asidi-alkalimetri

28
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I ASIDI ALKALIMETRI Disususun oleh : 1. RANI SASKIA JEANITA (G1F011049) 2. INES NUR HENDRIANI (G1F011051) 3. REZA SATRIA BAYUAJI (G1F011053) 4. INNE ROSALINA YUNIANTI (G1F011055) 5. SHARON SUSANTO (G1F011057) Golongan : A Kelompok : 2 Hari/tanggal :Selasa, 23 Oktober 2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Upload: inne-rosalina-yunianti

Post on 05-Aug-2015

481 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

laporan praktikum kimia analisis 1

TRANSCRIPT

Page 1: asidi-alkalimetri

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS I

ASIDI ALKALIMETRI

Disususun oleh :

1. RANI SASKIA JEANITA (G1F011049)

2. INES NUR HENDRIANI (G1F011051)

3. REZA SATRIA BAYUAJI (G1F011053)

4. INNE ROSALINA YUNIANTI (G1F011055)

5. SHARON SUSANTO (G1F011057)

Golongan : A

Kelompok : 2

Hari/tanggal :Selasa, 23 Oktober 2012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2012

Page 2: asidi-alkalimetri

I. JUDUL PERCOBAAN

Asidi Alkalimetri

II. TUJUAN

Menetapkan kadar suatu senyawa obat dalam sampel menggunakan prinsip

reaksi asam-basa.

III. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu labu ukur, buret,

labu erlenmeyer, pipet tetes, batang pengaduk, sendok tuang, pipet

volume, beker glass, gelas ukur, statip dan klem, gelas arloji, corong pisah,

gelas piala, kertas perkamen, tissue, dan timbangan.

Bahan yang digunakan yaitu HCL pekat, aqudes, natrium karbonat

anhidrat, indikator pp, natrium hidroksida, asam oksalat dihidrat, NaOH,

asam salisilat, etanol 95%, asam sitrat, natrium karbonat, dan indikator

metal jingga.

IV.DATA PENGAMATAN

Larutan baku

a. Larutan Natrium Hidroksida 0,1 N

Titrasi 1

Larutan asam oksalat 10 ml 0,1 N, diperlukan :

Larutan NaOH = 11,25 ml

N NaOH = V as .o ksalat x N as . oksalat

V titran

= 10 x 0,111,25

= 0,08 N

Page 3: asidi-alkalimetri

Titrasi 2

Larutan asam oksalat = 10 ml 0,1 N, diperlukan :

Larutan NaOH = 10,75 ml

N NaOH = V as .oksalat x N as . oksalat

V titran

= 10 x 0,110,75

= 0,09 N

N NaOH rata-rata = N 1+N 2

2 =

0,08+0,092

= 0,17

2 = 0,085 N

Rata-rata VNaOH = V 1+V 2

2 =

11,25+10,752

= 222

= 11 ml

b. LarutanAsamKlorida 0,1 N

Titrasi 1 = 14,75

N HCl = 2x mg Na 2CO3

BM Na 2 CO3 xml HCl yang digunakan

= 2 x 200

106 x 14,75

= 400

1563,5 = 0,25 N

Titrasi 2 = 16,35

N HCl = 2x mg Na 2CO3

BM Na 2 CO3 xml HCl yang digunakan

= 2 x 200

106 x 16,35

= 400

1733,1 = 0,23 N

Titrasi 3 = 17,35

N HCl = 2 x mg Na 2 CO3

BM Na 2 CO3 xml HCl yang digunakan

Page 4: asidi-alkalimetri

= 2 x 200

106 x 17,35

= 400

1839,1 = 0,22 N

N HCl rata-rata = N 1+N 2+N 3

2 =

0,25+0,23+0,223

= 0,23

N

Penetapan Kadar Asam Sitrat

Diketahui :

N titran NaOH = 0,085 N

V1 = 5,4 ml

V2 = 5,78 ml

mgsampel = 200 mg

BE Asamsitrat = BME

= 1923

= 64

Labu 1Digunakan titran NaOH = 5,4 ml

% Kadar ( b/b) = ml titran x N titran x BE zat x 100 % b/bmg sampel

Page 5: asidi-alkalimetri

% Kadar ( b/b) = 5,4 x 0,085 x 64 X 100 % b / b200

= 14,68% b/b

Labu 2Digunakan titran NaOH = 5,78ml

% Kadar ( b/b) = ml titran x N titran x BE zat x 100 % b/bmg sampel

% Kadar ( b/b) = 5,78x 0,085 x 64 X 100 % b / b200

= 15,72 % b/b

Labu 3DigunakantitranNaOH = 5,5 ml

% Kadar ( b/b) = ml titran x N titran x BE zatx 100 % b/bmgsampel

% Kadar ( b/b) = 5,5x 0,085 x 64 X 100 % b / b200

= 14,96 % b/b

Didapatkan kadar NaOH adalah 14,68 %, 15,72 %, 14,96 %.

x = 14,68 %+15,72 %+14,96 %

3 = 15,12 %

Page 6: asidi-alkalimetri

x x d[x-x] d2

14,6815,7214,96

15,120,440,60,16

0,19360,360,0256

∑ = 1,2 ∑ = 0,5792

d = 1,23

= 0,4

SD=√ 0,57922

= 0,54

Jadi kadar asam sitrat adalah 15,12 % ± 0,54

* Hargaditolakjika = x - x > 2,5d

= 14,68 – 15,12 > 2,50,4

= 1,1> 2,5

Jadi, harga TIDAK DITOLAK

V. PEMBAHASAN

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat

dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi

biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,

sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam

basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi

komlpeksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan

lain sebagainya (Underwood, 1999).

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran.

Titran ditambah sedikit demi sedikit pada titrat ( larutan yang dititrasi) sampai

Page 7: asidi-alkalimetri

terjadi perubahan warna indicator baik titrat maupun titran biasanya berupa

larutan. Saat terjadi perubahan warna indicator, maka titrasi dihentikan. Saat

terjadi perubahan warna pada indicator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik

akhir titrasi (waktunya titrasi dihentikan, situasinya berupa kondisi setelah titik

ekuivalen terlewati sehingga sudah terdapat sedikit titran berada dalam

Erlenmeyer yang ditandai dengan perubahan warna indicator) dan diharapkan titik

akhir titrasi sama dengan titik ekivalen (kondisi dimana analit yang ada di

Erlenmeyer tepat habis bereaksi dengan titran yang di buret). Semakin jauh titik

akhir titrasi dengan titik ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi oleh

karena itu, pemilihan indicator menjadi sangat penting agar warna indicator

berubaha saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pHnya

7 (Underwood, 1999).

Menurut W. Ostwald, Indikator adalah suatu senyawa organik

kompleks dalam bentuk asam atau dengan bentuk basa yang mampu berada dalam

keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna

dari bentuk satu ke bentuk yang lain ada konsentrasi H+ tertentu atau pada pH

tertentu (Vogel, 1978).

Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi

antara ion hydrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal

dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisis juga dapat di

katakana sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton

(basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap

senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam.

Sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang

bersifat asam menggunakan baku basa (Gandjar, 2007).

Asidi-Alkalimetri merupakan metode yang mendasar pada reaksi

netralisasi, yaitu reaksi antara ion hydrogen (berasal dari asam) dan ion hidroksida

( berasal dari basa) yang membentuk molekul air. Asidimetri adalah penetapan

kadar basa dari suatu contoh dengan menggunakan larutan baku asam yang sesuai,

sedangkan alkalimetri adalah penetapan kadar asam dari suatu contoh dengan

menggunakan larutan baku basa yang sesuai (Muchtar, 1982).

Page 8: asidi-alkalimetri

Bahan atau senyawa obat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara

lain :

Natrium Hidroksida

Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah

dihitung sebagai NaOH, dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3.Pemerian bentuk

batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan

susunan hablur : mudah meleleh, basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera

menyerap karbondioksida. Kelarutan sangat mudah larut dalam air dan dalam

etanol (95%).

Identifikasi larutan bereaksi alkali kuat, jika dinetralkan dengan asam

klorida encer, menunjukkan reaksi natrium yang tertera pada reaksi identifikasi.

Klorida larutan 500 mg dalam air dengan penambahan 1,8 ml asam nitrat,

memenuhi uji batas klorida. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat

dan penggunaan sebagai zat tambaha ( Anonim, 1979).

Aquades (H2O, BM 18,02)

Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,

perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai.

Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandung zat

tambahan lain. Pemeriannyacairanjernih, tidakberwarnadantidakberbau.

Asam Sitrat

Page 9: asidi-alkalimetri

Asam sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung satu molekul air hidrat.

Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C6H8O7

dihitung terhadap zat anhidrat. Pemeriannya hablur bening, tidak berwarna, atau

serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau.

Rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering. Sangat mudah larut

dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter. Baiknya

disimpan dalam wadah tertutup rapat

Asam oksalat

(CO2H)2.2H2O. mengandung tidak kurang dari 99,5% C2H2O4.2H2O.

pemerian hablur tidak berwarna. Larut dalam air dan dalam etanol

95%.Singkatnya, kita harus memilih indicator yang berubah warna disekitar titik

ekivalensi dari titrasi. Untuk asam lemah. pH pada titik ekivalen di atas 7 dan

fenolftalein merupakan indikator yang lazim. Untuk basa lemah, yang memiliki

pH di bawah 7, indikator yang sering digunakan adalah metil merah atau metil

orange. Untuk asam dan basa kuat, indikator yang sesuai adalah , metil merah,

bromtimolbiru, dan fenolftalein (Underwood, 1999).

A. Pembuatan larutan baku

a. Larutan baku NaOH 0,1 N

Pembuatan larutan baku Natrium Hidroksida (NaOH) adalah

dengan mencampurkan 4,001 gram NaOH dengan aquades pada labu ukur

hingga 1000 ml, lalu dikocok agar homogen. Titrasi asam oksalat

menggunakan larutan NaOH 0,315 gram asam oksalat dihidrat ditmbang

Page 10: asidi-alkalimetri

dengan menggunakan timbangan analitik, lalu dilarutkan dalam gelas piala

50 ml air. Dipipet 10 ml larutan baku primer asam oksalat, dimasukkan

dalam Erlenmeyer. Kemudian dititrasi dengan larutan baku natrium

hidroksida yang telah dibuat pada labu Erlenmeyer dengan menggunakan

indicator fenolftalein 3 tetes hingga warna putih bening berubah menjadi

warna merah muda. Larutan ini dititrasi dengan larutan baku NaOH

sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda

dan didapatkan hasil titrasi 1 sebanyak 10,35 ml, titrasi 2 sebanyak 10,6

ml dan titrasi 3 sebanyak 10,15 ml.

V C2H2O4 x N C2H2O4 = V NaOH x N NaOH

N NaOH=V C 2 H 2O 4 x N C 2 H 2O 4V NaOH

N NaOH I =10 ml x 0,111,25

=0,08 N

N NaOH II=10 ml x0,110,75

=0,09 N

N NaOH= N 1+ N 2+N 32

N NaOH=0,08+0,092

=0,085 N

DidapatkankadarNaOHsebesar 0,0085 N.

Pembakuan larutan NaOH dilakukan dengan menambahkan setetes

demi setetes larutan NaOH pada larutan oksalat dihidrat (C2H2O4 . 2 H20).

Fungsinya dalam percobaan ini yaitu sebagai larutan standart untuk

mentitrasi asam sitrat (titran). Penambahan tetes NaOH yang pertama

menyebabkan system berubah menjadi larutan buffer, terjadi reaksi

netralisasi sebagai berikut :

C2H2O4 . 2 H20 + NaOH C2NaHO4.2H2O + H2O

Basa kuat terurai sempurna dalam air sedangkan asam lemah

terurai sebagian dalam air, sehingga terbentuk garam. Penambahan NaOH

dilakuikan sampai titik akhir titrasi yaitu titik dimana indicator berubah

warna. Indicator yangb digunakan adalah fenolftalein. Sehuingga titik

akhir titrasi didapat saat indicator berubah warna dari tidak berwarna

menjadi merah muda. Perubahan warna tersebut khusus untuk indicator

Page 11: asidi-alkalimetri

fenolftalein yang berwarna merah muda dalam bentuk basa dan dalam

bentuk asamnya tidak berwarna dengan kisaran pH 8,3 sampai 10,10.

Dalam suatu larutan indicator membentuk kesetimbangan :

H2O + HIn H30+ + In (Bird, 1993).

