makalah pengembangan kurikulum ppp fix

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara umum, kurikulum merupakan gambaran gagasan pendidikan yang diekspresikan dalam praktik. Saat ini definisi kurikulum makin berkembang, termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana di sekolah atau institusi pendidikan. Dalam pengertian lain, kurikulum juga bisa menjadi pedoman seorang guru atau pengajar dalam melaksanakan tugasnya. Jika tidak ada pedoman, proses belajar mengajar akan menjadi tidak terarah. Kurikulum tersebut yang berfungsi memberikan pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tersebut. Seperti yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan 1

Upload: husen-jauwad-aljufri

Post on 27-Nov-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

merupakan materi tentang perkembangan kurikulum di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang

pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus

bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Secara umum, kurikulum merupakan gambaran gagasan pendidikan yang

diekspresikan dalam praktik. Saat ini definisi kurikulum makin berkembang, termasuk

seluruh program pembelajaran yang terencana di sekolah atau institusi pendidikan. Dalam

pengertian lain, kurikulum juga bisa menjadi pedoman seorang guru atau pengajar dalam

melaksanakan tugasnya. Jika tidak ada pedoman, proses belajar mengajar akan menjadi

tidak terarah. Kurikulum tersebut yang berfungsi memberikan pedoman dalam

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tersebut. Seperti yang tercantum dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 : “Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu”.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional mengatur kurikulum pendidikan sebagaimana tercantum pada Bab X

pasal 36, pasal 37, dan pasal 38. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 36 ayat

1), kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik (pasal 36

ayat 2). Yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum dengan prinsip diversifikasi

adalah suatu pengembangan yang memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada

satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah. Dan dalam

makalah kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang Pengembangan Kurikulum.

1

Page 2: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Bagaimana perkembangan kurikulum di Indonesia ?

2. Bagaimana konsep pengembangan kurikulum ?

3. Bagaimana landasan perkembangan kurikulum?

4. Bagaimana prinsip perkembangan kurikulum ?

C. Tujuan

Adapun Tujuan dari makalah ini adalah

1. Mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia

2. Mengetahui konsep pengembangan kurikulum

3. Mengetahui landasan perkembangan kurikulum

4. Mengetahui prinsip perkembangan kurikulum

D. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah

1. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengerti tentang konsep

pengembangan kurikulum

2. Pembaca dapat memahami dan mengetahui landasan perkembangan kurikulum

3. Pembaca dapat mengetahui prinsip perkembangan kurikulum

2

Page 3: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum

oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar

kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan pengertian yang

membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang sesungguhnya

terjadi di kelas (instruction/pengajaran). Memang banyak ahli kurikulum yang menentang

pemisahan ini, tetapi banyak pula yang menganut pendapat adanya perbedaan antara

keduanya. Kelompok yang menyetujui pemisahan itu beranggapan bahwa kurikulum adalah

rencana yang mungkin saja terlaksana tapi mungkin juga tidak, sedangkan apa yang terjadi

di sekolah /kelas adalah sesuatu yang benar – benar terjadi yang mungkin berdasarkan

rencana tetapi mungkin juga berbeda atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan.

Perbedaan titik pandang ini tidak sama dengan perbedaan cara pandang antara kelompok

ahli kurikulum dan ahli pengajaran. Baik ahli kurikulum maupun ahli pengajaran

mempelajari fenomena kegiatan kelas, tetapi dengan latar belajang teoretis dan tujuan yang

berbeda. Sementara itu, Unruh dan Unruh (1984: 97) mengatakan bahwa proses

pengembangan kurikulum adalah “a complex process of assessing needs, identifying desired

learning outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the

cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve.”

Kurikulum, sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang

strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu

pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan pendidikan maka harus benar-benar

dikembangkan. Pengembangan kurikulum dilakukan karena sifat kurikulum yang dinamis,

selalu berubah, menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar. Disamping itu,

masyarakat dan mereka yang belajar mengalami perubahan maka langkah awal dalam

perumusan kurikulum ialah penyelidikan mengenai situasi (situation analysis) yang kita

hadapi, termasuk situasi lingkungan belajar dalam artian menyeluruh, situasi peserta didik,

dan para calon pengajar yang diharapkan melaksanakan kegiatan.

