bab i1.docx

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama- sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah- pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran yang terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. 1

Upload: mustain-rahman

Post on 13-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I1.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan

komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia

adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan

sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan

yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat

perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah

dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai

mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya

berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi.

Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai

bersifat konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran.

Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan

manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang

dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan,

hewan bahkan manusia. Pencemaran yang terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan

manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh bahan pencemar

yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu

ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan

berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya

jumlah penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin

bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan

perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan.

Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses

industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan

populasi yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang

besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu

mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:

        1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam

maupun jumlahnya.

1

Page 2: BAB I1.docx

       2.Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia

mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.

       3.Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan

sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran

lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara,

pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat

pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan

seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-

jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan

akibat pencemaran dapat diminimalisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan

kesehatan manusia?

3. Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya pencemaran udara?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang

pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan

kesehatan manusia juga cara mencegah dan menanggulanginya.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang

masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya juga cara mencegah

dan menanggulanginya.

2

Page 3: BAB I1.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Udara

Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan

hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah

ditetapkan.

Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai

keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya

dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di

udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang

dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.

Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah

bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang

mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung

dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material

karena ulah manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam

udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya

(Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya

ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan

pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.Pencemaran

dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang

sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang

(indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan,

bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).

Umumnya,  polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap

tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang

dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu,

gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar,

yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx

(nitrogen oksida).

B.    Klasifikasi Bahan Pencemar Udara

3

Page 4: BAB I1.docx

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran

yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi

keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat

langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :

1. Polutan primer

Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber

pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu, dan dapat

berupa:

a.       Polutan Gas terdiri dari:

Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida

(CO atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran

Senyawa sulfur, yaitu oksida.

Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan

bromin.

b.      Partikel

Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat

padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal

dari proses kondensasi, proses  (misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi

bahan tertentu.

2.      Polutan Sekunder

Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-

pencemar primer di atmosfer sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih

bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang

menghasilkan NO dan O radikal.

Proses  kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

a)      Konsentrasi relative dari bahan reaktran

b)      Derajat fotoaktivasi

c)      Kondisi iklim

d)     Topografi lokal dan adanya embun. 

C. Zat-zat Pencemaran Udara

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:

Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,

Timbal dan Karbondioksida.

4

Page 5: BAB I1.docx

1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran

tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,

pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari

pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya

digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

4. Partikulat (asap atau jelaga)

Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari

cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :

a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara

b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara

c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang

berhamburan di udara

d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara

5. Hidrokarbon (HC)

Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak

6. Chlorofluorocarbon (CFC)

Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi.

Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran,

pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

7. Timbal (Pb)

Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada

kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk

debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

8. Karbon dioksida (CO2)

Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan

pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

D. Penyebab Pencemaran Udara

5

Page 6: BAB I1.docx

Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi,

serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil

(minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas

buangan hasil pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

1. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:

1.      Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.

2.      Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.,

3.      Proses pembusukan sampah organik, dll

1. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:

1.      Hasil pembakar bahan bakar fosil.

2.      Debu/serbuk dari kegiatan industri

3.      Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

E. Dampak Pencemaran Udara

Terhadap Lingkungan Alam

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain:

hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang

polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat

keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan

membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi

kualitas air tanah dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun.

Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan

asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2

dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya

gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil

(kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan

6

Page 7: BAB I1.docx

menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup

dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah.

1.  Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon

terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas

permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar

ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.

Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting Substances)

atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozonsehingga akhirnya

lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatantersebut dapat

membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3menjadi O2.

Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).

Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika. Oleh karena

itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar

lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami

bumi yang berfungsi menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan

penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang

mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul

ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak tersaring dan dapat

mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

1.  Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi ke

atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek

rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan

suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di

seluruh dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di

lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan

bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan

fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

7

Page 8: BAB I1.docx

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Proses terjadinya efek rumah kaca

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan

memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan

radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan ke

bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas (pemanasan

global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di

dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini

dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem

pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis

pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,

sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat

pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak

kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),

termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan hewan.

Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran

pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang

disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru akan

menentukan letak penempelan atau pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya 1999)

Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau

terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :

a.       Penyakit Antrakosis

Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu batubara.

Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak

melibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga uap. Masa

inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak napas

b.      Penyakit Silikosis

Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap

masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika ini banyak terdapat di

8

Page 9: BAB I1.docx

industri besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir,

menggerinda. Di samping itu debu silika juga terdapat di penambangan bijih besi, timah

putih, dan tambang batu bara. Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita

sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale

dan penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak

napas yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.

c.       Penyakit Asbestosis

Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang

mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama selain

mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak negatif

bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:

1. Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal

tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit

kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan

koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah

mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

2. Nitrogen dioksida (SO2)

Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.

