sindikasi pembiayaan -...
TRANSCRIPT
i
SINDIKASI PEMBIAYAAN
Di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Suriyah
Kantor Cabang Semarang
TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhui Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh :
Risqika Yuanita Harlan
092503058
PROGAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
Drs. H. Maksun, M.Ag
Perum Griya Indo Permai A 22
Tambakaji Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eksemplar
Hal : Naskah Tugas Akhir
An. Risqika Yuanita Harlan
Kepada Yth : Dekan Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo Semarang
Assalamu„alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah Tugas Akhir Saudara :
Nama : Risqika Yuanita Harlan
NIM : 092503058
Judul : Sindikasi Pembiayaan di PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS) Suriyah kantor Cabang Semarang
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudara tersebut dapat segera
diujikan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu„alaikum Wr. Wb.
Semarang, 1 Mei 2012
Pembimbing,
Drs. H. Maksun, M.Ag NIP. 19680515 199303 1 002
iii
iv
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ (AL-Maa’idah : 8)
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini aku persembahkan kepada :
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
Nabi Muhammad SAW shalawat serta salam selalu kita haturkan
kepadanya. Semoga kita mendapatkan syafaatnya.
Kedua orang tuaku, Bapak Sholikhul Hadi dan Ibu Suharyani yang
telah mendidik dan membesarkanku, serta mendoakan dan
menyemangatiku untuk keberhasilan dan masa depanku.
Kakakku, Mas Tian Sakti H dan Mbak Naning Sadwari A yang selalu
memberikan semangat dan dukungannya untukku.
Kakakku, Rika Susiana Wati dan Mas Wahyu Nugroho yang telah
banyak membantuku. Allah SWT yang akan membalas kebaikkanmu.
Keluarga Alm. Mbah Ramelan dan Alm. Mbah Sudaryo AF yang selalu
memberikan semangat, doa, dan dukungannya.
Mz M. Ali Yafi, yang selalu memberikan semangat, dan kasih
sayangnya.
Teman – teman Magang di PT. BPRS Suriyah (nilma, tutek, dan tudien)
Teman – teman D.3 perbankan Syari’ah angkatan 2009 yang telah
membantu dalam pembuatan tugas akhir ini.
Semua pihak yang telah memberikan dukungannya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas
Akhir ini tidak berisi materi yang pernah di tulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Dan juga demikian Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang, 1 Mei 2012
Deklarator,
Risqika Yuanita Harlan
092503058
vii
ABSTRAK
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) adalah Bank Syari’ah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS
juga menjembatani kepentingan shahibul maal dan mudharib, yaitu melakukan
penghimpunan dana dari shahibul maal melalui tabungan dan deposito dengan
prinsip wadi‟ah dan prinsip mudharabah. Kemudian dana tersebut di salurkan
kepada debitur yang membutuhkan melalui fasilitas pembiayaan. Dalam
fasilitas pembiayaan ini dapat di lakukan dengan prinsip jual beli, berupa akad
murabahah, isthisna, salam. Selain itu pembiayaan juga dapat dilakukan
dengan prinsip bagi hasil dengan akad mudharabah, musyarakah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur Sindikasi
di PT. BPRS Suriyah dengan menggunakan akad musyarakah dan apakah
pembiayaan sindikasi sudah sesuai dengan perspektif hukum Islam.
Penelitian yang dilakukan dengan metode Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang atau perilaku yang dapat di amati. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini ada beberapa, antara lain wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Sedangkan sumber data diperoleh dari sumber data primer dan
sumber data sekunder. Dan analisis data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini menggunakan analisis data penelitian deskriptif.
Pembiayaan atau pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan
ekonomi nasabah pada umumnya persyaratan dan penerapannya hampir sama
dengan bank lain pada umumnya. Akan tetapi apabila ada pembiayaan yang
melampaui BMPD suatu bank maka dilakukan kerjasama atau sindikasi.
Sindikasi pembiayaan di PT. BPRS Suriyah ini sudah sesuai dengan akad yang
digunakan yaitu musyarakah dan sindikasi yang diangkat oleh penilis ini juga
sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. BPRS Suriyah
yang telah ditetapkan.
Pada umumnya pembiayaan yang di berikan oleh bank syari’ah belum ada
yang sesuai dengan hukum Islam, akan tetapi pembiayaan yang di berikan
kepada nasabah hampir mendekati peratuan hukum Islam tersebut. Itu
disebabkan karena sudah sesuainya sindikasi pembiayaan ini dengan rukun
akad musyarakah dan fatwa DSN tentang pembiayaan musyarakah.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah, pencipta dan pengatur alam
semesta, dan hanya kepada-Nya kita mohon pertolongan atas segala urusan,
baik yang menyangkut urusan duniawi maupun ukhrowi. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “SINDIKASI
PEMBIAYAAN di PT. BPRS SURIYAH KANTOR CABANG
SEMARANG”. Sholawat dan salam serta berkah Allah, semoga tetap
tercurahkan kepada manusia teladan dan terbaik, Muhammad SAW yang
mampu membimbing manusia dari jalan sesat menuju jalan yang diridhai Allah
baik di dunia maupun di akhirat kelak. Demikian pula kepada para keluarga,
sahabat dan para penerus perjuangan beliau hingga hari ini.
Dengan diselesaikannya Tugas Akhir ini, tentu banyak pihak yang telah
ikut berperan langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih, kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Bapak Drs. H. Wahab Zaenuri, M.M, selaku Ketua Progam D III
Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
4. Bapak Drs. H. Maksun, M.Ag, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir
5. Seluruh dosen pengajar progam D III Perbankan Syai’ah IAIN
Walisongo Semarang
6. Bapak Anang Jatmoko Setiaji, selaku Kepala Cabang PT. BPRS Suriyah
ix
7. Pak Banu, Pak Faruq, Mbak Retty, Mbak Indah, Mas Alfi, Mas Lani,
Mas Angke, Mas Ipung dan segenap karyawan PT.BPRS Suriyah yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
8. Kedua orang tuaku yang telah banyak berjasa
9. Teman-teman D.3 Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo angkatan 2009
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyusun Tugas Akhir ini.
Kepada mereka semua tak ada sesuatu yang dapat penulis berikan
sebagai imbalan kecuali sepotong do’a “ jazakumullah khairrul jaza”, semoga
Allah membalas budi baik mereka.
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis akan sangat terima kasih atas kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis
berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Semarang, 1 Mei 2012
Penulis
Risqika Yuanita Harlan
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
HALAMAN DEKLARASI ..................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 10
C. Tujuan ................................................................................ 10
D. Manfaat .............................................................................. 11
E. Metode Penelitian .............................................................. 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 14
BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS SURIYAH
A. Sejarah Berdinya PT. BPRS SURIYAH ............................ 16
B. Landasan Hukum ............................................................... 18
C. Visi Misi ............................................................................ 18
D. Struktur Organisasi ............................................................ 19
E. Produk – Produk ................................................................ 21
F. Perkembangan .................................................................... 27
xi
BAB III PEMBAHASAN
A. Definisi Musyarakah .......................................................... 29
B. Definisi Pembiayaan .......................................................... 35
C. Definisi Sindikasi ............................................................... 38
D. Fatwa DSN ......................................................................... 41
E. Peratuan Musyarakah di PT. BPRS Suriyah ...................... 45
F. Penerapan Sindikasi di PT. BPRS Suriyah ........................ 48
G. Analisis Hukum Islam ....................................................... 51
H. Analisis SWOT .................................................................. 53
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 55
B. Saran .................................................................................. 56
C. Penutup .............................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ambruknya sistem perbankan konvensional pada pertengahan
tahun 1997 berdampak negatif terhadap sistem perekonomian nasional.
Kondisi tersebut di picu oleh kebijakan pemerintahan Orde Baru yang
memberikan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada beberapa
bank yang dinilai kurang sehat serta tidak memenuhi syarat untuk terus
melanjutkan operasinya. Bantuan yang diberikan ternyata tidak
menyelesaikan masalah, akan tetapi sebaliknya membuat keadaan menjadi
lebih buruk dan semakin parah. Kepercayaan nasabah terhadap bank-bank
konvensional turun secara drastis, bahkan diantaranya ada yang
mengalami rush akibat penarikan uang dalam jumlah besar pada waktu
yang bersamaan.
Diantara sekian banyak bank yang beroperasi di Indonesia hanya
satu yang dinilai mampu bertahan dan tetap kokoh menghadapi gelombang
krisis ekonomi yang menerpa bangsa Indonesia yaitu, Bank Mu'amalat.
