ y]Î7 n=s9 ’ Îû

ÿϵÏΖôÜ t/ 4’n<Î) ÏΘ öθ tƒ tβθèW yèö7ム∩⊇⊆⊆∪ çµ≈tΡõ‹ t6 uΖsù Ï !#t yèø9 $$Î/ uθ èδuρ ÒΟŠÉ)y™ ∩⊇⊆∈∪

Artinya: Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela, maka kalau

Sekiranya Dia tidak Termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,

Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit,

kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam

keadaan sakit.27

Berkenaan dengan makna kalimat kaana minal musabbihiin dalam

firman Allah di atas, Ibnu Abbas dan Abdullah bin Mas’ud berpendapat,

sesungguhnya nabi Yunus banyak membaca ”shalawat” do’a kepada Allah

pada saat ia di perut ikan’’.28

Oleh karena itu, disunnahkan bagi orang yang

berdo’a untuk memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah

(hamdalah), serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW pada saat ia

memanjatkan doa, baru kemudian ia menyampaikan permintaannya.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah mendengar seorang laki-laki

yang berdoa dalam shalatnya tanpa mengucapkan ”hamdalah” dan shalawat

kepada Nabi SAW terlebih dahulu, maka beliau pun bersabda, ”Ini shalat yang

tergesa-gesa!” Kemudian Rasulullah memanggil orang itu dan berkata

kepadanya, “Jika salah seorang dari kalian sedang berdoa, maka hendaklah

ia memulainya dengan memuji dan menyanjung Allah Swt, kemudian

hendaklah ia membaca shalawat kepada Nabi Saw, kemudian barulah ia

berdoa dengan apa saja yang ia mau.”

Sesungguhnya ucapan “al-hamdulillah” yang diucapkan oleh manusia

itu dianggap tasbih, sebagaimana dianggap tasbih pula setiap dzikir yang

mensucikan Allah, ataupun segala ucapan yang di dalamnya seorang hamba

yang beriman mengagungkan sifat-sifat Allah yang mulia. Mengulang-ulang

pengucapan Asma al-Husna dianggap pula sebagai satu bentuk tasbih yang

paling disukai oleh Allah SWT. Jika semua kaum muslimin mengetahui kadar

pahala yang demikian besar sehingga balasan dari setiap bacaan tasbih, dan

27

Ibid. QS. As-Shaafaat: 142-145. hlm 728 28

Nisywah Al-Ulwani. Op.Cit. Hlm 131-132

Page 33: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

19

tahu pula bahwa bacaan tasbih akan mengantar mereka masuk dalam lautan

kebajikan serta menjauhkan mereka dari terjerumus dalam tindak keburukan;

jika saja mereka tahu semua itu, niscaya mereka akan banyak bertasbih untuk

semakin mendapatkan anugrah dan pahala dari Allah yang demikian besar.29

Dari Mus’ab bin Sa’ad, dari bapaknya r.a. katanya Rasulullah Saw,

beliau pernah berkata: “sanggupkah kalian mengerjakan seribu kebajikan

setiap hari?, maka bertanya salah seorang yang duduk dalam majlis,

bagaimana kami mengerjakan seribu kebajikan setiap hari, sabda nabi

bacalah tasbih seratus kali niscaya Allah ta’ala mencatat bagimu seribu

kebajikan atau dihapus dari padanya seribu kesalahan (dosa)”.30

Di kalangan ulama fiqih ada yang berpendapat bahwa bukanlah suatu

keharusan untuk mengucapkan lafazh-lafazh tasbih seratus kali secara

berturut-turut dalam satu majlis, akan tetapi boleh hukumnya untuk

mengucapkan secara terpisah dalam sejumlah majlis (tempat). Begitu juga

tidak merupakan suatu keharusan untuk mengucapkannya sepanjang siang

sampai malam hari, akan tetapi yang lebih utama adalah mengucapkan pada

permulaan hari, agar dapat menjadi benteng pemelihara bagi seorang muslim

sepanjang hari.31

Ada beberapa hadits yang menunjukkan adanya shalat tasbih, namun

menurut pandangan jumhurul ulama mengatakan bahwa hadits shalat tasbih

itu Dha’if. Akan tetapi ulama fiqh menetapkan shalat tasbih dalam bab fiqh.32

Dalam kamus al-Munzid dikatakan bahwa “ad-Dzikru huwa at-Tasbih

wa Majjadahu” yang berarti dzikir merupakan tasbih itu sendiri.33

Dalam surat an-Nasr : 3 dapat di baca bahwa nabi Muhammad Saw di

perintahkan untuk bertasbih dengan memuji nama tuhan-Nya.34

Memuji tuhan

adalah formula kesyukuran yang sangat penting Dalam Al-qur’an dikatakan

29

Ibid, hlm. 129 30

H.R. Muslim. Terj: Hadist Shahih Muslim, Klang Book Centre, Malaysia, Cet V,

1997, Juz 4. hlm. 262-263 31

Niswah al-Ulwani, Op.Cit. hlm. 173 32

Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syarif an-Nawawi ad-Dimsyiqy, al-Adzkar, Toha

Putra, Semarang. Hlm. 158 33

Al-Munjid, Bairut Lebanon, 1960, cet 39. hlm. 237 34

QS. An-Nasr: 3. Op.Cit.1114

Page 34: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

20

”fasabbih bihamdi rabbika” membaca tasbih ”Subhanallah” dapat dipandang

sebagai pendahuluan logis bagi Tahmid (yaitu memabaca hamdalah/memuji Allah).

Sebab tasbih sendiri mengandung makna pembebasan diri dari buruk sangka kepada

Allah, atau ”pembebasan” Allah dari buruk sangka kita. Jadi tasbih adalah

sesungguhnya permohonan ampun kepada Allah atas dosa buruk sangka kita

kepada-Nya.35

Dengan demikian yang dimaksud dengan bertasbih adalah berdzikir

secara berulang-ulang kepada Allah Swt di setiap waktu dan keadaan.

Sekalipun makna tasbih bermakna umum mencakup seluruh ibadah, baik

ucapan, perbuatan, dan niat. Dan juga tasbih bermakna khusus yaitu dzikir

lafazh dengan menyebut Asma’ul Husna, dan sifat-sifat-Nya yang tinggi

sebagaimana yang telah diturunkan-Nya dalam Al-qur’an atau apa yang

diberitahukan oleh rasulullah Saw.

C. Pengelompokan ayat-ayat tasbih sesuai dengan tema di dalam Al-qur’an

Zaqlul an-Najjar berpendapat bahwa Ayat-ayat Tasbih yang terdapat di

Al-qur’an dapat digolongkan menjadi enam golongan ayat yaitu antara lain36

:

1. Allah menegaskan Maha Besar kesucian-Nya, karena ketunggalan-Nya

dengan Uluhiyah, Rububiyah, dan Wahdaniyat-Nya pada Dzat-Nya sifat-

sifat-Nya, nama-nama-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya atas semua

makhluk-Nya; pada Qadrat-Nya yang mutlak dan di dalam menghimpun

segala sifat kesempurnaan yang mutlak; dan suci dari setiap kekurangan.

Ayat ini terdapat di dalam 27 ayat sebagai berikut:

1. QS. Al-Isra’: 1

35

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban, Paramadina, Jakarta, 2000, cet II. Hlm

166 36

Zaglul an-Najjar.Op.Cit. hlm. 29-43

Page 35: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

21

z≈ysö6 ß™ ü“Ï% ©!$# 3“ u.ó  r& Íνωö7 yèÎ/ Wξ ø‹ s9 š∅ÏiΒ Ï‰Éfó¡yϑø9 $# ÏΘ#t ysø9 $# ’ n<Î)

ωÉfó¡yϑø9 $# $ |Áø%F{ $# “Ï%©!$# $ oΨø.t≈ t/ …çµ s9 öθ ym … çµtƒ Î.ã∴Ï9 ôÏΒ !$ oΨÏG≈ tƒ#u 4 … çµΡÎ) uθ èδ

ßìŠÏϑ¡¡9 $# ç.5ÅÁt7 ø9 $# ∩⊇∪

2. QS. Al-Anbiaya`: 22

öθ s9 tβ% x. !$yϑÍκ� Ïù îπ oλ Î;#u �ωÎ) ª!$# $ s?y‰|¡x�s9 4 z≈ ysö6 Ý¡sù «!$# Éb>u‘ Ä ö yèø9 $# $ £ϑtã

tβθ à�ÅÁtƒ ∩⊄⊄∪

3. QS. Al-mukminun: 91

$ tΒ x‹ sƒªB$# ª!$# ÏΒ 7$ s!uρ $ tΒuρ šχ%Ÿ2 … çµyètΒ ôÏΒ >µ≈s9 Î) 4 #]Œ Î) |=yδs%©! ‘≅ ä. ¥µ≈s9 Î)

$ yϑÎ/ t, n=y{ Ÿξ yès9uρ öΝßγ àÒ ÷èt/ 4’ n?tã <Ù ÷èt/ 4 z≈ ysö6 ß™ «!$# $ £ϑtã šχθà�ÅÁtƒ ∩⊇∪

4. QS. An-Naml: 8

$ £ϑn=sù $ yδu!% y y“ÏŠθ çΡ .βr& x8Í‘θ ç/ tΒ ’Îû Í‘$Ζ9$# ôtΒ uρ $yγs9 öθ ym z≈ ysö6 ß™uρ «! $#

Éb>u‘ tÏΗs>≈ yèø9 $# ∩∇∪

5. QS. Al-Qashash: 68

š�š/u‘uρ ß,è=øƒs† $tΒ â !$t±o„ â‘$ tF øƒs†uρ 3 $ tΒ šχ%Ÿ2 ãΝßγs9 äοu.z5σø: $# 4 z≈ysö6 ß™ «!$#

4’ n?≈yès?uρ $ £ϑtã tβθ à2Î.ô³ç„ ∩∉∇∪

6. QS. Ar-Rum: 17

z≈ysö6 Ý¡sù «!$# tÏm šχθÝ¡ôϑè? tÏn uρ tβθ ßsÎ6 óÁ è? ∩⊇∠∪

7. QS. Yasin: 36

z≈ysö6 ß™ “ Ï%©!$# t, n=y{ yl≡ uρø— F{$# $ yγ ¯=à2 $ £ϑÏΒ àM Î7/Ψè? ÞÚ ö‘F{ $# ôÏΒ uρ

óΟÎγ Å¡à�Ρr& $£ϑÏΒ uρ Ÿω tβθ ßϑn=ôètƒ ∩⊂∉∪

8. QS. Yasin: 83

Page 36: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

22

z≈ysö6 Ý¡sù “Ï% ©!$# Íνωu‹ Î/ ßNθ ä3w=tΒ Èe≅ä. & óx« ϵ ø‹s9 Î)uρ tβθ ãèy_ö è? ∩∇⊂∪

9. QS. Ash-Shaffat: 159

z≈ysö6 ß™ «!$# $ ¬Ηxå tβθà�ÅÁtƒ ∩⊇∈∪

10. QS. Ash-Shaffat: 180

z≈ysö6 ß™ y7 În/u‘ Éb>u‘ Íο“Ïèø9 $# $ ¬Ηxå šχθà�ÅÁtƒ ∩⊇∇⊃∪ 11. QS. Az-Zhuhruf: 82

z≈ysö6 ß™ Éb>u‘ ÏN≡ uθ≈yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘F{ $#uρ Éb>u‘ Ä ö yèø9 $# $ £ϑtã tβθ à�ÅÁtƒ ∩∇⊄∪

12. QS. At-Thur: 43 ÷Πr& öΝçλ m; îµ≈ s9Î) ç.ö5 xî «!$# 4 z≈ysö6 ß™ «!$# $¬Ηxå tβθ ä.Î.ô³ç„ ∩⊆⊂∪

13. QS. Al-Hasyr: 23 uθ èδ ª!$# ”Ï% ©!$# Iω tµ≈s9 Î) �ωÎ) uθ èδ à7 Î=yϑø9 $# â¨ρ‘‰à)ø9 $# ãΝ≈ n=¡¡9 $# ßÏΒ ÷σßϑø9 $#

Ú∅Ïϑø‹ yγ ßϑø9 $# Ⓝ Í“yèø9 $# â‘$ ¬6 yfø9 $# ç.Éi9 x6tGßϑø9 $# 4 z≈ysö6 ß™ «!$# $ £ϑtã šχθ à2Î.ô³ç„

∩⊄⊂∪

14. QS. Al-Baqarah: 116

(#θ ä9$s%uρ x‹sƒªB$# ª!$# #V$s!uρ 3 …çµ oΨ≈ ysö7ß™ ( ≅ t/ …ã& ©! $ tΒ ’Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $#

ÇÚö‘F{ $#uρ ( @≅ ä. …ã& ©! tβθçF Ï⊥≈ s% ∩⊇⊇∉∪

15. QS. An-Nisak: 171

Ÿ≅÷δr' ¯≈ tƒ É=≈tGÅ6 ø9 $# Ÿω (#θ è=øós? ’Îû öΝà6ÏΖƒ ÏŠ Ÿωuρ (#θ ä9θà)s? ’ n?tã «!$# �ωÎ) ¨, ysø9 $# 4 $ yϑΡÎ) ßxŠÅ¡yϑø9 $# |¤ŠÏã ß ø⌠$# zΝtƒ óItΒ Ú^θ Þ™u‘ «!$# ÿ… çµçF yϑÎ=Ÿ2uρ !$ yγ9s)ø9r& 4’n<Î)

zΝtƒ óItΒ Óyρâ‘uρ çµ÷ΖÏiΒ ( (#θ ãΖÏΒ$t↔sù «!$$ Î/ Ï& Î#ß™â‘uρ ( Ÿωuρ (#θ ä9θ à)s? îπ sW≈n=rO 4 (#θ ßγtFΡ$# #Z.ö5 yz

Page 37: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

23

öΝà6 ©9 4 $ yϑΡÎ) ª!$# ×µ≈s9 Î) Ó‰Ïm≡ uρ ( ÿ…çµ oΨ≈ysö7 ß™ βr& šχθ ä3tƒ … ã&s! Ó$s!uρ ¢ … ã&©! $ tΒ ’Îû

ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# $ tΒ uρ ’Îû ÇÚö‘F{$# 3 4’s∀x.uρ «! $$Î/ WξŠÅ2uρ ∩⊇∠⊇∪

16. QS. Al-An’am: 100-101

(#θ è=yèy_uρ ¬! u !% x.u.à° £ Ågø: $# öΝßγs)n=yzuρ ( (#θ è%t yzuρ …çµ s9 t ÏΖt/ ¤M≈oΨt/uρ Î.ö5 tóÎ/ 5Οù=Ïæ 4 …çµ oΨ≈ ysö7ß™ 4’ n?≈yès?uρ $£ϑtã šχθà�ÅÁtƒ ∩⊇⊃⊃∪ ßìƒ Ï‰t/ ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘F{$#uρ ( 4’Τ r&

ãβθ ä3tƒ … çµs9 Ó$ s!uρ óΟs9uρ ä3s? …ã& ©! ×π t6Ås≈ |¹ ( t, n=yzuρ ¨≅ä. & ó x« ( uθ èδuρ Èe≅ ä3Î/ > ó x«

×Λ Î=tæ ∩⊇⊃⊇∪

17. QS. At-Taubat: 31

(#ÿρä‹ sƒªB$# öΝèδu‘$t6 ômr& öΝßγuΖ≈ t6÷δ â‘uρ $ \/$t/ö‘r& ÏiΒ Âχρߊ «!$# yx‹Å¡yϑø9 $#uρ š∅ö/$#

zΝtƒ ö tΒ !$ tΒ uρ (#ÿρãÏΒ é& �ωÎ) (#ÿρ߉ç6 ÷èu‹ Ï9 $ Yγ≈ s9Î) #Y‰Ïm≡ uρ ( Hω tµ≈ s9 Î) �ωÎ) uθèδ 4 …çµ oΨ≈ysö7 ß™ $ £ϑtã

šχθà2Ì ô±ç„ ∩⊂⊇∪

18. QS. yunus: 18

šχρ߉ç7÷ètƒ uρ ÏΒ Âχρߊ «!$# $ tΒ Ÿω öΝèδ•.ÛØ o„ Ÿωuρ óΟßγ ãèx�Ζtƒ šχθ ä9θà)tƒ uρ

Ï Iωàσ≈yδ $ tΡàσ≈ yèx�ä© y‰ΨÏã «!$# 4 ö≅è% šχθä↔Îm6 uΖè?r& ©!$# $ yϑÎ/ Ÿω ãΝn=÷ètƒ ’ Îû

ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# Ÿωuρ ’ Îû ÇÚö‘F{ $# 4 …çµ oΨ≈ysö7 ß™ 4’ n?≈ yès?uρ $£ϑtã šχθä.Î.ô³ç„ ∩⊇∇∪

19. QS. Yunus: 68

(#θ ä9$s% x‹ y‚?$# ª! $# #Y‰s9uρ 3 …çµ oΨ≈ ysö7ß™ ( uθ èδ K Í_tóø9 $# ( …çµ s9 $tΒ †Îû ÏN≡ uθ≈yϑ¡¡9 $# $ tΒ uρ

’Îû ÇÚö‘F{ $# 4 ÷βÎ) Νà2y‰ΖÏã ÏiΒ ¤≈sÜ ù=ß™ !#x‹≈pκÍ5 4 šχθä9θ à)s?r& ’ n?tã «!$# $ tΒ Ÿω tβθ ßϑn=÷ès? ∩∉∇∪

20. QS. An-Nahl: 1

Page 38: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

24

#’ tAr& ã øΒ r& «!$# Ÿξ sù çνθè=Éf÷ètGó¡n@ 4 …çµ oΨ≈ ysö7 ß™ 4’n?≈ yès?uρ $ £ϑtã šχθä.Î.ô³ç„ ∩⊇∪

21. QS. An-Nahl: 57

tβθ è=yèøgs†uρ ¬! ÏM≈oΨt7 ø9 $# … çµoΨ≈ ysö7ß™   Νßγs9uρ $ ¨Β šχθåκtJô±tƒ ∩∈∠∪

22. QS. Al-Isra’: 42-43

≅è% öθ ©9 tβ%x. ÿ… çµyètΒ ×π oλ Î;#u $ yϑx. tβθ ä9θà)tƒ #]Œ Î) (#öθ tótGö/ω 4’ n<Î) “ ÏŒ Ä óUyê ø9 $# Wξ‹Î7y™

∩⊆⊄∪ …çµ oΨ≈ ysö7 ß™ 4’n?≈ yès?uρ $¬Ηxå tβθ ä9θà)tƒ #vθ è=ãæ #Z.5Î7 x. ∩⊆⊂∪

23. QS. Maryam: 35

$ tΒ tβ% x. ¬! βr& x‹Ï‚−Gtƒ ÏΒ 7$s!uρ ( ÿ… çµoΨ≈ ysö7ß™ 4 #sŒ Î) #|Ó s% #\ øΒr& $yϑΡÎ*sù ãΑθà)tƒ … çµs9

ä. ãβθ ä3u‹ sù ∩⊂∈∪

24. QS. Al-Anbiya: 26

(#θ ä9$s%uρ x‹sƒªB$# ß≈ oΗ÷q §9 $# #V$ s!uρ 3 …çµ oΨ≈ ysö7 ß™ 4 ö≅t/ ׊$t6 Ïã šχθãΒ t õ3•Β ∩⊄∉∪

25. QS. Ar-Rum: 40

ª!$# “ Ï%©!$# öΝä3s)n=s{ ¢Ο èO öΝä3s%y— u‘ ¢ΟèO öΝà6 çGŠÏϑム¢ΟèO öΝä3‹ÍŠøtä† ( ö≅yδ ÏΒ

Νä3Í←!% x.u.à° ¨Β ã≅ yèø�tƒ ÏΒ Νä3Ï9≡ sŒ ÏiΒ & ó x« 4 …çµ oΨ≈ ysö7 ß™ 4’n?≈ yès?uρ $¬Ηxå tβθ ä.Î.ô³ç„

∩⊆⊃∪

26. QS. Az-Zumar: 4

öθ ©9 yŠ#u‘r& ª!$# βr& x‹Ï‚−Gtƒ #V$s!uρ 4’ s∀sÜô¹ω $ £ϑÏΒ ß,è=øƒs† $ tΒ â !$ t±o„ 4 … çµoΨ≈ ysö7ß™ ( uθèδ

ª!$# ߉Ïm≡ uθ ø9 $# â‘$ £γs)ø9 $# ∩⊆∪

27. QS. Az-Zumar: 67

Page 39: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

25

$ tΒ uρ (#ρâ‘y‰s% ©!$# ¨,ym ÍνÍ‘ô‰s% ÞÚö‘F{ $#uρ $ Yè‹Ïϑy_ … çµçGŸÒ ö6 s% tΠ öθ tƒ Ïπyϑ≈ uŠÉ)ø9 $#

ÝV≡uθ≈ yϑ¡¡9 $#uρ 7M≈−ƒ Èθ ôÜ tΒ ÏµÏΨŠÏϑu‹ Î/ 4 …çµ oΨ≈ ysö7 ß™ 4’n?≈ yès?uρ $ £ϑtã šχθä.Î.ô³ç„ ∩∉∠∪

2. Yang disebutkan dalam kata perintah (amr). Tasbih ini terdapat dalam 13

ayat yaitu:

1. Perintah tasbih bersama dengan perintah sujud yaitu yang terdapat

dalam QS. Al-Hajr: 98

ôxÎm7 |¡sù ωôϑpt¿2 y7 În/u‘ ä.uρ zÏiΒ tωÉf≈ ¡¡9 $# ∩∇∪

2. Perintah bertasbih disertai dengan perintah bersabar yaitu QS. Thaha:

130

÷.É9 ô¹$$ sù 4†n? tã $tΒ tβθä9θ à)tƒ ôxÎm7 y™uρ ωôϑpt¿2 y7În/u‘ Ÿ≅ö6 s% Æíθ è=èÛ Ä§ôϑ¤±9 $# Ÿ≅ö6 s%uρ

$ pκÍ5ρã äî ( ôÏΒ uρ Ç›!$ tΡ#u È≅ø‹ ©9 $# ôxÎm7 |¡sù t∃#t ôÛr&uρ Í‘$ pκ]9 $# y7 ¯=yès9 4 yÌös? ∩⊇⊂⊃∪

3. Perintah bertasbih dan bertawakkal kepada Allah Swt yaitu QS. Al-

Furqan: 58

ö≅�2uθ s?uρ ’n? tã Çc‘y⇔ø9 $# “ Ï%©!$# Ÿω ßNθ ßϑtƒ ôx Îm7y™uρ Íνωôϑpt¿2 4 4‘x�Ÿ2uρ ϵÎ/

É>θ çΡä‹Î/ ÍνÏŠ$ t6Ïã #·.5 Î7yz ∩∈∇∪

4. Perintah bertasbih disertai dengan perintah untuk bersabar dan perintah

untuk beristigfar yaitu QS. Ghafir: 55

÷.É9 ô¹$$ sù (χ Î) y‰ôãuρ «! $# A, ym ö Ï�øótGó™$#uρ š�Î7 /Ρs% Î! ôx Îm7y™uρ ωôϑpt¿2 y7În/u‘

Äc Å yèø9 $$ Î/ Ì≈x6 ö/M}$#uρ ∩∈∈∪

5. Perintah bertasbih dan bersabar disertai dengan penentuan waktu-

waktu yang diutamakan yaitu QS. Qaaf: 39-40

Page 40: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

26

÷.É9 ô¹$$ sù 4’ n? tã $ tΒ šχθä9θ à)tƒ ôx Îm7y™uρ ωôϑpt¿2 y7În/u‘ Ÿ≅ö6 s% Æíθè=èÛ Ä§ôϑ¤±9 $#

Ÿ≅ö6 s%uρ É>ρãäóø9 $# ∩⊂∪ z ÏΒuρ È≅ø‹ ©9 $# çµ ósÎm7|¡sù t≈ t/÷Šr&uρ ÏŠθ àf*¡9$# ∩⊆⊃∪

6. Perintah bertasbih atas ketetapan Tuhan dan bertasbih dengan memuji-

Nya, disertai dengan penentuan waktu-waktu utama untuk melakukan

tasbih yaitu QS. At-Thur: 48-49

÷.É9 ô¹$#uρ È/ õ3ß⇔Ï9 y7 În/u‘ y7ΡÎ*sù $oΨÏ⊥ ãŠôãr' Î/ ( ôxÎm7y™uρ ω÷Κ pt¿2 y7 În/u‘ tÏm ãΠθà)s? ∩⊆∇∪

z ÏΒuρ È≅ ø‹©9 $# çµósÎm7 |¡sù t≈t/÷Š Î)uρ ÏΘθàf‘Ζ9$# ∩⊆∪

7. Perintah bertasbih dengan nama Allah yang maha besar yaitu QS. Al-

Waqi’ah: 74 dan 96 dan QS. Al-Haqqah: 52

ôxÎm7 |¡sù ÉΟó™$$ Î/ y7În/u‘ ÉΟŠÏàyèø9 $# ∩∠⊆∪

ôxÎm7 |¡sù ËΛôœ$$ Î/ y7 În/u‘ ËΛÏà yèø9 $# ∩∉∪

ôxÎm7 |¡sù ËΛôœ$$ Î/ y7 În/u‘ ÉΟ‹Ïàyèø9 $# ∩∈⊄∪

8. Perintah bersujud kepada-Nya dan bertasbih kepada-Nya yaitu QS. Al-

Insan: 26

š∅ÏΒ uρ È≅ø‹ ©9$# ô‰ß∨ó™$$ sù … çµs9 çµósÎm7 y™uρ Wξø‹ s9 ¸ξƒÈθ sÛ ∩⊄∉∪

9. Perintah bertasbih disertai dengan pengakuan kehambaan diri kepada

Allah dan pengakuan unsur kemanusiaan diri yaitu QS. Al-Isra’: 90-93

(#θ ä9$s%uρ s9 š∅ÏΒ÷σœΡ y7 s9 4 ®Lym t àfø�s? $ uΖs9 z ÏΒ ÇÚö‘F{$# % ·æθ ç7 .⊥tƒ ∩⊃∪ ÷ρr& tβθ ä3s? š�s9 ×πΨy_ ÏiΒ 9≅ŠÏƒΥ 5= uΖÏãuρ t Édfx�çGsù t≈ yγ ÷ΡF{$# $ yγn=≈ n=Åz #·.5 Éfø�s? ∩⊇∪

÷ρr& xÝÉ)ó¡è@ u !$ yϑ¡¡9$# $ yϑx. |M ôϑtãy— $ uΖøŠn=tã $ ¸�|¡Ï. ÷ρr& u’ÎAù' s? «!$$ Î/ Ïπx6 Í×≈ n=yϑø9 $#uρ

¸ξ‹Î6 s% ∩⊄∪ ÷ρr& tβθ ä3tƒ y7 s9 ×M øŠt/ ÏiΒ >∃ã ÷zã— ÷ρr& 4’n∋ ö s? ’Îû Ï !$yϑ¡¡9 $# s9uρ

Page 41: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

27

š∅ÏΒ ÷σœΡ y7 ÍhŠÏ%ãÏ9 4 ®L ym tΑÍi”t∴è? $ uΖøŠn=tã $ Y7≈tF Ï. …çνäτ t ø)Ρ 3 ö≅è% tβ$ysö7 ß™ ’În1u‘ ö≅yδ

àMΖä. �ωÎ) #Z.|³o0 Zωθ ß™§‘ ∩⊂∪

10. Perintah bertasbih dengan nama Allah yang Mahatinggi yaitu QS. Al-

A’la: 1

ËxÎm7 y™ zΟó™$# y7 În/u‘ ’ n? ôãF{$# ∩⊇∪

11. Perintah bertasbih dengan memuji Allah memohon ampun kepada-Nya

yaitu QS. An-Nasr: 3

ôxÎm7 |¡sù ωôϑpt¿2 y7 În/u‘ çνö Ï�øótGó™$#uρ 4 …çµ ¯ΡÎ) tβ% Ÿ2 $ R/# §θ s? ∩⊂∪

3. Tasbih yang diucapkan para nabi dan rasul, yang terdapat dalam Al-qur’an

yang hanya terdapat 4 ayat yaitu :

1. Tasbih Rasulullah yang disebutkan dalam Al-qur’an yaitu: QS. Yusuf :

108

ö≅è% ÍνÉ‹≈yδ þ’Í?ŠÎ6 y™ (#þθ ãã÷Šr& ’ n<Î) «!$# 4 4’n? tã >οu.5 ÅÁt/ O$ tΡr& Ç tΒuρ Í_ yèt6 ¨?$# ( z≈ ysö6ß™uρ

«!$# !$ tΒ uρ O$tΡr& zÏΒ šÏ.Î.ô³ßϑø9 $# ∩⊇⊃∇∪

2. Tasbih Nabi Musa As yang terdapat dalam QS. Al-A’raf: 143

$ £ϑs9uρ u !% y 4y›θ ãΒ $ uΖÏF≈s)ŠÏϑÏ9 … çµyϑ=x.uρ …çµ š/u‘ tΑ$s% Éb>u‘ þ’ÎΤ Í‘r& ö ÝàΡr& š�ø‹s9 Î) 4 tΑ$ s% s9 Í_1 t s? Ç Å3≈ s9uρ öÝàΡ$# ’ n<Î) È≅t6 yfø9 $# ÈβÎ*sù § s)tGó™$# …çµ tΡ$ x6tΒ t∃öθ |¡sù

Í_1t s? 4 $£ϑn=sù 4’ ©?pg rB … 絚/u‘ È≅ t7 yfù=Ï9 … ã& s#yèy_ $ y2yŠ § yzuρ 4 y›θ ãΒ $Z)Ïè|¹ 4 !$£ϑn=sù

s−$sùr& tΑ$ s% š�oΨ≈ ysö6 ß™ àMö6 è? š�ø‹ s9Î) O$ tΡr& uρ ãΑρr& t ÏΖÏΒ÷σßϑø9 $# ∩⊇⊆⊂∪

3. Tasbih Nabi Yunus As yang terdapat dalam QS. Thaha: 33

ö’ s1 y7 ysÎm7|¡èΣ #Z.5 ÏVx. ∩⊂⊂∪

Page 42: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

28

4. Tasbih Nabi Isa As yang terdapat dalam QS. Al-Maidah: 116

øŒ Î)uρ tΑ$ s% ª! $# |¤ŠÏè≈ tƒ t ø⌠$# zΝtƒ óItΒ |MΡr& u |M ù=è% Ĩ$ ¨Ζ=Ï9 ’ÎΤρä‹ÏƒªB$# u’ ÍhΓé&uρ È ÷yγ≈ s9 Î)

ÏΒ Èβρߊ «!$# ( tΑ$ s% y7oΨ≈ ysö6 ß™ $ tΒ ãβθä3tƒ þ’Í< ÷βr& tΑθ è%r& $ tΒ }§øŠs9 ’ Í< @d, ysÎ/ 4 βÎ)

àMΖä. …çµ çFù=è% ô‰s)sù …çµtGôϑÎ=tæ 4 ãΝn=÷ès? $ tΒ ’ Îû Ťø�tΡ Iωuρ ÞΟ n=ôãr& $tΒ ’ Îû y7 Å¡ø�tΡ 4 y7 ¨ΡÎ) |MΡr& ãΝ≈ ¯=tã É>θã‹ äóø9 $# ∩⊇⊇∉∪

4. Mengemukakan tasbih manusia secara umum. Jumlahnya ada 9 ayat. Tiga

ayat diantaranya terbentuk kata perintah kepada orang-orang mukmin. Dan

itu merupakan perintah taklif agar bertasbih kepada Allah. Salah satunya

ayatnya menyebutkan kata orang-orang mukmin bersama dengan

penyebutan Rasulullah, dan dua ayat lainnya dengan penyebutan orang-

orang mukmin secara mutlak. Ayat-ayat itu sebagai berikut:

1. QS. Al-Ahzab: 41-42

$ pκš‰r' ¯≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#ρâUè0øŒ $# ©!$# #[ø.ÏŒ #Z.5ÏVx. ∩⊆⊇∪ çνθ ßsÎm7y™uρ Zοt õ3ç/

¸ξ‹Ï¹r& uρ ∩⊆⊄∪

2. QS. Az-Zuhruf: 13

(#…âθ tGó¡tF Ï9 4’ n? tã ÍνÍ‘θ ßγ àß ¢ΟèO (#ρã ä.õ‹s? sπyϑ÷èÏΡ öΝä3În/u‘ #sŒ Î) ÷Λä÷ƒ uθ tGó™$# ϵø‹ n=tã

(#θ ä9θà)s?uρ z≈ysö6 ß™ “Ï%©!$# t ¤‚y™ $oΨs9 #x‹≈yδ $ tΒ uρ $Ζà2 …çµ s9 tÏΡÌ ø)ãΒ ∩⊇⊂∪

3. QS. Al-Fath: 8-9

!$ ¯ΡÎ) š�≈ oΨù=y™ö‘r& #Y‰Îγ≈ x© #\ Ïe±t6ãΒ uρ #\ƒ É‹tΡuρ ∩∇∪ (#θ ãΖÏΒ ÷σçGÏj9 «!$$ Î/ Ï& Î!θ ß™u‘uρ

çνρâ‘Ìh“yèè?uρ çνρã Ïj%uθ è?uρ çνθ ßsÎm7|¡è@uρ Zοt ò6ç/ ¸ξ‹Ï¹r& uρ ∩∪

4. QS. Ali Imran: 191

Page 43: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

29

tÏ% ©!$# tβρã ä.õ‹ tƒ ©!$# $ Vϑ≈ uŠÏ% #YŠθãèè%uρ 4’ n?tãuρ öΝÎγ Î/θ ãΖã_ tβρã ¤6x�tGtƒ uρ ’Îû È, ù=yz

ÏN≡ uθ≈ uΚ¡¡9 $# ÇÚö‘F{ $#uρ $ uΖ−/u‘ $ tΒ |Mø)n=yz #x‹≈yδ Wξ ÏÜ≈t/ y7 oΨ≈ysö6 ß™ $ oΨÉ)sù z>#x‹ tã

Í‘$ ¨Ζ9$# ∩⊇⊇∪

5. QS. Al-Isra’: 108

tβθ ä9θà)tƒ uρ z≈ ysö6ß™ !$ uΖÎn/u‘ βÎ) tβ% x. ߉ôãuρ $ uΖÎn/u‘ Zωθãèø�yϑs9 ∩⊇⊃∇∪

6. QS. As-Sajadah: 15

$ yϑΡÎ) ß ÏΒ ÷σム$uΖÏG≈ tƒ$ t↔Î/ t Ï%©!$# #sŒ Î) (#ρã Åe2èŒ $ pκÍ5 (#ρ” yz #Y‰£∨ß™ (#θ ßs¬7y™uρ ωôϑpt¿2

öΝÎγ În/u‘ öΝèδuρ Ÿω šχρç.É9õ3tF ó¡o„ ∩⊇∈∪

7. QS. An-Nur: 36-37

’Îû BNθ ã‹ ç/ tβÏŒr& ª!$# βr& yìsùö è? t Ÿ2õ‹ ãƒuρ $ pκ� Ïù … çµßϑó™$# ßxÎm7 |¡ç„ …çµ s9 $ pκ� Ïù Íiρ߉äóø9 $$ Î/

ÉΑ$ |¹Fψ$#uρ

Sementara pada dua ayat yang lain, Al-qur’anul karim

menceritakan tentang tasbih para pemilik kebun di negeri yaman.

Menunaikan hak Allah Swt dengan mengeluarkan sebagiannya untuk

orang-orang miskin. Namun manakala ia telah mati, anak-anaknya justru

bersikap bakhil. Keadaan mereka ini dikisahkan oleh Al-qur’an di dalam

dua ayat berikut:

8. QS. Al-Qalam: 28-29

tΑ$ s% öΝßγ äÜy™÷ρr& óΟ s9r& ≅è%r& ö/ ä3©9 Ÿωöθ s9 tβθ ßsÎm7 |¡è@ ∩⊄∇∪ (#θ ä9$s% z≈ ysö6 ß™ !$ uΖÎn/u‘ $ ¯ΡÎ)

$ ¨Ζä. šÏϑÎ=≈ sß ∩⊄∪

5. Ayat-ayat yang menyebutkan tasbih para Malaikat kepada Allah

jumlahnya ada 9 ayat, yaitu:

1. QS. Al-Baqarah: 30

Page 44: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

30

øŒ Î)uρ tΑ$s% š�•/u‘ Ïπ s3Í×≈ n=yϑù=Ï9 ’ ÎoΤÎ) ×≅Ïã%y ’ Îû ÇÚö‘F{$# Zπ x�‹Î=yz ( (#þθ ä9$s% ã≅yèøg rBr&

$ pκ� Ïù tΒ ß‰Å¡ø�ム$ pκ� Ïù à7 Ï�ó¡o„ uρ u !$ tΒÏe$!$# ß øtwΥ uρ ßxÎm7 |¡çΡ x8ωôϑpt¿2 â Ïd‰s)çΡuρ y7 s9 ( tΑ$ s% þ’ÎoΤ Î) ãΝn=ôãr& $ tΒ Ÿω tβθ ßϑn=÷ès? ∩⊂⊃∪

2. QS. Ar-Rad: 13

ßxÎm7 |¡ç„ uρ ߉ôã§9 $# Íνωôϑpt¿2 èπs3Í× ¯≈ n=yϑø9 $#uρ ôÏΒ ÏµÏGx�‹ Åz ã≅ Å™ö ムuρ t, Ïã≡ uθ ¢Á9$#

Ü=ŠÅÁ ãŠsù $ pκÍ5 tΒ â!$ t±o„ öΝèδuρ šχθä9 ω≈ pg ä† ’Îû «!$# uθ èδuρ ߉ƒ ωx© ÉΑ$ysÎR ùQ$# ∩⊇⊂∪

3. QS. Al-Anbiyak: 19-20

…ã& s!uρ tΒ ’Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# ÇÚ ö‘F{ $#uρ 4 ô tΒ uρ … çνy‰ΖÏã Ÿω tβρç.É9 õ3tGó¡o„ ô tã

ϵÏ?yŠ$ t7 Ïã Ÿωuρ tβρç.Å£óstGó¡tƒ ∩⊇∪ tβθßsÎm7 |¡ç„ Ÿ≅ ø‹©9 $# u‘$ pκ]9 $#uρ Ÿω tβρç.äIø�tƒ ∩⊄⊃∪

4. QS. Az-Zumar: 75

“t s?uρ sπx6 Í×≈ n=yϑø9 $# š Ïjù!% tn ôÏΒ ÉΑöθ ym Ä öyèø9 $# tβθ ßsÎm7 |¡ç„ ωôϑpt¿2 öΝÍκÍh5u‘ ( z ÅÓè%uρ ΝæηuΖ÷ot/ Èd, ptø: $$ Î/ Ÿ≅ŠÏ%uρ ߉ôϑptø: $# ¬! Éb>u‘ tÏΗs>≈ yèø9 $# ∩∠∈∪

5. QS. Al-Mu’min: 7

tÏ% ©!$# tβθ è=Ïϑøts† z ö yèø9$# ôtΒ uρ … çµs9 öθ ym tβθ ßsÎm7 |¡ç„ ωôϑpt¿2 öΝÍκÍh5u‘ tβθ ãΖÏΒ ÷σムuρ ϵ Î/

tβρã Ï�øótGó¡o„ uρ tÏ%©#Ï9 (#θ ãΖtΒ#u $ uΖ−/u‘ |M ÷èÅ™uρ ¨≅ à2 & óx« Zπ yϑôm§‘ $ Vϑù=Ïãuρ

ö Ï�øî$$sù tÏ%©#Ï9 (#θ ç/$ s? (#θ ãèt7 ¨?$#uρ y7 n=‹Î6 y™ öΝÎγ Ï%uρ z>#x‹ tã ËΛ Åspgø: $# ∩∠∪

6. QS. Fhusilat: 38

ÈβÎ*sù (#ρç.y9 ò6tF ó™$# tÏ% ©!$$ sù y‰ΨÏã y7 În/u‘ tβθ ßsÎm7|¡ç„ … çµs9 È≅øŠ©9 $$ Î/ Í‘$ pκ]9 $#uρ öΝèδuρ Ÿω tβθ ßϑt↔ó¡o„ ∩⊂∇∪

7. QS. Al-A’raf: 206

Page 45: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

31

¨βÎ) tÏ%©!$# y‰ΖÏã š�În/u‘ Ÿω tβρç.É9 õ3tGó¡o„ ô tã ϵÏ?yŠ$ t7Ïã … çµtΡθ ßsÎm6 |¡ç„ uρ … ã& s!uρ

šχρ߉àfó¡o„ ∩⊄⊃∉∪

8. QS. Ash-Shaffat: 166

$ ¯ΡÎ)uρ ßósuΖs9 tβθ ßsÎm7|¡çR ùQ $# ∩⊇∉∉∪

6. Ayat yang mengemukakan tentang tasbih 7 lapis langit dan bumi beserta

segala isinya. Tasbih setiap entitas itu berupa tasbih fitrah dan taskhir atau

dengan tasbih ikhtiari dan taklifi, atau dengan kedua bentuk itu sekaligus

yaitu:

1. QS. Ar-Rad: 12-13

uθ èδ “Ï%©!$# ãΝà6ƒ ÌムšX ÷.y9 ø9 $# $]ùöθ yz $ YèyϑsÛuρ à⋅Å´Ψムuρ šU$ys¡¡9 $# tΑ$ s)ÏoW9$#

∩⊇⊄∪ ßxÎm7 |¡ç„ uρ ߉ôã§9 $# Íνωôϑpt¿2 èπs3Í× ¯≈ n=yϑø9 $#uρ ôÏΒ Ïµ ÏGx�‹ Åz ã≅Å™ö ムuρ t,Ïã≡ uθ ¢Á9 $#

Ü=ŠÅÁ ãŠsù $ pκÍ5 tΒ â !$ t±o„ öΝèδuρ šχθä9 ω≈ pgä† ’Îû «!$# uθ èδuρ ߉ƒ ωx© ÉΑ$ ysÎRùQ $# ∩⊇⊂∪

2. QS. Al-Isra’: 44

ßxÎm6 |¡è@ ã& s! ßN≡ uθ≈ uΚ ¡¡9 $# ßìö7¡¡9 $# ÞÚö‘F{ $#uρ tΒuρ £Íκ� Ïù 4 βÎ)uρ ÏiΒ >ó x« �ωÎ) ßx Îm7|¡ç„

Íνω÷Κ pt¿2 Å3≈ s9uρ �ω tβθßγs)ø�s? öΝßγys‹Î6 ó¡n@ 3 …çµ ¯ΡÎ) tβ% x. $ϑŠÎ=ym #Y‘θ à�xî ∩⊆⊆∪

3. QS. Al-an-Biya’: 79

$ yγ≈ oΨôϑ£γx�sù z≈ yϑøŠn=ß™ 4 ˆξ à2uρ $oΨ÷os?#u $ Vϑõ3ãm $ Vϑù=Ïãuρ 4 $ tΡö ¤‚y™uρ yìtΒ yŠ…ãρ#yŠ

tΑ$ t7Éfø9 $# zósÎm7 |¡ç„ u.ö5 ©Ü9$#uρ 4 $ ¨Ζà2uρ šÎ=Ïè≈ sù ∩∠∪

4. QS. An-Nur: 41

Page 46: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

32

óΟ s9r& t s? ¨βr& ©! $# ßxÎm7|¡ç„ …çµ s9 tΒ ’ Îû ÏN≡ uθ≈ uΚ ¡¡9$# ÇÚö‘F{ $#uρ ç.ö5©Ü9 $#uρ ;M≈¤�≈ |¹ ( @≅ä. ô‰s% zΝÎ=tæ …çµ s?Ÿξ |¹ …çµ ys‹Î6 ó¡n@uρ 3 ª! $#uρ 7ΛÎ=tæ $ yϑÎ/ šχθè=yèø�tƒ ∩⊆⊇∪

5. QS. As-Shad: 18

$ ¯ΡÎ) $tΡö ¤‚y™ tΑ$ t7Åg ø:$# … çµyètΒ zósÎm7 |¡ç„ Äc Å´yèø9$$ Î/ É−#u.õ°M}$#uρ ∩⊇∇∪

6. QS. Al-Hadid: 1

yx¬7 y™ ¬! $ tΒ ’ Îû ÏN≡ uθ≈ uΚ ¡¡9$# ÇÚö‘F{ $#uρ ( uθ èδuρ Ⓝ Í•yèø9 $# ãΛÅ3ptø: $# ∩⊇∪

7. QS. Al-Hasr: 1

yx¬7 y™ ¬! $ tΒ ’ Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# $ tΒuρ ’ Îû ÇÚö‘F{ $# ( uθ èδuρ Ⓝ Í“yèø9 $# ÞΟŠÅ3ptø: $# ∩⊇∪

8. QS. Al-Hasr: 24

uθ èδ ª!$# ß,Î=≈ y‚ø9 $# ä— Í‘$ t7ø9 $# â‘Èhθ |Á ßϑø9 $# ( ã& s! â !$ yϑó™F{ $# 4 o_ó¡ßsø9$# 4 ßx Îm7|¡ç„ … çµs9 $ tΒ ’Îû

ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# ÇÚ ö‘F{ $#uρ ( uθ èδuρ Ⓝ Í•yèø9 $# ÞΟŠÅ3ptø: $# ∩⊄⊆∪

9. QS. Al-Shoff : (1)

yx¬7 y™ ¬! $ tΒ ’Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# $ tΒ uρ ’Îû ÇÚö‘F{$# ( uθèδuρ Ⓝ Í•yèø9 $# ÞΟŠÅ3ptø: $# ∩⊇∪

10. QS. Al-Jum’ah : (1)

ßxÎm7 |¡ç„ ¬! $ tΒ ’ Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# $tΒ uρ ’ Îû ÇÚö‘F{ $# Å7Î=pR ùQ $# Ĩρ‘‰à)ø9 $# Í“ƒ Í•yèø9 $#

ÉΟ‹Å3ptø: $# ∩⊇∪

11. QS. Al-Taghabun : (1)

ßxÎm7 |¡ç„ ¬! $tΒ ’Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# $ tΒ uρ ’Îû ÇÚö‘F{ $# ( ã& s! à7ù=ßϑø9 $# ã& s!uρ ߉ôϑysø9 $# ( uθ èδuρ 4’n? tã Èe≅ ä. &ó x« íƒ Ï‰s% ∩⊇∪

D. Pendapat Ulama tentang Tasbih

Ulama ahli tafsir dalam menguraikan pendapatnya tentang tasbih

kebayakan ketika ia menafsirkan Qur’an surat al-Isra`:44 yang berbunyi:

Page 47: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

33

ßxÎm6 |¡è@ ã& s! ßN≡ uθ≈ uΚ¡¡9 $# ßìö7¡¡9 $# ÞÚ ö‘F{ $#uρ tΒuρ £ Íκ� Ïù 4 βÎ)uρ ÏiΒ > ó x« �ωÎ) ßxÎm7 |¡ç„

Íνω÷Κ pt¿2 Å3≈ s9uρ �ω tβθ ßγs)ø�s? öΝßγys‹ Î6ó¡n@ 3 …çµ ¯ΡÎ) tβ% x. $ ¸ϑŠÎ=ym #Y‘θ à�xî ∩⊆⊆∪

Artinya:“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih

kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,

tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah

Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. 37

Hamka dalam Tafsir Al Azhar, menafsirkan surat Al-Isra’ ayat 44

yaitu: bertasbih adalah mengucapkan kesucian yang berarti juga tunduk akan

perintahnya, melaksanakan apa yang dikehendakinya, baik dengan lidah atau

perbuatan atau dengan bukti kepatuhan, langit tujuh telah bertasbih. Bumipun

bertasbih, dan segala penduduk siapapun yang berdiam disemua langit dan

bumi itu semuanya bertasbih.38

Pendapat Hamka ini hampir sama dengan pendapat M. Quraish

Shihab, yang terdapat di dalam tafsir al-Misbah memahami Ayat ini dengan

mengutip pendapatnya Thabatha’i yang mengatakan bahwa ayat di atas

sebagai penyempurnaan argumentasi ayat yang lalu, dan dengan demikian

hubungannya menjadi sangat erat, bahkan keduanya menjadi satu kesatuan.

Seakan-akan ayat yang lalu dan ayat ini menyatakan: seandainya ada tuhan-

tuhan bersama-Nya pastilah kekuasaan-Nya menjadi rebutan, tetapi kekuasaan

di langit dan di bumi serta siapa saja yang di dalamnya, semuanya

mensucikan-Nya dan menyaksikan bahwa tiada sekutu bagi-Nya dan tidak

berakhir kecuali kepada-Nya dan tidak pula sujud kecuali kepada-Nya, dan

dengan demikian tidak ada yang memiliki kekuasaan dan tidak pula yang

wajar menyandangnya kecuali Allah Swt, karena tidak ada tuhan selain Dia.39

Ayat di atas jelas dan tanpa diragukan lagi bahwa adanya pentasbihan

itu dilakukan oleh alam semesta. Akan tetapi bagaimana caranya alam semesta

bertasbih? Ulama berbeda pendapat dalam memahmi ayat di atas. Sementara

37

QS. al-Isra’ : (44). Op.Cit.hlm 430 38

Hamka, Tafsir al-Azhar, Pustaka Panji Mas, Jakarta Juz XV. Hlm 72-73 39

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. Lentera hati, Jakarta, 2006, cet 5. Juz 7. hlm. 472

Page 48: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

34

ada yang memahami bahwa tasbihnya alam semesta dalam arti majazi, yakni

kepatuhannya mengikuti hukum-hukum Allah yang berlaku atasnya.

Keserasian dan kecermatan Allah itu menunjukkan bukti bahwa ciptaan Allah

sangatlah sempurna40

dan serasi bukan saja pada wujudnya atau sistem

kerjanya sebagai satu kesatuan, tetapi juga dalam bagian dan rincian masing-

masing satuan. Keserasian itulah sebagai tasbihnya. Tetapi semua manusia

tidak mampu mengerti secara mendalam – sebagaimana makna tafqahuun –

semua bukti yang terdapat dalam rincian setiap ciptaan-Nya itu, atau dalam

istilah ayat ini tidak dimengerti tasbih mereka.

Ada juga yang menafsirkannya bahwa tasbih alam semesta dimaknai

dengan makna yang Hakiki supra rasional. Seperti halnya al-Biqa’i dan

Thabathaba’i yang pendapatnya telah dikutip oleh M. Quraish Shihab. Yaitu

bahwa al-Biqa’i memahami ketidakmampuan memahami tasbih itu tertuju

kepada kebanyakan orang, tetapi bagi orang-orang yang taat dan kukuh

ketaqwaannya dapat memahaminya. Dengan pendapatnya itu al-Biqa’i

menunjukkan beberapat hadits yaitu yang diriwayatkan oleh al-Bukhari

tentang mukjizat nabi Muhammad Saw. Ketika air keluar dari celah jari-jari

beliau sebagaimana yang telah disampaikan oleh Abdullah ibn Mas’ud yang

menyatakan, “kami mendengar tasbihnya makanan ketika dimakan”, dan HR

al-Bazzar tentang “tasbihnya batu-batu”, dari sini kemudian al-Biqa’i

menyatakan bahwa orang-orang khusus dapat memahami tasbih segala

sesuatu, tetapi tidak demikian dengan kebanyakan orang. Atas dasar ini al-

Biqa’i berpendapat bahwa kata kamu ditujukan kepada kebanyakan orang.

Thabathaba’i berpandangan lain dengan al-Biqa’i walaupun

sebenarnya sama-sama memaknainya dengan makna hakiki. Thabathaba’i

tidak sepenuhnya memahami makna tasbih itu dalam pengertian majazi, walau

dalam saat yang sama ia tidak memahami dalam arti hakiki. Seperti

pemahaman makna “ucapan dan kalam” dalam bahasa manusia. Tasbih adalah

40

Yang dimaksud sempurna ialah jauh dari segala kekurangan dan bahwa pencipta dan

penguasanya hanya Allah, dan tiada sekutu bagi-Nya

Page 49: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

35

penyucian dengan ucapan atau kalam, sedang hakikat kalam adalah

mengungkapkan apa yang terdapat dalam benak dengan cara tertentu.41

M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah dia menguraikan panjang

lebar tentang pendapatnya at-Thabataba’i yaitu at-Thabataba’i mengatakan

bahwa tasbih harus dimaknai dengan hakiki bukan dengan majazi, karena

tasbih jika dimaknai dengan segala sesuatu menjadi bukti ke-Esaan Allah.

Maka hal ini di mengeti – dalam bentuk luas dan dalam oleh manusia baik

mukmin maupun kafir, atau mungkin orang kafir lebih memahaminya -

padahal ayat ini menafikannya. Demikian juga bila tasbih itu dimaknai dengan

kepatuhan segala sesuatu pada sistem yang ditetapkan Allah, ini pun

dimengerti oleh manusia – bahkan untuk masa kini – boleh jadi orang kafir

lebih memahaminya dari pada orang muslim – sedang ayat diatas secara tegas

menyatakan bahwa kamu hai seluruh manusia – atau kamu hai orang-orang

musyrik tidak mengerti tasbih mereka.

Ibnu ‘Arabi memahami tasbih segala sesuatu dalam ayat ini dalam arti

hakiki yang suprarasional. Ibnu ‘Arabi menjelaskan bahwasannya segala

sesuatu memiliki keistimewaannya masing-masing, kemudian Ibnu ‘Arabi

menjelaskan bahwa sesungguhnya tasbih langit yang tujuh itu dengan

menunjukkan sifat kesempurnaan Allah, keluhuran Allah sebagai Pemberi

bekas, Pewujud, dan dengan sifat-sifat Ketuhanan. Oleh karena itu, setiap saat

Allah melakukan suatu perbuatan. Sedangkan tasbih bumi yaitu dengan

mengakui kelanggengan dan ketetapan Allah, serta mengakui bahwa Allah

sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Pendidik, Pemberi kasih sayang, serta

memberikan pahala kepada segala sesuatu yang taat dan bersyukur

kepadaNya, dan sejenisnya.42

41

Manusia menggunakan lafal-lafal tertentu yang merupakan suara yang disepakati

maknanya untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan, dan boleh jadi juga dengan

menggunakan isyarat tangan, kepala atau selain keduanya dari anggota badannya atau

menggunakan tulisan atau menetapkan tanda untuk tujuan mengungkap maksud hati itu.

Betapapun mengungkap apa yang diinginkan tidak selalu harus dalam bentuk suara. 42

Ibn ‘Arabi, Tafsir Al-qur’an al-Karim (Beirut: Dar Yaqzah al-Arabiyah, 1968) Vol. 1,

hlm. 717

Page 50: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

36

Ibnu katsir dalam kitab tafsirnya dengan secara tidak langsung dia

mengutip hadits-hadits bahwa tasbih alam dengan menggunakan bahasa

mereka sendiri-sendiri.43

Berbeda dengan Mahmud Yunus dalam menafsirkan ayat QS. 17: 44,

Mahmud Yunus dalam memaknai tasbih dia lebih condong ke majazi yaitu:

langit yang tujuh dan orang-orang yang di atasnya, semuanya bertasbih

memuji Allah. Tetapi kamu tidak mengerti tasbihnya itu. Adapun tasbih langit

dan bumi itu bukanlah seperti tasbih manusia, yaitu dengan lidah, melainkan

tasbihnya itu ialah dengan hal keadaannya saja, yaitu menunjukkan atas

adanya Allah dan kekuasanNya.44

Pendapat Mahmud Yunus ini sama dengan pendapatnya Zaglul an-

Najjar akan tetapi zaglul dalam menerangkannya secara panjang lebar dalam

memaknai tasbih dengan makna Majazi. Dan juga Nisywah Al-Ulwani,

Rahasia Istighfar dan Tasbih.

Ar-Razi menjelaskan bahwa sesuatu yang hidup dan mukallaf

bertasbih kepada Allah dengan dua cara. Pertama yaitu dengan mengucapkan

melalui lisan dengan ucapan “subhanAllah”. Kedua, yaitu dengan keadaan

masing-masing yang menunjukkan ke-Esaan Allah dan Maha Suci-Nya.

Sedang yang tidak berakal, seperti hewan/binatang dan benda-benda mati

hanya mampu bertasbih kepada Allah dengan cara yang kedua. Yakni, dengan

keadaannya sebagai makhluk yang baru, menunjukkan dengan jelas tentang

mesti adanya Allah Ta’ala ke-Esaan dan kekuasaan-Nya, serta Maha Suci dari

kebaruan. Karena tasbih dengan cara yang pertama tidak akan berhasil kecuali

dengan pemahaman, ilmu, kemampuan, dan pengucapan. Padahal empat hal

tersebut tidak mungkin ada pada benda-benda mati. Sehingga ia hanya bisa

bertasbih dengan cara yang kedua.

Tasbih langit dan bumi dalam ayat ini dipahami oleh ar-Razi dalam arti

majazi, yakni dalam arti kepatuhannya mengikuti hukum-hukum Allah yang

43

Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Ringkasan Ibnu Katsir, Gema Insani, Jakarta, 2000, Juz 3.

hlm 63 44

Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, PT Hidakarya Agung, Jakarta, Cet 19. hlm 407-

408

Page 51: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

37

berlaku atasnya. Keserasian dan kecermatan ciptaan Allah itu menunjukkan

bahwa ciptaan Allah amat sempurna dan serasi, bukan saja pada wujudnya

atau sistem kerjanya sebagai satu kesatuan, tetapi juga dalam bagian dan

rincian masing-masing satuan. Keserasian itulah tasbihnya.

Menurut ar-Razi ayat ini ditujukan kepada semua manusia yang tidak

mampu mengerti secara mendalam – sebagaimana makna tafqahun – semua

bukti-bukti yang terdapat pada rincian setiap ciptaan-Nya itu, atau dalam

istilah ayat ini tidak mengerti tasbih mereka. Memang boleh jadi mereka

memahami tasbihnya yakni keserasian yang menjadi bukti ke-Esa-an Allah –

dalam wujudnya sebagai satu unit. Katakanlah alam raya ini sebagai satu unit

dapat dijadikan bukti ke-Esa-an-Nya melalui wujud dan sistem kerjanya,

tetapi bagian-bagian rinci dari alam raya tidak dapat dipahami dan dijadikan

oleh banyak orang sebagai bukti ke-Esa-an Allah dan kuasa-Nya. Ar-Razi

memberi contoh dengan sebuah apel. Apel tersebut terdiri dari sekian banyak

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wujudnya sebagai sebuah apel. Akan

tetapi kendati demikian, terdapat pada setiap bagian dari apel itu ciri dan sifat-

sifat, misalnya rasa, warna, aroma, dan bentuk tertentu yang kesemuanya

secara berdiri sendiri sangat serasi dan yang dapat menjadi bukti ke-Esa-an

Allah Swt. Tentu saja setiap apel dapat mengambil ciri dan bentuk yang lain.

Dan wujudnya dalam bentuk real itu tidak mungkin terjadi tanpa ada yang

mewujudkannya. dalam hal ini adalah Allah Swt. Rincian-rincian yang

dimaksud tersebut tidak dapat dimengerti secara mendalam oleh manusia.45

Ulama fiqh mengatakan ”Tasbih” adalah pengagungan tingkat

tertinggi, yang tidak ada yang berhak untuk mendapat pengagungan seperti itu

kecuali Allah Swt, sebagaimana halnya ibadah dan shalat yang dianggap

sebagai puncak syukur dan pujian terhadap berbagai nikmat Allah yang tak

terhitung jumlahnya, seperti halnya pula bahwa shalat itu ditegakkan hanyalah

untuk Allah semata.46

45

Fakhr al-Din al-Razi, Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, Jilid 10, Dar al Kutub al-

Ilmiah, Beirut, t.th, hlm. 175 46

M. Ishom El-Saha, M.A., Saiful Hadi, S.Ag. Op.Cit. hlm.726

Page 52: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

38

BAB III

TERM-TERM DAN GAMBARAN TASBIH

DALAM AL-QUR’AN

A. Term Yang Semakna Dengan Tasbih

a. Quddus

Kata al-Quddus disebut dalam Al-qur’an47

yaitu yang terdapat

dalam ayat QS. 2: [30, 87, 253]. QS. 5: [110]. QS. 16: [102]. QS. 59:

[122]. QS. 62: [1]. QS. 20: [12]. QS. 79: [16].

“Al-Quddus” ada juga yang membaca “al-Qaddas” adalah kata

yang mengandung makna kesucian. Azzajjaj seorang pakar bahasa

mengukakan dalam bukunya “al-Asma`ul Husna” bahwa ada yang

menyampaikan kepadanya kata “Quddus” tidak terambil dari akar kata

berbahasa arab, akan tetapi terambil dari bahasa Suryani;48

yang pada

mulanya adalah “Qadsy” dan diucapkan dalam doa “Qaddisy” kemudian

beralih ke bahasa Arab “Qaddus” atau “Quddus”. Dalam penjelasan

beberapa kamus bahasa Arab antara lain karya al-Fairuz ‘Abadi ditemukan

bahwa “Quddus” adalah at-Thahir Au al-Mubarak” (yang suci murni atau

yang penuh keberkatan). 49

Dalam catatan pengantar buku yang berjudul Fushushul Hikam,

karya Ibnu ‘Arabi bahwa makna dari akar kata Qadasa adalah “suci” yang

dalam konteks hikmah kesucian firman Idris, berarti kejauhan spiritual

Allah dari kungkungan alam atau kosmos. Dalam gagasan kejauhan

47

Roghib Al-Asfiyani, Mu’jam Mufrodat Alfadzi Al-qur’an, Darul Al-Fikr. Hlm 538 48

Pendapat ini tidak didukung oleh banyak ulama, antara lain karena kata tersebut dapat

dibentuk berbagai bentuk (bisa ditasrif). Sedangkan menurut pakar bahasa, satu kata yang dapat

dibentuk dengan berbagai bentuk maka adalah kata asli berbahasa Arab 49

M. Quraish Shihab, “Menyingkap Tabir Ilahi” Lentera Hati, Jakarta, cet IV,2001.

hlm.35

Page 53: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

39

spiritual, dalam pengertian transenden, erat kaitannya dengan gagasasan

tentang ketiggian atau peninggian.50

Kata al-Quddus menurut al-Ghazali dalam arti dia maha suci dari

sifat kesempurnaan yang diduga oleh banyak makhluk, karena pertama

mereka memandang diri mereka sendiri dan mengetahui sifat-sifat mereka

serta menyadari adanya sifat sempurna pada diri mereka seperti sifat

pengetahuan, kekuasaan, pendengaran, penglihatan, kehendak, dan

kebebasan. Manusia meletakkan sifat tersebut untuk makna-makna

tertentu dan menyatakan bahwa itu adalah sifat-sifat sempurna, selanjutnya

manusia meletakkan sifat-sifat yang berlawanan itu sebagai sifat

kekurangan. Perlu disadari bahwa manusia paling tinggi hanya dapat

memberikan kepada Allah sifat-sifat kesempurnaan yang diduga oleh

manusia, serta mensucikan Allah dari sifat kekurangan. Seperti lawan dari

sifat-sifat kesempurnaan diatas. Jika bila demikian itu maknanya, maka

mengkuduskan Allah bukan sekedar mensucikan Allah. Ini juga berarti

bahwa “Taqdis” berbeda dengan “Tasbih”. Walaupun sementara ulama

mempersamakan-Nya.

Memang kalau kita berpegang teguh pada kaidah kebahasaan yang

menyatakan bahwa tidak ada persamaan makna kata yang sama, maka

tentu saja taqdis dan tasbih ada perbedaannya. Para malaikat dalam

berdialog dengan Allah tentang penciptaan manusia menggabungkan

tasbih dan taqdis dengan menyatakan “Wa Nahnu Nusabbihu Bi hamdika

Wa Nuqaddisulak” QS. 2: [30] penyebutan kata tasbih dan taqdis disini

memberikan kesan perbedaan.51

Dalam pandangan sementara para pakar

yang telah disinggung diatas, yakni bahwa kekudusan adalah gabungan

50

Ibnu ‘Arabi,Fususul Hikam, diterjemahkan dari judul, The Bezels Of Wisdom penerj:

Ahmad Sahidah dan Nurjannah Arianti, Islamaika, Yogyakarta, 2004. hlm 109. 51

Walaupun para ulama yang mempersamakan memahami kata “tasbih” dalam arti

Shalat, atau pensucian yang dimaksud adalah dengan ucapan dan perbuatan. Sedangkan pensucian

yang kedua menggunakan Nuqaddisu adalah pensucian-Nya dengan hati, yakni bahwa Allah

mempunyai sifat-sifat kesempurnaan yang sesuai dengan keagungan-Nya. Bisa juga dengan

penggabungan kedua kata jika dinilai bermakna sama dipahami sebagai pensucian Tuhan serta

pensucian diri manusia demi karena Allah sehingga ayat diatas diterjemahkan dengan: “ kami

bertasbih sambil memuji-Mu dan mensucikan diri (kami) demi karena engkau.

Page 54: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

40

dari tiga hal; benar, indah dan baik. Buah dari sifat kudus – dalam makna

di atas – saat diteladani, akan dapat mengantar manusia menjadi ilmuan,

seniman, dan budiman. Karena mencari yang benar menciptakan ilmu,

berbuat baik membuahkan etika, dan mengekspresikan yang indah

melahirkan seni. Meneladani Allah dalam sifat kekudusan-Nya bahkan

bukan saja menuntut untuk menjadi ilmuan, budiman dan seniman; tetapi

juga menuntut untuk menghadirkan Allah pada ilmu yang dipikirkan dan

diamalkan, melalui seni yang diekspresikan serta dalam setiap budi daya

yang dilakukan.52

Dalam firman Allah yang berbunyi:

uθ èδ ª!$# ”Ï%©!$# Iω tµ≈ s9 Î) �ωÎ) uθ èδ à7 Î=yϑø9 $# â¨ρ‘‰à)ø9 $# ãΝ≈ n=¡¡9$# ßÏΒ ÷σßϑø9$#

Ú∅Ïϑø‹ yγ ßϑø9 $# Ⓝ͓yèø9 $# â‘$ ¬6yfø9 $# ç.Éi9x6tGßϑø9 $# 4 z≈ysö6 ß™ «!$# $ £ϑtã šχθà2Î.ô³ç„

∩⊄⊂∪

Artinya: “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha

Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha

Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki

segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka

persekutukan.53

Al-Quddus yang mengandung makna kesucian, disebut menyusul

kata “al-Malik” untuk menunjukkan kesempurnaan kerajaan-Nya,

sekaligus menampik adanya kesalahan, pengrusakan atau kekejaman dari-

Nya karena kekudusan, seperti yang telah ditulis al-Biqa’iy dalam

tafsirnya “Nazem ad-Dirar” adalah kesucian yang tidak menerima

perubahan, tidak disentuh oleh kekotoran, dan terus menerus terpuji

dengan langgengnya sifat kekudusan itu.54

b. Tanzih

52

M. Quraish Shihab. Menyingkap Tabir Ilahi Op.Cit. hlm. 40-41 53

Al-qur’an dan Terjemahnya yang telah ditahsis oleh departemen agama RI, Jakarta,

QS. Al-Hasyr: 23. Hlm 919 54

M. Quraish Shihab. Menyingkap Tabir Ilahi Op.Cit. Hlm36

Page 55: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

41

Makna Tanzih yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang dibenci atau

tidak baik55

artinya menjauhkan dari dari tingkah laku atau sifat yang ada

kaitannya dengan sosial, etika, dll.

DP-BJ 4C ان ا<KL MN O$9.ن اذا D-.F G5 رDIJ (ـEل واذا BCD-EF G5اب ا(A@.رواذا

Q"L D-EF G5. '89-7 ا6 ($

Artinya: “Ketika nabi membaca ayat tentang rahmat maka nabi meminta

rahmat tersebut dan ketika nabi membaca ayat tentan g adzab maka nabi

meminta menjauhkannya dan ketika nabi membaca tentang pensucian

Allah maka nabi membaca tasbih”.56

Tanzih dalam ilmu kalam, penekanan pemahaman bahwa Tuhan

berbeda secara mutlak dengan alam dan dengan demikian tidak dapat

diketahui melahirkan konsep tanzih, sedangkan penekanan pemahaman

bahwa tuhan, meskipun hanya pada tingkat tertentu, mempunyai

kemiripan atau keserupaan dengan manusia dan alam yang melahirkan

konsep tasybih. Tanzih berasal dari kata nazzaha, yang secara harfiah

berarti “menjauhkan atau membersihkan sesuatu dari sesuatu yang

mengotori, yang digunakan para mutakallimin untuk “menyatakan atau

menganggap bahwa Tuhan secara mutlak bebas dari semua ketidak

sempurnaan,” yaitu semua sifat yang serupa dengan makhluk meskipun

dalam kadar yang paling kecil. Dengan kata lain tanzih menyatakan bahwa

Tuhan melebihi sifat atau kualitas apa pun yang dimiliki oleh makhluk-

Nya. adapun tasybih, yang secara harfiah berarti menyerupai

“menyerupakan atau menganggap sesuatu serupa dengan yang lainnya”

dalam ilmu kalam berarti menyerupakan tuhan dengan ciptaan-ciptaan-

Nya. Maka tasybih adalah mempertahankan bahwa keserupaan tertentu

55

Ahmad Warson al-Munawir, al-Munawwir Pustaka Progresif, Surabaya, 2002. hlm.

1406 56

Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwiny, Ibnu Majah, Thoha Putra

Semarang, Juz I no hadits 1351. Hlm 429

Page 56: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

42

bisa ditemukan antara tuhan dan makhluk.57

. Ibnu ‘Arabi berpandangan

lain, dia menggabungkan antara tasybih dan tanzih maka, maka dalam

syairnya mengatakan: “Jika anda hanya menegaskan transendensi-Nya

anda membatasi-Nya, dan jika anda hanya menegaskan imanensi-Nya

anda membatasi-Nya. Jika anda memelihara kedua aspek itu, anda benar,

imam dan guru dalam ilmu spiritual. Barang siapa yang mengatakan Dia

adalah dua hal, adalah seorang polities(musyrik), sementara orang-orang

mengucilkan-Nya, coba untuk mengatur-Nya. Hati-hati dalam

memperbandingkan-Nya jika anda menganut dualitas, dan jika kesatuan,

hati-hatilah menjadikan-Nya transenden. Anda bukan Dia dan anda

adalah Dia”.58

Jadi antara Tasbih, Taqdis, dan Tanzih merupakan suatu term yang

sama-sama mengandung makna suci akan tetapi kalau menurut kaidah

kebahasaan ada perbedaannya yaitu tasbih sesuatu yang dikhususkan

kepada Allah. Dan Taqdis sesuatu yang umum yaitu bisa untuk Allah dan

juga bisa untuk manusia. Adapun kalau Tanzih merupakan sesuatu yang

menjauhkan diri dari hal-hal yang dibenci atau tidak baik. Maka secara

istilahi makna tanzih juga mempunyai makna “mensucikan”

B. Antara Tasbih, Tahmid, dan Dzikir

Tasbih pemahasucian dari Rububiyah ataupun Uluhiyah Allah

merupakan awal dari tahmid. seandainya Di samping banyak adanya perintah

bertasbih dan dzikir, juga ada perintah bertasbih, bertahmid, dan meminta

ampun kepada Allah yang merupakan puncak pesan Tuhan untuk

melembagakan ajaran Agama dan Islam dalam bentuk ajaran agama sehari-

hari. Mengingat bahwa perintah bertasbih dan beristigfar itu mula-mula

ditujukan kepada nabi Muhammad sendiri (pengganti nama ”engkau” dalam

firman Allah yang terdapat dalam surat an-Nashr: 3 yaitu

57

Kautsar Azhari Noor, Ibnu ‘Arabi Wahdatul Wujud dalam Perdebatan, Jakarta,

Paramadina, 1995, cet I. hlm. 86-87 58

Ibnu ‘Arabi, Fususul Hikam. Op.Cit. hlm.98.

Page 57: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

43

ôxÎm7 |¡sù ωôϑpt¿2 y7 În/u‘ çνö Ï�øótGó™$#uρ 4 …çµ ¯ΡÎ) tβ% Ÿ2 $ R/# §θ s? ∩⊂∪

Sementara nabi Muhammad adalah Ma’shum, maka dapat disimpulkan

bahwa perintah itu lebih-lebih berlaku kepada kaum yang beriman. Karena

kaum beriman itu sekelompok orang-orang yang selalu memohon ampun

kepada Allah.59

Dalam Al-qur’an dikatakan ”fasabbih bihamdi rabbika” membaca

tasbih ”Subhanallah” dapat dipandang sebagai pendahuluan logis bagi Tahmid

(yaitu memabaca hamdalah/memuji Allah). Sebab tasbih sendiri mengandung makna

pembebasan diri dari buruk sangka kepada Allah, atau ”pembebasan” Allah dari

buruk sangka60

kita. Jadi tasbih adalah sesungguhnya permohonan ampun kepada

Allah atas dosa buruk sangka kita kepada-Nya.

Kata ”tahmid” banyak dijumpai pada kata ”tasbih”, akan tetapi kata tahmid

”alhamdulillah” selalu diawali kata tasbih ”sabbih”, ini menunjukkan bahwa

pengucapan tahmid harus di dahului dengan pengucapan tasbih.

Dzikir secara etimologi, dzikir berasal dari bahasa arab yaitu ”Dzakara

Yadzkuru Dzikran” yang mempunyai arti menyebut dan mengingat Allah. Hal

ini sesuai dengan Al-qur’an :

L.ذا MA"[U ا<STة L.ذآG اI"U 6. وU;1دا وL MKF19X YZC.ذا اM"U.L MA9V EIW ا<STة ان

.'1U15 .$A95"4 آ\I>ا YZC ]V.ة آST>ا

Artinya: ”Apabila kamu telah menyelesaikan shalat mu ingatlah Allah di

waktu berdiri, di waktu duduk, di waktu berbaring, kemudian apabila kamu

telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-

orang yang beriman”.

59

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban, Paramadina, Jakarta, 2000, cet II. Hlm

164 60

Buruk sangka kepada Allah dapat mengancam kita setiap saat. Sumber buruk sangka

kepada-Nya itu antara lain ialah ketidak mampuan kita “memahami” tuhan, karena karena sepintas

lalu kita, misalnya, menerima nasib dari tuhan yang menurut kita “tidak seharusnya” kita terima

karena, misalnya, kita merasa telah “berbuat baik” dengan menjalani perintah-Nya dan

meninggalkan larangan-Nya. Maka tasbih merupakan pendahuluan bagi tahmid. Sebab tahmid, memuji

Allah, yang sebenarnya tidak akan terwujud tanpa terlebih dahulu membebaskan diri dari buruk sangka

kepada-Nya. Jadi sebagai dosa buruk sangka kepada Allah, harus dihapus dengan tasbih. lihat norcholish

Majid, islam agama peradaban. Hlm. 166-167

Page 58: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

44

Ad-Dzikru jamak dari Dzukur yaitu as-Shalatullah Ta’ala ad-Do’a.

Akan tetapi dzikir menurut kamus besar bahasa Indonesia dzikir mempunyai

arti puji-pujian kepada Allah yang diucapkan secara berulang-ulang. Dzikir

menurut terminologi mempunyai arti sempit yaitu membaca Tasbih, Tahmid,

Tahlil dan lain-lain. Akan tetapi dzikir dalam arti luas berpikir akan kekuasaan

dan kebesaran tuhan, yaitu berpikir tentang makhluk Tuhan dll.61

Dalam Al-qur’an banyak sekali dijumpai ayat-ayat dzikir dan tasbih

dalam satu ayat akan tetapi dalam ayat-ayat itu lafazh dzikir selalu mendahului

lafazh tasbih yaitu :

12. QS. As-Sajadah: 15

$ yϑΡÎ) ß ÏΒ ÷σム$uΖÏG≈ tƒ$ t↔Î/ t Ï%©!$# #sŒ Î) (#ρã Åe2èŒ $ pκÍ5 (#ρ” yz #Y‰£∨ß™ (#θ ßs¬7 y™uρ ωôϑpt¿2

öΝÎγ În/u‘ öΝèδuρ Ÿω šχρç.É9õ3tF ó¡o„ ∩⊇∈∪

13. QS. Az-Zuhruf: 13

(#…âθ tGó¡tF Ï9 4’ n? tã ÍνÍ‘θ ßγ àß ¢ΟèO (#ρã ä.õ‹s? sπyϑ÷èÏΡ öΝä3În/u‘ #sŒ Î) ÷Λä ÷ƒ uθ tGó™$# ϵ ø‹n=tã (#θ ä9θà)s?uρ

z≈ysö6 ß™ “Ï% ©!$# t ¤‚y™ $ oΨs9 #x‹≈yδ $ tΒuρ $ ¨Ζà2 …çµ s9 tÏΡÌ ø)ãΒ ∩⊇⊂∪

14. QS. Ali Imran: 191

tÏ% ©!$# tβρã ä.õ‹tƒ ©! $# $ Vϑ≈ uŠÏ% #YŠθ ãèè%uρ 4’n? tãuρ öΝÎγ Î/θ ãΖã_ tβρã ¤6x�tGtƒ uρ ’ Îû È,ù=yz

ÏN≡ uθ≈ uΚ¡¡9 $# ÇÚö‘F{$#uρ $uΖ−/u‘ $ tΒ |M ø)n=yz #x‹≈yδ WξÏÜ≈ t/ y7 oΨ≈ysö6 ß™ $ oΨÉ)sù z>#x‹tã

Í‘$ ¨Ζ9$# ∩⊇⊇∪

Dengan berdzikir dan dengan memahami makna lautan yang

terkandung dalam dzikir tersebut maka akan menimbulkan pentasbihan kepada

Allah yaitu bahwa Allah tidak sama dengan makhluknya. Dengan pentasbihan

tersebut maka akan menimbulkan dampat pada pembacaan tahmid (pemujian)

61

Baidi Bukhori, Dzikir Al-Asmaul Husna Solusi Atas Problem Agresivitasis Remaja,

Rasail Media Group Semarang. hlm 50

Page 59: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

45

kepada Allah dan menolak atas orang-orang yag mengatakan bahwa tuhan itu

ada banyak. Maka dengan begitu antara tasbih tahmid dan dzikir merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hanya orang-orang yang dekat

dengan tuhan yang bisa mengetahui itu semua.

C. Tamtsil Tasbih dalam Al-qur’an

Kehendak tuhan teraktualisasi dalam dua bentuk yaitu: aktualisasi

kehendak tuhan dalam bentuk nilai-nilai elementer dan nilai-nilai moral.

Bentuk aktualisasi yang pertama merupakan berupa pemenuhan kehendak

oleh semua mahluk Tuhan, kecuali manusia. Mereka hanya bisa memenuhi

kehendak tersebut dengan total, tanpa memiliki kemampuan untuk melawan

seperti manusia. Adapun aktualisasi yang kedua berupa pemenuhan kehendak

tuhan oleh manusia yang merupakan satu-satunya makhluk kosmis yang

menerima amanat.62

Maka dalam pentasbihan makhluk hidup, dibagi dua yaitu: mukallaf

dan tidak mukallaf. Bagi yang mukallaf menggunakan tasbih Iradhi Ikhtiyari

dan yang tidak Mukallaf menggunakan tasbih fitri taskhiri. Akan tetapi, dalam

penafsiran berbagai ulama tafsir yang saya baca ditegaskan bahwa, tasbih bagi

makhluk yang Mukallaf menggunakan makna yang hakiki, yaitu dengan

menggunakan lisan dan perbuatan dan bentuk-bentuk yang lain seperti tulisan

dll. Sedangkan pada tasbih bagi makhluk yang Ghairu Mukallaf para mufassir

berbeda pendapat; ada yang mengatakan bahwa makhluk yang tidak mukallaf

harus menggunakan makna tasbih yang hakiki, seperti halnya mufassir M.

Quraish Shihab, Ibnu ‘Arabi, Hamka, dll. Adapun mufassir yang lain, mereka

berpendapat bahwa makhluk yang tidak mukallaf makna tasbihnya dengan

menggunakan makna majazi seperti halnya mufassir kontemporer yaitu

Fakhruddin ar-Razi, Mahmud Yunus, Zaqlul an-Najjar, dan Nisywah al-

Ulwani dll.

62

Tafsri, Zainul Arifin, Komaruddin, Moralitas Al-qur’an dan Tantangan Modernitas,

Gama Media, Yogyakarta, 2002, cet I. hlm 199-200

Page 60: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

46

Perbedaan dalam menafsirkan Al-qur’an yang telah saya sebutkan di

atas, pada hakikatnya sama. Akan tetapi dalam sudut pandang mufassir itu

berbeda. Padahal dalam Al-qur’an telah memberi peringatan kepada manusia

yang terdapat dalam surat al-Isra’ : 44, yaitu bahwa kamu sekalian tidak akan

pernah tahu tasbih mereka (Ghairu Mukallaf).

Al-qur’an sudah memberikan beberapa contoh, yang menunjukkan

bahwa semua langit tujuh dan bumi apapun yang ada di dalam mereka semua

bertasbih kepada Allah Swt. Yaitu :

1. Tasbih Makhluk Yang Mukallaf

Tasbih yang digunakan oleh makhluk yang mukallaf merupakan

tasbih Iradi Ikhtiyari63

yaitu tasbih tasbih makhluk-makhluk mukallaf

yang berakal dari golongan Manusia dan Jin. Inilah bentuk yang

dikerjakan oleh hamba-hamba Allah yang shaleh dari golongan Jin dan

manusia, dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang tersesat. Karena

sesungguhnya Allah Swt tidaklah menciptakan Jin dan Manusia kecuali

untuk beribadah kepadanya. Oleh karena itu Allah Swt berfirman:

$ tΒ uρ àMø)n=yz £Åg ø: $# }§ΡM}$#uρ �ωÎ) Èβρ߉ç7÷èu‹ Ï9 ∩∈∉∪

Artinya: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”.64

Maka dari itu yang bertasbih dengan menggunakan tasbih Iradhi

Ikhtiyari yaitu :

i. Tasbihnya Manusia

Manusia merupakan sumber dan sekaligus sebagai pelaku dari

tindakan-tindakan yang bersifat moral. Melalui potensi-potensi

rohaninya ia dapat berinisiatif, berinovasi, dan berkreasi merubah

keadaan dirinya, lingkungannya dan dunia tempat hidupnya sesuai

dengan kemampuan dan kemauannya. Manusia dapat merubah

milieunya menjadi lebih bermakna, lebih baik dan sebaliknya. Adapun

63

Tasbih Iradi Ikhriyari atau tasbihnya orang mukallaf yaitu bertasbih secara sadar dan

dalam potensi keinginan dan pilihan untuk melakukannya atau tidak melakukannya. 64

Al-qur’an dan Terjemahnya, QS. Adz-Dzariyat: 56.Op.Cit.hlm. 862

Page 61: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

47

tindakan atau perbuatan manusia yang dapat dikategorikan sebagai

perbuatan atau prilaku moral adalah segala perbuatan yang timbul dari

orang yang melakuannya dengan ikhtiyar dan sengaja serta ia

mengetahui apa yang diperbuatnya.65

Menurut al-Faruqi seperti yang telah dikutip dalam buku yang

berjudul moralitas Al-qur’an dan tantangan modernitas yaitu bahwa

eksistensi manusia tidak lain memiliki fungsi kosmik yang sangat

penting. Hal ini disebabkan oleh kesempurnaan anugrah yang

diberikan kepada manusia yaitu pancaindra, akal, pemahaman, ruh,

dan wahyu yang disampaikan oleh rasul.66

Manusia yang dijadikan oleh Allah Swt menjadi khalifah di

muka bumi ini sebenarnya menanggung setiap amanah dan tanggung

jawab dalam memakmurkan alam serta beribadat kepada Allah. Jelas

sekali bahawa inilah kehidupan yang selayaknya dilaksanakan oleh

manusia. Bukan mudah untuk memegang amanah dalam melaksanakan

ibadah kepada Allah sepenuhnya. Kerana manusia begitu mudah untuk

salah dan lupa sehingga mereka merasakan dunia ini akan terus kekal

dan dapat dinikmati selama-lamanya. Dua amanah utama yang perlu

dilaksanakan oleh manusia sebagai hamba Allah Swt. Ayat yang selalu

kita dengar tetapi amat kurang sensitifiti kita terhadap dua perkara ini,

yaitu Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Oleh itu, lakukan kebaikan dan

benci kepada kemungkaran. Jika kita perhalusi, sebenarnya dua

amanah begitu berat untuk kita sama-sama laksanakan jika kita tidak

menyadari hakikat kita sebagai khalifah di bumi ini. Kita sepatutnya

lebih sensitif bila mana Allah menyebut di dalam kalamNya:

Maksudnya: “Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik

umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu

menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada

segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman

65

Tafsir, Zainul Arifin, komaruddin. Op.Cit. hlm. 198 66

Ibid. hlm 199

Page 62: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

48

kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). Dan kalaulah Ahli Kitab

(Yahudi dan Nasrani) itu beriman (sebagaimana yang semestinya),

tentulah (iman) itu menjadi baik bagi mereka. (Tetapi) di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka: orang-orang yang

fasik.67

” Jika ini kedudukan yang Allah Swt berikan pada kita, maka

mulai sekarang jika perlu melihat kembali diri kita, peranan kita dalam

memakmurkan bumi dalam konteks yang dikehendaki oleh-Nya dalam

menggalas martabat seorang khalifah. Apa yang perlu kita sebagai

khalifah untuk terus memastikan dipayungi oleh kebaikan dan juga

memastikan bahwa kemungkaran juga dapat dicegah dan dibendung.

Telah dijelaskan di atas bahwa tasbih Iradi Ikhtiyari bagi

makhluk yang mukallaf. Manusia merupakan makhluk mukallaf maka

tasbih manusia adalah dengan menggunakah tasbih iradi ikhtiyari.

Maka mukallaf bertasbih kepada Allah dengan menggunakan Lisanul

Maqal. Yang mencakup dzikir kepada Allah dalam setiap keadaan

dengan asmaul husna, sifat-sifat yang tinggi, dan seluruh atribut yang

sesuai dengan keagungannya; menetapkan bagi-Nya sifat-sifat

kesempurnaan mutlak apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

sendiri bagi Dzat-Nya; memahasucikan dari segala kekurangan yang

tidak layak dengan kedudukan Uluhiyyah, Rububiyah, dan

Wahdaniyah-Nya; yang dilakukan dengan penuh ketundukan,

kekhusyukan, dan pengagungan Allah yang Maha Pencipta, Maha

Menjadikan, Maha Membentuk Rupa, Maha Esa, Maha Tunggal,

Maha Perkasa, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan

tidak ada sesuatu apapun yang setara dengan Dia.68

Dan karena tujuan itulah, kenapa Allah Swt berulang-ulang kali

menyatakan kepada hambanya bahwa betapa pentingnya untuk banyak

mengucapkan tasbih dan berdikir kepada-Nya. Mengemukakan tasbih

manusia secara umum. Jumlahnya ada 9 ayat. Tiga ayat diantaranya

67

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Ali Imran: 110. Op.Cit hlm.94 68

Zaglulu an-Najjar, Shu’arun Min Tasbih al-Kaa’inaat Lillah, diterj: Faisal Saleh,

Ketika Alam Bertasbih, Pustaka al-Kautsar, Jakarta.Hlm. 53

Page 63: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

49

terbentuk kata perintah kepada orang-orang mukmin. Dan itu

merupakan perintah taklif agar bertasbih kepada Allah Hal itu

sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat Al-qur’an antara lain:

$ pκš‰r' ¯≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#ρâUè0øŒ $# ©!$# #[ø.ÏŒ #Z.5ÏVx. ∩⊆⊇∪ çνθßsÎm7y™uρ Zοt õ3ç/ ¸ξ‹Ï¹r& uρ ∩⊆⊄∪

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya, dan

bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”.69

Dua Ayat di atas turun ketika nabi Muhammad di cerca dan

dihina oleh kaum munafikin karena perkawinan beliau dengan Zainab

yang merupakan janda bekas anak angkat beliau. Boleh jadi kaum

muslimin yang mendengar cercaan tersebut terpancing untuk memaki

para pencerca itu. Disisi lain cercaan yang dilontarkan kepada nabi

Muhammad itu, pada hakikatnya merupakan pelecehan terhadap

ketetapan Allah Swt. Nah, karena itu kaum beriman diperintahkan oleh

ayat di atas untuk berdzikir dan mensucikan Allah dari segala

kekurangan. Allah berfirman: hai orang-orang yang beriman,

berdzikirlah kepada Allah yakni ingatlah, renungkanlah serta sebut-

sebutlah kebesaran nama Allah, dengan berdzikir yang banyak. Dan

sucikanlah Dia dari segala kekurangan setiap pagi dan petang.70

Tiga ayat diantaranya terbentuk kata perintah kepada orang-

orang mukmin. Dan itu merupakan perintah taklif agar bertasbih

kepada Allah. Salah satunya ayatnya menyebutkan kata orang-orang

mukmin bersama dengan penyebutan Rasulullah, dan dua ayat lainnya

dengan penyebutan orang-orang mukmin secara mutlak yaitu:

$ yϑΡÎ) ß ÏΒ÷σム$ uΖÏG≈ tƒ$ t↔Î/ tÏ% ©!$# #sŒ Î) (#ρãÅe2èŒ $ pκÍ5 (#ρ” yz #Y‰£∨ß™ (#θ ßs¬7 y™uρ ωôϑpt¿2

öΝÎγ În/u‘ öΝèδuρ Ÿω šχρç.É9õ3tF ó¡o„ ∩⊇∈∪

Artinya: “Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat

ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat

69

. Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Al-Ahzab: 41-42.Op.Cit. hlm. 674 70

M. Quraish Shihab, al-Misbah, Lentera hati, Jakarta, 2006, cet 5. juz 11. hlm. 287-288

Page 64: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

50

ayat itu mereka segera bersujud71

seraya bertasbih dan memuji

Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong”.72

Ayat diatas juga menerangkan perbedaan antara tasbih, dzikir

dan tahmid yaitu ketika orang-orang mukmin itu mau berdzikir

(mengingat-ingat) tentang tanda-tanda Allah yang ada di alam semesta

ini maka pastilah mereka akan bersujud dan membaca tasbih dengan

bacaan tahmid dan mereka tidak akan pernah menyombongkan dirinya.

Dalam hadits diriwayatkan bahwa dalam penyebutan tasbih itu

sangat banyak pahalanya, seperti halnya Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah Saw telah bersabda:

ا6 ($0.ن ا<4IJG ا<A$"$J Y.ن ا<I"8ان AZ"_` YL.ن ا<Z%.ن AP"P^ YZC.ن آAIZ.ن

�:I0Fا6 ($0.ن و M"a;>ا

Artinya “kalimat yang ringan di lidah (mengucapkannya) tetapi berat

timbangan(pahala)nya dan keduanya di sukai Allah Swt ialah:

Subhanallahi Wa Bihamdihi Subhanallahil ‘Adim”.73

ii. Tasbihnya Jin

Jin berasal dari alam tersendiri. Ia tidak termasuk dalam alam

manusia dan juga tidak termasuk dalam alam malaikat. Ada persamaan

antara Manusia dengannya, yaitu sama-sama memiliki akal,

pengetahuan dan kemampuan memilih ”yang baik” dan ”yang

buruk”.74

Oleh karena itu Jin termasuk makhluk mukallaf yaitu yang

sesuai dengan QS. Ad-Dzariyat: 56. Jin merupakan makhluk ghaib

dari alam yang tidak dapat kita lihat, sebagaimana ditunjukkan oleh

makna dari namanya al-Jiin. Di dalam bahasa arab kata al-Jiin, al-

Jinnah, dan al-Jaan adalah nama jenis bagi makhluk yang kebalikan

dari makna al-insu (Manusia), yaitu sebutan bagi sekumpulan makhluk

71

Maksudnya mereka sujud kepada Allah serta khusyuk. Disunahkan mengerjakan sujud

tilawah apabila membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah. 72

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. As-sajadah: 15. Op.cit.hlm. 662 73

HR. Muslim, Terjemahan Hadist Shahih Muslim, jilid IV, Klang book Centre,

Malaysia, cet II, 1995. hlm. 260 74

Umar Sulaiman al-Asyqar, ‘Alam al-Jinn Wa al-Syayathin, terjm, Abdul Muid Daiman,

Misteri Alam Jin Dan Setan, Pustaka Nuun, Semarang, 2006, hlm 1

Page 65: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

51

yang tersembunyi dari kita, yang diyakini keberadaannya, tetapi tidak

dapat dilihat oleh Manusia75

Golongan Jin juga sama halnya seperti manusia dia juga makan

dan minum, menikah dan beranak pinak.76

Oleh karena itu, diantara

mereka ada yang mukmin dan juga ada yang kafir. Hai ini termaktub

dalam Al-qur’an. Antara lain yang berbunyi:

ö≅è% z Çrρé& ¥’ n<Î) çµΡr& yìyϑtGó™$# Öx�tΡ z ÏiΒ Çd Ågø: $# (#þθ ä9$ s)sù $ ¯ΡÎ) $oΨ÷èÏÿxœ $ºΡ#u ö è% $Y7 pg x”

∩⊇∪ ü“ ωöκu‰ ’ n<Î) ωô© ”9 $# $ ¨ΖtΒ$ t↔sù ϵ Î/ ( s9uρ x8Î.ô³gΣ !$ uΖÎn/t Î/ #Y‰tn r& ∩⊄∪ …çµ ¯Ρr& uρ

4’ n?≈yès? ‘‰y $uΖÎn/u‘ $ tΒ x‹sƒªB$# Zπ t7Ås≈ |¹ Ÿωuρ #V$s!uρ ∩⊂∪ … çµΡr& uρ šχ% x. ãΑθ à)tƒ

$ uΖåκ� Ï�y™ ’n? tã «! $# $VÜ sÜ x© ∩⊆∪ $ ¯Ρr& uρ !$ ¨ΨuΖsß βr& ©9 tΑθ à)s? ߧΡM}$# KÅgø: $#uρ ’n? tã

«!$# $ \/É‹x. ∩∈∪

Artinya: ”Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan

kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al

Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya Kami telah

mendengarkan Al Quran yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk

kapada jalan yang benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami

sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan

Kami, Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan Kami, Dia

tidak beristeri dan tidak (pula) beranak. Dan bahwasanya: orang yang

kurang akal daripada Kami selalu mengatakan (perkataan) yang

melampaui batas terhadap Allah, Dan Sesungguhnya Kami mengira,

bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan Perkataan

yang Dusta terhadap Allah”.77

Dari keterangan di atas bahwa Jin itu termasuk makhluk

mukallaf, maka Jin juga sama dengan Manusia. Dalam bahasan ini

maka, Jin juga bertasbih kepada Allah, dari segala sifat kekurangan.

2. Tasbih Makhluk yang Tidak Mukallaf

Tasbih makhluk yang tidak mukallaf itu ada dua macam yaitu:

75

Zaglul an-Najjar, Op.Cit. Hlm. 65 76

Umar Sulaiman. Op.Cit. Hlm18 77

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Al-Jin: 1-5. Op.Cit. hlm. 983

Page 66: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

52

a. Tasbih Makhluk Yang Bernyawa

Al-qur’anul Karim menegaskan bahwa alam semesta dan

seluruh langit dan bumi, para Malaikat, Manusia, Jin, dan seluruh

makhluk hidup dan mati yang ada di dalamnya, dengan seluruh

fenomena dan evolusi yang terjadi di dalamnya, dan dengan

sunnatullah yang diterapkan padanya, semuanya senantiasa bertasbih

kepada Allah Swt tidak pernah berhenti, terlambat, dan tidak terputus,

kecuali dari orang-orang yang maksiat dan lalai, orang-orang kafir dan

ingkar.

1. Malaikat

Malaikat adalah bentuk plural dari kata Malak (Malaikat).

Mereka adalah penduduk tempat yang agung. Sekalipun di bumi

juga ada Malaikat akan tetapi mereka makhluk yang suci, sangat

terjaga dan terbebas dari dorongan-dorongan syahwat dan amarah,

dorongan iri dan dengki. Malaikat senantiasa beribadah kepada

Allah Swt. Selalu taat kepadanya, bertasbih dan mensucikannya

tanpa sedikitpun rasa jemu. Malaikat terbuat dari cahaya, makanya

Malaikat memiliki kemampuan untuk mengubah wujud menjadi

apa saja yang mereka kehendaki dan menenmpatkan mereka

diseluruh alam semesta.78

Para Malaikat ini ada, namun tidak ada pekerjaan yang

dibebankan kepada mereka, kecuali hanya bertasbih kepada Allah

semata. Mereka tidak mempunyai kecenderungan kepada ciptaan

Allah maupun dunia sama sekali. Apalah daya, Malaikat-malaikat

itu bukanlah makhluk yang ditundukkan Allah kepada Manusia

untuk melayani Manusia, sebagaimana halnya makhluk lainnya.

Mereka disisi Allah tetaplah Malaikat yaitu makhluk yang tidak

kenal apapun dan siapapun kecuali Dzat Allah Swt dan bertasbih

78

Zaglul an-Najjar. Op.Cit. Hlm. 83

Page 67: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

53

kepada-Nya. Ilmu mereka pun telah dibatasi oleh Allah dengan

ketentuan-Nya79

:

¨βÎ) tÏ% ©!$# y‰ΖÏã š�În/u‘ Ÿω tβρç.É9 õ3tGó¡o„ ô tã ϵÏ?yŠ$ t7 Ïã … çµtΡθ ßsÎm6 |¡ç„ uρ …ã& s!uρ

šχρ߉àfó¡o„ ∩⊄⊃∉∪

Artinya: ”(Malaikat-malaikat yang ada disisi Tuhanmu) tidaklah

merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya

dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud”.80

Ayat ini melukiskan tiga sifat Malaikat, yaitu pertama,

tidak sombong atau enggan beribadah, karena keangkuhan

mengantar kepada kedurhakaan; kedua, bertasbih mensucikan

Allah dari segala kekurangan; dan ketiga, selalu sujud dan patuh

kepada Allah. Selanjutnya karena ibadah lahir dari ketiadaan

keangkuhan, dan ini terdiri dari dua hal, rohani dan jasmani maka

yang berkaitan dengan hati adalah mensucikan Allah Swt, dan

yang berkaitan dengan jasmani adalah sujud kepada-Nya. Karena

itu ayat di atas diakhiri dengan menyebut kedua hal tersebut –

mensucikan Allah dan sujud – selanjutnya mensucikan Allah dan

sujud kepada-Nya dapat mengantar seseorang menuju kedekatan

kepada-Nya.81

Para Malaikat itu senantiasa bertasbih kepada Allah hingga

hari kiamat, dimana mereka pada hari kiamat yang agung nanti

akan berkitar di sekeliling Arsy, seraya bertasbih dengan memuji

Tuhan. Dengan mengucapkan ”al-Hamdulillahi Rabbil ’Alamiin”

Seperti yang telah dijelaskan oleh firman Allah:

“t s?uρ sπx6 Í×≈ n=yϑø9 $# šÏjù!% tn ôÏΒ ÉΑöθ ym Ä öyèø9 $# tβθ ßsÎm7|¡ç„ ωôϑpt¿2 öΝÍκÍh5u‘

( z ÅÓè%uρ ΝæηuΖ÷ot/ Èd, ptø: $$ Î/ Ÿ≅ŠÏ%uρ ߉ôϑptø: $# ¬! Éb>u‘ tÏΗs>≈ yèø9 $# ∩∠∈∪

79

Nisywah Al-Ulwani. Op.Cit. hlm. 149-150 80

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Al-A’raf: 206.Op.Cit.Hlm. 256 81

M. Quraish Shihab.al-Misbah. Op.Cit. juz 5. hlm.364

Page 68: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

54

Artinya : ”dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat

berlingkar di sekeliling ’Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya;

dan diberi putusan diantara hamba-hamba Allah dengan adil dan

diucapkannya: ’segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam’”82

.

Ayat diatas menyatakan bahwa: dan engkau akan melihat

malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling ’arsy, bertasbih sambil

terus-menerus memuji tuhan mereka; dan diputuskanlah diantara

mereka yakni hamba-hamba Allah yang dibebani tugas keagamaan

itu dengan adil dan diucapkanlah oleh seluruh makhluk atau oleh

para malaikat, pujian kepada Allah yakni : ”Al-Hamdulillahi

Rabbil ’Alamin”.83

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa mengucapkan

tasbih bukan hanya dengan lafazh ”Subhanallah” akan tetapi

dengan kata-kata puji-pujian yang baik itu juga termasuk bertasbih

kepada Allah. Ataupun dengan bertafakur atas ciptaan tuhan juga

bisa dikatakan bertasbih kepada Allah. Maka dengan begitu tasbih

kepada Allah itu sangat universal.

Sesungguhnya ucapan “al-Hamdulillah” yang diucapkan

oleh Manusia itu dianggap tasbih, sebagaimana dianggap tasbih

pula setiap dikir yang mensucikan Allah, ataupun segala ucapan

yang di dalamnya seorang hamba yang beriman mengagungkan

sifat-sifat Allah yang mulia. Mengulang-ulang pengucapan

Asma`al-Husna dianggap pula sebagai satu bentuk tasbih yang

paling disukai oleh Allah Swt.84

2. Binatang

Hewan atau binatang atau margasatwa atau satwa saja

adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan

Animalia atau Metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk

hidup yang terdapat di alam semesta. Hewan dapat terdiri dari satu

82

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Az-Zumar: 75.Op.Cit.Hlm. 256 83

M. Quraish Shihab.al-Misbah. juz 12. Op-Cit. hlm.273 84

.Nisywah Al-Ulwani.Op.Cit. hlm 129

Page 69: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

55

sel (uniselular) atau pun banyak sel (multiselular).85

Hewan Dalam

Al-qur’an yang berbunyi;

$ tΒ uρ ÏΒ 7π −/!#yŠ ’Îû ÇÚö‘F{$# Ÿωuρ 9.È∝≈ sÛ ç.5ÏÜ tƒ ϵø‹ ym$ oΨpg¿2 HωÎ) íΝtΒ é& Νä3ä9$ sVøΒ r& 4 $ ¨Β $ uΖôÛ§ sù ’Îû É=≈tGÅ3ø9 $# ÏΒ & óx« 4 ¢Ο èO 4’n<Î) öΝÍκÍh5u‘ šχρç.|³øtä† ∩⊂∇∪

Artinya: “Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan

burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan

umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun

dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka

dihimpunkan”.86

Kata Daabbah adalah berasal dari kata dabba. Kata ad-

Dabib secara Etimologi berarti berjalan dengan langkah yang

pelan-pelan. Makna surat al-An’am di atas adalah sesungguhnya

seluruh yang ada di muka bumi ini, misalnya hewan ataupun

burung-burung itu menyerupai manusia, dari segi penciptaannya

yang indah dan pengaturan makan, minum, tidur, terjaga, dan

pengetahuan instingnya. Karena wajar jika Allah berhak untuk

mendapatkan tasbih dari mereka dengan cara yang telah ditetapkan

Allah.87

Para ilmuwan mengklasifikasikan hewan kepada dua

kelompok besar, yaitu hewan bertulang belakang dan hewan tanpa

tulang belakang. Hewan yang bertulang belakang disebut

Vertebrata. Hewan tanpa tulang belakang disebut Invertebrata atau

Avertebrata. Hewan juga diklasifikasikan menurut makanan

mereka yaitu:

� Hewan yang memakan daging dikenal sebagai hewan

karnivora. Contoh: anjing, kucing, harimau

� Hewan yang memakan tumbuhan dikenal sebagai hewan

herbivora. Contoh: kambing, kuda

85

http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan accessed on 8 September 2009 86

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Al-An’am: 38. Op.Cit.hlm192 87

Nisywah Al-Ulwani.Op.Cit.hlm162

Page 70: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

56

� Hewan yang memakan daging dan tumbuhan dikenal sebagai

hewan omnivora.

� Hewan yang memakan serangga dikenal sebagai hewan

insektivora.

Dari berbagai macam bentuk hewan diatas bahwa hewan

semuanya pun tunduk dan patuh atas perintah Allah. Misalnya

burung. burung merupakan benda hidup dalam katogeri "bipedal",

kumpulan haiwan vertebrata yang besar dan terdapat di berbagai

belahan dunia, dari kawasan gurun sampai di kutub utara, juga di

kawasan hutan hujan Amazon, dan Greenland. Terdapat lebih

daripada 8,600 spesies Burung yang telah dikenal dan

diklasifikasikan menjadi 27 aturan (orders). Selain itu terdapat pula

banyak subspesies yang diperkirakan mencapai 3200 jenis.88

Burung merupakan homoioterma, berdarah panas, dengan

suhu tetap 40-44 °C. Tulang burung adalah ringan dan berongga di

kebanyakan tempat untuk mengurangkan ketumpatan dan beratnya.

Semua burung mempunyai paruh, yang berbeda hanyalah bentuk

dan ukuran paruh mereka. Kebanyakan burung mempunyai bulu

pelepah kecuali sedikit yang tidak mempunyai bulu pelepah.

Burung dipercayai berevolusi daripada reptilia, seperti dinosaur,

yang hidup kira-kira 180 juta tahun yang lampau. Burung berubah

dan kehilangan gigi dan ciri reptilia yang lain, samasa mengalami

proses evolusi yang mengambil masa berjuta-juta tahun. Pada masa

yang sama, bulu pelepah tumbuh pada ekornya dan sayapnya. Ciri-

ciri utama haiwan burung adalah seperti berikut :

- Badan dilitupi oleh bulu pelepah.

- Mempunyai paruh yang tidak bergigi dan dua kepak.

- Mempunyai sisik pada kakinya.

- Bertelur dan telurnya dilindungi oleh cangkerang keras.

- Bernafas melalui peparu.

88

http://ms.wikipedia.org/wiki/Burung accessed on 8 September 2009

Page 71: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

57

- Berdarah panas.

Walaupun kebanyakan burung mampu terbang terdapat

beberapa spesies yang tidak mampu terbang seperti burung unta,

rea, emu, kiwi dan pinguin yang tidak bisa terbang. Kesemua

burung mempunyai sayap walaupun pada burung yang tidak dapat

terbang, walaupun ia mungkin kecil dan tidak berguna. Burung

adalah oviparous yaitu bertelur. Pada kebiasaannya burung betina

akan mengeram telur, kadang kala kedua pasangan akan bergilir,

dan dalam sesetengah spesies burung hanya burung jantan akan

mengeramkan telur tersebut. Terdapat juga spesies burung yang

bertelur dalam sarang burung lain untuk dieramkan oleh keluarga

burung angkat. Dengan begitu burung menyerupai manusia dari

segi penciptaannya maka, Seperti halnya burung Hudhud yang

benar-benar mengetahui substansi dari tauhid dan menegaskan

seorang diri bahwa ia melihat ratu negeri Saba’ dan seluruh

penduduknya sedang bersujud kepada matahari bukan kepada

Allah, dengan berkata:

$ yγ ›?‰y uρ $ yγtΒ öθ s%uρ tβρ߉àfó¡o„ ħôϑ¤±=Ï9 ÏΒ Èβρߊ «!$# z −ƒ y— uρ ãΝßγs9

ß≈sÜ ø‹¤±9 $# öΝßγn=≈ yϑôãr& öΝèδ £‰|Ásù Çtã È≅‹Î6 ¡¡9 $# ôΜßγsù Ÿω tβρ߉tGôγtƒ

Artinya: ”Aku mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari,

selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang

indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari

jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk”.89

Sehingga tatkala nabi Sulaiman mendengar apa yang

diucapkan oleh semut, beliaupun tersenyum dan tertawa karenanya.

Andai saja kita tahu bahasa dan isyarat-isyarat dari seluruh

makhluk yang ada di alam ini, niscaya kita akan memahami tasbih

mereka. Maka hal ini serasi dengan firman Tuhan yaitu:

89

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. An-Naml: 24 Op.Cit.hlm.596

Page 72: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

58

óΟ s9r& t s? ¨βr& ©!$# ßx Îm7|¡ç„ …çµ s9 tΒ ’ Îû ÏN≡ uθ≈ uΚ ¡¡9$# ÇÚö‘F{ $#uρ ç.ö5 ©Ü9$#uρ ;M≈ ¤�≈|¹ ( @≅ä. ô‰s% zΝÎ=tæ …çµ s?Ÿξ |¹ …çµ ys‹Î6 ó¡n@uρ 3 ª! $#uρ 7ΛÎ=tæ $ yϑÎ/ šχθè=yèø�tƒ ∩⊆⊇∪

Artinya: ”Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya

bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan

mengembangkan sayapnya. masing-masing telah mengetahui

(cara) sembahyang dan tasbihnya90

, dan Allah Maha mengetahui

apa yang mereka kerjakan”.91

b. Tasbih Makhluk Yang Tidak Bernyawa

1. Tasbih Gunung

Di dalam Al-qur’anul Karim secara implisit banyak

dikemukakan tasbih gunung-gunung bersama tasbih segala

sesuatu dan tasbih segala apa yang ada di langit dan apa yang

ada di bumi, sebagian juga disebutkan secara eksplisit di dalam

dua ayat berikut:

$ yγ≈ oΨôϑ£γx�sù z≈yϑøŠn=ß™ 4 ˆξà2uρ $ oΨ÷os?#u $ Vϑõ3ãm $ Vϑù=Ïãuρ 4 $tΡö ¤‚y™uρ yìtΒ

yŠ…ãρ#yŠ tΑ$ t7 Éfø9 $# z ósÎm7 |¡ç„ u.ö5 ©Ü9$#uρ 4 $ ¨Ζà2uρ š Î=Ïè≈sù ∩∠∪

Artinya:”Maka Kami telah memberikan pengertian kepada

Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat)92

; dan kepada

masing-masing mereka telah Kami berikan Hikmah dan ilmu

dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung,

semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang

melakukannya”.93

90 Masing-masing makhluk mengetahui cara shalat dan tasbih kepada Allah dengan ilham

dari Allah. 91

Ibid. QS. An-Nur : 41. Op.Cit.hlm.551 92

Menurut riwayat Ibnu Abbas bahwa sekelompok kambing telah merusak tanaman di

waktu malam. Maka yang Empunya tanaman mengadukan hal ini kepada Nabi Daud a.s. Nabi

Daud memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada yang Empunya tanaman

sebagai ganti tanam-tanaman yang rusak. tetapi Nabi Sulaiman a.s. memutuskan supaya kambing-

kambing itu diserahkan Sementara kepada yang Empunya tanaman untuk diambil manfaatnya. dan

prang yang Empunya kambing diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang

baru. apabila tanaman yang baru telah dapat diambil hasilnya, mereka yang mepunyai kambing itu

boleh mengambil kambingnya kembali. putusan Nabi Sulaiman a.s. ini adalah keputusan yang

tepat. 93

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Al-Anbiya’: 79. Op.Cit.hlm.504

Page 73: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

59

$ ¯ΡÎ) $tΡö ¤‚y™ tΑ$ t7Åg ø:$# … çµyètΒ zósÎm7 |¡ç„ Äc Å´yèø9$$ Î/ É−#u.õ°M}$#uρ ∩⊇∇∪

Artinya: “Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung

untuk bertasbih bersama Dia (Daud) di waktu petang dan

pagi”94

.

