tugas makalah analisis kurikulum 2013

49
TUGAS MATA KULIAH ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KHUSUS MAKALAH KAJIAN ANALISIS RENCANA PENERAPAN KURIKULUM 2013 OLEH RAHMAHTRISILVIA 1402281 Dosen Pengampu PROF. DR. H. NANANG FATTAH, M.PD. POGRAM DOKTORAL PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS 0

Upload: ariss-dinata-lubis

Post on 15-Apr-2016

704 views

Category:

Documents


92 download

TRANSCRIPT

TUGAS

MATA KULIAH ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KHUSUS

MAKALAH

KAJIAN ANALISIS RENCANA PENERAPAN KURIKULUM 2013

OLEH

RAHMAHTRISILVIA1402281

Dosen Pengampu

PROF. DR. H. NANANG FATTAH, M.PD.

POGRAM DOKTORAL PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

0

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan di Indonesia memang tidak pernah lepas dari dinamika

perubahan,salah satunya adalah perubahan kurikulum. Kurikulum memegang peranan

penting dalam pendidikan, sebab pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai acuan atau

pedoman dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan di Indonesia telah diatur

dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS). Dalam penjelesan Undang -Undang tersebut dikemukan bahwa

pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata

sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia

berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah.

Dalam mencapai visi tersebut, kurikulum berperan sebagai alat palaksana proses

pendidikan. Namun perubahan kebutuhan masyarakat terhadap lulusan jenjang

pendidikan terus meningkat, kurikulum harus disesuaikan dengan tuntutan tersebut. Di

Indonesia sendiri sudah sering terjadi perubahan kurikulum. Dari kurikulum 1947, 1952,

1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, sampai yang terakhir adalah Kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP). Dan yang berkembang belakangan ini adalah perubahan

Kurikulum KTSP yang dianggap tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat menjadi

kurikulum 2013.

Akan tetapi dalam rencana pelaksanaannya, kurikulum 2013 ini mendapat banyak

pro dan kontra dari berbagai kalangan, baik dari masyarakat, guru, dan para pakar

pendidikan lainnya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kurikulum 2013 terkesan terburu-

buru. Sehingga berbagai pemangku kepentingan pendidikan belum siap menerima

perubahan tersebut.

Belajar dari pengalaman perubahan-perubahan kurikulum yang rutin dilakukan

oleh Kemdiknas dalam jangka waktu 4 tahunan, pemerintah harusnya jangan sekedar

mengkaji isi substansi dari sebuah kurikulum, namun kajian operasional penerapan

sebuah kurikulum baru di sekolah-sekolah juga patut diperhatikan. Ada tiga hal yang

menyebabkan gagalnya perubahan kurikulum sebelumnya, yaitu kesiapan guru, kesiapan 1

sekolah, dan kesiapan dokumen. Kesiapan guru merupakan faktor utama gagalnya

kurikulum terdahulu. Ada baiknya pemerintah melakukan riset terlebih dahulu mengenai

kesiapan guru-guru dan sekolah sebelum menerapkan kebijakan kurikulum baru agar apa

yang telah direncanakan sebelumnya tidak menjadi hal yang sia-sia.

Oleh sebab itu penulis tertarik menganalisis penerapan kurikulum Tahun 2013.

Apakah kurikulum 2013 sudak layak untuk diterapkan di Indonesia atau masih

membutuhkan banyak perbaikan sebelum kurikulum 2013 tersebut di laksanakan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari kajian makalah ini adalah

1. Bagaimanakah gambaran perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013?

2. Bagaimanakah bentuk rancangan kurikulum 2013?

3. Bagaimanakah struktur kurikulum 2013?

4. Bagaimakah reevansi kurikulum 2013?

5. Bagaimanakah analisis struktur kurikulum 2013?

6. Bagaimanakah analisis strategi implementasi kurikulum 2013?

7. Bagaimanakah analisis strategi implementasi kurikulum 2013?

8. Bagaimanakh dampak kurikulum 2013?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari kajian makalah ini adalah untuk melihat analisis rencana penerapan

kurikulum 2013 yang terurai dalam aspek berikut ini:

1. Gambaran perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013

2. Rancangan kurikulum 2013

3. Struktur kurikulum 2013

4. Relevansi kurikulum 2013

5. Analisis struktur kurikulum 2013

6. Analisis strategi implementasi kurikulum 2013

7. Analisis strategi implementasi kurikulum 2013

8. Dampak kurikulum 2013?

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik

sekolah/daerah sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik. 

Kurikulum KTSP yang digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan

otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu

akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga

seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia

yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru.

Menurut Mulyasa (2009), Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak

kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah (1)

kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lain

masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk

lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan. (2) kurangnya sarana dan prasarana yang

dimillki oleh sekolah. (3) konten kurikulum dalam KTSP masih sangat padat.

Akibat dari kekurangan-kekurangan tersebut menimbulkan banyak permasalahan

di dalam pelaksanaan KTSP. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya yaitu :

1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata

pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat

perkembangan usia anak.

2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan

tujuan pendidikan nasional.

3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft

skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.

5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada

tingkat lokal, nasional, maupun global.

3

6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci

sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada

pembelajaran yang berpusat pada guru.

7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap,

keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya remediasi secara

berkala.

8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak

menimbulkan multitafsir.

Permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari pelaksanaan KTSP tersebut

membuat pemerintah, khusunya yang menangani bagian pendidikan di Indonesia yakni

kementerian Pendidikan Nasional merencanakan perubahan dalam kurikulum untuk

menuntaskan permasalahan-permasalahan ini, agar tujuan pendidikan nasional dapat

tercapai. Pemerintah merencanakan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang akan di

laksanakan di bulan juli 2013 ini.

Pemerintah menjelaskan bahwa kurikulum 2013 akan membawa perubahan besar

dalam dunia pendidikan, karena mereka menganggap bahwa di dalam kurikulum 2013

banyak memberikan jawaban dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan yang

muncul di dalam pelaksanaan KTSP.

Menurut Nasution (2008), Perubahan kurikulum dapat kecil dan sangat terbatas,

dapat pula luas dan mendasar. Perubahan itu dapat berupa :

1. Substitusi : mengganti buku pelajaran

2.  Alterasi : menambah atau mengurangi jam pelajaran bidang studi tertentu

3. Variasi : Perubahan metode

4. Restrukturisasi : Penambahan team guru untuk mendapatkan tenaga dan fasilitas baru

5. Orientasi Baru : Perubahan orientasi pengajaran.

Merujuk pada pendapat diatas, kita dapat melihat bahwa perubahan KTSP

menjadi kurikulum 2013 juga mencakup ke-5 hal diatas. Secara Substitusi (Pergantian

buku pelajaran), dalam merencanakan kurikulum 2013, pemerintah juga merencanakan

pembuatan buku pelajaran sebagai penunjang pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut.

Pemerintah akan mencetak buku-buku pelajaran dan mendistribusikannya kepada

sekolah-sekolah agar penerapan kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik.

Secara Alterasi (Menambah atau mengurangi jam pelajaran) pemerintah juga menambah

jam pelajaran di tiap jenjang sekolah dalam kurikulum 2013 dan mengurangi beberapa

4

mata pelajaran. Walaupun terjadi pengurangan mata pelajaran, akan tetapi mata pelajaran

tersebut tetap di ajarkan dan digabungkan dalam mata pelajaran lainnya. Sistem seperti

inilah yang disebut sebagai tematik-integratif. Perubahan ini lah yang akan

mnimbulkan variasi (Metode mengajar guru) yang lebih bervariatif agar mata pelajaran

yang didalamnya terdiri dari gabungan mata pelajaran yang dihapuskan tersebut mampu

di sampaikan juga kepada peserta didik.

Alasan-alasan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum KTSP menjadi

kurikulum 2013 adalah sebagaia berikut:

Tantangan Masa Depan Kompetensi Masa Depan

·     Globalisasi : WTO, ASEAN Community,

APEC, CAFTA

·     Masalah lingkungan hidup

·     Kemajuan teknologi informasi

·     Konvergensi ilmu dan teknologi

·     Ekonomi berbasis pengetahuan

·     Kebangkitan industri kreatif dan budaya

·     Pergeseran kekuatan ekonomi dunia

·     Pengaruh dan imbas teknosains

·     Mutu investasi dan transformasi pada

sektor pendidikan

·     Hasil TIMSS dan PISA

·     Kemampuan berkomunikasi

·     Kemampuan berpikir jernih dan kritis

·     Kemampuan mempertimbangkan segi

moral suatu permasalahan

·     Kemamapuan menjadi warga Negara yang

efektif

·     Kemampuan mencoba untuk mengerti dan

toleran terhadap pandangan yag berbeda

·     Kemampuannhidup dalam masyarakat

yang mengglobal

·     memiliki minat luas mengenai hidup

·     Memiliki kesiapan untuk bekerja

·     Memeiliki kecerdasaan sesuai dengan

bakat/minatnya

Fenomena Negatif yang Mengemuka Persepsi Masyarakat

·     Perkelahian pelajar

·     Narkoba

·     Korupsi

·     Plagiarisme

·     Kecurangan dalam ujian

·     Gejolak Masyarakat

·     Terlalu menitikberatkan pada aspek

kognitif

·     Beban siswa teralu berat

·     Kurang bermuatan karakter

Sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1

5

Jadi Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan

tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di

dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi

perkembangan masa depan.

Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih

baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima

materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan

penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan

budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,

ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan

lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai

persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

(http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1).

B. Rancangan Kurikulum 2013

1. Landasan Penngembangan Kurikulum 2013

Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan

kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu

pengetahuan dan teknologi. Penyempurnaan Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa

landasan sebagai dasar pengembangannya. Diantaranya yaitu (1) landasan yuridis, (2)

landasan filosofis, (3) landasan teoritis dan (4) landasan empiris. Hal tersebut di jelaskan

secara rinci di dalam draf kurikulum 2013 yaitu sebagai berikut:

a. Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum 2013 adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan

Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23

tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

6

b. Landasan Filosofis

Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan

keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi

budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik

tersebut hidup dan mengembangkan diri. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan pada

kurikulum 2013 yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu

diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan

masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan

demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat

digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya,

konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan

dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan

disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara

yang produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang.

c. Landasan Teoritis

Pada Kurikulum 2013, kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan yang

di dasarkan pada standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan

standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil

belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai

Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal

lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005).

d. Landasan Empiris

Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi

dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%,

5,5%, 6,3%, 2008: 6,4% (www.presidenri.go.id/index.php/indikator). Pertumbuhan ekonomi

Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-

negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR,

31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan.

7

Hasil studi PISA (Program for International Student Assessment), yaitu studi yang

memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia

baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in

International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada

ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori,

analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan

(4) melakukan investigasi.

Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak

membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang

diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa

mendatang.

2. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013

Menurut Hamalik (2007) Prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari: (1)

Prinsip Berorientasi pada tujuan, (2) Prinsip relevansi, (3) Prinsip efisiensi dan efektifitas,

(4) Prinsip fleksibilitas, (5) Prisnsip berkesinambungan/Kontinuitas, (6) Prinsip

keseimbangan, (7) Prinsip keterpaduan, dan (8) Prinsip mutu.

Pada pengembangan kurikulum 2013 juga memiliki beberapa prinsip yaitu

sebagai berikut :

a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata

pelajaran.

b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang

pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai

Wajib Belajar 12 Tahun. Maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas

Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta

Standar Kompetensi satuan pendidikan.

c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi

berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik

yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat

dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah

kurikulum berbasis kompetensi.8

e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa

peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,

teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.

h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh

memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum

didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan

hidup.

i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian

kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui

kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.

Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap

kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta

didik.

3. Struktur Kurikulum 2013

Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender

pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:

a. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada

setiap satuan atau jenjang pendidikan

b. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama

dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK)

9

sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15

tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.

Struktur Kurikulum SD

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama

satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34

sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar

SD adalah 40 menit. Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:

MATA PELAJARANALOKASI WAKTU BELAJAR

I II III IV V VI

Kelompok A

1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 6 6 6

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

Kelompok B

1.Seni Budaya dan Keterampilan

(termasuk muatan lokal)4 4 4 6 6 6

2.Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan

Kesehatan4 4 4 4 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi

lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran

yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.

Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai

organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS

diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang

harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan

10

dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan

dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah

pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya

karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup.

Struktur Kurikulum SMP

Beban belajar di SMP untuk Tahun VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per

minggu. Jam belajar SMP adalah 40 menit.  Struktur Kurikulum SMP adalah sebagai

berikut:

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR

PER MINGGU

VII VIII IX

Kelompok A

1. Pendidikan Agama 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6 6

4. Matematika 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

7. Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3

2.Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan (termasuk muatan lokal)3 3 3

3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 38 38 38

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih

kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang

lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.

11

Struktur Kurikulum SMA

Untuk menerapkan konsep kesamaan antara SMA dan SMK maka dikembangkan

kurikulum Pendidikan Menengah yang terdiri atas Kelompok mata pelajaran Wajib dan

Mata pelajaran Pilihan.

a. Mata pelajaran wajib sebanyak 9 (Sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 18

jam per minggu.

b. Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) serta pilihan akademik

dan vokasional (SMK).

Beban belajar di SMA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per

minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. 

Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib sebagai

berikut.

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU

BELAJAR PER MINGGU

X XI XII

Kelompok Wajib

1 Pendidikan Agama 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2

7 Seni Budaya 2 2 2

8 Prakarya 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani dan Rohani 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu 23 23 23

Kelompok Peminatan

Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) 20 20 20

Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK) 28 28 28

12

Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib memberikan kemampuan dasar yang sama

bagi tamatan Pendidikan Menengah antara mereka yang belajar di SMA dan SMK.  Bagi

mereka yang memilih SMA tersedia pilihan kelompok peminatan (sebagai ganti jurusan)

dan pilihan antar kelompok peminatan dan bebas. Nama kelompok minat diubah dari

IPA, IPS dan Bahasa menjadi Matematika dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Terlampir di

bawah adalah mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran pilihan (pendalaman minat

dan lintas minat).

MATA PELAJARANKelas

X XI XII

Kelompok Wajib 23 23 23

Peminatan Matematika dan Sains

I

1. Matematika 3 4 4

2. Biologi 3 4 4

3. Fisika 3 4 4

4. Kimia 3 4 4

Peminatan Sosial

II

1. Geografi 3 4 4

2. Sejarah 3 4 4

3. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

4. Ekonomi 3 4 4

Peminatan Bahasa

III

1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

3. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4

4. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan

Pilihan Pendlaman Minat atau Lintas Minat 6 4 4

Jumlah Jam Pelajaran Yang tersedia 73 75 75

Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh 41 43 43

4. Strategi Implementasi13

a. Implementasi Kurikulum 

Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah

daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk

melaksanakan kurikulum.

2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum

secara nasional.

3. Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi

terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.

4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan

profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di

kabupaten/kota terkait.

Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:

1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:

·         Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X

·         Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI

·         Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII

2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015

3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014

4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan

budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan

Januari – Desember 2013

5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan

dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016

b. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan/PTK

Pelatihan PTK adalah bagian dari pengembangan kurikulum. Pelatihan PTK

disesuaikan dengan strategi implementasi yaitu: Tahun pertama 2013 sampai tahun 2015

ketika kurikulum sudah dinyatakan sepenuhnya diimplementasikan. Strategi pelatihan

dimulai dengan melatih calon pelatih (Master Trainer) yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu

14

Dinas Pendidikan, Dosen, Widyaiswara, guru inti nasional, pengawas dan kepala sekolah

berprestasi. Langkah berikutnya adalah melatih master teacher yang terdiri dari guru inti,

pengawas dan kepala sekolah.  Pelatihan yang bersifat masal dilakukan dengan

melibatkan semua guru kelas dan guru mata pelajaran di tingkat SD, SMP dan

SMA/SMK.

c. Pengembangan Buku Siswa dan Pedoman Guru

Implementasi kurikulum dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman guru yang

disediakan oleh Pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan terhadap kualitas isi/bahan

ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan guru dalam keterampilan melakukan

pembelajaran dan penilaian pada proses serta hasil belajar peserta didik.  Pada bulan Juli

2013 yaitu pada awal implementasi Kurikulum 2013 buku sudah dimiliki oleh setiap

peserta didik dan guru. Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua

karena orangtua tidak perlu membeli buku baru.

d. Evaluasi Kurikulum

Jenis Evaluasi sebagai berikut :

1. Formatif sampai tahun Belajar 2015-2016

2. Sumatif: Tahun Belajar 2016 secara menyeluruh untuk menentukan kelayakan ide,

dokumen, dan implementasi kurikulum.

Evaluasi pelaksanaan kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru

menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan dan

dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin dan

bergiliran.

15

9. Relevansi Kurikulum 2013

Dalam oxford advanced dictionary of current English, kata relevansi atau relevan

mempunyai arti connected with what is happening, yakni kedekatan hubungan dengan

apa yang terjadi. apabila dikaitkan dengan pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara

pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. jadi perkembangan kurikulum yang

relevan adalah pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat

dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu. Soetopo dan Soemanto

dan Subandijah mengungkapkan relevansi sebagai berikut :

1.      Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik

2.      Relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan dating

3.      Relevansi pendidikan dengan dunia kerja

4.      Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan

Pada umumnya, ada dua macam relevansi yaitu relevansi internal dan relevansi

eksternal. Relevansi internal bahwa setiap kurikulum harus memiliki kesesuaian antara

komponen-komponen dimana komponen-komponen pengembangan kurikulum, yaitu

komponen tujuan, komponen isi, komponen metode dan komponen evaluasi. Komponen

satu sama lain ini saling berkaitan.

Berikut ini analisis relevansi kurikulum 2013 :

1.      Relevansi internal

Antara tujuan, isi, metode, dan evaluasi belum relevan jika dilihat dari metode yang

masih belum jelas dan evaluasi yang tidak dipaparkan dengan lugas. Indikasi yang

dominan dalam pendidikan adalah evaluasi pembelajaran . Evaluasi pembelajaran yang

menjadi budaya pendidikan adalah Ujian Nasional (UN) . Jika kurikulum 2013 sudah

diresmikan , tentu evaluasi pembelajaran tersebut tidak relevan dengan asumsi dasar

penyusunan kurikulum 2013. Adapun asumsi tersebut adalah untuk mempersiapkan anak

menjadi kreatif dan progresif sehingga lebih siap memaksimalkan potensi diri dan

kekayaan bangsa. Sedangkan penerapan UN hanya sebagai tolak ukur kelulisan anak

didik yang hanya membuat anak didik berorientasi pada sebuah nilai belaka. Dengan

16

demikian tidak relevan bila evaluasi pembelajaran (UN) disandingkan dengan kurikulum

2013.

2. Relevansi eksternal

Relevansi dengan hidup siswa

Antara proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum masih kurang relevan dengan

lingkungan hidup siswa karena menurut pemerintah (kemendikbud) seolah-olah

menyamakan lingkungan hidup siswa di sekolah. Tingkat pengetahuan , intelegency ,

kondisi lingkungan dan sebagainya menyebabkan kesulitan untuk penerimaan dari

pengembangan kurikulum ini ,karena dalam hal ini guru tidak bisa lagi menyesuaikan

kebuituhan dengan keadaan lingkungan hidup siswa karena terpatok dengan ketetapan

yang dicanangkan oleh pemerintah.

Relevansi dengan perkembangan jaman

Penetapan kurikulum 2013 belum sesuai dengan perkembangan jaman. Karena

dihilangkannya mata pelajaran bahasa Inggris di SD dan menghilangkan mata pelajaran

TIK untuk semua jenjang pendidikan dan menggantikannya dengan mengintegrasikan

TIK ke dalam semua mata pelajaran. Sesuai dengan tuntutan jaman dan globalisasi

bahasa Inggris sangat penting untuk dikuasai karena bahasa Inggris adalah bahsa

internasional dan menurut kami di SD merupakan dasar pengenalan bahasa Inggris yang

lebih tepat, daripada kursus-kursus yang diikuti oleh siswa. Karena tidak semua siswa

bisa mengikuti kursus-kursus yang ada di luar. Untuk mata pelajaran TIK seharusnya

dibuat khusus tersendiri, karena tidak mungkin mata pelajaran TIK langsung

diintegrasikan ke mata pelajaran yang lain tanpa mengetahui tanpe mengetahui mata

pelajaran TIK itu sendiri.

Relevansi dengan tuntutan dunia kerja

Dilihat dari teorinya, tujuan kurikulum 2013 dalam ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik, sudah relevan dengan tuntutan dunia kerja namun dalam prakteknya belum

bisa dipastikan karena kurikulum 2013 itu belum di implementasikan.

17

10. Analisis Struktur Kurikulum 2013

1. Analisis Perubahan Strukur Kurikulum Tingkat SD

a. Berdasarkan tabel perbandingan struktur kurikulum 2013 dan KTSP, terlihat bahwa

pada saat KTSP untuk SD di tahun I, II, dan III pemerintah tidak menyediakan

pengalokasian wakti tiap-tiap mata pelajaran. Sedangkan di kurikulum 2013 pemerintah

telah menyediakan alokasi waktu per tiap mata pelajaran

b. Jika di lihat dari jumlah mata pelajaran, di kurikulum 2013 terjadi pengurangan mata

pelajaran yaitu dari 10 mata pelajaran di KTSP, menjadi 6 mata pelajaran di kurikulum

2013. Hal ini di sebabkan karena mata pelajaran IPA, IPS, muatan lokal dan

pengembangan diri diintegrasikan kedalam mata pelajaran lainnya.

c. Jika dilihat dari alokasi waktu per minggu, terjadi penambahan jam pelajaran dari

KTSP ke Kurikulum 2013. Kelas 1 bertambah 4 Jam pelajaran/minggu, Kelas 2

bertambah 5 jam pelajaran/minggu, kelas 3 bertambah 6 jam pelajaran/minggu, kelas 4, 5,

dan 6 bertambah 4 jam pelajaran/minggu. Untuk lebih jelas, lihat tabel berikut :

I II III IV V VI

KTSP 26 27 28 32 32 32

Kurikulum 2013 30 32 34 36 36 36

d.  Akibat adanya pengintegrasian beberapa mata pelajaran dan penambahan alokasi

waktu per minggu, menyebabkan penambahan jam pelajaran pada beberapa mata

pelajaran. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Mata Pelajaran KTSP Kurikulum 2013

IV, V, VI IV, V, VI

Pendidikan Agama 3 4

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan2 6

Bahasa Indonesia 5 10

Matematika 5 6

Seni Budaya dan Keterampilan

(termasuk muatan lokal)4 6

5.      Dari tabel di atas, penambahan jam pelajaran pada mata pelajaran pendidikan

pancasila dan bahasa Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hal ini karena

disebabkan oleh pengintegrasian mata pelajaran IPS da IPA. Jika begitu adanya, hal ini

18

harus di dukung oleh seorang guru yang mampu mengajarkan beberapa mata pelajaran

menjadi 1 mata pelajaran. Untuk tingkat SD ini, guru di tuntut lebih professional agar

mampu menjalankan sistem pengajaran Tematik-terintegrasi tersebu

2. Analisis Perubahan Struktur Kurikulum Tingkat SMP

a. Jika di lihat dari jumlah mata pelajaran, di kurikulum 2013 terjadi pengurangan mata

pelajaran yaitu dari 12 mata pelajaran di KTSP, menjadi 10 mata pelajaran di kurikulum

2013. Hal ini di sebabkan karena ada mata pelajaran yang diintegrasikan dengan mata

pelajaran lain.

TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri

Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya

Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran

b. Jika dilihat dari alokasi waktu per minggu, terjadi penambahan jam pelajaran dari

KTSP ke Kurikulum 2013. Kelas VII, VIII dan IX masing-masing bertambah 6 jam

pelajaran/minggu. Untuk lebih jelas, lihat tabel berikut :

VII VIII IX

KTSP 32 32 32

Kurikulum 2013 38 38 38

19

c. Akibat adanya pengintegrasian beberapa mata pelajaran dan penambahan alokasi

waktu per minggu, menyebabkan penambahan jam pelajaran pada beberapa mata

pelajaran. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Mata Pelajaran KTSPKurikulum

2013

VII, VIII, IX VII, VIII, IX

Pendidikan Agama 2 3

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan2 3

Bahasa Indonesia 4 6

Matematika 4 5

Seni Budaya dan Keterampilan

(termasuk muatan lokal)2 3

Prakarya - 2

d. Dari 10 mata pelajaran yang di usulkan oleh pemerintah di kurikulum 2013, hanya 5

mata pelajaran yang dahulu ada di KTSP bertambah jam pelajarannya/minggu di

kurikulum 2013. Dan terdapat tambahan mata pelajaran prakarya di tiap kelas sebanyak 2

jam pelajaran/minggu.

3. Analisis Perubahan Struktur Kurikulum Tingkat SMA/MA dan SMK/MAK

a. Jika dilihat dari tabel perbandingan KTSP dan kurikulum 2013, pemerintah tidak

menyediakn rincian kurikulum untuk SMK/MAK. Pemerintah juga tidak membuat

rincian peminatan SMA/MA untuk IPA, IPS, Bahasa dan program keagamaan secara

terperinci seperti dalam KTSP, sehingga ketika melihat struktuk kurikulum 2013 tersebut,

guru maupun pelaksanan pendidikan lainnya akan merasa kebingungan

b. Jika dilihat dari alokasi waktu per minggu untuk kelas X, terdapat penambahan jam

pelajaran/minggu yakni dari 38 jam pelajaran menjadi 41 jam pelajaran. Untuk kelas XI

dan XII  bertambah dari 39 jam pelajaran menjadi 43 Jam Pelajaran

c. Secara meyeluruh kurikulum 2013 untuk SMA/sederajat terdapat penambahan

pelajaran yaitu mata pelajaran Prakarya, dan mata pelajaran pilihan. Akan teapi di mata

pelajaran pilihan yang terdiri dari 6 jam pelajaran untuk kelas X dan 4 jam pelajaran

untuk kelas XI dan XII ini tidah diberikan rincian pilihan mata pelajaran tersebut.

20

d. Pada Struktur Kurikulum tingkat SMA/sederajat ini, mata pelajaran muatan lokal dan

pengembangan diri juga dihapuskan seperti di tingkat SD dan SMP

e. Untuk Peminatan IPA, tidak ada perbedaan jam pelajaran untuk mata pelajaran fisika,

kimia, dan biologi. Akan tetapi untuk peminatan IPS, terjadi perubahan jam pelajaran.

Untuk mata pelajaran Ekonomi tetap 4 jam pelajaran, sedangkan mata pelajaran sejarah,

geografi dan sosiologi mngalami perubahan dari 3 jam pelajaran menjadi 4 jam pelajaran.

Kesimpulan Perubahan Struktur Kurikulum

1. Jika dilihat dari perubahan-perubahan tersebut, berarti akan ada penambahan guru

untuk bidang studi yang mata pelajarannya bertambah jamnya tersebut. Walaupun tidak

ada penambahan guru, berarti guru bidang studi tersebut dituntut untuk lebih mampu

mengalokasikan waktu mengajarnya agar bisa menghandel mata pelajarannya itu

2. Untuk mata pelajaran Prakarya, akan dibutuhkan guru-guru baru yang mampu

mengajarkan mata pelajaran ini disetiap jenjang pendidikan.

3. Untuk mata pelajaran TIK ditingkat SMP yang dihapuskan dan dijadikan

sebagai sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, atau tidak berdiri sendiri ini

harus melibatkan guru-guru yang bisa dalam bidang TIK. Artinya semua guru mata

pelajaran di SMP dituntut mampu bisa menggunakan komputer.

4. Untuk semua jenjang pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA/sederajat terjadi

penambahan jam pelajaran pada mata pelajaran agama secara serentak. Ini artinya,

dengan penambahan ini diharapkan siswa-siswi tersebut mampu menanamkan nilai-nilai

agama sejak dini dan dewasa agar ketika telah terjun kedunia masyaraka, mereka mampu

menahan diriya apabila akan melakukan tidakan yang dapat merugikan orang banyak,

seperti korupsi atau yang lainnya.

21

11. Analisis Strategi Implementasi Kurikulum 2013 

            Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh pemerintah yang rencananya diaplikasikan

pada bulan juli 2013 ini memiliki beberapa strategi yang telah dirancang oleh pemerintah

yaitu:

1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yang dilakukan

secara berkala

2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015

3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014

4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan

budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan

Januari – Desember 2013

5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan

dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016

1. Pelaksanaan Kurikulum

            Berdasarkan dokumen kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh pemerintah

mengenai pelaksanaan kurikulum, pemerintah merencanakan pelaksanaan kurikulum

2013 sebagai berikut: * Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X

 * Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI

             * Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII

Jika dihitung berapa bulan lagi kurikulum 2013 akan diaplikasikan? Jawabannya

adalah lebih kurang 3 bulan lagi. Dengan waktu yang begitu singkat tersebut, pemerintah

harus mempersiapkan hal-hal yang mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut.

Pelaksanaan kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan pada bulan juli 2013 ini tidak

diseluruh  kelas pada tiap tingkatan SD, SMP maupun SMA/Sederajat. Akan tetapi hanya

akan dilaksanakan di kelas 1 dan IV Sekolah Dasar (SD), kelas VII SMP dan kelas X

SMA.

Walaupun diawal pelaksanaan kurikulum ini hanya di laksanakan di kelas 1, IV,

VII, dan X. Banyak kalangan yang setuju dan tidak setuju dengan pelaksanaan ini.

22

Banyak kalangan yang menganggap bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 ini terkesan

tergesa-gesa dan tanpa perencanaan yang matang.

Perwakilan guru di Kota Kupang menilai implementasi (Pelaksanaan) kurikulum

pendidikan 2013 akan menjadikan guru-guru seperti robot. Alasannya, semua Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus disusun oleh pemerintah pusat. Sedangkan

guru hanya siap untuk mengajar dengan RPP yang ada. (Tribunnews.com, Kupang: Sabtu,

13 April 2013 01:48 WIB)

Berdasarkan Hasil diskusi terbatas dengan tema "Kurikulum 2013 dan Kualitas

Pendidikan” pada acara Focus Group Discussion (FGD) di Kampus Unwira Kupang,

Jumat (12/4/2013) bahwasannya proses sosialisasi kurikulum 2013 di sekolah dan

implementasinya perlu melalui kajian, terutama evaluasi terhadap kurikulum 2006 lalu.

Kegagalan kurikulum 2006 (KTSP) disebabkan karena pada kurikulum 2006 (KTSP),

para guru tidak siap untuk mengimplementasikannya karena berkaitan dengan

keterbatasan persiapan perangkat pembelajaran. Selain itu, pendidikan dan latihan (diklat)

tidak intens. Waktu yang dialokasikan satu minggu biasanya dibuat dua atau tiga hari

saja, sehingga dari segi kemampuan guru menafsir saja apa yang diperoleh dari diklat itu

dalam membuat instrumen pembelajaran.

Seharusnya sebelum pelaksanaan kurikulum 2013 dilakukan pemerintah harus

melakukan evaluasi pada kurikulum 2006 (KTSP) agar pemerintah mengetahui efetivitas

dari pengimplementasian pada kurikulum 2006 (KTSP) tersebut. Agar dalam pelaksanaan

kurikulum 2013 nanti tidak akan terjadi lagi kesalahan yang sama seperti pada kurikulum

2006 (KTSP).

2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan/PTK

Untuk Pelatihan pendidk dan tenaga kependidikan/PTK direncanakan akan dilakukan

di tahun pertama 2013 sampai tahun 2015 ketika kurikulum sudah dinyatakan sepenuhnya

diimplementasikan.

Strategi pelatihan dimulai dengan melatih calon pelatih (Master Trainer) yang terdiri

atas unsur-unsur, yaitu Dinas Pendidikan, Dosen, Widyaiswara, guru inti nasional,

pengawas dan kepala sekolah berprestasi. Langkah berikutnya adalah melatih master

teacher yang terdiri dari guru inti, pengawas dan kepala sekolah.  Pelatihan yang bersifat

23

masal dilakukan dengan melibatkan semua guru kelas dan guru mata pelajaran di tingkat

SD, SMP dan SMA/SMK.

Sosialisasi kurikulum 2013, telah banyak dilakukan oleh pemerintah untuk

memberikan gambaran kepada elemen pendidikan mengenai kurikulum 2013. Salah satu

contohnya yaitu baru-baru ini menjelang penerapan kurikulum baru, Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, dan Ketua Komisi X DPR RI, Agus Hermanto,

memberikan sosialisasi kurikulum 2013 di auditorium Universitas Negeri Semarang,

Jawa Tengah, Sabtu (4/5/13). Acara sosialisasi yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB ini

dihadiri oleh perwakilan guru se-Jawa Tengah. (Koran Republika Online, 04 Mei 2013).

Selain itu pemerintah juga telah mensosialisasikan rancangan kurikulum 2013 dalam

bentuk dokumen kurikulum 2013 yang dapat di akses di internet. Akan tetapi hingga hari

ini masih banyak guru yang tak tahu seperti apa isi kurikulum tersebut, sebab masih

banyak guru yang awam dengan media internet.

 Walaupun pemerintah telah berupaya mensosialisasikan kuriklum 2013 kepada

seluruh lapisan masyarakat, baik pihak sekolah seperti kepala sekolah maupun guru.

Akan tetapi sosialisasi ini belum secara menyeluruh. Masih banyak yang belum paham

dengan kurikulum 2013 ini, khusus nya guru yang akan mengajar ditiap jenjang

pendidikan yang akan diterapkan kurikulum 2013 pada juli ini.

Sejumlah organisasi guru, antara lain Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI),

Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Koalisi Pendidikan, serta organisasi

guru di sejumlah daerah menolak Kurikulum 2013. Guru-guru menolak Kurikulum 2013

dan berharap pemerintah menunda pelaksanaan kurikulum itu karena belum siap. ”Terlalu

terburu-buru,” kata Ketua FGII Iwan Hermawan, kemarin. Pelatihan guru akan dilakukan

52 jam dengan 31-33 jam tatap muka. Aspirasi itu disampaikan Aliansi Revolusi

Pendidikan saat bertemu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan

Musliar Kasim dan pejabat Kemdikbud, Rabu (27/3), di Jakarta. ( Kompas.com, Jakarta :

Kamis, 28 Maret 2013 12:01 Wib)

Apalagi hingga saat ini pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan/PTKini belum

dilakukan oleh pemerintah untuk mengarahkan guru mengenai perubahan

struktur Kurikulum 2013. Banyak guru maupun pihak sekolah yang menyayangkan hal

ini. Sementara untuk pelatihan guru itu sendiri , akan dimulai pada Juni 2013, bersamaan

24

dengan jadwal libur sekolah. Nantinya, Kurikulum 2013 akan diterapkan secara bertahap,

pada kelas I dan IV  SD, kelas VII SMP dan Kelas X SMA.

3. Pengembangan Buku Siswa dan Pedoman Guru

Implementasi kurikulum dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman guru yang

disediakan oleh Pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan terhadap kualitas isi/bahan

ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan guru dalam keterampilan melakukan

pembelajaran dan penilaian pada proses serta hasil belajar peserta didik.  Pada bulan Juli

2013 yaitu pada awal implementasi Kurikulum 2013 buku sudah dimiliki oleh setiap

peserta didik dan guru. Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua

karena orangtua tidak perlu membeli buku baru.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan,

buku untuk kurikulum 2013 dibedakan menjadi dua jenis yaitu buku untuk guru dan buku

untuk siswa. Nuh optimisme masalah buku untuk kurikulum 2013 akan siap sesuai jadwal

yang telah ditetapkan. "Buku final yang siap cetak dijadwalkan selesai 2 Mei 2013, jadi

kalau sekarang belum selesai ya nggak apa-apa, kan belum jadwalnya," jelasnya pada

pembukaan sosialisasi BSM di Hotel Jayakarta, Jakarta, Minggu (24/3) malam.

(KRjogja.com, Senin, 25 Maret 2013).

Di dalam rencana kurikulum 2013, penggunaan buku siswa dan pedoman guru

akan dibagikan pada awal pelaksanaan kurikulum 2013 di bulan juli mendatang. Akan

tetapi dalam hal pengadaan buku tersebut terjadi perubahan jadwal, yang awalnya di

targetkan selesai di bulan februari, akan tetapi hingga sekarang masih diproses.

Pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Romo Mardiatmadja, mengatakan

bahwa kurikulum yang akan dijadikan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) ini akan membuat guru sulit berkembang dan hanya menghafal materi yang

berasal dari buku babon. Sementara tujuan agar siswa menjadi anak yang kreatif pun

susah dicapai. Hal ini di karena kan, jika dengan hanya bermateri dari 1 buku saja tentu

guru itu sulit mengembangkan ilmu pengetahuan bahkan dia mengajarkan kepada

25

siswanya materi yang berasal dari buku itu saja. Siswa akan merasa monoton karena

gurunya hanya bisa menerangkan itu saja. (Waspada.com: Senin, 08 April 2013 )

Koalisi Tolak Kurikulum 2013 dan Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai

pengadaan buku dalam kurikulum baru yang akan berlangsung merupakan proyek

pemborosan dan berpotensi merugikan keuangan negara dalam jumlah yang tidak sedikit. 

Peneliti ICW, Siti Juliantari Rachman, mengatakan bahwa pernyataan pihak Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tentang perencanaan perubahan kurikulum yang sudah ada

sejak 2010 tidak sejalan dengan apa yang ada saat ini. Menurutnya, jika perencanaan

sudah muncul sejak tiga tahun lalu maka pemerintah tak akan begitu saja membuang uang

sia-sia untuk pengadaan buku tersebut. (Kompas.com: Selasa, 26 Maret 2013).

Dari penjelasan diatas bahwa jelas sekali, bahwa masalah pengadaan buku ini

banyak mendapa kritikan dari bebrapa pihak yang menilai akan ada praktik korupsi di

dalamnya. Hal ini disebabkan oleh anggaran kurikulum 2013 yang berubah terus

menerus.

Awalnya anggaran kurikulum sebesar Rp 684 miliar pada Desember 2012, akan

tetapi naik menjadi Rp 2,4 trilliun. Anggaran Kurikulum 2013 berjumlah Rp2,491 triliun,

terdiri atas anggaran melekat sebesar Rp1,740 triliun (69,9 persen) dan anggaran

tambahan sebanyak Rp751,4 miliar (30,1 persen). Anggaran melekat bersumber dari

APBN sebesar Rp991,8 miliar dan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp748,5

miliar. Anggaran ini digunakan untuk pelatihan guru dan pengadaan buku bagi siswa dan

guru. Adapun anggaran tambahan digunakan untuk penyiapan dokumen kurikulum,

penulisan buku, penggandaan buku, pelatihan guru, dan monitoring dan evaluasi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa

pihaknya tengah melakukan perhitungan anggaran. Namun bisa dipastikan anggaran

tersebut tidak akan lebih dari Rp 800 milyar karena kurangnya jumlah sekolah ini

mempengaruhi semuanya. Anggaran kurikulum 2013 yang disiapkan sebesar Rp 2,49

triliun batal digunakan lantaran jumlah sasaran sekolah penerapan kurikulum baru juga

dipangkas habis hingga 80 persen. (kompas.com: Selasa, 7 Mei 2013)

26

12. Dampak kurikulum 2013

1. Dampak Positif

a. Meringankan biaya untuk pembelian buku pembelajaran karena dalam kurikulum

2013, pemerintah menyediakan buku gratis bagi setiap siswa

b. Mendorong siswa untuk kreatif

c. Membuat siswa bisa menentukan minat untuk menentukan jurusannya dari awal

masuk sekolah

d. Dengan penambahan dan pengurangan jam mata pelajaran , maka anak justru akan

terkontrol dengan kegiatan di sekolah.

e. Orientasi 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara  kompetensi

sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejlan

dengan amanat UU No 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35

: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemempuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah

disepakati. Hal ini sejalan puladengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,

dan keterampilan secara terpada.

2. Dampak Negatif

a. Kurikulum 2013 ini justru kurang focus karena menggabungkan mata pelajran IPA

dengan bahasa Indonesia di SD ini terlalu ideal karena tidak mempertimbangkan

kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah sekolah sebelum

diterapkan.

b. selain itu dalam perubahan kurikulum dengan langkha pemerintah yang tergesa –gesa

ini, harusnya tidak memberatkan dan meresahkan masyarakat terkait implementasi

dilapangan nanti.

c. Adanya kebijakan menghapus beberapa mata pelajran di jenjang SD/SMP/SMA/SMK

yang dapat mengakibatkan para guru kehilangan pekerjaan, kesempatan berkarir,

27

kesempatan mengembangkan pengetahuan, dan kehilangan tunjangan profesi

kependidikan. Tidak masuk akal jika mereka diharuskan mengajarkan mata pelajaran

yang bukan bidang keahliannya. Hal ini menyebabkan peserta didik menjadi korban.

Pertimbangan pemerintah yang memberi jaminan para guru tidak kehilangan

pekerjaan, menurut kami adalah cara berfikir yang menyederhanakan persoalan

karena mengabaikan fakta adanya spesialisasi dari guru untuk mengampu mata

pelajaran tertentu.

d. Kurikulum 2013 justru ada kecenderungan untuk semakin mengkerdilkan peran guru.

Guru tidak dilatih dan dididik untuk kreatif, peka terhadap kebutuhan, dan mengerti

perbedaan masing-masing peserta didik, namun dilatih untuk menjalankan panduan

yang terdapat dalam buku Babon yang dirilis secara nasional. kemampuan guru dapat

dilatih agar sesuai dengan buku panduan, namun pemerintah lupa bahwa kebutuhan,

kemampuan , kecerdasan, pemahaman, kondisi psikologi siswa secara individu

maupun regional berbeda.

e. Menambah beban belajar peserta didik

f. Menghabiskan anggaran pemerintah dengan perkiraan dana 2,94 triliun. Mulai dari

proses uji public yang terkesan dipaksakan hasilnya sampai pada proses sosialisasi,

pelatihan, dan segala bentuknya yang hanya akan melahirkan biaya baru. Daerahpun

akan dipastikan akan ikut-ikutan mengalokasikan anggaran terkait kurikulum ini.

g. Dalam kurikulum 2013, guru tidak lagi diwajibkan untuk membuat silabus atau bahan

ajar . ini berbeda dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Guru seakan

disuruh terpaku pada isi buku panduan tersebut karena apa yang akan diajarkan

hingga rancangan kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah di atur di dalamnya.

Dengan segala sesuatunya sudah disiapkan guru hanya tinggal melaksanakan dan

seolah menjalankan tugas sesuai PAKEM tertentu.

h. Dengan dihapusnya mata pelajran bahasa inggris di sekolah tingkat SD dan SMP

maka kemungkinan akan menghambat perkembangan siswa dalam pengenalan bahasa

asing memasuki era globalisasi. Bagitu juga dengan pengintegrasian TIK ke dalam

mata pelajaran yang lain akan semakin memperburuk kemampuan siswa mengenai IT

i. Pengurangan mata pelajaran yang harusnya disebut “penggabungan”. Kejadiannya

kan memberikan dampak pada nasib guru yang mata pelajrannya ditiadakan padahal

di satu sisi beban mengajar guru telah dipatok harus mencapai angka tertentu.

Rumpun ilmu pengajaran pun sudah di atur sedemikian rupa . akhirnya ada kesan “

28

percuma” jika guru tidak mengajar dengan dasar keilmuannya walaupun kondisi itu

berada pada sekolah yang kekurangan guru sekalipun.

j. Kehadiran ekstrakurikuler wajib akan membuat kegiatan ekstrakurikuler lainnya

tersisih . bahkan bisa jadi akan menghilang . sekolah pati akan terfokus dengan yang “

wajib” dibandingkan aktifitas “ yang tidak wajib”. Pilihan ini bukanlah didasarkan

pada pengembangan minat dan bakat siswa, akan tetapi oleh ultimatum perintah yang

ada. Akhirnya tiada pilihan. Menjalani walau seperuh hati. Akhirnya sama –sama

separuh hati. Desentralisasi pendidikanpun terkuburkan.

k. Rendahnya mutu guru yang tidak siap mengimplementasikan. Guru belum mengerti

dan memahami kurikulum 2013 , sedangkan waktu untuk rencana implementasi

sangat pendek.

29

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap Rencana Penerapan Kurikum

2013, penulis banyak menemukan perubahan yang terjadi. Perubahan memang perlu

dilakukan untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya yang masih memiliki banyak

kekurangan. Yang pada akhirnya diharapkan tujuan pendidikan secara umum dapat

dicapai melalui kurikulum yang baru.

Namun walaupun demikian, harus diperhatikan relevansinya baik secara internal

maupun eksternal. Kurikulum 2013 belum relevan baik secara internal maupun eksternal.

Selain belum relevan, kurikulum 2013 ini memiliki dampak baik positif maupun negative.

Akan tetapi dampak negatifnya lebih besar daripada dampak positifnya. Sehingga perlu

diadakan pertimbangan ulang sebelum diimplementasikan. Sehingga kurikulum 2013

nantinya sempurna dan layak untuk diterapkan.

Secara Keseluruhan, Struktur Kurikulum 2013 pada tingkat SD, SMP, dan

SMA/Sederajat mengalami perubahan. Walaupun terjadi pengurangan Mata pelajaran,

akan tetapi jumlah alokasi waktu per minggu pada tingkat SD, SMP, dan SMA/Sederajat

mengalami penambahan. Khusus untuk SMP dan SMA, terdapat mata pelajaran tambahan

yaitu mata pelajaran Prakarya. Menurut kami mata pelajaran ini akan meningkatkan

kreatifitas siswa siswi. Serta mata pelajaran agama yang jam pelajarannya bertambah dari

tingkat SD, SMP, dan SMA/sedrajat ini juga akan menambah nilai-nilai keagamaan pada

diri siswa agar siswa tersebut memiliki sikap yang mencerminkan kebaikan.

Jika melihat proses pengimplementasian Kurikulum 2013, penulis menyimpulkan

bahwa banyak kalangan yang menolak kurikulum 2013 diterapkan pada Juli 2013.

Banyak Kalangan menilai bahwa kurikulum 2013 ini terkesan tergesa-gesa tanpa adanya

perencanaan yang matang. Hingga saat ini, sosialisasi kurikulum 2013 belum menyeluruh

30

ke semua kalangan, baik ke pihak sekolah (Kepala sekolah maupun Guru) hingga kepada

masyarakat luas. Hal ini menyebabkan banyak kalangan berharap agar kurikulum 2013

ditunda dan dilakuka terlebih dahulu sosialisasi kepada seluruh kalangan. Sehingga pada

saat pengaplikasiannya, tidak aka nada kendala lagi khususnya pemahaman terhadap

kurikulum 2013 ini

DAFTAR PUSTAKA

E, Mulyasa. 2009. Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution, S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya, wina. 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group

Syaodih Sukmadinata, Nana. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya

http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/26/09210352/

Pengadaan.Buku.Kurikulum.Baru.Cuma.Pemborosan

http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/07/0936298/

Anggaran.Kurikulum.Pun.Turun.dari.Rp.2.49.T.ke.Rp.800.M?

utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

http://kampus.okezone.com/read/2013/03/28/373/783173/buku-kurikulum-2013-siap-cetak-

28-april

http://kangmartho.files.wordpress.com/2013/01/dokumen-kurikulum-2013.pdf

http://kangmartho.files.wordpress.com/2013/01/dokumen-kurikulum-2013.pdf

http://krjogja.com/read/166194/kurikulum-2013-buku-untuk-guru-beda-dengan-siswa.kr

http://okvina.wordpress.com/category/kumpulan-makalah/

http://sdn3banyurasa.blogspot.com/2013/04/inilah-tiga-kelemahan-kurikulum-2013.html

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/05/04/mm99hq-mendikbud-berikan-

sosialisasi-kurikulum-2013

http://www.tribunnews.com/2013/04/13/implementasi-kurikulum-2013-menjadikan-guru-

guru-seperti-robot

31

32