laporan akuntabilitas kinerjalaporan akuntabilitas kinerja tingkat unit kerja tahun anggaran 2019...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN
AKUNTABILITAS KINERJA
TINGKAT UNIT KERJA
TAHUN ANGGARAN 2019
BALAI BIOTEKNOLOGI
PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi merupakan faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan
kualitas hidup dan daya saing suatu bangsa. Fenomena ini tercermin pada terjadinya proses
transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya alam menjadi
perekonomian yang berbasiskan pengetahuan, dimana kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) sebagai parameter yang menentukan selain modal dan tenaga kerja.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merupakan salah satu lembaga pemerintah
non kementerian yang berada dibawah koordinasi Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepemerintahan di bidang
teknologi.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi merupakan lembaga pemerintah yang berperan
sebagai lembaga pengkaji teknologi, solusi teknologi, intermediasi, audit teknologi dan
technology clearing house (TCH), dalam mendukung pembangunan nasional agar mampu
meningkatkan daya saing industri dan kemandirian bangsa Indonesia. Kelima peran tersebut
dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam pengukuran kinerja Lembaga (outcome atau impact)
dalam melaksanakan tugasnya. Konsep bisnis BPPT dalam menjalankan tugas dan perannya
dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini.
Tata Laksana BPPT
PE
NER
APA
N
SIST
EM IN
OV
ASI
M
ELA
LUI 5
PER
AN
BP
PT
VA
LUE
PR
OP
OSI
TIO
N-T
ekn
olo
giSt
ate
of
the
art
-D
aya
Sain
gIn
du
stri
-K
em
and
iria
nB
angs
a
SISTEM BISNIS
OUTPUT
T U P O K S I
Teknologi Awal
P R O S E S I N T I
R OD ELayanan
Teknologi
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI
INPUT PROSES
S U M B E R D A Y A P E N D U K U N G K O M P E T E N S I T E K N I S
D U K U N G A N A D M I N I S T R A S I D A N S U M B E R D A Y A P E R E K A Y A S A A N
PeningkatanLayanan
Teknologi(Pematangan,
‘Komersialisasi’)
Teknologiyang
didifusikanke
pengguna/ ‘pasar’
‘SISTEM PASAR’
INPUT PROSESINPUT PROSES
OUTCOME IMPACT
Gambar 1.1. Tata Laksana Utama (Proses Bisnis Utama) BPPT
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -2
Balai Bioteknologi sebagai salah satu unit kerja di BPPT mempunyai tugas melakukan
pelayanan di bidang bioteknologi untuk mendukung visi BPPT yaitu sebagai Pusat Unggulan
Teknologi yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing
industri dan kemandirian bangsa. Pendirian Balai Bioteknologi diawali dengan pembangunan
prasarana dan sarana fisik yang dilaksanakan pada tahun 1992. Balai Bioteknologi diresmikan
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Desember 1995 sebagai Pusat Pengkajian dan
Penerapan Bioteknologi (P3 Biotek) dan selanjutnya diresmikan oleh Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri sebagai Balai Pengkajian Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi pada tanggal 4 April 2001 berdasarkan SK Kepala BPPT No.024/KP/KA/IV/2001.
Pada tahun 2015 berubah nama menjadi Balai Bioteknologi berdasarkan Peraturan Kepala
BPPT No. 019 Tahun 2015.
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Bioteknologi
Kedudukan, tugas dan fungsi Balai Bioteknologi diatur dalam Peraturan Kepala BPPT No. 019
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bioteknologi.
1.2.1. Kedudukan
Balai Bioteknologi merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Pusat
Teknologi Farmasi dan Medika, Deputi Bidang Teknologi Agro Industri dan Bioteknologi.
Balai Bioteknologi dipimpin oleh seorang Kepala.
1.2.2. Tugas
Balai Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan bioteknologi.
1.2.3. Fungsi
Balai Bioteknologi menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, monitoring dan evaluasi kegiatan teknis
operasional dan atau teknis penunjang dalam penerapan dan layanan bioteknologi.
b. Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian dan pemasyarakatan di dalam
pengembangan produk dan layanan bioteknologi; dan
c. Pelaksanaan urusan kehumasan, kepegawaian, keuangan, kesekretariatan, rumah
tangga, dan pengelolaan sarana teknis.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -3
1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Balai Bioteknologi sesuai dengan Peraturan Kepala BPPT BPPT No. 019
Tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Dalam Pasal 4 disebutkan bahwa Balai Bioteknologi terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha
b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi
c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
Dengan tugas menurut Pasal 5, sebagai berikut:
a. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kehumasan,
kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
pengelolaan sarana teknis dan rumah tangga Balai;
b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengkoordinasikan, mengembangkan, dan mengevaluasi kegiatan
teknis penerapan bioteknologi
c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas merencanakan,
mengembangkan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan kerja sama dan
layanan bioteknologi
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Balai Bioteknologi
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -4
1.4. Sumber Daya Manusia
Balai Bioteknologi mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang secara keseluruhan
berjumlah 119 orang per Desember 2019. Jumlah SDM tersebut tersebut tersebar di 3
Seksi/Subbag sebagai berikut:
a. Subbagian Tata Usaha: 32 orang (termasuk kepala Balai)
b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi: 42 orang
c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi: 38 orang
Distribusi dan komposisi SDM berdasarkan pendidikan, jabatan fungsional dan usia disajikan
dalam beberapa tabel dan gambar di bawah.
Tabel 1.1. Distribusi SDM Balai Bioteknologi
berdasarkan tingkat pendidikan per Desember 2019
No. Pendidikan Jumlah %
1 S3 14 12
2 S2 23 21
3 S1 47 38
4
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -5
Tabel 1.2. Distribusi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan jabatan fungsional per
Desember 2019
No. Jabatan Fungsional Jumlah %
1 Perekayasa Utama 1 1
2 Perekayasa Madya 14 12
3 Perekayasa Muda 28 24
4 Perekayasa Pertama 18 15
5 Peneliti Madya 2 2
6 Peneliti Muda 1 1
7 Litkayasa 28 23
8 Arsiparis Pertama 4 3
9 Fungsional Umum 23 19
Jumlah 119 100
Gambar 1.4. Komposisi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan jabatan
fungsional per Desember 2019
Perekayasa Utama
1%Perekayasa
Madya12%
Perekayasa Muda24%
Perekayasa Pertama
15%
Peneliti Madya2%
Peneliti Muda1%
Litkayasa23%
Arsiparis Pertama
3%
Fungsional Umum
19%
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -6
Tabel 1.3. Distribusi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan usia pegawai per
Desember 2019
No. Usia Jumlah %
1 50 24 20
Jumlah 119 100
Gambar. 1.5. Distribusi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan usia per
Desember 2019
1.5. Sistematika Penyajian
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 berisi 4 Bab yaitu:
Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang
sedang dihadapi.
Bab II. Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ ikhtiar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
12%
16%
52%
20%
50
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -7
Bab III. Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika
ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaiab pernyataan kinerja.
8. Capaian Kinerja Lainnya (yang tidak diperjanjikan dalam PK) yang
dapat memberikan nilai tambah dalam penilaian capaian kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -1
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Keterkaitan RPJMN, Rencana Strategis dan Perencanaan Kinerja
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis (Renstra) BPPT 2015-2019, maka
penyusunan Renstra Balai Bioteknologi 2015 – 2019 merupakan turunan (cascading) terhadap
Renstra TAB 2015-2019. Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa
penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
diantaranya yang berhubungan dengan bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi yaitu
untuk mendukung ketahanan pangan, kebutuhan teknologi kesehatan dan peningkatan jumlah
penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor produksi.
Visi pembangunan dalam bidang IPTEK yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan
jangka panjang IPTEK 2005 – 2025 adalah “Terwujudnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sebagai kekuatan utama kesejahteraan berkelanjutan dan kesejahteraan peradaban”.
Penyusunan VISI BPPT didasarkan pada pencermatan terhadap amanat yang terkandung dalam
dokumen Visi IPTEK diatas dan memperhatikan Tupoksi BPPT serta mengakomodasi kondisi
kekinian dan tuntutan terhadap BPPT.
Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
Amandemen ini, maka sektor ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai peran
penting bagi upaya pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi,
pembangunan iptek hanya akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional
dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat jika produk yang
dihasilkan bisa didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi
solusi bagi permasalahan nyata baik yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat.
Dalam RPJMN Buku I Bab V Kebijakan Pembangunan Nasional dijelaskan bahwa secara
umum strategi pembangunan nasional menggariskan antara lain tentang tiga dimensi
pembangunan, yaitu dimensi pembangunan manusia termasuk di dalamnya dimensi kesehatan,
dimensi pembangunan sektor unggulan yang salah satunya adalah kedaulatan pangan dan
dimensi pemerataan dan kewilayahan.
Dalam Buku II Bab IV Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahap II
dijelaskan bahwa Pembangunan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) diarahkan untuk
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -2
memantapkan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek
dan memperkuat daya saing perekonomian. Pembangunan Ilmu pengetahuan dan teknologi
diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; penciptaan dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi; penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi
pertahanan, dan teknologi kesehatan; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya
dalam sektor industri. Untuk mencapai hal diatas, dalam RPJMN telah diarahkan strategi
pembangunan iptek melalui dua prioritas pembangunan yakni, penguatan Sistem Inovasi
Nasional (SIN) dan Peningkatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek (P3 Iptek).
Punas riset teknologi kesehatan dan obat yang tertuang dalam buku II Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, menyebutkan:
• Riset teknologi kesehatan dan obat diharapkan dapat mengembangkan dan
menerapkan teknologi pengembangan nutrisi khusus, teknologi pengembangan
diagnostic dan alat kesehatan untuk mengurangi ketergantungan impor, teknologi
pengembangan produk biofarmasi, teknologi pengembangan bahan baku obat
(BBO) untuk substitusi impor, dan teknologi pengembangan tanaman obat dan obat
tradisional.
• BPPT melalui pengkajian dan penerapan teknologi obat diharapkan dapat menghasilkan:
(1). Teknologi produksi ekstrak terstandar tanaman obat Indonesia dan formual sediaan
obat herbal tertsandar (2). Produk kit diagnostika untuk deteksi penyakit infeksi dan seed
vaksin demam berdarah, (3). rekomendasi teknologi produksi bahan baku obat
(antibiotik, bahan biofarmasi, dekstrosa dan bahan baku obat lainnya) dan (4).
Kawasan inovasi produk kesehatan berbasis sumberdaya hayati Indonesia.
BPPT telah membuat suatu perencanaan jangka menengah yaitu Rencana Strategis 2015-2019
yang sesuai dengan tupoksi dan mengacu pada RPJMN 2015-2019. Terkait dengan
perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPPT
menggunakan Renstra sebagai acuan dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Renstra BPPT merupakan acuan dalam penyusunan Renstra Kedeputian. Renstra Kedeputian
TAB kemudian akan dijabarkan kedalam renstra unit kerja seperti Balai Bioteknologi. Selain
itu antara RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT dan Penetapan Kinerja (PK) BPPT
hingga ke tingkat unit kerja terdapat saling keterkaitan sebagai satu alur pemikiran (Gambar
2.1).
Renstra Kedeputian TAB 2015-2019 merupakan acuan dalam menyusun program, kegiatan,
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -3
dan anggaran serta indikator kinerja dan targetnya di lingkungan TAB yang telah disesuaikan
dengan adanya kebijakan pemerintah dan hasil review khususnya pada tingkatan indikator.
Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan untuk laporan akuntabilitas kedeputian kepada
stakeholders dan customers dalam perencanaan program, perencanaan sumberdaya,
perencanaan kelembagaan dan pengendalian pelaksanaan program serta pengawasan agar lebih
berhasil dan berdaya guna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi TAB.
Gambar 2.1. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja),
RKT dan Penetapan Kinerja (PK)
Renja dan
RKT DIPA + RKAKL PK
Tugas
Pokok
BPPT
RPJMN
Visi
Misi
Tujuan
RENCANA KINERJA LIMA
TAHUN
(Anak Lampiran II dan IV)
Renstra BPPT
Sasaran
Strategis (IKU dan Target)
PROGRAM/
KEGIATAN
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -4
2.2. Renstra Balai Bioteknologi 2015-2019
2.2.1. Visi dan Misi Balai
Visi Balai Bioteknologi mengacu kepada visi BPPT, yaitu menjadi “Pusat Unggulan Teknologi
yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing industri
dan kemandirian bangsa”.
Misi Balai Bioteknologi mengacu kepada misi kedeputian TAB, yaitu: melaksanakan
pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di
bidang bioteknologi.
2.2.2. Tujuan
Tujuan Balai Bioteknologi mengacu pada tujuan BPPT yaitu:
1. Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya
saing dan kemandirian bangsa.
2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan
layanan teknologi
2.2.3. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis dibuat untuk dapat terukurnya pencapaian dari tujuan. Sasaran strategis Balai
Bioteknologi mengacu pada sasaran strategis BPPT, yaitu:
1. Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa
2. Meningkatnya kualitas layanan teknologi
3. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja
tinggi
Berdasarkan Renstra 2015-2019, Balai Bioteknologi 2015-2019 melaksanakan 1 (satu)
kegiatan, yaitu Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi, dengan sasaran kegiatan:
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -5
Tabel 2.1. Sasaran Kinerja Balai Bioteknologi Tahun 2019
No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
SK 1 Inovasi teknologi produksi
pembibitan tanaman
hortikultura dan
perkebunan
Jumlah inovasi perbanyakan tanaman
hortikultura dan perkebunan
3
Jumlah diseminasi teknologi produksi
benih tanaman dan produk
bioteknologi pertanian
1
Jumlah pengembangan kawasan
wisata agro
1
SK 2 Inovasi bioteknologi
untuk pengembangan
bahan baku obat
Jumlah inovasi bahan baku obat anti
malaria
1
Jumlah inovasi bahan baku obat
sefalosporin
1
SK 3 Jasa bioteknologi (PNBP) Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1
Jumlah kerjasama riset 1
Jumlah kerjasama produksi 1
Indeks kepuasan masyarakat A
Sk 4 Layanan perkantoran Jumlah layanan perkantoran (gaji dan
operasional kantor)
1
2.3. Rencana Kinerja Tahun (RKT) 2019
Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari sasaran kegiatan yang telah
ditetapkan dalam rencana strategis yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui
berbagai kegiatan tahunan. Rencana Kinerja Balai Bioteknologi Tahun 2019 disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahunan Balai Bioteknologi 2019
No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1 Dihasilkannya inovasi
teknologi produksi
pembibitan tanaman
hortikultura dan
perkebunan
Jumlah inovasi perbanyakan tanaman
hortikultura dan perkebunan
3
Jumlah diseminasi teknologi produksi
benih tanaman dan produk
bioteknologi pertanian
1
Jumlah pengembangan kawasan
wisata agro
1
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -6
No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
2 Dihasilkannya inovasi
bioteknologi untuk
pengembangan bahan baku
obat
Jumlah inovasi bahan baku obat anti
malaria
1
Jumlah inovasi bahan baku obat
sefalosporin
1
3 Terlaksananya jasa
bioteknologi (PNBP)
Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1
Jumlah kerjasama riset 1
Jumlah kerjasama produksi 1
Indeks kepuasan masyarakat A
4 Terlaksananya Layanan
Perkantoran
Jumlah layanan perkantoran (gaji dan
operasional kantor)
1
2.4. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan
kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi. Adapun fungsi dokumen
Perjanjian Kinerja selain digunakan sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan yang
bersifat top-down juga dijadikan sebagai alat untuk menggabungkan pengukuran kinerja
dengan strategi organisasi. Perjanjian Kinerja Balai Bioteknologi 2019 mengalami revisi
karena adanya optimalisasi anggaran.
Dokumen Perjanjian Kinerja Balai Bioteknologi dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Balai Bioteknologi 2019
No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
SK 1 Inovasi teknologi produksi
pembibitan tanaman
hortikultura dan
perkebunan
Jumlah inovasi perbanyakan tanaman
hortikultura dan perkebunan
3
Jumlah diseminasi teknologi produksi
benih tanaman dan produk
bioteknologi pertanian
1
Jumlah pengembangan kawasan
wisata agro
1
SK 2 Inovasi bioteknologi
untuk pengembangan
bahan baku obat
Jumlah inovasi bahan baku obat anti
malaria
1
Jumlah inovasi bahan baku obat
sefalosporin
1
SK 3 Jasa bioteknologi (PNBP) Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -7
No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
Jumlah kerjasama riset 1
Jumlah kerjasama produksi 1
Indeks kepuasan masyarakat A
Sk 4 Layanan perkantoran Jumlah layanan perkantoran (gaji dan
operasional kantor)
1
2.5. Pelaksanaan Rencana Aksi Tahun 2019
Untuk memantau dan memastikan bahwa target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja (PK) dapat terpenuhi, maka Balai Bioteknologi menyusun dan
melaksanakan Rencana Aksi setiap Triwulan, yang berisi hal-hal sebagai berikut:
− Sasaran Kegiatan;
− Indikator Kinerja;
− Target;
− Kegiatan;
− Rencana dan Capaian Kinerja;
− Anggaran dan realisasinya.
Adapun pelaksanaan administratif pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel Rencana Aksi di
bawah (Tabel 2.4).
