tugas jurnal
TRANSCRIPT
PEMBUATAN SISTEM PENERANGAN DENGAN INPUT
RFID SEBAGAI PEMBUKA KUNCI PINTU OTOMATIS
BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN
VISUAL BASIC Dila Resti Wahyuni
Mahasiswi angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta
Danang Yuliardi, S.Pd.
Wisudawan 2013 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Syufrijal, ST., MT.
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Aris Sunawar, S.Pd., M.Pd Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
ABSTRAK
RFID Reader ID-12 dapat membaca tag card pada jarak 4 cm dan hanya membaca 1 ID tag setiap pembacaan. Simulator kunci pintu otomatis dapat berputar forward-reverse dengan menggunakan dua relai. Lampu dapat menyala ketika kunci pintu dalam kondisi terbuka dan sensor cahaya kurang mendapatkan cukup cahaya. Koneksi RFID dan PLC berjalan baik sehingga sistem tampilan oleh Microsoft Visual Basic dapat mengondisikan output PLC sesuai kondisi nyata. Kesimpulan dari penelitian ini adalah RFID yang digunakan sebagai pembuka kunci pintu otomatis dapat dijadikan input dalam pengontrolan sistem instalasi penerangan berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic. Kata Kunci : RFID, PLC, Sistem Penerangan, Visual Basic
ABSTRACT
RFID Reader ID-12 can read tag’s card at a distance of 4 cm and only read 1 ID tag each reading. Automatic door locks simulator can be spin forward-reverse by using two relays. The light can turn on when the door opened and light sensors not getting enough light. RFID and PLC connection work so well and the display system by Microsoft Visual Basic can condition the output of PLC corresponding real conditions. The conclusion of this study is the use of RFID as an automatic door unlock can be used as an input in the installation of lighting control system based on Programmable Logic Controller and Visual Basic. Keywords : RFID, PLC, Lighting System, Visual Basic
I. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Penerangan gedung merupakan
penggunaan yang dominan, karena
dibutuhkan oleh semua gedung dan juga
waktu penggunaannya yang panjang.
Sistem penerangan akan lebih efisien
apabila ketika ruangan tidak terkunci dan
akan digunakan maka sistem penerangan
aktif, ketika ruangan terkunci atau sedang
tidak digunakan maka sistem penerangan
akan mati.
Telah banyak sistem penguncian
pintu otomatis yang dikembangkan saat
ini, salah satunya yang sedang populer
adalah RFID (Radio Frequency
Identification). Salah satu program yang
dapat menampilkan secara visual dan
dapat dijadikan interface antara user
dengan suatu program aplikasi windows
adalah Microsoft Visual Basic.
Maka dengan kelebihan PLC dalam
sistem kontrol, peneliti mencoba untuk
melakukan pengontrolan sistem instalasi
penerangan dengan sinyal input dari RFID
(Radio Frequency Identification) sebagai
pembuka kunci pintu otomatis dengan
pengontrolan PLC (Programmable Logic
Controller) dan Visual Basic.
I.2. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah membuat sistem
penerangan dengan input RFID sebagai
pembuka kunci pintu otomatis berbasis
Programmable Logic Controller dan
Visual Basic?
I.3. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengkoneksikan RFID Reader dengan
PLC dan Visual Basic.
2. Mengontrol sistem instalasi penerangan
dengan input RFID menggunakan
Programmable Logic Controller dan
Visual Basic.
3. Membuat pembuka kunci pintu
otomatis dengan RFID.
II. KERANGKA TEORITIS
II.1. PLC
PLC adalah sebuah alat kontrol yang
bekerja berdasarkan pada pemrograman
dan eksekusi instruksi logika.
PLC mempunyai fungsi internal
seperti timer, counter dan shift register.
PLC beroperasi dengan cara memeriksa
input guna mengetahui statusnya
kemudian sinyal input ini diproses
berdasarkan instruksi logika yang telah
diprogram dalam memori. Sebagai
hasilnya adalah berupa sinyal output.
Sinyal output inilah yang dipakai untuk
mengendalikan peralatan atau mesin.
Antarmuka (interface) yang terpasang di
PLC memungkinkan PLC dihubungkan
secara langsung ke actuator atau
transducer.