Sistem bagi hasil (mudharabah) yang menjadi asas utama dalam transaksi
('aqad) bank tersebut ternyata dinilai cukup efektif untuk meminimalisir
kerugian kedua belah pihak (pihak bank dan nasabahnya). Kekuatan Bank
Mu'amalat ternyata bukan terletak pada besarnya rasio kecukupan modal
yang dimilikinya, tetapi justru terdapat pada sistem lose and profit sharing
(untung dan rugi bagi sama) yang diterapkannya. Dari aspek etos kerja,
2
sistem ini dapat memacu kedua belah pihak untuk tetap menggunakan
modalnya dalam koridor bisnis produktif dan sedapat mungkin menghindari
bisnis konsumtif yang justru dapat mengurangi modal yang telah dimiliki.
Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syari’ah tergolong cepat
salah satu alasannya adalah karena keyakinan yang kuat dikalangan
masyarakat muslim bahwa perbankan kovensional itu mengandung unsur
riba yang dilarang agama Islam. Rekomendasi hasil loka karya utama bunga
tentang bunga bank dan perbankan itu ditujukan kepada Majelis Ulama
Indonesia (MUI) kepada pemerintah dan seluruh umat Islam.1
Keberadaan lembaga keuangan dalam Islam adalah vital karena
kegiatan bisnis dan roda ekonomi tidak akan berjalan tanpanya. Bank
syari’ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
bunga.
Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah
lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berdasarkan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Dengan
kata lain, Bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dan lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat islam.2
1HeriSudarsono, Bank danLembagaKeuanganSyari’ah, Yogyakarta :Ekonisia, 2003, hlm. 32
2 Muhammad, Manajemen Bank syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hal.13.
3
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank syari’ah merupakan lembaga intermediate antara unit-unit
ekonomi yang kelebihan dana (Surplus Unit) dengan unit ekonomi yang
kekurangan dana (Deficit Unit). Melalui bank kelebihan dana itu bisa
disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan, sehingga membawa
kemaslahatan dan memberikan keuntungan kedua belah pihak. Dalam
menjalankan praktek usahanya, perbankan syari’ah menjadikan nasabahnya
sebagai Partnership dalam artian hubungan kemitraan antara pemberi modal
(Shohibul Maal) dengan pengelola dana (Mudharib).
Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang
untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syari’ah. Operasionalisasi
BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka
muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti
BPR Syari’ah dan BMT yang bertujuan mengatasi hambatan
operasionalisasi BMI tersebut.3
Sistem dan praktik ekonomi syari’ah mulai berkembang di
Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam
dihadapkan kepada realitas yang serba cepat dan canggih dalam menghadapi
globalisasi yang didalammya mencakup masalah ekonomi dan keuangan
syari’ah. Perkembangan ini tidak terlepas dari alasan pokok keberadaan
3Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta : Ekonisia, 2003, hlm. 85
4
sistem ekonomi syari’ah, yaitu keinginan dari masyarakat muslim untuk
kaffah dalam menjalankan ajaran Islam dengan menjalankan seluruh
aktivitas dan transaksi ekonominya sesuai dengan ketentuan syari’ah.4
Perbankan Syari’ah akan dapat berkembang dengan baik apabila
selalu berorientasi pada keadaan masyarakat. Dengan modal undang-undang
dan nilai-nilai moral, perbankan syariah harus mampu membuktikan bahwa
keberadaannya dapat melayani kebutuhan masyarakat. Memang perbankan
Syari’ah beroperasi dengan sistem dan produk-produk yang berbeda dengan
perbankan konvensional, namun perbankan Indonesia menyiapkan
perangkat ketentuan yang memungkinkan perbankan Syari’ah dapat
beroperasi secara optimal. Dengan dikeluarkannya undang-undang
perbankan No. 10 tahun 1998 harus ditanggapi positif bahwa itu merupakan
salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap Bank bagi hasil atau lebih
populer dengan Bank Syari’ah. Menyadari hal itu prinsip Bank Syari’ah
perlu dipertegas kembali, agar persepsi masyarakat yang masih memandang
perbankan Syari’ah sama dengan Bank konvensional bisa dihilangkan.
Karena hal ini akan menghambat proses sosialisasi yang terus digulirkan,
sehingga sikap masyarakat yang meliputi sikap terhadap sistem dan produk
perbankan Syari’ah menunjukkan prospek yang menggambarkan terhadap
sistem maupun produk perbankan Syari’ah. Untuk itu perlu diciptakan daya
inovasi baru untuk mendapatkan produk baru sebagai variasi dari produk
4Hamidi M. Luthfi, Jejak-jejakEkonomiSyari’ah. Jakarta: SenayanAbadi Publishing, 2003.
hlm.1.
5
yang telah ada dan akhirnya mampu menciptakan fragmentasi pasar baru di
antara pasar yang telah ada.5
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah atau yang lebih di kenal dengan
BPR Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
Secara umum kegiatan utama BPR Syariah adalah melakukan
penghimpunan dana melalui tabungan dan deposito dengan prinsip wadi‟ah
dan prinsip mudharabah. Kemudian dana tersebut di salurkan melalui
fasilitas pembiayaan. Dalam fasilitas pembiayaan ini dapat di lakukan
dengan prinsip jual beli, berupa akad murabahah, isthisna, salam. Selain itu
pembiayaan juga dapat dilakukan dengan prinsip bagi hasil dengan akad
mudharabah, musyarakah.
Sindikasi pembiayaan adalah suatu sindikasi yang peserta –
pesertanya terdiri dari lembaga – lembaga pemberi pembiayaan yang
dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan kepada suatu
perusahaan yang memerlukan pembiayaan untuk membiayai suatu proyek.
Seiring berkembangnya usaha Nasabah, seringkali diperlukan lebih dari satu
bank dan/atau lembaga keuangan syariah untuk secara bersama-sama
memenuhi kebutuhan keuangan Nasabah yang besar. Nasabah akan
mendapat kepercayaan memperoleh fasilitas pembiayaan Syariah dalam
jumlah besar dan marjin/sewa/bagi hasil yang kompetitif tanpa harus
berhubungan dengan banyak bank dan/atau lembaga keuangan syariah lain
5 Prof. Abdul Kadir Muhammad, S.H. dkk, LembagaKeuangandanpembiayaan, Bandung:Pt.
Citra Bakti, 2004, hlm.60.
6
tetapi cukup dengan satu Bank Syariah yang sekaligus akan membantu
Nasabah untuk mengoptimalkan pembiayaan yang diterima.
Definisi tersebut diatas mencakup semua unsur – unsur yang penting
dari suatu sindikasi pembiayaan. Pertama, sindikasi melibatkan lebih dari
satu lembaga pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi. Kedua, definisi
tersebut menyatakan bahwa sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan
berdasarkan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan yang sama bagi
masing – masing peserta sindikasi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk hanya
ada satu perjanjian pembiayaan antara nasabah dan sebuah bank peserta
sindikasi. Ketiga, definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu
dokumentasi pembiayaan, karena dokumentasi inilah yang menjadi
pegangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama – sama.
Keempat, sindikasi tersebut diadministrasikan oleh satu bank leader yang
sama bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak demikian halnya, maka
terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral (dua pihak), yang sama
tetapi mandiri, antara masing – masing bank peserta dengan nasabah.
Sindikasi merupakan salah satu jalan bagi bank untuk memenuhi
permintaan pembiayaan dari nasabah yang jumlahnya besar, meskipun bank
mempunyai kemampuan untuk memikul sendiri seluruh jumlah pembiayaan
tersebut. Ataupun sebaliknya jika bank tidak sanggup memenuhi permintaan
pembiayaan dari nasabah yang jumlahnya besar, bank tidak akan kehilangan
nasabahnya itu.
7
Banyak pertimbangan – pertimbangan sebelum memberikan
pembiayaan, diantaranya memperhatikan prinsip 5 C yaitu Character,
Capacity, Capital, Colateral dan Condition of Economy. Selain itu bank
juga perlu mempertimbangkan jumlah pembiayaan yang akan diberikan,
apabila jumlahnya terlalu besar tentu resiko yang akan timbul juga besar,
terutama jika terjadi kredit macet. Sedangkan bank sebagai lembaga
keuangan yang berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat, ibarat jantungnya perekonomian di Indonesia. Jika kondisi
perbankan disuatu negara baik, maka dapat dikatakan kondisi perekonomian
negara akan baik atau stabil.
Sindikasi dilakukan dengan alasan :
1. Plafon pengajuan pembiayaan nasabah melebihi BMPD BPRS.
2. Memperkecil risiko bagi bank, karena analisa dan pengawasan
dilakukan bersama-sama oleh peserta sindikasi.
Sindikasi memiliki tujuan dan manfaat :
1. Tujuan
Mengorganisasikan proses pembentukan fasilitas pembiayaan
sindikasi antara bank dan/atau lembaga keuangan syariah dalam
rangka pembiayaan proyek berskala besar yang tidak mampu
dibiayai sendiri oleh sebuah bank
Penyebaran risiko
Menjaga hubungan bisnis
8
Mengatasi masalah BMPD tanpa kehilangan nasabah
2. Manfaat
Ada peluang untuk memperoleh pembiayaan yang lebih besar.
Prosedur administrasi yang mudah dan sederhana.
Meningkatkan track record
Meningkatkan kredibilitas
Sebagai pilihan alternatif bagi Nasabah bila salah satu Bank
memiliki keterbatasan dalam menyediakan atau meningkatkan
fasilitas pembiayaan dalam hal skala pembiayaan, Batas Maksimum
Pemberian Dana (BMPD) atau pertimbangan risiko.
Nasabah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan atas
sesuai kebutuhan
Secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat
dilakukan dengan empat akad utama, yaitu al-musyarakah, al-mudharabah,
al-muzara‟ah, al-musaqah. Sungguhpun demikian, prinsip yang paling
bnyak di pakai adalah al-musyarakah dan al-mudharabah.6
Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
6Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah, Dari Teorike Pratik, Jakarta.2001.hlm 90
9
Landasansyariah
Al-Qur’an
Surat an-Nisaa’ :12
….. .
“….maka mereka berserikat pada sepertiga…..”
Surat Shaad : 24
“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh”
Al-Hadits
احدهما يخه مالم الشريكيه لث ثا اوا يقول اهلل ان قال رفعه هريرة ابي عه
صاحبه
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya
Allah Azza waJalla berfirman, „Aku pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhiyanati
lainnya”.
10
Seiring dengan berkembangnya PT. BPRS Suriyah Semarang, dan
semakin banyak pula pertambahan nasabah maka semakin banyak pula
nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pembiayaan. Akan tetapi tidak
semua pembiayaan dibiayai oleh BPRS, apabila pembiayaan yang diajukan
oleh nasabah melampaui BMPD maka BPRS akan mengadakan Sindikasi
atau perjanjian antar BPRS lainnya untuk membiayai pembiayaan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti dan
mengangkat didalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul “ SINDIKASI
PEMBIAYAAN DI PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Suriyah
Kantor Cabang Semarang “
B. Rumusan Masalah
1 Bagaimana prosedur Sindikasi pembiayaan di PT. BPR Syariah
Suriyah Semarang?
2 Bagaimana Sindikasi pembiayaan di PT. BPR Syariah Suriyah
Semarang ditinjau dari perspektif lslam?
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian penulis di PT. BPR Syariah
Suriyah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sindikasi pembiayaan dilakukan di
PT. BPR Syariah Suriyah.
2. Untuk mengetahui apakah sindikasi pembiayaan di PT. BPR
Syariah Suriyah sudah sesuai syariah Islam.
11
D. Manfaat
1. Bagi penulis
a) Dapat menambah pengetahuan praktikum yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan.
b) Untuk mengenalkan kepada masyarakat luas produk – produk
yang ada di bank umum syariah.
c) Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya dalam ilmu perbankan syariah.
2. Bagi PT. BPR SyariahSuriyah
a) Penelitian ini dapat memperkenalkan eksistensi PT. BPR
Syariah Suriyah Semarang di masyarakat luas dan dapat di
jadikan bahan pertimbangan sebagai pengambilan keputusan
yang lebih bijak.
3. Bagi IAIN Walisongo
Sebagai tambahan referensi dan informasi, khususnya bagi
akademisi mengenai teknis pengetahuan tentang sindikasi
pembiayaan yang berada di BPR Syariah.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan yang tidak dapat di capai
12
dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kualitatif
lainnnya. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat di amati.7
Dalam Tugas Akhir ini akan menjabarkan / mendiskripsikan mengenai
pembiayaan sindikasi di PT. BPR Syariah Suriyah.
2. Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan topik penelitian tersebut
maka di gunakan beberapa metode
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan Tanya jawab dengan kepada bagian-bagian yang terkait
dengan tema yang di angkat BPR Syariah Suriyah Semarang.
Wawancara ini dilakukan kepada Kepala Cabang BPR Syariah
Suriyah, marketing serta nasabah BPR Syariah Suriyah.Hal ini di
lakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau salah pengertian
mengenai permasalahan yang di angkat.
b. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan secara sesama
terhadap suatu obyek dengan menggunakan indra baik langsung
7LexyJ.Meleong, metodepenelitiankualitatif, Bandung: PT. RemajaRosda Karya,2009,Hlm.4
13
maupun tidak langsung (dengan alat bantu). Observasi yang
dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung
permasalahan sindikasi di BPR Syariah Suriyah Semarang.
c. Dokumentasi
Yaitu dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, company profile, laporan keuangan
dan sebagainya.8 Dengan metode ini penulis mendapatkan data
mengenai sindikasi pembiayaan di BPR Syariah Suriyah
Semarang.
3. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau
hasil pengisian kuisioner.9 Dengan data ini penulis mendapatkan
gambaran umum tentang BPR Syariah Suriyah Semarang dan
sindikasi pembiayaan yang ada di BPR Syariah Suriyah
Semarang.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah di olah
lebih lanjut dan di sajikan baik oleh pihak pengumpulan data
8Suhasimi Ari Kunto,ProsedurPenelitian, Yogyakarta: RinekaCipta, 1993, Hlm 231
9Huseinumar, Reseacrh Methods in Finance and Banking, Jakarta : PT.
GramediaPustakaUtama, cet. Ke-2, 2002, hlm 82
14
primer atau oleh pihak lain.10
Dengan ini penulis mendapatkan
hasil data hasil sindikasi pembiayaan dan gambaran umum BPR
Syariah Suriyah Semarang.
4. Analisis data
Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan
penelitian dengan menggunakanan analisis data penelitian deskriptif,
yang apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasiakan menjadi
data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau simbol analisis data
merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis. Catatan hasil
observasi, wawancara, untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi
orang lain.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari empat bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, metode penelitian (tempat penelitian, waktu penelitian,
metode pengumpulan data, metode analisis data) sistematika
penulisan.
10ibid
15
Bab II : GAMBARAN UMUM Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
Suriyah Semarang
Bab ini berisikan sejarah dan perkembangan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Suriyah Semarang, struktur
organisasi, perkembangan perusahaan, visi dan misi perusahaan,
dan produk-produk perusahaan.
Bab III : PEMBAHASAN
Bab ini berisikan Definisi Musyarakah, Definisi
Pembiayaan, Definisi Sindikasi, fatwa DSN tentang pembiayaan
musyarakah, peraturan Musyarakah di PT.BPR Syariah Suriyah,
penerapan sindikasi di PT. BPR Syariah Suriyah, analisis swot.
Bab IV : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, saran-saran
dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan data-data atau tulisan buku dan hasil penelitian
yang dijadikan rujukan dalam penulisan tugas akhir.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
16
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. BPRS SURIYAH KANTOR CABANG
SEMARANG
A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Suriyah Kantor Cabang Semarang
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah adalah bank syari’ah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
dan tidak menerima simpanan dalam bentuk giro. Dalam melaksanakan
kegiatan usahanya lebih dekat lapisan ekonomi mikro.
PT. BPRS Suriyah berdiri pada tanggal 6 Januari tahun 2005, dan
mulai beroperasi pada tanggal 1 April 2005. Didirikan oleh tokoh
pengusaha Cilacap yaitu Bapak Drs. H. Mulia Budy Artha dan Ibu
Dra. Hj. Sitti Fatimah beserta keluarga yang berada di beberapa daerah
luar. Pendirian ini di latarbelakangi karena banyaknya keinginan dari
masyarakat untuk membuat lembaga keuangan yang operasionalnya
berdasarkan prinsip syari’ah di Kabupaten Cilacap. Nama Suriyah sendiri
berasal dari nama ibu kandung ibu Sitti Fatimah. Pada lambang BPRS
Suriyah juga terdapat 13 garis, hal itu menunjukkan saudara kandung dari
ibu Sitti Fatimah yaitu sebanyak 13 bersaudara.11
Ijin operasi /usaha PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Suriyah
dari Gubernur Bank Indonesia No. 7/014/KEP.GBI/2005 tanggal 21 Maret
2005 dengan modal disetor sebesar 1 Milyar. Setelah beropersi selama
11
Company profile PT. BPRS SURIYAH
17
kurang dari 4 tahun, per Desember 20008 asset BPRS Suriyah telah
mencapai Rp 15,37 Milyar dan per November 2010 memiliki asset sebesar
Rp 25 Milyar. Peningkatan asset ini dikarenakan pertumbuhan dana pihak
ketiga (simpanan) cukup besar dan didukung jaringan kantor yang
banyak.
Latar belakang pendirian BPRS Suriyah kantor cabang Semarang
didasari masih terbukanya pasar keuangan syariah di ibu kota provinsi
Jawa Tengah, terutama pasar mikro, perdagangan, dan industri rumah
tangga. Atas dasar faktor tersebut maka pada tanggal 16 Oktober 2010,
diresmikan BPRS Suriyah Kantor Cabang Semarang melalaui surat
keputusan BI Purwokerto No. 12/56/DPbS/PAdBS/Pwt pada tanggal 6
Oktober 2010.
Selain kantor pusat, saat ini BPRS Suriyah memiliki 1 kantor
cabang, 3 kantor kas dan 1 kas layanan meliputi :
Kantor Pusat BPRS Suriyah
Alamat: Jl. Pemintalan No 55 A Cilacap. Telp. (0282) 533558, fax
(0282) 536433
Kantor Kas Pasar Kroya
Alamat: Pasar Kroya kios depan Lt.2 Blok A1 No.4 Kroya Cilcap.
Telp. (0282)494955
Kantor Kas Sidareja
Jl. Jend. Sudirman No. 146 Sidareja-Cilacap. Telp (0280) 523406
18
Kantor Kas Majenang dibuka tanggal 27 juni 2009
Jl. Diponegoro No. 131 Majenang-Cilacap. Telp. (0280) 623388
Kas Layanan
RSI Fatimah Jl. Ir. H. Juanda No.20 Cilacap. Talp. (0282) 547858
Kantor Cabang dibuka tanggal 16 Oktober 2010
Jl. Indraprasta No. 39 Pindrikan Lor Semarang. Telp. (024) 3550404
Pengembangan usaha selalu dilakukan salah satunya dengan cara
membuka kantor cabang ataupun kantor kas, termasuk pembukaan kantor
Cabang Semarang di Jl. Indraprasta No. 39 Semarang, hal ini dilakukan
untuk mengenalkan keberadaan BPRS Suriyah kepada masyarakat
Semarang sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
B. Landasan Hukum Pendirian PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
(BPRS) Suriyah Kantor Cabang Semarang
Pendirian BPRS Suriyah Kantor Cabang Semarang dilandasi oleh:
1. surat keputusan BI Purwokerto No. 12/56/DPbS/PAdBS/Pwt pada
tanggal 6 Oktober 2010.
C. Visi Misi PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Suriyah (BPRS)
Suriyah
1. Visi BPRS Suriyah
1. Menjadi BPRS yang kompetitif, efisien, dan memenuhi prinsip
kehati-hatian.
19
2. Mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan
pembiayaan berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam rangka
keadilan, tolong menolong menuju kebaikan dan kemaslahatan
ummat.
3. Sehat diukur dari ketentuan/peraturan Bank Indonesia.
4. Memperluas jaringan pelayanan.
5. Pembinaan Sumber Daya Insani (SDI) yang profesional dan
berintegritas.
2. Misi BPRS Suriyah
1. Ikut membangun ekonomi ummat.
2. Menyediakan produk-produk perbankan syariah yang mampu
mendorong masyarakat untuk menjalankan bisnis secara
produktif, efisien, dan akuntabel.
3. Pertumbuhan bank secara optimal.
4. Memelihara hubungan kerja yang baik.
D. Struktur Organisasi PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Suriyah Kantor Cabang Semarang
Susunan Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syari’ah dan
Direktur BPRS Suriyah adalah sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris:
a. Komisaris Utama : Dra. Hj. Siti Chasanah
b. Komisaris : H. Mochammad Taufiqullah
20
2. Dewan Pengawas Syari’ah : K.H. Habib Mushofa
Rezza Arief Budy Artha, MBA
3. Direktur Utama : Ahmad Mujahid, SE.MM
4. Direktur : M. Maruto Adi S, S.E
STRUKTUR ORGANISASI PT. BPRS SURIYAH KANTOR CABANG SEMARANG
Kepala Cabang : Anang Jatmoko Setiaji, SE
Wakil Kepala Cabang : Aria Brahmanu, SIP
Customer Service : Retty Utamika S.S, A.Ma
Teller : Sri Indah Dewi P, SE
Back Office : Angke Winnetou
Marketing :
Funding : Mohammad Qoshtolani
KACAB
cs TELLER BO MARKETING ADM. PEMBIAYAAN
OB SECURITY
WAKACAB
21
Lending : Alfianto Iman Santosa, A.Md
Umar Faruq
Adm.Pembiayaan : Asyiful Umam, S.Ei
OB : Muhammad Wakhidun
Security : - Nunung Efendi
- Himawan Yulian
- Saiful Ashari
E. Produk-produk PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Suriyah Kantor Cabang Semarang
a) Jenis-jenis produk penghimpunan dana PT. BPRS Suriyah kantor
cabang Semarang
a. Tabungan Wadi’ah
Tabungan Wadi’ah adalah simpanan pihak ketiga pada bank
(perorangan atau badan hukum, dalam mata uang rupiah) yang
penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan
media slip penarikan atau pemindahbukuan lainnya.
Implementasi Tabungan Wadi’ah
1. Tabungan iB Suriyah
2. Tabungan iB Pelajar dan Santri
22
b. Tabungan Mudharabah
Tabungan mudharabah adalah tabungan yang dikelola dengan akad
mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat), yaitu akad kerja sama
antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana
(mudharib) untuk mencari keuntungan atau hasil usaha, dengan
pembagian hasil usaha sesuai porsi (nisbah) yang disepakati pada saat
awal akad.
Implementasi Tabungan Mudharabah
1. Tabungan iB Haji Baitullah
2. Tabungan iB Qurban
3. Tabungan iB Tabungan Masa Depan Syariah Suriyah
(TAMANSARI)
c. Deposito Mudharabah
Deposito Mudharabah adalah jenis simpanan berjangka dengan
akad bagi hasil dalam mata uang rupiah yang penarikannya hanya
dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.
Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diberlakukan
sama dengan baru, tetapi bila pada saat akad telah dicantumkan
perpanjangan otomatis tidak perlu diperbaharui akad baru.
23
a) Implementasi Deposito iB Mudharabah
Adalah deposito dengan prinsip Mudharabah mutlaqoh
memberikan bagi hasil yang kompetitif yang diberikan setiap
bulannya, dapat diperpanjang secara otomatis (ARO) dengan jangka
waktu 1,3,6,12 bulan. Akad produk ini adalah bagi hasil dengan
nisbah sebagai berikut:
1. Jangka waktu 1 bulan (nasabah:bank) 45 : 55
2. Jangka waktu 3 bulan (nasabah:bank) 50 : 50
3. Jangka waktu 6 bulan (nasabah:bank) 55 : 45
4. Jangka waktu 12 bulan (nasabah:bank) 57,5 : 42,5
b) Jenis Produk Pembiayaan di BPRS Suriyah:
Produk Pembiayaan
Produk pembiayaan adalah jasa layanan utama PT. BPR Syari’ah
Suriyah dalam aktivitas pembiayaan sesuai dengan sistem pembiayaan
dan tujuan penggunaannya.
a. Pembiayaan menggunakan sistem Bagi Hasil
1. Mudharabah
Pembiayaan untuk modal usaha dengan modal 100 %
dana bank, sedangkan nasabah bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan usaha dan manajemen, bank mempunyai hak untuk
melakukan kontrol dan pengawasan atas usaha yang
24
dilaksanakan, keuntungan ditetapkan berdasarkan nisbah sesuai
dengan kesepakatan bersama(antara bank dengan nasabah).
2. Musyarakah
Pembiayaan untuk modal usaha dengan modal sebagian
dana bank, sedangkan nasabah bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan usaha, untuk keuntungan bagi hasil atas usaha yang
dilaksanakan ditetapkan berdasarkan porsi masing-masing dengan
nisbah sesuai kesepakatan bersama(antara bank dan nasabah).
b. Pembiayaan menggunakan sistem Jual Beli
1. Murabahah
Piutang untuk modal kerja, investasi ataupun konsumsi
dimana pihak bank menjual barang sesuai dengan harga pokok
yang dibeli dari supplier atau pemasok ditambah dengan
margin/keuntungan yang disepakati.
2. Salam
Piutang untuk modal kerja maupun konsumsi dimana
pihak bank menjual barang berdasarkan pesanan nasabah dengan
pembayaran dimuka sesuai dengan harga jual yang disepakati.
Dari transaksi ini bank memperoleh margin/keuntungan.
25
3. Istishna’
Piutang untuk investasi maupun konsumsi dimana pihak
bank menjual barang berdasarkan pesanan nasabah sesuai dengan
harga jual yang disepakati. Dari transaksi ini bank memperoleh
margin/keutungan.
c. Pembiayaan dengan sistem sewa
1. Ijarah
Pembiayaan untuk sewa dimana pihak bank
menyediakan barang/obyek yang disewa dan menyewakan kepada
nasabah. Dan bank mengambil jasa sewa dari barang/obyek yang
disewakan.
2. Ijarah Multijasa
Pembiayaan untuk pembayaran rumah sakit,
sekolah/pendidikan, tenaga kerja dan pariwisata dimana pihak
menyediakan barang/obyek yang disewa dan menyewakan kepada
nasabah. Dan bank mengambil jasa sewa dari barang/obyek yang
disewakan.
3. Ijarah Mutahia bittamlik
Pembiayaan untuk investasi ataupun konsumsi dimana
pihak bank menyediakan barang yang disewa dan biaya
pemeliharaannya ditanggung sesuai kesepakatan dan sekaligus
26
menyewakan kepada nasabah yang akhirnya barang yang disewa
akan menjadi milik nasabah. Dari transaksi ini bank memperoleh
margin/keuntungan.
d. Pembiayaan dengan sistem Pinjaman
1. Qardh
Merupakan produk pelengkap yang diberikan kepada
nasabah dan karyawan yang sudah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera. Nasabah
tersebut harus mengembalikan secepatnya oleh karena itu produk
ini berjangka waktu pendek. Sumber dana diambil dari dana
komersial bank atau modal bank.
1. PLAFON DAN JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN
Jangka waktu pembiayaan minimal 1 bulan dan maksimal 60 bulan
dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pembiayaan Modal Kerja
Plafond Rp. 2.500.000,- s/d Rp. 5.000.000,- jangka waktu
maksimal 24 bulan.
Plafond diatas Rp. 5.000.000,- s/d BMPD jangka waktu
maksimal 48 bulan.
b. Pembiayaan Investasi dan Konsumsi
Plafond Rp. 2.500.000,- s/d Rp. 5.000.000,- jangka waktu
maksimum 36 bulan.
27
Plafond diatas Rp. 5.000.000,- jangka waktu maksimal 60
bulan.
c. Pinjaman/Qard
Plafond pinjaman qard Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,-
dengan jangka waktu minimal 1 bulan dan maksimal 12
bulan.
2. SEKTOR USAHA YANG DIBIAYAI
Semua sektor usaha antara lain :
Sektor Pertanian
Sektor Perdagangan
Sektor Industri
Sektor Lainnya
F. Perkembangan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Suriyah Kantor Cabang Semarang
Perkembangan Asset PT. BPRS Suriyah
Periode Tahun 2010 - 2011
No. Periode Jumlah Asset Pertumbuhan
1 2010 26.082.575.000 0
2 2011 40.292.800.000 35.268%
28
Perkembangan Nasabah PT. BPRS Suriyah
Kantor Cabang Semarang
Periode 31 Des 2011 - 31 Maret 2012
No
Produk Periode Pertumbuhan
31-Des-2011 31-Maret-2012
Nasabah Nominal Nasabah Nominal
1 Tabungan 459 270.000.000 647 735.288.106,72 63.280%
2 Deposito 90 1.300.000.000 120 4.307.300.000 69.819%
3 Pembiayaan 148 2.805.100.000 321 6.450.930.733 56.517%
29
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Musyarakah
Musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan12
.
a. Landasan Syari‟ah
a) Al-Qur‟an
Surat An-Nisaa‟ : 12
….. .
“…… maka mereka berserikat pada sepertiga ……”
Surat Shaad : 24
“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh”
12 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Yogyakarta: EKONOSIA, cet ke-
1, 2003, hal 52.
30
b) Al-Hadist
احدهما يخه مالم الشريكيه لث ثا اوا يقول اهلل ان قال رفعه هريرة ابي عه
صاحبه
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
Allah azza wa jalla berfirman, Aku pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya”.
b. Rukun dan Syarat Musyarakah
a) Rukun Musyarakah
- Pihak yang berserikat (syarik)
- Modal (maal)
- Proyek/usaha (amal)
b) Syarat Musyarakah
- tidak ada bentuk khusus kontrak, berakad dianggap syah jika
diucapkan secara verbal/ditulis, kontrak dicatat dalam tulisan
dan disaksikan.
- Mitra harus kompeten dalam memberikan/diberikan kekuasaan
perwalian.
- Modal harus uang tunai, emas, perak yang nilainya sama, dapat
terdiri dari aset perdagangan, hak yang tidak terlihat (misalnya
lisensi, hak paten dan sebagainya).
- Partisipasi para mitra dalam pekerjaan adalah sebuah hukum
dasar dan tidak diperbolehkan bagi salah satu dari mereka untuk
mencantumkan tidak ikut sertanya mitra lainnya. Namun porsi
31
melaksanakan pekerjaan tidak perlu harus sama, demikian pula
dengan bagian keuntungan yang diterima.13
c. Jenis – jenis Al-Musyarakah
Al musyarakah ada dua jenis: musyarakah kepemilikan dan
musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena
warisan, wasiat/kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan tercipta
karena warisan, wasiat/kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan
satu aset oleh 2 orang atau lebih. Dalam musyarakah ini, kepemilikan 2
orang/lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari
keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan di mana 2
orang/lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal
musyarakah mereka pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian.
Musyarakah akad dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Syirkah al-„inan
Syirkah al-„inan adalah syarikah antara 2 orang / lebih yang
masing-masing mengikutkan modal ke dalam syarikat dan sekaligus
menjadi pengelolanya, syarikah modal ini dibangun dengan prinsip
perwakilan (wakalah) dan kepercayaan (amanah). Masing-masing
pihak menyerahkan modal kepada mitranya, sekaligus memberikan
13 Muhammad, Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani,
2001, hlm 94.
32
kepercayaan serta izin untuk mengelolanya. Keuntungan yang
diperoleh akan dibagi berdasarkan kesepakatan yang nisbahnya bisa
sama/berbeda, sedangkan kerugian akan ditanggung oleh kedua
pihak berdasarkan proporsi modal.
2. Syirkah A‟maal
Syarikatul badan adalah perseroan antara 2 orang/lebih yang
mengandalkan tenaga/keterampilannya. Misalnya syarikat antara
insinyur sipil dan arsitek tanpa modal dana dalam sebuah usaha.
3. Syirkah al-Mudharabah
Mudharabah/muqaradhah berarti bepergian untuk urusan
dagang. Secara muamalah berarti pemilik modal (shahibul maal)
menyerahkan modalnya kepada pengelola (mudharib) untuk
dikelola, sedangkan keuntungannya dibagi menurut kesepakatan.
Dalam teknis perbankan mudharabah adalah akad kerjasama antara
bank yang menyediakan modal dan nasabah (mudharib) yang
memanfaatkannya untuk tujuan usaha yang produktif dan halal.
Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama
sesuai nisbah yang disepakati. Jika terdapat kerugian akan
ditanggung shahibul maal sesuai proporsi modal yang
dimudharabahkan. Jumhur ulama menyatakan bahwa rukun
mudharabah adalah:
33
1) Shahibul maal
2) Mudharib
3) Keuntungan
4) Usaha yang dijalankan
5) Akad perjanjian
4. Syirkah Wujuh
Syarikah wujuh adalah syarikah antara 2 orang dengan modal
dari pihak di luar kedua orang tersebut. Artinya salah seorang
memberikan modalnya kepada dua orang atau lebih, yang bertindak
sebagai mudharib sehingga kedua pengelola tersebut menjadi persero
(syarik) yang sama-sama bisa mendapatkan kentungan dari modal
pihak lain, kedua pihak tersebut kemudian boleh membuat
kesepakatan untuk membagi keuntungan.
Syarikah al wujuh dapat terjadi karena adanya kedudukan,
profesionalisme/kepercayaan dari pihak lain untuk membeli secara
kredit kemudian menjualnya secara kontan, syarikah ini
diperbolehkan menurut syara‟.14
5. Syirkah Mufawadhah
Syarikah mufawadhah adalah kontrak kerjasama antara 2
orang atau lebih, setiap pihak memberikan suatu porsi dari
keseluruhan dana-dana dan berpartisipasi dalam kerja, setiap pihak
14 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Wijayakusuma, Menggagas Bisnis
Islam, Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm 127-130.
34
membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian,
syarat utama dari jenis musyarokah ini adalah kesamaan dana yang
diberikan, kerja, tanggung jawab dan beban utang dibagi oleh
masing-masing pihak.15
d. Unsur-unsur Pembiayaan Musyarakah
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pembiayaan
musyarakah adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi pembiayaan bahwa
pembiayaan yang diberikan (berupa dana, barang atau jasa) akan
benar-benar diterima kembali di masa datang.
2. Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam pembiayaan juga
mengandung unsur kesepakatan antara debitur dengan pihak bank.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-
masing.
3. Jangka waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian
15 Muhammad, op.cit, hlm 92.
35
pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa
berbentuk musiman, jatuh tempo atau jangka panjang.
4. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan
menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian
pembiayaan. Semakin panjang pembiayaan semakin besar resikonya
demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik
resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko
yang tidak disengaja. Misal terjadi bencana alam atau bangkrutnya
usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu pembiayaan atau
jasa tersebut yang kita kenal dengan bagi hasil. Balas jasa dalam
bentuk bagi hasil dan biaya administrasi pembiayaan ini merupakan
keuntungan bank.16
B. Definisi Pembiayaan
Secara luas berarti financing atau pembiayaan, yaitu pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,
16 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005,
hlm 95.
36
pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh
lembaga pembiayaan, seperti bank syari‟ah kepada nasabah.17
a. Tujuan Analisis Pembiayaan :
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan
pembiayaan untuk tingkat mikro.
a) Secara makro tujuan pembiayaan bertujuan untuk :
1. Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak dapat
akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat
melakukan akses secara ekonomi. Dengan demikian dapat
meningkatkan taraf ekonominya.
2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk
mengembangkan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh dengan melakukan aktivitas
pembiayaan.
3. Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan
memberikan peluang bagi masyarakat usaha mampu meningkatkan
daya produksinya.
4. Membuka lapangan kerja baru, artinya: dengan dibukanya sektor
usaha-usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor
pembiayaan tersebut akan menyerap tenaga kerja.
17 Muhammad, Manajemen Bank Syari‟ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hlm 260
37
5. Terjadi distribusi pendapatan, artinya: masyarakat usaha produktif
mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan
memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.
b) Sedangkan Secara mikro tujuan pembiayaan bertujuan untuk
1. Upaya memaksimalkan laba
2. Upaya meminimalkan risiko.
3. Pendayagunaan ekonomi.
4. Penyaluran kelebihan dana18
.
c) Selain itu tujuan dilakukan analisis pembiayaan juga untuk
1. Melakukan asas-asas pembiayaan yang sehat.
2. Memperoleh keyakinan atas Kemauan dan nasabah dalam
memenuhi dalam kewajibannya kepada bank secara tertib.
3. Mengantisipasi risiko pembiayaan yang akan diberikan.
b. Prinsip Pemberian Pembiayaan
Prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5 C
1. Character adalah sifat atau karakter nasabah pengambil
pembiayaan.
2. Capacity adalah kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha
dan mengembalikan pembiayaan yang diambil.
3. Capital adalah besarnya modal yang diperlukan nasabah.
18 Ibid
38
4. Colateral adalah jaminan yang telah dimiliki yang diberikan
nasabah kepada bank.
5. Condition of Economy adalah keadaan usaha atau nasabah prospek
atau tidak19
.
C. Definisi Sindikasi
Seiring berkembangnya usaha Nasabah, seringkali diperlukan lebih
dari satu bank dan/atau lembaga keuangan syariah untuk secara bersama-
sama memenuhi kebutuhan keuangan Nasabah yang besar. Nasabah akan
mendapat kepercayaan memperoleh fasilitas pembiayaan Syariah dalam
jumlah besar dan marjin/sewa/bagi hasil yang kompetitif tanpa harus
berhubungan dengan banyak bank dan/atau lembaga keuangan syariah lain
tetapi cukup dengan satu Bank Syariah yang sekaligus akan membantu
Nasabah untuk mengoptimalkan pembiayaan yang diterima.
Sindikasi pembiayaan adalah suatu sindikasi yang peserta –
pesertanya terdiri dari lembaga – lembaga pemberi pembiayaan yang
dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan kepada suatu
usaha, baik perorangan maupun perusahaan yang memerlukan pembiayaan
untuk membiayai suatu usaha.
19 Muhammad, Manajemen Bank Syari‟ah, Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2005, hal 261.
39
Definisi tersebut diatas mencakup semua unsur – unsur yang
penting dari suatu sindikasi pembiayaan
1. sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam suatu
fasilitas pembiayaan.
2. definisi tersebut menyatakan bahwa sindikasi adalah pembiayaan yang
diberikan berdasarkan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan yang
sama bagi masing – masing peserta sindikasi. Hal ini diwujudkan
dalam bentuk hanya ada satu perjanjian pembiayaan antara nasabah
dan sebuah bank peserta sindikasi yang menjadi leader sindikasi.
3. definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi
pembiayaan, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi
semua bank peserta sindikasi secara bersama – sama.
4. sindikasi tersebut diadministrasikan oleh satu bank leader yang sama
bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak demikian halnya, maka
terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral (dua pihak), yang
sama tetapi mandiri, antara masing – masing bank peserta dengan
nasabah.
Sindikasi merupakan salah satu jalan bagi bank untuk memenuhi
permintaan pembiayaan dari nasabah yang melebihi BMPD suatu bank
agar bank tidak kehilangan nasabahnya.
40
a. Sindikasi dilakukan dengan alasan :
1. Plafon di atas BMPD BPRS dimana nasabah mengajukan
pembiayaan.
2. Memperkecil risiko bagi bank, karena analisa dan pengawasan
dilakukan bersama-sama oleh peserta sindikasi.
b. Sindikasi memiliki tujuan dan manfaat :
1. Tujuan
a) Mengorganisasikan proses pembentukan fasilitas pembiayaan
sindikasi antara bank dan/atau lembaga keuangan syariah dalam
rangka pembiayaan proyek berskala besar yang tidak mampu
dibiayai sendiri oleh sebuah bank
b) Penyebaran risiko
c) Menjaga hubungan bisnis
d) Mengatasi masalah BMPD tanpa kehilangan nasabah
2. Manfaat
a) Ada peluang untuk memperoleh pembiayaan yang lebih besar.
b) Prosedur administrasi yang mudah dan sederhana.
c) Meningkatkan track record
d) Meningkatkan kredibilitas
e) Sebagai pilihan alternatif bagi Nasabah bila salah satu Bank
memiliki keterbatasan dalam menyediakan atau meningkatkan
41
fasilitas pembiayaan dalam hal skala pembiayaan, Batas Maksimum
Pemberian Dana (BMPD) atau pertimbangan risiko.
f) Nasabah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan atas
sesuai kebutuhan.
D. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN)
Fatwa DSN 08/DSN – MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000
Tentang Pembiayaan Musyarakah
Mengingat :
Firman Allah SWT QS. Shad (38) : 24 :
.....
“…Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat
sedikitlah mereka ini…".
Firman Allah SWT QS. Al-Ma‟idah (5) : 1 :
.....
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu……”.
42
MEMUTUSKAN
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan
kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan.
b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra
melaksanakan kerja sebagai wakil.
c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam
proses bisnis normal.
d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk
mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang
untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan
kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang
disengaja.
43
e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.
3. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)
a. Modal
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang
nilainya sama.
Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang,
properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih
dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.
2) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan
atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali
atas dasar kesepakatan.
3) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan
namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat
meminta jaminan.
b. Kerja
1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja
bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan
44
kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh
menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama
pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam
organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.
c. Keuntungan
1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk
menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi
keuntungan atau penghentian musyarakah.
2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas
dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di
awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.
3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi
jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.
4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam
akad.
d. Kerugian
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional
menurut saham masing-masing dalam modal.
45
4. Biaya Operasional dan Persengketaan
a. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syari‟ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
E. Peraturan Musyarakah di PT. BPRS Suriyah
Pembiayaan dalam sebuah bank merupakan sumber utama penyaluran
dana untuk menghasilkan pendapatan khususnya BPR Syari‟ah.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank tentunya mengandung resiko
sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas
penyaluran yang sehat dan prinsip kehati-hatian. Berdasarkan evaluasi
pembiayaan yang telah berjalan kiranya ada beberapa bagian yang perlu
diperbaiki, dan perlu disempurnakan agar dalam proses dan
pelaksanaannya berjalan dengan baik.20
iB Musyarakah
Prinsip pembiayaan usaha dengan sistem bagi hasil atas
pendapatan/keuntungan yang diperoleh dari usaha bersama dengan sharing
dana modal (kemitraan) antara nasabah dan bank. Pembagian keuntungan
(bagi hasil) sesuai dengan porsi modal dan nisbah yang telah disepakati21
.
20 Buku pedoman prosedur PT. BPRS Suriyah
21
Brosur PT. BPRS Suriyah
46
Pada umumnya syarat – syarat dalam mengajukan pembiayaan hampir
sama dengan bank-bank lain, antar lain :
1. Formulir permohonan pembiayaan
a. Data pribadi pemohon
a) Nama pemohon
b) Nama suami / istri pemohon
c) Alamat sesuai KTP
d) No. Telepon
e) No. KTP / KK
f) Nama gadis ibu kandung pemohon
b. Data pekerjaan dan usaha
a) Bidang usaha
b) Lama usaha
c. Jumlah dan tujuan penggunaan
a) Jumlah permohonan
b) Jangka waktu
c) penggunaan
d. Data penghasilan
a) Penghasilan pemohon dari usaha
b) Sumber pembayaran kembali
e. Tanda tangan pemohon. Suami/istri dan penjamin suami/istri
f. Data penjamin suami/istri (jika jaminan bukan atas nama sendiri)
47
2. Data pendukung
a. Legalitas pribadi
a) Foto copy KTP suami/istri terbaru
b) Foto copy KK
c) Foto Copy akta nikah/keterangan cerai
d) Foto copy keterangan kematian jika janda/duda
e) Foto copy KTP penjamin suami/istri terbaru
f) Foto copy KK penjamin
g) Foto copy akta nikah
b. Legalitas usaha
a) SIUP, NPWP, TDP (jika ada)
c. Legalitas jaminan
a) Foto copy sertifikat HGB, hak milik dilampiri dengan bukti
pembayaran PBB terakhir
b) Foto copy BPKB, STNK, kwitansi kosong yang ditanda
tangani oleh pemilik / nama di STNK
c) Kwitansi pembelian dan surat pernyataan kepemilikan jaminan
jika jaminan bukan atas nama sendiri
d) Surat keterangan gaji/pegawai dari instansi terkait
48
F. Penerapan Sindikasi di PT.BPRS Suriyah22
Mekanisme penerapan pembiayaan Sindikasi di PT. BPRS suriyah :
Studi kasus pembiayaan sindikasi yang di biayai oleh PT. BPRS Suriyah
Bapak M.Abdul mengajukan pembiayaan di PT.BPRS A senilai
Rp.800.000.000, dengan agunan :
1. Satu unit ruko dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat hak milik
(SHM) no. 2895, surat ukur tgl. 20 Juli 2010, no. 01101/semarang/2010
dengan luas tanah 95 m2 dan luas bangunan 180 m
2 (2 lantai) atas nama
M.Abdul yang digunakan Pemohon untuk usaha rumah makan. Terletak
di Kota Semarang. Lokasi strategis karena di pinggir jalan raya yang
ramai dan dekat dengan kampus, komplek perumahan serta di lokasi
perdagangan. Taksiran harga Bank Rp. 600.000.000,-.
2. Sebidang tanah dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat hak milik
(SHM) no. 1906, surat ukur tgl. 20 Juli 2010, no. 00492/semarang/2010
dengan luas 487 m2, atas nama M. Abdul. Terletak di, Semarang. Tanah
ini nantinya yang akan di bangun perumahan sebanyak 6 unit dengan
harga sekitar Rp. 175.000.000,-/unit. Lokasi strategis karena terletak ±
100 m2
dari jalan raya yang ramai, akses memadai dan bebas banjir.
Taksiran harga Bank Rp. 233.000.000,-.
Karena pembiayaan yang di ajukan oleh pemohon melebihi BMPD
BPRS A maka, BPRS A mengadakan perjanjian kerjasama sindikasi
22 Wawancara dengan Bpk.Anang Jatmoko selaku kepala cabang PT. BPRS Suriyah, tanggal
17 februari 2012.
49
dengan 3 BPRS dengan porsi penyertaan modal masing-masing sebagai
berikut :
a. Pihak pertama (BPRS A), sebesar Rp.300.000.000
b. Pihak kedua (BPRS B), sebesar Rp. 200.000.000
c. Pihak ketiga (BPRS C), sebesar Rp. 100.000.000
d. Pihak keempat (BPRS D), sebesar Rp. 200.000.000
Dengan rincian pembayaran pembiayaan yang telah disepakati antara
calon pemohon dan para anggota sindikasi adalah sebagai berikut :
- Angsuran ke-1 s/d ke-5 : Membayar bagi hasil
- Angsuran ke-6 : Membayar pokok dan bagi hasil
- Angsuran ke-7 s/d ke-11 : Membayar bagi hasi
- Angsuran ke-12 : Membayar pokok dan bagi hasil
Ikhtisar pembiayaan sindikasi
1. Data mitra pembiayaan
Nama : M. Abdul
Badan hukum
SIUP : 331/11.01/pk/IV/97
TDP : 11.01.5.52.11033
NPWP : 06.935.989.2.503.000
50
Alamat : Jl. Pahlawan No.100 Semarang
2. Informasi penggunaan dana dan skim angsuran
Rencana penggunaan dana
Penggunaan : Pembelian tanah
Akad : Musyarakah (Sindikasi 4 BPRS)
Harga Beli : Rp. 800.000.000
Jangka Waktu : 12 bulan
Keuntungan : Rp. 108.000.000
Harga Jual : Rp. 908.000.000
Angsuran
BULAN
1 Rp. - Rp. 12.000.000 Rp. 12.000.000
2 Rp. - Rp. 12.000.000 Rp. 12.000.000
3 Rp. - Rp. 12.000.000 Rp. 12.000.000
4 Rp. - Rp. 12.000.000 Rp. 12.000.000
5 Rp. - Rp. 12.000.000 Rp. 12.000.000
6 Rp. 400.000.000 Rp. 12.000.000 Rp. 412.000.000
7 Rp. - Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
8 Rp. - Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
9 Rp. - Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
10 Rp. - Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
11 Rp. - Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
12 Rp. 400.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 406.000.000
TOTAL 800.000.000 108.000.000 908.000.000
POKOK MARGIN TOTAL
3. Proporsi penyertaan modal dan margin serta biaya administrasi
a. Komposisi penyertaan modal
BPRS A : Rp. 300.000.000 37,5 %
BPRS B : Rp. 200.000.000 25 %
BPRS C : Rp. 100.000.000 12,5 %
BPRS D : Rp. 200.000.000 25 %
800.000.000 100 %
51
b. Distribusi margin
BPRS A : Rp. 40.500.000 37,5 %
BPRS B : Rp. 27.000.000 25 %
BPRS C : Rp. 13.500.000 12,5 %
BPRS D : Rp. 27.000.000 25 %
108.000.000 100 %
4. Pendapatan dan ditribusi administrasi pembiayaan
Berkaitan tanggungjawab BPRS A sebagai leader, yaitu mengelola
administrasi pembiayaan dan pemantauan kondisi nasabah, maka leader
memperoleh tambahan pendapatan dari biaya administrasi sebesar Rp.
1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah).
Sehingga distribusi pendapatan biaya administrasi sbb :
Pendapatan administrasi : Rp. 8.000.000
Fee leader : Rp. 1.600.000 _
Pendapatan administrasi dibagi : Rp. 6.400.000
Distribusi sesuai penyertaan
BPRS A : Rp. 2.400.000
BPRS B : Rp. 1.600.000
BPRS C : Rp. 800.000
BPRS D : Rp. 1.600.000
6.400.000
G. Analisis Hukum Islam
Kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan usaha
terkadang memerlukan dana dari pihak lain, antara lain melalui
pembiayaan musyarakah.
52
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing – masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.23
Seiring berkembangnya usaha nasabah, seringkali diperlukan lebih
dari satu bank dan/atau lembaga keuangan syariah untuk secara bersama-
sama memenuhi kebutuhan keuangan Nasabah yang besar. Nasabah akan
mendapat kepercayaan memperoleh fasilitas pembiayaan Syariah dalam
jumlah besar dan marjin/sewa/bagi hasil yang kompetitif tanpa harus
berhubungan dengan banyak bank dan/atau lembaga keuangan syariah lain
tetapi cukup dengan satu Bank Syariah yang sekaligus akan membantu
Nasabah untuk mengoptimalkan pembiayaan yang diterima.
Secara prinsip syari‟ah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan
akad musyarakah ini sudah sesuai dengan hukum islam. Seperti firman
Allah dalam Surat Shaad : 24
…
….
23 Muhammad, Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani,
2001, hlm 90.
53
“ ….Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan
Amat sedikitlah mereka ini….“
Dari arti surat diatas, dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan
PT. BPRS Suriyah sudah sesuai dengan hukum syari‟ah Islam dan dengan
penggunaan akad musyarakah yang di terapkan dalam sindikasi
pembiaayaan sudah sesuai dengan Fatwa DSN 08/DSN – MUI/IV/2000
tanggal 13 April 2000, Tentang Pembiayaan Musyarakah dan sudah sesuai
pula dengan rukun dan syarat dari akad Musyarakah itu sendiri.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahawa penerapan akad
musyarakah pembiayaan musyarakah di PT.BPRS Suriyah sudah sesuai
dengan syari‟ah Islam.
H. Analisis SWOT
Dari penjelasan diatas, penulis mencoba menganalisis dengan
menggunakan metode SWOT (Strength, Weaknesses, opportunities,
threat).
a. Strength (Kekuatan)
1. Mengatasi masalah BMPD tanpa kehilangan nasabah
2. Pengawasan pembiayaan dilakukan secara bersama-sama peserta
sindikasi
54
b. Weaknesses (Kelemahan)
1. Adanya ketidaktepatan pengembalian pembiayaan (angsuran) oleh
debitur
2. Debitur tidak jujur terhadap laporan keuangan
c. Opportunities (Peluang)
1. Ada peluang untuk memperoleh pembiayaan yang lebih besar
2. Untuk menjadikan debitur merasa ringan dalam pengembalian
pembiayaan, maka debitur dapat mengangsur pembiayaannya
dengan cara menyimpan sejumlah uang yang ia miliki dalam
rekening
3. Meningkatkan track record BPRS Suriyah
4. Meningkatkan kredibilitas BPRS Suriyah
5. Menjaga hubungan bisnis antar BPRS
6. Nasabah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan
atas sesuai kebutuhan
d. Treath (Ancaman)
1. Debitur menyalahgunakan pengalokasian dana yang telah diberikan
2. Nasabah sengaja tidak membayar angsuran
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarakan penulis mengenai sindikasi
pembiayaan di PT. BPRS Suriyah kantor cabang Semarang, dengan ini
penulis dapat menyimpulkan :
1. Pembiayaan atau pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
kegiatan ekonomi nasabah pada umumnya persyaratan dan
penerapannya hampir sama dengan bank lain pada umumnya. Akan
tetapi apabila ada pembiayaan yang melampaui BMPD suatu bank
maka dilakukan kerjasama atau sindikasi.
Sindikasi pembiayaan di PT. BPRS Suriyah ini sudah sesuai
dengan akad yang digunakan yaitu musyarakah dan sindikasi yang
diangkat oleh penilis ini juga sudah sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) PT. BPRS Suriyah yang telah ditetapkan.
2. Sindikasi pembiayaan yang dilakukan oleh PT. BPRS Suriyah sudah
sesuai dengan hukum syari’ah Islam karena, dengan penggunaan akad
musyarakah yang diterapkan dalam pembiayaan tersebut sudah sesuai
dengan Fatwa DSN 08/DSN – MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000
tentang pembiayaan musyarakah dan sudah sesuai pula dengan rukun
dan syarat dari akad musyarakah itu sendiri.
56
Setiap pembiayaan pasti mengandung resiko, pembiayaan
bermasalah dapat diselesaikan dengan cara :
a. Penjadwalan kembali (rescheduling)
Perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka
waktunya.
b. Persyaratan kembali (reconditioning)
Perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan yang
tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu,
dan/atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut
perubahan maksimum saldo pembiayaan.
c. Penataan kembali (restructuring)
Perubahan persyaratan pembiayaan.
B. Saran
Guna meningkatkan perkembangan PT. BPRS Suriyah , penulis
ingin sedikit memberikan saran :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah guna
meningkatkan profesionalisme kerja para karyawan PT. BPRS
Suriyah.
2. Meningkatkan sumber daya manusia karyawan PT. BPRS Suriyah.
3. PT. BPRS Suriyah harus senantiasa mengadakan inovasi baik produk
penghimpunan dana maupun produk penyaluran dana sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
57
4. Meningkatkan teknologi yang akan mendukung dalam pengelolaan
dan perkembangan PT. BBRS Suriyah.
5. Mengoptimalkan sosialisasi kepada nasabah sehingga PT. BPRS
Suriyah bisa lebih diterima oleh masyarakat.
C. Penutup
Dengan segala kerendahan hati penyusun memanjatkan puji syukur
ke hadirat Allah SWT, akhirnya walaupun dalam bentuk yang sederhana
penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penyusun mengakui bahwa
penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang semuanya itu
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penyusun. Semoga
kekurang sempurnaan ini bisa menjadi cambuk bagi penyusun sehingga
bisa memotivasi penulis untuk bisa lebih baik dari.
Semoga tulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun
pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya, sebagai masukan dan
bahan kritikan yang membangun untuk bisa lebih baik di masa yang akan
datang. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta :
Ekonisia, 2003.
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002.
Hamidi M Luthfi, Jejak-jejak Ekonomi Syari’ah, Jakarta : Senayan Abadi
Publishing, 2003.
Muhammad, Abdul Kadir, dkk, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung:
PT. Citra Bakti, 2004.
Antonio, Syafi’I, Muhammad, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Jakarta :
Gema Insani, 2001.
Meleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya, 2009.
Ari Kunto, Suhasimi, Prosedur Penelitian, Yogyakarta : Rineka cipta, 1993.
Umar, Husein, Reseacrh Methods in Finance and Banking, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Company Profile PT. BPRS SURIYAH
Ismail Yusanto, Muhammad dan Muhammad Karebet Wijaya Kususma,
Menggagas Bisnis Islam, Jakarta : Gema Insani, 2002.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
Buku Pedoman Prosedur PT. BPRS SURIYAH
Brosur PT. BPRS SURIYAH
Wawancara dengan, Bapak Anang Jatmoko Setiaji, SE. Kepala Cabang
Semarang PT. BPRS SURIYAH Semarang, tanggal 17 Februari 2012.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Risqika Yuanita Harlan
Umur : 21 tahun
Tempat, tanggal lahir : Kendal, 05 Juni 1991
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat tinggal : Jl. Pemuda No. 143 Boja
Kp. Gentan Kidul Rt.01/Rw. 04 Boja – Kendal
51381
No Telp Hp : 085727135063
Rumah : (0294) 571292
Alamat Email : [email protected]
Menerangkan dengan sesungguhnya :
PENDIDIKAN
1. Tamatan MI Al-Ma’arif Boja Tahun 2003
2. Tamatan Mts NU 02 Al-Ma’arif Boja Tahun 2006
3. Tamatan SMA N 1 Singorojo Tahun 2009
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Kendal, 8 Mei 2012
Saya yang bersangkutan,
Risqika Yuanita Harlan
RINCIAN PEMBIAYAAN SINDIKASI
Di PT. BPRS SURIYAH Kantor Cabang Semarang
N
O
NAMA
NASABAH
HARGA
BELI
PENYERTAAN
MODAL
JANGKA
WAKTU
CAIR JATUH
TEMPO
OS
(31/1/2012)
KONDISI KETERANGAN
1 BMT “A” 250.000.000 50.000.000 36 BULAN 01/04/2011 01/04/2014 37.499.972 LANCAR Setiap bulan membayar pokok dan dagi hasil
2 M. ABDUL 800.000.000 200.000.000 12 BULAN 14/04/2011 14/04/2012 100.000.000 LANCAR Angsuran ke- 1 s/d 5 membayar bagi hasil
Angsuran ke- 6 membayar pokok dan bagi hasil
Angsuran ke- 7 s/d 11 membayar bagi hasil
Angsuran ke- 12 membayar pokok dan bagi hasil
3 SUROSO 800.000.000 220.000.000 12 BULAN 24/06/2011 24/06/2012 71.755.000 LANCAR Angsuran ke- 1,2,4,5,7,8,10 dan 11 membayar bagi hasil
Angsuran ke- 3,6,9 dan 12 membayar pokok dan bagi
hasil
4 SUTOYO 750.000.000 150.000.000 12 BULAN 21/09/2011 21/09/2012 150.000.000 LANCAR Angsuran ke-1,2,4,5,7,8,10 dan 11 membayar bagi hasil
Angsuran ke- 3,6,9 dan 12 membayar pokok dan bagi
hasil
5 DANANG 450.000.000 200.000.000 12 BULAN 18/07/2011 18/07/2012 200.000.000 LANCAR Angsuran ke- 1s/d 5 membayar bagi hasil
Angsuran ke- 6 membayar pokok dan bagi hasil
Angsuran ke- 7 s/d 11 membayar bagi hasil
Angsuran ke- 12 membayar pokok dan bagi hasil
6 KRIS 850.000.000 250.000.000 12 BULAN 03/10/2011 03/10/2012 166.622.650 LANCAR Angsuran ke- 1,2,3,5,6,7,9,10 dan 11 membayar bagi
hasil
Angsuran ke- 4,8 dan 12 membayar pokok dan bagi hasil
JUMLAH 3.900.000.000 1.070.000.000 725.897622