3. Hidrokarbon (HC)

Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.

4. Chlorofluorocarbon (CFC)

Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak

dan melemahnya sistem daya tahan tubuh

5. Timbal (Pb)

Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta

mempengaruhi kecerdasan otak.

6. Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.

7. NOx

Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan

1. Penipisan lapisan ozon

9

Page 10: BAB I1.docx

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan

pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.

2. Hujan asam

Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan hewan,

pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia yang

berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya

permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya

produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut

yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah

pesisir pantai.

Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan

1. Hujan Asam

– Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena

memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan

mengganggu pertumbuhan tanaman.

– Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah

akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.

2 Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,

jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai

makanan di laut.

3 Pemanasan global

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman

hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

4 Gas CFC

Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik

(perubahan sifat organisme).

F. Pencegahan Pencemaran Udara

            Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan

sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu

menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.

10

Page 11: BAB I1.docx

            Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi

polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan

polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

      1.       Mencegah pencemaran udara berbentuk gas

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat-

adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain

sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya kejenuhan

yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk

memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir

sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon mengalami kontak

dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.

c. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda cair pada

suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi tinggi dan

titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.

d. Pembakaran

Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di

dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut inceneration.

Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan

menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.

      2.       Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel

a.        Filter

Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang ikut keluar pada

cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga

hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya

disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu banyak, besifat asam,

bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti

cotton, nylon, orlon, dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, tefloyn.

b.      Filter basah

11

Page 12: BAB I1.docx

Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara kotor

dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari

bagian bawah alat.

c.        Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah

yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan

antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif sedangkan

di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding silinder, diberi

muatan negative.

d.      Kolektor Mekanik

Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan menggunakan

tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah pengendap debu yang ikut

dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.

e.       Program penghijauan

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida (CO2) dan

melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi polutan,

dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.

Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas udara akan

semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru (prolabir). Program

penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat

berpartisipasi aktif.

f.       Ventilasi udara

Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam ruangan serta

menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan

exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar polutan segera dapat

keluar dalam ruangan.

G.  Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan

sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya

pencemaran.

1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

12

Page 13: BAB I1.docx

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi

industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

4. Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

5. Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC

dalam kehidupan sehari-hari.

6. Tidak merokok di dalam ruangan.

7. Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

8. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

9. Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.

10. Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.

11. Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.

12. Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

13. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

14. Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

b. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usahauntuk

memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan

dari polutan.

3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.

4. Menggunakan penyaring pada cerobong di kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan

asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.

5. Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang

berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya

menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

c. Program pemerintah

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram

yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu :

1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk

meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji

emisi kendaraan bermotor.

2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.

13

Page 14: BAB I1.docx

3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan

energi

Alternatif lainnya.

4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak

pakai.

5. Larangan menggunakan gas CFC.

6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro etana).

7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.

8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan ozon

1. Secara nasional dan internasional

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor

transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota

besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan

serta kematian yang diakibatkan karenanya :

1.      Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara

kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api diperbanyak dan ditinjau sesuai denga 

kebutuhan.

2.      Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan

sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,

semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.

3.      Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan

tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap

pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi

polusi udara.

4.     Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering

diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan

memperlambat laju.

5.      Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi

meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya

kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping

memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

14

Page 15: BAB I1.docx

BAB IV

PENUTUP

 

A.    Simpulan

Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau

substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,

sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat

memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia (man

made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara

yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu,

Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke

dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada

kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor internal

(secara alamiah), contoh: debu yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu) yang

dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik., Proses pembusukan

sampah organik, dll. Dan karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh: hasil

pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia

yang disemprotkan ke udara

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan

asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak

negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia.

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu mengikat Hb (hemoglobin)

sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan

kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit, kepala, mual, menurunnya

pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik

menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat

menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: – Merusak kehidupan

ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan zat hara di

daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

15

Page 16: BAB I1.docx

            Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan

sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu

menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.

            Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi

polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan

polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan

sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya

pencemaran.

Usaha Preventif (sebelum pencemaran) yang dapat dilakukan yaitu :

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi

industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

Usaha kuratif (sesudah pencemaran) yang dapat dilakukan :

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan

dari polutan.

3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram

yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu;

PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk

meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji

emisi kendaraan bermotor.

B.    Saran

Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat menbahayakan kehidupan di bumi, dampak

yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan  dan tumbuhan saja tetapi juga kepada lapisan

ozon bumi.

Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara maka sebaiknya

perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap pencemaran udara. Perlunya pengetahuan

tentang cara – cara mencegah serta menganggulangi efek dari pencemaran lingkungan perlu

dipelajari dengan seksama. Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi akibat pencemaran

udara dapat di tanggulangi dan di cegah sedini mungkin.

 

16