laporan praktikum farmasi fisika stabilitas

21
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA STABILITAS Tanggal Praktikum : 26 September 2014 Tanggal Pengumpulan : 03 Oktober 2014 Disusun oleh Grup D – Kelompok 3 Kenny Indra (1343050005) Data dan Pengolahan data Siska Nurul F (1343050046) Teori Dasar Acep Moch R (1343050081) Tujuan,Prinsip dan Metode Kerja Glori Elisabet (1343050095) Prosedur Kerja dan Pembahasan Cindy Nova (1343050128) Teori Dasar dan Editor Supridui (

Upload: glori-elisabet

Post on 29-Sep-2015

1.934 views

Category:

Documents


103 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum stabilitas

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKASTABILITASTanggal Praktikum: 26 September 2014Tanggal Pengumpulan: 03 Oktober 2014

Disusun olehGrup D Kelompok 3Kenny Indra (1343050005)Data dan Pengolahan data Siska Nurul F (1343050046) Teori DasarAcep Moch R(1343050081) Tujuan,Prinsip dan Metode Kerja Glori Elisabet(1343050095)Prosedur Kerja dan Pembahasan Cindy Nova (1343050128)Teori Dasar dan EditorSupridui (

LABORATORIUM FARMASI FISIKAFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 19452014

STABILITAS ZATTujuan Percobaan : 1. Agar dapat menentukan orde reaksi penguraian Asam Salisilat 2. Agar dapat menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat 3. Agar dapat menentukan energi aktivasi dari reaksi penguraian Asam Salisilat4. Agar dapat menentukan usia simpan Asam Salisilat 5. Agar dapat menggunakan data kinetika kimia untuk memperkirakan kestabilan zatPendahuluan :a. Teori Dasar Stabilitas suatu zat adalah kemampuan suatu zat untuk dapat mempertahankan spesifikasinya terhadap perubahan lingkungannya. Zat yang disimpan dalam jangka waktu yang lama dan dalam kondisi yang tidak sesuai dapat mengalami penguraian, Kestabilan zat adalah faktor yang penting dalam proses pembuatan sediaan farmasi karena umumnya sediaan farmasi sesudah diproduksi akan disimpan dalam waktu yang lama sampai diterima di tangan pasien. Stabilitas suatu obat adalah suatu pengertian yang mencakup masalah kadar obat yang berkhasiat. Batas kadar obat yang masih bersisa 90% tidak dapat lagi disebut sub standar waktu diperlukan hingga tinggal 90% disebut umur obat. Dan penyimpanan obat dalam waktu dan kondisi yang tidak sesuai menimbulkan penguraian yang dapat bersifat toksik. Sehingga harus diketahui faktor faktor yang mempengaruhi kestabilan zat agar dapat dipilih kondisi pembuatan, formulasi, kemasan, cara penyimpanan sediaan.

Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia masing-masing bahan dan sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang kedua adalah faktor-faktor luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara, yang mampu menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan. Faktor luar yang mempengaruhi stabilitas zat antara lain :1. Panas. Semakin panas maka reaksi akan berlangsung cepat sehingga stabilitasnya akan menurun2. Cahaya Cahaya merupakan energi, sehingga dengan energi dari cahaya akan memungkinkan tercapainya energy aktivasi zat dan zat akan cepat bereaksi sehingga stabilitasnya akan menurun3. Kelembapan Semakin lembap, stabilitas zat akan menurun. Karena zat akan menyerap air sehingga konsistensinya berubah 4. Oksigen Zat akan bereaksi dengan oksigen dan akan mengalami reaksi oksidasi, yang menyebabkan perubahan struktur kimia sehingga stabilitas akan menurun5. pHZat yang bersifat asam jika berada pada pH basa akan bereaksi dengan basa menghasilkan garam sehingga stabilitasnya akan menurun. Suatu obat kestabilannya dapat dipengaruhi juga oleh pH, dimana reaksi penguraian dari larutan obat dapat dipercepat dengan penambahan asam (H+) atau basa (OH-) dengan menggunakan katalisator yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi dan tidak mempengaruhi hasil dari reaksi. 6. MikroorganismeMikroorganisme akan mempercepat penguraian zat dan menyebabkan toksik 7. Bahan tambahan Bahan tambahan yang digunakan tidak boleh bereaksi dengan zat aktif harus bersifat netral. b. Prinsip Percobaan :Pengujian stabilitas suatu zat dengan menggunakan Tes daya tahan dipercepat (Uji stabilitas dipercepat) yang dilakukan dibawah pembebanan panas, dengan ini digunakan membuat peraturan kinetika reaksi, Penguraian dipelajari pada suhu yang lebih tinggi daripada suhu ruang dan kemudian diekstrapolasikan pada suhu penyimpanan. (Voight,1995)

Metode Percobaan :A. Alat dan Bahan Erlenmeyer - Asam Salisilat Beaker Glass - Natrium Sitrat Batang Pengaduk- NaOH 0.1 N Buret, Klemburet, Statip- Indikator Phenol Phtalein Corong- Kertas Saring

B. Prosedur Kerja 1. Pembuatan Larutan uji Zat yang hendak diuji kestabilannya (Asam Salisilat) ditimbang dan Natrium sitrat ditimbang seberat 2x dari berat zat uji.Natrium Sitrat dilarutkan dengan Air hangat 100 ml. Setelah larutan Natrium Sitrat dingin, ditambahkan zat uji (Asam Salisilat), kemudian diaduk ad larut. Dicukupkan dengan Aqua Dest ad 500 ml2. Pengujian Kestablilan Larutan zat uji yang telah dibuat dimasukan masing masing 20 ml ke 15 tabung reaksi; 5 tabung pada suhu 40C , 5 tabung pada suhu 50C dan 5 tabung 60C Kadar zat dihitung terlebih dahulu. Sisa tabung diinkubasi ke dalam suhu masing masing dan kadar zat uji ditentukan kembali pada waktu 0,10,20,40,60 menit 3. Penetapan kadar zat uji (Asam Salisilat) 1 tabung reaksi yang berisi larutan zat. Masukan tabung ke dalam air es untuk menghentikan reaksi penguraian. Ambil 5 ml larutan, tentukan kadar zat dengan melakukan titrasi menggunakan NaOH 0.1 N dengan indicator PhenolPhtalein. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali.

Hasil Percobaan dan Pengolahan data : A. Penentuan Tingak reaksi / orde reaksi penguraian 1. Suhu 40CWaktu (menit)Volume NaOH (mL)Konsentrasi Asam Salisilat (M)log Ct1/Ct

IIIIIIRata-rata

09.409.509.509.470.1893-0.72285.2817

109.009.209.209.130.1827-0.73835.4745

209.509.309.409.400.1880-0.72585.3191

409.309.409.409.370.1873-0.72745.3381

609.509.509.509.500.1900-0.72125.2632

Grafik orde 0

Grafik Orde 1 Grafik Orde 2 Orde Reaksi untuk Suhu 40C adalah Orde 02. Suhu 50CWaktu (menit)Volume NaOH (mL)Konsentrasi Asam Salisilat (N)log Ct1/Ct

IIIIIIRata-rata

011.309.309.209.930.1987-0.70195.0336

109.009.009.109.030.1807-0.74315.5351

209.509.609.509.530.1907-0.71975.2448

409.509.309.509.430.1887-0.72435.3004

609.509.609.709.600.1920-0.71675.2083

Grafik Orde 0 Grafik Orde 1

Grafik Orde 2 Orde Reaksi untuk Suhu 50C = Orde 03. Suhu 60CWaktu (menit)Volume NaOH (mL)Konsentrasi Asam Salisilat (N)-log Ct1/Ct

IIIIIIRata-rata

09.009.309.209.170.18330.73685.4545

109.359.009.409.250.18500.73285.4054

209.209.609.359.380.18770.72665.3286

409.609.309.759.550.19100.71905.2356

609.609.609.509.570.19130.71825.2265

Grafik Orde 0

Grafik Orde 1

Grafik Orde 2

Orde Reaksi terhadap suhu 60C = 0Jadi Orde untuk reaksi degradasi asam salisilat adalah orde 0B. Penentuan Konstanta kecepatan Reaksi (k)1. Suhu 40C Persamaan linear untuk orde 0 Y= 0.000047 x + 0.1862Ct= Co-k.tk = 0.000047K= 4.7 10-5 mol liter -1detik -12. Suhu 50C Persamaan linear untuk orde 0Y= -0.000014 x - 0.1905Ct= Co-k.tK= 1.4 10-5 mol liter -1detik -13. Suhu 60C Persamaan linear untuk orde 0 Y= 0.00014 x + 0.1840Ct= Co-k.tK= 1.4 10-4 mol liter -1detik -1C. Penentuan Energi Aktivasi Konstanta Kecepatan Reaksi (k) Suhu (T)Log k

4.7 10-5 mol liter -1detik -13130.00319-4.33

1.4 10-5 mol liter -1detik -13230.003096-4.85

1.4 10-4 mol liter -1detik -13330.003003-3.85

Kemiringan Kurva (gradient) = -2418.97Gradient= Ea= -(-2418.97 x (2.303 x 8.314)) Ea= 46,316.36J =46.32 KJ Log K = log A - . Log k = 3.15054 -2418.97 Log k = - 4.9668K = 1.079 10 -5 mol liter -1detik -1

D. Usia Simpan larutan pada Suhu kamar (t90) Ct= -k25.t90 +Co 0.9 Co = 1.079 10 -5 mol liter -1detik -1.t90 + Co 1.079 10 -5 mol liter -1detik -1.t90 = 0.1 CoT90 = T90 = 1677,479 sekon = 28 menit

Perhitungan Co Molaritas = : 0.5 = 0.1810 M

Pembahasan :Pada pengujian stabilitas obat yang dilakukan dengan metode pengujian dipercepat dengan meningkatkan suhu menjadi 40C, 50C, dan 60C dan diperoleh orde reaksi satu karena nilai k yang konstan dan nilai R2 yang mendekati satu adalah orde reaksi 1 hal ini berarti hanya salah satu konsentrasi pereaksi yang menentukan kecepatan reaksi Konstanta kecepatan reaksi tertinggi adalah pada suhu 40C yakni 9.16 x 10-5 dan nilai konstanta kecepatan reaksi terendah adalah pada suhu 60C yakni -1.6 x 10 -5. Nilai konstanta kecepatan reaksi berbanding lurus dengan laju reaksi. Semakin tinggi konstanta laju reaksi maka reaksi penguraian zat akan berlangsung lebih cepat. Dan seharusnya pada suhu ke 60C konstanta laju reaksi tertinggi karena dengan peningkatan suhu maka reaksi akan berlangsung lebih cepat. Sehingga semakin tinggi suhu, zat menjadi kehilangan kestabilannya. Konstanta laju reaksi dipengaruhi oleh suhu dan kestabilan suatu zat dipengaruhi oleh suhu.Energi aktivasi adalah energy yang diperlukan suatu zat untuk dapat bereaksi. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan energy aktivasi Asam Salisilat sebesar 7.25 joule. Hal ini menunjukan bahwa Asam Salisilat membutuhkan energy 7.25 joule untuk dapat bereaksi dengan zat lain.Pengujian kestabilan digunakan untuk mengetahui usia simpan suatu zat. Semakin tinggi suhu dan waktu penyimpanan pada suhu tersebut maka kestabilan suatu zat akan menurun. Terlihat dari proses inkubasi zat pada menit yang ke-60 penguraian yang terjadi lebih banyak.Usia simpan untuk Asam Salisilat pada suhu kamar adalah 6 jam 36 menit. Artinya sesudah 6 jam 36 menit Asam Salisilat sudah akan mengalami degradasi sebanyak 10 % dan sudah tidak dapat digunakan lagi.

Kesimpulan : 1. Orde Reaksi untuk Penguraian Asam Salisilat adalah orde 1 2. Faktor Faktor yang mempengaruhi Stabilitas suatu zat adalah Suhu. Semakin tinggi suhu, reaksi akan berlangsung lebih cepat dan semakin cepat reaksi akan semakin zat untuk kehilangan kestabilannya 3. Energi Aktivasi untuk penguraian asam salisilat adalah 7.25 joule 4. Usia Simpan Asam Salisilat pada suhu kamar adalah 6 jam 36 menit Daftar Pustaka :1. Moechtar, 1989,Farmasi Fisika, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.2. Ansel C. Howard, 1989,Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Jakarta : Universitas Indonesia Press.