tinjauan pustaka anc - ridho
DESCRIPTION
Antenatal Care, berisikan tentang apa itu antenatal care, pentingnya antenatal care serta bagaimana pelaksanaan antenatal careTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survei Demografi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003. AKI adalah 307 per 100.000 kelahiran
hidup sedang AKB adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup. Situasi ini menjadikan
AKI di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN, sehingga menenmpatkan
penurunan AKI sebagai program prioritas. (DEPKES RI. 2007)
Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapat bahwa
90% AKI terjadi oleh karena komplikasi kehamilan/persalinan yaitu
perdarahan, eklamsia dan infeksi. Komplikasi obstetric ini selalu dapat
diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah
diidentifikasikan normal. Namun apabila ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas, komplikasi yang dapat diketahui lebih dini dapat
segera mendapat pelayanan rujukan yang efektif. (DEPKES. 2007)
Pada dasarnya pelayanan antenatal bertujuan untuk memfasilitasi hasil
yang sehat dan positif bagi ibu dan janinnyadengan jalan menegakkan
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi sedini mungkin faktor-faktor
penyulit atau komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, dan
mempersiapkan persalinan yang aman, serta memberikan pendidikan
kep[ada ibu hamil. Seperti yang ditujukan dari berbagai penelitian, agar dapat
efektif dalam peningkatan keselamatan ibu hamil dam janinnya, maka
pelayanan antenatal yang diberikan haruslah difokuskan pada intervensi yang
telah terbukti bermanfaat mengurangi angka kesakitan dan kematian.
1
Pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari
kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seharusnya, agar ibu hamil
dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat. DIperkirakan sekitar
15%-20% dari seluruh ibu hamil akan mengalami keadaan risiko tinggi dan
komplikasi obstetrik, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun
janinnya bila tidak ditangani dengan memadai. Untuk itu juga perlu dilakukan
analisis risiko bersma ibu hamil dan keluarganya dalam menghadapi dan
mempersiapkan persalinan aman.(Saefudin AB,2000)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI ANTENATAL CARE
American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians
and Gynecologists (1997) mendefinisikan antenatal care atau asuhan
Antenatal adalah suatu program perawatan antepartum komprehensif yang
melibatkan pendekatan terpadu perawatan medis dan dukungan psikososial
yang secara optimal dimulai sebelum konsepsi sampai ke periode
antepartum.(James R, dkk, 2000)
Asuhan mencakup penilaian selama masa Antenatal, pada kunjungan
awal perawatan kehamilan, dan selama kunjungan tindak lanjut Antenatal.
(Saefudin AB,2000)
II. EFEKTIFITAS ANTENATAL CARE
Antenatalcare dicanangkan pada awal tahun 1990, memiliki fokus untuk
menurunkan angka kematian ibu yang tinggi.Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup
bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi
masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksikan apakah ibu
hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan
antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
(DEPKES. 2007)
3
III. TUJUAN DAN FUNGSI ANTENATAL CARE
Asuhan antenatal memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan paembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Keuntungan Antenatal Care :
Dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil, sehingga dapat
diarahkan ntuk melakukan rujukan ke RS.
Fungsi Antenatal Care
1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifit
aspendidikan.
2. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resi
kotinggi dan merujuk bila diperlukan.
3. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi.
4
IV. PROSEDUR ANTENATAL CARE
1. Perawatan Prakonsepsi
Karena kesehatan selama kehamilan tergantung dari kesehatan sebelum
kehamilan, maka perawatan Antenatal menjadi bagian dari asuhan
Antenatal.Perawatan Antenatal berpotensi mengurangi risiko,
mendorong gaya hidup sehat, dan meningkatkan kesiapan menerima
kehamilan.
2. Pemeriksaan Antenatal Awal
Sebaiknya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan.Tujuan
utama tindakan ini adalah:
1) Menentukan status kesehatan ibu dan janin
2) Menentukan usia gestasi janin
3) Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetric.
Komponennya yaitu berupa (American Academy of Pediatrics dan
American Colleges and Gynecologist) :
Pengkajian risiko meliputi faktor-faktor genetic, medis,obsetri dan
psikososial
Taksiran partus
Pemeriksaan fisik umum
Uji laboratories: Hb, Ht, urinalisis, penentuan golongan darah,
Rhesus, status rubella, penapisan sifilis, Pap smear, uji HbsAg,
menawarkan uji HIV.
Edukasi pasien : mengenai aktifitas , gizi dan nutrisi, menghindari
rokok dan alcohol
V. REKAM MEDIS ANTENATAL
Terdapat beberapa definisi penting untuk menghasilkan rekam medis
antenatal yang akurat yaitu :
5
1. Primipara : seorang wanita yang pernah sekali melahirkan janin yang
mencapai usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau lebih
2. Multipara : seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih hamil sampai
usia 20 minggu atau lebih.
3. Nuligravida:seorang wanita yang saat ini tidak sedang atau tidak pernah
hamil.
4. Gravida : seorang wanita yang sedang atau pernah hamil, apapun hasil
akhir kehamilannya. Dengan terjadinya kehamilan pertama,makaia
menjadi seorang primigravida,dan dengan kehamilan berikutnya seorang
multigravida.
5. Nulipara : belum pernah menyelesaikan kehamilan melebihi usia gestasi
20 minggu.
Untukperkiraan tanggal persalinandiperoleh dengan menambahkan 7 hari
HPHT dan menghitung mundur 3 bulan(rumus Naegele). Biasanya kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester setara yang masing-masing berlangsung selama 3
bulan kalender.Trimester pertama berlangsung sampai selesainya minggu ke-
14, Trimester kedua sampai minggu ke-28, Trimester ketiga mencakup
minggu ke-29 sampai 42 minggu kehamilan.(Saefudin AB,2000)
Terdapat masalah-masalah khusus obstetrik pada masing-masing
trimester yaitu sebagai contoh abortus spontan sering pada trimester
pertama dan kejadian hipertensi dalam kehamilan pada trimester ketiga.
(Salmah,Hj,et al.2006)
6
VI. JADWAL KUNJUNGAN ANTENATAL CARE
1. Jadwal Kunjungan Menurut WHO
Menurut WHO untuk wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko dalam
kehamilannya, minimal dapat melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1 kali
saat TM I, 1 kali saat TM II, dan 2 kali saat TM III.
