makalah evaluasi kurikulum
TRANSCRIPT
MAKALAH KELOMPOK
TELAAH MATERI KURIKULUM SLTP, SLTAPENDIDIKAN EKONOMI
EVALUASI KURIKULUM
Dosen :Dra. Rohani, M.Pd
Oleh :
Hany OktaviantiNafin Nihayati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2014 M/ 1435 H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita dengan rahmat dan karunia-Nya kita,sholawat dan salam
semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW.Para sahabat dan semua pengikutnya
yang setia mengikuti ajaran dan semua nya hingga akhir zaman ,Amin Yaa Robbal
Alamin....
Seiring dengan itu,dengan izin Allah penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini, hal ini berguna untuk proses pendalaman materi dan memperkaya
pengetahuan penulis dan teman-teman seperjuangan dan khususnya para pembaca pada
umumnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Dra. Rohani, M.Pd selaku
dosen mata kuliah telaah kurikulum pendidikan ekonomi, dengan judul “ Evaluasi
Kurikulum ’’ semoga dengan niat dan usaha yang tulus mendapat berkah dari Allah
SWT, serta bermanfaat bagi kita semua ,Amin Yaa Rabbal Alamin...
Pekanbaru, Mei 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Evaluasi Pembelajaran...........................................................................3
2.1.1 Pengertian Evaluasi Kurikulum...................................................3
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum......................................5
2.1.3 Dimensi Evaluasi Kurikulum.......................................................6
2.1.4 Prinsip- Prinsip Evaluasi..............................................................8
2.1.5 Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Makro Dan Mikro.................9
2.2 Model –model Evaluasi Kurikulum.......................................................11
2.2.1 Model Measurement ( Pengukuran ) ...........................................12
2.2.2 Model Congruence ( Kesesuaian )...............................................13
2.2.3 Illumination ( Penerangan ).........................................................14
2.2.4 Educational System Evaluation ..................................................15
2.2.5 Model CIPP..................................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................18
Daftar Pustaka
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum
secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal
curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk
pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu
dengan yang lainnya saling terkait. Bahwa setiap komponen yang saling terkait
tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi
tujuan kurikulum.
Evaluasi kurikulum sendiri berisikan hakekat evaluasi kurikulum, dimensi
evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip evaluasi kurikulum, fungsi, dan prosedur
evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja
kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria, evaluasi kurikulum
juga suatu kebijakan publik, dimana dibanyak negara keberadaan evaluasi
didasari oleh ketentuan bahwa pengembangan kurikulum terbuka untuk
dievaluasi. Agar kurikulum yang baik dapat tercapai, harus diimplementasikan
dengan baik, kreatif, dan inovatif.
Untuk dapat mengetahui tingkat tersebut harus melewati satu tahap yang
dinamakan evaluasi kurikulum. Kata-kata yang kami ambil daru buku Prof. DR.
S. HAMID HASAN adalah evaluasi kurikulum tanpa kurikulum tidak punya arti
sebaliknya kurikulum tanpa evaluasi tidak akan mendapatkan hasil maksimal,
baik dalam proses konstruksi kurikulum maupun dalam proses pelaksanaan
kurikulum. Maka dari itu, kelompok kami akan menjabarkan materi dari evaluasi
kurikulum disertai dengan studi kasus yang diangkat dari permasalahan evaluasi
kurikulum yang ada di Indonesia terutama.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian, tujuan, fungsi dan dimensi dari evaluasi kurikulum?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi
kurikulum?
3. Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Makro Dan Mikro
4. Beberapa model –model evaluasi kurikulum.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengkaji dan mengetahui apa pengertian dari Evaluasi Kurikulum
dan tujuan dari evaluasi kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa sajakah model-model dari Evalausi Kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evaluasi Kurikulum
2.1.2 Pengertian Evaluasi Kurikulum
Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang
sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Nana
Syaodih, (1994:172) mendefinisikan evaluasi adalah merupakan kegiatan yang
luas, kompleks dan terus-menerus untuk mengetahui proses dan hsil
perlaksanaan system pendidikan daloam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan
metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang
berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan
evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai
rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Sedangkan pengertian kurikulum adalah sebagai berikut:
a) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional);
b) Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran
serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di
bidang Kesehatan).
3
c) Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk
mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu
pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu
bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk
mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus
diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives)
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;
d) Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan
pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum
berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin
berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan
pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.
Jadi, evaluasi kurikulum adalah suatu proses evaluasi terhadap kurikulum
secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal
curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam pembelajaran.
Evaluasi untuk program pelaksanaan pengembangan kurikulum ditingkat
sekolah memerlukan indicator keberhasilan sebagai tolak ukur, pencapaian
pelaksanaan kurikulum. Indikator keberhasilan kurikulum mencakup: 1)
indicator keberhasilan sosialisasi kurikulum, 2) indicator keberhasilan
penyusunan silabus, 3) indicator keberhasilan penyusunan program tahunan dan
semester, 4) indicator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran, 5)
indicator keberhasilan penyusunan bahan ajar, dan 6) indicator keberhasilan
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Evaluasi pelaksanaan kurikulum tidak hanya mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dan proses pembelajarannya, tetapi juga rencana dan pelaksanaan
kurikulum, kemampuan dan kemajuan peserta didik, sarana dan prasarana, serta
sumber belajarnya. Hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat digunakan oleh
pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan pada tingkat
4
pusat, daerah dan sekolah untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan
meningkatkan hasil yang lebih maksimal.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan.
1. Untuk perbaikan program
Bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi
perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang
dikembangkan.
2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
Diperlukan semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang
kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak tersebut
baik yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum maupun pihak
yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan.
Tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari
dalam melainkan lebih merupakan suatu ‘keharusan’ dari luar.
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban
atas dua kemungkinan pertanyaan : pertama, apakah kurikulum baru
tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada?
Kedua, dalam kondisi yg bagaimana dan dengan cara yang bagaimana
pula kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang
ada? Dan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam
menjawab pertanyaan diperlukan kegiatan evaluasi kurikulum.
Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi
Formatif dan Fungsi Sumatif
5
Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk
memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan
Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai
pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum).
2.1.3 Dimensi Evaluasi Kurikulum
Kurikulum memiliki dimensi yang luas karena mencakup
banyak hal. Aspek-aspek kegiatan kurikulum dimulai dari
perencanaan, pengembangan komponen, implementasi serta hasil
belajar dianggap sebagai ruang lingkup kajian evaluasi kurikulum.
Dengan demikian, evaluasi kurikulum mencakup semua aspek
tersebut, artinya bahwa evaluasi kurikulum merupakan suatu proses
evaluasi terhadap kurikulum secara keseuruhan baik yang bersifat
makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun
lingkup mikro (actual curricuum) dalam bentuk pembelajaran.
Dimensi evaluasi kurikulum mencakup dimensi program
(tujuan, isi kurikulum dan pedoman kurikulum) dan dimensi
pelaksanaan (input, proses, output dan dampak).
1. Dimensi Program
a. Tujuan (institusional, kurikuler, instruksional) yang terdiri dari
: Lingkup abilitas/kompetensi, kedalaman/keluasan tujuan,
kesinambungan antar tujuan, relevansi antar tujuan, rumusan
kalimat.
b. Isi Kurikulum (Struktur, Komposisi, Jumlah mata pelajaran,
alokasi waktu) yang terdiri dari : Kesesuaian dengan tujuan,
6
scope dan sequence, sifat isi, esensi, kesinambungan,
organisasi, keseimbangan, dan kegunaan.
c. Pedoman Pelaksanaan yang terdiri dari : Proses belajar-
mengajar, sistem penilaian, administrasi dan supervisi, dan
sumber belajar.
2. Dimensi Pelaksanaan
a) Komponen Masukan
Masukan mentah (input peserta didik)
Komponen- komponen yang ada didalam masukan mentah
ini yaitu : Jumlah peserta didik, minat dan motivasi, kecakapan
sebelumnya, dan bakat/potensi.
Masukan Alat yang terdiri dari : Bahan pelajaran/pelatihan, alat-
alat pembelajaran, media dan sumber belajar, pengajar/pelatih
(jumlah dankualitasnya), Sistem administrasi, dan prasarana
pendidikan.
Masukan Lingkungan yang terdiri dari : lingkungan social,
lingkungan budaya, lingkungan geografis, dan lingkungan
religius.
b) Komponen Proses
Interaksi unsur-unsur masukan untuk mencapai tujuan :
Peserta – Peserta
Peserta – Pengajar/pelatih
Peserta – Lingkungan
Pengajar – Pengajar
c) Komponen Keluaran
7
Komponen keluaran ini nantinya akan menghasilkan suatu
perubahan tingkah laku (kompetensi) setelah mengalami proses :
pengetahuan, sikap/nilai, dan keterampilan.
d) Komponen Dampak
Dampak yang akan dirasakan oleh peserta didik di masyarakat
/tempat kerja yaitu : Kemandirian, kemampuan
intelektual, kemampuan social, moral, etos kerja, dsb.
2.1.4 Prinsip-prinsip Evaluasi
Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu pelaksanaan
evaluasi pendidikan:
1. Keterpaduan.
Evaluasi tersebut harus memegang pada prinsip-prinsip keterpaduan atau
keselarasan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan intruksional pengajaran
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.
2. Keterlibatan peserta didik
Dalam sebuah prinsip evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta
didik merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik
dalam evaluasi bukan alternatif dan seluruhnya mempunyai keterkaitan
yang erat.
3. Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran
yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik
yang hendak diukur. Dan keselarasan peseta didik dengan pembelajaran
harus sesuai.
8
4. Pedagogis
Pedagogis adalah seni dalam mengajar. Prinsip evaluasi pendidikan yang
ketujuah adalah perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk
melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil
evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa atau peserta didik.
5. Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau
bahan pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti
orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Yang harus diperhatikan agar mendapat informasi yang akurat,
diantaranya:
1. Dirancang secara jelas abilitas
2. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar.
3. Agar hasil penilaian obyektif, menggunakan penilaian yang komprehensif.
4. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut.
5. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian (grading)
Penilaian harus bersifat komparabel.
6. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya bagi siswa dan juga guru.
2.1.5 Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Makro Dan Mikro
Ada sekurang-kurangnya dua tujuan pokok yang ingin dicapai melalui
kegiatan evaluasi kurikulum. Pada tingkat mikro ini, antara lain:
Mengukur efek pengajaran tujuan utama evaluasi program pada tingkat
mikro adalah untuk memperoleh gambaran tentang efek atau pengaruh dari
pengajaran yang telah diberikan terhadap penguasaan,kemampuan yang
ingin dicapai dalam suatu mata ajaran
9
Efek atau pengaruh tersebut dapat diketahui bila dilakukan perbadingan
antara hasil yang dicapai peserta didik sebelum dan sesudah pengajaran
diberikan.
Memperbaiki pengajaran,disamping untuk keperluan pengukuran efek atau
pengaruh pengajaran evaluasi program tingkat mikro bertujuan pula untuk
memperoleh gambaran ataupun inpormasi tentang bagian-bagian pelajaran
yang masih belum dipahami oleh para peserta didik.
Jenis-jenis evaluasi
Evaluasi awal di lakukan sebelum pengajaran diberikan,fungsinya ialah
untuk mengetahui kemampua awal peserta didik tentang pelajaran yang
akan diberikan.
Evaluasi antara ; dilakukan pada setiap unit bahan yang diberikan dalam
suatu mata pelajaran,dapat berbentuk tes dan bentuk-bentuk evaluasi yang
lain tentang unit yang bersangkutan.
Evaluasi akhir dilaukan setelah pengajaran diberikan.fungsinya ialah untuk
memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai pesrta didik pada
akhir program.
Evaluasi kurikulum pada tingkat yang lebih makro
Berikut ini berturut-turut akan dijelaskan tentang tujuan, jenis, dan
skema kegiatan evaluasi kurikulum yang tingkatnya lebih makro. Evaluasi
kurikulum pada tingkat yang lebih makro dilakukan untuk menghasilkan
masukan-masukan yang diperlukan bagi penyusunan dan perbaikan :
Tujuan dan program kurikulum
Bahan dan pertalatan / fasilitas pendidikan
Jenis evaluasi
10
Untuk mencapai tujuan evaluasi ada 4 jenis evaluasi yang perlu
dilakukan :
Evaluasi kontek : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan dalam perecanaan program, khususnya dalam penetuan
tujuan dan program kuriklum diklat
Evaluasi masukan : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan dalam penyiapan dan perbaikan peralatan pendidikan
yang meliputi bahan ajar,sarana / alat penunjang media pengajaran stap
pengajar,dan sebagainya.
Evaluasi proses / hasil jangka pendek : informasi untuk keperluan
perbaikan program dan pelaksanaan pendidikan mencakup informasi
tentang proses maupun hasil jangka pendek yang dicapai peserta didik
selama dan pada akhir tiap unit program.
Evaluasi dampak / hasil jangka panjang : evaluasi ini diadakan untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan bagi peninjauan kembali
keseluruhan program pendidikan dan penentu kegiatan tindak lanjut yang
diperlukan termasuk perbaikan kurikulum pada siklus / putaran hidup.
2.2 Model Evaluasi Kurikulum
Secara garis besar , berbagai model evaluasi kurikulum yang telah di
kembangkan selama ini dapat di golongkan ke dalam lima model yaitu :
1. Measurement ( Pengukuran )
2. Congruence ( Kesesuaian )
3. Illumination ( Penerangan )
4. Educational System Evaluation ( Evaluasi Sistem Pendidikan )
11
5. Model CIPP
2.2.1 Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi di
gunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan
perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan.
Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif
dan khususnya yang dapat di ukur dengan alat evaluasi yang objektif dan dapat
di bakukan. Dalam kegiatan evaluasi , di lakukan cara-cara sebagai berikut :
1) Menempatkan’kedudukan’ setiap siswa dalam kelompoknya melalui
pengembangan norma kelompok dan evaluasi hasil belajar.
2) Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang
menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda-beda melalui
analisis secara kuantitatif.
3) Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang di susun dalam bentuk
objektif, yang terus di kembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang
reliabel dan valid.
Konsep measurement ini memberikan sumbangan yang sangat berarti
dalam hal penekanannya terhadap pentingnya objektivitas dalam proses
evaluasi. Pendekatan yang digunakan oleh konsep ini masih sangat besar
pengaruhnya dalam berbagai kegiatan pendidikan , seperti klasifikasi siswa,
pemberian nilai di sekolah dan kegiatan penelitian pendidikan. Kelemahan dari
konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebihan pada aspek pengukuran
dalam kegiatan evaluasi pendidikan.
Pada model ini dapat digunakan di ruang lingkup sekolah dan ruang
lingkup pendidikan itu sendiri. Karena model evaluasi ini berkesinambungan
12
dengan hasil evaluasi pendidikan itu sendiri. Model ini dapat di lakukan oleh
seorang guru di dalam kelas guna membantu para pengembang kurikulum
dalam mengevaluasi kurikulum yang digunakan .
Jadi model evaluasi ini digunakan di ruang lingkup micro hingga ruang
lingkup macro. Karena sangat penting untuk memperbaiki kurikulum yang ada .
2.2.2 Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara
tujuan pendidikan dan hasil belajar yang di capai, untuk melihat sejauh mana
perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam
rangka penyempurnaan program, bimbingan , pendidikan dan pemberian
informasi kepada pihak pihak di luar pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan
pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap.
Adapapun cara-cara yang dilakukan :
1) Menggunakan prosedur pre and post assessment dengan menempuh
langkah-langkah sebagai berikut : penegasan tujuan, pengembangan alat
evaluasi dan penggunaan hasil evaluasi.
2) Analisis hasil evaluasi di lakukan secara bagian demi bagian
3) Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik yang cocok untuk menilai
berbagai perilaku yang terkandung dalam tujuan.
Konsep congruence ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan
tujuan untuk mengkaji efektifitas kurikulum yang sedang di kembangkan.
Dengan mengkaji efektifitas kurikulum dalam mencapai tujuan-tujuan yang
telah di tetapkan , hal ini akan memberikan balikan kepada pengembang
kurikulum tentang tujuan mana yang sudah dan yang belum di capai.
Kelemahan konsep ini terletak pada ruang lingkupnya karena tujuan
evaluasi di arahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum , tapi
13
konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai objek
langsung evaluasi.
Model ini bisa di laksanakan pada ruang lingkup sekolah misalnya di
dalam kelas dengan hasil belajar siswa dapat membantu guru untuk meberikan
kontribusi kepada pengembang kurikulum untuk mengevaluasi kurikulum,
apakah tujuan kurikulum itu sudah tercapai keseluruhan atau belum . Jadi
pelaksanaan kurikulum ini dapat dilaksanakan di ruang lingkup micro dan
macro.
2.2.3 Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksanaan
program, pengaruh faktor lingkungan , kebaikan- kebaikan dan kelemahan
program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar.Evaluasi
lebih di dasarkan pada judgment yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program . Objek evaluasi mencakup latar belakang dan
perkembangan program , proses pelaksanaan , hasil belajar dan kesulitan –
kesulitan yang dialami. Adapun cara-cara yang yang dilakukan :
1) Menggunakan prosedur yang disebut progressive focusing dengan langkah
orientasi , pengamatan yang lebih terarah dan analisis sebab akibat.
2) Bersifat kualitatif- terbuka.
3) Teknik evaluasi mencakup : observasi , wawancara, angket dan analisis
dokumen.
Konsep illumination menekankan pentingnya di lakukan evaluasi yang
berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum sedang berlangsung.
Gagasan yang terkandung di dalam konsep ini memang penting dan menunjang
proses penyempurnaan kurikulum , karena pihak pengembang kurikulum akan
14
memperoleh informasi yang cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi
dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dikembangkan.
Kelemahan terletak pada teknis pelaksanaannya :
a. Kegiatan evaluasi tidak di dahului oleh adanya perumusan kriteria yang jelas
sebagai dasar bagi pelaksanaan dan penyimpulan hasil evaluasi.
b. Objektivitas dari evaluasi yang dilakukan perlu di persoalkan .
Hampir sama dengan model-model lainnya , model ini ditujukan kepada
hasil belajar siswa tetapi yang membedakannya apa yang akan di evaluasi nya
misalnya saja tentang program-program yang dilaksanakan, pengaruh program
yang dilaksanakan terhadap hasil belajar siswa.
2.2.4 Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap
dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan
judgment. Objek evaluasi mencakup input ( bahan, rencana, peralatan), proses
dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Adapun cara-cara yang di
tempuh :
1) Membandingkan performance setiap dimensi program dan kriteria internal.
2) Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria.
3) Eksternal, yaitu performance program yang lain.
4) Teknik evaluasi : tes, observasi , wawancara , angket dan analisis.
Ditinjau dari hakikat dan ruang lingkup evaluasi, konsep ini
memperlihatkan banyak segi yang positif untuk kepentingan proses
pengembangan kurikulum. Konsep ini mengemukakan perlunya evaluasi itu
15
dilakukan terhadap berbagai dimensi program, tidak hanya hasil yang di capai,
tapi juga input dan proses yang dilakukan tahap demi tahap.
Kelemahan dari model ini menyangkut dari segi teknis dan segi
strategis. Persoalan teknis berkenaan dengan prosedur yang ditempuh dalam
membandingkan hasil antara kurikulum yang baru dan kurikulum yang ada.
Dari segi strategis menyangkut persoalan ‘nasib’ dari kurikulum yang baru
tersebut bila hasil perbandingan yang di lakukan menunjukkan perbedaan yang
tidak berarti.
Pada model ini yang di evaluasi adalah pada bagian bahan , rencana dan
peralatan yang ada. Secara micro kita melihat terlebih dahulu apakah guru
tersebut sudah mempersiapkan bahan atau RPP sebelum ia mengajar. Itulah
yang harus dilihat pada model ini. Sehingga ruang lingkup macro
mempengaruhi setelah itu pengembang kurikulum akan menilai dan
mengevaluasi dimensi kurikulum bagian input ini dan dilanjutkan dengan hasil
yang sudah di capai.
2.2.5 Model CIPP
Model ini menitikberatkan pada pandangan bahwa keberhasilan
program pendidikan di pengaruhi oleh berbagai faktor , diantaranya :
karakteristik peserta didik , lingkungan , tujuan program , peralatan yang
digunakan serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri.
Model evaluasi ini menggambarkan cakupan evaluasi kurikulum yang
cukup luas, tidak hanya mencakup aspek pembelajaran saja sebagai
implementasi kurikulum , namun keseluruhan aspek mulai dari : konteks ,
masukan (input), proses dan produk atau hasil.
16
Konteks
Berkaitan dengan situasi atau latar belakang yang memengaruhi terhadap
pengembangan kutrikulum tertentu yang didalamnya terdapat jenis-jenis
tujuan dan strategi pencapaian yang akan dikembangkan dalam kurikulum.
Masukan
Berkaitang dengan bahan, peralatan , sarana , fasilitas yang disiapkan , dan
mendukung serta menjadi kelengkapan dari kurikulum yang
dikembangkan.
Proses
Berkaitan dengan pelaksanaan nyata dari kurikulum yang dikembangkan
dalam bentuk proses belajar mengajar , baik dikelas maupun diluar kelas,
baik kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
Product
Berkaitan dengan keseluruhan hasil yang dicapai oleh pengembangan
kurikulum tersebut termasuk produk dari hasil pembelajaran. Evaluasi
terhadap produk meliputi :
1. Evaluasi jangka pendek
2. Evaluasi jangka panjang
Dengan adanya evaluasi ini dapat membantu para pengembangan
kurikulum dalam menyempurnakan kurikulum-kurikulum yang ada dan
kurikulum yang baru. Maka dari itu para pengembangan kurikulum harus dapat
memahami model-model evaluasi yang ada agar dapat menyempurnakan
kurikulum tersebut dengan dibantu oleh sekolah , guru dan siswa .
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang di evaluasi adalah
efektifitas, relevansi, evisiensi, dan kelaiakan ( feasibillty ) program.
Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk keperluan : perbaikan program, pertanggung
jawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Model evaluasi digolongkan kedalam lima model yaitu :
a. Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi terutama
digunakan untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan
efektifitas antara dua atau lebih program / metode pendidikan. Obyek evaluasi
model ini menitik beratkan pada aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur
dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat dibakukan.
b. Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan
pendidikan dan hasil belajar yang telah dicapai, untuk melihat sejauh mana
perubahan atau keberhasilan pendidikan yang telah terjadi. Hasil evaluasi
diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan
pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan. Pada model ini obyek
evaluasi menitik beratkan dalam bentuk kognitif, psikomotorik, maupun nilai dan
sikap. Jenis datayang dikumpulkan adalah data obyektif khsusunya skor hasil test.
18
c. Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksaan program,
pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta
pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Pada model ini evaluasi
lebih didasarkan pada jugment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program. Obyek evaluasi pada model ini mencakup latar belakang
dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan kesulitan-
kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data
subyektif (judgement data) dalam kegiatan evaluasi.
d. Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap
dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan
judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan
penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input
(bahan, rencana, peralatan), proses, dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih
luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif maupun data
subyektif (judgment data) dalam kegiatan evaluasi.
e. Model CIPP
Model ini menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : Karakteristik peserta
didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta
prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum
pada model ini dimaksudkan untuk membandinghkan performance atau kinerja
dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk
menimbulkan pertimbangan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 1997.
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan
Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Anonim, http:// sauronaqila. blogspot. com/2013/04/ makalah -evaluasi-
kurikulum.html .(online) diakses 01 Mei 2014
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195705101985031-
ENDANG_RUSYANI/EVALUASI_KURIKULUM.pdf (online) diakses 01
Mei 2014.
20