adrenal finish
DESCRIPTION
Adrenal FinishTRANSCRIPT
A. ANATOMI KELENJAR MEDULA ADRENAL
Kelenjar adrenal terdiri atas bagian korteks dan bagian medula. Batas antara bagian
korteks dan bagian medula pada kelenjar adrenal tidak teratur. Medula adrenal berbentuk
bola, menempel pada bagian atas dari ginjal dan terdiri dari sel epitelioid besar yang
letaknya berdekatan dengan kapiler dan venula. Ciri yang paling terlihat dari medula
adrenal yaitu terdapat banyak granul kecil padat bermembran. Kelenjar adrenal ini
terletak di anteriosuperior kedua ginjal, terletak sejajar dengan T12 dan mendapat
vaskularisasi dari arteri adrenalis. Kelenjar adrenal mempunyai berat sekitar 4 gram.
Medula adrenal berada di bagian sentral, bagian ini sekitar 20% dari total keseluruhan
kelenjar adrenal.
Katekolamin adalah transmitter yang dibuat oleh sel-sel susunan saraf simpatik.
Katekolamin dari medula adrenal yaitu epinefrin dan norepinefrin. Katekolamin
membentuk agregat molekul tinggi dengan ATP dan kation divalen di dalam granul.
Katekolamin dibebaskan ke dalam sitoplasma kemudian berdifusi melalui membran sel.
(Bloom dan Fawcett, 2002)
B. FISIOLOGI HORMON
Sel-sel medula adrenal merupakan modifikasi neuron simpatik pasca-ganglion,
aktivitas sekresinya dikendalikan oleh saraf. Medula adrenal berfungsi sebagai bagian
dari sistem saraf otonom. Kerja dari medula adrenal berkaitan dengan sistem saraf
simpatis, stimulasi serabut saraf simpatik pre ganglion yang berjalan langsung ke dalam
sel-sel pada medula adrenal. Perangsangan saraf simpatis menuju medula adrenal
menyebabkan sekresi hormon katekolamin yaitu epinefrin dan norepinefrin yang
berfungsi mempengaruhi tekanan darah, denyut jantung, mekanisme berkeringat dan
banyak aktivitas lainnya.
Sekitar 20% sekret merupakan norepinefrin dan 80% sekretnya merupakan epinefrin.
Rangsangan emosional merangsang sekresi norepinefrin sedangkan rangsangan sakit dan
hipoglikemi merangsang pelepasan epinefrin. Pada otak, epinefrin berfungsi
meningkatkan kewaspadaan. Pada sistem vaskuler, epinefrin meningkatkan denyut
jantung dan curah jantung, dan pada hati epinefrin berfungsi merangsang pelepasan
glukosa sebagai sumber energi bagi otot. Norepinefrin bekerja setempat dan dihancurkan
secara enzimatik. Norepinefrin berfungsi sebagai hormon pada organ sasaran jauh.
(Bloom dan Fawcett, 2002)
Katekolamin juga mengatur lintasan metabolik untuk meningkatkan katabolisme
bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan tubuh akan kalori dari sumber-sumber
endogen dapat terpenuhi. Sebagai contoh dari fungsi di atas yaitu norepinefrin berfungsi
untuk menaikkan tekanan darah dengan cara merangsang serabut otot di dalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi, dan epinefrin membantu metabolisme karbohidrat
dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Selain itu katekolamin juga
berfungsi dalam pelepasan asam lemak bebas dan meningkatkan metabolisme basal
(BMR) dan menaikkan kadar glukosa darah.
Hormon epinefrin dan norepinefrin yang beredar dan dilepaskan dari bagian medula
adrenal memiliki efek yang sama pada organ target seperti stimulasi langsung oleh saraf
simpatik, tetapi memiliki efek yang lebih lama tetapi sirkulasi hormon dapat
menyebabkan efek dalam sel dan jaringan yang tidak langsung diinervasi. Pelepasan
epinefrin dan norepinefrin membantu dalam mengatasi stres dengan beberapa cara
sebagai berikut :
Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi dari otot jantung yang merupakan
efek dari hormon epinefrin dan interaksinya dengan reseptor beta.
Menyempitkan pembuluh darah yang merupakan efek dari homon norepinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan resistensi tekanan darah arteri.
Dilatasi bronkiolus. Efek ini membantu ventilasi paru.
Menstimulasi lipolisis pada sel lemak yang bertujuan untuk menyediakan asam lemak
untuk memproduksi energi dalam jaringan dan membantu menaikkan glukosa darah.
Meningkatkan metabolisme, dalam hal ini hormon epinefrin dan norepinefrin
berperan dalam pemecahan glikogen dalam otot rangka untuk memproduksi energi.
