bab 1, bab i1.docx

31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama. Manusia sebagai suatu sistem social menunjukkan bahwa semua orang bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) kepada sistem yang lebih besar dengan demikian apabila terdapat masalah kesehatan dalam suatu masyarakat akan saling mempengaruhi dan dapat menurunkan derajat kesehatan nasional.Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan dimana masyarakat tersebut berada. Perilaku masyarakat yang merugikan ataupun gaya hidup yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, dapat pula bermula dari perilaku individu, keluarga ataupun perilaku-perilaku kelompok masyarakat dalam banyak hal,ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan juga dapat mempengaruhi masalah kesehatan pada masyarakat. Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang

Upload: ipul

Post on 16-Aug-2015

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1, BAB I1.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, berinteraksi

menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa

identitas bersama. Manusia sebagai suatu sistem social menunjukkan bahwa semua orang

bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu

kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) kepada sistem yang

lebih besar dengan demikian apabila terdapat masalah kesehatan dalam suatu masyarakat

akan saling mempengaruhi dan dapat menurunkan derajat kesehatan nasional.Masalah

kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan dimana

masyarakat tersebut berada. Perilaku masyarakat yang merugikan ataupun gaya hidup

yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, dapat pula bermula dari

perilaku individu, keluarga ataupun perilaku-perilaku kelompok masyarakat dalam

banyak hal,ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan juga dapat mempengaruhi

masalah kesehatan pada masyarakat.

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,

karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak

semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai

masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial

ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi,

pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan

kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan

bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka

mencapai derajaT kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1992). Dalam rangka

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong dirinya sendiri

dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu

bentuk pelayanan kesehatan yaitu

melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem

Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan

Page 2: BAB 1, BAB I1.docx

melibatkan peran serta masyarakat. Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat

yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah:

Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan

Gizi,Keluarga Berencana,Pemberantasan Penyakit Menular,Penyuluhan Kesehatan,

Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya. Di Wilayah

RT 05 ,06 ,07 dan 08 desa srimulyo dusun kaligatuk kecamatan piyungan ,Kabupaten

Kota Yogyakarta ada 131 KK, terdiri dari 4 RT, RT 05 terdiri dari 55 KK, RT 06 terdiri

dari KK, Rt 07 terdiri dari 61 KK, dan Rt 08 terdiri dari 24KK kondisi lingkungan

merupakan lingkungan yang padat penduduk,

perkampungan dengan kondisi jalan yang menanjak, saluran pembuangan yang cukup

lancar. Pembuangan sampah dilakukan dengan dibakar,dibuang di sungai, sumber air

diperoleh dari mata air gunung terong.

kegiatan posyandu lansia sudah berjalan baik di RT 03 sehingga apabila lansia akan

melakukan posyandu lansia mereka harus pergi ke RT 03. Demikian juga dengan

kegiatan karangtaruna di dusun dusun Kaligatuk sudah ada. Masalah yang berhubungan

dengan penyakit di dusun Kaligatuk yaitu sebagai berikut : asam urat

diare, TBC dan lain-lain. Program Studi Ilmu Keperawatan Usahid Surakarta, sejak

empat

tahun terakhir mulai melaksanakan praktik komunitas yaitu suatu program stase yang

harus dilalui oleh mahasiswa profesi ners. Dalam program ini, mahasiswa bersama

masyarakat menggali data kesehatan yang ada pada masyarakat, kemudian data yang

terkumpul dianalisa untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada pada masyarakat.

Selanjutnya bersama masyarakat mahasiswa menyusun perencanaan dan melaksanakan

perawatan kesehatan dan diakhiri dengan evaluasi pencapaian program kegiatan. Melalui

program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan

kondisi kesehatan yang ada pada keluarga dan lingkungannya dan

mencari alternatif pemecahan masalah yang pada akhirnya masyarakat mampu

meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri. Kegiatan praktik lapangan komunitas

ini merupakan salah satu metode

untuk membangkitkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku hidup

bersih dan sehat. Melalui program ini diharapkan mahasiswa dapat bekerjasama dengan

Page 3: BAB 1, BAB I1.docx

masyarakat untuk menggali kemampuan dam memberdayakan masyarakat dalam

perawatan kesehatan berdasarkan data base yang diperoleh dari pengkajian terhadap

masyarakat.

B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang

optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan dengan

pendekatan proses keperawatan di wilayah RT 05,06,07,dan 08 di desa srimulyo

Kecamatan piyungan Kabupaten bantul.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melaksanakan kegiatan kuliah kerja kesehatan masyarakat, diharapkan

mahasiswa mampu:

a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas

b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasar data yang ditemukan

c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan masalah,

perumusan tujuan, dan intervensi.

d. Melaksanakan perencanaan sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat

e. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

C. MANFAAT LAPORAN

1. Masyarakat RT 05,06,07 dan 08 desa srimulyo Kabupaten bantul Memberikan

gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan perumahan,

pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial

yang ada.

kegiatan sosial kemasyarakatan.

2. Puskesmas

Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan serta

sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa srimulyo Kecamatan piungan,

Kabupaten bantul khususnya RT 05,06,07,dan 08 dusun kaligatuk.

Page 4: BAB 1, BAB I1.docx

3. Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan

keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas di desa Kerten RW IX,

Kecamatan Laweyan.

D. STRATEGI

Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas,

diuraikan sebagai berikut:

1. Penjajagan umum (MMD I)

a. Pendekatan dan penjelasan program kepada pihak berwenang dan yang terkait

diantaranya tokoh masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan Puskesmas. Kegiatan

ini dilaksanakan dalam Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I).

b. Orientasi wilayah

Mahasiswa melakukan survai batas-batas wilayah dukuh/desa.

2. Pengumpulan data, melalui:

a. Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara

keseluruhan dengan cara mendatangi rumah warga di RW IX.

b. Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data

sekunder di Puskesmas.

3. Melaksanakan Kegiatan MMD II ;

Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan menganalisa hasil pendataan untuk

menemukan permasalahan kesehatan yang ada serta mencari solusi atas temuan yang ada

kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pihak Puskesmas untuk

menyamakan persepsi terhadap

permasalahan yang ada. Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang ditemukan. Pada

MMD ini diharapakan ada kesepakatan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan.

4. Mengiplementasikan Perencanaan

Mahasiswa bersama masyarakat melaksanakan rencana kegiatan yang

telah disepakati.

5. Evaluasi (MMD III)

Pertemuan dengan masyarakat untuk mengevaluasi pencapaian tindakan dan pemecahan

masalah sesuai tujuan dan waktu yang telah ditentukan. Penting dalam tahap ini adalah

Page 5: BAB 1, BAB I1.docx

follow up terhadap masalah atau perencanaan yang belum terlaksanakan atau

terselesaikan untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan instasnsi kesehatan terkait.

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Praktik Keperawatan Komunitas ini berada di wilayah Desa Kaligatuk

khususnya RT IX Kecamatan Laweyan Kabupaten Kota Surakarta. Kuliah Kerja

Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di RW IX Desa Kerten, Kecamatan Laweyan

Kabupaten Kota Surakarta dengan periode waktu

dari tanggal 24 Januari s/d 10 Maret 2011

F. TINDAK LANJUT KEGIATAN

Setelah selesai program Praktik Keperawatan Komunitas di wilayah Desa Kerten

Kecamatan Laweyan, Kabupaten kota Surakarta diharapkan ada tindak lanjut dari

kegiatan yang telah berjalan, pada kesempatan ini kelormpok merekomendasikan kepada

Pokjakes yang telah terbentuk dengan koordinasi dengan Puskesmas Purwosari selaku

Puskesmas yang membina wilayah di Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kabupaten

Kota Surakarta

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Praktik Keperawatan Komunitas

di wilayah Kerten Kecamatan Laweyan Kabupaten Kota Surakarta adalah sebagai

berikut:

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan praktik, manfaat laporan, ruang

lingkup, strategi, waktu, tindak lanjut kegiatan dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan kesehatan utama,

konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan

komunitas, teori perubahan

komunitas.

Bab III : Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas yang terdiri dari tahap persiapan,

tahap pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap

implementasi serta tahap evaluasi.

Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal-hal yang perlu dibahas mulai dari tahap

persiapan, pengkajian perumusan diagnosa keperawatan,implementasi dan tahap evaluasi

dengan membandingkan dari teori yang ada.

Page 6: BAB 1, BAB I1.docx

Bab V : Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran

\

Page 7: BAB 1, BAB I1.docx

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PELAYANAN KESEHATAN UTAMA

Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) atau Primary Health Care adalah

suatu strategi yang dapat menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar.

Pelayanan Kesehatan Utama bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar

dalam masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan

dan pemulihan dengan menggunakan teknologi tepat guna,

melalui pendekatan multisektoral dan distribusi merata. Pelayanan kesehatan

utama diberikan dengan sasaran pada individu, keluarga dan masyarakat dengan

prinsip mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pelayanan

kesehatan. Sedangkan bentuk operasional dari pelayanan kesehatan utama adalah

Praktik Keperawatan Komunitas untuk dilaksanakan dengan melibatkan

kerjasama lintas sektoral dari instansi yang berwenang dalam mencapai derajat

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat yang optimal, dapat melalui perawatan kesehatan

masyarakat. Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada individu,keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang

sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari

masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat

mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut.

Tanggung jawab Perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah:

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik self care pada masyarakat.

Page 8: BAB 1, BAB I1.docx

4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan

dan kepada masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat. Sasaran

pelayanan kesehatan utama adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya

pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan

membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri,

hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat

kesehatan yang optimal.

Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat

merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan.Ada 8 (delapan)

unsur utama pelayanan kesehatan utama yaitu; peningkatan pengetahuan untuk

mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan

gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang

mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif

dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap

penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.Prinsip

dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi pelayanan

kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat

guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada didalam masyarakat itu

sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan

dalam pelayanan kesehatan utama meliputi; pendidikan

kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan

serta pengobatannya, imunisasi, KIA, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit

menular, sanitasi dan pengadaan air bersih.Hubungan konsep pelayanan kesehatan

utama dan komunitas adalah untuk melaksanakan kesehatan masyarakat,

mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menadi tingkat rumah tangga

(individu atau keluarga)tingkat masyarakat (pimpinan atau tokoh masyarakat),

tingkat rujukan pertama(rumah sakit tipe A dan B), serta menyelenggarakan

kerjasama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta

masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas

Page 9: BAB 1, BAB I1.docx

sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil

keputusan dalam menjaga kesehatannya. Tujuan Pelayanan Kesehatan Utama

diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status

kesehatan masyarakat dimana mereka tinggal.

B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah, sekumpulan manusia yang

saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty Neuman (1989)

berpendapat bahwa, komunitas juga dipandang sebagai klien “ Client is an

interacting open system in total interface with both internal and external forces or

stressors “. Sedangkan Logan dan Dawkin (1987)menuliskan bahwa pengertian

keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan

pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya

pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kepeawatan. Pernyataan lain menurut

Soerjono Soekanto (1982)

komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di

suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang

menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari

anggotaanggotanya,dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.

Adapun

menurut WHO (1974) komunitas adalah kelompok sosial yang di tentukan oleh

batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya

saling mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama

yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau

landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar

komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut (Christine Ibrahim,1986)

keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi

konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan

Page 10: BAB 1, BAB I1.docx

ini menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang

mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga

menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki (Christine Ibrahim,

!986).

MANUSIA

KESEHATAN KEPERAWATAN

MASYARAKAT

G 1. paradigma keperawatan

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah system terbuka

yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel yang

saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu; biologis,

psikologis, sosiokultural, perkembangan dan

spiritual.Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari

individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target

pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang

dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk

melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu; pencegahan primer, sekunder dan

tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan

ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan

mengidentifikasi faktor resiko yang terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-

kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan

dalam komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada

umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya

perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.

Page 11: BAB 1, BAB I1.docx

Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini intervensi yang tepat,

memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan

atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi

gangguan beberapa tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak

hanya untuk menghambat proses penyakitnya,tetapi juga mengendalikan individu

kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.Sasaran dari

perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,

komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan

atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998),

sasaran ini terdiri dari:

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan

merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab,maka akan dapat

mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik

secara fisik, mental maupun sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,

anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga

karena pertalian darah dan ikatan

perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan

berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan / keperawatan, maka akan

berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga yang ada

disekitarnya.

Page 12: BAB 1, BAB I1.docx

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan, dan

termasuk diantaranya adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil,bayi baru lahir, anak

balita, anak usia sekolah, usia lanjut.

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan

diantaranya adalah:

Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya.

Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti; diabetes melitus,

jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,diantaranya: WTS,

pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:Panti Werdha,

panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik,mental, sosial dan lainnya), penitipan

anak balita.

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat

sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok

beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan

keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

C. PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING CARE)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat

diantaranya adalah (Effendy, 1998):

1. Sebagai Pendidik (Health Education)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir

Page 13: BAB 1, BAB I1.docx

dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku

seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah

kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status

kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuanpertemuan,

observasi dan pengumpulan data.

3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan

puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team

kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan

kesehatan. Dengan demikianpelayanan kesehatan yang

diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah pisah

antara satu dengan yang lainnya.

4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalammerubah perilaku

dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan.

