bab i1 psi

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah salah satu ajaran yang di turukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.Pada dasarnya islam bukan hanya sekedar agama namun juga ada beberapa aspek lain yang mempengaruhi sepeti kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selain itu Islam memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi. Oleh karena itu untuk memahami berbagai dimensi ajaran Islam tersebut diperlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu.Di dalam Al Qur’an yang merupakan sumber ajaran Islam dijumpai beberapa ilmu yang di jelaskan secara global dan hadits yang menjelaskan tentang spesifikasi ilmu tersebut misalnya dijumpai ayat-ayat tentang proses pertumbuhan dan perkembangan anatomi tubuh manusia.Untuk menjelaskan masalah ini jelas memerlukan dukungan ilmu anatomi tubuh manusia. Selanjutnya untuk membahas ayat-ayat yang berkenaaan dengan masalah tanaman dan tumbuh-tumbuhan jelas memerlukan bantuan ilmu pertanian.Dari contoh – contoh diatas menunjukkan bahwa Islam bukan hanya sekedar agama namun juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.Di era globalisasi mulai banyak bermunculan beberapa pandangan mengenai Islam itu sendiri. Agama tidak boleh dipandang hanya sekedar menjadi lambang kesalehan saja melainkan secara konsepsional menunjukkkan cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah. Berkenanaan dengan pemikiran diatas,maka kita perlu mengetahui dengan jelas pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam memahamai agama.Hal ini perlu dilakukan karena melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fugsional dapat dirasakan oleh penganutnya. 1

Upload: rifiani-zemi

Post on 05-Jul-2015

110 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i1 psi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah salah satu ajaran yang di turukan Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.Pada dasarnya islam

bukan hanya sekedar agama namun juga ada beberapa aspek lain yang

mempengaruhi sepeti kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selain itu Islam

memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi keimanan, akal pikiran,

ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, sejarah,

perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu untuk memahami berbagai dimensi ajaran Islam

tersebut diperlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin

ilmu.Di dalam Al Qur’an yang merupakan sumber ajaran Islam dijumpai

beberapa ilmu yang di jelaskan secara global dan hadits yang menjelaskan

tentang spesifikasi ilmu tersebut misalnya dijumpai ayat-ayat tentang proses

pertumbuhan dan perkembangan anatomi tubuh manusia.Untuk menjelaskan

masalah ini jelas memerlukan dukungan ilmu anatomi tubuh manusia.

Selanjutnya untuk membahas ayat-ayat yang berkenaaan dengan

masalah tanaman dan tumbuh-tumbuhan jelas memerlukan bantuan ilmu

pertanian.Dari contoh – contoh diatas menunjukkan bahwa Islam bukan hanya

sekedar agama namun juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.Di era

globalisasi mulai banyak bermunculan beberapa pandangan mengenai Islam

itu sendiri.

Agama tidak boleh dipandang hanya sekedar menjadi lambang

kesalehan saja melainkan secara konsepsional menunjukkkan cara yang paling

efektif dalam memecahkan masalah. Berkenanaan dengan pemikiran

diatas,maka kita perlu mengetahui dengan jelas pendekatan-pendekatan yang

dapat digunakan dalam memahamai agama.Hal ini perlu dilakukan karena

melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fugsional dapat dirasakan

oleh penganutnya.

1

Page 2: Bab i1 psi

Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai macam pendekatan tersebut

agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat,tidak fungsional dan akhirnya

masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama dan hal ini tidak

boleh terjadi.Ditinjau dari perspektif pendekatan yang digunakan,studi Islam

menggunakan berbagai macam pendekatan. Hal ini sangat menarik untuk

dikaji agar dapat mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan untuk

mengkaji islam.Namun apa yang dipaparkan dalam makalah ini bukan sebuah

uraian yang utuh melainkan hanya sebagian dari macam pendekatan yang

digunakan dalam mengkaji Islam yaitu di tinjau dari pendekatan teks studi

Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pendekatan dalam studi Islam?

2. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan normatif?

3. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan semantik

4. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan filologi?

5. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan hermeneutika?

6. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan wacana?

2

Page 3: Bab i1 psi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Studi Islam

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,pendekatan adalah proses

perbuatan,cara mendekati,usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk

mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,metode – metode untuk

mencapai pengertian tentang masalah penelitian.

