bab 1, bab i1.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, berinteraksi
menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa
identitas bersama. Manusia sebagai suatu sistem social menunjukkan bahwa semua orang
bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu
kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) kepada sistem yang
lebih besar dengan demikian apabila terdapat masalah kesehatan dalam suatu masyarakat
akan saling mempengaruhi dan dapat menurunkan derajat kesehatan nasional.Masalah
kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan dimana
masyarakat tersebut berada. Perilaku masyarakat yang merugikan ataupun gaya hidup
yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, dapat pula bermula dari
perilaku individu, keluarga ataupun perilaku-perilaku kelompok masyarakat dalam
banyak hal,ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan juga dapat mempengaruhi
masalah kesehatan pada masyarakat.
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,
karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak
semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai
masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial
ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi,
pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan
kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan
bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka
mencapai derajaT kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1992). Dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu
bentuk pelayanan kesehatan yaitu
melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem
Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan
melibatkan peran serta masyarakat. Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat
yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah:
Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan
Gizi,Keluarga Berencana,Pemberantasan Penyakit Menular,Penyuluhan Kesehatan,
Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya. Di Wilayah
RT 05 ,06 ,07 dan 08 desa srimulyo dusun kaligatuk kecamatan piyungan ,Kabupaten
Kota Yogyakarta ada 131 KK, terdiri dari 4 RT, RT 05 terdiri dari 55 KK, RT 06 terdiri
dari KK, Rt 07 terdiri dari 61 KK, dan Rt 08 terdiri dari 24KK kondisi lingkungan
merupakan lingkungan yang padat penduduk,
perkampungan dengan kondisi jalan yang menanjak, saluran pembuangan yang cukup
lancar. Pembuangan sampah dilakukan dengan dibakar,dibuang di sungai, sumber air
diperoleh dari mata air gunung terong.
kegiatan posyandu lansia sudah berjalan baik di RT 03 sehingga apabila lansia akan
melakukan posyandu lansia mereka harus pergi ke RT 03. Demikian juga dengan
kegiatan karangtaruna di dusun dusun Kaligatuk sudah ada. Masalah yang berhubungan
dengan penyakit di dusun Kaligatuk yaitu sebagai berikut : asam urat
diare, TBC dan lain-lain. Program Studi Ilmu Keperawatan Usahid Surakarta, sejak
empat
tahun terakhir mulai melaksanakan praktik komunitas yaitu suatu program stase yang
harus dilalui oleh mahasiswa profesi ners. Dalam program ini, mahasiswa bersama
masyarakat menggali data kesehatan yang ada pada masyarakat, kemudian data yang
terkumpul dianalisa untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada pada masyarakat.
Selanjutnya bersama masyarakat mahasiswa menyusun perencanaan dan melaksanakan
perawatan kesehatan dan diakhiri dengan evaluasi pencapaian program kegiatan. Melalui
program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan
kondisi kesehatan yang ada pada keluarga dan lingkungannya dan
mencari alternatif pemecahan masalah yang pada akhirnya masyarakat mampu
meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri. Kegiatan praktik lapangan komunitas
ini merupakan salah satu metode
untuk membangkitkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat. Melalui program ini diharapkan mahasiswa dapat bekerjasama dengan
masyarakat untuk menggali kemampuan dam memberdayakan masyarakat dalam
perawatan kesehatan berdasarkan data base yang diperoleh dari pengkajian terhadap
masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan dengan
pendekatan proses keperawatan di wilayah RT 05,06,07,dan 08 di desa srimulyo
Kecamatan piyungan Kabupaten bantul.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan kuliah kerja kesehatan masyarakat, diharapkan
mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasar data yang ditemukan
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan masalah,
perumusan tujuan, dan intervensi.
d. Melaksanakan perencanaan sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat
e. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
C. MANFAAT LAPORAN
1. Masyarakat RT 05,06,07 dan 08 desa srimulyo Kabupaten bantul Memberikan
gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan perumahan,
pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial
yang ada.
kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan serta
sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa srimulyo Kecamatan piungan,
Kabupaten bantul khususnya RT 05,06,07,dan 08 dusun kaligatuk.
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas di desa Kerten RW IX,
Kecamatan Laweyan.
D. STRATEGI
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas,
diuraikan sebagai berikut:
1. Penjajagan umum (MMD I)
a. Pendekatan dan penjelasan program kepada pihak berwenang dan yang terkait
diantaranya tokoh masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan Puskesmas. Kegiatan
ini dilaksanakan dalam Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I).
b. Orientasi wilayah
Mahasiswa melakukan survai batas-batas wilayah dukuh/desa.
2. Pengumpulan data, melalui:
a. Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara
keseluruhan dengan cara mendatangi rumah warga di RW IX.
b. Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data
sekunder di Puskesmas.
3. Melaksanakan Kegiatan MMD II ;
Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan menganalisa hasil pendataan untuk
menemukan permasalahan kesehatan yang ada serta mencari solusi atas temuan yang ada
kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pihak Puskesmas untuk
menyamakan persepsi terhadap
permasalahan yang ada. Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang ditemukan. Pada
MMD ini diharapakan ada kesepakatan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan.
4. Mengiplementasikan Perencanaan
Mahasiswa bersama masyarakat melaksanakan rencana kegiatan yang
telah disepakati.
5. Evaluasi (MMD III)
Pertemuan dengan masyarakat untuk mengevaluasi pencapaian tindakan dan pemecahan
masalah sesuai tujuan dan waktu yang telah ditentukan. Penting dalam tahap ini adalah
follow up terhadap masalah atau perencanaan yang belum terlaksanakan atau
terselesaikan untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan instasnsi kesehatan terkait.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Praktik Keperawatan Komunitas ini berada di wilayah Desa Kaligatuk
khususnya RT IX Kecamatan Laweyan Kabupaten Kota Surakarta. Kuliah Kerja
Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di RW IX Desa Kerten, Kecamatan Laweyan
Kabupaten Kota Surakarta dengan periode waktu
dari tanggal 24 Januari s/d 10 Maret 2011
F. TINDAK LANJUT KEGIATAN
Setelah selesai program Praktik Keperawatan Komunitas di wilayah Desa Kerten
Kecamatan Laweyan, Kabupaten kota Surakarta diharapkan ada tindak lanjut dari
kegiatan yang telah berjalan, pada kesempatan ini kelormpok merekomendasikan kepada
Pokjakes yang telah terbentuk dengan koordinasi dengan Puskesmas Purwosari selaku
Puskesmas yang membina wilayah di Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kabupaten
Kota Surakarta
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Praktik Keperawatan Komunitas
di wilayah Kerten Kecamatan Laweyan Kabupaten Kota Surakarta adalah sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan praktik, manfaat laporan, ruang
lingkup, strategi, waktu, tindak lanjut kegiatan dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan kesehatan utama,
konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan
komunitas, teori perubahan
komunitas.
Bab III : Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas yang terdiri dari tahap persiapan,
tahap pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap
implementasi serta tahap evaluasi.
Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal-hal yang perlu dibahas mulai dari tahap
persiapan, pengkajian perumusan diagnosa keperawatan,implementasi dan tahap evaluasi
dengan membandingkan dari teori yang ada.
Bab V : Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran
\
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PELAYANAN KESEHATAN UTAMA
Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) atau Primary Health Care adalah
suatu strategi yang dapat menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar.
Pelayanan Kesehatan Utama bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar
dalam masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan
dan pemulihan dengan menggunakan teknologi tepat guna,
melalui pendekatan multisektoral dan distribusi merata. Pelayanan kesehatan
utama diberikan dengan sasaran pada individu, keluarga dan masyarakat dengan
prinsip mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pelayanan
kesehatan. Sedangkan bentuk operasional dari pelayanan kesehatan utama adalah
Praktik Keperawatan Komunitas untuk dilaksanakan dengan melibatkan
kerjasama lintas sektoral dari instansi yang berwenang dalam mencapai derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat yang optimal, dapat melalui perawatan kesehatan
masyarakat. Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu,keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang
sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari
masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat
mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut.