Perubahan warna larutan yang dititrasi menandakan larutan titran

(basa) yang ditambahkan sudah melebihi titik ekivalen, yaitu titik dimana

jumlah ekivalen basa sama dengan jumlah ekivalen asam (asam dan

basanya sudah bereaksi dengan tepat). Indicator fenolftalein sangat peka

terhadap perpindahan proton dengan menunjukkan perubahan warna yang

tajam. Nindikator ini sukar larut dalam air, tetapi dapat berinteraksi

dengan air sehingga cincin laktonnya terbuka dan membentuk asam yang

tidak berwarna. Lepasnya proton pertama dari molekul fenolftalein tidak

banyak mengubah kerangka molekulnya. Tetapi lepasnya proton kedua

menyebabkan perubahan besar pada molekulnya (Rivai,1995).

B. Penetapan Kadar

a. Penetapan kadar asam sitrat

Percobaan penetapan kadar asam sitrat dilakukan sebagai berikut :

Lebih kurang 200 mg sampel yang ditimbang seksama, dilarutkan

dalam 100 ml air. Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,085 N

menggunakan indicator PP hingga larutan berubah dari tak berwarna

hingga larutan menjadi merah muda. PP berfungsi sebagai indicator yang

menunjukkan titik akhir titrasi (titik ekivalen). Mempunyai rumus molekul

C20H14O4 dengan massa jenisnya 1, 227. Reaksi yang terjadi adalah :

CH2COOH

HOC-COOH + 3NaOH

CH2-COOH

CH2-COOH

HOC-COOH + 3H2O

CH2-COOH

Page 12: asidi-alkalimetri

Penetapan Kadar Asam Sitrat

Diketahui :

N titranNaOH = 0,085 N

V1 = 5,4 ml

V2 = 5,78 ml

mgsampel = 200 mg

BE Asamsitrat = BM E

= 1923

= 64

Labu 1 DigunakantitranNaOH = 5,4 ml

% Kadar ( b/b) = ml titran x N titran x BE zatx 100 % b/bmgsampel

% Kadar ( b/b) = 5,4 x 0,085 x 64 X 100 % b / b200

= 14,68 % b/b

Labu 2DigunakantitranNaOH = 5,78 ml

% Kadar ( b/b) = ml titran x N titran x BE zatx 100 % b/bmgsampel

% Kadar ( b/b) = 5,78x 0,085 x 64 X 100 % b / b

Page 13: asidi-alkalimetri

200

= 15,72 % b/b

Labu 3DigunakantitranNaOH = 5,5 ml

% Kadar ( b/b) = ml titran x N titran x BE zatx 100 % b/bmgsampel

% Kadar ( b/b) = 5,5x 0,085 x 64 X 100 % b / b200

= 14,96 % b/b

DidapatkankadarNaOHadalah14,68 %, 15,72 %, 14,96 %.

x = 14,68 %+15,72 %+14,96 %

3 = 15,12 %

x x d[x-x] d2

14,6815,7214,96

15,120,440,60,16

0,19360,360,0256

∑ = 1,2 ∑ = 0,5792

d = 1,23

= 0,4

SD=√ 0,57922

Page 14: asidi-alkalimetri

= 0,54

Jadikadarasamsitratadalah 15,12 % ± 0,54

* Hargaditolakjika = x - x > 2,5d

= 14,68 – 15,12 > 2,50,4

= 1,1> 2,5

Jadi, harga TIDAK DITOLAK

Menurut literatur kadar asam sitrat adalah mengandung tidak kurang dari 99,5%

Tidak lebih dari 100,5% C6H8O7, dihitung terhadap zat anhidrat. Kadar

asamsitrathasilpercobaan 15,12% ± 0,54berbeda seperti literatur (Anonim, 1995).

Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

1. Kurang telitinya praktikan dalam melakukan proses titrasi

2. Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan baku NaOH, seperti pada

saat penimbangannya

3. Kurang ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indikator

4. Penetesan titran yang berlebihan

Menurut literatur kadar asam sitrat adalah mengandung tidak kurang dari 99,5 % tidak lebih dari 100,5% C6H8O7

Semua perhitungan dalam titrimetri didasarkan pada konsentrasi

titran sehingga konsentrasi titran harus dibuat secara teliti. Titran semacam

ini disebut dengan larutan baku (standar). Konsentrasi larutan dapat

dinyatakan dengan normalitas, molaritas, atau bobot per volume (Gandjar,

2007).

Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan

sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut

ditimbang secara tepat dalam volume larutan yang diukur dengan tepat.

Larutan standar ada dua macam, yaitu larutan baku primer dan larutan

Page 15: asidi-alkalimetri

baku sekunder. Larutan baku primer mempunyai kemurnian tinggi.

Larutan baku sekunder harus dibakukan dengan larutan baku primer. Suatu

proses yang mana larutan baku sekunder dibakukan dengan larutan baku

primer disebut dengan standardisasi (Gandjar, 2007).

Menurut Gandjar dalam Kimia Farmasi Analisis, suatu senyawa dapat

digunakan sebagai baku primer jika memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

1. Mudah didapatkan, dimurnikan, dikeringkan, dan disimpan dalam

keadaan murni.

2. Mempunyai kemurnian yang sangat tinggi (100±0,02)% atau dapat

dimurnikan dengan penghabluran kembali.

3. Titran tidak berubah selama penimbangan (zat yang higroskopis bukan

merupakan baku primer).

4. Tidak teroksidasi oleh oksigen dari udara dan tidak berubah oleh

karbondioksida dari udara.

5. Susunan kimianya tepat sesuai jumlah.

6. Mempunyai berat ekivalen yang tinggi, sehingga kesalahan

penimbanagn akan menjadi lebih kecil.

7. Mudah larut.

8. Reaksi dengan zat yang ditetapkan harus stoikiometri, cepat, dan

terukur.

Titran-titran (larutan baku) seperti asam klorida dan natrium

hidroksida tidak dapat dianggap sebagai baku primer karena kemurniannya

cukup bervariasi. Oleh karena itu larutan baku natrium hidroksida harus

dibakukan dengan kalium biftalat karena kalium biftalat tersedia dalam

kemurnian yang tinggi. Larutan baku yang sudah dibakukan dengan

kalium biftalat ini disebut juga dengan baku sekunder dan dapat digunakan

untuk membakukan larutan baku asam klorida.

Baku primer dan kegunaannya

Sumber : Watson, 1999

Baku Primer Kegunaan

Kalium biftalat Pembakuan larutan natrium hidroksida

Page 16: asidi-alkalimetri

Pembakuan larutan asam perklorat

Kalium iodat Pembakuan larutan natrium tiosulfat

melalui pembentukan iodium

Natrium karbonat

anhidrat

Pembakuan asam klorida

Logam Zn Pembakuan larutan EDTA

Sedikit berbeda dengan literatur, dalam percobaan yang kami

lakukan pembakuan natrium hidroksida dilakukan dengan larutan asam

oksalat dihidrat, dengan menggunakan indicator phenolftalein, sampai

terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda (rosa).

Indicator phenolftalein yang sudah dikenal merupakan asam

diprotik dan tidak berwarna. Indicator ini terurai dahulu menjadi bentuk

tidak berwarnanya dan kemudian dengan hilangnya proton kedua, menjadi

ion dengan system terkonjugat, menghasilkan warna merah. Metal orange,

indicator lainnya yang banyak digunakan, merupakan basa dan berwarna

kuning dalam bentuk molekulnya. Penambahan proton menghasilkan

kation yang berwarna merah muda( Underwood, 1999).

Rasio Bentuk Warna dari Indikator pada berbagai nilai pH

pH larutan Rasio [ Hln]/[ln-] Warna

1 10.000 : 1 Merah

2 1000 : 1 Merah

3 100 : 1 Merah

4 10 : 1 Merah

5 1 : 1 Orange

6 1 : 10 Kuning

Page 17: asidi-alkalimetri

7 1 : 100 Kuning

8 1 : 1000 Kuning

Perubahan minimum yang dibutuhkan untuk perubahan warna ini diacu

sebagairentang indikator. Pada nilai pH menengah, warna yang

ditunjukkan oleh indikator bukan merah maupun kuning tetapi mendekati

orange. Pada pH 5, yakni pKa dari Hln, kedua bentuk warna tersebut

memiliki konsentrasi yang sama, artinya Hln separuh ternetralkan. Tabel

dibawahinimendaftarkanbeberapaindikatorasam-

basabersamadenganperkiraanrentangmereka (Underwood, 1999).

BeberapaIndikatorAsam-basa

indikator

Perubahan warna

dengan Meningkatnya

pH

Rentang pH

asam pikrat Tidak berwarna ke kuning 0,1 – 0,8

Timol biru Merah ke kuning 1,2 – 2,8

2,6- Dinitrofenol Tidak berwarna ke kuning 2,0 – 4,0

Metil kuning Merah ke kuning 2,9 – 4.0

Bromfenol biru Kuning ke biru 3,0 – 4,6

Metil orange Merah ke kuning 3,4 – 4,4

Bromkresol hijau Kuning ke biru 3,8 – 5,4

Metil merah Merah ke kuning 4,2 – 6,2

Litmus Merah ke biru 5,0 – 8,0

Metil ungu Ungu ke hijau 4,8 – 5,4

p-Nitrifenol Tidak berwarna ke kuning 5,6 – 7,6

Bromkresol ungu Kuning ke ungu 5,2 – 6,8

Bromtimol biru Kuning ke biru 6,0 – 7,6

Netral merah Merah ke kuning 6,8 – 8,0

Fenol merah Kuning ke biru 6,8 – 8,4

p-a-Naftoltalein Kuning ke biru 7,0 – 9,0

Page 18: asidi-alkalimetri

Fenolfhtalein Tidak berwarna ke merah 8,0 – 9,6

Timolftalein Tidak berwarna ke biru 9,3 – 10,6

Alizarin kuning R Kuning ke violet 10,1 – 12,0

1,3,5- Trinitrobenzene Tidak berwarna ke orange 12,0 – 14,0

Saat asam kuat dititrasi, perubahan pH yang besar pada titik ekivalen

cukup untuk melebarkan rentang dari ketiga indikator. Kerana itu tiap-tiap

indikator ini akan berubah warna dalam penambahan satu atau dua tetes

dari titik ekivalen ini, seperti indikator lainnya yang akan berubah warna

antara pH 4 hingga 10. Dalam titrasi asam lemah, pilihan indikatornya

jauh lebih terbatas. Untuk asam dengan pKa 5, kira-kira sebesar pKa asam

asetat, pH tersebut lebih tinggi daripada 7 pada titik ekivalen dan

perubahan pH relatif kecil. Fenolftalein berubah warna di sekitar titik

ekivalen dan merupakan indikator yang sesuai. Dalam kasus asam yang

sangat lemah, misalnya pKa = 9, tidak ada perubahan pH yang terjadi di

dekat titik ekivalen. Oleh karena itu basa bervolume besar akan

dibutuhkan untuk mengubah warna indikator tersebut, dan titik

ekivalennya tidak dapat dideteksi dengan kepresisian yang biasa

(Underwood, 1999).

Dalam bidang farmasi, asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk

menentukan kadar suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini,

penyimpangan titik ekivalen lebih kecil sehingga lebih mudah untuk

mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu perubahan

warna, begitu pula dengan waktu yang digunakan seefisien mungkin.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami peroleh setelah melakukan praktikum ini adalah :

Page 19: asidi-alkalimetri

1. Aside dan alkalimetri merupakan metode yang mendasarkan pada

reaksi netralisasi, yakni reaksi antara ion hidroksida yang berasal dari

basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.

2. Penetapan kadar asam salisilat, asam sitrat, dan natrium bikarbonat

dapat dilakukan melalui metode aside alkalimetri. Asidimetri

merupakan penetapan kadar suatu sampel secara kuantitatif terhadap

senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam,

sedangkan alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang

bersifat basa dengan menggunakan baknu basa.

3. Penetapan kadar asam sitrat dapat diperoleh hasil yaitupada penepan

pertama sebesar 91,87%, penetapan kedua sebesar 89,395% dan

penetapan ketiga sebesar 89,643%.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: asidi-alkalimetri

Anonim. 1995. Faramakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta.

Bird, T. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Gramedia. Jakarta.

Ganjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia FarmasiAnalisis. PustakaPelajar.

Yogyakarta.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI press. Jakarta.

Svehla, G. 1985. Vogel : Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semimakro. PT

Kalman

Media Pustaka. Jakarta.

Underwood, A. L.1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Erlangga.

Jakarta.