makalah anatomi kurikulum

34
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BEKANG Pada zaman sekarang ini negara Indonesia telah memasuki era globalisasi, tentu segala sesuatu telah mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik. Yang harus didukung juga oleh pendidikan yang baik pula, sehingga pendidikan tersebut membuat masyarakat bisa hidup dalam era globalisasi yang memerlukan kemampuan yang baik dari masing – masing individu tersebut. Pendidikaan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena dapat menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu pendidikan tidak lepas dari kurikulumnya yang mencetak siswasiswanya. Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis ataupun dinamis dengan kompetensi yang harus dimiliki. Karena kurikulum pendidkan itu sangat penting maka kurikulum harus mempunyai bagian – bagian penyusun yang kokoh dan pijakan atau landasan yang kuat sehingga pendidikann itu tidak akan mudah terombang-ambing oleh keadaan zaman karena yang pertaruhkanya adalah manusia yang dihasilkan oleh pendidkan itu sendiri. Landasan pendidikan sutu bangsa di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan penegetahuan dan teknologi, 1

Upload: erwin-moh-riyanda

Post on 04-Aug-2015

150 views

Category:

Education


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah anatomi kurikulum

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BEKANG

Pada zaman sekarang ini negara Indonesia telah memasuki era globalisasi, tentu segala

sesuatu telah mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik. Yang harus didukung

juga oleh pendidikan yang baik pula, sehingga pendidikan tersebut membuat masyarakat

bisa hidup dalam era globalisasi yang memerlukan kemampuan yang baik dari masing –

masing individu tersebut.

Pendidikaan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena dapat

menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu

pendidikan tidak lepas dari kurikulumnya yang mencetak siswasiswanya.

Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis ataupun dinamis dengan

kompetensi yang harus dimiliki.

Karena kurikulum pendidkan itu sangat penting maka kurikulum harus mempunyai

bagian – bagian penyusun yang kokoh dan pijakan atau landasan yang kuat sehingga

pendidikann itu tidak akan mudah terombang-ambing oleh keadaan zaman karena yang

pertaruhkanya adalah manusia yang dihasilkan oleh pendidkan itu sendiri. Landasan

pendidikan sutu bangsa di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti landasan filosofis,

landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan penegetahuan dan teknologi,

sehingga setiap bangsa pasti memiliki kurikulum yang berbeda dengan bangsa-bangsa

lainnya yang disesuaikan dengan factorfaktor diatas.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian kurikulum?

2. Apa saja fungsi kurikulum?

3. Apa komponen – komponen (anatomi) kurikulum?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertin dari kurikulum

2. Untuk mengethui fungsi dari kurikulum

3. Untuk mengetahui apa saja komponen – komponen penyusun

kurikulum

1

Page 2: Makalah anatomi kurikulum

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PENGER TIAN KURIKULUM

Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin currere, yang berarti lapangan perlombaan

lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum yang berarti a running course, dan

dalam bahasa Prancis dikenal dengan carter berarti to run (berlari). Dalam

perkembangannya (BMPM, 2005 : 1). Menurut J. Galen Sailor dan William M Alexander

(1974 : 74), curriculum is defined reflects volume judgments regarding the nature of

education. The definition used also influences haw curriculum will be planned and

untilized.

Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan

berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan

dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan

pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan

Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) memuat beberapa sistem pendidikan yang

ada di Indonesia. Salah satunya menjelaskan arti kurikulum. Kurikulum yang

dimaksudkan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemudian menurut Hilda taba,

kurikulum merupakan sebuah rencana belajar dengan mengungkapkan, bahwa a

curriculum is a plan for learning

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan di sana dijelaskan, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (BSNP, 2008: 6).

(Munir, 2008: 28). Dari definisi ini menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu

kegiatan yang menpunyai tujuan tertentu, merupakan program yang direncanakan, disusun

dan diatur untuk kemudian dilaksanakan oleh sekolah melalui cara-cara yang telah

ditentukan pula. Kurikulum ini sendiri dapat berupa: (1) rancangan kurikulum, yaitu buku

2

Page 3: Makalah anatomi kurikulum

kurikulum suatu lembaga pendidikan; (2) Pelaksanaan kurikulum, yaitu proses pendidikan

untuk mencapai tujuan pendidikan; dan (3) evaluasi kurikulum, yaitu penilaian atau

penelitian hasil-hasil pendidikan. Dalam lingkup pendidikan, kegiatan merancang,

melaksanakan dan menilai kurikulum yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan

dilaksanakan sebagai program pengajaran.

B. FUNGSI KURIKULUM

Fungsi berarti jabatan, kedudukan, atau kegiatan. Fungsi dari kurikulum adalah

sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kalau salah satu komponen dalam

kurikulum tidak berfungsi akan mengakibatkan komponen lain terganggu.

1) Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan

proses pembelajaran.

2) Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan

supervisi kurikulum terhadap para guru pemegang mata pelajaran.

3) Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi untuk mendorong sekolah agar dapat

menghasilkan berbagai tenaga yang berkualitas

C. ANATOMI ATAU KOMPONEN KURIKULUM

Bagan diatas ini menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh 4 komponen

yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi, pencapaian tujuan dan

komponen evaluasi. Sebagai suatu system,setiap komponen harus saling berkaitan satu

3

Page 4: Makalah anatomi kurikulum

sama lain. Manakala salah satu komponen yang terbentuk sister kurikulum terganggu atau

tidak berkaitan dengan komponen lainnya maka system kurikulum juga akan terganggu.

Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia atau binatang, yang

memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur dari anatomi tubuh kurikulum yang utama

adalah tujuan, isi materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.

Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain.

Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi:

1) Kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,kondisi dan

perkembangan masyarakat.

2) Kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan,

proses sesuai dengan isi dan tujuan,demikian juga evaluasi sesuai dengan proses,

isi dan tujuan kurikulum.

Untuk lebih jelasnya uraian di bawah ini menjabarkan tentang komponen-komponen

kurikulum, yaitu:

A. Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam

sekala macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system

nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu

masyarakat yang dicita-citakan. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai

tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat

diukur,yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan

menjadi 4, yaitu :

a) Tujuan Pendidikan Nasional ( TPN)

b) Tujuan Institusional ( TI )

c) Tujuan Kurikuler ( TK )

d) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran ( TP )

1) Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan

sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan

pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai

dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah

dalam bentuk undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber

dari system nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta

4

Page 5: Makalah anatomi kurikulum

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

2) Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan.

Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang

dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya

standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan

tinggi.

3) Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau mata

pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk

mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus

dpat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

4) Tujuan Pembelajaran yang merupakn bagian dari tujuan kurikuler,dapat didefinisikan

sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari

bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya

guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang

akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan

pembelajaran adalah tugas guru.

Menurut Bloom, dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives

yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat

digolongkan kedalam 3 klasifikasi atau 3 domain ( bidang ), yaitu domain kognitif, afektif

dan psikomotor.

a. Domain Kognitif

Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan

intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan

memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu :

1) Pengetahuan ( Knowledge )

Pengetahuan ( knowledge ) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan

mengingkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya ( recall ). Kemapuan

pengetahuan ini merupakan kemampuan taraf yang paling rendah. Kemampuan

dalam bidang kemampuan ini dapat berupa : Pertama, pengetahuan tentang

5

Page 6: Makalah anatomi kurikulum

sesuatu yang khusus ; pengetahuan tentang fakta. Pengetahuan mengingat fakta

smacam ini sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi.

Kedua, pengetahuan tentang cara/ prosedur atau cara suatu proses tertentu.

2) Pemahaman ( comprehension )

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek

pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala

didahului oleh sejumlak pengetahuan ( knowledge ). Oleh sebab itu, pemahaman

lebih tinggi ditingkatkanya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar

mengingat fakta, tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan,

menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan mengankap makna atau arti suatu

konsep. Kemampuan pemahaman ini bisa merupakan kemampuan

menerjemahkan, menafsirkan ataupun kemampuan ekstrapolasi. Kemampuan

menjelaskan yakni kesanggupan untuk menjelaskan makna yang terkandung

dalam sesuatu, pemahaman menafsirkan sesuatu, dan pemahaman ekstrapolasi.

3) Penerapan ( application )

Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur

ada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang

lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengamplikasikan suatu bahan

pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hokum,konsep,

ide dan lain sebagainya kedalam sesuatu yang lebih konkrit.

4) Analisis

Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan

pelajaran kedalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungn antar bagian

bahan itu. Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang komplek yang hanya

mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah dapat menguasai

kemampuan memahami dan menerapkan. Analisis berhubungan dengan

kemampuan nalar. Oleh karena itu biasanya analisis diperuntukan bagi

pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa-siswa tingkat atas.

5) Sintesis

Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian kedalam suatu

keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau meliaht

6

Page 7: Makalah anatomi kurikulum

hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan

kebalikan dari analisis. Kalau analisis mampu menguraikan menjadi bagian-

bagian, maka sintesis adalah kemampuan menyatukan unsure atau bagian-

bagian menjadi sesuatu yang utuh. Kemampuan menganalisis dan sintesis,

merupakan kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan atau menciptakan

inovasi dan kreasi baru.

6) Evaluasi

Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam doain kognitif tujuan ini

berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan

maksud atau kriteria tertentu. Dalam tujuan ini, terkandung pula kemampuan

untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagi pertimbangan dan ukuran-

ukuran tertentu. Untik dapat memiliki kemampuan memberikan penilaian

dibutuhkan kemampuan - kemampuan sebelumnya.

Tiga tingkatan tujuan kognitif yang pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi,

dikatakan sebagai tujuan kognitif tingkat rendah ; sedangkan tiga tingkatan selanjutnya

yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi dikatakan sebagai tujuan kognitif tingkat tinggi.

b. Domain afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini

merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya,

seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek manakala telah

memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl dan kawan-

kawan ( 1964 ), dalam bukunya Taxonomi of Educational Objectives : Affective

Domain, Domain afektif memiliki tingkatan yaitu :

1) Penerimaan

Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala,

kondisi, keadaan atau suatu masalah. Seseorang memiliki perhatian yang positif

terhadap gejala-gejala tertentu manakal mereka memiliki kesadaran tentang

gejala, kondisi atau kondisi yang ada. Kemudian mereka juga menunjukan

kerelaan untuk menerima, bersedia untuk memerhatikan gejala, atau kondisi

yang diamatinya itu. Akhirnya, mereka memiliki kemauan untuk mengarahkan

segala perhatiannya terhadap objek itu.

2) Merspon

7

Page 8: Makalah anatomi kurikulum

Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi

aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat

waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain

dan sebagainya. Respon biasanya diawali dengan diam-diam, kemudian

dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kesadaran, setelah itu baru dilakukan

dengan penuh kegembiraan dan kepuasan.

3) Menghargai Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuj memberi penilaian

atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. Menghargai terdiri

dari penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu seperti menerima adanya

keasan atau persamaan hak antara laki-laki dan perempuan; mengutamakan

suatu nilai seperti memiliki keyakinan akan kebenaran suatu ajaran tertentu,

serta komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan aktivitas.

4) Mengorganisasi Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan

dengan pengembangan nilai kedalam system organisai tertentu, termasuk

hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu. Tujuan ini terdiri dari

mengkonseptualisasikan nilai, yaitu memahami insur-unsur abstrak dari suatu

nilai yang dimiliki dengan nilai-nilai yang datang kemudian; serta

mengorganisasi suatu system nilai, yaitu nengembangkan suatu system nilai

yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat dan termasuk nilai-nilai yang

lepas-lepas.

5) Karakterisasi Nilai Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi

system nilai dengan pengkajian secara mendalam , sehingga nilai-nilai yang

dibangunkannya itu dijadikan pandangan ( falsafah ) hidup serta dijadikan

pedoman dalam bertindak dan berperilaku.

6) Domain Psikomotor Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan

dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang

termasuk kedalam domain ini :

1. Persepsi ( Perception )

2. Kesiapan ( Set )

3. Meniru ( Imitation )

4. Membiasakan ( habitual )

5. Menyesuaikan ( Adaptation )

6. Menciptakan ( Organization )

8

Page 9: Makalah anatomi kurikulum

Persepsi merupanan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang

dipermasalahkan. Persepsi pada dasarnya hanya mungkin dimiliki oleh seseorang

sesuai dengan sikapnya. Kesiapan berhubungan dengan kesediaan seseorng untuk

melatih diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan perilaku-

perilaku khusus.

Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempralktekan dalam gerakan-

gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya. Kemampuan meniru tidak

selamanya diikuti oleh pemahaman tentang pentingnya serta makna gerakan yang

dilakukannya.

Kemampuan habitual sudah merupakan kemampuan yang didorong oleh kesadaran

dirinya walaupun gerakan yang dilakukannya masih seperti pola yang ada. Baru

dalam tahapan berikutnya, yaitu kemampuan yang berhadaptasi gerakan atau

kemampuan itu sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.

Tahap akhir dari keterampilan ini adalah tahap mengorganisasikan, yakni kemapuan

seseorang untuk berkreasi dan mencipta sendiri suatu karya. Tahap ini merupakan

tahap puncak dari keseluruhan kemampuan, yang tergambardari kemampuanya

menghasilkan sesuatu yang baru.

B. Komponen Isi /Materi Pelajaran

Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar

yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang

berhubungan dengan pengetahuan atau mteri pelajaran yang biasanya tergambarkan

pada isi setiap mta pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.

Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang

ditentukan.

Untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan materi.

Bahan ajar (materi) tersusun atas topik dan sub-topik tertentu. Tiap topik dan sub-

topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Topik atau sub-topik tersebut tersusun dalam sekuens tertentu yang membentuk suatu

sekuens bahan ajar, yaitu:

a) Sekuens kronologis, untuk menyusun bahan ajar mengandung urutan waktu.

9

Page 10: Makalah anatomi kurikulum

b) Sekuens kausal, berhubungan dengan peristiwa sebab akibat dari sebuah

kejadian.

c) Sekuens struktural, bagian bahan ajar suatu bidang studi telah mempunyai

struktur tertentu.

d) Sekuens logis dan psikologis, bahan ajar disusun berdasarkan urutan logis.

e) Sekuens spiral, bahan ajar dipusatkan pada topik tertentu baru kemudian

diperdalam.

f) Rangkaian kebelakang, sekuen ini mengajar dimulai dengan langkah terakhir

dan mundur kebelakang.

g) Sekuens berdasarkan hirarki belajar, dimana tujuan khusus utama

pembelajaran dianalisis kemudian dicari suatu hirarki urutan bahan ajar untuk

mencapai tujuan tersebut (Nana Syaodih, 2005: 105).

C. Metode/Strategi

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan

kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat

penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Begitu pula dengan

pendapat T. Rakjoni yang mengartikan strategi pembelajaran sebagai pla dan urutan

umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan Dari dua pengertian diatas ada dua hal yang

perlu diamati, yaitu:

1) Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan

dalam pembelajaran.

2) Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah upaya

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata

agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode juga digunakan

untuk merealisasikan strategiyang telah ditetapkan. Dalam satu strategi

pembelajaran digunakan beberapa metode. Strategi berbeda dengan metode.

Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan

metode adalah a way in achieving something. Istilah lain yang juga memiliki

kemiripan dengan strategi adalah pendekatan ( approach). Sebenarnya pendekatn

berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik

tolak atau sudutpandangterhadapp proses pembelajaran.

10

Page 11: Makalah anatomi kurikulum

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Menurut Rowntree

dalam Nana Syaodih (2008: 107) membagi strategi mengajar itu atas Exposition-

Discovery Learning dan Groups- individual Learning.

Kemudian Ausebel dan Robison membaginya atas strategi Reception Learnin-

Discovery Learning dan rote Learning-Meaningful Learning.

Reception dan exposition sesungguhnya memiliki makna yag sama, perbedaannya

terletak pada pelakunya. Reception Learning ilihat dari siswa sedangkan Exposition

Learning dilihat dari guru. Kedua strategi keseluruhan bahan ajar disampaikan

kepada siswa dalam bentuk akhir, baik secara lisan maupun tulisan. Siswa tidak

dituntut untuk mengolah, atau melakukan aktivitas lain kecuali menguasainya.

Sedangkan dalam Rote Learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa

memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa. Siswa menguasai bahan ajar dengan

menghafalkannya. Dalam meaningful learning penyampaian bahan mengutamakan

maknanya bagi siswa. Menurut Ausabel dan Robinson dalam Nana Syaodih (2008:

108) sesuatu bahan ajar bermakna bila dihubungkan dengan struktur kognitif yang ada

pada siswa. Struktur kognitif terdiri atas Fakta, data, konsep, proporsi, dalil, hukum

dan teori yang telah dikuasai sebelumnya, yang tersusun membentuk struktur dalam

pikiran anak.

Terkir yaitu Group Learning dan Individual Learning, merupakan bentuk kegiatan

pembelajaran secara kelompok maupun individual. Walaupun masing-masing

mempunyai kekurangan, untuk kelompok akan semakin membuat jarak antara siswa

yang aktif dengan yang kurang aktif. Anak yang aktif membuat dirinya semakin

memahami bahan ajar, sedang yang kurang aktif cenderung akan menunggu dan

menonton kegiatan (Nana Syaodih: 2008: 107- 108).

Selain strategi pembelajaran ada hal penting lainnya yang akan mendukung

pembelajaran terseut yaitu media pembelajaran yang akan mempermudah dalam

melakukan pembeljaran. Media belajar merupakan segala macam bentuk perangsang

dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Perumusan di atas

menggambarkan pengertian media yang cukup luas, mencakup berbagai bentuk

perangsang belajar yang sering disebut audio visual aid, serta berbagai bentuk alat

penyaji perangsang belajar, berupa alat-alat elektronika seperti LCD, video, gambar

dan laptop. Kurikulum dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi

11

Page 12: Makalah anatomi kurikulum

pendidikan berfungsi memperkuat pengembangan kurikulum. Bagaimana kurikulum

dikembangkan, maka itu menjadi fungsi teknologi pendidikan. Terminologi teknologi

tidak hanya berkaitan dengan mesin atau alat, namun juga berkaitan dengan kegiatan

menerapkan ilmu atau pengetahuan untuk memecahkan masalah (Munir, 2008: 74).

Rowntree dalam Nana Syaodih (2005: 108-109) mengelompokan media mengajar

menjadi lima macam, yaitu:

a) Interaksi Insani, yaitu merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau

lebih.

b) Realita, yaitu bentuk perangsang nyata seperti peristiwa yang bisa diamati

oleh siswa.

c) Pictorial, adalah bentuk penyajian berbagai bentuk variasi gambar dan

diagram.

d) Simbol Tertulis, merupakan media penyajian informasi yang paling umum,

tetapi tetap efektif, seperti buku teks dan buku paket.

e) Rekaman suara, adalah berbagai bentuk informasi yang dapat disampaikan

kepada siswa dalam bentuk rekaman suara.

D. Evaluasi Pengajaran

Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan - tujuan yang telah ditentukan

serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan

memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan

proses pelaksanaan mengajar. Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan

berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan tujuan mengajar,

penentuan sekuens bahan ajar, strategi dan media mengajar (Nana Syaodih, 2005: 110).

Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni diemnsi

I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi iii ( operasi keseluruhan

proses kurikulum atau hasil belajar siswa). Dengan adanya tiga dimensi itu, maka dapat

diga,mbarkan sebagai kubus. Selain itu dapat lagi kurikulum ditinjau dari segi historis,

yakni bagaimanakah kurikulum sebelumnya yang dipandang oleh anteseden.

Oleh sebab ketiga dimensi itu masing-masing mempunyai dua komponen, maka

keseluruhan evaluasi terdiri dari enam komponen yang bertkaitan satu sama lainnya.

12

Page 13: Makalah anatomi kurikulum

a. Dimensi I

a) Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data

dikumpilkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan

perbaikan sedini mungkin.

b) Sumatif : proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, misalnya

pada akhir semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun untuk mengetahui

evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan

selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi kurikulum.

b. Dimensi II

a) Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum.

Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan proses yang digunakan dalam

implementasi kurikulum. Metode apakah yang digunakan? Apakah tepat

penggunaannya? Apakah berhasil baik atau tidak? Kesulitan apa yang dihadapi?

b) Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari

silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh guru dan

hasil-hasil siswaberupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan

sebagainya.

c. Dimensi III

a) Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum

termasuk perencanaan , disain, implementasi, administrasi, pengawasan,

pemantauan dan penilaiannya. Juga biaya, staf pengajar, penerimaan

siswa,pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu.

b) Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa berkenaan

dengan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang telah

ditentukan dengan mempertimbangkan determinan kurikulum, misi lembaga

pendidikan serta tuntutan dari pihak konsumen luar Pengembangan kurikulum

merupakan proses yang tidak pernah berakhir ( Olivia, 1988 ). Proses tersebut

meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Evaluasi merupakan

komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Fungsi evaluasi menurut

Scriven ( 1967 ) adalah evaluasi sebagai fingsi sumatif dan evaluasi sebagai

fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk meliahat keberhasilan pencpaian

tujuan dapt dikelompokan kedalam du jenis, yaitu tes dan non tes.

13

Page 14: Makalah anatomi kurikulum

1) Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau

tingkat penguasai materi pmbelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara

kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir

pembahasan satu pokok bahasan, atau setelah selesai satu caturwulan atau

satu semester.

a) Kriteria Tes sebagai Alat Evaluasi Sebagaialat ukur dalam proses

evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan

reliabilitas. Tes sebagai suatu alat ukur dikatakan memiliki tingkat

validitas seandainya dapat mengukur yang hendak diukur. Tidak

dikatakan tes memiliki tingkat validitas seandainya yang hendak diukur

kemahiran mengoprasikan sesuatu, tetapi yang digunakan adalah te

tertulis yang mengukur keterpahaman suatu konsep. Tes memiliki tingkat

reliabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat menghasilkan informasi

yang konsisten. Ada beberapa teknik untuk menetukan tingkat reliabilitas

tes, yaitu :

1) Pertama, dengan tes-retes, yaitu dengn mengkorelasikan hasil testing

yang pertama dengan hasil testing yang kedua.

2) Kedua, dengan mengkorelasikan hasil testing antara item ganjil

dengan item genap ( idd-even method ) 3) Ketiga, dengan memecah

hsil testing menjadi dua bagian, kemudiankeduannya dikorelasikan.

b) Jenis-jenis Tes Tes hasil belajar dapat dibedkan atas beberapa jenis.

1) Berdasarkan jumlah peserta.

a. Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa

secara bersama-sama

b. Tes individual adalah tes yang dilakukan kepada seorang sisw secara

perorangan.

2) Berdasarkan cara penyusunannya.

a. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang

dibutuhkan oleh guru bersangkutan. Tes buatan guru biasanya tidak

terlalu memperhatikan tingkat validitas dan reliabilitas.

14

Page 15: Makalah anatomi kurikulum

b. Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa sehingga berdasarkan kemampuan tes tersebut, tes standar dapat

memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan dating.

3) Dilihat dari pelaksanaannya

a. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara menjawab sejumlah

item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes yang termasuk

kedalam tes tertulis ini, yaitu tes esai dan tes objektif.

a) Tes esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau

menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri.

b) Tes objektif adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih

jawaban yang sudah ditentukan.

b. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan.

Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalar siswa. Tes lisan hanya

mungkin dapat dilakukan manakala jumlah siswa yang dievaluasi

sedikit, srta menilai sesuatu yang tidak terlalu luas akan tetapi

mendalam.

c. Tes perbuatan adalah tes dalambentuk peragaan.tes ini cocok manakala

kita ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang

mengenai sesuatu.

2) Non Tes

Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek

tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes

sebagai alat evaluasi, diantaranya wawancara, observasi, studi kasus, dan skala

penilaian.

a) Observasi

Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkal laku

pada situasi tertentu. Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif

dan non partisipatif.

a. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan

menempatkan observer sebagai bagian dimana observasi itu dilkukan.

b. Observasi non partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan

cara observer murni sebagai pengamat. Artinya, observer dalam

15

Page 16: Makalah anatomi kurikulum

melakukan pengamatan tidak aktif sebagai bagian dari itu, akan tetapi

ia berperan smata-mata hanya sebagai pengamat saja.

b) Wawancara

Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang diwawancarai dan

yang mewawancarai. Ada dua jenis wawancra, yaitu wawancara langsung

dan wawancara tidak langsung.

a. Wawancara langsung dimna pewawancara melakukan komunikasi

dengan subjek yang ingin dievaluasi.

b. Wawancara tidak langsung dilakukan dimana pewawancara ingin

mengumpulkan data subjek melalui perantara.

c) Studi Kasus Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam

periode tertentu secara terus-menerus.

d) Skala Penilaian Skala penilaian atau biasa disebut rating scale merupakan

salah satu alat penilaian dengan menggunakan skala yang telah disusun

dari ujung negatif sampai dengan ujung positif, sehingga pada skala

tersebut penilaian tinggal member tanda cek ( √ )

16

Page 17: Makalah anatomi kurikulum

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Apabila kurikulum diibaratkan sebagai bangunan gedung yang tidak menggunakan

landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika diterpa angina tau terjadi goncangan, bangunan

gedung tersebut akan mudah roboh. Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak

memiliki dasar pijakan yang kuat, yang dipertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang

dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri.

Komponen-komponen pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu

gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam

mengembangkan kurikulum.

Komponen-komponen pokok dalam pengembangan kurikulum adalah komponen

tujuan, komponen isi/materi pelajaran, komponen metode/strategi, dan komponen evaluasi.

Komponen tujuan, yaitu asumsi-asumsi tentang tujuan pendidikan, tujuan pendidikan

nasional, tujuan isntitusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran

yang menjadi komponen utama dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi

komponen tujuan tersebut berimplikasi pada perumusan arahan atau hasil yang diharapkan

Komponen isi/materi pelajaran, yaitu asumsi-asumsi yang berhubungan dengan

pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa.

Komponen metode/strategi, yaitu asumsi-asumsi yang berhubungan dengan

implementasi kurikulum.

Komponen evaluasi, yaitu asumsi-asumsi untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan.

17

Page 18: Makalah anatomi kurikulum

DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195705101985031-

ENDANG_RUSYANI/Landasan_Pengembangan_Kurikulum.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/

196610191991021-RUDI_SUSILANA/KP4-KOMPONEN_KURIKULUM.pdf

http://eprints.walisongo.ac.id/136/3/Mualimin_Tesis_Bab2.pdf

http://eprints.walisongo.ac.id/136/3/Mualimin_Tesis_Bab2.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JEPANG/195201281982031-

WAWAN_DANASASMITA/TUGAS_MAHASISWA/BAB_I-KONSEP_KURIKULUM.pdf

18

Page 19: Makalah anatomi kurikulum

LAMPIRAN

Soal – soal

1. Apa pengertian kurikulum?

2. Bagaimana jika tidak ada kurikulum dalam dunia pendidikan?

3. Apakan fungsi dari kurikulum?

4. Dalam sebuah kurikulum, harus ada anatomi penyusunnya, apa yag dimaksut dengan

anatomi kurikulum tersebut?

5. Agar kurikulum bisa berjalan dengan baik, makan anatomi penyusunnya harus baik

pula, sebutkan dan jelaskan anatomi penyusun kurikulum!

6. Apa yang terjadi jika salah satu komponen dalam kurikulum tidak ada didalamnya?

Jelaskan pedapat anda!

7. Apa yang dimaksut dengan tujuan pendidikan nasional? Jelaskan secara singkat

pendapat anda tentang tujuan tersebut!

8. Dalam sebuah kurikulum tentu ada hal – hal yang harus diperhatikan, terutama tetang

komponen penyusunnya, seberapa penting anatomi kurikulum didalam kurikulum

tersebut!

9. Mengapa kurikulum 2013 dihentikan? Apakah ada komponn yang tidak diterapkkan

didalamnya? Jelaskan menutut pendapat anda!

10. Jelaskan secara singkat tentang komponen evaluasi, dan seberapa penting didalam

komponen kurikulum

19

Page 20: Makalah anatomi kurikulum

Jawaban

1. Secara singkat Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum merupakan seatu rencana pembelajaran yang didunia, masing – masing

Negara mempunyai kurikulum untuk menncerdaskan generasi mudanya agar memiliki

kemampuan yang berkualitas yang akan membangun Negara dan membuat

pendidikan didunia semakin baik lagi mengikuti perkembangan zaman, oleh karena

itu kurikulum sagat penting dalam suatu Negara, jika tidak ada kurikulum maka

pendidikan di Indonesia bahkan di dunia akan kacau karena tidak ada yang mengatur,

dan pendidkan diindonesia pun tidak akan merata, jadi kurikulum itu penting dan

harus ada dalam dunia pendidikan.

3. Beberapa fungsi dari kurikulum :

1) Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan

kegiatan proses pembelajaran.

2) Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk

melaksanakan supervisi kurikulum terhadap para guru pemegang mata

pelajaran.

3) Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi untuk mendorong sekolah agar dapat

menghasilkan berbagai tenaga yang

4. Anatomi kurikulum adalah bagian – bagian dari kurikulum, Kurikulum dapat

diumpamakan sebagai suatu organisme manusia atau binatang, yang memiliki

susunan anatomi tertentu. Unsur dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah

tujuan, isi materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.

5. Anatomi kurikulum sebagai berikut :

a. Tujuan kurikulum

Tujuan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting yang ada dalam

kurikulum yang pencangkup tujuan pendidikan nasional, Komponen tujuan

20

Page 21: Makalah anatomi kurikulum

berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam sekala macro

rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai

yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu

masyarakat yang dicita-citakan.

b. Materi/Bahan ajar

Materi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan

pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Materi kurikulum itu

menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau

mteri pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mta pelajaran yang

diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Materi ini terdiri atas sub bab

tertentu yang akan disampaikan kepada peserta didik.

c. Strategi/Metode Pengjaran

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan

kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang

sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen kurikulum yang terakhir yang berperan sangat

penting dalam kurikulum, evaluasi berguna untuk penyempurnaan baik bagi

penentuan dan perumusan tujuan mengajar, penentuan sekuens bahan ajar,

strategi dan media mengajar (Nana Syaodih, 2005: 110).

6. Apabila salah satu sistem komponen kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan

komponen lainnya maka system kurikulum juga akan terganggu, halite akan

menyebabkan tidak tercapainya tujuan nasional dari suatu bangsa.

7. Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan

sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan

pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai

dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah

dalam bentuk undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber

dari system nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa,

21

Page 22: Makalah anatomi kurikulum

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

8. Anatomi kurikulum atau komponen penyusun kurikulum merupakan hal yang paling

penting yang harus ada dalam kurikulum, seberti halnya manusia yang mempunyai

anatomi tubuh jika salah satu anatomi tersebut tidak ada maka tubuh manusia tidak

akan sempurn dan tidak akan bisa melakukan kerja dengan maksimal, begitu pula

dengan kurikulm yang memiliki anatomi yang akan bejerja sesuai dengan tujuan

nasional dan salah satu dari anatomi tersebut tidak ada maka , kurikulum tersebut kan

terganggu system kerjanya dan tak bisa maksimal, oleh kerena itu natom kurikulum

sangat penting untuk pengembangan kurikulum.

9. Menurut pendapat kelompok kami, kurikulum 2013 dihentikan katena belum

melakukan tahapan yang ada dalam komponen kurikumum, kurikulum 2013 belum

mengalami pematangan, tetapi sudah angsung diterapkan oleh sebab itu kebanyakan

sekolah yang ada didaerah mengalami kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 kini telah ditangguhkan dan sedang mengalami evaluasi agar lebih

merata dan bisa diterapkan diseluruh Indonesia, baik dikota maupun didesa terpencil.

10. Evaluasi, proses terakhir yang ada dalam komponen kurikumu yang harus ditetapkan

dalam kurikulum, jika evaluasi itu tidak ada maka kurikulum tersebut tidak kan

sempurna, harus dievalusi terlebih dulu baru bisa diterapkan dalam dunia pendidikan.

Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan - tujuan yang telah ditentukan

serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan

memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan

proses pelaksanaan mengajar.

22