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -8
Tabel 2.4. Rencana Aksi Perjanjian Kinerja 2019
RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA PERIODIK
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2019
(TRIWULAN I – IV)
Unit Kerja: Balai Bioteknologi (BBIOTEK)
Sasaran
Program
Indikator
Kinerja Program Target Uraian Target
Rencana Kinerja
Tahunan Semester I (%) Semester II (%)
TW I TW 2 TW 3 TW 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Termanfaatkannya
inovasi teknologi di
bidang TAB untuk
mendukung daya
saing menuju
kemandirian bangsa
Jumlah inovasi
teknologi
1 Inovasi teknologi
produksi bibit
kentang ex vitro
Melakukan
inovasi teknologi
produksi bibit
kentang ex vitro
16 % 32 % 27 % 25 %
• Melaksanakan koordinasi
kegiatan kentang
• Persiapan produksi planlet
kentang bebas
virus dengan
bioreactor
Melaksanakan
produksi planlet
kentang bebas
virus Bioreaktor
Melaksanakan
produksi benih
kentang dengan
teknik ex vitro
• Melaksanakan produksi benih
kentang dengan
teknik ex vitro
• Melaksanakan uji lapang
benih kentang
ex vitro di
Pengalengan
• Memberikan pendampingan
PPBT di
Wonosobo dan
Pengalengan
Terwujudnya
Inovasi bidang TAB
untuk mendukung
peningkatan daya
saing menuju
kemandirian bangsa
Jumlah inovasi
teknologi
1 Inovasi teknologi
perbanyakan
kopi
16% 32% 27% 25%
Melaksanakan
inventarisasi data
koleksi tanaman
kopi
• Melaksanakan optimasi
konsentrasi
formula induksi
perakaran dan
tunas pada
pembuatan
duplikat
tanaman induk
• Melaksanakan pembuatan
tanaman induk
multiplikasi
dari klon kopi
arabika ex vitro
• Melaksanakan optimasi
multiplikasi
eksplan
• Melaksanakan persiapan benih
tanaman kopi
ex vitro untuk
uji lapang
kesesuaian
agroklimat
• Melaksanakan optimasi
konsentrasi
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -9
Sasaran
Program
Indikator
Kinerja Program Target Uraian Target
Rencana Kinerja
Tahunan Semester I (%) Semester II (%)
TW I TW 2 TW 3 TW 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
kopi arabica ex
vitro
tanaman kopi
in vitro
formula
multiplikasi
eksplan
tanaman kopi
in vitro
Terwujudnya
Inovasi bidang TAB
untuk mendukung
peningkatan daya
saing menuju
kemandirian bangsa
Jumlah inovasi 1 Inovasi teknologi
produksi
sefalosporin
• Melakukan pengembangan
untuk
mendapatkan
sefalosporin C
(CPC) dengan
bahan baku
lokal pada
skala pilot
• Memberikan rekomendasi
teknologi
produksi
sefalosporin C
16% 32% 27% 25%
Melaksanakan
optimasi sumber
nitrogen dan
karbon lokal
untuk fermentasi
CPC skala lab
• Melaksanakan optimasi isolasi
dan purifikasi
CPC dari kaldu
fermentasi
skala lab
• Melaksanakan scale up
fermentasi CPC
skala 50 L
dengan
menggunakan
bahan baku
lokal
• Melakukan kajian bahan
baku untuk
produksi CPC
• Melaksanakan scale up isolasi
dan purifikasi
CPC dari kaldu
fermentasi
• Melakukan kajian pra-studi
kelayakan
industri CPC
• Menyusun rekomendasi
teknologi
• Menyampaikan rekomendasi
teknologi
kepada mitra
Terlaksananya Jasa
Bioteknologi
(PNBP)
Jumlah jasa pengujian
Bioteknologi
1 Terlaksananya
layanan jasa
pengujian
Melaksanakan
layanan jasa
pengujian
mikrobiologi,
kimia dan
teknologi gen
16% 32% 27% 25%
Melaksanakan
layanan jasa
pengujian
Melaksanakan
layanan jasa
pengujian
Melaksanakan
layanan jasa
pengujian
Melaksanakan
layanan jasa
pengujian
Jumlah kerjasama riset 1 Terlaksananya
layanan
kerjasama riset
Melaksanakan
layanan
kerjasama riset
pengembangan
kelapa sawit,
16% 32% 27% 25%
Melaksanakan
kerjasama riset
Melaksanakan
kerjasama riset
Melaksanakan
kerjasama riset
Melaksanakan
kerjasama riset
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -10
Sasaran
Program
Indikator
Kinerja Program Target Uraian Target
Rencana Kinerja
Tahunan Semester I (%) Semester II (%)
TW I TW 2 TW 3 TW 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
karet dan
anggrek
Jumlah kerjasama
produksi
1 Terlaksananya
kerjasama
produksi
Melaksanakan
kerjasama
produksi benih
kelapa sawit,
produksi pupuk
hayati, dan
produksi bahan
aktif berbasis
fermentasi
16% 32% 27% 25%
Melaksanakan
kerjasama
produksi
Melaksanakan
kerjasama
produksi
Melaksanakan
kerjasama
produksi
Melaksanakan
kerjasama
produksi
Indeks Kepuasan
Masyarakat
A Terlaksananya
survei kepuasan
masyarakat
Melakukan
survei kepuasan
pelanggan
25% 25% 25% 25%
Melakukan
survey kepuasan
pelanggan
Melakukan
survey kepuasan
pelanggan
Melakukan
survey kepuasan
pelanggan
Melakukan
survey kepuasan
pelanggan
Terlaksananya
Layanan
Perkantoran
Jumlah Layanan
BelanjaPegawai
12 Terbayarnya gaji
dan tunjangan
Bulan Januari s/d
Desember 2019
Pegawai Balai
Pengkajian
Bioteknologi.
Terlaksananya
pembayaran gaji
dan tunjangan
pegawai Balai
Bioteknologi.
25 50 75 100
Terbayarnya gaji
dan tunjangan
Bulan Januari s/d
Maret 2019.
Terbayarnya
gaji dan
tunjangan Bulan
April s/d Juni
2019.
Terbayarnya
gaji dan
tunjangan Bulan
Juli s/d
September 2019.
Terbayarnya
gaji dan
tunjangan Bulan
Oktober s/d
Desember 2019.
Jumlah Operasional dan
Pemeliharaan Kantor
12 Telah
dilaksanakannya
operasional dan
pemeliharaan
bulan Januari s/d
Desember 2019.
Terlaksananya
penyelenggaraan
operasional dan
perkantoran di
Balai
Bioteknologi.
25 50 75 100
Telah
dilaksanakannya
operasional dan
pemeliharaan
bulan Januari s/d
Maret 2019.
Telah
dilaksanakannya
operasional dan
pemeliharaan
bulan April s/d
Juni 2019.
Telah
dilaksanakannya
operasional dan
pemeliharaan
bulan Juli s/d
September 2019.
Telah
dilaksanakannya
operasional dan
pemeliharaan
bulan Oktober
s/d Desember
2019.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 1
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BALAI BIOTEKNOLOGI
Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program ditetapkan dalam
mewujudkan tujuan dan visi instansi pemerintah. Proses ini berupa penilaian pencapaian
setiap target kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan Balai
Bioteknologi dalam pencapaian tujuan.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan manajemen kinerja khususnya
membandingkan kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan
menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Permen PANRB No. 53 Tahun 2014
tentang tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah).
Dalam pemilihan indikator kinerja tingkat Lembaga sampai Unit Kerja/ Satuan Kerja, BPPT
selalu berupaya memenuhi kriteria SMART yaitu:
1. Specific : Sifat dan tingkat Kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;
2. Measurable : Target Kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi
indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan
biaya;
3. Achievable : Target Kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber
daya yang ada;
4. Relevant : Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam
rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara
target outcome dalam rangka mencapai target Impact yang
ditetapkan; dan
5. Time Bond : Waktu/periode pencapaian Kinerja ditetapkan.
Pada tahun anggaran 2019, Balai Bioteknologi melaksanakan 1 (satu) kegiatan yaitu
Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi, dengan sasaran kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sasaran kegiatan dan indikator kinerja Balai Bioteknologi
No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1 Dihasilkannya inovasi teknologi
produksi pembibitan tanaman
hortikultura dan perkebunan
Jumlah inovasi perbanyakan tanaman
hortikultura dan perkebunan
3
Jumlah diseminasi teknologi produksi benih
tanaman dan produk bioteknologi pertanian
1
Jumlah pengembangan kawasan wisata agro 1
2 Dihasilkannya inovasi
bioteknologi untuk
pengembangan bahan baku obat
Jumlah inovasi bahan baku obat anti malaria 1
Jumlah inovasi bahan baku obat sefalosporin 1
3 Terlaksananya jasa bioteknologi
(PNBP) Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1
Jumlah kerjasama riset 1
Jumlah kerjasama produksi 1
Indeks kepuasan masyarakat A
4 Terlaksananya Layanan
Perkantoran
Jumlah layanan perkantoran (gaji dan
operasional kantor)
1
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 2
3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA SASARAN KEGIATAN 1
Pengukuran Capaian Sasaran Kegiatan 1 (SK1) yaitu inovasi teknologi produksi pembibitan
hortikultura dan perkebunan, dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja, sebagai berikut:
1) Jumlah inovasi perbanyakan tanaman hortikultura dan perkebunan, dengan 3 (tiga)
target
2) Jumlah diseminasi teknologi produksi benih tanaman dan produk bioteknologi
pertanian 1 (satu) target
3) Jumlah pengembangan kawasan agro 1 (satu) target
3.1.1. JUMLAH INOVASI PERBANYAKAN TANAMAN HORTIKUTURA DAN
PERKEBUNAN
3.1.1.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1) Uraian Kegiatan;
a) Uraian Pelaksanaan Program / Kegiatan Tahun 2019
Produk hortikultura dan perkebunan memiliki beberapa keunggulan nilai jual
yang tinggi, keragaman jenis dan serapan pasar yang terus meningkat baik
dalam bentuk segar maupun olahan. Pengembangan subsektor hortikultura
juga bertujuan untuk: 1) Menunjang pengembangan sektor pariwisata, 2)
Pengendalian inflasi dan stabilisasi harga komoditas strategis, 3) Menarik
investasi skala kecil dan menengah, 4) Peningkatan ketahanan pangan, 5)
Pelestarian dan pengembangan identitas nasional. Keberhasilan
pengembangan hortikultura tidak lepas dari ketersediaan bibit hortikultura
bermutu. Untuk menghasilkan produk hortikultura bermutu prima dibutuhkan
bibit bermutu tinggi. Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi produksi
bibit untuk meningkatkan produksi dan distribusi yang murah, tepat waktu
dan mudah dijangkau petani. Selain itu perlu dilakukan pemasyarakatan hasil
inovasi teknologi melalui sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis dan
demplot. Melalui sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis dan demplot, hasil
inovasi teknologi yang dikembangkan lebih mudah didesiminasikan dan
diadopsi oleh petani sehingga diharapkan secara nyata dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan petani serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Untuk memenuhi ketersediaan bibit hortikultura bermutu tersebut, Balai
Bioteknologi-BPPT sebagai salah satu pusat unggulan di bidang bioteknologi
pertanian mendapat amanah untuk melakukan inovasi dan layanan teknologi
dalam bidang produksi bibit yang cepat, murah dan mudah dijangkau petani.
Dengan fasilitas modern yang berkelas internasional, Balai Bioteknologi
BPPT dilengkapi dengan laboratorium planlet jaringan (in vitro) yang
memiliki kapasiatas 2 juta bibit per tahunnya. Balai Bioteknologi BPPT juga
memiliki pilot plant propagasi tanaman untuk produksi bibit secara ex vitro.
Melalui teknologi in vitro dan ex vitro, Balai Bioteknologi BPPT telah mampu
melakukan “fotocopy” berbagai tanaman unggul dari berbagai daerah untuk
dijadikan sebagai sumber bibit bermutu. Selain itu untuk memenuhi
kebutuhan bibit yang terus meningkat, Balai Bioteknologi BPPT juga
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 3
melakukan alih teknologi kepada para penangkar bibit yang memiliki potensi
menjadi pengusaha pemula berbasis teknologi (PPBT).
b) Target akhir program / kegiatan (impact/outcome/output) sesuai dokumen
rencana Strategis;
Target akhir kegiatan ini adalah terwujudnya 3 (tiga) Inovasi Teknologi
Produksi Pembibitan Tanaman Hortikultura dan Perkebunan yang dihasilkan
pada tahun 2019 untuk mencapai sasaran kegiatan 1 indikator kinerja 1 sesuai
dokumen rencana strategis.
c) Uraian peningkatan outcome/output dari tahun ke tahun menuju target
akhir, sesuai dokumen rencana strategis;
Tahun 2019 diperoleh 1 (satu) Prototipe Bibit Kentang Bioreaktor Ex Vitro dan
2 (dua) prototipe bibit kopi dan apel hasil teknologi ex vitro.
Tahun 2018 diperoleh 1 (satu) Prototipe Bibit Kentang dengan Ex Vitro dan 2
(dua) prototipe bibit kopi dan apel hasil teknologi ex vitro.
2) Tabel Ringkasan;
Tabel 3.2. Capaian Kinerja Indikator Kinerja 1 dari Sasaran Kegiatan 1
Sasaran Kegiatan
Dihasilkannya inovasi teknologi produksi pembibitan tanaman hortikultura dan perkebunan
Indikator Kinerja Sasaran
Jumlah inovasi perbanyakan tanaman hortikultura dan perkebunan
Penjelasan Indikator Kinerja 1 Sasaran Kegiatan 1
Inovasi teknologi perbanyakan tanaman hortikultura terdiri atas 3 output yaitu inovasi perbanyakan
bibit kentang bioreaktor ex vitro, inovasi perbanyakan bibit kopi dan apel ex vitro.
Program/Kegiatan Capaian Kinerja
Outcome/Output Bukti Pendukung
• Inovasi Teknologi
Pembibitan
Hortikultura dan
Perkebunan
• Prototipe Bibit
Kentang
Bioreaktor Ex
vitro
1. Surat Pernyataan Penggunaan Teknologi
dari PT. Adhiguna Jaya Laboratory
2. Foto Produk dan pelaksanaan perbanyakan
bibit kentang dengan teknik bioreactor ex
vitro di PT. Adhiguna Laboratory
Kabupaten Wonosobo.
3. Video Testimoni PT. Adhiguna Jaya
Laboratory, Aparat pemerintah dan petani
pengguna.
4. Sosialisasi dan Alih teknologi Penyediaan
Bibit kentang dengan Teknik bioreactor ex
vitro
5. FGD “Hilirisasi Teknologi Perbanyakan
Bibit Tanaman Hortikultura dan Produk
Mikrobiologi Pertanian”
6. Prototipe
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 4
• Prototipe Bibit
Kopi Ex Vitro
• Prototipe Bibit
Apel Ex Vitro
1. PKS N0 001/Biotek-
BPPT/KS/PR.00/01/2018 dengan Dinas
Pertanian Kabupaten Toraja Utara tentang
Pengkajian, pengembangan dan inovasi
bidang pertanian di Kabupaten Toraja
Utara.
2. Sosialisasi dan alih teknologi dengan Dinas
Pertanian Kabupaten Toraja Utara tentang
produksi benih kopi ex vitro.
3. Prototipe
1. PKS No 9/Biotek/PKS/ Pr00/ IX/2017
dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk
dan Buah Subtropika tentang kerjasama
riset Pengembangan teknologi Perbanyakan
Benih dan Penyediaan Varietas Unggul
Tanaman Jeruk dan apel
2. Prototipe
3.1.1.2. Capaian Kinerja Organisasi
1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;
Jumlah teknologi perbanyakan tanaman hortikultura dan perkebunan (kentang, kopi,
apel), dengan target 3 (tiga) inovasi teknologi. Target kinerja dapat tercapai dengan
3 (tiga) Inovasi Teknologi Perbanyakan Bibit Kentang Bioreaktor, Inovasi
Teknologi Perbanyakan Bibit Kopi, Inovasi Teknologi Perbanyakan Bibit Apel.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja Balai
Bioteknologi-BPPT adalah sebagai berikut:
Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi
X 100%
Target
=
3 Inovasi teknologi
X 100% = 100% 3 Inovasi teknologi
Tabel 3.3. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator Kinerja
Sasaran 1 dari Sasaran 1.
Indikator
Kinerja Target Realisasi %
Program /
Kegiatan Mitra
Jumlah Inovasi
Teknologi
Produksi
Tanaman
Hortikultura
dan
Perkebunan
3 3 100 Dihasilkannya
inovasi teknologi
produksi
pembibitan tanaman
hortikultura &
perkebunan
• PT. Adhiguna Jaya
Laboratory-Wonosobo.
• Kelompok Tani Agro
Nusantara
• Dinas Pertanian
Kabupaten Toraja Utara
• Balai Penelitian
Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika-Malang
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 5
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
- Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019
Pada tahun ini telah dilakukan kegiatan inovasi teknologi produksi bibit tanaman
hortikultura dan perkebunan. Capaian kinerja tahun 2019 adalah 1 (satu) mitra
memanfaatkan teknologi perbanyakan bibit kentang dengan bioreaktor ex vitro,
alih teknologi perbanyakan kopi ex vitro serta prototipe bibit apel ex vitro
- Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2018
Pada tahun 2018 telah dilakukan kegiatan layanan teknologi perbanyakan bibit
tanaman hortikultura dan perkebunan. Capaian kinerja tahun 2018 adalah 1
(satu) mitra memanfaatkan teknologi aplikasi penyediaan bibit kentang ex vitro,
2 prototipe bibit kopi dan apel
- Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2017
Pada tahun 2017 telah dilakukan kegiatan inovasi teknologi peningkatan skala
produksi bibit tanaman kentang menggunakan teknologi kultur jaringan in vitro
dan ex vitro dengan pendanaan dari kegiatan ppti kemenristekdikti. Capaian
kinerja tahun 2017 adalah 1 (satu) uji lapang bibit tanaman kentang hasil ex vitro.
2 prototipe bibit jeruk dan jahe
3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;
- Uraian mengenai target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis;
Target (output) tahun 2019: diperolehnya inovasi teknologi BPPT untuk
peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa.
▪ 1 (satu) prototipe bibit tanaman kentang hasil perbanyakan dengan
bioreaktor ex vitro.
▪ 2 (dua) prototipe bibit kopi dan apel hasil perbanyakan dengan teknologi ex
vitro
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 6
Gambar 3.1. Peningkatan Capaian Kinerja Output Menuju Target Akhir Sesuai Dokumen Renstra
✓ Dihasilkannya 3 (tiga) inovasi teknologi produksi bibit tanaman hortikultura dan perkebunan (kentang, kopi, apel). ✓ Mitra: PT. Adhiguna Jaya Laboratory, Kelompok Tani Agro Nusantara, Dinas Pertanian Kabupaten Toraja Utara, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan
Buah Subtropika
Target:
Termanfaatkannya audit teknologi, kliring teknologi, alih
teknologi dan inovasi teknologi
untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa.
2017 2019 2018
✓ 1 (satu) prototipe bibit kentang bioreaktor ex vitro yang dihasilkan pada tahun 2019.
✓ 2 (dua) prototipe benih kopi dan apel ex vitro
✓ 1 (satu) prototype bibit kentang ex vitro yang dihasilkan pada
tahun 2018 ✓ 2 (dua) prototipe benih kopi
dan apel ex vitro
✓ 1 (satu) uji lapang bibit tanaman
kentang hasil ex vitro
✓ 2 (dua) prototipe perbanyakan bibit jeruk dan jahe ex vitro
Perbanyakan bibit kentang
bioreaktor ex vitro Perbanyakan bibit kopi ex
vitro Perbanyakan bibit apel ex vitro
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 7
4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);
- Belum ada
5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja
serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
a) Faktor Penyebab keberhasilan / Peningkatan Kinerja :
• SDM yang kompeten.
• Networking dengan institusi lain sudah terbangun.
• Jenis teknologi yang dikembangkan BPPT sesuai dengan kebutuhan
masyarakat (penangkar bibit dan petani)
• Dukungan mitra untuk bersama-sama mengembangkan inovasi teknologi
b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja :
• Rendahnya technopreneurship SDM sehingga kurang memperhatikan aspek
keekonomian dan komersialisasi produk.
• Produk teknologi belum dikenal luas di masyarakat karena kurangnya
sosialisasi dan promosi.
• Hasil-hasil litbangyasa belum dikelola secara optimal.
c) Alternatif solusi yang telah dilakukan terhadap penyebab kegagalan/
penurunan kinerja :
• Pengembangan SDM melalui keikutsertaan pada pelatihan maupun seminar
yang terkait dengan kebutuhan organisasi.
• Peningkatan kemitraan dengan dunia usaha, dan secara proaktif melakukan
promosi, sehingga terjalin kerjasama yang saling menguntungkan.
• Studi banding ke berbagai industri yang terkait dengan bidang Agroindustri dan
Bioteknologi, yang akan mendorong perencanaan, pelaksanaan dan tata kelola
kerekayasaan sesuai kaidah-kaidah teknologi dan industri.
6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
a) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya manusia :
Program kegiatan ini dijalankan menggunakan sistem tatakerja kerekayasaan yang
diisi oleh pegawai dengan berbagai disiplin ilmu dan masing-masing telah
menempati posisi sesuai dengan kompetensinya. Pegawai yang terlibat pada
kegiatan ini telah mampu memberikan kontribusi yang maksimal dan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik serta tepat waktu sehingga tujuan dan sasaran
kegiatan yang telah ditentukan dapat tercapai. Namun demikian tetap perlu upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan mengikuti diklat yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 8
b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya keuangan :
Alokasi anggaran pemerintah untuk pelaksanaan program dan kegiatan sangat
terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut telah melakukan pengelolaan anggaran
DIPA program secara baik, efisien dan akuntabel sehingga pelaksanaan program
dan kegiatan dapat terselenggara dengan baik dan tujuan serta sasarannya tercapai
sebagaimana yang direncanakan.
c) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya laboratorium dan peralatan :
Laboratorium dan peralatan yang ada sudah cukup lengkap untuk melaksanakan
program dan kegiatan, namun demikian masih ada kegiatan yang memerlukan
peralatan dan laboratorium yang ada pada instansi lain sehingga kedepannya perlu
peningkatan peralatan laboratorium baik secara kuantitas maupun kualitas,
sehingga pelaksanaan program dan kegiatan termasuk inovasi jasa dapat
terselenggara dengan baik.
7) Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja;
Gambar 3.2. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan kinerja
8) Capaian kinerja lainnya
-
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 9
9) Realisasi anggaran
Pagu Anggaran
Awal
Pagu Anggaran
Optimasi (1-n)
Pagu
Anggaran
Akhir
Realisasi
Penggunaan
Anggaran
Prosentase
Penggunaan
Anggaran
1.000.000.000 - 1.000.000.000 873,320,584 87.33
Keterangan Optimasi Anggaran (1) :
Prosentase Penggunaan Anggaran :
Realisasi
Prosentase Penggunaan Anggaran = --------------- X 100%
Pagu akhir
873,320,584
= --------------- X 100%
1.000.000.000
87.33%
3.1.2. JUMLAH DISEMINASI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH TANAMAN DAN
PRODUK BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
3.1.2.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1. Uraian Kegiatan;
a. Uraian Pelaksanaan Program / Kegiatan Tahun 2019
Diseminasi produk bioteknologi telah dilakukan di lima belas (15) kabupaten/kota.
Peserta yang menghadiri kegiatan diseminasi adalah petani, penyuluh, ibu-ibu
kelompok tani, dan masyarakat umum, jumlah peserta sebanyak 50-300 orang,
berasal dari beberapa kecamatan.
Kegiatan diseminasi diberikan dalam bentuk penyampaian paparan materi dan
praktek secara langsung oleh peneliti dan perekayasa di Balai Bioteknologi Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknlogi (BPPT). Selain memberikan pelatihan kepada
kelompok tani dan masyarakat, telah diberikan juga bantuan hibah alat produksi
pupuk hayati organik.
❖ Pelatihan Perbanyakan Tanaman Hortikultura dan Perkebunan secara Ex
Vitro
Kegiatan diseminasi untuk perbanyakan tanaman secara ex vitro telah dilaksanakan
di beberapa daerah yaitu:
➢ Kabupaten Sidoarjo - Jawa Timur
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 10
Kegiatan diseminasi dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu pada tanggal 22-23
Februari 2019 di Dusun Ngingas, Desa Balong Tani, Kecamatan Jabon dan di GOR
Ponpes Bumi Sholawat, Kelurahan Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo
– Jawa Timur. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 263 peserta yang terdiri dari
penyuluh pertanian, petani dan masyarakat umum. Kegiatan dihadiri Deputi Kepala
BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi yaitu Dr. Ir Soni Solistia
Wirawan, M.Eng., Syaikul Islam, Lc., M.Sosio selaku Anggota DPR RI Komisi
VII, Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M.Si., Apt., Tim
Rorenkeu-BPPT .
Gambar 3.3. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Sidoarjo – Jawa Timur
➢ Kabupaten Maros - Sulawesi Selatan
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2019 di Grand Town
Hotel Mandai, Kabupaten Maros - Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan masyarakat
umum. Kegiatan dihadiri oleh Ir. Andi Yuliani Paris, M.Sc. selaku Anggota DPR
RI Komisi VII, Dr. Farida Rosana Mira, SP sebagai perwakilan dari BPPT beserta
tim dari Balai Bioteknologi.
Gambar 3.4. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan
➢ Kota Tangerang Selatan – Banten
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 12 November 2019 di Balai
Bioteknologi – Tangerang Selatan. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 200 peserta
yang terdiri dari Dharma Wanita Persatuan BPPT, penangkar benih dan pecinta
tanaman anggrek serta masyarakat umum. Kegiatan dihadiri oleh Dr. Agung Eru
Wibowo, M.Si., Apt selaku Kepala Balai Bioteknologi-BPPT, Prof. Dr. Ika
Djatnika, M.Si sebagai pemateri Hama dan Penyakit Tanaman Anggrek, Erick
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 11
Raynalta, M.Si selaku pemateri Eksplorasi, Domestikasi, Persilangan dan Peluang
Pasar Anggrek dan Irni Furnawanthi, M.Si. selaku pemateri Kultur Jaringan
Tanaman Anggrek.
Gambar 3.5. Kegiatan diseminasi di Kota Tangerang Selatan – Banten
➢ Kabupaten Bogor - Jawa Barat
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 16 November 2019 di Yayasan
Insan Cita Madani desa Gn. Geulis, kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor – Jawa
Barat. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 103 peserta yang terdiri dari pelajar,
petani dan masyarakat umum. Kegiatan dihadiri oleh Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan,
M.Eng selaku Deputi Kepala BPPT Bidang TAB, Dr. Agung Eru Wibowo, M.Si.,
Apt, selaku Kepala Balai Bioteknologi, dan Tamsil Linrung, S.Pd sebagai Anggota
Komite II DPD RI dan tim dari Rorenkeu-BPPT.
Gambar 3.6. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Bogor – Jawa Barat
➢ Kabupaten Wonosobo - Jawa Tengah
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 20 November 2019 di Desa Serang
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonososbo - Jawa Tengah. Jumlah peserta yang
hadir sebanyak 75 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan
masyarakat umum. Kegiatan dihadiri oleh Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng
selaku Deputi TAB, Dr. Agung Eru Wibowo, M.Si., Apt selaku Kepala Balai
Bioteknologi-BPPT, Ir. Abdul Munir, M.Si selaku kepala Dinas Pangan Pertanian
dan Perikanan Kabupaten Wonosobo dan tim dari Rorenkeu-BPPT.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 12
Gambar 3.7. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Wonosobo – Jawa Tengah
➢ Kabupaten Toraja Utara - Sulawesi Selatan
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 23 November 2019 di Penangkar
Bibit Buntu Pasele, Jl. Beringin Kelurahan Pasele Kecamatan Rantepao, Kabupaten
Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 75 peserta
yang terdiri penyuluh pertanian, petani dan masyarakat umum. Kegiatan dihadiri
Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M. Si, Apt. dan Bupati Toraja
Utara Dr. Kalatiku Paembonan.
Gambar 3.8. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Toraja Utara – Sulawesi Selatan
➢ Kota Bogor - Jawa Barat
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2019 di Kawasan
Agrobiotek-BPPT Cilubang, Bogor – Jawa Barat. Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 130 peserta yang terdiri dari Dharma Wanita Persatuan (DWP)-BPPT,
petani dan pecinta tanaman anggrek serta masyarakat warga kelurahan Balumbang
Jaya-Bogor.
Kegiatan dihadiri Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M. Si, Apt.,
Roni Kartiman, S.P., M.Si. selaku pemateri Perbanyakan Tanaman Anggrek, dan
Aparat Desa Balumbang Jaya.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 13
Gambar 3.9. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Bogor – Jawa Barat
❖ Pelatihan Produksi Pupuk Hayati Organik
Kegiatan diseminasi untuk produksi pupuk hayati organik telah dilaksanakan di
beberapa daerah yaitu:
➢ Kabupaten Batang - Jawa Tengah
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2019 di Desa Bakalan,
Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang – Jawa Tengah. Jumlah peserta yang
hadir sebanyak 300 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat umum.
Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian, MBA, tim Balai
Bioteknologi dan tim Rorenkeu BPPT.
Gambar 3.10. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Batang – Jawa Tengah
➢ Kabupaten Ogan Komering Ilir - Sumatera Selatan
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2019 di Desa Sinar Harya
Mulya, Kec. Teluk Gelam, Kab. Ogan Komering Ilir - Sumatera Selatan. Jumlah
peserta yang hadir sebanyak 200 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat
umum. Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Yulian Gunhar, SH., MH,
Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M. Si, Apt, dan tim Rorenkeu
BPPT.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 14
Gambar 3.11. Kegiatan diseminasi di Kabupaten OKI – Sumatera Selatan
➢ Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2019 di Desa Mulyosari,
Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah. Jumlah peserta yang
hadir sebanyak 300 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat umum.
Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian, MBA, dan Dr.
rer.nat. Anis Herliyati M, M.Sc. perwakilan dari BPPT.
Gambar 3.12. Kegiatan diseminasi di Kec. Pemalang
Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah
➢ Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 13 April 2019 di Desa Sikayu,
Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah. Jumlah peserta yang
hadir sebanyak 300 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat umum.
Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian, MBA, dan Drs.
Bambang Sukmadi, M.Si perwakilan dari BPPT.
Gambar 3.13. Kegiatan diseminasi di Kec. Comal
Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 15
➢ Kabupaten Bone - Sulawesi Selatan
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 21 September 2019 di Desa Biru,
Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone - Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan masyarakat
umum. Kegiatan dihadiri Juardi sebagai Kepala Desa Biru, Dr. Ir. Soni Solistia
Wirawan, M.Eng selaku Deputi Kepala BPPT Bidang TAB, Ir. Makmuri, MM
selaku Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Dr. Farida Rosana Mira selaku
Kasie. Kerjasama dan Jasa Teknologi - Balai Bioteknologi, Drs. R. Bambang
Sukmadi, M.Si sebagai pemateri pemanfaatan bahan baku lokal untuk produksi
pupuk hayati organik.
Pada kegiatan ini diberikan hibah 1 (satu) unit alat produksi pupuk hayati organik
cair yang diserahkan oleh Balai Bioteknologi-BPPT kepada Gapoktan
ALLAPPORENG’E yang diterima oleh Suardi sebagai ketua kelompok dengan
disaksikan Kepala Desa Biru dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan-BPPT.
Gambar 3.14. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Bone – Sulawesi Selatan
➢ Kabupaten Wajo - Sulawesi Selatan
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 22 September 2019 di Kecamatan
Pammana, Kabupaten Wajo - Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan masyarakat
umum. Kegiatan dihadiri pejabat pemerintah daerah setempat diantaranya Ir. H.
Sudirman Meru selaku Ketua DPRD, H. Amiruddin A, S.Sos., MM. selaku
Sekretaris Daerah, dan Amshir A. Timbang, S.H selaku Camat Pammana,
sedangakan dari BPPT yaitu Dr. Farida Rosana Mira selaku Kasie. Kerjasama dan
Pelayanan Jasa Teknologi - Balai Bioteknologi, Drs. R. Bambang Sukmadi, M.Si
sebagai pemateri pemanfaatan bahan baku lokal untuk produksi pupuk hayati
organik
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 16
Pada kegiatan ini diberikan hibah 1 (satu) unit alat produksi pupuk hayati organik
cair yang diserahkan oleh Balai Bioteknologi-BPPT kepada Gapoktan
MAPPANGILE yang diterima oleh M. Alwi sebagai ketua kelompok dengan
disaksikan Camat Pammana dan Staf Biro Perencanaan dan Keuangan-BPPT.
Gambar 3.15. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Wajo – Sulawesi Selatan
➢ Kabupaten Wajo - Sulawesi Selatan
Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 23 September 2019 di Kelurahan
Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan. Jumlah peserta
yang hadir sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan
masyarakat umum. Kegiatan dihadiri pejabat pemerintah daerah setempat antara
lain H. A.S Chaidir Syam, S.IP., M.H selaku Wakil Ketua DPRD, Ir. Muh. Nurdin
D, M.Si selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Andi Mappelawa,
S.Sos., M.Si selaku Camat Mandai, dan Andi Chaebar, S.IP., M.Si selaku Lurah
Bontoa, sedangakan dari BPPT yaitu Dr. Farida Rosana Mira selaku Kasie.
Kerjasama dan Pelayanan Jasa Teknologi - Balai Bioteknologi, Drs. R. Bambang
Sukmadi, M.Si sebagai pemateri pemanfaatan bahan baku lokal untuk produksi
pupuk hayati organik.
Pada kegiatan ini diberikan hibah 1 (satu) unit alat produksi pupuk hayati organik
cair yang diserahkan oleh Balai Bioteknologi-BPPT kepada Kelompok Wanita
Tani (KWT) Tunas Mekar yang diterima oleh Juliasti sebagai ketua kelompok
dengan disaksikan Lurah Bontoa dan Staf Biro Perencanaan dan Keuangan-BPPT.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 17
Gambar 3.16. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan
b. Target akhir program/kegiatan (impact/outcome/output) sesuai dokumen
rencana Strategis
Terlaksananya diseminasi produk bioteknologi di daerah
c. Uraian peningkatan outcome/output dari tahun ke tahun menuju target akhir,
sesuai dokumen rencana strategis;
Kegiatan diseminasi produk bioteknologi ini merupakan kegiatan tahun ketiga dimana
memperlihatkan output 2019 menuju target akhir kegiatan pada tahun 2020 sesuai
dokumen rencana strategis
2. Tabel Ringkasan;
Tabel 3.4. Capaian Kinerja/Indikator Kinerja Kegiatan 2 dari Sasaran Kegiatan 1
Sasaran Kegiatan 1
Dihasilkannya inovasi teknologi produksi pembibitan hortikultura dan perkebunan
Indikator Kinerja Kegiatan 2
Jumlah diseminasi produksi benih tanaman dan produk bioteknologi pertanian
Penjelasan Indikator Kinerja Kegiatan 2
Kegiatan diseminasi produk bioteknologi meliputi: Penentuan lokasi kegiatan, persiapan lokasi
kegiatan dan pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari kegiatan registrasi peserta,
arahan dari narasumber serta paparan teori dan praktikum.
Target:
1 (satu) paket kegiatan diseminasi produk bioteknologi
Kegiatan Capaian Kinerja Output Bukti Pendukung
Diseminasi teknologi
produksi benih tanaman
dan produksi pupuk
hayati organik
Terlaksananya kegiatan
diseminasi teknologi produksi
benih tanaman dan produksi
pupuk hayati organik
Data peserta kegiatan
diseminasi dan foto-foto
persiapan lokasi serta
pelaksanaan kegiatan.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 18
3.1.2.2. Capaian Kinerja Organisasi
1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;
Pelaksanaan kegiatan inovasi teknologi produksi pembibitan hortikultura dan
perkebunan, indikator kinerja 3 berjalan dengan baik mencapai target pelaksanaan
kegiatan tahun 2019, diperoleh 1 (satu) terlaksananya kegiatan diseminasi produk
bioteknologi yang menjadi target capaian.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja Balai
Bioteknologi untuk Indikator Kinerja 3 dari Sasaran Kegiatan 1 yaitu Jumlah diseminasi
produk bioteknologi, dengan target 1 (satu) kegiatan adalah sebagai berikut:
Prosentase
Capaian Kinerja =
Realisasi x 100%
Target
=
1 kegiatan diseminasi produk
bioteknologi x 100% = 100%
1 kegiatan diseminasi produk
bioteknologi
Tabel 3.5. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator
Kinerja 2 dari Sasaran Kegiatan 1
Indikator
Kinerja Target Realisasi %
Program /
Kegiatan Mitra
Diseminasi
produk
bioteknologi
1 (satu)
kegiatan
diseminasi
produk
bioteknologi
Terlaksananya 1
(satu) kegiatan
diseminasi
produk
bioteknologi
100 Pengkajian
dan Penerapan
Bioteknologi
Komisi
VII DPR
RI
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
Kegiatan diseminasi produk bioteknologi pada tahun 2018 dilakukan di 16 lokasi.
Diseminasi teknologi tersebut dilaksanakan di Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Bangka
Belitung, Lumajang Jawa Timur, Malang Jawa Timur, Bangka, Kota Batu Jawa Timur,
Sinjai Sulawesi Selatan, Sambas Kalimantan Barat, Pemalang Jawa Tengah, Wonosobo
Jawa Tengah, Bangka, Pekan Baru Riau, Pontianak Kalimantan Barat, Maros Sulawesi
Selatan, Timika Papua, Jepara Jawa Tengah.
Kegiatan diseminasi teknologi produksi benih tanaman dan produk bioteknologi
pertanian pada tahun 2019 dilakukan di 15 lokasi. Diseminasi teknologi tersebut
dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo-Jawa Timur, Maros-Sulawesi Selatan,
Tangerang Selatan-Banten, Bogor-Jawa Barat, Wonosobo-Jawa Tengah, Toraja Utara-
Sulawesi Selatan, Kota Bogor-Jawa Barat, Batang-Jawa Tengah, Ogan Komering Ilir-
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 19
Sumatera Selatan, Pemalang-Jawa Tengah, Bone-Sulawesi Selatan, Wajo-Sulawesi
Selatan, dan Mandailing Natal-Suamtera Utara.
3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;
4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);
- Tidak ada
5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
a) Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja
• Internal: Kompetensi SDM memadai dan fasilitas penunjangyang cukup
• Eksternal: Jejaring (networking) dengan institusi lain sudah terbangun
b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja
-
c) Alternatif Solusi yang telah dilakukan
-
6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
a) Efisiensi Penggunaan SDM:
Sumber daya yang diperlukan sudah cukup memadai dan efisien.
b) Efisiensi Penggunaan Keuangan:
Anggaran kegiatan ini telah mengalami pemotongan untuk penghematan uang
Negara.
Terlaksananya kegiatan diseminasi
produk bioteknologi
2016 2017 2018 2019 2020
1 Kegiatan Diseminasi
Produk
bioteknologi:16
Target/ Sasaran Kinerja Outcome/Output
1 Kegiatan Diseminasi Teknologi
Produksi Benih Tanaman dan
Produk Bioteknologi Pertanian:
13
1 Kegiatan Diseminasi Teknologi
Produksi Benih Tanaman dan
Produk Bioteknologi Pertanian:
16
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 20
c) Efisiensi Penggunaan Laboratorium:
Penggunaan laboratorium dan fasilitas lainnya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan ini sudah memadai.
d) Efisiensi Lainnya:
7) Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja;
Gambar 3.17. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan
kegiatan diseminasi produk bioteknologi
8) Capaian kinerja lainnya
- Tidak ada
9) Realisasi anggaran
Pagu
Anggaran
Awal
Pagu Anggaran
Optimasi (1-n)
Pagu
Anggaran
Akhir
Realisasi
Penggunaan
Anggaran
Prosentase
Penggunaan
Anggaran
6.000.000.000 - 6.000.000.000 4.984.821.937 83.08
Keterangan Optimasi Anggaran (1) :
Prosentase Penggunaan Anggaran :
Realisasi X 100%
= Pagu akhir
=
4.984.821.937 6.000.000.000
83.08 %
Perjanjian Kinerja :
1 (paket) diseminasi produk bioteknologi
Kegiatan : Koordinasi dan penentuan lokasi pelaksanaan diseminasi produk bioteknologi
Kegiatan : Persiapan lokasi pelaksanaan diseminasi produk bioteknologi
Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan diseminasi produk bioteknologi
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 21
3.1.3. JUMLAH PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO
3.1.3.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan;
1. Uraian Kegiatan
a. Uraian Pelaksanaan Program / Kegiatan Tahun 2019
Telah dilaksanakan penataan dan pengembangan kawasan AGROBIOTEK-BPPT,
Cilubang- Bogor dan KAWAI, Buncitan-Sidoarjo berupa: Pembuatan tanggul/turap
pembatas lahan basah dan kering, pengerukan dan penataan lahan basah, drainase
kawasan, pembatas jalan (kansteen), kanopi, jalan setapak, pemadatan jalan kawasan
(lanjutan), sarana prasarana uji ikan, laboratorium sarana, Turap Penahan Tanah (TPT),
Supply air bersih dan pagar kawasan di Kawasan Agrobiotek-BPPT, Cilubang – Bogor
dan Aplikasi Produk Bioteknologi serta pembuatan Site Plan Kawasan di KAWAI,
Buncitan-Sidoarjo.
Gambar 3.18. Turap/tanggul pembatas lahan basah dan kering
Gambar 3.19. Pengerukan dan Penataan Lahan basah
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 22
Gambar 3.20. Drainase Kawasan
Gambar 3.21. Pembatas jalan kawasan (Kansteen)
Gambar 3.22. Kanopi
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 23
Gambar 3.23. Jalan Setapak Pinggir Selokan
Gambar 3.24. Pemadatan Jalan Kawasan
Gambar 3.25. Sarana Prasarana Uji Ikan
Gambar 3.26. Laboratorium Sarana
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 24
Gambar 3.27. Turap Penahan Tanah
b. Target akhir program / kegiatan (impact/outcome/output) sesuai dokumen
rencana Strategis
Diperolehnya masing-masing 2 (dua) prototipe penataan kawasan di Cilubang dan
Buncitan
c. Uraian peningkatan outcome / output dari tahun ke tahun menuju target akhir,
sesuai dokumen rencana strategis;
Output 2018 adalah dua paket pengembangan kawasan wisata agro. Sedangkan Output
2019 adalah prototipe penataan kawasan sesuai.
2) Tabel Ringkasan;
Sasaran Kegiatan 1
Dihasilkannya inovasi teknologi produksi pembibitan hortikultura dan perkebunan
Indikator Kinerja Kegiatan 3
Jumlah pengembangan kawasan wisata agro
Penjelasan Indikator Kinerja Kegiatan 3
Kegiatan pengembangan kawasan wisata agro dan bioteknologi meliputi: Pembuatan tanggul/turap
pembatas lahan basah dan kering, pengerukan dan penataan lahan basah, drainase kawasan, pembatas
jalan (kansteen), kanopi, jalan setapak, pemadatan jalan kawasan (lanjutan), sarana prasarana uji ikan,
laboratorium sarana, Turap Penahan Tanah (TPT), Supply air bersih dan pagar kawasan di Kawasan
Agrobiotek-BPPT, Cilubang – Bogor dan Aplikasi Produk Bioteknologi serta pembuatan Site Plan
Kawasan di KAWAI, Buncitan-Sidoarjo serta monitoring pelaksanaan Kegiatan.
Target:
2 (dua) prototipe penataan kawasan
Kegiatan Capaian Kinerja Output Bukti Pendukung
Penataan dan
Pengembangan kawasan
Agrobiotek
Paket penataan kawasan
Data hasil koordinasi dan
persiapan teknis, penataan
kawasan, bangunan fisik berupa:
tanggul/turap pembatas lahan
basah dan kering, pengerukan
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 25
dan penataan lahan basah berupa
kolam, drainase, pembatas jalan
(kansteen), kanopi, jalan setapak,
pemadatan jalan kawasan
(lanjutan), sarana prasarana uji
ikan, laboratorium sarana, Turap
Penahan Tanah (TPT), Supply air
bersih dan pagar kawasan di
Kawasan Agrobiotek-BPPT,
Cilubang – Bogor dan Aplikasi
Produk Bioteknologi serta
pembuatan Site Plan Kawasan di
KAWAI, Buncitan-Sidoarjo serta
monitoring pelaksanaan
Kegiatan.
3.1.3.2. Capaian Kinerja Organisasi
1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan wisata agro berjalan dengan baik
mencapai target pelaksanaan kegiatan tahun 2019, diperoleh 2 (dua) buah prototipe
yang menjadi target capaian. Target capaian tersebut adalah 2 (dua) prototipe penataan
kawasan tersebut adalah sebagai berikut:
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
Capaian kinerja 2018 adalah dua paket pengembangan kawasan wisata agro. Hal-hal
yang ditelah dilakukan adalah pembangunan pagar kawasan, pematangan lahan untuk
persiapan jalan, penambahan nilai gedung dan laboratorium, pemasangan penerangan
dan aplikasi produk bioteknologi.
Capaian kinerja 2019 adalah prototipe penataan kawasan. Hal-hal yang telah dilakukan
adalah pembuatan tanggul/turap pembatas lahan basah dan kering, pengerukan dan
penataan lahan basah, drainase kawasan, pembatas jalan (kansteen), kanopi, jalan
setapak, pemadatan jalan kawasan (lanjutan), sarana prasarana uji ikan, laboratorium
sarana, Turap Penahan Tanah (TPT), Supply air bersih dan pagar kawasan di Kawasan
Agrobiotek-BPPT, Cilubang – Bogor dan Aplikasi Produk Bioteknologi serta
pembuatan Site Plan Kawasan di KAWAI, Buncitan-Sidoarjo.
Prosentase Capaian
Kinerja =
Realisasi x 100%
Target
=
2 Prototipe
x 100% = 100% 2 Prototipe
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 26
Tabel 3.6. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator
Kinerja 3 dari Sasaran Kegiatan 1
Indikator Kinerja Target Realisasi % Program /
Kegiatan Mitra
Prototipe penataan
kawasan yaitu
“Kawasan Wisata
Agro Inovasi
(KAWAI) Buncitan
- Sidoarjo” dan
“Kawasan
Agrobiotek – BPPT,
Cilubang - Bogor”.
2 2 100 Penataan dan
Pengembangan
Kawasan
Agrobiotek
• PT.
MITRAMA
NDALA
SEMESTA
PUSAKA
3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;
Kegiatan pengembangan penataan dan pengembangan kawasan agrobiotek ini
merupakan kegiatan tahun ketiga dimana memperlihatkan output 2019 menuju target
akhir kegiatan pada tahun 2020 sesuai dokumen rencana strategis.
4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);
- Belum ada
5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
a) Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja
• Internal: Kompetensi SDM memadai dan fasilitas penunjang yang cukup
• Eksternal: Jejaring (networking) dengan institusi lain sudah terbangun
b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja
c) Alternatif Solusi yang telah dilakukan
-
6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
a) Efisiensi Penggunaan SDM :
Sumber daya yang diperlukan sudah cukup memadai dan efisien. Penggunaan
SDM sudah dapat mewakili semua pekerjaan kegiatan dalam mencapai target yang
telah ditentukan
b) Efisiensi Penggunaan Keuangan :
Penggunaan keuangan dan fasilitas lainnya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan ini sudah memadai.
c) Efisiensi Penggunaan Laboratorium :
Penggunaan laboratorium dan fasilitas lainnya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan ini sudah memadai.
d) Efisiensi Lainnya :
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 27
7) Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja;
Gambar 3.28. Analisis kegiatan penunjang keberhasilan pencapaian pernyataan
kinerja kegiatan Penataan kawasan wisata Agrobiotek.
8) Capaian kinerja lainnya
- Tidak ada
9) Realisasi anggaran
Pagu Anggaran
Awal
Pagu Anggaran
Optimasi (1-n)
Pagu Anggaran
Akhir
Realisasi
Penggunaan
Anggaran
Prosentase Penggunaan
Anggaran
4.200.000.000,- - 4.200.000.000,- 4.106.228.366 100%
Keterangan Optimasi Anggaran (1) : -
Prosentase Penggunaan Anggaran :
Realisasi X 100%
= Pagu akhir
=
4.106.228.366
4.200.000.000
97.07 %
3.2 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA SASARAN KEGIATAN 2
Pengukuran Capaian Sasaran Kegiatan 2 (SK 2) yaitu Terwujudnya inovasi
bioteknologi untuk pengembangan bahan baku obat, dengan 2 (dua) Indikator Kinerja
sebagai berikut:
1) Jumlah inovasi bahan baku obat anti malaria
2) Jumlah inovasi bahan baku obat sefalosporin C
Kegiatan:
Penataan Kawasan Agrobiotek – BPPT,
Cilubang-Bogor.
Kegiatan:
Site Plan Kawasan KAWAI, Buncitan-
Sidoarjo
Perjanjian Kinerja:
2 (dua) Prototipe Penataan Kawasan
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 28
3.2.1. JUMLAH PROTOTIPE BAHAN BAKU OBAT ANTI MALARIA DAN ANTI
AMUBA
3.2.1.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1) Uraian Kegiatan;
a) Uraian Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2019
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan obat anti-malaria dengan
memanfaatkan keragaman sumberdaya hayati (mikroba dan tanaman) Indonesia.
Sasaran kegiatan yang hendak dicapai adalah mengembangkan sistem pengelolaan
dan sistem pengujian sumberdaya hayati Indonesia untuk pengembanan senyawa
obat anti-malaria dan anti-amuba. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 4 kelompok sub
kegiatan, yaitu: (1) Isolasi dan identifikasi mikroba, (2) Produksi ekstrak, (3) Uji
aktivitas senyawa aktif, (4) Purifikasi dan Karakterisasi Senyawa Aktif, Kegiatan
ini merupakan kegiatan kerjasama antara BPPT dan JICA Jepang dalam kerangka
Proyek SATREPS untuk pencarian senyawa aktif anti-malaria dan anti-amuba
dengan memanfaatkan keragaman sumberdaya hayati Indonesia.
Pada tahun anggaran 2019, telah dilaksanakan 1 kali ekspedisi di daerah Gresik,
Sidoarjo dan Mojokerto untuk mendapatkan sampel sumberdaya hayati (mikroba
dan tanaman). Dari sampel tersebut, sebanyak 378 isolat Fungi dan 209 Aktinomiset
telah berhasil diisolasi dan sebagian besar telah diidentifikasi secara morfologi.
Dengan memanfaatkan koleksi mikroba yang telah ada, sebanyak 2240 ekstrak
telah diproduksi untuk keperluan skrining. Disamping itu juga telah diproduksi 322
ekstrak rekonfirmasi, 124 ekstrak PSU dan 60 ekstrak purifikasi.
Uji aktivitas senyawa aktif difokuskan pada ekstrak rekonfirmasi yang akan
digunakan datanya untuk mendapatkan ekstrak aktif untuk purifikasi. Uji aktivitas
dilakukan dengan target enzim PfDHODH, PfMQO dan sel Plasmodium
falciparum. Disamping itu dilakukan uji efikasi senyawa aktif genticyl alcohol pada
hewan uji. Hasil uji efikasi menunjukkan genticyl alcohol mampu menghambat
parasitemia pada mencit, akan tetapi pada dosis tinggi berisifat toksik terhadap
mencit dan menyebabkan kematian.
Purifikasi telah dilakukan terhadap 12 ekstrak aktif yang terdiri dari 6 ekstrak
dengan target enzim PfDHODH dan 6 ekstrak dengantarget sel Plasmodium
falciparum. Pada akhir tahun anggaran telah berhasil dipurifikasi sampai
karakterisasi senyawa aktif yang berasal dari 2 ekstrak aktif. Kedua senyawa
tersebut merupakan inhibitor sel Plasmodium falciparum. Senyawa aktif tersebut
teridentifikasi sebagai actinomycin D dan Borelidin.
Untuk kegiatan non teknis telah dilakukan peningkatan kapasitas baik sumber daya
manusia maupun peralatan. Peningkatan sumber daya manusia dilakukan dengan
pelatihan personil yang terlibat dalam kegiatan ke pihak mitra Jepang ataupun
mendatangkan expert dari Jepang ke Balai Bioteknologi. Disamping peningkatan
kapasitas juga dilaporkan adanya peningkatan jejaring riset baik dengan pihak mitra
luar maupun dalam negeri. Peningkatan jejaring riset dilakukan dengan
penyelenggaraan Joint coordinating committee (JCC) meeting, International
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 29
symposium, scientific meeting maupun kunjungan dan diskusi dengan itra terkait
di dalam dan di luar negeri. Hasil kegiatan non teknis lain yang dilaporkan adalah
publikasi ilmiah. Selama tahun 2019 1 hasil kajian telah dipresentasikan secara oral
dan 6 hasil kajian telah dipresentasikan sebagai poster pada International Seminar.
b) Target akhir kegiatan (output) sesuai dokumen Rencana Strategis
1 (buah) buah prototipe senyawa kandidat obat anti-malaria yang telah melalui uji
pra-klinis pada hewan uji.
c) Uraian peningkatan output dari tahun ke tahun menuju target akhir, sesuai
dokumen rencana strategis;
Tahun 2016: 1 (satu) prototipe ekstrak aktif anti malaria
Tahun 2017: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria terpurifikasi
Tahun 2018: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria terpurifikasi
Tahun 2019: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria yang diuji di hewan uji
(uji efikasi)
Tahun 2020: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria yang diuji di hewan uji
2) Tabel Ringkasan;
Tabel 3.7. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 1 dari Sasaran Kegiatan 2
Sasaran Kegiatan 2
Dihasilkannya inovasi bioteknologi untuk pengembangan bahan baku obat
Indikator Kinerja Kegiatan 1
Jumlah inovasi bahan baku obat anti malaria
Penjelasan Indikator Kinerja Kegiatan
Prototipe senyawa aktif anti malaria yang yang telah diuji efikasi pada hewan uji
Target:
1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria teruji di hewan uji
Kegiatan Capaian Kinerja Output Bukti Pendukung
Inovasi pengembangan
bahan baku obat anti
malaria
1 (satu) prototipe senyawa aktif anti
malaria teruji di hewan uji
Data prototipe senyawa aktif
anti malaria meliputi data
pengujian aktifitas
penghambatan Plasmodium
pada hewan uji
3.2.1.2. Capaian Kinerja Organisasi
1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja Balai
Bioteknologi untuk Indikator Kinerja 1 dari Sasaran Kegiatan 2 yaitu Jumlah inovasi
bahan baku obat anti malaria, dengan target 1 inovasi adalah sebagai berikut:
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 30
Prosentase Capaian
Kinerja =
Realisasi x 100%
Target
=
1 Prototipe
x 100% = 100% 1 Prototipe
Tabel 3.8. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator
Kinerja 1 dari Sasaran Kegiatan 2
Indikator
Kinerja Target Realisasi % Kegiatan Mitra
Jumlah inovasi
bahan baku obat
anti malaria
1 1 100 Inovasi
pengembangan
bahan baku obat
anti malaria
Universitas
Airlangga,
Universitas
Brawijaya, LIPI,
Nagasaki Univ.,
Tokyo Univ.,
Kitasato Univ.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
Kegiatan tahun 2016 merupakan kegiatan tahun pertama dengan anggaran APBN BPPT
dengan target prototipe ekstrak aktif anti malaria pada skala laboratorium. Di tahun
2017, ekstrak aktif yang telah didapat diproses lebil lanjut dengan cara memurnikan
senyawa aktif yang memiliki aktifitas anti-malaria. Di tahun 2017, prototipe senyawa
aktif anti malaria yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap target enzim telah
didapatkan. Di tahun 2018, ekstrak aktif lainnya yang memiliki aktivitas inhibisi
terhadap sel parasit malaria telah dipurifikasi, dan didapatkan 1 prototipe senyawa aktif
anti malaria yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap proliferasi sel parasit malaria.
Pada tahun 2019, 1 ekstrak aktif hasil purifikasi pada tahun 2018 telah diuji untuk
menghambat pertumbuhan parasite Plasmodium pada hewan uji (uji efikasi).
3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;
Realisasi kinerja kegiatan dari tahun pertama (2016) hingga tahun ini (2018) sudah
sesuai dengan target jangka menengah dan jangka panjang.
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 31
4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);
Senyawa aktif yang diuji pada kegiatan tahun 2019 berbeda dengan artemisinin atau
klorokuin, senyawa aktif yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan untuk
mengobati penyakit malaria. Seyawa aktif ini belum memiliki standar nasional, namun
memilliki potensi untuk menjadi obat anti malaria alternatif yang dapat digunakan
untuk menghadapi kasus resistensi terhadap obat anti malaria yang ada saat ini.
5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja
serta alternatif solisi yang telah dilakukan;
a) Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja
• Internal:
o Kompetensi SDM memadai
o Fasilitas laboratorium cukup
• Eksternal:
o Jejaring (networking) riset dengan institusi lain sudah terbangun
o Pendanaan tambahan dari Kementerian Ristekdikti melalui insinas
o Dukungan pihak mitra (JICA) dalam bentuk bantuan teknis (pelatihan,
peralatan)
1 (satu )
buah
prototipe
senyawa
kandidat
obat anti-
malaria
yang telah
melalui uji
pra-klinis
pada hewan
uji
2016 2017 2018 2019 2020
1 (satu) prototipe
ekstrak aktif anti
malaria
1 (satu) prototipe
senyawa aktif anti
malaria yang diuji di
hewan uji
1 (satu) prototipe
senyawa aktif anti
malaria yang diuji di
hewan uji
1 (satu) prototipe senyawa aktif
anti malaria terpurifikasi
1 (satu) prototipe senyawa aktif anti
malaria terpurifikasi
-
LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 32
b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja
• Internal:
o Beberapa peralatan yang digunakan telah turun kinerjanya karena umur
pemakaian yang telah tua
o Sistem pengelolaan data hasil kegiatan yang belum terintegrasi antar
kelompok pelaksana kegiatan
o Alokasi waktu personil ASN yang terlibat dalam beberapa kegiatan
o Anggaran yang kecil
• Eksternal:
o Jalur administrasi yang panjang untuk mendapatkan bantuan teknis dari
mitra (JICA)
c) Alternatif Solusi yang telah dilakukan
• Merawat dan memperbaiki peralatan dengan kemampuan teknis dan anggaran
terbatas
• Koordinasi dan efisiensi waktu kerja personil
• Membangun sistem pengelolaan data yang terintegrasi dengan memanfaatkan
teknologi informasi
• Efisiensi penggunaan anggaran
• Koordinasi internal BPPT dan dengan instansi terkait bantuan teknis
6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
a) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya manusia:
Kegiatan ini m