laporan teknologi farmasi

19
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL V TABLET TUJUAN Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi sediaan tablet/kaplet dan kontrol kualitasnya. DASAR TEORI Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau bahan tambahan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetak baja. Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran atau kemampuan kempa Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan masa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik,kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan granulasi kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi (Anonim,1979) Menurut FI edisi III,tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat, dengan atau bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul,pada umumnya disebut kaplet.Bolus adalah tablet

Upload: nonawulan

Post on 16-Jul-2015

273 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan teknologi farmasi

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

MODUL V

TABLET

TUJUAN

Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi sediaan

tablet/kaplet dan kontrol kualitasnya.

DASAR TEORI

Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih

atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis bahan

obat atau lebih dengan atau bahan tambahan.

Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul

menggunakan cetak baja. Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi basah,

granulasi kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk

meningkatkan aliran campuran atau kemampuan kempa

Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan masa serbuk pada tekanan tinggi

sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik,kemudian digiling dan diayak

hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan granulasi

kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi

(Anonim,1979)

Menurut FI edisi III,tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat, dengan atau

bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul,pada umumnya disebut kaplet.Bolus adalah tablet

Page 2: Laporan teknologi farmasi

besar yang digunakan untuk hewan besar.

(Anonim,2004)

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat lain kecuali zat-zat pelicin dibuat granul

(butiran kasar), karena serbuk halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka

dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar

tablet tidak retak (caping).

Cara pembuatan granul ada 2macam :

a.Cara Basah

Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan

larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi

granul dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40⁰-50⁰. Setelah kering diayak

lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan

pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.

b.Cara kering atau disebut slugging atau pre compression

Dikerjakan sebagai berikut: Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat

pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet

yang besar(sugging, setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,

akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet

(Anief,Moh.,IMO,1988)

Syarat-syarat tablet:

Memenuhi keseragaman ukuran

Memenuhi keseragaman bobot

Memenuhi waktu hancur

Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat

Memenuhi waktu larut (dissolution test)

(Anief,Moh.,Farmasetika,2007)

Page 3: Laporan teknologi farmasi

Nama tablet (tabuletta, tabletta) berasal dari kata tabulletta lempeng pipih, papan

tipis. Beberapa farmakope mencantumkan tablet dengan nama kompresi/cetak langsung

sebagai petunjuk cara pembuatan.

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tinggi. Sediaan ini dicetak dari serbuk

kering ,kristal/granulat. Umumnya dengan bahan pembantu pada mesin yang sesuai

dengan menggunakan tekanan tinggi.

Bentuk luar tablet sangat mempengaruhi keutuhan tablet saat transportasi dan

penyimpanan. Jenis tablet dan penggunaannya : Tablet peroral, tablet oral, meliputi tablet

hisap, sublingual dan buchal, tablet parenteral, meliputi tablet injeksi dan tablet

implantasi. Serta tablet untuk penggunaan luar meliputi tablet larut, mata, vaginal, dental

resorpsi kerja lokal dipermukaan tubuh dan lubang-lubang tubuh.

(Voiqt,1984)

ALAT DAN BAHAN

ALAT :

1. Mikser

2. Mesin cetak tablet

3. Ayakan

4. Timbangan

BAHAN :

1. Theophyllin

2. Laktosa

3. Starch 1500

4. Amilum

5. Talk

6. Magnesium Stearat

CARA KERJA

1. Pembuatan Tablet

Dibuat mucilage amyli 10% sebanyak 100mL sampai terbentuk gel

Page 4: Laporan teknologi farmasi

Ditimbang semua bahan obat dan bahan tambahan seperti tercantum di formula

Dicampur zat aktif, laktosa dan avicel didalam mortar sampai homogen

Ditambah bahan pengikat sedikit demi sedikit sampai terbentuk masa granul yang baik,

lalu diayak dengan pengayak no 12 (dicatat volume bahan pengikat)

Granul basah kemudian dikeringkan dalam FBD ( Fluid Bed Dryer) selama 12

menit

Setelah kering diayak lagi dan ditambah bahan pelican ( Magnesium Sterarat dan Talk),

dicampur sampai homogen

Dimasukkan campuran tersebut dalam Hopper (corong alimentasi) dan dibuat tablet.

Berat satu tablet ±500mg.

2. Kontrol Kualitas

- Tampilan fisik tablet

a. Diameter

b. Ketebalan

c. Bentuk

d. Berat

e. Organoleptis

f. Kecacatan fisik

- Uji sifat fisik tablet

a. Keseragaman Bobot tablet

Statistik

Page 5: Laporan teknologi farmasi

20 tablet ditimbang satu per satu pada neraca analitik

Dihitung harga purata (x) dan koefisien variasinya

CV % = SD/x X 100%

b. Kekuatan Tablet

Alat yang digunakan adalah Stokes-Monsanto Hardness Tester.

Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertical

Diputar skrup pada ujung lain sehingga tablet tertekan

Pemutaran dihentikan setelah tablet pecah

Tekanan tablet dibaca pada skala

Dilakukan percobaan sebanyak 5x dan dihitung harga putarannya

Pada umumnya tablet dikatakan baik jika mempunyai kekerasan antara 4-10kg(tidak

mutlak).

c. Kerapuhan Tablet

20 tablet dibebas debukan dengan aspirator

Ditimbang seksama dengan neraca analitik

Dimasukkan dalam triabilator

Page 6: Laporan teknologi farmasi

Pengujian dilakukan 4 menit/100 putaran

Tablet dikeluarkan dari alat, dibebas debukan lagi dan ditimbang

Kerapuhan kaplet dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah pengujian

dibagi berat mula-mula dikali 100%. Tablet dianggap baik jika kerapuhan tidak lebih dari

1%.

d. Waktu Hancur Tablet

5 buah tablet dimasukkan dalam alat uji waktu hancur

Setiap tabung diisi 1 tablet

Dimasukkan dalam penangas air suhu 370C

Dijalankan alat sampai semua fraksi percobaan tablet lewat ayakan yang terletak

dibagian bawah tablet

Dicatat waktu yang diperlukan untuk waktu hancur tablet

Uji Disolusi

Tablet ditimbang dan dimasukkan dalam labu, diisolasi dan dibiarkan tenggelam dalam

medium aquadest hingga dasar labu.

Suhu percobaan dipertahankan berada dalam kisaran ± 370C ±0,50C dengan kecepatan

pengadukan 100rpm dan jarak pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5cm

Page 7: Laporan teknologi farmasi

Uji disolusi dilakukan selama 60 menit dengan pengambilan sampel pada menit ke

5,10,15,25,30 dan 60 sebanyak 5,0mL.

Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi baru dalam jumlah yang sama

sehingga volume medium disolusi tetap.

Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer UV

ANALISIS CARA KERJA

1. Pembuatan Tablet

Dibuat mucilago amili 10 % yang merupakan zat pengikat dengan cara

dipanaskan dan diaduk terus menerus sampai berwarna transparan berbentuk seperti gel.

Tujuan dari pemanasan yaitu memudahkan amilum cepat larut dalam air. Sedangkan

tujuan pengadukan terus menerus agar tercampur rata dan tidak ada amilum yang

menempel pada diding sehingga dapat membentuk kerak (gosong).

Pada baskom dimasukan bahan- bahan pegisi dan zat aktif lainnya. Seperti

Theophyllin (100mg x 200), Avicel 102 (100mg x 200) dan laktosa (260mg x 200) dicampur

± 10 menit dengan pengadukan manual sampai homogen. Tujuan penambahan bahan

pengisi adalah untuk meningkatkan massa tablet. Ditambahkan bahan pengikat sedikit

demi sedikit sampai terbentuk massa granul yang baik. Massa granul yang baik

ditunjukkan dengan bila granul dibuat bola ketika di jatuhkan tidak akan pecah, hanya

retak (snow ball ice). Ketika dipatahkan hanya sedikit yang jatuh . Massa granul yang baik

kemudian di ayak pada ayakan No.12. Tujuan dari pengayakan ini adalah untuk

mempercepat atau memudahkan pada saat pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan

menggunakan alat FBD (Fluid Bed Dryer) selama 15 menit dengan suhu 650C. Bahan yang

telah dikeringkan diayak kembali agar lebih halus. Di campurkan dengan bahan pelicin ad

homogen, yaitu Talk : Mg Stearat yang dicampur terlebih dahulu. Tujuan penambahan

bahan pelicin adalah untuk melincinkan tablet pada saat pencetakaan. Dimasukan bahan –

bahan yang sudah homogen tadi pada hopper (corong alimentasi) dan dibuat tablet.

Settiing alat dengan berat per tablet 500 mg.

2. Kontrol Kualitas

a. Keseragaman bobot tablet

Page 8: Laporan teknologi farmasi

b. Kekerasan tablet

Uji kekerasan tablet dengan menggunakan alat Stokes- Monsanto Hardness Tester.

Tujuan dilakukan uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang

ketahanan tablet melawan :

- Tekanan mekanik (goncangan)

- Tekanan pada saat pembungkuran, pengangkutan, dan penyimpanan.

c. Kerapuhan tablet

Uji tablet menggunakan alat friabilator. Dilakukannya Friability test merupakan

sebuah metode untuk menentukan / mengukur kekuatan fisik tablet non salut

terhadap tekanan mekanik atau gesekan

d. Waktu hancur tablet

Tujuan dilakukannya uji waktu hancur ialah untuk mengetetahui waktu yang

dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel-partikel penyusunnya bila kontak

dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkan cepat lambatnya tablet hancur

dalam cairan pencernaan. Suhu yang digunakan adalah 370C, hal ini menunjukan

persamaan pada suhu tubuh.

e. Daya serap tablet

Uji Disolusi

Alat yang digunakan pada uji disolusi ini adalah disintegration tester model USP

XXII. Cara kerja alat ini adalah untuk proses melarutnya zat padat dalam cairan medium

tertentu.

Tablet yang ditimbang dimasukan dalam labu disolusi dan dibiarkan tenggelam dengan

suhu percobaan 37 ± 0.50C (sesuai suhu tubuh) pengadukan 100 rpm. Tujuan dari

pengadukan adalah . uji disolusi dilakukan selama 60 menit. Pengambilan sampel pada

menit ke 5, 10, 15, 25, 30 dan 60 sebanyak 5.0 ml yang kemudiaan dikur serapannya pada

spektrofotometri UV pada λ 272 nm.

HASIL PERCOBAAN

Nama Bahan Jumlah teoritis Jumlah nyata Satuan

Theophyllin 100 mg 20 g gram

Avicel 10% 100 mg 20 g gram

Page 9: Laporan teknologi farmasi

Laktosa 260 mg 52 g gram

Mucilago amili 10 g add 10 ml

gram

Talk : Mg Stearat

( 9:1 ) 4% 20 mg

Talk : 3,40 g

Mg : 0,38 g gram

Tahapan Proses Ket.

Pencampuran awal

manual Kecepatan mixer

Lama pencampuran 15 menit

Granulasi

25,65 mL

Metode Granulasi Basah

Jumlah bahan pengikat

Lama granulasi

Pencampuran akhir

Kecepatan

Lama pencampuran

Penabletan (Kompressi)

0,15 cm Posisi punch atas/bawah

Diameter punch 1,2 cm

Kecepatan kempa 30 tablet/menit

Uji kecepatan alir campuran granul

Berat Granul 94,3759

Waktu 25 s

T 4,3 cm

D1 11,9 cm

D2 11,5 cm

Tahap

Pengujian Hasil Pengujian

Persyaratan

Standar Ket.

Keseragaman

bobot

546,1 5372 5582

CV <5% Memenuhi

548,3 5531 5548

5442 5542 5543

5265 5235 5611

5462 5530 5511

5491 5468 5231

515 5186 -

Rerata ( ) 543,22

SD 14105

CV 2,5965

%

Uji Kekerasan

3,85 kg 4,44 kg - Kekerasan

4-10 kg Memenuhi 4,02 kg 4,49 kg -

4,14 kg 4,97 kg -

Page 10: Laporan teknologi farmasi

Rerata ( ) 4,3183

kg

SD 0,4022

CV 9,3138

%

Uji Kerapuhan

Sebelum

(g)

Sesudah

(g) (%)

Kerapuhan

<1%

Tidak

memenuhi

11,0343 10,7249 2,8040

11,8739 10,7855 0,8129

11,1136 10,7945 2,8712

Rerata ( ) 2,1627

SD 1,1694

CV 54,073

%

Uji Waktu

Hancur

Waktu (menit)

< 15 menit Tidak

Memenuhi

24,55 26,06 28,13

Rerata ( ) 26,25

SD 1,7973

CV 6,8468

Uji Disolusi

Waktu Absorbansi Kadar

(%)

Tidak

memenuhi

Orientasi Rep I Rep II

5 0,482 0,528 0,552 1,12

10 0,582 0,398 0,446 1,00

15 0,658 0,558 0,617 1,35

25 0,654 0,666 0,763 1,56

30 0,370 0,436 0,472 2,19

60 0,596 0,675 0,698 7,31

λ maks 272 nm

Kurva baku Y=0,3945x+0,08

Penampilan

fisik Ada Tidak Ket

Tidak ada

kerusakan fisik

pada tablet

Memenuhi Capping

Binding

Sticking

Mottling

PERHITUNGAN

KONTROL KUALITAS TABLET

001.Keseragaman bobot

Hasil Pengujian (mg)

1. 546,1 11. 523,5

2. 548,3 12. 553,0

Page 11: Laporan teknologi farmasi

3. 544,2 13. 546,8

4. 526,5 14. 518,6

5. 546,2 15. 558,2

6. 549,1 16. 554,8

7. 515,0 17. 554,3

8. 537,2 18. 561,1

9. 553,1 19. 551,1

10. 554,2 20. 523,1

Persyaratan standard : 500 mg

Rata-rata : 450 – 550 mg

002. Uji Kekerasam

3,85 4,14 4,49

4,02 4,44 4,97

Rerata (x) = (3,85 + 4,02 + 4,14 +

4,44 + 4,49+ 4,97) : 3 = 4,3183

SD = 0,4022

CV (%) = . 100 % = .

100 % = 9,3183 %

003. Uji Kerapuhan

Sebelum (g) Sesudah (g) %

11,0343 10,7249 2,8040

10,8739 10,7855 0,8129

11,1136 10,7945 2,8712

Rerata (x) :

Sebelum = (11,0343 + 10,8739 + 11,1136) : 3 = 11,0073

Sesudah = (10,7249 + 10,7855 + 10,7945) : 3 = 10,7683

% = (2,8040 % + 0,8129 %

+ 2,8712 %) : 3 = 2,1627

SD :

Sebelum = 0,1221

Sesudah = 0,0378

% = 1,1694

CV (%) :

Sebelum = . 100 % = .

100 % = 1,1094 %

Sesudah = . 100 % = .

100 % = 0,3515 %

% = . 100 % =

. 100 % = 54,0733 %

Page 12: Laporan teknologi farmasi

Keterangan : baik jika kurang dari 1 %.

004. Uji Waktu Hancur

Waktu (menit)

24,55 26,06 28,13

Rerata (x) = (24,55 + 26,06 + 28,13) : 2 = 26,25

SD = 1,7973

CV (%) = . 100 % = .

100 % = 6,8468 %

UJI DISOLUSI TABLET

Waktu Absorbansi Kadar (mg %)

5’ A 0,482 A

y = 0,3945x + 0,08

0,482 = 0,3945x + 0,08

x = 1,0190

Kadar = x . fp

= 1,0190 . 1 = 1,0190 %

5’ B 0,528 A

y = 0,3945x + 0,08

0,528 = 0,3945x + 0,08

x = 1,1356

Kadar = x . fp

= 1,1356 . 1 = 1,1356 %

5’ C 0,552 A

y = 0,3945x + 0,08

0,552 = 0,3945x + 0,08

x = 1,1964

Kadar = x . fp

= 1,1964 . 1 = 1,1964 %

Kadar rata-rata (1,0190 % + 1,1356 % + 1,1964 %) : 3 = 1,117 %

10’ A 0,582 A

y = 0,3945x + 0,08

0,582 = 0,3945x + 0,08

x = 1,2725

Page 13: Laporan teknologi farmasi

Kadar = x . fp

= 1,2725 . 1 = 1,2725 %

`10’ B 0,398 A

y = 0,3945x + 0,08

0,398 = 0,3945x + 0,08

x = 0,8060

Kadar = x . fp

= 0,8060 . 1 = 0,8060 %

10’ C 0,446 A

y = 0,3945x + 0,08

0,446 = 0,3945x + 0,08

x = 0,9277

Kadar = x . fp

= 0,9277 . 1 = 0,9277 %

Kadar rata-rata (1,2725 % + 0,8060 % + 0,9277 %) : 3 = 1,002 %

15’ A 0,658 A

y = 0,3945x + 0,08

0,658 = 0,3945x + 0,08

x = 1,465

Kadar = x . fp

= 1,465 . 1 = 1,465 %

15’ B 0,558 A

y = 0,3945x + 0,08

0,558 = 0,3945x + 0,08

x = 1,213

Kadar = x . fp

= 1,213 . 1 = 1,213 %

15’ C 0,617 A

y = 0,3945x + 0,08

0,617 = 0,3945x + 0,08

x = 1,362

Kadar = x . fp

= 1,362 . 1 = 1,362 %

Page 14: Laporan teknologi farmasi

Kadar rata-rata (1,465 % + 1,213 % + 1,362 %) : 3 = 1,347 %

20’ A 0,654 A

y = 0,3945x + 0,08

0,654 = 0,3945x + 0,08

x = 1,456

Kadar = x . fp

= 1,456 . 1 = 1,456 %

20’ B 0,666 A

y = 0,3945x + 0,08

0,617 = 0,3945x + 0,08

x = 1,362

Kadar = x . fp

= 1,362 . 1 = 1,362 %

20’ C 0,763 A

y = 0,3945x + 0,08

0,763 = 0,3945x + 0,08

x = 1,733

Kadar = x . fp

= 1,733 . 1 = 1,733 %

Kadar rata-rata (1,456 % + 1,362 % + 1,733 %) : 3 = 1,559 %

30’ A 0,370 A

y = 0,3945x + 0,08

0,370 = 0,3945x + 0,08

x = 0,7360

Kadar = x . fp

= 0,7360 . 2,5 = 1,84 %

30’ B 0,436 A

y = 0,3945x + 0,08

0,436 = 0,3945x + 0,08

x = 0,900

Kadar = x . fp

= 0,900 . 2,5 = 2,26 %

30’ C 0,472 A y = 0,3945x + 0,08

0,472 = 0,3945x + 0,08

Page 15: Laporan teknologi farmasi

x = 0,99

Kadar = x . fp

= 0,99 . 2,5 = 2,48 %

Kadar rata-rata (1,84 % + 2,26 % + 2,48 %) : 3 = 2,19 %

60’ A 0,596 A

fp =

y = 0,3945x + 0,08

0,596 = 0,3945x + 0,08

x = 1,309

Kadar = x . fp

= 1,309 . 5 = 6,55 %

60’ B 0,675 A

y = 0,3945x + 0,08

0,675 = 0,3945x + 0,08

x = 1,51

Kadar = x . fp

= 1,51 . 5 = 7,55 %

60’ C 0,698 A

y = 0,3945x + 0,08

0,698 = 0,3945x + 0,08

x = 1,568

Kadar = x . fp

= 1,568 . 5 = 7,84 %

Kadar rata-rata (6,55 % + 7,55 % + 7,84 %) : 3 = 7,31 %

PEMBAHASAN

Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung

pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis

bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anonim, 1979). Pada

percobaan ini, dibuat tablet dengan Theophyllin sebagai zat aktif. Theophyllin juga

Page 16: Laporan teknologi farmasi

dikenal sebagai dimethylxanthine, Sebagai anggota keluarga xanthine, yang mempunyai

kesamaan struktural dan farmakologis terhadap kafein. Teofilin adalah bronkodilator

yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru obstruktif yang kronik, namun

tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru obstruktif kronik.

Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah metode granulasi basah

karena theophyllin memiliki sifat tahan pemanasan dan stabil terhadap lembab. Selain itu,

dengan menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet yang lebih baik dan

dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara granulasi kering. Metode granulasi

basah dilakukan terlebih dahulu dengan penambahan zat pengisi laktosa dan

penambahan bahan pengikat mucilago amili 10% serta penambahan bahan pengikat

sekaligus pengisi Avicel 102 sampai menjadi massa granul yang baik baru kemudian

diayak. Penambahan bahan pengisi laktosa ini dimaksudkan untuk memperbesar volume

massa agar mudah dicetak, sedangkan penambahan avicel 102 sebagai bahan pengikat

sekaligus pengisi karena avicel 102 memiliki kadar lembab tinggi, yang membuat ikatan

molekul obat dan eksipien cukup kuat, dan penambahan mucilago amili 10% berguna

untuk memberikan daya adhesi pada massa serbuk saat granulasi serta menambah daya

kohesi pada bahan pengisi. Pengayakan pada metode ini bertujuan untuk mencegah rasa

kasar dari sediaan yang disebabkan oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu

untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata sehingga memiliki distribusi normal

dan diharapkan kandungan zat aktif dalam sediaan menjadi seragam. Massa granul yang

sudah diayak kemudian dikeringkan dengan alat FBD (Fluid Bed Dryer) untuk mencegah

terjadinya binding dan sticking yang disebabkan masih adanya kandungan air di dalam

granul. Setelah kering granul diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang

sama rata dan ditambahkan bahan pelicin Talk : Mg stearat (9:1) 4% yang berfungsi

mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga untuk mencegah massa

tablet melekat pada cetakan. Kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin pencetak.

Untuk mengetahui kontrol kualitas dari hasil percobaan pembuatan tablet pada

praktikum ini dilakukan dengan pengujian sifat tablet yang meliputi uji sifat fisik tablet

dan uji disolusi tablet, berikut hasil yang kami dapatkan adalah :

Yang pertama adalah uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot dengan hasil

CV sebesar 2,6% di mana bobot rata-rata dari tablet yang kami miliki sebesar 543,22 mg.

Page 17: Laporan teknologi farmasi

Uji ini dilakukan dengan jalan menimbang 20 tablet satu persatu kemudian dihitung rata-

ratanya dan penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-ratanya. Sehingga dari hasil

tersebut, dapat disimpulkan bahwa keseragaman bobot dari tablet yang diuji termasuk

baik karena nilai CV tidak lebih dari 5%. sehingga nantinya dapat menghasilkan

pelepasan kadar obat yang sama. Uji keseragaman bobot ini menentukan nilai

keseragaman mesin kempa dalam menghasilkan tablet dan juga menentukan keseragaman

dosis yang diberikan untuk setiap terapi. Pengujian ini sangat penting untuk tablet dan

sediaan padat lainnya, karena pengaruhnya pada dosis terapi nilai variasi tablet yang kecil

menunjukan semakin baik tablet tersebut dalam dosis pemberiannya.

Selanjutnya adalah uji terhadap kekerasan tablet untuk mengevaluasi pengaruh

penggunaan bahan pengikat terhadap tablet. uji ini ditujukan untuk mengukur kekuatan

tablet dalam menghadapi benturan pada saat distribusi ataupun penyimpanan. Tablet

yang baik adalah tablet yang memiliki kekuatan yang optimum sehingga tidak mudah

hancur dan lebih tahan dengan segala kondisi. Hasil yang didapat adalah dari rata-rata

hasil pengukuran dengan menggunakan Stokes Monsanto Hardness Tester. Pengujian

dilakukan dengan cara meletakkan tablet pada ujung alat dengan posisi vertikal kemudian

tablet ditekan hingga pecah dan dilakukan sebanyak 5 kali. Untuk tablet ini dimungkinkan

memiliki kekerasan tablet senilai 4-10kg dan hasil dari uji ini diperoleh harga purata

sebesar 4,32 kg. Sehingga kekerasan dari tablet ini memenuhi pesyaratan dan sesuai

dengan teori.

Uji ketiga yaitu uji kerapuhan tablet dengan menggunakan alat friabilator yakni 20

tablet dibebas debukan dengan aspirator, ditimbang seksama dan kemudian dimasukan ke

dalam friabilator. Pengujian ini dilakukan selama 4 menit atau 100 putaran. Setelah

dilakukan pengujian didapatkan nilai kerapuhan dari tablet uji sebesar 0,7579% di mana

tablet dianggap baik bila kerapuhannya tidak lebih dari 1%. Uji ini dimaksudkan untuk

memberikan penilaian akan interaksi bahan pengikat dengan komponen partikel-partikel

lainnya di mana semakin banyaknya interaksi yang terjadi maka kemungkinan tablet

rapuh akan semakin kecil.

Uji keempat adalah uji waktu hancur yang mana dapat memberikan gambaran

waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur. Waktu hancur ini dapat dianalogikan

sebagai kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur berpengaruh

Page 18: Laporan teknologi farmasi

pada kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur maka obat akan

lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula menimbulakan efek

terapinya. Dalam pengujian ini digunakan alat disintegrator tester dengan cara 5 tablet

dimasukkan ke dalam alat uji dengan pengaturan suhu sebesar 37oC. Pesyaratan waktu

hancur tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit tetapi hasil tablet uji kami

diperoleh waktu hancurnya lebih dari 15 menit. Hal ini dikarenakan banyaknya bahan

pengikat yang digunakan sehingga ikatan antar partikel komponen lebih merekat satu

sama lain sehingga tablet uji membutuhkan waktu yang lebih untuk hancur.

Uji yang terakhir adalah uji disolusi menggunakan alat model USP XXIII dengan

pengaduk dayung. Uji ini dilakukan untuk mengukur banyaknya obat dan kadar zat aktif

yang dapat bereaksi pada waktu tertentu. Untuk tujuan terapeutik tablet model ini

diusahakn agar kadar obat tinggi hanya dalam waktu yang singkat. Pengujian dilakukan

dengan jalan tablet uji dimasukkan ke dalam alat disolusi kemudian dilakukan

pengambilan sampel dan dihitung absorbansinya. Pada uji ini didapatkan kadar

Theophyllin yang sangat kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa tablet Theophyllin

tersebut tidak mengalami disolusi dengan baik, karena sampai pada menit ke 60 masih

memberikan kadar yang sangat kecil. Ini disebabkan karena banyaknya bahan pengikat

yang ditambahkan, sehingga obat akan sulit dan lama untuk keluar dari sediaannya dan

terlarut.

Selain uji yang disebutkan di atas, kami juga melakukan pengamatan fisik dari tablet

uji. Di mana masalah sering muncul dalam pembuatan tablet adalah terbentuknya capping

yakni berupa keadaan bawah atau atas tablet yang terbelah, kemudian binding

(perlekatan pada matriks), sticking (perlekatan pada stempel) dan motling yaitu adanya

warna yang tak merata pada permukaan tablet. Dan hasil yang diperoleh pada

pengamatan ini adalah problema yang disebutkan di atas tidak terdapat pada tablet uji.

KESIMPULAN

1. Pembuatan tablet Theophyllin ini menggunakan cara granulasi basah, karena bahan obat

ini tahan terhadap kelembaban dan pemanasan,

2. Berdasarkan uji evaluasi tablet, diperoleh bahwa tablet Theophyllin ini :

Page 19: Laporan teknologi farmasi

a. Percobaan uji keseragaman bobot diperoleh harga CV = 2,6%, sehingga keseragaman

bobot ini dikatakan memenuhi syarat CV < 5%.

b. Kekerasan tablet yang didapat adalah 4,32 kg sehingga memenuhi syarat yaitu 4 – 10 kg

c. Percobaan uji kerapuhan dari 3 contoh tablet, harga Cv yang diperoleh sesuai yaitu

0,7579%, Tablet dianggap baik karena kerapuhan < 1 %.

d. Pada uji waktu hancur tablet tidak memenuhi persyaratan karena waktu hancur lebih

dari 15 menit. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya penambahan zat pengikat.

e. Uji disolusi didapatkan hasil :

Waktu (menit) Kadar (%)

5 1,12

10 1,00

15 1,35

20 1,56

30 2,19

60 7,31

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia,Edisi III, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2004, Buku Petunjuk Praktikum Formulasi dan Tekhnologi Sediaan Solid, UMS.

Moh,Anief, 2007, Farmasetika, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Moh,Anief, 1988.Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Voiqt.R, 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM, Yogyakart