Menghambat sekresi gastrointestinal dan aktivitas motorik. (W.F Ganong, 2002)
Sintesis dan Sekresi Katekolamin
Medula adrenal mensekresi epinefrin dan norepinefrin, kemudian epinefrin dan
norepinefrin dirilis ke dalam darah dan keduanya akan mengikat reseptor adrenergik
dalam sel target. Sintesis katekolamin dimulai dengan tirosin asam amino yang disintesis
oleh sel chromaffin di medula adrenal yang kemudian diubah menjadi epinefrin dan
norepinefrin. Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam jalur sintesis katekolamin yang
terdiri dari L-Dopa, Dopamin, Norepinefrin, dan Epinefrin yang berlangsung di hati.
(W.F Ganong, 2002)
Berikut gambaran langkah-langkah sintesis hormon epinefrin dan norepinefrin secara
umum :
(www.biohealthworld.com)
Granul yang dibentuk dalam badan Golgi menjadi tempat sintesis dan penimbunan
hormon epinefrin dan norepinefrin. Sintesis epinefrin membutuhkan transpor norepinefrin
keluar dari granul untuk melintasi enzim sitosolik, fenil-etanolamin-N-metil transferase
(PNMT) kemudian akan kembali ke granul dimana kedua hormon tersebut juga ditimbun.
Saat terjadi rangsangan saraf simpatis, sekresi hormon terdiri atas pembebasan ion Ca
dari protein pengikat kalsium dan kalmodulin, gerakan granul ke permukaan, dan
peleburan membrannya oleh plasmalema. (Bloom dan Fawcett, 2002)
Kemudian setelah terbentuk hormon epinefrin dan norepinefrin, kedua hormon
tersebut akan disimpan di dalam elektron butiran padat yang mengandung neuropeptida
ATP. Beberapa faktor yang merangsang sintesis hormon epinefrin dan noepinefrin yaitu
dengan adanya pelepasan asetilkolin dari serat simpatik pre ganglion. Kondisi tubuh yang
sedang dalam keadaan stres, keadaan hipoglikemia, trauma, dan aktivitas olahraga juga
merupakan faktor sekresi hormon epinefrin dan norepinefrin. Setelah kedua hormon
tersebut disekresi ke dalam darah, hormon epinefrin dan norepinefrin mengikat longgar
dan disirkulasi oleh protein albumin serum. (W.F Ganong, 2002)
Hormon norepinefrin tidak hanya dihasilkan di medula adrenal tetapi juga dihasilkan
dalam otak dan susunan saraf tepi. (Guyton dan Hall, 1997)
C. MEKANISME KERJA HORMON
Prinsip kerja hormon epinefrin dan norepinefrin yang dihasilkan oleh medula
adrenal yaitu :
1. Dilatasi bronkiolus
2. Vasokonstriksi pada arteri
3. Vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
4. Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati
5. Gerak peristaltik
6. Bersama hormon insulin mengatur kadar gula darah
(www.biohealthworld.com)
Regulasi Kerja
Regulasi kerja hormon katekolamin yang dihasilkan oleh medula adrenal yaitu
sebagai berikut :
(Campbell, 2000)
Medula adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan
cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin dan
menimbulkan beberapa kejadian yaitu :
1. Meningkatnya tekanan arteri
2. Meningkatnya aliran darah untuk mengaktifkan otot
3. Meningkatnya kecepatan metabolisme sel
4. Meningkatnya konsentrasi glukosa darah
5. Meningkatnya glikolisis
6. Meningkatnya kekuatan otot
7. Meningkatnya aktivitas mental, dan
8. Meningkatnya kecepatan koagulasi darah
(Guyton dan Hall, 1997)
Reseptor Adrenergik dan Mekanisme Aksi
Mekanisme kerja dan efek fisiologis dari hormon epinefrin dan norepinefrin
dimulai dengan pengikatan kedua hormon tersebut terhadap reseptor adrenergik yang
merupakan prototipikal tujuh pass protein transmembran yang digabungkan dengan
protein G dan berfungsi merangsang atau menghambat jalur sinyal intrasel. Reseptor
adrenergik ada pada permukaan sel target. Efek fisiologis dari kedua hormon tersebut
terjadi karena reseptor yang dikeluarkan ke berbagai jaringan dan sel.
Berikut merupakan contoh reseptor hormon epinefrin dan norepinefrin :
Reseptor Efektif Mengikat Pengaruh Binding Ligan
Alpha 1 Epinefrin, Norepinphrine Peningkatan kalsium bebas
Alpha 2 Epinefrin, Norepinphrine Penurunan siklik AMP
Beta 1 Epinefrin, Norepinphrine Peningkatan siklik AMP
Beta 2 Epinefrin Peningkatan siklik AMP
(www.biohealthworld.com)
Epinefrin mempunyai efek yang cukup besar dalam merangsang reseptor beta
tetapi epinefrin mempunyai efek yang lemah dalam vasokontriksi. Norepinefrin
mampu meningkatkan tahanan perifer total dan tekanan arteri sedangkan epinefrin
mempunyai efek dalam meningkatkan tekanan arteri lebih kecil tetapi mampu
meningkatkan curah jantung menjadi lebih besar karena epinefrin memilik efek
eksitatorik pada jantung.
Epinefrin memiliki efek metabolik sekitar lima hingga sepuluh kali lebih besar
dibanding dengan norepinefrin. Epinefrin mampu meningkatkan kecepatan
metabolisme tubuh dan mampu meningkatkan aktivitas eksitabilitas tubuh, epinefrin
juga mampu meningkatkan glikogenolisis dalam hati dan otot serta pelepasan glukosa
ke dalam darah.
Pelepasan hormon oleh medula adrenal memiliki efek yang hampir sama
dengan perangsangan saraf simpatis tetapi efek yang ditimbulkan lebih lama yaitu
sekitar satu hingga dua menit setelah selesai perangsangan. Sebagai contoh efek yang
ditimbulkan oleh reseptor beta karena sekresi hormon epinefrin mampu meningkatkan
kecepatan metabolisme dan curah jantung, dan peningkatan ini jauh lebih besar
daripada peningkatan yang ditimbulkan oleh saraf simpatis.
Epinefrin dan norepinefrin dilepaskan oleh kelenjar medula adrenal sewaktu
organ lain dirangsang secara langsung oleh saraf simpatis. Organ-organ ini
sebenarnya mendapat dua rangsangan yaitu secara langsung oleh saraf simpatis dan
secara tidak langsung oleh hormon yang dihasilkan medula adrenal sehingga apabila
terjadi ekrusakan pada jaras saraf simpatis, epinefrin dan norepinefrin masih dapat
dilepaskan ke sirkulasi darah dan menimbulkan perangsangan. Epinefrin dan
norepinefrin juga mampu merangsang struktur tubuh yang tidak dipersarafi saraf
simpatis secara langsung sebagai contoh kedua hormon ini mampu emningkatkan
kecepatan metabolisme sel tubuh meskipun hanya sedikit sekali sel tubuh yang
dipersarafi oleh saraf simpatis secara langsung. (Guyton dan Hall, 1997)
D. KESIMPULAN
Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua bagian yaitu korteks adrenal dan medula
adrenal. Medula adrenal berbentuk bola, menempel pada bagian atas dari ginjal,
terdiri dari sel epitelioid dan terdapat granul kecil bermembran. Medula adrenal
menghasilkan dua hormon yang penting yang disebut katekolamin. Katekolamin ini
terdiri dari hormon epinefrin dan norepinefrin. Sekitar 20% sekret merupakan
norepinefrin dan 80% nya merupakan epinefrin dan secara umum kedua hormon ini
berfungsi mempengaruhi tekanan darah, denyut jantung, mekanisme berkeringat dan
banyak aktivitas lainnya.
Efek fisiologis dari kedua hormon tersebut terjadi karena reseptor yang
dikeluarkan ke berbagai jaringan dan sel. Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam
jalur sintesis katekolamin yang terdiri dari L-Dopa, Dopamin, Norepinefrin, dan
Epinefrin yang berlangsung di hati. Medula adrenal juga bekerja dalam
memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan
hormon katekolamin.
E. REFERENSI
1. Bloom., Fawcett, DW., 2002. A Textbook of Histology (12th ed). Tambayong, J.
2002 (Alih Bahasa), EGC, Jakarta.
2. Ganong, WF., 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta.
3. Guyton, AC., Hall, JE., 1997. Textbook of Medical Physiologi (9th ed). Irawati,
S., Tengadi, KA., Santoso, A. 1997 (Alih Bahasa), EGC, Jakarta.
4. Mitchell, R., 2000. Biologi Campbell, Erlangga, Jakarta.
5. www.biohealthworld.com diakses pada hari Minggu tanggal 22 April 2011 pukul
11.00
Penugasan PPK
Blok 1.5 Endokrin dan Reproduksi
Medula Adrenal dan Perannya dalam
Sistem Endokrin
Disusun oleh :
Nama : Nadia Lakshita Anindya Devi
NIM : 11711151
Nama Tutor : dr. Wahyu Adhika Nugrahadi
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
2012