makalah sejarah perkembangan kurikulum dikdas di indonesia

35

Click here to load reader

Upload: astari-adja

Post on 09-Jan-2017

740 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

KELOMPOK I

ERMANSYAH (8146182009)

RIDHA HUTAMI (8146182035)

TRI ASTARI (8146182041)

VIVI UVAIRA HASIBUAN (8146182043)

KELAS : B – 1 DIKDAS

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN2015

Page 2: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah

memberikan kita rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau

menyelesaikan penyusunan makalah Filsafat Ilmu Pendidikan ini yang berjudul

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA.

Shalawat dan rangkaian salam kehadirat nabi Muhammad SAW yang kita

dari alam kegelapan menuju terang benderang.

Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas kelompok mata kuliah

Pengembangan dan Telaah Kurikulum Dikdas dan sebagai bahan perkuliahan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad

Badiran, M. Pd yang telah membimbing penulis dan pihak-pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak“,

baik isi maupun penyusunnya. Atas semua itu dengan rendah hati penulis

harapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, Agustus 2015

Penulis

Page 3: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar belakang .............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................2

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................2

D. Rumusan Masalah .......................................................................................3

E. Tujuan Pembahasan ...................................................................................3

F. Manfaat Pembahasan ..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................4

A. Pengertian Kurikulum .................................................................................4

B. Tujuan Kurikulum ......................................................................................6

C. Perkembangan Kurikulum Dikdas di Indonesia ........................................9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 18

A. Kesimpulan .............................................................................................. 18

B. Saran ......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam sejarah peradaban anak manusia adalah salah

satu komponen kehidupan yang paling urgent. Semenjak manusia berinteraksi

dengan aktifitas pendidikan ini semenjak itulah manusia telah berhasil

merealisasikan berbagai perkembangan dan kemajuan dalam segala lingkup

kehidupan mereka. Bahkan pendidikan adalah suatu yang alami dalam

perkembangan peradaban manusia. Secara paralel proses pendidikan pun

mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dalam bentuk metode, sarana

maupun target yang akan dicapai. Karena hal ini merupakan salah satu sifat dan

keistimewaan dari pendidikan, yaitu selalu bersifat maju. Dan apabila sebuah

pendidikan tidak mengalami serta tidak menyebabkan suatu kemajuan atau malah

menimbulkan kemunduran maka tidaklah dinamakan pendidikan. Karena pendidikan

adalah sebuah aktifitas yang integral yang mencakup target, metode dan sarana

dalam membentuk manusia-manusia yang mampu berinteraksi dan beradabtasi

dengan lingkungannya, baik internal maupun eksternal demi terwujudnya kemajuan

yang lebih baik.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus

berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan. Dan sebagai

sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah kurikulum. Menurut

Sukmadinata (2008:5), “Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang

memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar”.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum memiliki empat komponen, yaitu komponen tujuan, isi

kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi.

Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.

Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu

Page 5: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan

terganggu pula.

Dalam sebuah kurikulum memuat suatu tujuan yang ingin dicapai dalam

suatu sistem pendidikan. Untuk itu tujuan dalam suatu kurikulum memegang

peranan yang sangat penting, karena tujuan mengarahkan semua kegiatan

pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Barulah setelah

memahami kurikulum dan tujuannya tersebut kita dapat dipahami bagaimana dan

mengapa kurikulum terus saja berkembang, yang akan dibahas selanjutnya dalam

makalah ini.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas penulis melalukan pengidentifikasian masalah

sebagai berikut:

1. Pendidikan dalam sejarah peradaban anak manusia adalah salah

satu komponen kehidupan yang paling urgent.

2. Pendidikan adalah suatu yang alami dalam perkembangan peradaban

manusia. Secara paralel proses pendidikan pun mengalami kemajuan yang

sangat pesat, baik dalam bentuk metode, sarana maupun target yang akan

dicapai. Karena hal ini merupakan salah satu sifat dan keistimewaan dari

pendidikan, yaitu selalu bersifat maju.

3. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus

berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah arah pembahasan masalah ini penulis membuat

batasan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian dan tujuan kurikulum.

