makalah anatomi
TRANSCRIPT
MAKALAH
GLANDULA MAMMAE DAN PLASENTA
Oleh :
Kelompok III
Pembimbing:
dr.Ahmad Husairi,M.Ag
Bagian Anatomi Fakultas KedokteranUniversitas lambung Mangkurat
Banjarbaru 2009
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya lah makalah yang
berjudul “ Glandula Mammae dan Plasenta ” ini dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Anatomi Tahun Ajaran 2008/2009
di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode telaah pustaka serta dengan
data-data yang didapat dari berbagai referensi. Kami sebagai penulis, telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini dan kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini, kami ucapkan
terima kasih kepada dr. Ahmad Husairi,M.Ag selaku Kordik Anatomi FK UNLAM
Banjarbaru yang telah banyak memberi bimbingan kepada kami.
Penulis berharap makalah ini dapat digunakan dengan sebaik – baiknya dan
dapat bermanfaat untuk memajukan pendidikan anatomi pada umumnya dan
memajukan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru pada
khususnya.
Banjarbaru, Mei 2009
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………….
Daftar Isi ………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………….
II.1.Glandula Mammae
II.2. Plasenta
BAB III PENUTUP …………………………………………………
III.1. Kesimpulan ………………………………………….
Daftar Pustaka …………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
Mammae merupakan kelenjar asesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu. Mammae
terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk Mamma sama pada laki-laki dan perempuan yang
belum dewasa. Papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih
gelap, disebut areola mamma. Jaringan mammae tersusun atas sekelompok kecil sisem saluran
yang terdapat di dalam jaringan penyambung dan bermuara di daerah areola.
Pada masa pubertas, glandula mammaria perempuan lambat laun membesar dan akan
berbentuk setengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan oleh pengaruh hormon-hormon
ovarium. Salurannya memanjang, meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama disebabkan
penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari iga kedua sampai keenam dan dari pinggir
lateral sternum sampai linea axillaries media. Sebagian besar landula mammaria terletak di
dalam fascia superficialis. Sebagian kecil, yang disebut processus axillaris, meluas ke atas dan
lateal, menembus fascia profunda pada pinggir caudal musculus pectoralis major, dan sampai
axilla.
Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier dan berpusat pada papilla
mammaria. Saluran utama dari setiap obus bermuara di papilla mammaria, dan mempunyai
ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla mammaria dikelilingi oleh areola.
Tonjolan-tonjolan halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya.
Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa. Septa di bagian atas kelenjar
berkembang dengan baik dan terbentang dari kulit sampai ke fascia profunda; dan berfungsi
sebagai lgamentum suspensorium. Glandula mammaria dipisahkan dari fascia profunda yang
membungkus otot-otot di bawahnya oleh spatium retromammaria yang berisi jaringan kat jarang.
Pada perempuan muda, payudara cenderung menonjol ke depan dari dasar yang sirkular; pada
perempuan yang lebih tua payudar cenderung menggantung. Payudara mencapai ukuran
maksimal selama masa laktasi.
Plasenta atau tembuni adalah suatu organ dalam rahim pada masa kehamilan yang
memberikan nutrisi dan melindungi janin sewaktu dalam kandungan.
4
Plasenta dalam botani merupakan analogi plasenta. Ia merupakan bagian dari buah dan
melindungi saluran pembawa hara yang diperlukan biji untuk perkembangannya. Plasenta
biasanya memanjang dari pangkal buah (terhubung pada tangkai buah) dan biji-biji terhubung
padanya).
Penampang lintang buah kakao. Plasenta berada di tengah, diapit oleh karangan biji.
Gambar diagramatik posisi janin. Plasenta ditunjukkan di bagian bawah.
Secara sederhana, rahim berbentuk segitiga terbalik, atau bisa juga dibayangkan seperti
daun waru (clover) terbalik dengan tangkai di bawah. Bagian "tangkai" ini berbentuk seperti
tabung atau corong (dikenal sebagai leher rahim) dengan ujung terbuka (dikenal sebagai mulut
rahim).
5
Normalnya plasenta terletak di bagian fundus (bagian puncak/atas rahim), bisa agak ke
kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi menutupi jalan
lahir.
6
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Glandula Mammae
Glandula mammae adalah kelenjar susu yang merupakan modifikasi dari kelenjar
keringat yang terdiri dari saluran dan alveoli dari mammary sekretori. Glandula ini berkembang
pada saat masa pubertas dari wanita. Dalam strukturnya, Glandula Mammae ini terletak di
payudara, merupakan modifikasi dari kelenjar keringat dan salah satu bagian dari system
7
integumentum. Dari segi fungsi, bagaimanapun glandula mammae juga berhubungan dengan
system reproduksi karena glandula ini mensekresikan air susu yang merupakan nutrisi bagi bayi.
Payudara atau mammae terdiri dari jaringan kelenjar (glandula mamaria), fibrosa, dan
lemak. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi pars sekretorius, yaitu tubulus dan alveolus (yang
menghasilkan susu) dan pars ekskretorius atau duktus (saluran untuk mengeluarkan susu).
Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting dan dipisahkan
oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi jaringan ikat (stroma) di
antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak
menyerang lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian
bermuara ke puting. Jaringan ikat di banyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang
tegak lurus terhadap substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada
kulit. Pita ini, yaitu ligamentum Cooper, merupakan ligamentum suspensorium payudara.
Mammae terletak di ventral m. pectoralis major, m. serratus anterior, dan m. obliquus abdominis
externus, meluas dari costae II – VI dan dari sternum sampai linea midaxillaris. Bagian posterior
mammae merupakan jaringan pengikat longgar (spatium retromammae) yang memisahkan
mammae dengan fascia yang menutupi m. pectoralis major dan m. serratus anterior. (Azizi dkk,
2005 : 12)
Papilla mammaria, merupakan bangunan yang menonjol di tengah-tengah permukaan
glandula mamaria, terletak setinggi spatium intercostale IV, mengandung lubang-lubang kecil
muara dari ductus lactiferus dan glandula mammaria yaitu apertura duktus laktiferosa. Papilla
mammaria ini tersusun oleh serabut-serabut otot polos, tersusun sirkuler sedemikian rupa
sehingga apabila terjadi kontraksi otot ini dapat menekan ductus lactiferus dan menyebabkan
papilla mammaria tegak. Papilla mammaria dikelilingi oleh daerah gelap disebut areola glandula
mammae. Areola mammae merupakan area yang hiperpigmentasi dan mengandung glandula
sudorifera, glandula sebacea yang membentuk tonjolan-tonjolan kecil selama kehamilan dan
glandula mammaria accesoria dengan lubang-lubang mini muara ductus lactiferus. Areola
mammae kaya akan serabut sensoris dengan berbagai tipe “end-organ”, yang terletak terutama di
dermis. (Azizi dkk, 2005 : 14; Hadiwidjaja, 2002 : 20-21)
Ukuran dan bentuk payudara dari setiap orang memiliki banyak variasi. Hal ini
tergantung berdasarkan, yaitu :
perbedaan genetis
8
umur
persentase lemak tubuh
kehamilan.
Glandula mammaria mencapai potensi penuh pada perempuan saat menarke; pada bayi,
anak-anak, dan pada laki-laki, glandula ini hanya berbentuk rudimenter (Price, 2005). Pada saat
ini kelenjar hipofisis dan ovarium yang infantil akan mampu menjalankan fungsi penuh apabila
dirangsang secara tepat(Guyton, 1997). Perkembangan dan struktur dari glandula mammaria
berkaitan dengan kulit (Price, 2005).
Selama pertumbuhan, glandula mammae dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron
(hormon ovarium) untuk proliferasi ductus dan hormon mammogen/laktogen(hormon hipofisis)
untuk laktasi. Pada wanita yang sudah pubertas, mammae tumbuh membesar dan areolae
menjadi lebih coklat, membentuk ductus dan lobulus, sedangkan pada wanita immatur dan pria,
glandula mammae sama besar (Budianto, 2005). Pembesaran payudara terutama karena
bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit jaringan lemak. Pada setiap siklus menstruasi, terjadi
perubahan-perubahan khusus dari pembesaran vaskular, pebesaran kelenjar pada fase
pramenstruasi yang diikuti dengan regresi kelenjar pada fase pasca menstruasi (Price, 2005).
Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara mensekresi kolostrum, cairan encer,
kekuningan, sampai kira-kira 3 hingga 4 hari pascapartum, ketika sekresi susu dimulai sebagai
respons terhadap rangsangan penyedotan dari bayi . Dengan penyedotan, oksitosin dilepaskan
dari kelenjar hipofisis posterior (Price, 2005).
Glandula mammae mengalami hipertrofi selama masa kehamilan serta mensekresikan
laktasi, dan biasanya mengalami atrofi setelah menopause.
STRUKTUR GLANDULA MAMMAE DAN PAYUDARA
Payudara terletak di antara tulang thoracal 2-6 dan terletak di atas m. pectoralis major, m.
pectoralis minor, dan sebagian dari serratus anterior serta m. abdominal oblique ( Figs. 21.16).
Batas sebelah medial terletak di margin lateral dari sternum, dan batas lateral mengikuti batas
anterior dari axilla. Axilla, membuat payudara memanjang ke atas dan ke arah lateral menuju
axilla, dimana hal ini menyebabkan payudara berhubungan langsung dengan pembuluh darah di
axilla. Daerah ini, secara klinis mempunyai kemungkinan tinggi akan terjadinya kanker payudara
di dalam aliran limpatik axilla.
9
Setiap galndula mammae terdiri dari 15-20 lobus, setiap lobus mempunyai jalur alirannya
sendiri menuju ke luar. Lobus dipisahkan oleh bermacam-macam jaringan adipose. Jumlah dari
jaringan adipose ditentukan berdasrkan ukuran dan bentuk dari payudara. Tiap lobus
disubdivisikan lagi menjadi lobolus yang mengandung alveoli glandular mammae (Fig. 21.17).
Alveoli mammae merupakan struktur yang memproduksi air susu ketika menyusui. Ligamen
Suspensorium di antara lobules meluas mulai dari kulit sampai ke fascia paling dalam yang
terletak di atas m. pectoralis major. Ligamen ini berfungsi sebagai bantalan dari payudara.
Sekumpulan alveoli mammae mensekresikan air susu ke dalam sekian duktus mammae yang
berubah bentuk menjadi duktus lactiferous (Fig. 21.16). Lumen dari setiap duktus lactiferous
meluas ke sekitar puting susu untuk membentuk sinus lactiferous. Air susu disimpan di sinus
lactiferous sebelum dialirkan ke ujung dari puting susu.
10
Puting susu merupakan proyeksi silindris dari payudara yang mengandung sejumalah
jaringan erektil. Lingkarang pigmen aerola mengelilingi daerah putting susu. Permukaan aerola
kadang-kadang tidak rata, hal ini disebabkan oleh glandula sebacea aerolar yang letaknya dekat
dengan permukaan. Sekresi dari glandula ini menjaga puting susu agar tetap lentur. Warna dari
aerola dan puting susu bervariasi. Selama kehamilan, aerola warnanya akan menjadi lebih gelap
dan membesar.
Suplai darah ke glandula mammae melalui cabang dari a. thoracic interbal, yang mana
memasuki payudara melalui spatium intercostal kedua, ketiga, dan keempat lateral sternum, dan
melalui arteri permukaan mammae, yang merupakan cabang dari a. thoracic lateral. Darah
dialirkan kembali ke vena melalui sejumlah pembuluh kapiler yang sejajar mengikuti jalur dari
arteri. Plexus vena superficial mungkin akan terlihat jelas pada kulit payudara, terutama ketika
mneyusui dan selama masa kehamilan.
Payudara diinervasi terutama oleh saraf somatic sensoris yang berasal dari cabang
cutaneus anterior dan lateral keempat, kelima, dan keenam dari saraf thoracal. Saraf sensoris
berakhir di puting susu dan aerola yang merupakan daerah penting dalam menstimulasi
keluarnya air susu dari glandulan mammae untuk dihisap oleh bayi.
Van De Graaff Human Anatomy, 6th ed (McGraw-Hill 2001)
II.2 Plasenta
Placenta merupakan organ yang bertanggung jawab dalam hal pemberian nutrisi dan
pembuangan sisa-sisa metabolisme antara ibu dan fetus. Plasenta juga merupakan kelejar
endokrin; plasenta mensekresi sejumlah estrogen dan progesteron, juga sejumlah hormon protein
dan hormon polipeptida yang mirip dengan dengan beberapa hormon yang disekresikan hipofisis
anterior. Hormon terakhir ini meliputi human chorionic gonadotrophin (hCG) yang mirip dengan
LH, dan somatomammotropin yang memiliki aksi mirip hormon pertumbuhan dan prolaktin.
Deteksi hCG dalam urin adalah indikasi kehamilan dan merupakan dasar tes kehamilan yang
sering dilakukan di rumah. (Van de Graaff human anatomy)
11
Seluruh fungsi pernafasan, ekskresi, dan keperluan nutrisi fetus disediakan dengan difusi
melalui placenta, bukan melalui paru-paru, ginjal, atau saluran gastrointestinal fetus. Sirkulasi
fetal beradaptasi terhadap hal ini. (Van de Graaff human anatomy)
Chorda umbilikus atau tali pusar merupakan penghubung antara plasenta dan umbilikus
fetus. Chorda umbilikus mencakup satu vena umbilical dan dua arteri umbilical, yang diliputi
oleh suatu substansi gelatin. Darah teroksigenasi dan kaya nutrisi mengalir melalui vena ke
permukaan bawah hati. Pada keadaan ini, vena umbilikus dibagi menjadi dua cabang. Satu
cabang bergabung dengan vena porta, sementara cabang lainnya, yang disebut dengan ductus
venosus memasuki vena cava inferior. Dengan demikian, darah teroksigenasi bercampur dengan
darah vena yang kembali dari ekstremitas bawah fetus sebelum darah itu memasuki hati. Vena
umbilikalis merupakan satu-satunya pembuluh darah fetus yang membawa darah penuh
teroksigenasi. (Van de Graaff human anatomy)
Selama tiga hari morula hasil pembelahan ovum yang sudah dibuahi mengapung dengan
bebas di cavitas uterina. Pada saat itu, tengah morula diisi cairan yang masuk dari cavitas uterina.
Ketika ruangan yang berisi cairan itu berkembang di dalam morula, dua kelompok sel berbeda
dibentuk, dan selanjutnya struktur ini dikenal dengan blastokista. Bagian tengah blastokista dan
berlubang dan berisi cairan itu disebut dengan Cavitas blastokista. Blastokista tersusun atas suatu
lapisan luar sel yang dikenal dengan thropoblast dan suatu aggregasi sel di dalam yang disebut
embryoblast. Dengan perkembangan selanjutnya, throphblas berdiferensiasi menjadi struktur
yang disebut chorion yang nantinya akan menjadi bagian placenta.
Plasenta merupakan struktur vaskular yang dengannya anak di dalam kandungan
menempel pada dinding rahim ibunya dan melaluinya pertukaran gas respirasi dan hasil
metabolisme terjadi Plasenta dibentuk sebagai bagian dari jaringan maternal dan sebagai bagian
jaringan embryonic. Bagian embryonic plasenta terdiri dari frondosum chorion, sementara
bagian maternal tersusun atas bagian dinding rahim yang disebut lamina basalis, yang kepadanya
vili chorionik akan berpenetrasi. Darah tidak mengalir langsung diantara kedua bagian ini, tetapi
karea membran keduanya berada dekat satu sama lain, suatu substansi tertentu berdifusi dengan
mudah. Ketika telah penuh terbentuk, plasenta merupakan lempengan oval coklat kemerahan
dengan diameter 15 – 20 cm dan ketebalannya sekitar 2,5 cm. Beratnya antara 500 – 600 g,
sekitar seper-enam bert fetus.
12
Pada saat yang sama dengan pembentukan organ interna embryo, suatu sistem membran
ekstraembryonic yang complex juga berkembang. Membran extraembryonic itu adalah amnion,
yolk sac, allantois, dan chorion. Membran-membran ini bertanggung jawab dalam poteksi,
respirasi, ekskresi, dan nutrisi embryo dan selanjutnya fetus. Pada saat melahirkan, placenta,
chorda umbilikus, dan membran ekstraembryonic terpisah dari fetus dan dikeluarkan dari uterus
setelah kelahiran.
Jenis plasenta manusia adalah haemocorealis. Dilihat dari bentuknya, ada yang seperti
satelit (succenturiate), besar dan tebal (blattledore), tebal dan bulat (circumvallate), serta
bentukan di luar dagingnya (velamentous insertion of cord).
Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas rahim. Dengan kata lain, apa yang
dialami Ibu Hanna di atas, merupakan keadaan tidak normal. Letak yang tak normal, kata
Noroyono, mungkin saja terjadi tanpa diketahui sebab-musababnya.
Kendati letaknya normal, plasenta mungkin saja terinfeksi. Baik itu infeksi yang berasal
dari vagina atau penyebaran infeksi dari darah. Misalnya aliran darahnya terkena bakteri tifus.
Jika bakteri itu menempel pada plasenta, maka akan terinfeksi dan mengakibatkan peradangan.
Akibatnya bisa terjadi persalinan preterm (sebelum waktunya), jika infeksi tersebut terjadi
sebelum kehamilan 37 minggu.
Kasus lain dari keabnormalan plasenta adalah terlepasnya plasenta (solusio placente).
Penyebabnya bisa karena hipertensi dan kekurangan asam folat. Bisa juga lantaran pendeknya
tali pusat atau trauma karena kecelakaan.
Pemisahan plasenta ini bisa terjadi sangat dini, pada kehamilan 20 minggu. Pada
pemisahan plasenta, sel-sel darah pada dasar plasenta keluar secara spontan. Bisa kemungkinan
terjadi pelepasan plasenta secara sebagian atau seluruhnya.
Gejala awalnya, jika pemisahan plasentanya kecil, mungkin terjadi perdarahan ringan
sampai sedang, ketidaknyamanan perut sebelah bawah, nyeri perut dan nyeri tekan pada rahim,
dari ringan sampai berat. Mungkin juga terdapat kejang rahim (kram).
Pada pemisahan yang besar terjadi perdarahan berat, warna darah merah hitam. Bunyi
jantung bayi kurang terdengar, tidak teratur dan lambat sampai tidak terdengar. Perut terasa
kencang dan nyeri bila ditekan, bisa parah dan mulai kontraksi kuat. Baik ibu dan janin akan
banyak
13
Chorion
Amnion
Amnion Cavity
Chorda Umbilicus
Plasenta
Chorion
Amnion
14