5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organizator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan motivasi

dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu,keluarga, kelompok, dan

masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh

masyarakat misalnya: kegiatan

posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan

tahap penilaian, sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan

pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.

6. Sebagai Panutan (Role Model)

Page 14: BAB 1, BAB I1.docx

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam

bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat.

7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan

dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat

kesehatan diharapkan dapat membantu

memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan

yang mereka hadapi.

8. Sebagai Pengelola (Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

D. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Pengkajian

Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat melalui pendekatan sosial

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengenalan Masyarakat

1) Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat Formal Leader

seperti (camat,kepala desa, dll), Informal Leader seperti tokoh

masyarakat, tokoh agama, Sesepuh.

2) Mengenal struktur pemerintahan desa

3) Mengenal organisasi sosial di masyarakatv(BPD, PKK, Karang

Taruna).

4) Pemetaan wilayah binaan.

b. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah dilakukan dengan melalui pengumpulan data (survei) atau

yang lebih dikenal dengan Survei Mawas Diri dengan menggunakan instrumen

pengumpulan data, Contoh: Wawancara,

Page 15: BAB 1, BAB I1.docx

observasi, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik terhadap masyarakat serta

pihak yang terkait, meliputi: Keadaan Geografis,demografi, data kultural, data

kesehatan, sarana dan prasarana.

c. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul kemudian diteliti kembali validitas dan reliabilitasnya

dengan langkah sebagai berikut: Editing, coding,klasifikasi, tabulasi, analisa data,

perumusan masalah, prioritas

masalah.

2. Perencanaan

Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan,

apabila diketemukan lebih dari satu masalah maka dilakukan prioritas

perencanaan kesehatan yang mengunakan kriteria:

a. Ukuran Masalah

Prosentasi populasi dalam masalah kesehatan populasi yang dituju(seluruh

populasi atau kelompok tertentu).

Tabel 1

Kriteria untuk menentukan skoring ukuran masalah kesehatan

Prosentase populasi dalam

masalah

Nilai

25% atau lebih 9 atau 10

10%- 24,9% 7 atau 8

1%-9,9% 5 atau 6

0,1%-0,9% 3 atau 4

<0,01% 1 atau 2

b. keseriusan masalah

kedaruratan epidemi atau endemi, persepsi komunitas terhadap

Masalah

kegawatan (kematian potensial, kehilangan nyawa, kecacatan

kepercayaan komunitas tentang keseriusan masalah kesehatan

Page 16: BAB 1, BAB I1.docx

kerugian ekonomi bagi komunitas(kota negara ) individu

leterlibatan lain resiko terhadap populasi( campak, pengaruh pada

kelompok keluarga(kekerasan pada anak, pembunuhan)

Tabel 2

Kriteria skoring keseriusan masalah kesehatan

Tingkat keseriusan nilai

Sangat serius 9 s/d 10

Serius 6 sd 8

Cukup serius 3 s/d 5

Tidak serius 0 s/d 2

c. penilaian keefektifan intervensi

apakah ada intervensi pencegahan atau pengobatan yang dapat

diterima

apakah intervensi dapat menghasilkan suatu manfaat

apakah pengaruh negatif dari intervensi( misal tes skrining, berapa

banyak target populasi yang dicapai dengan intervensi tersebut)

Tabel 3

Kriteria skoring untuk keefektifan masalah kesehatan

Keefektifan nilai

Sangat efektif (20-40 %) 9 atau 10

Relatif efektif ( 60-80 %) 7 atau 8

Efektif ( 40-60 %) 5 atau 6

Cukup efektif ( 20-40 %) 3 atau 4

Relatif tidak efektif ( 5-20 %) 1 atau 2

Hampir tidak efektif ( < 5 %) 0

Page 17: BAB 1, BAB I1.docx

Tabel 4

Urutan masalah

Masalah kesehatan Komponen

A B

BPR skore

( A+2B)x C

Rangking

Akses ke pelayanan

kesehatan

6 9 7 168 4

Kehamilan remaja 5 9 2 46 6

Tidak di asuransikan 6 8 9 198 2

Perlindungan air

tanah

9 9 9 243 1

PMS 7 8 6 138 5

Kecelakaan lalu

lintas

6 9 9 192 3

Urutan tersebut sangat bervariasi tergantung karakteristik komunitas,

urutan

tergantung data kuantitatif dan persepsi terhadap masalah kuantitatif

3. Pelaksanaan

Setelah perencanaan disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah kegiatan

untuk menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,

melalui kegiatan-kegiatan: Home visit / home nursing, bimbingan dan

penyuluhan kesehatan,mendidik dalam pelaksanaan perawatan dasar,

menemukan kasus secara dini dan melaksanakan rujukan dan tindak lanjut

pembinaan kasus,mengadakan pendidikan dan pelatihan kader kesehatan,

mengorganisir dalam menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan,

mendorong partisipasi aktif masyarakat,memanfaatkan posyandu,polindes,

pos obat sebelum adanya rujukan ke puskesmas.

Page 18: BAB 1, BAB I1.docx

4. Penilaian dan Pemantauan

Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana

keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah di buat, apakah

telah mencapai hasil yang maksimal atau belum sesuai dengan kriteria

danstandar yang telah ditetapkan. Penilaian dan pemantauan dapat

dilaksanakan:

Selama pelaksanaan kegiatan (penilaian formatif)

Setelah pelaksanaan kegiatan (penilaian sumatif )

Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang

perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan

masyarakat yang telah disusun mencapai sasaran atau tidak, dan penting

juga untuk pengembangan perencanaan selanjutnya, termasuk perluasan

kegiatan dari segi kualitatif (kualitas kegiatan) apabila kegiatan tersebut

mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat dan perluasan

kegiatan bila dilihat dari segi kuantitatif (penambahan jumlah kegiatan)

bila kegiatan tersebut dipandang perlu untuk ditambah, setelah melihat

hasilhasil

yang telah dicapai.

E. TEORI PERUBAHAN KOMUNITAS

Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor dari dalam dan dari luar individu. Disamping sistem

susunan syaraf yang mengontrol reaksi individu terhadap segala

rangsangan, aspek aspek di dalam diri individu yang juga sangat

berpengaruh dalam

pembentukan dan perubahan perilaku adalah pengetahuan, motivasi dan

emosi.

Untuk dapat mengubah perilaku dapat dilakukan pendekatan dengan

menggunakan teori:

1. Pendekatan Edukatif (Mantra, 1976)

Tujuan pokok dari pendekatan edukatif ini adalah untuk mengembangkan

kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dan memecahkan masalah

Page 19: BAB 1, BAB I1.docx

kesehatan setempat. Pendekatan edukatif dijalankan melalui dua tahap

yaitu:

a. Pengembangan provider (petugas kesehatan dan tokoh masyarakat)

Supaya strategi perubahan ini dapat berhasil maka perlu dilakukan

tindakan untuk mempersiapkan petugas, meliputi kesiapan dalam

ketrampilan dan pengetahuan.

b. Pengembangan masyarakat

Pada tahap ini petugas mengajak masyarakat bersama-sama melakukan

identifikasi masalah dan alternatif pemecahannya serta membuat

perencanaan kegiatan kesehatan.

2. Model Penyesuaian Perilaku (Merton,1957)

Terdiri dari lima kategori:

a. Kepatuhan/konformitas

b. Inovasi

c. Ritualisme

d. Pengunduran diri

e. Memberontak

3. Model Perubahan Perilaku (Lawrence Green)

Menyatakan bahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu faktor perilaku dan luar perilaku.Faktor perilaku

ditentukan oleh faktor predisposisi meliputi:

pengetahuan, sikap,kepercayaan, tradisi, norma sosial. Faktor pendukung

yang meliputi

tersedianya sarana kesehatan dan kemudahan untuk mencapai. Faktor

pendorong seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan. Faktor non

perilaku mencakup tingkat kesejahteraan atau faktor sosial ekonomi.

Menurut Green (1991) didalam bukunya Notoatmojo (2003) bahwa

kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok

yaitu: perilaku dan non perilaku.

a. Faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

1) Faktor yang mempengaruhi

Page 20: BAB 1, BAB I1.docx

Faktor yang mencakup pengetahuan,sikap,kepercayaan,nilai.

Juga dipengaruhi oleh faktor demografi seperti status ekonomi,umur, jenis

kelamin dan besarnya keluarga

2) Faktor pendukung

Faktor yang memungkinkan keinginan terlaksana meliputi sumber daya,

keahlian atau ketrampilan, organisasi, kebijakan dan undang undang

3) Faktor pendorong

Faktor yang memperkuat perubahan seseorang yang disebabkan oleh sikap

dan perilaku orang lain misalnya guru, keluarga dan tokoh masyarakat.

b. Faktor non perilaku

Faktor perilaku yang dapat mempengaruhi pencapaian individu atau

masyarakat antara lain:

sulit mencapai sarana pelayanan kesehatan, mahalnya biaya pengobatan

dan lain-lain.