Kunjungan Pertama; sebaiknya sebelum kehamilan 12 minggu
1) Informasi umum pasien
2) Informasi tentang riwayat kesehatan pasien
3) Riwayat obstetric pasien sebelumnya
4) Pemeriksaan fisik mencakup tanda-tanda anemia, tekanan darah,
berat badan dan tinggi badan, dan pemeriksaan vagina dengan
speculum termasuk Pap smear
5) Pemeriksaan darah (sebaiknya pemeriksaan Hb hanya dilakukan pada
usia kehamilan 32 minggu atau kunjungan ke-3, kecuali ada tanda-
tanda anemia), urin, dan golongan darah
6) Pemberian suplemen besi
Tujuan pemberian FE adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada
ibu hamil dan nifas, karena terjadi peningkatan kebutuhan Fe.
Pemberian dimulai 1 hari setelah rasa mual hilang. Tai table
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500
mg, minimal masing-masing 90 tablet.
7) Pemberian suntikan TT
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanusn
eonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindunganbi
la diberikan sekurangnya 2 kali dengan interval minimal 4minggu,
kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kalipada keha
milan yang lalu atau pada masa calon pengantin, makaTT cukup di
7
berikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitasvaksin perlu
diperhatikan cara penyimpanan dan dosis pemberianyang tepat.
Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas
Jadwal Pemberian
Tabel 1. Jadwal Pemberian TT
Antigen Interval(Selang Waktu Minimal)
Lama Perlindungan % Perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95TT4 1 Tahun setelah TT3 10 tahun 99TT5 1 Tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99
Keterangan : artinya apabila dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum (TN). (Saifudin, 2002)
Kunjungan ke-2; dilakukan pada kehamilan mendekati 26 minggu.
1) Mengulang pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan penyakit
pasien
2) Catat kondisi pasien yang tidak ditemukan sewaktu kunjungan
pertama (kecelakaan, penyakit, perdarahan/keputihan dari vagina,
dll)
3) Catat setiap perubahan pada tubuh pasien
4) Tanya gerakan bayi
5) Periksa BJA
6) Tanya tentang kebiasaan ibu : merokok, alcohol, dll
7) Periksa tekanan darah
8) Pemeriksaan Leopold
9) Pemeriksaan vagina bilapada kunjungan pertama tidak dilakukan.bila
terjadi perdarahan pemeriksaan vagina dilarang.8
10) Pemeriksaan Hb ulang jika pada pemeriksaan Hb pertama < 7 gr%
11) Pemberian suplemen besi
12) Pemberian nasehat dan edukasi tentang kehamilan
13) Memberitahu jadwal kunjungan berikutnya yaitu pada kehamilan
mendekati usia 32 minggu
Kunjungan ke-3; dilakukan pada usia kehamilan mendekati 32 minggu.
1) Jika pasien tidak dating pada kunjungan ke-2, pemeriksaan
dilengkapkan pada kunjungan ke-3
2) Tanya keluhan pasien: nyeri punggung, berdarahan, keputihan, dll
3) Pengukuran TD, pemeriksaan Leopold, urinalisis, timbang BB dan
pemeriksaan hemoglobin
4) Tanya gerakan anak dan periksa BJA
Kunjungan ke-4; sebaiknya pada usia kehamilan antara 36-38 minggu.
1) Pemeriksaan presentasi bayi dan penurunan bagian terbawah bayi
2) Menilai panggul sempit atau tidak
3) Memberikan semua informasi tentang tanda-tanda persalinan, dan
jika ada segera pergi ke RS atau klinik bersalin.
4) Jika tidak ada tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan 41 minggu
segera pergi ke RS.
5) Pemeriksaan fisik dan laboratorium seperti kunjungan sebelumn
VII. DIAGNOSIS KEHAMILAN DAN KETEPATAN USIA GESTASI
Diagnosis adanyakehamilandanpenentuanusiagestasi yang tepatpada
trimester pertamapentingdalammencegahpenyulit-penyulitmedis, partus
preterm, ataukehamilan post-term. (James R, dkk. 2000)
Diagnosis kehamilandidasarkanataskeluhanpasien (presumptive signs)
dantanda-tandamungkinkehamilan (probable
9
signs).Keluhanpasienadalahsesuatu yang
dinyatakandandiyakininyabahwadirinyahamil.Tandamungkinkehamilanadala
hhasilpemeriksaanolehtenagakesehatan yang
menunjukkansangatmungkinpasientersebuthamil.Keluhandantanda-
tandatersebuttidakmembedakanapakahkehamilan intra atauekstrauterin
(kehamilanektopik).(James R, dkk. 2000)
1. KeluhanPasien (Presumptive Signs)
1) Amenoreaseringmerupakantandaawalkehamilan.
Harusdiingatbahwaketerlambatandatangnyahaiddapatdisebabkanole
hfaktor lain misalnyasiklusanovulasi, stres, penyakitkronik,
ataulaktasi.
2) Tandasubyektifdankeluhan-keluhanpada trimester
pertamadapatberupapayudaraterasanyeridanmembesar,
perubahanpadakulit, mual, muntah, seringberkemih, danmudahlelah.
3) Antarausiagestasi 12 – 20
minggupasienakanmerasakanpembesaranperutdangerakanjanin.
2. TandaMungkinKehamilan (Probable signs)
1) Pembesaran uterus
2) TandaHegar : isthmus uteri terabalunak
3) Tanda Chadwick : vagina danservikstampakmembiru (sianosis)
4) Ujikehamilan :
Ujikehamilandariurin yang
adasaatinisudahsangatpekadandapatpositifdalamwaktu 1
minggusetelahimplantasiembrioataudalambeberapaharisetelahterlam
bathaid.Urinpertamasaatbanguntidurmerupakanbahanpemeriksaan
yang mengandungkadarhormonhCGtertinggi.
10
5) Pemeriksaan radioimmunoassay (RIA) kadar subunit beta human
chorionic gonadotropin (HCG) dalam serum
ibudapatmendeteksiadanyakehamilanbeberapaharisetelahimplantasi
embrio (ataubahkansebelumterjadinyaketerlambatanhaid). Kadar
tertinggihCGterjadipadausiakehamilan 60 – 70 hari,
kemudianakanmenurun.
6) Ujitersebuttidakdapatmembedakanadanyapenyakittrofoblas
(misalnyakehamilanmolaataukhoriokarsinoma) dengankehamilan
normal.
7) Pemeriksaanbiologis (bioassay) yang dahulupernahdilakukan,
misalnyaujilucutprogesteron (progesterone withdrawal)
saatinitidakdilakukanlagi. Janganmemberikansediaan progestin
padawanita yang
didugaakanhamilkarenazattersebutmempunyaipotensi
(meskipunjarang) menyebabkankelainankongenital
(terutamadefekekstremitas).
3. TandaPastiKehamilan (Positive Diagnostic signs)
1) DJJ dapatterdeteksidenganteknik Doppler paling
awalpadausiagestasi 9-10 mingguberdasarkan HPHT.
Fetoskopnonelektronikdapatmendeteksi DJJ padakehamilan 18 – 20
minggusejak HPHT.
2) Gerakjanin (quickening) pertama kali
dapatdirasakanolehpasienpadausiagestasisekitar 16-18 minggu.
Geraktersebutmerupakantandakesejahteraanjanin.Pergerakanususib
useringkalimenyerupaigerakjanindanhalinidapatmenyebabkankesala
hanpersepsipasien.
11
3) Pemeriksaan USG
dapatmenentukankantonggestasiintrauterinpadakehamilan 5 – 6
minggudandapatmelihatekhojanindisertaigerakdanaktivitasjantungp
adakehamilan 6 – 8 minggu. USG
transvaginaldapatmengukurlebihawaldanlebihtepat.
Usiajanindapatditentukanmelaluipengukuran CRL,
jumlahjaninjugadapatdiketahui. Pengukuranjaninantarausiagestasi 8
– 14 minggu, termasuk diameter biparietal (DBP) danpanjang femur
(PF) dapatdipakaiuntukmenentukanusiagestasisecaratepat. Pada
trimester keduadilakukanevaluasianatomijanin, lokasiplasenta, dan
volume cairan amnion. Hinggasaatinitidakadabukti yang
menunjukkanpaparan USG
berdampaknegatifterhadapperkembanganjaninmanusia.
4. PrakiraanWaktuPersalinan
1) Rata-rata lama kehamilanberdasarkan HPHT adalah 280 hariatau 40
minggu.
2) RumusNaegeledapatdipakaiuntukmenentukantanggalprakiraanpersa
linan (TPP):
Tanggal HPHT ditambah 7 dankemudianbulannyadikurangi 3
Penyimpangandarihasilperhitunganinidapatdisebabkanolehbeber
apakeadaan (misalnyahaidtidakteraturatau lama
ataudiketahuihanyasatu kali paparanseksual).
Bilatanggal HPHT
tidakdiketahuiataupadapemeriksaanpertamausiagestasitidakses
uaidenganukuran uterus, makaharusdilakukanpemeriksaan USG
untukmenetapkan TPP.
12
VIII. PERBAHAN FISIOLOGI WANITA HAMIL
1. Perubahan pada system reproduksi
1) Uterus
a. Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin rahim
membesarakibat hipertrofi otot polos rahim. Ukuran pada
kehamilan cukupbulan 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari
400cc.
b. Berat : berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 g menjadi 1000
g pada akhir kehamilan.
c. Posisi rahim dalam kehamilan :
Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau rotro
fleksi
Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga
pelvis setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
Vaskularisasi : pembuluh darah balik (vena) mengembang dan
bertambah
Cervik uteri : servik bertambah vaskuarisasinya dan menjadi
lunak (soft) disebut tanda Godell.
Ismus menjadi hipertropi sehingga ismus menjadi panjang dan
lunak, ini terjadi pada hamil muda. Tanda ini disebut tanda
hegar.
2) Ovarium
Ovulasi berhenti
Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
cirri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesterone.
13
3) Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva.
Akibat hiper vaskualrisasi vagina dan vulva lebih merah / kebiruan
warna livid pada vagina dan portio servik disebut tanda Chadwick.
4) Payudara (mammae)
Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.
Dapat teraba nodus- nodus akibat hipertrofi kelanjar alveoli bayangan
vena-vena lebih membiru hiper pigmentasi pada putting susu dan
areola payudara.
5) Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan & menyebabkan
robeknya serabut elastis di bawah kulit sehingga timbul striae
gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya
disebut linia nigra.
2. Perubahan pada organ dan system lainnya
1) System sirkulasi darah
Volume darah akan bertambah kira-kira 25 %,dengan puncak
kehamilan 32 minggu. Protein darah akan menurun dalam triwulan
pertama dan baru meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan.
Hitung jenis dan hemoglobin akan menjadi lebih rendah
2) Saluran pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Hal
ini disebabkan oleh usus yang tertekan oleh uterus yang membesar
kearah diafragma,sehingga diafragma tidak leluasa bergerak
14
3) Saluran pencernaan
Saliva meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan
muntah tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan, resorbsi makanan baik, namun menimbulkan obstipasi.
4) Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament-
legamen melunak (softening). Apabila pemberian maknan tidak dapat
memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kalsium maternal pada
tulang-tulang panjang akan memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi
kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
5) Kulit
Muka: cloasma gravidarum
Payudara: putting susu & areoal payudara menghitam
Perut : linia nigra dan strie
3. Metabolisme
1) Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita
hamil meninggi hingga 15%-20%, terutama pada trimester akhir.
2) Keseimbangan asam alkali (acid bace balance) sedikit mengalami
perubahan.
3) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat
kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
4) Hindari arang, seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan
kuat, sering kencing dan kadang kala dijumpai glukosa suria yang
mengingatkan kita pada diabetes militus.
5) Metabolisme lemah juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai
350mg/lebih per 100 cc.
15
6) Metabolisme mineral
Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 g sehari
Fosfat : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari
Zat bezi : dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg/30
sampai 50 per hari
Air : wanita hamil cenderung mengalami ratensi air
7) Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg
8) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi
9) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus
mengandung banyak protein.
16
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Amelia
No. RM : 125.24.81
Usia : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Rawamangun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Periksa tanggal : 18 Juli 2013
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis Tanggal 18 Juli 2013 Pukul 11.00
Keluhan Utama
Datang kepoliklinik kebidanan untuk kontrol kehamilan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasa hamil 9 bulan. Hari pertama haid terakhir tanggal 14
November2012. Taksiran persalinan tanggal 21 Agustus 2013. Sesuai
dengan usia kehamilan 38 minggu. Antenatal care teratur di bidan 1 kali
tiap bulan dari awal kehamilan hingga usia kehamilan 6 bulan. Sejak Usia
kandungan 36 minggu, pasien kontrol rutin di RSUP. Selama kontrol
tumbuh kembang janin dalam keadaan baik. Pasien sudah pernah USG
sebanyak 3 kali, dan USG terakhir menyatakan bayi dalam keadaan baik.
Bayi aktif bergerak, tidak ada perdarahan,tidak keputihan dan gatal, tidak
17
keluar air-air, tidak ada pembengkakkan pada kaki dan tangan,pasien
belum mengeluhkan mulas dan kontraksi, tidak keluar lendir darah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma dan jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma dan jantung disangkal.
RIwayat Pernikahan
Pasien menikah 1X, dengan suaminya sekarang
Usia saat menikah 19 dan suami 24 tahun.
Riwayat Obstetri
G5P3A1
1) Laki-laki, 10 Tahun, BBL 3600 kg
2) Abortus, usia kandungan 1 bulan
3) Laki-laki, 6 Tahun, BBL 3400 kg
4) Laki-laki, 5 Tahun, BBL 4000 kg
5) Hamil 38 minggu
Riwayat Menstruasi dan KB
Menarche usia 14 tahun.
Siklus menstruasi 28 hari, lama 6 hari, 3 x ganti pembalut, tidak nyeri
saat menstruasi.
Pasien pernah menggunakan KB PIL dan suntik
III. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
18
Frekuensi nafas : 18x/menit
Suhu : afebris
Keadaan gizi : tampak gizi cukup BB : 75 kg TB: 165 cm
Status generalis :
Kepala : Normocepal
Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT : Dalam batas normal
Thoraks : Simetris, statis-dinamis
Paru
I : Simetris, ekspansi baikP : Fremitus kanan = kiri
P : Sonor kanan = kiri
A : Vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung
I : Iktus kordis tidak tampak
P : Iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung normal
A : BJ I & II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : membuncit sesuai dengan usia kehamilan.
Ekstremitas : edema -/-
Status Obstetrik :
TFU : 33 cm, PUKI ,kepala belum masuk PAP
DJJ : 142 dpm
TBJ : 3100
Kontraksi (-)
Inspeksi : vulva uretra tenang
Inspekulo : portio livid, licin, tertutup, fluor (-) , fluksus (-)
19
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan USG :15 Juli 2013
Janin tunggal hidup
Gerak janin aktif
Letak : memanjang, presentasi : kepala, DJJ: (+)
FL : 7,3 cm BPD : 9,6 c,m
HC : 33,8 cm AC : 31 cm
Usia kehamilan: 38-39 minggu
Kelamin: laki-laki
Plasenta : di korpus belakang
Cairan ketuban : cukup
Tali pusat : normal
Penilaian: Hamil aterm aktivitas dan gerakan janin normal
V. RESUME
Seorang wanitausia 29 tahun datang untuk kontrol kehamilan. Saat ini pasien
merasa hamil 8 bulan. HPHT pasientanggal 14 November 2012. Pasien teratur
melakukan ANC di bidan. Setelah usia kandungan 36 minggu, pasien kontrol
di RSUP.Bayi aktif bergerak, tidak perdarahan,tidak keputihan dan gatal,
tidak keluar air-air,tidak keluar lendir darah, tidak bengkak pada kaki dan
tangan dan pasien belum mengeluhkan mulas dan kontraksi,. Pemeriksaan
fisik didapatkan keadaaan umum dan status generalis baik. Status obstetri
pasien hamil 38 minggu, TFU 33 cm, DJJ 142 DPM, PUKI dan kepala belum
masuk PAP.Dari pemeriksaan USG terakhir didapatkan keadaan umum janin
baik, usia kandungan 38-39 minggu, jenis kelamin janin laki-laki, cairan
ketuban cukup, tali pusat normal dan gerakan janin normal.
20
VI. Diagnosis Kerja
G6P4A1H38-39minggu,JPKTH Belum inpartu
VII. Tatalaksana
Osfit DHA 1x1 tab
Forofort 1x1 tab,
Kontrol ulang 1minggu lagi
BAB IV
DISKUSI
21
I. IDENTITAS
Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami,
agama, alamat untuk mengidentifikasi/mengenal pasien dan mengetahui
status sosial ekonomi untuk menentukan anjuran/pengobatan yang akan
diberikan serta penentuan prognosa kehamilan setelah mengetahui umur
pasien.
II. ANAMNESIS
1. Untuk mendapatkan informasi terinci mengenai riwayat obstetric
sebelumnya, apabila ada, sangatlah penting karena banyak penyulit yang
terjadi pada kehamilan sebelumnya cenderung kambuh pada kehamilan
berikut Keluhan – keluhan yang muncul pada pemeriksaan
2. Riwayat menstruasi
Menarche, teratur/tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- untuk
menilai faal alat kandungan
HPHT / hari pertama haid terakhir → penentuan taksiran partus
dengan hukum Naegele : (tanggal + 7) (bulan - 3) (tahun + 1)
3. Riwayat perkawinan → kawin/tidak, berapa kali, berapa lama.
4. Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis
gravidarum +/- → prognosa.
5. Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-,
perdarahan +/-, siapa yang menolong → prognosa
6. Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? →
prognosa.
7. Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir.
22
8. Riwayat kehamilan sekarang → kapan merasakan gerak anak, hamil muda
(mual, muntah, sakit kepala, perdarahan +/-), hamil tua (edema kaki /
muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang)
9. Riwayat penyakit keluarga → penyakit keturunan +/- (DM, kelainan
genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)
10. Riwayat kontrasepsi → pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama,
efek samping.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi pemeriksaan tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu. Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujung kaki untuk
menemukan apakah ada kelainan, termasuk status gizi, tinggi dan berat
badan. Dan pemeriksaan tanda – tanda kehamilan meliputi wajah, dada,
abdomen dan genetalia eksterna dan interna serta pemeriksaan panggul.
1. Inspeksi :
Muka → chloasma gravidarum, edema +/-
Mata → conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/-
Mulut → gusi dan gigi
Leher → JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe +/-,
Mammae → bentuk, simetris, pembesaran, puting susu melebar,
areola hiperpigmentasi, vaskular ↑
Abdomen → membesar, pigmentasi linea alba dan striae, sikatriks +/-,
terlihat gerak anak +/-
Vulva → perineum, varices +/-, flour albus +/-
Anus → hemoroid +/-
Tungkai → varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung kaki),
sikatriks +/-
23
2. Pengukuran Tinggi Fundus Uterus
Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simfisis dapat memberi informasi
yang bermanfaat. Jimenez dan rekan (1983) membuktikan bahwa antara
minggu ke-20 sampai 31 tinggi fundus dalam sentimeter setara dengan
usia gestasi dalam minggu. Quaranta dan rekan (1981) serta Calvert dan
rekan (1982) melaporkan pengamatan yang pada dasarnya serupa sampai
gestasi 34 minggu. Sebelum melakukan pengukuran, kandung kemih
harus dikosongkan.
3. Palpasi Abdomen (Leopold)
Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke pasien, kemudian dengan
kedua tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
Gambar 1. Tinggi fundus uteri pada masa kehamilan dan Leopold I
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping.
Tentukan dimana punggung anak terdapat pihak yang memberi
24
rintangan terbesar kemudian carilah bagian – bagian kecil yang
terletak bertentangan
Gambar 2. Leopold II
Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan
tentukan apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang
terdapat di bagian bawah dan apakah sudah / belum masuk pintu atas
panggul.
Gambar 3. Leopold III
25
Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua
tangan tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian
ini sudah masuk kedalam PAP dan berapa masuknya
Gambar 4. Leopold IV
4. Pemeriksaan Genitalia :
Pemeriksaan panggul secara klinis, yang dinilai :
Conjugata diagonalis → karena diameter transversa tidak dapat
diukur langsung maka dicari diameter anteroposterior / conjugata
diagonalis
Cara : dengan jari tengah coba dicapai promontorium, kemudian
tekan jaringan antara jari pemeriksa dengan ibu jari dan tandai.
Jarak antara ujung jari yang masuk dengan tanda tadi itulah conjugata
diagonalis.
26
Gambar 5. Pelvimetri klinis
(Sumber: Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, Ninth Edition)
Linea innominata teraba seluruhnya +/-
Sacrum konkaf dari arah atas bawah dan dari kiri ke kanan
Dinding samping panggul lurus / konvergen
Spina ischiadica menonjol +/-
Arcus pubis, menilai sudut. Normal > 90º
Os. Coxigeus, menilai pergerakan
5. Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam
Serviks dilihat dengan menggunakan speculum yang dilumasi oleh air
hangat. Gambaran khas adalah hyperemia pasif berwarna merah-
kebiruan pada serviks, tetapi gambaran ini saja tidak diagnostic untuk
kehamilan. Mungkin tampak jelas kelenjer-kelenjar serviks yang
27
berdilatasi, tersumbat, dan menonjol (disebut juga kista nabothian) di
bawah mukosa eksoserviks. Apabila serviks mengalami dilatasi yang
bermakna, dapat terlihat membrane janin melalui kanalis servikalis, yang
paling tidak mengisyaratkan bahwa kemungkinan akan terjadi ekspulsi
hasil konsepsi. Kemudian, untuk meng-identifikasi kelainan sitologis
dilakukan Pap smear dan dilakukan pengambilan specimen untuk
identifikasi Neisseria gonorrhoeae dan mungkin Chlamydia trachomatis.
Adanya duh mukoid putih dalam jumlah sedang merupakan hal yang
normal. Adanya cairan kuning berbusa di vagina merupakan isyarat kuat
adanya Trichomonas, sedangkan adanya duh seperti susu sesuai dengan
infeksi kandida.
Speculum dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan dalam panggul
(vaginal touché) dengan palpasi, dengan perhatian khusus pada
konsistensi, panjang, dan pembukaan serviks, bagian terbawah janin,
terutama menjelang akhir kehamilan, pada arsitektur tulang-tulang
panggul, dan pada semua kelainan vagina dan perineum, termasuk
sistokel, rektokel, dan perineum yang telah mengalami relaksasi atau
robek.
Vulva dan struktur-struktur di sekitarnya juga diinspeksi secara
cermat. Semua lesi di serviks, vagina, dan vulva dievaluasi lebih lanjut
dengan kolposkopi, biopsy, biakan. Regio perianal harus diinspeksi dan
dilakukan pemeriksaan rectal touché untuk mengidentifikasi hemoroid
dan lesi lain.
6. Auskultasi Bunyi Jantung Janin
Bunyi jantung janin dapat didengar pertama kali antara minggu ke-16
dan 19 apabila dilakukan dengan cermat menggunakan sebuah stetoskop
janin DeLee. Kemampuan untuk mendengar bunyi jantung janin tanpa
28
amplifikasi akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran
pasien dan ketajaman pendengaran pemeriksa. Herbert dkk. (1987)
melaporkan bahwa bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada
minggu ke-20 pada 80 persen wanita. Pada minggu ke-21, bunyi jantung
janin sudah terdengar pada 95 persen, dan pada minggu ke-22 pada
semua wanita hamil.(James R, dkk. 2000)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan hematologik dapat untuk semua tujuan praktis, terbatas
pada penentuan konsentrasi hemoglobin atau hematokrit. Hitung sel
darah putih dan diferensial dapat mengenali kasus jarang leukemia
yang terjadi selama kehamilan jika terdapat kecurigaan klinik.
Urinalisis
Pemeriksaan urin midstream dan dilakukan pemeriksaan berikut :
Analisis adanya glukosa, keton, protein
pemeriksaan mikroskopik atas sedimen
Biakan kuantitatif atau penyaringan biokimia untuk adanya
basiluria
Golongan Darah, Faktor Rhesus dan Penyaringan Antibodi
Setiap wanita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah,
faktor rhesus dan penyaringan antibodi yang dilakukan pada
kunjungan prenatal yang pertama. Kalau ditemukan pada suatu
penyaringan positif, antibodi yang ada dapat dikenali dan pasien
ditangani dengan tepat.
Penyaringan Glukosa
29
Penyaringan glukosa untuk diabetes gestasional terbaik dilakukan
antara 24 dan 28 minggu kehamilan, bila kebutuhan insulin maksimal.
Setiap pasaien dengan satu faktor resiko atau lebih (tabel 1) harus
menjalani penyaringan pada kunjungan pertama kalau kunjungannya
sebelum 24 minggu.
Tabel 3Faktor resiko untuk Diabetes Melitus
Umur 25 tahun atau lebih Obesitas Riwayat keluarga DM Bayi yang sebelumnya berbobot >4000 mg Bayi lahir mati yang sebelumnya Bayi cacat bawaan yang sebelumnya Polihidramnion Riwayat aborsi berulang
(Sumber: William Obstetrics 23nd edition)
Uji alfa-fetoprotein serum
Pada setiap wanita hamil sebaiknya diperiksa ketersediaan uji alfa-
fetoprotein serum jika ada indikasi. Pemeriksaan ini, yang dapat
meramalkan cacat tabung saraf terbuka, terbaik dilakukan dilakukan
antara 16 dan 20 minggu.
Pemeriksaan HIV-AIDS dan antigen permukaan Hepatitis B (HbsAg)
HIV sangat mematikan bagi ibu dan janin, bahkan membahayakan
pemeriksa. Ibu dengan antigen (HbsAg +),maka bayinya mempunyai
70-90% resiko terkena hepatitis B dan 85-90% risiko untuk menjadi
pembawa HBV yang kronis.
2. Ultrasonografi
30
Ultrasonografi kini merupakan bagian terintegrasi dari perawatan
antenatal di dunia Barat dan di banyak negara berkembang. Metode ini
telah mengubah perawatan antenatal yang semula hanya bersifat
menerka-nerka usia gestasi menjadi pengetahuan yang akurat tentang
usia kehamilan sejak usia 7 hari, serta mampu mencatat perkembangan
janin, khususnya bila dicurigai terdapat retardasi pertumbuhan janin.
Ukuran-ukuran utama yang digunakan untuk memantau pertumbuhan
adalah diameter biparietal, lingkar perut, rasio lingkar kepala: lingkar
perut, dan panjang femur.
Selain itu, ultrasonografi juga merupakan alat penting dalam
mendiagnosis abnormalitas janin. Ultrasonografi juga telah memudahkan
diagnosis kehamilan multiple pada awal kehamilan .Perkembangan
komplikasi dalam masa kehamilan dini juga dapat dikenali dengan
bantuan ultrasonografi.
3. Amniosentesis
Amniosentesis adalah tindakan pengambilan sampel cairan ketuban
(likuor amnii) untuk diagnosis antenatal abnormalitas kromosom dan
abnormalitas biokimia lewat pemeriksaan sel-sel janin yang terlepas serta
cairan ketuban itu sendiri. Amniosentesis biasanya dikerjakan setelah
kehamilan 16 minggu sehingga kehilangan cairan yang diaspirasi tidak
akan mengubah volume rongga uterus secara bermakna, yang dapat
menimbulkan kontraksi uterus.
Pelaksanaan amniosentesis pada trimester kedua kehamilan akan
memperkecil kemungkinan pencederaan janin karena banyaknya cairan
ketuban pada stadium ini. Meskipun demikian, para penyelidik tengah
31
berusaha menilai keuntungan dari dilakukannya prosedur ini pada waktu
yang lebih dini, seperti setelah kehamilan 12 minggu. Penelitian yang
lebih luas masih diperlukan untuk menilai keuntungan dan keamanan
komperatif tindakan ini.(James R, dkk. 2000)
BAB V
ANJURAN DAN SARAN
I. SARAN NUTRISI
Penelitian-penelitian yang bermanfaat tentang nutrisi pada kehamilan
manusia sangat sulit dirancang. Pada tahun 1944-1945 terjadi kekurangan
gizi di daerah eropa yang menyebabkan angka median berat lahir bayi
menurun sekitar 250 gram dan meningkat lagi setelah makanan tersedia.
Namun, angka kematian perinatal tidak berubah,demikian pulainsiden
malformasi tidak meningkat secara bermakna.
32
Bukti-bukti gangguan perkembangan otak dapat ditemukan pada
sebagian janin hewan yang induknya mengalami kekurangan gizi berat.
Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan memang mempengaruhi
berat lahir bayi. Abrams dan Laros (1986) mempelajari efek pertambahan
berat badan ibu terhadap berat lahir pada 2946 kehamilan dengan persalinan
aterm. Wanita yang beratnya kurang melahirkan bayi yang lebih kecil
sedangkan yang sebaliknya berlaku pada wanita yang berat badannya
berlebih. Rata-rata pertambahan berat badan ibu selam kehamilan adalah 15
kg. Penelitian Ventura dkk (2000), pada tahun 1998 sebagian besar wanita
(64%) bertambah sekitar 12 kg ataulebih selama hamil. Median pertambahan
berat badan adalah 14 kg. pasien yang berisiko paling besar melahirkan bayi
BBLR (<2500 gr) adalah mereka yang pertambahan beratnya kurang dari 7 kg.
Pertambahan berat badan yang dianjurkan menurut kategori BMI
prahamil(Institue of Medicine) yang telah disahkan oleh American Academy
of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists (1997)
adalah sebagai berikut :
BMI prahamilPertambahan total yang
dianjurkan
Pon Kilogram
Rendah (BMI <19,8) 28-40 12,5-18
Normal (BMI 19,8-26) 25-35 11,5-16
Tinggi (BMI >26-29) 15-25 7-11,5
Obesitas (BMI > 29) <15 <7
Tabel 4. Kisaran pertambahan berat total yang dianjurkan untuk wanita hamil dengan janin tunggal\ Untuk wanita dengan janin kembar adalah 16-20 kg.
33
Sedangkan Feig dan Naylor (1998) menyanggah penggunaan rekomendasi
ini.mereka menyebtknya sebagaikebijakan berpotensi merugikanyang
mendorong wanita hamil untuk makan berlebihan selama hamil dan tanpa
mempertimbangkan kausa lain BBLR misalnya kurangnya ANC, kehamilan
remaja, penyalahgunaan obat, dan merokok. Mereka menganjurkan
rekomendasi yang dibuat oleh Committee on Medical Aspects of Food Policy
di Inggris, yaitu seorang wanita hamil dengan BMI normal sebaiknya
mengalami peningkatan BB 7-11 kg selama hamil.
Kecepatan pertambahan antara minggu ke 20 hingga persalinan adalah
sekitar 1 pon (450 gram)/minggu baik pada wanita kulitputih maupun
Amerika-Afrika yang melahirkan bayi dengan BB 3000 gram atau lebih. Pada
minggu ke-8 sampai 20 adalah sekitar 0,7 lb/minggu. Pertambahan berat
badan yang berlebihan berkaitan dengan bayi besar untuk usia kehamilan
sehingga meningkatkan angka SC 16-22%.
Tabel 5. Asupan makanan Harian yang Dianjurkan National Research Council untuk Wanita Sebelum dan Selama Hamil dan Menyusui
Zat Gizi Tidak Hamil
Hamil Menyusui
KilokaloriProtein (g)Vitamin larut lemak A (µg RE) D (µg) E (TE) K (µg)
220055
800108
55
250060
800101065
260065
1300121265
34
Vitamin larut air C (mg) Folat (µg) Niasin (mg) Riboflavin (mg) Tiamin (mg) Piridoksin (mg) Kobalamin (µg)
Mineral Kalsium (mg) Fosfor (mg) Iodium (µg) Besi (mg besi fero) Magnesium (mg) Seng (mg)
60180151,31,11,62,0
1200120015015
28012
70400171,61,52,22,2
1200120017530
32015
95280201,81,62,12,6
1200120020015
35519
Penggunaan suplemen yang berlebihan yang sering dibeli sendiri oleh
wanita hamil,menimbulkan kekhawatiran terjadinya toksisitas nutrient
selama kehamilan. Zat-zatgizi yang berpotensi menimbulkan efek toksik
adalah besi, seng, selenium, dan vitamin A, B6, C, dan D.
Surveilans Gizi Pragmatik
Secara umum, nasehati wanita hamil untuk makan apa yang ia inginkan
dalam jumlah sesuai kebutuhannya; makanan diberi garam, agar lezat.
Pastikan bahwa tersedia cukup makanan untuk dikonsumsi, terutama
pada kasus wanita yang keadaan sosioekonominya kurang.
Pastikan bahwa ia mengalami pertambahan berat, dengan sasaran sekitar
25 sampai 35 pon (11,5-16 kg) pada wanita dengan indeks massa tubuh
normal.
Secara berkala, nilai asupan makanan dengan anamnesis. Dengan cara ini,
kadang-kadang kita dapat mengungkapkan diet kandungan nutrisinya
tidak sesuai.
35
Berikan tablet garam besi yang mengandung paling sedikit 30 mg besi
setiap hari. Berikan suplementasi folat sebelum dan pada minggu-minggu
awal kehamilan.
Periksa ulang hematokrit atau konsentrasi hemoglobin pada minggu ke-
28 sampai 32 untuk mendeteksi adanya penurunan yang bermakna.
Bila terdapat udem pada kaki sebaiknya tidak memakan makanan yang
mengandung garam.
II. ANJURAN
1. Olah raga
Wanita hamil tidak harus membatasi olah raga, asalkan ia tidak
mengalami kelelahan atau berisiko cedera, seperti jogging. Clapp (1989)
melaporkan bahwa 18 wanita hamil yang terjaga kesehatannya malah
mengalami perbaikan dalam efisiensi metabolik mereka selama berolah
raga. Konsumsi oksigen, denyut nadi, isi sekuncup, dan curah jantung,
semua meningkat secara wajar selama mereka olah raga. Pivarnik dkk.
(1994) memperlihatkan bahwa wanita hamil yang berolah raga secara
teratur memiliki volume darah yang lebih besar secara bermakna.
Wanita yang bugar karena berolah raga aerobic atau berlari terbukti
mengalami fase persalinan aktif yang lebih singkat dan mengalami lebih
sedikit persalinan dengan SC, pencemaran mekonium dalam air ketuban,
dan gawat janin selama persalinan, namun memang menyebabkan berat
lahir berkurang yang terutama mengenai massa lemak neonatus.
American College of Obstetricians and Gynecologists (1994)
merekomendasikan bahwa wanita yang sebelum hamil terbiasa aerobic
bolehmekanjutkan kegiatan tersebut selamahamil, tapi tidak
36
menganjurkan memulai program olah raga aerobic baru atau
meningkatkan intensitas olah raga.
Pada beberapa penyulit kehamilan (wanita dengan hipertensi
dalamkeehamilan, punya dua janin atau lebih, gangguan perkembangan
janin terganggu, penyakit jantung berat) sebaiknya ibu tidak banyak
beraktivitas.
2. Pekerjaan
Manshande dkk. (1987) melaporkan peningkatan insiden janin BBLR
sebesar 7 x lipat pada wanita dari Zaire yang bekerja di lading. Teitelamn
dkk. (1990) menggolongkan wanita hamil sesuai jenis pekerjaan yang
mereka jalani yaitu:
1) Pekerjaan Berdiri : kasir, teller bank, dokter gigi, yang memerlukan
berdiri dalam posisi yang sama selamalebih dari 3 jam sehari.
2) Pekerjaan Aktif : dokter, pelayan, agen, yang harus berjalan secara
kontinu atau intermiten.
3) Pekerjaan Sedentary : pustakawan,petugas pembukuan, sopir
bis,yang memerlukan berdiri kurang dari 1 jam sehari.
Mereka mendapatkan bahwa wanita hamil dengan pekerjaan berdiri
lama berisiko lebih besar mengalami persalinan premature, tapi tidak
terdapat efek terhadap pertumbuhan janin. Pekerjaan yang menuntut
banyak kegiatan fisik meningkatkan 20%-60% persalinan premature,
restriksi pertumbuhan janin, atau hipertensi.
Setiap pekerjaan yang menyebabkan wanita hamil mengalami
tekanan fisik hebat harus dihindari. American Academy of Pediatrics dan
American College of Obstetricians and Gynecologists (1997)
menyimpulkan bahwa wanita hamil tanpa komplikasi dapatmelanjutkan
37
pekerjaannya sampai awitan persalinan. Dianjurkan adanya periode
istirahat 4-6 minggu sebelum wanita yang bersangkutan kembali bekerja.
3. Berpergian
Wanita hamil yang sehat dan bepergian tidak berefek buruk terhadap
kehamilannya. Perjalanan di pesawat udara dengan tekanan udara yang
memadai tidak menimbulkan risiko yang spesifik asalkan tidak dalam 7
hari menjelang tanggal perkiraan persalinan. Untuk penggunaan sabuk
pengaman, tidak terdapat bukti bahwa sabuk pengaman meningkatkan
kemungkinan cedera pada janin.
4. Mandi
Tidak ada larangan mandi selama hamil atau masa nifas. Hati-hati
sewaktu mandi untuk menghindari jatuh atau terpeleset.
5. Busana
Sebaiknya menggunakan busana yang nyaman dan tidak ketat.
Menggunakan bra yang dapat menopang payudara secara pas dan tidak
menggunakan stocking yang ketat.
6. Kebiasaan BAB
Konstipasi sering terjadi pada wanita hamil,mungkin karena
memanjangnya waktu transit dan tertekannya usus bagian bawah oleh
uterus. Untuk mencegah konstipasi selama hamil dapat dianjurkan untuk
mengkonsumsi lebih banyak air, cukup olah raga, konsumsi makanan
berserat, dan bila diperlukan bisa diberi laksatif ringan.
7. Koitus
Apabila ada ancaman abortus atau partus prematurus, koitus harus
dihindari. Bila ada riwayat abortus sebelumnya,sebaiknya koitus ditunda
sampai kehamilan 16 minggu dimana plasenta telah terbentuk dan
kemungkinan abortus menjadilebih kecil. Di luar itu, pada wanita hamil
38
yang sehat, berhubungan sewaktu hamil dianggap tidak berbahaya
sebelum 4 minggu terakhir kehamilan. Naeye (1979), melaporkan bahwa
infeksi cairan ketuban dan mortalitas perinatal secara bermakna
meningkat apabila ibu berhubungan seks sekali atau lebih setiap minggu
selama bulan terakhir.
8. Perawatan Gigi
Kehamilan jarang menjadi kontraindikasi terapi gigi. Konsep bahwa karies
gigi diperparah oleh kehamilan tidak terbukti.
9. Imunisasi
Campak, gondongan, dan varisela-zoster : dikontraindikasikan
Tifoid, Japanese Encephalitis, kolera : risiko vs manfaat
Polio : tidak dianjurkan
Influenza : setelah TM 1
Rabies, Hepatitis A dan B, Pneumokokus, Meningokokus, hemofilus,
tetanus, difteri : sama seperti keadaan tidak hamil
10. Merokok
Merokok pada wanita hamil dapat menyebabkan cedera janin, persalinan
premature, BBLR, gangguan pertumbuhan janin, kematian janin, serta
solusio plasenta.
Mekanisme yang diperkirakan berperan menimbulkan gangguan
kehamilan ini antara lain : meningkatnya karboksihemoglobin janin,
berkurangnya aliran darah uteroplasenta, dan hipoksia janin.
11. Alkohol
Etanol adalah teratogen yang kuat. Pemakaian alcohol selama kehamilan
dapatmenyebabkan sindrom alcohol janin (fetal alcohol syndrome) yang
ditandai dengan gangguan pertumbuhan, kelainan wajah, dan disfungsi
SSP.
39
12. Kafein
Wanita hamil harus membatasi mengkonsumsi kafein. Pada hewan
peercobaan, kafein bukan teratogen, tetapi zat ini memang memperkuat
efek mutagenic dari radiasi dan beberapa zat kimia apabila diberikan
dalam jumlah massif dan dapat menurunkan aliran darah ke uterus
sebesar 5%-10%.
13. Obat Terlarang
Pemakaian kronik obat terlarang selama hamil dapat membahayakan
janin. Gawat janin, BBLR, dan gangguan serius akibat putus obat segera
setelah lahir sudah banyak dilaporkan.
14. Obat
Hampir semua obat yang menimbulkan efek sistemik pada ibu akan
menembus plasenta dan mencapai janin. Apabila suatu obat diberikan
selama kehamilan, maka keuntungan yang diperoleh harus lebih besar
daripada risiko yang terkandung dalam pemakaiannya
15. Mual dan Muntah
Biasanya mual dan muntah dimulai antara terlambat haid pertama dan
kedua dan berlanjut sampai sekitar 14 minggu. Biasanya lebih parah pada
pagi hari tetapi mungkin berlanjut sepanjang hari.Penyebab mualdan
muntah pada kehamilan belum jelas. Walaupun kadar gonadotropin
korionik yang tinggi diduga menjadi penyebabnya, namun mual mungkin
sebenarnya dipicu oleh kadar estrogen yang mengimbangi kadar
gonadotropin.
Untuk meminimalisasi gejala, anjurkan pasien untuk makan dalam porsi
kecil tetapi lebih sering dan berhenti sebelum kenyang.
16. Tanda-Tanda Persalinan
40
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, tanda-tanda persalinan harus
diberitahukan kepada pasien secara sederhana. Beritahukan bahwa his
akan mulai timbul. Jika his lebih terasa dan timbul tiap 10 menit, maka
pasien disuruh segera ke rumah sakit atau rumag bersalin. Tanda lainnya
adalah keluarnya lender yang bercampur darah. Lender berasal dari
kanalis servikalis dan perdarahan oleh karena adanya pembuluh darah
yang pecah pada waktu serviks mendatar. Kadang-kadang ketuban lebih
dulu pecah sebelum hismuncul, dan pasien harus cepat-cepat ke RS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham.GF, dkk , Williams Obstetrics 23nd Ed, McGraw-Hill
Professional, 2010
2. James R, dkk, Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed: Lippincott
Williams & Wilkins Publishers; 9th Ed, August 2000
41
3. DeCherney, AH and Nathan L , Current, Obstetric & Gynecologic Diagnosis
& Treatment, Ninth ED, 2004
4. DEPKES RI. Pedoman Pelayanan Antenatal, Jakarta.2007
5. Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono P, Jakarta, 1997
6. Obstetri Fisiologi, bagian Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung
7. Brandon J. dkk, The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics
2nd edition, The Johns Hopkins University Department (Producer) By
Lippincott Williams & Wilkins Publishers, May 2002
8. Cunningham, F. Gary. 2006. Asuhan Antenatal. Dalam: Obstetri Williams
Volume 1 , 23rd edition. newyork: Mc Graw Hill. Hal. 189-212
9. WHO Antenatal Care Randomized Trial : Manual For Implementation of
the New Model. Department of Reproductive Health and Research Family
and Community Health. WHO, Geneva. 2002
10. Arthur T. Evans and H. Willette Le Hew in Manual of Obstetrics 7 th ed,
2007.
11. Wiknjosastro H.Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2007
12. Saefudin AB,2000. PelayananKesehatan Maternal Neonatal,
Jakarta:YayasanBinaPustaka.
13. Mufdlilah, 2009. PanduanAsuhanKebidananIbuHamil.Yogyakarta : EGC.
14. Salmah,Hj,et al.2006. AsuhanKebidananAntenatal.Jakarta: EGC.
15. Sarwono, 2008, BukuAcuanNasionalPelayanan Maternal DanNeonatal,
Jakarta: YayasanBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.
42