Secara termonologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan

bersifat axiomatic.Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa

dan pengajaran bahasa serta belajar bahasa.Bila dikaitkan dengan pendidikan

islam pendekatan mempunyai arti serangkaian asumsi mengenai hakikat

pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam serta belajar agama Islam.1

Selain itu ada beberapa istilah lain yang mempunyai arti yang hampir

sama dan menunjukkan tujuan yang sama dengan pendekatan yaitu theoretical

framework,conceptual framework,approach,perspective,point of fiew (sudut

pandang dan paradigm (paradigm). Semua istilah ini bisa diartikan sebagai

cara memandang dan cara menjelaskan suatu gejala/peristiwa. 2

Dari beberapa pengertian diatas arti pendekatan masih terus

diperdebatkan sehingga melahirkan dua kelompok besar.Kelompok pertama

berpendapat bahwa arti pendekatan mempunyai dua maknya yaitu dipandang

atau dihampiri dengan dan cara menghampiri atau memandang fenomena

(budaya dan sosial).Jika dipandang atau hampiri,pendekatan berarti paradigma

sedangkan cara menghampiri atau memandang,pendekatan berarti perspektif

atau sudut pandang.

Sedangkan kelompok kedua berpendapat bahwa pendekatan berarti

disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi islam dengan pendekaan sosiologis

sama artinya dengan mengkaji islam dengan menggunakan disiplin ilmu

1 Dr. Armai Arief,M.A,Pengantar Ilmu Metodelogi Pendidikan Islam,Jakarta:Ciputat Pers,2002,hlm.99

2 Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2009,hlm 190

3

Page 4: Bab i1 psi

sosiologi.Konsekuensinya, pendekatan di sini menggunakan teori atau teori-

teori dari disiplin ilmu yang di jadikan sebagai pendekatan.

Oleh karena itu arti pendekatan dalam agama bukan hanya monopoli

kalangan teolog dan normalis saja melainkan agama dapat dipahami semua

orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya sehingga apabila terjadi

perbedaan pendapat dalam memahami makna pendekatan itu sendiri

merupakan hal yang wajar namun dari semua pendapat diatas dapat dipahami

bahwa pendekatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam studi Islam

karena terkait dengan pemahaman tentang Islam itu sendiri.

B. Pendekatan Normatif

Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari

sudut legal-formal atau normatifnya.3Legal-formal adalah hukum yang ada

hubungannya dengan halal dan haram,boleh atau tidak dan

sejenisnya.Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam

nash.Dengan demikian,pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat

luas sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fikih

(usuliyin),ahli hukum islam(fuqaha),ahli tafsir (mufassirin) dan ahli hadits

(muhaddithin) ada hubungannya dengan aspek legal-formal serta ajaran islam

dari sumbernya termasuk pendekatan normatif.

Sisi lain dari pendekatan normatif secara umum ada dua teori yang

dapat digunakan bersama pendekatan normatif-teologis.Teori yang pertama

adalah hal - hal yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran serta dapat

dibuktikan secara empirik dan eksperimental.Teori yang kedua adalah hal-hal

yang sulit dibuktikan secara empirik dan eksperimental.Untuk hal-hal yang

dapat dibuktikan secara empirik biasanya disebut masalah yang berhubungan

dengan ra’yi (penalaran).

Sedang masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan empirik

(ghaib) biasanya diusahakan pembuktiannya dengan mendahulukan

kepercayaan.Hanya saja cukup sulit untuk menentukan hal-hal apa saja yang

3 Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2009,hlm 197

4

Page 5: Bab i1 psi

masuk klasifikasi empirik dan mana yang tidak terjadi sehingga menyebabkan

perbedaan pendapat dikalangan para ahli.Maka sikap yang perlu dilakukan

dengan pendekatan normatif adalah sikap kritis.

Adapun beberapa teori popular yang dapat digunakan dengan

pendekatan normatif disamping teori-teori yang digunakan oleh para

fuqaha’,usuluyin,muhaddithin dan mufassirin diantara adalah teori teologis-

filosofis yaitu pendekatan memahami Al Qur’an dengan cara

menginterpretasikannya secara logis-filosofi yakni mecari nilai-nilai objektif

dari subjektifitas Al Quran.

Teori lainnya adalah normatif-sosiologis atau sosiologis seperti yang

ditawarkan Asghar Ali Engerineer dan Tahir al-Haddad yakni dalam

memahami nash (Al Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW.) selain itu ada

pemisahan antara nash normatif dengan nash sosiologis.Nash normatif adalah

nash yang tidak tergantung pada konteks. Sementara nash sosilogis adalah

nash yang pemahamannya harus disesuaikan dengan konteks waktu, tempat

dan lainnya.

Dalam aplikasinya pendekatan nomatif tekstualis tidak menemui

kendala yang berarti ketika dipakai untuk melihat dimensi islam normatif yang

bersifat Qoth’i. Persoalanya justru akan semakin rumit ketika pendekatan ini

dihadapkan pada realita dalam Al-Quran bahkan diamalkan oleh komunitas

tertentu secara luas contoh yang paling kongkrit adalah adanya ritual tertentu

dalam komunitas muslim yang sudah mentradisi secara turun temurun,seperti

slametan (Tahlilan atau kenduren).

