laporan praktikum farmasi

Upload: randy-myken

Post on 03-Apr-2018

2.167 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    1/61

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ilmu Farmasi Kedokteran (IFK) adalah ilmu yang mempelajari tentang peresepan

    obat secara rasional yaitu meliputi : pemberian obat yang tepat, pada pasien yang tepat,

    dengan bentuk sediaan obat yang tepat, dosis obat yang tepat, waktu minum obat yang

    tepat. Cara pemberian obat yang tepat. Jalur pemakaian obat yang meliputi secara oral,

    rektal dan parenteral serta yang lainnya harus ditentukan dan ditetapkan sebagai petunjuk

    tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status

    penyakitnya serta teknik penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya.

    Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam memaksimalkan

    proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek biologis suatu

    obat sepertu absorbsi, kecepatan absorbsi dan bioavailabilitas (total obat yang diserap),

    cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration

    of action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat

    untuk memberikan respon tertentu. Setiap cat pemberian obat memiliki keuntungan dan

    kerugian masing-masing yang dimana tujuannya obat dapat mencapai reseptor kerja yang

    diinginkan setelah diberikan melalui rute tertentu yang nyaman dan aman.

    B. Tujuan1. Display berbagai bentuk sediaan obat topikal

    Mengetahui berbagai bentuk sediaan obat topikalMengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sediaanMengetahui dasar pemilihan bentuk sediaan obat topikal

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    2/61

    2. Membuat larutan KMnO4 0,02% dan 0,01% sebanyak 50 CC dari larutan indukKMnO4 1%

    Mampu menjelaskan maksud dan tujuan pembuatan sediaan obat cair Mampu menjelaskan alasan pemilihan bentuk obat cair untuk penggunaan

    topikal ditinjau dari segi pasien, lokasi yang diobati dan tujuan pengobatan

    Mampu membuat bentuk obat racikan dari bentuk sediaan obat cair yangmasih lazim digunakan

    Menjelaskan keuntungan dan kerugian bentuk sediaan obat cairdibandingkan sediaan obat lain (padat/ padat)

    3. Membuat salep 2-4 dan salep AAV-1 Mampu menjelaskan maksud dan tujuan pembuatan obat setengah padat

    untuk penggunaan topikal

    Menjelaskan keuntungan dan kerugian bentuk sediaan obat setengah padatdibandingkan dengan bentuk sediaan obat lain (padat/cair)

    Mampu membuat obat bentuk sediaan obat setengah padat racikan yangmasih lazim digunakan.

    4. Untuk mengetahui interaksi obat jadi dengan bahan aktif obat yang menyebabkankrim pecah

    5. Untuk mengetahui interaksi obat yang menyebabkan cream berubah warna6. Daya sebar krim untuk menentukan jumlah obat yang diaplikasikan

    Mengetahui daya sebar berbagai sediaan obat topikal dan aplikasinya Mengetahui jumlah obat topikal yang diperlukan sesuai luas lesi dan bentuk

    sediaan obat topikal

    C. Alat dan Bahan1. Display berbagai bentuk sediaan obat topikal

    berbagai macam bentuk sediaan seperti selep, krim, gel, lotio, bedak, pasta Display :

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    3/61

    a. Sediaan padat- Kristal KmnO4- Bedak salisil 1%, 2%

    b. Sediaan Cair- Solusio KmnO4 1:5.000 dan 1:10.000- Lotio Kummerfeldi- Bedak kocok

    c. Sediaan semisolid/setengah padat- Krim hidrokortison 1%, 2,5%- Salep 2-4- Salep gentamisin- Salep iktiol- Bioplacenton gel- Pasta lassari- Krim untukDiaper rash

    2. Membuat larutan KMnO4 0,02% dan 0,01% sebanyak 50 CC dari larutan indukKMnO

    41%

    Spuit, gelas ukur, Erlenmeyer/bekerglas, alcohol, aquadest, botol 50cc,Serbet

    3. Membuat salep 2-4 dan salep AAV-1 Salep 2-4 :

    - Asam Salisilat 200 mg- Sulfur Praecipitatum 400 mg- Vaselin flavum ad 10

    Salep AAV -1 :- Asam Salisilat 3%- Asam Benzoat 6%- Vaselin Album ad 10

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    4/61

    4. Interaksi obat jadi dengan bahan aktif obat yang menyebabkan krim pecah Esperson Cream 5 gram Asam Salisilat 5% dari 5gram

    5. Interaksi obat yang menyebabkan cream berubah warna Formico Cream 5 gram Asam Salisilat 2% dari 5 gram

    6. Daya sebar krim untuk menentukan jumlah obat yang diaplikasikan krim Mycronozale alkohol 70% 2 buah kaca dengan ukuran diameter Penggaris untuk mengukur hasil

    D. Cara Kerja1. Display berbagai bentuk sediaan obat topikal

    Mencatat berbagai macam dari sediaan obat topikal seperti : nama, bentuksediaan, konsentrasi,komposisi

    Lalu foto berbagai macam bentuk sediaan topikal sebagai lampiran2. Membuat larutan KMnO4 0,02% dan 0,01% sebanyak 50 CC dari larutan induk

    KMnO4 1%

    Larutan PK 10% = 100 mg dalam 100 mL

    Pengenceran 1 = ambil 1 mL larutan PK 10% + 9 mL aquadest menjadilarutan PK 1%

    Pengenceran 2 = ambil 1 mL larutan PK 1% + 9 mL aquadest menjadilarutan PK 0,01%

    Ambil 1 mL larutan PK 0,01% + 9 mL aquadest Amati perubahan warna dari tiap pengenceran larutan PK

    3. Membuat salep 2-4 dan salep AAV-1 Salep 2-4

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    5/61

    1. Timbang semua bahan-bahan2. Masukan vaselin flavum ad 10 kedalam mortir3. Masukan asam salisilat 200 mg4. Masukan sulfur praecipitatum 400 mg5. Kemudian, aduk hingga homogen dan masukan kedalam pot plastik

    Salep AAV-11. Timbang semua bahan-bahan2. Masukan Vaselin Album ad 10 kedalam mortir3. Masukan Asam Benzoat 6%4. Masukan Asam Salisilat 3%5. Kemudian, aduk hingga homogen dan masukan kedalam pot plastik

    4. Interaksi obat jadi dengan bahan aktif obat yang menyebabkan krim pecah1) Masukan Esperson Cream 5 gram dengan Asam Salisilat 5% dari 5 gram

    kedalam mortir.

    2) Masukan acidum salicylicum 100 mg (2%), kemudian ditambahkan sedikitdemi sedikit ke dalam mortir sambil diaduk rata dengan stamper

    3) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada sediaan obat tersebut.5. Interaksi obat yang menyebabkan cream berubah warna

    1) Masukan Formico Cream 5 gram dengan Asam Salisilat 2% dari 5 gramkedalam mortir

    2) Masukan acidum salicylicum 100mg (2%), kemudian ditambahkan sedikitdemi sedikit ke dalam mortir sambil diaduk rata dengan stamper

    3) Lihat interaksi cream berubah warna yang terjadi dalam 1/2 hari4) Catatan : Jika dalam 1/2 hari Formico Cream berubah warna, itu berarti telah

    terjadi interaksi

    6. Daya sebar krim untuk menentukan jumlah obat yang diaplikasikan1) Masukan krim ditengah kaca yang telah disiapkan2) Tindih dengan satu kaca lain yang berukuran sama3) Kemudian, tindih kaca tersebut dengan alkohol 70%, tunggu 2 menit

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    6/61

    4) Lalu, ukur daya sebar krim pada kaca dengan penggaris5) Setelah itu, catat hasil6) Bandingkan dengan hasil kelompok lain (krim hidrokortison, krim formico)

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    7/61

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. INFORMASI UMUM OBATObat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk

    mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

    penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan

    kontrasepsi.

    Penggolongan Obat

    Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

    1. Obat Bebas

    Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep

    dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan

    garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol

    2. Obat Bebas Terbatas

    Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih

    dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan

    garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM

    3. Obat Keras dan Psikotropika

    Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.

    Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan

    garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat

    Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,

    yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

    menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam,

    Phenobarbital

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    8/61

    4. Obat Narkotika

    Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

    sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

    kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan

    menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin

    Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus

    diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi

    tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas

    terbatas.

    Obat topikal terdiri dari vehikulum (bahan pembawa) dan zat aktif. Saat ini,

    banyaknya sediaan topikal yang tersedia ditujukan untuk mendapat efikasi maksimal zat

    aktif obat dan menyediakan alternatif pilihan bentuk sediaan yang terbaik. Obat topikal

    merupakan salah satu bentuk obat yang sering dipakai dalam terapi dermatologi.

    Definisi topikal

    Kata topikal berasal dari bahasa Yunani topikos yang artinya berkaitan dengan

    daerah permukaan tertentu. Dalam literatur lain disebutkan kata topikal berasal dari kata

    topos yang berarti lokasi atau tempat. Secara luas obat topikal didefinisikan sebagai obat

    yang dipakai di tempat lesi.

    Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa

    (vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki

    efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat

    berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat

    pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi serta menyenangkan

    secara kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian

    mudah dilepaskan. Untuk mendapatkan sifat zat pembawa yang demikian, maka

    ditambahkanlah bahan atau unsur senyawa tertentu yang berperan dalam memaksimalkan

    fungsi dari zat pembawa.

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    9/61

    Secara umum, zat pembawa dibagi atas 3 kelompok, cairan, bedak, dan salep.

    Ketiga pembagian tersebut merupakan bentuk dasar zat pembawa yang disebut juga

    sebagai bentuk monofase. Kombinasi bentuk monofase ini berupa krim, pasta, bedakkocok dan pasta pendingin.

    Cairan

    Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni

    air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut

    tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai

    dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimikroba.

    Indikasi cairan

    Penggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada:

    a. Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi.b. Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan

    untuk vasokontriksi yang berarti mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas.

    c. Ulkus yang kotor: ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkusmenjadi bersih.

    Bedak

    Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum danoxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangat superfi

    sial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi.

    Oxydum zincicum merupakan suatu bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob.

    Talcum venetum merupakan suatu magnesiumvpolisilikat murni, sangat ringan. Dua

    bahan inidipakai sebagai komponen bedak, bedak kocok dan pasta.

    Indikasi bedak

    Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.

    Salep

    Salep merupakan sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit

    dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok

    yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang bisa dicuci

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    10/61

    dengan air dan dasar salep yang larut dalam air. Setiap bahan salep menggunakan salah

    satu dasar salep tersebut.

    Indikasi salep

    Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk

    likenifi kasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah

    bersih.

    Krim

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih

    bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada

    dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan minyakdalam air (O/W), misalnya vanishing cream

    Krim memiliki kelebihan dibandingkan salep karena nyaman, dapat dipakai di

    daerah lipatan dan kulit berambut.

    Indikasi krim

    Krim dipakai pada lesi kering dan superfi sial, lesi pada rambut, daerah

    intertriginosa

    Pasta

    Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan

    untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum. Pasta

    merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai

    lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.

    Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya penetrasi dan daya

    maserasi lebih rendah dari salep.

    Indikasi pasta

    Pasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial.

    Bedak kocok

    Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan komponen

    bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak kocok ini ditujukan agar zat aktif

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    11/61

    dapat diaplikasikan secara luas di atas permukaan kulit dan berkontak lebih lama dari pada

    bentuk sediaan bedak serta berpenetrasi kelapisan kulit.

    Indikasi bedak kocok

    Bedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas dan superfi sial seperti miliaria.

    Gel

    Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari

    partikel organik dan anorganik. Gel dikelompokkan ke dalam gel fase tunggal dan fase

    ganda. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar dalam suatu

    cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul besar yang

    terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnyakarbomer) atau dari gom alam (seperti tragakan).

    Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel fase ganda yaitu gel

    yang terdiri dari jaringan partikel yang terpisah misalnya gel alumunium hidroksida. Gel

    ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari alumunium hidroksida yang tidak larut dan

    alumunium oksida hidrat. Sediaan ini berbentuk kental, berwarna putih, yang efektif untuk

    menetralkan asam klorida dalam lambung.

    Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan.

    Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi di kulit yang

    berambut.

    Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki keistimewaan:

    a. Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim.

    b. Sangat baik dipakai untuk area berambut.

    c. Disukai secara kosmetika.

    Jelly

    Jelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah alami seperti

    tragakan, pektin, alginate, borak gliserin.

    Losion

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    12/61

    Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larut

    terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang tidak

    tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok terlebih dahulu. Pemakaianlosion meninggalkan rasa dingin oleh karena evaporasi komponen air.

    Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan, tersebar rata, favorit

    pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin, losion steroid, losion

    faberi.

    Tanggal KadaluarsaTanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud,

    mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsabiasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang mengalami

    perubahan mutu, seperti :

    1. Tablet

    Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau

    terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab.

    Kaleng atau botol rusak2. Tablet salut

    Pecah-pecah, terjadi perubahan warna Basah dan lengket satu dengan lainnya Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik

    3. Kapsul

    Perubahan warna isi kapsul Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain

    4. Cairan

    Menjadi keruh atau timbul endapan Konsistensi berubah Warna atau rasa berubah Botol plastik rusak atau bocor

    5. Salep

    Warna berubah

    Pot atau tube rusak atau bocor Bau berubah

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung komponen air dan

    komponen minyak dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Komponen dalam krim terdiri

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    13/61

    dari basis krim, bahan aktif, humektan, antioksidan, dan pengawet. Ada dua tipe krim,

    krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M). Krim tipe M/A

    (vanishing cream) adalah suatu krim yang dibuat dengan mendispersikan komponenminyak ke dalam komponen air, sifatnya mudah dicuci dengan air, jika digunakan pada

    kulit, maka akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut

    dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan kulit. Sedangkan tipe air

    dalam minyak (A/M) suatu krim yang dibuat dengan mendispersikan komponen air ke

    dalam komponen minyak, sifatnya sukar dicuci dengan air.

    Sedangkan pengertian krim pelembab adalah suatu krim yang tujuan utamanya adalah

    melembabkan kulit pemakainya. Pada umumnya untuk krim pelembab orang lebih

    menyukai tipe A/M, karena penyebarannya lebih baik, walaupun sedikit berminyak tetapi

    penguapan airnya dapat mengurangi rasa panas di kulit. Pada pembuatan krim digunakanzat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik.

    Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera.

    Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen (Triethanolaminum stearat,

    Natrium stearat, Kalium stearat, Ammonium stearat); tween; natrium lauril sulfat; kuning

    telur; gelatin; caseinum.

    Uji pada krim

    Pengujian yang dilakukan terhadap krim terdiri diri uji sifat fisik dan uji mikrobiologi.

    a. Uji Sifat Fisik

    1) Viskositas

    Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan suatu cairan

    untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar tahanannya (Martin et.al, 1993).

    2) Daya sebar

    Dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran krim pada kulit yang sedangdiobati dan untuk mengetahui kelunakan dari sediaan tersebut untuk dioleskan pada kulit.

    3) Daya lekat

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    14/61

    Pengujian tehadap daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan

    krim melekat pada kulit.

    4) Pengukuran pH sediaan.

    Digunakan untuk mengetahui pH krim apakah sesuai dengan pH kulit.

    5) Uji mikrobiologi.

    Untuk mengetahui besarnya pelepasan zat aktif untuk menghambat pertumbuhan

    bakteri dengan cara mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri.

    KONTROL KUALITAS SALEP

    1. Pemeriksaan kestabilan fisik,2. Sediaan salep diamati secara organoleptis untuk mengetahui homogenitas, warna dan

    bau setiap minggu selama delapan minggu pada suhu kamar.

    3. Uji pelepasan obat, sesuai kadar obatnya4. Uji proteksi(warna)5. Uji daya lekat6. Uji menyebar

    Salep 2-4 dapat digunakan untuk pengobatan Skabies. Salep 2-4 (salep salisil

    sulfur), yaitu campuran antara asam salisilat dan belerang (sulfur) 5-10%. Asam salisilat

    untuk merusak terowongan dan belerang digunakan membunuh tungaunya.

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    15/61

    2.1 Sediaan Topikal

    Sediaan topikal adalah sediaan yang penggunaannya pada kulit dengan tujuan

    untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotio, salep, dan krim.

    Lotio merupakan preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada bagian

    luar kulit. Pada umumnya pembawa dari lotio adalah air. lotio dimaksudkan untuk

    digunakan pada kulit sebagai pelindung atau untuk obat karena sifat bahan-bahannya.

    Kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit.

    Setelah pemakaian, lotio akan segera kering dan meninggalkan lapisan tipis dari

    komponen obat pada permukaan kulit. Fase terdispersi pada lotio cenderung untuk

    memisahkan diri dari pembawanya bila didiamkan sehingga lotio harus dikocok kuat

    setiap akan digunakan supaya bahan-bahan yang telah memisah terdispersi kembali.

    (Ansel, 1989)

    Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai

    obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

    Salep tidak boleh berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan

    semipadat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu

    salep dapat terdiri dari substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang

    mengandung air dalam proporsi relatif tinggi. (Anief, 1999)

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    16/61

    2.2. Krim

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih

    bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim mempunyai

    konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam

    air. Sekarang batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi

    minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai

    panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air.

    Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (safonifikasi) dari

    suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana panas yaitu

    temperatur 700- 80

    0C. (Dirjen POM,1995).

    Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian

    kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan,

    dan ke arah lambung. Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka,

    obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir dan sebagainya. ( Anief,

    1999 ).

    Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M) dan

    emulsi minyak terdispersi dalam air (M/A). sebagai pengemulsi dapat digunakan surfaktan

    anionik, kationik dan non anionik. Untuk krim tipe A/M digunakan : sabun monovalen,

    tween, natrium laurylsulfat, emulgidum dan lain-lain. Krim tipe M/A mudah dicuci.

    (Anief,1994).

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    17/61

    Dalam pembuatan krim diperlukan suatu bahan dasar. Bahan dasar yang digunakan

    harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Kualitas dasar krim yang diharapkan

    adalah sebagai berikut :

    a. Stabilb. Lunakc. Mudah dipakaid. Dasar krim yang cocoke. Terdistribusi merata

    Fungsi krim adalah:

    a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulitb. Sebagai bahan pelumas bagi kulitc. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat

    berbahaya. (anief,1999)

    2.3 Obat Kulit

    Obat kulit yang umum digunakan mengandung obat-obat golongan antibiotika,

    kortikosteroid, antiseptik lokal, antifungi dan lain-lain. Obat topikal kulit dapat berupa

    salep, krim, pasta dan obat cair. Pemilihan bentuk obat kulit topikal dipengaruhi jenis

    kerusakan kulit, daya kerja yng dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit yang

    diobati. Obat kulit topikal mengandung obat yang bekerja secara lokal. Tapi pada

    beberapa keadaan, dapat juga bekerja pada lapisan kulit yang lebih dalam, misalnya pada

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    18/61

    pengobatan penyakit kulit kronik dengan obat kulit topikal yang mengandung

    kortikosteroid.

    Kortikosteroid mencegah reaksi alergi, mengurangi peradangan, dan menghambat

    pembelahan sel epidermis. Kortikosteriod secara topikal dapat mengganggu pertahanan

    kulit alami terhadap infeksi sehingga dikombinasikan dengan obat antibiotika.

    Obat kulit digunakan untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur kulit.

    Gangguan fungsi struktur kulit dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu :

    1. Kerusakan Kulit Akut : kerusakan yang masih baru dengan tanda bengkak, berdarah,melepuh, dan gatal.

    2. Kerusakan Kulit Sub Akut : gangguan fungsi dan struktur kulit, yang telah terjadiantara 7-30 hari, dengan tanda-tanda antara lain bengkak yang makin parah dan sudah

    mempengaruhi daerah sekelilingnya.

    3.

    Kerusakan Kulit Kronik : kerusakan yang telah lama terjadi dan hilang serta timbul

    kembali, dari beberapa bulan sampai bertahun-tahun. Biasanya kulit menjadi tebal,

    keras dan retak-retak. (Sartono, 1996).

    Salah satu obat produksi dari PT. Kimia Farma (Persero)Tbk Plant Medan yang

    digunakan melalui kulit adalah krim hidrokortison. Hidrokortison merupakan suatu

    senyawa turunan dari kortikosteroid. Hidrokortison dalam bentuk krim biasanya

    dikombinasikan dengan suatu asam, misalnya bila dikombinasikan dengan suatu asam

    asetat maka nama dari sediaan tersebut adalah hidrokortison asetat.

    Hidrokortison asetat (C23H32O6) digolongkan ke dalam obat antiinflamantori

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    19/61

    analgesik yaitu obat untuk penyakit yang ditandai dengan adanya rasa nyeri, bengkak,

    kekakuan, dan gangguan alat fungsi penggerak. (Anief,1996).

    Untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur kulit, digunakan obat topikal yang

    mengandung ob-obat seperti golongan antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal,

    Pemilihan bentuk obat topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, parahnya

    kerusakan kulit, daya kerja obat yang dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit

    yang diobati. Biasanya obat topikal mengandung obat yang dimaksudkan untuk bekerja

    pada lapisan kulit yang lebih dalam dari permukaan kulit, misalnya pada opengobatan

    penyakit kulit kronik dengan obat topikal yang mengandung kortikosteroid.( Sartono,

    1996)

    2.4 Hidrokortison

    Hidrokortison adalah golongan kortikosteroid yang mempunyai daya kerja

    antialergi dan antiradang. Kortikosteroid bekerja dengan cara mencegah reaksi alergi,

    mengurangi peradangan, dan menghambat sel epidermis.

    Krim Hidrokortison dapat mengurangi radang, rasa gatal, dan rasa sakit pada

    kulit.indikasi krim ini ,menekan reaksi radang pada kulit yang bukan diseba kulit 2-3 kali

    sehari. ( Anief, 1996 )

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    20/61

    2.4.1 Sifat Fisika Kimia

    C

    OCH2

    OH

    CH

    2

    OHO

    H

    CH

    3

    HH

    O

    Rumus molekul : C21H30O5

    erat molekul : 362,47

    Nama kimia : 11, 17, 21trihydroxypregn4 - ena3,20dion

    Nama lain : Cortisol

    Pemerian : Serbuk hablur/kristalin,Putih, Tidak berbau dan rasa pahit

    Kelarutan : Sangat Sukar larut dalam air, dalam eter, agak sukar larut dalam aseton

    dan dalam etanol, sukar larut dalam kloroform. (Dirjen POM,1995)

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    21/61

    2.4.2. Pengujian Hidrokortison

    2.4.2.1. Uji Kualitatif

    Cara-cara pemeriksaan hidrokortison dapat dilakukan dengan metoda

    spektrofotometri dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

    a. Menggunakan metoda spektrofotometri

    Hidrokortison dapat diidentifikasi dengan mengukur serapannya pada panjang

    gelombang tertentu dengan alat spektrofotometri. Dalam pelarut metanol hidrokortison

    akan memberikan serapan pada panjang gelombang maksimum 242 nm.

    b. Menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

    Kromatografi merupakan teknik pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna.

    Cara ini pertama sekali dipaparkan pada tahun 1903 oleh Michael Tswett. Dalam

    kromatografi, menggunakan dua fase yaitu fase tetap (fase diam atau stationary phase) dan

    fase gerak (mobile phase), pemisahan senyawa tergantung daripada gerakan dari dua fase

    ini.

    Menurut farmakope Indonesia Ed. IV, lempeng yang dilapisi dapat dianggap

    sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada

    adsorbsi, partisi, atau kombinasi dari keduanya, tergantung dari jenis zat penyangga, cara

    pembuatan dan jenis pelarut yang digunakan.

    Campuran yang akan di kromatografi harus dilarutkan dalam pelarut yang agak

    nonpolar untuk ditotolkan pada lapisan. Hampir segala macam pelarut dapat dipakai, tapi

    yang terbaik yang bertitik didih 50-1000C. pelarut yang demikian mudah ditangani dan

    mudah menguap dari lapisan. Larutan uji ditotolkan pada plat KLT diikuti dengan

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    22/61

    penotolan larutan baku. Setelah dilakukan pengelusian, lapisan tersebut kemudian

    disemprot dengan suatu pereaksi, yang akan menimbulkan bercak warna setelah bereaksi

    dengan cuplikan. Maka noda larutan uji akan menunjukkan warna dan harga Rf yang sama

    dengan noda larutan baku. (Gritter, 1991)

    2.4.2.2Uji kuantitatifPengujian hidrokortison dapat dilakukan dengan secara Kromatografi Cair

    Kinerja Tinggi (KCKT). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High

    Perpormance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan suatu tekhnis analisis obat yang

    paling cepat berkembang. Cara ini ideal untuk analisis beragam obat dalam sediaan dan

    cairan biologi karena sederhana dan kepekaannya tinggi. KCKT biasanya dilakukan pada

    suhu kamar, jadi senyawa yang tidak tahan panas dapat ditangani dengan mudah.

    Peralatan KCKT memiliki kepekaan yang sangat tinggi sehingga menghasilkan data yang

    lebih akurat dan membutuhkan waktu yang tidak lama.

    Kemajuan dalam tekhnologi kolom , sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor

    yang sensitif telah menyebabkan perubahan pada KCKT menjadi suatu sistem pemisahan

    dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi.

    KCKT digunakan untuk senyawa-senyawa tidak atsiri, berbobot molekul tinggi,

    anorganik, tidak tahan panas dan lain sebagainya. Kepekaan dari peralatan KCKT sangat

    tinggi sehingga menghasilkan data yang lebih akurat dan membutuhkan waktu yang tidak

    lama. Cepatnya perkembangan KCKT didukung oleh perkembangan peralatan yang

    handal dan kolom yang efisien. (Munson, 1991)

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    23/61

    KCKT pada saat ini merupakan metode kromatografi cair paling akhir. Dalam

    beberapa tahun terakhir ini tekhnologi KCKT dan pemakaiannya sangat berkembang,

    walaupun membutuhkan biaya yang relatif tidak sedikit tapi saat ini merupakan suatu

    tekhnik yang banyak digunakan pada perusahaan obat. Diantaranya adalah PT. Kimia

    Farma (persero) Tbk. Plant Medan.

    KCKT merupakan salah satu metode yang mempunyai banyak keuntungan,

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Cepat ; untuk analisis yang tidak rumit, dapat dicapai waktu analisis kurang dari 5menit.

    2. Daya pisahnya baik ; kemampuan pelarut berinteraksi dengan fase diam dan fasegerak memberikan parameter pencapaian pemisahan yang dikehendaki.

    3. Peka / detector unik ; detector yang dipakai adalah uv 254 nm yang dapatmendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram.

    4. Kolom dapat dipakai kembali tetapi mutunya turun. Laju penurunan mutunyabergantung pada jenis cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut,dan jenis

    pelarut yang dipakai.

    5. Ideal untuk molekul besar dan ion. Mudah memperoleh kembali cuplikan ; karenadetector tidak merusak cuplikan. Pelarut dapat dihilangkan dengan penguapan .

    (Johnson, 1991)

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    24/61

    Pada dasarnya alat KCKT terdiri dari :

    1. Sistem Pompa

    Pompa harus tahan terhadap semua jenis pelarut, dapat mencapai tekanan sampai

    6000 psi , harus bebas denyut, dan dapat menghantarkan aliran terukur 0,01 1,0 atau 0,1

    - 20 ml/ menit. Selain itu, pompa harus mempunyai batas volume minimum sehingga

    memungkinkan pergantian pelarut dengan cepat dan elusi landaian secara efisien. Laju

    aliran biasanya dikendalikan dengan tombol pada pompa normal atau dengan

    mikroprosesor pada pompa niaga yang lebih canggih. (Gritter,1991)

    2. Tandon pelarut

    Bahan tandon harus lembab terhadap fase gerak berair dan tidak berair. Sehingga

    baja anti karat dan gelas menjadi pilihan. Baja anti karat jangan dipakai pada pelarut yang

    mengandung ion halida dan jika tandon harus bertekanan, hindari penggunaan gelas. Daya

    tampung tandon harus lebih dari 500 ml digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir 1

    2 ml / menit. ( Munson, 1991)

    3. Pipa

    Pipa merupakan penyambung dari seluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa

    sebelum penyuntik tidak berpengaruh, hanya saja harus lembab, tahan tekanan dan mampu

    dilewati pelarut dengan volume yang memadai. ( Munson, 1991 )

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    25/61

    4. Penyuntik / Sistem penyuntik Cuplikan

    Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai ketelitian

    maksimum pada analisis kuantitatif, yang terpenting adalah sistem harus dapat mengatasi

    tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan ( fase gerak ). Pada saat pengisian

    terokan, terokan dialirkan melewati keluk dan kelebihannya dikeluarkan ke pembuang.

    Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati keluk kolom.

    ( Munson, 1991 )

    5. Kolom

    Kolom merupakan jantung kromatograf, kebersihan atau kegagalan analisis

    tergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Dianjurkan untuk mamasang

    penyaring 2 m dijalur antar penyuntik dan kolom, untuk menahan partikel yang dibawa

    fase gerak atau terokan, hal ini dapat memperpanjang umur kolom. ( Munson, 1991 )

    Kolom dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

    a. Kolom analitik :garis tengah dalam 2-6mm. untuk kemasan makropartikel panjang kolom 50 -

    100cm, untuk kemasan mikropartikel biasanya panjang kolomnya 10-30 cm.b. Kolom preparatif :

    garis tengah 6 mm atau lebih panjang 25-100 cm. (Johnson,1991).

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    26/61

    Pemilihan kolom yang dipakai untuk cuplikan yang sifatnya tidak dikenal

    berdasarkan pada sifat kimia umum linarut, sifat kelarutan dan ukurannya. Kolom dapat

    dikemas sendiri atau membeli kolom yang sudah dikemas. KCKT biasanya adalah UV 254

    nm. Bila tanggapan detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran pita yang

    memperburuk pemisahan. Pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat sampel, fase

    gerak dan kepekaan yang tinggi dicapai. ( Gritter, 1991 )

    6. DetektorDetektor harus memberikan cuplikan , tanggapan yang dapat diramalkan ,

    peka, hasil yang efisien dan tidak terpengarung oleh perubahan suhu atau komposisi fase

    gerak. Detektor yang dipakai pada KCKT biasanya adalah UV 254 nm. Bila tanggapan

    detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran pita yang memperburuk

    pemisahan. pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat sampel, fase gerak dan

    kepekaan yang tinggi dicapai. ( Munson, 1991 )

    6. Penguat Sinyal

    Pada umumnya sinyal yang berasal dari detektor diperkuat terlebih dahulu

    sebelum disampaikan pada alat perekam otomatik yang sesuai, biasanya berupa suatu

    perekam potensiometrik. Dapat pula sinyal dikirimkan kepada suatu integrator digital

    elektronik untuk mengukur luas puncak kromatogram secara otomatik. ( Munson, 1991 )

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    27/61

    7. Perekam

    Perekam merupakan salah satu dari bagian peralatan yang berfungsi merekam

    atau menunjukkan hasil pemeriksaan suatu senyawa berupa peak (puncak).Dari daftar

    tersebut, secara kualitatif kita dapat mengetahui senyawa apa yang diperiksa

    (Munson,1991).

    Dalam pemisahan suatu senyawa secara KCKT biasanya digunakan suatu

    pelarut landaian yaitu pelarut yang dapat diubah-ubah kepolarannya sesuai dengan

    kebutuhan.

    Ada beberapa keuntungan jika digunakan pelarut landaian, diantaranya :

    a. Waktu analisis keseluruhan dapat berkurangb. Daya pisah keseluruhan persatuan waktu campuran ditingkatkanc. Bentuk puncak diperbaiki (pembentukan ekor lebih kecil)d. Kepekaan efek ditingkatkan karena bentuk puncak kurang beragam.

    Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah satu

    perubahan yang mempengaruhi pemisahan. Berbagai macam pelarut dapat digunakan

    dalam metode KCKT tetapi harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini :

    1. Murni tanpa cemaran2. Tidak bereaksi dengan kemasan3. Sesuai dengan detektor4. Dapat melarutkan cuplikan5. Mempunyai viskositas rendah

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    28/61

    6. Mudah memperoleh kembali cuplikan7.

    Harganya wajar. (johnson,1991).

    Prinsip dari metode KCKT adalah :

    Bila sampel telah dimasukkan dengan suatu penyuntik KCKT, maka akan dibawa melalui

    kolom bersama suatu fase gerak akibat adanya tekanan dari pompa. Data yang dihasilkan

    ditunjukkan berupa puncak oleh suatu perekam.

    2.4.3 Pembuatan Krim Hidrokortison

    2.4.3.1 Proses pembuatan krim dalam industri

    Pencampuran dan pengadukan merupakan hal yang kritik dalam pembuatan

    emulsi. pengadukan dengan kecepatan yang tinggi dapat memasukkan udara ke dalam

    hasil, dan pengadukan yang lambat tidak membuat emulsi yang baik. Masalah itu terjadi

    pada pembuatan dalam skala besar. pemasukan udara dapat terjadi pada waktu

    pencampuran, homogenisasi atau penggilingan.

    Pemasukan udara dapat dicegah tahap pertama mengemulsi bila fase satu

    dimasukkan ke dalam fase lain dengan mencegah terjadinya penceburan dan pengaliran.

    Sistem tertutup mencegah pemasukan udara pada waktu homogenisasi atau penggilingan,

    dan bila krim dipindahkan ke tangki penyimpanan, bejana atau hopper dari mesin pengisi.

    Proses yang dapat dilakukan antara lain :

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    29/61

    a. Metode peleburan

    Krim dibuat secara peleburan, obat dilarutkan dalam lemak atau malam yang

    sedang melebur, atau dalam suatu komponen bahan pembawa, lalu dicampur dengan basis.

    Masa yang meleleh dicampur sambil didinginkan sebab alkohol lemak, asam lemak dan

    malam tidak membentuk larutan benar dengan vaselin dan minyak mineral, tetapi

    mengkristal habis pelelehan bila temperatur turun.

    b Pembuatan emulsi

    Waktu, temperatur dan kerja mekanik merupakan tiga variabel dalam

    pembuatan emulsi dalam sediaan setengah padat ketiga faktor tersebut saling

    berhubungan dan perlu dikontrol sungguh sungguh bila batch dalam jumlah besar

    dan kualitas yang tinggi dan akan dibuat ulangan.

    Ketel tempat pembuatan harus bersih, sebab sisa batch sebelumnya dan

    kontaminan asing dapat memberi efek yang berlawanan mengenai stabilitas dan

    kualitas emulsi.

    Pembuatan fase air dan minyak, Komponen minyak atau campuran lemak

    dimasukkan ke dalam ketel terbungkus uap dan terbuat dari baja tak berkarat. Asam

    stearat, setil alkohol dipilih yang terbentuk flake karena mudah dikerjakan. Vaselin

    dituangkan dengan cara dilebur dulu, dituang dari drum tempatnya atau dipompa.

    Memindahkan sejumlah besar vaselin dilakukan dengan pemanasan dalam drum baja

    atau masukkan drum yang berisi vaselin dalam kamar panas ( 60062

    0C). Vaselin

    yang cair disaring dengan kain saringan untuk menghilangkan kotoran atau zat asing.

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    30/61

    c Homogenisasi

    Alat yang digunakan ialah roller mill, colloid mill, homogenizer tipe katup.

    Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran

    agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur ( 300

    400

    ). krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul terhadap produk, maupun

    akibat aksi mekanis dari alat pengisi. ( Anief, 1997 )

    2.5 Evaluasi Mutu

    2.5.1 Pemerian

    Pemeriksaan dilakukan terhadap bentuk, warna, bau, dan suhu lebur. Menurut

    Farmakope Indonesia Edisi IV pemerian untuk hidrokortison, yaitu serbuk hablur putih

    sampai praktis putih, tidak berbau, dan melebur pada suhu 213oC disertai peruraian.

    2.5.2 Homogenitas

    Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses

    pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang

    diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim

    yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit.

    Alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas ialah roller mill, colloid mill.

    Homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tidak larut dalam basis

    maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau

    millpada temperatur 30-40oC. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul akibat

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    31/61

    pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. (Anief, 1995).

    2.5.3 Stabilitas

    Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap

    batch obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun

    sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar

    penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label.

    (Lachman, 1994).

    Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dengan pengamatan pada perubahan

    penampilan fisik, warna, bau, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan

    perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. (Ansel,1989).

    2.5.4 pH

    Harga pH adalah harga yang ditunjukkan oleh pH meter yang telah dibakukan

    dan mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektroda indikator

    yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda pembanding yang

    sesuai seperti elektroda kalomel dan elektroda perak-perak klorida. Pengukuran dilakukan

    pada suhu 250C, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.

    ( Dirjen POM, 1995 )

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    32/61

    2.5.5 Penetapan Kadar Zat Aktif

    Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja

    Tinggi (KCKT). Krim hidrokortison mengandung hidrokortison Asetat tidak kurang dari

    90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket. ( Dirjen, POM,

    1995 )

    2.5.6 Keseragaman Sediaan

    Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu keragaman

    bobot atau keragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang

    mengandung satu zat aktif dan sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif.

    Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat

    aktif 50mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot satuan sediaan.

    Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil ditetapkan dengan persyaratan

    keseragaman kandungan.

    Krim hidrokortison mengandung 2,5% zat aktif. Karena zat aktifnya kurang

    dari 50% maka keseragaman sediaan ditentukan dengan keseragaman kandungan. (Dirjen

    POM,1995).

    Dasar Salep Hidrokarbon

    http://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbon
  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    33/61

    Dasar salep hidrokarbon ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, bebas air, dimana

    preparat berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja. Bila lebih,

    akan susah bercampur. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak obat dengankulit dan bertindak sebagai pembalut/penutup. Dasar salep ini digunakan sebagai emoliendan sifatnya sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.

    Contoh : vaselin kuning dan putih, salep kuning dan putih, paraffin dan minyak mineral.

    Vaselin kuning boleh digunakan untuk mata, sedangkan yang putih tidak boleh karenamasih mengandung H2SO4.

    Vaselin Kuning/Flavum

    Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat yang

    diperoleh dari minyak bumi. Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai. Pemerian :

    massa seperti lemak, kekuningan hingga amber lemah; berfluoresensi sangat lemahwalaupun setelah melebur, dalam lapisan tipis transparan, tidak atau hampir tidak berbau

    dan berasa. Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzena, dalam karbon

    disulfida, dalam kloroform dan dalam minyak terpentin; larutdalam eter, dalam heksana,dan umumnya dalam minyak lemak dan minyak atsiri; praktis tidak larut dalam etanoldingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak dingin.

    Vaselin Putih/Album

    Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat yangdiperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan

    warnanya. Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai. Pemerian : putih atau kekuningan

    pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0

    derajat C. Kelarutan : tidak larut dalam air; mudah larut dalam benzena, dalam karbondisulfida, dalam kloroform, larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak

    dan minyak atsiri, sukar larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol

    mutlak dingin.

    Parafin

    Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh dari minyak

    tanah. Pemerian : hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak

    berbau, tidak berasa, agak berminyak. Kelarutan : tidak larut dalam air dan dalam etanol,mudah larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir semua

    jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak.

    http://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbon
  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    34/61

    Salep Kuning

    Tiap 1000 g mengandung 50 g lilin dan 950 g vaselin kuning. Lilin kuning adalah lilinyang dimurnikan yang dihasilkan dari sarang tawon (Apis mellifera). Lelehkan lilin

    kuning dalam steam bath, tambahkan vaselin kuning, hangatkan hingga menjadi cair.

    Hentikan pemanasan dan aduk campuran sampai mengental.

    Salep putih

    Tiap 1000 g mengandung 50 g lilin putih dan 950 g vaselin putih. Lilin putih adalah lilin

    lebah murni yang diputihkan. Lelehkan lilin putih dalam steam bath, tambahkan vaselin

    putih, hangatkan hingga menjadi cair. Hentikan pemanasan dan aduk campuran sampaimengental.

    Minyak mineral

    Minyak mineral adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak tanah.

    Berguna untuk menggerus bahan yang tidak larut pada preparat salep dengan dasarberlemak. Dapat mengandung bahan penstabil yang sesuai.

    Bentuk sediaan Obat Padat

    Kapsul.Suatu bentuk sediaan obat yang dibungkus dalam cangkang (shell). Cangkang dibuat dari

    gelatin, methyl celulosa maupun amylum. Bentuk kapsul bulat telur ataupun silinder

    bersifat kenyal ataupun keras.

    Tujuan sediaan kapsul menghilangkan bau obat dan menghilangkan rasa. Kapsul dapat

    dipecah dalam lambung dan bisa juga dipecah dalam usus. Penyimpanan kapsul harus

    dalam wadah tertutup rapat dan sebaiknya diberikan zat pengering; ditaruh ditempat yangsejuk.

    Jenis-jenis kapsula. Kapsul Keras (hard gelatin capsul)

    Kapsul ini konsistensinya padat atau keras. Contoh: kapsul tetrasiklin, kapsul ampisilin,kapsul kloramfenikol, dll.

    b. Sustained Release Capsule.Obat dalam bentuk ini di lepas secara pelan-pelan dan umumnya dimasukan obat-obatdalam bentuk granul.

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    35/61

    c. Enteric CapsulObat ini di pecah di dalam usus yang bertujuan agar tidak dirusak dilambung atau tidak

    mengiritasi lambung. Agar kapsulnya keras dimasukkan dalam larutan formal dehided. Kapsul Lunak (elastic capsul)Kapsul ini dibuat dari gelatin. Contoh: hemaviton dan sangobion.

    Bedak (Pulveres)Suatu sediaan obat dalam bentuk bubuk atau bedak. Obat dalam bentuk ini dalam talk

    venetum sacharum lactis, glukosa maupun amilum. Kerugian : sediaan ini rasanya pahit

    sehingga harus diberikancoringensia seperti glukosa. Keuntungan : pembuatan mudah,mudah diminum denganair, cepat diabsorbsi dan harganya murah.

    Tablet

    Tablet adalah bentuk sediaan padat, umumnya berbentuk bundar, rata atau cembung

    rangkap. Keuntungan : stabil, penyimpanan dan pemakaiannya mudah. Dalam

    pembuatan tablet dapat ditambah bahan-bahan seperti amonium bromida, amonium

    klorida, kalium bikarbonat atau natrium bikarbonat. Dapat pula ditambahkan laktosa,

    glukosa, bahan pengembang (tepung, pectin, agar), zat pengikat (gelatin, gula).

    Pil

    Suatu sediaan yang bulat mengandung satu atau lebih bahan obat terdiri dari remedia dan

    bahan tambahan. Bahan tambahan mempunyai lima komponen antara lain : zat pengisi,

    zat pengikat, zat pembasah, zat penabur dan zat penyalut. Pillula bentuknya kecil, bulat

    dan juga dapat berupa oval berisi 100-300mg. Penampangnya kurang dari 5mm. Contoh:

    CTM.

    Suppostoria

    Sediaan padat yang digunakan melalui anus, pada umumnya berbentuk torpedo, dapat

    melarut, melunak atau melelh pada suhu tubuh. Syarat suppostoria; padat pada suhu

    kamar, cair pada suhu badan, dapat melepaskan remidium yang terkandung didalamnya

    dan vehicelnyaharus dapat larut dalam air. Contoh vehiculum; lemak coklat dari biji

    coklat, poly ethylenglycol.

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    36/61

    2.1. Suspensi

    Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus yang

    tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh

    cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan haris segera terdispersi kembali.

    Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitasnya, sebagai

    stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan disebut sebagai emulgator (joenoes, 1990).

    Suspensi juga dapat didefenisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat

    yang terbagi sevara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara merata dalam

    pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat minimum. Beberapa suspensi

    resmi diperdagangkan tersedi dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan dalam cairan

    pembawa dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik lainnya (Ansel,

    1989).

    Bahan obat yangdiberikan dalam bentuk suspensi yntuk obat minum, mempunyai

    keuntungan bahwa (oleh karena partikel sangat halus) penyarapan zat berkhasiatnya lebih

    cepat dari pada bila obat diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet, bioavailabilitasnya

    pun baik. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: suspensiyang siap digunakan atau

    suspensi yang dikonstitusikan dengan jumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang

    sesuai sebelum digunakan. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intevena. Pada bentuk

    sediaan suspensi harus diperhatikan bahawa obatnya betul diminum denagn sendok yang

    sesuai, sehingga obat diminum dengan dosis yang tepat (loenoes, 1990).

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    37/61

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil PraktikumNama Obat : Transpulmin

    Komposisi :

    Nama Obat : Thrombphob Gel

    Komposisi :

    Nama Obat : Miconazole

    Komposisi :

    Nama Obat : Cinolon

    Komposisi :

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    38/61

    Nama Obat : Laroche-Posay

    Komposisi :

    Nama Obat : Zelface

    Komposisi :

    Nama Obat : BioplacentonKomposisi :

    Placenta Extract 10%

    Neomycin sulphate 0,5%

    Jelly Base q.s

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    39/61

    Nama Obat : Formyco

    Komposisi :

    Nama Obat : Acne Feldin

    Komposisi :

    Air, Etanol, Sulfur, Precipitated,

    Camphor,DMDM Hydantoin, Carbomer,Fragrance, Triethanolamine, Calcium Oxide

    Nama Obat : Caladine

    Komposisi :

    Calamine 5%

    Zinc Oxide 10%

    Diphenhydramine HCL 2%

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    40/61

    Nama : pHisoHex

    Komposisi :

    Triklosan 2%

    Zat tambahan : Sodium Ensufon, Lanolin

    kelesterol, Vaselin Putih

    Nama Obat : Miconazole

    Komposisi :

    Nama : CinolonKomposisi :

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    41/61

    Nama Obat : Hydrocortisone 2,5 %

    Komposisi :

    Tiap gram krim mengandung :

    -Hidrokortison asetat 25 mg

    Nama Obat : Gentamicin 0,1 %

    Komposisi :Gentamisina 1 mg

    Nama Obat : Hydrocortisone

    Komposisi :

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    42/61

    Nama Obat : PK

    Komposisi :

    Nama Obat : SalicylKomposisi :

    Tiap 60 gram bedak mengandung :

    -Talc, Salicylic Acid 2%

    Nama Obat : Pasta Lassari

    Komposisi :

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    43/61

    Nama Obat : Salep ICHTYOL

    ICHTHAMMOLUM

    Komposisi :

    Nama Obat : pH IsoHex

    Komposisi :

    Nama Obat : VerileKomposisi :

    Kandungan aktif :Salicyle Acid 0,5%, Borie

    acid 1%, Resorcinoil 2%, Aliantoin 0,1%,

    Triclosan 0,1%, dan Alcohol 25%

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    44/61

    Daya sebar

    Lebar : 2 cm

    Komposisi : Myco-z

    Perubahan Warna

    Komposisi : Formico 5 gram, asam salisilat

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    45/61

    Salep 2-4

    Komposisi : Vaselin

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    46/61

    B. Pembahasan1. TRANSPULMIN BALSAM 10 G

    Tags : pernafasan, hidung, flu, batuk, inflamasi

    Brand : Transfarma Medica Indah

    ProductCode : B

    Komposisi : Eucalyptus oil 100 mg, menthol 50 mg, camphor 25 mg, sage oil 25 mg,

    extractive subs from camomile flowers 2 mg

    Indikasi: Penyakit inflamasi pada saluran pernapasan yang disertai batuk, influenza

    Dosis:

    Oleskan 1-4 cm balsem ke bagian dada, punggung, dan leher beberapa kali

    sehari, selama beberapa menit. Terapi uap hangat : Tambahkan beberapa cmbalsam ke dalam 1 L air panas, lalu hirup uap yang keluar selama beberapa

    menit

    Kemasan: Balsam 10 g x 1

    http://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=pernafasanhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=hidunghttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=fluhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=batukhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=inflamasihttp://www.apotikantar.com/transfarma_medica_indahhttp://www.apotikantar.com/image/cache/data/Produk%20T/TRANSPULMIN%20BALSEM%2010%20G-250x250.jpghttp://www.apotikantar.com/transfarma_medica_indahhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=inflamasihttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=batukhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=fluhttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=hidunghttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=pernafasan
  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    47/61

    2. Miconazole

    Produk

    Miconazole (KRIM 2%)

    KategoriGeneric > DERMATOLOGICAL

    DeskripsiMiconazole nitrate, a synthetic derivative of 1-phenethyl-imidazole. Is a broad-

    spectrum antifungal and bacreicidal agent. It combines the antifungal activityagainst the common dermatophytes, yeast and various other fungi with an

    antibacterial activity against certain gram-positive bacilli and cocci Miconazole has

    been proven to be effective in secondary mycoses infection which has relapsed orresistant with other treatment. No resistance exists against Miconazole.

    KomposisiEach g cream contains of : Miconazole nitrate 20 mg

    IndikasiSkin and nail infections caused by dermatophytes, yeastsnand various other fungi,

    eg. tinea capitis, tinea corporis, tinea manum, tinea pedis (athlete

    Golongan : biru

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    48/61

    3. Cinolon cream

    Tags: dermatitis, infeksi, kulitBrand : Sanbe

    Product Code : G

    Komposisi : Fluocinolone acetonide 0.025%, neomycin sulfate 0.5%

    Indikasi : Dermatitis terinfeksi

    Dosis : Oleskan 2-4 kali sehari

    Perhatian : Hindari penggunaan jangka lama pada bayi dan anak. Hamil

    Efek Samping : Iritasi, rasa terbakar, gatal, kekeringan kulit

    Kemasan : Cream 10 g x 1

    Zelface

    Azelaic acid / Asam azelaik.

    Akne vulgaris.

    Krim 20% x 10 Gram

    http://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=dermatitishttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=infeksihttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=kulithttp://www.apotikantar.com/sanbehttp://www.apotikantar.com/image/cache/data/Produk%20C/CINOLON%20N%20CREAM%2010%20G-250x250.jpghttp://www.apotikantar.com/sanbehttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=kulithttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=infeksihttp://www.apotikantar.com/index.php?route=product/search&filter_tag=dermatitis
  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    49/61

    Oleskan 2 x sehari Tidak lebih dari 6 bulan..

    4. Formyco cream Golongan : obat keras Komposisi : ketoconazole Indikasi : tinea corporis, tinea kruris, tinea vesicolor, tinea manus, tinea pedis, dan

    kandidiasis kulit.

    Bioplacenton

    GENERIKNeomisin sulfat 0,5 %, Ekstrak plasenta 10 %.

    INDIKASILuka bakar, ulkus kronis, luka yang lama sembuh dan terdapat granulasi, ulkus dekubistus,

    eksim pioderma, impetigo, furunkolosis dan infeksi kulit lainnya.

    KONTRA INDIKASIPerforasi/perlubangan gendang telinga.

    PERHATIANKerusakan kulit yang luas.

    Golongan

    Obat keras

    5. Caladine lotionKandungan

    Krim: Kalamin 10%, sengoksida 2%, kamfer 0,01%; Losion: Difenhidramin-HCI 2%,kalamin 15%, sengoksida 5%, gliserin 5%. Powder: Kalamin 10%, sengoksida 2%, kamfer

    0,05%, mentol 0,01%.

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    50/61

    Indikasi

    Krim: Rasa gatal disebabkan gigitan serangga atau sengatan matahari; melindungi kulitpada ekskoriasi ringan; Losion: Rasa gatal pada kulit akibat biang keringat, udara panas dan

    gigitan serangga; Powder: Biang keringat, sebagai bedak taburkan setelah mandi.

    6. Acne Feldin lotion

    Precipitated sulfur,Champor 1%.

    Acne vulgaris.

    Lotion 6.6 % x 110 m

    7. Salep IchtyolKomposisiTiap gram mengandung ichtammolum 0,1g

    Deskripsi:Ichtammolum merupakan garam amonium asam sulfonat yang diperoleh dari batuan

    bitumen, bercampur dengan amonuim sulfat dan air. Ichtammolum bermanfaat sebagai

    antiseptika lemah.

    Indikasi:Obat bisul (furunkel)

    Dosis:dioleskan di sekitar bisul 23 kali sehari.

    Peringatan dan Perhatian :hanya untuk pemakaian luar tubuh, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi

    jaringan

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    51/61

    8. HYDROCORTISON 2,5Deskripsi:Hidrokortison asetat merupakan antiinflamasi, anti alergi dan antipruritus pada penyakitkulit.

    Komposisi:Tiap gram krim mengandung hidrokortison asetat 28 mg setara dengan hidrokortison 25

    mg.

    Indikasi:Menekan reaksi radang pada kulit yang bukan disebabkan infeksi seperti eksim dan alergi

    kulit seperti : dermatitis atropik, dermatitis kontak, dermatitis alergik, pruritus anogenital

    dan neuro dermatitis.

    9. PHISOHEXIndikasi:pHisoHex formulated sebagai antiseptik pembantu dalam pengobatan jerawat, bisul dan

    infeksi ringan pada kulit.

    Kontra Indikasi:

    N/A

    Komposisi:

    Triklosan 2% b/b

    Zat tambahan: sodium ensufon, lanolin kolesterol, vaselin putih.

    10.Salicyl bedak Komposisi:- Acetil salicylicum 2

    %- Talcum ad 100

    Indikasi:

    - gatal

    11.Gentamicynsalep

    Komposisi:

    - Gentamycinsulpahate 0,1%

    Indikasi:

    - infeksi primer &sekunder

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    52/61

    12.PASTA LASSARI Komposisi:- Acid saliculicum

    1 mg- Zinc oxide 12,5mg

    - Amylum tritici

    12,5 mg

    Indikasi:

    - Kutu air

    13.Salep 2-4- Asam salisilat 2%

    - Sulfur presipitarum4%

    - Vaselin kuning ad100

    - Scabies

    Bentuk sedian obat berdasarkan konsistensinnya dibagi menjadi :

    1. Padat : - pulveres : serbuk yang terbagi-bagi

    - Pulvis,

    - Tablet

    - Kaplet

    - Kapsul

    - Supositoria : oleum cacao

    - Ovula

    2. Cair : - solitio : zat aktifnya satu. Cth : solusio KMnO4 1:5000 maksudnya zat

    aktifnya 1 gr, pelarutnya 5000ml

    - Mixtura : zat aktif lebih dari satu

    - Mixtura agitanda : mixtura cocok, zat aktifnya tidak larut sehingga membentuk

    endapan. Cth : lotio febri untuk biang keringat-Suspensi : zat aktifnya padat sehingga tidak larut perlu adanya zat ke-3, berupa

    suspending agent sehingga yang tidak larut menjadi larut sempurna. Cth : lotio

    kemerfeldi untuk akne

    - Emulsi : zat aktifnya berupa minyak atau lemak

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    53/61

    3. Semi padat Mudah menyebar, Proteksi, hidrasi, dan lubrikasi.

    - salep/ ointment lengket, vehiculumnya vaselin/lemak dan untuk pemakain luar. Cth :

    acidemsalisilat 2% mengandung 4% sulfur.

    - Krim: paling cair karena mengandung 60% air.Terbagi menjadi dua :

    (1) emulsi air dalam minyak (O/W) cold cream, Kurang lengket, emolien, penetrasi

    tak sebaik salep, menyebar dengan mudah, protektif, penguapan air lambat danmendinginkan.

    (2) emulsi minyak dalam air (W/O) vanishing cream, Mengandung air >31% - 80%,

    diberikan pengawet, bersifat Humektan (gliserin, propilen glikol, polietilen glikol)

    untuk mencegah kekeringan, banyak dipilih karena tidak lengket, mudah dicuci, mudahmenyebar, tidak mengotori baju. Setelah aplikasi fase air akan menguap meninggalkan

    sejumlah kecil lapisan air-minyak yang mendeposit obat jenuh.

    - Pasta : mengandung lebih dari 50% zat padat dengan salep dasar hidrokarbon atauemulsi air dalam minyak. Bedak yang digunakan :zinkoksida, kaolin, kalsium karbonat

    dan talkum. Cth : pasta lestari

    -J eli : lebih encer lagi

    - Linimentum: obat gosok/minyak/campuran

    Kelebihan dan kekurangan sediaan obat topikal (vehiculum)

    Jenis sediaan Kelebihan Kekurangan Indikasi kontraindikasi

    Cairan

    -Mengeringkan

    luka basah-

    Membersihkan

    permukaan

    luka darimikroorganis

    sehingga mulai

    terjadi

    reepitelisasi

    - Mengurangigejala gatal,

    rasa terbakar,parestesi oleh

    bermacam2

    dermatosis

    - Jikapengobatan

    tidak diatur,luka akan

    menjadi terlalu

    kering

    - Mebersihkankulit yang sakit

    dari debris(pus, kusta)

    dan sisa2 obat

    topikal

    -

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    54/61

    Salap

    - Daya - Tidak dapat - Dermatosis

    yang

    - Dermatitis

    penetrasinya lebihdalam

    - Lubrikasi,

    emolien, proteksi

    digunakan padadaerah berambut

    - Tidak dapat

    digunakan di

    seluruh tubuh- Di kulit lengket

    karena lemak, tapi

    mudahdipbersihkan

    misalnya lanolin

    anhidros dan

    petrolatumhidrofilik.

    kering & kronik- Dermatitis yang

    penetrasi plg kuat

    - Dermatitis yangberkusta dan

    bersisik

    madidans (basah)

    Bedak-

    Mendinginkan

    - Efek anti

    pruritus lemahastrigen (ex :

    kelamin)

    - Antiinflamasiringan

    - Mengurangi

    pergeserankulit (daerah

    intertriginosa,

    dan kaki)

    - Proteksimekanis,

    antiseptik (ex :

    zinkosida)

    - Lubrikasi danmengeringkan

    (ex :

    magnesiumsilikat)

    - Penetrasi&

    daya lekat

    sedikit sekali

    (dapatdigunakan

    stearat untuk

    meningkatkandaya lekat)

    - Tidak

    dianjurkan diluka basah

    dapat

    menimbulkan

    iritasi,mengeras,

    krusta ,

    granuloma

    - Dapat terisaphidung oleh

    pemakain

    - Dermatosis

    yang kering &

    superfisial

    -Mempertahank

    an vesikel/bula

    agar tidakpecah,

    misalnya pada

    varisela danherpes zoster

    - Dermatitis

    yang basah,

    terutama yang

    ada infeksisekunder

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    55/61

    Krim

    - Bisa digunakan di

    daerah berambut- Indikasi kosmetik- Penetrasi bisa

    diatur

    - Memberi rasasejuk/enak

    - Penetrasinya lebih

    rendah daripadasalap- Cepat hilang dari

    kulit

    - Indikasi kosmetik

    - Dermatosis yangsubakut dan luasyang dikehendaki

    ialah penetrasi yang

    lebih besar daripadabedak

    Butuh emulgator danditambahkan pengawet

    - Mudah dibersihkan darikulit

    - Sebagai emolien

    kocok- Boleh digunakan di

    daerah berambut

    Bedak kocok

    (campuran air

    dan bedak)

    diambahkangliserin untuk

    pelekat 10-

    15%

    - Bisa

    digunakan

    pada lukabasah yang

    superficial

    - Tidak bisa

    digunakan

    pada daerahberambut

    - Dermatosis

    yang kering,

    superfisial, danagak luas, yang

    diinginkan

    ialah sedikitpenetrasi

    - Pada keadaan

    subakut

    - Dermatitis

    madidans

    - Daerahabadan yang

    berambut

    Pasta

    (campuran

    bedak &vaselin)

    -

    Mengeringkanluka dan

    sebagai

    protektif- Digunakan

    pada luka agak

    basah

    - Tidak punyadaya penetrasi

    mengurangi

    rasa gatal lokal

    - Dapatmengikat

    cairan sekret

    lesi yang akut- Lebih

    - Tidak bisa di

    daerahberambut

    - Tidak bisa

    digunakanpada daerah

    genitalia

    eksterna dan

    lipatan-lipatanbadan

    - Sulit

    dibersihkan

    - Tidak bolehdigunakan

    untuk lesi

    produktif- kurang

    - dermatosis

    yang agakbasah

    - dermatosis

    yang eksudatifdan daerah

    berambut

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    56/61

    melekat pada

    kulit daya kerja

    lokal tinggi- Dayapengobatannya

    tinggi

    - barierimpermiabel,

    proteksi, atau

    tabir surya.

    menutup, lebih

    kering

    (dibandingkansalep.)

    Linimen (pasta

    pendingin)campuran

    cairan , bedak,salap

    Dermatosis

    yang subakut

    Dermatosis

    madidans

    Gel

    - Asorbsi lebih baik dari cream karena

    krim langsung mencair

    jika berkontak dg kulit & membentuk

    suatu lapisan

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    57/61

    Hasil : terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah mudaTanda-tanda terjadi interaksi : terjadi endapan, perubahan warna, keluar gas, dan

    perubahan bentuk (pada padat higroskopis kalo meleleh, berarti H2

    O nya keluar)

    Vormiko merupakan campuran ketokonazol dan asam salisilat terjadi perubahanwarna setelah 1 malam didiamkan bukti telah terjadi interaksi

    Daya sebar

    Hasil praktikum :- salap myco-Z : radius 2 CM

    Pembahasan : berdasarkan data daya sebar dari salep terdistribusi secara meratamenunjukan bahwa zat aktif dalam salep terlah terdistribusi seara merata, terbukti daritekstur yang tidak terasa kasar. Daya sebar yang besar dan lengket menunjukan bahwasalep tersebut berada lama dikulit dan semakin lama salep tersebut berada dikulit makasalep tersebut dapat memberikan efek terapi yang diinginkan dengan mkasimal.

    PEMBAHASAN DISPLAY

    Bentuk sedian obat berdasarkan konsistensinnya dibagi menjadi :

    1. Padat : - pulveres : serbuk yang terbagi-bagi

    - Pulvis,

    - Tablet

    - Kaplet

    - Kapsul

    - Supositoria : oleum cacao

    - Ovula

    2. Cair : - solitio : zat aktifnya satu. Cth : solusio KMnO4 1:5000 maksudnya zataktifnya 1 gr, pelarutnya 5000ml

    - Mixtura : zat aktif lebih dari satu

    - Mixtura agitanda : mixtura cocok, zat aktifnya tidak larut sehingga membentuk endapan.

    Cth : lotio febri untuk biang keringat

    - Suspensi : zat aktifnya padat sehingga tidak larut perlu adanya zat ke-3, berupasuspending agent sehingga yang tidak larut menjadi larut sempurna. Cth : lotio kemerfeldiuntuk akne

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    58/61

    - Emulsi : zat aktifnya berupa minyak atau lemak

    Semi padatMudah menyebar, Proteksi, hidrasi, dan lubrikasi.

    - salep/ ointmentlengket, vehiculumnya vaselin/lemak dan untuk pemakain luar.Cth : acidemsalisilat 2% mengandung 4% sulfur.

    - Krim: paling cair karena mengandung 60% air.Terbagi menjadi dua :(1) emulsi air dalam minyak (O/W) cold cream, Kurang lengket, emolien,penetrasi tak sebaik salep, menyebar dengan mudah, protektif, penguapan air lambat danmendinginkan.(2) emulsi minyak dalam air (W/O) vanishing cream, Mengandung air >31% -80%, diberikan pengawet, bersifat Humektan (gliserin, propilen glikol, polietilen glikol)untuk mencegah kekeringan, banyak dipilih karena tidak lengket, mudah dicuci, mudahmenyebar, tidak mengotori baju. Setelah aplikasi fase air akan menguap meninggalkansejumlah kecil lapisan air-minyak yang mendeposit obat jenuh.- Pasta : mengandung lebih dari 50% zat padat dengan salep dasar hidrokarbon atauemulsi air dalam minyak. Bedak yang digunakan :zinkoksida, kaolin, kalsium karbonat dantalkum. Cth : pasta lestari

    - Jeli: lebih encer lagi

    - Linimentum: obat gosok/minyak/campuran

    B. Bahan Aktif

    1.Asam salsilat (AS)zat keratolitikmengurangi proliferasi epitel dan normalisasikeratinisasi yang tergangguKhasiat : - Kompres: AS 1 bersifat antiseptik- Keratoplasti: AS 2%

    - Keratolitik: AS 3-20%

    - Destruktif: AS 30-60%

    - Memperbaiki penetrasi obat:AS3-5%

    2. Sulfur

    Khasiat: antisebore, antiakne, antiskabies, antibakteri Gram (+), antijamurBentuk yang sering: sulfur presipitatumKonsentrasi: 4-20%3. TerMerupakan hasil destilasi kering dari: Batubara (likuor karbonis detergen/LKD),Kayu (oleum kadini, oleum rusi), Fosil (iktiol)

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    59/61

    Efeksamping: iritasi, folikulitis, akne ter, fototoksik, karsinogenik4. Asam borat (konsentrasi 3 %)

    Tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai bedak, kompres atau dalam salap berhubungantiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik, terutama pada kelainan yang luasdan erosi terlebih-lebih pada bayi.

    5. Kortikosteroid

    Indikasi: 8Topikal: dermatitis, psoriasis ringan

    Intralesi: keloid, parut hipertrofik, alopesia areata, aknekistik, prurigo

    Kontraindikasi: infeksi, ulkusLama pakai: lemah: 4-6 minggu, kuat 2 mingguEfek samping Pemakaian potensi kuat, lama, oklusi, berupa: hipo/atrofi kulit, strie,telangiektasia, purpura, derm akneiformis, hipertrikosis,hipopigmentasi, derm perioral,absorbsi perkutan (supresi kelj adrenal)

    6. Antibiotik

    Indikasi: infeksi bakteriPrinsip:a. Efektif sesuai dengan kuman penyebab

    b. Tidak dipakai sebagai obat sistemikc. Tidak menimbulkan sensitisasi

    d. Murah, mudah

    Jenis2nya : - Basitrasin: (+)(-) Gram- Mupirosin: (+)(-) Gram

    - Na Fusidat: terutama stafilokokus

    - Polimiksin: (-) Gram, kecuali proteus, serratia

    - Neomisin: (+)(-) Gram, dapat sensitisasi

    7. AntijamurContoh:Nistatin: kandida

    Siklopiroksolamin: dermatofita, M furfur, kandida

    Haloprogin: dermatofita, M furfur, kandida

    Tolnaftat: dermatofita

    Deriavat imidazol: dermatofita, M furfur, kandida

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    60/61

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Tidak semua obat stabil dalam pencampuran, jadi harus hati-hati saat

    mencampur obat. Pada sediaan topikal terdiri atas dua zat yaiut, zat

    pembawa dan zat aktif. Dimana suatu zat pembawa mudah dioleskan,

    mudah dibersihkan, tidak meng-iritasi dan dapat digunakan secara

    kosmetik, sedangkan zat aktif dalam pembawa mudah dilepaskan. Pada

    bentuk sediaan Topikan terdapat berbagai bentuk seperti: cairan, bedak,

    salep, krim, bedak kocok, pasta, pasta pendingin.. Salep 2-4 biasanya

    digunakan untuk penyakit kulit scabies (kudis), eksim, pedikulosis,

    jerawat, tinea(jamur), sedangkan Salep AAV-1 biasanya digunakan

    untuk tinea nigra, tinea pedis, kadang-kadang tinea kapitis dan

    Hidrokarsitone topikal (salep atau krim) digunakan sebagai anti radang

    dan antipruritis.

  • 7/28/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

    61/61

    BAB V

    DAFTAR PUSTAKA

    1. http://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/05/krim-dasar-teori.html2. http://ritariata.blogspot.com/2011/02/salep.html3. Yanhendri, Yenny SW. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi.

    Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2012.

    4. Natadisastra D., Agoes R. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ Tubuhyang Diserang. Jakarta: EGC. Hal.342.

    5. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/.../Chapter%20II.pdf6. https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.file

    s.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-

    padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-

    kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-

    uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-

    4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtw

    7. http://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbon

    8.

    http://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/05/krim-dasar-teori.htmlhttp://ritariata.blogspot.com/2011/02/salep.htmlhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp://duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttp:/duniafarmasi.com/farmasetika/dasar-salep-hidrokarbonhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttps://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tfqQXiihzGoJ:drhmadheedhieya.files.wordpress.com/2011/10/bentuk-sediaan-obat-padat.pptx+obat+padat&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjZoJsD858sktIW-kIX1I1hJeIDwza87r6LIJyNv3XNBYRtClsMA6YQ5NY-uFRhRiDS2lj8KPGLq72A-qXbH2ypuolgQykCwYvf_nSjSmikcaSnRMQiaHF-4mVKjZhDn20FMM_P&sig=AHIEtbSEeQh9O_WG1ygI0UPl9dwywbdQtwhttp://ritariata.blogspot.com/2011/02/salep.htmlhttp://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/05/krim-dasar-teori.html