makalah perkembangan kurikulum

82
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perkembangan Kurikulum Di Indonesia”. Makalah ini membahas tentang perkembangan kurikulum yang pernah terjadi di Indonesia dari awal kemerdekaan hingga saat ini. Penyusunan makalah ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Penyusun menyadari bahwa keberhasilan penyusun dalam menyelesaikan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Laksmi Dewi, M.Pd dan Angga Hadiapurwa, S.Pd selaku dosen Kurikulum dan Pembelajaran yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. 2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memberikan motivasi dan semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu. 1 Perkembangan Kurikulum

Upload: bonita-chindiani-n

Post on 01-Oct-2015

178 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

menjelaskan perkembangan kurikulum berserta kkekurangan dan kelebihannya

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul Perkembangan Kurikulum Di Indonesia. Makalah ini membahas tentang perkembangan kurikulum yang pernah terjadi di Indonesia dari awal kemerdekaan hingga saat ini. Penyusunan makalah ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.Penyusun menyadari bahwa keberhasilan penyusun dalam menyelesaikan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:1. Dr. Laksmi Dewi, M.Pd dan Angga Hadiapurwa, S.Pd selaku dosen Kurikulum dan Pembelajaran yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memberikan motivasi dan semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi rekan-rekan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada umumnya.

Bandung, Oktober 2013

Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang Masalah 1B. Rumusan dan Batasan Masalah 2C. Tujuan Penulisan Makalah 2D. Manfaat Penulisan Makalah 2BAB II ISI DAN PEMBAHASAN 3A. Kurikulum 1947 31. Latar Belakang.............................................................. 32. Isi Kurikulum.................................................................43. Ciri Kurikulum...............................................................54.realisasi Kurikulum.........................................................6B. Kurikulum 1952................................................................71. Latar Belakang.............................................................. 72. Isi Kurikulum.................................................................83. Ciri Kurikulum...............................................................84.realisasi Kurikulum.........................................................9C. Kurikulum 1964..................................................................10D. Kurikulum 1968.........................................................................11E. Kurikulum 1975....................................................................141. Latar Belakang.............................................................. 142. Tokoh Pencetus..............................................................143. Tujuan Kurikulum..........................................................144. Isi Kurikulum.................................................................145. realisasi Kurikulum........................................................15F. Kurikulum 1984.................................................................161. Latar belakang..............................................................162. Tokoh Pencetus............................................................163. Isi kurikulum................................................................164. Realisasi Kurikulum.....................................................19G. Kurikulum 1994................................................................201. Latar Belakang.............................................................202. Pokok Kurikulum.........................................................22H. Kurikulum 2004................................................................261. Latar Belakang............................................................... 262. Karakteristik Kurikulum 273. Keunggulan Kurikulum 2004.......................................30I. Kurikulum 2006 311. Karakteristik.................................................................312. Strukturdan Muatan KTSP323. Kekurangan dan Kelebihan Kurikulum 354. Realisasi Kurikulum.....................................................36J. Kurikulum 2013 361. Karakteristik 372. Konten Kurikulum 373. Struktur Kurikulum.......................................................384. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum.........................425. Realisasi kurikulum.......................................................43BAB III PENUTUP 45A. Simpulan 45B. Saran 45DAFTAR PUSTAKA 46

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSecara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan sekolah lebih luas dan kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan. Kurikulum harus selalu diperbarui sejalan dengan perubahan itu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu. Karena harus selalu relevan dengan perubahan masyarakat, penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan anak, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja dan sebagainya.Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum. Hal tersebut terjadi atas banyak aspek dan pertimbangan serta disesuaikan dengan perkembanagn zaman. Dalam makalah ini penulis akan sedikit membahas mengenai kurikulum yang pernah berlaku di indonesia.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?2. Kurikulum apa saja yang pernah berlaku di Indonesia?3. Bagaimana karakteristik dari kurikulum yang berlaku di Indonesia?C. Tujuan Penulisan MakalahBerdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :1. untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan kurikulum2. untuk mengetahui kurikulum apa saja yang pernah berlaku di indonesia3.untuk mengetahui bagaimana karakteristik kurikulum yang pernah berlaku di IndonesiaD. Manfaat Penulisan MakalahDalam penulisan makalha ini manfaat yang bisa diperoleh adalah :1. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia2. Mengetahui kurikulum-kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia3. Mengetahui bagaimana karakteristik kurikulum yang pernah berlaku di inidonesia

BAB IIISI DAN PEMBAHASANA. Kurikulum 1947Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran1. Latar BelakangAwal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum yang digunakan di Indonesia dipengaruhi oleh tatanan sosial politik Indonesia. Negara-negara penjajah yang mendiami wilayah Indonesia ikut juga mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Pada masa penjajahan Belanda, setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan pengajaran yang berkembang saat itu. Pertama, sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan perantren. Kedua, sistem pendidikan Belanda. Sistem pendidikan Belanda diatur dengan prosedur yang ketat dari mulai aturan siswa, pengajar, sistem pengajaran, dan kurikulum. Sistem prosedural seperti ini sangat berbeda dengan sistem prosedural pada sistem pendidikan islam yang telah dikenal sebelumnya. Sistem pendidikan belanda pun bersifat diskriminatif. Sekolah-sekolah dibentuk dengan membedakan pendidikan antara anak Belanda, anak timur asing, dan anak pribumi. Golongan pribumi ini masih dipecah lagi menjadi masyarakat kelas bawah dan priyayi. Susunan persekolahan zaman kolinial adalah sebagai berikut (Sanjaya, 2007:207).a. Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non priyayi menggunakan pengantar bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3 tahun. Mereka yang berhasil menamatkannya boleh melajutkan ke Sekolah Sambungan (Vervolg School) selama 2 tahun. Dari sini mereka bisa melanjutkan ke Sekolah Guru atau Mulo Pribumi selama 4 tahun, inilah sekolah paling atas untuk bangsapribumi biasa. Untuk golongan pribumi masyarakat bangsawan bisa memasuki His Inlandsche School selama 7 tahun, Mulo selama 3 tahun, dan Algemene Middlebare School (AMS) selama 3 tahun. b. Untuk orang timur asing disediakan sekolah seperti Sekolah Cina 5 tahun dengan pengantar bahasa Cina, Hollandch Chinese School (HCS) yang berbahasa Belanda selama 7 tahun. Siswa HCS dapat melanjutkan ke Mulo. c. Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekolah rendah sampai perguruan tinggi, yaitu Eropese Legere School 7 tahun, sekolah lanjutan HBS 3 dan 5 tahun Lyceum 6 tahun, Maddelbare Meisjeschool 5 tahun, Recht Hoge School 5 tahun, Sekolah kedokteran tinggi 8,5 tahun, dan kedokteran gigi 5 tahun.Setelah Indonesia merdeka, yakni tahun 1945, di awal-awal pemerintahannya pemerintah secara bertahap mulai mengkonstruksi kurikulum sesuai dengan kondisi dan situasi saat itu. Tiga tahun setelah Indonesia merdeka mulailah pemerintah membuat kurikulum yang sederhana yang disebut dengan Rencana Pelajaran. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.2. Isi KurikulumBentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Mata pelajaran untuk tingkat Sekolah Rakyat ada 16, khusus di Jawa, Sunda, dan Madura diberikan bahasa daerah. Daftar pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama. Pada awalnya pelajaran agama diberikan mulai kelas IV, namun sejak 1951 agama juga diajarkan sejak kelas 1. Garis-garis besar pengajaran pada saat itu menekankan pada cara guru mengajar dan cara murid mempelajari. Misalnya, pelajaran bahasa mengajarkan bagaimana cara bercakap-cakap, membaca, dan menulis. Ilmu Alam mengajarkan bagaimana proses kejadian sehari-hari, bagaimana mempergunakan berbagai perkakas sederhana (pompa, timbangan), dan menyelidiki berbagai peristiwa sehari-hari, misalnya mengapa lokomotif diisi air dan kayu, mengapa nelayan melaut pada malam hari, dan bagaimana menyambung kabel listrik. 3. Ciri Kurikulum1. Sifat kurikulum Separated Subject Curriculum (1946-1947), 2. Struktur program dibagi menjadi: (1) struktur program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Daerah, (2) struktur program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia.3. Jumlah mata pelajaran : Sekolah Rakyat (SR) 16 bidang studi, SMP-17 bidang studi dan SMA jurusan B-19 bidang studi 4. Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.5. Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. 6. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.

4. Realisasi KurikulumRencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Adapun kekurangan dan kelebihan dalam realisasi kurikulum ini dalam sistem pendidikan :a. Kelebihan1. Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan mendudukkan pendidikan sebagai faktor penting dalam memperkokoh berdirinya negara Indonesia melalui persatuan dan kesatuan untuk mengusir penjajah.2. Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan bangsa Indonesia melalui pendidikan 3. Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan Indonesia yang telah lalu dimas penjajahan, sehingga memudahkan dalam penyusunannya.4. Disusun dengan landasan filosofis masyarakat Indonesia sebagai suatu system yang dapat menentukan arah hidup serta menggambarkan nilai-nilai apa yang paling dihargai dalam hidup berbangsa dan bernegara. 5. Lebih populer daripada kurikulum yang lainnya6. Asas pendidikannya ditetapkan pancasila7. Kurikulum 1947 secara resmi diberlakukan pada tahun 1950, hall ini menunjukkan kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya penyelenggaraan pendidikan secara sistematis. 8. Struktur Kurikulum 1950 simple sehingga memudahkan bagi guru untuk memahami, menafsirkan, membuat perencanaan teknis dan melaksanakan proses pendidikan. b. Kekurangan1. Dibayang-bayangi pendidikan jaman penjajahan, sehingga mengarah pada pola pengajaran penjajah.2. Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor namun lebih dominan ranah afektif 3. Belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangsa Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan pada tahun 1950. 4. Yang diutamakan pendidikan watak5. Kurikulum 1950 hanya diperuntukkan bagi sekolah dasar, 6. Kurikulum 1950 hanya berlaku di wilayah Indonesia tidak menjangkau pendidikan Indonesia luar negeri.B. Kurikulum 19521. Latar BelakangSetelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952.Usaha yang dilakukan oleh Menteri PP dan K (Mr. Soewandi) untuk mengubah sistem pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesuai dengan keinginan dan cita-cita bangsa Indonesia. Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran adalah dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional. Sebagai konsekuensi dari perubahan sistem itu, maka kurikulum pada semua tingkat pendidikan mengalami perubahan pula, sehingga yang semula diorientasikan kepada kepentingan kolonial maka kini diubah selaras dengan kebutuhan bangsa yang merdeka. Salah satu hasil panitia tersebut yang menyangkut kurikulum adalah bahwa setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud, 1979:108):1. Pendidikan pikiran harus dikurangi2. Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian3. Pendidikan watak4. Pendidikan jasmani5. Kewarganegaraan dan masyarakatSetelah Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No. 04 Tahun 1950 dikeluarkan, maka:1. Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak memiliki dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin, serta mengembangkan bakat dan kesukaannya2. Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan pelajar ke pendidikan tinggi, serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat3. Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan pelajaran agar dapat menjadi pimpinan dalam masyarakat, dan dapat memelihara kemajuan ilmu, dan kemajuan hidup kemasyarakatan.2. Isi KurikulumBahan pelajaran yang diberikan pada tiap tiap tahun langsung diuraikan dan dirinci untuk tiap tiap bulan. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi : Pelajaran Bahasa Indonesia; Bahasa Daerah; Berhitung; Ilmu Alam; Ilmu Hayat; Sejarah; dan Ilmu Bumi. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran, kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995.Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat. yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.3. Ciri KurikulumYang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. 4. Realisasi KurikulumDalam realisasinya adapun kelebihan dan kekurangannya :a. Kelebihan1. Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan nasional, walaupun belum merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat mencerminkan suatu pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan akan pentingnya pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.2. Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada kebutuhan hidup para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat berguna ketika ditengah masyarakat.3. Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki keuntungan untuk lebih menguasai bidang pengajarannya dengan lebih baik, dari pada mengajar berbagai mata pelajaran. 4. Silabus mata pelajarnnya jelas sekali5. Seorang Guru mengajar satu mata pelajaranb. Kekurangan1. Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan nasional, maka belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.2. Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang diajarkan berorientasi kebutuhan untuk hidup dimasyarakat saat itu, dengan demikian belum memiliki visi kebutuhan dimasa mendatang.3. Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap mata pelajaran sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini mempersempit kreatifitas dan inovasi guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun menentukan sumber materi pelajaran. 4. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan)C. Kurikulum 1964Pada akhir era kekuasaan Soekarno, kurikulum pendidikan yang lalu diubah menjadi Rencana Pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problemsolving).Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin. Selain itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida. Maksudnya, pada hari Sabtu, siswa diberi kebebasan berlatih kegitan di bidang kebudayaan, kesenian, olah raga, dan permainan, sesuai minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia pancasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II tanun 1960.Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di rapor bagi kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10 100 menjadi huruf A, B, C, dan D. Sedangkan bagi kelas II hingga VI tetap menggunakan skor 10 100. Kurikulum 1964 bersifat separate subjectcurriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana). Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1968 adalah :I. Pengembangan Moral 1. Pendidikan kemasyarakatan 2. Pendidikan agama/budi pekerti II Perkembangan kecerdasan 1. Bahasa Daerah 2. Bahasa Indonesia 3. Berhitung 4. Pengetahuan Alamiah III Pengembangan emosional atau Artistik 1. Pendidikan kesenian IV Pengembangan keprigelan Pendidikan keprigelan V Pengembangan jasmani Pendidikan jasmani/KesehatanD. Kurikulum 1968Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja, katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Kurikulum 1968 lahir dengan pertimbangan politik ideologis. Tujuan pendidikan pada kurikulum 1964 yang bertujuan menciptakan masyarakat sosialis Indonesia diberangus, pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk manusia pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikum ini dikelompokkan pada tiga kelompok besar: pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah mata pelajarannya 9, yang memuat hanya mata pelajaran pokok saja. Muatan materi pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengan permasalahan faktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Salah satunya adalah teori psikologi unsur. Contoh penerapan metode pembelajaran ini adalah metode eja ketika pembelajaran membaca. Begitu juga pada mata pelajaran lain, anak belajar melalui unsur-unsurnya dulu. Struktur kurikulum 1968 adalah :I. Pembinaan Jiwa Pancasila 1. Pendidikan agama 2. Pendidikan kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Daerah 5. Pendidikan olahraga II. Pengembangan pengetahuan dasar 6. Berhitung 7. IPA 8. Pendidikan kesenian 9. Pendidikan kesejahteraan keluarga III Pembinaan kecakapan khusus 10. Pendidikan kejuruanE. Kurikulum 19751. Latar belakangKurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Drs Mudjito, Ak.Msi (Direktur Pemb. TK dan SD Depdiknas). yang melatar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.2. Tokoh pencetusYang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu, kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.3. Tujuan kurikulumKurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.4. Isi kurikulumPrinsip- prinsip yang melandasi kurikulum 1975/ 1976 didasarkan atas prinsip- prinsip yaitu : a. Prinsip berorientasi pada tujuan.Kurikulum 1975 berorientasi pada tujuannya yakni mengingat sangat pentingnya fungsi dan peranan sekolah dalam pembinaan para siswa dan mengingat terbatasnya waktu belajar di sekolah. b. Perinsip relevansi.Suatu sistem pendidikan hanya akan bermakna apabila kurikulum yang dipergunakan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan lapangan kerja. c. Prinsip efisiensi dan efektifitas.Kurikulum 1975/ 1976 menekankan kepada efisensi dan efektifitas penggunaan dana, daya dan waktu. d. Prinsip fleksibilitas.Pelaksanaan suatu program hendaknya didasarkan dengan mempertimbangkan faktor- faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program. e. Prinsip berkesinambungan/ kontinuitas.Sesuai dengan tujuan institusional, siap mempersiapkan para siswa untuk berkembang menjadi warga masyarkat, tetapi juga dipersiapkan untuk mampu melanjutkan kesetiap jenjang pendidikan. f. Prinsip pendidikan seumur hidup.Dalam GBHN telah dirumuskan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Pendidikan para siswa tidak cukup hanya di sekolah saja, sekalipun kesempatan belajar yang luas dan penting, melainkan harus dilanjutkan kemasyarakat.5. RealisasiKurikulum 1975 banyak dikritik. 1. KekuranganGuru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut : a. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.b. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik. c. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah.d. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang e. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah. f. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.F. Kurikulum 19841. Latar belakangKurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984. Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).2. Tokoh pencetusTokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984-1992.3. Isi kurikulum Atas dasar perkembangan itu maka menjelang tahun 1983 antara kebutuhan atau tuntutan masyarakat dan ilmu pengetahuan/teknologi terhadap pendidikan dalam kurikulum 1975 dianggap tidak sesuai lagi, oleh karena itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.b) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.c) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.d) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.e) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks. f) Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut : a. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti Kalau pada Kurikulum 1975 terdapat delapan pelajaran inti, pada Kurikulum 1984 terdapat enam belas mata pelajaran inti. Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah : Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, Kesenian, Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Sejarah Dunia dan Nasional. b. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masing-masing.c. Perubahan program jurusan Kalau semula pada Kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A dan B Program A terdiri dari : i. A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika ii. A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi iii. A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomiiv. A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya Sedangkan program B adalah program yang mengarah kepada keterampilan kejuruan yang akan dapat menerjunkan siswa langsung berkecimpung di masyarakat. Tetapi mengngat program B memerlukan sarana sekolah yang cukup maka program ini untuk sementara ditiadakan.d. Pentahapan waktu pelaksanaan Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap dari kelas I SMA berturut tahun berikutnya di kelas yang lebih tinggi.4. Realisasi1. KelebihanKonsep CBSA elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan Adapun beberapa kelebihan dari CBSA menurut Oemar Hamalik, yakitu :a. Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui kebenaran memberikan pendapat. b. Keterlibatan siswa di dalam kegiatan- kegiatan belajar yang telah berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri kepada tugas kegiatan. c. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator merupakan sisi lain dari pada kadar, sehingga prakarsa serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang. d. Belajar dari pengalaman langsung. e. Kualitas interaksi antara siswa, baik intelektual maupun sosial.2. Kekurangana. mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. b. banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA.c. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

Adapun beberapa kelemahan dari CBSA menurut Oemar Hamalik, yakitu : d. Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan. Kendatipun telah mencapai persetujuan atau kensekuensi, namun keputusan- keputusan itu belum tentu dapat dilaksanakan. e. Diskusi tidak dapat diramalkan. Pada mulanya diskusi diorganisasikan secara baik, tetapi selanjutnya mungkin saja mengarah ketujuan lain, sehingga terjadi free for yall. f. Memasyarakatkan agar semua memiliki keterampilan berdiskusi yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif. g. Membentuk pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) dan jadwal kegiatan secara luas. h. Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga sehingga dia menolak pendapat peserta lain. i. Jadi, kelemahan dari CBSA yakni siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan ketinggalan. G. Kurikulum 19941. Latar Belakang Diberlakukanya Kurikulum 1994 Beberapa hal yang menjadi latar belakang diberlakukanya kurikulum 1994 yaitu sebagai berikut:1. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang. 2. Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan. 3. Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut. Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.Ralph Tyler (1949) mengemukakan asas yang digunakan sebagai landasan untuk pengembangan kurikulum yaitu azas filosofis yakni filsafat suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia, azas filosofisnya adalah pancasila. Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, Ella Yulaelawati (2003), mengenalkan berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu. Kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat perenialisme, karena pada kurikulum 1994 lebih fokus kepada aspek kognitif dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.2. Pokok Kurikulum 1994 a. Karekteristik Kurikulum 1994Secara garis besar ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut: a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan. b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi) c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. b. Tujuan Secara umum tujuan diterapkannya kurikulum 1994 adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui siswa mampu menguasai materi yang diberikan, bahan ajar berdasarkan TIU (Tujuan Institusional Umum) dan TIK (Tujuan Institusional Khusus) dan menyiapkan siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.Pada kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan belajar cenderung di dalam kelas, mengejar target berupa materi yang harus dikuasai, berorientasi kognitif. Bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru harus berdasarkan pada TIU dan TIK (tujuan pembelajaran). Selain itu, kurikulum 1994 bertujuan untuk membekali siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.c. MateriKurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia dalam artian materi pembelajaran ditentukan oleh pemerintah. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial supaya tercapai target. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.d. Proses PembelajaranPada kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan belajar cenderung didalam kelas. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran. Guru dianggap sebagai pusat dari pembelajaran, karena guru menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Oleh karena itu guru dianggap sebagai pusat pembelajaran. Metode yang digunakan mengajar cenderung monotone yaitu ceramah, tidak menggunakan metode-metode lain yang melibatkan siswa aktif. Guru mengajar hanya mengejar target berupa materi yang harus dikuasai dan berorientasi kognitif.e. Cara PenilaianPada kurikulum 1994 cara penilaian di fokuskan pada aspek kognitif, pemahaman siswa tentang materi. Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan perkelas dan persemester. Pada kurikulum ini, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan sisa lain. Evaluasi pelajaran dilaksanakan dengan teknik paper dan pecil test.f. Permasalahan yang MunculSelama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut:1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran. 2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. 3. Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu : a. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.b. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya. c. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa. d. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran. e. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikan dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah. Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

H. Kurikulum 20041. Latar Belakang diberlakukannya Kurikulum 2004Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik. Kemampuan secara holistik ini sejalan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruhperubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sertaseni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunyaperbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulumuntuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikandiri dengan perubahan zaman.Untuk itu upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secaramenyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesiaseutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan,keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku. Pengembangan aspek-aspektersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup(life skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didikuntuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang.dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, danjati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didik yangdimaksudkan itu telah diamanatkan dalam kebijakan-kebijakan nasionalsebagai berikut: 1. Perubahan keempat UUD 1945 Pasal31 tentang Pendidikan. 2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004. 3. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. a. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang OtonomiDaerah b. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom, yangantara lain menyatakan pusat berkewenangan dalam menentukan:kompetensi siswa; kurikulum dan materi pokok; penilaian nasional;dan kalender pendidikan. Atas dasar itulah maka Indonesia memilih untuk memberlakukan Kurikulum KBK sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan.2. karakteristik Kurikulum 2004 (KBK)Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,dan pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).KBK menuntut keragaman penggunaan berbagai sumber informasi, yang tidak hanya mengandalkan dari mulut guru, akan tetapi dari sumber lainnya termasuk dari media elektronik semacam komputer dan internet, vidio, dan lain sebagainya. Dengan demikian kemajuan bidang teknologi khususnya teknologi informasi, memungkinkan siswa bisa belajar dari berbagai sumber belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan kecepatan masing-masing. Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga karakteristik utama. Pertama, KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai. Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:a. Kompetensi akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara independent.b. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu berhadap tasi terhadap dunia kerja.c. Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sisterm budaya dan tata nila masyarakat pluralistik.d. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak hanya diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak sehari-hari. Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi sikap dan keterampilan.Depdiknas (2002) mengemukan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai berikut:a). Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupaun klasikal. Artinya isi KBK pada intinya adalah menekankan pada pencapaian sejumlah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar.b). Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Artinya, keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.c). Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Dalam KBK proses menerima informasi dari guru harus ditinggalkan. Belajar adalah proses mencari dan menemukan. Jadi menuntut keaktifan siswa, oleh sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.d). Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.e). Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi bagaimana cara mereka menguasai pelajaran tersebut. Jadi hasil dan proses adalah dua sisi yang sama penting.Jadi tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapai perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasikan enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu: (1) sistem belajar dengan modul; (2) menggunakan keseluruhan sumber belajar; (3) pengalaman lapangan; (4) strategi individual personal; (5) kemudahan belajar; dan (6) belajar tuntas. Pada KBK model administratifnya sama dengan model administratif kurikulum tahun 1994 yaitu, model garis staff atas ke bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusatlah yang menyusun atau mengembangkan kurikulum yang akan dijalankan oleh tiap satuan pendidikan.

3. Keunggulan KBK Beberapa keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994 adalah. a. KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasiParadigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together, dan learning to be. b. Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru. c. Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi.d. Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode pembelajaran PAKEM dan CTL, e. Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian berbasis kelas. f. KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK adalah melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa dala membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa dapat belajar secara penuh dan optimal.I. Kurikulum 2006Pada tahu 2006, uji coba KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) diberhentikan dan diganti dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). KTSP merupakan upaya pembaharuan atau penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu KBK yang diterapkan mulai tahun 2004. Lahirnya KTSP ini didasari oleh adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada dasarnya, KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Tiap-tiap satuan pendidikan (sekolah) diberi kewenangan untuk mengembangkan sendiri kurikulumnya. Namun, sekolah tidak bisa seenaknya dalam mengembangkan kurikulum ini. Pengembangan kurikulum harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standar yang ditentukan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang yang ditetapkan melalui Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Bada Standar Nasional Pendidikan (BSNP).Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.1. Karakteristik KTSPa. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan PendidikanTiap-tiap sekolah dan satuan pendidikan diberikan otonomi yan luas untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah dan diberikan kewenangan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat.b. Partisipasi Masyarakat dan Orangtua yang TinggiOrangtua peserta didik dan masyarakat dapat mendukung sekolah dengan bantuan keuangan, serta dapat ikut menyumbangkan ide melalui komite sekolah dan dewan pendidikan dalam merumuskan dan mengembangkan program-program yang dinilai dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.c. Kepemimpinan yang Demokratis dan ProfesionalKepala sekolah dan guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas yang professional. Kepala sekolah adalah manajer pendidkan professional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidik yang professional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja professional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.d. Tim Kerja yang Kompak dan TransparanDalam pelaksanaan KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran harus didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan.e. Kreativitas Tenaga Pendidik yang TinggiKTSP mendorong guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.2. Struktur dan Muatan KTSPa. Kelompok mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah1) Agama dan akhlak mulia2) Kewarganegaran dan kepribadian3) Ilmu pengetahuan dan teknologi4) Estetika5) Jasmani, olahraga dan kesehatanb. Muatan KTSP1) Mata pelajaranBerisi semua mata pelajaran beserta alokasi waktunya untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan yang tercantum pada Standar Isi.2) Muatan lokalKegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Karsidi, 2007:14).Setiap sekolah menentukan sendiri muatan lokal yang akan diselenggarakan di sekolahnya. Dalam satu semester, sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran matan lokal.3) Kegiatan pengembangan diriKegiatan yang bertujuan untuk memberi kesempatan bagi peserta didik dalam rangka mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik dan disesuaikan dengan kondisi sekolah.4) Pengaturan beban belajarBerisi semua beban belajar yang harus ditempuh siswa tiap satuan pendidikan dalam satu tahun.5) Ketuntasan belajarKetuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara 0 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%. Tiap satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.6) Kenaikan kelas dan kelulusanBerdasarkan PP No. 19 tahun 2005 pasal 27 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan;c) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelopok mata pelajaran IPTEK; dand) Lulus ujian nasional.7) PenjurusanPenjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan tersebut diatur oleh direktorat teknis terkait. Pada SMK/MAK, penjuruan didasarkan pada spektrrum pendidikan kejuruan yang diatur oleh direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

8) Pendidikan kecakapan hidupTiap satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik dan/atau kecakapan vokasional dalam kurikulum. Pendidikan kecakapan hidup bisa berupa bagian dari pendidikan semua mata pelajaran, atau bisa juga diperoleh dari peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan, satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.9) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan globalTiap satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global yang bisa berupa bagian dari semua mata pelajaran, ataupun yang diperoleh dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

10) Kalender pendidikanPengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pengajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Tiap satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.3. Kelebihan dan Kelemahan KTSPa. Kelebihan KTSP1) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan dan memberikan peluang kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan sekolah.2) Mendorong guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin kreatif dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.3) Memungkinkan sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang sangat dibutuhkan oleh siswa.4) Pengembangan kurikulum dilakukan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.5) Beban belajar siswa dikurangi sekitar 20%, sehingga tidak terlalu memberatkan dan membebani siswa.b. Kelemahan KTSP1) Sekolah diberi kebebasan mengembangkan kurikulum inti yang dibuat pemerintah sesuai kondisi sekolah.Namun, evaluasi nasional oleh pemerintah melalui ujian nasional (UN) menjadi hal yang paling menentukan kelulusan siswa.2) Pembagian tugas pengembangan antara pemerintah dan sekolah tidak proporsional. Pemerintah seharusnya hanya menetapkan kerangka umum dari tujuan atau kompetensi, isi, strategi, dan evaluasi, sedangkan pengembangan secara rinci diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.3) Diperlukan tenaga pendidik (guru) yang benar-benar kompeten dan kreatif, namun sayangnya guru yang seperti itu masih sedikit. Kebanyakan guru tidak kreatif dalam mengajar, sedangkan dalam KTSP guru dituntut untuk kreatif mengembangkan dan melaksanakan kurikulum.4. Realisasi KTSPDalam pelaksanaannya, KTSP ini masih belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini disebabkan karena masih banyak guru yang belum benar-benar memahami isi kurikulum ini dengan baik. Kebanyakandari mereka hanya memahami garis besarnya saja. Masih banyak guru yang belum kompeten dan tidak kreatif dalam menerjemahkan isi kurikulum dan menjalankan pendidikan.J. Kurikulum 2013Kurikulum 2006 yang berlaku sebelumnya dinilai gagal dalam mengantarkan siswa untuk bisa menghadapi perkembangan zaman dan bersaing di dalamnya. Maka dari itu, untuk menghadapi permasalahan ini pemerintah mengembangkan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013 yang diharapkan dapat menjawab permasalahan tersebut dan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dunia saat ini.Kurikulum sebelumnya juga dianggap terlalu membebani siswa karena terlalu banyak mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Bukan hanya itu, pemberian kewenangan kepada guru untuk mengembangkan kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah juga tidak berjalan lancar. Tidak semua gurumemiliki profesionalisme dalam membuat kurikulum, hal ini mengakibatkan banyak guru yang hanya mengadopsi kurikulum yang sudah ada. Maka dari itu, pemerintah membuat dan merancang kurikulum terutama untuk bagian yang sangat inti. Dengan begitu, pihak sekolah dan guru tinggal mengaplikasikan pola yang sudah dimasukkan ke dalam struktur kurikulum untuk masing-masing jenjang sekolah tersebut.1. Karakteristik Kurikulum 2013a. Pendidikan BerkarakterKurikulum ini disusun untuk mencetak peserta didik yang memiliki karakter yang baik, bermoral, dan memiliki budi pekerti yang baik.b. Menciptakan Pendidikan Berwawasan LokalSaat ini, potensi dan budaya lokal seakan terabaikan dan tergantikan oeh pengaruh budaya modern yang masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, budaya lokal perlu ditamankan dan diterapkan dalam pendidikan. Sistem pendidikan tersebut diterapkan dalam kurikulum 2013. Dengan begitu, diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan masyarakat, serta menjadi ciri utama negara ini dan tidak punah ditelan perkembangan zaman.2. Konten Kurikulum 2013a. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.b. KI merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. KI adalah kualitas yang harus dimiliki seorang pesertadidik untk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.c. KD merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMA/MAK.d. KI dan KD di jenjang pendidikan dasar diutamakan pada ranah sikap, sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).e. KI menjadi unsur organisator (organizing elements) KD, artinya semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam KI.f. KD yang dikembangkan didasrkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced), dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).g. Silabus dikembangkan sebagai rencana belajar untuk suatu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.h. RPP dikembangkan dari setiap KD untuk tema atau mata pelajaran.3. Struktur Kurikulum 2013a. Struktur Kurikulum SD/MIMata PelajaranAlokasi Waktu Belajar per Minggu

IIIIIIIVVVI

Kelompok A

1Pendidikan Agama dan Budi Pekerti444444

2Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan566444

3Bahasa Indonesia8810777

4Matematika566666

5Ilmu Pengetahuan Alam---333

6Ilmu Pengeahuan Sosial---333

Kelompok B

1Seni Budaya dan Prakarya444555

2Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan444444

Jumlah Alokasi Waktu per Minggu303234363636

Keterangan:Satu jam pelajaran adalah 35 menit. Konten kelompok mata pelajaran A dikembangkan oleh pusat. Konten kelompok mata pelajaran B dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat Bahasa Daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik.Selain kegiatan intrakurikler, terdapat kegiatan ekstrakurikuler berupa Pramuka (wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.b. Struktur Kurikulum SMP/MTSMata PelajaranAlokasi Waktu Belajar per Minggu

VIIVIIIIX

Kelompok A

1Pendidikan Agama dan Budi Pekerti333

2Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan333

3Bahasa Indonesia666

4Matematika555

5Ilmu Pengetahuan Alam555

6Ilmu Pengeahuan Sosial444

7Bahasa Inggris444

Kelompok B

1Seni Budaya333

2Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan333

3Prakarya222

Jumlah Alokasi Waktu per Minggu383838

Keterangan:Satu jam pelajaran adalah 40 menit. Konten kelompok mata pelajaran A dikembangkan oleh pusat. Konten kelompok mata pelajaran B dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.Mata pelajaran Seni Budaya dapat Bahasa Daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain kegiatan intrakurikler, terdapat kegiatan ekstrakurikuler berupa Pramuka (wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.Seni budaya terdiri atas 4 aspek, yaitu seni rupa, seni tari, seni musik, dan teater. Masing-masing diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidkan tersebut.Prakarya terdiri atas 4 aspek, yaitu kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing diajarkan terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan tersebut.

c. Struktur Kurikulum SMA/MAMata PelajaranAlokasi Waktu Belajar per Minggu

XXIXII

Kelompok A (Wajib)

1Pendidikan Agama dan Budi Pekerti333

2Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan222

3Bahasa Indonesia444

4Matematika444

6Sejarah Indonesia222

7Bahasa Inggris222

Kelompok B (Wajib)

1Seni Budaya222

2Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan333

3Prakarya dan Kewirausahaan222

Jumlah Alokasi Waktu per Minggu (A dan B)242424

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam

I1Matematika344

2Biologi344

3Fisika344

4Kimia344

Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

II1Geografi344

2Sejarah344

3Sosiologi344

4Ekonomi344

Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya

III1Bahasa dan Sastra Indonesia344

2Bahasa dan Sastra Inggris344

3Bahasa dan Sastra Asing Lainnya344

4Antropologi344

Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat644

Jumlah Alokasi Waktu per Minggu (C)182020

Jumlah Alokasi Waktu Tersedia per Minggu667676

Jumlah Alokasi Waktu yang Harus Ditempuh per Minggu424444

Keterangan:Satu jam pelajaran adalah 45 menit. Konten kelompok mata pelajaran A dan C dikembangkan oleh pusat. Konten kelompok mata pelajaran B dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain kegiatan intrakurikler, terdapat kegiatan ekstrakurikuler berupa Pramuka (wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.Pemilihan kelompok peminatan diakukan mulai kelas X. pemilihan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTS dan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan etika mendaftar di SMA/MA dan/atau hasil tes bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK SMA/MA. Peserta didik masih bisa mengubah peminatan berdasarkan rekomendasi dari guru pada akhir minggu ketiga semester pertama. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertama peserta didik masih bisa mengubah peminatannya. Untuk MA, ada pilihan peminatan yang lain, yaitu Kelompok Peminatan Keagamaan.Untuk Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, peserta didik dapat memilih dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam satu Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan yang lainnya. Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik dapat memilih satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam Kelompok Peminatan yang lain, dan/atau mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.

4. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013a. Kelebihan Kurikulum 20131) Siswa dituntut untuk belajar secara aktif dan kreatif.2) Mencetak peserta didik yang berkarakter, bermoral, dan berbudi pekerti luhur.3) Penilaian diambil dari semua aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor melalui penilaian berbasis tes dan portofolio.b. Kelemahan Kurikulum 20131) Ketidakseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil karena masih diberlakukannya UN. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN.2) Pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis, tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum 2006 (KTSP), sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.3) Guru tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pengembangan kurikulum.4) Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar kurang tepat, karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran tersebut berbeda.5. Realisasi Kurikulum 2013Penerapan kurikulum 2013 ini masih memiliki beberapa kendala, salah satunya yaitu masih minimnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah dan sedikit tenaga pendidik (guru) yang mampu melaksanakan kurikulum ini. Masih ada beberapa daerah yang sama sekali belum disosialisasikan mengenai kurikulum ini, karena memang kegiatan sosialisasi di daerah lebih sulit dibandingkan dengan di kota.Kendala lainnya yaitu penggunaan sistem pembelajaran tematik terintegrasi tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan perlunya pelatihan khusus terhadap para tenaga pendidik supaya mampu menguasai teknik ini. Untuk mencapai hal tersebut tentunya memerlukan waktu yang tidak singkat, perlu waktu yang relatif lama bagi para guru untuk memperdalam kemampuan tersebut.Namun demikian, uji coba kurikulum 2013 ini tetap dilaksanakan dan pemerintah terus mengupayakan keberhasilan penerapan kurikulum ini. Kegiatan sosialisasi di berbagai daerah akan terus ditingkatkan dan pelatihan tenaga pendidik juga akan terus dilakukan dan ditigkatkan.

BAB IIIPENUTUPA. SimpulanIndonesia sudah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum di hitung setelah masa kemerdekaan. Perubahan kurikulum tersebut sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Dari semua kurikulum yang pernah berlaku di indonesia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Pada awal Indonesia merdeka tahun 1945, tiga tahun setelah itu, yakni tahun 1947 Indonesia baru memiliki kurikulum yang disebut dengan leer plan atau rencana pelajaran.Tahun 1950 Rencana Pelajaran baru diterapkan di sekolah-sekolah dan kemudian disempurnakan dalam kurikulum di tahun 1952 dengan nama Rencana Pelajaran Terurai. Tahun 1964 dan 1968 Rencana Pelajaran dikembangkan lebih luas dan diganti dengan istilah Rencana pendidikan. Kurikulum ini menggunakan konsep Panchawardhana yang digagas oleh Preseiden Soekarno. Setelah itu masuklah ke kurikulum 1975. Setelah berlakunya kurikulum 1975 , dirasa ada yang kurang dan dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka di berlakukanlah kurikulum 1984 sebagai penyempurna kurikulum 1975. Karena kurikulum 1984 kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran maka dibuatlah kurikulum 1994 sebagai penyempurnaan kurikulum 1984. Kurikulum terus mengalami perubahan sesuai tuntutan jaman setelah diberlakukannnya kurikulum 1994 kemudian berganti menjadi kurikulum 2004 lalu kurikulum 2006 dan akhirnya menjadi kurikulum 2013.B. Saran Perkembangan kurikulum merupakan proses yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu pendidikan. Sebab proses ini menjadi salah satu penentu ke arah mana masa depan bangsa ini dibawa. Setiap perubahan kurikulum yang dilaksanakan dari tahun ke tahun, tidak hanya sekedar pemikiran-pemikiran yang berbeda isi tapi ada tujuan yang dalam disana. Perkembangan kurikulum dilaksanakan berdasarkan banyak faktor, diharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca terutama penulis sendiri dapat memahami faktor-faktor tersebut. Sehingga untuk pemberdayaan perkembangan kurikulum selanjutnya dapat dilaksanakan dengan mantap.Tentu saja tidak hanya faktor-faktor perkembangan kurikulum yang perlu untuk dikuasai, termasuk juga isi, struktur, sarana, metode serta evaluasi kurikulum. Belajar dari sejarah perkembangan kurikulum ini, kita dapat memperoleh inti, kelemahan, kelebihan agar pembentukan kurikulum Indonesia dari hari ke hari semakin baik dan memuaskan.

Daftar Pustaka

Karsidi(2007)Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.Mahfuddin, Azis(2010)Evaluasi Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Atas, [online], (http://hipkin.or.id/evaluasi-implementasi-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan-ktsp-sekolah-menengah-atas/, diakses tanggal 24 September 2013)Prasetyono, Totok (2011)Kelemahan KTSP dan Solusinya, [online], (http://totokprasetyono.wordpress.com/2011/05/30/kelemahan-ktsp-dan-solusinya/, diaksestanggal 1 Oktober 2013)Sunendar, Tatang(2013)Kerangka dan Struktur Kurikulum 2013, [doc], (http://www.lpmpjabar.go.id/sites/default/files/kerangka%20dan%20struktur%20kurikulum%202013.doc, diakses tanggal 2 Oktober 2013)Wardhani, Indah S. dan A. Purwanto (2013, 7 Mei) Kurikulum 2006, Pupus Sebelum Berkembang. Kompas [online], (http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/07/09322791/kurikulum.2006..pupus.sebelum.berkembang, diakses tanggal 24 September 2013)Jayagiri, Hidayat (2012) Kurikulum 2013: Latar Belakang, Perubahan Konsep Belajar, dan Jam Pelajaran, [online], (http://www.hidayatjayagiri.net/2012/12/kurikulum-2013-latar-belakang-perubahan.html, diakses tanggal 1 Oktober 2013)Fijra (2011) Pengembangan Kurikulum, [online], (http://fijrakembar.wordpress.com/2011/04/01/pengembangan-kurikulum/, diakses tanggal 24 September 2013)Yakub, Edy M. (2013, 19 Mei) Catatan Kritis untuk Kurikulum 2013. ANTARA News [online], (http://www.antaranews.com/berita/375517/catatan-kritis-untuk-kurikulum-2013, diakses tanggal 3 Oktober 2013)Demanik, Caroline (2012, 19 Desember) Ini Kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013. Kompas [online], (http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/19/12564532/Ini.Kelemahan-kelemahan.Kurikulum.2013, diakses tanggal 3 Oktober 2013)Habibi, Muiza (2013) Keunggulan dan Kekurangan Pendidikan pada Kurikulum 2013, [online], (http://www.beritahu.me/2013/09/keunggulan-dan-kekurangan-pendidikan.html, diakses tanggal 3 Oktober 2013)[online], (http://globotech88.wordpress.com/2010/03/18/perbedaan-kurikulum-1994-dan-ktsp/, diakses tanggal 29 september 2013)[online],( http://pendiks.blogspot.com/2013/03/makalah-kurikulum-2004-atau-kurikulum.html ,diakses tanggal 29 september 2013)[online], (http://www.ditpertais.net/swara/warta18-05.asp ,diakses tanggal 29 september 2013)[online],(http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf,diakses tanggal 29 september 2013)

1Perkembangan Kurikulum