makalah pengembangan kurikulum

22
BAB I PENDAHULUAN 1. Konsep Kurikulum A. Pengertian Dalam bahasa l;atin kurikulum berarti”lapangan pertandingan”(race course)yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish, Baru pada tahun 1955istilah kurikulum dipakai dalam bidamg pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyia berbagai macam arti,yaitu: 1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran 2. Pengalaman belajaryang diperoleh murid dari sekolah 3. Rencana belajar murid Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarny6a adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan brrbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan B. Kurikulum dan Pengajaran Pengertian kurikulum yang sangat luas pada akhirnya dapat membingungkan para guru dalam mengembangkan kurikulum sehingga akan menyulitkan dalam perencanaan pengajarannya. 1

Upload: yaborat

Post on 18-Jun-2015

38.301 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN 1. A. Konsep Kurikulum Pengertian Dalam bahasa l;atin kurikulum berarti”lapangan pertandingan”(race course)yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish, Baru pada tahun 1955istilah kurikulum dipakai dalam bidamg pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyia berbagai macam arti,yaitu: 1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran 2. Pengalaman belajaryang diperoleh murid dari sekolah 3. Rencana belajar murid Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaihttp://www.investasipasti.com/?id=djalu

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I

PENDAHULUAN

1. Konsep Kurikulum

A. Pengertian

Dalam bahasa l;atin kurikulum berarti”lapangan pertandingan”(race course)yaitu arena

tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish, Baru pada tahun 1955istilah kurikulum dipakai

dalam bidamg pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyia berbagai macam arti,yaitu:

1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran

2. Pengalaman belajaryang diperoleh murid dari sekolah

3. Rencana belajar murid

Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan,

mengenai isi dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarny6a

adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan brrbagai kegiatan, interaksi

sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi denagn

lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan

sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan

B. Kurikulum dan Pengajaran

Pengertian kurikulum yang sangat luas pada akhirnya dapat membingungkan para guru

dalam mengembangkan kurikulum sehingga akan menyulitkan dalam perencanaan pengajarannya.

Menurut Ralph.W.Tyler, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses

pengembangan kurukulum dan pengajaran yaitu:

1. Tujuan apa yang hendak di capai?

2. pengalaman belajar apa yang perlu di siapkan untuk mencapai tujuan?

3. bagaimana pengalaman belajar itu di organisasikan secara efektif?

4. bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan?

Jika kita mengikuti pandangan Tyler, maka pengajaran tidak terbatas hanya pada proses

pengajaranterhadap satu bahan tertentu saja, melainkan dapat pula diterapkan dalam pengajaran

untuk satu bidang studi / pengajaran di sekolah.

1

Page 2: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Demikian pula kurikulum dapat dikembangkan untuk kurikulum suatu sekolah bidang studi

atupun kurikulum untuk suatu bahan pelajaran tertentu.

C. Komponen-Komponen kurikulum

1. Tujuan, Yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaran pendidikan

2. Isi Kurikulum, Yaitu pengalaman belajar yang di peroleh murid di sekolah.pengalaman-

pengalaman ini di rancang dan di organisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang

diperoleh murid sesuai denagn tujuan

3. Metode proses belajar mengajar yaitu cara muri memperolehpengalaman belajaruntuk

mencapai tujuan

4. Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju dapat tercapai atau

tidak.

2. Fungsi dan Cara Mengembangkan Kurikulum

Fungsi kurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam nelaksanakan tugasnya. Selain itu

kurikulum berfungsi sebagai:

Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa

yang ditetapkan kurikulum

Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan

pelaksanaan pendidikan yang menyimpng dari yang telah digariskan dalam kurikulum

Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan

pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku

Setelah itu kita perlu mengetahui langkah-langkah pengembangan kurikulum,yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan, Rumusan tujuan di buat berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan

kebutuhan dan harapan

2. Menentukan isi, merupakan materi yang akan di berikn kepada murid selama mengikuti proses

pendidikan belajar mengajar

3. Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Hal ini mencakuppenentuan metode dan keseluruhan

proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan

4. Mengadakan evaluasi

2

Page 3: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

LANDASAN DAN TINGKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Landasan

Pada umumnya dalam membina kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut:

Asas filosofis

Landasan filosifis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena

filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa.

Dalam kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan seperti hakikat

pendidikan, tujuannya, dan bagaiman cara mencapai tujuan. Oleh karena itu,wajar apabila

kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat pendidikan, karen afilsafat mementukan

tujuan yang hendak dicapai dengan alatyang di sebut kurikulum.

Asas psikologis

Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan dengan cara

peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghambat kemauan belajar mereka selain itu

psikologis memberikan landasan berpikir tentang hakikat proses belajar mengajar dan tingkat-

ingkat perkembanganpeserta didik. Kurikulum pada dasarnya disusun agar peerta diik dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang

dilaksanakan dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama dlm proses belajar

mengajar akan lebih meningkatkankeberhasilan kurikulum, daripada kurikulum yang

mengabaikan faktor psiklogis peserta didik

Asas sosiologis

Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan

rekontruksi masyrakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata digunaka

dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam

pembinaan kurikulum tingakt sekolah atau bahka tingkat pengajaran

Asas Organisatoris

3

Page 4: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum.Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk

kurikulum:

1. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah(separated subject

curriculum)

2. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-

hubungkan(Correlated curriculum)

3. Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/ hampir semua mata pelajaran(integrated

curriculum)

2. Prinsip yang Dianut dalam Pengembangan Kurikulum

Ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum,diantaranya:

a. Prinsip relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan

kebutuhan dan kehidupan peserta didik

b. Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum

c. Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana

yang dipakai dengan hasil yang diperoleh

d. Prinsip kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjangpendidikan disusun

secara berkesinambungan

e. Prinsip Fleksibilitas,disamping program yang berlakuuntuk semua anak terdapat pula

kesempatan bagi amak mengambil program-program pilihan

f. Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara berbagai program

pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu

3. Tingkatan dalam Pengembangan Kurikulum

4

Page 5: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

a. Pengembangan tingkatan institusional Meliputi kegiatan pengembangan tujuan-tujuan

institusional dan struktur program.

b. Pengembangan tingkatan bidang studi / mata pelajaran

Setelah bidang-bidang studi di tentukan langkah selanjutnya ialah mengembangkan

GBPP,dengan menempuh langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan-tujun kurikuler dan tujuan intruksional umumtiap bidang studi

2. Mengidentifikasi topik-topik /pokok bahasan yang diperkirakandapat dijadikan sebagai bahan

untuk dipelajari oleh murid agar mencapai tujuan yang telah dirumuskan

3. Memilih topik-topik yang paling relevan, fungsional,efektif dan kemperhensif bagi pencapaian

tujuan yang telah din identifikasikan

4. Memetapkan metode dan sumber belajar untuk tiap kelompok pokok bahasan

C. Pengembangan tingkat operasional / kelas

Uraian tentang pengembangan tingkat operasional ini lebih di tekankan pada usaha guru

dalam mengembangkan lebih lanjut GBPP.

BAB IIPEMBAHASAN

5

Page 6: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

Prinsip-prinsip dasar kurikulum merupakan aspek yang harus dikuasai dan diperhatikan

dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum, sehingga sekolah memiliki program pendidikan

yang sesuai falsafah hidup, kondisi dan kebutuhan siswa serta sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan masyarakat.

1. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Yang dimaksud dengan pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara-cara yang dapat

ditempuh atau dilakukan dalam mengembangkan kurikulum. Prof. Winarno Syrachmad (1977 ; 28)

mengemukakan dua pendekatan dalam pengembangan kurikulum yaitu “pendekatan yang

beorientasi pada bahan pelajaran dan pendekatan yang beorientasi pada tujuan pendidikan”.

Untuk mengetahui lebih jelas kedua pendekatan di atas, diuraikan di bawah ini sebagai

berikut :

1. Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran

Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran dilakukan, apabila bahan pelajaran

dalam suatu kurikulum sudah tidak sesuai dengan tujuan pendidikan, tidak sesuai dengan tuntutan

dan kebutuhan siswa dan atau sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat. Untuk mengubah isi kurikulum dab bahan pelajaran ada beberapa cara yang dapat

ditempuh yaitu :

1) Prosedur mengganti buku pelajaran

2) Prosedur meninjau pendapat-pendapat

3) Prosedur meninjau kekurangan-kekurangan

4) Prosedur laisser faire

5) Prosedur tambal sulam

6) Prosedur analisa aktivitas orang dewas

7) Prosedur fungsi sosial

8) Prosedur kebutuhan pemuda.

Pemahaman prosedur-prosedur di atas dapat dibahas di bawah ini :

a. Prosedur mengganti buku pelajaran

Prosedur ini dapat dilaksanakan, apabila buku pelajaran yang dilaksanakan sudah tidak dapat

lagi digunakan, baik nama maupun isi pelajaran maupun paedagogisnya.

Buku pelajaran sebagai penentu kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan masih

mempunyai keurangan-kekurangan, di antaranya:

Buku pelajaran disusun tidak dapat memperhatikan keadaan setiap siswa.

Buku pelajaran yang disusun mungkin akan ketinggalan jaman dan statis.

6

Page 7: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Buku yang disusun mungkin tidak memenuhi kebutuhan anak.

Buku pelajaran mungkin tidak sesuai dengan teori belajar.

b. Prosedur meninjau pendapat-pendapat

Cara mengubah isi atau bahan pelajaran dapat dilakukan melalui pengumpulan pendapat-

pendapat. Pendapat-pendapat tersebut bisa datang dari para ahli (ahli disipli8n ilmu tertentu, ahli

psikologi, ahli pendidikan, dsb.)

c. Prosedur meninjau kekurangan-kekurangan

Buku pelajaran harus ditinjau kekurangan-kekurangannya, sebab mungkin saja buku tertentu

yang disusun pada tahun tertentu sudah tidak dapat digunakan pada tahun sekarang, karena

masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah lebih cepat berkembang, sehingga buku tersebut

tidak sesuai dengan kebutuhan kebutuhan masyarakat.

d. Prosedur laisser faire

Cara ini dilakukan, agar guru berusaha mencari bahan yang paling sesuai dengan minat dan

kebutuhan murid, yang berarti guru sepenuhnya diberi kebebasan dalam menetapkan kurikulum

yang paling cocok dengan murid-muridnya.

e. Prosedur tambal sulam

Prosedur tambal sulam dapat dilakukan dengan cara mempelajari materi/bahan-bahan pelajaran

pada sekolah-sekolah, baik di dalam maupun luar negeri.

f. Prosedur analisa aktivitas orang dewas

Dalam mengubah materi kurikulum harus mempertimbangkan aktivitas orang dewasa.

Analisa ini diperlukan karena siswa dididik untuk menjadi orang dewasa yang harus sanggup

memikul tugas-tugas Sebagai orang dewasa. Frangklin Babbit menganalisa aktivitas orang dewasa

sebagai berikut :

1) Kegiatan bahasa

2) Kegiatan kesehatan jasmani

3) Kegiatan sebagai warga negara

4) Kegiatan hubungan sosial

5) Kegiatan pemanfaatan waktu senggang

6) Kegiatan kesehatan mental

7) Kegiatan rumah tangga

8) Kegiatan jabatan

9) Kegiatan yang non jabatan

10) Kegiatan keagamaan

g. Prosedur fungsi sosial

7

Page 8: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Keseluruhan aktifitas dalam lapangan hidup dan kehidupan masyarakat, misalnya pendidikan,

agama, politik, ekonomi, rekreasi, sekelompok sosial, dsb. Fungsi-fungsi sosial ini harus

dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum, sehingga lulusan sekolah dapat menyesuaikan

diri dan mampu melaksanakan fungsi-fungsi sosial tersebut.

h. Prosedur kebutuhan pemuda.

Kebutuhan pemuda harus dipertimbangkan dalam mengubah isi kurikulum, sebab tujuan

pemuda erat hubungannya dengan perumusan tujuan pendidikan. Adanya rumusan tujuan

mempengaruhi isi/materi kurikulum. Sekolah yang memperhatikan materi dan tujuan pendidikan

berdasarkan kebutuhan pemuda disebut adult centered.

Demikian prosedur-prosedur dan cara-cara yang dapat ditempuh mengubah isi kurikulum. Cara-

cara tersebut dapat dilakukan secara terpisah, dan dapat pula digunakan secara kontinew, artinya

dalam suatu perubahan kurikulum dapat dilakukan beberapa cara atau prosedur sesuai kebutuhan.

Setelah ditentukan prosedur yang akan dilakukan dalam perubahan kurikulum, langkah

selanjutnya merumuskan pertanyaan :

1) Bahan atau materi pelajaran apakah yang akan diajarkan kepada murid ?

2) Bila bahan dan materi pelajaran telah ditetapkan sesuai dengan falsafah, minat dan

kebutuhan siswa, serta kebutuhan masyarakat, maka persyaratan selanjutnya adalah

menjabarkan bahan pelajaran tersebut kepada pokok-pokok bahasan dan setiap pokok

bahasan dijabarkan lagi kepada sub-sub pokok bahasan agar lebih terperinci dan jelas.

Kebaikan dari pendekatan yang berorientasi kepada bahan pelajaran adalah bahwa guru lebih

fleksibel atau luwes dalam menyusun bahan pelajaran, karena tidak terikat oleh tujuan yang

jelas. Kalaupun ada tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum ini, hanyalh bersifat samar-

samar saja.

Sedangkan kelemahan dari pendekatan dari pendekatan ini adalah :

1) Bahan pelajaran yang disusun kurang jelas arah dan tujuannya.

2) Kurang adanya pegangan dalam menentukan cara yang cocok dalam menyajikan bahan

pelajaran kepada murid.

3) Kurang jelas segi-segi yang dinilai pada siswa setelah menyelesaikan pelajaran dan cara

menilainya.

2. Pendekatan yang beorientasi pada tujuan

8

Page 9: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran timbul dalam penyusunan kurikulum

dengan rumusan pertanyaan : Tujuan apakah yang yang ingin dicapai atau diharapkan dimiliki

setelah menyelesaikan kurikulum ini?Sebagai jawaban pertanyaan pertanyaan di atas, kemudian

dirumuskanlah tujuan-tujuan pendidikan atau pengajaran yang diharapkan yang dimiliki murid. .

Tujuan pendidikan itu harus dianalisa, dari mulai rumusan tujuan. Pendidikan secara umum

sampai kepada tujuan khusus, sehingga memudahkan guru dalam menganalisa hasil-hasil yang telah

dicapai murid setelah kegiatan belajar

Tokoh pendidikan yang bernama Herbert Spencer (1959) menganalisa tujuan pendidikan

kepada :

1. Self preservation, ia harus sanggup menjaga diri agar melakukan kegiatan demi

kelangsungan hidup.

2. Securing the necessities of life, ia harus sanggup mencari nafkah.

3. Rearing a family, ia harus sanggup mendidik keluarga.

4. Maintaining propersocial and political relationship, ia harus memelihara hubungan baik

dengan masyarakat dan negara.

5. Enjoying leisure time, ia harus sanggup menikmati waktu senggang.

Usaha menganalisa tujuan pendidikan ini, dilakukan pula oleh ahli pendidikan lainnya,

misalnya Franklin Babbit merumuskan 300 tujuan khusus dalam mata pelajaran berhitung.

Sedangkan billings berhasil merumuskan 880 tujuan khusus dalam bidang studi ilmu pengetahuan

sosial.

Selanjutnya ditetapkanlah pokok-pokok bahan pelajaran atau isi kurikulum dan kegiatan

belajar mengajar, yang kesemuanya diarahkan mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

Penggunaan pendekatan yang berorientasi kepada tujuan penmgajaran ini, mungkin

dirasakan terdapat kesukaran-kesukaran dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan, apalagi bila

tujuan-tujuan tersebut harus dijabarkan kepada tujuan yang lebih khusus.

Adapun kelebihan dari pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini dapat dilihat sebagai

berikut :

1. Tujuan yang ingin dicapai jelas,

2. Tujuan yang jelas tersebut akan memberikan arah dalam menetapkan bahan-bahan, metode,

jenis kegiatan, dan alat yang diperlukan guna mencapai tujuan.

3. Tujuan-tujuan yang jelas tersebut akan memberikan arah di dalam mengadakan penilaian

terhadap hasil yang dapat dicapai.

4. Hasil penilaian yang terarah tersebut, akan membantu penyusunan kurikulum di dalam

mengadakan perbaikan-perbaikian yang diperlukan.

9

Page 10: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Atas dasar uraianh di atas, tampak pendekatan yang berorientasi pada tujuan (out put

oriented) lebih besar manfaatnya, jika dibandingkan pendekatan pada bahan pelajaran.

2. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dalam pengembangan kurikulum, sesuai dengan prinsip-prinsio kurikulum 1975, ada

beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan, agar kurikulum yang dilaksanakan memberi

harapan semua pihak yaitu, murid, orang tua, masyarakat dan pemerintah.

Prof. winarno Surachmad (1977 ; 23) mengemukakan prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip

relevansi, efektivitas, efisiensi, kontinuitas dan fleksibilitas. Untuk itu diuraikan dibawah ini :

2.1 Prinsip Relevansi

Yang dimaksud dengan prinsip relevansi kesesuaian antara pendidikan dengan

tuntutan kehidupan. Prinsip relevansi pendidikan dengan kehidupan ini, sekurang-kurangnya

terdapat yiga segi yang harus sesuai (relevant), yaitu relevansi pendidikan dengan

lingkungan siswa, relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan yang akan datang,

dan relevansi pendidikan dengan tuntutan pekerjaan.

2.2 Prinsip Efektifitas

Yang dimaksud prinsip efektifitas dalam pendidikan adalah sampai sejumlah tujuan-

tujuan dan kegiatan-kegiatan pendidikan yang telah dirumuskandapat tercapai. Prinsip

efektivitas pendidikan dapat ditin jau dari dua segi efektivitas mengajar guru dan

efektiviktas bekerja murid.

2.3 Prinsip Efisiensi

Yang dimaksud dengan prinsip efisiensi dalam pendidikan yaitu seimbangnya usaha

yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan hasil yang dicapai oleh lulusan atau

siswa. Dalam pengembangan kurikulum hal-hal yang diperhatikan dalam prinsip efisiensi

ini adalah waktu yang digunakan, tenaga yang dikeluarkan, peralatan dan biaya yang

dikeluarkan hendaknya minimal dapat mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan.

2.4 Prinsip Kesinambungan

Yang dimaksud dengan prinsip kesinambungan (kontinuitas) dalam pendidikan adalah

saling berhubungan atau jalin menjalinnya program pendidikan atau tingkat pendidikan

dengan program pendidikan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Prinsip

kesinambungan ini dapat ditinjau drai dua segi yaitu kesinambungan antara berbagai tingkat

pendidikan (sekolah) dan kesinambungan antara berbagai bidang studi.

a. Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah

Dalam penyusunan kurikulum hendaknya dipertimbangkan hal-hal :

10

Page 11: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

1) Bahan pelajaran yang diberikan pada sekolah yang lebih tinggi hendaknya

merupakan kelanjutan dari sekolah sebelumnya.

2) Bahan pelajaran yeng telah diberikan pada sekolah yang lebih rendah, hendaknya

tidak diberikan pada sekolah yang lebih tinggi.

b. Kesinambungan antara berbagai bidang studi

Maksudnya adalah bahan yang diajarkan dalam suatu bidang studi tertentu

mempunyai hubungan dengan bidang lainnya. Oleh karena itu hendaknya diusahakan

sedemikian rupa dalam penetapan urutan penyajian diperhatikan agar hubungan dapat

berjalan dengan baik.

2.5 Prinsip Fleksibilitas

Yang dimaksud dengan prinsip fleksibilitas adalah adanya aktivitas atau ruang gerak yaitu,

memberikan kebebasan, sehingga tidak baku.

Dalam kurikulum prinsip fleksibilitas mencakup fleksibilitas murid dalam memilih program

pendidikan dan fleksibilitas guru dalam memilih program pendidikan dan fleksibilitas guru

dalam mengembangkan program pengajaran.

a. Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan

Yang dimaksud fleksibilitas pemilihan program pendidikan dengan mewujudkannya

program-program pilihan bagi murid sesuai dengan minat dan kemampuannya.

b. Fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran

Yang dimaksud fleksibilitas disini adalah dengan diberikannya kesempatan kepada guru-

guru untuk mengembangkan program pengajaran yang berpegang kepada tujuan dan

pelajaran yang tertera dalam kurikulum yang masih bersifat umum.

2.6 Prinsip berorientasi pada tujuan

Yang dimaksud dengan prinsip yang berorientasi pada tujuan (out put oriented)

adalah penetapan bahan dan jam pelajaran yang bersumber rumusan kepada tujuan-tujuan

yang diharapkan dicapai oleh para siswa, baik tujuan umum, tujuan institusional sampai

kepada tujuan intruksional.

2.7 Prinsip pendidikan seumur hidup

Yang dimaksud dengan prinsip pendidikan seumur hidup berarti bahwa setiap

manusia diharapkan untuk selalu berkembang sepanjang hidupnya. Dan masa sekolah bukan

satu-satunya masa bagi orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian saja dari waktu

belajar yang berlangsung seumur hidup tersebut.

3. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

11

Page 12: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Langkah pengembangan kurikulum dibagi menjadi tiga fase yaitu :

3.1 Fase pengembangan program tingkat lembaga

Pengembangan tingkat lembaga ini mencakup perumusan tujuan institusional, penetapan isi

dan struktur program dan penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum.

a. Perumusan tujuan lembaga (institusional)

Adalah rumusan tujuan pendidikan yang terdiri dari rumusan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang diharpkan dicapai anak setelah menyelesaikan keseluruhan

program pendidikan pada suatu sekolah tertentu

Ciri-ciri tujuan institusional (suatu sekolah dapat ditinjau dari segi kategori,

aspek yang diukur dan ditingkat kekhususannya, adalag sebagai berikut :

1) Kategori tujuan institusional

Tujuan intsitusional mempunyai 2 kategori yaitu tujuan institusional umum

dan tujuan institusional khusus. Tujuan institusional umum menggambarkan

aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap ayng bersifat umum. Sedangkan

tujuan institusional khusus merupakan penjabaran dari tujuan institusional

umum, yang berisi rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap pula, yang

walupun rumusan masih bersifat umum.

2) Aspek yang dicakup dalam rumusan tujuan institusional adalah aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap

3) Tingkat kekhususan

Tujuan institusional merupakan penjabaran tujuan nasional yang kemudian

dijabarkan lagi kepada tuyjuan kurikuler dan tujuan instruksional.

b. Penetapan isi dan struktur program

Adalah penetapan bidang-bidang studi yang akan diajarkan dalam kurikulum tersebut.

Sedangkan yang dimaksud dengan penetapan struktur program mencakup :

1) Jenis program pendidikan (umum, akademis, keguruan, kejuruan, spesialisasi, dsb).

2) Sistem dan jumlah kelas serta unit waktu yang digunakan.

3) Jumlah bidang studi yang diajarkan perminggu/perhari.

4) Jumlah jam pelajaran untuk setiap bidang studi perminggu atau perhari.

c. Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum

Langkah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan, yang meliputi :

1) Melaksanakan pengajaran

2) Mengadakan penilaian

3) Mengadakan bimbingan dan penyuluhan, dan

12

Page 13: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

4) Melaksanakan administrasi dan supervisi

3.2 Fase pengembangan program setiap bidang studi

Langkah-langkah untuk melaksanakan pengembangan program setiap bidang studi :

a. Merumuskan tujuan kurikulum

Adalah rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dimiliki murid

dalam setiap bidang studi, setelah murid menyelesaikan program pendidikan di sekolah

secara keseluruhan.

b. Merumuskan tujuan instruksional

Adalah rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang merupakan perincian dari

tujuan kurikuler, sebagai dasar untuk menetapkan pokok bahasan/sub pokok bahasan

dalam setiap bidang studi.

c. Menetapkan pokok bahasan/sub pokok bahasan

Atas dasar tujuan instruksional di atas, maka langkah selanjutnya menetapkan pokok

bahasan/sub pokok bahasan untuk setiap bidang studi.

Contoh pokok bahasan/sub pokok bahasan IPA sbb :

No Tujuan Instruksional Pokok bahasan/sub pokok bahasan

1.

2.

Murid dapat

menggolongkan benda-

benda hidup dan tak hidup

1.1 Benda-benda hidup dan tak hidup

1.1.1 Ciri-ciri benda hidup

1.1.2 Ciri-ciri benda tak hidup

1.2 Benda padat, cair dan cirri-cirinya

1.2.1 Benda padat dan ciri-cirinya

1.2.2 Benda cair dan ciri-cirinya

1.2.3 Benda gas dan ciri-cirinya

2.1

2.2 dst

d. Menyusun garis-garis besar pengajaran, terdiri :

1) Atas dasar tujuan kurikuler, tujuan instruksional dan pokok bahasan/sub pokok

bahasan, maka disusunlah garis-garis besar pengajaran (GBPP) yang berisikan

tujuan pengajaran, bahan pengajaran (pokok/sub pokok bahasan) yang telah disusun

perkelas dan persemester yang disertai keterangan jumlah jam dan sumber bahan

yang dapat digunakan.

13

Page 14: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

2) Setelah GBPP selesai disusun, maka dibuatlah pedoman khusus melaksanakan

pengajaran dari masing-masing bidang studi seperti cara/metoda yang digunakan,

alat yang digunakan, cara menilai dan sebagainya.

3.3 Fase pengembangan program pengajaran di kelas

Tugas guru dalam rangka mengembangkan program pengajaran adalah :

1. Menetapkan satuan bahasan dari bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP

2. Mengembangkan program pengajaran untuk masing-masing satuan bahasan yang

nanti akan dilaksanakan di kelas.

BAB III

PENUTUP

14

Page 15: MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kesimpulan

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup:

perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun

kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk

menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum

atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke

dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan

kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian

program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam

pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia

pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang

tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan

pendidikan.

Prinsip dasar pengembangan kurikulum merupakan aspek yang harus dikuasai dan

diperhatikan dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum, sehingga sekolah memiliki program

pendidikan yang sesuai dengan falsafah hidup, kondisi dan kebutuhan siswa serta sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

15