laporan akuntabilitas kinerjalaporan akuntabilitas kinerja tingkat unit kerja tahun anggaran 2019...

196
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TINGKAT UNIT KERJA TAHUN ANGGARAN 2019 BALAI BIOTEKNOLOGI PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN

    AKUNTABILITAS KINERJA

    TINGKAT UNIT KERJA

    TAHUN ANGGARAN 2019

    BALAI BIOTEKNOLOGI

    PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA

    DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI

    BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -1

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Teknologi merupakan faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan

    kualitas hidup dan daya saing suatu bangsa. Fenomena ini tercermin pada terjadinya proses

    transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya alam menjadi

    perekonomian yang berbasiskan pengetahuan, dimana kemampuan ilmu pengetahuan dan

    teknologi (Iptek) sebagai parameter yang menentukan selain modal dan tenaga kerja.

    Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merupakan salah satu lembaga pemerintah

    non kementerian yang berada dibawah koordinasi Kementerian Riset Teknologi dan

    Pendidikan Tinggi, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepemerintahan di bidang

    teknologi.

    Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi merupakan lembaga pemerintah yang berperan

    sebagai lembaga pengkaji teknologi, solusi teknologi, intermediasi, audit teknologi dan

    technology clearing house (TCH), dalam mendukung pembangunan nasional agar mampu

    meningkatkan daya saing industri dan kemandirian bangsa Indonesia. Kelima peran tersebut

    dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam pengukuran kinerja Lembaga (outcome atau impact)

    dalam melaksanakan tugasnya. Konsep bisnis BPPT dalam menjalankan tugas dan perannya

    dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini.

    Tata Laksana BPPT

    PE

    NER

    APA

    N

    SIST

    EM IN

    OV

    ASI

    M

    ELA

    LUI 5

    PER

    AN

    BP

    PT

    VA

    LUE

    PR

    OP

    OSI

    TIO

    N-T

    ekn

    olo

    giSt

    ate

    of

    the

    art

    -D

    aya

    Sain

    gIn

    du

    stri

    -K

    em

    and

    iria

    nB

    angs

    a

    SISTEM BISNIS

    OUTPUT

    T U P O K S I

    Teknologi Awal

    P R O S E S I N T I

    R OD ELayanan

    Teknologi

    PEREKAYASAAN TEKNOLOGI

    INPUT PROSES

    S U M B E R D A Y A P E N D U K U N G K O M P E T E N S I T E K N I S

    D U K U N G A N A D M I N I S T R A S I D A N S U M B E R D A Y A P E R E K A Y A S A A N

    PeningkatanLayanan

    Teknologi(Pematangan,

    ‘Komersialisasi’)

    Teknologiyang

    didifusikanke

    pengguna/ ‘pasar’

    ‘SISTEM PASAR’

    INPUT PROSESINPUT PROSES

    OUTCOME IMPACT

    Gambar 1.1. Tata Laksana Utama (Proses Bisnis Utama) BPPT

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -2

    Balai Bioteknologi sebagai salah satu unit kerja di BPPT mempunyai tugas melakukan

    pelayanan di bidang bioteknologi untuk mendukung visi BPPT yaitu sebagai Pusat Unggulan

    Teknologi yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing

    industri dan kemandirian bangsa. Pendirian Balai Bioteknologi diawali dengan pembangunan

    prasarana dan sarana fisik yang dilaksanakan pada tahun 1992. Balai Bioteknologi diresmikan

    oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Desember 1995 sebagai Pusat Pengkajian dan

    Penerapan Bioteknologi (P3 Biotek) dan selanjutnya diresmikan oleh Wakil Presiden Megawati

    Soekarnoputri sebagai Balai Pengkajian Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan

    Teknologi pada tanggal 4 April 2001 berdasarkan SK Kepala BPPT No.024/KP/KA/IV/2001.

    Pada tahun 2015 berubah nama menjadi Balai Bioteknologi berdasarkan Peraturan Kepala

    BPPT No. 019 Tahun 2015.

    1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Bioteknologi

    Kedudukan, tugas dan fungsi Balai Bioteknologi diatur dalam Peraturan Kepala BPPT No. 019

    Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bioteknologi.

    1.2.1. Kedudukan

    Balai Bioteknologi merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan

    Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Pusat

    Teknologi Farmasi dan Medika, Deputi Bidang Teknologi Agro Industri dan Bioteknologi.

    Balai Bioteknologi dipimpin oleh seorang Kepala.

    1.2.2. Tugas

    Balai Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan bioteknologi.

    1.2.3. Fungsi

    Balai Bioteknologi menyelenggarakan fungsi:

    a. Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, monitoring dan evaluasi kegiatan teknis

    operasional dan atau teknis penunjang dalam penerapan dan layanan bioteknologi.

    b. Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian dan pemasyarakatan di dalam

    pengembangan produk dan layanan bioteknologi; dan

    c. Pelaksanaan urusan kehumasan, kepegawaian, keuangan, kesekretariatan, rumah

    tangga, dan pengelolaan sarana teknis.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -3

    1.3. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi Balai Bioteknologi sesuai dengan Peraturan Kepala BPPT BPPT No. 019

    Tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1.2.

    Dalam Pasal 4 disebutkan bahwa Balai Bioteknologi terdiri atas:

    a. Subbagian Tata Usaha

    b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi

    c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

    Dengan tugas menurut Pasal 5, sebagai berikut:

    a. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kehumasan,

    kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

    pengelolaan sarana teknis dan rumah tangga Balai;

    b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi mempunyai tugas merencanakan,

    melaksanakan, mengkoordinasikan, mengembangkan, dan mengevaluasi kegiatan

    teknis penerapan bioteknologi

    c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas merencanakan,

    mengembangkan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan kerja sama dan

    layanan bioteknologi

    Gambar 1.2. Struktur Organisasi Balai Bioteknologi

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -4

    1.4. Sumber Daya Manusia

    Balai Bioteknologi mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang secara keseluruhan

    berjumlah 119 orang per Desember 2019. Jumlah SDM tersebut tersebut tersebar di 3

    Seksi/Subbag sebagai berikut:

    a. Subbagian Tata Usaha: 32 orang (termasuk kepala Balai)

    b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi: 42 orang

    c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi: 38 orang

    Distribusi dan komposisi SDM berdasarkan pendidikan, jabatan fungsional dan usia disajikan

    dalam beberapa tabel dan gambar di bawah.

    Tabel 1.1. Distribusi SDM Balai Bioteknologi

    berdasarkan tingkat pendidikan per Desember 2019

    No. Pendidikan Jumlah %

    1 S3 14 12

    2 S2 23 21

    3 S1 47 38

    4

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -5

    Tabel 1.2. Distribusi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan jabatan fungsional per

    Desember 2019

    No. Jabatan Fungsional Jumlah %

    1 Perekayasa Utama 1 1

    2 Perekayasa Madya 14 12

    3 Perekayasa Muda 28 24

    4 Perekayasa Pertama 18 15

    5 Peneliti Madya 2 2

    6 Peneliti Muda 1 1

    7 Litkayasa 28 23

    8 Arsiparis Pertama 4 3

    9 Fungsional Umum 23 19

    Jumlah 119 100

    Gambar 1.4. Komposisi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan jabatan

    fungsional per Desember 2019

    Perekayasa Utama

    1%Perekayasa

    Madya12%

    Perekayasa Muda24%

    Perekayasa Pertama

    15%

    Peneliti Madya2%

    Peneliti Muda1%

    Litkayasa23%

    Arsiparis Pertama

    3%

    Fungsional Umum

    19%

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -6

    Tabel 1.3. Distribusi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan usia pegawai per

    Desember 2019

    No. Usia Jumlah %

    1 50 24 20

    Jumlah 119 100

    Gambar. 1.5. Distribusi SDM Balai Bioteknologi berdasarkan usia per

    Desember 2019

    1.5. Sistematika Penyajian

    LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 berisi 4 Bab yaitu:

    Bab I. Pendahuluan

    Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada

    aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang

    sedang dihadapi.

    Bab II. Perencanaan Kinerja

    Pada bab ini diuraikan ringkasan/ ikhtiar perjanjian kinerja tahun yang

    bersangkutan.

    12%

    16%

    52%

    20%

    50

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 I -7

    Bab III. Akuntabilitas Kinerja

    A. Capaian Kinerja Organisasi

    Pada sub bab ini disajikan capaian organisasi untuk setiap pernyataan kinerja

    sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

    organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut

    dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

    1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

    2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini

    dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

    3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target

    jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis

    organisasi;

    4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika

    ada);

    5. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan

    kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

    6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

    7. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun

    kegagalan pencapaiab pernyataan kinerja.

    8. Capaian Kinerja Lainnya (yang tidak diperjanjikan dalam PK) yang

    dapat memberikan nilai tambah dalam penilaian capaian kinerja.

    B. Realisasi Anggaran

    Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

    digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen

    Perjanjian Kinerja.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -1

    BAB II. PERENCANAAN KINERJA

    2.1. Keterkaitan RPJMN, Rencana Strategis dan Perencanaan Kinerja

    Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis (Renstra) BPPT 2015-2019, maka

    penyusunan Renstra Balai Bioteknologi 2015 – 2019 merupakan turunan (cascading) terhadap

    Renstra TAB 2015-2019. Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa

    penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)

    diantaranya yang berhubungan dengan bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi yaitu

    untuk mendukung ketahanan pangan, kebutuhan teknologi kesehatan dan peningkatan jumlah

    penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor produksi.

    Visi pembangunan dalam bidang IPTEK yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan

    jangka panjang IPTEK 2005 – 2025 adalah “Terwujudnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    sebagai kekuatan utama kesejahteraan berkelanjutan dan kesejahteraan peradaban”.

    Penyusunan VISI BPPT didasarkan pada pencermatan terhadap amanat yang terkandung dalam

    dokumen Visi IPTEK diatas dan memperhatikan Tupoksi BPPT serta mengakomodasi kondisi

    kekinian dan tuntutan terhadap BPPT.

    Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa “Pemerintah

    memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

    persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.

    Amandemen ini, maka sektor ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai peran

    penting bagi upaya pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi,

    pembangunan iptek hanya akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional

    dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat jika produk yang

    dihasilkan bisa didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi

    solusi bagi permasalahan nyata baik yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat.

    Dalam RPJMN Buku I Bab V Kebijakan Pembangunan Nasional dijelaskan bahwa secara

    umum strategi pembangunan nasional menggariskan antara lain tentang tiga dimensi

    pembangunan, yaitu dimensi pembangunan manusia termasuk di dalamnya dimensi kesehatan,

    dimensi pembangunan sektor unggulan yang salah satunya adalah kedaulatan pangan dan

    dimensi pemerataan dan kewilayahan.