II.2. RFID
RFID adalah proses identifikasi
seseorang atau objek dengan
menggunakan frekuensi transmisi radio.
RFID menggunakan frekuensi radio untuk
membaca informasi dari sebuah perangkat
kecil yang disebut tag atau transponder
(Transmitter + Responder). Teknologi ini
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki
oleh teknologi/sistem identifikasi jenis
lain.
Teknologi RFID didasarkan pada
prinsip kerja gelombang elektromagnetik,
bahwa:
Komponen utama dari RFID tag adalah
chip dan tag-antena yang biasa disebut
dengan inlay, dimana chip berisi
informasi dan terhubung dengan tag-
antena.
Informasi yang berada dalam chip ini
akan terkirim melalui gelombang
elektromagnetik setelah tag-antena
menerima pancaran gelombang
elektromagnetik dari reader-antena
(interogator). RFID reader ini yang
sekaligus akan meneruskan infomasi
pada application server.
Perpindahan data terjadi yang terjadi
ketika sebuah tag didekatkan pada sebuah
reader dikenal sebagai coupling.
Perbedaan frekuensi yang digunakan oleh
RFID tag aktif dengan RFID tag pasif
menyebabkan perbedaan metode
perpindahan data yang digunakan pada
kedua tag tersebut. Metode yang
digunakan juga bergantung pada harga,
ukuran, kecepatan, dan jangkauan
pembacaan serta keakuratan. Perpindahan
data pada RFID tag pasif menggunakan
metode magnetik (inductive coupling).
Sedangkan RFID tag aktif menggunakan
metode elektromagnetik (backscatter
coupling).
Standar komunikasi data serial yang
paling populer di dunia komputer dan
industri adalah RS-232 dan variannya.
RS-232 menawarkan komunikasi
asynchronus dengan kombinasi start dan
stop bit yang digunakan untuk
mensinkronkan masing-masing data
frame.
Modus asinkron lebih aman
dibandingkan dengan modus sinkron. Di
dalam komputer terdapat 2 port
komunikasi serial yaitu COM 1 dan COM
2 yang merupakan komunikasi asinkron.
Interface komunikasi serial yang
digunakan adalah UART (Universal
Asynchronous Receiver/Transmitter).
Parity bit digunakan oleh penerima untuk
menentukan jika angka ganjil bit telah
rusak pada saat transmisi.
III. METODOLOGI PENELITIAN
III.1. TEMPAT DAN WAKTU
PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium
PLC Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Negeri Jakarta.
Penelitian dilakukan selama 4 bulan pada
bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013.
III.2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah
metode eksperimen laboratorium yaitu
membuat dan melakukan uji program
mengkoneksikan RFID dengan Visual
Basic dan PLC kemudian menerapkannya
pada simulator kunci pintu otomatis dan
instalasi penerangan.
III.3. PERANCANGAN RANGKAIAN
KUNCI PINTU OTOMATIS
Rangkaian simulator kunci pintu
otomatis menggunakan dua buah relai 12
VDC dalam mengatur arah putaran dari
motor.
Gambar 3.1. Rangkaian Modul Relai pada
Simulator Kunci Pintu Otomatis
Rangkaian pada gambar 3.1 akan
dihubungkan dengan output dari PLC.
Apabila com pada PLC dihubungkan
dengan -12 VDC, maka ujung-ujung relai
yang di-jumper dihubungkan dengan +12
VDC. Sumber tegangan DC diperoleh dari
transformator yang diberi dioda bridge
sebagai penyearah. Pada bagian ujung-
ujung dari motor DC dihubungkan dengan
common dari masing-masing relai. NO
(Normally Open) pada masing-masing
relai dihubungkan dengan +12 VDC,
sedangkan NC (Normally Close) pada
masing-masing relai dihubungkan dengan
-12 VDC.
III.4. PERANCANGAN RANGKAIAN
SENSOR CAHAYA
Sensor cahaya dibuat dengan
menggunakan LDR sebagai penerima
cahaya, yang akan digunakan untuk
mengaktifkan relai sebagai input pada
PLC.
Gambar 3.2. Rangkaian Sensor Cahaya
Rangkaian ini digunakan untuk
mendeteksi permukaan gelap atau terang.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan
prinsip bahwa permukaan yang terang
cenderung untuk memantulkan cahaya
lebih banyak. Jika mengenai permukaan
yang gelap maka cahaya yang dipantulkan
akan sedikit, resistansi LDR akan menjadi
tinggi, sehingga picu basis transistor kecil
dan arus kolektor-pun menjadi kecil.
Akibatnya tegangan kolektor-emitor
menjadi besar. Dan relai akan
mendapatkan tegangan dan mengaktifkan
koil relai maupun sebaliknya.
III.5. PERANCANGAN ALAT PADA PLC
Pengawatan rangkaian PLC dapat dilihat pada gambar 3.3:
Gambar 3.3. Pengawatan Rangkaian PLC
Pada diagram ladder PLC yang dibuat
akan memiliki 2 input utama berupa
Holding Relay yang akan diinstruksikan
oleh RFID melalui visual basic. Masing-
masing input dituntut untuk dapat
mengaktifkan 2 output relai secara
bergantian. Penggunaan fungsi DIFU dan
DIFD dipasang dengan Temporary Relay
dapat dimanfaatkan dalam mengaktifkan 2
output PLC, dimana jika sebuah IR
(Internal Relay) yang digunakan sebagai
NO menjadi NC, maka relai pada DIFU
aktif sementara. Kemudian buat pula NO
dari relai pada DIFU untuk mengaktifkan
output 1 PLC, dengan ditambahkan
latching akan membuat output 1 PLC
menyala terus, maka diberikan NC dari
input berupa limit switch 1 untuk
mematikan output 1 PLC.
Sebaliknya ketika IR yang
sebelumnya NC kembali menjadi NO,
maka relai pada DIFD aktif sementara.
Kemudian buat pula NO dari relai pada
DIFD untuk mengaktifkan output 2 PLC,
dengan ditambahkan latching akan
membuat output 2 PLC menyala terus,
maka diberikan NC dari input berupa limit
switch 2 untuk mematikan output 2 PLC.
Namun IR yang akan digunakan perlu
diaktfikan terlebih dahulu dengan
gabungan fungsi DIFU dan KEEP.
Dengan mengaktifkan NO dari HR
(Holding Relay), maka akan mengaktifkan
relai pada DIFU, dengan garis temporary
relay ditambahkan NO dari relai DIFU
yang akan masuk ke IR dari KEEP.
Sebelumnya pada set KEEP ditambahkan
NC dari IR dan pada reset KEEP
ditambahkan NO dari IR. Sehingga ketika
NO dari HR berubah menjadi NC, maka
DIFU mengaktifkan relai sementara, NO
dari DIFU akan masuk ke set pada KEEP.
Maka IR pada KEEP akan aktif terus
hingga di reset. NC yang dipasang
sebelum set dari KEEP akan menjadi NO,
dan NO yang dipasang sebelum reset dari
KEEP akan menjadi NC. Sehingga ketika
HR kembali aktif, KEEP akan reset.
III.6. PERANCANGAN PROGRAM
SISTEM MONITORING
Dengan menggunakan software
Hyperterminal Windows data pada Tag
Card dapat dilihat. Diperlukan konfigurasi
yang sesuai antara RFID Reader dengan
PC dengan kabel serial RS-232.
Menyediakan antarmuka yang
memiliki tombol connect, disconnect,
buka ruang 1, kunci ruang 1, buka
ruang 2, kunci ruang 2, tutup operator,
dan tutup program; label judul, ruang
1, ruang 2, RFID Tag, dan jam;
MSComm RFID dan PLC; Timer jam,
pembacaan fungsi RFID, dan
pembacaan fungsi PLC; Text kartu dan
ID Tag Card; Image ruang 1 terkunci,
ruang 1 terbuka, ruang 1 lampu
menyala, ruang 2 terkunci, ruang 2
terbuka, dan ruang 2 lampu menyala
yang akan diatur visible berdasarkan
output PLC.
Comport RFID dan PLC akan open
apabila tombol connect ditekan,
sebaliknya bila tombol disconnect
ditekan akan false.
Saat kartu 1 terbaca, maka akan
ditampilkan pada text beserta ID tag
card, maka image berubah menjadi
image ruang 1 terbuka dan apabila
sensor LDR mendeteksi kurangnya
cahaya, maka image berubah menjadi
image ruang 1 lampu menyala.
Begitupun pada ruang 2 jika kartu 2
terbaca.
Tombol buka ruang 1, kunci ruang 1,
buka ruang 2, kunci ruang 2, dan tutup
operator akan muncul saat kartu 3
terbaca.
Atur enabled tombol buka ruang 1,
kunci ruang 1, buka ruang 2, dan kunci
ruang 2 sesuai image.
Membuat visible tombol buka ruang 1,
kunci ruang 1, buka ruang 2, dan kunci
ruang 2 kembali false saat tombol tutup
operator ditekan.
Gambar 3.4. Antarmuka Program
pada Visual Basic
IV. HASIL PENGUJIAN DAN
ANALISIS
IV.1. HASIL PENGUJIAN
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader
No Jarak Terbaca Keterangan
Baca (Ya/Tidak) 1 13 cm
– 5 cm Tidak -
2 4 cm Ya Kartu 1 dan 2
3 3,5 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3
4 3 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3
5 2 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3
6 1 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Kondisi Relai dan Tegangan pada Motor
No Nama Kartu Kondisi V motor 1 Kondisi V motor 1 Relai 1 Relai 2
1 Kartu 1 Nyala 10,72 V
Nyala 10,72 V
10,67 V 10,67 V 10,71 V 10,67 V
Rata-Rata 10,7 V Rata-Rata 10,68 V Kondisi V motor 2 Kondisi V motor 2
Relai 3 Relai 4
2 Kartu 2 Nyala 10,75 V
Nyala 10,75 V
10,76 V 10,82 V 10,79 V 10,80 V
Rata-Rata 10,77 V Rata-Rata 10,79 V Tabel 4.3. Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya
No Kriteria Pengujian Nilai Terukur
Kondisi Gelap Kondisi Terang 1 2 1 2
1 Tegangan pada LDR 2,80 V 2,20 V 1,94 V 1,62 V 2,76 V 2,08 V 1,93 V 1,64 V 2,82 V 2,16 V 1,92 V 1,63 V
Rata-rata 2,79 V 2,15 V 1,93 V 1,63 V
2 Tegangan pada Relai 12,54 V 12,63 V 0,0 V 0,1 V 12,55 V 12,62 V 0,1 V 0,0 V 12,56 V 12,62 V 0,0 V 0,0 V
Rata-rata 12,55 V 12,62 V 0,03 V 0,03 V
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Nyala Lampu No Kondisi Tag Card Kondisi Cahaya Lampu 1 Lampu 2
1 Kartu 1 Terbaca Gelap on off 2 Terang off off 3 Kartu 2 Terbaca Gelap off on 4 Terang off off
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Pembacaan Tag Card
No Nama Kartu Nomor Tag pada Hyperterminal
Nomor Tag pada Visual Basic 6.0 Keterangan
1 Kartu 1 4C00DEBB2900 4C00DEBB2900 benar 2 Kartu 2 4C00DE9ACDC5 4C00DE9ACDC5 benar 3 Kartu 3 0500ADA91514 0500ADA91514 benar
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Pembacaan Lebih dari Satu Tag Card No Jumlah Tag Card Nama Kartu Data Terbaca Keterangan 1 1 buah Kartu 1 4C00DEBB2900 Terbaca 2 2 buah Kartu 1 dan 2 4C00DEBB2900
atau 4C00DE9ACDC5
Tidak Terbaca (Terbaca ketika
posisi kartu terbalik, sesuai dengan letak antena pada
kartu) 3 3 buah Kartu 1, 2 dan 3 4C00DEBB2900
atau 4C00DE9ACDC5
atau 0500ADA91514
Tidak Terbaca (Terbaca ketika
posisi kartu terbalik, sesuai dengan letak antena pada
kartu)
Tampilan pada program Visual Basic 6.0
seperti gambar 4.1:
Gambar 4.1. Tampilan Utama Program
Monitoring Ruangan
Dari gambar 4.1, indikator ruang 1
dan/atau ruang 2 akan berubah apabila tag
card yang diinginkan didekatkan pada
RFID Reader. Seperti pada gambar 4.2
hingga gambar 4.8.
Gambar 4.2. Tampilan Kunci Pintu
Terbuka pada Ruang 1
Gambar 4.3. Tampilan Lampu Penerangan
ON pada Ruang 1
Gambar 4.4. Tampilan Kunci Pintu
Terbuka pada Ruang 2
Gambar 4.5. Tampilan Lampu Penerangan
ON pada Ruang 2
Gambar 4.6. Tampilan Kunci Pintu
Terbuka pada Ruang 1 dan Ruang 2
Gambar 4.7. Tampilan Lampu Penerangan
ON pada Ruang 1 dan Ruang 2
Gambar 4.8. Tampilan saat Tag Card
Penjaga Aktif
Listing program Visual Basic dan
Diagram Ladder terdapat pada lampiran.
Pengujian komunikasi data dilakukan
dengan instrumen penelitian adalah PLC
dan Software Microsoft Visual Basic
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Komunikasi Data
No Data yang Dikirim ke PLC
Output PLC yang Menyala Keterangan
1 @00WH00020001 (Pertama)
10.02 dan 11.00 Kondisi ruang 1 tidak terkunci, 11.00 akan off kembali saat input 00.02 on (Limit Switch 1)
2 @00WH00020001 (Kedua)
10.03 dan 11.01 Kondisi ruang 1 terkunci, 11.01 akan off kembali saat input 00.03 on (Limit Switch 2).
3 @00WH00030001 (Pertama)
10.04 dan 11.02 Kondisi ruang 2 tidak terkunci, 11.02 akan off kembali saat input 00.04 on (Limit Switch 3).
4 @00WH00030001 (Kedua)
10.05 dan 11.03 Kondisi ruang 2 terkunci, 11.03 akan off kembali saat input 00.05 on (Limit Switch 4).
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Output PLC terhadap Kondisi Visual Basic
o
Kondisi pada Visual Basic
Alamat Output PLC
10.06 10.01 10.02 10.03 10.04 10.05 11.00 11.01 11.02 11.03
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
1 Indikator Ruang 1 Terkunci
- - - - √ - - √ - - - - √ - - √ - - - -
2 Indikator Ruang 1 Terbuka
- - - - - √ √ - - - - - - √ √ - - - - -
3
Indikator Ruang 1 Lampu Menyala
- √ - - - √ √ - - - - - - - - - - - - -
4 Indikator Ruang 2 Terkunci
- - - - - - - - √ - - √ - - - - √ - - √
5 Indikator Ruang 2 Terbuka
- - - - - - - - - √ √ - - - - - - √ √ -
6
Indikator Ruang 2 Lampu Menyala
- - - √ - - - - - √ √ - - - - - - - - -
IV.2. ANALISIS
Jarak baca RFID Reader hasil
pengujian adalah 4 cm untuk tag card 1
(4C00DEBB2900) dan tag card 2
(4C00DE9ACDC5), sedangkan untuk tag
card 3 (0500ADA91514) terbaca pada
jarak 3,5 cm. Hasil pengujian pada tabel
4.6 menunjukkan tegangan rata-rata
sebesar 10,7 Volt pada koil relai 1, 10,68
Volt pada koil relai 2, 10,77 Volt pada
koil relai 3 dan 10,79 Volt pada koil relai
4. Berarti relai 12 VDC dapat aktif dengan
toleransi sebesar ±10,5%.
Pada motor 1, ketika koil relai 1 aktif,
dan NO pada relai 1 akan menjadi NC
sehingga com mendapat +12 Volt dan
com pada relai 2 mendapat -12 Volt,
sehingga motor berputar forward.
Kemudian apabila koil relai 2 aktif, dan
NO pada relai 2 akan menjadi NC
sehingga com mendapat +12 Volt dan
com pada relai 1 mendapat -12 Volt,
sehingga motor berputar reverse. Terdapat
lampu led merah sebagai indikator pintu
terkunci dan lampu led hijau sebagai
indikator pintu terbuka.
Saat kondisi gelap, koil pada relai
menerima tegangan 12,55 Volt pada relai
1 dan tegangan 12,62 Volt pada relai 2.
dan saat kondisi terang koil relai
menerima tegangan mendekati 0, sebesar
0,03 Volt dan tidak dapat mengaktifkan
relai. Maka sesuai dengan tabel 4.8, lampu
1 dan 2 akan menyala saat kondisi gelap.
Sedangkan saat kondisi terang, lampu
tidak menyala.
Karakter yang diambil adalah data
dalam format ASCII dalam bentuk
hexadecimal dan diberikan label konstanta
HexIt dengan menghilangkan start bit dan
stop bit pada masing-masing karakter
yang diterima [HexIt = HexIt &
Hex$(Asc(Mid(stext, a, 1))) &
Space$(1)].
Karakter yang diambil adalah dari
data pertama hingga data terakhir sesuai
panjang data dikurangi 1, [HexIt =
Mid$(HexIt, 1, Len(HexIt) - 1)]. Maka
akan ditampilkan pada text1.text sebanyak
16 data, dengan 2 data awal dan 2 data
akhir berupa karakter synchronous idle.
Namun data yang akan ditampilkan adalah
12 data dari data ke-3 hingga data ke-14.
Hal itu agar data dapat dibaca dalam
fungsi string dalam pemilihan pengiriman
data ke PLC.
Pengujian selanjutnya adalah
pengujian pembacaan lebih dari satu tag
card, dilakukan untuk mengetahui RFID
Reader yang digunakan apakah dapat
membaca beberapa tag secara simultan
sekaligus. Dari hasil pengujian pada tabel
4.2, maka RFID Reader ID-12
Innovations tidak dapat membaca satu tag
card dalam satu waktu (bila kartu dalam
posisi yang sama).
Diagram ladder yang telah dibuat,
kemudian di-transfer ke PLC, diagram
ladder yang digunakan sebagai input dari
Microsoft Visual Basic adalah HR2.00
untuk ruang 1 dan HR3.00 untuk ruang 2.
Masing-masing input digunakan untuk
meng-on-kan dan meng-off-kan 2 output
yang berbeda. Digunakan fungsi DIFU,
DIFD, dan KEEP seperti gambar 4.9
Gambar 4.9. Diagram Ladder untuk ON/OFF Output dengan Satu Input Prinsip kerja dari diagram ladder pada
gambar 4.9 adalah ketika HR2.00 on,
200.00 (dalam fungsi DIFU) akan aktif
dalam satu scan time dan mengalir melalui
NC IR2.00 dan set IR2.00 (dalam fungsi
KEEP), kemudian meng-on-kan IR2.00
yang akan on terus, karena fungsi KEEP
menahan IR2.00 dalam posisi on. NC
IR2.00 akan menjadi NO, sebaliknya NO
IR2.00 akan menjadi NC. IR2.00 akan
menyalakan 200.01 (dalam fungsi DIFU),
kemudian output 11.00 akan on, karena
telah di-latching dan akan off ketika Limit
Switch 0.02 menyala.
Selanjutnya ketika HR2.00 on
kembali, 200.00 (dalam fungsi DIFU)
akan aktif dalam satu scan time dan
mengalir melalui NC IR2.00 dan reset
IR2.00 (dalam fungsi KEEP), kemudian
meng-off-kan IR2.00. NC IR2.00 akan
menjadi NO, sebaliknya NO IR2.00 akan
menjadi NC. IR2.00 akan menyalakan
200.02 (dalam fungsi DIFD), yaitu akan
aktif dalam satu scan time ketika IR2.00
off, kemudian output 11.01 akan on,
karena telah di-latching dan akan off
ketika Limit Switch 0.03 menyala.
Dari hasil pengujian komunikasi data
pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa
komunikasi data telah berhasil. Data yang
dikirimkan dapat men-set on-kan HR2.00
dan HR3.00 yang selanjutnya diproses
sesuai diagram ladder pada PLC.
Monitoring pada Microsoft Visual Basic
diharuskan sesuai dengan output pada
PLC. Agar Microsoft Visual Basic dapat
membaca/read (R) output relay (R) pada
PLC, maka [Data = "@00RR00100001"],
isi data akan dibaca oleh Microsoft Visual
Basic dan diletakkan pada text, kemudian
[Call Kirim]. Setiap Data Input maupun
Output pada Microsoft Visual Basic untuk
melakukan komunikasi dengan PLC,
maka digunakan fungsi seperti listing
kode program berikut. Private Sub Kirim( ) Dat$ = Data 'data yang akan
dikirim L = Len(Dat$) 'untuk menghitung
jumlah karakter dari data a = 0 For I = 1 To L Opo$ = Mid$(Dat$, I, 1) 'untuk mengambil 1 karakter dari
karakter ke I yang telah ditetapkan a = Asc(Opo$) Xor a 'Pengubahan ke
ASCII dengan di XOR kan Next I FCS$ = Hex$(a) If Len(FCS$) = 1 Then 'Jika hasil
perhitungan karakter dari FCS$ = 1 FCS$ = "0" + FCS$ 'FCS$ (Hasil konversi 8-bit data ke 2
digit karakter ASCII) End If DatTX$ = Dat$ + FCS$ + "*" + Chr$(13) MSComm2.Output = DatTX$ End Sub
Indikator pada PLC adalah berupa
gambar, terdiri dari enam gambar, 3
gambar untuk ruang 1 dan 3 gambar untuk
ruang 2, yaitu gambar ruangan terkunci,
gambar ruangan tidak terkunci dan
gambar ruangan saat lampu menyala.
Gambar yang muncul akan disesuaikan
dengan output PLC. Value pada PLC yang
terbaca akan diambil 4 karakter dari
karakter ke-8. Text2.Text = MSComm2.Input plc$ = Mid(Text2.Text, 8, 4) Text3.Text = plc$
Data tersebut akan muncul pada
text3.text, namun pada layar Microsoft
Visual Basic text3.visible = False. Dari
hasil pembacaan output PLC kemudian
disesuaikan dengan output PLC yang
diinginkan. Seperti hasil pengujian pada
tabel 4.4. Hingga tahap pengujian output
PLC terhadap kondisi Visual Basic 6.0,
maka software dapat dikatakan telah
sesuai dengan tujuan dari penelitian.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan pengujian yang telah
dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. RFID Reader dapat dikoneksikan
dengan PLC melalui Microsoft Visual
Basic dengan komponen Ms. Comm
Control 6.0 untuk mengakomodir
komunikasi asinkron dan transfer data.
2. Sistem instalasi penerangan dapat
dikontrol dengan PLC dan Microsoft
Visual Basic dengan input dari RFID
berdasarkan cahaya yang diterima oleh
sensor cahaya.
3. Rangkaian kontrol pembuka kunci
pintu otomatis menggunakan rangkaian
forward-reverse dapat dibuka/dikunci
secara otomatis dengan Microsoft
Visual Basic dan PLC setelah
mendapat input dari RFID reader.
4. Program monitoring dapat
mengondisikan output PLC sesuai
kondisi nyata yang merupakan hasil
pembacaan pada microsoft visual basic
dengan fungsi Select Case.
5. Pemanfaatan Microsoft Visual Basic
dan PLC, dengan tag card jenis
EM4001 pada Reader type GK4001,
dapat mengaktifkan command button
pada Microsoft Visual Basic untuk
memberikan perintah mengaktifkan
output PLC.
V.2. SARAN
Berdasarkan tujuan penelitian dan
kekurangan alat, maka saran-saran yang
diberikan peneliti antara lain:
1. Lakukan validasi Microsoft Visual
Basic dan PLC sebelum digunakan
pada kondisi nyata.
2. Gunakan RFID Reader dengan
frekuensi yang lebih tinggi untuk
mendapatkan jarak pembacaan tag
yang lebih jauh, sehingga seseorang
tidak perlu mendekatkan tag card pada
RFID reader.
3. Peneliti mendorong penelitian lebih
lanjut untuk pengembangan sistem
RFID menggunakan Microsoft Visual
Basic dan PLC dengan batasan masalah
yang lebih luas, seperti keamanan dan
proses lain yang memanfaatkan
kombinasi dengan sistem identifikasi
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Antarmuka IED dengan PC melalui MsComm VB6.0. http://ari-sty-blog.blogspot.com/2009/11/antarmuka-ied-dengan-pc-melalui-mscomm.html [diunduh pada 22 November 2012]
Atmadja, Usadi Sastra. RFID (Radio Frequency Identification). http://www.solper.com/pic/content_48_vol_2.pdf. [diunduh pada tanggal 2 Oktober 2012]
Bolton, William. Programmable Logic Controller (PLC):Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Halvorson, Michael. 2002. Microsoft Visual Basic 6.0 Professional, Step by Step. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Loveday, George. 1986. Electronics Sourcebook for Engineers. London: Pitman.
Syufrijal. 2012. PLC : Konsep, Aplikasi dan Komunikasi Jaringan PLC. Jakarta : Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta.