bab i. pnemotorak. docx
TRANSCRIPT
141
BAB IPENDAHULUAN
Latar Belakang
Paru-paru merupakan unsur elastis yang akan mengempis seperti balon dan mengeluarkan semua udara melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan pengembangannya. Pneumothorax adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura.dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak dapat mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika bernafas.Pneumothorax dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatik. Pneumothorax spontan misalnya terjadi pada perokok, sedangkan pneumothorax tarumatik disebabkan trauma tajam atau tumpul pada dinding dada. Secara keseluruhan angka mortalitas trauma thorax adalah 10 %, dimana trauma thorax menyebabkan satu dari empat kematian karena trauma yang terjadi di Amerika Utara. Banyak penderita meninggal setelah sampai di rumah sakit. Di indonesia sendiri trauma thoraxs merupakan trauma yang sering kita dapatkan sehari-hari, dimana insidensinya adalah 1 dari 4 kasus trauma (symposium ilmiah RS kemayoran, 2011). Sementara di IGD RSUD ciawi meskipun insiden trauma thorax (pneumothorax traumatik) tidak banyak, namum penanganan yang tidak tepat pada kasus ini akan mengakibatkan kematian yang cepat pada pasien.Penanganan kegawat daruratan yang tepat dan cepat pada kasus pneumothorax sangatlah diperlukan, aplikasi asuhan keperawatan kegawat daruratan pun sangatlah penting, oleh karenanya kelompok tertarik menyusun makalah dengan mengambil judul
TujuanTujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman yang nyata dan memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan pneumothorax akibat trauma thorax sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan melalui pendekatan proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, menentukan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.1.2.2 Tujuan KhususMelakukan pengkajian keperawatan pneumothorax.Menentukan diagnosa keperawatan pneumothorax.Merencanakan tindakan keperawatan pneumothorax.Melaksanakan tindakan keperawatan pneumothorax.Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan pneumothorax.Melaksanakan dokumentasi keperawatan pneumothorax.
Ruang LingkupMetode penulisanSistematika penulisan
BAB IITINJAUAN TEORITIS
Konsep Dasar TeoriPengertian PneumothoraxAnatomi Fisiologi sistem terkait (paru-paru dan rongga thorax)EtiologiPatofisiologiJenis pneumothoraxPemeriksaan penumjangPenatalaksanaanKomplikasiAsuhan Keperawatan gawat daruratPengkajianDiagnosa keperawatan
Ketidakefektifan pola pernafasan yang berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mucus kental, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema trakea atau faringeal.Lihat di buku doengoes atau keperawatan gawat darurat
Intervensi keperawatanImplementasiEvaluasi
BAB IIIASUHAN KEPERAWATANPADA TN. AH DENGAN PNEUMOTHORAX SINISTRAdi Instalasi Gawat Darurat RSUD X Kabupaten Bogor
PengkajianIdentitas
Identitas klienNama pasien : Tn. AHJenis Kelamin: Laki-lakiUmur : 28 tahunAgama : IslamAlamat: Kp. Sukamaju RT 03/RW 01, Pagelaran, CiomasDiagnosa Medis: Pneumothorax SinistraTanggal Masuk: 18 April 2012Tanggal Pengkajian: 18 April 2012
Identitas Penanggung JawabNama: Ny. AHUmur : 48 tahunAgama : IslamAlamat: Ciapus Sukamakmur RT 02/RW 01Hubungan dengan klien: Ibu Kandung Klien
Keluhan utama
Klien datang dengan keluhan dada terasa berat sehingga sulit untuk bernafas.
Pengkajian Primer
Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas, klien dapat bernafas spontan.Breathing
Frekuensi pernafasan 28 kali/menit, klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan dan klien mengatakan dadanya terasa berat. Suara nafas di thorax sinistra menurun, vocal fermitus di sinistra menurun, dan suara paru dextra vesikuler.Circulation
Tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 90 kali.menit regular, klien tidak tampak mengalami perdarahan, konjungtiva tidak anemis, mukosa bibir lembab, dan klien tidak tampak cyanosis.Disability
Klien dalam kesadaran penuh, GCS 15, klien dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat mengikuti perintah dengan spontan. tidak ada kelemahan pada ekstermitas.Exposure
Klien tidak tampak mengalami jejas di bagian tubuh lain.
Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke IGD RSUD Ciawi pada tanggal 18 April 2012 pukul 20.30 dengan diantar oleh ibu klien. Klien datang dengan membawa surat rujukan dari klinik dengan diagnosa pneumothorax. Klien mengatakan berkelahi pada tanggal 16 April 2012 dan dadanya diinjak. Sejak kejadian itu di rumah klien tidak dapat tidur, karena dadanya terasa sesak sehingga sulit untuk bernafas. Namun, pada saat di rumah sakit klien tampak tidak mengalami gangguan tidur.
Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit menahun dan menular, klien belum pernah memiliki sakit paru-paru sebelumnya, klien juga belum pernah mengalami sesak nafas seperti ini sebelumnya.
Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tinggal sendiri dan dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami riwayat sakit paru-paru dan mengalami sakit seperti ini sebelumnya.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: baikKesadaran:
Kualitas: composmentis Kuantitas:Respon Motorik: 6Respon Verbal: 5Respon membuka mata: 4
15Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHgS : 36o CN : 90x/menitR : 28x/menit
Pengkajian Sekunder
Kepala
Rambut dan Kulit kepalaRambut berwarna hitam, kepala tampak bersih, tidak teraba adanya benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik, tidak ada pembengkakan dan tidak tampak kelainan.Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan di daerah sinus dan hidung tidak kotor, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada pembengkakan dan tidak tampak kelainan.Mulut
Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, lidah dan gigi tampak bersih, tidak ada caries pada gigi, tidak ada perdarahan dan tidak tampak kelainan.Telinga
Bentuk simetris, tidak ada perdarahan, dan tidak ada gangguan pendengaran.Leher
Nadi karotis teraba, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada kesulitan menelan.Thorax dan Pernafasan
Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada lesi, ada usaha tarikan nafas, ada penggunaan alat bantu nafas ( otot pernafasan apa yang digunakan?). ada jejas di daerah dada atau tidak?Palpasi: vocal fermitus menurun di dada sinistra, ada nyeri tekan tidak, khususnya yg sinistra.Perkusi: hiperresonan di thorax sinistra lobus..?.Auskultasi: suara nafas vesikuler di thorax dextra dan menurun di sinistra.
Jantung
Inspeksi : tidak tampak pembesaran. Ictus kordis terlihat di ICS..?Palpasi: tidak teraba adanya nyeri tekan, ictus cordis teraba di ICS 5.Perkusi: terdengar suara pekak di ICS 3 atau 4 pada garis parasternal. Auskultasi: tidak ada bunyi tambahan di jantung, terdengar BJ 1 dan BJ 2.
Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen datar, kulit elastis, tidak tampak pembengkakan.Auskultasi: bising usus 12 kali/menit.Palpasi: tidak ada pembesaran dan nyeri tekan.Perkusi: suara abdomen thympani.
Ekstermitas
Ekstremitas dapat digerakan dengan bebas, akral tidak dingin dan tidak cyanosis.
Data Psikologis
Klien cukup kooperatif terhadap perawat dan tim medis lainnya.
Data PenunjangRontgen thorax PA/AP
Laboratorium
JenisHasilNilai RujukanHematologiHemoglobinHematokritEritrositLeukositTrombositHitung JenisBasEosNetroLymphoMonoLEDMCTMCHMCHCKimiaSGOTSGPTUreumCreatininGlukosa sewaktu
14,3424,312.200354.000
011*43301*511811434
8320240,6571*
13-16 g/dL40-54%4,5-6,5 juta/uL40.00-10.000/uL150.000-450.000/uL
0-1%1-6%40-72%20-40%2-10%0-10/jam82-9227-3232-36 g/dL
0-37 u/L0-40 u/L10,0-50,0 mg/dl0,50-1,20 mg/dl/dl
3.2.3 TherapiRanitidin2x1ampulOndancentron3x1ampulKeterolac3x1ampulCeftriaxone1x1vialGovoran2x1vial3.3 Patofisiologi masalah keperawatan
3.4 Analisa DataData SenjangKemungkinan PenyebabMasalahDS:Klien mengatakan dada terasa berat dan susah untuk bernafas.DO:Respirasi 28 kali/menit.Vocal fermitus menurun di thorax sinistra.Suara nafas menurun di sinistra.
Trauma Tumpul
Pneumothorax
Akumulasi udara di rongga pleura
Ekspansi paru tidak maksimal
Ketidakefektifan pola nafasKetidakefektifan pola nafasDS:Klien mengatakan nyeri di area yang terpasang WSDSkala nyeri 7DO :Klien tampak meringis.Tampak terpasang WSD.
Trauma Tumpul
Pneumothorax
Akumulasi udara di rongga pleura
Ekspansi paru tidak maksimal
Pemasangan WSD
Nyeri akutNyeri akut
3.5 Diagnosa KeperawatanKetidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal.NyeriResiko tinggi infeksi
BAB IVPEMBAHASAN
Selama melakukan asuhan keperawatan pada pasien Tn. AH dengan pneumothorax dalam waktu 2 hari sejak tanggal 18 April 2012 sampai 19 April 2012, secara langsung di IGD RSUD Ciawi Kabupaten Bogor melalui pendekatan proses keperawatan, maka ditemukan beberapa hal yang perlu dibahas.
Pengkajian
Pada proses pengkajian yang penyusun laksanakan pada pasien Tn. AH pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan teoritis. Dengan menggunakan pengkajian primer pada saat klien datang ke IGD, dilanjutkan dengan pengkajian sekunder, hingga dilakukannya pemasangan WSD.
Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan untuk askep, yang muncul hanya satu diagnosa yaitu ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal. Klien tampak tidak menunjukan tanda dan gejala yang menunjukan untuk diangkatnya diagnosa lain. Namun setelah pemasangan WSD muncul diagnosa baru yaitu nyeri akut dan resiko tinggi infeksi.4.3 IntervensiIntervensi yang dilakukan dalam pelaksanaan sama dengan yang ada pada teori implementasi keperawatan pneumothorax sesuai dengan diagnosa yang diangkat. Untuk diagnosa resti infeksi intervensi dilanjutkan oleh perawat ruangan, karena klien dipindahkan ke ruang rawat inap anggrek (bedah).
Implementasi
Dalam tahap implementasi penyusun bekerja sama dengan tim kesehatan lain, pasien dan keluarga sehingga asuhan keperawatan yang diberikan efektif. Tidak ada hambatan dalam setiap implementasi yang diberikan.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada kasus ini penyusun menggunakan evaluasi SOAP, sehingga penyusun dapat menilai sejauh mana tujuan yang dapat dicapai.
BAB VPENUTUP
Kesimpulan
Pneumothorax adalah complete atau partial colaps dari paru karena akumulasi udara dalam cavum satu space dari pleura (Lewis, et. al, dalam handout mahasiswa). Pneumothoraks terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu pneumothoraks terbuka, pneumothoraks tertutup, dan pneumothoraks ventil.Pada kasus Tn. AH, pneumothorax yang terjadi adalah pneumothorax tertutup pada bagian sinistra. Pada saat dilakukan pengkajian primer ABCDE klien mengalami masalah pada Breathing, sehingga diagnosa yang diangkat adalah ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal. Hal tersebut juga didukung dengan hasil rontgen thorax klien.Keberhasilan asuhan keperawatan pada Tn. AH tidak lepas dari penerimaan dan kerjasama yang baik antara keluarga, penyusun, dan tim kesehatan RSUD Ciawi Kab. Bogor.
SaranSetelah dilakukan asuhan keperawatan medikal bedah pada Tn. AH di ruang bedah Anggrek RSU Ciawi Kab. Bogor, maka penyusun merekomendasikan kepada:
Institusi pendidikanRSUD Ciawi BogorIGD RSUD Ciawi Bogor