Demikian juga disebutkan sikap takut yang dirasakan

gunung-gunung, di dalam Allah Swt :

öθ s9 $ uΖø9t“Ρr& #x‹≈ yδ tβ#uö à)ø9 $# 4’ n?tã 9≅t6 y_ … çµtF ÷ƒ r& t©9 $Yèϱ≈ yz % YæÏd‰|ÁtF •Β ô ÏiΒ

Ïπ uŠô±yz «!$# 4 š�ù=Ï?uρ ã≅≈ sVøΒ F{ $# $ pκæ5Î.ôØ tΡ Ä¨$ ¨Ζ=Ï9 óΟßγ ¯=yès9 šχρã ©3x�tGtƒ

Artinya: ”Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada

sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah

belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan

perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia

supaya mereka berfikir”.95

Selain itu, terdapat juga isyarat yang menyebutkan

sujudnya gunung-gunung kepada Allah Swt bersama dengan

sujudnya entitas-entitas semesta yang lain, apa yang ada di

langit dan di bumi, dan sebagian besar hamba Allah yang

beriman. Yaitu yang terdapat dalam Al-qur’an yang berbunyi:

óΟ s9r& t s? (χr& ©!$# ߉àfó¡o„ …çµ s9 tΒ ’Îû ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9$# tΒ uρ ’Îû ÇÚö‘F{$#

ߧôϑ¤±9 $#uρ ã yϑs)ø9 $#uρ ãΠθ àf‘Ζ9$#uρ ãΑ$ t7Åg ø:$#uρ ãyf¤±9 $#uρ *>!#uρ¤$!$#uρ ×.5ÏVŸ2uρ

z ÏiΒ Ä¨$ ¨Ζ9$# ( î.5ÏW x.uρ ¨, ym ϵø‹ n=tã Ü>#x‹yèø9 $# 3 tΒ uρ Ç Íκç‰ ª!$# $ yϑsù …çµ s9 ÏΒ

BΘ Ìõ3•Β 4 ¨βÎ) ©! $# ã≅yèø�tƒ $tΒ â !$ t±o„ ∩⊇∇∪

Artinya: ”Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah

bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan,

bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang

melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di

antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan

Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun

94

Ibid. QS. Shaad: 18. Op.Cit.hlm.735 95

Ibid. QS. Al-Hasyr: 21. Op.Cit.hlm.919

Page 74: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

60

yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang

Dia kehendaki”96

.

Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang

letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah

sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan

dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih tinggi

dibandingkan dengan apa yang disebut gunung ditempat yang

lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan

tajam atau bisa juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau

pegunungan. Pada beberapa ketinggian gunung bisa memiliki

dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan

yang berbeda.97

Di dalam Al-qur’an gunung-gunung disebutkan

eksistensinya sebagai jangkar bumi. Ternyata dari studi-studi

dan riset modern membuktikan fenomena itu dengan

menemukan bahwa gunung-gunung mengokohkan kestabilan

bumi sebagai sebuah planet dan lapisan-lapisan kerak bumi-

yang merupakan materi pembentuk benua-benua, bersama

lempeng-lempeng dasar laut dan samudra – yang berada persis

di bawah kerak bumi dan dikenal dengan nama lapisan lemah

bumi. Dalam ayat lain gunung-gunung digambarkan sebagai

pasak yaitu yang berbunyi

tΑ$ t7Åg ø:$#uρ #YŠ$ s?÷ρr& ∩∠∪

Artinya: “Dan gunung-gunung sebagai pasak”98

Gunung adalah kumpulan massa sangat besar yang

terdiri dari bebatuan yang ada di atas sepetak besar tanah yang

terdiri dari materi yang sama. Atau dengan kata lain, gunung

96

Ibid. QS. Al-Hajj: 18. Op.Cit.hlm.514 97

http://3lvin.wordpress.com/2008/03/21/definisi-gunung-kegunaannya/ accessed on 8

September 2009 98

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. An-Naba’: 7. Op.Cit.hlm. 1014

Page 75: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

61

adalah sekumpulan besar batu yang menimpa sekumpulan batu

lainnya di permukaan bumi. Inilah pengertian tentang gunung

yang selama ini diketahui manusia.99

Akan tetapi, ketika manusia melihat lebih dalam

sembari memperhatikan apa yang ada di bawah lapisan gunung,

dan apa yang ada di bawah kakinya, serta menguak lapisan-

lapisan yang membentuk bumi, maka ia akan menemukan dan

mengetahui bahwa gunung ternyata menembus lapisan pertama

bumi yang ketebalannya mencapai 50 km dan semuanya terdiri

dari batu yang disebut lithosfer (kulit bumi). Gunung

menembus lapisan pertama ini hingga mencapai akarnya di

lapisan kedua bumi yang bergerak aktif di bawahnya dan di

dalam bumi kita.

Mengingat lapisan kedua bumi selalu bergerak aktif,

maka Allah pun kemudian mengokohkan bumi dengan

menanamkan gunung-gunung di atas lapisan bergerak tersebut

yang mampu menembus dua lapisan bumi sekaligus (lapisan

pertama dan lapisan kedua), persis sebagaimana pasak tenda

yang di tancapkan di atas tanah tempat berdiri tenda.100

Para ilmuan banyak berbeda pendapat dalam

memahami peran gunung-gunung dalam mengokohkan bumi.

Sebab kendati total keseluruhan massa gunung di atas

permukaan bumi sangat besar, ia tetap tidak sebanding dengan

massa bumi secara keseluruhan yang bobotnya mencapai kira-

kira 1 milyar triliun ton.

Begitu juga ketinggian gunung meskipun menjulang, ia

tetap tidak sebanding dengan panjang jari-jari (lingkaran) bumi.

Sebab, selisih antara ketinggian puncak gunung yang tertinggi

di dunia (yaitu Puncak Mount Everest yang termasuk dalam

99

Yusuf Al-Hajj Ahmad, Seri Kemukjizatan Al-qur’an dan Sunnah (Kemukjizatan Bumi

dalam Al-qur’an dan Sunnah, Yogyakarta, Sajadah_press, 2008. hlm.79 100

Ibid., hlm.79

Page 76: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

62

rangkaian pegunungan Himalaya dan berketinggian sekitar

8848 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman palung

yang terdalam di seluruh lembah samudera (Yaitu palung

Mariyana yang terletak di dekat Kepulauan Philipina dan

berkedalaman sekitar 11 km di bawah rata-rata permuakaan

laut) tidak mencapai 20 km (tepatnya 19,715 km). Sementara

radius katulistiwa bumi mencapai 6378,160 km. Dari sini

nampak jelas kemungilan kecekungan dan kecembungan bumi

jika dibandingkan dengan radiusnya, dan prosentasenya pun

tidak lebih dari 0,3 % dari total radius bumi (100 x 19,715/

6378,160).101

Kegunaan Gunung

Gunung berguna untuk mengukur iklim dan mengatur

aliran air di sekitarnya. Selain itu pegunungan juga berguna

untuk berbagai jenis tumbuhan dan binatang. Dan yang tidak

kalah pentingnya adalah menjadi sumber mineral. Pegunungan

juga mempengaruhi aktivitas manusia dan pola transportasi,

komunikasi dan pemukiman. Pegunungan juga mempengaruhi

aliran udara dan curah hujan. Suhu udara menjadi turun dengan

semakin bertambahnya ketinggian. Udara dingin tidak dapat

menahan kelembaban udara sebanyak udara hangat. Ketika

udara hangat bertiup ke atas gunung menjadi dingin dan

menguap menjadi embun dan menjadi titik-titik air. Air ini

turun mengikuti arah angin menjadi hujan atau kristal salju.

Kira-kira seperti itulah siklus perputaran air di daerah

pegunungan. Pada saat udara melewati puncak gunung, udara

menjadi kehilangan kelembabannya. Dan akibatnya sisi gunung

yang berlawanan dengan arah angin menjadi lebih kering

dibandingkan sisi yang menghadap arah angin. Daerah kering

yang berlawanan dengan arah angin ini disebut bayangan

101

Ibid, hlm. 83

Page 77: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

63

hujan. Banyak sekali padang pasir di dunia ini berada di

wilayah bayangan hujan. Banyaknya curah hujan yang turun di

sekitar lereng gunung memenuhi kebutuhan air di seluruh

daerah gunung. Aliran sungai dari gunung yang curam dan

deras dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air.

Gunung juga memiliki berbagai macam ketinggian

daerah sehingga memungkinkan terjadinya variasi tumbuhan

yang tumbuh disana. Beberapa jenis mahkluk hidup hanya

dapat bertahan di udara yang dingin di puncak-puncak gunung.

Pegunungan biasanya juga merupakan sumber penghasil

mineral. Gunung terbentuk dari proses geologi seperti letusan

gunung dan gempa bumi. Proses ini bisa membawa mineral-

mineral yang berharga ke atas mendekati permukaan tanah

sehingga dapat dilakukan penambangan. Di berbagai belahan

bumi gunung dapat menjadi penghambat bagi terjalinnya

hungungan transportasi, pemukiman, dan komunikasi. Dengan

terisolasinya masyarakat oleh gunung menciptakan beraneka

ragam kebudayaan. Di pegunungan alpen swis yang berbukit-

bukit, telah memunculkan ratusan dialek dan empat macam

bahasa. Masyarakat pegunungan tengger hingga kini tetap

mewarisi berbagai tradisi sejak zaman Majapahit.

Gunung juga dapat menjadi tempat tujuan wisata yang

penuh tantangan. Berbagai kegiatan seperti berkemah, mendaki

gunung, panjat tebing, pengamatan satwa dan penelitian fauna,

atau sekedar mencari hawa segar pegunungan dan menyaksikan

pemandangan yang indah.102

Dengan demikian, gunung-gunung bukanlah gugus-

gugus yang kaku, akan tetapi terus bergerak. Ia berputar

bersama bumi di dalam gerak rotasi pada sumbunya dan

102

http://3lvin.wordpress.com/2008/03/21/definisi-gunung-kegunaannya/ accessed on 8

September 2009

Page 78: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

64

bergerak bersamanya di dalam peredaran pada orbitnya.

Demikian juga ia bergerak naik ke atas setiap kali faktor-faktor

denudasi (pengikisan) menimpa puncaknya sesuai dengan

hukum pengapungan.

2. Tasbih fenomena dan hukum alam

Isyarat tasbih guruh di dalam Al-qur’an disebutkan satu

kali yaitu dalam firman Allah:

uθ èδ “ Ï%©!$# ãΝà6ƒÌ ムšX÷.y9 ø9 $# $ ]ùöθ yz $YèyϑsÛuρ à⋅Å´Ψムuρ šU$ys¡¡9$#

tΑ$ s)ÏoW9$# ∩⊇⊄∪ ßx Îm7|¡ç„ uρ ߉ôã§9 $# Íνωôϑpt¿2 èπ s3Í×≈ n=yϑø9 $#uρ ô ÏΒ Ïµ ÏGx�‹ Åz

ã≅Å™ö ムuρ t,Ïã≡ uθ ¢Á9 $# Ü=ŠÅÁãŠsù $pκÍ5 tΒ â !$ t±o„ öΝèδuρ šχθ ä9 ω≈ pgä† ’Îû «! $#

uθ èδuρ ߉ƒ ωx© ÉΑ$ ysÎR ùQ$# ∩⊇⊂∪

Artinya: “Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu

untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia

Mengadakan awan mendung, dan guruh itu bertasbih dengan

memuji Allah, (demikian pula) Para Malaikat karena takut

kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu

menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka

berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang

Maha keras siksa-Nya”.103

Dua ayat di atas mengisyaratkan tentang adanya

keterkaitan antara fenomena-fenomena alam yang disebutkan:

petir, kilat, awan mendung yang tebal, dan halilintar. Dua ayat

ini juga menyatakan bahwa guruh bertasbih kepada Allah dan

merasa takut kepada adzab-Nya.

Para ahli kosmologi (ilmu alam) menyebutkan bahwa

kedua fenomena kilat dan badai guntur terjadi karena benturan

arus-arus listrik berlawanan yang terdapat pada gumpalan awan

yang tebal dan memanjang. Ketika tegangan arus-arus itu

semakin membesar, terjadilah tekanan pelepasan arus listrik

103

Al-qur’an dan Terjemahnya. QS. Ar-Ra’d: 12-13. Op.Cit.hlm. 370

Page 79: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

65

dalam bentuk kilat. Percikan api yang berasal dari kilat tersebut

menyebabkan suhu panas udara di dalam gumpalan awan

mendadak naik sehingga menyebabkan pemuaiannya dengan

suara-suara ledakan yang dahsyat. Suara-suara ledakan dan

dentuman naik turunnya pada atmosfir bumi disebut dengan

petir atau halilintar.104

Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif

(elektron) menuju ke muatan positif (proton). Para ilmuwan

menduga lompatan bunga api listriknya terjadi melalui

beberapa tahapan:

• Pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan

• Penumpukan muatan di bagian paling atas awan adalah

listrik muatan negatif; di bagian tengah adalah listrik

bermuatan positif; sementara di bagian dasar adalah muatan

negatif yang berbaur dengan muatan positif.

• Pada bagian dasar inilah petir biasanya terjadi.

Proses terjadinya petir berawal dari awan yang naik ke

angkasa dan menutupi cahaya matahari, sementara hujan dan

hujan es turun dari awan itu sendiri. Strukturnya mungkin

mengandung muatan listrik dalam kondisi tertentu. Gejala ini

diiringi oleh pembongkaran muatan listrik antara berbagai

bagian dari awan yang sedang terbentuk, atau diantara beberapa

awan. Pembongkaran muatan listrik ini menyebabkan

timbulnya bunga api yang menakutkan, biasanya disebut kilat.

Apabila pembongkaran muatan listrik tersebut terjadi antara

awan dengan permukaan bumi, maka dalam hal ini ia disebut

halilintar (petir, geledek). Sudah diketahui orang, bahwa

ekspansi udara yang cepat karena panas yang mendadak

menyebabkan kilat, diikuti oleh tekanan antara dan tekanan

rendah di ruang angkasa yang disebut guntur atau guruh.

104

Zaglul an-Najjar.Op.Cit. Hlm. 161

Page 80: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

66

Mengenai bunyi guruh sumbernya berasal dari pantulan bunyi

yang menggemuruh dari serangkaian basis awan, dan karena

ketinggian dan sejenis itu.105

Petir adalah hasil pelepasan muatan listrik di awan.

Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga

menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat

kuat yaitu geluduk, guntur, atau halilintar. Sedemikian

besarnya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan

akan terang dibuatnya, sebagai akibat udara yang terbelah.

Ketika akumulasi muatan listrik dalam awan tersebut telah

membesar dan stabil, lompatan listrik (eletric discharge) yang

terjadi pun akan merambah massa bermedan listrik lainnya,

dalam hal ini adalah Bumi. Besar medan listrik minimal yang

memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000

volt per meter.

105

Muhammad Jamaluddin El-Fandy, Al-qur’an tentang Alam Semesta, Jakarta,AMZAH,

2008. hlm. 25

Page 81: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

67

BAB IV

FAEDAH BERTASBIH DALAM KEHIDUPAN

A. Tujuan Bertasbih dalam Al-qur’an

Allah Swt maha suci dari segala sifat kesempurnaan yang diduga oleh

banyak makhluk, karena pertama mereka, memandang kepada diri mereka dan

mengetahui sifat-sifat mereka serta menyadari adanya sifat sempurna pada diri

mereka seperti pengetahuan, kekuasaan, pendengaran, penglihatan, kehendak dan

kebebasan. Manusia meletakkan sifat tersebut untuk makna-makna tertentu dan

menyatakan bahwa itu adalah sifat sempurna. Selanjutnya manusia juga

menempatkan sifat-sifat yang berlawanan dengan sifat-sifat diatas sebagai sifat

kekurangan. Perlu disadari bahwa manusia paling tinggi hanya bisa memberikan

kepada Allah sifat-sifat kesempurnaan seperti yang mereka nilai sebagai

kesempurnaan, serta mensucikan Allah dari sifat kekurangan.106

Secara bahasa Ar-Ragib Al-Asfihani mengartikan kata as-sabh ( $(%>ا)

sebagai “berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara (terbang)”. Secara

istilah tasbih bisa dalam wujud perkataan, perbuatan ataupun niat. Makna

inilah yang sudah berkembang sampai sekarang.107

Para ulama ahli tafsir berpendapat bahwa tasbih itu ada yang di maknai

dengan makna yang hakiki yaitu semua makhluk bertasbih dengan lisanul

maqal dan juga ada yang memberi makna majazi yaitu bahwa mereka

bertasbih dengan keberadaan mereka atau takdir mereka sendiri sebagai bukti

kekuasaan dan keagungan Allah. Akan tetapi semua keberadaan mereka

sebagai pengingat manusia yang selalu mengingkarai ke-Esaan tuhan. Dengan

adanya fenomena gerak dapat diketahui bahwa alam semesta ini senantiasa

berubah. Serta dengan mengetahui adanya waktu yang senantiasa mengalir,

dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini adalah bertasbih

dan senantiasa bertasbih karena semuanya bergerak dan menempel dalam

106

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Lentera Hati, Cet V, 2006, jakarta, juz 6. hlm. 575 107

Roghib Al-Ashfihani, Mu’jam Mufrodat Alfadzi Al-qur’an, Darul Al-Fikr. hlm.226

Page 82: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

68

aliran waktu sehingga setiap saat selalu berubah dan menjauh dari posisinya

semula. Karena makna tasbih juga berpindah dari satu tempat ke tempat yang

lain dengan cepat.

Alam merupakan satu kesatuan unit yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu,

apa-apa yang ada di alam saling membutuhkan satu sama lainnya tidak bisa hidup

sendiri seperti halnya manusia dibuat oleh Allah dari berbagai unsur yang berbeda.

Untuk kelangsungan hidup manusia juga membutuhkan dari yang lain seperti

makanan, air, udara, bumi, panas matahari, rembulan dll. Dilihat dari beberapa ayat

yang menunjukkan tasbih kepada Allah dan juga dengan penafsiran ulama tentang

ayat tasbih, maka tasbih merupakan memahasucikan Allah Swt dari dzatnya itu

sendiri dan sifat-sifat yang tidak berkenan bagi Allah yaitu yang terdapat dalam Al-

qur’an laisa kamislihi syaiun 108

(Allah berbeda dengan makhluk). Dilihat dari dzat-

Nya tuhan berbeda sama sekali dengan alam, melebihi dan mengatasi alam. Karena

itu tuhan diluar jangkauan pengetahuan manusia, tidak dapat dipikirkan dan tidak

dapat dilukiskan dengan kata-kata dan apa pun. Akan tetapi dilihat dari segi nama-

nama dan sifat-sifat-Nya yang termanifestasi dalam alam, tuhan serupa dan mirip

dengan alam karena melalui alam tuhan menampakkan diri-Nya. Alam adalah

perwujudan nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Melalui alam manusia dapat

mengetahui Tuhan. Jadi Tuhan mempunyai dua segi: kemisterian dan penampakan

diri. Segi yang pertama disebut dengan tanzih109

dan segi yang kedua disebut dengan

tasybih.110

Allah menegaskan Maha Besar kesucian-Nya, karena ketunggalan-Nya

dengan Uluhiyah, Rububiyah, dan Wahdaniyat-Nya pada Dzat-Nya sifat-sifat-

Nya, nama-nama-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya atas semua makhluk-

108

Ibnu ‘Arabi menafsiri ayat ini yaitu yang merupakan pembatasan. Jika kita ucapkan

kaf (yang serupa – peny) dengan benar-benar tegas, karena orang yang dibedakan dari apa yang

dibatasi, dirinya sendiri terbatas karena dia bukan hal itu; untuk mengingkari segala kemungkinan

dari pembatasan adalah sebuah pembatasan, wujud mutlak, dalam satu pengertian, yang diabatasi

oleh kemutlakan-Nya sendiri. Lihat fususul hikam hlm. 184 109

Tanzih dan tasybih adalah dua istilah kunci yang telah lama dipakai dalam ilmu kalam.

Yang satu saling menuding sebagai pelaku bi’ah dan satunya lagi dan begitu juga sebaliknya.

Akan tetapi ibnu ‘Arabi berpendapat lain, dia memahi tanzih dan tasybih harus dipadukan sebab

keduanya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, apalagi dipertentangkan. Lihat Ibnu

‘Arabi Wahdatul Wujud Dalam Perdebatan. Hlm. 87-88 110

Kautsar Noor. Ibnu ‘Arabi Wahdatul Wujud Dalam Perdebatan.paramadina,

Jakarta,cet I 1995. hlm 86-87

Page 83: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

69

Nya; pada qadrat-Nya yang mutlak dan di dalam menghimpun segala sifat

kesempurnaan yang mutlak; dan suci dari setiap kekurangan. Ayat ini terdapat

di dalam 27 ayat yaitu yang telah disebutkan dalam bab II.

Karena Allah sebagai tuhan yang Maha Esa, maka supaya ke-Esa-an tuhan

terjaga dari orang-orang kafir yang megatakan bahwa tuhan itu ada banyak maka

dibantahlah pendapat para kafir itu dalam Al-qur’an (QS al-Isra : 42-44). dalam ayat

42, ayat ini melanjutkan inti uraian ayat yang lalu tentang kemustahilan adanya

sekutu bagi Allah. Setelah ayat yang lalu menegaskan bahwa kaum musyrikin

menjauh dari tuntunan Al-qur’an, - ketika itu seakan-akan ada yang bertanya – jika

demikian, apa yang harus dilakukan menghadapi mereka? Ayat ini menjawab bahwa

buktikan sekali lagi kekeliruan kepercayaan mereka111

yaitu yang berbunyi :

≅è%θ ©9 θ à)tƒ$¬Ηxå tβ% x. ÿ…çµ yètΒ ×π oλÎ;#u $ yϑx. tβθ ä9θ à)tƒ #]Œ Î) (#öθ tótGö/ω 4’n<Î) “ ÏŒ Ä óUyê ø9 $# Wξ‹ Î7y™

∩⊆⊄∪ …çµ oΨ≈ ysö7 ß™ 4’n?≈ yès?uρ θ ä9 ötβ #vθ è=ãæ #Z.5 Î7 x. ∩⊆⊂∪

Artinya: Katakanlah: "Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana

yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan

yang mempunyai 'Arsy".Maha suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang

mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.112

Maka pada ayat seterusnya ditegaskan kepada kaum musyrikan yang

berbunyi:

ßxÎm6 |¡è@ ã& s! ßN≡ uθ≈ uΚ ¡¡9 $# ßìö7¡¡9 $# ÞÚö‘F{$#uρ tΒ uρ £ Íκ� Ïù 4 βÎ)uρ ÏiΒ > ó x« �ωÎ) ßxÎm7 |¡ç„

Íνω÷Κ pt¿2 Å3≈ s9uρ �ω tβθßγs)ø�s? öΝßγys‹Î6 ó¡n@ 3 …çµ ¯ΡÎ) tβ% x. $ϑŠÎ=ym #Y‘θ à�xî ∩⊆⊆∪

Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih

kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,

tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah

Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.113

111

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. Op.Cit.Juz 7. hlm. 470 112

Al-qur’an dan Terjemahnya yang telah ditahsis oleh departemen agama RI, Jakarta

QS. Al-Isra’: 42-43. hlm 430 113

Ibid. QS. Al-Isra’: 44. hlm. 430

Page 84: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

70

Para ulama berbeda dalam menafsirkan ayat di atas yang mana penafsiran itu

sudah dijelaskan di bab II tentang padangan ulama tentang tasbih. Terlepas dari

perbedaan penafsiran tentang makna tasbih, maka, tujuan bertasbih adalah sebagai

pensucian kepada Allah dari sifat-sifat yang tidak berkenan bagi Allah. Maka Allah

membantah anggapan orang-orang kafir bahwa Tuhan itu ada banyak, maka tuhan

menegaskan bahwa semua alam bertasbih dan meng-Esakan-Nya. Maka dalam Al-

qur’an juga diberikan beberapa contoh makhluk-makhluk yang selalu bertasbih

kepada-Nya. yaitu seperti tasbihnya Alam, Manusia, Jin, Malaikat, Guruh, Halilintar

dan juga Bebatuan. Beberapa contoh tadi sudah dapat mewakili bahwa semua

makhluk Allah itu, menunjukkan adanya pentasbihan kepada Allah; Yaitu dengan

caranya masing-masing. Dalam hal ini jika ada makhluk yang tidak bertasbih maka

kehancuranlah yang ada. Karena mereka tidak tunduk dan patuh atas perintah Allah.

Memahasucikan Allah Swt dengan pemahasucian yang pasti;

menafikan setiap apa yang tidak layak bagi ketinggian dan keagungan-Nya

dengan tanpa menyerupakan, tanpa pemisalan, tanpa perbandingan, tanpa

pengalihan, tanpa penakwilan dan tanpa pengabaian; dan aku menetapkan

pada keagungan-Nya apa saja yang dia jelaskan tentang Dzat-Nya sendiri dan

apa saja yang telah ditetapkan Rasulullah Saw dari berbagai sifat

kesempurnaan yang mutlak. M. Quraish Shihab mengutip pendapat al-Ghazali

yang menggarisbawahi tasbih yaitu bahwa Allah Swt maha suci dari segala

sifat yang dapat dijangkau oleh indra, dihayalkan oleh imajinasi, diduga oleh

wahm, atau yang terlintas dalam nurani dan pikiran.114

Seperti contoh bahwa

Allah mempunyai anak. Maka, jika kita mendengar perkataan yang seperti itu maka

kita cepat-cepat memahasucikan Allah dengan mengatakan ”subhanAllah” karena

Allah tidak mempunyai anak dan juga tidak diperanakkan. Hal ini didukung oleh

firman Allah yang terdapat dalam surat al-Ikhlas lam yalid wa lam yulad walam

yakullahu kufuwan ahad.115

Seandainya salah satu dari mereka tidak bertasbih (taat atas perintah Allah),

tentu alam semesta ini sudah menjadi hancur; akan tetapi semuanya bertasbih kepada

114

M.Quraish Shihab. Juz 6. Op.Cit. hlm 575 115

Al-qur’an dan Terjemahnya. Op.Cit. QS. Al-ikhlas : 1-5. hlm.1118

Page 85: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

71

Allah. Seandainya bumi tidak berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari?

Seandainya matahari tidak bersinar menyinari bumi? Dan seandainya gunung tidak

berfungsi sebagai penyeimbang bumi? maka tentu alam semesta ini akan hancur dan

tidak ada kehidupan. Allah Swt berfirman: ”apakah kamu tidak melihat bahwa

kepada Allah bersujud segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada

dibumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pepohonan,

binatang-binatang yang melata dan sebagian besar kepada manusia, dan

kebanyakan mereka (manusia) telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang

siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorangpun dapat memuliakannya.

Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia kehendaki”.116

Dengan demikian tujuan bertasbih kepada Allah adalah senantiasa berdzikir

dengan mengingat keagungan-Nya dengan setiap nama, sifat dan perbuatan yang di

nisbatkan kepada Dzat-Nya yang Mahatinggi, mengagungkan-Nya, memahasucikan-

Nya dan mengikhlaskan ibadah hanya untuk-Nya dalam keyakinan, niat, ucapan dan

perbuatan; memahasucikan-Nya dari setiap sifat yang tidak layak dengan ketinggian

Rububiyah-Nya, Uluhiyah-Nya dan ke-Esaan-Nya; serta mengakui ketunggalan-Nya

dalam kekuasaan di kerajaan-Nya, tanpa ada sekutu, tanpa ada yang menyerupai dan

tanpa ada yang menyaingi.

B. Hikmah Bertasbih dalam Al-qur’an

Dilihat dari makna tasbih alam dengan memberikan penafsiran makna majazi

yang artinya bahwa tasbih alam adalah tunduk dan patuh atas takdir tuhan. Maka,

dengan adanya pentasbihan seluruh alam itu, maka alam ini bisa berjalan dengan

kebersamaan bersama-sama yang saling membutuhkan satu sama lainnya, artinya

tidak berlawanan dengan hukumnya masing-masing yaitu tidak menyalahi takdir

tuhan. Yang pada akhirnya bahwa semua itu berpusat pada satu yaitu pada tuhan

yang Maha Esa. Maka kalau dilihat dari konsep ketuhanannya ibnu ’Arabi yaitu

wahdatul wujud.117

Yang dapat diartikan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

116

Ibid. QS. Al-Hajj. 18. hlm.514 117

Semua itu yang wujud hanyalah satu yaitu Allah. Digambarkan oleh ibnu ‘arabi seperti

halnya orang bercermin di kaca yang mana Allah dianalogikan manusia dan gambar yang ada

Page 86: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

72

antara satu sama lainnya, hanya satu yang wujud yaitu Allah Swt. Seperti halnya

contoh bumi berputar pada porosnya mengelilingi matahari dan bulan berputar pada

porosnya dan mengelilingi bumi bersama-sama untuk mengelilingi matahari yang

terjadilah adanya siang dan malam, gerhana matahari dan bulan tanggal dan jam dll.

Bertasbih kepada Allah senantiasa dia akan mengetahui dirinya sendiri

dengan sedalam-dalamnya118

; bahwa dirinya bukanlah apa-apa dan siapa-siapa, dia

hanya makhluk yang kerdil dan lemah. Dia hanyalah makhluk tuhan yang selalu di

tuntut untuk melakukan sebagai tugasnya di bumi ini yaitu sebagai khalifah yang

mengatur dan menjaga bumi dari kehancuran, dan juga sebagai ’abd yang selalu

menyembah, dan mensucikan Allah setiap saat dan dimanapun dia berada. Dalam Al-

qur’an disebutkan :

øŒ Î)uρ tΑ$ s% š�•/u‘ Ïπ s3Í×≈ n=yϑù=Ï9 ’ÎoΤ Î) ×≅ Ïã%y ’ Îû ÇÚö‘F{$# Zπ x�‹Î=yz ( (#þθ ä9$s% ã≅ yèøgrBr& $ pκ� Ïù tΒ

߉šø�ム$ pκ� Ïù à7Ï�ó¡o„ uρ u !$ tΒÏe$!$# ßøtwΥ uρ ßx Îm7|¡çΡ x8ωôϑpt¿2 â Ïd‰s)çΡuρ y7 s9 ( tΑ$ s% þ’ÎoΤÎ) ãΝn=ôãr&

$ tΒ Ÿω tβθ ßϑn=÷ès? ∩⊂⊃∪119

Dengan begitu maka manusia sebagai khalifah berjalan beriringan degan

makhluk selainnya, yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Dengan menerima

secaera ikhlas atas ketetapan tuhan terhadap takdir yang telah diberikan mereka

sendiri sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dengan adanya ketidak patuhan atas

taqdir mereka, maka, terjadilah kehancuran bagi mereka.

Dengan tingkah manusia yang tidak punya rasa tanggung jawab sebagai

khalifah yaitu adanya penggundulan hutan, pembuangan sampah yang sembarangan

inilah yang nanti akan terjadi banjir yang besar yang akan yang mengakibatkan

didalam cermin itu di analogikan sebagai alam yaitu seperti apa yang telah kita ketahui

sekarang.lihat Ibnu ‘Arabi, Fususul Hikam 118

Dalam hadits nabi yang selalu dikutip oleh para sufi yaitu “siapa benar-benar

mengenal dirinya sendiri, maka ia akan mengenal Tuhannya”. maksudnya Dengan

menghubungkan sekaligus pengetahuan tentang Allah dengan pengetahuan tentang diri. Allah

berfirman: “Kami akan menunjukkan kepada mereka tanda-tanda kami di kaki langit” diri disini

berarti esensi batin anda, “hingga menjadi jelas kepada mereka bahwa Dia adalah Realitas”, di

mana anda adalah bentuknya, dan Dia adalah Ruh anda. Anda berhubungan dengan-Nya

sebagaimana tubuh fisik anda berhubungan dengan anda.

119

Ibid. QS. Al-Baqarah: 30. hlm 13

Page 87: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

73

kematian dan kerusakan. Semua ini yang rugi manusia itu sendiri karen semua apa-

apa yang ada di alam ini diperuntukkan manusia. Allah berfirman dalam Al-qur’an :

öθ s9uρ ¨βr& Ÿ≅ ÷δr& #“t à)ø9 $# (#θãΖtΒ#u (#öθ s)?$#uρ $ uΖóstGx�s9 ΝÍκö� n=tã ;M≈x.t t/ z ÏiΒ Ï !$ yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘F{ $#uρ

Å3≈ s9uρ (#θ ç/¤‹ x. Μßγ≈ tΡõ‹ s{r' sù $ yϑÎ/ (#θçΡ$ Ÿ2 tβθ ç7Å¡õ3tƒ ∩∉∪

Artinya: ”Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,

pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,

tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya”.120

Pada hakikatnya hikmah tasbihnya alam itu diperuntukkan kepada manusia

itu sendiri karena manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. Seandainya alam tidak

bertasbih maka kehancuranlah bagi manusia itu sendiri. Supaya manusia itu bisa

berpikir atas jagat raya yang pada hakikatnya semuanya selalu bertasbih tanpa ada

henti-henti.

Dengan begitu manusia pun harus bertasbih supaya manusia menjadi sabar,

ridha, bertawakkal, menerima ketetapan Allah. Setidaknya dalam hikmah bertasbih

yang terdapat dalam Al-qur’an antara lain :

• Dengan bertasbih manusia menjadi sabar dan selalu memohon ampun atas segala

cobaan yaitu seperti yang terdapat dalam Al-qur’an QS al-Ghafir:55 dan banyak

ayat lain yang menunjukkan hikmah bertasbih berdampak pada kesabaran atas

cobaan. Karena tasbih mensucikan Allah dari dosa buruk sangka

• Menjadikan manusia sebagai orang yang ahli ibadah dan selalu minta ampunan

seperti QS. Al-Hajr: 98 dan QS. An-Nashr: 3

• Bertawaqal kepada Allah yaitu pada QS. Al-Furqan 58

• Menerima ketetapan tuhan yaitu pada QS. At-Thur: 48-49

• Tidak takabbur yaitu pada surat al-’Araf: 206, QS, Fushilat: 38

• Menambah keimanan QS. As-Sajadah: 15

• Ridha Qs. Thaha : 130

Adapun cara yang bertasbih bagi manusia yang telah disebutkan dalam Al-

qur’an yaitu bertasbih dengan nama-nama tuhan yang maha besar yaitu yang terdapat

120

Ibid. . QS. Al-A’raf: 96. hlm. 237

Page 88: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

74

dalam Al-qur’an QS. Al-Waqi’ah: 74 dan 96 dan juga dengan asmaul husna yaitu

pada QS. Al-A’raf: 180

¬!uρ â!$ oÿôœF{ $# 4o_ ó¡çtø: $# çνθãã÷Š $$ sù $ pκÍ5 ( (#ρâ‘sŒuρ tÏ% ©!$# šχρ߉Åsù=ムþ’Îû ϵÍ× ¯≈ yϑó™r& 4 tβ÷ρt“ôfã‹ y™ $ tΒ (#θçΡ% x. tβθ è=yϑ÷ètƒ ∩⊇∇⊃∪

Artinya: ”Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya

dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan

mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. 121

Semua makhluk selain manusia berpotensi selalu bertasbih kepada Allah dan

tidak pernah mendurhakai-Nya. Akan tetapi bagi manusia yang diberi akal, ada yang

bertasbih dan ada yang menyekutukannya dan tidak tunduk atas perintah tuhan maka

kehancuranlah yang akan menimpa pada manusia itu sendiri. Jika seandainya semua

manusia itu mau tunduk dan patuh atas perintah dan larangan dan selalu bertasbih

kepada Allah niscaya tidak ada musibah atau bencana dimuka bumi ini. Akan tetapi

tuhan tidak berkehendak seperti itu. Seandainya tuhan mau menjadikan manusia

sebagai manusia yang islam dan bertaqwa dan selalu tunduk patuh atas perintah dan

larangan-Nya tentu Tuhan bisa menjadikan seperti itu. Tetapi tuhan tidak

berkehendak seperti itu, karena dalam Al-qur’an diterangkan bahwa dunia adalah

permainan dan senda gurau. Maka hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan

selamat dalam permainan di dunia ini.

Adapun waktu yang ditentukan untuk bertasbih kepada Allah yang terdapat

dalam Al-qur’an yaitu siang dan malam dan pagi dan sore. Akan tetapi ulama ahli

tafsir menafsirkan ayat tersebut kabanyakan mereka memaknai dengan waktu yang

begitu panjang dan lama terus menerus tiada henti-hentinya.

C. Penyembunyian Tasbih Ghairu Mukallaf adalah Rahmat Bagi Manusia

Sungguh merupakan rahmat Allah Swt bahwa Dia menghalangi suara-suara

itu dari kita, yang telah membuat kemampuan-kemampuan pendengaran kita tidak

mampu menjangkaunya. Jika tidak demikian, tentu kehidupan ini akan berubah

121

Ibid. QS. Al-‘Araf : 180. hlm. 252

Page 89: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

75

menjadi sebuah ”neraka” yang tidak tertahankan, karena begitu banyaknya suara-

suara di sekitar kita tanpa henti-henti; niscaya manusia tidak mampu bekerja,

berpikir, atau merenung, beristirahat dan berkreasi dan menyegarkan tubuh. Bahkan

peran akal akan hilang dan menjadi gila ketika ia menjumpai setiap entitas semesta di

sekelilingnya berbicara secara bersamaan pada satu waktu. Ini berarti akan

mengganggu peran manusia yang dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Maka

inilah rahmat Allah Swt kepada kita.

Oleh karena itu sekelompok ahli tafsir membatasi pengertian tasbih benda-

benda tak bernyawa sebagai tasbih hening, yang disimpulkan sebagai petanda-

petandanya yang jelas terhadap kesempurnaan mutlak Qodrat Illahi yang telah

menciptakan dan mengkreasikan alam ini, dari unit terkecil yang paling rumit hingga

unit yang paling besar dengan bentuk yang indah dan mengagumkan. Hal itu

disimpulkan dari ketundukan yang sempurna dari benda-benda itu dan hukum alam.

Dan dengan ketundukan kepada kekuasaan Allah dan kepatuhannya terhadap

perintah-perintah Allah, semua itu berdasarkan pada prinsip bahwa tasbih yang

dikenal manusia tidak muncul kecuali dari orang yang berakal dan mengenal

Allah.122

Akan tetapi nash-nash Al-qur’an dan hadits-hadits nabi menegaskan bahwa

tasbih seluruh entitas alam semesta, dari materi-materi tak bernyawa hingga makhluk

hidup yang tidak mukallaf, benar-benar terjadi nyata dan hakiki. Namun ia hakikat

dan fakta yang tidak dapat dijangkau oleh semua manusia, karena ia terdinding dari

mereka sebagai rahmat Allah bagi mereka; karena semua itu di luar bentuk normal

mereka, di atas kemampuan dan daya indra mereka. Merupakan rahmat Allah

terhadap manusia bahwa dia menetapkan batas isolasi di antara manusia dengan

penuturan makhluk-makhluk dan segala entitas semesta yang bertasbih kepada Allah.

Seandainya tidak demikian, kehidupan ini akan terhenti dan dunia kehilangan

perannya sebagai negeri ujian dan cobaan bagi semua makhluk yang berakal,

mukallaf dan pengemban amanah. Akan tetapi ketika roh/jiwa semakin halus dan hati

menjadi jernih, manusia dapat menangkap dan menjangkau hakikat kosmos yang

122

Zaglulu an-Najjar, Shu’arun Min Tasbih al-Kaa’inaat Lillah, diterj: Faisal Saleh,

Ketika Alam Bertasbih, Pustaka al-Kautsar, Jakarta.Hlm.127

Page 90: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

76

mengagungkan itu, sehingga ia dapat mendengar alam semesta bertasbih kepada

Allah dan dapat memahami rahasia-rahasia wujud apa yang tidak dapat dijangkau

dan dipahami oleh orang-orang yang lalai.

D. Relevansi Anjuran Bertasbih dalam Kehidupan

Dalam surat an-Nasr : 3 dapat di baca bahwa nabi Muhammad Saw di

perintahkan untuk bertasbih dengan memuji nama tuhannya.123

Memuji tuhan adalah

formula kesyukuran yang sangat penting yang dalam Al-qur’an kata tasbih banyak

diungkapkan dengan kata perintah (amar) yaitu ”fasabbih bihamdi rabbika”

membaca tasbih ”SubhanAllah” dapat dipandang sebagai pendahuluan logis bagi

Tahmid (yaitu memabaca hamdalah/memuji Allah). Sebab tasbih sendiri

mengandung makna pembebasan diri dari buruk sangka kepada Allah, atau

”pembebasan” Allah dari buruk sangka kita. Jadi tasbih adalah sesungguhnya

permohonan ampun kepada Allah atas dosa buruk sangka kita kepada-Nya.124

Khususnya pada manusia, yang merupakan makhluk sosial tidak bisa hidup

sendiri, yang akan selalu membutuhkan makhluk yang lain. Bertasbih kepada Allah

bukan berarti memutuskan diri dari kehidupan dunia. Pada hakikatnya, dengan

bertasbih kepada Allah dengan memuji atau memahasucikan dari sifat yang

berlawanan dengan sifart wajib Allah dan selalu mengikuti perintah dan larangan

Allah yang telah termaktub dalam Al-qur’an maka, dengan sendirinya manusia hidup

di dunia akan selalu berbuat kebajikan kepada sesamanya (hablum minannas) dan

juga kepada penciptanya (Hablum Min Allah). Begitu juga halnya dengan nabi

Muhammad yang pertama kali menyiarkan agama Islam dengan mengajak kepada

kafir Quraish Makkah untuk meng-Esa-kan Tuhan. Malaikat Jibril pertama kali

mengajarkan kepada Nabi Muhammad yaitu mengenalkan nama Tuhan yang Maha

Pencipta dan manusia juga merupakan ciptaan-Nya. Karena manusia adalah hamba

yang tugas dan takdirnya mengabdi kepada Ilahi dan memenuhi kehendaknya.

Kehendak kehidupan tersebut merupakan sebuah ”amanat”125

dari Tuhan, yang

123

Al-qur’an dan Terjemahnya. Op.Cit. QS. An-Nasr: 3. hlm. 1114 124

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban, Paramadina, Jakarta, 2000, cet II. Hlm

166 125

Amanat yakni kemerdekaan dan kebebasan untuk mematuhi atau tidak mematuhi

kehendak/perintah Tuhan yang kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya melalui

potensi kekuatan, kemampuan, dan kebebasan yang dianugrahkan Tuhan kepadanya, seorang

Page 91: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

77

merupakan hukum moral bagi para pengembannya.126

Akan tetapi manusia tidak

luput dari kekurang-kekuragan karena manusia diciptakan dari dua unsur yaitu

jasmani dan rahani. Dalam unsur jasmani manusia mempunyai ketebatasan baik

eksistensial maupun esensil. Namun secara rohani manusia mempunyai

kebebasan.127

Walaupun manusia itu mempunyai kebebsasan akan tetapi kebebasan

tersebut tidak lepas dari norma-norma baik dan buruk. Al-Faruqi mendasarkan

tentang baik dan buruk dengan pemenuhan terhadap kehendak Ilahi. Tidak

melaksanakan kehendak Ilahi berarti tidak baik/buruk.128

Maka sudah sepantasnya

lah jika kita disuruh bertasbih dan berdzikir yang nantinya akan berdampak pada

kehendak Ilahi pada kehidupan manusia sendiri. Manusia yang bertaqwa merupakan

manusia yang bisa menyikapi dua hal yaitu hablum minannas wa hablum min Allah.

Artinya manusia sebagai khalifah fil ardl (yang mengatur keseimbangan kosmos dan

sesamanya) dan sebagai ’Abd (yang selalu menyembah dan mensucikannya dari

segala sifat yang tidak berkenan dengan sifat uluhiyyah dan rububiyyah-Nya. maka

Jika kedua-keduanya dilaksanakan maka manusia akan menjadi manusia yang

sempurna (insan kamil).

