laporan praktikum farmasi fisik i1
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II
PERCOBAAN III
NORIT SEBAGAI ADSORBEN
OLEH :
NAMA : HADIJAH
NIM : F1F1 12 013
KELAS : A
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : SYAHDAM HAMIDI
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
PERCOBAAN III
NORIT SEBAGAI ADSORBEN
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengkaji proses
adsorpsi menggunakan norit.
B. LANDASAN TEORI
Karbon aktif merupakan padatan berpori yang mengandung
85% - 95% karbon. Bahan-bahan yang mengandung unsur karbon
dapat menghasilkan karbon aktif dengan cara memanaskannya
pada suhu tinggi. Pori-pori tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
agen penyerap (adsorben). Karbon aktif dengan luas permukaan
yang besar dapat digunakan untuk berbagai aplikasi yaitu sebagai
penghilang warna, penghilang rasa, penghilang bau dan agen
pemurni dalam industri makanan. Karbon aktif adalah senyawa
karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan proses
aktivasi. Pada proses aktivasi ini terjadi penghilangan hidrogen,
gas-gas dan air dari permukaan karbon sehingga terjadi
perubahan fisik pada permukaannya. Pada proses aktivasi juga
terbentuk pori-pori baru karena adanya pengikisan atom karbon
melalui oksidasi ataupun pemanasan. Luas permukaan karbon aktif
berkisar antara 300-3500 m2/g dan ini berhubungan dengan
struktur pori internal yang menyebabkan karbon aktif mempunyai
sifat sebagai adsorben (Idrus, dkk, 2013).
Karbon aktif adalah bubuk hitam berpori yang sangat halus
dengan begitu banyak daerah permukaan dibandingkan dengan
beratnya. Karbon aktif mengikat banyak obat dan 10 g karbon akan
mengadsorpsi sekitar 1 g obat. Kabon aktif tidak mengadsorpsi
besi, agen orosif atau pelarut organik (Neal, 2006: hal. 96).
Karbon aktif biasanya cenderung hanya untuk penukar ion
namun kurang efektif mengadsorpsi ion logam hexavalent
chromium (CrVI), sedangkan karbon aktif yang telah dimodifikasi
dengan surfaktan (SMAC) lebih bersifat hydrophilic, sehingga dapat
mengadsorpsi ion logam hexavalent chromium (Agustinus, dkk.,
2013).
Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan oleh
padatan tertentu terhadap zat tertentu yang terjadi pada
permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul
pada permukaan zat padat tanpa meresap ke dalam. Proses
adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul
pada permukaan padatan yang tidak seimbang. Adsorpsi dapat
terjadi pada antarfasa padat-cair, padat-gas atau gas-cair. Molekul
yang terikat pada bagian antarmuka disebut adsorbat, sedangkan
permukaan yang menyerap molekul-molekul adsorbat disebut
adsorben (Tandy, dkk., 2012).
Kecepatan adsorpsi tidak hanya tergantung pada
perbedaan konsentrasi dan pada luas permukaan adsorben,
melainkan juga pada suhu, tekanan (untuk gas), ukuran partikel
dan porositas adsorben. Juga tergantung pada ukuran molekul
bahan yang akan diadsorpsi dan pada viskositas campuran yang
akan dipisahkan (cairan, gas) (Edahwati dan Suprihatin, 2003).
Adsorben merupakan bahan yang sangat berpori, dan
adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau
pada letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Karena pori-pori itu
biasanya sangat kecil, luas perrmukaan dalam menjadi beberapa
orde besaran lebih besar dari permukaan luar, dan bisa sampai
2.000 m2/gr. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul
atau karena perbedaaan polaritas menyebabkan sebagian besar
molekul melekat pada permukaan itu lebih erat daripada molekul-
molekul lainnya (Tandy, dkk., 2012).
Arang aktif adalah karbon yang mengadsorpsi anion,
kation, serta molekul dalam bentuk senyawa organic dan anorganik
berupa larutan dan gas. Arang aktif bersifat higroskopis; tidak
berbau; tidak berasa; tidak larut dalam pelarut berupa air, basa,
asam dan organic; serta tidak rusak karena perubahan pH, suhu,
atau komposisi limbah. Arang aktif berbentuk kristal mikro dan
karbon nongrafit yang pori-porinya mampu mengadsorpsi gas dan
uap dari camouran zat dan gas-gas yang tidak terlarut atau
terdispersi dalam cairan melalui aktifitasi (Hambali, dkk., 2006 :
hal. 103).
Arang aktif telah digunakan secara luas dalam berbagai
industri. Penggunaan arang aktif salah satunya adalah sebagai
adsorben. Arang aktif yang telah banyak digunakan saat ini adalah
yang berasal dari tempurung kelapa. Arang aktif dari tempurung
kelapa banyak digunakan sebagai adsorben karena memiliki daya
adsorpsi yang selektif, luas permukaan besar, dan memiliki daya
ikat kuat terhadap zat yang akan dipisahkan baik secara fisik
maupun kimiawi. Dalam penggunaannya sebagai adsorben, arang
dari tempurung kelapa perlu diaktivasi. Proses aktivasi berfungsi
untuk membuka pori-pori pada permukaan arang dengan cara
memecah ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul yang
terdapat pada permukaannya (Anggarini, dkk., 2013).
Isoterm adsorpsi merupakan suatu keadaan kesetimbangan
yaitu tidak ada lagi perubahan konsentrasi adsorbat baik di fase
terjerap maupun pada fase gas atau cair. Isoterm adsorpsi
biasanya digambarkan dalam bentuk kurva berupa plot distribusi
kesetimbangan adsorbat antara fase padat dengan fase gas atau
cair pada suhu konstan. Isoterm adsorpsi merupakan hal yang
mendasar dalam penentuan kapasitas dan afinitas adsorpsi suatu
adsorbat pada permukaan adsorben (Kundari dan Slamet, 2008).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Spektrofotometer
Kuvet
Gelas kimia
Pipet tetes
Timbangan analitik
Labu Erlenmeyer
Labu takar
Pipet volume
Filler
Cawan petri
Botol semprot
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
Norit
Akuades
Methyl red
Kertas saring
D. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
- diukur absorbans methyl red pada
400 nm-600 nm dengan interval 25
nm.
- ditentukan panjang gelombang
maksimum
= 400 nm
2. Adsorpsi Zat Warna
- ditimbang 0,1 gram
- dimasukkan setiap 0,1 gram masing-
masing ke dalam 50 ml larutan
methyl red 100 ppm, 200 ppm dan
300 ppm
- dikocok perlahan selama 10 menit
- didiamkan
- disaring untuk memisahkan filtrat
dan endapannya
Filtrat
- diukur absorbans filtrat pada
panjang gelombang 400 nm
Hasil pengamatan …?
Methyl red 300 ppm
Norit
3. Penentuan Konsentrasi Zat Warna
- ditentukan panjang gelombang
maksimum larutan zat warna secara
spektrometri
- dibuat kurva kalibrasi larutan
standar zat warna
- ditentukan konsentrasi zat warna
setelah adsorpsi menggunakan
kurva kalibrasi larutan standar
- dihitung berat zat warna yang
teradsorbsi
- dibuat grafik hubungan antara x/m
dan konsentrasi sesuai dengan
persamaan Freundlich
- ditentukan kapasitas adsorpsinya
Hasil pengamatan …?
Methyl red
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
a. Penentuan panjang gelombang
Panjang gelombang
(nm)
Absorbans
400 0,052
425 0,042
450 0,035
475 0,033
500 0,022
525 0,021
550 0,019
575 0,018
600 0,015
b. Absorbans larutan standar pada = 400 nm
Konsentrasi (ppm) Absorbans
150 0,34
200 0,47
250 0,67
300 0,87
c. Absorbans larutan sampel pada = 400 nm
Konsentrasi (ppm) Absorbans
100 0,0237
200 0,0274
300 0,0297
2. Analisis Data
a. Kurva standar
Konsentrasi (ppm) Absorbans
150 0,34
200 0,47
250 0,67
300 0,87
100 150 200 250 300 3500
0.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
0.340000000000001
0.47
0.670000000000003
0.870000000000003f(x) = 0.00358000000000002 x − 0.218000000000002
R² = 0.990907685170867
Kurva Larutan Standar
absorbans
Linear (ab-sorbans)
konsentrasi (ppm)
abso
rban
s
b. Konsentrasi sampel setelah adsorbsi
Konsentrasi (ppm) Absorbans
100 0,0237
200 0,0274
300 0,0297
Dik :
y = 0,003x – 0,218
Dit :
konsentrasi setelah adsorbs (akhir)…?
Penyelesaian:
substitusi absorbans sebagai nilai y
y = 0,003x – 0,218
0,0237 = 0,003x – 0,218
0,2417 = 0,003x
X = 0,24170,003
X = 80,56 mg
c. Perhitungan
Sampel Absorban
s
[akhir] [teradsorbs
i]
Massa
teradsorbsi
100 100 [awal] 19,44 0,972
200 200 81,8 118,2 5,91
300 300 82,56 217,44 10,872
Zat teradsorbsi
Dik. [awal] : 100
[akhir] : 80,56
Dit. [teradsorbsi] : ……??
Penyelesaian :
[teradsorbsi] = [awal] – [akhir]
[teradsorbsi] = 100 – 80,56
[teradsorbsi] = 19,44 mg
Massa teradsorbsi
Dik.
[teradsorbsi] : 19,44 mg
Vol.zat warna : 0,05 L
Dit. Massa teradsorbsi : ……??
Penyelesaian :
Massa teradsorbsi = [teradsorbsi] x vol. zat warna
Massa teradsorbsi = 19,44 mg x 0,05 L
Massa teradsorbsi = 0,972 mg.L
d. Isoterm adsorbsi
x (mg) m (mg) x/m log x/m log C
0,972 100 0,00972 -2,012 1,906
5,91 100 0,0591 -1,228 1,913
10,872 100 0,10872 -0,964 1,917
Keterangan:
x : massa teradsorbsi
m : massa adsorben
c : [akhir]
1.905 1.91 1.915 1.92
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
-2.012
-1.228-
0.964000000000001
f(x) = 97.1612903225795 x − 187.173720430105R² = 0.984990283436443
Kurva Isoterm Adsorbsi
log x/mLinear (log x/m)
log c
log
x/m
Dik. y : 97,16x – 187,1
Log x/m : 1/n log c + log Kf
Dit. k : …..??
n : ……??
Penyelesaian:
Log k : 187,1
K : 1,26 x 10187
1/n : 97,16
n : 0,010
F. PEMBAHASAN
Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan partikel suatu
fluida (cairan maupun gas) oleh suatu padatan hingga terbentuk
suatu film (lapisan tipis) pada permukaan adsorben. Adsorpsi
berbeda dengan absorbsi. Dimana Adsorpsi adalah suatu proses
pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke
permukaan zat padat yang menyerap. Adsorpsi merupakan
penyerapan suatu zat terhadap zat cair, padat ataupun gas yang
tidak sampai ke dalam zat tersebut tetapi hanya membentuk satu
lapisan saja yang menyelimuti zat yang lain atau bisa dikatakan zat
yang terserap hanya berada disekeliling permukaan zat.
Sedangkan proses absorpsi merupakan penyerapan suatu zat cair
ke dalam zat yang lainnya hingga keduanya menyatu.
Dalam percobaan ini akan dilihat bagaimana proses
adsorpsi menggunakan norit. Penggunaan dari Norit ini, karena
norit adalah arang aktif dan merupakan karbon aktif yang dapat
bertindak sebagai adsorben dengan daya serap yang tinggi
terhadap adsorbat seperti zat warna, zat berbau dan zat beracun.
Tingginya daya serap dari norit dikarenakan memiliki luas
permukaan yang sangat besar yaitu antara 300-2500 nm2. Karbon
aktif merupakan senyawa karbon amorf dan berpori yang
mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan
yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa, dan sebagainya)
atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik
aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang
lebih luas.
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap
komponen tertentu dari suatu fase fluida. Sedangkan adsorbat
adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang terkonsentrasi
pada permukaan adsorben. Prinsip uji norit sebagai adsorben
adalah banyaknya zat yang terserap didasarkan atas banyak atau
sedikitnya konsentrasi yang digunakan dan tidak tergantung pada
suhunya. Perlakuan pertama yaitu penentuan panjang gelombang
maksimum yang nantinya akan digunakan pada proses absorbans
dengan menggunakan larutan warna 300 ppm. Kemudian
penentuan absorbans sampel. Dimana konsentrasi larutan sampel
yang digunakan ialah 100 ppm, 200 ppm dan 300 ppm. Tujuan
penvariasian larutan sampel ialah untuk melihat kapasitas
absorbsinya. Kapasitas adsorpsi adalah kemampuan adsorben
untuk menyerap suatu zat pada adsorbatnya. Dalam hal ini sampel
yang digunakan yaitu norit yang bertidak sebagai adsorben dan
methyl red sebagai adsorbat.
Pada larutan methyl red, di buat larutan standar dengan
konsentrasi yang bervariasi yaitu 150, 200, 250 dan 300 ppm.
Perbedaan konsentrasi ini dilakukan dengan tujuan agar terjadi
perbandingan pada saat pengukuran absorbansinya menggunakan
spektrofotometer. Larutan standar dibuat dengan tujuan untuk
menentukan konsentrasi yang terserap yang akan digunakan pada
pembuatan kurva kalibrasi.
Prinsip kerja spektrofotometer ialah dengan memancarkan
sinar tampak yang kemudian melewati suatu larutan dan diserap
oleh larutan yang dilewati sehingga serapannya tersebut yang
dikatakan sebagai absorbansi. Dimana alat spektrofotometer ini
bekerja secara cahaya tampak sehingga hanya dapat membaca
absorbansi zat yang memiliki warna pada larutannya.
Pengukuran absorbansi dengan menggunakan
spektrofotometer dilakukan agar dapat dibuat kurva perbandingan
antara konsentrasi dengan nilai absorbansi. Dengan perlakuan
tersebut, maka dapat dibuat kurva isotherm adsorbsi. Persamaan
isoterm yang digunakan pada percobaan ini adalah isoterm
Feundlich, dengan persamaan :
log (x/m) = 1/n log c + log kf
sehingga dari persamaan diatas, maka dapat diketahui nilai n dari
gradient (slope) dan nilai K dari intersep.
Penggunaan Arang aktif dalam bidang farmasi, dipasarkan
dalam bentuk sediaan komersil norit untuk obat diare. Selain itu
dalam industri obat dan makanan digunakan duntuk menyaring
dan menghilangkan bau dan rasa pada obat dan makanan serta
sebagai katalisator untuk reaksi katalisator vinil chloride dan vinil
acetat.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa semakin banyak konsentrasi zat yang
digunakan maka semakin tinggi pula nilai adsorpsinya yaitu, 100
ppm adsorbansinya 0,0237Å, 200 ppm adsorbansinya 0,0274Å,
dan 300 ppm adsorbansinya 0,0297Å.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus, Tri Sumardi E., dkk., 2013, Peningkatan Daya Serap Karbon Aktif Terhadap Ion Logam Hexavalent Chromium (CRVI) Melalui Modifikasi Dengan Cationic Surfactant (Ethylinediamine), Jurnal Riset Geologi Dan Pertambangan, Vol.23, No.1.
Anggarini, Dita, dkk., 2013, Studi Aktivasi Arang Dari Tempurung Kelapa Dengan Pengozonan, Kimia.Student Journal, Vol. 2, No. 1, Malang.
Edahwati, Luluk dan Suprihatin, 2003, Kombinasi Proses Aerasi, Adsorpsi, Dan Filtrasi Pada Pengolahan Air Limbah Industri Perikanan, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol.1, No. 2, Surabaya.
Hambali, Eriza, dkk., 2006, Jarak Pagar Penghasil Biosel, Penebar Swadaya : Bogor. (Hal. 103).
Idrus, Rosita, Boni P. L. dan Yoga S. P., 2013, Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa, Prisma Fisika, Vol. I No. 1, Pontianak.
Kundari, Anis Noor dan Slamet Wiyuniati, 2008, Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga Dalam Limbah Pencuci Pcb Dengan Zeolit, Seminar Nasional Iv Sdm Teknologi Nuklir, ISSN 1978-0176, Yogyakarta.
Neal, 2006, Farmakologi Medis. Erlangga : Jakarta. (Hal. 103).
Tandy, Edward, dkk., 2012, Kemampuan Adsorben Limbah Lateks Karet Alam Terhadap Minyak Pelumas Dalam Air, Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 1, No. 2, Medan.