Dari uraian tersebut terlihat bahwa pendekatan normatif tekstualis

dalam memahami agama menggunakan cara berpikir deduktif yaitu cara

berpikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak

sehingga tidak perlu dipertanyakan lebih dulu melainkan dimulai dari

keyakinan yang selanjutnya diperkuat dengan dalil-dalil dan argumentasi.

Pendekatan normatif tektualis sebagaimana disebutkan diatas telah

menunjukan adanya kekurangan seperti eksklusif dogmatis yang berarti tidak

mau mengakui adanya paham golongan lain bahkan agama lain dan

5

Page 6: Bab i1 psi

sebagainya.Namun demikian melalui pendekatan norrmatift tektualis ini

seseorang akan memiliki sikap militansi dalam beragama sehingga berpegang

teguh kepada agama yang diyakininya sebagai yang benar tanpa memandang

dan meremehkan agama lainya.

C. Pendekatan Semantik

Semantik dalam bahasa Yunani adalah semantikos yang berarti

memberikan tanda.Berasal dari akar kata sema yang berarti tanda.Semantik

menurut Toshihiko Izutsu adalah kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci

suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian

konseptual weltan schaung (pandangan dunia) masyarakat yang menggunakan

bahasa tersebut, tidak hanya sebagai alat bicara dan berfikir,akan tetapi yang

lebih penting lagi adalah pengkonsepan dan penafsiran dunia yang

melingkupinya.

Dalam bahasa ada banyak kosakata yang memiliki sinonim terlebih

dalam bahasa Arab.Bidang semantik memahami jaringan konseptual yang

terbentuk oleh kata-kata yang berhubungan erat sebab tidak mungkin kosakata

akan berdiri sendiri tanpa adanya kaitan dengan kosakata lain.Al-Qur’an

sering menggunakan kata yang hampir memiliki kesamaan,namun memiliki

arti yang berbeda.

Semantik merupakan istilah teknik yang menunjuk pada studi tentang

makna. Semantik berarti teori makna atau teori arti yakni cabang sistematik

bahasa yang menyelidiki makna.Semantik terdiri dari dua komponen yaitu

komponen yang mengartikan yang berbentuk bunyi-bunyi bahasa dan

komponen yang.Kedua komponen ini merupakan tanda atau lambang

sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah suatu yang berada di luar

bahasa yang biasa.

Maksud dari pendekatan semantik diatas adalah kajian yang

menekankan pada aspek bahasa.Maka studi Islam dengan menggunakan

pendekatan semantik sama artinya dengan studi tentang Islam dengan

menekankan pada unsur bahasa yang dalam bahasa Arab sering disebut

6

Page 7: Bab i1 psi

dengan lughawi.Pendekatan ini sudah demikian popular dalam kajian tafsir

dan fiqh.Dalam penelitian hukum Islam dengan pendekatan semantik ada dua

pendekatan yang umum digunakan yakni sisi bahasa,sisi illat dan hikmah

(analogi dan hikmah).Maka yang dimaksud semantik adalah sisi bahasa yang

cakupan bahasanya demikian luas antara lain sisi struktur /

gramatikal,tunjukannya dan (3) maknawi.4

Semantik dalam studi Islam digunakan untuk mengetahui makna

sebuah kata atau kalimat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits atau lainnya.Hal ini

sangat penting mengingat satu pendekatan dapat dimengerti apabila diketahui

artinya dengan benar.Dengan demikian,konsep atau pengertian dari kosakata

itu menjadi jelas atau memperjelas makna kata yang kabur. Menurut Az-

Zarkasyi,pendekatan ini sama saja dengan memperjelas sesuatu yang global

sehingga menentukan kemungkinan makna lain selain yang

dikehendaki,mengkhususkan yang umum atau mengikat yang mutlak

contohnya arti kata kufur adalah tutup,penutup,berkaitan dengan memberi dan

menerima keuntungan, alu bermakna “mengabaikan dengan sengaja

kenikmatan yang diperoleh” yang akhirnya bermakna “tidak berterima kasih”.

Berikut adalah contoh penerapkan teori semantik pada salah satu kata

kunci dalam Al-Qur’an yaitu kata nisaa sebagai objek terapan dari pendekatan

semantik.Kata nisaa mempunyai nama lain di Al Qur’an dalam berbagai

bentuk diantaranya niswah,nisaa ukum,nisaa ikum,nisaa uhum,nisaa

ihim,nisaa ihinna dan nisaa ana terulang sebanyak 56 kali dalam Al-Qur’an

namun kesemuanya mewakili objek perempuan meski disebutkan dalam

konteks yang berbeda-beda, seperti:

1. Tentang wanita haidh dan keadaannya

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.Katakanlah:"Haidh itu

adalah suatu kotoran".Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri

dari wanita di waktu haidh dan janganlah kamu mendekati

mereka,sebelum mereka suci.Apabila mereka telah suci,maka campurilah

4 Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2009, hlm. 224.

7

Page 8: Bab i1 psi

mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang

yang mensucikan diri.(QS. Al-Baqarah:222)

2. Tentang wanita sebagai perhiasan

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-

apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak

dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah

ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat

kembali yang baik (surga).”(QS. Ali-Imran:14)

3. Perempuan sebagai bagian dari proses regenerasi

Hai sekalian manusia,bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri,dan dari padanya Allah menciptakan

isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-

laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang

dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

lain,dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.Sesungguhnya Allah selalu

menjaga dan mengawasi kamu.(QS. An-Nisaa:1)

4. Tentang hak perempuan dalam pewarisan

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-

bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari

harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak

menurut bahagian yang telah ditetapkan.(QS. An-Nisaa:7)

5. Perempuan dalam berkarir atau berkarya

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah

kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena)

bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan,

dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,

dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. An-Nisaa:32)

8

Page 9: Bab i1 psi

6. Tentang posisi dalam bidang keluarga

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena

Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian

yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan

sebagian dari harta mereka.Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang

ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh

karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu

khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka

di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka

mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk

menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

(QS. An-Nisaa: 34)

Dilihat dari komponennya nisaa berarti perempuan,secara umum tanpa

peduli dia kaya atau miskin,cantik atau tidak,baik beriman maupun kafir.Nisaa

yang memiliki makna dasar perempuan secara umum tersebut jika diterapkan

pada sebuah ayat akan menampakkan beberapa fungsi darinya, sebagaimana

makna relasional. Seperti jika dilihat kombinasi pada ayat-ayat di atas, akan

menunjukkan adakalanya nisaa menunjukkan pada sosok makhluk yang

memiliki potensi nafsu. Atau ada kalanya dia adalah makhluk sebagai oposisi

biner dari kaum laki-laki yang memiliki fungsi yang sama penting dalam

proses regenerasi.

Dari analisa semantik pada ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan kata nisaa menunjukkan objek perempuan secara umum dengan

segala peran dan kedudukannya antara lain:

1. Dalam ranah sosial yaitu perempuan memiliki kesempatan yang sama

untuk berkarir dan mendapatkan reward atas apa yang telah dikerjakan

serta hak untuk mendapatkan harta pusaka.

2. Dalam aspek alamiah sebagai penyempurna laki-laki dalam melaksanakan

peran reproduksi dan regenerasi.

9

Page 10: Bab i1 psi

3. Dalam ranah spiritual yaitu perempuan memiliki potensi untuk menjadi

hamba yang unggul dengan sebuah ketaqwaan.5

D. Pendekatan Filologi

Filologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu kata philos yang

berarti cinta dan logos yang berarti pembicaraan,kata atau ilmu.Pada kata

filologi kedua kata itu secara harfiyah membentuk arti cinta kata-kata atau

senang bertutur yang kemudian berkembang menjadi senang belajar,senang

kepada ilmu,senang kebudayaan sehingga dalam perkembangannya sekarang

filologi identik dengan senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi’.6

Filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang

mencakup sastra bahasa dan kebudayaan.Maka filologi berguna untuk meneliti

bahasa,meneliti kajian linguistik,makna kata-kata dan penilaian terhadap

ungkapan karya sastra.7Dalam lingkup kajian linguistik filologi sering dirujuk

sebagai ilmu untuk memahami teks dan bahasa kuno.Atas dasar anggapan

lingusitik itulah dalam tradisi akademik istilah filologi dijelaskan sebagai

kajian terhadap sebuah bahasa tertentu bersamaan dengan aspek kesusasteraan

dan konteks historis serta aspek kulturalnya.

Dalam hal ini dapat pula dijelaskan bahwa lingkup kajian filologis

meliputi kajian tentang tata bahasa,gaya bahasa,sejarah dan penafsiran tentang

pengarang serta tradisi kritikal yang dikaitkan dengan bahasa yang

disampaikan.Oleh karena itu jika filologi digunakan untuk memahami suatu

bahasa maka pendekatan yang memakai disiplin ilmu ini dimaksudkan untuk

mencari pemahaman terhadap asal usul bahasa tersebut.

Ada dua hal pokok dalam kegiatan filologi8 yaitu:

5 http://id.wikipedia.org/wiki/semantik diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 15.30 WIB.

6http://ber-guru.blogspot.com/2012/04/pendekatan-filologi-dalam-studi-islam.html 28 Maret 2013 pukul 14.30

7 Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa,2009,hlm. 225.

8 Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa,2009,hlm. 225.

10

Page 11: Bab i1 psi

1. Penulisan atau penyalinan kembali terhadap teks asli

2. Pemahaman atau memahami teks asli yang ada

Sebagai konsekuensinya ada beberapa hal yang mungkin terjadi yaitu :

1. Kesalahan dan perubahan

Kesalahan terjadi karena beberapa kemungkinan yakni

a. Kurang memahami bahasa

b. Kurang memahami pokok persoalan teks

c. Tulisannya kurang jelas

d. Salah baca atau kurang teliti.

2. Perubahan dapat terjadi karena

a. Memang disengaja oleh penyalin dengan anggapan ada ketidak tepatan

dalam teks asli.Maka yang ingin dikaji oleh filologi adalah memahami

dan menyalin teks untuk disesuaikan dengan teks aslinya .

b. Untuk membahasakan sesuai dengan bahasa yang ada pada masa

filologi.

Istilah pendekatan filologis mencakup pengertian-pegertian

istilahakademik, baik sebagai kajian bahasa secara umum yang disebut

sebagai filologi klasik, maupun perkembangan mutakhirnya yang mengalami

penyempitan sebagai bagian dari ilmu linguistik modern.

Dalam perkembangan terakhirnya filologi menitikberatkan

pengkajiannya pada perbedaan yang ada dalam berbagai naskah sebagai suatu

penciptaan dan melihat perbedaan-perbedaan itu sebagai alternatif yang

positif.Dalam hubungan ini suatu naskah dipandang sebagai penciptaan

kembali (baru) karena mencerminkan perhatian yang aktif dari

pembacanya.Sedangkan varian-varian yang ada diartikan sebagai

pengungkapan kegiatan yang kreatif untuk memahami,menafsirkan dan

membetulkan teks bila ada yang dipandang tidak tepat.

Obyek kajian filologi adalah teks sedang sasaran kerjanya berupa

naskah.Naskah merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

peninggalan tulisan masa lampau dan teks merupakan kandungan yang

11

Page 12: Bab i1 psi

tersimpan dalam suatu naskah.Naskah sering pula disebut dengan manuskrip

atau kodeks yang berarti tulisan tangan.

Naskah yang menjadi obyek kajian filologi mempunyai karaktristik

bahwa naskah tersebut tercipta dari latar social budaya yang sudah tidak ada

lagi atau yang tidak sama dengan latar social budaya masyarakat pembaca

masa kini dan kondisinya sudah rusak. Bahan yang berupa kertas dan tinta

serta bentuk tulisan, dalam perjalanan waktu telah mengalami kerusakan atau

perubahan.Gejala yang demikian ini terlihat dari munculnya berbagai variasi

bacaan dalam karya tulisan masa lampau.

Istilah pendekatan filologis mencakup pengertian-pegertian istilah

akademik, baik sebagai kajian bahasa secara umum yang disebut sebagai

filologi klasik, maupun perkembangan mutakhirnya yang mengalami

penyempitan sebagai bagian dari ilmu linguistik modern.9

1. Filologi Klasik

Lepas dari sentuhan mutakhir dalam perkembangan ilmu filologi,

pendekatan ilmiah yang memakai filologi sebagai alat analisis dalam

sejarah perkembangan kajian al-Qur’an dan ulumul al-Qur’an atau dalam

kajian Islam secara umum sudah dilakukan sejak lama lantaran materi al-

Qur’an dan Hadis tertuang dalam bahasa Arab.

2. Filologi Modern

Penelitian terhadap bidang kajian tafsir hadis melalui pendekatan

filologi dalam lingkup akademiknya secara modern dalam ilmu linguistik

modern menemukan arti pentingnya dalam mengkaji relasi transkripsi

sebuah teks dengan sumber-sumber aslinya.

E. Pendekatan Hermaneutika

Kata hermaneutika berasal dari kata yunani hermeneuien yang berarti

mengartikan, penafsirkan, menerjemahkan, bertidak sebagai penafsir10.Dalam

mitodologi yunani ada tokoh yang namanya yang dikaitkan dengan

9 http://anwarsy.wordpress.com/2010/01/26/pendekatan-filologis/ 1 April 2013 pukul 11.00

10 Ngainun Naim,Pengantar Studi Islam,Yogyakarta:Teras,2009,hlm112

12

Page 13: Bab i1 psi

hermaneutika yaitu Hermes. Menurut mitos,Hermes (Nabi Idris) bertugas

untuk menafsirkan kehendak dewa dengan bantua kata-kata manusia agar

dapat memehami kehendak dewa sebab bahasa dewa tidak bisa dipahami

manusia.

Hermeneutika juga dikenal sebagai bentuk metode filsafat

kontemporer yang mencoba menguak makna teks.Teks tersebut didialogkan

oleh reader dan dikomunikasikan dengan the world of the teks.11

Munculnya pendekatan hermaneutika bertujuan untuk menunjukan

ajaran tentang aturan-aturan yang arus diikuti dalam penfsiran sebuah teks

masa lampau,khususnya teks kitab suci dan teks kitab klasik.Hermaneutika

diutuhkan karena teks merupakan symbol yang mengadung makna ketika

dilihat oleh pembaca karena pada saat itu pembaca di sudutkan pada dua

kondisi yang bersamaan yaitu Akrab atau kenal (familiar) dan asing (alien)

dengan teks.

Akan tetapi dalam abad19,hermaneutika dalam arti luas meliputi

hampir semua tema filosofis tradisional,sejauh berkaitan dengan masalah

bahasa.Dalam peluasan pengertian,Hans George Gademer meringkas teori

hermaneutika secara filosofis dalam tiga aktivitas aksistensi manusia:subtilitas

intellegendi yang berarti memahami (understsnding),subtilitas explicandi

yang berarti menjelaskan atau menguraikan makna yang tersirat menjadi

makna tersurat dan subtilitas applicandi yang berarti menerapkan atau

mengaitkan makna suatu teks dengan situasi baru dan kini.

Dalam perkembangannya sekarang ini,hermaneutika minimal

mempunyai tiga pengertian.Pengertian tersebut diantaranya:

1. Peralihan dari suatu yang relative abstrak (misalnya ide pemikiran).

2. Usaha mengalihkan dari suatu bahasa asing yang maknanya gelap tidak

diketahui bahasa lain yang tidak bisa dimengerti oleh si pembaca.

3. Memidahkan suatu ungkapan pikiran yang kurang jelas diubah menjadi

bentuk ungkapan yang lebi jelas.

11 M. Rikza Chamami, MSI, Studi Islam Kontemporer, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2012

13

Page 14: Bab i1 psi

Dalam studi hermaneutika unsur interprensi merupakan kegiatan yang

paling penting sebab interprensi merupakan landasan bagi metode

hermaneutika.Pendekatan Hermeneutik menurut F.A. Wolf memberikan

interpretasi gramatikal (aspek kebahasaan),histories (tempat dan waktu) dan

retorik (semangat kejiwaan,latar belakang,tujuan dan makna filosofis yang

terkandung dalam suatu ide).12

Salah satu yang harus dipahami adalah cara kerja interprensi bukan

dilakukan secara bebas dan semua interperenter.Kerja interpentasi harus

dilakukan dengan tertutup pada evidensi objektif yakni bertolak dari fakta

bahwa sebagian besar perbedaan ilmu sosial terdiri atas konsep

tindakan.Konsep tindakan digunakan untuk mendekripsikan tindakan yang

dilakukan dengan tujuan sedemikian rupa sehinga seseorang bisa bertanya apa

arahnya,maksud dan tujuannya atau tujuan yang hendak dilakukan.

Untuk dapat membuat interpretasi,orang lebih dulu harus mengerti

atau memahami.Namun keadaan ini bukan didasarkan atas penentuan waktu

melainkan bersifat alamiah.Sebab menurut kenyataannya bila seseorang

mengerti,ia sebenarnya telah melakukan interpretasi dan sebaliknya.Ada

kesertamertaan antara mengerti dan membuat interpretasi keduanya bukan dua

momen dalam satu proses.Mengerti dan interpretasi menimbulkan ‘lingkaran

hermeneutic’.

Menurut Sumaryono, dengan mengutip pendapat Emilio Betti,tugas

seseorang yang melakukan interpretasi adalah menjamikan persoalan mengerti

yaitu dengan cara menyelidiki setiap detail proses interpretasi.Ia juga harus

merumuskan sebuah metodologi yang akan dipergunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemungkinan masuknya pengaruh subjektivitas terhadap

interpretasi objektif yang diharapkan.Betti mencoba memahami menurut

gayanya sendiri.Ia memeandang interpretasi sebagai sarana untuk mengerti.

Kegiatan interpretative adalah proses yang bersifat ‘triadik’

(mempunyai tiga segi yang saling berhubungan). Dalam proses ini terdapat

12 Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa,2009,hlm. 229

14

Page 15: Bab i1 psi

pertentangan antara pikiran yang diarahkan pada objek dan pikiran penafsir itu

sendiri.Orang yang melakukan interpretasi harus mengenal pesan atau

kecondongan sebuah teks,lalu ia harus meresapi isi teks sehingga yang pada

mulanya ‘yang lain’ kini menjadi ‘aku’ penafsir itu sendiri.Oleh karena

itu,dapat kita pahami bahwa mengerti secara sungguh-sungguh hanya akan

berkembang bila didasarkan atas pengetahuan yang benar.

Selain itu,aspek lain dalam hermeneutic yang sangat penting adalah

bagaimana mengungkap makna sebuah teks yang asing. Teks memang

mempunyai sistem makna tersendiri dan menyuarahkan sejumlah makna.

Namun teks hanya sebuah tulisan yang belum tentu mewakili pikiran si

penulis secara akurat.

Oleh karena itu, dalam memperoleh makna yang sebenarnya dibalik

teks, dibutuhkan perhatian secara serius untuk mempertimbangkan berbagai

variabel yang ada. Ada tiga variabel yang berperan pada saat kita dihadapkan

dengan proses mengartikan, menerjemahkan dan menafsirkan pada sebuah

teks.Teks terjadi komunikatif bila tiga variabel ini diperhatikan yaitu the

world of teks,the world of author dan the world of reader.

Dalam konteks studi islam,hermeneutic biasanya dipahami sebagai

ilmu tafsir yang mendalam dan bercorak filosofis sementara apabila

menyinggung mengenai tafsir orang pasti akan teringat kepada salah satu

variabel dalam agama yaitu kitab suci. Meskipun demikian,operasionalisasi

hermeneutic secara utuh sering kali ditentang oleh umat Islam tradisional

karena membawa tiga macam aplikasi yang bertentangan dengan pendirian

para ilmuan muslim konfensional.Tiga macam implikasi tersebut adalah

1. Hermeneutic membawa implikasi tanpa konteks teks itu tidak berharga

dan bermakna sementara ide tradisional menyatakan bahwa makna yang

sebenarnya itu apa yang dimaksud oleh Allah.

2. Hermeneutika memberi penekatan kepada manusia sebagai perantara yang

menghasilkan makna, sementara ide tradisional menyatakan bahwa Tuhan

sebenarnya yang menganuhgrahkan pemahman yang benar kepada

seseorang.

15

Page 16: Bab i1 psi

3. Ilmuan muslim tradisional telah membuat perbedaan yang tidak

terjembatani antara teks Al Qur’an serta tafsir dan penerimanya, teks Al

Qur’an dianggap sebagai cakral sehingga makna sebenarnya tidak

mungkin bisa dicapai.

F. Pendekatan Wacana

Pendekatan wacana lebih umum disebut analisis wacana.Analisis ini

digunakan untuk melacak dan menganalisis historisitas lahirnya konsep

lengkap dengan latar belakangnya.Teori yang umum digunakan dengan

pendekatan ini adalah teori Arkeologi Ilmu Pengetahuan yang ditawarkan

Michel Foucault (1926-1984)13

Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun

belakangan ini.Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi

penganalisisannya hanya kepada soal kalimat dan baru belakangan ini

sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan

wacana.

Seperti yang banyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi

pemberitaan selama dan sesudah tahun 1960-an,analisis wacana menekankan

pada ”how the ideological significance of news is part and parcel of

the methods used to process news” (bagaimana siginifikansi ideologis berita

merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk

memproses media)

Analisis wacana/pendekatan wacana adalah studi tentang stuktur pesan

dalam komunikasi.Lebih tepatnya analisis wacana berhubungan dengan aneka

fungsi (pragmatik) bahasa dalam penggunaan bahasa dan kesinambungan atau

untaian wacana.

Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang di

dalamnya terdapat cara komunikasi bukan serbatas pada penggunaan kalimat

atau bagian kalimat fungsi yang disebut wacana.Dalam upaya menganalisis

unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut,analisis wacana tidak

13 Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa,2009,hlm. 300.

16

Page 17: Bab i1 psi

terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa seperti halnya

semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi.

Dari segi analisisnya,ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan

sebagai berikut14:

1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat

(rule of use – menurut Widdowson).

2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam

konteks, teks, dan situasi (Firth).

3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui

interprestasi semantik (Beller)’

4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak

berbahasa (what is said from what is done – menurut Labov).

5. Analisa Wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara

fungional (functional use of language – Coulthard)

14 http://goyangkarawang.com/2010/09/pendekatan-metode-analisis-wacana-discourse-analysis/ tanggal 31 Maret pukul 12.00 WIB

17

Page 18: Bab i1 psi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,pendekatan adalah proses

perbuatan,cara mendekati,usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk

mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,metode – metode untuk

mencapai pengertian tentang masalah penelitian.Pendekatan tersebut yaitu

1. Pendekatan Normatif

Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari

sudut legal-formal atau normatifnya.

2. Pendekatan Semantik

pendekatan semantik adalah kajian yang menekankan pada aspek bahasa.

3. Pendekatan Filologi

Pendekatan filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti

luas yang mencakup sastra bahasa dan kebudayaan.

4. Pendekatan Hermaneutika

Pendekatan hermaneutika adalah mengartikan,penafsirkan,menerjemahkan

suatu teks.

5. Pendekatan Wacana

Analisis wacana/pendekatan wacana adalah studi tentang stuktur pesan

dalam komunikasi yang berkaitan dengan wacana.

B. Penutup

Demikian pemaparan makalah tentang Pendekatan Teks Studi

Islam.Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak

kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan demi

perbaikan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

18

Page 19: Bab i1 psi

DAFTAR PUSTAKA

Arief Armai, Pengantar IlmuMetodologi Pendidikan Islam, Jakarta:Ciputat Pers, 2002

Chamami Rikza, Studi Islam Kontemporer, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012

Hasan Chalidjah, KajianPendidikan Perbandingan, Surabaya: Al-Ikhlas,1995

Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009

Nasution Khoirudin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta:ACAdeMIA + TAZZAFA,2009

http://id.wikipedia.org/wiki/semantik diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 15.30 WIB.

http://ber-guru.blogspot.com/2012/04/pendekatan-filologi-dalam-studi-islam.html 28 Maret 2013 pukul 14.30

http://anwarsy.wordpress.com/2010/01/26/pendekatan-filologis/ 1 April 2013 pukul 11.00

http://goyangkarawang.com/2010/09/pendekatan-metode-analisis-wacana-discourse-analysis/ tanggal 31 Maret pukul 12.00 WIB

19

Page 20: Bab i1 psi

BIODATA PEMAKALAH

Nama : Mat Kholis

NIM : 093311021

Jurusa/Prodi : Kependidikan Islam

TTL : Demak, 10 Mei 1987

Pendidikan : MI Miftahuth Tholibin

MTs Miftahuth Tholibin

MA Miftahul Ullum

S1 IAIN Walisongo Semarang

Alamat : Waru RT 02 RW 06 Mranggen,Demak

No HP : 085727242664

Email : [email protected]

Nama : Pandini Isma Cholifah

NIM : 123911087

Jurusan/Prodi : PGMI

TTL : Semarang, 7 Juni 1994

Pendidikan : SD 05 Ngaliyan

SMP 8 Muhammadiyah

SMA N 13 Semarang

S1 IAIN Walisongo Semarang

Alamat : Pandana Merdeka B.14 RT 08 RW 03 Semarang

No HP : 08981601387

Email : [email protected]

Nama : Putri Wulan Septia Ningrum

NIM : 123911088

Jurusan/Prodi : PGMI

TTL : Semarang, 11 September 1994

Pendidikan : SD N Manyaran 01 A Semarang

SMP N 30 Semarang

20

Page 21: Bab i1 psi

SMA N 7 Semarang

S1 IAIN Walisongo Semarang

Alamat : Jalan Srinindito Raya No 36a RT 05 RW O1 Semarang

No HP : 08985944941

Email : [email protected]

Nama : Rajefi Ambar Lestari

NIM : 123911090

Jurusan/Prodi : PGMI

TTL : Demak, 8 Januari 1994

Pendidikan : SD N 4 Mranggen

SMP N 1 Mranggen

SMA 15 Semarang

Alamat : Jalan jatikusuman RT 07 RW 06 Mranggen, Demak

No HP : 089668216838

Email : [email protected]

Nama : Rifiani Zemi

NIM : 123911093

Juurusan/Prodi : PGMI

TTL : Pekalongan, 11 Januari

Pendidikan : SD N 04 Kedungwuni

SMP N I Kedungwuni

SMA N 1 Kedungwuni

S1 IAIN Walisongo Semarang

Alamat : Jalan Capgawen Utara No 34 Kedungwuni, Pekalongan

Kos : Seragan 2, Jrakah

No HP : 08965455552

Email : [email protected]

21

Page 22: Bab i1 psi

22

Page 23: Bab i1 psi

MAKALAH

PENDEKATAN TEKS STUDI ISLAM

Dipresentasikan dalam Mata Kuliah

Pengantar Studi Islam

yang diampu oleh : M. Rikza Chamami, MSI

Disusun Oleh :

Mat Kholis (093311021)

Pandini Isma C (123911087)

Putri Wulan SN (123911088)

Rajefi Ambar L (123911090)

Rifiani Zemi (123911093)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2013

23