    Dalam Buku II Bab IV Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahap II

    dijelaskan bahwa Pembangunan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) diarahkan untuk

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -2

    memantapkan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek

    dan memperkuat daya saing perekonomian. Pembangunan Ilmu pengetahuan dan teknologi

    diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; penciptaan dan pemanfaatan

    teknologi informasi dan komunikasi; penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi

    pertahanan, dan teknologi kesehatan; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya

    dalam sektor industri. Untuk mencapai hal diatas, dalam RPJMN telah diarahkan strategi

    pembangunan iptek melalui dua prioritas pembangunan yakni, penguatan Sistem Inovasi

    Nasional (SIN) dan Peningkatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek (P3 Iptek).

    Punas riset teknologi kesehatan dan obat yang tertuang dalam buku II Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, menyebutkan:

    • Riset teknologi kesehatan dan obat diharapkan dapat mengembangkan dan

    menerapkan teknologi pengembangan nutrisi khusus, teknologi pengembangan

    diagnostic dan alat kesehatan untuk mengurangi ketergantungan impor, teknologi

    pengembangan produk biofarmasi, teknologi pengembangan bahan baku obat

    (BBO) untuk substitusi impor, dan teknologi pengembangan tanaman obat dan obat

    tradisional.

    • BPPT melalui pengkajian dan penerapan teknologi obat diharapkan dapat menghasilkan:

    (1). Teknologi produksi ekstrak terstandar tanaman obat Indonesia dan formual sediaan

    obat herbal tertsandar (2). Produk kit diagnostika untuk deteksi penyakit infeksi dan seed

    vaksin demam berdarah, (3). rekomendasi teknologi produksi bahan baku obat

    (antibiotik, bahan biofarmasi, dekstrosa dan bahan baku obat lainnya) dan (4).

    Kawasan inovasi produk kesehatan berbasis sumberdaya hayati Indonesia.

    BPPT telah membuat suatu perencanaan jangka menengah yaitu Rencana Strategis 2015-2019

    yang sesuai dengan tupoksi dan mengacu pada RPJMN 2015-2019. Terkait dengan

    perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPPT

    menggunakan Renstra sebagai acuan dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

    Renstra BPPT merupakan acuan dalam penyusunan Renstra Kedeputian. Renstra Kedeputian

    TAB kemudian akan dijabarkan kedalam renstra unit kerja seperti Balai Bioteknologi. Selain

    itu antara RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT dan Penetapan Kinerja (PK) BPPT

    hingga ke tingkat unit kerja terdapat saling keterkaitan sebagai satu alur pemikiran (Gambar

    2.1).

    Renstra Kedeputian TAB 2015-2019 merupakan acuan dalam menyusun program, kegiatan,

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -3

    dan anggaran serta indikator kinerja dan targetnya di lingkungan TAB yang telah disesuaikan

    dengan adanya kebijakan pemerintah dan hasil review khususnya pada tingkatan indikator.

    Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan untuk laporan akuntabilitas kedeputian kepada

    stakeholders dan customers dalam perencanaan program, perencanaan sumberdaya,

    perencanaan kelembagaan dan pengendalian pelaksanaan program serta pengawasan agar lebih

    berhasil dan berdaya guna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi TAB.

    Gambar 2.1. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja),

    RKT dan Penetapan Kinerja (PK)

    Renja dan

    RKT DIPA + RKAKL PK

    Tugas

    Pokok

    BPPT

    RPJMN

    Visi

    Misi

    Tujuan

    RENCANA KINERJA LIMA

    TAHUN

    (Anak Lampiran II dan IV)

    Renstra BPPT

    Sasaran

    Strategis (IKU dan Target)

    PROGRAM/

    KEGIATAN

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -4

    2.2. Renstra Balai Bioteknologi 2015-2019

    2.2.1. Visi dan Misi Balai

    Visi Balai Bioteknologi mengacu kepada visi BPPT, yaitu menjadi “Pusat Unggulan Teknologi

    yang mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing industri

    dan kemandirian bangsa”.

    Misi Balai Bioteknologi mengacu kepada misi kedeputian TAB, yaitu: melaksanakan

    pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di

    bidang bioteknologi.

    2.2.2. Tujuan

    Tujuan Balai Bioteknologi mengacu pada tujuan BPPT yaitu:

    1. Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya

    saing dan kemandirian bangsa.

    2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan

    layanan teknologi

    2.2.3. Sasaran Strategis

    Sasaran Strategis dibuat untuk dapat terukurnya pencapaian dari tujuan. Sasaran strategis Balai

    Bioteknologi mengacu pada sasaran strategis BPPT, yaitu:

    1. Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa

    2. Meningkatnya kualitas layanan teknologi

    3. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja

    tinggi

    Berdasarkan Renstra 2015-2019, Balai Bioteknologi 2015-2019 melaksanakan 1 (satu)

    kegiatan, yaitu Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi, dengan sasaran kegiatan:

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -5

    Tabel 2.1. Sasaran Kinerja Balai Bioteknologi Tahun 2019

    No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

    1 2 3 4

    SK 1 Inovasi teknologi produksi

    pembibitan tanaman

    hortikultura dan

    perkebunan

    Jumlah inovasi perbanyakan tanaman

    hortikultura dan perkebunan

    3

    Jumlah diseminasi teknologi produksi

    benih tanaman dan produk

    bioteknologi pertanian

    1

    Jumlah pengembangan kawasan

    wisata agro

    1

    SK 2 Inovasi bioteknologi

    untuk pengembangan

    bahan baku obat

    Jumlah inovasi bahan baku obat anti

    malaria

    1

    Jumlah inovasi bahan baku obat

    sefalosporin

    1

    SK 3 Jasa bioteknologi (PNBP) Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1

    Jumlah kerjasama riset 1

    Jumlah kerjasama produksi 1

    Indeks kepuasan masyarakat A

    Sk 4 Layanan perkantoran Jumlah layanan perkantoran (gaji dan

    operasional kantor)

    1

    2.3. Rencana Kinerja Tahun (RKT) 2019

    Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari sasaran kegiatan yang telah

    ditetapkan dalam rencana strategis yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui

    berbagai kegiatan tahunan. Rencana Kinerja Balai Bioteknologi Tahun 2019 disajikan dalam

    tabel sebagai berikut:

    Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahunan Balai Bioteknologi 2019

    No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

    1 2 3 4

    1 Dihasilkannya inovasi

    teknologi produksi

    pembibitan tanaman

    hortikultura dan

    perkebunan

    Jumlah inovasi perbanyakan tanaman

    hortikultura dan perkebunan

    3

    Jumlah diseminasi teknologi produksi

    benih tanaman dan produk

    bioteknologi pertanian

    1

    Jumlah pengembangan kawasan

    wisata agro

    1

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -6

    No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

    1 2 3 4

    2 Dihasilkannya inovasi

    bioteknologi untuk

    pengembangan bahan baku

    obat

    Jumlah inovasi bahan baku obat anti

    malaria

    1

    Jumlah inovasi bahan baku obat

    sefalosporin

    1

    3 Terlaksananya jasa

    bioteknologi (PNBP)

    Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1

    Jumlah kerjasama riset 1

    Jumlah kerjasama produksi 1

    Indeks kepuasan masyarakat A

    4 Terlaksananya Layanan

    Perkantoran

    Jumlah layanan perkantoran (gaji dan

    operasional kantor)

    1

    2.4. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019

    Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan

    kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

    tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi. Adapun fungsi dokumen

    Perjanjian Kinerja selain digunakan sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan yang

    bersifat top-down juga dijadikan sebagai alat untuk menggabungkan pengukuran kinerja

    dengan strategi organisasi. Perjanjian Kinerja Balai Bioteknologi 2019 mengalami revisi

    karena adanya optimalisasi anggaran.

    Dokumen Perjanjian Kinerja Balai Bioteknologi dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:

    Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Balai Bioteknologi 2019

    No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

    1 2 3 4

    SK 1 Inovasi teknologi produksi

    pembibitan tanaman

    hortikultura dan

    perkebunan

    Jumlah inovasi perbanyakan tanaman

    hortikultura dan perkebunan

    3

    Jumlah diseminasi teknologi produksi

    benih tanaman dan produk

    bioteknologi pertanian

    1

    Jumlah pengembangan kawasan

    wisata agro

    1

    SK 2 Inovasi bioteknologi

    untuk pengembangan

    bahan baku obat

    Jumlah inovasi bahan baku obat anti

    malaria

    1

    Jumlah inovasi bahan baku obat

    sefalosporin

    1

    SK 3 Jasa bioteknologi (PNBP) Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -7

    No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

    1 2 3 4

    Jumlah kerjasama riset 1

    Jumlah kerjasama produksi 1

    Indeks kepuasan masyarakat A

    Sk 4 Layanan perkantoran Jumlah layanan perkantoran (gaji dan

    operasional kantor)

    1

    2.5. Pelaksanaan Rencana Aksi Tahun 2019

    Untuk memantau dan memastikan bahwa target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen

    Perjanjian Kinerja (PK) dapat terpenuhi, maka Balai Bioteknologi menyusun dan

    melaksanakan Rencana Aksi setiap Triwulan, yang berisi hal-hal sebagai berikut:

    − Sasaran Kegiatan;

    − Indikator Kinerja;

    − Target;

    − Kegiatan;

    − Rencana dan Capaian Kinerja;

    − Anggaran dan realisasinya.

    Adapun pelaksanaan administratif pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel Rencana Aksi di

    bawah (Tabel 2.4).

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -8

    Tabel 2.4. Rencana Aksi Perjanjian Kinerja 2019

    RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA PERIODIK

    BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2019

    (TRIWULAN I – IV)

    Unit Kerja: Balai Bioteknologi (BBIOTEK)

    Sasaran

    Program

    Indikator

    Kinerja Program Target Uraian Target

    Rencana Kinerja

    Tahunan Semester I (%) Semester II (%)

    TW I TW 2 TW 3 TW 4

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    Termanfaatkannya

    inovasi teknologi di

    bidang TAB untuk

    mendukung daya

    saing menuju

    kemandirian bangsa

    Jumlah inovasi

    teknologi

    1 Inovasi teknologi

    produksi bibit

    kentang ex vitro

    Melakukan

    inovasi teknologi

    produksi bibit

    kentang ex vitro

    16 % 32 % 27 % 25 %

    • Melaksanakan koordinasi

    kegiatan kentang

    • Persiapan produksi planlet

    kentang bebas

    virus dengan

    bioreactor

    Melaksanakan

    produksi planlet

    kentang bebas

    virus Bioreaktor

    Melaksanakan

    produksi benih

    kentang dengan

    teknik ex vitro

    • Melaksanakan produksi benih

    kentang dengan

    teknik ex vitro

    • Melaksanakan uji lapang

    benih kentang

    ex vitro di

    Pengalengan

    • Memberikan pendampingan

    PPBT di

    Wonosobo dan

    Pengalengan

    Terwujudnya

    Inovasi bidang TAB

    untuk mendukung

    peningkatan daya

    saing menuju

    kemandirian bangsa

    Jumlah inovasi

    teknologi

    1 Inovasi teknologi

    perbanyakan

    kopi

    16% 32% 27% 25%

    Melaksanakan

    inventarisasi data

    koleksi tanaman

    kopi

    • Melaksanakan optimasi

    konsentrasi

    formula induksi

    perakaran dan

    tunas pada

    pembuatan

    duplikat

    tanaman induk

    • Melaksanakan pembuatan

    tanaman induk

    multiplikasi

    dari klon kopi

    arabika ex vitro

    • Melaksanakan optimasi

    multiplikasi

    eksplan

    • Melaksanakan persiapan benih

    tanaman kopi

    ex vitro untuk

    uji lapang

    kesesuaian

    agroklimat

    • Melaksanakan optimasi

    konsentrasi

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -9

    Sasaran

    Program

    Indikator

    Kinerja Program Target Uraian Target

    Rencana Kinerja

    Tahunan Semester I (%) Semester II (%)

    TW I TW 2 TW 3 TW 4

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    kopi arabica ex

    vitro

    tanaman kopi

    in vitro

    formula

    multiplikasi

    eksplan

    tanaman kopi

    in vitro

    Terwujudnya

    Inovasi bidang TAB

    untuk mendukung

    peningkatan daya

    saing menuju

    kemandirian bangsa

    Jumlah inovasi 1 Inovasi teknologi

    produksi

    sefalosporin

    • Melakukan pengembangan

    untuk

    mendapatkan

    sefalosporin C

    (CPC) dengan

    bahan baku

    lokal pada

    skala pilot

    • Memberikan rekomendasi

    teknologi

    produksi

    sefalosporin C

    16% 32% 27% 25%

    Melaksanakan

    optimasi sumber

    nitrogen dan

    karbon lokal

    untuk fermentasi

    CPC skala lab

    • Melaksanakan optimasi isolasi

    dan purifikasi

    CPC dari kaldu

    fermentasi

    skala lab

    • Melaksanakan scale up

    fermentasi CPC

    skala 50 L

    dengan

    menggunakan

    bahan baku

    lokal

    • Melakukan kajian bahan

    baku untuk

    produksi CPC

    • Melaksanakan scale up isolasi

    dan purifikasi

    CPC dari kaldu

    fermentasi

    • Melakukan kajian pra-studi

    kelayakan

    industri CPC

    • Menyusun rekomendasi

    teknologi

    • Menyampaikan rekomendasi

    teknologi

    kepada mitra

    Terlaksananya Jasa

    Bioteknologi

    (PNBP)

    Jumlah jasa pengujian

    Bioteknologi

    1 Terlaksananya

    layanan jasa

    pengujian

    Melaksanakan

    layanan jasa

    pengujian

    mikrobiologi,

    kimia dan

    teknologi gen

    16% 32% 27% 25%

    Melaksanakan

    layanan jasa

    pengujian

    Melaksanakan

    layanan jasa

    pengujian

    Melaksanakan

    layanan jasa

    pengujian

    Melaksanakan

    layanan jasa

    pengujian

    Jumlah kerjasama riset 1 Terlaksananya

    layanan

    kerjasama riset

    Melaksanakan

    layanan

    kerjasama riset

    pengembangan

    kelapa sawit,

    16% 32% 27% 25%

    Melaksanakan

    kerjasama riset

    Melaksanakan

    kerjasama riset

    Melaksanakan

    kerjasama riset

    Melaksanakan

    kerjasama riset

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 II -10

    Sasaran

    Program

    Indikator

    Kinerja Program Target Uraian Target

    Rencana Kinerja

    Tahunan Semester I (%) Semester II (%)

    TW I TW 2 TW 3 TW 4

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    karet dan

    anggrek

    Jumlah kerjasama

    produksi

    1 Terlaksananya

    kerjasama

    produksi

    Melaksanakan

    kerjasama

    produksi benih

    kelapa sawit,

    produksi pupuk

    hayati, dan

    produksi bahan

    aktif berbasis

    fermentasi

    16% 32% 27% 25%

    Melaksanakan

    kerjasama

    produksi

    Melaksanakan

    kerjasama

    produksi

    Melaksanakan

    kerjasama

    produksi

    Melaksanakan

    kerjasama

    produksi

    Indeks Kepuasan

    Masyarakat

    A Terlaksananya

    survei kepuasan

    masyarakat

    Melakukan

    survei kepuasan

    pelanggan

    25% 25% 25% 25%

    Melakukan

    survey kepuasan

    pelanggan

    Melakukan

    survey kepuasan

    pelanggan

    Melakukan

    survey kepuasan

    pelanggan

    Melakukan

    survey kepuasan

    pelanggan

    Terlaksananya

    Layanan

    Perkantoran

    Jumlah Layanan

    BelanjaPegawai

    12 Terbayarnya gaji

    dan tunjangan

    Bulan Januari s/d

    Desember 2019

    Pegawai Balai

    Pengkajian

    Bioteknologi.

    Terlaksananya

    pembayaran gaji

    dan tunjangan

    pegawai Balai

    Bioteknologi.

    25 50 75 100

    Terbayarnya gaji

    dan tunjangan

    Bulan Januari s/d

    Maret 2019.

    Terbayarnya

    gaji dan

    tunjangan Bulan

    April s/d Juni

    2019.

    Terbayarnya

    gaji dan

    tunjangan Bulan

    Juli s/d

    September 2019.

    Terbayarnya

    gaji dan

    tunjangan Bulan

    Oktober s/d

    Desember 2019.

    Jumlah Operasional dan

    Pemeliharaan Kantor

    12 Telah

    dilaksanakannya

    operasional dan

    pemeliharaan

    bulan Januari s/d

    Desember 2019.

    Terlaksananya

    penyelenggaraan

    operasional dan

    perkantoran di

    Balai

    Bioteknologi.

    25 50 75 100

    Telah

    dilaksanakannya

    operasional dan

    pemeliharaan

    bulan Januari s/d

    Maret 2019.

    Telah

    dilaksanakannya

    operasional dan

    pemeliharaan

    bulan April s/d

    Juni 2019.

    Telah

    dilaksanakannya

    operasional dan

    pemeliharaan

    bulan Juli s/d

    September 2019.

    Telah

    dilaksanakannya

    operasional dan

    pemeliharaan

    bulan Oktober

    s/d Desember

    2019.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 1

    BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BALAI BIOTEKNOLOGI

    Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai

    keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program ditetapkan dalam

    mewujudkan tujuan dan visi instansi pemerintah. Proses ini berupa penilaian pencapaian

    setiap target kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan Balai

    Bioteknologi dalam pencapaian tujuan.

    Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan manajemen kinerja khususnya

    membandingkan kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan

    menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Permen PANRB No. 53 Tahun 2014

    tentang tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

    Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah).

    Dalam pemilihan indikator kinerja tingkat Lembaga sampai Unit Kerja/ Satuan Kerja, BPPT

    selalu berupaya memenuhi kriteria SMART yaitu:

    1. Specific : Sifat dan tingkat Kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;

    2. Measurable : Target Kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi

    indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan

    biaya;

    3. Achievable : Target Kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber

    daya yang ada;

    4. Relevant : Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam

    rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara

    target outcome dalam rangka mencapai target Impact yang

    ditetapkan; dan

    5. Time Bond : Waktu/periode pencapaian Kinerja ditetapkan.

    Pada tahun anggaran 2019, Balai Bioteknologi melaksanakan 1 (satu) kegiatan yaitu

    Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi, dengan sasaran kegiatan sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Sasaran kegiatan dan indikator kinerja Balai Bioteknologi

    No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

    1 2 3 4

    1 Dihasilkannya inovasi teknologi

    produksi pembibitan tanaman

    hortikultura dan perkebunan

    Jumlah inovasi perbanyakan tanaman

    hortikultura dan perkebunan

    3

    Jumlah diseminasi teknologi produksi benih

    tanaman dan produk bioteknologi pertanian

    1

    Jumlah pengembangan kawasan wisata agro 1

    2 Dihasilkannya inovasi

    bioteknologi untuk

    pengembangan bahan baku obat

    Jumlah inovasi bahan baku obat anti malaria 1

    Jumlah inovasi bahan baku obat sefalosporin 1

    3 Terlaksananya jasa bioteknologi

    (PNBP) Jumlah jasa pengujian bioteknologi 1

    Jumlah kerjasama riset 1

    Jumlah kerjasama produksi 1

    Indeks kepuasan masyarakat A

    4 Terlaksananya Layanan

    Perkantoran

    Jumlah layanan perkantoran (gaji dan

    operasional kantor)

    1

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 2

    3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA SASARAN KEGIATAN 1

    Pengukuran Capaian Sasaran Kegiatan 1 (SK1) yaitu inovasi teknologi produksi pembibitan

    hortikultura dan perkebunan, dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja, sebagai berikut:

    1) Jumlah inovasi perbanyakan tanaman hortikultura dan perkebunan, dengan 3 (tiga)

    target

    2) Jumlah diseminasi teknologi produksi benih tanaman dan produk bioteknologi

    pertanian 1 (satu) target

    3) Jumlah pengembangan kawasan agro 1 (satu) target

    3.1.1. JUMLAH INOVASI PERBANYAKAN TANAMAN HORTIKUTURA DAN

    PERKEBUNAN

    3.1.1.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan

    1) Uraian Kegiatan;

    a) Uraian Pelaksanaan Program / Kegiatan Tahun 2019

    Produk hortikultura dan perkebunan memiliki beberapa keunggulan nilai jual

    yang tinggi, keragaman jenis dan serapan pasar yang terus meningkat baik

    dalam bentuk segar maupun olahan. Pengembangan subsektor hortikultura

    juga bertujuan untuk: 1) Menunjang pengembangan sektor pariwisata, 2)

    Pengendalian inflasi dan stabilisasi harga komoditas strategis, 3) Menarik

    investasi skala kecil dan menengah, 4) Peningkatan ketahanan pangan, 5)

    Pelestarian dan pengembangan identitas nasional. Keberhasilan

    pengembangan hortikultura tidak lepas dari ketersediaan bibit hortikultura

    bermutu. Untuk menghasilkan produk hortikultura bermutu prima dibutuhkan

    bibit bermutu tinggi. Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi produksi

    bibit untuk meningkatkan produksi dan distribusi yang murah, tepat waktu

    dan mudah dijangkau petani. Selain itu perlu dilakukan pemasyarakatan hasil

    inovasi teknologi melalui sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis dan

    demplot. Melalui sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis dan demplot, hasil

    inovasi teknologi yang dikembangkan lebih mudah didesiminasikan dan

    diadopsi oleh petani sehingga diharapkan secara nyata dapat meningkatkan

    produktivitas dan pendapatan petani serta meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat.

    Untuk memenuhi ketersediaan bibit hortikultura bermutu tersebut, Balai

    Bioteknologi-BPPT sebagai salah satu pusat unggulan di bidang bioteknologi

    pertanian mendapat amanah untuk melakukan inovasi dan layanan teknologi

    dalam bidang produksi bibit yang cepat, murah dan mudah dijangkau petani.

    Dengan fasilitas modern yang berkelas internasional, Balai Bioteknologi

    BPPT dilengkapi dengan laboratorium planlet jaringan (in vitro) yang

    memiliki kapasiatas 2 juta bibit per tahunnya. Balai Bioteknologi BPPT juga

    memiliki pilot plant propagasi tanaman untuk produksi bibit secara ex vitro.

    Melalui teknologi in vitro dan ex vitro, Balai Bioteknologi BPPT telah mampu

    melakukan “fotocopy” berbagai tanaman unggul dari berbagai daerah untuk

    dijadikan sebagai sumber bibit bermutu. Selain itu untuk memenuhi

    kebutuhan bibit yang terus meningkat, Balai Bioteknologi BPPT juga

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 3

    melakukan alih teknologi kepada para penangkar bibit yang memiliki potensi

    menjadi pengusaha pemula berbasis teknologi (PPBT).

    b) Target akhir program / kegiatan (impact/outcome/output) sesuai dokumen

    rencana Strategis;

    Target akhir kegiatan ini adalah terwujudnya 3 (tiga) Inovasi Teknologi

    Produksi Pembibitan Tanaman Hortikultura dan Perkebunan yang dihasilkan

    pada tahun 2019 untuk mencapai sasaran kegiatan 1 indikator kinerja 1 sesuai

    dokumen rencana strategis.

    c) Uraian peningkatan outcome/output dari tahun ke tahun menuju target

    akhir, sesuai dokumen rencana strategis;

    Tahun 2019 diperoleh 1 (satu) Prototipe Bibit Kentang Bioreaktor Ex Vitro dan

    2 (dua) prototipe bibit kopi dan apel hasil teknologi ex vitro.

    Tahun 2018 diperoleh 1 (satu) Prototipe Bibit Kentang dengan Ex Vitro dan 2

    (dua) prototipe bibit kopi dan apel hasil teknologi ex vitro.

    2) Tabel Ringkasan;

    Tabel 3.2. Capaian Kinerja Indikator Kinerja 1 dari Sasaran Kegiatan 1

    Sasaran Kegiatan

    Dihasilkannya inovasi teknologi produksi pembibitan tanaman hortikultura dan perkebunan

    Indikator Kinerja Sasaran

    Jumlah inovasi perbanyakan tanaman hortikultura dan perkebunan

    Penjelasan Indikator Kinerja 1 Sasaran Kegiatan 1

    Inovasi teknologi perbanyakan tanaman hortikultura terdiri atas 3 output yaitu inovasi perbanyakan

    bibit kentang bioreaktor ex vitro, inovasi perbanyakan bibit kopi dan apel ex vitro.

    Program/Kegiatan Capaian Kinerja

    Outcome/Output Bukti Pendukung

    • Inovasi Teknologi

    Pembibitan

    Hortikultura dan

    Perkebunan

    • Prototipe Bibit

    Kentang

    Bioreaktor Ex

    vitro

    1. Surat Pernyataan Penggunaan Teknologi

    dari PT. Adhiguna Jaya Laboratory

    2. Foto Produk dan pelaksanaan perbanyakan

    bibit kentang dengan teknik bioreactor ex

    vitro di PT. Adhiguna Laboratory

    Kabupaten Wonosobo.

    3. Video Testimoni PT. Adhiguna Jaya

    Laboratory, Aparat pemerintah dan petani

    pengguna.

    4. Sosialisasi dan Alih teknologi Penyediaan

    Bibit kentang dengan Teknik bioreactor ex

    vitro

    5. FGD “Hilirisasi Teknologi Perbanyakan

    Bibit Tanaman Hortikultura dan Produk

    Mikrobiologi Pertanian”

    6. Prototipe

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 4

    • Prototipe Bibit

    Kopi Ex Vitro

    • Prototipe Bibit

    Apel Ex Vitro

    1. PKS N0 001/Biotek-

    BPPT/KS/PR.00/01/2018 dengan Dinas

    Pertanian Kabupaten Toraja Utara tentang

    Pengkajian, pengembangan dan inovasi

    bidang pertanian di Kabupaten Toraja

    Utara.

    2. Sosialisasi dan alih teknologi dengan Dinas

    Pertanian Kabupaten Toraja Utara tentang

    produksi benih kopi ex vitro.

    3. Prototipe

    1. PKS No 9/Biotek/PKS/ Pr00/ IX/2017

    dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk

    dan Buah Subtropika tentang kerjasama

    riset Pengembangan teknologi Perbanyakan

    Benih dan Penyediaan Varietas Unggul

    Tanaman Jeruk dan apel

    2. Prototipe

    3.1.1.2. Capaian Kinerja Organisasi

    1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;

    Jumlah teknologi perbanyakan tanaman hortikultura dan perkebunan (kentang, kopi,

    apel), dengan target 3 (tiga) inovasi teknologi. Target kinerja dapat tercapai dengan

    3 (tiga) Inovasi Teknologi Perbanyakan Bibit Kentang Bioreaktor, Inovasi

    Teknologi Perbanyakan Bibit Kopi, Inovasi Teknologi Perbanyakan Bibit Apel.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja Balai

    Bioteknologi-BPPT adalah sebagai berikut:

    Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi

    X 100%

    Target

    =

    3 Inovasi teknologi

    X 100% = 100% 3 Inovasi teknologi

    Tabel 3.3. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator Kinerja

    Sasaran 1 dari Sasaran 1.

    Indikator

    Kinerja Target Realisasi %

    Program /

    Kegiatan Mitra

    Jumlah Inovasi

    Teknologi

    Produksi

    Tanaman

    Hortikultura

    dan

    Perkebunan

    3 3 100 Dihasilkannya

    inovasi teknologi

    produksi

    pembibitan tanaman

    hortikultura &

    perkebunan

    • PT. Adhiguna Jaya

    Laboratory-Wonosobo.

    • Kelompok Tani Agro

    Nusantara

    • Dinas Pertanian

    Kabupaten Toraja Utara

    • Balai Penelitian

    Tanaman Jeruk dan Buah

    Subtropika-Malang

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 5

    2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

    tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

    - Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019

    Pada tahun ini telah dilakukan kegiatan inovasi teknologi produksi bibit tanaman

    hortikultura dan perkebunan. Capaian kinerja tahun 2019 adalah 1 (satu) mitra

    memanfaatkan teknologi perbanyakan bibit kentang dengan bioreaktor ex vitro,

    alih teknologi perbanyakan kopi ex vitro serta prototipe bibit apel ex vitro

    - Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2018

    Pada tahun 2018 telah dilakukan kegiatan layanan teknologi perbanyakan bibit

    tanaman hortikultura dan perkebunan. Capaian kinerja tahun 2018 adalah 1

    (satu) mitra memanfaatkan teknologi aplikasi penyediaan bibit kentang ex vitro,

    2 prototipe bibit kopi dan apel

    - Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2017

    Pada tahun 2017 telah dilakukan kegiatan inovasi teknologi peningkatan skala

    produksi bibit tanaman kentang menggunakan teknologi kultur jaringan in vitro

    dan ex vitro dengan pendanaan dari kegiatan ppti kemenristekdikti. Capaian

    kinerja tahun 2017 adalah 1 (satu) uji lapang bibit tanaman kentang hasil ex vitro.

    2 prototipe bibit jeruk dan jahe

    3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

    menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;

    - Uraian mengenai target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen

    perencanaan strategis;

    Target (output) tahun 2019: diperolehnya inovasi teknologi BPPT untuk

    peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa.

    ▪ 1 (satu) prototipe bibit tanaman kentang hasil perbanyakan dengan

    bioreaktor ex vitro.

    ▪ 2 (dua) prototipe bibit kopi dan apel hasil perbanyakan dengan teknologi ex

    vitro

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III - 6

    Gambar 3.1. Peningkatan Capaian Kinerja Output Menuju Target Akhir Sesuai Dokumen Renstra

    ✓ Dihasilkannya 3 (tiga) inovasi teknologi produksi bibit tanaman hortikultura dan perkebunan (kentang, kopi, apel). ✓ Mitra: PT. Adhiguna Jaya Laboratory, Kelompok Tani Agro Nusantara, Dinas Pertanian Kabupaten Toraja Utara, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan

    Buah Subtropika

    Target:

    Termanfaatkannya audit teknologi, kliring teknologi, alih

    teknologi dan inovasi teknologi

    untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa.

    2017 2019 2018

    ✓ 1 (satu) prototipe bibit kentang bioreaktor ex vitro yang dihasilkan pada tahun 2019.

    ✓ 2 (dua) prototipe benih kopi dan apel ex vitro

    ✓ 1 (satu) prototype bibit kentang ex vitro yang dihasilkan pada

    tahun 2018 ✓ 2 (dua) prototipe benih kopi

    dan apel ex vitro

    ✓ 1 (satu) uji lapang bibit tanaman

    kentang hasil ex vitro

    ✓ 2 (dua) prototipe perbanyakan bibit jeruk dan jahe ex vitro

    Perbanyakan bibit kentang

    bioreaktor ex vitro Perbanyakan bibit kopi ex

    vitro Perbanyakan bibit apel ex vitro

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 7

    4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);

    - Belum ada

    5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja

    serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

    a) Faktor Penyebab keberhasilan / Peningkatan Kinerja :

    • SDM yang kompeten.

    • Networking dengan institusi lain sudah terbangun.

    • Jenis teknologi yang dikembangkan BPPT sesuai dengan kebutuhan

    masyarakat (penangkar bibit dan petani)

    • Dukungan mitra untuk bersama-sama mengembangkan inovasi teknologi

    b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja :

    • Rendahnya technopreneurship SDM sehingga kurang memperhatikan aspek

    keekonomian dan komersialisasi produk.