Tanggung jawab Perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah:
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik self care pada masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat. Sasaran
pelayanan kesehatan utama adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri,
hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat
kesehatan yang optimal.
Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat
merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan.Ada 8 (delapan)
unsur utama pelayanan kesehatan utama yaitu; peningkatan pengetahuan untuk
mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan
gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang
mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif
dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap
penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.Prinsip
dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi pelayanan
kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat
guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada didalam masyarakat itu
sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan
dalam pelayanan kesehatan utama meliputi; pendidikan
kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan
serta pengobatannya, imunisasi, KIA, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit
menular, sanitasi dan pengadaan air bersih.Hubungan konsep pelayanan kesehatan
utama dan komunitas adalah untuk melaksanakan kesehatan masyarakat,
mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menadi tingkat rumah tangga
(individu atau keluarga)tingkat masyarakat (pimpinan atau tokoh masyarakat),
tingkat rujukan pertama(rumah sakit tipe A dan B), serta menyelenggarakan
kerjasama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta
masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil
keputusan dalam menjaga kesehatannya. Tujuan Pelayanan Kesehatan Utama
diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status
kesehatan masyarakat dimana mereka tinggal.
B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah, sekumpulan manusia yang
saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty Neuman (1989)
berpendapat bahwa, komunitas juga dipandang sebagai klien “ Client is an
interacting open system in total interface with both internal and external forces or
stressors “. Sedangkan Logan dan Dawkin (1987)menuliskan bahwa pengertian
keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kepeawatan. Pernyataan lain menurut
Soerjono Soekanto (1982)
komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di
suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari
anggotaanggotanya,dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
Adapun
menurut WHO (1974) komunitas adalah kelompok sosial yang di tentukan oleh
batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya
saling mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama
yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau
landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar
komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut (Christine Ibrahim,1986)
keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi
konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan
ini menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki (Christine Ibrahim,
!986).
MANUSIA
KESEHATAN KEPERAWATAN
MASYARAKAT
G 1. paradigma keperawatan
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah system terbuka
yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu; biologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual.Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target
pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang
dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu; pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan
ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan
mengidentifikasi faktor resiko yang terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-
kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan
dalam komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini intervensi yang tepat,
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi
gangguan beberapa tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak
hanya untuk menghambat proses penyakitnya,tetapi juga mengendalikan individu
kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.Sasaran dari
perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998),
sasaran ini terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan
merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab,maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan / keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga yang ada
disekitarnya.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan, dan
termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil,bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan
diantaranya adalah:
Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya.
Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti; diabetes melitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,diantaranya: WTS,
pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:Panti Werdha,
panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik,mental, sosial dan lainnya), penitipan
anak balita.
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
C. PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING CARE)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah (Effendy, 1998):
1. Sebagai Pendidik (Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuanpertemuan,
observasi dan pengumpulan data.
3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team
kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan
kesehatan. Dengan demikianpelayanan kesehatan yang
diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah pisah
antara satu dengan yang lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalammerubah perilaku
dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan.
5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organizator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan motivasi
dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu,keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh
masyarakat misalnya: kegiatan
posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
tahap penilaian, sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan
pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
6. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat.
7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan
dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat
kesehatan diharapkan dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
yang mereka hadapi.
8. Sebagai Pengelola (Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
D. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat melalui pendekatan sosial
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengenalan Masyarakat
1) Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat Formal Leader
seperti (camat,kepala desa, dll), Informal Leader seperti tokoh
masyarakat, tokoh agama, Sesepuh.
2) Mengenal struktur pemerintahan desa
3) Mengenal organisasi sosial di masyarakatv(BPD, PKK, Karang
Taruna).
