peningkatan hasil belajar matematika materi...

146
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Maulana Miftakhul Huda NIM. 23070150070 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    MATERI BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

    PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SUSUKAN

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    Maulana Miftakhul Huda

    NIM. 23070150070

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    MATERI BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

    PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SUSUKAN

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    Maulana Miftakhul Huda

    NIM. 23070150070

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik

    pelindung”

    (Q.S Ali „Imron: 173)

    “Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

    bersama kesulitan itu ada kemudahan”

    (Q.S Al-Insyirah: 5-6)

    “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

    (Q.S Al-Baqarah: 286)

    “Tidak ada yang dapat menolak takdir Allah, selain do‟a. Dan tidak ada yang

    dapat menambah umur seseorang, selain (perbuatan) kebaikan”

    (HR. Tirmidzi)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

    1. Ibunda Marwita Nugraheni dan Ayahanda Rohmad yang senantiasa tak henti-

    hentinya mendo‟akanku dalam mencapai kesuksesan dan keberhasilan.

    2. Kakakku tercinta kakak Tisaga dan adik-adikku serta keluarga, semoga Allah

    mempertemukan kembali kita sekeluarga di surga-Nya.

    3. Bapak –ibu guru dan keluarga besar SMP Muhammadiyah Susukan Kabupaten

    Semarang yang selalu mendukung dan mensupport saya.

    4. Landiana Bekti Pangestu yang senantiasa menyemangati dalam setiap langkahku.

    Semoga Allah menguatkan Iman Islam dan menerangi setiap langkah kehidupan

    kita dengan cahaya kasih Nya.

    5. Sahabat-sahabatku kelas C dan teman-teman matematika angkatan 2015. Semoga

    Allah memberikan balasan terbaik atas apa yang sudah kalian berikan kepadaku.

    6. Almamaterku IAIN SALATIGA.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar

    Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita umatnya sampai akhir zaman.

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil

    Belajar Matematika Materi Bilangan Melalui Metode Make a Match pada Siswa

    Kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020”.

    Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai

    pihak, peneliti tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh

    karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan penghargaan dan

    terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    3. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris

    Matematika dan selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan,

    bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

    4. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M.Pd., selaku pembimbing akademik, yang selalu

    memberikan arahan hingga studi ini terselesaikan dengan baik.

  • ix

    5. Bapak/Ibu dosen matematika yang telah memberikan banyak ilmu dan

    pelajaran dengan segenap kasih sayang.

    6. Bapak Supriyanto, S.Ag. dan Ibu Hj. Faridah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah

    dan Guru Matematika Kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan yang telah

    memberikan ijin penelitian dan membantu selama penelitian berlangsung.

    7. Bapak/Ibu guru dan karyawan SMP Muhammadiyah Susukan yang telah

    membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

    8. Siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan yang telah membantu

    kelancaran penyusunan skripsi ini.

    9. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat hingga skripsi

    ini terselesaikan dengan baik.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

    skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

    membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini

    bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya pada dunia pendidikan.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Salatiga, Oktober 2019

    Penulis

  • x

    ABSTRAK

    Huda, Maulana Miftakhul . 2019. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi

    Bilangan Melalui Metode Make a Match SMP Muhammadiyah Susukan

    Tahun 2019/2020. Skripsi. Program Studi Tadris Matematika. Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen

    Pembimbing : Dr. Winarno, S.Si, M.Pd

    Kata Kunci: Make a Match.

    Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

    peningkatan hasil belajar matematika materi bilangan melalui metode make a

    match pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran

    2019/2020.

    Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2

    siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini

    siswa yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 20 putra dan 6 putri. Adapun

    teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, dan

    dokumentasi. Sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah tes

    tertulis dan dokumentasi.

    Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran

    Make a Match dalam pembelajaran matematika materi bilangan. Proses

    pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan langkah-langkah Make a Match,

    dengan cara mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa siklus I dapat diketahui rata-rata hasil belajar siswa adalah

    30,76% sebanyak 8 siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan

    18 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Kriteria

    Ketuntasan Minimum sendiri adalah 75. Sedangkan pada siklus II rata-rata

    mencapai 92,30% dengan 24 siswa yang sudah tuntas mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimun (KKM) dan 2 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan

    Minimum (KKM). Melihat kenaikan yang didapat dari siklus II maka dengan

    indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian diberhentikan. Demikian

    dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Make a Match dapat meningkatkan

    hasil belajar matematika materi bilangan pada siswa kelas VII SMP

    Muhammadiyah Susukan.

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ ii

    HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... v

    HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

    ABSTRAK .......................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...…….…..xviii

    BAB I PENDAHULUAN…………………….………..…………………………1

    A. Latar Belakang Masalah………………….…...………………………….1

    B. Rumusan Masalah…………………………….…….…………………….8

    C. Tujuan Masalah…………………………………..……………………….8

    D. Kegunaan Penelitian …………….……….………………………………8

    E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan…………….……………………..10

  • xii

    F. Definisi Operasional …………………………………………………11

    G. Metodologi Penelitian………………………………………………..12

    1. Rancangan Penelitian…………………………………………….12

    2. Subjek Penelitian…………………………………………………13

    3. Langkah-langkah Penelitian……………………………………...14

    4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….16

    5. Instrument Penelitian………………………….………………….16

    6. Pengumpulan Data………………………………………………..17

    7. Analisis Data…………………………………………………...…17

    H. Sistematika Penulisan ………………………………………………..18

    BAB II LANDASAN TEORI.. ……………...……………………………….20

    A. Kajian Teori…………………………………………………………..20

    1. Hasil Belajar Matematika………………...…………………………..20

    a. Definisi Belajar…………………..……………………….……….20

    b. Definisi Pembelajaran……………………………………….…….22

    c. Definisi Hasil Belajar………………………..…………………….25

    d. Pengertian Pembelajaran Matematika…………………………….29

    e. Fungsi Tujuan Pembelajaran Matematika………………………...30

    f. Karakteristik Matematika………………………………………….31

    2. Kajian Materi Penelitian.………………….…………………...……...33

    a. Materi Operasi Bilangan Bulat…………………………….……...33

    b. Metode make a match….…….......……………………….………..37

    1) Definisi make a match…………………………...…..………..37

  • xiii

    2) Langkah – langkah make a match ……………...….………….38

    3) Kelebihan make a match …………………...……….………...39

    4) Kekurangan make a match ………………...……….………....39

    B. Kajian Pustaka………….…………………………...……….….…….40

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ……….…….….……….………..43

    A. Subjek Penelitian…………………………..………………………….43

    1. Subjek Penelitian………………..……..………………………….43

    2. Gambaran Umum…………………………………………………43

    3. Visi dan Misi Sekolah…………………….………………………45

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian…………………………………….45

    1. Deskripsi Siklus I………………………………….…..………….45

    2. Deskripsi Siklus II………………………………………………...51

    BAB IV HASIL PENELITIAN ………………...……………………………56

    A. Deskripsi Paparan Siklus …………..…………………………………56

    1. Deskripsi Siklus I ……………………………………………...….56

    2. Deskripsi Siklus II ………………………………….…………….58

    B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………61

    1. Siklus I ……………………………………………………………62

    2. Siklus II …………………………………………………………..62

    BAB V PENUTUP……………………………………………………………64

    A. Kesimpulan……………………………………...………..……….64

  • xiv

    B. Saran…………………………………………………….………..65

    DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..67

    LAMPIRAN ……………………………………….………………..……….70

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Batas Wilayah SMP Muhammadiyah Susukan .................................. 43

    Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammadiayh Susukan ............. 44

    Tabel 3.3 Fasilitas SMP Muhammadiyah Susukan ............................................ 45

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................................ 57

    Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................................................. 59

    Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai dari Siklus I – Siklus II ......................................... 61

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.1 Model Tahapan PTK ..................................................................... 14

    Gambar 2.1 Pohon Bilangan ............................................................................. 34

    Gambar 3.1 Peta SMP Muhammadiyah Susukan ............................................. 43

    Gambar 4.1 Rekap ketuntasan belakjar klasikal ................................................ 61

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Satuan Kredit Keterangan ...................................................................................70

    Lembar Observasi Guru Siklus I .........................................................................74

    Lembar Observasi Guru Siklus II .......................................................................77

    Lembar Observasi Siswa Siklus I…………………...………..…………………80

    Lembar Observasi Siswa Siklus II………………………………………………82

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...........................................84

    Soal Evaluasi Siklus I .........................................................................................91

    Kartu Permainan Siklus I ....................................................................................98

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..........................................100

    Soal Evaluasi Siklus II ........................................................................................107

    Kartu Permainan Siklus II ...................................................................................116

    Dokumentasi .......................................................................................................118

    Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................121

    Permohonan Ijin Penelitian .................................................................................122

    Surat Keterangan Peneliti ....................................................................................123

    Hasil Tes Siswa ...................................................................................................124

    Lembar Konsultasi .............................................................................................126

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan

    manusia. Pendidikan juga sangat berperan penting dalam berbangsa

    dan bernegara, yaitu untuk menjamin keberlangsungan, perkembangan

    maupun kemajuan bangsa itu sendiri dan mewujudkan suasana belajar

    (Ignacio, 2006 : 5). Hal ini karena pendidikan merupakan upaya yang

    terorganisasi, terencana, dan berlangsung secara terus menerus sepanjang

    hayat untuk membina siswa menjadi manusia mandiri, berbudaya,

    berkompeten, memiliki akhlak yang baik dan mengembangkan potensi

    dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan (Nata,

    2011 : 8).

    Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

    Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menjelaskan bahwa

    “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

    (Nata, 2011 : 10).

  • 2

    Kegiatan pembelajaran merupakan bagian terpenting dari

    pendidikan. Kegiatan pembelajaran merupakan perpaduan dari dua

    kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Belajar menurut Susanto (2013: 4)

    adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam

    keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

    pengetahuan baru sehingga memungkinkanseseorang terjadinya perubahan

    perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

    bertindak. Sedangkan mengajar menurut Howard dalam Susanto (2013:

    20) adalah suatu aktivitas membimbing seseorang untuk mendapatkan,

    mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita,

    pengetahuan, dan penghargaan.

    Upaya mencapai tujuan pendidikan nasional di bidang pendidikan

    oleh masyarakat harus ada usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

    melalaui bimbingan pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang

    akan datang, selain itu juga, diharapkan pendidikan itu harus mampu

    mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global ini

    yang telah mempengeruhi setiap individu, khususnya masyarakat

    Indonesia (Direktorat, 2002 : 17).

    Tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan tersebut harus

    dicapai secara maksimal oleh lembaga pendidikan agar tercapainya

    tujuan tersebut, diperlukan penyelanggaraan pendidikan yang berkualitas

    dan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

  • 3

    Perhatian masyarakat terhadap masalah pendidikan tidak pernah

    surut. Masalah mutu pendidikan merupakan perhatian umum masyarakat,

    maka dari itu peningkatan mutu pendidikan dalam proses belajar

    mengajar harus ditingkatkan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran

    (Sugiyanto, 2007 : 1).

    Matematika adalah ilmu yang mempunyai peranan sangat penting

    dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

    Matematika dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berfikir

    secara logis, kritis, rasional dan percaya diri, matematika sering dianggap

    oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami

    penerapannya, baik teori maupun konsep-konsepnya (Suroto, 2012 : 92).

    Matematika merupakan salah satu komponen terpenting di bidang

    pendidikan yang perlu dikembangkan, matematika sebagai salah satu

    bagian dari ilmu pengetahuan, merupakan mata pelajaran yang diajarkan

    pada semua tingkat pendidikan rendah sampai kejenjang pendidikan

    tinggi.

    Pentingnya mempelajari matematika terdapat dalam firman Allah

    S.W.T di jelaskan sebagai berikut:

    ُهوََ الَِّري َجعَلََ الشَّْمسََ ِضيَاءًَ َوَواْلقََمسََ وُوًزا قَدََّزيَُ َمىَاِشلََ ِلتَْعلَُموا َعدَدََ الِسّىِيهََ َواْلِحَسابََ َما َخلَقََ

    لَُ اآليَاتَِ ِلقَْومَ يَْعلَُمونََ َُ ذَِلكََ إاِل بِاْلَحقَِّ يُفَِصّ َللاَّ

  • 4

    Artinya:

    Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya,

    dan dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu

    mengetahui bilangan, tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak

    menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan

    tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui ( Q.S

    Yunus, ayat : 5).

    Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

    diberikan kepada siswa di Sekolah Menegah Pertama (SMP).

    Matematika di sekolah menengah pertama meliputi konsep-konsep

    seperti bilangan dan operasinya, aritmatika sosial, aljabar dan lain-lain.

    Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

    kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga

    siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang

    dipelajari (Daryanto, 2012 : 240).

    Matematika sebagai salah satu ilmu eksak mengharuskan para

    siswa benar- benar mengerti dan menguasai materi. Hal ini berdampak

    sebagian besar peserta didik menyimpulkan bahwa matematika merupakan

    pelajaran yang sulit dipahami (Andy, dkk, 2014 : 88). Menurut Ignacio

    (2006 : 94) menyebutkan bahwa meskipun penting, matematika dianggap

    sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang sulit, membosankan,

    tidak sangat praktis, abstrak dan dalam pembelajaran membutuhkan

    kemampuan khusus yang tidak selalu dalam jangkauan setiap orang. Oleh

  • 5

    karena itu perlu adanya sebuah media yang menjadi hal baru dimata siswa

    sehingga siswa tertarik untuk belajar yang bisa dijadikan sebagai

    permainan sambil belajar.

    Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah

    masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para

    guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang

    mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pelaksanaan proses

    pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada

    kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya

    untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

    memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkan dengan

    situasi dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang berperan penting dalam

    hal perkembangan dan rasa ingin tahu siswa. Guru sebagai unsur pokok

    dalam proses pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan kualitas

    pembelajaran dengan membuat perencanaan dan mengelola kelas dengan

    baik, menerapkan metode pembelajaran yang tepat, menggunakan metode

    yang sesuai, serta memberikan evaluasi yang berkualitas untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa yang baik.

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata

    pelajaran matematika SMP Muhammadiyah Susukan, Ibu Hj. Faridah,

    S.Pd pada tanggal 16 September 2019 mengatakan bahwa proses

    pembelajaran di dalam kelas, siswa belum memahami cara mengunakan

    operasi hitung bilangan bulat dengan tepat dan nilai ulangan harian

  • 6

    mereka masih di bawah standar (KKM 75), apalagi dalam menyelesaikan

    soal perkalian dan pembagian, siswa juga merasa kurang ada timbal balik

    dengan sesama temannya karena duduk terpisah mungkin lebih bagusnya

    ketika mereka duduk secara berkelompok agar mereka saling tukar

    pikiran. Apa yang dialami siswa, terjadi karena kurangnya pembiasaan

    dan latihan tentang operasi hitung makanya diperlukan media yang bisa

    menjadi perangsang untuk menarik perhatian siswa ( wawancara tanggal

    16 september 2019 ).

    Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi yang

    dicapai oleh siswa, sedangkan berhasil tidaknya pencapaian hasil belajar

    matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan

    soal-soal operasi bilangan bulat dengan benar, walaupun pada umumnya

    tidak semua siswa mampu menyelesaikan soal- soal operasi bilangan

    bulat, oleh karena itu diharapkan media metode make a match dapat

    melatih siswa dalam melakukan operasi perhitungan sehingga tertanam di

    dalam alam bawa sadar siswa (Daryanto, 2012 : 1).

    Matematika dari kelas tujuh sampai kelas sembilan, penulis tertarik

    pada materi bilangan yang terdapat dalam kelas VII pada semester

    satu. Pemilihan kelas dianggap sudah tepat untuk menerapkan metode

    Make a Match. Penggunaan metode Make a Match dapat menjadikan

    pembelajaran lebih menarik. Penggunaan metode ini dapat digunakan

    untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu metode Make a

    Match ini diterapkan guna untuk menjadi lebih baik lagi karna hasil

  • 7

    sebelumnya 24 siswa yang belum tuntas mencapai KKM. Sedangkan

    KKM yang diterapkan di sekolah SMP Muhammadiyah Susukan yaitu 75.

    Akan tetapi kenyataannya 24 siswa yang belum dapat mencapai nilai

    KKM dilihat dari nilai ulangan harian siswa. Hal ini guru sebagai unsur

    pokok dalam proses pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan kualitas

    pembelajaran dengan membuat perencanaan dan mengelola kelas dengan

    baik, menerapkan metode pembelajaran yang tepat, menggunakan metode

    yang sesuai, serta memberikan evaluasi yang berkualitas untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa yang baik (Usman, 2002 : 1)

    Metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk

    menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan

    mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar

    siswa yang memuaskan (Kastolani, 2014). Metode pembelajaran sangat

    berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

    SMP Muhammadiyah Susukan merupakan sekolah menengah

    pertama yang berada di daerah Gentan, Susukan. Di SMP ini sama seperti

    sekolah yang lainnya sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013,

    akan tetapi belum semua guru memakai metode sesuai Kurikulum 2013.

    Mereka masih banyak menggunakan pengajaran guru yang menjadi

    pusatnya, sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan tidak mau

    memperhatikan dan memahami pembelajarannya. Sedangkan yang

    dimaksudkan dalam Kurikulum 2013 tersebut siswalah yang harus aktif

    mencari informasi atau pengetahuan lewat guru atau bisa disebut guru

  • 8

    menjadi fasilitatornya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka

    timbulah masalah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian

    dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bilangan

    melalui Metode Make a Macth pada Siswa Kelas VII SMP

    Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020”.

    B. Rumusan Masalah

    Penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah apakah

    penerapan metode make a macth dapat meningkatkan hasil belajar

    matematika materi bilanganpada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

    Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

    mengetahui penerapan melalui metode make a macth dapat meningkatkan

    hasil belajar matematika materi bilangan pada siswa kelas VII SMP

    Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan

    sebagai acuan atau referensi, khususnya peningkatan hasil belajar

    matematika materi bilangan melalui metode make a macth pada siswa

    kelas VII SMP.

  • 9

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Sekolah

    Diharapkan dapat digunakan untuk peningkatan hasil

    belajar matematika materi bilangan melalui metode make a

    macth pada siswa kelas VII SMP dan meningkatkan kualitas

    proses pembelajaran disekolah serta menciptakan peserta didik

    yang berkualitas.

    b. Bagi Guru

    1) Temuan-temuan penelitian peningkatan hasil belajar

    Matematika materi bilangan melalui metode make a macth

    pada siswa kelas VII SMP dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan oleh guru dalam merancang dan

    melaksanakan progam pembelajaran dengan menggunakan

    alternatif model pembelajaran

    2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk

    mengimplementasikan peningkatan hasil belajar matematika

    materi bilangan melalui metode make a macth pada siswa

    kelas VII SMP.

    c. Bagi Siswa

    1) Melalui peningkatan hasil belajar matematika materi

    bilangan melalui metode make a macth pada siswa kelas

    VII SMP dapat menumbuhkan suasana belajar yang

  • 10

    menyenangkan sehingga menghilangkan rasa jenuh dan

    bosan yang dialami siswa pada saat proses pembelajaran.

    2) Membangun interaksi antar siswa dan mendengarkan

    penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas

    sehingga siswa turut serta dan aktif dalam peningkatan hasil

    belajar Matematika materi bilangan melalui metode make a

    macth pada siswa kelas VII SMP.

    d. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi

    bagi peneliti lain dalam menerapkan peningkatan hasil belajar

    matematika materi bilangan melalui metode make a macth

    pada siswa kelas VII SMP.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis merupakan jawaban sementara yang

    kemungkinan bisa benar maupun bisa salah. Menurut Arikunto

    (2006: 67) menyatakan bahwa “ hipotesis adalah suatu jawaban

    yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

    terbukti melalui daya yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian

    ini adalah hasil belajar Matematika materi bilangan dapat

    meningkat melalui metode make a macth pada siswa kelas VII

    SMP Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020.

  • 11

    2. Indikator Keberhasilan

    a. Indikator individual

    Siswa dikatakan tuntas atau paham secara individu

    terhadap materi pelajaran yang disajikan apabila siswa mampu

    memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 di dapat dari

    nilai KKM di sekolah.

    b. Indikator klasikal

    Keberhasilan mencapai 85% dari 26 siswa yang mampu

    mencapai nilai KKM yaitu sesuai kriteria ketuntasan

    klasikal (Trianto, 2009: 241).

    F. Definisi Operasional

    Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi

    Bilangan melalui metode make a macth pada siswa kelas VII SMP

    Muhammadiyah Susukan tahun pelajaran 2019/2020 akan penulis

    paparkan sebagai berikut:

    1. Hasil Belajar

    Menurut Hosnan (2014:158), “Hasil Belajar adalah kemampuan-

    kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

    belajarnya. Hasil belajar matematika materi bilangan untuk

    mengetahui pengalaman belajar siswa menggunakan test tertulis. Test

    ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi

    pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-

  • 12

    baiknya oleh para peserta didik”. Hal ini mencakup pada aspek ranah

    kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

    dan evaluasi.

    2. Metode Make a Match

    Make a match merupakan salah satu type cooperative learning.

    Jadi, model cooperative learning type make a match adalah model

    pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara

    mencari pasangan soal/jawaban yang tepat (Rusman, 2011:202).

    G. Metodologi Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

    (classroom action research). Kegiatan ini mencermati suatu objek,

    menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

    atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu

    hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah

    sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

    tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk rngkaian siklus

    kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang

    sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan

    yang ditulis untuk pengertian kelas tersebut adalah pengertian

    lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami.

    Secara luas pengertian umum dengan “ruangan tempat guru

  • 13

    mengajar”. Kelas bukan ruangan tetapi sekelompok peserta didik

    yang sedang belajar .

    Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan

    memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

    pembelajaran di kelas yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan

    tertentu agar dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas

    pembelajaran. Sehingga, tujuan pembelajaran dapat tercapai

    (Arikunto, 2012 : 13).

    Penelitian tindakan kelas terjadi kerjasama antara peneliti

    dengan guru dan obsever yang membantu pengambilan data selama

    penelitian (Wiraatmaja, 2007 : 15). Menurut Sanjaya (2010: 26)

    PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah

    pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya

    memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai

    tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis

    setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

    2. Subjek Penelitian

    Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah Susukan kelas VII

    tahun pelajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa 26 siswa, yang terdiri

    dari 6 siswi perempuan dan 20 siswa laki- laki. Penelitian dilaksanakan

    pada tanggal 3 oktober sampai 16 oktober 2019.

  • 14

    3. Langkah – langkah Penelitian

    Melaksanankan sebuah penelitian, PTK juga memiliki prosedur

    atau aturan yang perlu diperhatikan. Prosedur tersebut berguna bagi

    para guru yang akan melaksanakan PTK. Arikunto (2012: 16)

    menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yaitu:

    (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi.

    Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap dalam

    Gambar 1.1 berikut ini:

    Gambar 1.1 Model tahapan PTK

    Arikunto, dkk (2012: 18) menjelaskan tahap-tahap penelitian

    tindakan kelas sebagai berikut:

    a. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

    Tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau

    fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

    untuk diamati, kemudian membuat sebuah intrumen

    pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang

    terjadi selama tindakan berlangsung dan pemilihan straregi

    pembelajaran yang akan diterapkan.

  • 15

    b. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (acting)

    Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

    merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

    mengenakan tindakan di kelas.

    c. Tahap 3: Pengamatan (observation)

    Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

    pengamat. Pengamatan dilakukan bersamaan pada waktu

    tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam

    waktu yang sama. Tahap ini, peneliti dapat mencatat sedikit

    demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang

    akurat untuk perbaikan siklus berikutnya

    d. Tahap 4: Refleksi (reflecting)

    Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

    apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat

    dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan

    untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Inilah

    inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan

    siap mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang

    dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum.

    Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus,

    maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana

    yang disarankan kepada peneliti lain apabila peneliti

    menghentikan kegiatannya.

  • 16

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Dokumentasi

    Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

    menyelidiki benda – benda bertulis, seperti buku, majalah,

    dokumen penting, dan catatan harian lainnya. Dokumentasi

    digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa, foto- foto

    selama pembelajaran dan tahap penelitian (Arikunto, 2006).

    b. Lembar Observasi

    menurut Supardi (2012, hlm. 127) observasi adalah

    kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret

    seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar

    observasi ini berguna untuk pengamatan (pengambilan data)

    dalam kegiatan aktivitas guru selama proses pembelajaran.

    5. Instrumen Penelitian

    Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas ini, instrumen penelitian

    yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

    a. Lembar Observasi

    Berdasarkan kegiatan yang diobservasi secara langsung meliputi

    observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan bagaimana proses

    belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari guru Matematika

    dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar

  • 17

    melalui penggunaan metode make a match untuk membuat kesimpulan

    pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan

    pada siklus berikutnya.

    b. Soal

    Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar

    siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

    make a match.

    6. Pengumpulan Data

    Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

    penelitian ini, yaitu:

    1. Lembar observasi, untuk mencatat suasana belajar di kelas

    selama proses belajar berlangsung.

    2. Menggunakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman siswa

    tentang komsep laba dan rugi.

    3. Dokumentasi, pengambilan foto momen-momen penting yang

    menunjukkan partisipasi siswa sebagai akibat tindakan atau

    kegiatan permainan.

    7. Analisis Data

    Sesuai dengan rancangan peneliti yang digunakan maka analisis

    data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang

    tercatat dalam setiap siklusnya. Berikut indikator keberhasilan yang

    digunakan:

  • 18

    a. Ketuntasan Individual

    Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa

    dapat mencapai skor ≥ 75 pada materi bilangan dapat dilihat dari

    nilai hasil tes evaluasi.

    b. Ketuntasan Klasikal

    Presentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah

    total siswa sebanyak 26 siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥

    75. Menurut Hasan (2009 : 13) pengukuran persentase kompetensi

    siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

    P = ∑

    Keterangan :

    ∑ = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar

    N = Jumlah siswa

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah

    dimulai dari bab muka skripsi yang meliputi : halaman judul,halaman

    persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman

    pernyataan keaslian penelitian, halaman motto dan persembahan, kata

    pengantar, daftra isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan

    abstrak.

    BAB I Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis dan

  • 19

    indikator keberhasilan, definisi operasional, metodologi penelitian, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II Landasan Teori mencakup (1) kajian teori terdiri dari :

    definisi belajar, definisi pembelajaran, definisi hasil belajar, faktor-faktor

    yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian Matematika, (2) kajian

    materi peneliti terdiri dari materi bilangan, definisi metode make a match,

    langkah- langkah metode make a match, kelebihan metode make a match,

    kekurangan metode make a match, dan kajian pustaka yang berisi tiga

    referensi penelitian yang serupa dengan yang sedang peneliti lakukan,

    akan tetapi berbeda materi dan tingkatan sekolahnya.

    BAB III Pelaksanaan penelitian mencakup tentang subjek

    penelitian, gambaran umum sekolah, visi misi sekolah, deskripsi

    pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan seterusnya.

    BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan mencakup tentang

    deskripsi paparan siklus yang meliputi deskripsi pra siklus, deskripsi siklus

    I, deskripsi siklus II, untuk bagian pembahasan meliputi hasil dari siklus I

    dan siklus II.

    BAB V Penutup mencakup kesimpulan dan saran.

  • 20

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar Matematika

    a. Definisi Belajar

    Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan

    belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga

    tingkah lakunya berkembang (Soemanto, 2006: 104). Belajar telah menjadi bagian

    dari kehidupan manusia. Belajar terjadi seiring dengan pertumbuhan dan

    perkembangan manusia. Bagi seorang pelajar, belajar merupakan sebuah kewajiban.

    Beberapa ahli mengemukakan pengertian dari belajar dalam memberikan gambaran

    tentang pengertian belajar. Robert (2006: 25) mendefinisikan belajar dalam 2

    pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua,

    belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil

    latihan yang diperkuat. Sejalan dengan pengertian tersebut, Sugihartono (2007: 74)

    mendefinisikan belajar secara lebih rinci, dimana belajar merupakan suatu proses

    perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam

    memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan

    merasakan. Seorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Proses

    dalam belajar dapat ditandai dengan adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa,

    sebagai contohnya; siswa bertanya, menanggapi, menjawab pertanyaan guru, diskusi,

  • 21

    memecahkan masalah, melaporkan hasil kerja, membuat rangkuman, dan sebagainya

    (Tim MKDP, 2011: 125).

    Berdasarkan pendapat yang ahli sampaikan di atas mengenai pengertian

    belajar, menurut peneliti dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang

    terjadi pada kehidupan manusia, sehingga manusia tersebut akan memperoleh

    pengetahuan yang dibutuhkan guna menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi.

    1) Tujuan Belajar

    Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai, ada

    beberapa hal yang menjadi tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut

    Benyamin dalam (Sudjana, 2010: 22-23), yaitu:

    a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

    terdiri dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

    aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

    b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

    yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan

    internalisasi.

    c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa

    ketrampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni

    gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual,

    ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

    interpretative.

  • 22

    b. Defini Pembelajaran

    Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

    unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yangsaling

    mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran (Hamalik, 2005: 57).

    Unsur manusiawi yang termasuk di dalamnya adalah gurudan siswa juga tenaga

    lainnya. Material di sini meliputi buku, papan tulis, kapur, LCD, audio dan video

    tape. Fasilitas dan perlengkapan audio visual dan komputer. Sedangkan prosedur

    meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan

    sebagainya.

    Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai

    komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen

    tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen

    pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan

    menentukan model-model pembelajaran apa yang akan diterapkan dalam kegiatan

    pembelajaran (Rusman, 2011: 1). Menurut Sumitro, dkk (2006: 30) pembelajaran

    sebagai proses di dalamnya terjadi interaksi dan komponen-komponen

    pembelajaran tersebut secara terpadu saling berinteraksi jalani suatu rangkaian

    keseluruhan kesatuan dalam mencapai tujuan.

    Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan peneliti bahwa pembelajaran

    adalah sebagai proses yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan siswa

    dalam mencapai tujuan bersama yang dibantu dengan adanya model

    pembelajaran, metode pembelajaran dan media pembelajaran.

  • 23

    1) Pendekatan Pembelajaran

    Menurut Rusman (2011: 132), pendekatan dapat diartikan sebagai titik

    tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan

    merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih

    sangat umum. Menurut Wallace (Asmani, 2011: 30), pendekatan pembelajaran

    dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan konservatif (conservative approaches)

    atau pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach), dan

    pendekatan liberal (liberal approach) atau pendekatan yang berpusat pada siswa

    (student centered approach). Pendekatan konservatif memandang bahwa proses

    pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi

    kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan

    siswa lebih banyak sebagai penerima. Sedangkan pendekatan liberal adalah

    pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada siswa untuk

    mengembangkan strategi dan keterampilan belajarnya sendiri.

    Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan

    pembelajaran adalah cara-cara umum dalam menyikapi sesuatu masalah ke arah

    pemecahannya dalam proses pembelajaran.

    a) Strategi Pembelajaran

    Secara umum, strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar

    haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

    Dihubungkan dengan strategi pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-

    pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.

  • 24

    Menurut Asmani (2011: 26), ada empat strategi dasar dalam proses pembelajaran,

    yaitu:

    1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

    perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa sebagaimana

    diharapkan.

    2) Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi

    dan pandangan hidup masyarakat.

    3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik

    pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga

    dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan

    mengajarnya.

    4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan, atau

    kriteria serta standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan

    pedoman guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan

    pembelajaran, yang selanjutnya dijadikan umpan balik untuk

    menyempurnakan sistem instruksional yang bersangkutan secara

    keseluruhan.

    Menurut Kemp, Dick and Carey dalam (Rusman, 2011: 132),

    menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu perangkat materi dan

    prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan

    hasil belajar pada siswa. Upaya mengimplementasikan rencana pembelajaran

    yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat

    tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk

  • 25

    merealisasikan stategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu

    strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Misalnya, untuk

    melaksanakan strategi ekspositori bisa menggunakan metode ceramah sekaligus

    metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang

    tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.

    Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi

    pembelajaran adalah kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dimana

    kegiatan tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    c. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melalui

    kegiatan belajar. Karena belajar sendiri merupakan suatu proses dari seseorang

    yang berusaha memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

    menetap. Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru biasanya menetapkan tujuan

    belajar, dimana anak dikatakan berhasil dalam belajar apabila telah berhasil

    mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).

    Menurut Susanto (2013: 5-6) untuk mengetahui apakah hasil belajar yang

    dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui

    evaluasi. Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feed

    back (tindak lanjut) atau dapat digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan

    siswa. Prestasi belajar tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu

    pengetahuan, tetapi juga sikap dan ketrampilan. Secara sederhana, yang dimaksud

    dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

  • 26

    kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

    seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

    yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil

    mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk

    mengetahui apakah hasil belajar yang dicapaitelah sesuai dengan tujuan yang

    dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi

    Berdasarkan pengertian dari pendapat ahli diatas penulis dapat

    menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti

    proses pembelajaran.

    1) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Proses belajar melibatkan beberapa factor yang sangan komplek. Oleh

    karena itu, masing – masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat

    berhasil sesuai dengan tujuan yyang telah ditetapkan. Belajar itu tidak hanya

    ditentukan oleh potensi ang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh factor

    lain berasal dari luar diri yang belajar.

    secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh factor eksternal dan

    internal. Masing – masing factor tersebut dapat diuraikan menjadi berikut:

    a) Faktor Eksternal

    Faktor ekskternal adalah faktor – faktor yang terdapat diluar diri individu.

    Dalam proses belajar disekola, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang

    berada diluar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial

    dan sosial.

  • 27

    1) Faktor nonsosial

    Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu yang

    berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor non social

    merupakan kondisi fisik yang ada dilingkungan sekolah, keluarga dan

    masyarakat, aspek fisik tersebut dapat berupa peralatan sekolah, sarana

    belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah

    dan sejenisnya.

    2) Faktor sosial

    Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang beruapa

    manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor

    yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

    masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang

    tua dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

    keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil

    sekolah dan sebagainya.

    3) Faktor internal

    Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang

    sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.

    1) Faktor fisiologis

    Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

    individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

    Keadaan jasmani secara umum yang ada dalam diri individu

    sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani

  • 28

    secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik

    individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat

    maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan

    individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan

    menghambat hasil belajar.

    Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu keadaan fungsi-fungsi

    jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama

    yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri

    individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya

    pengetahuan dalam diri individu.

    2) Faktor Psikologis

    Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

    individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,

    motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain

    sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta

    berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga

    motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna terhadap

    aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran

    akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan

    belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan

    gagalbelajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan

    kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Demikian

    halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya

  • 29

    juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang

    berkepribadian mudah putus asa, kurang energik gampang menyerah.

    Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Faktor

    eksternm dan intern mempengaruhi keberhasilan belajar, pengaruhnya

    bersifat positif mendukung namun bisa juga negatif menghambat

    (Sriyati, 2011: 23-25).

    d. Pengertian Pembelajaran Matematika

    Matematika dapat dilihat sebagai bahasa yang menjelaskan pola, baik pola

    di alam maupun pola yang di temukan melalui pikiran. Pola-pola tersebut bisa

    berbentuk real (nyata) maupun berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau dapat

    dalam bentuk mental, statis, ataupun dinamis, kualitatif atupun kuantitatif, asli

    berkait engan kehidupan nyata sehari-hari atau tidak lebih dari hanya sekedar

    untuk keperluan rekreas. Hal-hal tersebut dapat muncul dari lingkungan sekitar,

    dari ke dalam ruangan dan waktu, atau dari hasil pekerjaan pikiran (Shadiq,

    2014: 7).

    Matematika menurut Ruseffendi (Heruman, 2010:1) adalah bahasa simbol,

    ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang

    pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,mulai dari unsur yang tidak

    didefiniskan keunsur yang didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya

    kedalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (Heruman, 2010: 1),

    yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola piker

    yang diduktif.

  • 30

    Dari definisi di atas dapat di simpulkan matematika adalah struktur dan

    hubungan yang berdasarkan konsep-konsep yang abstrak sehingga di perlukan

    simbol-simbol untuk menyampaikanya.

    Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang di

    bangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat

    meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Awalina,

    2017: 49). Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar

    yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut

    adalah kegiatan belajar dan mengajar. Kedua aspek ini berkolaborasi secara

    terpadu menjadi satu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan

    guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungan di saat

    pembelajaran matematika berlangsung.

    Dari uraian tesebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

    adalah serangkaian interaksi siswa dan guru dalam upaya meningkatkan

    kreatifitas berfikir siswa yang terjadi dalam kegiatan belajar matematika.

    e. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

    Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

    mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang

    di perlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,

    pengurangan, geometri, dan pengelolaan data.

    Tujuan pembelajaran matematika menurut Awalina (2017: 50) adalah:

    1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

    dan mengaplikasikan konsep logaritma.

  • 31

    2) Menggunakan penalaran ada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

    gagasan dan pernyataan matematika.

    3) Memecahkan maslah meliputi kemampuan memahami masalah,

    merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

    solusi yang diperoleh.

    4) Mengkomunikasikan gagasan dan simbol, tabel, diagram, atau media lain

    untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

    5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa fungsi dan tujuan

    matematika adalah memberikan kemampuan menghitung pada diri

    individu.

    f. Karakteristik Matematika

    Ada beberapa karakteristik untuk matematika yang telah disepakati

    bersama, antara lain:

    1) Memiliki objek kajian yang abstrak

    Matematika memiliki objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun

    tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Ada empat objek kajian

    matematika, yaitu:

    a) Fakta, adalah pemufakatan atau konfensi dalam matematika yang bisa

    diungkapkan melalui simbol tertentu.

  • 32

    b) Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk

    menggolongkan atau mengkatagorikan sekumpulan objek, apakah

    objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.

    c) Operasi atau relasi, adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan

    pengerjaan matematika lainya. Sementara relasi adalah hubungan antar

    dua atau lebih elemen.

    d) Prinsip, adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta,

    beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi.

    2) Bertumpu pada kesepakatan

    Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan

    kesepakan atau konfensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang

    telah disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan

    menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.

    3) Berpola pikir deduktif

    Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikirnya

    berpangkal dari hal yang bersifat umum di terapkan kepada hal yang

    bersifat khusus.

    4) Konsisten dalam sistemnya

    Dalam matematika,terdapat berbagaima macam sistem yang

    dibentuk dari beberapa aksioma dan membuat beberapa teorema. Ada

    sistem-sistem yang berkaitan, ada pula sistem-sistem yang di pandang

    lepas satu dengan lainya. Di dalam masing-masing sistem berlaku

    konsistensi. Suatu teorema maupun definisi harus menggunakan istilah

  • 33

    atau konsep yang telah di terapkan. Konsistensi itu baik dalam makna

    maupun dalam hal mulai kebenaranya.

    5) Memiliki simbol yang kosong

    Simbol matematika akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkanya

    dengan konteks tertentu.

    6) Memperhatikan semesta pembicaraan

    Semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Bila kita

    berbicara tentang geometris, maka simbolnya menunjukan suatu

    transformasi, bila kita berbicara tentang bilangan, simbol tersebut

    menunjukan bilangan pula. Benar salahnya suatu penyelesaian soal juga

    ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan.

    Secara umum karakteristik matematika adalah memiliki simbol

    yang abstrak yang memiliki pola atau simbol tertentu.

    2. Kajian Materi Peneliti

    a. Operasi bilangan bulat

    Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan

    matematika yang lain. Operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu

    relasi yang khusus karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen

    tunggal dari suatu atau lebih elemen yang diketahui ( As’ari, dkk, 2017 : 75).

    Hitung diartikan sebagai “pengerjaan hitung”. Dengan demikian, operasi

    hitung dasar diartikan sebagai “pengerjaan hitung dasar” yaitu penjumlahan,

    pengurangan, perkalian, dan pembagian.

    Pengerjaan hitung di lakukan untuk mengetahui hasil dari apa yang dicari,

    atau untuk mengetahui solusi dari masalah perhitungan.

  • 34

    Gambar 2.1 Pohon bilangan

    Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang mencakup bilangan

    cacah, bilangan asli, bilangan nol, bilangan satu, bilangan prima, bilangan

    komposit dan bilangan negatif.

    Kita sering menggunakan bilangan bulat, baik secara langsung (dengan

    lambang bilangan bulat) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan

    istilah atau kata-kata). Contoh bilangan bulat dengan kata dalam kehidupan

    sehari-hari seperti maju 3 langkah dapat ditulis +3, mundur 2 langkah dapat

    ditulis -2, menang 5 poin dapat ditulis +5, serta rugi 500 rupiah dapat ditulis

    -500 dan sebagainya (Wahyuningsih, 2011 : 1 ).

    Bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan

    himpunan bilangan bulat negatif. Dengan demikian, sifat dasar bilangan

    bulat dapat diturunkan dari sifat bilangan cacah dengan berbagai sifat

    tambahan (Tiro, dkk, 2010 : 111).

    Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan metode make a match

    dalam operasional pada bilangan bulat yang lebih khusus pada bilangan

  • 35

    cacah. Bilangan cacah di dalam matematika dapat kita definisikan sebagai

    sebuah himpunan blangan dimana di dalamnya terdiri dari bilangan bulat

    yang dimulai dari nol dan bukan merupakan bilangan negatif. (Tiro, dkk,

    2010 : 111)

    Contoh bilangan yang termasuk ke dalam himpunan bilangan cacah

    adalah:

    {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,...}

    Dari contoh bilangan cacah tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa

    bilangan cacah terbentuk dari himpunan bilangan asli dengan menambahkan

    nol di depannya.

    Operasi hitung terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

    pembagian, adapun operasi bilangan cacah yaitu:

    1. Operasi penjumlahan pada bilangan cacah

    Di dalam penjumlahan bilangan cacah, berlaku sifat-sifat:

    a) sifat pertukaran, contohnya: a + b = b + a

    b) sifat pengelompokkan, contohnya: (a + b) + c = a (b + c)

    c) sifat identitas, contohnya: a + 0 = 0 + a

    2. Operasi pengurangan bilangan cacah

    Operasi pengurangan pada bilangan cacah merupakan kebalikan dari

    operasi penjumlahan yang telah dijelaskan di atas.

    contoh:

  • 36

    a - b = c sama dengan b + c = a (a harus lebih besar

    dari b) a - b = b - a (bila keda bilangan nilainya

    sama, a = b)

    Di dalam pengurangan bilangan cacah tidak berlaku

    sifat identitas karena a - 0 ≠ 0 – a

    3. Operasi perkalian bilangan cacah

    Konsep perkalian bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai hasil

    penjumlahan berulang-ulang dari bilangan cacah yang dikalikan,

    misalnya: 3 x 4 = 4 + 4 + 4 sedangkan 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 Di dalam

    perkalian bilangan cacah juga berlaku sifat :

    a x b = b x a

    ( a x b) x c = a x (b x c) =>sifat pengelompokkan

    a x 1 = 1 x a => sifat identitas

    a x (b + c) = (a x b) + (a x c) => sifat distributif

    4. Operasi pembagian bilangan cacah

    Di dalam operasi pembagian bilangan cacah, berlaku konsep

    pengurangan berulang, misalnya:

    10 : 2 = 10 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2

    Hasil dari pembagian tersebut adalah jumlah pengulangan angka

    yang dikurangkan, pada contoh di atas hasilnya adalah 5.

    Seperti halnya di dalam operasi pengurangan bilangan cacah, di dalam

    operasi pembagian ini juga tidak berlaku sifat-sifat pertukaran, identitas,

    pengelompokkan, dan distributive ( As’ari, dkk, 2017: 5-86).

  • 37

    b. Metode Make a Match

    1. Definisi Make a Match

    Huda (2013: 251) Metode make a match pertama kali

    dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994, metode make a match

    saat ini menjadi salah satu metode penting dalam ruang kelas. Tujuan dari

    metode ini antara lain: a) pendalaman materi; b) penggalian materi; dan c)

    edutainment. Edutainment itu sendiri berasal dari perpaduan atau gabungan

    kata education dan entertainment. Education itu sendiri memiliki arti

    pendidikan, sedangkan entertainment memiliki arti hiburan. Jadi dapat

    ditarik kesimpulan bahwa edutainment merupakan sebuah metode atau

    model pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan yang dipadukan atau

    dikombinasikan dengan hiburan sehingga siswa tidak merasa jenuh

    maupun bosan dalam mempelajari apa yang diajarkan oleh guru/pengajar.

    Dengan adanya edutainment juga dapat membuat proses pembelajaran

    menjadi menyenangkan dan bisa meningkatkan minat siswa.

    Menurut Rusman (2011: 202) cooperative learning merupakan

    bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

    kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua

    sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

    Make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe

    pembelajaran kooperatif. Jadi, model Cooperative learning tipe make a

    match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan

    cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah

  • 38

    menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin

    (Rusman, 2011: 223). Pasangan-pasangannya yang sudah terbentuk wajib

    menunjukan pertanyaan - jawaban dan dibacakan di depan kelas.

    2. Langkah – langkah Metode Make a Match

    Menurut Huda (2013: 252-253) menjelaskan prosedur teknik make a

    match adalah sebagai berikut:

    a. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk

    mempelajari materi dirumah.

    b. Siswa dibagi kedalam dua kelompok misalnya kelompok A dan

    kelompok B kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

    c. Guru memberi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu

    jawaban kepada kelompok B .

    d. Guru menyampaikan kepada semua siswa bahwa mereka harus

    mencari pasangan/mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu

    kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum

    waktu yang ia berikan kepada mereka.

    e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari

    pasangannya di kelompok B. jika meraka sudah menemukan

    pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan

    diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah

    dipersiapkan.

  • 39

    f. Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah

    habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk

    berkumpul tersendiri.

    g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain

    dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan mempehatikan dan

    memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

    h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

    kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan

    presentasi.

    i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai

    seluruh pasangan melakukan presentasi.

    3. Kelebihan Metode Make a Match

    Adapun kelebihan metode make a match menurut Huda (2011) adalah

    sebagai berikut:

    a. Siawa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan

    kepadanya melalui kartu dan meningkatkan kreativitas belajar siswa

    b. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

    mengajar, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan.

    4. Kekurangan Metode Make a Match

    Adapun kekurangan metode make a match menurut Huda (2011) adalah

    sebagai berikut:

    a. Jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan menghabiskan

    banyak waktu dalam proses pembelajaran.

  • 40

    b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu

    berpasangan dengan lawan jenisnya, serta siswa banyak yang

    memperhatikan pada saat presentasi.

    c. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa

    yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.

    B. Kajian Pustaka

    Penelitian terdahulu dibutuhkan untuk memperjelas, menegaskan melihat kelebihan

    dan kelemahan berbagai teori yang digunakan penulis lain dalam peneliti atau pembasahan

    masalah. Berikut ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang hampir serupa

    dengan skripsi ini :

    1. Riska Arianti (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

    Dengan Metode Make A Match Pada Mata Pelajaran Matematika Peserta Didik

    Kelas VII SMPN 1 Porong” ( skripsi) dari hasil penelitiannya dapat dapat disimpulkan

    bahwa peningkatan aktivitas belajar peserta didik dan sangat menyukai pembelajaran

    dengan model ini. Pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

    tersebut dilihat dari kenaikan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

    sebanyak minimal 75% dari jumlah total siswa. Dari hasil pre-test, hanya 10 siswa

    atau 31.25% yang mencapai KKM. Pada siklus I jumlah siswa yang telah

    mencapai KKM meningkat menjadi 20 siswa atau 62.50%. Dan pada siklus II,

    meningkat menjadi 26 siswa atau sebanyak 81.25%.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riska Arianti memiliki

    persamaan dengan peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar dan menggunakan

  • 41

    metode make a match dan perbedaannya di dalam materinya yaitu peneliti materi

    bilangan dan Riska Arianti materi bangun datar.

    2. Retno Saraswati (2010) dalam judul “ Efektivitas Model Pembelajaran Make A

    Match Terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Materi Pokok Statistika

    (Suatu Penelitian pada Peserta didk kelas IX Semester Gasal SMP Negeri 1

    Larangan Brebes Tahun Pelajaran 2009/ 2010)” (Skripsi), menyimpulkan bahwa

    peningkatan efektifitas prestasi belajar ditunjukkan dari adanya peningkatan rata-

    rata nilai kelas dan ketuntasan sesuai KKM. Rata-rata nilai kelas meningkat

    sebesar 5,92% dengan rata-rata nilai post-test siklus I sebesar 64,75 dan siklus II

    sebesar 70,67. Presentase ketuntasan siswa meningkat sebesar 36,37% dengan

    presentase ketuntasan hasil post-test siklus I sebesar 50% dan siklus II meningkat

    menjadi 86,37%.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno Saraswati

    memiliki persamaan dengan peneliti yaitu menggunakan metode make a match

    dan perbedaannya yaitu meningkatkan efektifitas belajar dan materinya, untuk

    materi peneliti yaitu bilangan dan materi Retno Saraswati Statistika.

    3. Sriyati (2011) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

    Peserta Didik Melalui Penerapan Model Pembelajaran Make A Match di Kelas IV

    Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran

    2011/2012” (Skripsi), menyimpulkan bahwa pembelajaran Make a Match mampu

    meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

    Matematika kelas IV SD N 1 Gedong. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan

    aktivitas siswa dan hasil belajar pada siklus pertama dan siklus II. Pada siklus I

  • 42

    keaktifan siswa adalah 62,50%, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar

    meningkat menjadi 78,13%. Hasil belajar siswa 76,21 pada siklus I meningkat

    menjadi 82,31 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan

    Minimum pada siklus I adalah 20 siswa (62,5%), dan pada siklus II siswa yang

    mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum meningkat menjadi 27 siswa (84,37%).

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sriyati memiliki

    persamaan dengan peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar dan menggunakan

    metode make a match dan perbedaannya yaitu meningkatkan aktivitas belajar dan

    materinya yaitu untuk peneliti materinya bilangan dan materi Sriyati yaitu sudut.

  • 43

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Subjek Penelitian

    1. Subjek penelitian

    Subjek penelitian diambil dari siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan

    tahun pelajaran 2019/2020 yang berjulah 26 siswa.

    2. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah Susukan

    SMP Muhammadiyah Susukan terletak di Desa Gentan Kecamatan Susukan

    Kabupaten Semarang. Batas wilayah SMP Muhammadiyah Susukan yaitu: a)

    sebelah utara yaitu persawahan, b) sebelah timur yaitu Persawahan, c) sebelah

    selatan yaitu Jalan Raya Sruwen-Karanggede, d) dan sebelah barat Dusun Gentan.

    Tabel 3.1 Batas Wilayah SMP Muhammadiyah Susukan

    Lokasi Keterangan

    Sebelah Utara Persawahan

    Sebelah Timur Persawahan

    Sebelah Selatan Jalan Raya Sruwen-Karanggede

    Sebelah Barat Dusun Gentan

    Berikut ini peta SMP Muhammadiyah Susukan terletak di desa Gentan, Kec.

    Susukan, Kab. Semarang

    Gambar 3.1 Peta SMP Muhammadiyah Susukan

  • 44

    Penelitian pembelajaran ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Susukan

    yang beralamat di jalan Sruwen-Karanggede KM.15 Dusun Gentan, Desa Gentan,

    Kecamatan Susukan pada siswa kelas VII semester 1 mata pelajaran Matematika

    materi Bilangan. SMP Muhammadiyah Susukan yang sudah terakreditasi B. Siswa

    berasal dari lingkungan sekolah, yang rata-rata orang tuanya bekerja sebagai petani.

    Dengan kondisi semacam itu, orang tua mereka hanya mampu menyekolahnya saja

    dan tidak memfasilitasi putra-putinya dengan bimbingan belajar yang ada di luar jam

    sekolah. Hal itu membuat anak merasa minim dalam masalah pengetahuan di sekolah.

    Dengan masalah seperti itu, peneliti mempunyai metode yang cocok untuk

    menunjang proses pembelajaran tersebut.

    SMP Muhammadiyah Susukan, memiliki tenaga pendidik 10 orang dan 1

    orang Kepala Sekolah dan 2 orang pekerja. Berikut ini tabel daftar guru dan fasilitas

    yang ada di SMP Muhammadiyah Susukan.

    Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammdiyah Susukan

    No Nama guru Mata Pelajaran JK Jabatan

    1 Supriyanto,S.Ag PAI L Kepala Sekolah

    2 Sri Suwarti, S.Pd IPS P Wali Kelas IX

    3 Faridah, S.Pd Matematika P Wakil kepala sekolah

    4 Ana Ribowo, S.Pd PKN L

    5 M Nafis Kamal S.Ag Ciri Khusus L Waka Kurikulum

    6 Paryati,S.Pd IPA Biologi P Wali Keas VIII

    7 Retno Megawati, S.Pd Bahasa Inggris P Wali Kelas VII

    8 Riski Kusuma D, S.Pd Bhs Indonesia P

    9 Bayu Purna N, S.Pd Bahasa Jawa L

    10 Kurniawan Eko, ST Penjaskes L

    11 Tri Setyo Handayani Prakarya P

    12 Sutanti

    L Kebersihan Sekolah

    13 Slamet Riyadi

    P Tukang Kebun

  • 45

    Tabel 3.3 Fasilitas SMP Muhammadiyah Susukan

    No Nama Barang Kondisi Jumlah

    Baik Buruk

    1 Ruang kelas 3 - 3

    2 Perpustakaan 1 - 1

    3 Ruang Guru 1 - 1

    4 Laboraturium 1 - 1

    5 Toilet 3 - 3

    6 Ruang aula 1 - 1

    3. Visi Misi SMP Muhammadiyah Susukan

    SMP Muhammadiyah Susukan memiliki visi dan misi yang bertujuan

    memajukan lembaga pendidikan di SMP Muhammadiyah Susukan. Adapun visi

    misinya antara lain:

    1) Visi

    Beriman , Terdidik, dan Berbudaya

    2) Misi

    - Menciptakan suasana yang religious di lingkungan dalam meningkatkan

    keimanan dan ketakwaan.

    - Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap

    peserta didik dapat berkembang secara optimal dengan potensi yang

    dimiliki.

    - Menggalakkan budaya tertib, budaya bersih dan budaya kerja melalui

    kedisiplinan yang tinggi.

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester 1, hari

    Senin, 7 Oktober 2019 pukul 08.00 sampai 09.10 WIB, selama kurang lebih

    2 jam pelajaran (2 x 40 menit) di ruang Kelas VII SMP Muhammadiyah

  • 46

    Susukan. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah bilangan. Pelaksanaan

    setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu dengan

    tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), obeservasi (observing),dan

    refleksi (i). Adapun rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama

    proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:

    a. Perencanaan Tindakan

    Peneliti melaksanakan tindakan dalam tahap perencanaan

    adalah sebagai berikut:

    a) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    mata pelajaran matematika yang memuat serangkaian kegiatan

    belajar mengajar yang menggunakan metode make a match.

    Adapaun materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah Bilangan Bulat.

    b) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti

    media pembelajaran (kartu pertanyaan dan kartu jawaban)

    dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan

    metode make a match.

    c) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaitan dengan materi

    bilangan.

    d) Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui

    keterampilan guru dan keaktifan siswa dalam proses

    pembelajaran menggunakan metode make a match.

    e) Guru menyiapkan instrumen tes/evaluasi teks/soal yang

    digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika terkait

    materi bilangan.

  • 47

    f) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk

    melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan

    metode make a match.

    b. Pelaksanaan

    1) Pra Pembelajaran

    Guru menyiapkan alat pembelajaran berupa buku matematika

    dan media yang dibutuhkan.

    2) Kegiatan Awal

    a) Guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan memberi

    salam.

    b) Guru mengecek kehadiran siswa.

    c) Guru bertanya pada siswa tentang materi minggu lalu dan

    materi yang akan dibahas.

    d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari serta tujuan

    yang akan dicapai.

    e) Guru menggali wawasan dasar atau pengalaman siswa yang

    berkaitan dengan bilangan bulat.

    f) Guru memberi motivasi siswa dengan memberi semangat untuk

    tetap mengikuti dan menikmati setiap pembelajaran yang akan

    dibahas terkait topik.

    3) Kegiatan Inti

    a) Guru meminta siswa mengingat kegiatan apa saja yang sudah

    dilakukannya di pagi hari ini.

  • 48

    b) Guru menggali rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan

    pertanyaan terkait kegiatanya sebelum berangkat kesekolah

    (komunikasi).

    c) Guru menjelaskan materi pelajaran secara runtut tentang

    bilangan yang dapat berguna/bermanfaat dalam kehidupan

    sehari-hari dengan penggunaan bahasa dan intonasi suara

    secara jelas dan mudah dipahami.

    d) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan

    pembelajaran.

    e) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok

    A dan B, kelompok ayam dan bebek, dan lain sebagainya

    tergantung kreasi guru, dan meminta untuk berhadap-hadapan

    antara 2 kelompok tersebut

    f) Guru menjelaskan cara mereka bermain sambil belajar yaitu

    dengan menerapkan metode make a match.

    g) Guru membuat potongan kertas sejumlah 26 potong untuk 26

    siswa yang di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan

    jawaban. Potongan kertas yang berisi pertanyaan di bagikan

    kepada separuh peserta didik, dan yang berisi jawaban juga di

    bagikan ke pada separuh peserta didik.

    h) Guru meminta peserta didik mencari pasangan soal dan

    jawaban, setelah ketemu seluruh peserta didik suruh duduk

    berdekatan. Dan mulailah satu persatu mencocokkan soal

    dan jawabannya, yang lain mendengarkan barang kali ada

    kekeliruan pasangan.

  • 49

    i) Guru mengoreksi dengan cara mendengarkan bacaan dan

    memberi masukan pada pasangan yang keliru.

    j) Setelah mengoreksi selesai siswa diberikan waktu untuk

    menanyakan hal – hal yang belum jelas

    k) Guru memberikan latihan soal diakhir pelajaran

    4) Kegiatan Akhir

    a) Guru menyimpulkan materi pelajaran

    b) Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik agar lebih

    giat belajar.

    c) Guru menyampaikan materi yang akan datang.

    d) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.

    c. Pengamatan

    Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung

    melakukan pengamatan kepada Ibu Hj. Faridah,S.Pd untuk

    mengetahui keterampilan guru dan keaktifan siswa, selama proses

    pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dalam

    meningkatkan hasil belajar. Dari hasil pengamatan yang peneliti

    lakukan adalah guru sudah baik dalam media maupun RPP

    pembelajaran, guru sudah menguasai materi pembelajaran dengan

    baik, guru telah mengaktifkan rasa ingin tahu siswa berkaitan

    dengan materi melalui tanya jawab. Tapi guru memiliki kendala

    yaitu guru belum bersikap tegas dalam mengkondisikan siswa juga

    guru masih ragu-ragu dalam memberikan saran bagaimana cara

    melakukan menjodohkan kartu. Ada siswa yang kurang

    memerhatikan penjelasan dari guru, sebagian siswa masih ragu-ragu

  • 50

    dan kurang percaya diri ketika melakukan pencocokan kartu, dan

    dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang mencontek

    dan bertanya kepada teman.

    d. Refleksi

    Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil

    refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang

    dilakukan oleh guru pada siklus 1 sehingga dapat digunakan untuk

    menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Selama

    pengamatan berlangsung masing terdapat masalah – masalah anatara

    lain:

    a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari

    guru.

    b) Ada siswa yang masih ragu ketika mencari pasangan

    pertanyaan dan jawabannya.

    c) Dalam mengerjakan soal masih ada siswa yang bertanya

    kepada temannya.

    Peneliti bersama guru melakukan berbagai ide perbaikan untuk

    mengatasi kendala pada siklus I. Hal ini dilakukan supaya siklus

    berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide perbaikan

    tersebut adalah :

    a) Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai

    dan memberikan motivasi agar siswa lebih tertib dan

    fokus dalam menerima pelajaran.

  • 51

    b) Guru menasehati siswa supaya percaya diri saat

    melakukan pencocokan kartu atau mencari pasangan

    kartunya.

    c) Guru menyarankaan supaya siswa mengerjakan latihan

    soal dengan usaha sendiri tidak mencontek dan bertanya

    kepada teman.

    Pada siklus I ini belum menunjukan hasil yang memuaskan,

    maka diharapkan pada siklus II melalui model pembelajaran make a

    match pada pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat

    hasil belajar siswa akan meningkat.

    2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada semester 1, hari

    Senin,14 oktober 2019 pukul 08.00 sampai 09.45 WIB, selama kurang lebih 3

    jam pelajaran (3 x 40 menit) di ruang Kelas VII A SMP Muhammadiyah

    Susukan. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah operasi bilangan bulat.

    Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan,

    yaitu dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), obeservasi

    (observing), dan refleksi (reflekting). Adapun rincian tiap tahapan kegiatan

    yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II sebagai berikut.

    a. Perencanaan Tindakan

    Peneliti melaksanakan tindakan dalam tahap perencanaan

    adalah sebagai berikut:

    a) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    mata pelajaran matematika yang memuat serangkaian kegiatan

  • 52

    belajar mengajar yang menggunakan metode Make a Match.

    Adapun materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah operasi bilangan bulat.

    b) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti

    media pembelajaran (kartu pertanyaan dan kartu jawaban)

    dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan

    metode make a match.

    c) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaitan de