laporan farmasi fisik

22
KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPARENT SOLUBILITY) A. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pHlarutan terhadap kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah. B. Landasan Teori Daya kelarutan suatu zat berkhasiat memegang peranan penting dalam formulasi suatu sediaan farmasi . Lebih dari 50% senyawa kimia baru yang ditemukan saat ini bersifat hidrofobik. Kegunaan secara klinik dari obat-obat hidrofobik menjadi tidak efisien dengan rendahnya daya kelarutan, dimana akan mengakibatkan kecilnya penetrasi obat tersebut di dalam tubuh. Kelarutan suatu zat berkhasiat yang kurang dari 1 mg/ml mempunyai tingkat disolusi yang kecil karena

Upload: noname

Post on 22-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: laporan farmasi fisik

KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPARENT SOLUBILITY)

A. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pHlarutan terhadap

kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah.

B. Landasan Teori

Daya kelarutan suatu zat berkhasiat memegang peranan penting dalam

formulasi suatu sediaan farmasi . Lebih dari 50% senyawa kimia baru yang

ditemukan saat ini bersifat hidrofobik. Kegunaan secara klinik dari obat-obat

hidrofobik menjadi tidak efisien dengan rendahnya daya kelarutan, dimana akan

mengakibatkan kecilnya penetrasi obat tersebut di dalam tubuh. Kelarutan suatu

zat berkhasiat yang kurang dari 1 mg/ml mempunyai tingkat disolusi yang kecil

karena kelarutan suatu obat dengan tingkat disolusi obat tersebut sangat berkaitan

( Jufri dkk, 2004).

Keunggulan penggunaan larutan asam lemah adalah disamping harganya

yang murah dan mudah diperoleh juga relatif lebih aman bagi kesehatan manusia,

namun demikian kajian tentang pengaruhnya terhadap perubahan struktur serabut

kolagen yang terkait langsung dengan sifat-sifat gelatin secara kuantitatif maupun

kualitatif belum banyak diketahui ( Said dkk, 2013 ).

Page 2: laporan farmasi fisik

Asam salisilat yang merupakan turunan fenol memiliki rumus molekul

C7H6O3 dengan berat molekul berat molekul 138,123 g/mol berwarna putih

dalam bentuk powder / bubuk dimana titik lelehnya 157-159 oC dan titik didihnya

211 oC. Kelarutan Asam salisilat di dalam air yaitu 2 g/L dimana densitasnya

1,443 g/cm3. Asam salisilat disintesis dengan proses karboksilasi dengan bahan

baku fenol, NaOH, CO2, dan H2SO4. Proses Karboksilasi masih merupakan

proses tunggal hingga saat ini karena merupakan proses pembuatan paling

murah9. Rumus kimia dari senyawa ini adalah C7H6O3, termasuk turunan

senyawa aromatik yang mempunyai 2 gugus fungsi, yaitu: gugus hidroksi dan

gugus karboksilat ( Yulistia dkk, 2013 ).

Asam Benzoat merupakan senyawa yang kurang larut dalam air karena

merupakan asam lemah. Penambahan NaOH 10% sebanyak 10 tetes larutan

bersifat basa yang ditunjukan oleh perubahan kertas lakmus merah menjadi biru

akan menyebabkan molekul asam benzoat yang tidak terdisosiasi menjadi garam

benzoat yang merupakan senyawa ion yang mudah larut dalam air. pengadukan

yang berfungsi untuk membuat larutan menjadi homogen. Setelah larutan

dibiarkan semalam, partikel-partikel terdispersi yang tidak larut dalam air seperti

lemak akan dapat mengendap dalam bentuk garam asam lemak. Penyaringan

dilakukan agar partikel-partikel yang tidak larut air dapat dipisahkan dari larutan.

Benzoat akan berada dalam larutan air pada filtrat dalam bentuk garam( Taib dkk,

2014 ).

Page 3: laporan farmasi fisik

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

a. Tabung reaksi

b. Gelas kimia 100 mL

c. Gelas ukur 50 mL

d. Labu takar 50 mL

e. Batang pengaduk

f. Pipet tetes

g. Oven

h. Timbangan analitik

i. Sendok tanduk

j. Botol gelap

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

a. Akuades (H2O)

b. Asam Benzoat (C6H5COOH)

c. Asam Salisilat (CH3COOH)

d. Natrium Salisilat (NaCOOH)

e. Kertas saring

f. Kertas perkamen

Page 4: laporan farmasi fisik

D. PROSEDUR KERJA

- Dipipet 10 mL

- Ditambahkan 0,2 gr asam benzoat

- Dikocok selama 20 menit

- Disaring menggunakan kertas saring yang telah

ditimbang

Cairan/filtrate

- Dikeringkan dalam oven

- Ditimbang

- Dihitung asam benzoate yang larut

- Dihitung konsentrasi yang larut

Hasil Pengamatan …?

Sisa asam benzoat + kertas saring

DAPAR pH

Page 5: laporan farmasi fisik

E. HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel Hasil Pengamatan

No pH

Berat Kertas

Saring (gr)Asam Benzoat tidak larut (gr)

(berat kertas saring akhir-awal)Awal Akhir

1 3,2 0,4 0, 65 0,65 – 0,4 = 0, 25

2 3,3 0,5 0, 64 0,64 – 0,5= 0, 14

3 3,4 0,5 0, 65 0,65 – 0,5 = 0, 15

4 3,5 0,5 0, 71 0,71 – 0,5 = 0, 21

1. Analisis Data

a. Massa asam benzoat yang larut

pH 3,2

Massaas.benzoat = 0,65 gr – 0,25 gr

= 0,4gr

pH 3,3

Massaas.benzoat = 0,64 gr – 0,14 gr

= 0,5 gr

pH 3,4

Massaas.benzoat = 0,65 gr – 0,15 gr

= 0,5gr

Page 6: laporan farmasi fisik

pH 3,5

Massaas.benzoat = 0,71 gr – 0,21 gr

= 0,5gr

2. Menghitung kelarutan Intrinsik (So)

pH 3,2

So = massa

Mr asam benzoate x

1v

= 0,4122

x 1

0,01 = 0,32 M

pH 3,3

So = massa

Mr asam benzoate x

1v

= 0,5122

x 1

0,01 = 0,40 M

pH 3,4

So = massa

Mr asam benzoate x

1v

= 0,5122

x 1

0,01 = 0,40 M

pH 3,5

So = massa

Mr asam benzoate x

1v

= 0,5122

x 1

0,01 = 0,40 M

Page 7: laporan farmasi fisik

Hubungan Antara pH dengan Kelarutan Intrinsik Asam Benzoat

pH Asam Benzoat Massa C7H6O2 yang larut

3,2 0,4 gr

3,3 0,5 gr

3,4 0,5 gr

3,5 0,5 gr

Kurva Hubungan pH dengan Kelarutan Intrinsik

3. Untuk menghitung konsentrasi kelarutan semu (S)

Untuk pH 3,2

Log (S−So)

So= pH –pKa

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

0.10.20.30.40.50.60.70.80.91

Grafik Hubungan antara pH dan Ke-larutan Intrinsik

pH

Kela

ruta

n Se

mu

Page 8: laporan farmasi fisik

(S−So)So

= Inv log (pH –pKa) x (So)

(S –So) = Inv log (3,2 – 4,19) x (0,32) + (0,32)

(S) = Inv log (3,2 – 4,19) x 0,32 + 0,32

= -1,07 M

Untuk pH 3,3

Log (S−So)

So= pH –pKa

(S−So)So

= Inv log (pH –pKa) x (So)

(S –So) = Inv log (3,3 – 4,19) x (0,40) + (0,40)

(S) = Inv log (3,3 – 4,19) x 0,40 + 0,40

= 0,45M

Untuk pH 3,4

Log (S−So)

So= pH –pKa

(S−So)So

= Inv log (pH –pKa) x (So)

(S –So) = Inv log (3,4 – 4,19) x (0,40) + (0,40)

(S) = Inv log (3,4 – 4,19) x 0,40 + 0,40

= 0,35 M

Untuk pH 3,5

Log (S−So)

So= pH –pKa

(S−So)So

= Inv log (pH –pKa) x (So)

Page 9: laporan farmasi fisik

(S –So) = Inv log (3,5 – 4,19) x (0,40) + (0,40)

(S) = Inv log (3,5 – 4,19) x 0,40 + 0,40

= 0,46 M

Hubungan antara pH dan kelarutan asam Benzoat

pH Asam Benzoat Kelarutan Asam Benzoat

3,2 -1,07 M

3,3 0,45 M

3,4 0,35 M

3,5 0,46 M

Kurva Hubungan antara pH dan Kelarutan Semu

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50

0.10.20.30.40.50.60.70.80.91

Grafik Hubungan antara pH dan Ke-larutan Semu

pH

Kela

ruta

n Se

mu

Page 10: laporan farmasi fisik

F. PEMBAHASAN

Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting

untuk diperhatikan pada tahap preformulasi sebelum memformula bahan obat

menjadisediaan. Beberapa metode dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan

obat,antara lain: melalui pembentukan garam, perubahan struktur internal

kristal(polimorfi) atau penambahan suatu bahan penolong, misalnya

bahan pengompleks, surfaktan dan kosolven (Sukmawatidkk, 2005).

Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat

yang penting dalam meramalkan derajat absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-

obatyang mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs)

seringkalimenunjukkan ketersediaan hayati rendah dan kecepatan disolusi

merupakan tahap penentu ( rate limiting  step ) pada proses absorpsi obat (Zainiet

dkk, 2011).

Absorpsi obat adalah gerakan suatu obat dari tempat pemberian

masuk dalam aliran darah. Untuk obat-obat tertentu harus mengalami transport

aktif untuk melewati membran biologik guna mencapai aliran darah (Staf

Pengajar Departemen Farmakologi Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2008).

Kecepatanabsorpsi obat dipengaruhioleh berbagai hal, misalnya obat

yang diberikan per oralmempunyai aksi yang lebih lambat bila dibanding dengan

Page 11: laporan farmasi fisik

pemberian melalui vena.Adanya makanan dalam lambung dapat menghambat

absorpsi obat.Absorpsi jugadipengaruhi oleh bentuk, konsentrasi dan dosis obat

(Priharjo, 1995).

Salah satu bahan pengawet yang sering diugunkana dalam makanan

aalamasam benzoat (C6H5COOH).Pengawet ini sangat cocok digunkan untuk

bahanmakanan yang berisfat asam seperti saos tomat. Bahan ini bekerja sangat

efektif  pada pH 2,5 - 4,0 untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri

(Siaka, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan ialah : (a) pengaruh jenis zat

pada kelarutan. Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling

bercampur dengan baik,sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda

umumnya dapat saling bercampur polar, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya

berbeda umumnya kurang data saling bercampur. Senyawa yang bersifat polar

akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah

larut dalam pelarut nonpolar ; (b) pengarug temperatur pada kelarutan . Kelarutan

gas umumnya berkurang pada temperature yang lebih tinggi. Misalnya, jika air

dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembunggas yang keluar dari dalam

air,sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkuarang; (c) pengaruh

tekanan pada kelarutan. Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan

zat cair atau padat.Kelarutan gas sebanding dengan tekanan tiap gas itu. Menurut

hukum Henry massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan

(pelarutnya)berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan

partial ), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu.

Page 12: laporan farmasi fisik

Pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH terhadap

kelarutan semu asam benzoate. Kelarutan semu merupakan keadaan dimana suatu

zat terlarut seolah-olah telah larut seluruhnya dan zat pelarut,namun sebenarnya

masih terdapat bagian zat terlarut . Dalam percobaan ini digunakan asam benzoat

sebagai zat yang hendak diukur kelarutan semunya.

Asam benzoat merupakan salah satu senyawa organik golongan asam

aromatik. Untuk mengukur nilai kelarutan semu asam benzoat,digunakan larutan

dapar fosfat dengan berbagai pH tertentu . Berdasarkan percobaan yang dilakukan

diperoleh hasil berupa pH yang berbeda-beda yaitu pada pH 3,2 = 0,32, pH 3,3 =

0,40, pH 3,4 = 0,40 serta pada pH 3,5 = 0,40. Ini sesuai dengan teori yang ada

mengenai pengaruh pH terhadap kelarutan, sebagaimana dinyatakan bahwa

semakin besar pH pelarutnya maka akan semakin besar pula keadaan larutannya.

Dalam prosesnya, asam benzoat dilarutkan dalam larutan dapat fosfat

dengan ukuran pH yang telah ditentukan sebelumnya secara bersamaan ada tiap-

tiap pH yang telah ditentuakan,kemidian dilakukan pengocokan.Pada pengcokan

dilakukan dengan tujuan untukmempercepat terjadiya reaksi.Dalam percobaan

yang telah dilakukan , pengocokan dilakukan selama bebrapa menit,akan tampak

bagian asam benzoate yang tidak larut dalam larutan dapar fosfat. Hal tersebut

menunjukkan bahwa asam benzoate memiliki kelarutan semu.

Pada hasil yang diperoleh tersebut kemungkinan ketidakakuratan terjadi

dipengaruhi oleh beberapa faktor kesalahan pada metode yang dilakukan yakni

kesalahan pada penimbangan, sampel terkontaminasi lingkungan sekitar,

Page 13: laporan farmasi fisik

pengeringan dan pemanasan kurang maksimal dan suhu pada saat pemanasan

ataupun pengocokan yang dilakukan secara manual.

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

nilai pH larutan sangat mempengaruhi kelarutan suatu bahan obat yang bersifat

asam lemah (Asam Benzoat) dimana semakin tinggi pH akan semakin tinggi pula

kelarutan suatu obat yang bersifat asam lemah.

Page 14: laporan farmasi fisik

DAFTAR PUSTAKA

Jufri, M., Binu,A.,Rahmawati,J. 2004. Formulasi Gemeksan Dalam Bentuk

Mikroemulsi. Majalan ilmu kefarmasian.Vol.1.No.3.

Priharjo, Robert. 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Penerbit

Buku Kedokteran EGC :Jakarta.

Said, Muhammad Irfan., Suharjono Triatmojo., Yuny Erwanto., dan Achamd

Fudholi.2013. Profil Histologis Serabut Kolagen Pada Kulit Kambil

Bligon yang Direndam Dalam Larutan Asan Dan Basa Lemah pada

Konsentrasi Berbeda.Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil

Ternak.Vol(8)No(1).

Siaka, I M., 2009.Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat

YangBeredar di Wilayah Kota Denpasar. Jurnal Kimia. Vol : 3 (2).

Sukmawati, Anita, Erindyah R.W. 2005. Peningkatan Kelarutan -1

MelaluiPembentukan Kompleks dengan Polivinilpirolidon.Jurnal

Penelitian Sains dan Teknologi.Vol : 6 (2).

Page 15: laporan farmasi fisik

Zaini, Erinal, Auzal Halim, Sundani N. Soewandhi, Dwi Setyawan. 2011.

Peningkatan Laju Pelarutan Tripetoprim Melalui Ko-Kristalisasi Dengan

Nikotinamida.Jurnal Farmasi Indonesia.Vol : 5 (4).

Taib, Muhammad Zaid, Frenly Wehantouw., dan Fatimawali. 2014. Analisis

Senyawa Benzoat Pada Kecap Manis Produksi Lokal Kota Manado.Jurnal

Ilmiah Farmasi. Vol(3)No(1).

.

Page 16: laporan farmasi fisik