makalah anatomi gigi

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cavum oris atau rongga mulut merupakan ruangan fungsional yang menjadi bagian pertama dalam pencernaan. Cavum oris merupakan pokok bahasan ilmu dalam kedokteran gigi. Mempelajari cavum oris dapat membantu dalam penatalaksanaan kasus – kasus kedokteran gigi seperti dalam konservasi gigi, prostodonsia, orthodonsia, oral medicine, bedah mulut, periodonsia, dan kedokteran gigi anak. Cavum oris memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai pencernaan awal yang dibantu dengan sekresi glandula salivarius, memanipulasi bunyi yang dihasilkan oleh laring, dan untuk pernapasan karena berhubungan dengan faring. Jika kesehatan rongga mulut terganggu, fungsi rongga mulut juga dapat terganggu. Cavum oris terletak di inferior cavum nasi. Cavum oris dikelilingi labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum molle dan palatum durum di bagian atap, bagian dasar terdiri dari lingua dan gigi – geligi. Bagian belakang cavum oris membuka ke oropharynx melalui isthmus oropharyngeus. Otot utama pipi adalah m. buccinators yang bersama dengan lidah mengatur supaya makanan tetap berada di gigi molar saat dikunyah. Mempelajari cavum oris berarti ikut mempelajari gigi geligi dan komponen-komponennya. Terdapat dua periode gigi yaitu decidui dan permanen. Gigi decidui berjumlah 20 (masing-masing kuadran terdiri dari 5) dan gigi permanen 1

Upload: christandi-prana-yuwana

Post on 25-Jun-2015

5.491 views

Category:

Documents


179 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ANATOMI GIGI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cavum oris atau rongga mulut merupakan ruangan fungsional yang menjadi bagian

pertama dalam pencernaan. Cavum oris merupakan pokok bahasan ilmu dalam

kedokteran gigi. Mempelajari cavum oris dapat membantu dalam penatalaksanaan kasus

– kasus kedokteran gigi seperti dalam konservasi gigi, prostodonsia, orthodonsia, oral

medicine, bedah mulut, periodonsia, dan kedokteran gigi anak. Cavum oris memiliki

banyak fungsi diantaranya sebagai pencernaan awal yang dibantu dengan sekresi glandula

salivarius, memanipulasi bunyi yang dihasilkan oleh laring, dan untuk pernapasan karena

berhubungan dengan faring. Jika kesehatan rongga mulut terganggu, fungsi rongga mulut

juga dapat terganggu.

Cavum oris terletak di inferior cavum nasi. Cavum oris dikelilingi labium oris dan

pipi pada bagian samping dan anterior, palatum molle dan palatum durum di bagian atap,

bagian dasar terdiri dari lingua dan gigi – geligi. Bagian belakang cavum oris membuka

ke oropharynx melalui isthmus oropharyngeus. Otot utama pipi adalah m. buccinators

yang bersama dengan lidah mengatur supaya makanan tetap berada di gigi molar saat

dikunyah.

Mempelajari cavum oris berarti ikut mempelajari gigi geligi dan komponen-

komponennya. Terdapat dua periode gigi yaitu decidui dan permanen. Gigi decidui

berjumlah 20 (masing-masing kuadran terdiri dari 5) dan gigi permanen berjumlah 32

(masing-masing kuadran terdiri dari 8). Gigi terbentuk dari email, dentin, cementum,

pulpa yang terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Penjelesan komponen gigi

tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.

Dengan mempelajari cavum oris dan jaringan sekitarnya dapat membantu tenaga

kesehatan gigi dalam mengetahui gejala klinis atau penyakit yang terjadi sehingga dapat

menjalani pengobatan dan pencegahan guna mempertahankan fungsi dan struktur cavum

oris dan jaringan sekitar.

Makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai rongga mulut dan jaringan

sekitarnya yang dapat membantu memperluas pengetahuan guna kemajuan tenaga

kesehatan gigi.

1

Page 2: MAKALAH ANATOMI GIGI

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penjelasan dari rongga mulut?

2. Bagaimana struktur dan komponen dari gigi geligi?

3. Apa saja jaringan yang ada di sekitar rongga mulut?

1.3 Tujuan

1. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud rongga mulut

2. Agar dapat mengetahui apa saja jaringan di sekitarnya dan dapat memperluas

pengetahuan mengenai gigi geligi

3. Agar mengetahui hubungan mempelajari rongga mulut dan jaringan sekitarnya

dengan dunia kedokteran gigi

4. Agar tenaga kesehatan gigi dapat merencanakan prosedur pengobatan terhadap

gejala yang terjadi di rongga mulut dan jaringan sekitarnya.

2

Page 3: MAKALAH ANATOMI GIGI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rongga Mulut

Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Terdiri atas dua

bagian. Bagian luar yang sempit, atau vestibuka, yaitu ruang di antara gusi serta gigi

dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-sisinya

oleh tulang maxilaris dan semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung dengan awal

farinx. (Pearce, 1979)

Rongga mulut terbentang mulai dari permukaan dalam gigi sampai orofaring. Atap

mulut dibentuk oleh palatum durum dan mole. Di bagian posterior palatum mole

berakhir pada uvula. Lidah membentuk dasar mulut. Pada bagian paling posterior dari

rongga mulut terletak tonsil di antara kolumna anterior dan posterior. (Swartz, 1989)

Gambar 2. 1. Rongga Mulut (Swartz, 1989)

Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ aksesori

yang bersifat dalam proses awal pencernaan. Secara umum terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1. Bagian luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi

2. Bagian rongga mulut (bagian) dalam yaitu rongga yang dibatasi sisinya oleh tulang

maksilaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan

faring.

3

Page 4: MAKALAH ANATOMI GIGI

Selaput lendir mulut ditutupi ephitelium yang berlapis-lapis. Dibawahnya terletak

kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat kaya akan

pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. (Pearce, 1979)

Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput

lendir mukosa. Ada beberapa bagian yang perlu diketahui, yaitu:

1. Palatum

a. Palatum durum yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang

maksilaris.

Palatum durum adalah suatu struktur tulang berbentuk konkaf. Bagian

anteriornya mempunyai lipatan-lipatan yang menonjol, atau rugae. (Swartz,

1989)

b. Palatum mole terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang

dapat bergerak, terdiri dari jaringan fibrosa dan selaput lendir.

Palatum mole adalah suatu daerah fleksibel muscular di sebelah posterior

palatum durum. Tepi posterior berakhir pada uvula. Uvula membantu menutup

nasofaring selama menelan. (Swartz, 1989)

Gambar 2. 2 Gigi-geligi dan tulang palatum (Pearce, 1979)

2. Rongga mulut

a. Bagian gigi terdapat gigi anterior yang sangat kuat yang tugasnya memotong dan

gigi posterior yang tugasnya menggiling. Pada umumnya otot-otot pengunyah

dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf cranial ke 5. Proses mengunyah di

kontrol oleh nucleus dalam batang otak. Perangsangan formasi retikularis dekat

pusat batang otak untuk pengecapan dapat menimbulkan pergerakan mengunyah

secara ritmis dan kontinu. Mengunyah makanan bersifat penting untuk

4

Page 5: MAKALAH ANATOMI GIGI

pencernaan semua makanan, terutama untuk sebagian besar buah dan sayur-

sayuran mentah karena zat ini mempunyai membrane selulosa yang tidak dapat

dicerna diantara bagian-bagian zat nutrisi yang harus diuraikan sebelum dapat

digunakan.

b. Tulang Alveolar.

Tulang alveolar terdiri atas tulang spons di antara dua lapis tulang kortikal.

Pembuluh darah dan saraf gigi menembus tulang alveolar ke foramen apical

untuk memasuki rongga pulpa. Tulang alveolar cukup labil dan berfungsi

sebagai sumber kalsium siap pakai untuk mempertahankan kadar darah ion ini.

Setelah hilangnya gigi permanen atau setelah periodontitis dapat terjadi resorbsi

nyata dari tulang alveolar. (Fawcett, 2002)

c. Gingiva.

Gingiva adalah membran mukosa yang melapisi vestibukum dari rongga

mulut dan melipat di atas permukaan luar tulang alveolar. Saat mendekati gigi,

ia menyatu dengan tepian bawah lapis merah muda yang lebih kuat yang disebut

gusi atau gingiva, yang merupakan bagian membrane mukosa yang terikat erat

pada periosteum Krista tulang alveolar. Ia dilapisi epitel berlapis gepeng dengan

banyak papilla jaringan ikat menonjol pada dasarnya. Epitel ini berkeratin,

tetapi dalam lingkungan basah ini ia tidak memiliki stratum granulosum dan sel-

sel gepeng lapis superfisialnya tetap berinti piknotik. (Fawcett, 2002)

d. Ligamentum Periodontal.

Akar gigi masing-masing dibungkus lapis kolagen padat, membentuk

membrane periodontal atau ligament periodontal di antara sementum dan tulang

alveolar di sekitarnya. Serat-seratnya berjalan miring ke atas dari sementum ke

tulang hingga tekanan pada gigi menekan serat-serat yang tertanam dalam

tulang. Ligamen periodontal menahan gigi pada sakunya dan masih

memungkinkan sedikit gerak (Fawcett, 2002).

e. Pulpa.

Pulpa, yang memenuhi rongga gigi, berasal dari jaringan yang membentuk

papilla dentis selama perkembangan embrional. Arteriol kecil memasuki pulpa

melalui foramen apical dan cabang kapilernya pecah dekat dasar odontoblas dan

sebagian terdapat diantaranya. Mereka ini berlanjut ke dalam vena kecil yang

letaknya lebih ke pusat pulpa. (Fawcett, 2002)

f. Lidah.

5

Page 6: MAKALAH ANATOMI GIGI

Lidah manusia sebenarnya dibentuk oleh otot-otot yang terbagi atas 2

kelompok, yaitu otot-otot yang hanya terdapat dalam lidah (otot intrinsik) dan

otot-otot ekstrinsik yang salah satu ujungnya mempunyai perlekatan di luar

lidah, yaitu pada tulang rahang bawah di dasar mulut dan tulang lidah. Otot

intrinsik mempunyai serat lebih halus daripada otot ekstrinsik. Otot-otot ini

penting dalam proses mengunyah dan mengucapkan kata-kata. Pergerakan lidah

diatur oleh saraf otak ke-12. (Wibowo, 2005)

Permukaan belakang lidah yang terlihat pada saat seseorang membuka mulut

ditutupi oleh selaput lendir yang mempunyai tonjolan-tonjolan (papilla). Pada

papilla ini terdapat alat pengecap (taste-bud) untuk mengenal rasa manis, asin,

asam (di ujung depan), dan pahit (di pangkal lidah). Di samping itu, lidah juga

mempunyai ujung-ujung saraf perasa yang dapat menangkap sensasi panas dan

dingin. Rasa pedas tidak termasuk salah satu bentuk sensasi pengecapan, tetapi

suatu rasa panas yang termasuk sensasi umum. Pengecapan diurus oleh saraf

otak ke-7 dan sensasi umum oleh saraf otak ke-5. (Wibowo, 2005)

Apabila lidah diangkat ke atas, suatu perlekatan mukosa, frenulum, dapat

terlihat di bawah lidah di garis tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar

mulut. (Swartz, 1989)

Gambar 2. 3 Gambar lidah dari atas (Swartz, 1989)

g. Kelenjar ludah. Terdiri dari:

1. Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara proses mastoid

kiri dan kanan mandibularis.

Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar. Nervus fasial berjalan

melalui kelenjar ini. (Swartz, 1989)

6

Page 7: MAKALAH ANATOMI GIGI

Parotid gland terletak di belakang tulang rahang bawah di bawah daun

telinga dan mempunyai saluran yang bermuara di depan gigi geraham ke-2

atas. Gondongeun atau parotitis epidemica merupakan penyakit infeksi virus

yang mengenai kelanjar ini. (Wibowo, 2005)

2. Kelenjar submaksilaris terletak dibawah fongga mulut bagian belakang.

3. Kelenjar subliingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar rongga

mulut.

2.2 Gigi dan Komponennya

Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi menjulang di atas

gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada di bawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang

sangat keras, yaitu dentin. Di dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. (Pearce, 1979)

Gambar 2. 4 Diagram potongan sagital gigi molar pertama bawah manusia (Fawcett,

2002)

Orang dewasa memiliki 32 gigi, 16 tertanam di dalam proses alveolaris maksila dan 16

di dalam mandibula. Yang disebut gigi permanen ini didahului oleh satu set sebanyak 20 gigi

desidua, yang mulai muncul sekitar 7 bulan setelah lahir dan lengkap pada umur 6-8 tahun.

Gigi ini akan tanggal antara umur enam dan tiga belas, dan diganti secara berangsur oleh gigi

permanen, atau suksedaneus. Proses penggantian gigi ini berlangsung sekitar 12 tahun sampai

gigi geligi lengkap, umumnya pada umur 18, dengan munculnya molar ketiga atau gigi

kebijakan. (Fawcett, 2002)

7

Page 8: MAKALAH ANATOMI GIGI

Semua gigi terdiri atas sebuah mahkota yang menonjol di atas gusi atau gingival, dan

satu atau lebih akar gigi meruncing yang tertanam di dalam lubang atau alveolus di dalam

tulang maksila atau mandibula. Batas antara mahkota dan akar gigi disebut leher atau serviks.

(Fawcett, 2002)

Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder, yaitu:

a. Gigi primer, dimulai dari tuang diantara dua gigi depan yang terdiri dari 2 gigi seri, 1

taring, 3 geraham dan untuk total keseluruhan 20 gigi

b. Gigi sekunder, terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3 geraham untuk total

keseluruhan 32 gigi.

Fungsi gigi adalah dalam proses matrikasi (pengunyahan).

Mengunyah ialah menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas dan bawah.

Gerakan lidah dan pipi membantu dengan memindah-mindahkan makanan linak ke

palatum keras ensit gigi-gigi. (Pearce, 1979)

Makanan yang masuk kedalam mulut di potong menjadi bagian-bagian kecil dan

bercamput dengan saliva unutk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

Komponen-komponen gigi meliputi:

a. Email

Email gigi adalah substansi paling keras di tubuh. Ia berwarna putih kebiruan dan

hampir transparan. Sembilan puluh smebilan persen dari beratnya adalah mineral

dalam bentuk Kristal hidroksiapatit besar-besar. Matriks organic hanya merupakan

tidak lebih dari 1% massanya. (Fawcett, 2002)

b. Dentin

Dentin terletak di bawah email, terdiri atas rongga-rongga berisi cairan. Apabila

lubang telah mencapai dentin, cairan ini akan menghantarkan rangsang ke pulpa,

sehingga pulpa yang berisi pembuluh saraf akan menghantarkan sinyal rasa sakit itu

ke otak. (Maulani, 2005)

Dentin bersifat semitranslusen dalam keadaan segar, dan berwarna agak kekuningan.

Komposisi kimianya mirip tulang namun lebih keras. Bahannya 20% organic dan

80% anorganik. (Fawcett, 2002)

c. Pulpa

Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi. Bagian atap pulpa merupakan bentuk

kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi. Pulpa mempunyai hubungan dengan

8

Page 9: MAKALAH ANATOMI GIGI

jaringan peri- atau interradikular gigi, dengan demikian juga dengan keseluruhan

jaringan tubuh. Oleh karena itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontium

juga akan terlibat. Demikian juga dengan perawatan pulpa yang dilakukan, akan

memengaruhi jaringan di sekitar gigi. (Tarigan, 2002)

Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari mahkota gigi, misalnya

tanduk pulpa terletak di bawah tonjol gigi. Pada gigi dengan akar lebih dari satu,

akan terbentuk lantai kamar pulpa yang mempunyai pintu masuk ke saluran akar,

disebut orifisum. Dari orifisum ke foramen apical disebut saluran akar. Bentuk

saluran akar ini sangat bervariasi, dengan kanal samping yang beragam, selain

kadang-kadang juga ditemukan kanal tambahan (aksesori) yang ujungnya buntu,

tidak bermuara ke jaringan periodontal. (Tarigan, 2002)

Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air dan 25% bahan ensiti, yaitu:

- Glukosaminoglikan

- Glikoprotein

- Proteoglikan

- Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin sulfat dan dermatan sulfat.

(Tarigan, 2002)

Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. (Pearce, 1979)

Pada saluran akar ditemui pembuluh darah, jaringan limfe, juga jaringan saraf, yang

masuk ke rongga pulpa dan membentuk percabangan jaringan yang teratur serta

menarik. Jaringan yang memasok darah dari pulpa, masuk dari foramen apical,

tempat arteri dan vena masuk serta keluar. Selain pembuluh darah dan jaringan limfe,

jaringan saraf masuk juga ke pulpa melalui foramen ensit. (Tarigan, 2002)

d. Sementum

Akar gigi ditutupi lapisan sementum tipis, yaitu jaringan bermineral yang sangat

mirip tulang. Melihat sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang dari

jaringan keras lain dari gigi. Ia terdiri atas matriks serat-serat kolagen, glikoprotein,

dan mukopolisakarida yang telah mengapur. Bagian servikal dan lapis tipis dekat

dentin adalah sementum aselular. Sisanya adalah sementum selular, dimana

terkurung sel-sel mirip osteosit, yaitu sementosit, dalam ensit dalam matriks.

(Fawcett, 2002)

2.3 Jaringan Sekitar Rongga Mulut

Jaringan sekitar mulut (Harshanur, 1991):

9

Page 10: MAKALAH ANATOMI GIGI

1. Bibir dengan bagian-bagian

a. Bibir atas

b. Bibir bawah

c. Tepi bibir

d. Sudut bibir (commisure) dimana bibir atas dan bawah bertemu

e. Tuberkel yaitu tonjolan bulat pada bibir atas tengah bawah

2. Filtrum

Yaitu lekukan antara tuberkel dan hidung.

3. Labiomental groove

Yaitu groove yang berjalan horizontal di bawah bibir bawah yang membatasi dagu.

4. Nasolabial groove

Yaitu lekukan antara hidung/nasal dan bibir/labia.

5. Dagu

Di sebelah depan, mulut dibatasi oleh bibir dan otot-otot yang melingkarinya. Bibir ini

merupakan peralihan dari kulit dan selaput lendir. Perbedaannya dengan kulit adalah bahwa

bibir tidak mempunyai lapisan tanduk dan lapisan epidermisnya tipis. Warna merah pada

bibir disebabkan oleh warna merah darah dalam kapiler di bawahnya. Karena kulitnya tipis,

bibir juga merupakan bagian yang ensitive pada manusia. (Wibowo, 2005)

Pada orang yang kurang darah (anemia) warnanya pucat, sedangkan pada mereka yang

darahnya mengalami gangguan oksigenasi & karbonisasi, darah dapat menjadi kebiru-biruan.

(Wibowo, 2005)

10

Page 11: MAKALAH ANATOMI GIGI

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

a. Rongga mulut adalah bagian awal dari saluran pencernaan. Rongga mulut terbentang

mulai dari permukaan dalam gigi sampai orofaring. Atapnya dibentuk oleh palatum

durum dan mole, dasarnya dibentuk oleh lidah, dan dinding kiri dan kanan dibentuk

oleh otot-otot pipi.

b. Gigi merupakan salah satu organ penting yang terdapat dalam rongga mulut. Gigi

terdiri dari dua macam, yaitu gigi decidui dan gigi permanen. Bagian-bagian dari gigi

meliputi: email, dentin, pulpa, dan sementum.

c. Jaringan sekitar rongga mulut terdiri atas bibir, filtrum, labiomental groove, nasolabal

groove, dan dagu.

3.2 SARAN

a. Pokok bahasan Rongga mulut dan jaringan di sekitarnya merupakan pokok bahasan

dasar sebelum membahas gigi dan anatominya. Untuk itu pokok bahasan ini lebih

cocok untuk di tempatkan di awal perkuliah sebagai kuliah pengantar.

11

Page 12: MAKALAH ANATOMI GIGI

DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta: EGC.

Harshanur, Itjiningsih Wangidjaja. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.

Maulani, Chaerita. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak, Panduan Orang Tua dalam Merawat dan

Menjaga Kesehatan Gigi bagi Anak-Anaknya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Swartz, Mark H. 1989. Textbook of Physical Diagnosis. Philadelphia: W.B. Saunders

Company.

Tarigan, Rasinta. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC.

Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Gramedia.

12