3

Page 4: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

B. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

1. KURIKULUM RENCANA PELAJARAN (1947-1968)a) KURIKULUM TAHUN 1947 (RENTJANA PELAJARAN 1947)

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan.

Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum

(bahasa Inggris). Kurikulum  yang dipakai oleh Bangsa Indonesia pada tahun 1947

adalah Rentjana Pelajaran 1947. Bentuknya memuat dua hal pokok, yaitu (1) daftar

mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) garis-garis besar pengajaran.

Rentjana Pelajaran 1947  boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan

kolonial Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak menekankan pada pendidikan

pikiran, tetapi yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan

bermasyarakat. Sedangkan materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,

perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Rencana Pelajaran 1947 baru

dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah

perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal

pokok:

1. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya

2. Garis-garis besar pengajaran (GBP)

b) KURIKULUM 1952 RENTJANA PELADJARAN TERURAI 1952

Dalam kurikulum ini, setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat pendidikan

harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut (Depdikbud, 1979:108):

1. Pendidikan pikiran harus dikurangi

2. Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian

3. Pendidikan watak

4. Pendidikan jasmani

5. Kewarganegaraan dan masyarakat

Setelah Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No. 04 Tahun 1950

dikeluarkan, maka:

1. Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak memiliki dasar-dasar

pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin, serta

mengembangkan bakat dan kesukaannya

4

Page 5: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

2. Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan pelajar ke pendidikan

tinggi, serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai lapangan khusus, sesuai

dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat

3. Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan pelajaran agar dapat

menjadi pimpinan dalam masyarakat, dan dapat memelihara kemajuan ilmu, dan

kemajuan hidup kemasyarakatan.

c) RENTJANA PELADJARAN 1964

Sesuai dengan Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 maka pendidikan berfungsi

sebagai berikut.

1. Pendidikan sebagai Pembina manusia Indonesia baru yang berakhlak tinggi

2. Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalam semua bidang dan tingkatan

3. Pendidikan sebagai lembaga pengembangan kebudayaan nasional

4. Pendidikan sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan teknik dan fisik/mental

5. Pendidikan sebagai lembaga penggerak seluruh kekuatan rakyat.

Kurikulum 1960 ini erat kaitannya dengan situasi politik di Indonesia pada

zaman itu sehingga dirumuskan bahwa “pendidikan sebagai alat revolusi dalam suasana

berdikari mengharuskan pembantingan stir dalam segala bidang khususnya bidang

pendidikan” (Tilaar, 1995:255). Maka berdasarkan kebijakan pemerintah tersebut,

tujuan pendidikan di mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi ialah

melahirkan warga negara yang sosialis Indonesia yang susila, bertanggung jawab atas

terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur, baik spiritual maupun

material dan yang berjiwa Pancasila.

Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan

pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal

dengan istilah Pancawardhana, Disebut Pancawardhana karena lima kelompok bidang

studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan

(keterampilan), dan jasmaniah.

d) KURIKULUM 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu

dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi

pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968

merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara

5

Page 6: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa

pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan

sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,

dan keyakinan beragama. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti

Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada

pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan

organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan

kecakapan khusus.

2. KURIKULUM BERORIENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (1975-1994)

a) KURIKULUM 1975

Kurikulum ini didasarkan pada tujuan pendidikan yang jelas. Dari tujuan

pendidikan tersebut dijabarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan

instruksional umum, tujuanj instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya

sehingga jelas apa yang akan dicapai melalui kurikulum tersebut. Dalam kurikulum ini,

satu hal yang menonjol adalah dengan digunakannya sistem instruksional. Dalam tiap

mata pelajaran, diberikan tujuan kurikulum, dan di tiap bahasan, diberikan pula tujuan

instruksional bagi guru dan siswa apa yang harus dicapai.

Kurikulum 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yang

secara umum mengharapkan lulusannya :

1. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik

2. Sehat jasmani dan rohani, dan

3. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk

melanjutkan pelajaran;

4. Bekerja di masyarakat;

5. Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan hidup

Kurikulum1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi

memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b) KURIKULUM 1984

Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Dengan

masukan yang sangat berarti dari hasil komisi pembaharuan pendidikan pendidikan

nasional, begitu pula dengan TAP MPR No. IV/1983, maka lahirlah Kurikulum 1984

6

Page 7: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

dengan ciri-ciri menonjol menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut: a) apa yang

akan diajarkan? b) Mengapa diajarkan? c) Bagaimana diajarkan?

Kurikulum 1984 dengan kurikulum 1975 yang berbeda adalah organisasi

pelaksanaanya, dimana kurikulum 1984 dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan

bahan-bahan dan buku-buku yang ada.

Perbaikan yang dilakukan dalam kurikulum ini adalah adanya Cara Belajar

Siswa Aktif dan sistem spiral. Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi kepada tujuan instruksional.

2. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa

aktif (CBSA).

3. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.

4. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

5. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

c) KURIKULUM 1994

Menyadari akan kebutuhan pembangunan nasional, demikian pula dengan

lahirnya Undang-Undang Pokok Pendidikan Naisonal No. 02 Tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, maka dirasa perlu menyusun suatu kurikulum baru

sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 1984.

Adapun ciri umum dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:

1. Sifat kurikulum objective based curriculum

2. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.

3. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat

(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

4. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem

kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.

5. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa

aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

d) KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) 2004

Mulai tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diterapkan di

Indonesia. Sevara singkat dengan KBK ini ditekankan agar siswa yang mengikuti

pendidikan di sekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. KBK diharapkan dapat

7

Page 8: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa

agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keterampilan, tepat, dan berhasil dengan

penuh tanggung jawab. Depdiknas mengemukakan karakteristik KBKialah sebagai

berikut.

1. Menekankan pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara individual

maupun klasikal

2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan metode

bervariasi

4. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsure edukatif

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya poenguasaan

atau pencapaian suatu kompetensi.

e) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2006

Sejak tahun 2001, berdarakan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah telah diberlakukan otonomi daerah bidang pendidikan dan

kebudayaan. Visi pokok dari otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan bermuara

pada uaya pemberdayaan terhadap masyarakat daerah untuk menentukan sendiri jenis

dan muatan kurikulum, proses pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar, guru

dan kepala sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun untuk

menjalankan amanah yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Muslich, 2009:1)

Otonomi penyelenggaraan pendidikan tersebut pada gilirannya berimplikasi pada

perubahan sistem majanemen pendidikan dari pola sentralisasi ke desentralisasi dalam

pengelolaan pendidikan (Muhaimin, dkk. 2008:2). Guru memiliki otoritas dalam

mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa

dan lingkungan di sekolahnya.

f) KURIKULUM 2013

Prof. Ir. Muhammad Nuh, DEA menegaskan bahwa kurikukulum terbaru 2013

ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar

ialah menuntut kemapuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan

8

Page 9: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi

dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa

lebih didorong untuk memeiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan

interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritias. Tujuannya

adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat

SD, pendekatan tematik integrative member kesempatan siswa untuk mengenal dan

memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA ndan IPS

diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Seperti yang dirilis kemdikbud dalam kemdikbud.go.id ada empat aspek yang

harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan

kurikulum 2013.

1. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut

metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru

(UKG) baru mencapai rata-rata 44,46

2. Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian

ilmu pengetahuan kepada siswa.

3. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada

siswa dan teman sejawat lainnya.

4. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang

akan digugu dan ditiru siswa.

C. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013

Konsep kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik

pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Yang

perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Berbicara konsep

kurikulum baru 2013 sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep

kurikulum baru ini dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulum yang dulu pernah digunakan. Ada

tiga konsep tentang kurikulum 2013, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai

bidang studi.

Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum dipandang sebagai suatu

rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang

ingin dicapai. juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,

bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat

digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun

9

Page 10: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Serta mencakup lingkup

tertentu, sekolah, kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara. Konsep ini sebenarnya tidak jauh

berbeda dengan konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu

kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.

Konsep kedua, adalah kurikulum 2013 sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem

kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem

masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana

cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil

dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum

adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap danamis.

Konsep ini juga dapat dipastikan mengalami prubahan dari konsep kurikulum yang

sebelumnya, sebab wacana pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan memang merupakan

hal yang wajar, mengingat perkembangan alam manusia terus mengalami perubahan.

Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi. Tujuan kurikulum sebagai bidang

studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang

mendalami bidang kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui

studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal

baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.

Berubahnya kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 ini merupakan salah satu upaya untuk

memperbaharui setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum sesuai dengan

kebutuhan anak bangsa dan atau generasi muda. Inti dari Kurikulum 2013 ada pada upaya

penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk

mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa depan. Karena itu

kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik berat

kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang

lebih baik dalam melakukan :

3. Observasi,

4. Bertanya (wawancara),

5. Eksperiment

6. Bernalar, dan

7. Membuat jejaring (Networking)

Adapun obyek pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah : fenomena alam, sosial,

seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif,

10

Page 11: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai

persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-

integratif mengacu pada kurikulum 2006 yang di dalamnya ada beberapa permasalahan di

antaranya;

1. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata

pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui

tingkat perkembangan usia anak; 

2. Belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional; 

3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan

pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan

kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,

keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di

dalam kurikulum; 

4. Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,

nasional, maupun global; 

5. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci

sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada

pembelajaran yang berpusat pada guru; 

6. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses

dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan 

7. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak

menimbulkan multi tafsir.

Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik

melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi. Kurikulum baru

tersebut akan diterapkan untuk seluruh lapisan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar

hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. kata Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Mohammad Nuh kepada pers di Kantor Wapres di Jakarta. Dikatakan Nuh,

orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang

antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang

holistik dan menyenangkan.

11

Page 12: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

D. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan sarana belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai

dan dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan

yang ada dalam masyarakat. Agar pengembangan kurikulum dapat berhasil sesuai dengan

yang diinginkan, maka dalam pengembangan kurikulum diperlukan landasan – landasan

pengembangan kurikulum. Dalam landasan program dan pengembangan dikemukakan

bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada tiga unsur, yaitu : (1) Landasan Yuridis (2)

Landasan Filosofis (3) Landasan Teoritis

1. Landasan Yuridis

Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada

dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Landasan yuridis

kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19

tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22

tahun 2006 tentang Standar Isi.

2. Landasan Filosofis

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

(UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk

mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,

pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta

bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum

haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan

bangsa di masa mendatang.

Konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan

dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk

dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota

masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa

mendatang.

12

Page 13: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

3. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan

teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah

pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar

yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai

Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas

minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan.

Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi

Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi

Lulusan satuan pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses,

konten, dan ruang lingkup penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses

adalah kemampuan minimal untuk mengkaji dan memproses konten menjadi

kompetensi. Komponen konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok

manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan

lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi

antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan

pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun

2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum

yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada

pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran

yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan

pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan

kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,

kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari

prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di

masa mendatang. Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten spesifik yaitu

pengetahuan dan konten berbagi dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan

keterampilan.

13

Page 14: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum

menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga kependidikan utama yang

mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses pembelajaran. Peserta

didik berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan

pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami

peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh

karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada

peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama

atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh

karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang

dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur

dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian

kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk

Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi

Dasar (KD).

2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi

yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata

pelajaran

3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk

suatu mata pelajaran di kelas tertentu.

4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan

psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran

ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap

menjadi kepedulian utama kurikulum.

5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,

topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau

“content-based curriculum”.

6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

14

Page 15: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang

memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana

pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).

8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan

hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan

kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat

dijadikan tingkat memuaskan).

4. Landasan Empiris

Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata

mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya

sumber air bersih, adanya potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan

pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa

kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk

membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan

menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif

terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.

Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia

harus terus ditingkatkan. Hasil studi PISA (Program for International Student

Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan

IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari

65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science

Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam

kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan

pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)

melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi

kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek

kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam

membangun negara pada masa mendatang.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata

pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah

15

Page 16: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik

setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu.

Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu

satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang

dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam

menerapkan perolehannya di masyarakat.

2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang

pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai

Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar

pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik

setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi

dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan

dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka

pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan

pendidikan.

3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi

berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik

yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk

pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran.

4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat

dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah

kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip

perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah

ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan).

6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa

peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,

teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

16

Page 17: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu

konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,

teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik

untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh

memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum

didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan

hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum

dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di

masyarakat.

9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk

belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan

dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur

kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus.

Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut

dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di

sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan

kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian

kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui

kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.

F.Model – Model Pengembangan Kurikulum

17

Page 18: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

Model pengembangan kurikulum dapat diartikan suatu desain atau panduan dari suatu

bentuk kurikulum yang akan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum berikutnya.

Ada beberapa tipe model pengembangan kurikulum yang biasa dijadikan acuan, yakni:

a) Model Administratif (Line-Staff)

Model pengembangan kurikulum ini merupakan tipe top-down approach. Artinya,

bahwa pengembangan kurikulum dilakukan oleh kalangan atas praktisi pendidikan

kemudian dilaksanakan sepenuhnya oleh guru dan pihak sekolah. Model kurikulum

ini dianggap kurang efektif untuk diterapkan di Indonesia mengingat sistem

pemerintahan negara kita adalah desentralisasi dan juga kemajemukan budaya yang

tidak memungkinkan adanya penyamarataan sistem pendidikan di setiap daerah.

b) Model Grass-Roots

Model Grass-Roots merupakan kebalikan dari model administratif, yakni model

Grass-Roots bersifat bottom-up yang berarti mengutamakan peranan dari kalangan

bawah ) dalam hal ini guru yang melakukan pengembangan kurikulum karena dirasa

bahwa gurulah yang mengetahui kondisi lingkungan di sekolah. Namun,

pengembangan kurikulum ini tidak mesti keseluruhan kurikulum melainkan bisa

hanya beberapa bagian atau aspek tertentu saja sesuai kebutuhan dan hanya berlaku

untuk beberapa bidang studi dan sekolah-sekolah tertentu.

Model pengembangan kurikulum Grass-Roots ini baik digunakan jika memang benar-

benar berdasarkan sikap kritis guru yang menginginkan adanya perbaikan kurikulum

berdasarkan temuan masalah di lapangan.

c) Model Sentral-Desentral

Adapun model pengembangan kurikulum sentral-desentral ialah model

pengembangan kurikulum yang menggabungkan kedua model pengembangan

sebelumnya, yakni: Model Administratif dan Model Grass-Roots di mana terjadinya

kerja sama antara pihak pejabat tinggi pendidikan dengan para guru-guru di lapangan.

Di dalam model ini, ide pengembangan kurikulum berasal dari pusat tetapi dalam

pelaksanaannya guru dan pihak sekolah diberikan keluwesan dalam pelaksanaannya

sesuai dengan kebutuhan sekolah, karakteristik siswa dan lingkungan, serta tuntutan

masyarakat sekitar.

18

Page 19: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

Arus pelaksanaan model sentral-desentral ini berupa siklus di mana setelah evaluasi

dari hasil pelaksanaan kurikulum maka pemerintah akan menuangkan ide apa yang

harus dilakukan atau tindak lanjut setelah melihat hasil evaluasi.

d) Model Beauchamp

Pengembanga kurikulum dengan model ini memiliki 5 tahap pembuatan keputusan

tersebut :

1. Memutuskan arena pengembangan kurikulum, suatu keputusan yang menjabarkan

ruang lingkup upaya pengembangan

2. Memilih dan melibatkan personalia pengembangan kurikulum. Kategori

personalia yang dilibatkan yakni : (a) personalia ahli misalnya ahli kurikulum atau

ahli bidang studi (b) kelompok terpilih yang terdiri dari ahli pendidikan dan guru

– guru terpilih (c) semua personil profesional dalam sistem persekolahan (d)

personil profesional dan tokoh masyarakat yang terpilih.

3. Pengorganisasian dan prosedur pengembangan kurikulum, (a) membentuk tim

pengembangan kurikulum (b) menilai kurikulum yang sedang berlaku (c) studi

awal tentang isi kurikulum baru dan alternatifnya (d) memutuskan kriteria

kurikulum baru (e) tim pengembang menyusun dan menulis kurikulum.

4. Implementasi kurikulum, yaitu kegiatan untuk menerapkan kurikulum seperti

yang sudah diputuskan dalam ruang lingkup pengembangan kurikulum.

5. Evaluasi kurikulum, memiliki 4 dimensi (a) evaluasi guru – guru yang

menggunakan kurikulum (b) evaluasi rancangan kurikulum (c) evaluasi hasil

belajar mengajar (d) evaluasi sistem pengembangan kurikulum.

e) Model Arah Terbalik Taba (Taba’s Inverted Model)

Sesuai dengan namanya model pengembangan kurikulum ini terbalik dari yang lazim

dilaksanakan yaitu, yang biasanya dilakukan secara deduktif dibalik menjadi induktif.

Dalam model ini pengembangan kurikulum dilaksanakan dalam 5 langkah :

1. Membuat unit – unit percobaan, suatu kegiatan membuat eksperimen unit – unit

percobabaan melalui kelompok guru yang dijadikan contoh melalui penyajia

dalam tingkat atau kelas tertentu dan pokok bahasan tertentu dengan pengamatan

yang seksama.

19

Page 20: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

2. Menguji unit – unit eksperimen, yaitu kegiatan untuk menguji ulang unit – unit

yang telah digunakan oleh guru yang membuatnya di kelas guru itu sendiri, di

kelas lain atau kelas yang berbeda.

3. Merevisi dan mengkonsolidasi, yaitu kegiatan lanjutan uji coba dimana revisi

berarti mengadakan perbaikan dan penyempurnaan pada unit yang dicobakan

sehingga dapat disajikan suatu kurikulum umum, sedangkan mengkonsolidasi

berarti mengadakan penyimpulan tentang hasil percobaan yang memungkinkan

digunakannya unit – unit tersebut dalam lingkup yang lebih luas.

4. Mengembankan jaringan kerja, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk lebih

meyakinkan apakah unit yang telah direvesi dan dikonsolidasi dapat digunakan

lebih luas atau tidak.

5. Memasang dan mendeseminasi unit – unit baru, yaitu kegiatan untuk menerapkan

dan memperluas unit baru yang dihasilkan.

20

Page 21: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

f) Model Rogers

Rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum yang disebut dengan model

relasi interpersonal Rogers. Model interelasi terdiri dari empat langkah :

1. Pemilihan satu sistem pendidikan sasaran

2. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru

3. Pengembangan suatu pengalaman kelompok yang intensif bagi satu kelas atau

unit pelajaran

4. Melibatkan orang tua dalam pengalaman kelompok yang intensif

21

Page 22: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

BAB III

PENUTUP

Yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan

penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan

yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Konsep kurikulum 2013

berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi

sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Ada tiga konsep tentang kurikulum

2013, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Dalam landasan

program dan pengembangan dikemukakan bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada

tiga unsur, yaitu Landasan Yuridis, Landasan Filosofis, Landasan Teoritis. Dalam

pengembangan kurikulum terdapat beberapa model yang dapat digunakan antara lain, model

Administratif, model Grass-Roots, model Sentral-Desentral, model Beauchamp, model Arah

Terbalik Taba, dan model Rogers.

Pengembangan kurikulum pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan untuk

menciptakan kemajuan. Tanpa adanya pengembangan, maka semua proses pendidikan

hanya akan berjalan di tempat. Bagi mereka yang menginginkan kemajuan, adanya

perubahan tersebut akan dimaknai sebagai sebuah proses untuk maju. Dengan demikian,

perubahan yang terjadi tersebut harus diikuti bukanlah sebaliknya.

22

Page 23: Makalah Pengembangan Kurikulum PPP Fix

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati & Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta

http://untuksebuahhasilbutuhproses.blogspot.com/2013/03/analisis-pengembangan-

kurikulum-2013.html

http://asepjamaluddin16.blogspot.com/2013/01/makalah-prinsip-dasar-pengembangan.html

prinsip

http://tulisanpendidikan.wordpress.com/2013/03/05/perkembangan-kurikulum-di-indonesia/

http://yudiruswandi.blogspot.com/2012/12/definisi-pengembangan-kurikulum.html

dokumen kurikulum 2013. Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Desember 2012

23