245099820 case tumor kelenjar adrenal
DESCRIPTION
NNTRANSCRIPT
CASE
TUMOR KELENJAR ADRENAL FUNGSIONAL
Oleh :
Pandu Satya Widiarto
Neneng Nurlaila
Nur Afida Fauzia
Pembimbing :
Dr. A. Asrorudin Sp.U
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RSUP FATMAWATI 2014
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny. F
Jenis kelamin : Wanita
Umur : 47 Tahun
Alamat : Cipete selatan
Pekerjaan :Wiraswasta
Status perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
ANAMNESIS
Dilakukan secara auto-anamnesis kepada pasien di bangsal GPS lantai 2
Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan timbul kumis serta bulu di
tubuh.
Keluhan Tambahan :Suara seperti laki-laki
Riwayat Penyakit sekarang :
Os datang dengan keluhan suara berubah menjadi seperti laki-laki dan
tumbuh kumis serta rambut di bagian dada dan janggut, keluhan ini sudah
berlangsung sekitar 3 bulan SMRS, awalnya sekitar 1 tahun yang lalu os
merasa tumbuh banyak jerawat di muka dan bagian dadanya, lama kelamaan
jerawat menyebar keseluruh tubuh, pada bulan november 2013 os merasa
payudaranya mengecil dan mulai mengalami penurunan gairah seksual.
kemudian os merasa menjadi hiperaktif dan emosi yang timbul berlebih,
siklus menstruasi menjadi tidak teratur, dan pada bulan pebruari 2014 mulai
dirasakan benjolan sebesar bola bekel yang teraba di bagian perut kanan atas,
dan dirasakan clitoris menjadi membesar, sering bedebar dan keringat malam,
BAK normal, BAB normal, mual muntah (-).
Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat mengalami hal serupa (-)
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat asam urat (-)
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat alergi disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat penyakit paru disangkal
Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat kencing manis (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat asma (-)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat tumor (-)
Riwayat kebiasaan
Os mengaku tidak mengkonsumsi rokok, tidak meminum alkohol dan
tidak menggunakan NAPZA maupun jamu-jamuan.
Riwayat lingkungan
Os tinggal di daerah Cipete selatan lingkungan rumah dikatakan padat
penduduk, keadaan sekitar rumah cukup bersih dan sanitasi baik.
Riwayat sosio-ekonomi
Os sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta disalah satu perusahaan di
Jakarta
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesan sakit : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 150/90
Suhu : 36,80 C
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit, thorakoabdominal
Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah rontok,
distribusi merata
Mata :
Pupil : Isokhor
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterik -/-
Palpebra : Oedem -/-
Hidung :
Septum deviasi : -
Sekret : -/-
Hiperemis : -/-
Hipertrofi : -/-
Telinga :
Bentuk telinga normal kanan dan kiri
Nyeri tekan : -/-
Mukosahiperemis: -/-
Serumen : -/-
Mulut :
Mukosa bibir kering
Oral hygiene baik
Normoglossia
Tonsil T1/T1,
Detritus (-), kriptus (-)
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Thorax :
Paru
Inspeksi :
- Normochest
- Bentuk dada simetris saat statis dan dinamis
- Tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan
- Vokal fremitus +/+ simetris
Auskultasi :
- Vesikular dikedua lapang paru
- Ronkhi -/-
- Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi :
- Iktus cordis tak tampak
Auskultasi :
- BJ 1 dan BJ 2 reguler, murmur -, gallop -
Ekstremitas Atas : Akral hangat +/+, edema +/+
Ekstremitas Bawah : Akral hangat +/+, edema +/+
Status lokalis
Abdomen :
Inspeksi :
- Perut membuncit, sikatriks(-)
Palpasi :
- Supel, NT (-)
- Timpani, BU (+)
- Terdapat massa berbentuk bulat sebesar telur
ayam, mobile (+)
- Hepatomegali (-)
- Splenomegali (-)
- Nyeri tekan (-)
Perkusi :
- Timpani
Auskultasi :
- Bising usus 4x/menit
Genitalia :
- Orificium uretra externum
- kemerahan, sekret (-)
- keluar flek kemerahan dari vagina,
- Clitoris membesar (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
NORMAL
Leukosit 11.8 ribu/ul 3.6-11
Eritrosit 5.78 Juta/ul 4.4 – 5.9
Hemoglobin 17.0 g/dl 13.2 - 17.3
Hematokrit 52 % 40-52
Trombosit 513 Ribu/ul 150-440
MCV 90.2 fl 80-100
MCH 29.4 pg 26-34
MCHC 32.6 g/dl 32-36
RDW 13.9 % <14
Kimia klinik hati
SGOT 51 mU/dl <33
SGPT 85 mU/dl <50
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa darah puasa 77 mg/dl <110
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 142 mmol/L 135-155
Kalium (K) 4.04 Mmol/L 3.6-5.5
Klorida (Cl) 100 Mmol/L 98-109
GINJAL
Ureum 24 mg/dl 13-43
Kreatinin 0.6 mg/dl <1.2
Pemeriksaan Endokrinologi
Pemeriksaan USG
• Tampak massa oval batas tegas, permukaan berlobulasi , isoekoik
heterogen,ukuran 11 x 16 x 13 cm di abdomen kanan atas, yang berasal
dari pole atas ginjal kanan
• Hepar permukaan regular tepi tajam
• K. empedu bentuk dan ukuran normal
• Lien pankreas bentuk ukuran baik tak tampak kalsifikasi
• Ginjal kiri bentuk dan ukuran baik
• Cervix uteri, tidak tampak ada massa di uterus, dan bentuk serta ukuran
uterus dalam batas normal.
RINGKASAN
Os datang dengan keluhan suara berubah menjadi seperti laki-laki dan
tumbuh kumis serta rambut di bagian dada dan janggut, keluhan ini sudah
berlangsung sekitar 3 bulan SMRS, os mengeluh terdapat benjolan di perut kanan
atas yang tidak nyeri dan dapat digerakan, pada pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik didapatkan tensi 150/90, dan teraba massa dikanan atas
abdomen, pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan nilai trombosit, hb
dan peningkatan kadar testosteron serta dalam pemeriksaan usg didapatkan massa
oval batas tegaspermukaan berlobul ukuran 11 x 16 x13 cm di parenkim pole atas
ginjal kanan.
DIAGNOSIS KERJA
Tumor kelenjar adrenal fungsional
DIAGNOSIS BANDING
Tumor kelenjar adrenal non fungsional
RENCANA PENATALAKSANAAN
OPERATIF (23/9/14)
LE+ADRENELEKTOMI
PROGNOSIS
AD VITAM : ad bonam
AD SANATIONAM : dubia ad bonam
AD FUNGSIONAM : dubia ad malam
BAB II
KELENJAR ADRENAL
A. Anatomi
Kelenjar adrenal merupakan merupakan sepasang kelenjar endokrin
yang terletak pada bagian atas setiap ginjal dan membentuk piramida datar.
Pada orang dewasa, suatu kelenjar adrenal memiliki tinggi 3-5 cm, lebar 2-3
cm, dan ketebalan hamper mencapai 1cm dengan berat 3,5-5 gr.
Tiap kelenjar terbungkus terbungkus oleh fascia renalis bersama
dengan ginjal.Organ ini mudah dipisahkan dari ginjal karena ada sedikit
jaringan lemak yang memisahkannya dari kutub atas ginjal.
Kelenjar sebelah kanan berbentuk seperti piramid dengan apex
disebelah atas dan basis pada ginjal.Terletak ini di antara diaphragma
disebelah posterior kanan dan vena cava inferior di sebelah anteromedial.
Kelenjar sebelah kiri berbentuk semilunaris dan letaknya lebih memanjang
ke bawah pada sisi medial ginjal kiri di bandingkan dengan kelenjar sebelah
kanan.Pada bagian depan,kelenjar ini berhubungan dengan gaster dan
pancreas, di sebelah belakang dengan diaphragma.
Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat kolagen dan dibedakan
menjadi 2 bagian, cortex adrenal berada pada bagian perifer berwarna
kuning dimana 80-90% darinya terdiri atas kelenjar. Bagian kecilyaitu
medulla adrenal terdapat pada bagian tengah berwarna coklat
kemerahan.Kelenjar adrenal layaknya kelenjar tyroid terdiri dari banyak
pembuluh darah.
B. Histologi
Korteks merupakan lapisan perifer yang berwarna kekuningan,
sedangkan medulla merupakan lapisan sentral yang berwarna coklat
kemerahan. Gambaran umum histologis mirip kelenjar endokrin yang lain,
sel-sel berkelompok membentuk genjel-genjel di sepanjang kapiler.Kelenjar
adrenal diliputi kapsula tebal jaringan pengikat padat kolagen.Dari kapsula
terbentuk septa tipis (trabekula) ke dalam kelenjar. Paling luar terdapat
kapsula adipose.
Korteks adrenal
Dibagi atas tiga zona yang batasnya tidak tegas, yaitu:
Zona Glomerulosa
Merupakan lapisan yang paling luar dan 5% volume adrenal, terdiri dari
sel-sel yang berbentuk columnar/silindris/pyramidal dan tersusun
berkelompok membentuk deretan bundar atau melengkung yang
dikelilingi oleh kapiler darah, inti spheris/bulat; kecil; gelap, sitoplasma
mengaandung granula-granula basofil dan tetes lemak yang tampak
seperti vakuola.
Zona ini menghasilkan hormone mineralokortikoid, dimana hormone
aldosteron merupakan salah satu hormon yang paling kuat.
Zona Fasikulata
Merupakan lapisan yang paling tebal, yaitu 65% volume adrenal.
Sel-sel pada lapisan ini, tersusun dalam genjel-genjel lurus radial dengan
ketebalan satu atau dua sel dan berjalan tegak lurus. Bentuk sel
polihidral, inti vesikuler; besar; letak central; kadang-kadang terdapat dua
inti, sitoplasma sedikit basofil; banyak tetes-tetes lemak, sehingga
memberikan gambaran vakuola yang besar, sehingga selnya disebut
spongiocyt.
Sinusoid di antara lempeng sel mengikuti susunan radial.
Zona ini menghasilkan hormone glukokortikoid (cortisone, cortisol) dan
hormone androgen (dehydroepiandrosterone).
Zona Retikularis
Merupakan lapisan yang tipis, yaitu 7% volume adrenal. Terletak di antara
zona fasikulata dan medulla adrenal. Disini sel-sel tersusun dalam genjel-
genjel yang tidak teratur, membentuk anyaman anastomosis. Ukuran sel
lebih kecil dibandingkan kedua zona sebelumnya.
Bentuk sel bermacam-macam, yaitu:
o Sel berukuran besar, sitoplasmanya sedikit asidofil dan mengandung
granula yang berisi pigmen lipofuchsin, jumlahnya banyak.
o Sel irregular dengan inti piknotik (inti kecil, gelap), di duga merupakan
proses degenerasi sel.
Zona ini menghasilkan glukokortikoid dan androgen.
Medulla Adrenal
Batas dengan korteks tidak merupakan garis yang teratur.
Sel-sel pada medulla berukuran besar dan tersusun dalam kelompokan sel
yang tidak teratur serta dikelilingi banyak kapiler-kapiler darah. Terdapat sel-
sel ganglion simpatis sendiri atau berkelompok.Bentuk sel polihidral, inti
vesikuler, sitoplasma dengan potassium bikhromat menunjukkan granula-
granula halus berwarna coklat, yang merupakan reaksi khromafin, sehingga
sel-sel pada medulla sering disebut sebagai sel-sel khromafin.
Medulla adrenal menghasilkan tiga buah hormone catecholamine yaitu
norepenephrine (adrenalin),epinephrine, dan sejumlah dopamine
.
TUMOR ADRENAL
Kelenjar adrenal dilaporkan keberadaannya pertama kali pada tahun 1563
oleh Eustachius.Sementara itu, Addison secara klinis melaporkan saat otopsi pada
tahun 1855.Kelenjar adrenal adalah kelenjar endokrin dengan dua bagian utama,
yaitu korteks dan medula.Hormon utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal
adalah kortisol dan hormon utama yang dihasilkan oleh medula adrenal adalah
epinefrin.
Ketika tumor berkembang di kelenjar adrenal, mereka mengeluarkan
jumlah kelebihan hormon ini.Tumor yang timbul di korteks adrenal disebut
adenoma adrenocortical yang bersifat jinak dan karsinoma adrenocortical yang
bersifat ganas, dan dapat menghasilkan tekanan darah tinggi, berat badan, rambut
tubuh berlebih, melemahnya tulang dan diabetes.Sedangkan tumor di medula
adrenal disebut neuroblastoma dan pheochromocytoma, dan dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi, sakit kepala, jantung berdebar, dan keringat berlebihan.
Tumor kelenjar adrenal jarang dijumpai.Kebanyakan tumor adrenal
diketahui secara kebetulan dan terdeteksi sebagai tumor jinak serta merupakan
penyebab kematian 0,02-0,2% karena kanker.Tetapi 40-70% telah terjadi
penyebaran waktu diagnosis. Bhargav dkk melaporkan telah mendapatkan 59
kasus selama 14 tahun di India, jumlah itu terdiri dari kanker korteks adrenal
7,5% , pheochromocytoma 43% , kista adrenal 13,2% , myelolipoma 11,3% , dan
lesi radang 9,4%. Di Amerika Serikat, tumor korteks adrenal pada anak di bawah
usia 20 tahun sekitar 25 kasus per tahun. Sedangkan di Brazil selatan terjadi 10
kali lipat lebih banyak.Terjadi lebih banyak pada wanita daripada pria.
Manifestasi klinis dari terjadinya tumor adreal adalah
1. Wanita : Diakibatkan oleh karena Adanya peningkatan kadar hormone
testosterone maka sifat kelakilakian akan timbul diantaranya:
- Tumbuh kumis atau bulu-bulu tubuh
- Suara menjadilebih besar dan bulat seperti pria
- Payudara mengecil
- Clitoris membesar
- Timbul jerawat
2. Pria : Diakibatkan meningginya kadar estradiol dalam tubuh seorang pria
yang mengidap tumor adrenal maka akan timbul gejala :
- Membesarnya payudara
- Penyebaran rambut pubis menyerupai wanita
- Eritema palmaris
- Suara menyerupai wanita
Radiologi diagostik mempunyai peran dalam mendeteksi kelainan adrenal.
Tujuan utama pencitraan adalah menentukan apakah suatu massa jinak atau ganas.
Pemeriksaan tertentu dapat digunakan oleh radiolog untuk menegakkan diagnosis
definitif pada sebagian besar massa adrenal (termasuk kanker, infeksi, dan
perdarahan) berdasar pencitraan saja (Zeiger, et al, 2009). Terdapat berbagai
macam modalitas pencitraan termasuk CT, MRI, USG, dan pencitraan nuklir
dapat digunakan dalam mengevaluasi kelainan kelenjar adrenal. Di antara
keempatnya CT scan merupakan modalitas primer untuk mendeteksi dan menilai
massa adrenal (Zeiger, et al, 2009, Mayo-Smith, 2001).
Kepentingan membedakan suatu lesi adalah jinak atau ganas adalah karena
hal tersebut sangat berpengaruh pada pilihan terapi dan prognosis. Untuk
membedakan adenoma dengan proses metastasis, modalitas dengan spesifisitas
tinggi diperlukan. Modalitas yang dapat digunakan untuk membedakan lesi jinak
dan ganas meliputi CT scan, MRI, PET, dan biopsi adrenal. Jika suatu lesi pada
pasien onkologi tidak dapat secara ditentukan sebagai adenoma secara definitif
setelah dilakukan CT scan, maka pasien perlu diperiksa leih lanjut dengan
modalitas lain seperti MRI atau biopsi adrenal untuk mengkonfirmasi lesi
tersebut jinak atau ganas.Dengan demikian, radiologi diagnostik mempunyai
peran yang sangat penting danakan sangat membantu dalam penatalaksanaan
pasien dengan tumor adrenal.
Feokromositoma
Merupakan tumor yang biasanya bersifat jinak dan berasal dari sel-sel
kromafin medula adrenal. Pada 80% hingga 90% pasien, tumor tersebut timbul
dalam medula adrenal sedangkan pada pasien lain terjadi dalam jaringan
kromafin ekstra-adrenal yang berada di dalam atau dekat aorta, ovarium, limpa
atau organ lainnya. Feokromositoma dapat terjadi pada usia antara 25 dan 50
tahun. Penyakit ini menyerang laki-laki dan wanita dengan insidens yang sama.
Karena insidens feokromositoma yang tinggi di antara anggota keluarga, maka
keluarga harus waspada dan menjalani skrining untuk mendeteksi tumor
ini.Sepuluh persen feokromositoma terjadi secara balateral, dan 10% ganas.
Feokromositoma merupakan penyebab tekanan darah tinggi pada 0,1% hingga
0,5% penderita hipertensi.Meskipun jarang terjadi, feokromositoma merupakan
salah satu bentuk hipertensi yang biasanya disembuhkan melalui pembedahan;
tnpa deteksi dan terapi dini, penyakit ini biasanya berakibat fatal.
Manifestasi Klinik
Sifat dan intesitas gejala pada tumor fungsional medula adrenal tergantung
pada proporsi relatif sekresi epinefrin dan norefinefrin.Trias gejalanya yang khas
mencakup sakit kepala, diaforesis dan palpitasi.Hipertensi dan gangguan
kardivaskuler lainnya sering terjadi.Gejala lainnya dapat mencakup tremor, sakit
kepala, kemerahan, dan ansietas. Hiperglikemia dapat terjadi akibat konversi
glikogen menjadi glukosa dalam hati dan otot yang disebabkan oleh sekresi
epinefrin; insulin diperlukan untuk mempertahankan kadar glukosa darah yang
normal. Gambaran klinik bentuk paroksismal feokromositoma biasanya ditandai
oleh serangan akut dan tidak terduga sebelumnya yang berlangsung selama
beberapa detik atau beberapa jam. Selama serangan ini, pasien tampak sangat
gemetar, cemas, dan lemah.Pasien dapat mengalami sakit kepala, vertigo,
penglihatan yang kabur, tinitus, terengah-engah dan sesak napas atau
dispnu.Gejala lainnya mencakup poliuri, mual, muntah, diare, nyeri abdomen dan
perasaan menjelang ajal.
Evaluasi Diagnostik
Kemungkinan feokromositoma harus dicurigai jika terdapat tanda-tanda
aktivitas sistem saraf simpati yang berlebihan, disertai kenaikan tekanan darah
yang mencolok. Meskipun demikian, pengukuran kadar katekolamin dalam urin
dan plasma merupakan pemeriksaan yang lebih bersifat langsung dan
menyeluruh dalam memastikan aktivitas medula adrenal yang berlebihan. Total
katekolamin plasma diukur kadarnya pada saat pasien berbaring telentang serta
beristirahat selama 30 menit.Untuk mencegah kenaikan kadar katekolamin akibat
stress yang terjadi pada saat penusukan jarum ke dalam pembuluh vena, maka
wing needle, jarum vena kepala atau kateter vena dipasang 30 menit sebelum
pengambilan spesimen darah.
Pengukuran metabolit katekolamin urin dan asam vanilimandelat atau
katekolamin bebas merupakan test standart yang digunakan dalam penegakan
diagnosis feokromositoma. Spesimen urin 24 jam dapat dikumpulkan untuk
menentukan katekolamin bebas, MN, VMA; penggunaan kombinasi test tersebut
akan meningkatkan akurasi diagnostik. Test provokatif dan sebagian besar tes ini
jarang digunakan dalam evaluasi diagnostik karena timbulnya hasil test false-
positif serta false-negatife dan karena adanya risiko hipertensi serta hipotensi
yang bisa terjadi.
Tes supresi klonidin dapat dilakuakan jika hasil pemeriksaan urin dan
plasma tidak dapat menegakkan diagnosis.Klonidin merupakan obat
antiadrenergik yang kerjanya sentral dengan menekan pelepasan katekolamin
yang diperantarai secara neurologis. Tes supresi tersebut didasarkan pada
prinsip bahwa kadar katekolamin secara normal akan meningkat melalui aktivitas
sistem saraf simpatik; pada feokromositoma, peningkatan katekolamin terjadi
akibat difusi katekolamin yang berlebihan ke dalam sirkulasi darah dengan
memintas penyimpanan yang normal dan mekanisme pelepasan. Karena itu,
klonidin pada katekolamin pada feokromositoma tidak akan menekan pelepasan
katekolamin.
Hasil tes tersbut dianggap normal jika 2 hingga 3 jam setelah pemberian
dosis tunggal klonidin per oral, terjadi penurunan kadar total katekolamin plasma
sedikitnya sebesar 40% dari hasil pemeriksaan dasar dan nilai absolutnya turun
hingga di bawah 500 pq/ml. Pemeriksaan pencitraan, seperti pemindai CT scan,
MRI dan USG juga dapat dilakukan untuk menentukan lokasi feokromositoma
serta jumlah tumor yang ada. MIBG skintigraf menggunakan senyawa 131I-
metaiodobenzilguanidin (MIBG) untuk menentukan lokasi feokromositoma dan
mendeteksi lokasi metastatik di luar kelenjar adrenal.
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan intensif agar dapat
dilakukan pemantauan yang ketat terhadap perubahan EKG dan pemberian
preparat penyekat alfa-adrenergik seperti pentolamin atau preparat relaksan otot
polos yang dilakukan secara hati-hati guna menurunkan tekanan darah dengan
cepat.
Pembedahan
Tindakan pembedahan untuk mengangkat tumor yang biasanya
dilakukan dengan adrenalektomi. Persiapan pendahuluan prabedah berupa
pengendalikan tekanan dan volume darah yang efektif.Persiapan dilakukan
selama 10 hari sampai 2 minggu.Pasien harus telah mendapatkan terapi hidrasi
yang baik pada saat sebelum, selama dan sesudah pembedahan untuk
mencegah hipotensi.
Manipulasi tumor pada saat melakukan eksisi dapat menyebabkan pelepasan
epinefrin dan norepinefrin yang tersimpan dalam jaringan tumor tersebut
sehingga terjadi peningkatan yang mencolok pada tekanan darah dan perubahan
frekuensi jantung.Eksplorasi bagian yang mungkin merupakan lokasi tumor
biasanya dikerjakan untuk memastikan pengangkatan keseluruhan tumor.
Sebagian konskuensinya, pasien dapat mengalami stress dan efek samping dari
tindakan bedah yang lama, yang meningkatkan resiko hipertensi pascaopertatif.
Terapi Penggantian Kortikostreoid
Diperlukan jika harus dilakukan adrenalektomi bilateral.Kortikostreoid juga
harus diberikan selama beberapa hari atau minggu pertama setelah
pengangkatan satu kelenjar adrenal.Penyuntikan intravena kortikostreoid sodium
suksinat dapat dimulai pada malam hari sebelum pembedahan dilakukan dan
kemudian dilanjutkan selama awal periode praoperatif untuk mencegah
insufisiensi adrenal.
Perawatan Pascaoperatif
Kondisi pasien harus dipantau selama beberapa hari dalam ruang
perawatan intensif dengan memberikan perhatian khusus kepada perubahan
elektrokardiografik, tekanan arterial, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan
kadar glukosa darah. Beberapa jalur infus harus dipasang untuk pemberian
cairan dan obat.Hipotensi dan hipoglikemia dapat terjadi dalam periode
pascaoperatif karena secara mendadak produksi katekolamin dengan jumlah
yang berlebihan tersebut terhenti.Oleh sebab itu, perhatian yang cermat harus
ditujukan kepada pemantan tindakan untuk mengatasi semua perubahan ini.
Hipertensi diperkirakan akan menghilang setelah dilakukan tindakan bedah;
namun, kurang-lebih 40% pasien dapat tetap mengalami hipetensi sesudah
pembedahan. Keadaan ini dapat saja terjadi jika tidak semua jaringan
feokromositoma diangkat, kambuh kembali atau jika sudah terjadi kerusakan
pembuluh darah sebagai akibat hipertensi yang berat dan lama. Beberapa hari
setelah pembedahan dilakukan pengukuran kadar katekolamin dan metabolitnya
dalam plasma serta urin untuk menentukan apakah pembedahan berhasil
dengan baik. Kalau kadarnya sudah kembali normal, pasien dapat dipulangkan
dari rumah sakit.Sesudah itu diperlukan pemeriksaan chek up secara berkala,
khususnya pada pasien yang berusia muda atau keluarganya memiliki riwayat
feokromositoma.
ADENOMA ADRENAL
Kelenjar adrenal terletak tepat di atas ginjal.Kelenjar adrenal merupakan
kelenjar endokrin yang bertanggung jawab melepaskan hormon adrenalin yang
penting untuk mengatur osmolaritas plasma darah.Karena sebab yang tidak
diketahui, tumor jinak dapat berkembang di kelenjar adrenal.Kondisi ini dikenal
sebagai adenoma adrenal.Perlu dicatat bahwa tumor jinak tidak menyebabkan
kanker.Oleh karena itu, adenoma adrenal bukan merupakan kanker.Penyebab
dan Gejala Adenoma Adrenal. Penyebab pasti yang menyebabkan adenoma
adrenal tidak diketahui.Namun, sebagian ahli percaya bahwa kondisi ini
disebabkan karena mutasi pada gen tertentu.Besar kemungkinan adenoma
adrenal merupakan gangguan genetik yang diturunkan.Terdapat dua jenis
adenoma adrenal yaitu fungsional dan non-fungsional.Sebagian adenoma
mensekresi hormon dan karenanya dikenal sebagai adenoma fungsional.Di sisi
lain, terdapat adenoma yang tidak melepaskan hormon sehingga disebut non-
fungsional.
Adenoma fungsional dianggap lebih berbahaya karena hormon yang
dihasilkan oleh adenoma dapat menyebabkan gangguan parah seperti sindrom
Cushing (berkaitan dengan hormon kortisol), sindrom Conn (berkaitan dengan
hormon aldosteron), dan hiperandrogenisme (berkaitan dengan hormon
androgen).Tidak terdapat gejala spesifik yang berhubungan dengan adenoma
adrenal sehingga cukup sulit mendeteksi kondisi ini.
Pengobatan Adenoma Adrenal
Lebih mudah untuk mendiagnosa adenoma fungsional karena setidaknya
terdapat sedikit gejala yang dapat diamati.Dokter akan melihat ada tidaknya
gejala sindrom Cushing atau sindrom Conn untuk diagnosa yang tepat.Pada
waktu yang sama, tes seperti CT scan dan MRI bisa dilakukan untuk membantu
mendiagnosis kondisi tersebut.Selain itu, dokter mungkin menyarankan pasien
melakukan biopsi adrenal sebagai salah satu metode paling efektif mendiagnosa
adanya infeksi di kelenjar adrenal.Tes darah juga akan dilakukan untuk
memeriksa tingkat hormon dalam tubuh.Umumnya, hanya operasi pengangkatan
tumor (adenoma) yang menjadi metode untuk mengobati kondisi ini.
Adrenalektomi laparoskopi dan laparotomi perut adalah dua jenis operasi
yang dilakukan untuk mengangkat tumor jinak pada kelenjar adrenal.Dalam
kasus adrenalektomi laparoskopi, beberapa sayatan kecil dibuat untuk
melaksanakan prosedur.Sementara dalam kasus laparotomi perut, satu sayatan
besar diambil untuk sebuah prosedur invasif.Pasien mungkin membutuhkan
waktu lebih lama untuk pemulihan setelah menjalani laparotomi perut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ketut Suwitra. Penyakit Ginjal Kronik. Aru WS, Bambang S, Idrus A,
Marcellus SK, Siti S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4 Jilid I.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. hlm 570-3.
2. Editorial. Gagal Ginjal Kronik. Diunduh dari: http://emedicine.
medscape.com/article/238798-overview, 05Februari 2011.
3. Murray L, Ian W, Tom T, Chee KC. Chronic Renal failure in Ofxord
Handbook of Clinical Medicine. Ed. 7th. New York: Oxford University;
2007. 294-97.
4. Editorial. Obat Hemopoetic. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Ed. 8.
Jakarta: CMP Medica Asia Pte Ltd; 2008. Hlm. 114.
5. Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.17th . Jakarta:
EGC.
6. Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.9th . Jakarta: EGC.
7. Hadley, Mac E. 2000. Endocrinology. 5th . New Jersey: Prentice Hall, inc.
8. Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
9. Mona, Sosya. 2011. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Gangguan Adrenal.