4) Pemetaan wilayah binaan.
b. Pengenalan Masalah
Pengenalan masalah dilakukan dengan melalui pengumpulan data (survei) atau
yang lebih dikenal dengan Survei Mawas Diri dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data, Contoh: Wawancara,
observasi, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik terhadap masyarakat serta
pihak yang terkait, meliputi: Keadaan Geografis,demografi, data kultural, data
kesehatan, sarana dan prasarana.
c. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diteliti kembali validitas dan reliabilitasnya
dengan langkah sebagai berikut: Editing, coding,klasifikasi, tabulasi, analisa data,
perumusan masalah, prioritas
masalah.
2. Perencanaan
Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan,
apabila diketemukan lebih dari satu masalah maka dilakukan prioritas
perencanaan kesehatan yang mengunakan kriteria:
a. Ukuran Masalah
Prosentasi populasi dalam masalah kesehatan populasi yang dituju(seluruh
populasi atau kelompok tertentu).
Tabel 1
Kriteria untuk menentukan skoring ukuran masalah kesehatan
Prosentase populasi dalam
masalah
Nilai
25% atau lebih 9 atau 10
10%- 24,9% 7 atau 8
1%-9,9% 5 atau 6
0,1%-0,9% 3 atau 4
<0,01% 1 atau 2
b. keseriusan masalah
kedaruratan epidemi atau endemi, persepsi komunitas terhadap
Masalah
kegawatan (kematian potensial, kehilangan nyawa, kecacatan
kepercayaan komunitas tentang keseriusan masalah kesehatan
kerugian ekonomi bagi komunitas(kota negara ) individu
leterlibatan lain resiko terhadap populasi( campak, pengaruh pada
kelompok keluarga(kekerasan pada anak, pembunuhan)
Tabel 2
Kriteria skoring keseriusan masalah kesehatan
Tingkat keseriusan nilai
Sangat serius 9 s/d 10
Serius 6 sd 8
Cukup serius 3 s/d 5
Tidak serius 0 s/d 2
c. penilaian keefektifan intervensi
apakah ada intervensi pencegahan atau pengobatan yang dapat
diterima
apakah intervensi dapat menghasilkan suatu manfaat
apakah pengaruh negatif dari intervensi( misal tes skrining, berapa
banyak target populasi yang dicapai dengan intervensi tersebut)
Tabel 3
Kriteria skoring untuk keefektifan masalah kesehatan
Keefektifan nilai
Sangat efektif (20-40 %) 9 atau 10
Relatif efektif ( 60-80 %) 7 atau 8
Efektif ( 40-60 %) 5 atau 6
Cukup efektif ( 20-40 %) 3 atau 4
Relatif tidak efektif ( 5-20 %) 1 atau 2
Hampir tidak efektif ( < 5 %) 0
Tabel 4
Urutan masalah
Masalah kesehatan Komponen
A B
BPR skore
( A+2B)x C
Rangking
Akses ke pelayanan
kesehatan
6 9 7 168 4
Kehamilan remaja 5 9 2 46 6
Tidak di asuransikan 6 8 9 198 2
Perlindungan air
tanah
9 9 9 243 1
PMS 7 8 6 138 5
Kecelakaan lalu
lintas
6 9 9 192 3
Urutan tersebut sangat bervariasi tergantung karakteristik komunitas,
urutan
tergantung data kuantitatif dan persepsi terhadap masalah kuantitatif
3. Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah kegiatan
untuk menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan yang
ditemukan pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
melalui kegiatan-kegiatan: Home visit / home nursing, bimbingan dan
penyuluhan kesehatan,mendidik dalam pelaksanaan perawatan dasar,
menemukan kasus secara dini dan melaksanakan rujukan dan tindak lanjut
pembinaan kasus,mengadakan pendidikan dan pelatihan kader kesehatan,
mengorganisir dalam menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan,
mendorong partisipasi aktif masyarakat,memanfaatkan posyandu,polindes,
pos obat sebelum adanya rujukan ke puskesmas.
4. Penilaian dan Pemantauan
Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana
keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah di buat, apakah
telah mencapai hasil yang maksimal atau belum sesuai dengan kriteria
danstandar yang telah ditetapkan. Penilaian dan pemantauan dapat
dilaksanakan:
Selama pelaksanaan kegiatan (penilaian formatif)
Setelah pelaksanaan kegiatan (penilaian sumatif )
Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang
perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan
masyarakat yang telah disusun mencapai sasaran atau tidak, dan penting
juga untuk pengembangan perencanaan selanjutnya, termasuk perluasan
kegiatan dari segi kualitatif (kualitas kegiatan) apabila kegiatan tersebut
mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat dan perluasan
kegiatan bila dilihat dari segi kuantitatif (penambahan jumlah kegiatan)
bila kegiatan tersebut dipandang perlu untuk ditambah, setelah melihat
hasilhasil
yang telah dicapai.
E. TEORI PERUBAHAN KOMUNITAS
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor dari dalam dan dari luar individu. Disamping sistem
susunan syaraf yang mengontrol reaksi individu terhadap segala
rangsangan, aspek aspek di dalam diri individu yang juga sangat
berpengaruh dalam
pembentukan dan perubahan perilaku adalah pengetahuan, motivasi dan
emosi.
Untuk dapat mengubah perilaku dapat dilakukan pendekatan dengan
menggunakan teori:
1. Pendekatan Edukatif (Mantra, 1976)
Tujuan pokok dari pendekatan edukatif ini adalah untuk mengembangkan
kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dan memecahkan masalah
kesehatan setempat. Pendekatan edukatif dijalankan melalui dua tahap
yaitu:
a. Pengembangan provider (petugas kesehatan dan tokoh masyarakat)
Supaya strategi perubahan ini dapat berhasil maka perlu dilakukan
tindakan untuk mempersiapkan petugas, meliputi kesiapan dalam
ketrampilan dan pengetahuan.
b. Pengembangan masyarakat
Pada tahap ini petugas mengajak masyarakat bersama-sama melakukan
identifikasi masalah dan alternatif pemecahannya serta membuat
perencanaan kegiatan kesehatan.
2. Model Penyesuaian Perilaku (Merton,1957)
Terdiri dari lima kategori:
a. Kepatuhan/konformitas
b. Inovasi
c. Ritualisme
d. Pengunduran diri
e. Memberontak
3. Model Perubahan Perilaku (Lawrence Green)
Menyatakan bahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor perilaku dan luar perilaku.Faktor perilaku
ditentukan oleh faktor predisposisi meliputi:
pengetahuan, sikap,kepercayaan, tradisi, norma sosial. Faktor pendukung
yang meliputi
tersedianya sarana kesehatan dan kemudahan untuk mencapai. Faktor
pendorong seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan. Faktor non
perilaku mencakup tingkat kesejahteraan atau faktor sosial ekonomi.
Menurut Green (1991) didalam bukunya Notoatmojo (2003) bahwa
kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok
yaitu: perilaku dan non perilaku.
a. Faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
1) Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mencakup pengetahuan,sikap,kepercayaan,nilai.
Juga dipengaruhi oleh faktor demografi seperti status ekonomi,umur, jenis
kelamin dan besarnya keluarga
2) Faktor pendukung
Faktor yang memungkinkan keinginan terlaksana meliputi sumber daya,
keahlian atau ketrampilan, organisasi, kebijakan dan undang undang
3) Faktor pendorong
Faktor yang memperkuat perubahan seseorang yang disebabkan oleh sikap
dan perilaku orang lain misalnya guru, keluarga dan tokoh masyarakat.
b. Faktor non perilaku
Faktor perilaku yang dapat mempengaruhi pencapaian individu atau
masyarakat antara lain:
sulit mencapai sarana pelayanan kesehatan, mahalnya biaya pengobatan
dan lain-lain.