    • Produk teknologi belum dikenal luas di masyarakat karena kurangnya

    sosialisasi dan promosi.

    • Hasil-hasil litbangyasa belum dikelola secara optimal.

    c) Alternatif solusi yang telah dilakukan terhadap penyebab kegagalan/

    penurunan kinerja :

    • Pengembangan SDM melalui keikutsertaan pada pelatihan maupun seminar

    yang terkait dengan kebutuhan organisasi.

    • Peningkatan kemitraan dengan dunia usaha, dan secara proaktif melakukan

    promosi, sehingga terjalin kerjasama yang saling menguntungkan.

    • Studi banding ke berbagai industri yang terkait dengan bidang Agroindustri dan

    Bioteknologi, yang akan mendorong perencanaan, pelaksanaan dan tata kelola

    kerekayasaan sesuai kaidah-kaidah teknologi dan industri.

    6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

    a) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya manusia :

    Program kegiatan ini dijalankan menggunakan sistem tatakerja kerekayasaan yang

    diisi oleh pegawai dengan berbagai disiplin ilmu dan masing-masing telah

    menempati posisi sesuai dengan kompetensinya. Pegawai yang terlibat pada

    kegiatan ini telah mampu memberikan kontribusi yang maksimal dan mampu

    melaksanakan tugasnya dengan baik serta tepat waktu sehingga tujuan dan sasaran

    kegiatan yang telah ditentukan dapat tercapai. Namun demikian tetap perlu upaya

    peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan mengikuti diklat yang sesuai

    dengan kebutuhan organisasi.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 8

    b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya keuangan :

    Alokasi anggaran pemerintah untuk pelaksanaan program dan kegiatan sangat

    terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut telah melakukan pengelolaan anggaran

    DIPA program secara baik, efisien dan akuntabel sehingga pelaksanaan program

    dan kegiatan dapat terselenggara dengan baik dan tujuan serta sasarannya tercapai

    sebagaimana yang direncanakan.

    c) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya laboratorium dan peralatan :

    Laboratorium dan peralatan yang ada sudah cukup lengkap untuk melaksanakan

    program dan kegiatan, namun demikian masih ada kegiatan yang memerlukan

    peralatan dan laboratorium yang ada pada instansi lain sehingga kedepannya perlu

    peningkatan peralatan laboratorium baik secara kuantitas maupun kualitas,

    sehingga pelaksanaan program dan kegiatan termasuk inovasi jasa dapat

    terselenggara dengan baik.

    7) Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

    pencapaian pernyataan kinerja;

    Gambar 3.2. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan kinerja

    8) Capaian kinerja lainnya

    -

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 9

    9) Realisasi anggaran

    Pagu Anggaran

    Awal

    Pagu Anggaran

    Optimasi (1-n)

    Pagu

    Anggaran

    Akhir

    Realisasi

    Penggunaan

    Anggaran

    Prosentase

    Penggunaan

    Anggaran

    1.000.000.000 - 1.000.000.000 873,320,584 87.33

    Keterangan Optimasi Anggaran (1) :

    Prosentase Penggunaan Anggaran :

    Realisasi

    Prosentase Penggunaan Anggaran = --------------- X 100%

    Pagu akhir

    873,320,584

    = --------------- X 100%

    1.000.000.000

    87.33%

    3.1.2. JUMLAH DISEMINASI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH TANAMAN DAN

    PRODUK BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

    3.1.2.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan

    1. Uraian Kegiatan;

    a. Uraian Pelaksanaan Program / Kegiatan Tahun 2019

    Diseminasi produk bioteknologi telah dilakukan di lima belas (15) kabupaten/kota.

    Peserta yang menghadiri kegiatan diseminasi adalah petani, penyuluh, ibu-ibu

    kelompok tani, dan masyarakat umum, jumlah peserta sebanyak 50-300 orang,

    berasal dari beberapa kecamatan.

    Kegiatan diseminasi diberikan dalam bentuk penyampaian paparan materi dan

    praktek secara langsung oleh peneliti dan perekayasa di Balai Bioteknologi Badan

    Pengkajian dan Penerapan Teknlogi (BPPT). Selain memberikan pelatihan kepada

    kelompok tani dan masyarakat, telah diberikan juga bantuan hibah alat produksi

    pupuk hayati organik.

    ❖ Pelatihan Perbanyakan Tanaman Hortikultura dan Perkebunan secara Ex

    Vitro

    Kegiatan diseminasi untuk perbanyakan tanaman secara ex vitro telah dilaksanakan

    di beberapa daerah yaitu:

    ➢ Kabupaten Sidoarjo - Jawa Timur

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 10

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu pada tanggal 22-23

    Februari 2019 di Dusun Ngingas, Desa Balong Tani, Kecamatan Jabon dan di GOR

    Ponpes Bumi Sholawat, Kelurahan Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

    – Jawa Timur. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 263 peserta yang terdiri dari

    penyuluh pertanian, petani dan masyarakat umum. Kegiatan dihadiri Deputi Kepala

    BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi yaitu Dr. Ir Soni Solistia

    Wirawan, M.Eng., Syaikul Islam, Lc., M.Sosio selaku Anggota DPR RI Komisi

    VII, Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M.Si., Apt., Tim

    Rorenkeu-BPPT .

    Gambar 3.3. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Sidoarjo – Jawa Timur

    ➢ Kabupaten Maros - Sulawesi Selatan

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2019 di Grand Town

    Hotel Mandai, Kabupaten Maros - Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir

    sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan masyarakat

    umum. Kegiatan dihadiri oleh Ir. Andi Yuliani Paris, M.Sc. selaku Anggota DPR

    RI Komisi VII, Dr. Farida Rosana Mira, SP sebagai perwakilan dari BPPT beserta

    tim dari Balai Bioteknologi.

    Gambar 3.4. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan

    ➢ Kota Tangerang Selatan – Banten

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 12 November 2019 di Balai

    Bioteknologi – Tangerang Selatan. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 200 peserta

    yang terdiri dari Dharma Wanita Persatuan BPPT, penangkar benih dan pecinta

    tanaman anggrek serta masyarakat umum. Kegiatan dihadiri oleh Dr. Agung Eru

    Wibowo, M.Si., Apt selaku Kepala Balai Bioteknologi-BPPT, Prof. Dr. Ika

    Djatnika, M.Si sebagai pemateri Hama dan Penyakit Tanaman Anggrek, Erick

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 11

    Raynalta, M.Si selaku pemateri Eksplorasi, Domestikasi, Persilangan dan Peluang

    Pasar Anggrek dan Irni Furnawanthi, M.Si. selaku pemateri Kultur Jaringan

    Tanaman Anggrek.

    Gambar 3.5. Kegiatan diseminasi di Kota Tangerang Selatan – Banten

    ➢ Kabupaten Bogor - Jawa Barat

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 16 November 2019 di Yayasan

    Insan Cita Madani desa Gn. Geulis, kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor – Jawa

    Barat. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 103 peserta yang terdiri dari pelajar,

    petani dan masyarakat umum. Kegiatan dihadiri oleh Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan,

    M.Eng selaku Deputi Kepala BPPT Bidang TAB, Dr. Agung Eru Wibowo, M.Si.,

    Apt, selaku Kepala Balai Bioteknologi, dan Tamsil Linrung, S.Pd sebagai Anggota

    Komite II DPD RI dan tim dari Rorenkeu-BPPT.

    Gambar 3.6. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Bogor – Jawa Barat

    ➢ Kabupaten Wonosobo - Jawa Tengah

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 20 November 2019 di Desa Serang

    Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonososbo - Jawa Tengah. Jumlah peserta yang

    hadir sebanyak 75 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan

    masyarakat umum. Kegiatan dihadiri oleh Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng

    selaku Deputi TAB, Dr. Agung Eru Wibowo, M.Si., Apt selaku Kepala Balai

    Bioteknologi-BPPT, Ir. Abdul Munir, M.Si selaku kepala Dinas Pangan Pertanian

    dan Perikanan Kabupaten Wonosobo dan tim dari Rorenkeu-BPPT.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 12

    Gambar 3.7. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Wonosobo – Jawa Tengah

    ➢ Kabupaten Toraja Utara - Sulawesi Selatan

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 23 November 2019 di Penangkar

    Bibit Buntu Pasele, Jl. Beringin Kelurahan Pasele Kecamatan Rantepao, Kabupaten

    Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 75 peserta

    yang terdiri penyuluh pertanian, petani dan masyarakat umum. Kegiatan dihadiri

    Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M. Si, Apt. dan Bupati Toraja

    Utara Dr. Kalatiku Paembonan.

    Gambar 3.8. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Toraja Utara – Sulawesi Selatan

    ➢ Kota Bogor - Jawa Barat

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2019 di Kawasan

    Agrobiotek-BPPT Cilubang, Bogor – Jawa Barat. Jumlah peserta yang hadir

    sebanyak 130 peserta yang terdiri dari Dharma Wanita Persatuan (DWP)-BPPT,

    petani dan pecinta tanaman anggrek serta masyarakat warga kelurahan Balumbang

    Jaya-Bogor.

    Kegiatan dihadiri Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M. Si, Apt.,

    Roni Kartiman, S.P., M.Si. selaku pemateri Perbanyakan Tanaman Anggrek, dan

    Aparat Desa Balumbang Jaya.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 13

    Gambar 3.9. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Bogor – Jawa Barat

    ❖ Pelatihan Produksi Pupuk Hayati Organik

    Kegiatan diseminasi untuk produksi pupuk hayati organik telah dilaksanakan di

    beberapa daerah yaitu:

    ➢ Kabupaten Batang - Jawa Tengah

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2019 di Desa Bakalan,

    Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang – Jawa Tengah. Jumlah peserta yang

    hadir sebanyak 300 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat umum.

    Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian, MBA, tim Balai

    Bioteknologi dan tim Rorenkeu BPPT.

    Gambar 3.10. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Batang – Jawa Tengah

    ➢ Kabupaten Ogan Komering Ilir - Sumatera Selatan

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2019 di Desa Sinar Harya

    Mulya, Kec. Teluk Gelam, Kab. Ogan Komering Ilir - Sumatera Selatan. Jumlah

    peserta yang hadir sebanyak 200 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat

    umum. Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Yulian Gunhar, SH., MH,

    Kepala Balai Bioteknologi Dr. Agung Eru Wibowo, M. Si, Apt, dan tim Rorenkeu

    BPPT.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 14

    Gambar 3.11. Kegiatan diseminasi di Kabupaten OKI – Sumatera Selatan

    ➢ Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2019 di Desa Mulyosari,

    Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah. Jumlah peserta yang

    hadir sebanyak 300 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat umum.

    Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian, MBA, dan Dr.

    rer.nat. Anis Herliyati M, M.Sc. perwakilan dari BPPT.

    Gambar 3.12. Kegiatan diseminasi di Kec. Pemalang

    Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah

    ➢ Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 13 April 2019 di Desa Sikayu,

    Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah. Jumlah peserta yang

    hadir sebanyak 300 peserta yang terdiri dari petani dan masyarakat umum.

    Kegiatan dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian, MBA, dan Drs.

    Bambang Sukmadi, M.Si perwakilan dari BPPT.

    Gambar 3.13. Kegiatan diseminasi di Kec. Comal

    Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 15

    ➢ Kabupaten Bone - Sulawesi Selatan

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 21 September 2019 di Desa Biru,

    Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone - Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir

    sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan masyarakat

    umum. Kegiatan dihadiri Juardi sebagai Kepala Desa Biru, Dr. Ir. Soni Solistia

    Wirawan, M.Eng selaku Deputi Kepala BPPT Bidang TAB, Ir. Makmuri, MM

    selaku Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Dr. Farida Rosana Mira selaku

    Kasie. Kerjasama dan Jasa Teknologi - Balai Bioteknologi, Drs. R. Bambang

    Sukmadi, M.Si sebagai pemateri pemanfaatan bahan baku lokal untuk produksi

    pupuk hayati organik.

    Pada kegiatan ini diberikan hibah 1 (satu) unit alat produksi pupuk hayati organik

    cair yang diserahkan oleh Balai Bioteknologi-BPPT kepada Gapoktan

    ALLAPPORENG’E yang diterima oleh Suardi sebagai ketua kelompok dengan

    disaksikan Kepala Desa Biru dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan-BPPT.

    Gambar 3.14. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Bone – Sulawesi Selatan

    ➢ Kabupaten Wajo - Sulawesi Selatan

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 22 September 2019 di Kecamatan

    Pammana, Kabupaten Wajo - Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir

    sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan masyarakat

    umum. Kegiatan dihadiri pejabat pemerintah daerah setempat diantaranya Ir. H.

    Sudirman Meru selaku Ketua DPRD, H. Amiruddin A, S.Sos., MM. selaku

    Sekretaris Daerah, dan Amshir A. Timbang, S.H selaku Camat Pammana,

    sedangakan dari BPPT yaitu Dr. Farida Rosana Mira selaku Kasie. Kerjasama dan

    Pelayanan Jasa Teknologi - Balai Bioteknologi, Drs. R. Bambang Sukmadi, M.Si

    sebagai pemateri pemanfaatan bahan baku lokal untuk produksi pupuk hayati

    organik

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 16

    Pada kegiatan ini diberikan hibah 1 (satu) unit alat produksi pupuk hayati organik

    cair yang diserahkan oleh Balai Bioteknologi-BPPT kepada Gapoktan

    MAPPANGILE yang diterima oleh M. Alwi sebagai ketua kelompok dengan

    disaksikan Camat Pammana dan Staf Biro Perencanaan dan Keuangan-BPPT.

    Gambar 3.15. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Wajo – Sulawesi Selatan

    ➢ Kabupaten Wajo - Sulawesi Selatan

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan pada tanggal 23 September 2019 di Kelurahan

    Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan. Jumlah peserta

    yang hadir sebanyak 100 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan

    masyarakat umum. Kegiatan dihadiri pejabat pemerintah daerah setempat antara

    lain H. A.S Chaidir Syam, S.IP., M.H selaku Wakil Ketua DPRD, Ir. Muh. Nurdin

    D, M.Si selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Andi Mappelawa,

    S.Sos., M.Si selaku Camat Mandai, dan Andi Chaebar, S.IP., M.Si selaku Lurah

    Bontoa, sedangakan dari BPPT yaitu Dr. Farida Rosana Mira selaku Kasie.

    Kerjasama dan Pelayanan Jasa Teknologi - Balai Bioteknologi, Drs. R. Bambang

    Sukmadi, M.Si sebagai pemateri pemanfaatan bahan baku lokal untuk produksi

    pupuk hayati organik.

    Pada kegiatan ini diberikan hibah 1 (satu) unit alat produksi pupuk hayati organik

    cair yang diserahkan oleh Balai Bioteknologi-BPPT kepada Kelompok Wanita

    Tani (KWT) Tunas Mekar yang diterima oleh Juliasti sebagai ketua kelompok

    dengan disaksikan Lurah Bontoa dan Staf Biro Perencanaan dan Keuangan-BPPT.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 17

    Gambar 3.16. Kegiatan diseminasi di Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan

    b. Target akhir program/kegiatan (impact/outcome/output) sesuai dokumen

    rencana Strategis

    Terlaksananya diseminasi produk bioteknologi di daerah

    c. Uraian peningkatan outcome/output dari tahun ke tahun menuju target akhir,

    sesuai dokumen rencana strategis;

    Kegiatan diseminasi produk bioteknologi ini merupakan kegiatan tahun ketiga dimana

    memperlihatkan output 2019 menuju target akhir kegiatan pada tahun 2020 sesuai

    dokumen rencana strategis

    2. Tabel Ringkasan;

    Tabel 3.4. Capaian Kinerja/Indikator Kinerja Kegiatan 2 dari Sasaran Kegiatan 1

    Sasaran Kegiatan 1

    Dihasilkannya inovasi teknologi produksi pembibitan hortikultura dan perkebunan

    Indikator Kinerja Kegiatan 2

    Jumlah diseminasi produksi benih tanaman dan produk bioteknologi pertanian

    Penjelasan Indikator Kinerja Kegiatan 2

    Kegiatan diseminasi produk bioteknologi meliputi: Penentuan lokasi kegiatan, persiapan lokasi

    kegiatan dan pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari kegiatan registrasi peserta,

    arahan dari narasumber serta paparan teori dan praktikum.

    Target:

    1 (satu) paket kegiatan diseminasi produk bioteknologi

    Kegiatan Capaian Kinerja Output Bukti Pendukung

    Diseminasi teknologi

    produksi benih tanaman

    dan produksi pupuk

    hayati organik

    Terlaksananya kegiatan

    diseminasi teknologi produksi

    benih tanaman dan produksi

    pupuk hayati organik

    Data peserta kegiatan

    diseminasi dan foto-foto

    persiapan lokasi serta

    pelaksanaan kegiatan.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 18

    3.1.2.2. Capaian Kinerja Organisasi

    1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;

    Pelaksanaan kegiatan inovasi teknologi produksi pembibitan hortikultura dan

    perkebunan, indikator kinerja 3 berjalan dengan baik mencapai target pelaksanaan

    kegiatan tahun 2019, diperoleh 1 (satu) terlaksananya kegiatan diseminasi produk

    bioteknologi yang menjadi target capaian.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja Balai

    Bioteknologi untuk Indikator Kinerja 3 dari Sasaran Kegiatan 1 yaitu Jumlah diseminasi

    produk bioteknologi, dengan target 1 (satu) kegiatan adalah sebagai berikut:

    Prosentase

    Capaian Kinerja =

    Realisasi x 100%

    Target

    =

    1 kegiatan diseminasi produk

    bioteknologi x 100% = 100%

    1 kegiatan diseminasi produk

    bioteknologi

    Tabel 3.5. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator

    Kinerja 2 dari Sasaran Kegiatan 1

    Indikator

    Kinerja Target Realisasi %

    Program /

    Kegiatan Mitra

    Diseminasi

    produk

    bioteknologi

    1 (satu)

    kegiatan

    diseminasi

    produk

    bioteknologi

    Terlaksananya 1

    (satu) kegiatan

    diseminasi

    produk

    bioteknologi

    100 Pengkajian

    dan Penerapan

    Bioteknologi

    Komisi

    VII DPR

    RI

    2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

    tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

    Kegiatan diseminasi produk bioteknologi pada tahun 2018 dilakukan di 16 lokasi.

    Diseminasi teknologi tersebut dilaksanakan di Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Bangka

    Belitung, Lumajang Jawa Timur, Malang Jawa Timur, Bangka, Kota Batu Jawa Timur,

    Sinjai Sulawesi Selatan, Sambas Kalimantan Barat, Pemalang Jawa Tengah, Wonosobo

    Jawa Tengah, Bangka, Pekan Baru Riau, Pontianak Kalimantan Barat, Maros Sulawesi

    Selatan, Timika Papua, Jepara Jawa Tengah.

    Kegiatan diseminasi teknologi produksi benih tanaman dan produk bioteknologi

    pertanian pada tahun 2019 dilakukan di 15 lokasi. Diseminasi teknologi tersebut

    dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo-Jawa Timur, Maros-Sulawesi Selatan,

    Tangerang Selatan-Banten, Bogor-Jawa Barat, Wonosobo-Jawa Tengah, Toraja Utara-

    Sulawesi Selatan, Kota Bogor-Jawa Barat, Batang-Jawa Tengah, Ogan Komering Ilir-

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 19

    Sumatera Selatan, Pemalang-Jawa Tengah, Bone-Sulawesi Selatan, Wajo-Sulawesi

    Selatan, dan Mandailing Natal-Suamtera Utara.

    3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

    menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;

    4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);

    - Tidak ada

    5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan

    kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

    a) Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja

    • Internal: Kompetensi SDM memadai dan fasilitas penunjangyang cukup

    • Eksternal: Jejaring (networking) dengan institusi lain sudah terbangun

    b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja

    -

    c) Alternatif Solusi yang telah dilakukan

    -

    6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

    a) Efisiensi Penggunaan SDM:

    Sumber daya yang diperlukan sudah cukup memadai dan efisien.

    b) Efisiensi Penggunaan Keuangan:

    Anggaran kegiatan ini telah mengalami pemotongan untuk penghematan uang

    Negara.