2. Perkembangan kurikulum Dikdas di Indonesia.

Page 6: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang ada maka rumusan

masalah yang digunakan adalah:

1. Apa pengertian dan tujuan kurikulum?

2. Bagaimana perkembangan kurikulum Dikdas di Indonesia?

E. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari makalah ini, antara lain:

1. Memahami pengertian dan tujuan kurikulum.

2. Memahami perkembangan kurikulum Dikdas di Indonesia.

F. Manfaat Pembahasan

Penulis berharap makalah ini memiliki manfaat bagi kita semua. Dimana

dengan adanya makalah ini dapat membantu semua kalangan baik itu pelajar,

mahasiswa dan masyarakat umum dalam memahami pengertian dan tujuan dari

kurikulum khususnya perkembangan kurikulum Dikdas di Indonesia.

Page 7: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa yunani kuno Curriculum,  yang berasal dari

kata curir yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat terpacu. Jadi

Curriculum dapat diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari, dari kata

tersebut dapat diperluas menjadi kurikulum dalam pendidikan merupakan sebuah

rancangan dasar pendidikan dimana terdapat mata pelajaran-mata pelajaran yang

harus ditempuh dan pada akhirnya peserta didik harus mempunyai ijazah. Dalam

arti yang lebih luas (modern) kurikulum bukanlah sekedar sejumlah mata

pelajaran, tetapi memiliki cakupan yang lebih luas. Beberapa ahli berpendapat

bahwa kurikulum dalam pengertian ini adalah “semua pengalaman yang disajikan

kepada murid di bawah bantuan atau bimbingan sekolah”. Ada juga pengertian

“semua pengalaman murid di bawah tanggungjawab sekolah. Dengan kata lain

kurikulum merupakan seperangkat rencana dalam upaya merancang pendidikan

sesuai dengan jenjang dan tujuan pendidikan tertentu dengan berlandaskan

berbagai pengalaman yang disajikan. Berikut pengertian kurikulum menurut para

ahli berdasarkan tahun ketika mempresepsikan kurikulum:

Pada tahun 1966 tepatnya ketika kuriulum 1964 diberlakukan Inlow

(1966) berpendapat bahwa Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang

oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran

yang sudah ditentukan. Kemudian Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan

Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan

dikemukakan oleh pihak sekolah.

Dizaman era kurikulum 1968, pengetian kurikulum Menurut Beauchamp

(1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran

yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin

ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Pengertian

Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus

ataupun urutan pelajaran yang sistematik.

Page 8: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

Pada sekitar tahun 1977 tepatnya ketika kurikulum diterapkan pada

kurikulum 1975 Franklin Bobbit (1918), dalam McNeil (1977) mengungkapkan

pengertian kurikulum. Kurikulum adalah seluruh atau segenap pengalaman, baik

langsung maupun tidak langsung dalam kaitan dengan pembentukan kemampuan

individu, atau serangkaian pelatihan pengalaman yang terarah yang dilakukan

secara sadar yang digunakan sekolah untuk membentuk dan menyempurnakan

yang tidak tumpang tindih. Berbeda dengan George A. Beaucham (1976 hal 58-

59), yang mendefinisikan kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori

yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana

pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian

dari sistem persekolahan.

Di era 90-an pengertian kurikulum berkembang dan semakin meluas

menurut Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva,1991:6 Kurikulum

adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru. Kurikulum adalah

sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk

seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and

arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6). Dalam perkembangan pengertian menurut

berbagai ahli dalam Olivia 1991 banyak para ahli yang mengungkapkan

pengertian kurikulum pada saat itu, selain pengertian diatas beberapa ahli ternama

juga mengontribusikan diri untuk memberikan pendapat mengenai kurikulum.

Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus,

menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan

meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka

atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di

dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6)

Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana

pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil,

perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah

(Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7)

Richards (2001) mengungkapkan bahwa Kurikulum adalah kegiatan yang

esensial karena kegiatan tersebut mencoba menelaah bagaimana meningkatkan

kualitas pengajaran melalui penggunaan perencanaan, pengembangan, penelaahan

Page 9: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

dan pelaksanaan dalam semua aspek program secara sistematis. Pengertian

Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional. Di era abad ke 20, perkembangan

pengertian kurikulum semakin kompleks dan meluas dari segi arti, konsep dan

pemikiran yang berbeda-beda.

Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1)

kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan

sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum

menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau

dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni

kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari

penerapan kurikulum.

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan serangkaian alat rencana

pengetahuan yang didalamnya mencakup mulai dari tujuan, isi dan materi serta

mengembangkan kemampuan individu, baik secara kognitif, afektif dan

psikomotorik.

         

B. Tujuan Kurikulum

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang

diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya

dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan

tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan, filsafat

atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka

tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya

masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum

berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit seperti

tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat

umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang

Page 10: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi

empat yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

b. Tujuan Institusional (TI)

c. Tujuan Kurikuler (TK)

d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)

Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling

umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap

usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan

harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik

pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal

maupun non formal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam

bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat

suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-

undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan

pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem

nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal

3, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga

pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi

yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat

menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan

institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang

dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan,

seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan

dan jenjang pendidikan tinggi.

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang

Page 11: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan

sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka

menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.

Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk

mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian setiap tujuan

kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan

institusional. Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan Bidang Studi Matematika

di SD, Tujuan Pelajaran IPS di SMP dan lain sebagainya. Dalam

Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler

tergambarkan pada standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yang

harus dikuasai siswa pada setiap satuan pendidikan.

Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan instruksional atau yang

sekarang lebih populer dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuan yang

paling khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari

tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki

oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi

tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami

kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan

melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan

pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar

mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai

oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran. Menurut Bloom,

dalam bukunya yang sangat terkenal Taxonomy of Educational Objectives yang

terbit pada tahun 1965 (Sukmadinata, 2000), bentuk perilaku sebagai tujuan

yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga

domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kedudukan tujuan dalam perencanaan pembelajaran menurut

Gagne & Briggs (Sukmadinata, 2000):

Identifikasi tujuan

Analisis pembelajaran

Identifikasi entry behaviour & karakteristik pembelajar

Penjabaran tujuan ke dalam tujuan performansi yang spesifik & detail

Page 12: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

Pengukuran kriteria tes

Penyusunan strategi pembelajaran

Penetapan materi pembelajaran

Evaluasi formatif

Evaluasi sumatif

Dalam sistem pembelajaran unsur tujuan diletakkan pada tahap

pertama sebelum unsur yang lainnya. Penetapan tujuan pada tahap awal

dimaksudkan untuk memberi gambaran bagi penetapan komponen pembelajaran

yang lain agar menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain

penetapan materi, metode atau proses dan evaluasi selalu harus memperhatikan

dan berhubungan dengan rumusan tujuan.

Tujuan merupakan rumusan atau pernyataan yang memberikan gambaran

keinginan atau harapan yang terukur dan operasional yang harus dicapai setelah

pembelajaran selesai. Dengan demikian untuk memberikan gambaran adanya

keterhubungan antara tujuan dengan komponen yang lainnya, maka rumusan

tujuan akan memberi inspirasi bagi penetapan komponen-komponen

pembelajaran lainnya. Akan tetapi jika tujuan tidak tercapai, belum tentu yang

salah adalah unsur materi, metode atau komponen evaluasi. Boleh jadi yang

kurang tepat adalah rumusan tujuannya itu sendiri. Disinilah letaknya setiap

unsur dalam sistem pembelajaran masing-masing memiliki hubungan,

ketergantungan dan umpan balik.

C. Perkembangan Kurikulum Dikdas di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan

nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,

1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan yang sekarang 2006. Perubahan tersebut

merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik,

sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan

bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu

dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang

terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan

landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada

Page 13: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam

merealisasikannya.

Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan

yang berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan

tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita.

Perubahan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia beserta tujuan yang ingin

dicapai dapat diuraikan sebagai berikut:

1. KURIKULUM RENCANA PELAJARAN (1947-1968)

Kurikulum yang digunakan di Indonesia pra kemerdekaan dipengaruhi

oleh tatanan sosial politik Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, setidaknya

ada tiga sistem pendidikan dan pengajaran yang berkembang saat itu. Pertama,

sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan perantren. Kedua, sistem

pendidikan Belanda. Sistem pendidikan belanda pun bersifat diskriminatif.

