laporan praktikum farmasi praktis antidiabetes

23
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS PERAN FARMASIS DALAM PENANGANAN RESEP OBAT ANTIDIABETES” Disusun oleh: Kelompok 2 – Farmasi VI D Brendi 1112102000088 Ghilman Dharmawan 1112102000088 Mauliana 1112102000091 Ikhda Khullatil Mardiyah 1112102000094 Nabilah Urwatul Wutsqo 1112102000095 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: nabilah-urwatul-wutsqo

Post on 19-Dec-2015

127 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

antidiabetes

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS

“PERAN FARMASIS DALAM PENANGANAN RESEP OBAT

ANTIDIABETES”

Disusun oleh:

Kelompok 2 – Farmasi VI D

Brendi 1112102000088

Ghilman Dharmawan 1112102000088

Mauliana

1112102000091

Ikhda Khullatil Mardiyah 1112102000094

Nabilah Urwatul Wutsqo 1112102000095

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

Page 2: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

JAKARTA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia

(kenaikan kadar glukosa serum) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin

atau keduanya. Diabetes mellitus bukan termasuk penyakit menular dan prevalensinya

semakin meningkat dari tahun ke tahun termasuk Indonesia yang menduduki urutan keempat

dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat.

Diabetes mellitus juga diketahui merupakan penyebab kematian tertinggi di bagian instalasi

rawat inap di Rumah Sakit pada tahun 2005 di Indonesia yaitu sebanyak 3.316 kematian

dengan case fertility rate (CFR) 7,9%.

Diabete mellitus tipe II paling banyak dialami oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia

dan biasanya terjadi pada orang tua, remaja dan penderita obesitas. Sedangkan penderita

diabetes tipe I hanya sedikit penderitanya karena merupakan diabetes mellitus tipe genetic

atau keturunan. Pola hidup yang baik seperti olahraga teratur, pola makan yang baik serta

diet merupakan solusi utama yang harus diterapkan oleh penderita diabetes mellitus. Selain

itu, pengobatan secara medis juga menjadi pilihan utama untuk mengatasi penyakit DM.

Pengobatan medis mengharuskan pasien untuk meminum beberapa obat yang biasa

digunakan sebagai anti diabetes seperti golongan sulfonylurea dan golongan biguanid.

Pemberian obat anti diabetes pada pasien harus memperhatikan adanya interaksi atau

kontraindikasi terhadap obat yang sedang digunakan dikarenakan penggunaan obat anti

diabetes dilakukan dalam jangka panjang.

1.2 Tujuan Praktikum

Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan praktek

kefarmasian di apotek meliputi :

Page 3: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

Mengerjakan resep antidiabetes sesuai dengan alur pelayanan resep

Menganalisakeabsahan dan kerasionalan resep

Memberikan konseling kepada pasien dengan baik

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolism yang

ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai gangguna metabolism karbohidrat, lipid dan

protein sebagai insufisiensi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau

produksi insulin oleh sel beta Langerhans kelenjar pancreas atau disebabkan kurang

responsifmya sel-sel tubuh terhadap insulin.

Diabetes adalah suatu penyakit dimana metabolisme glukosa tidak normal, suatu resiko

komplikasi spesifik perkembanga mikrovaskular dan ditandai dengan adanya peningkatan

komplikasi perkembangan makrovaskular. Secara umum, ketiga elemen yang telah disebutkan

telah digunakan untuk mencoba menemukan diagnosis atau penyembuhan diabetes.

2.2 Gejala Diabetes Melitus

Tanda dan gejala diabetes mellitus meliputi :

Poliuria dan polidipsia yang disebabkan oleh osmolalitas serum yang tinggi akibat kadar

glukosa serum yang tinggi.

Anoreksia atau polifagia.

Penurunan berat badan (biasanya sebesar 10% hingga 30%; penderita DM tipe I secara

khas tidak memiliki lemak pada tubuhnya saat diagnosis ditegakkan) karena tidak

terdapat metabolism karbohidrat, lemak, protein yang normal sebagai akibat fungsi

insulin yang rusak atau tidak ada.

Sakit kepala, rasa cepat lelah, mengantuk, tenaga yang berkurang dan gangguan pada

kinerja.

Kram otot, iritabilitas dan emosi yang labil akibat ketidakseimbangan elektrolit.

Page 4: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

Mual, diare, kontipasi akibat dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit ataupun

neuropati otonom.

Infeksi atau luka pada kulit yang lambat sembuhnya, rasa gatal pada kulit.

2.3 Patofisiologi

Pada individu yang secara genetic rentan terhadap diabetes tipe I, kejadian pemicu yakni

kemungkina infeksi virus akan menimbulkan produksi autoantibody terhadap sel-sel beta

pancreas. Sdestruksi sel beta yang diakibatkan menyebabkan penuruna n sekresi insulin dan

akhirnya kekurangan hormone insulin. Defisiensi insulin mengakibatkan keadaan hipergilkemia,

peningkatan lipolisis dan katabolisme protein.

Diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh satu atau lebih faktor

berikut :

Kerusakan sekresi insulin

Produksi glukosa yang tidak tepat dihati

Penurunan sensitivitas reseptor insulin perifer

Faktor gentik merupakan hal yang signifikan dan awitan diabetes dipercepat oleh obesitas

serta gaya hidup sedentary.

2.4 penggolongan diabetes mellitus

Ada 3 jenis diabetes mellitus yang dikenal :

Tipe 1 (DMT1) insufisiensi absolute insulin.

Tipe 2 (DMT2) resistensi insulin yang disertai defek sekresi insulin dengan derajat

bervariasi.

Diabetes kehamilan (gestasional) yang muncul pada saat hamil.

Awitan DM tipe 1 biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun (meskipun dapat terjadi pada semua

usia); biasanya pasien DM tipe 1 bertubuh kurus dan memerlukan pemberian insulin eksogen

serta penatalaksanaa diet untuk mengendalikan gula darah. Sebaliknya DM tipe 2 biasanya

terjadi pada dewasa obese diatas usia 40 tahun dan diatasi dengan diet serta latihan bersama

pemberian obat-obat antidiabets oral meskipun terapinya dapat pula meliputi pemberian insulin.

Page 5: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

Kemajuan kedokteran memungkinkan pasien DM hidup lebih lama dengan kualitas hidup lebih

baik bila pasien tersebut memantau kadar gula darahnya dengan cermat, menggunakan data-dat

ini untuk melakukan perubahan farmakologi serta gaya hidupnya dan menggunakan system

pemebrian insulin yang baru seperti pompa insulin subkutan. Disamping itu, obat-obat yang kini

tersedia akan meningkatkan metabolism glukosa dan sensitivitas insulin tubuh sendiri untuk

mencapai control glikemi yang optimal serta mencegah progesivitas penyakitnya agar tidak

terjadi komplikasi jangka panjang

Page 6: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

BAB IIIPROSEDUR PRAKTIKUM

3. Langkah pelayanan resep

3.1 Penerimaan kopi resep

o Cek kelengkapan kopi resep

Kopi resep yang diterima:Nama dokter : AndiAlamat dokter : CiputatNama pasien : IndahAlamat pasien : CiputatTanggal resep : 1 Maret 2015

R/ Daonil tab No XXX

ʆ 0-0-1

R/ Corsamag XV

ʆ 3 dd I

R/ Ciproxin X

ʆ 2 dd I

Dalam kopi resep yang diterima, ada beberapa poin penting yang belum tertera, sehingga

farmasis perlu memeriksanya kembali.

o Catat riwayat pengobatan

3.2 Analisis rasionalitas obat

Resep dianalisis dan diidentifikasi rasionalitas. Rasionalitas ini meliputi kesesuaian

diagnosa dan pemilihan obat, dosis dan aturan pakai, jumlah obat yang diberikan terkait

dengan lamanya terapi, efek samping, dan interaksi obat.

3.3 Penyiapan obat

o Penyiapan etiket

Page 7: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

Etiket yang disiapkan adalah etiket bewarna putih. Pada etiket ditulis tanggal, nama

pasien, usia, alamat, serta dosis dan cara penggunaan obat. Perlu diperhatikan saat

menulis etikat agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat oleh pasien.

o Penyiapan obat masuk ke wadah dan beri etiket

Obat yang tertera dalam resep disiapkan sesuai dengan yang tertera dalam resep. Obat

dimasukan ke dalam kantong plastik dan ditempelkan etiket yang sesuai. Perlu

diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan atau etiket masing-masing obat tertukar.

3.4 Pemeriksaan akhir

Sebelum diberikan kepada pasien ada beberapa hal yang harus dipersiapkan:

o Kesesuaian obat dengan resep

Sebelum obat diberikan kepada pasien, farmasis harus memeriksa kembali kesesuaian

antara obat yang diberikan dengan yang tertera dalam resep dokter. Dipastikan jumlah

dan jenis obat yang akan diberikan kepada pasien.

o Buat kopi resep

Karena resep tertera tanda iter (pengulangan), untuk itu farmasis harus menuliskan

kopi resep agar pasien dapat mengambil obat berikutnya.

o Penyiapan materi informasi

Kepada pasien atau walinya, farmasis wajib mempersiapkan informasi apa saja yang

harus diterima oleh pasien atau walinya selama menggunakan obat tersebut.

3.5 Penyerahan obat dan pemberian konseling

o Penyerahan obat dan Pemberian konseling

Penyerahan obat disertai dengan konseling kepada pasien atau walinya oleh

farmasis. Sebelum diserahkan, farmasis harus mengkonfirmasi kebenaran

kepemilikan obat atas pasien, serta identitas pasien kepada wali atau pasien

tersebut.

Selanjutnya, obat diserahkan dengan menjelaskan cara pemakaian masing-

masing obat. Farmasis, dengan cara yang baik dan bahasa yang mudah

dimengerti, menjelaskan kepada pasien atau walinya tujuan penggunaan obat,

cara pakai, cara penyimpanan beserta dosisnya. Setelah menjelaskan dengan

seksama, farmasis harus memastikan bahwa informasi yang diberikan dimengerti

oleh pasien atau walinya. Farmasis dapat meminta pasien atau walinya untuk

Page 8: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

mengulang informasi yang diperolehnya dari farmasis. Jika ada yang informasi

yang tertinggal, farmasi dapat menambahkannya. Pasien atau wali yang kurang

mengerti tentang penggunaan obat, dapat menanyakannnya langsung kepada

farmasis agar tepat penggunaan obat. Selanjutnya, obat diberikan kepada pasien

dan walinya sambil mendoakan kesembuhan pasien.

Page 9: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Resep obat

KLINIK PRODI FARMASI FKIK UINJl. Kertamukti no100, Ciputat

Telp 02179432222

SIP : 12345678910APA: Apoteker Muslim, S.Si, Apt iter 2X

Nama dokter: AndiAlamat dokter: CiputatNama pasien: IndaAlamat pasien: CiputatTanggal resep: 1 Maret 2015

R/ DAONIL tab no. XXX S 1-0-0

Det 1

R/ Corsamog XV (tab kunyah) S 3 dd 1

Det 1

R/ Ciproxin X S 2 dd 1

Ne.Iter

p.c.c.

Page 10: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

Kopi resep

APOTEK PRODI FARMASI FKIK UINJl. Kertamukti no100, Ciputat

Telp 02179432222

SIP : 12345678910APA: Apoteker Muslim, S.Si, Apt iter 1

Nama dokter: AndiAlamat dokter: CiputatNama pasien: IndaAlamat pasien: CiputatTanggal resep: 1 Maret 2015

R/ DAONIL tab no. XXX S 1-0-0

Det 1

R/ Corsamog XV S 3 dd 1

Det 1

R/ Ciproxin X S 2 dd 1

No.Iter

Page 11: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

Etiket obat

Lembar informasi obat

No Nama Obat(kandungan)

Indikasi Aturan pakai

Efek samping Interaksi obat Informasi lain

1. Daonil Tab(Quinolon)

DM tipe 2

1 x 1 (sebelum sarapan)

Hipoglikemi, gangguan gastrointestinal, berkeringat,

+ ciproflaxacin Harus dilakukan pemantauan berkala kadar

APOTEK PRODI FARMASI FKIK UINJl. Kertamukti no100, Ciputat

Telp 02179432222

SIA : 12345678910APA : Apoteker Muslim, S.Si, Apt

No resep : 0004 tanggal resep : 1 Maret 2015Nama pasien: Inda

CorsamagSehari 3x1 (kunyah)

Sebelum Makan

APOTEK PRODI FARMASI FKIK UINJl. Kertamukti no100, Ciputat

Telp 02179432222

SIA : 12345678910APA : Apoteker Muslim, S.Si, Apt

No resep : 0004 tanggal resep : 1 Maret 2015Nama pasien: Inda

DAONILSehari: 1 x 1 (sarapan)

Sebelum Makan

Page 12: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

kulit basah, cemas, takikardia)

glukosa

2. Corsamag (Mg trisilikat, Al(OH)3, simetikon)

Maag 3x1 (tablet kunyah sebelum makan)

Diare, konstipasi

+ tetrasiklin dan simetidin+ ciproflaxacin

Harus diperhatikan jika pasien memiliki kerusakan ginjal

Percakapan konseling

Apoteker: selamat pagi, dengan ibu Inda, benar?

Pasien: iya, benar bu

A: (berjabat tangan) jadi seperti ini bu, saya Ikhda apoteker yang bertugas di apotek Farmasi pagi

ini, saya ingin memberikan beberapa informasi mengenai obat dalam resep ini yang akan ibu

gunakan. Namun, kami membutuhkan waktu 10-15 menit untuk melakukan konseling ini,

apakah ibu ada waktu untuk melakukan konseling obat ini bu?

P: oh, iya. Tapi jangan lama-lama ya, saya mau meeting soalnya.

A: iya bu, mari masuk ruangan kami

(berjalan menuju ruang konseling)

A: ibu sebelumnya sudha pernah menebus obat ini ya bu?

P: iya, 1 kali di apotek R

A: berarti pernah menggunakannya ya? Apa efek obat yang ibu minum setelah

mengkonsumsinya?

P: saya masih sesak, dan saya suka lelah gitu, saya lebih sering makan juga bu. Dan terkadang

saya di omeli anak saya, karena makan mulu

Page 13: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

A: oh, seperti itu ya bu. Terimakasih. sebelumnya mohon maaf ya bu, saya ingin menanyakan

beberapa pertanyaan terkait obat ini. Sebelumnya ibu diberi informasi apa saja ya bu sama dokter

tentang obat ini?

P: saya diberi tahu kalau ada obat untuk DM, untuk mag, dan infeksi saya. Gitu!

A: oh, seperti itu ya bu? Lantas cara pemakaian obatnya bagaimana bu?

P: saya lupa bu

A: oh, tidak apa-apa bu. Namun dokter juga menjelaskan tentang hasil yang ingin dicapai tentang

terapi obat ini kan ya bu?

P: katanya kalau sudha minum ini gulanya turun, sudah gak mag juga.

A: oh seperti itu ya bu? Jadi seperti ini bu, benar apa yang dikatakan dokter obat ibu ini ada 3

macam, yang pertama DAONIL digunakan sebagai obat DM nya ibu ya. DAONIL dikonsumsi

saat pagi hari ya bu, 1 jam sebelum sarapan. Nanti dikonsumsinya setiap hari diusahakan tepat

waktu terus ya bu, jika senin jam 7 pagi, selasa jam 7 pagi pula dan seterusnya ya bu. Nanti jika

nanti ibu mungkin merasa sedikit gangguan terhadap perut ibu, ibu tak usah khawatir bu, karena

mungkin itu efek dari obat ini, namun hanya sedikit orang yang merasakan efek ini. Jadi jangan

takut ya bu.

P: iya bu

A: selanjutnya ini obat Corsamog, kandungan obat ini ada Mg trisilikat, Al(OH)3, sometikon.

Obat ini digunakan untuk mengurangi rasa skit terhadap mag yang ibu rasakan sekarang bu.

Tentang obat ini, ini termasuk obat kunyah, jadi jangan ditelan tapi dihabiskan di mulut ya bu.

Cara minumnya sebelum makan (1 jam sebelum) diminumnya tiap 8 jam sekali ya bu. Sehari ada

3 kali pengkonsumsian. Jika dalam praktiknya nanti ibu merasa diare ibu jangan khawatir juga

ya bu.

P: oh iya bu, saya faham

A: nah untuk diresep ini kan tertulis Ciproxin dan diindikasikan untuk gejala infeksi ibu, namun

kita tadi sudah mengkonsultasikan pada dokter terjadi interaksi antara obat DM ibu dan obat

Page 14: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

infeksi ini, makanya ibu masih sering lelah, sering lapar juga. Selain itu ciproxin ini juga tidak

bekerja baik dengan obat mag ibu.

P: terus bagaimana?

A: kita merekomendasikan obat ciproxin tidak diberikan dan disetujui oleh dokter bu. Jadi hari

ini ibu hanya menerima 2 obat, bukan karena di apotek ini tidka tersedia ya bu, namun karena

adanya interaksi dan obat ini termasuk golongan antibiotic, jadi memang tak bisa ditebus kedua

kalinya. Jika ibu masih merasakan sesak dianjurkan ibu ke dokter lagi dan meminta resep baru ya

bu, karena kita tidka bisa memberikan obat tanpa resep dokter. Seperti itu ya bu

P: oh.. iya bu, terimakasih infonya ya

A: iya bu. Sebelumnya saya takut beberapa informasi yang saya berikan terlewat, maaf bisa ibu

mengulangi lagi apa yang saya sampaikan tadi bu?

P: oh, iya, ini ada 2 obat. Daonil digunakan untuk DM diminum sekali sehari sebelum makan

dan jangka waktunya tiap hari harus sama. Terus yang corsamag untuk obat mag, tiga kali sehari

atau tiap 8 jam sekali sebelum makan.

A: benar bu, satu lagi ya bu. Jika pas pagi hari ibu meminum corsamag jangan bebarengan

waktunya dengan minum daonil ya bu. Nanti dikasih jeda waktu 15-20 menit minum obat

daonilnya ya bu. Pokoknya jangan satu waktu minum bersama ya bu.

P: iya bu

A: ada yang ditanyakan bu?

P: oh, iya bu, kira-kira ada rekomendasi pengobatan non medis gak? Biar saya gak terus-terusan

minum obat bu.

A: bisa ibu, dengan mengubah gaya hidup. Yang pertama mungkin pembatasan asupan

karbohidat yang ibu konsumsi, atau lebih baiknya makannya Makai beras merah. Bisa dengan

pembatasan gula ya bu, jadi jangan terlalu banyak yang manis-manis, bisa mengganti gula

dengan yang rendah kalori. Tapi jangan mengurangi asupan makanan yang lainnya ya bu,

Page 15: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

makannya tetap seimbang. Bisa juga ibu olahraga ringan setiap hari, yang penting teratur bu

jangan berat-berat mungkin lari-lari kecil seperti itu.

P; oh, iya bu. Terimaksih banyak infonya

A: sama-sama ibu, ohya bu.. nanti jika ada pertanyaan silahkan ditanyakan di no saya ya bu, atau

langsung datang ke apotek ini. (apoteker memberikan kartu nama yang ad no.telponnya)

P; iya, siap bu.

A; terimakasih ya bu. Smeoga lekas sembuh dna tetap semangat. Selamat siang (berjabat tangan)

P: sama-sama.

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita mendapatkan kopi resep atas nama Inda. Obat-obat yang

tertera dalam resep tersebut diantaranya Daonil 30 tablet, Corsamag 15 tablet, dan Ciproksin 10

tablet. Kemudian pada kopi resep tersebut tertera penulisan “iter 2x” yang menandakan bahwa

resep tersebut dapat diulang 2x pengambilan obat. Sebelum menyiapkan obat-obat tersebut, kita

terlebih dahulu melakukan analisa terhadap kopi resep tersebut:

Cek terlebih dahulu apakah kopi resep tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.

Konfirmasikan kepada dokter apakah obat yang diresepkan untuk diulang (iter)

tersebut masih dapat diulang atau tidak, seperti obat antibiotic dan lain sebagainnya

yang perlu pengawasan langsung dari dokter.

Apakah obat-obat yang diresepkan tersebut mengalami interaksi antara obat yang satu

dengan obat yang lainnya.

Apakah dosis obat yang diresepkan sesuai dengan dosis lazim pemakaian tersebut

atau tidak.

Pada resep tersebut te rdapat tanda “iter 2x “ dimana menandakan bahwa pasien tersebut

harus mengulangi pengambilan resep tersebut selama 2x lagi. Kemudian di resep tersebut juga

Page 16: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

tertera obat golongan antibiotic yaitu ciproxin yang diresepkan sebanyak 10 tablet. Menurut

kelompok kami, obat golongan antibiotic tidak dapat mengalami pengulangan resep, dikarenakan

nantinya dapat menyebabkan atau menimbulkan kegagalan pengobatan, bahkan menimbulkan

resistensi bagi pasien. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan konfirmasi ulang kepada dokter yang

bersangkutan, jika benar penggunaannya perlu diulang maka dokter tersebut wajib meresepkan

obat itu kembali. Oleh karena itu, antibiotic tidak dapat diberikan ketika pasien menebus

pengulangan obat.

Kemudian setelah menganaliasa kopi resep tersebut, kelompok kami sepakat untuk

merubah waktu pemakaian dari obat Daonil. Di kopi resep tersebut tertulis 0-0-1, yang berarti

pemakaian obat ini adalah 1x sehari pada waktu malam. Waktu pemakaian ini kami ganti pada

waktu pagi hari sebelum makan, dikarenakan obat ini  digunakan untuk pasien DM tipe II dan

akan lebih efektif bekerja pada pagi hari. Mengingat waktu paruh obat ini (t1/2) terjadi setelah 4

jam penggunaan dan dapat bertahan selama 24 jam, maka penggunaan 1x sehari obat ini dirasa

sudah cukup untuk mengatasi DM tipe II dari pasien.

Pada peresepan obat yang lain dirasa tidak ada masalah. Dan selanjutnya kita menyiapkan

obat-obat tersebut sesuai yang telah bersama kita analisa. Kemudian menyiapkan kopi resep

yang baru dengan berbagai penggantian tersebut dan tidak lupa mencantumkan tanda “iter”

yang menandakan bahwa penebusan resep tersebut dapat diulang sekali lagi.

Setelah obat telah selesai dipersiapkan, pasien diminta untuk konseling terlebih dahulu

dengan apoteker yang bertugas. Apoteker konseling akan menanyakan dan menjelaskan

berbagai macam hal terkait penggunaan obat tersebut. Tujuan dari adanya konseling itu sendiri

diharapkan pasien mendapatkan efek terapi yang maksimum terhadap penyakit yang diderita,

dan pasien dapat menggunakan obat tersebut dengan tepat sehingga meminilalisir keselahan

terapi obat.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa resep, obat-obat yang diberikan kepada pasien yaitu:

1. Daonil; 10 tablet; 5mg ; 1x sehai 1 tablet pada pagi hari sebelum makan; obat DM tipe II

Page 17: Laporan Praktikum Farmasi Praktis Antidiabetes

2. Corsamag; 15 tablet; 3x sehari 1 tablet sebelum makan; obat maag

Obat golongan antibiotic tidak dapat mengalami pengulangan (iter)

DAFTAR PUSTAKA

Kowalak, Jennifer P dkk. Buku Ajar Patofisiologi (Professional Guide to Pathophysiology).

Penerjemah Andry Hartono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG,2011.