    Terlaksananya kegiatan diseminasi

    produk bioteknologi

    2016 2017 2018 2019 2020

    1 Kegiatan Diseminasi

    Produk

    bioteknologi:16

    Target/ Sasaran Kinerja Outcome/Output

    1 Kegiatan Diseminasi Teknologi

    Produksi Benih Tanaman dan

    Produk Bioteknologi Pertanian:

    13

    1 Kegiatan Diseminasi Teknologi

    Produksi Benih Tanaman dan

    Produk Bioteknologi Pertanian:

    16

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 20

    c) Efisiensi Penggunaan Laboratorium:

    Penggunaan laboratorium dan fasilitas lainnya untuk mendukung pelaksanaan

    kegiatan ini sudah memadai.

    d) Efisiensi Lainnya:

    7) Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

    pencapaian pernyataan kinerja;

    Gambar 3.17. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan

    kegiatan diseminasi produk bioteknologi

    8) Capaian kinerja lainnya

    - Tidak ada

    9) Realisasi anggaran

    Pagu

    Anggaran

    Awal

    Pagu Anggaran

    Optimasi (1-n)

    Pagu

    Anggaran

    Akhir

    Realisasi

    Penggunaan

    Anggaran

    Prosentase

    Penggunaan

    Anggaran

    6.000.000.000 - 6.000.000.000 4.984.821.937 83.08

    Keterangan Optimasi Anggaran (1) :

    Prosentase Penggunaan Anggaran :

    Realisasi X 100%

    = Pagu akhir

    =

    4.984.821.937 6.000.000.000

    83.08 %

    Perjanjian Kinerja :

    1 (paket) diseminasi produk bioteknologi

    Kegiatan : Koordinasi dan penentuan lokasi pelaksanaan diseminasi produk bioteknologi

    Kegiatan : Persiapan lokasi pelaksanaan diseminasi produk bioteknologi

    Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan diseminasi produk bioteknologi

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 21

    3.1.3. JUMLAH PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO

    3.1.3.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan;

    1. Uraian Kegiatan

    a. Uraian Pelaksanaan Program / Kegiatan Tahun 2019

    Telah dilaksanakan penataan dan pengembangan kawasan AGROBIOTEK-BPPT,

    Cilubang- Bogor dan KAWAI, Buncitan-Sidoarjo berupa: Pembuatan tanggul/turap

    pembatas lahan basah dan kering, pengerukan dan penataan lahan basah, drainase

    kawasan, pembatas jalan (kansteen), kanopi, jalan setapak, pemadatan jalan kawasan

    (lanjutan), sarana prasarana uji ikan, laboratorium sarana, Turap Penahan Tanah (TPT),

    Supply air bersih dan pagar kawasan di Kawasan Agrobiotek-BPPT, Cilubang – Bogor

    dan Aplikasi Produk Bioteknologi serta pembuatan Site Plan Kawasan di KAWAI,

    Buncitan-Sidoarjo.

    Gambar 3.18. Turap/tanggul pembatas lahan basah dan kering

    Gambar 3.19. Pengerukan dan Penataan Lahan basah

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 22

    Gambar 3.20. Drainase Kawasan

    Gambar 3.21. Pembatas jalan kawasan (Kansteen)

    Gambar 3.22. Kanopi

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 23

    Gambar 3.23. Jalan Setapak Pinggir Selokan

    Gambar 3.24. Pemadatan Jalan Kawasan

    Gambar 3.25. Sarana Prasarana Uji Ikan

    Gambar 3.26. Laboratorium Sarana

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 24

    Gambar 3.27. Turap Penahan Tanah

    b. Target akhir program / kegiatan (impact/outcome/output) sesuai dokumen

    rencana Strategis

    Diperolehnya masing-masing 2 (dua) prototipe penataan kawasan di Cilubang dan

    Buncitan

    c. Uraian peningkatan outcome / output dari tahun ke tahun menuju target akhir,

    sesuai dokumen rencana strategis;

    Output 2018 adalah dua paket pengembangan kawasan wisata agro. Sedangkan Output

    2019 adalah prototipe penataan kawasan sesuai.

    2) Tabel Ringkasan;

    Sasaran Kegiatan 1

    Dihasilkannya inovasi teknologi produksi pembibitan hortikultura dan perkebunan

    Indikator Kinerja Kegiatan 3

    Jumlah pengembangan kawasan wisata agro

    Penjelasan Indikator Kinerja Kegiatan 3

    Kegiatan pengembangan kawasan wisata agro dan bioteknologi meliputi: Pembuatan tanggul/turap

    pembatas lahan basah dan kering, pengerukan dan penataan lahan basah, drainase kawasan, pembatas

    jalan (kansteen), kanopi, jalan setapak, pemadatan jalan kawasan (lanjutan), sarana prasarana uji ikan,

    laboratorium sarana, Turap Penahan Tanah (TPT), Supply air bersih dan pagar kawasan di Kawasan

    Agrobiotek-BPPT, Cilubang – Bogor dan Aplikasi Produk Bioteknologi serta pembuatan Site Plan

    Kawasan di KAWAI, Buncitan-Sidoarjo serta monitoring pelaksanaan Kegiatan.

    Target:

    2 (dua) prototipe penataan kawasan

    Kegiatan Capaian Kinerja Output Bukti Pendukung

    Penataan dan

    Pengembangan kawasan

    Agrobiotek

    Paket penataan kawasan

    Data hasil koordinasi dan

    persiapan teknis, penataan

    kawasan, bangunan fisik berupa:

    tanggul/turap pembatas lahan

    basah dan kering, pengerukan

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 25

    dan penataan lahan basah berupa

    kolam, drainase, pembatas jalan

    (kansteen), kanopi, jalan setapak,

    pemadatan jalan kawasan

    (lanjutan), sarana prasarana uji

    ikan, laboratorium sarana, Turap

    Penahan Tanah (TPT), Supply air

    bersih dan pagar kawasan di

    Kawasan Agrobiotek-BPPT,

    Cilubang – Bogor dan Aplikasi

    Produk Bioteknologi serta

    pembuatan Site Plan Kawasan di

    KAWAI, Buncitan-Sidoarjo serta

    monitoring pelaksanaan

    Kegiatan.

    3.1.3.2. Capaian Kinerja Organisasi

    1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;

    Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan wisata agro berjalan dengan baik

    mencapai target pelaksanaan kegiatan tahun 2019, diperoleh 2 (dua) buah prototipe

    yang menjadi target capaian. Target capaian tersebut adalah 2 (dua) prototipe penataan

    kawasan tersebut adalah sebagai berikut:

    2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

    tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

    Capaian kinerja 2018 adalah dua paket pengembangan kawasan wisata agro. Hal-hal

    yang ditelah dilakukan adalah pembangunan pagar kawasan, pematangan lahan untuk

    persiapan jalan, penambahan nilai gedung dan laboratorium, pemasangan penerangan

    dan aplikasi produk bioteknologi.

    Capaian kinerja 2019 adalah prototipe penataan kawasan. Hal-hal yang telah dilakukan

    adalah pembuatan tanggul/turap pembatas lahan basah dan kering, pengerukan dan

    penataan lahan basah, drainase kawasan, pembatas jalan (kansteen), kanopi, jalan

    setapak, pemadatan jalan kawasan (lanjutan), sarana prasarana uji ikan, laboratorium

    sarana, Turap Penahan Tanah (TPT), Supply air bersih dan pagar kawasan di Kawasan

    Agrobiotek-BPPT, Cilubang – Bogor dan Aplikasi Produk Bioteknologi serta

    pembuatan Site Plan Kawasan di KAWAI, Buncitan-Sidoarjo.

    Prosentase Capaian

    Kinerja =

    Realisasi x 100%

    Target

    =

    2 Prototipe

    x 100% = 100% 2 Prototipe

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 26

    Tabel 3.6. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator

    Kinerja 3 dari Sasaran Kegiatan 1

    Indikator Kinerja Target Realisasi % Program /

    Kegiatan Mitra

    Prototipe penataan

    kawasan yaitu

    “Kawasan Wisata

    Agro Inovasi

    (KAWAI) Buncitan

    - Sidoarjo” dan

    “Kawasan

    Agrobiotek – BPPT,

    Cilubang - Bogor”.

    2 2 100 Penataan dan

    Pengembangan

    Kawasan

    Agrobiotek

    • PT.

    MITRAMA

    NDALA

    SEMESTA

    PUSAKA

    3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

    menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;

    Kegiatan pengembangan penataan dan pengembangan kawasan agrobiotek ini

    merupakan kegiatan tahun ketiga dimana memperlihatkan output 2019 menuju target

    akhir kegiatan pada tahun 2020 sesuai dokumen rencana strategis.

    4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);

    - Belum ada

    5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan

    kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

    a) Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja

    • Internal: Kompetensi SDM memadai dan fasilitas penunjang yang cukup

    • Eksternal: Jejaring (networking) dengan institusi lain sudah terbangun

    b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja

    c) Alternatif Solusi yang telah dilakukan

    -

    6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

    a) Efisiensi Penggunaan SDM :

    Sumber daya yang diperlukan sudah cukup memadai dan efisien. Penggunaan

    SDM sudah dapat mewakili semua pekerjaan kegiatan dalam mencapai target yang

    telah ditentukan

    b) Efisiensi Penggunaan Keuangan :

    Penggunaan keuangan dan fasilitas lainnya untuk mendukung pelaksanaan

    kegiatan ini sudah memadai.

    c) Efisiensi Penggunaan Laboratorium :

    Penggunaan laboratorium dan fasilitas lainnya untuk mendukung pelaksanaan

    kegiatan ini sudah memadai.

    d) Efisiensi Lainnya :

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 27

    7) Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

    pencapaian pernyataan kinerja;

    Gambar 3.28. Analisis kegiatan penunjang keberhasilan pencapaian pernyataan

    kinerja kegiatan Penataan kawasan wisata Agrobiotek.

    8) Capaian kinerja lainnya

    - Tidak ada

    9) Realisasi anggaran

    Pagu Anggaran

    Awal

    Pagu Anggaran

    Optimasi (1-n)

    Pagu Anggaran

    Akhir

    Realisasi

    Penggunaan

    Anggaran

    Prosentase Penggunaan

    Anggaran

    4.200.000.000,- - 4.200.000.000,- 4.106.228.366 100%

    Keterangan Optimasi Anggaran (1) : -

    Prosentase Penggunaan Anggaran :

    Realisasi X 100%

    = Pagu akhir

    =

    4.106.228.366

    4.200.000.000

    97.07 %

    3.2 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA SASARAN KEGIATAN 2

    Pengukuran Capaian Sasaran Kegiatan 2 (SK 2) yaitu Terwujudnya inovasi

    bioteknologi untuk pengembangan bahan baku obat, dengan 2 (dua) Indikator Kinerja

    sebagai berikut:

    1) Jumlah inovasi bahan baku obat anti malaria

    2) Jumlah inovasi bahan baku obat sefalosporin C

    Kegiatan:

    Penataan Kawasan Agrobiotek – BPPT,

    Cilubang-Bogor.

    Kegiatan:

    Site Plan Kawasan KAWAI, Buncitan-

    Sidoarjo

    Perjanjian Kinerja:

    2 (dua) Prototipe Penataan Kawasan

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 28

    3.2.1. JUMLAH PROTOTIPE BAHAN BAKU OBAT ANTI MALARIA DAN ANTI

    AMUBA

    3.2.1.1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan

    1) Uraian Kegiatan;

    a) Uraian Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2019

    Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan obat anti-malaria dengan

    memanfaatkan keragaman sumberdaya hayati (mikroba dan tanaman) Indonesia.

    Sasaran kegiatan yang hendak dicapai adalah mengembangkan sistem pengelolaan

    dan sistem pengujian sumberdaya hayati Indonesia untuk pengembanan senyawa

    obat anti-malaria dan anti-amuba. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 4 kelompok sub

    kegiatan, yaitu: (1) Isolasi dan identifikasi mikroba, (2) Produksi ekstrak, (3) Uji

    aktivitas senyawa aktif, (4) Purifikasi dan Karakterisasi Senyawa Aktif, Kegiatan

    ini merupakan kegiatan kerjasama antara BPPT dan JICA Jepang dalam kerangka

    Proyek SATREPS untuk pencarian senyawa aktif anti-malaria dan anti-amuba

    dengan memanfaatkan keragaman sumberdaya hayati Indonesia.

    Pada tahun anggaran 2019, telah dilaksanakan 1 kali ekspedisi di daerah Gresik,

    Sidoarjo dan Mojokerto untuk mendapatkan sampel sumberdaya hayati (mikroba

    dan tanaman). Dari sampel tersebut, sebanyak 378 isolat Fungi dan 209 Aktinomiset

    telah berhasil diisolasi dan sebagian besar telah diidentifikasi secara morfologi.

    Dengan memanfaatkan koleksi mikroba yang telah ada, sebanyak 2240 ekstrak

    telah diproduksi untuk keperluan skrining. Disamping itu juga telah diproduksi 322

    ekstrak rekonfirmasi, 124 ekstrak PSU dan 60 ekstrak purifikasi.

    Uji aktivitas senyawa aktif difokuskan pada ekstrak rekonfirmasi yang akan

    digunakan datanya untuk mendapatkan ekstrak aktif untuk purifikasi. Uji aktivitas

    dilakukan dengan target enzim PfDHODH, PfMQO dan sel Plasmodium

    falciparum. Disamping itu dilakukan uji efikasi senyawa aktif genticyl alcohol pada

    hewan uji. Hasil uji efikasi menunjukkan genticyl alcohol mampu menghambat

    parasitemia pada mencit, akan tetapi pada dosis tinggi berisifat toksik terhadap

    mencit dan menyebabkan kematian.

    Purifikasi telah dilakukan terhadap 12 ekstrak aktif yang terdiri dari 6 ekstrak

    dengan target enzim PfDHODH dan 6 ekstrak dengantarget sel Plasmodium

    falciparum. Pada akhir tahun anggaran telah berhasil dipurifikasi sampai

    karakterisasi senyawa aktif yang berasal dari 2 ekstrak aktif. Kedua senyawa

    tersebut merupakan inhibitor sel Plasmodium falciparum. Senyawa aktif tersebut

    teridentifikasi sebagai actinomycin D dan Borelidin.

    Untuk kegiatan non teknis telah dilakukan peningkatan kapasitas baik sumber daya

    manusia maupun peralatan. Peningkatan sumber daya manusia dilakukan dengan

    pelatihan personil yang terlibat dalam kegiatan ke pihak mitra Jepang ataupun

    mendatangkan expert dari Jepang ke Balai Bioteknologi. Disamping peningkatan

    kapasitas juga dilaporkan adanya peningkatan jejaring riset baik dengan pihak mitra

    luar maupun dalam negeri. Peningkatan jejaring riset dilakukan dengan

    penyelenggaraan Joint coordinating committee (JCC) meeting, International

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 29

    symposium, scientific meeting maupun kunjungan dan diskusi dengan itra terkait

    di dalam dan di luar negeri. Hasil kegiatan non teknis lain yang dilaporkan adalah

    publikasi ilmiah. Selama tahun 2019 1 hasil kajian telah dipresentasikan secara oral

    dan 6 hasil kajian telah dipresentasikan sebagai poster pada International Seminar.

    b) Target akhir kegiatan (output) sesuai dokumen Rencana Strategis

    1 (buah) buah prototipe senyawa kandidat obat anti-malaria yang telah melalui uji

    pra-klinis pada hewan uji.

    c) Uraian peningkatan output dari tahun ke tahun menuju target akhir, sesuai

    dokumen rencana strategis;

    Tahun 2016: 1 (satu) prototipe ekstrak aktif anti malaria

    Tahun 2017: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria terpurifikasi

    Tahun 2018: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria terpurifikasi

    Tahun 2019: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria yang diuji di hewan uji

    (uji efikasi)

    Tahun 2020: 1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria yang diuji di hewan uji

    2) Tabel Ringkasan;

    Tabel 3.7. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 1 dari Sasaran Kegiatan 2

    Sasaran Kegiatan 2

    Dihasilkannya inovasi bioteknologi untuk pengembangan bahan baku obat

    Indikator Kinerja Kegiatan 1

    Jumlah inovasi bahan baku obat anti malaria

    Penjelasan Indikator Kinerja Kegiatan

    Prototipe senyawa aktif anti malaria yang yang telah diuji efikasi pada hewan uji

    Target:

    1 (satu) prototipe senyawa aktif anti malaria teruji di hewan uji

    Kegiatan Capaian Kinerja Output Bukti Pendukung

    Inovasi pengembangan

    bahan baku obat anti

    malaria

    1 (satu) prototipe senyawa aktif anti

    malaria teruji di hewan uji

    Data prototipe senyawa aktif

    anti malaria meliputi data

    pengujian aktifitas

    penghambatan Plasmodium

    pada hewan uji

    3.2.1.2. Capaian Kinerja Organisasi

    1) Perbandingan antara target dengan dan realisasi kinerja tahun ini;

    Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja Balai

    Bioteknologi untuk Indikator Kinerja 1 dari Sasaran Kegiatan 2 yaitu Jumlah inovasi

    bahan baku obat anti malaria, dengan target 1 inovasi adalah sebagai berikut:

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 30

    Prosentase Capaian

    Kinerja =

    Realisasi x 100%

    Target

    =

    1 Prototipe

    x 100% = 100% 1 Prototipe

    Tabel 3.8. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini Indikator

    Kinerja 1 dari Sasaran Kegiatan 2

    Indikator

    Kinerja Target Realisasi % Kegiatan Mitra

    Jumlah inovasi

    bahan baku obat

    anti malaria

    1 1 100 Inovasi

    pengembangan

    bahan baku obat

    anti malaria

    Universitas

    Airlangga,

    Universitas

    Brawijaya, LIPI,

    Nagasaki Univ.,

    Tokyo Univ.,

    Kitasato Univ.

    2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

    tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

    Kegiatan tahun 2016 merupakan kegiatan tahun pertama dengan anggaran APBN BPPT

    dengan target prototipe ekstrak aktif anti malaria pada skala laboratorium. Di tahun

    2017, ekstrak aktif yang telah didapat diproses lebil lanjut dengan cara memurnikan

    senyawa aktif yang memiliki aktifitas anti-malaria. Di tahun 2017, prototipe senyawa

    aktif anti malaria yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap target enzim telah

    didapatkan. Di tahun 2018, ekstrak aktif lainnya yang memiliki aktivitas inhibisi

    terhadap sel parasit malaria telah dipurifikasi, dan didapatkan 1 prototipe senyawa aktif

    anti malaria yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap proliferasi sel parasit malaria.

    Pada tahun 2019, 1 ekstrak aktif hasil purifikasi pada tahun 2018 telah diuji untuk

    menghambat pertumbuhan parasite Plasmodium pada hewan uji (uji efikasi).

    3) Perbandingan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

    menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;

    Realisasi kinerja kegiatan dari tahun pertama (2016) hingga tahun ini (2018) sudah

    sesuai dengan target jangka menengah dan jangka panjang.

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 31

    4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar Nasional (jika ada);

    Senyawa aktif yang diuji pada kegiatan tahun 2019 berbeda dengan artemisinin atau

    klorokuin, senyawa aktif yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan untuk

    mengobati penyakit malaria. Seyawa aktif ini belum memiliki standar nasional, namun

    memilliki potensi untuk menjadi obat anti malaria alternatif yang dapat digunakan

    untuk menghadapi kasus resistensi terhadap obat anti malaria yang ada saat ini.

    5) Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja

    serta alternatif solisi yang telah dilakukan;

    a) Faktor Penyebab Keberhasilan / Peningkatan Kinerja

    • Internal:

    o Kompetensi SDM memadai

    o Fasilitas laboratorium cukup

    • Eksternal:

    o Jejaring (networking) riset dengan institusi lain sudah terbangun

    o Pendanaan tambahan dari Kementerian Ristekdikti melalui insinas

    o Dukungan pihak mitra (JICA) dalam bentuk bantuan teknis (pelatihan,

    peralatan)

    1 (satu )

    buah

    prototipe

    senyawa

    kandidat

    obat anti-

    malaria

    yang telah

    melalui uji

    pra-klinis

    pada hewan

    uji

    2016 2017 2018 2019 2020

    1 (satu) prototipe

    ekstrak aktif anti

    malaria

    1 (satu) prototipe

    senyawa aktif anti

    malaria yang diuji di

    hewan uji

    1 (satu) prototipe

    senyawa aktif anti

    malaria yang diuji di

    hewan uji

    1 (satu) prototipe senyawa aktif

    anti malaria terpurifikasi

    1 (satu) prototipe senyawa aktif anti

    malaria terpurifikasi

  • LAKIP Balai Bioteknologi Tahun 2019 III- 32

    b) Faktor Penyebab kegagalan / Penurunan Kinerja

    • Internal:

    o Beberapa peralatan yang digunakan telah turun kinerjanya karena umur

    pemakaian yang telah tua

    o Sistem pengelolaan data hasil kegiatan yang belum terintegrasi antar

    kelompok pelaksana kegiatan

    o Alokasi waktu personil ASN yang terlibat dalam beberapa kegiatan

    o Anggaran yang kecil

    • Eksternal:

    o Jalur administrasi yang panjang untuk mendapatkan bantuan teknis dari

    mitra (JICA)

    c) Alternatif Solusi yang telah dilakukan

    • Merawat dan memperbaiki peralatan dengan kemampuan teknis dan anggaran

    terbatas

    • Koordinasi dan efisiensi waktu kerja personil

    • Membangun sistem pengelolaan data yang terintegrasi dengan memanfaatkan

    teknologi informasi

    • Efisiensi penggunaan anggaran

    • Koordinasi internal BPPT dan dengan instansi terkait bantuan teknis

    6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

    a) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya manusia:

    Kegiatan ini m