Dalam Al-qur’an, fitrah manusia diciptakan di dunia ini sebagai khalifah129

di muka bumi. Allah berfirman dalam Al-qur’an inni jaailun fil ardhi khalifah.

Sebagai khalifah di bumi, manusia mempunyai kedudukan sebagai wakil Allah. Ia

memiliki tugas kosmik yaitu: mengadakan observasi, eksperimen, dan eksplorasi

terhadap segala sumber daya yang disediakan Allah untuknya. Guna memenuhi

kebutuhan hidupnya. Karena itu untuk tujuan tersebut, Tuhan menganugrahi dirinya

berbagai potensi atau bakat alami yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kemauan

dan kebutuhannya. Namun implementasi fungsi khalifah fi al-Ardl tersebut tidak

muslim menyadari tugas dan tujuan penciptaannya, yaitu mengaktualisasikan kehendak Tuhan

dalam tata kosmik dalam ciptaan Tuhan sesuai dengan pola-pola-Nya atau sesuai dengan Khalifah

Fil Ardl dan mengabdi kepadan-Nya atau sebagai ‘Abdullah. Lihat moralitas Al-qur’an dan

tantangan modernitas hlm. 224-225 126

Tafsir, Zainul Arifin, Komarudin. Moralitas Al-qur’an dan Tantangan Modernitas,

Gama Media, Yogyakarta, 2002, cet I.hlm. 214-215 127

Ibid. hlm. 228 128

Ibid. hlm. 216 129

Khalifah bisa diartikan sebgai pengganti atau wakil Allah untuk mengatur kehidupan

di bumi atau juga sebagi Tangan ketiga Allah untuk menciptakan sesuatu. Dalam Al-qur’an jika

Allah menciptakan/berbuat sesuatu dengan menggunkana kata Mutakallim Ma’al Ghair itu artinya

Allah menciptakan makhluk tidak sendirian akan tetapi dengan makhluk-Nya.

Page 92: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

78

mungkin terealisasi secara sembarangan dan semuanya walaupun sebenarnya

sangatlah mungkin hal itu terjadi. Setiap manusia pada dasarnya mempunyai

memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi khalifah secara bebas, tetapi secara

de facto dia juga dihadapkan kepada kebebasan orang lain atau makhluk-makhluk

tuhan yang lain. Ia tidak dapat melepaskan diri dari rasa tanggung jawab ketika

sedang merealisasikan fungsi kosmiknya.130

Oleh karena itu pengaktualisasian fungsi khalifah fi al-Ardl tersebut harus

berpedoman pada norma-norma yang dapat menjaga keseimbangan pemenuhan hak-

hak dirinya dan orang lain. Untuk itu, Tuhan dan ajaran tauhid disamping telah

memberikan daya atau kemampuan untuk memahami iradat-Nya juga menurunkan

wahyu melalui para rasul-Nya. Petunjuk-petunjuk Tuhan tersebut merupakan norma-

norma yang harus diikuti ketika manusia hendak menjalankan fungsi Khalifah Fi Al-

Ardlnya. Inilah bentuk eksistensi Tuhan sebagai inti kenormativan. Dengan

demikian, ia harus menata niat, tindakan, dan tujuan yang dikehendaki agar sejalan

dengan kehendak dan pola-pola Ilahi. Menyimpang dari norma-norma yang

dikehendaki Tuhan beserta pola-pola-Nya berarti menyimpang dari prinsip tauhid.131

Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk para rasul dan kemampuan memahami

iradat Tuhan maka bumi ini akan menjadi selaras dan seimbang. Akan tetapi, bagi

manusia yang tidak bertasbih (tunduk patuh atas perintahnya) maka dia akan

membuat kerusakan di muka bumi. Seperti halnya zaman sekarang, dengan adanya

Banjir, Tsunami, Gunung meletus dll. Itu semua ada campur tangan manusia yang

tidak bertanggung jawab. Seperti firman Allah: ”Ketika Tuhanmu berfirman

kepada para Malaikat sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah di muka bumi".132

Manusia diciptakan sebaik-baik kejadian dengan sifat-sifat

kemalaikatan ( dijadikan tanpa nafsu ) dan kebinatangan ( dijadikan tanpa akal

) menyatu dalam diri setiap insan. Gabungan unsur-unsur inilah yang

menjadikan manusia berpotensi untuk menjadi Khalifatu fi’i Ardh dan

130

Tafsir, Zainul Arifin, Komarudin. Moralitas Al-qur’an dan Tantangan Modernitas,

Gama Media, Yogyakarta, 2002, cet I.hlm. 8 131

Ibid. hlm. 8-9 132

Al-qur’an dan Terjemahnya. Op.Cit. QS. Al-baqarah: 30. hlm. 13

Page 93: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

79

membawa misi rahmatan lil ‘aalamiin (rahmat bagi alam semesta). Dalam

firman Allah yang lain dikatan bahwa: “ Dan hendaklah ada di antara kamu

puak yang menyeru ( berdakwah ) kepada kebajikan ( mengembangkan Islam

), dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang daripada

segala yang mungkar ( buruk dan keji ). Dan mereka yang bersifat demikian

ialah orang-orang yang berjaya. (Ali Imran : 104 ) dan juga dikuatkan lagi

dengan firman Allah yang berbunyi : “Dan tidak ada yang lebih baik

perbuatannya daripada orang yang menyeru kepada ( menggesakan dan

mematuhi perintah Allah ), “ serta ia sendiri mengerjakan amal yang soleh,

sambil berkata : “ Sesungguhnya aku adalah daripada orang-orang Islam(

yang berserah bulat-bulat kepada Allah)!”133

Di sini kita boleh menggunakan perumpamaan kereta dan

penumpangnya di mana fungsi kereta adalah sebagai kenderaan yang akan

menghantar seluruh isinya ke tujuan. Perumpamaan kereta di atas terlihat

bahawa : ibarat dari Nafs, ibarat dari jasad, (bahan bakar) ibarat dari nafas roh.

Ibarat perjalanan panjang dan berat yang harus ditempuh serta mempunyai

tujuan. Misi perjalanan ini dapat dicapai hasil kerjasama 3 unsur di atas. Nafs

sebagai pengemudi kerana hanya dia yang dapat membaca kehendak Allah

yang merupakan peta di jalan. Seterusnya jasad menjadi kereta dialah yang

memiliki mesin dan roda. Kemudian roh menjadi bahan bakar dan sumber

tenaga.

Maka dengan itu relevansi tasbih terhadap kehidupan masyarakat, untuk

menjaga satu sama lainnya agar dalam kehidupan bermasyarakat menjadi harmonis.

Selaras dan seimbang. Karena mereka tahu fungsi dirinya sebagai khalifah fil ardl

dan juga sebagai hamba tuhan yang selalu menyembah dan bertasbih memujinya

dengan pujian yang baik yaitu menggunakan Asmaul Husna. Dengan bertasbih

dengan sendirinya dia akan mengetahui hakikatnya sebagai manusia yaitu bahwa

dirinya bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa, dirinya hanyalah manusia yang

lemah. Dan yang membedakan dari manusia lainnya hanyalah ketaqwaan saja bukan

yang lain. Maka dalam firman Allah

133

Ibid. QS. Fussilat: 33. hlm. 778

Page 94: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

80

9e≅ä3Ï9uρ îπyγ ô_Íρ uθ èδ $pκ� Ïj9uθ ãΒ ( (#θ à)Î7tF ó™$$ sù ÏN≡ u.ö5 y‚ø9 $# 4 t ør& $tΒ (#θ çΡθ ä3s? ÏNù' tƒ ãΝä3Î/ ª!$#

$ ·èŠÏϑy_ 4 ¨βÎ) ©!$# 4’ n?tã Èe≅ ä. & óx« Öƒ ωs% ∩⊇⊆∇∪

Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana

saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari

kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Karena manusia makhluk yang mukallaf maka tentulah dia harus membawa

amanah dengan sebaik-baiknya. Dan setiap perbuatannya akan selalu dapat balasan

yang setimpal. Seperti hadits: Kullukum Raain Wa Kullukun Daain Masuulun ’An

Ra’iyatih.

Hanya orang-orang yang selalu bertasbihlah yang dapat membawa amanah

tuhan dengan sebaik-baiknya. Dalam kehidupan bermasyarakat dia akan selalu

berbuat kebajikan dan hidupnya bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya. Karena

orang yang bertasbih mengenal jati dirinya sendiri dan juga mengenal Tuhannya.

Seperti hadits yang sering dibuat landasan orang-orang sufi yaitu: Man ’Arafa Nafsah

Faqad ’Arafa Rabbah (barang siapa mengenal dirinya sendiri tentu dia akan

mengenal tuhannya). Karena tidak lain hanyalah sebagai hamba. Tidak ada tempat

kesombongan bagi dirinya makanya sering dalam satu ayat Al-qur’an kata tasbih

diakhiri dengan mustakbirun.

Page 95: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis kemukakan mulai dari bab I sampai

dengan bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengertian Kata tasbih ( "$%') secara etimologi adalah bentuk masdar

dari sabbaha–yusabbihu–tasbihan ( ($)- ,$%- -.0"$%' ), yang berasal

dari kata sabh ( $)). Asal makna kata sabh ada dua. Pertama, sejenis

ibadah. Kedua, sejenis perjalanan cepat. Pengertian kata tasbih ( "$%')

berasal dari pengertian pertama, yaitu menyucikan Allah Swt

Jadi,secara terminologi makna tasbih adalah mensucikan Allah

SWT dari segala keburukan dan dari segala perbuatan ataupun sifat

yang tidak sesuai dengan keagungan, kemuliaan, kasih sayang, dan

kekuasaan-Nya atas segala sesuatu.

Adapun pengertian tasbih menurut Al-qur’an adalah:

1. Mensucikan Allah SWT dari segala keburukan dan dari segala

perbuatan ataupun sifat yang tidak sesuai dengan keagungan,

kemuliaan, kasih sayang, dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu

2. Memuji Allah dari kebesaran-Nya

3. Do’a

4. Dzikir

5. Menjalankan perintah, meninggalkan larangannya.

Dengan demikian yang dimaksud dengan bertasbih adalah

berdzikir secara berulang-ulang kepada Allah Swt disetiap waktu dan

keadaan. Sekalipun makna tasbih bermakna umum mencakup seluruh

ibadah, baik ucapan, perbuatan, dan niat. Dan juga tasbih bermakna

khusus yaitu dzikir lafazh dengan menyebut Asma’ul Husna, dan sifat-

sifat-Nya yang tinggi sebagaimana yang telah diturunkan-Nya dalam

Al-qur’an atau apa yang diberitahukan oleh rasulullah Saw.

Page 96: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

82

Jadi, makna tasbih merupakan pemahasucian kepada Allah

dari sifat Uluhiyyah maupun Rububiyyah. Supaya Allah terbebas

dari sifat yang tidak berkenan bagi sifat-Nya atau Dzat-Nya.

Bahwa Allah itu beda dengan makhluk-Nya. Yaitu yang dalam Al-

qur’an Laisa Kamitslihi Syaiun.

2. Gambaran tasbih dan cara bertasbih makhluk yaitu dalam Al-qur’an

telah memberikan beberapa contoh tentang makhluk yang bertasbih.

yaitu:

1. Manusia dan Jin

2. Malaikat

3. Binatang

4. Gunung

5. Guruh

adapun cara makhluk bertasbih itu ada dua macam yaitu:

1. Tasbihnya makhluk yang mukallaf dengan menggunakan ucapan

perbuatan dan disertai dengan niat. Adapun bertasbih kepada Allah

yang lebih baik itu dengan kata “Subhanallah” dan menggunakan

“As’maul Husna”

’Îû BNθ ã‹ç/ tβÏŒr& ª!$# βr& yìsùö è? tŸ2õ‹ ムuρ $ pκ� Ïù …çµ ßϑó™$# ßxÎm7|¡ç„ …çµ s9 $ pκ� Ïù

Íiρ߉äóø9 $$ Î/ ÉΑ$|¹Fψ$#uρ ∩⊂∉∪

2. Makhluk Ghairu Mukallaf selain Malaikat itu ada dua cara yaitu

pertama dengan tunduk dan patuh atas perintah Allah dengan

menerima taqdir kejadiannya. Akan tetapi, yang kedua berpendapat

tasbihnya Ghairu Mukallaf menggunakan lisan seperti halnya

manusia yaitu dengan mengucapkan al-Hamdulillahi

Robbil’alamin. tetapi manusia tidak mengetahui tasbihnya.

Page 97: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

83

ßxÎm6 |¡è@ ã& s! ßN≡ uθ≈ uΚ ¡¡9 $# ßìö7 ¡¡9 $# ÞÚö‘F{$#uρ tΒuρ £ Íκ� Ïù 4 βÎ)uρ ÏiΒ >ó x« �ωÎ)

ßxÎm7 |¡ç„ Íνω÷Κ pt¿2 Å3≈ s9uρ �ω tβθßγs)ø�s? öΝßγys‹Î6 ó¡n@ 3 …çµ ¯ΡÎ) tβ% x. $ ¸ϑŠÎ=ym

#Y‘θ à�xî ∩⊆⊆∪

Adapun tasbihnya Malaikat dengan mengucapkan “Al-

Hamdulillhi Rabbil ’Alamiin”

“t s?uρ sπ x6 Í×≈ n=yϑø9 $# šÏjù!% tn ôÏΒ ÉΑöθ ym Ä ö yèø9 $# tβθ ßsÎm7 |¡ç„ ωôϑpt¿2 öΝÍκÍh5u‘ ( z ÅÓè%uρ ΝæηuΖ÷ot/ Èd, ptø: $$ Î/ Ÿ≅ŠÏ%uρ ߉ôϑptø: $# ¬! Éb>u‘ tÏΗs>≈ yèø9 $# ∩∠∈∪

Maka tasbih beberapa makhluk di atas bisa menggunakan

ucapan dan juga bisa menggunakan perbuatan. akan tetapi kedua

perbedaan dalam pemberian makna diatas dapat dikompromikan yaitu

bahwa semua makhluk bertasbih dengan menggunakan kedua-duanya

yaitu ucapan dan perbuatan.

3. Relevansi anjuran bertasbih dalam kehidupan yaitu Pada hakikatnya

dengan bertasbih kepada Allah dengan memuji atau memahasucikan dari

sifat yang berlawanan dengan sifat wajib Allah dan selalu mengikuti perintah

dan larangan Allah yang telah termaktub dalam Al-qur’an maka, dengan

sendirinya kehiduapan yang ada di dunia ini bisa seimbang karena yang satu

sama lainnya saling terkait. Dengan tasbihnya alam maka disini yang paling

diberuntungkan adalah manusia karena manusia khalifatullah. Maka manusia

yang senantiasa bertasbih maka dengan sendirinya akan selalu berbuat

kebajikan kepada lingkungan/alam, sesamanya (hablum minannas) dan juga

kepada penciptanya (Hablum Min Allah). Karena mengetahui hakikatnya

sebagai makhluk (’Abd).

B. Saran-saran

a. Kepada para pemikir dan ilmuwan, khususnya para ahli dan peneliti

ilmu tafsir, hendaklah tetap mempunyai semangat yang besar dalam

Page 98: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

84

menjalankan tugasnya, karena masyarakat sangat membutuhkan buah

pikiran kita semua, diharapkan dengan itu semua masyarakat tidak lagi

mempunyai kebimbangan dalam memahami maksud dan tujuan Al-

qur’an. Dengan buah pikiran yang dapat dipahami oleh masyarakat

dengan mudah diharapkan tentang isi dan kandungan Al-qur’an

sebagai pedoman dalam rangka menghadapi hidup di dunia.

b. Kepada masyarakat luas, hendaknya dalam memahami isi Al-qur’an

tidak hanya secara tekstual belaka, karena dengan pemahaman Al-

qur’an yang demikian terkadang dapat menjerumuskan kita dalam

salah persepsi tentang arah dan tujuan yang dikehendaki oleh Al-

qur’an yang semestinya.

C. Penutup

Alhamdulillah dan segala puji penulis kumandangkan sebagai

konsekuensi logis atas curah nikmat yang penulis terima dari Allah

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tanpa kekurangan

suatu apa mulai dari awal hingga akhir. Tanpa hidayah dan inayah-Nya,

penulis tidak akan mampu melaksanakan tugas akhir ini dengan biak.

Semoga kelak di kemudian hari, skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya.

Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Semoga penulis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya

mendapat syafa'at dari beliau kelak di hari kiamat.

Terakhir penulis berharap saran dan kritik kepada para pembaca

sekalian demi terciptanya sebuah skripsi yang lebih baik dan sempurna,

karena penulis menyadari bahwa dengan sedikit pengetahuan. Penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, maka tentunya banyak kekurangan disana

sini, sehingga kritik dan saran tersebut sangatlah berguna bagi kami.

Akhirnya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami ucapkan terima

kasih.

Page 99: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

1

DAFTAR PUSTAKA

….Al-Munjid, Bairut Lebanon, 1960, cet 39.

Ahmad Warson al-Munawir, al-Munawwir Pustaka Progresif, Surabaya,

2002.

Al-Qur’an dan Terjemahnya yang telah ditahsis oleh departemen agama

RI, Jakarta, 1990

Baidi Bukhori, Dzikir Al-Asmaul Husna Solusi Atas Problem Agresivitasis

Remaja, Rasail media group Semarang .

Fakhr al-Din al-Razi, Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, Jilid 10, Dar al

Kutub al-Ilmiah, Beirut, t.th.

H.R. Muslim. Terj: Hadist Shahih Muslim, Klang Book Centre, Malaysia,

Cet V, 1997, Juz 4.

Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwiny, Ibnu Majah,

Thoha Putra Semarang, Juz I no hadits 1351. Hlm 429

Hamka, Tafsir al-Azhar, Pustaka Panji Mas, Jakarta Juz XV.

Harifudin Cawidu, Konsep Kufr dalam al-Qur’an suatu Kajian Teologis

dengan Pendekatan Tematik, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991)

HR. Muslim, Terjemahan Hadist Shahih Muslim, jilid IV, Klang book

Centre, Malaysia, cet II, 1995.

http://3lvin.wordpress.com/2008/03/21/definisi-gunung-kegunaannya/

accessed on 8 September 2009

http://3lvin.wordpress.com/2008/03/21/definisi-gunung-kegunaannya/

accessed on 8 September 2009

http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan accessed on 8 September 2009

http://ms.wikipedia.org/wiki/Burung accessed on 8 September 2009

Ibn ‘Arabi, Tafsir Al-Qur’an al-Karim (Beirut: Dar Yaqzah al-Arabiyah,

1968) Vol. 1,

Ibnu ‘Arabi,Fususul Hikam, diterjemahkan dari judul, The Bezels Of

Wisdom penerj: Ahmad Sahidah dan Nurjannah Arianti, Islamaika,

Yogyakarta, 2004.

Page 100: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

2

Ibnu Katsir Softwer

Kautsar Azhari Noor, Ibnu ‘Arabi Wahdatul Wujud dalam Perdebatan,

Jakarta, Paramadina, 1995, cet I.

M. Alfatih Suryadilaga, dkk., Metodologi Ilmu Tafsir, Teras, Yogyakarta,

2005.

M. Fuad Abdul Al-Baqi, Mu'jam Al-Mufahras li Al-Fad Al-Qur'an

Alkarim, (Beirut : Daral Fikr, 1981).

M. Ishom El-Saha, M.A., Saiful Hadi, S.Ag., Sketsa Al-Qur’an Tempat,

Tokoh, Nama, dan Istilah dalam Al-Qur’an. Lista Fariska Putra,

2005.

M. Quraish Shihab, “Menyingkap Tabir Ilahi” Lentera Hati, Jakarta, cet

IV,2001.

M. Quraish Shihab, Logika Agama, Lentera Hati, Jakarta, 2005, Cet II.

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Lentera Hati, Cet V, 2006, jakarta,.

Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, PT Hidakarya Agung, Jakarta, Cet

19.

Muhamad Nur Ichwan, Memasuki Dunia al-Qur’an, (Semarang: Lubuk

Raya, 2001).

Muhammad Gaib M. Ahl Kitab makna dan cakupannya, Paramadina,

Jakarta, 1998.

Muhammad Jamaluddin El-Fandy, Al-Qur’an tentang Alam Semesta,

Jakarta,AMZAH, 2008.

Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Ringkasan Ibnu Katsir, Gema Insani, Jakarta,

2000, Juz 3.

Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syarif an-Nawawi ad-Dimsyiqy, al-

Adzkar, Toha Putra, Semarang.

Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2005, Cet I

Nisywah Al-Ulwani, Rahasia Istighfar dan Tasbih (Jakarta: Pustaka Al-

Mawardi, 2008)

Page 101: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

3

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban, Paramadina, Jakarta, 2000,

cet II.

Roghib Al-Ashfihani, Mu’jam Mufrodat li Al-fadzi al-Qur’an, Darul Al-

Fikr.

Tengkeu Muhammad Hasby as-Shiddiqy, Tafsir al-Quran al-Majid an-

Nur, juz I, Pustaka Rizqi Putra Semarang, Cet II, 1995,

Umar Sulaiman al-Asyqar, ‘Alam al-Jinn Wa al-Syayathin, terjm, Abdul

Muid Daiman, Misteri Alam Jin Dan Setan, Pustaka Nuun,

Semarang, 2006,

Yusuf Al-Hajj Ahmad, Seri Kemukjizatan Al-Qur’an dan Sunnah

(Kemukjizatan Bumi dalam Al-Qur’an dan Sunnah, Yogyakarta,

Sajadah_press, 2008.

Zaglul an-Najjar, Shuarun Min Tasbih al-Kauniaat Lillah , diterj: Faisal

Saleh, Ketika Alam Bertasbih, Jakarta, 2008

Page 102: Disusun oleh: Miftakhul Alif - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl... · pengasih dan penyayang, atas segala taufiq dan hidayah-Nya,

4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Miftakhul Alif

Tempat & Tgl. Lahir : Jepara, 19 Agustus 1980

NIM : 4104035

Alamat : Desa Daren RT 01 RW 06 Kec. Nalumsari Kab. Jepara

E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1. MI An-Nur Daren Nalumsari Jepara (1992)

2. MTs TBS Kudus (1997)

3. MA Tribakti Kediri Jawa Timur (2001)

4. Fakultas Ushuluddin (Tafsir and Hadits) IAIN Walisongo Semarang

(2010)

Semarang, May 30, 2010

Miftakhul Alif