Susunan persekolahan zaman kolinial adalah sebagai berikut (Sanjaya, 2007:207):

a. Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non priyayi

menggunakan pengantar bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3 tahun.

b. Untuk orang timur asing disediakan sekolah seperti Sekolah Cina 5 tahun

dengan pengantar bahasa Cina, Hollandch Chinese School (HCS) yang

berbahasa Belanda selama 7 tahun.

c. Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekolah rendah sampai

perguruan tinggi, yaitu Eropese Legere School 7 tahun, sekolah lanjutan

HBS 3 dan 5 tahun Lyceum 6 tahun, Maddelbare Meisjeschool 5 tahun,

Recht Hoge School 5 tahun, Sekolah kedokteran tinggi 8,5 tahun, dan

kedokteran gigi 5 tahun.

Tiga tahun setelah Indonesia merdeka pemerintah membuat kurikulum

“Rencana Pelajaran”. Tahun 1947. Kurikulum ini bertahan sampai tahun 1968

saat pemerintahan beralih pada masa orde baru.

a. Rencana pelajaran 1947

Kurikulum ini lebih populer disebut dalam bahasa belanda “leer plan”,

artinya rencana pelajaran, ketimbang “curriculum” (bahasa Inggris). Perubahan

Page 14: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

kisi-kisi pendidikannya lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke

kepentingan nasional.

Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang

merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih

menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan

berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

b. Rencana Pelajaran Terurai 1952

Ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus

memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat. yaitu sekolah khusus bagi

lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat

mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan.

Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.

c. Kurikulum Rencana Pendidikan 1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 adalah bahwa pemerintah

mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk

pembekalan pada jenjang SD. Kurikulum 1964 juga menitik beratkan pada

pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal

dengan istilah Pancawardhana. Pada saat itu pendidikan dasar lebih menekankan

pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan

perkembangan anak. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program

Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan,

emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin.

Selain itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida. Maksudnya, pada

hari Sabtu, siswa diberi kebebasan berlatih kegitan di bidang kebudayaan,

kesenian, olah raga, dan permainan, sesuai minat siswa. Kurikulum 1964 adalah

alat untuk membentuk manusia pacasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-

sifat seperti pada ketetapan MPRS No II tanun 1960.

Page 15: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan

mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana).

d.  Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 memiliki perubahan struktur kurikulum pendidikan dari

Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan

kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan

orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Kurikulum 1968 bertujuan agar  pendidikan ditekankan pada upaya untuk

membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi

kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan

beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan

keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

2. KURIKULUM BERORIENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (1975-1994)

Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber

dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan

dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik,

perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu. fungsi pendidikan

adalah memeliharadan mewariskan ilmu pngetahuan, tehnologi, dan nilai-nilai

budaya masa lalu kepada generasi yang baru.

Menurut kurikulum ini, belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi

pelajaran sebanyak-banyaknya. kurikulum subjek akademik tidak berarti terus

tetap hanya menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah

perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar

yang dilakukan peserta didik.

a. Kurikulum 1975

Latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975 sebagai pedoman

pelaksanaan pengajaran di sekolah menurut Menteri Pendidikan Republik

Indonesia Sjarif Thajeb, adalah:

1)      Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul gagasan

baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.

Page 16: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

2)      Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang

digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi : “Mengejar ketinggalan di

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya

pembangunan.

3)      Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk meninjau

kebijaksanaan pendidikan nasional.

4)      Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang dianggap lebih efisien

dan efektif yang telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.

5)      Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau

sistem yang kini sedang berlaku.

6)      Diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai

dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

b. Kurikulum 1984

Sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983

menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari

kurikulum 1975 ke kurikulum 1984, karena suda dianggap tidak mampu lagi

memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi .

c. Kurikulum 1994

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kurikulum Sekolah Menengah Umum

perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran

menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar

dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Akibatnya, pada saat itu

dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan

kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus

diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran

pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.

Page 17: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah

dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan

penyempurnaan jangka panjang.

3.  KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KTSP (2004/ 2006)

Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994)

berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam

penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki

kemampuan yang memadai terutama yang bersifat aplikatif, sehingga diperlukan

kurikulum yang berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik.

a. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis

Kompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi diantaranya UU No 2

1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan

pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dan Tap MPR No

IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan nasional.

KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran

dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan

tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.

Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge,

understanding, skill, value, attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-

aspek ini diharapkan siswa memahami, mengusai, dan menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya.

Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi: kompetensi lulusan

(dimilik setelah lulus), kompetensi standar (dimiliki setelah mempelajari satu

mata pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki setelah menyelesaikan satu

topik/konsep), kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan dalam

menyelesaikan persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan

beradaptasi dengan dunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap

lingkungan dan budaya masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal

(memanfaatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa

Page 18: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum

operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008

dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006

dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang

dikeluarkan oleh BSNP.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur

dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan

silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta

didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Komponen KTSP

Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai

berikut.

a. Visi dan misi satuan pendidikan

b. Tujuan pendidikan satuan pendidikan

c. Kalender pendidikan

d. Struktur muatan KTSP

Page 19: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

e. Silabus

f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4. KURIKULUM 2013

Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk

dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten

dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada

Standar Kompetensi Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum

satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis

(dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai

rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten

kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa

kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah;

2. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;

3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam

bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke

dalam Kompetensi Dasar (KD).

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang

sekolah, kelas, dan mata pelajaran

Page 20: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta

didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.

4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan

psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata

pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD

pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.

5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,

generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan

“disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.

6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada

tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten

kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas

(mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan

penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah

kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan

memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.

8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat

formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk

memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria

Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

Page 21: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu (1) komponen

tujuan, (2) isi kurikulum, (3) metode atau strategi pencapaian tujuan dan (4)

komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan

satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem

kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem

kurikulum pun akan terganggu pula.

Dalam setiap perubahan dan perkembangan kurikulum selalu disertai tujuan

pendidikan yang ingin dicapai. Kurikulum pendidikan nasional sudah mengalami

beberapa kali perubahan. Setiap perubahan kurikulum pendidikan nasional

disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam setiap

perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk

memajukan pendidikan nasional kita. Perbedaan tujuan itu terletak pada

pendekatan dalam merealisasikannya

B. Saran

Dalam memahami perkembangan kurikulum Dikdas di Indonesia terlebih

dahulu mengetahui pengertian dan tujuan kurikulum itu sendiri. Pahami baik-baik

penjelasan yang ada dalam makalah ini untuk menambah wawasan. Terlebih lagi

kita sebagai pendidik harus mengikuti perkembangan kurikulum Dikdas di

Indonesia.

Page 22: MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIKDAS DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Soekardi. “Sejarah Kurikulum Di Indonesia”. 21 Agustus 2015.

http://belajarpkn-yuk.blogspot.com/2011/10/sejarah-kurikulum-nasional-

indonesia.html

Hidayati, Wiji. “Pengembangan Kurikulum”. 21 Agustus 2015.

http://202.69.99.229/download/REALPAD/eStudy/PDF/Paedagogis/Buku/

Pengembangan%20Kurukulum.pdf

Kredoanalisis. “Hasil Analisis Tentang Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar

(SD) dari masa colonial hingga masa kurikulum 2013”. 21 Agustus 2015.

https://kredoanalisis.wordpress.com/2015/01/17/hasil-analisis-tentang-

perkembangan-kurikulum-sekolah-dasar-sd-dari-masa-kolonial-hingga-

masa-kurikulum-2013/

Poerwati. “Sejarah Kurikulum”. 21 Agustus 2015.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Poerwanti%20Hadi

%20Pratiwi,%20S.Pd.,%20M.Si./Sejarah_kurikulum.pdf

Sutisna. “Sejarah Perkembangan Kurikulum”. 21 Agustus 2015.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/19

7607312001121-ADE_SUTISNA/

SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf